rancang pendeteksi kerusakan lampu sksjslalu lintas berbasis wireless

83
RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS (BAGIAN II) TUGAS AKHIR DWI WAHYU PRASETYO PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2013

Upload: sakonoke

Post on 21-Nov-2015

181 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

perancangan sistem kendali berbasis delphi

TRANSCRIPT

  • RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN LAMPU

    LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS

    (BAGIAN II)

    TUGAS AKHIR

    DWI WAHYU PRASETYO

    PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM

    INSTRUMENTASI

    DEPARTEMEN FISIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2013

  • i

    RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN LAMPU

    LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS

    (BAGIAN II)

    TUGAS AKHIR

    DWI WAHYU PRASETYO

    PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM

    INSTRUMENTASI

    DEPARTEMEN FISIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2013

  • ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PROYEK AKHIR

    RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN LAMPU

    LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS

    (BAGIAN II)

    PROYEK AKHIR

    Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang

    Otomasi Sistem Instrumentasi Pada Departemen Fisika

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Airlangga

    Oleh :

    DWI WAHYU PRASETYO

    NIM 081002005

    Tanggal Lulus :

    30 Agustus 2013

    Disetujui oleh :

    Pembimbing, Konsultan,

    Drs. Tri Anggono Prijo Saikhul Imam, S.Si

    NIP. 196105171990021001 NIK.139080784

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PROYEK AKHIR

    Judul : RANCANG BANGUN PENDETEKSI KERUSAKAN

    LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WIRELESS

    (BAGIAN II)

    Penyusun : DWI WAHYU PRASETYO

    NIM : 081002005

    Tanggal Ujian : 23 Agustus 2013

    Pembimbing : Drs. Tri Anggono Prijo

    Konsultan : Saikhul Imam, S.Si

    Disetujui oleh :

    Pembimbing,

    Drs. Tri Anggono Prijo

    NIP.196105171990021001

    Konsultan,

    Saikhul Imam, S.Si

    NIK.139080784

    Mengetahui :

    Ketua Departemen Fisika

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Airlangga

    Drs.Siswanto,M.Si

    NIP.19640305 198903 2 003

    Ketua Prodi

    D3-Otomasi Sistem Instrumentasi

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Airlangga

    Drs.Bambang Suprijianto,M.Si

    NIP.19630426 19920 1001

  • iv

    PEDOMAN PENGGUNAAN PROYEK AKHIR

    Proyek Akhir ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan

    dalam lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai

    referensi kepustakaan, tetapi pengutipan seijin penulis dan harus menyebutkan

    sumbernya sesuai kebinasaan ilmiah.

    Dokumen Proyek Akhir ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.

  • v

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat,

    rahmat dan kemurahan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir

    dengan judul Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas

    Berbasis Wireless.

    Selama mengerjakan penelitian sampai tersusunnya Tugas Akhir ini,

    banyak bantuan moril maupun materil yang telah penulis peroleh dari berbagai

    pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dengan

    kerendahan hati dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis menyampaikan

    terima kasih kepada :

    1. Allah SWT, yang telah memberikan ridho, hidayah, ilmu, kebahagiaan dan

    anugerah yang luar biasa. Serta memberi iman dan ketakwaan yang

    membuat saya selalu bersyukur. Shalawat serta salam semoga tetap

    tercurah bagi Rasulullah Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan

    yang terang dan begitu mencintai umatnya.

    2. Ibuku Mualifah dan kakakku Adi Cahyo Purnomo, serta ayahku Didik

    Purwanto (Alm). Atas segala doa, bantuan inspirasi serta dorongannya

    selama ini.

    3. Bapak Drs.Bambang Suprijianto,M.Si selaku kaprodi D3 Otomasi Sistem

    Instrumentasi, penguji proposal dan sidang tugas akhir ini.

    4. Bapak Saikhul Imam,S.Si selaku Dosen konsultasi yang selalu

    memberikan ilmu dalam setiap konsultasi, masukkan dan membantu

    dalam perkuliahan serta pembuatan tugas akhir ini.

    5. Bapak Drs.Tri Anggono Prijo selaku Dosen Pembimbing tugas akhir ini

    yang selalu membantu dan memberikan bimbingan.

    6. Bapak Drs.Siswanto, M.Si selaku kepala depatemen Fisika.

    7. Mbak Dwi Hastuti yang selalu sabar dalam membantu, men-support dan

    mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

    8. Dyah Prameswari Ningartha, my partner yang selalu membantu, berjuang

    bersama, selalu ada ketika dibutuhkan, meskipun selalu cerewet.

    9. Pak Deni yang selalu membantu untuk memberikan ide, kreatifitas dan

    mengajari pemograman.

  • vi

    10. Semua Dosen D3 Otomasi Sistem Instrumentasi yang selalu mengajar

    dengan ikhlas walaupun teman-teman sering ramai dikelas.

    11. Rikana Brillian Putri Indah yang selalu memberikan semangat dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    12. Semua teman-teman dikelas D3-Otomasi Sistem Instrumentasi angkatan

    2010, Tyo, Andre (Mbah), Faisal (Endok), Dimas (Dimsum), Munir

    (Mumun), Suhud (Supendi), Romi ( Rombeng), Robbi (Cong Makasen),

    Agung, Rouf, Dhani, Eko, Adhi (Adhi Gugugaga), Ari (Jhon Gen), Aloy,

    Rangga, Husna, dan Ike semua telah mendukung terselesaikannya tugas

    akhir dan PKM I love you guys.

    13. Teman-teman HIMAFI dan ASTRAI yang banyak mengajarkan tim dan

    organisasi.

    14. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Maaf apabila

    terlewatkan. Semoga kebaikan dan keikhlasan kalian dibalas oleh Allah

    SWT.

    Harapan kami sebagai penulis adalah semoga dengan terselesaikannya

    Tugas Akhir ini, dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan

    pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umumnya dimasa

    sekarang dan yang akan dating. Sadar dengan keterbatasan waktu dan

    kemampuan yang dimiliki oleh penulis , maka hasil dari Tugas Akhir ini

    tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian penulis telah

    berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik. Oleh

    karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan saran

    dan kritik demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.

    Surabaya,

    Penulis

  • vii

    Dwi Wahyu Prasetyo, 2013, Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu

    Lalu Lintas Berbasis Wireless (Bagian II). Tugas Akhir ini dibawah bimbingan

    Drs. Tri Anggono Prijo dan Shaikul Imam, S.Si, MT Prodi D3 Otomasi Sistem

    Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

    Airlangga.

    ABSTRAK

    Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang

    terpasang di persimpangan jalan, pengaturan ini dimaksudkan untuk mengatur

    pergerakan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat

    bergerak secara bergantian. Lampu lalu lintas yang tiba-tiba rusak atau mati

    mendadak, mampu mengacaukan arus lalu lintas, sehingga kemacetan tidak dapat

    dihindari. Dampaknya adalah kemacetan lalu lintas yang padat.

    Sistem pada proyek akhir ini menggunakan mikrokontroler ATMega16,

    multiplexer yang berfungsi sebagai pengaturan keluaran dari beberapa masukan

    sensor arus, sensor ACS712 berfungsi untuk pendeteksi arus pada kabel lampu

    lalu lintas dan wireless Xbee Pro berfungsi untuk mengirim dan menerima data

    dari status lampu. Hasil dari pembacaan sensor arus akan melewati multiplexer

    dan akan di olah oleh mikrokontroler, lalu data akan dikirim secara real time

    menggunkan wireless.

    Kata Kunci : Mikrokontroler ATMega16, sensor ACS712, Multiplexer, Wireless

    Xbee Pro.

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii

    PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ................................... iv

    KATA PENGANTAR ............................................................................. v

    ABSTRAK ............................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3

    1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 3

    1.4 Tujuan ....................................................................................... 3

    1.5 Manfaat Tugas Akhir ................................................................ 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Traffic Light.............................................................................. 5

    2.1.1 Jenis Lampu Lalu Lintas ................................................. 6

    2.1.2 Cara Pengoprasian .......................................................... 6

    2.1.3 Sistem Lampu Lalu Lintas .............................................. 7

    2.2 Sensor Arus ACS712 ................................................................ 7

  • ix

    2.3 Xbee Pro ................................................................................... 10

    2.4 RF Module tipe Xbee Pro ......................................................... 11

    2.5 Mikrokontroler ATMega16 ...................................................... 12

    2.5.1 Fitur ATMega16 ............................................................. 12

    2.5.2 Konfigurasi Pin AVR ATMega16 .................................. 14

    2.6 Catu daya .................................................................................. 16

    2.7 Multiplexer ............................................................................... 17

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 20

    3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 20

    3.2.1 Bahan Penelitian ............................................................. 20

    3.2.2 Alat Penelitian ................................................................ 21

    3.3 Prosedur Penelitian ................................................................... 22

    3.3.1 Perancangan Alat ............................................................ 24

    3.3.2 Diagram Blok ................................................................. 26

    3.3.3 Perancangan Software .................................................... 30

    3.3.4 Pengalamatan Mikrokontroler ATMega16 ..................... 32

    3.3.5 Perancangan Software Pengujian

    Port-Port Mikrokontroler ................................................ 33

    3.3.6 Perancangan Software ADC dan Multiplexer

    pada Mikrokontroler........................................................ 33

    3.3.7 Perancangan Software Komunikasi Serial ..................... 34

  • x

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pengujian Mikrokontroler ......................................................... 36

