rancang bangun pesan siem dan sipa dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tesis commit...

196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai Kota Budaya TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Komunikasi DISUSUN OLEH DEWI KARTIKA SARI S220809003 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vuongtu

Post on 29-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding

Kota Solo sebagai Kota Budaya

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Ilmu Komunikasi

DISUSUN OLEH

DEWI KARTIKA SARI

S220809003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Solo Kota Budaya. Demikianlah visi Kota Solo yang tercantum di

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2007. Pernyataan lengkap visi

Kota Solo tersebut adalah untuk mewujudkan Solo sebagai Kota Budaya yang

didasarkan pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olahraga

(To realize Solo as a City of Culture that is based on the potential of Commerce,

Services, Education, Tourism and Sports).

Visi ini kemudian dikemas ulang oleh Pemerintah Kota Surakarta dengan

menciptakan visi Kota Solo periode 2010-2015 yakni meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan kemajuan kota berdasarkan semangat Solo sebagai Kota Budaya“

(To improve the society welfare and the city advance based on the spirit Solo as a

city of culture) (http://www.surakarta.go.id/2011). Visi Solo Kota Budaya

tersebut, selanjutnya dimunculkan dalam sebuah semboyan “Solo Kotaku, Jawa

Budayaku”.

Semboyan “Solo Kotaku, Jawa Budayaku” ini kemudian diturunkan

kedalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Solo. RPJM

Kota Solo periode 2005-2010 menyebutkan bagian-bagian dari rancangan

pembangunan Pemerintah Kota Solo. Salah satu bagian dari RPJM Kota Solo

yang relevan dengan penelitian ini adalah pada bagian Agenda Peningkatan

Eksistensi Kota dalam Tata Pergaulan Regional, Nasional maupun Internasional,

Sasaran II yakni mengenai kebijakan pengembangan image Surakarta Kota

Budaya. Adapun indikator pengembangan image Surakarta Kota Budaya ini

1

Page 3: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

adalah: (1) Pengembangan masyarakat sadar budaya, (2) Pengembangan paket-

paket promosi Surakarta kota budaya, (3) Pengembangan berbagai regulasi yang

mampu mengikat seluruh komponen masyarakat dalam menerapkan dan

mengaplikasikan nilai-nilai dan ciri budaya, serta (4) Peningkatan partisipasi

masyarakat termasuk dunia usaha dalam mendukung terwujudnya pembangunan

Surakarta Kota Budaya.

Harapan Pemerintah Kota Surakarta dalam RPJM tersebut sejalan dengan

pernyataan Walikota Solo, Joko Widodo, dalam wawancaranya dengan Majalah

Rollingstone. Joko Widodo menyatakan bahwa langkah-langkah pelaksanaan

semboyan “Solo Kotaku, Jawa Budayaku” pada tahap awal masih diarahkan untuk

bergerak di wilayah fisik. Selanjutnya secara bertahap, langkah yang akan

dilakukan bergerak kearah tata nilai yang menjadi nadi budaya Jawa. Pergerakan

kearah tata nilai budaya Jawa tersebut, menurut Joko Widodo, merupakan strategi

untuk menempatkan budaya Jawa benar-benar menjadi napas segenap warga kota

Solo dalam pengembangan kota kedepan. Di akhir wawancaranya, Joko Widodo

mengajak agar seluruh warga Solo kembali mencintai budaya Jawa yang kini

mulai tergerus oleh perkembangan zaman (http://rollingstone.co.id/2011).

RPJM dan pernyataan Joko Widodo dalam wawancaranya dengan Majalah

Rollingstone menunjukkan adanya keinginan dari Pemerintah Kota Solo untuk

mem-branding Kota Solo sebagai Kota Budaya. Harapan terwujudnya branding

Kota Solo sebagai Kota Budaya ditujukan untuk masyarakat Solo sekaligus bagi

masyarakat luas. Hal ini sesuai dengan agenda yang ditetapkan Pemerintah Kota

Solo yang dituangkan dalam RPJM bahwa branding Kota Solo diarahkan untuk

Page 4: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

peningkatan pergaulan Kota Solo di ranah Regional, Nasional maupun

Internasional.

Melihat arah branding Kota Solo di sektor budaya karena Kota Solo

memiliki potensi untuk menjadi Kota Budaya yang menarik untuk dikunjungi.

Kota Solo memiliki potensi untuk menjadi kota tujuan wisata. Dengan

dipunyainya dua peninggalan kerajaan Jawa yaitu Pura Mangkunegaran dan

Keraton Surakarta Hadiningrat, juga dengan sekitar 87 buah heritage, maka

sangat cocok jika Kota Solo dikembalikan kepada konsep budaya lokal dengan

tidak meninggalkan benda-benda bersejarah. Kota Solo sebagai kota tujuan wisata

dalam konsep yang dikembangkan oleh Kemming dan Sandicki disebut sebagai

tourist destination. Tourist destination merupakan salah satu bagian dari nation

branding. Nation branding menurut Kemming dan Sandicki (2007:31) setidaknya

memfokuskan diri pada satu dari tiga hal: (1) the country-of-origin (COO) effects

for export products (2) branding tourist destinations dan (3) acquiring foreign

investments.

Berkaitan dengan tourist destination, contoh riil yang dapat diacu adalah

pada kasus Negara Cina dan Thailand. Penelitian Berkowitz, dkk menunjukkan bahwa

Cina misalnya membranding dirinya dengan memfokuskan diri dibidang cultural and

heritage, people serta investment and immigration (Berkowitz, dkk, 2007:15). Branding

ini kemudian dilakukan dengan keberanian mendaftarkan negara Cina untuk menjadi tuan

rumah Olimpiade tahun 2008. Dan hasil dari branding ini adalah Cina berhasil menjadi

tuan rumah untuk Olimpiade tahun 2008.

Contoh lainnya dari penerapan tourist destination adalah pada kasus

Thailand. Selama ini Thailand dikenal dengan wisata seksnya (Nuttavuthisit,

Page 5: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2007:21). Sampai akhirnya disadari perlunya strategi branding untuk

mengkoreksi image negatif tersebut melalui penggunaan karakteristik-

karakteristik positif yang dimiliki Thailand. Hasil penelitian ini memberikan

usulan bagi pengembangan positioning merk Thailand melalui kampanye promosi

yang menggunakan hal-hal positif seperti keindahan alami, keramahan

lokalitasnya dan dengan penggunaan alat-alat komunikasi seperti slogan-slogan,

tema-tema, serta penyelenggaraan even-even (Nuttavuthisit, 2007:27).

Belajar dari kasus Cina dan Thailand tersebut, Pemerintah Kota Solo

dalam pengamatan peneliti, sebenarnya memiliki keinginan untuk mem-branding

Kota Solo. Seperti yang telah dijelaskan peneliti sebelumnya bahwa branding

yang diinginkan Kota Solo adalah branding Kota Solo sebagai Kota Budaya.

Dengan adanya keinginan Pemerintah Kota Solo tersebut dan adanya potensi

budaya yang dimiliki Kota Solo tersebut, maka cita-cita branding Kota Solo

sebagai Kota Budaya bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Branding Kota

Solo sebagai Kota Budaya membutuhkan upaya-upaya yang riil agar branding ini

berhasil. Oleh karena itu, potensi budaya tangible dan intangible yang dimiliki

Kota Solo perlu dikelola sehingga mampu menjadikan Kota Solo sebagai tourist

destination.

Bahwa untuk mem-branding Kota Solo sebagai Kota Budaya yang

menjadi kota tujuan wisata, maka diperlukan usaha yang riil dan terencana, antara

lain melalui penyelenggaraan even budaya seperti Solo International Ethnic Music

(SIEM) dan Solo International Performing Arts (SIPA). SIEM dan SIPA

merupakan dua dari tigapuluhan even yang mengangkat tema budaya di Kota

Page 6: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Solo. SIEM adalah pertunjukan seni musik etnik yang diselenggarakan pertama

kali pada tahun 2007. Pada penyelenggaraan SIEM yang pertama tersebut,

dilaksanakan di Benteng Vastenburg yang pada saat itu merupakan salah satu

heritage yang dimiliki oleh Kota Solo. SIEM pertama mendapatkan sambutan

yang baik dari masyarakat.

Jika SIEM memfokuskan pertunjukannya pada seni musik, maka SIPA

memfokuskan pertunjukannya pada seni tari. SIPA pertama kali dilaksanakan

pada tahun 2009. SIPA pertama dilaksanakan di Pamedan Pura Mangkunegaran.

Pura Mangkunegaran merupakan salah satu tempat kediaman Raja Solo dan

sekaligus salah satu tempat tujuan wisata di Kota Solo. SIPA pertama juga

mendapatkan sambutan yang baik dari Pemerintah Kota Solo. SIEM dan SIPA

merupakan even yang diharapkan mampu mendatangkan peserta sekaligus

penonton mancanegara.

Rumusan Masalah

Penyelenggaraan SIEM dan SIPA dimaksudkan untuk mem-branding

Kota Solo sebagai Kota Budaya yang dapat menarik perhatian publik dan mampu

menjadikan Kota Solo sebagai tempat tujuan wisata (tourist destination).

Menindaklanjuti hal tersebut, baik SIEM maupun SIPA tidak akan berhasil dalam

upayanya untuk menarik perhatian masyarakat apabila pesan-pesan yang

disampaikan tidak dirancang dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui rancang bangun pesan SIEM dan SIPA untuk

mem-branding Kota Solo sebagai Kota Budaya. Adapun pertanyaan penelitian

Page 7: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang diajukan oleh peneliti untuk mengetahui rancang bangun pesan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan SIEM dan SIPA? Apa kaitan antara

SIEM dan SIPA dengan branding Kota Solo sebagai Kota Budaya?

2. Bagaimana rancang bangun pesan SIEM dan SIPA untuk mem--

branding Kota Solo sebagai Kota Budaya?

3. Mengapa pesan SIEM dan SIPA tersebut dirancang sedemikian rupa?

Apa makna kemasan pesan tersebut?

2. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan konsep SIEM dan SIPA dalam kaitannya dengan

branding Kota Solo sebagai Kota Budaya.

2. Menjelaskan rancang bangun pesan SIEM dan SIPA dalam mem-

branding Kota Solo sebagai Kota Budaya

3. Menjelaskan alasan konstruksi pesan SIEM dan SIPA serta

mengetahui makna kemasan pesan tersebut.

3. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Memperkaya kajian tentang studi pesan khususnya tentang bagaimana

pesan dikonstruksi dalam sebuah penyelenggaraan kegiatan.

Page 8: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Manfaat Praktis

Memberi gambaran yang lebih mendalam dan kritis tentang konstruksi

pesan budaya khususnya di Kota Solo, sehingga dapat menjadi acuan

pengembangan studi kajian pesan.

3. Manfaat Metodologis

Memberikan perspektif alternatif pada kajian studi pesan terutama terkait

pada kajian budaya. Hal ini untuk memberikan peneguhan bahwa kajian studi

pesan akan mendalam jika diaplikasikan pada kajian budaya.

Page 9: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kajian Teori

Komunikasi adalah proses yang berpusat pada pesan dan bersandar pada

informasi. Purwasito menjelaskan bahwa salah satu cara memahami seluk beluk

kehidupan manusia di muka bumi ini adalah dengan jalan mengkaji pesan

(Purwasito, 2003:13). Pesan adalah simbol yang disalurkan dan dipertukarkan.

Pesan memuat gagasan, motif-motif, harapan, obsesi, keinginan, kepercayaan,

keyakinan, persepsi terhadap sesuatu, pandangan tentang dunia, dan maksud-

maksud tertentu yang lain, yang disalurkan dari sumber (komunikator) kepada

penerima (komunikan) lewat berbagai saluran, baik media massa maupun saluran

media yang lain.

Pesan menggambarkan tentang realitas sosial yang objektif,

mendistribusikan gagasan individual, kelompok dan institusional serta menjadi

sarana pertukaran. Pesan menimbulkan efek pada partisipan komunikasi, publik

dengan berbagai respon, merekuperasi, mengadopsi, merekonstruksi, dan

mereproduksi pesan-pesan tersebut dalam sebuah perjalanan transformasi

simbolik yang secara nyata berguna dan digunakan oleh partisipan komunikasi

dalam interaksi sosial keseharian (Purwasito, 2003:14).

Senada dengan yang disampaikan Purwasito, Bulaeng (2002) menyatakan

bahwa komunikasi adalah pengelolaan pesan-pesan dengan tujuan menciptakan

makna. Komunikasi terjadi kapan saja seseorang berusaha menanggapi suatu

pesan, berusaha memberikan makna kepadanya. Pesan bisa berupa kata-kata yang

secara sengaja diucapkan atau ditulis yang saling dipertukarkan diantara orang-

8

Page 10: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

orang ataupun pesan yang kita kirimkan kepada diri sendiri tentang ekspresi-

ekspresi wajah yang tidak disengaja dan tampilan-tampilan perasaan dari orang

lain. Pesan adalah simbol-simbol yang diperhatikan orang secara sadar dan

menciptakan makna-makna. Berbeda dengan pesan, makna berarti gambaran-

gambaran (citra) mental yang kita ciptakan dengan tujuan menafsirkan dan

memahami perangsang-perangsang. Orang memberikan respon terhadap pesan-

pesan yang memancar secara internal maupun eksternal dan menciptakan makna-

makna untuk pesan tersebut.

A. Teori-Teori Pesan

Teori pesan, menurut Littlejohn (1995), dapat dikategorikan kedalam dua

poin penting. Pertama, teori pembuatan pesan atau message constructions dan

kedua, teori penerimaan pesan. Penelitian ini utamanya akan mengacu pada poin

pertama, yakni teori pembuatan pesan atau message constructions. Message

constructions dapat diaplikasikan bukan hanya untuk mengamati media

komunikasi, misalnya periklanan namun juga dapat digunakan untuk analisis pada

peristiwa-peristiwa sosial. Contoh message construction pada media periklanan

adalah penelitian Sheer dan Chen (2008) tentang implikasi konstruksi pesan

ketakutan pada iklan cetak OTC (over-the-counter medicine) di Cina. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa isi dan pesan dalam iklan tersebut

merefleksikan nilai-nilai budaya Cina, yakni keberuntungan, keluarga yang

harmoni, relasi saling ketergantungan, dan juga menjelaskan tentang

"keberhasilan lain" dalam konsep budaya Cina (Sheer dan Chen, 2008:936).

Page 11: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Untuk selanjutnya, fokus penelitian ini adalah message construction pada

peristiwa sosial yakni SIPA dan SIEM.

Littlejohn (1995) kemudian menguraikan bahwa teori pembuatan dan

penerimaan pesan dapat menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis, yakni

penjelasan sifat, penjelasan keadaan dan penjelasan proses. Penjelasan sifat

berfokus pada karakteristik individual yang relatif statis dan cara karakteristik ini

berasosiasi dengan sifat-sifat variabel lain dalam hubungan antara tipe

personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu. Teori-teori ini

memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat personalitas tertentu,

akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula.

Penjelasan keadaan berfokus pada keadaan dengan pikiran yang dialami

seseorang dalam suatu periode waktu. Tidak seperti sifat, keadaan secara relatif

tidak stabil dan tidak kekal. Dalam hal ini ditekankan bahwa keadaan tertentu

yang dialami seseorang mempengaruhi pengiriman dan penerimaan pesan.

Penjelasan sifat dan keadaan dapat digunakan secara bersama-sama. Perilaku

hanya sebagian ditentukan oleh sifat dan situasional. Bagaimana komunikasi pada

saatnya bergantung pada sifat-sifat tertentu yang kita miliki dan situasi dimana

kita menemukan diri sendiri.

Pendekatan ketiga yang ditemukan dalam teori pembuatan dan penerimaan

pesan adalah penjelasan proses. Penjelasan proses berupaya menangkap

mekanisme pikiran manusia. Penjelasan ini berfokus pada cara informasi

diperoleh dan disusun, bagaimana memori digunakan dan bagaimana orang

Page 12: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

memutuskan untuk bertindak. Pada penilitian ini, ketiga pendekatan tersebut dapat

digunakan dalam proses analisis data.

B. Studi Pesan

Shoemaker (1996) berpendapat bahwa studi pesan membantu kita untuk

mengambil kesimpulan ataupun membuat dugaan tentang suatu fenomena.

Kesimpulan atau dugaan terhadap suatu fenomena ini menjadi penting sebab

terkadang pesan yang disampaikan pun sifatnya tidak selalu eksplisit, sehingga

mendorong seseorang untuk cenderung membuat kesimpulan atau dugaan.

Berbicara mengenai studi pesan, berarti kita berbicara tentang kajian studi

komunikasi sebagai suatu teori dan metode untuk mengungkapkan keberhasilan

suatu tindak komunikasi. Tingkat keberhasilan suatu tindak komunikasi tersebut,

menurut Purwasito dapat teramati dengan adanya tiga hal pokok, yaitu: message

engineering, message packaging dan message meaning. Dalam konteks ini,

message studies selain mengkaji keberhasilan tindak komunikasi, juga

mempelajari dinamika makna pesan (message meaning), yakni proses evolutif

dalam penggunaan pesan (message using) yang dengan sengaja dirancang oleh

komunikator dalam sistem interaksi simbolik yang terjadi.

Message engineering atau dalam konsep Purwasito disebut dengan

rekayasa pesan, adalah proses penciptaan pesan melalui rekayasa simbolik yang

melibatkan pengolahan cipta (gagasan yang ingin disampaikan), dengan rasa

(intuisi yang membimbing) dan karsa (kehendak yang mewujudkan). Rekayasa

pesan menghasilkan apa yang disebut dengan kemasan pesan

Page 13: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(ndalempoerwahadiningratan.wordpress.com). Untuk memahami tentang rekayasa

pesan, kita dapat melihat gambar dibawah ini:

Gambar 2.1. Rekayasa Pesan

Sumber: ndalempoerwahadiningratan.wordpress.com/2011

Dari gambar diatas, dapat dikemukakan adanya 4 hal mengenai rekayasa

pesan, yakni :

1) Bahwa pesan sebagai konstruksi simbolik diwujudkan dalam bentuk

kemasan.

2) Bahwa kemasan dikontruksi melalui rekayasa cipta, rasa, karsa.

3) Bahwa rekayasa cipta, rasa, karsa bersumber dari pandangan dunia

komunikator.

4) Bahwa pandangan dunia merujuk pada kesadaran diri dan kesadaran

kolektif.

Seperti nampak pada Gambar 2.1. bahwa proses penciptaan pesan melalui

rekayasa simbolik yang melibatkan pengolahan cipta, dengan rasa dan karsa

Kemasan

Cipta

Rasa Karsa

Page 14: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menghasilkan kemasan pesan atau disebut dengan message packaging. Kemasan

pesan (message packaging) sesungguhnya adalah representasi (hadirnya gagasan)

komunikator. Untuk menjadi kemasan pesan, representasi gagasan tersebut

dibangun melalui lima unsur pokok, yaitu :

1) unsur siapa yang menjadi Komunikator.

2) saluran apa yang dipilih oleh Komunikator.

3) manifest atau wujud apa yang dikehendaki oleh Komunikator.

4) pertimbangan Komunikator terhadap unsur ruang dan waktu.

5) makna pesan yang dikehendaki oleh Komunikator untuk mencapai hasil

yang diharapkan.

Unsur-unsur dalam kemasan pesan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Message Packaging

Sumber: ndalempoerwahadiningratan.wordpress.com/2011

Kedua gambar diagram tersebut, merupakan prinsip dasar atau metoda

dasar yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis pesan-pesan budaya pada

Makna

Komunikator

Ruang dan

Waktu Saluran

Manifestasi

Page 15: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penyelenggaraan SIPA dan SIEM dengan menggunakan kerangka berpikir

Message Engineering, Message Packaging serta Message Meaning. Dengan kata

lain bahwa makna yang ingin dicapai tergantung dari Komunikator, Saluran,

Ruang dan Waktu serta Manifestasi dalam suatu tindak komunikasi.

1. Alasan Mempelajari Pesan

Purwasito dalam bukunya, Message Studies (2003), menjelaskan mengapa

kita mempelajari pesan, yaitu:

1. Karena pada dasarnya integritas sosial dan dinamika masyarakat,

kemajuan dan peradaban serta perkembangan sejarah digerakkan oleh

pertukaran pesan.

2. Karena pesan dalam konteks ini didefinisikan sebagai penggerak

kebudayaan, maka sebagai produksi simbolik, pertukaran pesan merambah

pada locus individual, locus sosial, lokal maupun global. Pesan dianggap

sebagai kekuatan yang mampu membangun harmoni, solidaritas,

integritas, dan kerjasama juga potensial melahirkan kesalahpahaman,

persaingan, iri-dengki, prasangka dan konflik dan peperangan.

2. Fungsi Studi Pesan

Fungsi pesan kembali dirumuskan oleh Purwasito dalam buku Message

Studies (2003) adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan dan mempertukarkan gagasan

dengan tujuan memperoleh kekuasaan.

Page 16: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2. Cara mengintrodusir indentitas individu dan kelompok serta mempertegas

eksistensi.

3. Alat menjelaskan masalah, peristiwa, gejala, warisan budaya sampai

tingkat kedalaman tertentu.

4. Manifestasi gagasan, representasi pembatinan resistensial dan support

maupun keindahan.

5. Signal tanda-tanda zaman dari alam semesta.

Fokus pada fungsi pesan yang pertama, yakni pesan yang disampaikan

memiliki tujuan untuk memperoleh kekuasaan, berarti pesan tersebut berupa

“gagasan yang direkayasa sedemikian rupa, dikemas, dimaknai dan dikirim serta

dipertukarkan dalam suatu tindak komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dalam penelitian mengenai SIEM dan SIPA ini, peneliti hendak meneliti gagasan-

gagasan yang direkayasa sedemikian rupa, dikemas, dan dimaknai serta dikirim

dan dipertukarkan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut, mengacu pada

fungsi pesan pertama, adalah tujuan untuk memperoleh kekuasaan. SIEM dan

SIPA selanjutnya diteliti untuk mengetahui tujuan perolehan kekuasaan melalui

penyelenggaraan even tersebut.

Dalam perkembangannya, studi pesan, merujuk pada kamus bahasa

Prancis Petit Robert yakni sekumpulan tanda-tanda yang dikelola berdasarkan

kode-kode tertentu yang dipertukarkan antara komunikator dan komunikan

melalui saluran (ensemble de signauxorganisesselonun code et

qu‟unemetteurtransmet a un recepteurparl‟intermediare d‟un canal)

Page 17: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(ndalempoerwahadiningratan.wordpress.com). Di Prancis pengertian “message”

selalu dihubungkan dengan semiology (ilmu tentang tanda) dan cybernetique

(ilmu tentang dunia maya). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa

gagasan Komunikator yang dipertukarkan atau dikomunikasikan kepada

Komunikan berwujud tanda-tanda tertentu, yang isinya mengandung maksud

tertentu, dengan sengaja disalurkan oleh Komunikator kepada Komunikan untuk

mendapatkan hasil tertentu (kekuasaan) yang biasanya telah ditetapkan. Dalam

konteks pelaksanaan event SIPA dan SIEM, peneliti ingin mengetahui apakah

gagasan Komunikator yang dipertukarkan dalam bentuk tanda-tanda tertentu,

dengan unsur kesengajaan untuk disalurkan kepada Komunikan, memang

bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang telah ditetapkan Komunikator. Jika

benar memang ditujukan untuk mendapatkan sesuatu, apakah sesuatu yang

hendak dituju tersebut.

C. Budaya

1. Konsep Budaya

Kata „kebudayaan‟ berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu

bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian, ke-

budaya-an dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”.

Namun ada pula yang menyebutkan bahwa budaya sebagai suatu perkembangan

dari majemuk budi-daya yang berarti “daya dari budi”. Karena itu ada pembedaan

kata “budaya” dari “kebudayaan”. Demikianlah menurut Koentjaraningrat,

“budaya” adalah “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan

Page 18: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

“kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu (Koentjaraningrat,

1990:181).

Jika Koentjaraningrat melihat budaya dari perspektif akar katanya, maka

Marsella (Samovar, 2001) melihat budaya dari sudut pandang pewarisan budaya.

