rancangan awal rencana kerja pemerintah daerah (rkpd ... › download › rkpd provinsi beng… ·...

386
GUBERNUR BENGKULU PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 26 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2019

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • GUBERNUR BENGKULU

    PERATURAN GUBERNUR BENGKULU

    NOMOR 26 TAHUN 2018

    TENTANG

    RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU

    TAHUN 2019

  • ii

    DAFTAR ISI

    Hal

    KATA PENGANTAR......................................................................................... i

    DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    1.1. LATAR BELAKANG ......................................................... 1

    1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RKPD………………… 5

    1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN ………………………... 6

    1.4. MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………… 11

    1.5. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD.................................. 11

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    14

    2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH……………… 14

    2.1.1.ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ………... 14

    2.1.2.ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT…… 40

    2.1.3.ASPEK PELAYANAN UMUM …………………… 50

    2.1.4.ASPEK DAYA SAING DAERAH………………… 63

    2.2. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD........................................................

    66

    2.3. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH..................................

    113

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH…………………………

    139

    3.1 ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH....…………. 134

    3.1.1. KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN TAHUN 2017......................................

    134

    3.1.2. TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH TAHUN 2018 DAN TAHUN 2019..............

    138

  • iii

    3.2 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH......………… 139

    3.2.1. PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN......................................

    139

    3.2.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH.............. 141

    3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah........... 141

    3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah................... 143

    3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah........... 145

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH…….... 147

    4.1. VISI DAN MISI...................................…………....………. 147

    4.2. TUJUAN DAN SASARAN........................………………. 152

    4.3. PRIORITAS PEMBANGUNAN.......................................... 176

    BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA 185

    BAB VI RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH……………. 190

    BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH 360

    BAB VI PENUTUP.....………………………………………………………. 366

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka

    mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Proses

    pembangunan dilaksanakan melalui optimalisasi sumberdaya dengan tetap

    menjaga kesinambungan serta kualitas lingkungan yang baik. Optimalisasi

    sumberdaya mempunyai arti bahwa pembangunan diharapkan dapat

    mendayagunakan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar

    memiliki nilai kemanfaatan lebih baik bagi masyarakat. Sedangkan

    kesinambungan dan kualitas lingkungan yang baik tidak hanya mengenai

    lingkungan alam namun juga lingkungan sosial, budaya dan politik. Pencapaian

    tujuan pembangunan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tahapan yang

    bersifat jangka panjang, menengah dan tahunan.

    Proses pembangunan setiap tahunnya, sebagaimana diatur dalam Undang-

    Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

    Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah, harus dimulai dari penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    (RKPD) yang merupakan penjabaran dari pada Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) dan memuat rancangan kerangka ekonomi

    daerah, program prioritas pembangunan daerah, dan rencana kerja, pendanaan

    dan prakiraan maju.

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019 ini

    diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan antara perencanaan dan

    penganggaran. Dimana pengambilan keputusan penetapan program dan

    kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan

    penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin

    tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah.

    Pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2019 dilakukan melalui

    pendekatan Common Goals serta kewilayahan dengan mengevaluasi

    pencapaian target kinerja tahun sebelumnya serta penetapan anggaran untuk

    mencapai target pembangunan yang ditetapkan.

  • 2

    Sebagai dokumen rencana tahunan daerah, RKPD mempunyai kedudukan

    yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat

    beberapa hal sebagai berikut :

    1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan

    penerjemahan dan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah

    yang ditetapkan dalam RPJMD ke dalam program dan kegiatan

    pembangunan tahunan daerah;

    2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan

    pembangunan tahunan bagi seluruh Perangkat Daerah (PD) dalam

    menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD);

    3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan

    kebijakan umum APBD dan penentuan prioritas serta pagu anggaran

    sementara yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta menjadi referensi

    RKPD Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu; serta

    4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan

    pemerintahan daerah. Melalui evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD ini

    dapat diketahui sampai sejauh mana capaian kinerja RPJMD sebagai wujud

    dari kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun

    berkenaan.

    Proses Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2019

    dapat dilihat dan dijelaskan oleh bagan berikut :

    Gambar 1.1

    Bagan Alur Proses Penyusunan RKPD

  • 3

    Penyusunan RKPD tahun 2019 dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu

    penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan RKPD,

    penyusunan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD dengan

    menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, bottom–up dan top-down.

    Pendekatan teknokratik dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka

    berfikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas

    untuk menyusun perencanaan pendapatan, perencanaan belanja dan

    perencanaan pembiayaan, termasuk melalui proses konsultasi dengan para

    pakar. Proses partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan seluruh

    pemangku kepentingan pembangunan antara lain melalui mekanisme

    Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Proses bottom–up

    dilakukan secara berjenjang mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi

    dan Nasional. Sedangkan proses top-down antara lain diimplementasikan dalam

    bentuk Dedicated Program.

    Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan

    pemerintahan tersebut, maka perhatian yang besar harus diberikan sejak awal

    penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD sehingga dapat dihasilkan

    dokumen RKPD yang berkualitas. Dokumen RKPD Provinsi Bengkulu Tahun

    2019 disusun dengan tahapan sebagai berikut :

    1. Persiapan Penyusunan RKPD

    Tahap persiapan penyusunan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019

    meliputi:

    a. Penyusunan Keputusan Gubernur Bengkulu tentang Pembentukan Tim

    Penyusun RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019;

    b. Orientasi mengenai RKPD kepada seluruh anggota tim untuk

    penyamaan persepsi dan memberikan pemahaman terhadap berbagai

    Peraturan Perundang-undangan kebijakan pemerintah berkaitan

    dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah;

    c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;

    d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

    2. Penyusunan Rancangan Awal RKPD

    Tahap penyusunan rancangan awal RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019

    terdiri atas perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.

    a. Perumusan rancangan awal RKPD

    Perumusan rancangan awal RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019

    mencakup:

    1) Pengolahan data dan informasi;

  • 4

    2) Analisis gambaran umum kondisi daerah;

    3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah;

    4) Evaluasi kinerja tahun lalu;

    5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah;

    6) Perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi;

    7) Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan

    keuangan daerah;

    8) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta

    pagu indikatif;

    9) Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu

    indikatif.

    b. Penyajian rancangan awal RKPD

    Rancangan awal RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 disusun dengan

    sistematika sebagai berikut:

    1) Pendahuluan;

    2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;

    3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka

    pendanaan;

    4) Prioritas dan sasaran pembangunan; dan

    5) Rencana program prioritas daerah.

    3. Pelaksanaan Musrenbang RKPD

    Musrenbang RKPD Provinsi Bengkulu dilaksanakan untuk penajaman,

    penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD

    Provinsi Bengkulu Tahun 2019. Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan

    kesepakatan tersebut mencakup:

    a. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah dengan arah kebijakan,

    prioritas dan sasaran pembangunan daerah;

    b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat

    kepada pemerintah daerah provinsi pada musrenbang RKPD di Provinsi

    Bengkulu;

    c. Indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah provinsi;

    d. Prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas

    daerah;

    e. Sinergi dengan RKP Tahun 2019

  • 5

    4. Perumusan Rancangan Akhir RKPD

    Perumusan rancangan akhir RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019

    dilakukan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD

    Provinsi Bengkulu.

    5. Penetapan RKPD

    RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 ditetapkan dengan Peraturan

    Gubernur Bengkulu. RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 yang telah

    ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD

    Provinsi Bengkulu Tahun 2019. Selain itu, RKPD yang telah ditetapkan

    tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah

    Provinsi Bengkulu tentang APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 untuk

    memastikan APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 telah disusun

    berlandaskan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019.

    1.2. Dasar Hukum Penyusunan RKPD

    Kewajiban daerah untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

    sebagai dasar dan acuan penyusunan RAPBD diamanatkan melalui beberapa

    Peraturan Perundangan, antara lain:

    1. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

    diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

    2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

    2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2015 nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5679);

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4815);

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

  • 6

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

    6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

    7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tahapan

    Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang

    Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor );

    9. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-

    2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4),

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu

    Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi

    Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah

    Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Nomor 15);

    10. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu

    Tahun 2010 Nomor 6);

    11. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032 (Lembaran

    Daerah Tahun 2012 Nomor 2);

    12. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu

    (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Nomor 8);

    13. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 7 Tahun 2017 tentang

    perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Tahun 2017

    Nomor 7).

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun

    2019 memiliki keterkaitan yang erat dengan dokumen perencanaan lainnya.

    Penyusunan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 mengacu dan diserasikan

  • 7

    dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 dan merupakan

    penjabaran dari RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 serta Rencana

    Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032 juga

    memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

    Tahun 2015-2019, RPJMD dan RTRW Provinsi tetangga.

    Gambar 1.2.

    Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Daerah dan Nasional

    Secara lebih terperinci hubungan antara RKPD dengan dokumen perencanaan

    lainnya adalah sebagai berikut :

    A. RKPD dan RPJPD Provinsi Bengkulu

    RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 merupakan penjabaran dari RPJMD

    2016-2021. Oleh sebab itu, penyusunan pada RPJMD selain memuat visi, misi

    dan program Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2016-2021, juga

    berpedoman pada visi dan misi Provinsi Bengkulu beserta arah

    pembangunannya dalam RPJPD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025

    merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi Pembangunan Nasional

    Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.

    Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang “Provinsi Bengkulu

    yang sejahtera, adil dan demokrasi bertumpu pada sumber daya manusia

    unggul dan bertaqwa serta perekonomian kokoh”, ditempuh melalui 5 (lima)

    misi pembangunan yaitu :

    1. Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai IPTEK dan IMTAQ;

    2. Mewujudkan infrastruktur yang berkualitas, merata dan bermanfaat;

  • 8

    3. Mewujudkan perekonomian yang berdaya saing tinggi;

    4. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang

    berkelanjutan;

    5. Mewujudkan masyarakat adil dan demokrasi.

    Pada tahap ketiga RPJPD Provinsi Bengkulu, fokus pembangunan

    masing-masing misi diarahkan pada pemanfaatkan pembangunan secara

    menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing

    kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan

    sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang

    terus meningkat, yang difokuskan kepada:

    1. Kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu terus meningkat sebanding

    dengan tingkat kesejahteraan daerah-daerah di wilayah Indonesia yang

    berpenghasilan menengah, dan merata yang didorong oleh meningkatnya

    pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai terwujudnya lembaga

    jaminan sosial. Kualitas sumberdaya manusia terus membaik ditandai

    oleh meningkatnya kualitas relevasi pendidikan, termasuk yang berbasis

    keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pelayanan pendidikan

    yang efisien dan efektif; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi

    masyarakat; meningkatnya kesejahteraan gender; meningkatnya tumbuh

    kembang optimal, serta, kesejahteraan dan perlindungan anak;

    tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang; dan mantapnya budaya

    dan karakter bangsa.

    2. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan yang semakin mantap

    dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan

    pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan

    perekonomian secara serasi, seimbang dan lestari; terus membaiknya

    pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi

    dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh

    meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat; serta

    semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di

    seluruh wilayah Provinsi Bengkulu.

    Peningkatan pemantapan pembangunan kelembagaan dan kapasitas

    antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan

    pemerintahan dan disertai partisipasi aktif masyarakat dalam

    penanggulangan bencana alam.

  • 9

    3. Daya saing perekonomian Provinsi Bengkulu semakin meningkat,

    terutama industri rakyat berbasiskan sumber daya lokal meliputi

    pertanian, kelautan dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan;

    terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya

    kerja sama pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya

    pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri

    serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong

    peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan

    teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.

    4. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang

    ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi;

    peningkatan pasokan tenaga listrik yang lebih optimal dan efisien sesuai

    kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi

    perdesaan dapat teratasi dengan baik; terselenggaranya pelayanan pos

    dan telematika yang efisien; terwujudnya konservasi sumber daya air

    yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan

    pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air

    minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu,

    pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan,

    terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu,

    pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan

    sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena

    didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan

    berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong

    terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

    5. Pembangunan kelembagaan politik dan hukum terus ditingkatkan dan

    diupayakan dalam rangka terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh

    dalam berbagai aspek kehidupan politik serta supremasi hukum dan

    penegakan hak-hak asasi manusia; peningkatan pembangunan tata

    kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa yang berdasarkan

    hukum, serta birokrasi yang profesional dan netral lebih ditingkatkan demi

    terwujudnya masyarakat Provinsi Bengkulu yang sejahtera, adil dan

    demokratis.

  • 10

    B. RKPD dengan RTRW Provinsi Bengkulu

    Penyusunan RKPD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola

    dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah

    Provinsi Bengkulu Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032, sebagai acuan untuk

    mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang

    berkaitan pemanfaatan ruang.

    Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka

    pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang.

    Kebijakan penataan ruang Provinsi Bengkulu sesuai dengan RPJPD Tahun

    2012-2032 dalam rangka mendukung capaian RPJMD Provinsi Bengkulu

    Tahun 2016-2021 dilakukan untuk :

    1. Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi

    dan budaya ke seluruh wilayah provinsi;

    2. Memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta

    mengurangi resiko bencana alam;

    3. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan

    daya dukung dan daya tampung lingkungan;

    4. Meningkatkan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan daya

    dukung lahan;

    5. Membuka peluang investasi dalam rangka meningkatkan perekonomian

    wilayah dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dan

    memperhatikan kelestarian lingkungan hidup ;

    6. Mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal;

    7. Mendukung fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan

    Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah

    sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta

    sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar

    kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota

    lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu

    kesatuan wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau yang memiliki

    hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan

    daerah.

  • 11

    C. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan RPJMD

    Pelaksanaan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 setiap tahunnya

    akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai

    suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Provinsi Bengkulu yang

    memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja Perangkat

    Daerah. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah

    Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Provinsi Bengkulu yang

    dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa hingga Kabupaten

    1.4. Maksud dan Tujuan

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019

    adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu)

    tahun dan ditetapkan dengan maksud sebagai acuan bagi daerah dalam

    menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

    Tahun 2019. Maksud dan Tujuan penyusunan serta penetapan RKPD Provinsi

    Bengkulu mencakup sebagai berikut:

    1. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional;

    2. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

    penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

    3. Mengarahkan proses penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan RKA PD;

    4. Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUAPBD, PPAS, RAPBD dan

    APBD;

    5. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja

    penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah,

    mengukur capaian target kinerja program pembangunan jangka menengah,

    mengukur capaian standar pelayanan minimal dan mengukur kinerja

    pelayanan OPD, sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ kepada

    DPRD dan LPPD kepada masyarakat; serta

    6. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada

    Pemerintah Pusat.

    1.5. Sistematika Dokumen RKPD

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penyusunan RKPD

    Menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan Rencana Kerja

    Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019.

  • 12

    1.2. Dasar Hukum

    Menjelaskan dasar hukum yang digunakan dalam Rencana Kerja

    Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019.

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Menjelaskan tentang hubungan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019 dengan dokumen-dokumen

    perencanaan lainnya.

    1.4. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD

    Menjelaskan tentang maksud dan tujuan penyusunan Rencana

    Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019.

    1.5. Sistematika Penyusunan RKPD

    Memuat sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

    Provinsi Bengkulu Tahun 2019.

    BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    2.1. Kondisi Umum Kondisi Daerah

    Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,

    gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan

    demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah

    daerah.

    2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun

    berjalan dan Realisasi RPJMD.

    2.3. Permasalahan dan Isu Strategis Pembangunan Daerah

    Permasalahan pembangunan daerah berisi uraian rumusan umum

    permasalahan pembangunan yang berhubungan dengan prioritas

    pembangunan daerah, dan permasalahan lainnya yang

    berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi Perangkat

    Daerah.

    BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

    3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    Mengemukakan tentang arahan nasional dibidang ekonomi yang

    bersumber dari dokumen RKP (Nasional), juga kebijakan dibidang

    ekonomi dalam dokumen RPJMD provinsi/kabupaten/kota. Arah

    kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk mengimplementasikan

    program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah, serta

    permasalahan daerah, sebagai payung untuk perumusan prioritas

    program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada

    tahun rencana.

  • 13

    3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

    Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh

    Pemerintah Daerah berkaitan dengan pendapatan daerah,

    pembiayaan daerah dan belanja daerah..

    BAB IV SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

    4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    Menjelaskan tentang hubungan visi/misi dan tujuan/sasaran

    pembangunan 5 (lima) tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD

    4.2. Prioritas Pembangunan

    Mengemukakan gambaran prioritas pembangunan tahun rencana

    yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah

    (RPJMD) tahun rencana.

    BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA

    Mengemukakan tentang kebijakan pembangunan dikabupaten/kota

    yang dilengkapi dengan target indikator makro setiap kabupaten/kota.

    BAB VI RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH

    Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan

    prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan

    tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang

    direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas

    harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat.

    BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

    Penetapan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah

    bertujuan untuk memberi panduan dalam pencapaian kinerja tahunan

    yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun

    Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.

    BAB VIII PENUTUP

  • 14

    BAB II

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    2.1. Kondisi Umum Kondisi Daerah

    2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    2.1.1.1.Karakteristik Lokasi dan Wilayah

    Provinsi Bengkulu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang

    Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967

    Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828). Pada

    awalnya, Provinsi Bengkulu merupakan Karesidenan yang tergabung dengan Provinsi

    Sumatera Selatan. Sejak Tahun 1967, Provinsi Bengkulu mengalami beberapa kali

    pemekaran. Semula Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 (tiga) Kabupaten dan 1 (satu) Kota,

    akan tetapi sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang

    Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur kemudian

    Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan

    Kabupaten Kepahiang, serta dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

    2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), maka Provinsi

    Bengkulu terdiri dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, dan 128(seratus dua

    puluh delapan) Kecamatan.

    Provinsi Bengkulu terletak di wilayah pantai barat Pulau Sumatera yang berhadapan

    langsung dengan Samudera Hindia dengan garis pantai sepanjang 525 km. Wilayah di

    bagian timur merupakan daerah berbukit-bukit yang merupakan bagian dari Bukit Barisan

    yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera dan bagian lainnya merupakan wilayah

    yang relatif datar. Secara astronomis, Provinsi Bengkulu terletak di pantai barat Pulau

    Sumatera pada garis lintang2°16´ - 3°31’ LS dan garis bujur 101°1´ - 103°41’

    BT,sedangkan secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:

    1. Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Barat

    2. Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Lampung.

    3. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.

    4. Sebelah Timur dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.

  • 15

    Adapun luas wilayahnya sendiri mencapai ± 32.365,6 Km² dengan luas daratan ±

    20.030,5 Km² dan luas perairan (laut) mencapai ± 12.335,2 Km² dengan panjang garis

    pantai mencapai ±525 Km yang seluruhnya terletak di bagian barat Provinsi Bengkulu.

    Selain itu, Provinsi Bengkulu memiliki beberapa pulau kecil baik yang berpenghuniseperti

    Pulau Enggano, serta pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni seperti Pulau Dua, Pulau

    Merbau, Pulau Bangkai, Pulau Satu, Pulau Mega dan Pulau Tikus.