    4.2 Pengujian Software Multiplexer dan ADC

    pada Mikrokontroler ATMega16 ............................................. 37

    4.3 Pengujian Wireless Xbee .......................................................... 38

    4.4 Pengujian Software Komunikasi Serial .................................... 42

    4.5 Pengujian Software Pendeteksi Kerusakan Lampu

    Lalu Lintas Pada Delphi ........................................................... 47

    4.6 Pembahasan Kinerja Alat ......................................................... 51

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ............................................................................... 53

    5.2 Saran ......................................................................................... 53

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 54

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Listing progam mikrokontroler .............................................. 55

    Lampiran II Listing program Delphi7 ....................................................... 63

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Lampu Lalu Lintas ................................................................ 5

    Gambar 2.2 Diagram Blok IC ACS712 .................................................... 8

    Gambar 2.3 Konfigurasi Pin dari IC ACS712 .......................................... 8

    Gambar 2.4 IC Sensor Arus ACS712 ....................................................... 8

    Gambar 2.5 Xbee Wireless ....................................................................... 10

    Gambar 2.6 Konfigurasi Pin ATMega16 .................................................. 14

    Gambar 2.7 Diagram Blok Multiplexer CD4051B ................................... 18

    Gambar 3.1 Diagram Blok Prosedur penelitian ........................................ 22

    Gambar 3.2 Perancangan Pendeteksi kerusakan lampu lalu lintas

    Berbasis Wireless .................................................................. 24

    Gambar 3.3 Rancang Bangun Pendeteksi kerusakan lampu

    Lalu Lintas Berbasis Wireless .............................................. 25

    Gambar 3.4 Diagram blok Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan

    Lampu Lalu Lintas Berbasis Wireless ................................. 26

    Gambar 3.5 Form Tampilan pada Delphi7 .............................................. 29

    Gambar 3.6 Flowchart Rancang Bangun Pendeteksi

    Kerusakan Lampu Lalu Lintas Berbasis Wireless ............... 30

    Gambar 4.1 Test Query Xbee Pro S1 ....................................................... 39

    Gambar 4.2 Test Query gagal .................................................................. 40

    Gambar 4.2 Tampilan hyperterminal pada

    personal komputer berupa data ADC ................................... 43

    Gambar 4.3 Tampilan Form1 pada delphi ................................................ 48

    Gambar 4.4 Kondisi normal pada nyala lampu lintas ............................... 51

    Gambar 4.5 Terjadi kerusakan pada lampu lalu lintas .............................. 52

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B .............................................................. 15

    Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C ............................................................... 15

    Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D ............................................................... 16

    Tabel 2.4 Tabel kebenaran Multiplexer .................................................... 19

    Tabel 3.1 Tabel kebenaran keluaran multiplexer ...................................... 28

    Tabel 4.1 Tabel penggunaan port pada Mikrokontroler............................ 36

    Tabel 4.2 Pengujian menghubungkan multiplexer dengan ADC.............. 37

    Tabel 4.3 Uji coba pertama receive satu ruang dengan transmitter .......... 41

    Tabel 4.4 Ujicoba kedua receive di ruang berbeda dengan transmitter .... 42

    Tabel 4.5 Tabel pengujian komunikasi serial

    dengan personal komputer ........................................................ 44

    Tabel 4.6 Tabel hasil pengiriman data dari

    mikrokontroler ke personal komputer. ..................................... 45

    Tabel 4.7 Pengujian program Delphi 7 keseluruhan ................................. 50

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lampu lalu lintas

    yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra

    cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan

    kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah.

    Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur

    pergerakan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat

    bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus yang ada.

    Tapi apa jadinya apabila fasilitas di jalan raya kurang memadai ataupun

    kurang mendapatkan perhatian. Tidak jarang lampu lalu lintas yang tiba-tiba rusak

    atau mati mendadak, mampu mengacaukan arus lalu lintas, sehingga kemacetan

    tidak dapat dihindari. Dampaknya adalah kemacetan lalu lintas yang padat.

    Bahkan kemungkinan terburuk, saling tabrak antara pengendara. Jika hal yang

    seperti ini dapat langsung diatasi, mungkin kemacetan tidak akan berlangsung

    lama. Tapi jika pihak yang berwajib tidak atau belum mengetahui keadaan lampu

    lalu lintas yang mengalami kerusakan. Tentu saja arus lalu lintas di jalan tersebut

    akan kacau untuk kurun waktu yang cukup lama.

    Agar tidak terjadi hal tersebut perlu dilakukan pemantauan secara terus

    menerus. Fungsinya, agar setiap traffic light yang mengalami kerusakan secara

    otomatis akan melaporkan statusnya. Dengan demikian, status lampu lalu lintas

  • 2

    yang rusak dapat langsung diketahui. Metode penelitian yang pernah di

    aplikasikan di simulasi traffic light adalah dengan menggunakan sensor

    photodiode sebagai sensor pendeteksi kerusakan dan handphone GSM sebagai

    pengirim pesan kerusakan ke pusat control traffic light. Tapi sensor photodiode

    yang dipasang di tiap-tiap lampu lalu lintas sangat tidak efisien, karena

    pemasangan sensor photodiodenya tepat di nyala lampu, sehingga mengganggu

    tampilan lampu lalu lintas itu sendiri. Penggunaan modul GSM untuk mengirim

    informasi kerusakan pada lampu lalu lintas juga dirasa sudah kuno, selain itu jika

    provider GSM yang digunakan untuk menerima sms sedang trouble, maka sms

    kerusakan yang dikirim dari modul GSM pasti akan terhambat atau tidak terkirim.

    Lalu di buatlah alat Sistem Monitoring Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu

    Lintas Berbasis Wireless. Pada metode ini menggunakan sensor arus ACS712,

    mikrokontroler ATMega16, dan wireless. Sensor yang digunakan untuk

    mendeteksi kerusakan diletakkan didekat ATCS (box control) sehingga tidak

    mengganggu tampilan lampu lalu lintas, untuk mengirimkan informasi kerusakan

    lampu lalu lintasnya menggunakan wireless, karena informasi dapat langsung

    diterima oleh pusat control lampu lalu lintas dan kepolisian, sehingga kerusakan

    dapat langsung terdeteksi.

  • 3

    1.2 Rumusan Masalah

    Permasalahan yang dihadapi dalam melakukan tugas akhir ini diantaranya

    adalah:

    1. Apakah sensor dapat mendeteksi kerusakan?

    2. Apakah wireless dapat mengirim informasi kerusakan ?

    3. Apakah informasi kerusakan dapat diterima komputer kontrol?

    1.3 Batasan Masalah

    Dalam pembuatan alat tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari

    kekurangan-kekurangan, sehingga dalam pembuatannya perlu dibatasi agar tujuan

    dari tugas akhir ini dapat tercapai. Ada pun batasan-batasan masalah disini antara

    lain:

    1. Alat ini merupakan rancangan prototype

    2. Alat ini dapat mendeteksi kerusakan jika wireless tetap terkoneksi dengan baik

    1.4 Tujuan

    Alat ini dibuat untuk mendeteksi adanya kerusakan pada nyala lampu lalu

    lintas yang menggunakan pendeteksi kerusakan berupa sensor arus ACS712,

    wireless untuk media pengiriman data dan monitoring kerusakan diruang control.

  • 4

    1.5 Manfaat Tugas Akhir

    Alat ini dapat membantu mendeteksi kerusakan lampu lalu lintas dengan

    mudah dan tepat, sehingga kita dapat mengetahui dimana letak kerusakan dan

    jenis kerusakan pada nyala lampunya. Dan akan mengirimkan pesan ke pusat

    pengontrolan lampu lalu lintas dan kepihak kepolisian sehingga dapat cepat

    ditangani.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Traffic Light (Lampu Lalu Lintas)

    Lampu lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang

    terpasang dipersimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross),

    dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini menandakan kapan kendaraan harus

    berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagaiarah. Pengaturan lalu lintas

    dipersimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada

    masing-masing kelompok agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak

    saling mengganggu antar arus yang ada.

    Lampu lalu lintas telah diadopsi di hampir semua kota di dunia ini. Lampu

    ini menggunakan warna yang diakui secara universal untuk menandakan berhenti

    adalah warna merah, hati-hati untuk warna kuning dan hijau berarti dapat jalan

    terus.

    Gambar 2.1 Lampu Lalu Lintas

  • 6

    2.1.1 Jenis Lampu Lalu Lintas

    1. Lampu lalu lintas terpisah Pengoperasian lampu lalu lintas yang

    pemasangannya didasarkan pada suatu tempat persimpangan saja tanpa

    mempertimbangkan persimpangan lainnya.

    2. Lampu lalu lintas terkoordinasi Pengoperasian lampu lalu lintas yang

    pemasangannya mempertimbangkan beberapa persimpangan yang terdapat

    pada arah tertentu.

    3. Lampu lalu lintas jaringan Pengoperasian lampu lalu lintas yang

    pemasangannya mempertimbangkan beberapa persimpangan yang terdapat

    dalam suatu jaringan yang masih dalam satu kawasan.

