rancangan awal rencana kerja pemerintah daerah (rkpd ... › download › rkpd provinsi beng… ·...
TRANSCRIPT
-
GUBERNUR BENGKULU
PERATURAN GUBERNUR BENGKULU
NOMOR 26 TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU
TAHUN 2019
-
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG ......................................................... 1
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN RKPD………………… 5
1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN ………………………... 6
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………… 11
1.5. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD.................................. 11
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
14
2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH……………… 14
2.1.1.ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ………... 14
2.1.2.ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT…… 40
2.1.3.ASPEK PELAYANAN UMUM …………………… 50
2.1.4.ASPEK DAYA SAING DAERAH………………… 63
2.2. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD........................................................
66
2.3. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH..................................
113
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH…………………………
139
3.1 ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH....…………. 134
3.1.1. KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN TAHUN 2017......................................
134
3.1.2. TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH TAHUN 2018 DAN TAHUN 2019..............
138
-
iii
3.2 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH......………… 139
3.2.1. PROYEKSI KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN......................................
139
3.2.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH.............. 141
3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah........... 141
3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah................... 143
3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah........... 145
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH…….... 147
4.1. VISI DAN MISI...................................…………....………. 147
4.2. TUJUAN DAN SASARAN........................………………. 152
4.3. PRIORITAS PEMBANGUNAN.......................................... 176
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA 185
BAB VI RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH……………. 190
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH 360
BAB VI PENUTUP.....………………………………………………………. 366
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka
mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Proses
pembangunan dilaksanakan melalui optimalisasi sumberdaya dengan tetap
menjaga kesinambungan serta kualitas lingkungan yang baik. Optimalisasi
sumberdaya mempunyai arti bahwa pembangunan diharapkan dapat
mendayagunakan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar
memiliki nilai kemanfaatan lebih baik bagi masyarakat. Sedangkan
kesinambungan dan kualitas lingkungan yang baik tidak hanya mengenai
lingkungan alam namun juga lingkungan sosial, budaya dan politik. Pencapaian
tujuan pembangunan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tahapan yang
bersifat jangka panjang, menengah dan tahunan.
Proses pembangunan setiap tahunnya, sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, harus dimulai dari penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan penjabaran dari pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan memuat rancangan kerangka ekonomi
daerah, program prioritas pembangunan daerah, dan rencana kerja, pendanaan
dan prakiraan maju.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019 ini
diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan antara perencanaan dan
penganggaran. Dimana pengambilan keputusan penetapan program dan
kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan
penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah.
Pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2019 dilakukan melalui
pendekatan Common Goals serta kewilayahan dengan mengevaluasi
pencapaian target kinerja tahun sebelumnya serta penetapan anggaran untuk
mencapai target pembangunan yang ditetapkan.
-
2
Sebagai dokumen rencana tahunan daerah, RKPD mempunyai kedudukan
yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat
beberapa hal sebagai berikut :
1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan
penerjemahan dan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah
yang ditetapkan dalam RPJMD ke dalam program dan kegiatan
pembangunan tahunan daerah;
2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan tahunan bagi seluruh Perangkat Daerah (PD) dalam
menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD);
3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan
kebijakan umum APBD dan penentuan prioritas serta pagu anggaran
sementara yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta menjadi referensi
RKPD Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu; serta
4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Melalui evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD ini
dapat diketahui sampai sejauh mana capaian kinerja RPJMD sebagai wujud
dari kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun
berkenaan.
Proses Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2019
dapat dilihat dan dijelaskan oleh bagan berikut :
Gambar 1.1
Bagan Alur Proses Penyusunan RKPD
-
3
Penyusunan RKPD tahun 2019 dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu
penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan RKPD,
penyusunan rancangan akhir RKPD dan penetapan RKPD dengan
menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, bottom–up dan top-down.
Pendekatan teknokratik dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka
berfikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas
untuk menyusun perencanaan pendapatan, perencanaan belanja dan
perencanaan pembiayaan, termasuk melalui proses konsultasi dengan para
pakar. Proses partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan seluruh
pemangku kepentingan pembangunan antara lain melalui mekanisme
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Proses bottom–up
dilakukan secara berjenjang mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi
dan Nasional. Sedangkan proses top-down antara lain diimplementasikan dalam
bentuk Dedicated Program.
Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan
pemerintahan tersebut, maka perhatian yang besar harus diberikan sejak awal
penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD sehingga dapat dihasilkan
dokumen RKPD yang berkualitas. Dokumen RKPD Provinsi Bengkulu Tahun
2019 disusun dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan Penyusunan RKPD
Tahap persiapan penyusunan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019
meliputi:
a. Penyusunan Keputusan Gubernur Bengkulu tentang Pembentukan Tim
Penyusun RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019;
b. Orientasi mengenai RKPD kepada seluruh anggota tim untuk
penyamaan persepsi dan memberikan pemahaman terhadap berbagai
Peraturan Perundang-undangan kebijakan pemerintah berkaitan
dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah;
c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;
d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
2. Penyusunan Rancangan Awal RKPD
Tahap penyusunan rancangan awal RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019
terdiri atas perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.
a. Perumusan rancangan awal RKPD
Perumusan rancangan awal RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019
mencakup:
1) Pengolahan data dan informasi;
-
4
2) Analisis gambaran umum kondisi daerah;
3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah;
4) Evaluasi kinerja tahun lalu;
5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah;
6) Perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi;
7) Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan
keuangan daerah;
8) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta
pagu indikatif;
9) Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu
indikatif.
b. Penyajian rancangan awal RKPD
Rancangan awal RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
1) Pendahuluan;
2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;
3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka
pendanaan;
4) Prioritas dan sasaran pembangunan; dan
5) Rencana program prioritas daerah.
3. Pelaksanaan Musrenbang RKPD
Musrenbang RKPD Provinsi Bengkulu dilaksanakan untuk penajaman,
penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD
Provinsi Bengkulu Tahun 2019. Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan
kesepakatan tersebut mencakup:
a. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah dengan arah kebijakan,
prioritas dan sasaran pembangunan daerah;
b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat
kepada pemerintah daerah provinsi pada musrenbang RKPD di Provinsi
Bengkulu;
c. Indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah provinsi;
d. Prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas
daerah;
e. Sinergi dengan RKP Tahun 2019
-
5
4. Perumusan Rancangan Akhir RKPD
Perumusan rancangan akhir RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019
dilakukan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD
Provinsi Bengkulu.
5. Penetapan RKPD
RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur Bengkulu. RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 yang telah
ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD
Provinsi Bengkulu Tahun 2019. Selain itu, RKPD yang telah ditetapkan
tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah
Provinsi Bengkulu tentang APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 untuk
memastikan APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 telah disusun
berlandaskan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan RKPD
Kewajiban daerah untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
sebagai dasar dan acuan penyusunan RAPBD diamanatkan melalui beberapa
Peraturan Perundangan, antara lain:
1. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
-
6
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tahapan
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor );
9. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu
Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Nomor 15);
10. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu
Tahun 2010 Nomor 6);
11. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032 (Lembaran
Daerah Tahun 2012 Nomor 2);
12. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Bengkulu
(Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Nomor 8);
13. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 7 Tahun 2017 tentang
perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Tahun 2017
Nomor 7).
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun
2019 memiliki keterkaitan yang erat dengan dokumen perencanaan lainnya.
Penyusunan RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 mengacu dan diserasikan
-
7
dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 dan merupakan
penjabaran dari RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 serta Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032 juga
memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2015-2019, RPJMD dan RTRW Provinsi tetangga.
Gambar 1.2.
Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Daerah dan Nasional
Secara lebih terperinci hubungan antara RKPD dengan dokumen perencanaan
lainnya adalah sebagai berikut :
A. RKPD dan RPJPD Provinsi Bengkulu
RKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2019 merupakan penjabaran dari RPJMD
2016-2021. Oleh sebab itu, penyusunan pada RPJMD selain memuat visi, misi
dan program Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2016-2021, juga
berpedoman pada visi dan misi Provinsi Bengkulu beserta arah
pembangunannya dalam RPJPD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari visi Pembangunan Nasional
Tahun 2005-2025 yang diarahkan pada pencapaian tujuan nasional.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang “Provinsi Bengkulu
yang sejahtera, adil dan demokrasi bertumpu pada sumber daya manusia
unggul dan bertaqwa serta perekonomian kokoh”, ditempuh melalui 5 (lima)
misi pembangunan yaitu :
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai IPTEK dan IMTAQ;
2. Mewujudkan infrastruktur yang berkualitas, merata dan bermanfaat;
-
8
3. Mewujudkan perekonomian yang berdaya saing tinggi;
4. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang
berkelanjutan;
5. Mewujudkan masyarakat adil dan demokrasi.
Pada tahap ketiga RPJPD Provinsi Bengkulu, fokus pembangunan
masing-masing misi diarahkan pada pemanfaatkan pembangunan secara
menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing
kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang
terus meningkat, yang difokuskan kepada:
1. Kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu terus meningkat sebanding
dengan tingkat kesejahteraan daerah-daerah di wilayah Indonesia yang
berpenghasilan menengah, dan merata yang didorong oleh meningkatnya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai terwujudnya lembaga
jaminan sosial. Kualitas sumberdaya manusia terus membaik ditandai
oleh meningkatnya kualitas relevasi pendidikan, termasuk yang berbasis
keunggulan lokal dan didukung oleh manajemen pelayanan pendidikan
yang efisien dan efektif; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat; meningkatnya kesejahteraan gender; meningkatnya tumbuh
kembang optimal, serta, kesejahteraan dan perlindungan anak;
tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang; dan mantapnya budaya
dan karakter bangsa.
2. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan yang semakin mantap
dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan
pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan
perekonomian secara serasi, seimbang dan lestari; terus membaiknya
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang diimbangi
dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan didukung oleh
meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat; serta
semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di
seluruh wilayah Provinsi Bengkulu.
Peningkatan pemantapan pembangunan kelembagaan dan kapasitas
antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan
pemerintahan dan disertai partisipasi aktif masyarakat dalam
penanggulangan bencana alam.
-
9
3. Daya saing perekonomian Provinsi Bengkulu semakin meningkat,
terutama industri rakyat berbasiskan sumber daya lokal meliputi
pertanian, kelautan dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan;
terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya
kerja sama pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya
pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan industri
serta terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong
peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan
teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
4. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang
ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi;
peningkatan pasokan tenaga listrik yang lebih optimal dan efisien sesuai
kebutuhan sehingga elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi
perdesaan dapat teratasi dengan baik; terselenggaranya pelayanan pos
dan telematika yang efisien; terwujudnya konservasi sumber daya air
yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air dan
pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air
minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu,
pengembangan infrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan,
terutama untuk mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu,
pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat karena
didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan
berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong
terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
5. Pembangunan kelembagaan politik dan hukum terus ditingkatkan dan
diupayakan dalam rangka terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh
dalam berbagai aspek kehidupan politik serta supremasi hukum dan
penegakan hak-hak asasi manusia; peningkatan pembangunan tata
kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa yang berdasarkan
hukum, serta birokrasi yang profesional dan netral lebih ditingkatkan demi
terwujudnya masyarakat Provinsi Bengkulu yang sejahtera, adil dan
demokratis.
-
10
B. RKPD dengan RTRW Provinsi Bengkulu
Penyusunan RKPD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola
dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Provinsi Bengkulu Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032, sebagai acuan untuk
mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang
berkaitan pemanfaatan ruang.
Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka
pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Kebijakan penataan ruang Provinsi Bengkulu sesuai dengan RPJPD Tahun
2012-2032 dalam rangka mendukung capaian RPJMD Provinsi Bengkulu
Tahun 2016-2021 dilakukan untuk :
1. Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi
dan budaya ke seluruh wilayah provinsi;
2. Memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta
mengurangi resiko bencana alam;
3. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan;
4. Meningkatkan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan daya
dukung lahan;
5. Membuka peluang investasi dalam rangka meningkatkan perekonomian
wilayah dengan mengutamakan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup ;
6. Mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal;
7. Mendukung fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
Dalam menyusun RPJMD ini juga selain berpedoman pada RTRW daerah
sendiri, juga perlu memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta
sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar
kabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang kabupaten/kota
lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan sebagai satu
kesatuan wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau yang memiliki
hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan
daerah.
-
11
C. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan RPJMD
Pelaksanaan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2021 setiap tahunnya
akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai
suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Provinsi Bengkulu yang
memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja Perangkat
Daerah. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Provinsi Bengkulu yang
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa hingga Kabupaten
1.4. Maksud dan Tujuan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019
adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun dan ditetapkan dengan maksud sebagai acuan bagi daerah dalam
menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Tahun 2019. Maksud dan Tujuan penyusunan serta penetapan RKPD Provinsi
Bengkulu mencakup sebagai berikut:
1. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional;
2. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;
3. Mengarahkan proses penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan RKA PD;
4. Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUAPBD, PPAS, RAPBD dan
APBD;
5. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja
penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah,
mengukur capaian target kinerja program pembangunan jangka menengah,
mengukur capaian standar pelayanan minimal dan mengukur kinerja
pelayanan OPD, sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ kepada
DPRD dan LPPD kepada masyarakat; serta
6. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada
Pemerintah Pusat.
1.5. Sistematika Dokumen RKPD
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penyusunan RKPD
Menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019.
-
12
1.2. Dasar Hukum
Menjelaskan dasar hukum yang digunakan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Menjelaskan tentang hubungan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019 dengan dokumen-dokumen
perencanaan lainnya.
1.4. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2019.
1.5. Sistematika Penyusunan RKPD
Memuat sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Provinsi Bengkulu Tahun 2019.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Umum Kondisi Daerah
Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,
gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah
daerah.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
berjalan dan Realisasi RPJMD.
2.3. Permasalahan dan Isu Strategis Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah berisi uraian rumusan umum
permasalahan pembangunan yang berhubungan dengan prioritas
pembangunan daerah, dan permasalahan lainnya yang
berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi Perangkat
Daerah.
BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Mengemukakan tentang arahan nasional dibidang ekonomi yang
bersumber dari dokumen RKP (Nasional), juga kebijakan dibidang
ekonomi dalam dokumen RPJMD provinsi/kabupaten/kota. Arah
kebijakan ekonomi daerah ditujukan untuk mengimplementasikan
program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah, serta
permasalahan daerah, sebagai payung untuk perumusan prioritas
program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada
tahun rencana.
-
13
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh
Pemerintah Daerah berkaitan dengan pendapatan daerah,
pembiayaan daerah dan belanja daerah..
BAB IV SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Menjelaskan tentang hubungan visi/misi dan tujuan/sasaran
pembangunan 5 (lima) tahunan yang diambil dari dokumen RPJMD
4.2. Prioritas Pembangunan
Mengemukakan gambaran prioritas pembangunan tahun rencana
yang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunan daerah
(RPJMD) tahun rencana.
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN/KOTA
Mengemukakan tentang kebijakan pembangunan dikabupaten/kota
yang dilengkapi dengan target indikator makro setiap kabupaten/kota.
BAB VI RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH
Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan
prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan
tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang
direncanakan dalam RPJMD. Rencana program dan kegiatan prioritas
harus mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat.
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
Penetapan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
bertujuan untuk memberi panduan dalam pencapaian kinerja tahunan
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun
Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.
BAB VIII PENUTUP
-
14
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1.1.Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Provinsi Bengkulu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang
Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828). Pada
awalnya, Provinsi Bengkulu merupakan Karesidenan yang tergabung dengan Provinsi
Sumatera Selatan. Sejak Tahun 1967, Provinsi Bengkulu mengalami beberapa kali
pemekaran. Semula Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 (tiga) Kabupaten dan 1 (satu) Kota,
akan tetapi sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur kemudian
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan
Kabupaten Kepahiang, serta dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), maka Provinsi
Bengkulu terdiri dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, dan 128(seratus dua
puluh delapan) Kecamatan.
Provinsi Bengkulu terletak di wilayah pantai barat Pulau Sumatera yang berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia dengan garis pantai sepanjang 525 km. Wilayah di
bagian timur merupakan daerah berbukit-bukit yang merupakan bagian dari Bukit Barisan
yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera dan bagian lainnya merupakan wilayah
yang relatif datar. Secara astronomis, Provinsi Bengkulu terletak di pantai barat Pulau
Sumatera pada garis lintang2°16´ - 3°31’ LS dan garis bujur 101°1´ - 103°41’
BT,sedangkan secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Barat
2. Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Lampung.
3. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia.
4. Sebelah Timur dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.
-
15
Adapun luas wilayahnya sendiri mencapai ± 32.365,6 Km² dengan luas daratan ±
20.030,5 Km² dan luas perairan (laut) mencapai ± 12.335,2 Km² dengan panjang garis
pantai mencapai ±525 Km yang seluruhnya terletak di bagian barat Provinsi Bengkulu.
Selain itu, Provinsi Bengkulu memiliki beberapa pulau kecil baik yang berpenghuniseperti
Pulau Enggano, serta pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni seperti Pulau Dua, Pulau
Merbau, Pulau Bangkai, Pulau Satu, Pulau Mega dan Pulau Tikus.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi Bengkulu dirinci menurut Kabupaten/Kota
No. Kabupaten/ kota Luas darat (km²) Luas Laut(km²)
1 Bengkulu Selatan 1.218,5 307,7
2 Rejang Lebong 1.506,8 0,0
3 Bengkulu Utara 4.392,96 1.495,93
4 Kaur 2.547,0 606,0
5 Seluma 2.461,5 422,7
6 Mukomuko 4.143,7 862,2
7 Lebong 1.672,2 0,0
8 Kepahiang 713,1 0,0
9 Kota Bengkulu 151,7 387,6
10. Bengkulu Tengah 1.223,94 622,27
Jumlah 20.030,5 12.335,2
Sumber :RTRW Provinsi Bengkulu 2012-2032
Berdasarkan luas wilayah,Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang paling
luas yang mencapai 4.392,96Km², atau sebesar 21,93% dari total wilayah Provinsi
Bengkulu. Sedangkan Kota Bengkulu menjadi satu-satunya kota administratif di Provinsi
Bengkulu, yang juga menjadi Ibukota Provinsi dan memiliki wilayah terkecil.