    Tabel 2.1

    Luas Wilayah Provinsi Bengkulu dirinci menurut Kabupaten/Kota

    No. Kabupaten/ kota Luas darat (km²) Luas Laut(km²)

    1 Bengkulu Selatan 1.218,5 307,7

    2 Rejang Lebong 1.506,8 0,0

    3 Bengkulu Utara 4.392,96 1.495,93

    4 Kaur 2.547,0 606,0

    5 Seluma 2.461,5 422,7

    6 Mukomuko 4.143,7 862,2

    7 Lebong 1.672,2 0,0

    8 Kepahiang 713,1 0,0

    9 Kota Bengkulu 151,7 387,6

    10. Bengkulu Tengah 1.223,94 622,27

    Jumlah 20.030,5 12.335,2

    Sumber :RTRW Provinsi Bengkulu 2012-2032

    Berdasarkan luas wilayah,Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang paling

    luas yang mencapai 4.392,96Km², atau sebesar 21,93% dari total wilayah Provinsi

    Bengkulu. Sedangkan Kota Bengkulu menjadi satu-satunya kota administratif di Provinsi

    Bengkulu, yang juga menjadi Ibukota Provinsi dan memiliki wilayah terkecil.

  • 16

    Gambar 2.1

    Peta Administratif Provinsi Bengkulu

    Sumber : RTRW Provinsi Bengkulu 2012-2032

    Provinsi Bengkulu terdiri dari 128 Kecamatan dan 1.515 Desa/Kelurahan. Jumlah

    Kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut :

    Tabel 2.2 Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa

    Provinsi Bengkulu Tahun 2016

    No Kabupaten/Kota Ibu Kota Kecamatan Desa/Kelurahan

    1 Bengkulu Selatan Manna 11 159

    2 Rejang Lebong Curup 15 156

    3 Bengkulu Utara Arga Makmur 19 220

    4 Kaur Bintuhan 15 195

    5 Seluma Tais 14 202

    6 Mukomuko Mukomuko 15 152

    7 Lebong Muara Aman 12 104

    8 Kepahiang Kepahiang 8 117

    9 Bengkulu Tengah Karang Tinggi 10 143

    10 Kota Bengkulu Kota Bengkulu 9 67

    J u m l a h 128 1.515

    Sumber :Bengkulu Dalam Angka Tahun, 2017.

  • 17

    Secara geografis, Provinsi Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur

    dari Utara ke Selatan.Di sebelah Timur merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung,

    dan Samudera Indonesia di sebelah Barat serta dataran tinggi yang membentang dari

    ujung utara sampai ujung selatan dengan lebar +50 Km.Dataran tinggi merupakan bagian

    dari Pegunungan Bukit Barisan. Provinsi Bengkulu memiliki bentuk wilayah relatif

    memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai +525 Km. Wilayah Provinsi

    Bengkulu memiliki kontur yang bergelombang dengan ketinggian tempat (altitude)

    berkisar antara 0-1.938 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik terendah dijumpai di

    sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak Gunung Kaba. Ditinjau

    berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah Provinsi Bengkulu dapat

    dikelompokkan sebagai berikut:

    a. Wilayah dengan ketinggian tempat 0 - 250 m dpl, meliputi areal seluas 976.624 ha

    yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan

    dataran aluvium;

    b. Wilayah dengan ketinggian tempat >250 - 500 m dpl, meliputi areal seluas 338.365 ha

    yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan

    peralihan dari aluvium ke perbukitan;

    c. Wilayah dengan ketinggian tempat >500 - 750 m dpl, meliputi areal seluas 228.881 ha

    yang menyebar disebagian besar Kabupaten Lebong dan Kabupaten Rejang Lebong;

    d. Wilayah dengan ketinggian tempat >750 - 1000 m dpl, meliputi areal seluas 181.548 ha

    yang menyebar di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten

    Kaur yang merupakan Taman Nasional;

    e. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.000 - 1.250 m dpl, meliputi areal seluas 128.664

    ha di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan yang merupakan Taman

    Nasional;

    f. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.250 - 1.500 m dpl, meliputi areal seluas 78.630

    ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit

    barisan di Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kaur;

    g. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.500 - 2.000 m dpl, meliputi areal seluas 70.338

    ha yang merupakan puncak gunung-gunung di sepanjang pegunungan Bukit Barisan.

  • 18

    Gambar 2.2

    Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu

    Sumber :Bengkulu Dalam Angka Tahun, 2017.

    Pada tahun 2016, total luas areal hutan di Provinsi Bengkulu adalah 924.630,77 hektar

    yang terdiri atas: hutan lindung seluas 250.749,96 ha, suaka alam seluas 462.964,33 ha,

    hutan produksi terbatas seluas 173.280,03 ha, hutan produksi tetap seluas 25.871,7 ha

    dan hutan fungsi khusus seluas 11.762,75 ha. Komoditas hasil hutan Provinsi Bengkulu

    adalah kayu bulat dan kayu gergajian.

  • 19

    Tabel 2.3 Luas Hutan Menurut Fungsinya Dan Kabupaten/Kota (Ha)

    Provinsi Bengkulu Tahun 2016

    Uraian

    Kabupaten/Kota - Regency/Municipality

    Bengkulu

    Selatan

    Rejang

    Lebong

    Bengkulu

    Utara Kaur Seluma Mukomuko Kepahiang Lebong

    Bengkulu

    Tengah

    Kota

    Bengkulu

    A. Kawasan Swaka

    Alam/Pelestarian Alam

    594,7 32.492,4 89.854,53 66.560,9 6.163,7 150.817,5 8.456,9 101.282,7 4.957,8 1.783,2

    - Taman Nasional 0 25.813,9 72.973,56 66.483,1 0 148.649,9 0 98.404,1 0 0

    - Cagar Alam 0 0,6 2.656,91 0 748,6 124,1 8,8 154,1 3,7 610,6

    - Taman Wisata Alam 8,7 6.677,9 6.469,27 77,8 0 2.043,5 8.448,1 2.724,5 0 1.172,6

    - Taman Buru 0 0 7.754,79 0 5.415,1 0 0 0 3.792,4 0

    - Taman Hutan Raya 586 0 0 0 0 0 0 0 1.161,7 0

    B. Hutan Lindung 32.756,2 20.830,4 40.821,36 44.584,1 66.527,6 0 9.245 17.557,6 18.427,7 0

    C. Hutan Produksi

    terbatas

    14.244,6 125,4 45.306,93 31.565,4 15.708,6 63.356,2 0 46,7 2.927,2 0

    D. Hutan Produksi Tetap 1.704,2 0 9.762,6 2.069,4 0 11.318,8 0 0 1.017,7 0

    E. Konversi 0 0 8.877,25 0 0 2.885,5 0 0 0 0

    Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.

  • 20

    2.1.1.2.Potensi Pengembangan Wilayah

    A.Pertanian Tanaman Pangan

    Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Provinsi Bengkulu karena

    merupakan sektor utama yang memberikan peranan terbesar dalam pembentukan

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2016 rata-rata produksi/Ha padi

    mencapai 4,33 ton/ha dan tahun 2017 sebesar sebesar 4,39 ton/ha. Untuk total produksi

    tahun 2016 sebesar sebesar 642.753 ton dan tahun 2017 sebesar 704.492 ton.

    Tabel 2.4

    Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Ladang menurut Kabupaten/Kota,

    Provinsi Bengkulu Tahun 2016 dan Tahun 2017

    Kabupaten/

    Kota

    Padi Sawah

    Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

    2016 2017 2016 2017

    Bengkulu Selatan 18.554 20.000 81.459 89.282

    Rejang Lebong 21.962 22.881 85.917 93.221

    Bengkulu Utara 26.934 24.344 101.154 96.569

    Kaur 12.050 11.695 50.699 51.997

    Seluma 23.943 23.771 94.786 97.212

    Mukomuko 14.930 14.997 82.270 82.954

    Lebong 9.727 11.975 51.592 66.119

    Kepahiang 11.423 13.526 52.256 55.804

    Bengkulu Tengah 7.615 15.409 34.154 63.844

    Kota Bengkulu 1.862 1.732 8.466 7.489

    Provinsi Bengkulu

    Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2018.

    B. Perkebunan

    Selain pertanian tanaman pangan, perkebunan juga merupakan salah satu sub sektor

    penyumbang PDRB yang cukup besar di Provinsi Bengkulu. Dukungan luas wilayah dan

    kondisi lahan di Provinsi Bengkulu terhadap komoditas tanaman perkebunan menjadikan

    wilayah ini banyak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan. Selain dikelola oleh

    perusahaan pemerintah (Perkebunan Besar Negara) dan swasta (Perkebunan Besar

    Swasta), terdapat juga perkebunan yang dimiliki dan dikelola rakyat. Komoditi yang

    dihasilkan antara lain kelapa sawit, karet, kopi, dan lain- lain. Pada tahun 2015, kelapa

    sawit dengan produksi sebesar 451.919 ton atau 73,42 %, karet dengan produksi sebesar

    88.476 ton atau 14,37 %, dan kopi robusta dengan produksi sebesar 55.168 atau 8,96%

    ton.