    2.1.2 Cara Pengoperasian

    1. Fixed time traffic signal Lampu lalu lintas yang pengoperasiannya

    menggunakan waktu yang tepat dan tidak mengalami perubahan. Untuk

    lampu lalu lintas dengan jenis pengoperasian ini menggunakan system

    control logika atau biasa dikenal dengan PLC (Programmable Logic

    Controller).

    2. Actuated traffic signal Lampu lalu lintas yang pengoperasiannya

    dengan pengaturan waktu tertentu dan mengalami perubahan dari waktu

    kewaktu sesuai dengan kedatangan kendaraan dari berbagai persimpangan.

    Cara pengoperasian jenis ini menggunakan system control berbasis logika

    fuzzy.

  • 7

    2.1.3 Sistem lampu lalu lintas

    System pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika

    lampu-lampu lalu lintas yang terpasang dapat berjalan baik secara

    otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas

    pada tiap-tiap jalur. System ini dikenal sebagai logika fuzzy. Metode

    logika fuzzy digunakan untuk menentukan lamanya waktu lalu lintas

    menyala sesuai dengan volume kendaraan yang sedang mengantre

    pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian system logika fuzzy ini

    menunjukkan bahwa system lampu dengan logika ini dapat

    menurunkan keterlambatan kendaraan sebesar 48,44% dan panjang

    antrean kendaraan sebesar 56,24%, jika dibandingkan dengan system

    lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan

    dengan menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini sudah ada

    perkembangan teknologi lalu lintas dengan tenaga matahari.

    2.2 Sensor Arus ACS712

    Allegro ACS712 menyediakan solusi ekonomis dan tepat untuk

    pengukuran arus AC atau DC di dunia industri, komersial, dan sistem komunikasi.

    Perangkat terdiri dari rangkaian sensor efek-hall yang linier, low-offset, dan

    presisi. Saat arus mengalir di jalur tembaga pada bagian pin 1-4, maka rangkaian

    sensor efek-hall akan mendeteksinya dan mengubahnya menjadi tegangan yang

    proporsional seperti yang dapat dilihat pada diagram blok fungsi berikut.

  • 8

    Gambar 2.2 Diagram blok IC ACS712

    Gambar 2.3 Konfigurasi pin dari IC ACS712

    Gambar 2.4 IC Sensor Arus ACS712

  • 9

    Berikut ini adalah karakteristik dari sensor arus ACS712.

    Memiliki sinyal analog dengan sinyal-ganguan rendah (low-noise)

    Ber-bandwidth 80 kHz

    Total keluaran error 1.5% pada Ta = 25C

    Memiliki resistansidalam 1.2 m

    Tegangan sumber operasi tunggal 5.0V

    Sensitivitas keluaran: 66 sd 185 mV/A

    Tegangan keluaran proporsional terhadap arus AC atau pun DC

    Fabrikasi kalibrasi

    Tegangan offset keluaran yang sangat stabil

    Hysterisis akibat medan magnet mendekati nol

    Rasio keluaran sesuai tegangan sumber

    Sensor ACS712 ini pada saat tidak ada arus yang terdeteksi, maka

    keluaran sensor adalah 2,5 V. Dan saat arus mengalir dari IP+ ke IP-, maka

    keluaran akan >2,5 V. Sedangkan ketika arus listrik mengalir terbalik dari IP- ke

    IP+, maka keluaranya akan< 2,5 V.

  • 10

    2.3 Xbee Wireless

    RF Module merupakan sebuah wireless embedded modul yang dapat

    dengan mudah di-interface-kan dengan berbagai macam mikrokontroler.

    Radio frequency tranciever ini merupakan sebuah modul yang terdiridari RF

    receiver dan RF transmitter dengan sistem interface serial UART asynchronous.

    Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menggunakan RF Module

    agar dapat melakukan komunikasi point to point adalah melakukan seting

    konfigurasi alamat (address). Proses konfigurasi ini dapat dilakukan melaui

    software X-CTU yang merupakan software aplikasi khusus untuk RF Module.

    Cara lain untuk melakukan setting dapat dilakukan melalui hiperterminal. Untuk

    melakukan setting konfigurasi address melalui hiperterminal ada dua metode.

    Metode pertama disebut one line percommand dan metode kedua disebut multiple

    command on one line.

    Gambar 2.5 Xbee Wireless

  • 11

    2.4 RF Module tipe XBee Pro

    XBee PRO merupakan modul radio frekuensi yang beroperasi pada

    frekuensi 2.4 GHz. Sesuai data sheet, modul ini memerlukan tegangan 2.8 V

    sampai dengan 3.3 V saat mengirim data, modul ini akan membebani dengan arus

    270 mA, dan arus 55 mA untuk penerimaan data Pada XBee Pro terdapat 20 pin,

    namun yang sementara ini digunakan adalah 6 pin, yaitu VCC dan GND untuk

    tegangan masukan, DOUT merupakan pin Transmit (TX), DIN merupakan pin

    Receive (RX), RESET merupakan pin reset XBee PRO dan yang terakhir adalah

    PWMO/RSSI merupakan indikator bahwa ada penerimaan data yang biasanya

    dihubungkan ke led yang di drive oleh transistor.

    Fitur

    1. 3.3V @50mA

    2. 250kbps Max data rate

    3. 50mW output (+17dBm)

    4. 1 mil (1600m) kisaran

    5. Wire antenna

    6. Sepenuhnya FCC bersertifikat

    7. 6 10-bit ADC masukan pin

    8. 8 digital IO pin

    9. Enkripsi 128-bit

    10. Lokal atau over-udara konfigurasi

    11. AT atau API perintah set

  • 12

    2.5 Mikrokontroler ATMega16

    ATMega16 merupakan mikrokontroler CMOS8-bit buatan Atmel keluarga

    AVR. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter dengan

    metode compare, interrupt eksternal dan internal, serial UART, progammable

    Watchdog Timer, ADC dan PWM internal.

    2.5.1 Fitur ATMEGA 16

    Fitur-fitur yang dimiliki ATMEGA 16 sebagaiberikut :

    1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi, dengan daya

    rendah.

    2. Arsitektur RISC dengan through hput mencapai 16 MIPS pada frekuensi

    16MHz.

    3. Memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte dan

    SRAM 1 Kbyte.

    4. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu PortA, Port B, Port C, dan Port D.

    5. CPU yang terdiriatas 32 buah register.

    6. Unit interupsi internal dan eksternal.

    7. Port USART untuk komunikasi serial.

    8. Fitur Peripheral

    Tiga buah Timer / counter dengan kemampuan pembandingan.

    2 (dua) buahTimer/Counter 8 bit dengan Prescalerter pisah dan

    Mode Compare.

  • 13

    1 (satu) buahTimer/Counter 16 bit dengan Prescaler terpisah,

    Mode Compare, dan Mode Capture.

    Real Time Counter dengan Oscillator tersendiri.

    4 channel PWM

    8 channel, 10-bit ADC

    8 Single-ended Channel

    7 Differential Channel hanya pada kemasan TQFP.

    2 Differential Channel dengan Programmable Gain 1x, 10x, atau

    200x.

    Byte-oriented Two-wire Serial Interface.

    Programmable Serial USART

    Antarmuka SPI

    Watchdog Timer dengan oscillator internal.

    On-chip Analog Comparator.

  • 14

    2.5.2 Konfigurasi Pin AVR ATMega16

    Konfrgurasi pin ATMega16 bisa dilihat pada gambar dibawah ini. Dan dari

    gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin

    ATMega16sebagai berikut:

    Gambar 2.6 Konfigurasi pin ATMega16

    1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

    2. GND merupakan pin ground.

    3. Port A (PAO..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.

    4. Port B (PBO..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI.

  • 15

    Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B

    5. Port C (PCO..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, seperti

    dapat dilihat pada tabel di bawah.

    Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C

  • 16

    6. Port D (PDO..PD7) merupakan pinI/O dua arah dan pin fungsi khusus,seperti

    dapat dilihat pada tabel di bawah.

    Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D

    7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset microcontroller.

    8. XTALL1 dan XTALL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

    9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

    10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

    2.5 Catu Daya

    Pencatu daya sebagai sumber daya. Sebagian besar piranti elektronik

    membutuhkan tegangan searah (Direct Current / DC). Penggunaan baterai sebagai

    sumber daya DC dinilai kurang efektif, hal ini disebabkan daya yang dimiliki

    baterai hanya mampu digunakan dalam beberapa waktu saja (tidak tahan lama)

    dan harganya relative mahal. Satu-satunya sumber daya mudah didapat dan

    harganya paling murah adalah tegangan listrik PLN sebesar 110V/220V, dengan

    frekuensi 50-60 Hz.

  • 17

    Tegangan PLN berupa tegangan bolak-balik (Alternate Current / AC).

    Oleh karena ini, supaya dapat mencatu piranti elektronik yang memerlukan

    tegangan DC, diperlukan sebuah rangkaian yang bisa mengubah tegangan bolak-

    balik (AC) menjadi tegangan searah (DC) yang dinamakan rangkaian penyearah

    tegangan. Dalam pembuatan power supply yang baik, tidak cukup hanya

    menggunakan rangkaian penyearah tegangan. Untuk menciptakan catu daya yang

    baik maka diperlukannya Regulator Voltage untuk menstabilkan tegangan

    keluarannya. Hal ini dikarenakan bahwa tegangan PLN sering mengalami naik /

    turun.

