rancangan bab 1

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan pada masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut adalah plasenta previa, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (Prawirohardjo, 2008). Di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2004 AKI 330 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 AKI 315 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Sumut, 2004). Sedangkan tahun 2009 AKI 280 per 100.000 kelahiran hidup (Saragih, 2010). Angka tersebut menunjukkan AKI cenderung menurun tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup diperkirakan tidak tercapai (Depkes RI, 2007). Tingginya angka kematian tersebut disebabkan oleh “trias klasik” yaitu perdarahan preeklampsia/eklampsia, dan infeksi yang merupakan penyebab kematian obstetrik secara langsung. Menurut SKRT 2001, penyebab obstetrik langsung 90%, sebagian besar disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11% (Depkes RI, 2004).

Upload: veraveronika

Post on 15-Apr-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bab 1 posspartem

TRANSCRIPT

Page 1: Rancangan BAB 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada masa

kehamilan, persalinan dan pada masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut

adalah plasenta previa, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim

demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum

(Prawirohardjo, 2008).

Di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2004 AKI 330 per 100.000 kelahiran

hidup, tahun 2005 AKI 315 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Sumut, 2004).

Sedangkan tahun 2009 AKI 280 per 100.000 kelahiran hidup (Saragih, 2010). Angka

tersebut menunjukkan AKI cenderung menurun tetapi bila dibandingkan dengan target

yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000

kelahiran hidup diperkirakan tidak tercapai (Depkes RI, 2007).

Tingginya angka kematian tersebut disebabkan oleh “trias klasik” yaitu

perdarahan preeklampsia/eklampsia, dan infeksi yang merupakan penyebab kematian

obstetrik secara langsung. Menurut SKRT 2001, penyebab obstetrik langsung 90%,

sebagian besar disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%

(Depkes RI, 2004).

Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4% - 0,6% dari keseluruhan persalinan

atau 1 diantara 200 persalinan(Saifuddin dkk, 2006). Pada beberapa rumah sakit umum

pemerintah angka kajadian plasenta previa berkisar 1,7% sampai 2,9% sedangkan di

negara maju kejadiannya lebih rendah yaitu kurang dari 1% (Prawirohardjo, 2008).

Angka-angka dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa

frekuensi plasenta previa meningkat dengan meningkatnya paritas dan umur. Di Rumah

Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo frekuensi plasenta previa pada primigravida yang

berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 2 kali lebih besar dibandingkan dengan

primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun, pada para 3 atau lebih yang berumur

lebih dari 35 tahun kira-kira 3 kali lebih besar dibandingkan dengan para 3 atau lebih

yang berumur kurang dari 25 tahun (Prawirohardjo, 2009). Penelitian sebelumnya

Page 2: Rancangan BAB 1

dilakukan oleh Wiji Lestari dengan judul Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian

Perdarahan Antepartum di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (2007) didapatkan

hasil bahwa wanita multipara memiliki risiko 2,76 kali lebih besar untuk mengalami

terjadinya perdarahan antepartum daripada wanita primipara.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan terdapat ibu

yang mengalami plasenta previa tahun 2006 - Juni 2010 sebanyak 167 orang dari 4633

persalinan. Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

gambaran riwayat obstetri (persalinan) ibu yang mengalami plasenta previa di RSU Dr.

Pirngadi Medan Periode Januari 2006 – Juni 2010.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil survei dibeberapa daerah di

Indonesia dan hasil studi penelitian tersebut maka saya tertarik untuk membuat asuhan

keperawatan Resiko Perdarahan Pada Persalinan Dengan Plasenta Previa.

B. Tujuan

1. Memperoleh pengkajian lengkap tentang perdarahan postpartum

2. Memperoleh gambaran diagnosa pada klien dengan perdarahan postpartum

3. Memperoleh gambaran tujuan asuhan keperawatan pada klien dengan perdarahan

postpartum

4. Memperoleh gambaran intervensi asuhan keperawatan pada klien dengan perdarahan

postpartum

5. Memperoleh gambaran implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan

perdarahan postpartum

6. Memperoleh gambaran evaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan perdarahan

postpartum

C. Manfaat

1. Bagi klien

Memotivasi pada pasien dan masyarakat untuk selalu mengontrol kehamilan secara

rutin dan berkala , serta memotivasi masyarakat agar melakukan partus di rumah sakit

atau di tenaga medis yang berpengalaman.

Page 3: Rancangan BAB 1

2. Institusi

Memberikan informasi yang penting bagi institusi pendidikan kesehatan,sehingga

mengambil langkah-langkah penting antisipasi bahaya perdarahan akibat plasenta

previa.

3. Bagi diri sendiri

Hasil Asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan pada

plasenta previa dan menerapkannya ilmu yang diperoleh dalam asuhan keperawatan.