  • 21

    Tabel 2.5

    Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Lokasi Komoditi dan Keadaan Tanaman

    Provinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016

    Lokasi

    Komoditi

    Keadaan Tanaman (Ha)

    Produksi (ton)

    Produksi Rata-

    Rata (ton/Ha) TBM TM TTM Jumlah

    2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016

    Bengkulu Utara Kelapa Sawit 2.739 2.690 18.139 18.139 - 49 20.787 20.878 74.188 74.200 4,09 4,09

    Karet 1.178 1.178 3.299 3.299 - - 4.477 4.477 5.262 5.264 1,59 1,59

    Seluma Kelapa Sawit 1.454 1.404 6.375 6.425 - - 7.829 7.829 24.964 25.100 3,91 3,90

    Bengkulu Tengah Kelapa Sawit 1.762 1.762 10.635 10.635 - - 12.397 12.397 34.702 34.700 3,26 3,26

    Mukomuko Kelapa Sawit 8.884 8.884 31.251 31.251 296 296 40.431 40.431 125.879 125.879 4,02 4,02

    Karet 409 489 1.560 1.560 - - 2.0049 2.049 2.546 2.549 1,63 1,63

    Kaur Kelapa Sawit 1.164 11.055 350 500 - - 1.514 11.555 1.053 1.504 3,01 3,01

    Rejang Lebong Teh 268 268 141 141 - - 1.514 409 214 214 1,51 1,51

    Lebong Kopi Arabika 5 5 192 192 208 208 405 405 144 140 0,75 0,72

    Kepahiang Teh - 67 539 544 275 270 814 881 1.102 1.105 2,04 2,03

    Provinsi Bengkulu Total 17.943 27.802 72.481 72.686 779 823 91.203 101.311 270.054 270.655

    Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2017

  • 22

    Dari data produksi perkebunan besar swasta per kabupaten terlihat bahwakomoditi

    kelapa sawit paling besar di produksi di Kabupaten Mukomuko yaitu pada tahun

    2015sebesar 125.879ton dan pada tahun 2016 sebesar 125.879 tonsedangkan

    diKabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2015sebesar 74.188 ton dan pada tahun 2016

    sebesar 74.200 ton. Untuk komoditi karet paling besar diproduksi di Kabupaten Bengkulu

    Utara yaitu pada tahun 2015sebesar 5.262 ton dan tahun 2016 sebesar 5.264 tonserta di

    Kabupaten Mukomuko pada tahun 2015sebesar 2.546 ton dan pada tahun 2016 sebesar

    2.549 ton.

    Tabel 2.6 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut

    Kabupaten/Kota, Provinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016

    Kabupaten/Kota Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

    2015 2016 2015 2016

    Bengkulu Selatan 24.264 24.452 40.854 21.186

    Rejang Lebong 35.686 35.682 21.305 21.102

    Bengkulu Utara 75.157 75.256 102.380 102.340

    Kaur 24.479 33.215 21.335 21.690

    Seluma 68.850 68.835 100.135 99.821

    Mukomuko 110.288 110.969 282.242 285.654

    Lebong 26.195 26.403 8.098 7.652

    Kepahiang 33.253 33.238 22.120 22.076

    Bengkulu Tengah 25.429 25.439 27.871 28.154

    Kota Bengkulu 2.213 2.220 6.586 5.778

    Provinsi

    Bengkulu

    434.101 435.723 637.969 615.455

    Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.

    Dari data per kabupaten/kota, produksi perkebunan rakyat terbesar ada di Kabupaten

    Mukomuko yaitu pada tahun 2015sebesar 282.242 ton dan tahun 2016 sebesar 285.654

    ton, diikuti Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2015sebesar 102.380 tondan tahun

    2016 sebesar 102.340ton. Selanjutnya Kabupaten Seluma pada tahun 2015sebesar

    100.135ton dan tahun 2016 sebesar 99.821.

    C. Pertambangan dan Industri

    Subsektor pertambangan juga merupakan subsektor yang kecil peranannya dalam

    perekonomian Provinsi Bengkulu seperti terlihat dari relatif rendahnya peranan subsektor

    pertambangan dalam PDRB Provinsi Bengkulu.

  • 23

    Selama waktu 2000-2016 peranan subsektor pertambangan dalam PDRB rata-rata

    berkisar antara 3% - 4% per tahun. Rendahnya peranan subsektor pertambangan dalam

    perekonomian disebabkan belum optimalnya eksploitasi bahan-bahan tambang yang

    terkandung di bumi Provinsi Bengkulu.

    Batubara merupakan bahan tambang unggulan pada subsektor pertambangan di Provinsi

    Bengkulu. Pada tahun 2016,produksi batubara di Provinsi Bengkulu mencapai 3,16 juta

    ton, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 4,54 juta ton dan tahun 2014

    sebesar 6,29 juta ton. Sedangkan volume penjualan juga mengalami penurunan selama 3

    tahun terakhir dimana volume penjualan tahun 2014 sebesar 5,6 juta ton, turun menjadi

    4,85 juta ton tahun 2015 dan turun lagi menjadi 4,27 juta ton tahun 2016.

    Potensi tambang di Provinsi Bengkulu meliputi batubara, pasir besi, serta emas dan

    mineral pengikutnya. Kegiatan eksploitasi tambang batubara berada di Kabupaten

    Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah danKabupaten Seluma. Di Kabupaten

    Bengkulu Utara kegiatan eksplorasi batubara berada di beberapa wilayah seperti

    Kecamatan Ketahun, Kecamatan Batik NaudanKecamatan Lais.Sementara di Kabupaten

    Bengkulu Tengah eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Air Napal,

    Kecamatan Karang Tinggidan Kecamatan Taba Penanjung. Di Kabupaten Seluma

    eksplorasi batubara berada di wilayah kecamatan Sukaraja, Kecamatan Seluma

    danKecamatan Talo.Di Kabupaten Bengkulu Selatan eksplorasi batubara berada di

    wilayah Kecamatan Kedurang. Di Kabupaten Kaureksplorasi batubara berada di wilayah

    Kecamatan Kaur Utara.

    Kegiatan pertambangan pasir besi di Provinsi Bengkulu, pada umumnya terdapat di

    kawasan pantai barat yang tersebar di beberapa wilayah di masing-masing Kabupaten.

    Sedangkan untuk potensi tambang emas dan mineral pengikutnya (dmp), telah

    dikeluarkan beberapa SIPP (Surat Ijin Penyelidikan Pendahuluan) di Kabupaten

    Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong,

    Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur.

    D. Kelautan dan Perikanan

    Subsektor perikanan memiliki potensi yang cukup besar, terutama perikanan laut. Hal ini

    disebabkan letak wilayah Provinsi Bengkulu yang sebagian besar menghadap ke

    Samudera Hindia dengan panjang pantai ±525 Km, dengan luas Laut Teritorial sebesar

    11.667,6 km2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yaitu batas jarak 12-200

    mil laut dari pantai dengan luas sebesar 194.460 km2.

  • 24

    Wilayah Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia

    menunjukkan besarnya potensi perikanan tangkap. Produksi perikanan tangkap pada

    tahun 2016 sebesar 65.749 ton,turun dari produksi perikanan tahun

    2015sebesar65.827ton. Sedangkan total rumah tangga perikanan tahun 2016 sebanyak

    16.437 rumah tangga turun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 17.001.

    Sementara itu, usaha budidaya pengembangan perikanan air tawar (perikanan darat) di

    Provinsi Bengkulu pada umumnya diusahakan melalui tambak, keramba, sawah dan

    perairan umum lainnya. Adapun luasnya mencapai 50.867,5 ha yang tersebar di

    Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, Kabupaten

    Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong,

    serta Kabupaten Lebong. Luas kawasan yang digunakan untuk perikanan darat di

    Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko mencapai 14.106,25 ha, dan di

    Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, serta Kabupaten Kaur seluas 19.545

    ha. Sedangkan di Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, dan Kabupaten

    Lebong mencapai 10.000 ha.

    Tabel 2.7

    Produksi dan Rumah Tangga NelayanProvinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016

    No

    Usaha

    Perikanan

    Produksi (Ton) Nilai (juta Rp)

    Rumah

    Tangga

    Nelayan

    2015 2016 2015 2016 2015 2016

    1 Perikanan

    Laut

    62.290 62.213 1.345.008 1.383.751 7.583 7.583

    2 Perairan

    Umum :

    1.769 1.790 48.899 49.335 4.709 4.427

    a Sungai

    1.106 1.122 31.478 31.923 3.869 3.869

    b Waduk

    201 207 5.143 5.266 291 254

    c Danau

    80 70 2.485 2.159 296 51

    d Rawa

    381 389 9.793 9.986 253 253

    Jumlah

    65.827 65.791 1.442.806 1.482.420 17.001 16.437

    Sumber : Bengkulu dalam Angka 2017

  • 25

    E. Pariwisata dan Budaya

    Sumberdaya pariwisata di Provinsi Bengkulu pada dasarnya cukup potensial untuk

    dikembangkan agar berdaya saing tinggi dibandingkan dengan provinsi sekitar. Namun

    demikian, dari data yang ada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu

    relatif masih terbatas. Pada tahun 2016, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi

    Bengkulu berjumlah 492.841 orang dengan tingkat hunian hotel dan rata-rata lama

    menginap untuk hotel berbintang sebesar 57 persen dan 1,54 hari serta hotel melati

    sebesar 22 persen dan 1,17 hari. Sedangkan jumlah hotel tahun 2016 sebanyak 60 hotel

    terdiri atas hotel berbintang sebanyak 9 hotel dan hotel melati sebanyak 51 hotel.

    Berikut ini merupakan beberapa objek wisata yang dimiliki Provinsi Bengkulu adalah

    sebagai berikut: Kota Bengkulu; (1) Pantai Panjang (2) Danau Dendam Tak Sudah (3)

    Tapak Padri & Pantai Jakat, (4) Benteng Marlborough, (5) Rumah Peninggalan Bung

    Karno, (6) Monumen Parr & Hamilton (7) Makam Sentot Ali Basya (8) Masjid Jamik.