    2.6 Multiplexer

    Sebuah Multiplexer adalah rangkaian logika yang memiliki banyak masukan

    tetapi hanya 1 keluaran dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat

    mengatur penyaluran masukan tertentu kepada keluarannya, sehingga

    memungkinkan terjadinya transmisi sinyal yang banyak melalui media tunggal.

    Seleksi data-data masukan dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan

    masukan dari multiplexer tersebut. Blok diagram sebuah multiplexer ditunjukkan

    pada gambar dibawah ini.

  • 18

    Gambar 2.7 Diagram blok multiplexer CD4051B

    Multiplexer CD4051B adalah multiplexer yang memiliki 8-channel

    masukan dan memiliki 3 masukan biner control yaitu A, B, C dan INH (Inhibit).

    Dari 3 sinyal biner itu pilihlah 1 dari 8 saluran untuk diaktifkan, dan

    menghubungkan salah satu dari 8 masukan tersebut ke keluaran. Dibawah ini

    adalah tabel kebenaran dari multiplexer CD4051B.

  • 19

    Tabel 2.4 Tabel kebenaran Multiplexer

    Beberapa keunggulan umum dari multiplexer CD4051B dibandingkan dengan

    multiplexer lain adalah:

    Level tegangan 0 VDD (VDD maks = 15 volt)

    Multiplexer data analog (mempunyai variasi tegangan)

    Bisa digunakan untuk demuxtiplexer.

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Pembuatan alat ini dilakukan di Laboratorium Biofisika Program Studi D3

    Otomasi Sistem Instrumentasi, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Airlangga, selama kurang lebih 4 bulan, dimulai pada bulan maret

    sampai Juli 2013.

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1 Bahan Penelitian

    Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    Mikrokontroler AVR ATMega16

    Miniatur Lampu Lalu Lintas

    Wireless (wifi) Xbee

    Komputer

    Sensor Arus ACS712

    Multiplexer CD4051BE

    Kabel

    Timah

    PCB

  • 21

    3.2.2 Alat Penelitian

    Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Perangkat Keras (Hardware)

    Downloader USB Mikrokontroler Atmega 16

    PC (Personal Computer)

    Bor PCB

    Sedot Timah

    Multimeter

    Solder

    2. Perangkat Lunak (Software)

    Code Vision AVR C Compiler

    ProgISP

    Windows7

    Borland Delphi 7

  • 22

    3.3 Prosedur Penelitian

    Pada perancangan dan pembuatan alat ini terbagi atas dua tahap, yaitu

    tahap pertama perancangan dan pembuatan sistem hardware dan tahap kedua

    adalah perancangan dan pembuatan software sebagai pengendali operasi alat.

    Diagram blok prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    Gambar 3.1 Diagram blok prosedur penelitian

    STAR

    T

    Perancangan Software

    Perancangan Hardware

    Wireless Xbee Pro Minimum System Sensor ACS712

    Analisa dan Pembahasan

    Uji Kinerja Alat

    END

  • 23

    Dari diagram blok prosedur penelitian dapat dijelaskan bahwa prosedur penelitian

    yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Pembuatan sketsa perencanaan mekanik.

    2. Pembuatan perangkat keras (hardware)

    Rangkaian minimum system

    Rangkaian Sensor Arus ACS712

    Rangkaian Wireless XBee Pro

    3. Melakukan pengujian hardware dan software. Melakukan pengujian

    Sensor arus ACS712 yang digunakan sebagai pendeteksi arus pada kabel-

    kabel lampu lalu lintas, pengujian wireless Xbee pro yang digunakan

    sebagai pengirim informasi jika terjadi kerusakan pada system lalu lintas.

    4. Menganalisa hasil pengujian alat agar diketahui prosentase kesalahan dari

    system kerja alat secara keseluruhan kemudian dilakukan pembahasan

    mengenai penganalisaan tersebut.

  • 24

    3.3.1 Perancangan Alat

    Gambar rancangan alat bisa dilihat pada Gambar 3.2 Gambar

    perancangan alat deteksi kerusakan lampu lalu lintas menggunakan

    wireless.

    Gambar 3.2 Perancangan pendeteksi kerusakan lampu lalu lintas

    menggunakan wireless

    Keterangan :

    1. Menggunakan sensor ACS712 sebanyak 9 buah sensor.

    2. Menggunakan 3 buah Multiplexer untuk memasukkan keluaran sensor

    ke ADC secara bergantian.

    3. Wireless Xbee pada mikrokontroler hanya sebagai transmiter

    mengirim data ke Xbee Receive yang ada pada PC.

    4. Pada personal komputer menggunakan software delphi untuk membuat

    program deteksi kerusakan.

    Lampu

    Lalu Lintas

    Sensor

    Arus ACS712 Multiplexer

    Mikrokontroler

    Wireless Xbee

    Transmitter

    Wireless

    Xbee Receive

  • 25

    Hasil dari rancang bangun alat deteksi kerusakan lampu lalu lintas

    menggunakan wireless dapat dilihat pada gambar 3.3.

    Gambar 3.3 Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas

    Menggunakan Wireless

    SENSOR

    MINMUM SYSTEM

    MULTIPLEXER

    XBee

  • 26

    1.3.2 Diagram Blok

    Gambar 3.4 Diagram blok Rancang Bangun Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu

    Lintas Menggunakan Wireless

    Multiplexer disini dibuat untuk mengatur masukan dari sensor ke

    ADC secara bergantian. Digunakan multiplexer karena jumlah dari sensor

    melebihi jumlah ADC yang ada pada ATMega16 yang berjumlah 8 pin.

    Dalam mengatur masukan menggunakan select data menggunakan port

    pada mikrokontroler. Pengalamatan port pada mikrokontroler sebagai

    berikut :

    Mikrokontroler

    ATMega16

    Sensor Multiplexer

    Xbee Transmitter

    Xbee Receiver

    Serial USB

    Converter

    Perangkat Komputer

    ADC ON

    Serial ON

  • 27

    Multiplexer 1 :

    A : PORTC.7

    B : PORTC.5

    C : PORTC.3

    Multiplexer 2 :

    A1 : PORTA.5

    B1 : PORTA.3

    C1 : PORTA.1

    Multiplexer 3 :

    A2 : PORTA.4

    B2 : PORTA.2

    A2 : PORTA.0

    . Alat rancang bangun pendetesi kerusakan lampu lalu lintas

    menggunakan IC CD4051 multiplexer analog. Alat ini menggunakan IC

    multiplexer analog ini dengan keluaran range 0 5 volt. Yang mempunyai

    8 masukan dan 1 keluaran. Dalam memasukkan seleksi data mengikuti

    tabel kebenaran pada datasheet multiplexer CD4051 seperti berikut ini :

    Seleksi data berupa masukan tegangan ke

    multiplexer

    Seleksi data berupa masukan tegangan ke

    multiplexer

    Seleksi data berupa masukan tegangan ke

    multiplexer

  • 28

    Tabel 3.1 Tabel kebenaran keluaran multiplexer

    C B A DATA

    0 0 0 0

    0 0 1 1

    0 1 0 2

    0 1 1 3

    1 0 0 4

    1 0 1 5

    1 1 0 6

    1 1 1 7

    Pada masukan seleksi data nilai 1 dalam mikrokontroler mengeluarkan

    keluaran sebesar 5 volt. Jika bernilai 0 maka mikrokontroler bernilai 0,1 volt atau

    sama dengan ground. Dalam setiap keluaran multiplexer komunikasi serial selalu

    ON dan setiap select data maka keluaran data dari multiplexer akan dikonversi ke

    ADC mikrokontroler dan setelah itu dikirim data tersebut.

    ADC yang digunakan ialah ADC 8 bit. Digunakan untuk menerima

    mengkonversi hasil keluaran pada sensor. Data dari ADC dikirim ke personal

    komputer dengan komunikasi serial dari Xbee transmitter ke Xbee receive yang

    berada pada personal komputer, komunikasi dari Xbee Receive penghubung ke

    personal komputer dengan menggunakan USB to Serial Converter. Data yang

    diterima oleh personal komputer diolah oleh Delphi7 sebagai pengolah data dan

    menampilkan.

  • 29

    Dalam menampilkan data dibuat form berupa lalu lintas letak lampu

    berdasarkan pada miniatur lalu lintas. Tampilan dari form Delphi7 dapat dilihat

    pada gambar 3.5 form Delphi7.

    Gambar 3.5 Form tampilan pada Delphi7

    Pengaturan Mikrokontroler dalam komunikasi serial pada PC diatur

    dengan menggunakan USART. USART digunakan untuk mengirimkan data dari

    mikrokontroler dan diterima oleh personal komputer. Dalam komunikasi serial

    pada form Delphi7 di setting baudrate sama dengan baudrate yang ada pada

    mikrokontroler, agar komunikasi bisa dilakukan antara mikrokontroler dengan

    wireless Xbee sebagai pengirim dan penerima data. Data yang diterima oleh

    Delphi7 mengolah data yang dikirimkan oleh mikrokontroler berupa nilai ADC

    dan nama deklarasi lampu lalu lintas. Dalam form Delphi tidak menampilkan nilai

    dari deklarasi tetapi nilai dari deklarasi ditampilkan pada komponen shape salah

    satu komponen bentuk bulat pada delphi.

  • 30

    3.3.3 Perancangan Software

    Dari hasil perancangan alat rancang bangun deteksi kerusakan lampu lalu

    lintas berbasis wireless, prinsip dari alat ini sudah diketahui maka dibuat lah

    flowchart dari program. Flowchart program bisa dilihat pada gambar 3.6

    flowchart perancangan software.