Marsella menyatakan:

“Culture is shared learned behavior which is transmitted from one

generation to another for purposes of promoting individual and social

survival, adaptation, and growth and development. Culture has both

external (e.g,.artifacts, roles institution) and internal representation (e.g.,

values, attitudes, beliefs, cognitive/affective/sensory styles, consciousness

pattern, and epistemology)”

(Budaya adalah perilaku yang dipelajari yang diwariskan dari satu generasi

ke yang lain, bertujuan untuk meningkatkan nilai bertahan, adaptasi,

pertumbuhan, dan perkembangan individu dan sosial. Budaya memiliki

representasi ekternal (artifak, peraturan institusi) dan internal (nilai,

tingkah laku, kepercayaan, bentuk kognitif/afektif/ sensoris, pola

kesadaran, dan epistemologi).

Sehingga dari perspektif Koentjoroningrat dan Marsella dapat disimpulkan

bahwa kebudayaan tersebut berasal dari cipta, rasa dan karsa manusia yang

terepresentasi secara eksternal dan internal. Budaya dipelajari dan kemudian

diwariskan dari generasi ke generasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai

bertahan, adaptasi, pertumbuhan dan perkembangan individu dan sosial.

Membandingkan konsep budaya Koentjoroningrat dengan Lustig, peneliti

menemukan kesesuaian pendapat dari keduanya. Budaya dalm pandangan Lustig

dipandang sebagai keseluruhan cara hidup seseorang didalam suatu komunitas

Page 19: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tertentu, dimana terdapat berbagai macam aspek. Antara lain: sistem nilai, sistem

sosial, dan lain-lain. Terdapat tiga komponen dalam pola budaya, yaitu (Lustig,

1993):

a. Beliefs

Kepercayaan adalah suatu gagasan di mana orang-orang berasumsi

mengenai apa yang benar di dunia ini. Kepercayaan juga merupakan

serangkaian interpretasi yang dipelajari yang membentuk basis bagi

anggota kebudayaan untuk memutuskan apa yang logis atau tidak, apa

yang benar atau salah.

b. Values

Budaya tidak hanya sebagai pembeda kepercayaan tapi juga nilai-nilai.

Nilai mengikutsertakan apa yang suatu budaya anggap baik atau buruk,

benar atau salah, adil atau tidak, bersih atau kotor, cocok atau tidak

cocok, dan lainnya. Karena nilai-nilai adalah desired characteristics atau

tujuan dari sebuah budaya, nilai-nilai budaya tidak harus

menggambarkan perilaku dan karakterisitik yang sesungguhnya.

Walaupun begitu, nilai-nilai sering ditawarkan sebagai penjelasan

terhadap bagaimana orang berkomunikasi

c. Norms

Manifesitasi yang keluar dari nilai-nilai dan kepercayaan adalah norma,

yang secara sosial mengharapkan suatu perilaku yang seharusnya. Ketika

tingkah laku seseorang bertentangan dengan norma budaya, maka sanksi

Page 20: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sosial pun akan diberlakukan. Norma, seperti halnya bilai, juga

bervariasi antar budaya tergantung intensitas dan kepentingannya.

2. Karakteristik budaya

Menurut Samovar (2000), budaya memiliki karakteristik:

1. Budaya itu dipelajari. Budaya dipelajari dengan berbagai cara dan apa

yang kita pelajari kebanyakan melalui interaksi dengan orang lain.

2. Budaya diwariskan dari generasi ke generasi. Bila terdapat nilai yang

dianggap sebagai pusat sebuah masyarakat, dan hal itu telah berlangsung

lama, maka hal ini harus diwariskan dari satu generasi ke generasi

selanjutnya. Karakeristik ini menunjukkan bahwa ada hubunga antara

budaya dengan komunikasi. Jadi, komunikasi lah yang membuat budaya

menjadi suatu proses yang berkelanjutan.

3. Budaya berdasar pada simbol. Dari karakteristik di atas, muncul anggapan

bahwa kemampuan kita sebagai pembuat simbol (symbol making) lah

yang memungkinkan kita untuk belajar dan menyerahkan kebudayaan kita

dari individu ke individu yang lain, dan generasi ke generasi. Lewat

bahasa lah, verbal maupun non verbal, icon atau gambar, kumpulan

pengetahuan itu dapat kita pelajari. Pemikiran, buku, gambar, film, video,

dan sebagainya yang membuat budaya dapat dilestarikan apa yang

dianggap penting dan layak untuk diwariskan.

4. Budaya adalah subjek yang dapat diganti. Budaya adalah sebuah sistem

yang dinamis. Terdapat dua hal mengenai perubahan budaya. Pertama,

Page 21: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

budaya cepat beradaptasi. Berbagai kejadian yang terjadi memaksa budaya

untuk bisa cepat beradaptasi dan berubah sesuai perubahan jaman. Kedua,

walaupun budaya dapat berubah, tapi struktur penting dari budaya tersebut

terus bertahan. Nilai-nilai seperti etika, moral, praktek peribadatan, dan

perilaku terhadap gender dan umur telah tertanam kuat dari generasi ke

generasi.

5. Budaya bersifat etnosentrik. Etnosentrisme adalah paham yang melihat

kebudayaan lain dengan lensa kebudayaan sendiri. Seperti budaya itu

sendiri, paham etnosentris dipelajari secara tidak sadar.

Sedangkan menurut Philip R. Harris dan Robert T. Moran (Mulyana: 2000),

menyatakan tentang karakteristik budaya, antara lain:

1. Komunikasi dan bahasa

2. Pakaian dan penampilan

3. Makanan dan kebiasaan

4. Waktu dan kesadaran akan waktu

5. Penghargaan dan pengakuan

6. Hubungan-hubungan

7. Nilai dan norma

8. Rasa diri dan ruang

9. Proses mental dan belajar

10. Kepercayaan dan sikap

Page 22: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Jadi sekelompok orang yang memiliki karakteristik budaya yang sama,

bisa dibilang mereka menganut budaya yang sama pula.

3. Teori Budaya

Sejak awal, kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian antropologis

adalah konsep budaya. Walaupun selalu ada perbedaan pendapat dalam hal

definisi budaya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, namun diakui bahwa

ada interaksi budaya dengan makna yang diberikan oleh orang-orang atas

berbagai peristiwa yang mereka alami. budaya merupakan pengetahuan yang

diperoleh seseorang dan digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman yang

menghasilkan perilaku. Perilaku selalu didasarkan pada makna sebagai hasil

persepsi terhadap kehidupan para pelakunya. Apa yang dilakukan, dan mengapa

orang melakukan berbagai hal dalam kehidupannya, selalu didasarkan pada

definisi menurut pendapatnya sendiri yang dipengaruhi secara kuat oleh latar

belakang budayanya yang khusus. Budaya yang berbeda, melatih orang secara

berbeda pula di dalam menangkap makna persepsi karena kebudayaan merupakan

cara khusus dalam membentuk pikiran dan pandangan manusia. Apa yang baik

dan diterima oleh masyarakat dalam satu budaya, belum tentu dapat diterima dan

dianggap baik oleh warga masyarakat dengan budaya yang berbeda (Sutopo,

2002:30).

Page 23: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

D. Branding

Kebanyakan karakteristik dan manfaat dari image organisasi muncul

dalam sebuah merk atau brand. Brand menurut E. Clow & Baack (2002: 117)

adalah :

“… names generally assigned to a product or service or a group of

complementary products while a corporate image covers every aspect of

the company”.

Jadi, menurut E. Clow & Baack, merk adalah sebuah nama yang secara

umum dilekatkan pada sebuah produk atau jasa atau kelompok yang melengkapi

produk atau jasa tersebut. Misalnya, perusahaan Unilever memiliki sejumlah merk

seperti pasta gigi Pepsodent, lotion untuk tubuh bermerk Citra, sabun mandi Lux,

dll. Merk atau nama produk tersebut dapat diambil dari manfaat produk tersebut

atau bisa juga merupakan karakteristik produk tersebut.

Sejalan dengan Clow & Baack, American Marketing Association (AMA)

memberikan konsep mengenai merk atau brand. AMA menyatakan bahwa brand

merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi semuanya

untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual untuk

mendifferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing

(www.marketingpower.com/2011). Brand digunakan untuk menyederhanakan

penelusuran produk, mengorganisasikan catatan inventori, perlindungan hukum,

menandakan mutu, mengamankan keuntungan bersaing serta hambatan bagi

pesaing. Sehingga, jika kedua konsep ini bisa kita simpulkan, maka kita akan

menemukan kesamaan konsep tentang nama yang dilekatkan kepada jasa atau

Page 24: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

produk untuk tujuan pengenalan kepada konsumen sekaligus sebagai bentuk

diferensiasi dengan produk atau jasa kompetitor.

Dalam kaitannya dengan persaingan, maka sebuah brand membutuhkan

strategi agar dapat dengan mudah dikenali oleh konsumennya. Strategi menurut

Porter (1996:68) adalah “the creation of a unique and valuable position, involving

a different set of activities”. “A unique and valuable position” merupakan

positioning sedangkan “different set of activities” adalah diferensiasi. Berbeda

lagi dengan konsep brand equity. Brand equity adalah resultan atau hasil dari

seberapa mampu kita mengkomunikasikan positioning produk, merk, dan

organisasi dengan diferensiasi secara berkelanjutan sehingga mampu mencapai

keunggulan kompetitif.

Positioning haruslah bersifat unik, kata Kotler (Kotler dalam

Ostaseviciute, 2008:98). Sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri

dengan para pesaing, tidak mudah ditiru dan sustainable dalam jangka panjang.

Sementara yang dimaksud dengan diferensiasi adalah upaya dalam membedakan

diri dengan pesaing. MarkPlus&Co merumuskan diferensiasi berdasarkan tiga

dimensi yaitu content (what to offer), konteks (how to offer) dan infrastruktur

(enabler). Konten adalah dimensi diferensiasi merujuk pada “apa” value yang kita

tawarkan kepada pelanggan. Konteks merujuk pada cara kita menawarkan value

kepada pelanggan. Infrastruktur merupakan faktor pemungkin terealisasinya

diferensiasi konten maupun konteks (teknologi, sdm, fasilitas). Dengan demikian,

strategi yang tepat untuk melakukan branding adalah “strategi segitiga

positioning, diferensiasi dan brand”.

Page 25: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Gambar 2.3. Segitiga Positioning, Diferensiasi, Brand

Sumber: Kertajaya, 2005

E. Memahami Simbol dengan Kerangka Semiologi Komunikasi

Untuk mengkaji pesan pada media komunikasi, maka teori yang

digunakan adalah: (1) teori komunikasi massa, dan (2) teori simbol dan

konstruksionisme.

Istilah “komunikasi massa” dalam konsep McQuail (2010) merupakan

pengembangan dari konsep “media massa”. Istilah komunikasi massa tersebut

berkembang di abad 20 untuk mendeskripsikan fenomena sosial baru dan ciri khas

dari kemunculan era modern yang dibangun dengan pondasi industrialisme dan

demokrasi popular. Media massa adalah organasasi alat-alat komunikasi yang

terbuka dalam konteks jarak dan kepada banyak orang dalam waktu singkat

(McQuail, 2010:4).

Berkenaan dengan teori simbol dan konstruksionisme, maka semiotika

atau semiologi pada dasarnya merupakan konsep di area tersebut. semiotika atau

semiologi pada dasarnya merupakan konsep istilah yang sama. Istilah semiotika

Positioning Diferentiation

Brand

Brand integrity

Brand image Brand identity

Page 26: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dikenalkan oleh C.S Pierce yang berasal dari Amerika Serikat sementara istilah

Semiologi banyak digunakan oleh ahli yang berbahasa Perancis. Sehingga

perbedaan penggunaan istilah tersebut tidaklah mengurangi pemaknaan istilah

yang dimaksud.

Semiotika pada awal kemunculannya merupakan sebuah studi tentang

simbol-simbol (signs) dan praktek-praktek signifikasi (signifying). Semiotik

diperkenalkan oleh seorang linguis bernama Ferdinand de Saussure dan ahli

linguistic pragmatis Charles Sanders Peirce. Pierce dikenal melalui sistem

filsafatnya yang disebut dengan pragmatisme. Menurut sistem ini, signifikansi

sebuah model atau teori terletak pada efek praktis penerapannya Model tanda

yang dibangunnya menjadi sangat berpengaruh dan membentuk sebagian besar

karya kontemporer mengenai semiotika kontemporer (Danesi, 2004:37). Bagi

Lechte, Pierce tidak sekadar menerjemahkan istilah “semiotika” yang kini popular

itu, yang berasal dari bahasa Yunani Kun, tetapi ia juga menjadi pemikir tentang

karya-karya Kant dan Hegel yang ia baca dalam bahasa Jerman (Sobur, 2009:40).

Walaupun Pierce menerbitkan tulisan lebih dari sepuluh ribu halaman

cetak, namun ia tidak pernah menerbitkan buku yang berisikan telaah mengenai

masalah yang menjadi bidangnya. Oleh karena itu, dalam kaitan dengan karyanya

tentang tanda, pemikiran Pierce harus dianggap selalu berada dalam proses dan

terus mengalami modifikasi dan penajaman lebih lanjut (Sobur, 2009:40).

Dalam konsep Pierce mengenai tanda, ada tiga hal yang harus dipenuhi

oleh tanda sehingga ia dapat mencapai tahap signifikasi. Pierce menyebut tanda

sebagai representamen, sedangkan konsep, benda, gagasan, dan seterusnya yang

Page 27: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

diacunya sebagai objek. Makna (impresi, kogitasi, perasaan dan seterusnya) yang

diperoleh dari sebuah tanda disebut interpretan. Tiga dimensi ini selalu hadir

dalam signifikasi. Oleh karena itu, Pierce memandangnya sebagi sebuah struktur

triadik, bukan biner:

Gambar 2.4. Tanda “Pirecean”

Sumber : Sobur, 2009

Pierce juga mengidentifikasi 66 jenis tanda yang berbeda dan tiga

diantaranya lazim digunakan dalam pelbagai karya semiotika saat ini. Ketiga jenis

tanda itu adalah ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang mewakili

sumber acuan melalui sebuah bentuk replikasi, simulasi, imitasi atau persamaan.

Indeks adalah tanda yang mewakili sumber acuan dengan cara menunjuk padanya

atau mengaitkannya (secara eksplisit atau implicit) dengan sumber acuan lain.

Sementara simbol adalah tanda yang mewakili objeknya melalui kesepakatan atau

persetujuan dalam konteks spesifik (Danesi, 2004:38).

Jika Pierce melihat semiotika dari sudut pandang linguis pragmatis, maka

Saussure melihat semiologi dari strukturnya. Saussure (1959) dikenal dengan

pemikirannya untuk membuat perbedaan langue (bahasa) dan parole (ujaran).

Representamen

(X)

Objek (Y) Interpretan (X=Y)

Page 28: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Langue mengacu pada sistem aturan dan konvensi yang independen dari, dan pre-

exists, pengguna individu; sementara parole mengacu pada penggunaannya dalam

kasus tertentu. Saussure terfokus pada langue, bukan parole. Untuk Saussure apa

yang paling penting adalah struktur yang mendasari dan aturan dari sistem

semiotik daripada penampakan-penampakan khusus atau praktik-praktik

penggunaan sistem tanda tersebut. Pendekatan Saussure adalah untuk mempelajari

sistem secara sinkron (synchronically) seolah-olah itu membeku dalam suatu

waktu (contohnya foto) - daripada diakronis (diachronically) - dalam hal evolusi

dari waktu ke waktu (seperti film). Teoris strukturalis budaya di beberapa

bagiannya mengadopsi prioritas Saussur ini. Mereka memfokuskan diri pada

representasi dan fungsi fenomena sosial dan budaya dalam sistem semiotik (Nilan,

2007:61).

Dalam perkembangannya, semiotika yang digunakan di media saat ini dan

penelitian komunikasi adalah semiotika jenis deskripsi dan analisis sosial yang

menempatkan penekanan khusus pada pemahaman dan eksplorasi pola tanda-

tanda dan simbol dalam teks, apa yang dimaksud oleh simbol tersebut dan

bagaimana simbol-simbol ini digunakan. Semiotika tekstual menganalisis

pengaturan-pengaturan yang familiar dan pengaturan sehari-hari juga pola-pola

tertentu, hubungan-hubungan, ide-ide dan keyakinan yang mencirikan cara bahwa

makna sosial dan budaya biasanya terbuat dari teks (Nilan, 2007:61). Tujuan

paling umum dalam memahami simbolisme teks media sehari-hari dalam budaya

populer adalah bagaimana orang bisa membaca dan memahami simbol-simbol dan

tanda-tanda, dan dengan demikian membuat makna dari kata-kata, suara, gambar

Page 29: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dan bahasa tubuh dalam teks-teks. Beberapa menyebutnya sebagai 'dekonstruksi' -

sebuah istilah yang diciptakan oleh Jacques Derrida. Derrida adalah pencetus

konsep bahwa makna dapat dipahami tanpa henti melalui rantai penanda dalam

proses differance - penangguhan terbatas pada makna tetap (Derrida dalam Nilan

2007).

Kembali ke sejarah perkembangan semiotika, Volosinov dalam Nilan

(2007) membalikkan prioritas Saussurean dari langue atas parole: „The sign is

part of organized social intercourse and cannot exist, as such, outside it, reverting

to a mere physical artifact‟. Maksudnya adalah bahwa tanda saat ini dipahami

tidak hanya ada dalam hubungannya dengan tanda-tanda lain dalam sistem

penanda, seperti yang nampak dalam rantai semiotik, melainkan dapat dipahami

pula dalam konteks sosial penggunaannya.

Lebih lanjut Nilan (2007) menyatakan bahwa semiotic kini sebagai sebuah

bidang kajian yang mencakup banyak teori yang berbeda dan berbagai macam

metodologis. Semiotics involves the study not only of „signs‟ in everyday speech,

but of anything which „stands for‟ something else. Dalam konsep semiotik, tanda-

tanda mengambil bentuk berupa kata-kata, gambar, suara, gerakan dan objek.

Studi semiotik kontemporer mempelajari tanda-tanda bukan dalam sistem yang

terisolasi melainkan sebagai bagian dari semiotik 'sistem tanda' (seperti medium

atau genre), dan dengan demikian di dalam semiotik tidak hanya berbicara

masalah komunikasi, tetapi juga dengan konstruksi dan pengelolaan realitas.

Contemporary semioticians study signs not in isolation but as part of semiotic

Page 30: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

„sign systems‟ (such as a medium or genre), and are thereby concerned not only

with communication but also with the construction and maintenance of reality.

Dalam menganalisis media kita perlu mengetahui bahwa transformasi

dunia nyata masuk dalam proses mediasi. Ketika kita menggunakan medium atau

bentuk media untuk tujuan apapun, penggunaannya menjadi bagian dari tujuan

itu. Dalam batas tertentu, kita melayani tujuan-tujuan tersebut sebaik tujuan-

tujuan tersebut melayani kita. Ketika kita menggunakan media, kita bertindak dan

dikenai tindakan, kita menggunakan dan digunakan oleh media. Jadi adalah

mungkin untuk menemukan makna baru, terutama melalui interaksi sosial dengan

orang lain, yang merupakan proses mediasi itu sendiri.

Mengacu kepada semiotika kontemporer yang telah dirumuskan

sebelumnya, maka konsep ini dapat diturunkan kepada semiologi Purwasito.

Menurut Purwasito (2003), semiologi mengandung dua perspektif mendasar.

Pertama, semiologi signifikansi untuk menyebut tafsir tanda dan sistem tanda

yang berinduk pada kajian linguistik. Kedua, semiologi komunikasi untuk

menyebut tafsir tanda dan sistem tanda yang diproduksi oleh komunikator, yaitu

pesan, yang disalurkan kepada komunikan secara langsung ataupun tidak

langsung.

Lebih lanjut dikatakan Purwasito bahwa kunci tafsir semiologi komunikasi

terletak pada proses transaksional oleh penerima pesan yang dimaksud oleh

sumber, sehingga ada respond an efek bagi penerima dengan jalan mempersepsi,

merekuperasi atau mencerap pesan yang disandi, memberi makna kepadanya dan

Page 31: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

seberapa besar partisipan komunikasi mengembangkan reproduksi simbol pesan

itu.

Pada proses transaksional ini terdapat unsure-unsur stimuli baik secara

sadar-taksadar, sengaja-taksengaja, intensional-non-intensional, maupun

emosional atau rasional, berupa verbal-non verbal. Stimuli yang konstekstual

antara sumber dan penerima dapat dijadikan ukuran apakah sebuah komunikasi

berkualitas atau konstruksi pesan tersebut menunjukkan kredibilitas dan

kompetensi sumbernya. Dalam kaitannya dengan kebudayaan, bentuk-bentuk

reproduksi pesan menjadikan kebudayaan terus berjalan tanpa henti. Inilah yang

menjadikan kebudayaan dan komunikasi menjadi bagian utama yang tak

terpisahkan. Dengan demikian, semiologi komunikasi adalah alat tafsir

kebudayaan. Sehingga seluruh produk pesan yang dibangun oleh source baik

dilakukan secara terencana dan sistematis, maupun dilakukan secara sembarangan

bahkan hanya sekadar mengikuti intuisi personal, menjadi kajian ketika mendapat

respon dan efek kepada penerima (receiver).

Dari penjelasan mengenai semiologi komunikasi, ia tidak hanya memiliki

kelebihan tetapi juga memiliki kekurangan. Teori ini menurut Manning dan

Cullum-Swan (2009:622) kurang bisa memetakan perubahan, tidak bisa

menjelaskan keterkaitan antara diri dengan kelompok, menjelaskan pengalaman

individu atau kelompok yang tampak dalam sistem simbolik atau menganalisis

perubahan sistem tanda itu sendiri. Makna selalu berubah setiap waktu; „semiosis‟

hanya dapat dipahami ketika kita melakukan penelitian dan pengamatan secara

mendalam. Interpretan, perspektif, atau titik tolak tempat konstruk berpusat mesti

Page 32: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dipahami dan diidentifikasi dari konteks social atau cultural. Disini dapat

dipahami bahwa semiologi komunikasi mutlak memerlukan pengetahuan

etnografi; di dalam etnografilah analisis semiotik dapat berbicara banyak.

Analisis semiotika mengandaikan sejarah dan konteks agar makna dapat

dipahami; makna tersebut setara dan sebangun dengan perspektif interaksionisme

simbolis. Makna diperoleh dari pemahaman terhadap budaya dan konstruk-

konstruk social dan bukan dari refleksi diri pribadi terhadap diri lain (Mead dalam

Manning dan Cullum-Swan, 2009).

2. Kerangka Pikir

SIPA dan SIEM merupakan dua even budaya yang diciptakan oleh

pemerintah Kota Solo. Kedua event ini dikonstruksi oleh komunikator (pemkot

Solo) sebagai sebuah simbol budaya (symbolic construction). Ketika dikonstruksi,

SIPA dan SIEM ini direkayasa sedemikian rupa melalui kemasan-kemasan pesan

budaya seperti pesertanya yang berasal dari berbagai negara, pakaian adat yang

dikenakan masing-masing peserta, dll. Melalui kemasan pesan ini, maka akan

diketahui makna pesannya (message meaning). Makna pesan dapat berupa dua hal

yakni pesan yang orisinil atau pesan tersebut artificial. Dari tataran symbolic

construction hingga message meaning inilah yang hendak diteliti oleh peneliti.

Secara singkat kerangka piker penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 33: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Gambar 2.5. Kerangka Pikir Peneliti

Gambar 2.3 mendeskripsikan keterkaitan antar unsur dalam penelitian ini.

Pokok masalah penelitian ini adalah hendak mengkaji bagaimana pesan-pesan

khususnya pesan-pesan budaya yang dikonstruksi dalam pagelaran SIPA dan

SIEM. Kultur Solo merupakan referen dari studi pesan ini. Referen ini kemudian

diejawantahkan dalam visi misi kota Solo sebagai kota Budaya. Visi dan Misi

Solo sebagai Kota Budaya kemudian nampak dalam beragam kegiatan yang

diciptakan oleh pemkot Kota Solo termasuk event SIPA dan SIEM yang hendak

diteliti oleh peneliti. Beragam kegiatan ini kemudian diimplementasikan dalam

sebuah proses termasuk event SIPA dan SIEM, melewati serangkaian proses

kegiatan. Mulai dari publikasi hingga persiapan menjelan pelaksanaan event dan

akhirnya ketika event tersebut berlangsung. Pada tahapan ragam kegiatan dan

proses kegiatan inilah, muncul kemasan-kemasan pesan. Pada tahapan selanjutnya

adalah message using, yakni dimana muncul efek komunikasi dari pagelaran event

budaya SIPA dan SIEM. Pada tataran message using inilah, terjadi pemaknaan

pesan oleh komunikan.