-
16
Gambar 2.1
Peta Administratif Provinsi Bengkulu
Sumber : RTRW Provinsi Bengkulu 2012-2032
Provinsi Bengkulu terdiri dari 128 Kecamatan dan 1.515 Desa/Kelurahan. Jumlah
Kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa
Provinsi Bengkulu Tahun 2016
No Kabupaten/Kota Ibu Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
1 Bengkulu Selatan Manna 11 159
2 Rejang Lebong Curup 15 156
3 Bengkulu Utara Arga Makmur 19 220
4 Kaur Bintuhan 15 195
5 Seluma Tais 14 202
6 Mukomuko Mukomuko 15 152
7 Lebong Muara Aman 12 104
8 Kepahiang Kepahiang 8 117
9 Bengkulu Tengah Karang Tinggi 10 143
10 Kota Bengkulu Kota Bengkulu 9 67
J u m l a h 128 1.515
Sumber :Bengkulu Dalam Angka Tahun, 2017.
-
17
Secara geografis, Provinsi Bengkulu terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur
dari Utara ke Selatan.Di sebelah Timur merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung,
dan Samudera Indonesia di sebelah Barat serta dataran tinggi yang membentang dari
ujung utara sampai ujung selatan dengan lebar +50 Km.Dataran tinggi merupakan bagian
dari Pegunungan Bukit Barisan. Provinsi Bengkulu memiliki bentuk wilayah relatif
memanjang sejajar garis pantai, dengan panjang garis pantai +525 Km. Wilayah Provinsi
Bengkulu memiliki kontur yang bergelombang dengan ketinggian tempat (altitude)
berkisar antara 0-1.938 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik terendah dijumpai di
sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak Gunung Kaba. Ditinjau
berdasarkan kelas ketinggian tempat, maka wilayah Provinsi Bengkulu dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Wilayah dengan ketinggian tempat 0 - 250 m dpl, meliputi areal seluas 976.624 ha
yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan
dataran aluvium;
b. Wilayah dengan ketinggian tempat >250 - 500 m dpl, meliputi areal seluas 338.365 ha
yang menyebar disepanjang pantai dari utara sampai bagian selatan yang merupakan
peralihan dari aluvium ke perbukitan;
c. Wilayah dengan ketinggian tempat >500 - 750 m dpl, meliputi areal seluas 228.881 ha
yang menyebar disebagian besar Kabupaten Lebong dan Kabupaten Rejang Lebong;
d. Wilayah dengan ketinggian tempat >750 - 1000 m dpl, meliputi areal seluas 181.548 ha
yang menyebar di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten
Kaur yang merupakan Taman Nasional;
e. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.000 - 1.250 m dpl, meliputi areal seluas 128.664
ha di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit barisan yang merupakan Taman
Nasional;
f. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.250 - 1.500 m dpl, meliputi areal seluas 78.630
ha yang sebagian besar menyebar di sepanjang bagian bawah pegunungan bukit
barisan di Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kaur;
g. Wilayah dengan ketinggian tempat >1.500 - 2.000 m dpl, meliputi areal seluas 70.338
ha yang merupakan puncak gunung-gunung di sepanjang pegunungan Bukit Barisan.
-
18
Gambar 2.2
Ketinggian Tempat di Provinsi Bengkulu
Sumber :Bengkulu Dalam Angka Tahun, 2017.
Pada tahun 2016, total luas areal hutan di Provinsi Bengkulu adalah 924.630,77 hektar
yang terdiri atas: hutan lindung seluas 250.749,96 ha, suaka alam seluas 462.964,33 ha,
hutan produksi terbatas seluas 173.280,03 ha, hutan produksi tetap seluas 25.871,7 ha
dan hutan fungsi khusus seluas 11.762,75 ha. Komoditas hasil hutan Provinsi Bengkulu
adalah kayu bulat dan kayu gergajian.
-
19
Tabel 2.3 Luas Hutan Menurut Fungsinya Dan Kabupaten/Kota (Ha)
Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Uraian
Kabupaten/Kota - Regency/Municipality
Bengkulu
Selatan
Rejang
Lebong
Bengkulu
Utara Kaur Seluma Mukomuko Kepahiang Lebong
Bengkulu
Tengah
Kota
Bengkulu
A. Kawasan Swaka
Alam/Pelestarian Alam
594,7 32.492,4 89.854,53 66.560,9 6.163,7 150.817,5 8.456,9 101.282,7 4.957,8 1.783,2
- Taman Nasional 0 25.813,9 72.973,56 66.483,1 0 148.649,9 0 98.404,1 0 0
- Cagar Alam 0 0,6 2.656,91 0 748,6 124,1 8,8 154,1 3,7 610,6
- Taman Wisata Alam 8,7 6.677,9 6.469,27 77,8 0 2.043,5 8.448,1 2.724,5 0 1.172,6
- Taman Buru 0 0 7.754,79 0 5.415,1 0 0 0 3.792,4 0
- Taman Hutan Raya 586 0 0 0 0 0 0 0 1.161,7 0
B. Hutan Lindung 32.756,2 20.830,4 40.821,36 44.584,1 66.527,6 0 9.245 17.557,6 18.427,7 0
C. Hutan Produksi
terbatas
14.244,6 125,4 45.306,93 31.565,4 15.708,6 63.356,2 0 46,7 2.927,2 0
D. Hutan Produksi Tetap 1.704,2 0 9.762,6 2.069,4 0 11.318,8 0 0 1.017,7 0
E. Konversi 0 0 8.877,25 0 0 2.885,5 0 0 0 0
Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.
-
20
2.1.1.2.Potensi Pengembangan Wilayah
A.Pertanian Tanaman Pangan
Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Provinsi Bengkulu karena
merupakan sektor utama yang memberikan peranan terbesar dalam pembentukan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2016 rata-rata produksi/Ha padi
mencapai 4,33 ton/ha dan tahun 2017 sebesar sebesar 4,39 ton/ha. Untuk total produksi
tahun 2016 sebesar sebesar 642.753 ton dan tahun 2017 sebesar 704.492 ton.
Tabel 2.4
Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Ladang menurut Kabupaten/Kota,
Provinsi Bengkulu Tahun 2016 dan Tahun 2017
Kabupaten/
Kota
Padi Sawah
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
2016 2017 2016 2017
Bengkulu Selatan 18.554 20.000 81.459 89.282
Rejang Lebong 21.962 22.881 85.917 93.221
Bengkulu Utara 26.934 24.344 101.154 96.569
Kaur 12.050 11.695 50.699 51.997
Seluma 23.943 23.771 94.786 97.212
Mukomuko 14.930 14.997 82.270 82.954
Lebong 9.727 11.975 51.592 66.119
Kepahiang 11.423 13.526 52.256 55.804
Bengkulu Tengah 7.615 15.409 34.154 63.844
Kota Bengkulu 1.862 1.732 8.466 7.489
Provinsi Bengkulu
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2018.
B. Perkebunan
Selain pertanian tanaman pangan, perkebunan juga merupakan salah satu sub sektor
penyumbang PDRB yang cukup besar di Provinsi Bengkulu. Dukungan luas wilayah dan
kondisi lahan di Provinsi Bengkulu terhadap komoditas tanaman perkebunan menjadikan
wilayah ini banyak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan. Selain dikelola oleh
perusahaan pemerintah (Perkebunan Besar Negara) dan swasta (Perkebunan Besar
Swasta), terdapat juga perkebunan yang dimiliki dan dikelola rakyat. Komoditi yang
dihasilkan antara lain kelapa sawit, karet, kopi, dan lain- lain. Pada tahun 2015, kelapa
sawit dengan produksi sebesar 451.919 ton atau 73,42 %, karet dengan produksi sebesar
88.476 ton atau 14,37 %, dan kopi robusta dengan produksi sebesar 55.168 atau 8,96%
ton.
-
21
Tabel 2.5
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Lokasi Komoditi dan Keadaan Tanaman
Provinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016
Lokasi
Komoditi
Keadaan Tanaman (Ha)
Produksi (ton)
Produksi Rata-
Rata (ton/Ha) TBM TM TTM Jumlah
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016
Bengkulu Utara Kelapa Sawit 2.739 2.690 18.139 18.139 - 49 20.787 20.878 74.188 74.200 4,09 4,09
Karet 1.178 1.178 3.299 3.299 - - 4.477 4.477 5.262 5.264 1,59 1,59
Seluma Kelapa Sawit 1.454 1.404 6.375 6.425 - - 7.829 7.829 24.964 25.100 3,91 3,90
Bengkulu Tengah Kelapa Sawit 1.762 1.762 10.635 10.635 - - 12.397 12.397 34.702 34.700 3,26 3,26
Mukomuko Kelapa Sawit 8.884 8.884 31.251 31.251 296 296 40.431 40.431 125.879 125.879 4,02 4,02
Karet 409 489 1.560 1.560 - - 2.0049 2.049 2.546 2.549 1,63 1,63
Kaur Kelapa Sawit 1.164 11.055 350 500 - - 1.514 11.555 1.053 1.504 3,01 3,01
Rejang Lebong Teh 268 268 141 141 - - 1.514 409 214 214 1,51 1,51
Lebong Kopi Arabika 5 5 192 192 208 208 405 405 144 140 0,75 0,72
Kepahiang Teh - 67 539 544 275 270 814 881 1.102 1.105 2,04 2,03
Provinsi Bengkulu Total 17.943 27.802 72.481 72.686 779 823 91.203 101.311 270.054 270.655
Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2017
-
22
Dari data produksi perkebunan besar swasta per kabupaten terlihat bahwakomoditi
kelapa sawit paling besar di produksi di Kabupaten Mukomuko yaitu pada tahun
2015sebesar 125.879ton dan pada tahun 2016 sebesar 125.879 tonsedangkan
diKabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2015sebesar 74.188 ton dan pada tahun 2016
sebesar 74.200 ton. Untuk komoditi karet paling besar diproduksi di Kabupaten Bengkulu
Utara yaitu pada tahun 2015sebesar 5.262 ton dan tahun 2016 sebesar 5.264 tonserta di
Kabupaten Mukomuko pada tahun 2015sebesar 2.546 ton dan pada tahun 2016 sebesar
2.549 ton.