    Gambar 3.6 Flowchart rancang bangun pendeteksi kerusakan lampu lalu lintas

    berbasis wireless

    START

    Inisialisasi

    ADC

    Mikrokontroler

    Seleksi Data

    Serial ON

    Xbee Transmiter

    ON

    Xbee Receive

    ON

    Tampil

    Delphi

    Stop

    Koneksi

    Tidak

    Serial Off

    Ya

    End

  • 31

    Cara kerja dari flowchart gambar 3.6 adalah :

    Pada inisialisasi mikrokontroler terdapat inisialisasi beberapa komponen

    port yang dibutuhkan yaitu inisialisasi ADC, inisialisasi port untuk select data ke

    multiplexer, dan inisialisasi serial USART. Dalam seleksi data secara berurutan

    mengambil data keluaran pada multplexer mulai dari data 1 sampai data yang

    terakhir, akan terjadi pengulangan terus menerus. Setelah semua inisialisasi

    terlaksana mula-mula program delphi dinyalakan terlebih dahulu. Kemudian pada

    program software di delphi, awalnya setting port serial yang akan dipakai untuk

    komunikasi serial dan settingan yang lain. Setelah semua setting selesai maka

    ditekan tombol button Start data dari mikrokontroler akan diterima. Data yang

    diterima kemudian diolah oleh delphi dan ditampilkan dalam bentuk komponen

    shape pada delphi. Pengiriman akan terus menerus dilakukan oleh mikrokontroler.

    Pada tampilan delphi disediakan button untuk menghentikan pengiriman.

    Akan tetapi mikrokontroler tetap terus menerus mengirimkan data.

    Mikrokontroler secara otomatis mengirimkan semua data keluaran yang

    dikeluarkan oleh multiplexer. Kerusakan dari lampu lalu lintas bisa dilihat pada

    tampilan di delphi pada waktu pengecekkan kerusakan. Pada tampilan delphi

    diberi tanda lampu 1, lampu 2, dan lampu 3. Agar memudahkan pengecekkan jika

    terjadi kerusakan pada lampu lalu lintas. Jika terjadi suatu kerusakan pada koneksi

    wireless maka data tidak dapat ditampilkan pada delphi dan otomatis personal

    komputer tidak bisa menerima data yang dikirim mikrokontroler. Hal ini bisa jadi

    kerusakaan pada xbee transmitter/receiver dan kerusakan pada mikrokontroler.

  • 32

    3.3.4 Pengalamatan Mikrokontroler Atmega16

    Mikrokontroler ATmega 16 sebagai pusat dari pengaturan masukan dan

    keluaran dipasang dengan rangkaian oscillator yang memiliki frekuensi XTAL

    sebesar 4.000000 MHz. Adapun port mikrokontroler yang digunakan pada alat ini

    adalah :

    1. PA.1 : Konfigurasi ADC (8 bit)

    2. PA.3 : Konfigurasi ADC (8 bit)

    3. PA.5 : Konfigurasi ADC (8 bit)

    4. PC.7 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( A )

    5. PC.5 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1 ( B )

    6. PC.3 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1 ( C )

    7. PB.5 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2 ( A )

    8. PB.3 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2 ( B )

    9. PB.1 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2 ( C )

    10. PB.0 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3 ( A )

    11. PB.2 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3 ( B )

    12. PB.4 : Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3 ( C )

    13. PD.0 : Receive pada Komunikasi Data Serial

    14. PD.1 : Transmitted pada Komunikasi Data Serial

  • 33

    3.3.5 Perancangan Software pengujian Port-Port mikrokontroler.

    Mikrokontroler ATmega 16 memiliki port-port sejumlah 40 port yang

    dapat difungsikan sebagai masukan dan keluaran. Port-port tersebut adalah Port

    A, Port B, Port C dan Port D. Pada setiap port terdapat 8 pin yang dapat

    difungsikan sebagai masukan dan keluaran. Sehingga, perlu dilakukan pengujian

    pada setiap port. Agar masukan dan keluaran mikrokontroler lebih stabil dalam

    bekerja. Pengujian port-port dilakukan dengan cara mendownload software

    mikrokontroler menggunakan CodeVision AVR Compiler, jika port-port yang

    diintruksikan bekerja dengan lancar dan bisa di download. Maka port-port

    tersebut bisa digunakan dengan baik.

    3.3.6 Perancangan Software ADC dan multiplexer pada Mikrokontroler

    Pada perancangan software ADC dengan multiplexer untuk mengatur

    keluaran dari multiplexer secara teratur masuk ke ADC mikrokontroler. Awal

    yang akan dilakukan yaitu select data dilakaukan dengan memberikan masukan

    pada multiplexer. Kemudian multiplexer akan memberikan masukan ke ADC

    sesuai urutan listing program, mulai dari data 1 sampai data terakhir. Perancangan

    software pembacaan ADC dibuat agar tegangan keluaran analog dari sensor

    melalui multiplexer dapat dikonversikan oleh ADC kedalam data digital 8 bit.

  • 34

    3.3.7 Perancangan Software Komunikasi Serial

    Perancangan software komunikasi serial antara mikrokontroler dengan PC

    berfungsi mengecek kerusakaan lampu lalu lintas secara otomatis melalui PC.

    Software komunikasi serial terdiri dari beberapa subroutine sebagai berikut :

    1. Inisialisasi dan konfigurasi Serial pada Mikrokontroler Atmega 16.

    2. Konfigurasi Transmited dan Received dari Mikrokontroler ke PC untuk

    mengirimkan data ADC.

    3. Konfigurasi Transmited dan Received pada Xbee.

    4. Konfigurasi dari PC secara serial ke Mikrontroler melalui Delphi 7.

    Agar serial dapat digunakan untuk mengirim dan menerima yang

    terhubung secara langsung dari PC ke Mikrokontroler. Langkah awal yang harus

    dilakukan adalah penginisialisasian dan konfigurasian serial dalam

    Mikrokontroler Atmega 16. Dalam penulisan intruksi pada mikrontroler

    menggunakan USART. USART harus diinisialisasi sebelum komunikasi manapun

    dapat berlangsung. Proses inisialisasi normalnya terdiri dari pengesetan baud rate,

    penyetingan frame format dan pengaktifan pengirim atau penerima tergantung

    pada pemakaian. Penulisan inisialisasi dan konfigurasi serial menggunakan

    USART untuk mendeklarasikan pada CodeVision komunikasi serial. Selanjutnya

    mengaktifkan Rx untuk received data (menerima data secara serial), dan Tx untuk

    transmited data (mengirimkan data secara serial). Saat Received On dan

  • 35

    Transmited On, maka program bisa dijalankan dengan memanggil data serial.

    Pengecekkan berjalan atau tidaknya serial data melalui Hyperterminal pada PC.

    Konfigurasi dari Xbee sendiri menggunakan software X-CTU dari

    pabrikan yang bisa didownload gratis. Kemudian konfigurasi dua Xbee ada yang

    di setting sebagai transmitter dan receiver. Kemudaian konfigurasi dari Xbee

    berupa PAN ID yaitu dikonfigurasi sama anatara Xbee transmitter dan receiver

    agar dua Xbee bisa melakukan pengriman data. Di dalam Delphi7 juga

    dibutuhkan transmisi secara serial. Deklarasi yang digunakan untuk mengatur data

    serial menggunakan serial comport. Deklarasi yang digunakan dalam program

    Delphi menggunakan bahasa pascal. Ketika received on maka deklarasinya

    ComPort1.Connected. Data akan diterima jika komponen Comport aktif.

  • 36

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pengujian Mikrokontroler ATmega 16

    Mikrokontroler ATmega 16 memiliki empat buah port yaitu : Port A,

    Port B, Port C dan Port D. Minimum system AVR ATmega 16 sebagai pusat

    pengaturan masukan dan keluaran dipasang dengan select data multiplexer,

    ADC, Komunikasi Serial Xbee. Adapun penggunaan port minimum system

    yang terhubung pada system pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Tabel penggunaan port pada Mikrokontroler

    Port

    Mikrokontroler Rangkaian Hardware

    PORTA.1 Konfigurasi ADC (8 bit)

    PORTA.3 Konfigurasi ADC (8 bit)

    PORTA.5 Konfigurasi ADC (8 bit)

    PORTC.7 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( A )

    PORTC.5 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( B )

    PORTC.3 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 1( C )

    PORTB.5 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2( A )

    PORTB.3 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2( B )

    PORTB.1 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 2( C )

    PORTB.4 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3( A )

    PORTB.2 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3( B )

    PORTB.0 Konfigurasi masukan seleksi data multiplexer 3( C )

    PORTD.0 Received Serial

    PORTD.1 Transmited Serial

  • 37

    4.2 Pengujian Software Multiplexer dan ADC pada Mikrokontroler

    ATmega16

    Software ADC dilakukan dengan menghubungkan keluaran tegangan

    dari multiplexer ke ADC mikrokontroler. Untuk pengujian dari multiplexer

    dengan memberikan masukan tegangan yang berbeda-beda, kemudian select

    data diberikan langsung dari port mikrokontroler. Berikut adalah tabel hasil

    uji coba multiplexer dengan ADC.