Komunikator

(Pemerintah Kota

dan Panitia)

Konstruksi

Simbolik Konstruksi Pesan

Makna yang ingin

dicapai (branding)

Page 34: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian tentang SIPA dan SIEM ini, peneliti menggunakan

penelitian jenis kualitatif, khususnya penelitian kualitatif deskriptif dan kualitatif

interpretatif. Penelitian kualitatif interpretatif digunakan untuk menganalisis pesan

pada media promosi SIEM dan SIPA, sementara jenis penelitian kualitatif deskriptif

untuk menjelaskan tentang penyelenggaraan SIEM dan SIPA secara umum.

Penelitian deskriptif menurut Pawito (2007:84) merupakan jenis penelitian

yang ditulis atau yang diucapkan orang dan mengamati perilaku orang-orang yang

diobservasi. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian kualitatif interpretatif

menurut Sugiyono (2009) adalah penelitian yang bertitik tolak pada pandangan post

positivist dengan menggunakan paradigma interpretatif. Pandangan ini melihat

realitas atau objek penelitian bukan sebagai realitas yang terpisah secara parsial dan

dipecah dalam beberapa variabel, namun metode ini lebih bersifat seni (kurang

terpola) sehingga sering disebut sebagai metode artistik karena tidak berpolanya

metode ini.

Penelitian interpretatif disebut demikian karena data hasil penelitian lebih

berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Penelitian

ini memandang objek sebagai sesuatu hal yang dinamis, juga sebagai hasil konstruksi

pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh, sebab setiap

bagian pada objek tersebut memiliki satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti melihat hubungan antar variabel bersifat interaktif

33

Page 35: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan saling mempengaruhi sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan

mana variabel dependennya (Sugiyono, 2009:7-11).

Lebih lanjut mengenai penelitian kualitatif, Sutopo (2002) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif bersifat induktif. Artinya data di lapangan merupakan sumber

utama bagi penyusunan simpulan (teori) sebagai hasil akhir penelitian. Keterbukaan

ini juga sudah terlihat pada teknik pengumpulan datanya dengan jenis sampling yang

digunakannya.

Selain sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka tersebut, penelitian

kualitatif juga memandang berbagai masalah selalu di dalam kesatuannya, tidak

terlepas dari kondisi yang lain yang menyatu dalam suatu konteks. Sutopo (2002: 42)

menjelaskan bahwa berbagai variabel yang dikaji dalam penelitian tidak bisa

dipelajari dan dipahami secara terpisah dari keterkaitannya di dalam konteks

keseluruhannya.

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut

Kriyantono (2008:55) adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu

masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. penelitian kuantitatif tidak terlalu

mementingkan kedalaman data atau analisis. Yang diutamakan oleh periset adalah

keluasan data sehingga hasil riset merupakan representasi dari seluruh populasi.

Sikap peneliti terhadap data pada penelitian kuantitatif adalah objektif dan

memisahkan diri. Artinya periset tidak boleh membuat batasan konsep atau alat ukur

sesuai dengan keinginannya sendiri. Semuanya harus objektif dan diuji terlebih

dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas

dan validitas. Dengan kata lain, periset berusaha membatasi konsep dan variabel yang

Page 36: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

diteliti dengan cara mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, lebih sistematik

dan terstruktur dalam sebuah desain riset. Desain ini sudah harus ditentukan sebelum

riset dimulai.

Secara umum, penelitian kuantitatif memiliki ciri-ciri (Kriyantono, 2008:56) :

a. Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap realitas terpisah

dan ada diluar dirinya. Alat ukurnya harus diuji keobjektifannya.

b. Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau

menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori

dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan

terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak

hipotesis dan teori tersebut melainkan meneliti dahulu apakah ada

kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang

operasional sehingga menghasilkan instrument yang kurang valid.

c. Riset harus dapat digeneralisasikan. Hal ini karena riset kuantitatif

menuntut sampel yang representative dari seluruh populasi,

operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliable.

d. Prosedur riset rasional-empiris, artinya riset berangkat dari konsep-konsep

atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan

dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan.

Dari pemaparan tentang jenis penelitian tersebut, maka peneliti kembali

menyatakan bahwa penelitian tentang rancang bangun pesan SIEM dan SIPA paling

tepat dapat dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian

Page 37: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

kualitatif ini, peneliti membuat desain penelitian. Desain penelitian adalah

perencanaan dari keseluruhan penelitian yang hendak dikaji. Hal ini terkait dengan

cara berpikir, cara menggambarkan dan memvisualisasikan rencana penelitian. Desain

penelitian mencakup empat area utama: strategi, conceptual frameworks, pertanyaan

tentang siapa dan apa yang akan diteliti, dan alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisa materi-materi empiris (Punch, 1998:149). Desain

menempatkan peneliti pada situasi dunia empiris. Tujuan penggunaan metode

penelitian kualitatif sebagaimana yang disampaikan oleh Strauss dan Corbin (1990)

adalah untuk menemukan dan memahami makna dibalik fenomena yang sedikit telah

diketahui. “Qualitative methods can be used to uncover and understand what lies

behind any phenomenon about which little is yet known”.

2. Lokus Penelitian

Lokus penelitian ini bersumber pada data-data dari media-media promosi

SIPA dan SIEM, khususnya data-data poster SIPA dan SIEM serta katalog SIPA dan

SIEM. Pemilihan lokus disesuaikan dengan tujuan penelitian ini, yakni untuk

mendeskripsikan pesan-pesan budaya dan mengetahui alasan konstruksi pesan-pesan

budaya tersebut.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sutopo (2002) menjelaskan ada berbagai macam teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian kuantitatif. Berbagai macam teknik pengumpulan

Page 38: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

data dilakukan supaya dapat menjawab pertanyaan penelitian. Adapun teknik

pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumen tertulis dan arsip

yang dijadikan sumber data. Dokumen ini berupa dokumen poster SIEM dan

SIPA, dokumen katalog SIEM dan SIPA, serta dokumen pemberitaan SIEM

dan SIPA di surat kabar harian maupun surat kabar online. Dari dokumen-

dokumen ini peneliti mencari sumber data yang memiliki posisi penting,

utamanya jika sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau mengarah

pada berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau dan sangat berkaitan

dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti.

Dokumen ini beragam macamnya, dari yang tertulis sederhana sampai

yang lebih lengkap. Demikian pula halnya dengan arsip. Pada umumnya arsip

berupa catatan-catatan yang sifatnya lebih formal. Sebagai sebuah catatan

formal, arsip sering memiliki peran sebagai sumber informasi yang sangat

berharga bagi pemahaman suatu peristiwa. Dalam penelitian ini, peneliti

bukan sekadar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip,

namun menekankan pada makna yang tersirat di dalam tulisan tersebut.

Namun demikian, peneliti tetap kritis terhadap dokumen atau arsip tersebut.

Peneliti tetap menguji keabsahan dari data-data tersebut.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah teknik

wawancara mendalam. Tujuan utama dilakukannya wawancara sesuai dengan

Page 39: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pendapat Sutopo (2002) adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang

dalam suatu konteks mengenai data pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi,

perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan,

dll untuk merekonstruksi bermacam-macam hal sebagai bagian dari masa

lampau dan memproyeksikan hal-hal tersebut dengan harapan yang terjadi di

masa yang akan datang.

Di dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan Ketua

SIEM, Putut H Pramono; Ketua SIPA, Irawati Kusumorasri; Ketua Kereta

Kencana World Music Festival, Putut H Pramono; Perwakilan Kepala Dinas

Budaya dan Pariwisata Kota Surakarta, Keksi Sundari; dan Pengamat Budaya

dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Profesor Darsono.

4. Teknik Analisis Data

Proses analisis data di dalam penelitian kualitatif merupakan bagian yang

paling penting, sebab dengan melakukan teknik analisis yang benar, peneliti dapat

mempertanggungjawabkan penelitiannya dengan mantap.

Penelitian tentang rancang bangun pesan promosi SIPA dan SIEM ini

dilakukan dengan menggunakan metode analisis semiotik. Metode ini diyakini

peneliti sebagai metode yang paling sesuai untuk menganalisis pesan-pesan promosi

SIPA dan SIEM. Metode semiotik dianggap metode yang paling tepat karena peneliti

meyakini bahwa pesan-pesan promosi ini merupakan sebuah produk budaya. Pesan

promosi merupakan produk budaya karena pesan promosi berada pada domain

semiotik.

Page 40: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Pawito di dalam bukunya yang berjudul Penelitian Komunikasi Kualitatif

menyatakan bahwa analisis semiotik merupakan cara atau teknik meniliti teks. Teks

yang dimaksud bukan hanya berupa narasi saja namun ia meliputi semua isi media

yang tampil dalam wujud apa saja, misalkan tayangan televise, berita surat kabar,

konser music, fashion, dan menu masakan.

Metode analisis semiotik ini kemudian, memfokuskan diri pada analisis

sinkronik dan diakronik. Analisis sinkronik (synchronic) adalah teknik analisis data

dengan cara menganalisis keberadaan teks terutama berkaitan dengan struktur

paradigmatik dari teks tersebut. Cara ini dilakukan untuk menemukan lambang-

lambang (signs) yang menonjol serta untuk menemukan signifier-nya, hubungan-

hubungan serta oposisi dari lambang dan sistem-sistem yang mengikat lambang.

Teknik analisis selanjutnya menurut Pawito adalah analisis diakronik

(diachronic). Analisis diakronik digunakan untuk melacak struktur sintagmatik dari

teks, yakni makna dari rangkaian lambang-lambang, konteks dari teks baik konteks

situasi maupun konteks budaya atau ideologis.

5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian. Tujuannya adalah demi kemantapan dan kebenaran hasil penelitian.

Pemeriksaan keabsahan data ini merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan

tafsir makna sebagai hasil penelitian. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang

digunakan peneliti dalam penelitian kali ini adalah intertekstualitas dan triangulasi

Page 41: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

data. Intertekstualitas digunakan untuk mengkaji keabsahan data pada poster dan

katalog, sedangkan triangulasi digunakan untuk menguji keabsahan data wawancara.

Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi pemeriksaan

keabsahan data dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitan ini, Patton dalam Sutopo

(2002:78) menyatakan bahwa ada empat macam teknik triangulasi, yakni (1)

triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis, (4) triangulasi

teoritis. Triangulasi ini merupakan teknik yang didasari dari pola piker fenomenologi

yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap,

diperlukan tidak hanya satu cara pandang.

Teknik triangulasi data menurut Patton (dalam Sutopo 2002) sering disenut

dengan triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam

mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia.

Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari

beberapa sumber data yang berbeda. Jadi, dalam aplikasinya, apa yang diperoleh dari

sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data

sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda jenisnya.

Berbeda dengan teknik triangulasi metode. Jenis triangulasi ini bisa dilakukan

oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan

teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Disini yang ditekankan adaah

penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan

informasinya.

Page 42: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Teknik triangulasi lain yang dapat dijadikan alat untuk menguji keabsahan

data adalah triagulasi peneliti. Yang dimaksud dengan cara triangulasi ini adalah hasil

penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya

bisa diuji keabsahannya dari beberapa peneliti. Dari pandangan dan tafsir yang

dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil digali dan

dikumpulkan berupa catatan, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada

akhirnya bisa lebih memantapkan hasil penelitian.

Teknik triangulasi lain yang dapat dilakukan adalah triangulasi teori.

Triangulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu

teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Permasalahan yang dikaji dengan

berbagai macam teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak

hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan

menyeluruh. Karena setiap pandangan teori selalu memiliki kekhususan cara pandang,

maka dengan menggunakan beberapa perspektif teori akan menghasilkan simpulan

yang multidimensi.

Dalam kaitannya dengan penelitian rancang bangun pesan SIEM dan SIPA ini,

peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teori. Triangulasi sumber

yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara,

merujuk pendapat dari buku-buku, dokumen-dokumen, serta jurnal-jurnal yang

relevan. Triangulasi teori dilakukan dengan cara membandingkan teori-teori yang

digunakan dengan temuan yang diperoleh di dalam penelitian.

Page 43: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV. PENYAJIAN DATA

Pada bab ini, peneliti akan mendeskripsikan data-data penelitian yang

berhasil dikumpulkan oleh peneliti. Didalam penelitian ini, terdapat 8 korpus yang

terdiri atas 2 poster SIPA, 3 poster SIEM dan 3 katalog SIEM. Dalam

mendeskripsikan korpus penelitian, peneliti akan melakukan pengamatan

berdasarkan teori periklanan. Dalam teori periklanan, terdapat sebuah teori

tentang desain iklan. Prinsip dasar desain dalam iklan adalah keseimbangan,

prinsip titik fokus, prinsip ritme, dan prinsip kesatuan. Prinsip-prinsip ini harus

diketahui untuk menghasilkan desain grafis iklan yang baik untuk tampilan iklan

(Suyanto, 2004:57). Prinsip keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam

bobot pesan visual dan verbal. Prinsip titik fokus adalah pesan fokus dalam

penyampaiannya. Ritme sendiri merupakan pola yang diciptakan dengan

mengulang atau membuat variasi elemen dengan pertimbangan yang diberikan

terhadap ruang yang ada diantaranya dan dengan membangun perasaan berpindah

dari satu elemen ke elemen lainnya. Dalam desain grafis, prinsip ritme yang baik

adalah mengerti perbedaan pengulangan dan variasi. Sementara prinsip kesatuan

dalam desain grafis adalah prinsip organisasi seluruh elemen dalam suatu

tampilan grafis. Untuk mencapai kesatuan ini, desainer harus mengerti tentang

garis, bentuk, warna, tekstur, kontras nilai, format, keseimbangan, titik fokus dan

ritme.

42

Page 44: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4.1. Korpus Poster SIPA 2009

Sumber: sipafestival.com/2011

Poster diatas adalah poster SIPA pertama. SIPA merupakan bentuk even

budaya yang khusus menampilkan seni pertunjukan. Yang mendasari

diselenggarakannya SIPA adalah bahwa seni pertunjukan tidak sekadar untuk

persoalan kesenian, namun seni pertunjukan yang sekaligus menjadi benang

merah dari semangat kebersamaan.

Penyelenggaraan SIPA pertama dilaksanakan pada tahun 2009.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ketua SIPA, Irawati Kusumorasri

pada tanggal 13 Juli 2011 pukul 12.46 WIB, SIPA nantinya diharapkan dapat

menjadi kebanggaan masyarakat Solo. Konsep penyelenggaraan SIPA adalah

even ini bukan milik Ketua SIPA, bukan milik panitia, bukan milik pemerintah

kota. Tetapi even ini adalah miliknya masyarakat Solo. Artinya ketika SIPA

Page 45: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dilaksanakan, seluruh masyarakat Solo bergerak. Bergerak yang dimaksudkan

adalah bergerak dari sisi ekonomi. Meningkatnya jumlah pengunjung hotel di

Solo karena kehadiran delegasi dan penonton dari luar kota, meningkatnya

layanan jasa travel karena keberadaan event SIPA, meningkatnya jumlah

pengunjung di restoran akibat meningkatnya penonton SIPA yang hadir di Kota

Solo, meningkatnya penghasilan pengrajin souvenir karena penonton yang ingin

membeli souvenir SIPA, dll.

Desain poster SIPA 2009 seperti tercantum pada gambar diatas, peneliti

dapatkan dari sipafestival.com, situs resmi dari pelaksanaan SIPA di Solo. Poster

ini didistribusikan secara online. Cara online dilakukan dengan jalan

mencantumkannya pada situs resmi SIPA. Untuk tema dan pesan iklan pada SIPA

2009 memiliki desain yang sama, hanya medianya yang berbeda, salah satu media

tersebut adalah poster seperti yang nampak pada korpus pertama. Poster sebagai

media komunikasi below the line memiliki kelebihan yakni pembaca poster dapat

mengatur tempo ketika ia sedang membaca pesan dalam poster tersebut. Pembaca

poster dapat mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara membaca.

Pembaca juga dapat dengan teliti membaca pesan iklan dan mengulang kembali

bagian-bagian dalam poster tersebut sesuai dengan keinginannya. Kelebihan lain

dari penggunaan poster sebagai media beriklan adalah sifat poster yang tercetak

sehingga pesan-pesannya bersifat permanen. Sifatnya yang permanen ini membuat

poster dapat terdokumentasi dengan baik

Disisi lain, penggunaan poster juga memiliki kelemahan, yakni

dibutuhkannya perhatian pembaca karena sifatnya yang tidak auditif. Untuk dapat

Page 46: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

membaca sebuah poster juga dibutuhkan imajinasi dari pembacanya sehingga

pembaca dapat memahami dengan baik pesan dalam poster tersebut. Kelemahan

lain yang dimiliki poster adalah pada proses distribusi. Penyebaran poster

membutuhkan waktu yang relatif lama dengan penentuan lokasi yang harus tepat

pula. Tujuannya agar pesan yang disampaikan sesuai dengan target audience.

Mengacu pada teori desain poster, dalam pengamatan peneliti, poster ini

menggunakan prinsip keseimbangan Band (Jewler&Drewniany, 2001:149). Band

merupakan salah satu jenis layout dasar iklan yang biasanya digunakan dalam

poster untuk media promosi. Layout Band adalah dengan membagi poster

kedalam dua bagian utama, bagian kanan untuk visual yakni endorser, ilustrasi,

dsb sedangkan bagian kiri untuk tulisan yang berisi pesan yang hendak

disampaikan.

Bagian kanan atas merupakan tema SIPA. Tema Art Brings Unity, Unity

Brings Harmony dicantumkan dengan memberikan penekanan berupa garis bawah

seperti nampak pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1.1. Tema SIPA dalam Poster SIPA 2009

Pilihan huruf untuk tema SIPA 2009 keseluruhan hurufnya menggunakan

huruf kapital. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Huruf kapital

merupakan huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada

huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dalam kalimat, atau

Page 47: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

digunakan pada huruf pertama untuk menuliskan nama diri. Huruf kapital dalam

bahasa popular disebut huruf besar. Penggunaan huruf kapital pada poster ini

berfungsi untuk menunjukkan tingkat pentingnya kata atau kalimat yang

dimaksud. Dengan demikian, penggunaan huruf kapital pada tema SIPA 2009

memiliki tujuan bahwa tema SIPA 2009 adalah penting untuk diperhatikan.

Bagian kanan dibawah tema SIPA, terdapat visualisasi seorang penari,

seperti tampak pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1.2. Visualisasi Penari

Seorang penari divisualisasikan dalam poster SIPA 2009 sedang

melakukan satu gerakan tari tertentu. Sang penari diperlihatkan sedang melirik ke

sudut kiri atas. Lirikan mata ini sinergi dengan gerakan tangan sang penari yang

berada di posisi kanan bawah. Sudut pengambilan gambar nampak diambil dari

sisi bawah kanan atau disebut dengan low angle. Teknik pengambilan gambar

tersebut dimaksudkan untuk membuat gambar atau visualisasi nampak lebih besar

dari sebenarnya atau menunjukkan keagungan atau kemegahan. Peneliti

mengamati bahwa tujuan tersebut juga berlaku pada visualisasi sang penari pada

Page 48: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

poster SIPA 2009 yakni ingin mendapatkan kesan kemegahan atau keagungan.

Dari sisi busana dan riasan sang penari digambarkan menggunakan busana tari

kontemporer berikut dengan mahkota dan riasan yang digunakan. Hal ini

mengindikasikan dinamika seni tari yang berpadu dalam busana dan riasan pada

seni tari itu sendiri.

Bagian kedua pada poster SIPA adalah disisi kiri dari poster. pada bagian

kiri poster terdapat ornamen seperti ranting pada buah anggur yang menjalar.

Visualisasi ornament tersebut seperti yang nampak pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1.3. Ornamen Poster SIPA 2009

Ornamen pada SIPA 2009 berada di pojok kiri poster. Ornamen tersebut

digambarkan sebagai ikon dari ranting yang menjalar. Ranting yang menjalar ini

dapat kita temukan misalnya pada tanaman buah anggur. Tanaman buah anggur

memiliki ranting yang menjalar. Bentuk tanaman menjalar pada desain mengacu

pada gaya Art Nouveau. Art Nouveau merupakan salah satu aliran gaya desain

yang berkembang sekitar tahun 1890 sampai dengan 1914 bersamaan dengan

inovasi sinema (Sembach, 2002:8). Art Nouveau dimaksudkan untuk mewakili

perkembangan sosial baru, teknologi baru, dan semangat ekspresi yang baru.

Dibawah ornamen ikon ranting tanaman menjalar, terdapat tulisan acara,

yakni SIPA sekaligus nama panjang dari acara ini. Nama acara tersebut dapat

dilihat seperti pada gambar di bawah ini:

Page 49: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 4.1.4. Nama Acara

SIPA merupakan inti acara kegiatan ini. SIPA merupakan kependekan dari

Solo International Performing Arts. Pada bagian ini, nama SIPA dibuat dengan

huruf kapital dan memiliki ukuran huruf yang paling besar dalam poster.

penggunaan huruf kapital dan ukuran yang paling besar dimaksudkan untuk

menunjukkan acara yang akan dilaksanakan. Dalam konsep desain iklan,

penggunaan ukuran dalam huruf besar merupakan sebuah headline. Headline

merupakan inti dari pesan dalam sebuah konsep iklan. Headline dapat berfungsi

untuk menarik perhatian pembaca, membawa pembaca ke pesan lain dalam

sebuah iklan (body teks), mengkomunikasikan keuntungan dari produk atau jasa

yang ditawarkan, memperkuat nama merk atau nama acara, membuat hubungan

(connection) dengan pembaca, serta memperluas makna visual (Jewler &

Drewniany, 2001:110). Dalam pengamatan peneliti, kelima fungsi headline

tersebut memenuhi fungsi desain poster SIPA 2009. Poster SIPA dalam

pengamatan konsep desainnya mampu menarik perhatian pembaca melalui

penggunaan warna dan pesan verbal yang singkat dan jelas. Poster tersebut juga

mampu membawa pembaca ke pesan lain dalam sebuah iklan (body teks) dengan

cara menghubungkan pesan di dalam poster tersebut dengan penyelenggaraan

Page 50: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

SIPA. Keuntungan jasa juga ditawarkan lewat poster SIPA ini dengan produksi

poster yang dapat membawa keuntungan finansial bagi percetakan serta

keuntungan immaterial bagi masyarakat Solo dengan menjadikan SIPA sebagai

even milik Solo. Dan keuntungan terakhir adalah lewat poster ini mampu

memperkuat nama merk atau nama acara, membuat hubungan (connection)

dengan pembaca, serta memperluas makna visual ke dalam konsep branding Kota

Solo sebagai Kota Budaya.

Bagian kiri poster setelah nama acara adalah lokasi, tanggal pelaksanaan

dan waktu pelaksanaan SIPA, seperti yang nampak pada gamabr di bawah ini:

Gambar 4.1.5. Gambar lokasi, tanggal dan waktu pelaksanaan SIPA 2009

Pada bagian ini, lokasi penyelenggaraan SIPA 2009 dipilih di Pamedan

Pura Mangkunegaran. Pura Mangkunegaran merupakan salah satu Keraton yang

berada di Kota Solo. Pura Mangkunegaran menjadi tempat wisata favorit bagi

wisatawan mancanegara maupun domestik ketika mereka berkunjung ke Solo. Hal

ini disebabkan karena Pura Mangkunegaran menjadi ikon Kota Solo, baik itu ikon

wisata maupun ikon budaya Solo.

Selain menunjukkan lokasi, bagian selanjutnya yang tertulis dalam poster

SIPA 2009 adalah tanggal pelaksanaan SIPA. Pada SIPA pertama ini, tanggal 7 –

10 Agustus 2009 dianggap sebagai tanggal yang tepat bagi penyelenggaraan acara

Page 51: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

ini. Pada bulan Agustus, dalam kalender pendidikan, merupakan bulan kenaikan

kelas, kelulusan siswa dan liburan semester perguruan tinggi. Dengan alasan ini

pula, maka acara dilaksanakan pada tanggal dan bulan tersebut dengan harapan

bahwa banyak dari masyarakat Solo dan sekitarnya yang datang dan menyaksikan

SIPA. Sementara itu, waktu pelaksanaan SIPA dipilih malam hari, yakni pukul

19.00 WIB atau pukul 7 malam. Waktu malam hari dipilih karena pada malam

hari, seluruh aktivitas pendidikan maupun aktivitas kerja sudah berakhir, sehingga

seluruh masyarakat Solo dan dari luar Solo dapat menikmati acara ini dengan

baik.