Tabel 2.6 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut
Kabupaten/Kota, Provinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016
Kabupaten/Kota Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)
2015 2016 2015 2016
Bengkulu Selatan 24.264 24.452 40.854 21.186
Rejang Lebong 35.686 35.682 21.305 21.102
Bengkulu Utara 75.157 75.256 102.380 102.340
Kaur 24.479 33.215 21.335 21.690
Seluma 68.850 68.835 100.135 99.821
Mukomuko 110.288 110.969 282.242 285.654
Lebong 26.195 26.403 8.098 7.652
Kepahiang 33.253 33.238 22.120 22.076
Bengkulu Tengah 25.429 25.439 27.871 28.154
Kota Bengkulu 2.213 2.220 6.586 5.778
Provinsi
Bengkulu
434.101 435.723 637.969 615.455
Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.
Dari data per kabupaten/kota, produksi perkebunan rakyat terbesar ada di Kabupaten
Mukomuko yaitu pada tahun 2015sebesar 282.242 ton dan tahun 2016 sebesar 285.654
ton, diikuti Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2015sebesar 102.380 tondan tahun
2016 sebesar 102.340ton. Selanjutnya Kabupaten Seluma pada tahun 2015sebesar
100.135ton dan tahun 2016 sebesar 99.821.
C. Pertambangan dan Industri
Subsektor pertambangan juga merupakan subsektor yang kecil peranannya dalam
perekonomian Provinsi Bengkulu seperti terlihat dari relatif rendahnya peranan subsektor
pertambangan dalam PDRB Provinsi Bengkulu.
-
23
Selama waktu 2000-2016 peranan subsektor pertambangan dalam PDRB rata-rata
berkisar antara 3% - 4% per tahun. Rendahnya peranan subsektor pertambangan dalam
perekonomian disebabkan belum optimalnya eksploitasi bahan-bahan tambang yang
terkandung di bumi Provinsi Bengkulu.
Batubara merupakan bahan tambang unggulan pada subsektor pertambangan di Provinsi
Bengkulu. Pada tahun 2016,produksi batubara di Provinsi Bengkulu mencapai 3,16 juta
ton, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 4,54 juta ton dan tahun 2014
sebesar 6,29 juta ton. Sedangkan volume penjualan juga mengalami penurunan selama 3
tahun terakhir dimana volume penjualan tahun 2014 sebesar 5,6 juta ton, turun menjadi
4,85 juta ton tahun 2015 dan turun lagi menjadi 4,27 juta ton tahun 2016.
Potensi tambang di Provinsi Bengkulu meliputi batubara, pasir besi, serta emas dan
mineral pengikutnya. Kegiatan eksploitasi tambang batubara berada di Kabupaten
Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah danKabupaten Seluma. Di Kabupaten
Bengkulu Utara kegiatan eksplorasi batubara berada di beberapa wilayah seperti
Kecamatan Ketahun, Kecamatan Batik NaudanKecamatan Lais.Sementara di Kabupaten
Bengkulu Tengah eksplorasi batubara berada di wilayah Kecamatan Air Napal,
Kecamatan Karang Tinggidan Kecamatan Taba Penanjung. Di Kabupaten Seluma
eksplorasi batubara berada di wilayah kecamatan Sukaraja, Kecamatan Seluma
danKecamatan Talo.Di Kabupaten Bengkulu Selatan eksplorasi batubara berada di
wilayah Kecamatan Kedurang. Di Kabupaten Kaureksplorasi batubara berada di wilayah
Kecamatan Kaur Utara.
Kegiatan pertambangan pasir besi di Provinsi Bengkulu, pada umumnya terdapat di
kawasan pantai barat yang tersebar di beberapa wilayah di masing-masing Kabupaten.
Sedangkan untuk potensi tambang emas dan mineral pengikutnya (dmp), telah
dikeluarkan beberapa SIPP (Surat Ijin Penyelidikan Pendahuluan) di Kabupaten
Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong,
Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur.
D. Kelautan dan Perikanan
Subsektor perikanan memiliki potensi yang cukup besar, terutama perikanan laut. Hal ini
disebabkan letak wilayah Provinsi Bengkulu yang sebagian besar menghadap ke
Samudera Hindia dengan panjang pantai ±525 Km, dengan luas Laut Teritorial sebesar
11.667,6 km2 dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yaitu batas jarak 12-200
mil laut dari pantai dengan luas sebesar 194.460 km2.
-
24
Wilayah Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia
menunjukkan besarnya potensi perikanan tangkap. Produksi perikanan tangkap pada
tahun 2016 sebesar 65.749 ton,turun dari produksi perikanan tahun
2015sebesar65.827ton. Sedangkan total rumah tangga perikanan tahun 2016 sebanyak
16.437 rumah tangga turun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 17.001.
Sementara itu, usaha budidaya pengembangan perikanan air tawar (perikanan darat) di
Provinsi Bengkulu pada umumnya diusahakan melalui tambak, keramba, sawah dan
perairan umum lainnya. Adapun luasnya mencapai 50.867,5 ha yang tersebar di
Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, Kabupaten
Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong,
serta Kabupaten Lebong. Luas kawasan yang digunakan untuk perikanan darat di
Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko mencapai 14.106,25 ha, dan di
Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, serta Kabupaten Kaur seluas 19.545
ha. Sedangkan di Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, dan Kabupaten
Lebong mencapai 10.000 ha.
Tabel 2.7
Produksi dan Rumah Tangga NelayanProvinsi Bengkulu Tahun 2015 dan 2016
No
Usaha
Perikanan
Produksi (Ton) Nilai (juta Rp)
Rumah
Tangga
Nelayan
2015 2016 2015 2016 2015 2016
1 Perikanan
Laut
62.290 62.213 1.345.008 1.383.751 7.583 7.583
2 Perairan
Umum :
1.769 1.790 48.899 49.335 4.709 4.427
a Sungai
1.106 1.122 31.478 31.923 3.869 3.869
b Waduk
201 207 5.143 5.266 291 254
c Danau
80 70 2.485 2.159 296 51
d Rawa
381 389 9.793 9.986 253 253
Jumlah
65.827 65.791 1.442.806 1.482.420 17.001 16.437
Sumber : Bengkulu dalam Angka 2017
-
25
E. Pariwisata dan Budaya
Sumberdaya pariwisata di Provinsi Bengkulu pada dasarnya cukup potensial untuk
dikembangkan agar berdaya saing tinggi dibandingkan dengan provinsi sekitar. Namun
demikian, dari data yang ada jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu
relatif masih terbatas. Pada tahun 2016, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi
Bengkulu berjumlah 492.841 orang dengan tingkat hunian hotel dan rata-rata lama
menginap untuk hotel berbintang sebesar 57 persen dan 1,54 hari serta hotel melati
sebesar 22 persen dan 1,17 hari. Sedangkan jumlah hotel tahun 2016 sebanyak 60 hotel
terdiri atas hotel berbintang sebanyak 9 hotel dan hotel melati sebanyak 51 hotel.
Berikut ini merupakan beberapa objek wisata yang dimiliki Provinsi Bengkulu adalah
sebagai berikut: Kota Bengkulu; (1) Pantai Panjang (2) Danau Dendam Tak Sudah (3)
Tapak Padri & Pantai Jakat, (4) Benteng Marlborough, (5) Rumah Peninggalan Bung
Karno, (6) Monumen Parr & Hamilton (7) Makam Sentot Ali Basya (8) Masjid Jamik.
Kabupaten Rejang Lebong; (1) Telaga 7 Warna (2) Air Terjun &Air Panas Suban, (3)
Bukit Kaba. Kabupaten Lebong (1) Danau Tes. Kabupaten Bengkulu Utara; (1) Pantai
Lais, (2)Air Terjun Kemumu, (3) Taman Nasional Kerinci Seblat, (4) Air Terjun 9 Tingkat,
(5) Danau Gedang, (6) Peninggalan Kerajaan Balai Buntar. Kabupaten Bengkulu Selatan;
(1) Pantai Pasar Bawah, (2) Danau Ulu Seginim, (3) Pantai Gunung Perak Mutiara
Kedurang, (4) Air Sungai Manna. Kabupaten Mukomuko; (1) Pantai Indah, (2) Bendungan
Air Manjunto. Kabupaten Kaur; (1) Pantai Muara Kedurang, (2) Pantai Linau. Kabupaten
Seluma; (1) Air Terjun Batu Bekinyau, (2) Bendungan Seluma, (3) Pantai Seluma.