    Tabel 4.2 Pengujian menghubungkan multiplexer dengan ADC

    Select Data Data

    Ke-

    Masukan

    ( V )

    Keluaran

    ( V )

    ADC

    C B A

    0 0 0 0 2,2 2,2 112

    0 0 1 1 2,5 2,5 127

    0 1 0 2 2,8 2,8 142

    0 1 1 3 3,1 3,1 158

    1 0 0 4 3,4 3,4 173

    1 0 1 5 3,7 3,7 188

    1 1 0 6 4 4 204

    1 1 1 7 4,3 4,3 219

  • 38

    Berikut ini data hasil ujicoba mulitplexer dengan ADC. Data diambil

    berdasarkan masukan dari tegangan yang berbeda-beda. Berdasarkan ujicoba

    semua keluaran sama dengan masukan.

    Setelah program selesai dideklarasikan cara pengujiannya software

    keluaran multiplexer ADC pada mikrokontroler ATmega16 untuk

    mengkonversi tegangan ke bit ADC. ADC menggunakan Vcc = +5 Volt

    sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan masukan analog mulai

    dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena ADC memiliki keluaran 8 bit.

    Jadi setiap kenaikan tegangan berkisar 0,0196 Volt pada sensor maka

    akan menaikkan 1 bit ADC. Untuk kenaikkan dari sensor ialah stiap 1 ampere

    maka tegangan keluaran akan bertambah 180 mv.

    4.3 Pengujian Wireless Xbee

    Pengujian wireles Xbee Pro S1 dengan mengunakan software yang sudah

    ada yaitu X-CTU. Software yang berasal dari pabrikan dari digi.com bisa

    didownload secara gratis pada laman web digi.com. Pada awalnya dalam

    melakukan komunikasi secara wireless dengan menggunakan Xbee Pro S1 ini

    harus dikonfigurasi terlebih daulu dengan software X-CTU, agar bisa

    mengenali perangkat wireless yang tersedia sesuai dengan serial number pada

    Xbee Pro S1. Seperti yang terlihat pada gambar 4.1 Test Query agar

  • 39

    mengetahui serial number Xbee tersebut untuk memudahkan dalam

    konfigurasi.

    Gambar 4.1 Test Query Xbee Pro S1

    Dari hasil test query telah didapatkan serial number Xbee Pro S1 yang

    terhubung dengan personal komputer. Jika didapatkan seperti hasil pada

    gambar 4.1 maka test query tersebut berhasil. Akan tetapi jika tidak berhasil

    maka akan tampil seperti pada gambar 4.2. tidak berhasil mendapatkan

    informasi tentang serial number dikarenakan karena beberapa hal, yaitu kabel

    yang terhubung pada USB to Serial Converter tidak sesuai antara pin untuk

    Rx dan Tx salah peletakkannya. Bisa juga karena salah setting baudrate awal

    dikarenakan settingan awal dari pabrikan yaitu 9600. Jika kita rubah baudrate

    maka bisa menyebabkan gagal test query.

  • 40

    Gambar 4.2 Test Query gagal

    Untuk melakukan pengujian pada Xbee wireless, kita pengujian

    dilakukan dua kali. Yaitu pertama receive (penerima) diletakkan pada satu

    ruang dengan transmitter (pengirim). Dan percobaan yang kedua meletakkan

    receive (penerima) diluar ruangan dan transmitter berada dalam ruangan. Hal

    ini dilakukan karena untuk melihat data yang dikirim mengalami perubahan

    atau tidak. Data yang dikirim ialah data dari ADC mikrokontroler. Data yang

    dikirim dari mikrokontroler mempunyai keterangan, jika M yang berarti

    lampu lalu lintas yang berwarna merah, K yang berarti lampu lalu lintas yang

    berwarna kuning, dan H yang berarti lampu lalu lintas berwarna hijau. Untuk

  • 41

    letak dari tiang lampu lalu lintas ditandai dengan A, B, dan C. Jika kedua

    keterangan digabungkan maka seperti tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Uji coba pertama receive satu ruang dengan transmitter.

    No Data yang dikrirm Data yang diterima Status

    1 MA128 MA128 Terkirim

    2 KA127 KA127 Terkirim

    3 HA128 HA128 Terkirim

    4 MA128 MA128 Terkirim

    5 KA128 KA128 Terkirim

    6 HA127 HA127 Terkirim

    7 MC127 MC127 Terkirim

    8 KC127 KC127 Terkirim

    9 HC128 HC128 Terkirim

    Dari data tabel 4.3 diatas, hasil ujicoba dengan meletakkan receive masih

    satu ruang dengan transmitter data yang terkirim tidak mengalami perubahan

    dengan yang diterima pada personal komputer.

  • 42

    Tabel 4.4 Ujicoba kedua receive di ruang berbeda dengan transmitter.

    No Data yang dikrirm Data yang diterima Status

    1 MA126 MA126 Terkirim

    2 KA128 KA128 Terkirim

    3 HA128 HA128 Terkirim

    4 MA127 MA127 Terkirim

    5 KA126 KA126 Terkirim

    6 HA127 HA127 Terkirim

    7 MC128 MC128 Terkirim

    8 KC128 KC128 Terkirim

    9 HC128 HC128 Terkirim

    Dari uji coba ketika wireless Xbee recieve diletakkan berbeda ruang

    dan hasil dari uji coba semua data bisa diterima oleh personal komputer.

    4.4 Pengujian Software Komunikasi Serial

    Pengujian Software Serial antara mikrokontroler dengan PC yang

    berfungsi mendeteksi kerusakan lampu lalu lintas secara otomatis melalui PC.

    Didalam komunikasi serial wireless Xbee dibutuhkan received (penerima)

    dan transmited data (pengirim data). Cara pengujian dengan membuka

    Hyperterminal untuk melihat program dari mikrokontroler masuk ke PC.

    Untuk pengujian pada komunikasi serial mikrokontroler dengan personal

    komputer, dengan menuliskan program pada mikrokontroler berupa coba

    maka pada personal komputer menampilkan tulisan coba seperti pada

  • 43

    mikrokontroler, gambar dapat dilihat pada gambar 4.1. dari pengujian

    tersebut maka personal komputer dapat menerima data dari mikrokontroler.

    Sehingga data keluaran dari mikrokontroler berupa data ADC bisa diterima

    oleh personal komputer. Untuk listing dari program bisa dilihat pada lampiran

    1 yang berisikan program mikrokontroler komunikasi serial beserta seleksi

    data dan ADC.

    Gambar 4.2 Tampilan hyperterminal pada personal

    komputer berupa data ADC.

    Hal ini membuktikan bahwa data ADC bisa diterima oleh personal

    komputer dengan komunikasi serial wireless. Seperti contoh pada gambar 4.2

    yaitu tampilan data ADC yang dikirim dari mikrokontroler bisa diterima oleh

    personal komputer.

  • 44

    Tabel 4.5 Tabel pengujian komunikasi serial dengan personal komputer.

    Kirim Data Terima Data Status

    Coba Coba Berhasil

    Test Test Berhasil

    1234 1234 Berhasil

    5678 5678 Berhasil

    Sa112 Sa112 Berhasil

    Data ADC yang dikirim oleh mikrokontroler dengan menggunakan

    komunikasi serial data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 menunjukan data

    yang dikirim oleh mikrokontroler ke personal komputer dengan komunikasi

    serial dengan menggunakan wireless Xbee Pro. Data yang diterima oleh

    personal komputer mempunyai nilai yang sama dengan dikirim oleh

    mikrokontroler. Setiap data yang dikirim oleh mikrokontroler mempunyai

    waktu 50 ms, agar didapatkan monitoring kurang lebih sesuai dengan yang

    ada dijalanan. Jadi, dari data yang pertama yang dikirim oleh mikrokontroler

    dengan data yang kedua begitu juga selanjutnya mempunyai waktu delay atau

    jeda selama 50 ms. Pemberian jeda waktu dalam setiap pengiriman data agar

    data yang dikirim sesuai dan teratur seperti yang diinginkan. Berikut adalah

    tabel hasil pengiriman komunikasi serial dengan menggunakan wireless Xbee

    pro.

  • 45

    Tabel 4.6 Tabel hasil pengiriman data dari mikrokontroler ke personal

    komputer.

    Data Mikrokontroler

    ( Pengirim )

    Data Personal Komputer

    ( Penerima )

    Status Pengiriman

    MA128 MA128 Berhasil

    KA128 KA128 Berhasil

    HA128 HA128 Berhasil

    MB128 MB128 Berhasil

    KB128 KB128 Berhasil

    HB128 HB128 Berhasil

    MC128 MC128 Berhasil

    KC128 KC128 Berhasil

    HC128 HC128 Berhasil

    MA116 MA116 Berhasil

    KA128 KA128 Berhasil

    HA128 HA128 Berhasil

    MB115 MB115 Berhasil

    KB128 KB128 Berhasil

    HB128 HB128 Berhasil

    MC116 MC116 Berhasil

    KC128 KC128 Berhasil

    HC128 HC128 Berhasil

    MA128 MA128 Berhasil

  • 46

    KA114 KA114 Berhasil

    HA128 HA128 Berhasil

    MB128 MB128 Berhasil

    KB117 KB117 Berhasil

    HB128 HB128 Berhasil

    MC129 MC129 Berhasil

    KC116 KC116 Berhasil

    HC128 HC128 Berhasil

    MA116 MA116 Berhasil

    KA128 KA128 Berhasil

    HA116 HA116 Berhasil

    MB128 MB128 Berhasil

    KB128 KB128 Berhasil

    HB115 HB115 Berhasil

    MC128 MC128 Berhasil

    KC128 KC128 Berhasil

    HC117 HC117 Berhasil

  • 47

    Dalam tabel 4.6 pengambilan data dilakukan awalnya mematikan seluruh

    lampu, kemudian selanjutnya menyalakan semua lampu secara berurutan

    yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Jika pengiriman data mikrokontroler

    yang berasal pada multiplexer yang terakhir yaitu multiplexer yang ketiga

    selesai maka akan kembali ke multiplexer yang pertama dan seterusnya

    pengiriman berulang-ulang.