Bagian terakhir dalam poster SIPA 2009 adalah sponsor acara ini.

Pencantuman sponsor berada di posisi kiri bawah pojok. Sponsor SIPA 2009

nampak seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4.1.6. Sponsor SIPA 2009

Ada tiga sponsor utama dalam penyelenggaraan SIPA 2009, mereka

adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, kursus tari Semarak Candra Kirana Art

Center, dan SIPA Community. Sponsor utama ini muncul dalam poster dalam

bentuk simbol sekaligus indeks melalui logonya masing-masing.

Secara keseluruhan, poster SIPA menggunakan warna emas sebagai warna

dasar dari poster SIPA 2009. Warna emas yang ditampilkan dalam SIPA pertama

menyimbolkan kekayaan (Hindarto, 2006:38). Warna emas juga dikaitkan dengan

Page 52: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

makna elegan, citra high class atau citra kelas atas (Sutiono, 2009:200). Dari

beberapa rujukan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan warna emas

pada desain poster SIPA 2009 ingin memberikan kesan elegan, citra high class,

kejayaan, keagungan, kemewahan dan kemegahan sebuah even yang diklaim

sebagai even berskala internasional.

4.2. Korpus Poster SIPA 2010

Sumber: sipafestival.com/2011

Gambar diatas adalah poster SIPA kedua yang dilaksanakan pada tahun

2010. Poster SIPA 2010 ini peneliti dapatkan dari situs sipafestival.com, sebuah

situs resmi dari penyelenggaraan SIPA. Konsep SIPA 2010 disemua publikasi

sama, hanya media yang digunakan saja yang berbeda, dan masih konsisten

seperti pada SIPA 2009, panitia penyelenggara menggunakan desain poster

dengan menggunakan prinsip keseimbangan Band (Jewler&Drewniany,

Page 53: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2001:149). Band merupakan salah satu jenis layout dasar iklan yang biasanya

digunakan dalam poster untuk media promosi. Layout Band adalah dengan

membagi poster kedalam dua bagian utama, bagian kanan untuk visual yakni

endorser dan ilustrasi sedangkan bagian kiri untuk tulisan yang berisi pesan yang

hendak disampaikan. Perbedaan dalam desain poster SIPA pertama adalah

penempatan visualisasi dan informasi SIPA. Jika SIPA 2009 menggunakan bagian

kanan poster untuk menempatkan visualisasinya, maka pda poster SIPA 2010 kali

ini, sisi kanan poster digunakan untuk pemberian informasi acara. Dan begitu pula

sebaliknya, pada poster SIPA 2010, pada sisi kiri digunakan untuk penempatan

visual atau gambar, sementara di poster SIPA 2009 di bagian kiri digunakan

sebagai tempat untuk menyampaikan informasi mengenai acara SIPA. Untuk

selanjutnya, peneliti akan mengamati bagian demi bagian dalam poster ini.

Bagian pertama yang peneliti amati adalah di bagian kanan poster, posisi

utama ditempatkan nama acara dan nama panjang acara seperti tampak pada

gambar dibawah ini:

Gambar 4.2.1. Nama Acara

Gambar diatas adalah nama acara, yakni SIPA sekaligus nama panjang

acara yaitu Solo International Performing Arts. Posisi nama acara ini berbeda

Page 54: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dengan posisi di poster SIPA 2009. Jika di poster SIPA 2009, nama acara berada

di bagian kanan tengah, pada poster SIPA 2010, posisinya di kanan atas. Hal ini

mengindikasikan pentingnya nama acara ini sekaligus menunjukkan headline dari

poster tersebut. Peneliti masih sependapat dengan Jewler dan Drewniany

(2001:110) bahwa headline dapat berfungsi untuk menarik perhatian pembaca,

membawa pembaca ke pesan lain dalam sebuah iklan (body teks),

mengkomunikasikan keuntungan dari produk atau jasa yang ditawarkan,

memperkuat nama merk atau nama acara, membuat hubungan (connection)

dengan pembaca, serta memperluas makna visual. Dalam pengamatan peneliti,

kelima fungsi headline tersebut memenuhi fungsi desain poster SIPA 2010.

Bagian kedua dari poster setelah pencantuman nama acara adalah lokasi

pelaksanaan, tanggal pelaksanaan waktu dan pelaksanaan, seperti tampak pada

gambar dibawah ini:

Gambar 4.2.2. Lokasi, tanggal pelaksanaan dan waktu pelaksanaan

Body teks pada poster ini adalah penyebutan nama tempat pelaksanaan

acara, tanggal pelaksanaan dan waktu pelaksanaan. Pamedan Istana Mangkunegan

Solo masih menjadi pilihan panitia SIPA untuk melaksanakan acara ini. Masih

konsisten dengan lokasi SIPA pertama, SIPA kedua juga memilih Pamedan Istana

Mangkunegaran sebagai pilihan lokasi yang dianggap tepat untuk berlangsungnya

acara. Seperti yang telah peneliti sampaikan sebelumnya bahwa lokasi tersebut

Page 55: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

merupakan salah satu ikon Kota Solo. Mangkunegaran sebagai ikon wisata Solo

sekaligus ikon budaya Solo. Lokasinya yang tidak jauh dari jalan utama Kota Solo

juga menjadi alasan dipilihnya tempat ini untuk melaksanakan SIPA.

Bagian ketiga dari poster SIPA 2010 adalah penempatan sponsor utama

acara. Logo sponsor sebagai indeks dan simbol sekaligus ditempatkan pada bagian

pojok kanan bawah. Tulisan tidak terlalu besar dan bahkan ukuran tulisan maupun

logo lebih kecil jika dibandingkan dengan tulisan lain yang ada di dalam poster.

gambar sponsor utama dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 4.2.3. Sponsor SIPA 2010

Gambar tersebut adalah gambar sponsor utama SIPA 2010. Sama halnya

dengan penyelenggaraan SIPA 2009, SIPA 2010 kali ini masi disponsori oleh tiga

sponsor utama yakni Pemkot Solo, Semarak Candra Kirana Art Center dan SIPA

Community. Sponsor mencantumkan logonya dalam penyelenggaraan SIPA

sebagai wujud terlibatnya ketiga sponsor dalam SIPA 2010 ini. Logo sponsor

dalam konteks semiotika Pierce dapat dikategorikan sebagai simbol sekaligus

sebagai indeks. Sebagai simbol dan indek, ia menjadi simbol dan rujukan terhadap

institusi atau organisasi yang diwakilinya.

Beralih ke bagian sisi kiri dari poster SIPA 2010, terdapat tema SIPA dan

visualisasi SIPA 2010. Gambar tema SIPA 2010 dapat kita amati seperti di bawah

ini:

Page 56: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar 4.2.4. Tema SIPA 2010

Tema SIPA 2010 adalah Nature Inspires The Soul of Arts. Pilihan jenis

hurufnya adalah cetak miring atau italic dan menggunakan jenis huruf untuk

menulis judul. Hal ini berbeda dengan SIPA 2009 yang menggunakan jenis huruf

kapital untuk penulisan temanya. Di sisi lain, penulisan tema pada SIPA 2010

masih konsisten dengan penulisan tema SIPA 2009 yakni dengan menggunakan

garis bawah atau underline pada penulisan kalimatnya. Garis bawah ini, dalam

pengamatan peneliti, hendak menunjukkan bahwa kalimat tersebut penting dan

diharapkan menjadi pusat perhatian. Mengingat kalimat tersebut adalah tema

SIPA 2010, maka dalam pandangan penulis, penggunaan garis bawah pada

kalimat tersebut telah sesuai.

Bagian selanjutnya di sisi kiri poster setelah tema adalah visualisasi ikon

dari penari. Visualisasi tersebut seperti nampak pada gambar di bawah ini:

Page 57: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 4.2.5 Visualisasi penari pada poster SIPA 2010

Gambar diatas merupakan ikon dari penari. Penari dipilih sebagai

visualisasi karena disesuaikan dengan acara SIPA yakni festival seni tari. Penari

dalam visualisasi ini digambarkan sedang melakukan salah satu gerakan tari. Ia

memegang seuntai padi yang telah menguning, yakni padi yang siap panen.

Busana yang dikenakan masih mengikuti model busana kemben khas busana

perempuan Jawa, namun aksesori yang dipakai di bagian kepala penari merupakan

aksesoris modifikasi. Penari yang dipilih berjenis kelamin perempuan dan sudah

popular di kalangan masyarakat Solo. Penari tersebut adalah Sruti Respati. Sruti

Respati adalah sinden yang berasal dari Kota Solo. Pemilihan orang terkenal

dalam iklan memang memberikan keuntungan. Keuntungan tersebut salah satunya

berupa stopping point yakni perhatian audience dapat dengan mudah didapatkan

karena audience langsung memperhatikan tokoh dalam sebuah media iklan

(Jewler & Drewniany, 2001:8).

Page 58: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Secara keseluruhan, poster ini didominasi oleh warna hijau. Warna hijau

menjadi latar belakang dari poster. warna hijau ini diambil dari warna sawah yang

baru saja ditanami padi. Sawah menjadi pilihan untuk dijadikan tema SIPA 2010

ini karena dianggap mampu mewakili lokalitas masyarakat Indonesia yang

sebagian besar mata pencaharian penduduknya dengan bertani

(www.metrotvnews.com/2012). Indonesia juga disebut sebagai negara agraris

karena mengandalkan sektor pertanian untuk kegiatan ekonominya. Sejalan

dengan pandangan ini, Kusrianto (2007) menyatakan tentang konsep warna pada

desain, bahwa warna hijau pun juga selalu dikaitkan dengan warna alam yang

menyegarkan. Warna hijau dianggap mampu membangkitkan energi dan mampu

memberi efek menenangkan, menyejukkan dan menyeimbangkan emosi.

Page 59: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

4.3. Korpus Poster SIEM 2007

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Korpus tiga merupakan poster SIEM 2007. Poster ini dipasang di beberapa

titik strategis di Kota Solo. SIEM tahun 2007 merupakan SIEM yang pertama kali

digelar di Solo. SIEM pertama ini awalnya diselenggarakan oleh Pemkot Solo.

Even SIEM berikutnya yakni di tahun 2008 dan 2010, SIEM dilaksanakan oleh

pihak swasta dengan mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Surakarta.

Berkaitan dengan poster SIEM tersebut. pemilihan poster dalam beberapa

hal merupakan media below the line yang cukup efektif. Poster sebagai media

Page 60: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

komunikasi massa memiliki nilai penting dalam meningkatkan awareness atau

kesadaran pada khalayak. Yang dimaksud dengan awareness adalah tumbuhnya

kesadaran pada benak khalayak bahwa sebuah acara akan terselenggara sesuai

dengan informasi yang terkandung di dalam poster tersebut. Selain itu, poster

sebagai media luar ruang memiliki keunggulan menarik perhatian konsumen

dalam waktu singkat karena letaknya di pinggir-pinggir jalan utama. Dalam

konteks politik, poster kerapkali digunakan oleh calon wakil rakyat karena

sifatnya yang mampu memberikan pencitraan secara instan. Dalam waktu sekejap,

seseorang yang muncul dalam poster tersebut dapat dikenali dengan mudah.

Namun, selain kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh poster, tetap saja dalam

penggunaannya, poster juga memiliki kelemahan. Pesannya yang singkat dapat

membuat khalayak kesulitan untuk mengartikulasikannya lebih jauh. Apalagi jika

poster tersebut dipasang di pinggir-pinggir jalan yang artinya khalayak melewati

poster tersebut sepintas lalu saja. Pengartikulasian khalayak akan semakin kabur

pada posisi ini.

Secara keseluruhan, konsep desain poster SIEM 2007 ini adalah

menggunakan prinsip keseimbangan Silhouette (Jewler&Drewniany, 2001:149).

Prinsip keseimbangan Silhouette merupakan salah satu jenis layout dasar iklan

yang biasanya digunakan dalam poster sebagai media promosi. Layout Silhouette

adalah dengan membagi poster ke dalam tiga bagian utama, bagian atas sebagai

informasi utama atau headline, bagian kiri poster adalah gambar atau ilustrasi dan

bagian sisi kanan poster adalah informasi tambahan atau body teks. Poster ini

Page 61: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

memiliki ukuran sedang A2 (42 x 59.4 cm) dengan jenis kertas Art Paper 100

gram.

Bagian atas poster adalah informasi utama mengenai SIEM 2007.

Informasi yang disampaikan pada bagian utama tersebut adalah nama acara dan

jenis acara. Gambar nama acara dan jenis kegiatan tersebut dapat dilihat seperti

pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.3.1.Gambar nama acara dan jenis kegiatan

Setidaknya terdapat tiga konsep pada nama acara tersebut, yakni Solo,

International dan Ethnic Music. Solo dalam konsep semiotika Pierce merupakan

sebuah indeks yang merujuk pada nama tempat dan penyelenggara acara, yakni

Kota Solo. International merupakan sebuah indeks yang mengacu pada skala

penyelenggaraan acara yakni bertaraf internasional, yakni mengajak semua musisi

dan penyanyi dari seluruh dunia untuk bergabung dalam acara ini. Ethnic Music

sendiri adalah sebuah indeks yang mengacu pada salah satu jenis musik yang

dikonsepsikan sebagai jenis musik khas daerah atau khas negara tertentu.

Selain nama acara, terdapat pencantuman jenis kegiatan acara. Acara ini

diselenggarakan dengan dua kegiatan utama, yakni Festival dan Konferensi. Kata

Page 62: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

“festival” dalam KBBI berasal dari Bahasa Latin festa yang memiliki makna sama

dengan kata pesta. Secara umum, yang dimaksud dengan festival adalah

sayembara atau perlombaan. Festival dapat dimaknai pula sebagai pesta besar atau

sebuah acara meriah yang diselenggarakan dalam rangka memperingati sesuatu

hal atau satu hari yang bersejarah seperti hari kemerdekaan atau hari kelahiran.

Pesta ini dapat berlangsung selama satu atau beberapa hari dalam seminggu.

Untuk festival yang dilaksanakan oleh SIEM 2007 sendiri bukan ditujukan untuk

sayembara atau perlombaan tetapi sebagai rangkaian pertunjukan musik etnik dari

berbagai belahan dunia. Festival ini dilaksanakan sebagai kegiatan wisata atau

promosi Kota Solo sebagai Kota Budaya.

Kegiatan yang dilakukan SIEM 2007 selain mengadakan festival musik

etnik adalah dengan mengadakan konferensi. Secara umum, yang dimaksud

dengan konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk merundingkan sebuah hal

atau dapat juga sebagai tempat bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang

dihadapi bersama. Dalam pelaksanaan SIEM tahun 2007 ini, konferensi yang

diadakan adalah konferensi musik dalam bentuk temu dialog para pelaku, pemikir,

kritikus, dan pengamat musik nusantara dan internasional dalam menghadapi

tantangan kini dan ke depan. Konferensi tersebut digelar pada tanggal 2 s.d. 5

September 2007 pada pagi hari pukul 10.00-13.00 WIB dengan panelis Ramon

P.Santos (Philipina), Mara Hakim, Goh Hing Lee, James F Sundah, Slamet Abdul

Syukur, Purwanti Kusumaningtyas, dan Endo Swondo. Selain itu juga hadir

beberapa panelis di luar disiplin musik, diantaranya adalah Tung Desem Waringin

Page 63: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/i/iga_mawarni/berita/2007 diunduh

tanggal 26 Mei 2012 pukul 18.45 WIB).

Mengenai penggunaan huruf pada nama acara tersebut, huruf yang

digunakan adalah jenis Times New Roman. Jenis huruf ini mengacu pada sifatnya

yang formal. Nama acara ini juga dibuat dengan huruf kapital dengan ukuran

huruf paling besar jika dibandingkan dengan ukuran huruf dalam poster tersebut.

Penggunaan huruf kapital dan ukuran yang besar memiliki arti bahwa nama acara

ini penting dan menjadi fokus utama informasi pada poster.

Informasi utama lainnya setelah nama acara dan jenis kegiatan adalah

informasi tentang tema acara. Gambar tema acara SIEM 2007 adalah sebagai

berikut :

Gambar 4.3.2.Gambar tema acara SIEM 2007

Tema SIEM pertama ini adalah “Merajut Kebhinnekaan Budaya Bangsa

dan Hubungan Internasional”. Tema tersebut diangkat sebagai wujud semangat

untuk menyatukan musisi nasional dan internasional, dalam sebuah wadah festival

dan konferensi musik etnik internasional. Tema ini juga diangkat karena untuk

pertama kalinya SIEM diadakan di Kota Solo, sehingga Kota Solo sebagai

penyelenggara ingin memperkenalkan diri dan membina hubungan yang baik

dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Page 64: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Di sisi kanan atas pada informasi utama poster SIEM 2007 adalah logo

SIEM. Gambar logo SIEM adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3.3. Gambar logo SIEM

Logo SIEM ini memiliki 4 bagian utama, yakni gambar lingkaran

berwarna biru yang merupakan indeks dari bumi atau bola dunia, dan 3 pita yang

mengitari lingkaran yang berwarna merah, kuning dan putih. Warna pita ini

merupakan indeks yang mengacu pada keragaman ras di dunia. Warna merah

mengacu pada ras Negroid di belahan bumi Afrika, warna kuning mengacu pada

ras Mongoloid yakni ras manusia yang berada di wilayah Asia Timur dan warna

putih mengacu pada ras Kaukasoid yang berada di wilayah benua Amerika dan

Eropa. Melalui indeks ini, pesan yang disampaikan adalah SIEM menjadi wadah

musisi dunia dari berbagai suku bangsa dunia untuk bergabung bersama-sama dan

menikmati musik ethnic bersama di Kota Solo.

Masuk ke bagian kedua pada poster SIEM 2007 terdapat ikon seorang

laki-laki yang digambarkan sedang meniup terompet. Gambar sosok laki-laki

tersebut dapat kita amati sebagai berikut:

Page 65: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 4.3.4. Gambar Endorser SIEM

Dalam visualisasi tersebut, diperlihatkan sosok laki-laki yang bertelanjang

dada sedang meniup benda mirip terompet. Terompet itu diarahkan ke atas diikuti

dengan pandangan mata keatas dan posisi badan menghadap ke atas. Teknik

pengambilan foto laki-laki tersebut hanya setengah badan. Secara keseluruhan,

gambar sosok laki-laki tersebut hampir memenuhi bagian kiri poster. Dengan

pengamatan ini, peneliti menyimpulkan bahwa dengan benda yang dibawa oleh

endorser iklan tersebut hendak menyampaikan pesan bahwa acara musik hendak

dilaksanakan di Kota Solo. Kabar perhelatan musik ini ingin disampaikan dan

diharapkan didengar oleh semua orang, oleh karena itu terompet pun dihadapkan

ke atas seolah-olah hendak mengumandangkan berita ini kepada semua orang di

seluruh penjuru dunia.

Bagian selanjutnya pada sisi kanan poster adalah nama-nama negara

peserta SIEM dan nama-nama peserta SIEM 2007. Nama negara dan nama peserta

ini dapat kita lihat pada gambar berikut:

Page 66: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 4.3.5. Gambar Peserta SIEM

Pada gambar tersebut terlihat jelas nama-nama negara peserta SIEM dan

nama penampil dalam SIEM 2007. Negara peserta SIEM 2007 adalah Belanda,

Iraq, Yunani, Australia, Korea, Bengali, India, Philipina, Papua, Kalimantan,

Padangpanjang, Makassar, Bandung, Palu Aceh, dan tuan rumah SIEM yakni

Solo. Sedangkan nama peserta festival adalah Dwiki Dharmawan & The Next

Generation, Sawung Jabo & Yayi Kakung Group, “Gan” Gilang Ramadhan dan “

Kua Etnika” Djadug Ferianto. Nama negara dan nama peserta dicantumkan

dengan maksud untuk menarik perhatian dan minat masyarakat Solo agar hadir di

acara ini. Ditampilkannya nama-nama negara dan nama peserta SIEM karena

perwakilan negara-negara peserta tersebut berasal dari luar Indonesia selain

karena popularitas para peserta SIEM yang dikenal di seluruh Indonesia. Nama-

nama seperti Dwiki Dharmawan, Sawung Jabo, Gilang Ramadhan dan Djadug

Ferianto merupakan nama-nama musisi terkenal asal Indonesia. Jewler dan

Page 67: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Drewniany (2001) menyebutkan bahwa dengan mencantumkan dan

mendatangkan selebritas pada konsep desain promosi, dapat memberikan efek

stopping point, yakni mampu membuat pembaca iklan atau penonton untuk

berhenti membaca iklan tersebut.

Pencantuman tanggal pelaksanaan dan tempat pelaksanaan SIEM 2007

merupakan pencatuman informasi dalam poster setelah pencantuman nama-nama

negara peserta dari dalam dan luar negeri. Tanggal pelaksanaan dan tempat

pelaksanaan SIEM dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.3.6 Gambar tanggal pelaksanaan dan lokasi pelaksanaan SIEM 2007

SIEM 2007 mengambil lokasi di Benteng Vastenburg, Solo. Benteng

Vastenburg merupakan salah satu tempat cagar budaya yang ada di Kota Solo.

Benteng ini berlokasi di kawasan Gladak, Surakarta. Benteng ini didirikan pada

masa pemerintahan penjajah Belanda atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van

Imhoff. Benteng Vastenburg memiliki fungsi sebagai tempat orang-orang Belanda

untuk mengawasi penguasa Surakarta. Di seberang Benteng ini, terletak kediaman

Gubernur Belanda yang saat ini telah menjadi kantor Balaikota Surakarta. Setelah

kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Benteng ini digunakan sebagai markas

TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970 s.d. 1980-an

bangunan ini digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade

Page 68: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan

sekitarnya.

Mengenai tanggal pelaksanaan SIEM, awalnya pelaksanaan SIEM

direncanakan diadakan pada bulan Agustus, namun karena adanya beberapa

alasan, sehingga waktu pelaksanaan menjadi bulan September. Bulan September

dipilih karena pada bulan ini merupakan masa-masa awal semester baru bari

mahasiswa dan awal-awal masa sekolah tingkat dasar hingga tingkat menengah.

Sesuai dengan kalender pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga jenjang

Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluruh wilayah Indonesia, siswa memulai

proses belajar mengajar pada bulan Juli tahun berlangsung dan berakhir pada

bulan Juli pada tahun yang akan datang. SIEM memanfaatkan momen awal masuk

sekolah karena panitia menganggap beban studi masih belum begitu banyak.

SIEM menjadi pilihan bagi masyarakat Solo, khususnya bagi para siswa dan

orang tua untuk mengisi waktu-waktu senggang mereka dengan melihat acara

SIEM.

Selain pencantuman lokasi dan tanggal pelaksanaan SIEM juga disebutkan

alamat website dari panitia SIEM. Website kini menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern, termasuk bagi masyarakat Solo.

Dengan adanya alamat website tersebut, masyarakat yang ingin mengetahui

informasi mengenai acara ini diarahkan untuk membuka website

www.siemfc.com.

Page 69: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Bagian paling bawah dari poster yang membentang dari ujung kiri poster

hingga ujung paling kanan poster terdapat logo para sponsor SIEM 2007. Gamabr

logo sponsor SIEM 2007 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3.7. Gambar nama negara dan nama peserta SIEM 2007

Gambar tersebut merupakan logo para sponsor SIEM 2007. Logo dalam

konsep semiotika Pierce merupakan simbol sekaligus indeks. Sebagai simbol,

logo memiliki makna eksistensi dari sebuah lembaga atau instansi. Sebagai

indeks, logo merujuk pada lembaga atau instansi yang diwakilinya. Logo para

sponsor yang terantum pada poster tersebut adalah logo PTPN Radio, Ria FM,

Matton Film Production, Garasi Indie Production, Mulia Electronic, Courts, Solo

Radio, Sumber Ria Sound, Metta FM, logo Pemkot Solo, Kita FM, dan Kaos

Oblong. Yang menarik pada pencantuman logo sponsor pada poster ini adalah

logo Pemkot Solo yang disejajarkan dengan logo sponsor lain dalam SIEM 2007.