Kabupaten Kepahiang; (1) Air Terjun Curug Embun Kabawetan, (2) Kebun Teh
Kabawetan, (3) Cagar Alam Bunga Rafflesia. Kabupaten Bengkulu Tengah; (1) Pantai
Sungai Suci
Saat ini jenis wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun
domestik adalah wisata budaya berupa perayaan Tabot yang setiap tahunnya
diagendakan pemerintah daerah dengan acara puncaknya setiap tanggal 10 Muharam
Tahun Hijriah.Pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kepariwisataan
dilaksanakan secara lintas sektoral dan mendapat dukungan dari dinas/ instansi terkait
melalui program multi years seperti penataan kawasan wisata pantai panjang, berupa
pembuatan jalan dua jalur, jogging track, sea wall, sunset deck, gazebo, revitalisasi objek
wisata sejarah, panggung terbuka, sport center, view tower, mess pemda, marina, dan
lain-lain.
-
26
2.1.1.3.Wilayah Rawan Bencana
Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter utama yaitu dataran
pantai yang membentang dari Kabupaten Mukomuko sampai Kabupaten Kaur, dataran
alluvial dan zona vulkanik yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan
dengan karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan kondisi
ini, maka Provinsi Bengkulu termasuk wilayah yang rawan bencana, terutama untuk
pulau-pulau kecil yang berada di Samudera Hindia seperti Pulau Enggano, Pulau Merbau,
Pulau Tapak Balai dan lain-lain.
Tabel 2.8
Potensi Bencana Alam di Provinsi Bengkulu
NO JENIS BENCANA LOKASI KETERANGAN
1 Banjir (Rawan
Banjir)
Kota Bengkulu Muara Bangkahulu,
Bengkulu Utara Talang Empat
Mukomuko Mukomuko Utara
Lebong Lebong Selatan, Lebong Tengah
Kepahyang Bermani Ilir
Seluma Ilir Talo, Sukaraja dan Air Periukan.
Kaur Kaur Selatan, Nasal, Tanjung Iman
2 Tanah longsor Bengkulu Utara Pagar Jati, Taba Penanjung, Karang Tinggi
Mukomuko Lubuk Pinang, Teras Terunjam, Pondok
Suguh
Rejang Lebong Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding,
Lebong Lebong Selatan, dan Lebong Atas
Kepahyang Bermani Ilir
Seluma Ulu Talo, Talo, Seluma Utara dan Lubuk
Sandi
Bengkulu Selatan Pino Raya, Ulu Manna, Kedurang Ilir
Kaur Nasal, Tanjung Iman, Tanjung Kemuning
3 Gunung Berapi Rejang Lebong Gunung Kaba
Lebong Gunung Belerang
4 Gempa bumi Gempa mengguncang pada tanggal 20 Juni
2000 sekitar pukul 23.38 WIB kekuatan 7,3
SR dan hari Rabu tanggal 12 September
2007 sekitar pukul 18.10 WIB.
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu 2010-2030
-
27
Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan prioritasnya yaitu mengurangi dampak
bencana dengan mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana, mengurangi
kerentanan bencana dan meningkatkan kapasitas untuk menanggapi bencana alam, yang
didukung oleh Bappenas dan UNDP melalui program kerjasama SCDRR (Safer
Communities Through DisasterRisk Reduction). Dalam rangka program BDRM (Bengkulu
Disaster RiskMapping), Pemerintah Provinsi Bengkulu telah membentuk tim kerja multi-
stakeholder sebagai ‘pemain’ utama, yang dibantu oleh tim ahli dari Swisscontact sebagai
‘pelatih’. Tim kerja multi-stakeholder ini terdiri atas perwakilan dari pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota, DPRD, masyarakat, sektor swasta, lembaga perguruan tinggi dan
media massa.
Berdasarkan masukan dari tim kerja multi-stakeholder, telah disiapkan peta detail tentang
risiko bencana yang dipresentasikan dalam atlas. Tipe-tipe bencana yang terkait dengan
Provinsi Bengkulu adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, angin puting
beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor, abrasi pantai dan kebakaran hutan. Untuk
masing-masing tipe bencana, juga telah disiapkan peta tematis yang meliputi Peta
Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas dan Peta Risiko. Peta risiko bencana ini
berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan rekomendasi untuk menyiapkan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004.
2.1.1.4. Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 berjumlah 1.904.793 jiwa
sedangkan pada tahun 2015 berjumlah 1.874.900.Kepadatan rata-ratanya 91 jiwa/meter
persegi dan tingkat pertumbuhan penduduk kurun waktu tahun 2011-2016 sebesar 1,70%
per tahun di atas rata-rata pertumbuhan penduduk nasional sebesar 1,40 %.
-
28
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Menurut Kab/Kota Tahun 2012 – 2016
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa)
2012 2013 2014 2015 2016
1. Bengkulu Selatan 147.106 148.854 150.601 152.200 153.930
2. Rejang Lebong 251.201 253.020 254.583 256.100 257.498
3. Bengkulu Utara 270.216 275.858 281.699 287.400 293.099
4. Kaur 111.405 112.894 114.398 115.800 117.269
5. Seluma 178.888 181.242 183.420 185.600 187.807
6. Mukomuko 164.603 168.654 172.882 177.100 181.343
7. Lebong 103.505 105.421 107.296 109.200 111.063
8. Kepahiang 128.179 129.706 131.016 132.400 133.703
9. Bengkulu Tengah 102.403 104.179 106.017 107.800 109.593
10. Kota Bengkulu 326.219 334.529 342.876 351.300 359.488
JUMLAH 1.783.725 1.814.357 1.844.788 1.874.900 1.904.793
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2017
Hasil analisa Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi
Bengkulu terhadap Bonus Demografi menggunakan proyeksi Penduduk dari Sensus
Penduduk tahun 2010, Provinsi Bengkulu telah memasuki apa yang disebut dengan
Bonus Demografi tahun 2015 dan pada masa tahun tersebut di proyeksikan fertilitas pada
2,3 rata-rata anak per Wanita Usia Subur dan akan memasuki masa Window Of
Opportunity pada tahun 2026 suatu kondisi dimana wilayah bersangkutan masyarakatnya
maju, mandiri, adil, makmur dan sejahtera , rentang masa panjang dari 2015 sampai
tahun 2026 harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pembangunan berwawasan
kependudukan, hal ini disebabkan tingkat pendidikan, kemiskinan, fertilitas masih menjadi
catatan garapan serius bagi pembangunan di Provinsi Bengkulu.Pada tahun 2029 akan
terjadi peledakan penduduk usia lanjut (Lansia) atau Population Aging Explosionsuatu
kondisi yang tidak menguntungkan bilamana Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak dapat
memperbaiki kondisi terutama bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Total Fertility Rate (TFR) Tahun 2013 hasil olahan BKKBN sebesar 2,38 denganAge
Spesific Fertility Rate(ASFR) pada kelompok umur muda yaitu kelompok umur 15 – 19
tahun jumlah anak dilahirkan sebesar 43, tertinggi di Kabupaten Seluma dan Bengkulu
Tengah masing-masing 74 dan 69, terendah Kota Bengkulu sebesar 8, pada kelompok
umur 25 – 29 tahun sebesar 133, kelompok 30 – 34 sebesar 101, pada kelompok umur
35 – 39 tahun sebesar 57, kelompok umur 40 – 44 tahun sebesar 17 dan kelompok umur
45 – 49 tahun sebesar 3.
-
29
Tingginya anak dilahirkan pada kelompok 15 – 19 tahun disebabkan oleh Usia Kawin
Pertama 19,57 tahun dan Usia kawin Pertama dibawah 14 tahun sebesar 2,99%, Usia
kawin Pertama 15 – 16 tahun sebesar 15,74%, Usia Kawin Pertama 17 – 18 tahun
sebesar 24,77%.
2.1.1.5.Struktur Ruang dan Pola Ruang
A. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang yang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup, meliputi: a) sistem perkotaan; b) sistem jaringan trasportasi; c) sistem jaringan
energi; d) sistem jaringan telekomunikasi; e) sistem jaringan sumberdaya air; f) sistem
prasarana lingkungan.
A.1. Rencana Sistem Perkotaan
Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan tata ruang Provinsi Bengkulu,
maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi Bengkulu sampai tahun 2032 terdiri dari
1 (satu) kota PKNp yaitu ibukota Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu yang
dipromosikan menjadi PKN, 3 (tiga) kota PKW, 3 (tiga) Kota PKL yang diusulkan menjasi
PKWpromosi(PKWp) dan 10 (sepuluh) Pusat Kegiatan Lokal Kota PKL. Sistem
Perkotaan fungsional wilayah Provinsi Bengkulu diarahkan memiliki 3 (tiga) hirarki pusat
pelayanan, yaitu:
1. Pusat Kegiatan Nasional promosi(PKNp) yaitu pusat yang melayani wilayah Provinsi
Bengkulu dan wilayah nasional/internasional yang lebih luas. Pusat pelayanan ini
terletak di kawasan perkotaan Bengkulu (Bengkulu, Sungai Hitam, Betungan dan
Nakau). Pengembangan Kota Bengkulu dan sekitarnya ini dipromosikan sebagai
pusat pelayanan primer.