    Kabupaten Rejang Lebong; (1) Telaga 7 Warna (2) Air Terjun &Air Panas Suban, (3)

    Bukit Kaba. Kabupaten Lebong (1) Danau Tes. Kabupaten Bengkulu Utara; (1) Pantai

    Lais, (2)Air Terjun Kemumu, (3) Taman Nasional Kerinci Seblat, (4) Air Terjun 9 Tingkat,

    (5) Danau Gedang, (6) Peninggalan Kerajaan Balai Buntar. Kabupaten Bengkulu Selatan;

    (1) Pantai Pasar Bawah, (2) Danau Ulu Seginim, (3) Pantai Gunung Perak Mutiara

    Kedurang, (4) Air Sungai Manna. Kabupaten Mukomuko; (1) Pantai Indah, (2) Bendungan

    Air Manjunto. Kabupaten Kaur; (1) Pantai Muara Kedurang, (2) Pantai Linau. Kabupaten

    Seluma; (1) Air Terjun Batu Bekinyau, (2) Bendungan Seluma, (3) Pantai Seluma.

    Kabupaten Kepahiang; (1) Air Terjun Curug Embun Kabawetan, (2) Kebun Teh

    Kabawetan, (3) Cagar Alam Bunga Rafflesia. Kabupaten Bengkulu Tengah; (1) Pantai

    Sungai Suci

    Saat ini jenis wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun

    domestik adalah wisata budaya berupa perayaan Tabot yang setiap tahunnya

    diagendakan pemerintah daerah dengan acara puncaknya setiap tanggal 10 Muharam

    Tahun Hijriah.Pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kepariwisataan

    dilaksanakan secara lintas sektoral dan mendapat dukungan dari dinas/ instansi terkait

    melalui program multi years seperti penataan kawasan wisata pantai panjang, berupa

    pembuatan jalan dua jalur, jogging track, sea wall, sunset deck, gazebo, revitalisasi objek

    wisata sejarah, panggung terbuka, sport center, view tower, mess pemda, marina, dan

    lain-lain.

  • 26

    2.1.1.3.Wilayah Rawan Bencana

    Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter utama yaitu dataran

    pantai yang membentang dari Kabupaten Mukomuko sampai Kabupaten Kaur, dataran

    alluvial dan zona vulkanik yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan

    dengan karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan kondisi

    ini, maka Provinsi Bengkulu termasuk wilayah yang rawan bencana, terutama untuk

    pulau-pulau kecil yang berada di Samudera Hindia seperti Pulau Enggano, Pulau Merbau,

    Pulau Tapak Balai dan lain-lain.

    Tabel 2.8

    Potensi Bencana Alam di Provinsi Bengkulu

    NO JENIS BENCANA LOKASI KETERANGAN

    1 Banjir (Rawan

    Banjir)

    Kota Bengkulu Muara Bangkahulu,

    Bengkulu Utara Talang Empat

    Mukomuko Mukomuko Utara

    Lebong Lebong Selatan, Lebong Tengah

    Kepahyang Bermani Ilir

    Seluma Ilir Talo, Sukaraja dan Air Periukan.

    Kaur Kaur Selatan, Nasal, Tanjung Iman

    2 Tanah longsor Bengkulu Utara Pagar Jati, Taba Penanjung, Karang Tinggi

    Mukomuko Lubuk Pinang, Teras Terunjam, Pondok

    Suguh

    Rejang Lebong Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding,

    Lebong Lebong Selatan, dan Lebong Atas

    Kepahyang Bermani Ilir

    Seluma Ulu Talo, Talo, Seluma Utara dan Lubuk

    Sandi

    Bengkulu Selatan Pino Raya, Ulu Manna, Kedurang Ilir

    Kaur Nasal, Tanjung Iman, Tanjung Kemuning

    3 Gunung Berapi Rejang Lebong Gunung Kaba

    Lebong Gunung Belerang

    4 Gempa bumi Gempa mengguncang pada tanggal 20 Juni

    2000 sekitar pukul 23.38 WIB kekuatan 7,3

    SR dan hari Rabu tanggal 12 September

    2007 sekitar pukul 18.10 WIB.

    Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu 2010-2030

  • 27

    Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi dampak

    bencana dengan mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana, mengurangi

    kerentanan bencana dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang

    didukung oleh Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR (Safer

    Communities Through DisasterRisk Reduction). Dalam rangka program BDRM (Bengkulu

    Disaster RiskMapping), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membentuk tim kerja multi-

    stakeholder sebagai ‘pemain’ utama, yang dibantu oleh tim ahli dari Swisscontact sebagai

    ‘pelatih’. Tim kerja multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi

    dan kabupaten/kota, DPRD, masyarakat, sektor swasta, lembaga perguruan tinggi dan

    media massa.

    Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder, telah disiapkan peta detail tentang

    risiko bencana yang dipresentasikan dalam atlas. Tipe-tipe bencana yang terkait dengan

    Provinsi Bengkulu adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin puting

    beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk

    masing-masing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi Peta

    Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta risiko bencana ini

    berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan rekomendasi untuk menyiapkan Rencana

    Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh

    Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004.

    2.1.1.4. Demografi

    Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 berjumlah 1.904.793 jiwa

    sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 1.874.900.Kepadatan rata-ratanya 91 jiwa/meter

    persegi dan tingkat pertumbuhan penduduk kurun waktu tahun 2011-2016 sebesar 1,70%

    per tahun di atas rata-rata pertumbuhan penduduk nasional sebesar 1,40 %.

  • 28

    Tabel 2.9

    Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota Tahun 2012 – 2016

    No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa)

    2012 2013 2014 2015 2016

    1. Bengkulu Selatan 147.106 148.854 150.601 152.200 153.930

    2. Rejang Lebong 251.201 253.020 254.583 256.100 257.498

    3. Bengkulu Utara 270.216 275.858 281.699 287.400 293.099

    4. Kaur 111.405 112.894 114.398 115.800 117.269

    5. Seluma 178.888 181.242 183.420 185.600 187.807

    6. Mukomuko 164.603 168.654 172.882 177.100 181.343

    7. Lebong 103.505 105.421 107.296 109.200 111.063

    8. Kepahiang 128.179 129.706 131.016 132.400 133.703

    9. Bengkulu Tengah 102.403 104.179 106.017 107.800 109.593

    10. Kota Bengkulu 326.219 334.529 342.876 351.300 359.488

    JUMLAH 1.783.725 1.814.357 1.844.788 1.874.900 1.904.793

    Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2017

    Hasil analisa Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi

    Bengkulu terhadap Bonus Demografi menggunakan proyeksi Penduduk dari Sensus

    Penduduk tahun 2010, Provinsi Bengkulu telah memasuki apa yang disebut dengan

    Bonus Demografi tahun 2015 dan pada masa tahun tersebut di proyeksikan fertilitas pada

    2,3 rata-rata anak per Wanita Usia Subur dan akan memasuki masa Window Of

    Opportunity pada tahun 2026 suatu kondisi dimana wilayah bersangkutan masyarakatnya

    maju, mandiri, adil, makmur dan sejahtera , rentang masa panjang dari 2015 sampai

    tahun 2026 harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pembangunan berwawasan

    kependudukan, hal ini disebabkan tingkat pendidikan, kemiskinan, fertilitas masih menjadi

    catatan garapan serius bagi pembangunan di Provinsi Bengkulu.Pada tahun 2029 akan

    terjadi peledakan penduduk usia lanjut (Lansia) atau Population Aging Explosionsuatu

    kondisi yang tidak menguntungkan bilamana Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak dapat

    memperbaiki kondisi terutama bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

    Total Fertility Rate (TFR) Tahun 2013 hasil olahan BKKBN sebesar 2,38 denganAge

    Spesific Fertility Rate(ASFR) pada kelompok umur muda yaitu kelompok umur 15 – 19

    tahun jumlah anak dilahirkan sebesar 43, tertinggi di Kabupaten Seluma dan Bengkulu

    Tengah masing-masing 74 dan 69, terendah Kota Bengkulu sebesar 8, pada kelompok

    umur 25 – 29 tahun sebesar 133, kelompok 30 – 34 sebesar 101, pada kelompok umur

    35 – 39 tahun sebesar 57, kelompok umur 40 – 44 tahun sebesar 17 dan kelompok umur

    45 – 49 tahun sebesar 3.

  • 29

    Tingginya anak dilahirkan pada kelompok 15 – 19 tahun disebabkan oleh Usia Kawin

    Pertama 19,57 tahun dan Usia kawin Pertama dibawah 14 tahun sebesar 2,99%, Usia

    kawin Pertama 15 – 16 tahun sebesar 15,74%, Usia Kawin Pertama 17 – 18 tahun

    sebesar 24,77%.

    2.1.1.5.Struktur Ruang dan Pola Ruang

    A. Rencana Struktur Ruang

    Rencana struktur ruang yang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan

    hidup, meliputi: a) sistem perkotaan; b) sistem jaringan trasportasi; c) sistem jaringan

    energi; d) sistem jaringan telekomunikasi; e) sistem jaringan sumberdaya air; f) sistem

    prasarana lingkungan.

    A.1. Rencana Sistem Perkotaan

    Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan tata ruang Provinsi Bengkulu,

    maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2032 terdiri dari

    1 (satu) kota PKNp yaitu ibukota Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu yang

    dipromosikan menjadi PKN, 3 (tiga) kota PKW, 3 (tiga) Kota PKL yang diusulkan menjasi

    PKWpromosi(PKWp) dan 10 (sepuluh) Pusat Kegiatan Lokal Kota PKL. Sistem

    Perkotaan fungsional wilayah Provinsi Bengkulu diarahkan memiliki 3 (tiga) hirarki pusat

    pelayanan, yaitu:

    1. Pusat Kegiatan Nasional promosi(PKNp) yaitu pusat yang melayani wilayah Provinsi

    Bengkulu dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pusat pelayanan ini

    terletak di kawasan perkotaan Bengkulu (Bengkulu, Sungai Hitam, Betungan dan

    Nakau). Pengembangan Kota Bengkulu dan sekitarnya ini dipromosikan sebagai

    pusat pelayanan primer.