Berbeda dengan SIPA, logo Pemkot Solo pada poster SIPA dicantumkan menjadi

bagian dari visual poster dan disejajarkan dengan komunitas penyelenggara SIPA

dan kursus tari yang menjadi sponsor SIPA, bukan disejajarkan dengan sponsor-

sponsor lain di SIPA. Pencantuman logo Pemkot Solo pada poster SIEM ini

memunculkan pemaknaan terhadap kontribusi yang dilakukan oleh Pemkot pada

penyelenggaraan acara SIEM. Dalam pengamatan penulis, Pemkot Solo pada

penyelenggaraan SIEM memiliki kontribusi yang sama dengan sponsor lain pada

Page 70: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

SIEM, sementara pada penyelenggaraan SIPA, Pemkot Solo memberikan

kontribusi besar sehingga logo yang dicantumkan diberi porsi sesuai dengan

kontribusi.

Pada poster SIEM 2007 ini secara keseluruhan menggunakan warna dasar

atau background berwarna hitam. Dalam kebanyakan kebudayaan, warna hitam

dianggap sebagai warna yang membawa kesan kesedihan, kejahatan dan

kematian, hal ini kemungkinan karena warna hitam merupakan warna yang kita

lihat di malam hari sehingga menimbulkan kesan tersebut. Namun di sisi lain,

warna hitam dapat juga menggambarkan immortality (keabadian). Warna hitam

juga memiliki daya tarik artistik yang tinggi. Warna hitam digemari karena

menampilkan kesan elegan dan mewah. Dengan demikian, pada poster SIEM

2007 ini nampaknya kesan elegan dan mewah yang ingin coba disampaikan

panitia kepada audience.

Page 71: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

4.4. Korpus Poster SIEM 2008

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Korpus keempat dalam penelitian ini adalah poster SIEM 2008. Poster ini

memiliki ukuran sedang A2 (42 x 59.4 cm) dengan jenis kertas Art Paper 100

gram. Peneliti mendapatkan poster ini dari panitia SIEM. SIEM tahun 2008 ini

menurut pengakuan Ketua SIEM, Putut H Pramono pada situs resmi SIEM, tidak

menggunakan spanduk, umbul-umbul dan baliho untuk sosialisasi festival kepada

Page 72: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

khalayak. Alasannya karena pemasangan media-media promosi tersebut, hanya

akan menambah kotor kota. Selanjutnya panitia menarik perhatian masyarakat

untuk menonton SIEM ini adalah dengan mengadakan acara pre-event dan

membuat promosi dalam bentuk lain yang tidak memproduksi sampah.

Konsep desain iklan SIEM 2008 kali ini menggunakan desain layout

prinsip keseimbangan Band (Jewler&Drewniany, 2001:149). Band merupakan

salah satu jenis layout dasar iklan yang biasanya digunakan dalam baliho atau

poster sebagi media promosi. Layout Band adalah dengan membagi baliho ke

dalam dua bagian utama, bagian kiri untuk visual yakni endorser, ilustrasi, dsb

sedangkan bagian kanan digunakan untuk tulisan yang berisi pesan-pesan yang

hendak disampaikan.

Seperti yang telah penulis sampaikan bahwa tipe desain poster SIEM 2008

ini menggunakan jenis desain Band, maka poster ini terbagi menjadi dua bagian,

bagian ilustrasi dan bagian informasi. Pada bagian ilustrasi, terdapat sebuah ikon

remaja laki-laki yang bertelanjang dada, menggunakan sarung batik bermotif

parang dan memegang garputala. Gambar ikon tersebut dapat terlihat seperti

gambar berikut ini:

Page 73: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 4.4.1 Gambar endorser poster SIEM 2008

Penggunaan tokoh remaja dalam pandangan umum berbicara mengenai

perkembangan remaja itu sendiri. Masa remaja biasanya diasumsikan dengan

masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, dan dalam masa transisi

tersebut remaja menjajaki alternative dan mencoba berbagai pilihan sebagai

bagian dari perkembangan identitas (Santrock, 2003:16). SIEM seperti yang telah

penulis sampaikan sebelumnya, disimbolkan sebagai seorang remaja, karena

SIEM baru dua kali diselenggaran. SIEM dalam masa transisi dan dalam masa

perkembangan identitas untuk menjadi matang. Sehingga dalam pandangan

peneliti, penggunaan tokoh remaja ini hendak mengasosiasikan SIEM yang tengah

menginjak masa remaja.

Pada poster tersebut dipilih remaja laki-laki. Pemilihan tokoh laki-laki ini

untuk menunjukkan citra maskulin. Bahwa dalam penguasaan alat musik, laki-laki

lebih berkembang daripada perempuan. Keunggulan dalam penguasaan musik ini

muncul pula pada poster, yakni endorser tersebut memegang garputala. Garputala

Page 74: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

merupakan alat yang berbentuk seperti garpu bergigi dua (atau berbentuk huruf Y)

dan beresonansi pada frekuensi tertentu bila dihentakkan pada suatu benda.

Garputala berfungsi untuk mencari nada pada musik atau nada suara manusia.

Alat ini sering digunakan oleh konduktor paduan suara untuk mencari nada dasar

lagu pada saat paduan suara tersebut hendak menyanyikan lagu. Garputala dengan

demikian sebagai petanda dari acara yang akan dilaksanakan, yakni acara festival

musik, sekaligus sebagai petanda bahwa laki-laki lebih bisa menguasai alat-alat

musik daripada perempuan. Berbeda dengan SIPA yang dalam dua tahun

penggunaan ikonnya menggunakan ikon perempuan dengan tujuan membangun

citra feminin. Hal ini dapat terlihat pada endorser yang digunakan selama dua

tahun berturut-turut. Seni tari kerapkali diasosiasikan dengan gemulai, lentik dan

lemah lembut yang merupakan ciri feminitas.

Ekspresi wajah yang ditampilkan endorser tersebut adalah dahi agak

berkerut dengan alis mata yang agak sedikit dinaikkan, pandangan mata melirik

ke samping. Ekspresi wajah seperti ini adalah ekspresi wajah seseorang yang

sedang berpikir. Dengan tangan membawa garputala yang posisinya berada di

samping telinga, menciptakan makna bahwa endorser sedang berpikir untuk

mencari nada yang sesuai yang diperoleh dari garputala tersebut. Pencarian nada

merupakan hal yang penting pada pertunjukan musik dan vocal group.

Mengenai busana yang digunakan oleh endorser ini adalah busana

„basahan‟. „Basahan‟ pada busana laki-laki, dalam konteks kultur Jawa, berarti

tidak mengenakan baju atau bertelanjang dada, sementara bagian bawah

menggunakan „jarik‟. „Jarik‟ adalah kain panjang yang dikenakan untuk menutupi

Page 75: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

tubuh sepanjang kaki. „Jarik‟ dalam konteks budaya Jawa merupakan busana khas

yang digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. „Jarik‟ bukan hanya kain

panjang polos, namun kain panjang bermotif. Motif yang digunakan adalah motif

batik. Batik juga merupakan motif khas masyarakat Indonesia, termasuk di Jawa.

Jawa merupakan ikon batik di Indonesia. Endorser pada poster SIEM 2008

menggunakan „jarik‟ dengan motif „Parang‟. Kata „Parang‟ berasal dari kata

„pereng‟ yang berarti „lereng‟. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun

dari tinggi ke rendah dalam bentuk diagonal. Susunan motif ini seperti berbentuk

huruf „S‟ yang jalin-menjalin tidak terputus yang melambangkan kesinambungan.

Bentuk dasar huruf „S‟ ini diambil dari ombak samudra yang menggambarkan

semangat tidak pernah padam.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motif ini merupakan salah

satu motif dasar batik yang paling tua. Pada masa lalu, motif parang sangat

dikeramatkan dan hanya dipakai oleh kalangan tertentu dan acara-acara tertentu

saja. Contohnya, jarik dengan motif parang ini digunakan oleh raja-raja Jawa dan

senopati keraton yang pulang berperang membawa kemenangan. Melalui

penggunaan jarik motif parang ini, senopati ingin menyampaikan kabar gembira

kepada Raja atas kemenangannya.

Motif parang sendiri sebenarnya juga beragam. Ada Parang Rusak yang

khusus digunakan oleh Raja, ada pula Parang Kusuma dan Parang Barong, Parang

Klithik, dsb. Warna dasar motif parang juga berbeda antara motif parang Solo

dengan motif parang Yogyakarta. Motif Parang Solo berwarna coklat atau sering

disebut dengan „Sogan‟ sementara motif Parang Yogyakarta memiliki warna dasar

Page 76: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

putih. Mengamati batik yang digunakan oleh endorser pada poster SIEM 2008,

nampak bahwa endorser menggunakan jenis jarik dengan motif Parang Rusak

Yogyakarta. Parang Rusak merupakan motif batik sakral yang hanya digunakan di

lingkungan Keraton. Namun sekarang ini, penggunaannya telah mengalami

modifikasi. Motif jenis ini tidak hanya digunakan untuk kalangan bangsawan

namun telah digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Motif tersebut juga

merupakan motif khas Yogyakarta, karena warna dasar jarik adalah warna putih,

padahal SIEM ini dilaksanakan di Solo. Dalam pandangan peneliti, terdapat

ketidaksesuaian penggunaan filosofi kemasan pesan dengan pesan yang

sebenarnya ingin disampaikan.

Setelah sisi kanan digunakan untuk penempatan endorser, pada sisi kiri

poster ditempatkan simbol-simbol verbal berupa informasi tentang nama acara

dan jenis kegiatan SIEM. Gambar nama dan jenis kegiatan tersebut dapat dilihat

dibawah ini:

Gambar 4.4.2. Gambar nama acara dan jenis kegiatan SIEM 2008

Gambar tersebut merupakan nama acara yakni SIEM, tahun pelaksanaan

SIEM, dan jenis kegiatan SIEM. Penulisan kata „SIEM‟ dalam poster tersebut

ditulis dengan ukuran yang paling besar dibandingkan dengan ukuran huruf lain di

Page 77: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

dalam poster tersebut. Dengan demikian, kata „SIEM‟ merupakan fokus utama

atau headline pada poster ini. Warna untuk huruf menggunakan warna coklat

gelap yang dapat bermakna kehangatan. SIEM ingin dicitrakan sebagai even yang

bisa dihadiri oleh semua lapisan masyarakat. Dibawah nama SIEM adalah tahun

pelaksanaan SIEM. Pada poster tersebut dijelaskan bahwa SIEM dilaksanakan

pada tahun 2008.

Diatas nama acara nampak gambar logo SIEM 2008. Posisi logo ini berada

tepat diatas huruf “I” pada kata “SIEM”. Hal ini dimaksudkan logo SIEM sebagai

„titik‟ atas pada huruf „i‟ huruf balok atau huruf cetak. Logo SIEM menggunakan

warna dasar emas. Warna emas merupakan turunan dari warna kuning. Warna

emas memiliki warna simbolik yang bernuansa keagungan, kejayaan, kebesaran,

kemegahan dan kemewahan. Sehingga dalam penggunaan warna ini pada logo

SIEM, hendak menyampaikan adanya unsur kemegahan, keagungan, kejayaan dan

kebesaran. Warna logo ini berbeda dengan warna logo SIEM tahun 2007 yang

berwarna-warni. Dalam pengamatan peneliti, kembali terjadi inkosistensi

penyampaian pesan. Menurut peneliti, penggunaan logo harus konsisten,

sekalipun yang terjadi disini adalah penggantian warna. Karena logo merupakan

simbol filosofi dasar sebuah acara atau even sekaligus simbol visi dan misi dari

organisasi tersebut. Apabila berganti-ganti logo ataupun warna logo dapat

mempengaruhi filosofi dasar pendirian institusi atau organisasi atau even

termasuk mempengaruhi merk atau brand tersebut di benak konsumen. Dengan

berganti-gantinya logo atau warna logo dapat menimbulkan ambiguitas makna

dalam diri audience.

Page 78: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Mengenai jenis kegiatan, SIEM 2008 masih konsisten dengan mengadakan

jenis kegiatan yang sama di tahun 2007 yakni festival dan konferensi. Festival

pada SIEM 2008 bukan dimaksudkan sebagai sebuah perlombaan musik

tradisional namun merupakan sebuah parade musik tradisional dari berbagai

dunia. Sedangkan konferensi adalah pertemuan seperti rapat yang mendiskusikan

sesuatu hal tertentu. Dalam pelaksanaan SIEM, pokok bahasan yang dibahas

adalah tentang music khususnya musik tradisional dari berbagai negara sekaligus

membicarakan kemungkinan kerjasama bagi musisi-musisi yang terlibat pada

acara SIEM ini.

Dibawah nama acara dan tahun pelaksanaan, disebutkan tentang tanggal,

waktu dan lokasi penyelenggaraan acara SIEM. Gambar tanggal, waktu dan lokasi

penyelenggaraan dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.4.3 Gambar nama panjang acara dan jenis kegiatan

Pura Mangkunegaran dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan SIEM kedua.

Pura Mangkunegaran merupakan ikon budaya sekaligus ikon wisata di Kota Solo.

Pura Mangkunegaran dipilih karena memiliki posisi yang strategis di Kota Solo

karena lokasinya yang berdekatan dengan jalan utama Kota Solo.

Tanggal pelaksanaan SIEM kedua awalnya dilaksanakan pada bulan

Agustus, namun karena adanya acara World Heritage Cities Conference (WHCC)

atau Konferensi Internasional Kota-kota Warisan Dunia di Solo, oleh karena itu

Page 79: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

maka SIEM dirangkaikan sekaligus dengan acara konferensi. Pelaksanaan acara

SIEM kemudian diundur hingga tanggal 28 Oktober s.d. 1 November 2008.

Berkaitan dengan waktu pelaksanaa, pada baliho tersebut dicantumkan

waktu pelaksanaan acara yakni pukul 20.00 s.d. 23.30 WIB. Hal ini berarti bahwa

penyelenggaraan acara dilaksanakan malam hari. Malam hari dianggap

merupakan waktu yang tepat karena pada malam hari, kegiatan seluruh

masyarakat Solo dan masyarakat pada umumnya telah berhenti. Malam hari

menajdi waktu istirahat bagi sebagian besar orang. Sehingga sajian musik etnik

dari berbagai dunia, dapat dijadikan sebagai sarana melepas lelah setelah seharian

bekerja sekaligus sebagai hiburan tersendiri bagi masyarakat. Bagi panitia,

pemilihan di malam hari juga memberi keuntungan sendiri, sebab malam hari

angina bertiup diatas permukaan bumi. Hal ini mengakibatkan produksi suara

yang dihasilkan alat-alat musik dapat didengar lebih jelas oleh pendengarnya.

Berbeda jika dilaksanakan pada siang hari. Di siang hari udara bergerak dari

permukaan bumi dibawa ke angkasa, sehingga bunyi-bunyian seperti suara alat

musik akan terdengar kurang jelas.

Bagian terakhir dari poster SIEM 2008 ini adalah penyebutan nama-nama

sponsor SIEM 2008. Gambar nama-nama sponsor dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 4.4.4 Gambar logo sponsor SIEM 2008

Page 80: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Ukuran logo terbesar pada gambar tersebut adalah logo Pemkot Solo. Jika

dibandingkan dengan logo lain pada poster ini, maka ukuran logo lain nampak

memiliki ruang yang lebih kecil. Posisi logo Pemkot Solo juga berada di posisi

pertama. Hal ini berbeda jika kita membandingkannya dengan logo SIEM tahun

2007 dimana logo Pemkot Solo memiliki ukuran yang sama besar dengan ukuran

logo lain dalam poster dan posisinya juga bukan posisi pertama, namun

menempati posisi keenam setelah kelima logo sponsor lain. Namun, selain

perbedaan pencantuman peletakan dan ukuran logo, terdapat pula persamaan

penempatan logo Pemkot Solo ini. Pada poster SIEM 2007 dan 2008, logo

Pemkot Solo diposisikan sejajar dengan logo sponsor lain. Berbeda dengan

penempatan logo Pemkot Solo pada Poster SIPA 2009 dan 2010 yang

peletakkannya pada ruang visual dan ruang informasi pada posternya.

Pada pencantuman logo ini, tertulis frase “supported by” yang artinya

acara ini didukung atau disponsori oleh Pemkot Solo, TELKOM Indonesia,

Garuda Indonesia, Hotel Sahid Raya, Hotel Lor In, Kompas, TATV dan Solopos.

Pencantuman keenam sponsor ini tentunya diluar sponsor lain yang medukung.

Peletakan sponsor pada poster sebuah acara mengindikasikan besaran dana yang

diberikan kepada panitia acara.

Page 81: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

4.5. Korpus Poster SIEM 2010

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar tersebut merupakan gambar korpus kelima berupa poster SIEM

2010. Poster ini berukuran 35 cm x 50 cm dengan bahan Art Paper full color.

Secara keseluruhan, konsep desain poster SIEM 2010 ini adalah menggunakan

prinsip keseimbangan Silhouette (Jewler&Drewniany, 2001:149). Prinsip

keseimbangan Silhouette merupakan salah satu jenis layout dasar iklan yang

biasanya digunakan dalam poster sebagai media promosi. Layout Silhouette

adalah dengan membagi poster ke dalam tiga bagian utama, bagian atas sebagai

Page 82: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

informasi utama atau headline, bagian kiri poster adalah gambar atau ilustrasi dan

bagian sisi kanan poster adalah informasi tambahan atau body teks.

Bagian pertama SIEM berupa informasi panitia penyelenggara SIEM 2010.

Informasi ini diposisikan di ujung kiri poster. Gambar informasi tersebut dapat

dilihat seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.5.1. Gambar informasi panitia SIEM 2010

Gambar tersebut adalah gambar informasi mengenai panitia penyelenggara

SIEM 2010. Informasi diawali dengan kata “follow us” yang artinya dalam

Bahasa Indonesia adalah “ikuti kami”. Frase “follow us” ini popular dalam

penggunaannya di twitter. Twitter adalah salah satu media sosial yang ada di

internet yang mengalami perkembangan pesat termasuk di Indonesia. Frase

“follow us” berarti bahwa massa atau audience digerakkan atau diarahkan untuk

mengikuti panitia untuk memfokuskan perhatiannya pada even SIEM ini. “Follow

us” juga dapat dimaknai panitia penyelenggara sebagai sebuah organisasi yang

memiliki ide, menginisiasi ide dan menjadi kreator acara yang kegiatan dan

aktivitasnya diikuti oleh khalayak.

Setelah frase “follow us” diikuti dengan kata “website”, “facebook”,

“fanpage”, “twitter”, dan “email”. Dengan penyebutan kata-kata yang ada dalam

Page 83: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

internet tersebut, dapat diartikan khalayak dapat mengikuti informasi yang lebih

lengkap pada alamat-alamat tersebut. Website biasanya memuat informasi yang

lengkap tentang penyelenggaraan sebuah acara, mulai dari panitia dan alamat serta

nomor telepon yang dapat dihubungi sampai pada nama-nama peserta dan nama

negara asal peserta serta jadwal pelaksanaan acara. Facebook, fanpage dan twitter

merupakan beberapa contoh dari media sosial yang kini berkembang di internet

dan menjadi media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Dengan tingginya penggunaan media sosial-media sosial ini maka dalam

pengamatan peneliti, panitia ingin menarik perhatian dari masyarakat Indonesia

pengguna media sosial-media sosial tersebut. Email sendiri merupakan bentuk

surat elektronik yang berkembang di internet. Email berfungsi seperti surat pada

umumnya, sehingga melalui media ini, khalayak dapat bertukar informasi,

pertanyaan, saran dan kritik seperti halnya ketika khalayak berkirim surat kepada

sebuah organisasi atau instansi atau perusahaan.

Bagian selanjutnya setelah informasi tentang panitia penyelenggara SIEM

adalah nama acara. Gambar nama acara dapat terlihat seperti pada gambar

dibawah ini :

Gambar 4.5.2. Gambar nama acara

Page 84: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar tersebut adalah gambar nama acara yang dilaksanakan, yakni

SIEM yang merupakan kependekan dari nama Solo International Contemporary

Ethnic Music. Pada nama SIEM diakhiri dengan simbol “©” yang diasosiakan

sebagai tanda titik seperti ketika kita menutup sebuah kalimat dengan tanda titik.

Namun tanda titik yang digunakan pada poster ini adalah huruf “c” yang berada di

tengah lingkaran. Penggunaan simbol tersebut dalam arti harfiah memiliki makna

“copyright” atau hak cipta, sehingga simbol tersebut biasanya dicantumkan pada

produk-produk yang memiliki hak cipta. Dalam konteks pelaksanaan SIEM kali

ini, simbol “©” memiliki makna bertingkat atau makna konotasi sebagai tanda

titik pada kata “SIEM” sekaligus sebagai indeks dari kata “contemporary”.

“Contemporary” merupakan kata berarti kontemporer. Kata tersebut

ditambahkan pada nama panjang SIEM pada tahun 2010 ini. Dalam pengamatan

peneliti, kata ini baru digunakan oleh panitia penyelenggara pada tahun 2010.

SIEM 2007 dan 2008 tidak menggunakan kata tersebut.Selanjutnya dalam

pengamatan peneliti, digunakannya kata tersebut karena selama dua tahun

penyelenggaraan SIEM, musik-musik yang disajikan bukan merupakan musik

etnik murni tetapi merupakan modifikasi dengan jenis musik kontemporer atau

jenis music popular. Dengan demikian, digunakanlah kata “contemporary”.

Simbol lain lain yang muncul dalam informasi mengenai acara ini adalah

logo SIEM. Logo SIEM diposisikan tepat diatas huruf “I” pada kata “SIEM”.

Dengan demikian, dapat diartikan, logo tersebut sebagai tanda titik untuk huruf

cetak “i” yang biasa digunakan untuk penggunaan huruf dalam kata. Logo SIEM,

selanjutnya, kembali kepada warna dasar seperti pada SIEM 2007 yang

Page 85: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

menggunakan kombinasi empat warna, yakni biru, merah, kuning dan putih.

Penggunaan warna ini berbeda ketika kita bandingkan dengan penggunaan warna

pada SIEM 2008. Logo SIEM ini memiliki 4 bagian utama, yakni gambar

lingkaran berwarna biru yang merupakan indeks dari bumi atau bola dunia, dan 3

pita yang mengitari lingkaran yang berwarna merah, kuning dan putih. Warna pita

ini merupakan indeks yang mengacu pada keragaman ras di dunia. Warna merah

mengacu pada ras Negroid di belahan bumi Afrika, warna kuning mengacu pada

ras Mongoloid yakni ras manusia yang berada di wilayah Asia Timur dan warna

putih mengacu pada ras Kaukasoid yang berada di wilayah benua Amerika dan

Eropa. Melalui indeks ini, pesan yang disampaikan adalah SIEM menjadi wadah

musisi dunia dari berbagai suku bangsa dunia untuk bergabung bersama-sama dan

menikmati musik ethnic bersama di Kota Solo.

Bagian ketiga dalam desain poster adalah tanggal pelaksanaan acara dan

lokasi penyelenggaraan cara. Gambar tanggal dan lokasi acara seperti terlihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 4.5.3. Gambar pelaksanaan dan lokasi acara

Gambar tersebut adalah gambar pelaksanaan acara SIEM 2010. SIEM

2010 dilaksanakan pada tanggal 7 Juli s.d. 11 Juli 2010. Dalam kalender akademik

sekolah tingkat Dasar sampai tingkat menengah atas, pada bulan ini merupakan

bulan liburan, setelah pada bulan Juni, siswa-siswa melaksanakan ujian akhir

Page 86: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

sekolah. Pada tingkat pendidikan perguruan tinggi pada bulan ini juga masa-masa

libur semester dan pendaftaran mahasiswa baru, sehingga bulan Juli dianggap

tepat oleh panitia untuk menyelenggarakan SIEM 2010.

Waktu pelaksanaan SIEM 2010 adalah pukul 20.00 s.d. 23.00 WIB. Waktu

yang dipilih sama seperti penyelenggaraan SIEM tahun-tahun sebelumnya yakni

pada jam-jam tersebut. Pemilihan waktu di malam hari juga masih konsisten

dengan pemilihan waktu pada tahun-tahun sebelumnya, karena malam hari

merupakan waktu yang paling baik untuk bunyi-bunyian terdengar dengan jelas.

Lokasi pelaksanaan SIEM ketiga ini berbeda dengan SIEM pertama dan

kedua. SIEM 2010 mengambil lokasi di Stadion R. Maladi, Sriwedari. Stadion ini

berlokasi di Jalan Bhayangkara yang merupakan lokasi jantung kota Solo. Stadion

ini pada masa pemerintahan Walikota Solo, Slamet Suryanto diberi nama Stadion

R. Maladi. Maladi merupakan desainer stadion ini sekaligus sebagai salah satu

pejuang asal Solo yang pada masanya berjuang melawan penjajah Belanda.