2. Pusat Kegiatan Wilayah(PKW) yaitu pusat yang melayani satu atau lebih daerah
Kabupaten/Kota. Pusat pelayanan sekunder ini dikembangkan dengan intensitas
yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008,maka ada 3 (tiga) Pusat
Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan yaitu Kota Curup(ibukota Kabupaten Rejang
Lebong), Manna (ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan) dan Mukomuko ibukota
Kabupaten Mukomuko. Selanjutnya, selain PKW yang sudah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, maka ibukota-ibukota kabupaten yang
merupakan hasil pemekaran dan saat ini berstatus sebagai PKL dipromosikan dalam
perencanaan Provinsi Bengkulu 20 (dua puluh) tahun mendatang untuk menjadi
PKWp yaitu Kota Kepahiang, Arga Makmur dan Bintuhan.
-
30
3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang
dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini
terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien
sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan
berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu
hingga akhir tahun perencanaan adalah meliputi Kota Ipuh di Kabupaten Mukomuko;
Ketahun dan Malakoni(Pulau Enggano) di Kabupaten Bengkulu Utara; Karang Tinggi
di Kabupaten Bengkulu Tengah; Kota Padang di Kabupaten Rejang Lebong; Dan
selanjutnya Bermani Ilir di Kabupaten Kepahiang, Kota Muara Aman di Kabupaten
Lebong, Kota Tais di Kabupaten Seluma, Kota Linau di Kabupaten Kaur dan Kota
Masat di Kabupaten Bengkulu Selatan;
A.2. Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi, terdiri atas: a) Sistem jaringan
transportasi darat; b) Sistem jaringan transportasi laut; c) Sistem jaringan transportasi
udara; d) Sistem jaringan transportasi perkeretaapian.
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat
1. Pengembangan dan pemantapan jaringan jalan Lintas Barat serta jaringan jalan
penghubung yang berfungsi menghubungkan Jalan Lintas Barat dengan Jalan Lintas
Tengah Sumatera, yaitu:
a. Pemantapan jaringan jalan arteri primer meliputi Nakau-Batas Kota Kepahiang,
Jalan Santoso, Jalan Lintas Bengkulu di kepahiang, Batas Kota Kepahiang – SP
Taba Mulan – Batas Kota Curup, Jalan Thamrin, Jalan Merdeka, Jalan A. Yani,
Curup – S. Nangka, SP. Nangka – Batas Prov. Sumsel;
b. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 1 yang berfungsi sebagai jaringan
jalan penghubung mulai dari Manna-Batas Provinsi Sumsel;
c. Pengembangan Jaringan Jalan Kolektor primer 2 dan 3 yang berfungsi sebagai
jaringan jalan penghubung mulai dari Tanjung Iman – Muara Sahung, Muara
Sahung – Air Tembok.
2. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer 2 dan 3 meliputi ruas jalan dan jembatan
yaitu yang direncanakan sebagai Jaringan Lintas Tengah Provinsi Bengkulu meliputi
ruas jalan dimulai dari Batas Provinsi Lampung – Muara Dua – Muara Sahung – Datar
Lebar – Batu Ampar – Palak Bengkerung -Simpang Pino – Sendawar – Padang Capo
– Lubuk Sini – Pelajau – Lubuk Durian – Gunung Selan – Giri Mulya – Dusun Baru –
Napal Putih – Suka Merindu – Talang Gelumbang -Talang Arah – Tunggang – Bunga
Tanjung – Lubuk Saung – Lalang Petai – Lubuk Pinang – Batas Sumatera Barat.
-
31
3. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan, yaitu ruas jalan yang menghubungkan
Linggau-Curup – Bengkulu dan Bengkulu Outer Ring Road (BORR).
4. Pengembangan dan pemberdayaan sistem terminal meliputi terminal regional tipe A
dan terminal regional tipe B serta pengembangan angkutan massal perkotaan.
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pengembangan sistem transportasi laut dilakukan melalui pengembangan dan/atau
pengembangan pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul serta pembangunan
pelabuhan pengumpan.Untuk menunjang pengembangan ekonomi daerah,
pengembangan dilakukan melalui:
a. Meningkatkan pelabuhan pengumpul Pulau Baai yang direncanakan menjadi
Pelabuhan Utama
b. Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan pengumpan yaitu pelabuhan linau yang
direncanakan menjadi pelabuhan pengumpul dan pelabuhan Malakoni dan Bantal
direncanakan menjadi pelabuhan pengumpan serta beberapa titik pengembangan di
pesisir pantai barat.
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara
Rencana pengembangan bandar udara sebagai pusat penerbangan terdiri atas:
a. Pengembangan bandar udara Fatmawati Soekarno sebagai bandar udara pengumpul
dan bandara evakuasi saat bencana alam
b. Pendayagunaan bandar udara Mukomuko dan Bandar udara Enggano sebagai bandar
udara pengumpan
c. Pengembangan bandar udara Mukomuko dan Bandar udara Enggano untuk
mendukung aktivitas perkebunan, untuk menunjang kegiatan pariwisata, untuk navigasi
dan mitigasi bencana.
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian
Pengembangan jalur kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
meningkatkan perekonomian daerah, angkutan barang dan angkutan penumpang serta
keterpaduan antar moda transportasi yang dilakukan melalui :
a. Pelayanan kawasan sentra produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, industri
dan sinergi dengan pelabuhan Pulau Baai dan Linau yaitu jalur jaringan kereta api Kota
Padang-Bengkulu dan jalur jaringan kereta api Tanjung Enim – Linau.
-
32
b. Pengoperasian kereta api penumpang reguler, wisata dan barang memperkuat posisi
jaringan kereta api Bengkulu dalam rencana pengembangan jaringan jalur kereta api
Trans Sumatera ( Trans Sumatera Railways), perbatasan Provinsi Sumatera Barat-
Kota Bengkulu – perbatasan Provinsi Lampung.
A.3. Rencana Sistem Jaringan Energi
Sistem jaringan energi Provinsi Bengkulu sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1)
huruf c terdiri atas pengembangan pembangkit listrik, meliputi:
a. Peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air, yakni PLTA Tes dan PLTA Musi;
b. Pengembangan potensi panas bumi di Tambang Sawah, Suban, dan Lebong
Simpang, Potensi panas bumi tersebut dapat dikembangkan menjadi Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi;
c. Pembangunan pembangkit listrik baru, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTPB) Hulu Lais;
d. Pembangunan listrik pembangkit baru, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
di Napal Putih;
e. Pengembangan Energi Pembangkit Listrik Tenaga Air di Provinsi Bengkulu, meliputi Air
Ketahun, Air Elang, Air Numan, Air Nasal, Air Padang Guci, dan Air Seginim.
Pengembangan jaringan listrik untuk wilayah terisolasi pada pulau-pulau kecil atau gugus
pulau serta daerah terpencil dilaksanakan dengan menggunakan sistem pembangkit
tenaga air skala kecil, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga diesel serta lebih
mengutamakan potensi energi yang ada di daerahnya.
A.4 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi sistem terestrial yang terdiri dari
sistem kabel, sistem seluler, dan sistem satelit sebagai penghubung antara pusat-pusat
pertumbuhan. Pengembangan prasarana telekomunikasi dilakukan hingga ke pelosok
wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi sampai keperdesaan.
A.5 Rencana dan Kriteria Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pengembangan jaringan irigasi diutamakan untuk mengairi areal pertanian potensial yang
antara lain wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kaur,
Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten
Seluma, dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengembangan sarana atau prasarana
sumber daya air, yaitu pemeliharaan kawasan di sekitar bendung yang meliputi Bendung
Mukomuko Kiri, Bendung Air Manjuto, Bendung Air Kesubun, Bendung Air Lais Kurotidur,
Bendung Air Seluma, Bendung Air Selebang Kedurang, dan Bendung Batutegi.
-
33
B. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang meliputi pola ruang kawasan lindung dan pola ruang kawasan
budidaya.
B.1 Pola Ruang Kawasan Lindung
Rencana pengelolaan kawasan lindung, meliputi:
1. Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan lindung, letaknya tersebar dan terdiri dari Hutan Lindung Bukit Raja
Mendara dengan luas kurang lebih 63.294 ha, Hutan Lindung Bukit Sanggul dengan
luas kurang lebih 70.924 ha, Hutan Lindung Bukit Riki dengan luas kurang lebih 4.370
ha, Hutan Lindung Bukit Daun dengan luas kurang lebih 90.800 ha, Hutan Lindung
Koho Buwabuwa dengan luas kurang lebih 3.450 ha, Hutan Lindung Rimbo Donok
dengan luas kurang lebih 433 ha, Hutan Lindung Balai Rejang dengan luas kurang
lebih 18.069 ha, Hutan Lindung Bukit Basa dengan luas kurang lebih 128 ha, dan
Hutan Lindung Konak dengan luas kurang lebih 11 ha.
2. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi:
a. Kawasan bergambut letaknya menyebar, yaitu di kabupaten Seluma, Bengkulu
Utara, dan Muko Muko yang secara rinci kawasan tersebut akan ditetapkan oleh
masing-masing kabupaten yang bersangkutan
b. Kawasan resapan air terletak menyebar di wilayah kabupaten/kota, yang secara
rinci kawasan tersebut akan ditetapkan oleh masing – masing kabupaten/kota
c. Kawasan Lindung sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan pelindung
sumber-sumber air alam dan buatan, seperti danau, waduk, sungai, dan sumber
daya air lainnya yang secara rinci kawasan tersebut ditetapkan oleh masing-masing
kabupaten/kota
d. Kawasan-kawasan di luar kawasan hutan yang memiliki lereng lapangan lebih besar
atau sama dengan 40% dan memberikan perlindungan terhadap kawasan di
bawahnya, akan ditetapkan sebagai kawasan lindung oleh gubernur atas usulan
masing-masing kabupaten/kota.
3. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 huruf c,
terdiri atas:
a. Kawasan sempadan pantai, meliputi dataran sepanjang tepian pantai yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dihitung dari
titik pasang tertinggi ke arah daratan.
-
34
b. Kawasan sempadan sungai, meliputi daratan sepanjang kiri dan kanan sungai-
sungai besar dan kecil yang akan diatur oleh masing-masing kabupaten dan kota
c. Kawasan sekitar danau/waduk, meliputi daratan sekeliling tepian yang lebarnya
proporsional dengan bentuk kondisi fisik danau/waduk (antara 50 – 100 meter dari
titik pasang tertinggi ke arah daratan)
d. Kawasan sekitar mata air, meliputi kawasan sekurang-kurangnya dengan radius 200
meter di sekililing mata air, kecuali untuk kepentingan umum
e. Ruang terbuka hijau kota paling sedikit 30% dari luas wilayah dengan dominasi
komunitas tumbuhan yang dapat berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur,
dan/atau kombinasi keduanya, yang akan diatur oleh masing-masing kabupaten dan
kota.
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, cagar alam, dan taman hutan raya
Kawasan Suaka, Kawasan Pelestarian Alam, dan Cagar Alam, dan Taman Hutan Raya
terdiri atas:
a. kawasan Suaka Alam, meliputi:
1) Cagar Alam terdiri Cagar Alam Mukomuko 1 dengan luas kurang lebih 230
ha, Cagar Alam Mukomuko 2 dengan luas kurang lebih 103 ha, Cagar Alam
Air Rami 1 dengan luas kurang lebih 233 ha , Cagar Alam Air Rami 2 dengan
luas kurang lebih 38 ha, Cagar Alam Danau Menghijau dengan luas kurang
lebih 139 ha, Cagar Alam Danau Tes dengan luas kurang lebih 2.882 ha,
Cagar Alam Talang Ulu 1 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Talang
Ulu 2 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 1 dengan
luas kurang lebih 2 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 2 dengan luas kurang
lebih 1 ha, Cagar Alam Pagar Gunung 3 dengan luas kurang lebih 1 ha,
Cagar Alam Pagar Gunung 4 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam
Pagar Gunung 5 dengan luas kurang lebih 1 ha, Cagar Alam Seblat dengan
luas kurang lebih 89 ha, Cagar Alam Danau Dusun Besar dengan luas kurang
lebih 577 ha, Cagar Alam Taba Penanjung 1 dengan luas kurang lebih 2 ha,
Cagar Alam Taba Penanjung 2 dengan luas kurang lebih 2 ha, Cagar Alam
Tanjung Laksaha dengan luas kurang lebih 333 ha, Cagar Alam Teluk Klowe
dengan luas kurang lebih 331 ha, Cagar Alam Sungai Bahewo dengan luas
kurang lebih 495 ha, Cagar Alam Kloyo 1,2 dengan luas kurang lebih 305 ha ,
Cagar Alam Pasar Seluma dengan luas kurang lebih 159 ha, Cagar Alam
Pasar Ngalam dengan luas kurang lebih 256 ha, Cagar Alam Pasar Talo
dengan luas kurang lebih 487 ha, Cagar Alam Air Alas dengan luas kurang
lebih 59 ha.
-
35
2) Taman Nasional terdiri Taman Nasional Kerinci Sebelat dengan luas kurang
lebih 340.575 ha dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan luas
kurang lebih 64.711 ha.
3) Taman Wisata Alam terdiri Taman Wisata Alam Air Hitam dengan luas kurang
lebih 433 ha, Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai dengan
luas kurang lebih 967 ha, Taman Wisata Alam Way Hawang dengan luas
kurang lebih 64ha, Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas kurang lebih
13.490 ha, Taman Wisata Alam Lubuk Tapi Kayu Ajaran dengan luas kurang
lebih 6 ha, dan Tahura Raja lelo dengan luas kurang lebih 1.122 ha.
b. Kawasan Pantai Berhutan Bakau dengan jarak minimal 130 kali nilai rata-rata
tahunan perbedaan tinggi air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari
garis surut terendah ke arah darat. Pada areal kawasan pantai berhutan yang
terletak di luar kawasan hutan ditetapkan oleh Gubernur atas usulan Bupati dan
Walikota;
c. Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, meliputi kawasan berhutan atau
bervegetasi tetap yang memiliki flora dan fauna beraneka ragam, bentang alam
yang baik dan akses yang baik untuk keperluan pariwisata, terletak di:
1) Taman Wisata Alam Air Hitam dengan luas kurang lebih 433 ha;
2) Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas kurang lebih 13.490 ha;
3) Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai dengan luas kurang
lebih 967.20 ha;
4) Taman Wisata Alam Lubuk Tapi-Kayu Ajaran dengan luas kurang lebih 6 ha;
5) Taman Wisata Alam Way Hawang dengan luas kurang lebih 64 ha;
6) Tahura Rajalelo Bengkulu dengan luas kurang lebih 1.122 ha.
5. Kawasan lindung geologi
Kawasan lindung geologi terdiri kawasan Tanah Longsor (Kabupaten Lebong,
Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Seluma, dan
Kabupaten Kaur), Gempa Bumi, Tsunami, dan Gelombang Pasang (sepanjang pesisir
pantai wilayah Provinsi Bengkulu) serta Gunung Berapi (Kabupaten Rejang Lebong).
6. Kawasan rawan bencana alam
Kawasan Rawan Bencana terdiri daerah yang sering dan berpotensi tinggi mengalami
bencana alam, seperti Kebakaran Hutan (Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur,
Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Lebong, dan
Kabupaten Bengkulu Tengah), banjir (tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten
Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur).
-
36
7. Kawasan lindung lainnya.
Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf g terdiri Taman
Buru Semidang Bukit Kabu dengan luas kurang lebih 9.031 ha dan Taman Buru
Gunung Nanu’ua dengan luas kurang lebih 7.271ha.
B.2. Pola Ruang Kawasan Budidaya
Rencana pola ruang kawasan budidaya meliputi :
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
Rencana pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi meliputi:
a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dikembangkan di Kabupaten
seluruh wilayah Provinsi Bengkulu, yaitu Kabupaten Mukomuko, Kabupaten
Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kabupaten
Kaur, yaitu HPT Air Manjunto dengan luas kurang lebih 28.763 ha, HPT Air Ipuh I
dengan luas kurang lebih 20.544 ha, HPT Air Ipuh II dengan luas kurang lebih
20.667 ha, HPT Lebong Kandis dengan luas kurang lebih 31.967 ha, HPT Air
Ketahun dengan luas kurang lebih 15.011 ha, HPT Air Hulu Malakoni dengan luas
kurang lebih 2.191 ha, HPT Bukit Badas dengan luas kurang lebih 9.044 ha, HPT Air
Talo dengan luas kurang lebih 2.534 ha, HPT Bukit Rabang dengan luas kurang
lebih 6.849 ha, HPT Peraduan Tinggi dengan luas kurang lebih 9.158 ha, HPT Air
Kedurang dengan luas kurang lebih 5.247 ha, HPT Air Kinal dengan luas kurang
lebih 5.568 ha, HPT Kaur Tengah dengan luas kurang lebih 13.932 ha, dan HPT
Bukit Kumbang dengan luas kurang lebih 10.733 ha
b. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap (HP) terletak di Kabupaten Mukomuko,
Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu
Selatan, dan Kabupaten Kaur, yaitu HP Air Dikit dengan luas kurang lebih 2.730 ha,
HP Air Teramang dengan luas kurang lebih 4.854 ha, HP Air Rami dengan luas
kurang lebih 13.763 ha, HP Urai-Serangai dengan luas kurang lebih 6.640 ha, HP
Air Bintunan dengan luas kurang lebih 3.461 ha, HP Air Rindu Hati1,2 dengan luas
kurang lebih 1.046 ha, HP Air Bengkenang dengan luas kurang lebih 1.579 ha, dan
HP Air Sambat dengan luas kurang lebih 1.938 ha.
2. Kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 huruf b
ditetapkan dengan kriteria kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan pada tanah
yang dibebani hak milik, Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan
oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang kehutanan, arahan pengembangan
kawasan hutan rakyat di wilayah Provinsi Bengkulu adalah kurang lebih 40.489 ha atau
merupakan 2,02% dari luas wilayah total Provinsi Bengkulu.