    2. Pusat Kegiatan Wilayah(PKW) yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah

    Kabupaten/Kota. Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas

    yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008,maka ada 3 (tiga) Pusat

    Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan yaitu Kota Curup(ibukota Kabupaten Rejang

    Lebong), Manna (ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan) dan Mukomuko ibukota

    Kabupaten Mukomuko. Selanjutnya, selain PKW yang sudah ditetapkan dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, maka ibukota-ibukota kabupaten yang

    merupakan hasil pemekaran dan saat ini berstatus sebagai PKL dipromosikan dalam

    perencanaan Provinsi Bengkulu 20 (dua puluh) tahun mendatang untuk menjadi

    PKWp yaitu Kota Kepahiang, Arga Makmur dan Bintuhan.

  • 30

    3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang

    dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini

    terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien

    sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan

    berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu

    hingga akhir tahun perencanaan adalah meliputi Kota Ipuh di Kabupaten Mukomuko;

    Ketahun dan Malakoni(Pulau Enggano) di Kabupaten Bengkulu Utara; Karang Tinggi

    di Kabupaten Bengkulu Tengah; Kota Padang di Kabupaten Rejang Lebong; Dan

    selanjutnya Bermani Ilir di Kabupaten Kepahiang, Kota Muara Aman di Kabupaten

    Lebong, Kota Tais di Kabupaten Seluma, Kota Linau di Kabupaten Kaur dan Kota

    Masat di Kabupaten Bengkulu Selatan;

    A.2. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

    Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi, terdiri atas: a) Sistem jaringan

    transportasi darat; b) Sistem jaringan transportasi laut; c) Sistem jaringan transportasi

    udara; d) Sistem jaringan transportasi perkeretaapian.

    Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

    1. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan Lintas Barat serta jaringan jalan

    penghubung yang berfungsi menghubungkan Jalan Lintas Barat dengan Jalan Lintas

    Tengah Sumatera, yaitu:

    a. Pemantapan jaringan jalan arteri primer meliputi Nakau-Batas Kota Kepahiang,

    Jalan Santoso, Jalan Lintas Bengkulu di kepahiang, Batas Kota Kepahiang – SP

    Taba Mulan – Batas Kota Curup, Jalan Thamrin, Jalan Merdeka, Jalan A. Yani,

    Curup – S. Nangka, SP. Nangka – Batas Prov. Sumsel;

    b. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 1 yang berfungsi sebagai jaringan

    jalan penghubung mulai dari Manna-Batas Provinsi Sumsel;

    c. Pengembangan Jaringan Jalan Kolektor primer 2 dan 3 yang berfungsi sebagai

    jaringan jalan penghubung mulai dari Tanjung Iman – Muara Sahung, Muara

    Sahung – Air Tembok.

    2. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 2 dan 3 meliputi ruas jalan dan jembatan

    yaitu yang direncanakan sebagai Jaringan Lintas Tengah Provinsi Bengkulu meliputi

    ruas jalan dimulai dari Batas Provinsi Lampung – Muara Dua – Muara Sahung – Datar

    Lebar – Batu Ampar – Palak Bengkerung -Simpang Pino – Sendawar – Padang Capo

    – Lubuk Sini – Pelajau – Lubuk Durian – Gunung Selan – Giri Mulya – Dusun Baru –

    Napal Putih – Suka Merindu – Talang Gelumbang -Talang Arah – Tunggang – Bunga

    Tanjung – Lubuk Saung – Lalang Petai – Lubuk Pinang – Batas Sumatera Barat.

  • 31

    3. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan, yaitu ruas jalan yang menghubungkan

    Linggau-Curup – Bengkulu dan Bengkulu Outer Ring Road (BORR).

    4. Pengembangan dan pemberdayaan sistem terminal meliputi terminal regional tipe A

    dan terminal regional tipe B serta pengembangan angkutan massal perkotaan.

    Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut

    Pengembangan sistem transportasi laut dilakukan melalui pengembangan dan/atau

    pengembangan pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul serta pembangunan

    pelabuhan pengumpan.Untuk menunjang pengembangan ekonomi daerah,

    pengembangan dilakukan melalui:

    a. Meningkatkan pelabuhan pengumpul Pulau Baai yang direncanakan menjadi

    Pelabuhan Utama

    b. Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan pengumpan yaitu pelabuhan linau yang

    direncanakan menjadi pelabuhan pengumpul dan pelabuhan Malakoni dan Bantal

    direncanakan menjadi pelabuhan pengumpan serta beberapa titik pengembangan di

    pesisir pantai barat.

    Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara

    Rencana pengembangan bandar udara sebagai pusat penerbangan terdiri atas:

    a. Pengembangan bandar udara Fatmawati Soekarno sebagai bandar udara pengumpul

    dan bandara evakuasi saat bencana alam

    b. Pendayagunaan bandar udara Mukomuko dan Bandar udara Enggano sebagai bandar

    udara pengumpan

    c. Pengembangan bandar udara Mukomuko dan Bandar udara Enggano untuk

    mendukung aktivitas perkebunan, untuk menunjang kegiatan pariwisata, untuk navigasi

    dan mitigasi bencana.

    Rencana Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian

    Pengembangan jalur kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk

    meningkatkan perekonomian daerah, angkutan barang dan angkutan penumpang serta

    keterpaduan antar moda transportasi yang dilakukan melalui :

    a. Pelayanan kawasan sentra produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, industri

    dan sinergi dengan pelabuhan Pulau Baai dan Linau yaitu jalur jaringan kereta api Kota

    Padang-Bengkulu dan jalur jaringan kereta api Tanjung Enim – Linau.

  • 32

    b. Pengoperasian kereta api penumpang reguler, wisata dan barang memperkuat posisi

    jaringan kereta api Bengkulu dalam rencana pengembangan jaringan jalur kereta api

    Trans Sumatera ( Trans Sumatera Railways), perbatasan Provinsi Sumatera Barat-

    Kota Bengkulu – perbatasan Provinsi Lampung.

    A.3. Rencana Sistem Jaringan Energi

    Sistem jaringan energi Provinsi Bengkulu sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1)

    huruf c terdiri atas pengembangan pembangkit listrik, meliputi:

    a. Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air, yakni PLTA Tes dan PLTA Musi;

    b. Pengembangan potensi panas bumi di Tambang Sawah, Suban, dan Lebong

    Simpang, Potensi panas bumi tersebut dapat dikembangkan menjadi Pembangkit

    Listrik Tenaga Panas Bumi;

    c. Pembangunan pembangkit listrik baru, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Panas

    Bumi (PLTPB) Hulu Lais;

    d. Pembangunan listrik pembangkit baru, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

    di Napal Putih;

    e. Pengembangan Energi Pembangkit Listrik Tenaga Air di Provinsi Bengkulu, meliputi Air

    Ketahun, Air Elang, Air Numan, Air Nasal, Air Padang Guci, dan Air Seginim.

    Pengembangan jaringan listrik untuk wilayah terisolasi pada pulau-pulau kecil atau gugus

    pulau serta daerah terpencil dilaksanakan dengan menggunakan sistem pembangkit

    tenaga air skala kecil, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga diesel serta lebih

    mengutamakan potensi energi yang ada di daerahnya.

    A.4 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

    Pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi sistem terestrial yang terdiri dari

    sistem kabel, sistem seluler, dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat-pusat

    pertumbuhan. Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke pelosok

    wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi sampai keperdesaan.

    A.5 Rencana dan Kriteria Sistem Jaringan Sumber Daya Air

    Pengembangan jaringan irigasi diutamakan untuk mengairi areal pertanian potensial yang

    antara lain wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kaur,

    Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten

    Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengembangan sarana atau prasarana

    sumber daya air, yaitu pemeliharaan kawasan di sekitar bendung yang meliputi Bendung

    Mukomuko Kiri, Bendung Air Manjuto, Bendung Air Kesubun, Bendung Air Lais Kurotidur,

    Bendung Air Seluma, Bendung Air Selebang Kedurang, dan Bendung Batutegi.

  • 33

    B. Rencana Pola Ruang

    Rencana pola ruang meliputi pola ruang kawasan lindung dan pola ruang kawasan

    budidaya.

    B.1 Pola Ruang Kawasan Lindung

    Rencana pengelolaan kawasan lindung, meliputi:

    1. Kawasan hutan lindung

    Kawasan hutan lindung, letaknya tersebar dan terdiri dari Hutan Lindung Bukit Raja

    Mendara dengan luas kurang lebih 63.294 ha, Hutan Lindung Bukit Sanggul dengan

    luas kurang lebih 70.924 ha, Hutan Lindung Bukit Riki dengan luas kurang lebih 4.370

    ha, Hutan Lindung Bukit Daun dengan luas kurang lebih 90.800 ha, Hutan Lindung

    Koho Buwabuwa dengan luas kurang lebih 3.450 ha, Hutan Lindung Rimbo Donok

    dengan luas kurang lebih 433 ha, Hutan Lindung Balai Rejang dengan luas kurang

    lebih 18.069 ha, Hutan Lindung Bukit Basa dengan luas kurang lebih 128 ha, dan

    Hutan Lindung Konak dengan luas kurang lebih 11 ha.