Maladi juga pernah menjabat sebagai Menteri Olahraga Indonesia. Karena

prestasi-prestasi itulah maka untuk mengenang Maladi, Slamet Suryanto memberi

nama Stadion Sriwedari dengan nama Stadion R. Maladi. Dalam

perkembangannya, yakni tahun 2011, pada masa pemerintahan Walikota Solo,

Joko Widodo, nama stadion ini dikembalikan ke nama semula yakni Stadion

Sriwedari. Dalam sejarah olahraga di Indonesia, Stadion Sriwedari merupakan

stadion tempat diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada tahun

1946. Faktor-faktor kesejarahan inilah yang kemudian dalam pandangan peneliti

Page 87: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

merupakan alasan panitia sehingga memilih tempat ini sebagai tempat untuk

menyelenggarakan SIEM.

Hal lain yang dapat diamati peneliti dari pemilihan lokasi SIEM adalah

selama tiga kali penyelenggaraan SIEM, panitia belum pernah menggunakan

lokasi yang sama sebagai tempat penyelenggaraannya. Setiap tahun pelaksanaan

SIEM selalu mengambil lokasi yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk

eksplorasi tempat-tempat di Solo yang memiliki nilai sejarah dan budaya,

sehingga penonton SIEM dapat mengenali setiap sudut Kota Solo.

Setelah bagian informasi utama atau headline poster, bagian berikutnya

adalah bagian informasi tambahan berupa informasi visual pada sisi kiri poster

dan informasi nama negara dan peserta SIEM pada sisi kanan poster. Bagain

visual poster adalah ditunjukkan dengan gambar berikut:

Gambar 4.5.4. Gambar visual poster SIEM 2010

Gambar tersebut merupakan visual poster SIEM 2010. Visualisasi ini

dalam konsep semiotika Pierce merupakan ikon dari seorang laki-laki yang

Page 88: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

sedang menabuh alat musik sejenis “bedug”. Bedug merupakan alat musik tabuh

tradisional yang biasanya digunakan umat Muslim sebagai penanda waktu Sholat.

Dalam perkembangannya, alat musik ini tidak hanya bisa ditemukan di Masjid

dan digunakan umat Muslim namun telah menjadi bagian dari kehidupan

masyarakat. Pada visual gambar tersebut, ekspresi endorser melihat kearah

samping dengan mulut menganga. Ekspresi seperti ini menunjukkan ekspresi yang

penuh semangat untuk memainkan alat musik yang dipakainya sekaligus ekpresi

kekuatan yang digunakan untuk memukul alat musik tersebut. Tujuannya untuk

membunyikan alat musik sekencang mungkin sehingga gaungnya bisa didengar

oleh banyak orang.

Bagian bodycopy yang lain disebelah visualisasi adalah informasi

mengenai pengisi acara SIEM. Pada bagian ini terbagi menjadi tiga yakni, pengisi

acara yang terdiri dari musisi-musisi popular Indonesia, nama peserta SIEM yang

berasal dari luar Indonesia dan yang terakhir adalah nama peserta SIEM yang

berasal dari Indonesia. Gambar pengisi acara tersebut dapat terlihat seperti

dibawah ini:

Page 89: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Gambar 4.5.5. Gambar daftar peserta SIEM 2010

Yang menarik untuk diamati pada bagian ini menurut peneliti adalah

peletakan posisi peserta SIEM asal luar Indonesia dan asal Indonesia. Nama

peserta dari negara luar Indonesia diposisikan setelah pencantuman nama-nama

peserta SIEM asal Indonesia. Hal ini mengandung arti bahwa panitia SIEM lebih

mendahulukan peserta SIEM dari luar Indonesia karena even ini bertaraf

internasional. Panitia menghargai masing-masing pengisi acara dengan porsi yang

berbedda-beda sesuai dengan posisi masing-masing pengisi acara.

Bagian terakhir dalam konsep desain poster SIEM 2010 adalah

pencantuman logo para sponsor SIEM 2010. Gambar logo para sponsor ini dapat

dilihat sebagai berikut:

Page 90: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Gambar 4.5.6. Gambar visual poster SIEM 2010

Pencantuman nama-nama sponsor ini apabila kita bandingkan dengan

poster SIEM 2008, memiliki perbedaan dari sisi jumlah sponsor. Dalam

pandangan penulis, even ini mulai dikenal masyarakat Solo sehingga mulai

menjadi perhatian khusus dari pihak sponsor. Pihak sponsor berani

mempromosikan produk atau jasanya melalui even ini. Pada bagian sponsor ini

terbagi menjadi dua bagian yakni penyebutan penyelenggara dan penyebutan

sponsor SIEM. Pada bagian penyebutan penyelenggara, SIEM Community dan

IDEA Production merupakan dua nama yang tercantum dalam poster tersebut.

Pemkot Solo sebagai pendukung acara SIEM, disebut sebagai sponsor pertama

dalam poster tersebut. Setelah Pemkot Solo, disebutkan nama sponsor lainnya

yakni Djarum, Metro TV, Kompas, Sriwijaya Air, Larasati, Omah Sinten, Soga,

Griya Teratai, Rumah Turi, The Sunan Hotel, Kusuma Sahid Raya Hotel, Sahid

Jaya Hotel, Best Western Premier Hotel, Lor In Hotel, Goela Klapa, Roemahkoe,

de Tree, Sidomuncul, Hailai, PT Perkebunan Nusantara, Solopos, Cosmopolitan,

Solo Radio, Prambors Radio, Fiesta FM, Solopos FM, Metta FM, PTPN, Ria FM,

Karavan, Jimbaran, Comsogirl, Bazaar, Amica, Esquire, Goodhousekeeping, dan

Page 91: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Trax. Penyebutan penyelenggara dan sponsor menggunakan Bahasa Indonesia,

berbeda jika kita amati pada poster SIEM 2008.

4.6. Korpus Katalog SIEM 2007

Gambar 4.6.1. Katalog SIEM 2007

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Korpus enam berupa katalog SIEM 2007. Katalog ini berukuran 21 cm x

26 cm. Katalog SIEM 2007 berwarna coklat keemasan dan dicetak dengan jenis

kertas Art Paper. Katalog ini memiliki 66 lembar halaman dan dicetak sebanyak

500 eksemplar. Informasi didalam katalog SIEM disampaikan dalam dwi bahasa

yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Isi katalog SIEM 2007 adalah

Sambutan dari Menteri Pariwisata dan Budaya, Sambutan dari Walikota Solo,

Sambutan dari Ketua Panitia SIEM, Jadwal Festival, Jadwal Konferensi, Jadwal

Workshop, Profil SIEM, Profil Delegasi SIEM dari Indonesia, Profil Delegasi

SIEM dari luar Indonesia serta pencantuman nama-nama sponsor dan logo

Page 92: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

sponsor. Katalog SIEM ini diberikan kepada para delegasi SIEM dari dalam dan

luar Indonesia serta dikirimkan kepada Kedutaan-Kedutaan Indonesia di luar

negeri.

4.7. Korpus Katalog SIEM 2008

Gambar 4.7.1. Katalog SIEM 2008

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Korpus selanjutnya adalah katalog SIEM 2008. Katalog ini berukuran 19,5

cm x 19 cm. Katalog SIEM 2008 berwarna coklat keemasan dan dicetak dengan

jenis kertas Art Paper. Katalog ini memiliki 80 lembar halaman dan dicetak

sebanyak 500 eksemplar. Katalog SIEM ini diberikan kepada para delegasi SIEM

dari dalam dan luar Indonesia serta dikirimkan kepada Kedutaan-Kedutaan

Indonesia di luar negeri.

Informasi didalam katalog SIEM disampaikan dalam dwi bahasa yakni

Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Isi katalog SIEM 2008 adalah Sambutan

dari Ketua Panitia SIEM, Sambutan dari Walikota Solo, Jadwal Festival, Jadwal

Workshop, Profil SIEM, Jadwal Konferensi, Profil Delegasi SIEM dari Indonesia,

Page 93: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Profil Delegasi SIEM dari luar Indonesia, Profil Kurator dan pencantuman nama-

nama sponsor dan logo sponsor.

4.8. Korpus Katalog SIEM 2010

Gambar 4.8.1. Katalog SIEM 2010

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Korpus delapan berupa katalog SIEM 2010. Katalog ini berukuran 20,5

cm x 20,5 cm. Katalog SIEM 2010 berwarna coklat keemasan dan dicetak dengan

jenis kertas Art Paper. Katalog ini memiliki 68 lembar halaman dan dicetak

sebanyak 500 eksemplar. Informasi didalam katalog SIEM disampaikan dalam

dwi bahasa yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Isi katalog SIEM 2010

adalah Sambutan dari Ketua Panitia SIEM, Sambutan dari Walikota Solo, Jadwal

Festival, SIEM Profile, Panitia SIEM, Profil Delegasi SIEM dari dalam dan luar

negeri, Kata-Kata Apresiasi serta pencantuman nama-nama sponsor dan logo

sponsor.

Page 94: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

BAB V. ANALISIS DATA

Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang bahwa penelitian ini

mengambil objek Solo International Ethnic Music (SIEM) dan Solo International

Performing Arts (SIPA). SIEM merupakan acara festival musik yang

mendatangkan sejumlah musisi dari dalam maupun luar negeri. Tujuan

dilaksanakannya SIEM adalah untuk menjaga kelangsungan tradisi dan menjaga

Solo sebagai Kota Budaya (http://www.detiknews.com/2011).

SIEM pertama kali dilaksanakan pada tahun 2007 dengan mengambil

lokasi di kawasan cagar budaya Benteng Vastenburg Solo. SIEM digelar dengan

format pertunjukan musik yang disajikan dalam bentuk etnik tradisional, etnik

kontemporer dan etnik entertainment. Sedangkan waktu pertunjukannya adalah

pagi, sore dan malam hari. Selain pertunjukan musik, pagelaran SIEM juga

menampilkan sejumlah sesi diskusi, workshop, demo alat musik etnik dan lain

sebagainya. Pada SIEM kali pertama dipamerkan juga alat musik etnik, partitur,

buku, video, kaset, CD, VCD serta DVD. Musisi luar negeri yang hadir pada saat

itu adalah musisi dari Irak, Yunani, Korea, Belanda, Australia, India, Bengali

(India Timur) dan Filipina. Sedangkan dari dalam negeri terdapat sejumlah musisi

dari Padang Panjang, Bengkulu, Jabar, Madura, Makassar, Palu, Aceh, Papua,

Yogyakarta serta seniman dari Solo. Musisi Indonesia popular yang pernah ikut

memeriahkan SIEM diantaranya adalah musisi Dwiki Darmawan, Gilang

Ramadhan, Dewa Budjana, Djaduk Ferianto, Iga Mawarni dan Waldjinah.

93

Page 95: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Pada penyelenggaraan perdananya tahun 2007 silam, panitia mengklaim

bahwa respon dari masyarakat yang hadir pada saat itu diluar dugaan panitia dan

Pemerintah Kota. Selama sepekan pelaksanaan SIEM, jumlah penonton yang

hadir pada pagelaran musik tersebut diperkirakan berjumlah lebih dari 50.000

orang yang berasal dari berbagai kota. Sehingga kemudian, panitia SIEM 2007

mentargetkan penyelenggaraan SIEM pada tahun 2008 mampu mendatangkan

penonton dari berbagai penjuru kota. Inilah yang disebut dengan strategi multi

player effect (http://siemfestival.wordpress.com/2011). Sebagai salah satu strategi

Solo City Branding, tentunya Pemerintah Kota Solo menaruh harapan kepada

SIEM. Beban tidak ringan bagi SIEM. Di satu pihak mengemban fungsi sebagai

ajang capaian prestasi para musisi etnik dari berbagai latar belakang kultural, dan

di lain pihak menjadi salah satu strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat di

Kota Solo dan sekitarnya.

Dalam perkembangannya, selanjutnya SIEM dilaksanakan pada tahun

2008. SIEM pada tahun 2008 dilaksanakan di Pura Mangkunegaran Surakarta.

SIEM 2008 mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat Solo sama seperti

pelaksanaan SIEM yang pertama. Tahun 2009 SIEM tidak dilaksanakan. Hal ini

disebabkan karena SIPA pertama lahir pada tahun 2009. SIEM dan SIPA

direncanakan dilaksanakan secara bergantian setiap tahun, sehingga di dalam

penyelenggaraannya SIEM dan SIPA menjadi even Biennale, yakni even seni

yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. SIEM kembali dilaksanakan pada

tahun 2010. Tahun 2010 SIEM dilaksanakan di Stadion R Maladi Sriwedari.

Karena masuk dalam konsep Biennale, maka SIEM selanjutnya dilaksanakan di

Page 96: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

tahun 2012. Namun SIEM 2012 urung dilaksanakan karena terjadi perdebatan

tentang lokasi pelaksanaan SIEM. SIEM pada akhirnya urung dilaksanakan.

Namun, di tanggal yang sama, muncul even musik yang bertema budaya namun

memiliki nama acara yang berbeda. Kereta Kencana World Music Festival (KWF)

adalah nama acara tersebut. KWF diselenggarakan di lokasi Pabrik Gula

Colomadu, Karanganyar. Menurut anggapan masyarakat umum, KWF merupakan

even musik pengganti SIEM. Namun pihak panitia KWF tidak menyatakan bahwa

KWF adalah pengganti SIEM.

Objek penelitian kedua yang hendak diteliti adalah Solo International

Performing Arts (SIPA). SIPA merupakan bentuk even budaya yang khusus

menampilkan seni pertunjukan. Yang mendasari diselenggarakannya SIPA adalah

bahwa seni pertunjukan tidak sekadar untuk persoalan kesenian, namun seni

pertunjukan yang sekaligus menjadi benang merah dari semangat kebersamaan.

SIPA mulai dilaksanakan pada tahun 2009, sehingga pada bulan Juli 2011 ini,

dilaksanakan SIPA yang ketiga (http://sipafestival.com/2011). Berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan Ketua SIPA, Irawati Kusumorasri pada tanggal 13 Juli

2011 pukul 12.46 WIB, SIPA nantinya diharapkan dapat menjadi kebanggaan

masyarakat Solo. Konsep penyelenggaraan SIPA adalah even ini bukan milik

Ketua SIPA, bukan milik panitia, bukan milik pemerintah kota. Tetapi even ini

adalah miliknya masyarakat Solo. Artinya ketika SIPA dilaksanakan, seluruh

masyarakat Solo bergerak. Bergerak yang dimaksudkan adalah bergerak dari sisi

ekonomi. Meningkatnya jumlah pengunjung hotel di Solo karena kehadiran

delegasi dan penonton dari luar kota, meningkatnya layanan jasa travel karena

Page 97: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

keberadaan event SIPA, meningkatnya jumlah pengunjung di restoran akibat

meningkatnya penonton SIPA yang hadir di Kota Solo, meningkatnya penghasilan

pengrajin souvenir karena penonton yang ingin membeli souvenir SIPA, dll.

Selanjutnya, sesuai dengan deskripsi korpus penelitian di bagian penyajian

data peneliti akan melakukan analisis 8 korpus yang terdiri dari poster dan katalog

sebagai media promosi SIEM dan SIPA dengan menggunakan teori message

studies yang dikembangkan oleh Purwasito. Analisis dilakukan dengan cara

menganalisis simbol-simbol dalam poster dan katalog SIEM guna mengetahui

alasan dibalik penciptaan simbol-simbol tersebut dan dengan tujuan apa simbol-

simbol tersebut pada akhirnya diciptakan. Pada proses analisis, peneliti

menggunakan beberapa media promosi, yakni poster dan katalog SIEM dan SIPA

untuk diteliti karena konsep promosi di semua media yang digunakan oleh SIEM

dan SIPA sama.

Menjawab pertanyaan penelitian pada Bab I serta berdasarkan latar

belakang masalah dan fakta-fakta yang ada, kajian ini berangkat dari tiga

pertanyaan yang berbasis pada teori message studies, yakni (1) Apakah yang

dimaksud dengan SIEM dan SIPA? Apa kaitan antara SIEM dan SIPA dengan

branding Kota Solo sebagai Kota Budaya? (2) Bagaimana konstruksi pesan SIEM

dan SIPA untuk mem-branding Kota Solo sebagai Kota Budaya? (3) Mengapa

pesan SIEM dan SIPA tersebut dikemas sedemikian rupa? Apa makna kemasan

pesan tersebut? Hal-hal tersebut merupakan persoalan yang akan dicari

jawabannya dalam penelitian ini.

Page 98: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Untuk menjawab tiga persoalan tersebut, peneliti mengajukan tiga kategori

meliputi: (1) penggunaan jargon-jargon dalam konstruksi pesan, (2) penggunaan

logo dalam konstruksi pesan, dan (3) penggunaan referensi lokal.

Konstruksi pesan, sebagaimana dijelaskan Purwasito dalam buku Message

Studies (2003:15) adalah sebuah upaya untuk mengkaji bagaimana pesan secara

teknis verbal dan non verbal dibangun dengan tujuan memperkuat bobot pesan

agar mencapai derajat tertentu, seperti optimalitas pesan, efektifitas dan

keberhasilan yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek seperti

bentuk fisik dan tipologi, struktur pesan, imago mundi, latar belakang produktor,

distributor dan bahasa. Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Purwasito (2003)

ini, maka penulis akan mengamati bentuk fisik dan tipologi, struktur pesan, imago

mundi, serta bahasa yang digunakan melalui korpus-korpus yang peneliti ajukan.

Proses selanjutnya setelah mengetahui fisik dan tipologi, struktur pesan, serta

imago mundi pada setiap korpus, maka peneliti akan menganalisa pula latar

belakang produktor dan distributor demi mengetahui optimalitas pesan, efektivitas

dan keberhasilan pesan yang diinginkan oleh produktor.

Konstruksi pesan, dengan demikian adalah sebuah upaya untuk mengkaji

bagaimana pesan secara teknis verbal dan nonverbal dibangun dengan tujuan

memperkuat bobot pesan agar mencapai derajat tertentu, seperti optimalitas pesan,

efektifitas dan keberhasilan yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

aspek seperti bentuk fisik dan tipologi, struktur pesan, imago mundi, latar

belakang produktor, distributor dan bahasa sebagaimana dijelaskan Purwasito

dalam buku Message Studies (2003:15).

Page 99: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Dikaitkan dengan penelitian tentang Kota Solo ini, Kota Solo telah

memposisikan dirinya untuk dicitrakan sebagai Kota Budaya. Untuk melihat

apakan pesan pencitraan Kota Solo sebagai Kota Budaya ini sudah sesuai dengan

harapan masyarakat Solo dan pemerintah Kota Solo, maka secara khusus peneliti

hendak melakukan analisis tersebut melalui pengamatan terhadap pesan-pesan

dalam paket promosi SIEM dan SIPA.

A. Penggunaan Jargon pada even SIEM dan SIPA

Analisis pertama yang penulis ajukan adalah mengenai kategorisasi

penggunaan jargon-jargon pada konsep pesan iklan SIEM dan SIPA. Konsep

pesan iklan SIEM dan SIPA di dalam konstruksi pesannya menggunakan jargon-

jargon untuk mengingatkan khalayak tentang acara yang akan diselenggarakan.

Menurut KBBI (Alwi et.al, dalam Manurung, 2009) yang disebut dengan

“jargon” adalah kosakata khusus yang dipergunakan dalam bidang kehidupan

(lingkungan) tertentu. Pemahaman ini mengandung arti bahwa jargon digunakan

dalam sebuah situasi tertentu. Melengkapi yang tertulis di dalam KBBI, Harimurti

Kridalaksana (dalam Manurung, 2009) dalam Kamus Linguistik menyatakan

bahwa jargon adalah kosakata yang khas yang dipakai dalam bidang kehidupan

tertentu, seperti yang dipakai oleh montir-montir mobil, tukang kayu, guru

bahasa, dan sebagainya yang tidak dipakai dan sering tidak dipahami oleh orang

dari bidang lain. Sementara itu, dalam Tesaurus Bahasa Indonesia (dalam

Manurung, 2009), jargon disebut juga “patois”, “slang”, atau “slogan”. Dengan

demikian, peneliti dapat menyimpulkan dari pendapat beberapa sumber tersebut

Page 100: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

bahwa jargon yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kosakata yang khas yang

dipergunakan dalam bidang kehidupan tertentu. Kekhasan ini mengacu pada suatu

tempat, acara atau kegiatan tertentu. Dengan demikian, berdasarkan pada

beberapa konsep tersebut, maka peneliti mengajukan argumentasi bahwa jargon

sama dengan konsep “slogan” sesuai yang dimaksud dalam Tesaurus Bahasa

Indonesia.

Berbicara mengenai slogan, Decrop (2007:505) menyatakan bahwa slogan

dapat pula berarti headline. Dalam semua format iklan, khususnya iklan cetak,

terdiri dari beberapa komponen. Elemen-elemen kunci dalam iklan cetak adalah

headline atau slogan itu sendiri, visual, subheadline, body copy, captions, boxes

and panels, dan logotypes (Decrop, 2007, 506). Dengan demikian, slogan dapat

diasumsikan pula sebagai headline dari sebuah iklan cetak.

Istilah headline merujuk pada kata-kata yang digunakan yang posisinya

berada di bagian paling utama (leading position) dalam sebuah iklan. Kata-kata

tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian dan agar pertama kali dibaca oleh

seseorang. Belch & Belch (dalam Decrop, 2007:512) menyatakan sebuah

penelitian menunjukkan bahwa headline merupakan elemen pertama iklan yang

dilihat seseorang, baru seteleh itu adalah elemen visual dari sebuah iklan. Sebuah

riset tentang pariwisata menyatakan bahwa 66% masyarakat lebih memperhatikan

headline dan ilustrasi dari sebuah iklan, sementara hanya 15% dari masyarakat

tersebut yang memperhatikan body copy iklan. Oleh karena alasan inilah, maka

headline ditempatkan dengan lebih hati-hati dan biasanya dituliskan dengan tipe

huruf yang lebih besar daripada tipe huruf lain dalam sebuah iklan.

Page 101: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Penulis kemudian memberikan argumentasi berkaitan dengan temuan-

temuan dalam jargon pada penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Jargon sama dengan nama even

Jargon SIPA 2009 dan SIPA 2010 adalah juga nama acara even.

Penggunaan jargon yang sekaligus digunakan sebagai nama acara SIPA muncul

pada korpus 4.1.4 dan korpus 4.2.1 seperti yang nampak pada gambar dibawah

ini:

Gambar 5.1.

Nama acara sekaligus jargon SIPA 2009

Gambar 5.2.

Nama acara sekaligus jargon SIPA 2010

Korpus 1.4 dan korpus 2.1. merupakan nama acara yang sekaligus

digunakan oleh panitia penyelenggara sebagai jargon sebuah even. Nama acara,

yakni Solo International Performing Arts atau disingkat dengan nama “SIPA”,

digunakan secara bersama-sama sebagai nama acara even dan jargon acara

tersebut.

Page 102: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

SIPA sebagai sebuah even, pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009.

SIPA 2009 merupakan SIPA yang pertama kali digelar pada masa pemerintahan

Walikota Solo, Joko Widodo atau akrab disapa dengan nama Jokowi. Menurut

pengakuan panitia penyelenggara dan Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Solo,

even ini dilaksanakan mengacu pada visi Kota Solo yang termaktub di dalam

Peraturan Daerah Kota Surakarta No.2 tahun 2007. Visi Kota Solo sebagaimana

dinyatakan dalam Perda tersebut adalah mewujudkan Solo sebagai Kota Budaya

yang didasarkan pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan

olahraga. Visi Kota Solo ini kemudian dikemas kembali dalam periode kedua

pemerintahan Jokowi dengan menyatakan bahwa Pemerintah Kota Solo pada

kurun waktu 2010-2015 hendak meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

kemajuan kota berdasarkan semangat Solo sebagai Kota Budaya.

Penyelenggaraan even SIPA diharapkan dapat memenuhi visi Kota Solo tersebut.