-
37
3. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian berupa:
a. Kawasan peruntukan tanaman pangan
Kawasan peruntukan pangan meliputi kawasan budidaya pertanian tanaman pangan
lahan basah yang tersebar diseluruh pertanian pangan kabupaten/ kota di wilayah
Provinsi Bengkulu, kecuali Kota Bengkulu dan pengembangan kawasan budidaya
pertanian tanaman pangan rakyat di lahan kering dengan tanaman yang sesuai
dengan potensi daerah.
b. Kawasan peruntukan hortikultura
Kawasan peruntukan hortikultura dapat dikembangkan tersendiri atau terpadu
dengan kawasan lain yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota di wilayah Provinsi
Bengkulu.
c. Kawasan peruntukan peternakan
Kawasan peruntukan peternakan terdiri dari kawasan usaha pembibitan, kawasan
budidaya, dan kawasan usaha pengolahan yang dapat dilakukan secara terpadu
dan optimal dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, dan swasta atau
dunia usaha di seluruh kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Bengkulu.
d. Kawasan peruntukan perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan tersebar di wilayah Kabupaten Seluma,
Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Bengkulu Utara,
Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Rejang Lebong,
Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang.
4. Kawasan peruntukan perikanan
Kawasan peruntukan perikanan di Provinsi Bengkulu terdiri dari:
a. Pengembangan kawasan budi daya perikanan darat di Kabupaten Lebong, Rejang
Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, Seluma, Bengkulu Selatan ,Bengkulu Tengah,
Mukomuko, dan Kaur
b. Pengembangan kawasan budi daya perikanan laut dan fasilitas pelabuhan
perikanan di daerah pesisir pantai barat. Pengembangan pertambakan terdapat di
pesisir barat dilaksanakan dengan sangat memperhatikan kelestarian hutan
mangrove.
5. Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan pertambangan di Provinsi Bengkulu tersebar di Kabupaten Seluma (batu
bara dan Pasir Besi), Bengkulu Utara, Mukomuko, Bengkulu Tengah (batu bara),
Lebong (Granit, mangan, dan emas), dan Kaur, Kepahiang (pasir kuarsa, migas,
emas, andesit, dan marmer).
-
38
6. Kawasan peruntukan permukiman
Kawasan peruntukan permukiman di Provinsi Bengkulu diarahkan untuk permukiman
berkepadatan tinggi (Kota Bengkulu, Kota Manna, Kota Curup); kepadatan sedang
(Kota Mukomuko, Kota Kepahiang, Kota Arga Makmur, Kota Bintuhan); kepadatan
rendah (Kota Karang Tinggi, Kota Tais, Kota Muara Aman)
7. Kawasan peruntukan industri
Jenis dan sebaran kawasan industri Provinsi Bengkulu terletak di Kota Bengkulu,
Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu
Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Rejang Lebong sesuai dengan
kesesuaian lokasi, tata guna lahan, dukungan prasarana, dan potensi daerah sekitar
yang ditetapkan berdasarkan analisa daya dukung ekosistem.
8. Kawasan peruntukan pariwisata
Jenis dan sebaran kawasan peruntukan pariwisata Provinsi Bengkulu meliputi:
a. Wisata alam dikembangkan di Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong, Kabupaten
Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kota
Bengkulu, Pulau Tikus dan Kepulauan Enggano
b. Wisata budaya dikembangkan di Kota Bengkulu, Curup, Kepahiang, Kaur, dan
Mukomuko
c. Wisata buatan (man made) dikembangkan di Kota Bengkulu (LAMBAITARITAM),
Curup (Danau Harun Bestari dan Suban Air Panas), Kepahiang dan Bengkulu
Tengah (PLTA Musi), serta Lebong (Danau Tes).
9. Kawasan peruntukan lainnya
2.1.2 .Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Jika dilihat dari perkembangan PDRB mulai tahun 2012-2016, kinerja perekonomian
Provinsi Bengkulu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. PDRB menggambarkan
kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan indikator faktor
produksi lainnya untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas
perekonomian disuatu daerah. Nilai PDRB Atas dasar Harga Berlaku dan Harga
Konstan di Provinsi Bengkulu dari tahun 2012- 2016 untuk jelasnya dapat dilihat pada
indikator dibawah ini.
-
39
Tabel 2.10
PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
PDRB ADHB
(Miliar Rupiah) 36.207,6 40.565,5 45.389,9 50.337 55.402,5
PDRB ADHK
2010 (Miliar
Rupiah)
32.363 34.326,4 36.206,7 38.067,5 40.082,9
Jumlah Penduduk
(Orang) 1.783.725 1.814.357 1.844.788 1.874.900 1.904.793
PDRB perkapita
(Rupiah) 20.298.912 22.358.053 24.604.401 26.847.196 29.085.841
Pertumbuhan
Ekonomi (%) 6,83 6,07 5,48 5,13 5,3
Sumber : Bengkulu Dalam Angka, 2017.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2015 PDRB Provinsi Bengkulu atas
dasar harga berlaku telah mencapai 50,34 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan 2010 sebesar 38,07 triliun rupiah. Sedangkan pada tahun 2016 PDRB
Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 55,40 triliun rupiah,
sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar 40,08 triliun rupiah.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan dari tahun 2015 sebesar 5,13
persen menjadi 5,30 persen di tahun 2016.
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2016
masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam
perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya.
Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB Provinsi
Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai nominal
PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 201616.537,9Miliar Rupiah
dan peranannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 29,85%. Kemudian diikuti
sektor perdagangan besar dan eceran dengan nilai nominal atas dasar harga berlaku
pada tahun 2016 sebesar 7.688,8 Miliar Rupiah dengan peran sebesar 13,88%.
Sedangkan sektor terendah adalah Pengadaan Listrik dan Gas dimana PDRB atas harga
berlaku untuk sektor tersebut adalah 43,8 Miliar Rupiah dan perannya dalam PDRB
Provinsi Bengkulu sebesar 0,08%.
-
40
Pada tahun 2016, tiga wilayah dengan tingkat PDRB tinggi di Provinsi Bengkulu adalah
Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara, sedangkan
yang terendah adalah Kabupaten Lebong.
Tabel 2.11
PDRB ADHB per Kabupaten/KotaProvinsi Bengkulu Tahun 2013-2016
No Kabupaten/Kota PDRB ADHB (Miliar Rp)
2013 2014 2015 2016
1 Bengkulu Selatan 3.225,33 3.621,88 4.038,67 4.431,85
2 Rejang Lebong 5.344,36 5.951,12 6.621,25 7.261,64
3 Bengkulu Utara 4.607,41 5.154,38 5.735,88 6.353,62
4 Kaur 1.914,7 2.106,32 2.345,76 2.715,1
5 Seluma 2.582,54 2.886,39 3.198,2 3.502,08
6 Mukomuko 2.860,42 3.230,73 3.564,97 3.950,32
7 Lebong 1.858,93 2.088,13 2.330,47 2.593,89
8 Kepahiang 2.365,95 2.636,38 2.951,86 3.284,50
9 Bengkulu Tengah 2.612,05 2.952,17 3.286,03 3.559,07
10 Kota Bengkulu 12.710,34 14.190,37 15.815,37 17.510,86
Provinsi Bengkulu 40.565,49 45.389,90 50.336,99 55.402,50
Sumber: Bengkulu Dalam Angka, 2017.
Perekonomian Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2016 tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 5,30%. Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 sebesar
5,14%.Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu relatif tinggi bila dibandingkan ekonomi
Nasional yang tumbuh sebesar 5,02% pada periode yang sama. Namun kontribusi PDRB
Provinsi Bengkulu terhadap PDB Nasional tahun 2016 masih sangat kecil yaitu sebesar
0,44 %.
Tabel 2.12
Perbandingan PDRB Provinsi Bengkulu dan
PDB Nasional Tahun 2012 – 2016
Tahun
PDRB Provinsi Bengkulu (juta rupiah) PDB Indonesia (triliun rupiah)
Harga berlaku Harga
Konstan 2010
Pertumb
uhan
(%)
Harga
berlaku
Harga
Konstan
2010
Pertumbu
han
(%)
2012 36.207.676,97 32.363.037,83 6,83 8.615,70 7.727,08 6,03
2013 40.565.490,15 34.326.371,68 6,07 9.546,13 8.156,49 5,56
2014 45.392.750,77 36.206.678,91 5,48 10.569,70 8.564,90 5,02
2015 50.341.717,69 38.067.501,98 5,14 11.531,70 8.982,50 4,79
2016 55.402.507,51 40.082.870,83 5,30 12.406,80 9.433,00 5,02
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat dan Provinsi Bengkulu, 2017.
-
41
B. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur pencapaian hasil pembangunan dari
suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: pendidikan,
kesehatan dan pengeluaran. Kegunaan IPM adalah untuk mengklasifikasikan apakah
sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang, atau negara terbelakang dan
juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IPM Provinsi Bengkulu tahun 2016 berada pada
nilai69,33, naik dari tahun 2015 sebesar 68,59namun lebih rendah dari IPM Indonesia
secara keseluruhan sebesar 70,18. Angka IPM di Provinsi Bengkulu tercatat terus
mengalami kenaikan sejak tahun 2010 yang berada pada nilai65,35. Hal tersebut
menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas hidup manusia di Provinsi Bengkulu.
Gambar 2.3
Perkembangan IPM Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2011-2016
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu dan BPS RI Tahun 2016.
Dengan tingkat IPM sebesar 69,33Provinsi Bengkulutergolong ke dalam wilayah dengan
kategori IPM sedang. Provinsi dengan tingkat IPM tertinggi di Indonesia adalah DKI
Jakarta dengan IPM 79,60sedangkan provinsi yang memiliki IPM terendah adalah Papua,
yang tercatat memiliki IPM sebesar 58,05.