    2. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

    Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi:

    a. Kawasan bergambut letaknya menyebar, yaitu di kabupaten Seluma, Bengkulu

    Utara, dan Muko Muko yang secara rinci kawasan tersebut akan ditetapkan oleh

    masing-masing kabupaten yang bersangkutan

    b. Kawasan resapan air terletak menyebar di wilayah kabupaten/kota, yang secara

    rinci kawasan tersebut akan ditetapkan oleh masing – masing kabupaten/kota

    c. Kawasan Lindung sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan pelindung

    sumber-sumber air alam dan buatan, seperti danau, waduk, sungai, dan sumber

    daya air lainnya yang secara rinci kawasan tersebut ditetapkan oleh masing-masing

    kabupaten/kota

    d. Kawasan-kawasan di luar kawasan hutan yang memiliki lereng lapangan lebih besar

    atau sama dengan 40% dan memberikan perlindungan terhadap kawasan di

    bawahnya, akan ditetapkan sebagai kawasan lindung oleh gubernur atas usulan

    masing-masing kabupaten/kota.

    3. Kawasan perlindungan setempat

    Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 huruf c,

    terdiri atas:

    a. Kawasan sempadan pantai, meliputi dataran sepanjang tepian pantai yang lebarnya

    proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dihitung dari

    titik pasang tertinggi ke arah daratan.

  • 34

    b. Kawasan sempadan sungai, meliputi daratan sepanjang kiri dan kanan sungai-

    sungai besar dan kecil yang akan diatur oleh masing-masing kabupaten dan kota

    c. Kawasan sekitar danau/waduk, meliputi daratan sekeliling tepian yang lebarnya

    proporsional dengan bentuk kondisi fisik danau/waduk (antara 50 – 100 meter dari

    titik pasang tertinggi ke arah daratan)

    d. Kawasan sekitar mata air, meliputi kawasan sekurang-kurangnya dengan radius 200

    meter di sekililing mata air, kecuali untuk kepentingan umum

    e. Ruang terbuka hijau kota paling sedikit 30% dari luas wilayah dengan dominasi

    komunitas tumbuhan yang dapat berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur,

    dan/atau kombinasi keduanya, yang akan diatur oleh masing-masing kabupaten dan

    kota.

    4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, cagar alam, dan taman hutan raya

    Kawasan Suaka, Kawasan Pelestarian Alam, dan Cagar Alam, dan Taman Hutan Raya

    terdiri atas:

    a. kawasan Suaka Alam, meliputi:

    1) Cagar Alam terdiri Cagar Alam Mukomuko 1 dengan luas kurang lebih 230

    ha, Cagar Alam Mukomuko 2 dengan luas kurang lebih 103 ha, Cagar Alam

    Air Rami 1 dengan luas kurang lebih 233 ha , Cagar Alam Air Rami 2 dengan

    luas kurang lebih 38 ha, Cagar Alam Danau Menghijau dengan luas kurang

    lebih 139 ha, Cagar Alam Danau Tes dengan luas kurang lebih 2.882 ha,

    Cagar Alam Talang Ulu 1 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Talang

    Ulu 2 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 1 dengan

    luas kurang lebih 2 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 2 dengan luas kurang

    lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 3 dengan luas kurang lebih 1 ha,

    Cagar Alam Pagar Gunung 4 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam

    Pagar Gunung 5 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Seblat dengan

    luas kurang lebih 89 ha, Cagar Alam Danau Dusun Besar dengan luas kurang

    lebih 577 ha, Cagar Alam Taba Penanjung 1 dengan luas kurang lebih 2 ha,

    Cagar Alam Taba Penanjung 2 dengan luas kurang lebih 2 ha, Cagar Alam

    Tanjung Laksaha dengan luas kurang lebih 333 ha, Cagar Alam Teluk Klowe

    dengan luas kurang lebih 331 ha, Cagar Alam Sungai Bahewo dengan luas

    kurang lebih 495 ha, Cagar Alam Kloyo 1,2 dengan luas kurang lebih 305 ha ,

    Cagar Alam Pasar Seluma dengan luas kurang lebih 159 ha, Cagar Alam

    Pasar Ngalam dengan luas kurang lebih 256 ha, Cagar Alam Pasar Talo

    dengan luas kurang lebih 487 ha, Cagar Alam Air Alas dengan luas kurang

    lebih 59 ha.

  • 35

    2) Taman Nasional terdiri Taman Nasional Kerinci Sebelat dengan luas kurang

    lebih 340.575 ha dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan luas

    kurang lebih 64.711 ha.

    3) Taman Wisata Alam terdiri Taman Wisata Alam Air Hitam dengan luas kurang

    lebih 433 ha, Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai dengan

    luas kurang lebih 967 ha, Taman Wisata Alam Way Hawang dengan luas

    kurang lebih 64ha, Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas kurang lebih

    13.490 ha, Taman Wisata Alam Lubuk Tapi Kayu Ajaran dengan luas kurang

    lebih 6 ha, dan Tahura Raja lelo dengan luas kurang lebih 1.122 ha.

    b. Kawasan Pantai Berhutan Bakau dengan jarak minimal 130 kali nilai rata-rata

    tahunan perbedaan tinggi air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari

    garis surut terendah ke arah darat. Pada areal kawasan pantai berhutan yang

    terletak di luar kawasan hutan ditetapkan oleh Gubernur atas usulan Bupati dan

    Walikota;

    c. Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, meliputi kawasan berhutan atau

    bervegetasi tetap yang memiliki flora dan fauna beraneka ragam, bentang alam

    yang baik dan akses yang baik untuk keperluan pariwisata, terletak di:

    1) Taman Wisata Alam Air Hitam dengan luas kurang lebih 433 ha;

    2) Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas kurang lebih 13.490 ha;

    3) Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai dengan luas kurang

    lebih 967.20 ha;

    4) Taman Wisata Alam Lubuk Tapi-Kayu Ajaran dengan luas kurang lebih 6 ha;

    5) Taman Wisata Alam Way Hawang dengan luas kurang lebih 64 ha;

    6) Tahura Rajalelo Bengkulu dengan luas kurang lebih 1.122 ha.

    5. Kawasan lindung geologi

    Kawasan lindung geologi terdiri kawasan Tanah Longsor (Kabupaten Lebong,

    Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Seluma, dan

    Kabupaten Kaur), Gempa Bumi, Tsunami, dan Gelombang Pasang (sepanjang pesisir

    pantai wilayah Provinsi Bengkulu) serta Gunung Berapi (Kabupaten Rejang Lebong).

    6. Kawasan rawan bencana alam

    Kawasan Rawan Bencana terdiri daerah yang sering dan berpotensi tinggi mengalami

    bencana alam, seperti Kebakaran Hutan (Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur,

    Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Lebong, dan

    Kabupaten Bengkulu Tengah), banjir (tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten

    Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur).

  • 36

    7. Kawasan lindung lainnya.

    Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf g terdiri Taman

    Buru Semidang Bukit Kabu dengan luas kurang lebih 9.031 ha dan Taman Buru

    Gunung Nanu’ua dengan luas kurang lebih 7.271ha.

    B.2. Pola Ruang Kawasan Budidaya

    Rencana pola ruang kawasan budidaya meliputi :

    1. Kawasan peruntukan hutan produksi

    Rencana pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi meliputi:

    a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dikembangkan di Kabupaten

    seluruh wilayah Provinsi Bengkulu, yaitu Kabupaten Mukomuko, Kabupaten

    Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kabupaten

    Kaur, yaitu HPT Air Manjunto dengan luas kurang lebih 28.763 ha, HPT Air Ipuh I

    dengan luas kurang lebih 20.544 ha, HPT Air Ipuh II dengan luas kurang lebih

    20.667 ha, HPT Lebong Kandis dengan luas kurang lebih 31.967 ha, HPT Air

    Ketahun dengan luas kurang lebih 15.011 ha, HPT Air Hulu Malakoni dengan luas

    kurang lebih 2.191 ha, HPT Bukit Badas dengan luas kurang lebih 9.044 ha, HPT Air

    Talo dengan luas kurang lebih 2.534 ha, HPT Bukit Rabang dengan luas kurang

    lebih 6.849 ha, HPT Peraduan Tinggi dengan luas kurang lebih 9.158 ha, HPT Air

    Kedurang dengan luas kurang lebih 5.247 ha, HPT Air Kinal dengan luas kurang

    lebih 5.568 ha, HPT Kaur Tengah dengan luas kurang lebih 13.932 ha, dan HPT

    Bukit Kumbang dengan luas kurang lebih 10.733 ha

    b. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap (HP) terletak di Kabupaten Mukomuko,

    Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu

    Selatan, dan Kabupaten Kaur, yaitu HP Air Dikit dengan luas kurang lebih 2.730 ha,

    HP Air Teramang dengan luas kurang lebih 4.854 ha, HP Air Rami dengan luas

    kurang lebih 13.763 ha, HP Urai-Serangai dengan luas kurang lebih 6.640 ha, HP

    Air Bintunan dengan luas kurang lebih 3.461 ha, HP Air Rindu Hati1,2 dengan luas

    kurang lebih 1.046 ha, HP Air Bengkenang dengan luas kurang lebih 1.579 ha, dan

    HP Air Sambat dengan luas kurang lebih 1.938 ha.

    2. Kawasan peruntukan hutan rakyat

    Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 huruf b

    ditetapkan dengan kriteria kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan pada tanah

    yang dibebani hak milik, Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan

    oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang kehutanan, arahan pengembangan

    kawasan hutan rakyat di wilayah Provinsi Bengkulu adalah kurang lebih 40.489 ha atau

    merupakan 2,02% dari luas wilayah total Provinsi Bengkulu.