Kata “SIPA” selain digunakan sebagai nama acara, ia juga digunakan

sebagai sebuah jargon. Jargon dalam konsep periklanan, umumnya dikembangkan

untuk mengiklankan sebuah produk atau jasa. Dewasa ini, ada beragam jargon

yang dikembangkan oleh pengiklan. Jargon-jargon ini bahkan seringnya

digunakan oleh masyarakat kita dalam percakapan mereka sehari-hari. Beberapa

jargon yang terkenal untuk mengiklankan sebuah produk misalkan adalah jargon

“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda”. Jargon ini

merupakan jargon iklan sebuah produk parfum terkenal di Indonesia. Jargon

tersebut bukan merupakan nama produk parfum yang ditawarkan. Jargon dalam

konteks iklan parfum ini merupakan kosakata khusus yang digunakan pada situasi

Page 103: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

tertentu yakni dalam situasi sedang menawarkan sebuah parfum kepada calon

konsumen dan atau kepada pelanggan. Contoh lain dari jargon yang digunakan

dalam sebuah penawaran jasa adalah jargon iklan layanan jasa telekomunikasi

ternama di Indonesia. Dalam iklannya, bintang iklan berkata “Aku enggak punya

pulsa…”. Jargon untuk menawarkan jasa layanan telekomunikasi inipun bukan

merupakan nama instansi penyedia layanan jasa. Jargon dalam iklan ini

dipergunakan sebagai pengingat bagi khalayak untuk menggunakan jasa layanan

telekomunikasi tersebut ketika sedang tidak memiliki pulsa untuk berkomunikasi.

Kedua contoh diatas merupakan contoh penggunaan jargon pada sebuah

produk atau jasa yang diiklankan. Bagi sebuah penyelenggaraan festival,

umumnya jargon yang digunakan adalah nama acara festival itu sendiri. Hal ini

seperti terlihat pada penyelenggaraan acara Jogja Asian Film Festival 2011. Jogja

Asian Film Festival menggunakan nama acara sebagai jargon, sedangkan tema

yang dipilih berubah-ubah setiap tahun disesuaikan dengan dinamika sosial,

budaya, politik yang berkembang pada setiap tahunnya.

Tema Jogja Asian Film Festival 2011 misalnya, mengambil tema

“Multitude”. Tema ini diangkat sebagai bentuk penghormatan para sineas

terhadap masyarakat dan komunitas dengan segala jenis bentuk masyarakat dan

komunitas tersebut. Tema yang dikembangkan oleh panitia ini juga sebagai sarana

pembacaan sosiologi film dalam beragam dimensi serta sebagai bentuk kritik

terhadap lembaga formal film yang dianggap tidak mampu menjalankan misinya

dengan baik. Demikian pula dengan penyelenggaraan festival di negara lain,

Page 104: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

menggunakan nama acaranya sekaligus sebagai jargon dari penyelenggaraan even

tersebut.

Cannes Film Festival (CFF) di Perancis merupakan contoh lain dari even

yang menggunakan nama festival sekaligus sebagai jargon acaranya. CFF

merupakan referensi yang dirujuk oleh ketua penyelenggara SIPA untuk

menciptakan dan mengelola even SIPA.

Gambar 5.3. Message Engineering even SIPA

Diunduh dari www.festival-cannes.fr

CFF tidak memiliki jargon dalam setiap penyelenggaraannya. CFF

menggunakan tema dalam setiap penyelenggaraan acaranya untuk menunjang

jargonnya agar diingat oleh khalayak. CFF menjadi inspirasi bagi

penyelenggaraan SIPA oleh karena CFF merupakan even festival film lokal di

Perancis namun memiliki dampak popularitas hingga ke berbagai negara di

Page 105: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

seluruh dunia. Perjalanan CFF sampai sedemikian popular melewati proses yang

panjang.

Cannes Film Festival dimulai di akhir tahun 1930-an dan terus

berkembang hingga abad 21. Festival Film Cannes merupakan salah satu even

yang paling berpengaruh di dunia perfilman internasional. Popularitas Cannes

Film Festival menurut DiMare (2011:913) lebih dari sekadar pertunjukan artistik,

namun festival ini merupakan wadah kerjasama internasional dan bahkan sebagai

tempat dimana sirkulasi jutaan dollar berlangsung dan peningkatan karir dan

debut artis terjadi pada festival ini.

Berlokasi di Mediterania, Kota Cannes memiliki sejarah yang panjang

sebagai tempat pertemuan internasional. Pada abad 19, Kota Cannes menjadi

tempat favorit sebagai tempat tujuan liburan para aristokrat Inggris. Mereka pergi

ke lokasi ini karena cuaca di Inggris pada masa-masa liburan mereka dianggap

kurang menyenangkan. Dengan kehadiran para tamu elit ini, mulailah

bermunculan hotel-hotel bintang lima, vila-vila yang mewah dan spa-spa

kesehatan di sekitar kota tersebut.

Pemilihan lokasi di kota Cannes dianggap sebagai lokasi yang tepat bagi

penyelenggaraan festival film internasional karena penyelenggara festival ingin

menciptakan kerjasama global sebagai respon atas berkembangnya ancaman

facisme kala itu. Hasilnya kemudian adalah Festival Film Cannes pertama kali

diselenggarakan. Festival Film Cannes atau Le Festival International de Cannes

ini terlaksana atas usaha yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan Nasional

Perancis, Jean Zay dan dari dukungan Aliansi Perancis di Inggris dan Amerika.

Page 106: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

CFF pertama kali diselenggarakan pada bulan September 1939 dengan

Louis Lumiere sebagai presiden festival. Selama Perang Dunia II, festival ini

ditunda, dan kemudian dilaksanakan kembali pada tahun 1946. Secara khusus,

masa-masa setelah perang ini menjadikan CFF memfokuskan tujuannya pada

kerjasama internasional. Sebagai festival yang pertama kali dilaksanakan setelah

masa perang, festival ini kemudian dilaksanakan untuk membangun kembali

hubungan internasional. Sutradara film Italia menyebutnya sebagai “the

international language of film”. Meskipun sebenarnya festival ini bertujuan untuk

mengembangkan hubungan bilateral, namun CFF membuka dirinya untuk

pendaftaran film dari berbagai belahan dunia. Tidak mengejutkan jika kemudian

pembuat-pembuat film dari Perancis, Italia, dan Amerika Serikat mendaftarkan

film-film mereka. Dengan kehadiran mereka, penyelenggara festival kembali

menekankan bahwa festival ini merupakan sebuah wadah selebrasi dunia

perfilman di seluruh dunia. Kemudian berdatanganlah para pembuat filam dari

Meksiko, India, Jepang dan Mesir. CFF terus berlangsung hingga saat ini dan

menghasilkan penghargaan-penghargaan bergengsi yang diperebutkan oleh

seluruh pembuat film dan artis di seluruh dunia.

Penyelenggaraan even SIPA apabila dilkaitkan dengan penyelenggaraan

CFF di Perancis merupakan sebuah bentuk message engineering. Konsep message

engineering mengacu kepada konsep yang dikemukakan oleh Purwasito (2003)

bahwa sebuah bentuk even atau produk-produk budaya lain yang sifatnya

material, digerakkan oleh akal, pikiran dan rasa dari manusia. Pemikiran

Purwasito ini sejalan dengan pemikiran Koentjaraningrat yang menyatakan bahwa

Page 107: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

budaya merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Dengan demikian, peneliti

menyatakan bahwa even SIPA merupakan message packaging yang

kemunculannya didasari dari message engineering si pencipta lewat rasa dan

karsanya.

Dalam konteks penyelenggaraan SIPA yang ingin menyamakan posisinya

dengan penyelenggaraan CFF di mata dunia, bisa saja terjadi dan bisa juga tidak

terjadi. Peneliti beragumentasi bahwa kemungkinan SIPA sejajar dengan CFF

oleh karena saat ini kerjasama global dan atau kerjasama internasional sekarang

ini sedang berkembang dengan pesat. Perkembangan kerjasama internasional

dipicu dengan kemajuan teknologi dan komunikasi di seluruh dunia. Dunia saat

ini tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan wilayah geografis. Batas-batas ini telah

diatasi dengan kehadiran teknologi komunikasi seperti televisi, radio, dan yang

baru berkembang saat ini, yakni internet. Dengan keberadaan teknologi

komunikasi ini, maka kerjsama internasional sangat mungkin terjadi, bahkan

melalui penyelenggaraan sebuah even semacam SIPA.

Disisi lain, penyelenggaraan SIPA yang dicita-citakan seperti

penyelenggaraan CFF di Perancis tidak dapat terlaksana karena situasi dan kondisi

yang berbeda dari pelaksanaan kedua even. CFF lahir di Perancis sebagai tempat

wisata aristokrat Inggris yang kemudian berkembang bukan hanya sebagai sebuah

wadah penyelenggaraan festival film. Dibalik penyelenggaraan CFF ini lebih

kental aroma muatan-muatan politik diantara negara-negara peserta festival. Hal

ini berarti bahwa ada keterlibatan dan kepentingan dari pemerintah kota dan dan

masing-masing negara peserta CFF. Keterlibatan mereka bukan hanya sebagai

Page 108: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

pemberi dana stimulan, namun memikirkan bentuk-bentuk kerjasama bilateral,

multilateral dan bahkan kerjasama internasional dan juga kepentingan politik

diantara para delegasi dari masing-masing negara peserta festival.

SIPA sendiri merupakan even lokal yang mengangkat seni tari sebagai

bentuk pertunjukkannya. SIPA dilaksanakan di Kota Solo yang saat ini tengah

mencitrakan dirinya sebagai Kota Budaya. Kota Solo hingga sekarang belum

menjadi pilihan utama bagi penduduk di kota lain bahkan di negara lain sebagai

tempat wisata dan tempat untuk menghabiskan masa-masa liburan mereka. Kota

Solo masih terus berbenah dan mencari bentuknya untuk menjadi pilihan utama

untuk dikunjungi masyarakat luas. Kondisi ini pula yang dalam pandangan

peneliti, belum mampu membuat SIPA untuk menjadi pilihan favorit masyarakat

untuk dinikmati.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan SIPA adalah

perlunya keterlibatan pemerintah kota dan bahkan keterlibatan negara untuk

menjadikan even ini bukan sekadar even yang harus terlaksana, namun sebagai

sarana yang betul-betul dijadikan wadah kerjasama antar kota dan antar negara.

Para delegasi yang terlibat sebagai peserta membawa misi kerjasama negara

masing-masing selain membawa misi pribadi. Kerjasama hingga di level

kenegaraan ini yang nampaknya sulit dilaksanakan jika tidak ada kesamaan

kepentingan antara penyelenggara dan pemerintah kota maupun negara. Kendala

lain adalah bahwa even-even yang dilaksanakan masih bersifat sporadis di

masing-masing wilayah di Indonesia. Akan menjadi baik apabila even-even ini

dilaksanakan dalam sebuah kerangka kenegaraan secara bersama-sama.

Page 109: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Apa yang dicita-citakan oleh SIPA merupakan sebuah pesan. Pesan ini

berada dalam sebuah sistem komunikasi. Sistem komunikasi merupakan memiliki

tipe-tipe wicara. Salah satunya adalah mitos. Mitos menurut Barthes (2006)

bukanlah sembarang tipe wicara. Ia membutuhkan syarat khusus agar bisa

menjadi mitos. Mitos tidak bisa menjadi sebuah objek, konsep atau ide; mitos bagi

Barthes adalah cara penandaan (signification), sebuah bentuk.

Mitos sebagai sebuah bentuk, pada dasarnya tidak diekspresikan pada

waktu yang bersamaan. Beberapa objek menjadi wicara mitis untuk sementara

waktu, lalu sirna, yang lain menggeser tempatnya dan memperoleh status sebagai

mitos. Mitos, oleh karena itu, tidak hanya dibatasi pada wicara lisan saja. Ia bisa

terdiri dari berbagai bentuk tulisan atau representasi; bukan hanya dalam bentuk

wacana tertulis, namun juga berbentuk fotografi, sinema, reportase, olahraga,

pertunjukan, publikasi, yang kesemuanya bisa berfungsi sebagai pendukung

wicara mitis.

Pendukung wacana mitis SIPA ini kemudian dapat peneliti ajukan adalah

berupa korpus yang ada di Bab IV. Berbagai macam bentuk publikasi, seperti

poster dan katalog merupakan wacana pendukung mitis SIPA. SIPA sendiri

sebagai bentuk pertunjukan adalah bentuk wacana pendukung mitos dari

pemerekan atau branding Kota Solo sebagai Kota Budaya. Tanda-tanda ini

kemudian saling terhubung dan membentuk sistem semiologis.

Berkaitan dengan pembacaan mitos ini, terkadang kita kesulitan untuk

menbaca mitos yang melekat pada bentuk mitos itu sendiri. Hal ini terjadi karena

saat ini, kita tidak lagi berhadapan dengan bentuk representasi yang bisa ditelaah

Page 110: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

secara teoritis: kita sedang berhadapan dengan suatu citra yang diberikan pada

suatu penandaan yang khas pula. Wicara mitis menurut Barthes (2006) terbentuk

oleh bahan-bahan yang telah dibuat sedemikian rupa agar cocok untuk

komunikasi. Hal ini disebabkan karena semua bahan mitos, entah itu yang

berwujud gambar atau tulisan, mengandaikan sebuah kesadaran akan penandaan,

sehingga seseorang bisa berpikir tentang bahan-bahan tersebut sembari ia

mengabaikan substansinya.

Substansi ini menurut Barthes, bukannya tidak penting. Sebab kadangkala

gambar lebih banyak „berbicara‟ daripada tulisan, ia memaksakan maknanya

hanya dengan sekali snetak, tanpa mesti melewati analisis. Namun perbedaan ini

tidak lagi prinsipil. Gamabr-gambar bisa jadi tulisan sejauh mereka bermakna.

Cannes Film Festival (CFF) sebagaimana yang dirujuk oleh SIPA

merupakan sebuah mitos borjuasi. Sebagaimana yang telah peneliti sampaikan

sebelumnya bahwa Cannes merupakan sebuah kota yang awalnya digunakan

sebagai tempat wisata para aristrokrat Inggris. Kota ini kemudian menjadi tujuan

wisata kaum aristrokrat Inggris. Berbagai macam hiburan akhirnya berkembang di

kota ini termasuk salah satunya adalah hiburan menonton film diiringi dengan

perkembangan politik dunia pada masa itu, Cannes berkembang sampai sekarang

seperti yang telah kita lihat saat ini.

Apapun kejadian, kompromi, konsesi dan petualangan politisnya, apa pun

perubahan teknis, ekonomis atau bahkan perubahan sosial yang disebabkan oleh

sejarah, Barthes mengklaim bahwa masyarakat yang ada di dalamnya masih

merupakan masyarakat borjuis. Awal mula Kota Cannes dikenal karena minat

Page 111: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

kaum borjuis Inggris ke kota ini. Sehingga peneliti sependapat dengan Barthes

bahwa dalam perkembangan CFF ini kental dengan nuansa borjuas. Tidak

terkecuali dengan SIPA yang merujuk CFF sebagai intertekstualitasnya, peneliti

mengajukan argumentasi bahwa SIPA ini pun mengacu pada mitos borjuis.

Mitos borjuis kini tampak tak terlihat jejaknya. Hal ini dalam pandangan

Barthes merujuk pada tahun 1789 di Perancis, dimana beberapa tipe borjuasi telah

silih berganti duduk di tampuk kekuasaan-namun ia tetap memiliki status yang

sama. Barthes menyebutnya dengan rezim kepemilikan, sebuah aturan, sebuah

ideologi-tetap berada pada level yang lebih dalam. Kini fenomena tersebut

memiliki persoalan penamaan rezim. Berdasarkan fakta ekonomi, borjuasi

dinamai tanpa mengalami sejumlah kesulitan untuk mengakui dirinya sendiri.

Sebagai fakta ideologis, ia benar-benar sirna. Borjuasi telah menghapus namanya

manakala ia beranjak dari realitas menuju representasi, dari manusia yang

ekonomis menuju manusia mental. Ia mencapai kesepakatan dengan fakta, tetapi

tidak berkompromi dalam soal nilai.

Perubahan penyebutan dari realitas ekonomis menuju realitas mental ini

tidak serta merta dapat dengan mudah kita abaikan. Peneliti sependapat dengan

Barthes bahwa sebenarnya secara politis, kebocoran makna kata „borjuis‟

disebabkan oleh gagasan tentang bangsa. Ia merupakan gagasan yang amat

progresif, yang telah menggeser aristokrasi. Saat ini borjuasi menyatu kedalam

bangsa, kendati ia harus mengecualikan beberapa ideologi yang berseberangan,

dalam hal ini yang dimaksud adalah ideologi Komunis.sinkritisme terencana ini

memungkinkan borjuasi menarik dukungan numeris dari aliansi sementara yang

Page 112: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

dibangunnya, yang semuanya berada pada level menengah, oleh karena itu

terwujudlah kelas „yang tak berbentuk‟. Namun penggunaan terus-menerus kata

bangsa telah gagal mende-politisasinya secara mendalam; substrata politis ada di

sana, begitu dekat ke permukaan dan beberapa kesempatan menjadikannya

muncul secara tiba-tiba.

Secara politis, selain usaha-usaha universalistiknya lewat kosakata,

borjuasi pada akhirnya menyerang jantung perlawanan yang adalah merupakan

partai revolusioner. Namun partai revolusioner ini hanya bisa membentuk

kekayaan politis: dalam budaya borjuis taka da budaya proletarian ataupun

moralitas proletarian, juga tidak ada seni proletarian. Secara ideologis, semua

yang bukan borjuis diwajibkan meminjam konsep-konsep dari borjuasi. Dengan

demikian, ideologi borjuis bisa menyebar ke semua aspek sembari menanggalkan

namanya tanpa resiko, dalam konteks ini tidak seorang pun bisa melemparkan

nama borjuis agar kembali kepadanya. Ia bisa memasukkan teater, seni dan

manusia tanpa perlawanan berdasarkan analogi abadi mereka. Dengan kata lain, ia

dapat mengangkat dirinya secara leluasa. Kegagalan dari nama „borjuis‟ disini

benar-benar lengkap.

Bukti lain yang dapat peneliti ajukan tentang adanya mitologi borjuasi

adalah lewat pencantuman nama even SIEM dan SIPA itu sendiri. Baik SIEM

maupun SIPA merupakan even yang dikemas dalam bentuk festival.

Festival dalam KBBI masuk dalam kategori kata benda yang berarti hari

atau pekan gembira dalam rangka peringatan peristiwa penting dan bersejarah;

Page 113: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

pesta rakyat; perlombaan. Sementara itu, Falassi (1987) dalam bukunya “Time

Out of Time : Essay on The Festival” menyatakan bahwa :

Festival is an event, a social phenomenon, encountered in virtually all

human cultures. (Festival adalah suatu peristiwa atau kejadian penting,

suatu fenomena sosial yang pada hakikatnya dijumpai dalam semua

kebudayaan manusia).

Dari pernyataan Falassi ini dan KBBI, dapat peneliti simpulkan bahwa

sebuah penyelenggaraan festival merupakan sebuah penanda dari peristiwa

penting; peristiwa yang bersejarah dalam sebuah budaya manusia.

Jika Falassi meyatakan festival sebagai simbol dari peristiwa penting di

masyarakat, maka Picard (2006) melihatnya dari sisi yang berbeda. Picard melihat

festival sebagai “celebratory events” atau peristiwa perayaan. Peristiwa perayaan

ini bukan sekadar merayakan sebuah acara, namun ia memandangnya sebagai

pengalaman wisata modern (Picard, 2006:1). Pandangan ini, didasarkannya pada

ketersejarahan dari festival itu sendiri. Bagi Picard, festival-festival, prosesi-

prosesi karnaval, kontes-kontes telah memberikan titik pemaknaan koneksivitas

dan tontonan kepada para pengunjung.

Konsep festival tidak banyak berbeda bila dikaitkan dengan karnaval.

Perbedaan diantara kedua konsep tersebut terletak pada bentuk kegiatannya.

Festival mengacu kepada aktivitas yang dilaksanakan pada suatu hari di satu

lokasi, sedangkan karnaval mengacu pada jenis kegiatan berupa pawai atau arak-

arakan di suatu hari dengan lokasi yang dapat berpindah dari satu tempat ke

Page 114: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

tempat lain. Sekalipun berbeda dalam bentuk kegiatannya, festival dan karnaval

memiliki kesamaan konsep. Kesamaan diantara kedua kegiatan itu adalah baik

festival maupun karnaval merupakan acara yang sama-sama mengusung ide

tentang perayaan terhadap sesuatu hal.

Berbicara mengenai karnaval, Bakhtin (dalam Fiske, 2011:93)

menyampaikan teorinya tentang karnaval untuk menjelaskan perbedaan-

perbedaan antara kehidupan yang dikemukakan oleh tatanan sosial yang

didisiplinkan dan kepuasan-kepuasan yang direpresikan milik kaum subordinat.

Berbagai keberlebihan fisik dalam dunia menurut Rabelais yang dikembangkan

oleh Bakhtin dan ofensivitas hal-hal tersebut terhadap tatanan mapan mengikuti

unsur-unsur karnaval masa pertengahan: kedua hal tersebut menaruh perhatian

terhadap kepuasan ragawi ketika menentang moralitas, disiplin dan kendali sosial.

Karnaval, bagi Bakhtin, dicirikan dengan gelak tawa, oleh keberlebihan

(terutama keberlebihan tubuh dan fungsi-fungsi ragawi), oleh cita rasa yang buruk

dan ofensivitas, dan oleh degradasi. Momen dan gaya Rabelaisan disebabkan oleh

tabrakan dua bahasa – bahasa tinggi dan tervalidasi pembelajaran klasik yang

dikeramatkan dalam kekuasaan politik dan religious, dan bahasa rendah dan

sehari-hari rakyat. Karnaval merupakan hasil dari tabrakan dua bahasa ini dan

merupakan testamen terhadap kekuasaan „bahasa rendah‟ untuk mendesakkan

hak-haknya atas suatu tempat dalam budaya. Karnaval, lanjut Fiske,

mengkonstruksikan “dunia dan kehidupan kedua yang terletak di luar otoritas”,

dunia tanpa strata atau hierarki sosial.

Karnaval mengelu-elukan pembebasan sementara dari kebenaran yang

berlaku dari tatanan mapan; hal tersebut menandai penangguhan semua

Page 115: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

peringkat hierarkis, privilese, norma dan larangan (Bakhtin dalam Fiske,

2011:93).

Konsep yang disampaikan oleh Bakhtin ini dapat kita ketahui kemudian

adalah fungsinya yang membebaskan, memungkinkan kebebasan kreatif yang

bermain-main,

menyakralkan kebebasan kreatif..membebaskan dari sudut pandang yang

berlaku tentang dunia, dari pelbagai konvensi dan kebenaran yang

mapan, dari pelbagai klise, dari semua yang menjemukan dan diterima

secara universal (Bakhtin dalam Fiske, 2011:93).

Lebih lanjut Fiske menyampaikan bahwa dalam carnival, kehidupan hanya

tunduk pada „hukum-hukum kebebasannya sendiri‟. Karnaval adalah berlebih-

lebihan dalam berolahraga, ruang untuk kebebasan dan kendali yang ditawarkan

oleh permainan-permainan tersebut bahkan dibuka secara lebih lanjut oleh

melemahnya aturan-aturan yang berisi hal tersebut. Layaknya olahraga, karnaval

diikat oleh aturan-aturan tertentu yang memberinya pola, namun karnaval

membalikkan aturan-aturan tersebut dan membangun dunia yang terbalik, dunia

yang distrukturkan menurut logika „terbalik‟ yang menghasilkan „parodi terhadap

kehidupan di luar karnival‟.

Karnaval dimaknai dengan perhatiannya yang sepenuhnya pada tubuh,

bukan tubuh individu, tetapi terhadap „prinsip tubuh‟, materialitas kehidupan yang

mendasari dan mendahului individualitas, spiritualitas, ideologi dan masyarakat.

Hal ini merupakan representasi masyarakat pada level material yang diatasnya

Page 116: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

semuanya setara, yang menangguhkan peringkat hierarkis dan privilese yang

biasanya memberikan beberapa kelas sosial kekuasaan terhadap kelas-kelas sosial

yang lain. Degradasi karnaval secara harfiah merupakan jatuhnya semua hal

menjadi kesetaraan dalam prinsip tubuh.

Tontonan spektakuler bagi Fiske merupakan pelebih-pelebihan terhadap

kepuasan dalam menonton. Hal tersebut melebih-lebihkan hal yang tampak,

memperkuat dan menonjolkan penampilan permukaan, dan menolak makna atau

kedalaman. Karnaval, sekali lagi bukan merupakan tontonan yang dilihat oleh

orang-orang, orang-orang tersebut hidup di dalamnya, dan semua orang ikut serta

di dalamnya, karena gagasannya merangkul semua orang (Bakhtin dalam Fiske,

2011:97). Dari berbagai macam argumentasi mengenai karnaval, dapat

disimpulkan bahwa karnaval tidak selalu mengganggu, tetapi unsur-unsur

gangguannya selalu ada. Karnaval tidak mungkin selalu progresif atau

membebaskan, tetapi potensinya bagi progresivitas dan pembebasannya selalu

ada.