    4.5 Pengujian Software Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas pada

    Delphi.

    Deteksi kerusakan pada lampu lalu lintas dapat dilihat dengan

    menggunakan software yang telah dibuat dengan menggunakan delphi.

    Keadaan lampu lalu lintas yang ada dijalanan dapat diketahui secara langsung

    dari layar monitor dengan software yang sudah dibuat. Pada deteksi

    kerusakan lampu lalu lintas dibuat seperti sama dengan kondisi di jalan raya,

    seperti contoh yaitu warna lampu merah, kuning, dan hijau. Serta tata letak

    dari lampu sendiri, seperti contoh merah terletak diatas, kuning berada di

    tengah, dan hijau berada dibawah. Hal ini memudahkan dalam pengamatan

    lampu lalu lintas. Pengujian pada software delphi mengolah data yang sudah

    dikirim oleh mikrokontroler. Pada mikrokontroler mengirim berupa data yaitu

    misalkan MA128. Pada delphi membuat program yaitu parsing text bertujuan

    untuk memisahkan antara huruf dan angka pada data yang stelah dikirim oleh

    mikrokontroler. Dari angka didapat nilai untuk suatu logika, karena nilai 128

    ialah ketika lampu dalam keadaan padam, maka ketika MA bernilai 128

    komponen shape akan tetap berwarna putih. Pada saat lampu yang berwarna

  • 48

    merah pada multiplexer 1 data yang dikirimkan MA116. Jika, data tersebut

    bernilai 116 maka komponen shape akan berubah warna menjadi warna

    merah begitu juga dengan yang lainnya.

    Semua data yang dikirimkan oleh mikrokontroler yang diolah oleh delphi

    ialah besar nilai angka. Hal ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah

    semua karakter misalkan data MA116 maka jumlah karakter sebanyak 5

    karakter. Maka pada delphi memisahkan antara dua karakter awal yaitu MA

    sebagai inisial bahwa menyatakan merah terletak pada lampu lalu lintas 1,

    begitu juga dengan data MB128 dua karakter awal yaitu MB sebagai inisial

    bahwa menyatakan merah terletak pada lampu lalu lintas 2. Setelah dapat

    memisahkan dua karakter awal dengan karakter selanjutnya. Maka secara

    urutan dari karakter ketiga sampai karakter kelima sebagai nilai dari ADC

    pada setiap sensor.

    Gambar 4.3 Tampilan Form1 pada delphi

  • 49

    Pada komponen ComTerminal1 form delphi pada tampilan gambar 4.3,

    berguna untuk melihat pengiriman data ke delphi agar memudahkan dalam

    melihat nilai data. ComTerminal sama halnya Hyperterminal berfungsi untuk

    melihat data yang dikirim ke personal komputer dengan komunikasi serial.

    Sehingga pengambilan dalam pengolahan data pada delphi procedure

    TForm1.ComTerminal1StrRecieved. Untuk selengkapnya listing program

    software delphi dapat dilihat pada lampiran 2. Untuk komponen Delphi7

    keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.7 pengujian program Delphi7

    keseluruhan. Dari semua komponen dan deklarasi komponen dapat berjalan

    dengan baik sesuai yang diinginkan.

  • 50

    Tabel 4.7 Pengujian program Delphi 7 keseluruhan

    Alamat Program Perintah Program Hasil Uji

    Button1 Setting Kotak dialog setting serial

    Button2 Start Menerima data serial dari

    mikrokontroler ke PC.

    Muncul pada Memo1

    Button3 Stop Mengakhiri penerimaan

    data serial dari

    mikrokontroler ke PC.

    Button4 Exit Untuk keluar dari program

    deteksi kerusakan lampu

    lalu lintas

    Shape1 Merah Lampu 1 Warna merah pada lampu 1

    Shape2 Kuning Lampu 1 Warna kuning pada lampu 1

    Shape3 Hijau Lampu 1 Warna hijau pada lampu 1

    Shape4 Merah Lampu 2 Warna merah pada lampu 2

    Shape5 Kuning Lampu 2 Warna kuning pada lampu 2

    Shape6 Hijau Lampu 2 Warna hijau pada lampu 2

    Shape7 Merah Lampu 3 Warna merah pada lampu 3

    Shape8 Kuning Lampu 3 Warna kuning pada lampu 3

    Shape9 Hijau Lampu 3 Warna hijau pada lampu 3

  • 51

    4.6 Pembahasan Kinerja Alat

    Dari software Delphi dapat dilihat kondisi nyala lampu pada lampu lalu

    lintas. Pada mikrokontroler akan aktif terus-menerus untuk mengirimkan data

    ADC ke personal komputer. Pada personal komputer dengan membuka

    software Delphi, kemudian melakukan setting port serial pada personal

    komputer maka dapat tersambung dengan wireless Xbee yang berada pada

    mikrokontroler dan sudah dapat menerima data.

    Jika terdapat kerusakan pada nyala lampu lalu lintas atau lampu lalu

    lintas dalam keadaan tidak normal dapat dilihat pada tampilan di Delphi. Pada

    gambar 4.4 dapat dilihat ketika kondisi normal pada lampu lalu lintas. Secara

    otomatis akan berubah warna jika kondisi pada lampu lalu lintas menyala atau

    mati.

    Gambar 4.4 Kondisi normal pada nyala lampu lintas

    Perubahan warna dari software Delphi dikarenakan adanya perubahan

    nilai ADC dari mikrokontroler yang dikirimkan dengan wireless Xbee. Jika

    pada software delphi tidak dapat berubah-ubah warnanya wireless pada

  • 52

    transmitted mengalami kerusakan. Kerusakan ditimbulkan ada beberapa

    faktor. Hal ini jika terjadi maka proses pengiriman akan berhenti.

    Gambar 4.5 terjadi kerusakan pada lampu lalu lintas

    Pada kondisi lampu lalu lintas mengalami gangguan seperti rusak atau

    menyala tidak normal pada gambar 4.5. Kondisi ini bisa terjadi karena faktor

    sistem pada lampu lalu lintas mengalami kerusakan. Jika kerusakan dapat

    dilihat maka petugas akan langsung ke lokasi tempat lampu lalu lintas.

  • 53

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari kegiatan pengujian tugas akhir dengan judul Rancang Bangun

    Pendeteksi Kerusakan Lampu Lalu Lintas Berbasis Wireless dapat menarik

    suatu kesimpulan sebagai berikut :

    1. Sensor ACS712 dapat mendeteksi arus dari lampu lalu lintas ketika lampu

    sedang keadaan menyala, dengan hasil keluaran sensor berupa tegangan

    analog.

    2. Wireless Xbee pro dapat mengirimkan data dari mikrokontroler ke

    personal komputer dengan menggunakan komunikasi serial.

    5.2 Saran

    Penulis mengharapkan kedepannya alat ini bisa dikembangkan sehingga

    lebih baik lagi. Beberapa saran yang penulis sampaikan adalah sebagi berikut:

    1. Bisa memberikan alarm pada pihak berwajib jika lampu lalu lintas

    mengalami kerusakan.

    2. Bisa melakukan reset sendiri dengan memberikan software reset pada

    mikrokontroler, agar kinerja dari mikrokontroler dalam mengirim data

    stabil.

  • 54

    Haviz Setiawan. 2011. Sensor Arus Efek Hall ACS712 (hall Effect Allergo

    ACS712) diakses dari http://ilmubawang.blogspot.com/2011/04/sensor-arus-efek-

    hall-acs721-hall.html

    Wikipedia.2013. diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Multiplekser

    Baskara.2012. diakses dari http://baskarapunya.blogspot.com/2012/09/dasar-teori-

    atmega16.html

    Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan Labview. Jakarta : PT. Elex Media

    Kompetindo.

    Ngoen, Thompson Susabda. 2009. Algoritma dan Struktur Data Bahasa C.

    Jakarta : Mitra Wacana Media.

    Tipler, P. A., 2001, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 2: Edisi 3, Penerjemah:

    Dr. B. Soegijono, Jakarta, Penerbit Erlangga.

    Sasongko, Bagus Hari. 2012. Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C.