  • 37

    3. Kawasan peruntukan pertanian

    Kawasan peruntukan pertanian berupa:

    a. Kawasan peruntukan tanaman pangan

    Kawasan peruntukan pangan meliputi kawasan budidaya pertanian tanaman pangan

    lahan basah yang tersebar diseluruh pertanian pangan kabupaten/ kota di wilayah

    Provinsi Bengkulu, kecuali Kota Bengkulu dan pengembangan kawasan budidaya

    pertanian tanaman pangan rakyat di lahan kering dengan tanaman yang sesuai

    dengan potensi daerah.

    b. Kawasan peruntukan hortikultura

    Kawasan peruntukan hortikultura dapat dikembangkan tersendiri atau terpadu

    dengan kawasan lain yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di wilayah Provinsi

    Bengkulu.

    c. Kawasan peruntukan peternakan

    Kawasan peruntukan peternakan terdiri dari kawasan usaha pembibitan, kawasan

    budidaya, dan kawasan usaha pengolahan yang dapat dilakukan secara terpadu

    dan optimal dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, dan swasta atau

    dunia usaha di seluruh kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Bengkulu.

    d. Kawasan peruntukan perkebunan

    Kawasan peruntukan perkebunan tersebar di wilayah Kabupaten Seluma,

    Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara,

    Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Rejang Lebong,

    Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang.

    4. Kawasan peruntukan perikanan

    Kawasan peruntukan perikanan di Provinsi Bengkulu terdiri dari:

    a. Pengembangan kawasan budi daya perikanan darat di Kabupaten Lebong, Rejang

    Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan ,Bengkulu Tengah,

    Mukomuko, dan Kaur

    b. Pengembangan kawasan budi daya perikanan laut dan fasilitas pelabuhan

    perikanan di daerah pesisir pantai barat. Pengembangan pertambakan terdapat di

    pesisir barat dilaksanakan dengan sangat memperhatikan kelestarian hutan

    mangrove.

    5. Kawasan peruntukan pertambangan

    Kawasan pertambangan di Provinsi Bengkulu tersebar di Kabupaten Seluma (batu

    bara dan Pasir Besi), Bengkulu Utara, Mukomuko, Bengkulu Tengah (batu bara),

    Lebong (Granit, mangan, dan emas), dan Kaur, Kepahiang (pasir kuarsa, migas,

    emas, andesit, dan marmer).

  • 38

    6. Kawasan peruntukan permukiman

    Kawasan peruntukan permukiman di Provinsi Bengkulu diarahkan untuk permukiman

    berkepadatan tinggi (Kota Bengkulu, Kota Manna, Kota Curup); kepadatan sedang

    (Kota Mukomuko, Kota Kepahiang, Kota Arga Makmur, Kota Bintuhan); kepadatan

    rendah (Kota Karang Tinggi, Kota Tais, Kota Muara Aman)

    7. Kawasan peruntukan industri

    Jenis dan sebaran kawasan industri Provinsi Bengkulu terletak di Kota Bengkulu,

    Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu

    Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Rejang Lebong sesuai dengan

    kesesuaian lokasi, tata guna lahan, dukungan prasarana, dan potensi daerah sekitar

    yang ditetapkan berdasarkan analisa daya dukung ekosistem.

    8. Kawasan peruntukan pariwisata

    Jenis dan sebaran kawasan peruntukan pariwisata Provinsi Bengkulu meliputi:

    a. Wisata alam dikembangkan di Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong, Kabupaten

    Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kota

    Bengkulu, Pulau Tikus dan Kepulauan Enggano

    b. Wisata budaya dikembangkan di Kota Bengkulu, Curup, Kepahiang, Kaur, dan

    Mukomuko

    c. Wisata buatan (man made) dikembangkan di Kota Bengkulu (LAMBAITARITAM),

    Curup (Danau Harun Bestari dan Suban Air Panas), Kepahiang dan Bengkulu

    Tengah (PLTA Musi), serta Lebong (Danau Tes).

    9. Kawasan peruntukan lainnya

    2.1.2 .Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Jika dilihat dari perkembangan PDRB mulai tahun 2012-2016, kinerja perekonomian

    Provinsi Bengkulu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. PDRB menggambarkan

    kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan indikator faktor

    produksi lainnya untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas

    perekonomian disuatu daerah. Nilai PDRB Atas dasar Harga Berlaku dan Harga

    Konstan di Provinsi Bengkulu dari tahun 2012- 2016 untuk jelasnya dapat dilihat pada

    indikator dibawah ini.

  • 39

    Tabel 2.10

    PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2016

    Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

    PDRB ADHB

    (Miliar Rupiah) 36.207,6 40.565,5 45.389,9 50.337 55.402,5

    PDRB ADHK

    2010 (Miliar

    Rupiah)

    32.363 34.326,4 36.206,7 38.067,5 40.082,9

    Jumlah Penduduk

    (Orang) 1.783.725 1.814.357 1.844.788 1.874.900 1.904.793

    PDRB perkapita

    (Rupiah) 20.298.912 22.358.053 24.604.401 26.847.196 29.085.841

    Pertumbuhan

    Ekonomi (%) 6,83 6,07 5,48 5,13 5,3

    Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur

    pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2015 PDRB Provinsi Bengkulu atas

    dasar harga berlaku telah mencapai 50,34 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar

    harga konstan 2010 sebesar 38,07 triliun rupiah. Sedangkan pada tahun 2016 PDRB

    Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 55,40 triliun rupiah,

    sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 40,08 triliun rupiah.

    Sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan dari tahun 2015 sebesar 5,13

    persen menjadi 5,30 persen di tahun 2016.

    Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2016

    masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam

    perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya.

    Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB Provinsi

    Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai nominal

    PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 201616.537,9Miliar Rupiah

    dan peranannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 29,85%. Kemudian diikuti

    sektor perdagangan besar dan eceran dengan nilai nominal atas dasar harga berlaku

    pada tahun 2016 sebesar 7.688,8 Miliar Rupiah dengan peran sebesar 13,88%.

    Sedangkan sektor terendah adalah Pengadaan Listrik dan Gas dimana PDRB atas harga

    berlaku untuk sektor tersebut adalah 43,8 Miliar Rupiah dan perannya dalam PDRB

    Provinsi Bengkulu sebesar 0,08%.

  • 40

    Pada tahun 2016, tiga wilayah dengan tingkat PDRB tinggi di Provinsi Bengkulu adalah

    Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara, sedangkan

    yang terendah adalah Kabupaten Lebong.

    Tabel 2.11

    PDRB ADHB per Kabupaten/KotaProvinsi Bengkulu Tahun 2013-2016

    No Kabupaten/Kota PDRB ADHB (Miliar Rp)

    2013 2014 2015 2016

    1 Bengkulu Selatan 3.225,33 3.621,88 4.038,67 4.431,85

    2 Rejang Lebong 5.344,36 5.951,12 6.621,25 7.261,64

    3 Bengkulu Utara 4.607,41 5.154,38 5.735,88 6.353,62

    4 Kaur 1.914,7 2.106,32 2.345,76 2.715,1

    5 Seluma 2.582,54 2.886,39 3.198,2 3.502,08

    6 Mukomuko 2.860,42 3.230,73 3.564,97 3.950,32

    7 Lebong 1.858,93 2.088,13 2.330,47 2.593,89

    8 Kepahiang 2.365,95 2.636,38 2.951,86 3.284,50

    9 Bengkulu Tengah 2.612,05 2.952,17 3.286,03 3.559,07

    10 Kota Bengkulu 12.710,34 14.190,37 15.815,37 17.510,86

    Provinsi Bengkulu 40.565,49 45.389,90 50.336,99 55.402,50

    Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2017.

    Perekonomian Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2016 tercatat mengalami pertumbuhan

    sebesar 5,30%. Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 sebesar

    5,14%.Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu relatif tinggi bila dibandingkan ekonomi

    Nasional yang tumbuh sebesar 5,02% pada periode yang sama. Namun kontribusi PDRB

    Provinsi Bengkulu terhadap PDB Nasional tahun 2016 masih sangat kecil yaitu sebesar

    0,44 %.

    Tabel 2.12

    Perbandingan PDRB Provinsi Bengkulu dan

    PDB Nasional Tahun 2012 – 2016

    Tahun

    PDRB Provinsi Bengkulu (juta rupiah) PDB Indonesia (triliun rupiah)

    Harga berlaku Harga

    Konstan 2010

    Pertumb

    uhan

    (%)

    Harga

    berlaku

    Harga

    Konstan

    2010

    Pertumbu

    han

    (%)

    2012 36.207.676,97 32.363.037,83 6,83 8.615,70 7.727,08 6,03

    2013 40.565.490,15 34.326.371,68 6,07 9.546,13 8.156,49 5,56

    2014 45.392.750,77 36.206.678,91 5,48 10.569,70 8.564,90 5,02

    2015 50.341.717,69 38.067.501,98 5,14 11.531,70 8.982,50 4,79

    2016 55.402.507,51 40.082.870,83 5,30 12.406,80 9.433,00 5,02

    Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat dan Provinsi Bengkulu, 2017.

  • 41

    B. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur pencapaian hasil pembangunan dari

    suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: pendidikan,

    kesehatan dan pengeluaran. Kegunaan IPM adalah untuk mengklasifikasikan apakah

    sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang dan

    juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IPM Provinsi Bengkulu tahun 2016 berada pada

    nilai69,33, naik dari tahun 2015 sebesar 68,59namun lebih rendah dari IPM Indonesia

    secara keseluruhan sebesar 70,18. Angka IPM di Provinsi Bengkulu tercatat terus

    mengalami kenaikan sejak tahun 2010 yang berada pada nilai65,35. Hal tersebut

    menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas hidup manusia di Provinsi Bengkulu.

    Gambar 2.3

    Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2011-2016

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan BPS RI Tahun 2016.

    Dengan tingkat IPM sebesar 69,33Provinsi Bengkulutergolong ke dalam wilayah dengan

    kategori IPM sedang. Provinsi dengan tingkat IPM tertinggi di Indonesia adalah DKI

    Jakarta dengan IPM 79,60sedangkan provinsi yang memiliki IPM terendah adalah Papua,

    yang tercatat memiliki IPM sebesar 58,05.