    Yogyakarta : ANDI

  • 55

    LAMPIRAN I

    Listing Program Mikrokontroler AVR Compiler

    /*****************************************************

    This program was produced by the

    CodeWizardAVR V2.05.0 Professional

    Automatic Program Generator

    Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.

    http://www.hpinfotech.com

    Project : Tugas Akhir

    Version : Super

    Date : 7/28/2013

    Author : Dwi Wahyu Prasetyo

    Chip type : ATmega16

    Program type : Application

    AVR Core Clock frequency: 4.000000 MHz

    Memory model : Small

    External RAM size : 0

    Data Stack size : 256

    *****************************************************/

    #include

    #include

    #include

    #include

    //------------------multiplexer----------------

    #define C2 PORTB.0

    #define B2 PORTB.2

    #define A2 PORTB.4

    #define C1 PORTB.1

    #define B1 PORTB.3

    #define A1 PORTB.5

  • 56

    #define C PORTC.3

    #define B PORTC.5

    #define A PORTC.7

    #define ADC_VREF_TYPE 0x20

    // Read the 8 most significant bits

    // of the AD conversion result

    unsigned char read_adc(unsigned char adc_input)

    {

    ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

    // Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage

    delay_us(10);

    // Start the AD conversion

    ADCSRA|=0x40;

    // Wait for the AD conversion to complete

    while ((ADCSRA & 0x10)==0);

    ADCSRA|=0x10;

    return ADCH;

    }

    // Declare your global variables here

    //--------------ADC variabel----------------

    int adc1, adc2, adc3, adc4, adc5, adc6, adc7, adc8, adc9;

    char buf0[9];;

    unsigned char MA[5], KA[5], HA[5], MB[5], KB[5], HB[5], MC[5],

    KC[5], HC[5];

    void main(void)

    {

    // Declare your local variables here

    // Input/Output Ports initialization

    // Port A initialization

  • 57

    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

    Func0=In

    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

    State0=T

    PORTA=0x00;

    DDRA=0x00;

    // Port B initialization

    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

    Func0=In

    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

    State0=T

    PORTB=0x00;

    DDRB=0xFF;

    // Port C initialization

    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

    Func0=In

    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

    State0=T

    PORTC=0x00;

    DDRC=0xFF;

    // Port D initialization

    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

    Func0=In

    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

    State0=T

    PORTD=0x00;

    DDRD=0x00;

    // Timer/Counter 0 initialization

    // Clock source: System Clock

    // Clock value: Timer 0 Stopped

    // Mode: Normal top=0xFF

    // OC0 output: Disconnected

  • 58

    TCCR0=0x00;

    TCNT0=0x00;

    OCR0=0x00;

    // Timer/Counter 1 initialization

    // Clock source: System Clock

    // Clock value: Timer1 Stopped

    // Mode: Normal top=0xFFFF

    // OC1A output: Discon.

    // OC1B output: Discon.

    // Noise Canceler: Off

    // Input Capture on Falling Edge

    // Timer1 Overflow Interrupt: Off

    // Input Capture Interrupt: Off

    // Compare A Match Interrupt: Off

    // Compare B Match Interrupt: Off

    TCCR1A=0x00;

    TCCR1B=0x00;

    TCNT1H=0x00;

    TCNT1L=0x00;

    ICR1H=0x00;

    ICR1L=0x00;

    OCR1AH=0x00;

    OCR1AL=0x00;

    OCR1BH=0x00;

    OCR1BL=0x00;

    // Timer/Counter 2 initialization

    // Clock source: System Clock

    // Clock value: Timer2 Stopped

    // Mode: Normal top=0xFF

    // OC2 output: Disconnected

  • 59

    ASSR=0x00;

    TCCR2=0x00;

    TCNT2=0x00;

    OCR2=0x00;

    // External Interrupt(s) initialization

    // INT0: Off

    // INT1: Off

    // INT2: Off

    MCUCR=0x00;

    MCUCSR=0x00;

    // Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization

    TIMSK=0x00;

    // USART initialization

    // Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity

    // USART Receiver: On

    // USART Transmitter: On

    // USART Mode: Asynchronous

    // USART Baud Rate: 9600

    UCSRA=0x00;

    UCSRB=0x18;

    UCSRC=0x86;

    UBRRH=0x00;

    UBRRL=0x19;

    // Analog Comparator initialization

    // Analog Comparator: Off

    // Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off

    ACSR=0x80;

    SFIOR=0x00;

  • 60

    // ADC initialization

    // ADC Clock frequency: 691.200 kHz

    // ADC Voltage Reference: AREF pin

    // ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped

    // Only the 8 most significant bits of

    // the AD conversion result are used

    ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;

    ADCSRA=0x87;

    // SPI initialization

    // SPI disabled

    SPCR=0x00;

    // TWI initialization

    // TWI disabled

    TWCR=0x00;

    while (1)

    {

    // Place your code here

    //-------- seleksi data pada multiplexer 1--------

    A=1;B=1;C=0;

    delay_ms(100);

    adc1=read_adc(1); //program ADC

    sprintf(MA,"MA%d",adc1);

    puts(MA);

    adc1=0;

    delay_ms(50);

  • 61

    A=1;B=0;C=1;

    delay_ms(100);

    adc2=read_adc(1);

    sprintf(KA,"KA%d",adc2);

    puts(KA);

    adc2=0;

    delay_ms(50);

    A=1;B=1;C=1;

    delay_ms(100);

    adc3=read_adc(1);

    sprintf(HA,"HA%d",adc3);

    puts(HA);

    adc3=0;

    delay_ms(50);

    //-------- seleksi data pada multiplexer 2--------

    A1=0;B1=0;C1=0;

    delay_ms(100);

    adc4=read_adc(3);

    sprintf(MB,"MB%d",adc4);

    puts(MB);

    adc4=0;

    delay_ms(50);

    A1=1;B1=0;C1=0;

    delay_ms(100);

    adc5=read_adc(3);

    sprintf(KB,"KB%d",adc5);

    puts(KB);

    adc5=0;

    delay_ms(50);

  • 62

    A1=1;B1=1;C1=0;

    delay_ms(100);

    adc6=read_adc(3);

    sprintf(HB,"HB%d",adc6);

    puts(HB);

    adc6=0;

    delay_ms(50);

    //--------seleksi data pada multiplexer 3--------

    A2=0;B2=0;C2=0;

    delay_ms(100);

    adc7=read_adc(5);

    sprintf(MC,"MC%d",adc7);

    puts(MC);

    adc7=0;

    delay_ms(50);

    A2=1;B2=0;C2=0;

    delay_ms(100);

    adc8=read_adc(5);

    sprintf(KC,"KC%d",adc8);

    puts(KC);

    adc8=0;

    delay_ms(50);

    A2=1; B2=1; C2=1;

    delay_ms(100);

    adc9=read_adc(5);

    sprintf(HC,"HC%d",adc9);

    puts(HC);

    adc9=0;

    delay_ms(50);

    };

    }

  • 63

    LAMPIRAN II

    Listing Program Delphi7

    unit Unit1;

    interface

    uses

    Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,

    Dialogs, jpeg, ExtCtrls, StdCtrls, CPortCtl, CPort;

    type

    TForm1 = class(TForm)

    Label1: TLabel;

    Label2: TLabel;

    Image1: TImage;

    Image2: TImage;

    Image3: TImage;

    Image4: TImage;

    Image5: TImage;

    Shape1: TShape;

    Shape2: TShape;

    Shape3: TShape;

    Shape4: TShape;

    Shape5: TShape;

    Shape6: TShape;

    Shape7: TShape;

    Shape8: TShape;

    Shape9: TShape;

    Label3: TLabel;

    Label4: TLabel;

    Label5: TLabel;

    Button1: TButton;

    Button2: TButton;

    Button3: TButton;

  • 64

    Memo1: TMemo;

    Memo2: TMemo;

    ComTerminal1: TComTerminal;

    ComPort1: TComPort;

    Button4: TButton;

    procedure ComTerminal1StrRecieved(Sender: TObject; var Str: String);

    procedure Button1Click(Sender: TObject);

    procedure Button2Click(Sender: TObject);

    procedure Button3Click(Sender: TObject);

    procedure Button4Click(Sender: TObject);

    private

    { Private declarations }

    public

    { Public declarations }

    end;

    var

    Form1: TForm1;

    data:String;

    implementation

    {$R *.dfm}

    procedure TForm1.ComTerminal1StrRecieved(Sender: TObject; var Str: String);

    var

    data1,data2 :array [1..7] of String;

    df,dg:String;

    begin

    if Ord(str[1])=10 then

    begin

    Memo1.Lines.Add(data);

    data2[1]:=data[1];

    data2[2]:=data[2];

    dg:=data2[1]+data2[2];

  • 65

    //--------Terima Data Lampu 1 Multiplexer 1--------

    if dg = 'MA' then

    begin

    data1[1]:=data[3];

    data1[2]:=data[4];

    data1[3]:=data[5];

    df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];

    if df

  • 66

    df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];

    if df

  • 67

    Memo2.Lines.Add(df);

    end;

    if dg = 'HB' then

    begin

    data1[1]:=data[3];

    data1[2]:=data[4];

    data1[3]:=data[5];

    df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];

    if df

  • 68

    if dg = 'KC' then

    begin

    data1[1]:=data[3];

    data1[2]:=data[4];

    data1[3]:=data[5];

    df:=data1[1]+data1[2]+data1[3];

    if df

  • 69

    end;

    procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);

    begin

    ComPort1.ShowSetupDialog;

    end;

    procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject);

    begin

    ComPort1.Connected:=True;

    end;

    procedure TForm1.Button3Click(Sender: TObject);

    begin

    ComPort1.Connected:=False;

    end;

    procedure TForm1.Button4Click(Sender: TObject);

    begin

    Application.Terminate;

    end;

    end.