Desain promosi SIEM tidak berbeda dengan SIPA dalam penggunaan

nama acara yang sekaligus dijadikan jargon untuk promosi evennya. Penggunaan

nama acara sekaligus jargon SIEM muncul pada korpus 3.1, 4.2, dan korpus 5.2.

Page 117: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Gambar 5.6.

Nama acara sekaligus

jargon SIEM 2010

Gambar 5.4.

Nama acara sekaligus jargon SIEM 2007

Gambar 5.5

Nama acara sekaligus jargon SIEM 2008

Page 118: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Ketiga korpus diatas merupakan nama acara sekaligus jargon yang

digunakan untuk penyelenggaraan acara Solo International Ethnic Music atau

disingkat dengan nama “SIEM”. SIEM sebagaimana halnya SIPA menggunakan

nama acaranya sebagai jargon penyelenggaran kegiatan yang dilakukan. Dalam

sebuah penyelenggaraan festival, peneliti menemukan bahwa nama acara

digunakan sebagai jargon. Hal ini dalam pandangan peneliti, dimaksudkan agar

nama acara mampu diingat oleh khalayak dan memiliki positioning dalam pikiran

konsumen. Berbeda dengan iklan produk atau jasa, nama produk atau jasa yang

dikenal dengan sebutan “merk” menggunakan jargon yang berbeda dengan nama

merk itu sendiri.

Penggunaan jargon dalam konsep komunikasi pemasaran pada dasarnya

menunjukkan keuntungan-keuntungan dari sebuah produk atau jasa yang

ditawarkan oleh produsen. Dengan menunjukkan keuntungan-keuntungan spesifik

produk atau jasa tersebut, dalam pandangan teoritisi komunikasi pemasaran dapat

meningkatkan emosi khalayak. Emosi khalayak menjadi penting karena dapat

menciptakan kesan positif atau negative terhadap sebuah produk atau jasa yang

diiklankan hingga tujuan akhirnya adalah dapat merubah perilaku khalayak.

Dalam konteks penyelenggaraan SIEM, peneliti mengamati bahwa SIEM

belum memiliki jargon khusus yang berbeda dari nama acaranya untuk

memposisikan acara tersebut dalam pikiran konsumen. Apabila dikaitkan dengan

teori komunikasi pemasaran yang peneliti sampaikan, maka peneliti memberikan

usulan bahwa akan baik bila SIEM menciptakan jargon yang mengangkat

manfaat-manfaat spesifik dari penyelenggaraan kedua even tersebut. Manfaat-

Page 119: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

manfaat tersebut dapat dikorelasikan dengan visi dan misi kota tempat

pelaksanaan acara tersebut berlangsung.

SIEM sendiri dalam pikiran panitia pelaksana hendak dijadikan even dua

tahunan. Panitia pelaksana merujuk kepada konsep “Biennale”. Biennale

merupakan bahasa Italia yang berarti “setiap tahun” dan dapat pula digunakan

untuk mendeskripsikan setiap even yang berlangsung setiap dua tahun sekali.

Istilah ini kerapkali digunakan untuk mendeskripsikan even seni kontemporer

berskala internasional. Dia Asia, penggunaan istilah Biennale baru dimulai pada

tahun 1995 pada saat pelaksanaan Gwangju Biennale di China (Hung, 2008:249).

Pada saat itu, biennale dan triennial, yakni merujuk pelaksanaan even tiap tiga

tahun sekali, masih jarang dilaksanakan. Di negara-negara Asia Tenggara dan

Asia Timur juga masih jarang festival-festival tersebut dilaksanakan. Namun saat

ini, banyak kita jumpai penyelenggaraan Biennale dan Triannial di beberapa

negara di dunia bahkan di Asia.

Page 120: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Gambar 5.7. Message Engineering even SIEM

Diunduh dari http://gb.or.kr/?mid=sub_eng&mode=02&sub=01

Di Indonesia juga bermunculan festival-festival serupa, tidak terkecuali di

Solo. SIEM merupakan even seni musik yang dicita-citakan dilaksanakan secara

bergantian dengan SIPA setiap dua tahun sekali. Ide ini pernah terlaksana ketika

pelaksanaan SIPA pertama yakni tahun 2009. Pada tahun ini, SIEM tidak

dilaksanakan. SIEM kembali digelar pada tahun 2010 dengan konsep yang sedikit

berubah dari dua kali pelaksanaan SIEM sebelumnya. Tetapi cita-cita even

dilaksanakan secara bergantian setiap dua tahun sekali belum berhasil karena di

tahun yang sama, yakni tahun 2010, SIPA dilaksanakan pula kala itu. Hingga

tahun 2012 sekarang ini, kedua even dilaksanakan setiap tahun hanya berbeda

pada bulan penyelenggaraan.

Page 121: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

2. Jargon sama dengan headline

Istilah headline merujuk pada kata-kata yang digunakan yang posisinya

berada di bagian paling utama (leading position) dalam sebuah iklan. Kata-kata

tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian dan agar pertama kali dibaca oleh

seseorang. Belch&Belch (dalam Decrop, 2007:512) menyatakan sebuah penelitian

menunjukkan bahwa headline merupakan elemen pertama iklan yang dilihat

seseorang, baru seteleh itu adalah elemen visual dari sebuah iklan. Sebuah riset

tentang pariwisata menyatakan bahwa 66% masyarakat lebih memperhatikan

headline dan ilustrasi dari sebuah iklan, sementara hanya 15% dari masyarakat

tersebut yang memperhatikan body copy iklan. Oleh karena alasan inilah, maka

headline ditempatkan dengan lebih hati-hati dan biasanya dituliskan dengan tipe

huruf yang lebih besar daripada tipe huruf lain dalam sebuah iklan.

Fungsi headline menurut Bovée and Arens serta Wilmshurst and Mackay

(Decrop, 2007:513) adalah untuk menarik perhatian kepada iklan tersebut, untuk

memilih pembaca (reader) iklan tersebut, memandu pembaca kepada body copy

iklan, menghadirkan ide penjualan atau Unique Selling Position (USP),

menjanjikan keuntungan kepada konsumen, dan menyajikan informasi menarik

kepada pembaca. Fungsi-fungsi ini menunjukkan bahwa sebuah headline harus

mempengaruhi daya tarik dan memiliki tujuan menimbulkan efek kepada

pembaca. Namun di sisi lain, headline haruslah singkat dan menarik, headline

seringkali tidak memiliki kejelasan isi dan detail konten informasi.

Pada paket promosi SIEM dan SIPA, headline yang digunakan dalam iklan

mereka adalah nama even itu sendiri. Solo International Ethnic Music

Page 122: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

menggunakan headline “SIEM” sementara Solo International Performing Arts

menggunakan headline “SIPA” dalam iklannya. Hal ini seperti yang ditunjukkan

dalam korpus 1, korpus 2, korpus 3, korpus 4, dan korpus 5.

Penyebutan even SIEM dan SIPA sebagai headline dari konsep desain iklan

SIEM dan SIPA mengindikasikan bahwa kata “SIEM” dan “SIPA” dapat menjadi

daya tarik dan memberikan efek bagi para pembaca iklan. Seperti yang dinyatakan

oleh and Arens serta Wilmshurst and Mackay (dalam Decrop, 2007:513) bahwa

kata atau kalimat yang diletakkan pada posisi utama dari sebuah iklan dapat

berfungsi menarik perhatian kepada iklan tersebut, untuk memilih pembaca

(reader) iklan tersebut, memandu pembaca kepada body copy iklan,

menghadirkan ide penjualan atau Unique Selling Position (USP), serta dapat

menjanjikan keuntungan kepada konsumen, dan menyajikan informasi menarik

kepada pembaca.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa SIEM dan SIPA sebagai nama acara

digunakan pula sebagai jargon acara. Pada bagian ini, nama acara SIEM dan SIPA

juga merupakan headline atau informasi utama dalam desain promosi SIEM dan

SIPA. Korpus 1.4, korpus 2.1, 3.1, 4.2, dan korpus 5.2 merupakan korpus yang

menunjuk pada konsep headline desain promosi. Mendiskusikan tentang headline,

fungsi lain yang dapat dilakukan adalah headline sebagai reminder pada

masyarakat. Bahkan headline dapat pula dijadikan sebagai salah satu strategi

untuk mendatangkan keuntungan dalam bidang perdagangan di suatu daerah.

Headline yang dimunculkan pada sebuah penyelenggaraan even dapat dikatakan

sebagai strategi dari suatu negara atau daerah untuk membuat positioning yang

Page 123: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

kuat di dalam benak target pasar mereka, seperti layaknya positioning sebuah

produk atau jasa, sehingga negara dan daerah tersebut dapat dikenal secara luas di

seluruh dunia (Irvan, A. Noe‟man dalam Handani, 2010).

Menganalisis headline, tidak lepas pada analisis jenis tulisan pada headline

tersebut. Tulisan menurut Kusrianto (2009:89) sangat mempengaruhi citra seluruh

pesan yang memuat tulisan tersebut. Lebih lanjut Kusrianto mengatakan bahwa

jika seseorang lihai dalam memilih jenis huruf yang tepat, maka tulisan tersebut

dapat mempengaruhi citra seluruh desain. Citra yang dihasilkan bisa berupa citra

elegan atau professional, atau hanya sekadar citra dari sebuah desain amatir yang

mengetengahkan selera terbatas dari penyusunnya.

Mangacu kepada jenis tulisan pada kata “SIPA”, apabila kita perhatikan

memiliki ukuran huruf yang besar, lebih besar dari tulisan-tulisan lain di dalam

poster tersebut. Penonjolan ukuran huruf tersebut, bukannya tanpa makna. Jika

tulisan tersebut kita bandingkan dengan teknik penulisan artikel, maka tulisan kata

itu disebut dengan judul. Judul terletak di awal suatu artikel. Judul tersebut diberi

ukuran yang besar untuk menarik perhatian pembaca dan membedakannya dari

elemen layout yang lain (Rustan, 2010:28). Dalam sebuah konsep desain poster,

penulisan sebuah kata yang ukurannya dibuat lebih besar jika dibandingkan

dengan tulisan lain dalam poster, dapat disebut sebagai judul. Dengan penonjolan

kata SIPA dalam desain poster, sudah menunjukkan kepada kita bahwa kata

“SIPA” merupakan judul dari poster tersebut.

Selain mengamati dari sisi ukuran, pemilihan jenis huruf untuk kata “SIPA”

juga menunjukkan sifat yang tercermin di dalam jenis huruf itu sendiri. Jenis

Page 124: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

huruf Harrington yang telah dimodifikasi untuk penulisan kata “SIPA” dipilih

panitia untuk merepresentasikan acara SIPA. Jenis huruf ini menonjolkan sisi

estetisnya. Huruf tersebut bersifat dekoratif dan tidak terlalu formal. SIPA sebagai

salah satu bentuk seni memang tidak dapat dimaknai sebagai hal yang baku atau

formal, namun ia lebih luwes dan lebih menonjolkan sisi-sisi estetis sesuai sesuai

dengan konsep seni dalam tema SIPA 2009. Dengan demikian, secara

keseluruhan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada tanda verbal “SIPA”

apabila dilihat dari sisi jenis huruf dan pemilihan ukuran huruf, maka kata tersebut

dapat mencitrakan bentuk seni yang estetis dan indah, jauh dari kesan formal.

Kata “SIPA” dalam poster SIPA 2009 juga merupakan judul dari keseluruhan

poster karena ukuran hurufnya yang lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran

huruf lain yang ada didalam poster SIPA 2009.

Dalam kaitannya dengan branding, headline untuk tujuan branding apabila

dikelola dengan baik oleh suatu daerah dapat mendatangkan keuntungan dalam

berbagai bidang. Hal ini dikarenakan branding melekat pada daerah yang

menggunakannya. Branding dapat digunakan pula sebagai ajang promosi daerah

(Handani, 2010:17). Contoh pengelolaan headline dengan branding adalah

penggunaan kosakata “SUBOSUKAWONOSRATEN” untuk branding kota

sebagai ajang promosi wilayah regional yang terdiri dari 1 Kota dan 6 Kabupaten

(Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten) atau

yang lebih dikenal dengan sebutan “Solo Raya”. Penggunaan regional branding

ini dibuat agar masyarakat dapat dengan mudah mengingat wilayah-wilayah yang

ada dalam jargon tersebut.

Page 125: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Melihat pemaparan fakta-fakta tersebut, nampaknya masih terdapat

tumpang tindih dalam konsep desain periklanan even SIEM dan SIPA ini.

Tumpang tindih konsep terletak pada dipadukannya nama acara dengan jargon

dan headline dalam pesan iklannya. Dengan demikian, peneliti mengusulkan agar

dalam konsep pesan iklannya, digodok kembali mengenai penggunaan jargon dan

headline acara SIEM dan SIPA agar khalayak dapat menerima pesan yang

disampaikan dengan tingkat fidelitas yang tinggi.

B. Penggunaan Logo pada Pesan SIEM dan SIPA

Analisis kedua yang peneliti ajukan adalah tentang penggunaan logo pada

pesan iklan SIEM dan SIPA. Kata “logo” merupakan singkatan dari logogriphs.

Logo merupakan imbangan berbentuk gambar dari nama merk (Danesi,

2004:373). Logo dirancang untuk mengukuhkan sistem signifikasi bagi sebuah

produk melalui saluran visual.

Konsep lain tentang logo disampaikan oleh Govani. Govani (dalam Decrop,

2007:373) menyebutkan bahwa logo merupakan sebuah design special dari

perusahaan pengiklan atau nama merk; logo sama halnya dengan sebuah tanda

tangan atau merk dagang (trademarks) karena merk dagang menginformasikan

individualitas dan kesegeraan pengenalan dalam iklan, packaging, point of

purchase serta usaha-usaha promosi yang lain. Ketika logo membantu pembaca

mengenali produk-produk atau merk-merk dan menciptakan identitas produk-

produk dan merk-merk tersebut, logo secara bersamaan dapat meningkatkan

perhatian pada iklan atau pada produk tersebut (Bovee & Arens dalam Decrop,

Page 126: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

2007). Namun bagaimanapun juga, logo memiliki isi yang sangat spesifik dan

singkat. Logo juga memiliki nilai informasi yang terbatas. Logo, pada akhirnya

tidak menunjang tujuan perilaku apapun (Belch & Belch dalam Decrop, 2007).

Logo, terkadang dapat berisi sistem signifikasi yang rumit (Danesi, 2004:

374). Dapat dikatakan daya tarik dan kekuatan untuk menahan perhatian pembaca

dalam sebuah logo yang rumit adalah dari sisi ketaksaan yang dikandungnya.

Malah, ketaksaan adalah hal yang membuat tanda menjadi kuat secara psikologis.

Karena kita tidak dapat memastikan bahwa Y ada dalam relasi X = Y, kita mulai

mengalami tanda secara lebih holistik dan karenanya menyematkan signifikasi

yang besar padanya. Logo kini telah menjadi bagian dari simbolisme visual

sehari-hari yang mengaitkan produk dengan keseharian kita. Hingga tahun 1970-

an, logo biasanya digunakan pada pakaian, disembunyikan di balik kerah atau di

dalam saku. Namun sejak dasawarsa tersebut, logo dipajang secara mencolok. Hal

ini mengindikasikan bahwa masyarakat kita kini telah menjadi “sadar logo”.

Dalam perkembangannya saat ini, logo telah diperluas cakupannya. Logo bukan

hanya mencakup identitas produk, namun keseluruhan dari sebuah korporasi, dan

bahkan tokoh spesifik, yang melalui satu cara mewakili korporasi.

Dikaitkan dengan penelitian tentang SIEM dan SIPA ini, di semua korpus

tercantum logo Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Paket promosi yang

mencantumkan logo Pemkot Solo adalah korpus 1, korpus 2, korpus 3, korpus 4,

korpus 5, korpus 6, korpus 7, dan korpus 8. Seperti yang disampaikan oleh

Govani (dalam Decrop, 2007) bahwa logo sama halnya dengan sebuah tanda

tangan atau merk dagang (trademarks) karena merk dagang menginformasikan

Page 127: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

individualitas dan kesegeraan pengenalan dalam iklan, packaging, point of

purchase serta usaha-usaha promosi yang lain. Demikian pula logo Pemkot Solo

yang tercantum dalam paket-paket promosi SIEM dan SIPA mengindikasikan

bahwa logo tersebut merupakan tanda tangan dari pemerintah Kota Solo. Logo

Pemkot Solo menginformasikan Pemkot Solo sebagai individu sekaligus

memunculkan kesegeraan pengenalan logo tersebut dalam pelaksanaan kegiatan

SIEM dan SIPA. Di dalam upaya penciptaan citra untuk sebuah produk terdapat

pembentukan „kepribadian‟ yang dengannya audience bisa dengan mudah

melakukan identifikasi. Logo merupakan salah satu cara untuk melakukan

identifikasi tersebut selain nama (acara atau produk), kemasan, harga dan seluruh

penampilan produk. Indetitas-indentitas tersebut menciptakan karakter yang dapat

dikenali yang dimaksudkan untuk menarik minat satu jenis audience tertentu

(Danesi, 2010:227).

Danesi lebih lanjut menyampaikan bahwa kesegeraan pengenalan

kepribadian pada logo merupakan salah satu cara pembentukan tatanan pemikiran

sosial selain teknik positioning. Positioning merupakan penempatan atau

disasarkannya suatu produk untuk orang-orang yang tepat.

Berbicara mengenai penciptaan kepribadian, Danesi membicarakan pula

kaitannya dengan upaya untuk penciptaan citra. Di dalam upaya penciptaan citra

ini, sebuah produk membentuk „kepribadian‟ yang dengannya para konsumen

tertentu bisa dengan mudah melakukan identifikasi. Dengan demikian jelas bahwa

gagasan di balik penciptaan citra bagi sebuah produk adalah upaya untuk

berbicara secara langsung ke satu jenis pribadi tertentu, bukan kepada setiap

Page 128: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

orang, sehingga para individu ini bisa melihat kepribadian mereka terwakili di

dalam citra gaya hidup yang diciptakan oleh iklan dari satu produk tertentu.

Citra merek ini tertanam semakin dalam melalui teknik mitologisasi. Teknik

mitologisasi merupakan strategi untuk secara sengaja mengaitkan nama, logo,

rancangan produk, iklan dan komersial suatu merek dengan makna mitis tertentu.

Sebagai contoh, ada beragam tema mitis yang digunakan dalam upaya

mendapatkan citra tertentu untuk menjelaskan tentang kecantikan yang diperoleh

setelah menggunakan sebuah produk kecantikan tertentu. Pada kasus ini, strategi

yang sering secara harfiah terlihat pada orang-orang yang tampil dalam iklan

komersial. Biasanya mereka adalah orang-orang yang cantik, dan memiliki

kualitas kecantikan yang „tidak nyata‟ dan nyaris seperti dewa.

Contoh lain misalnya iklan komersial deterjen. Dalam iklan ini dijelaskan

mengenai noda yang menempel pada baju. Disebutkan bahwa jenis noda ini

adalah jenis noda yang membandel yang sulit untuk dihilangkan. Dalam iklan

kemudian dijelaskan bahwa dengan menggunakan deterjen ini, maka noda yang

membandel langsung hilang seketika. Dengan demikian, makna mitis yang

digunakan pada iklan ini adalah bahwa deterjen ini sangat sempurna

menghilangkan noda didukung dengan waktu menghilangkan noda yang sangat

cepat.

Cara lain yang dipakai oleh pembuat iklan dalam menanamkan mitologi

produk menurut Danesi (2010) adalah melalui rancangan logo. Dicontohkan

misalnya logo busur emas McDonald. Saat ini, sebagian besar orang yang pergi ke

restoran cepat saji untuk berkumpul bersama keluarga atau teman-teman adalah

Page 129: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

untuk mendapatkan makanan dengan cepat dan karena suasana yang nyaman

dalam restoran tersebut. Banyak orang juga mengakui makanan di restoran

McDonald tersebut murah dan pelayanannya yang cepat dan sopan. Bahkan

mungkin sekarang banyak yang merasa betah untuk berada di restoran tersebut.

Hal ini sebenarnya adalah merupakan kunci semiotika untuk membuka makna

yang ingin diciptakan oleh logo McDonald. Busur menggambarkan simbolisme

mitis, mengajak orang-orang baik agar lewat dibawahnya dengan penuh

kemenangan untuk memasuki surga keteraturan, kebersihan, suasana ramah,

kenyamanan, kerja keras, disiplin diri dan nilai-nilai keluarga.

Di satu sisi, McDonald bisa disetarakan dengan agama terorganisasi. Dari

menu sampai seragamnya, McDonald menerapkan dan memastikan adanya

keseragaman, dengan cara yang sama seperti yang dilakukan agama-agama dunia

yang terorganisasi menerapkan interpretasi yang distandarkan pada teks-teks kitab

suci serta keseragaman dalam hal penampilan dan perilaku para pemimpin

agamanya. Oleh karena itu, pesan yang diciptakan secara tidak sadar oleh logo

busur emas bahwa seperti layaknya surge, McDonald adalah tempat yang akan

„melakukan segalanya bagi Anda‟ sebagaimana yang pernah disampaikan dalam

salah satu slogan perusahaan makanan cepat saji ini.

Page 130: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Gambar 5.8. Mitologi kejayaan pada logo Pemkot Solo dengan teknik rancangan logo

Diunduh dari http://pemkotska.blogspot.com

Gambar diatas merupakan lambang Kota Solo. Lambang ini mewakili

Pemkot Solo dalam pesan iklan SIEM dan SIPA. Hampir keseluruhan pesan iklan

SIEM dan SIPA mencantumkan logo ini sebagai sebuah penciptaan kepribadian

Pemkot Solo. Dari kedelapan pesan iklan SIEM dan SIPA, kesemuanya

mencantumkan logo Pemkot Solo ini. Kedelapan korpus tersebut adalah korpus 1,

2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Logo, disebut juga sebagai simbol atau lambang, memiliki

fungsi sebagai identitas yang secara denotatif mewakili suatu benda atau produk.

Sementara di sisi lain, logo secara konotatif mewakili suatu konsep (Suwardikun,

2006).

Memperluas konsep yang disampaikan oleh Suwardikun mengenai logo,

Rosson (2002) menyatakan bahwa identitas adalah totalitas cara dari sebuah

organisasi merepresentasikan dirinya sendiri. Identitas adalah bagaimana

organisasi tersebut memandang dirinya sendiri. Identitas tersebut mencakup

karakter korporat, personalitas serta aset dari organisasi tersbeut yang harus

dikelola dengan baik.

Page 131: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

“The totality of the way the organization presents itself can be called its

identity.Put another way, identity is how a company thinks about itself and

would like to be viewed by others. It is closely aligned with ideas of

corporate character, personality, and culture or corporate soul, mind and

voice, and represents an asset to be managed at the highest level”.

Logo Pemkot Solo mencirikan hal yang serupa. Logo tersebut mewakili

kehadiran dari Pemkot Solo pada even SIEM dan SIPA. Logo Pemkot Solo ini

juga mengandung suatu konsep tentang budaya pemerintah, karakter pemerintah

dan menunjukkan identitas Pemkot Solo sebagai pihak yang memiliki wewenang

pengaturan Kota Solo termasuk wewenang untuk memberikan ijin

penyelenggaraan SIEM dan SIPA.

Logo Pemkot Solo, apabila kita kaitkan dengan apa yang telah disampaikan

oleh Danesi sebelumnya, bahwa logo Pemkot Solo ini pun tidak lepas dari mitos.

Mitos ini dikembangkan dengan teknik-teknik atau cara-cara tertentu seperti yang

telah peneliti sampaikan sebelumnya. Mitos yang terbentuk pada logo Pemkot

Solo di pesan iklan SIEM dan SIPA dapat diketahui setelah kita menemukan

makna denotatifnya. Makna denotative ini dapat kita amati dari sisi warna dan

lukisan pada logo tersebut.

Makna warna pada lambang Kota Solo sebagaimana yang tercantum di

http://www.surakarta.go.id/konten/visi-misi-dan-lambang adalah warna hijau

melambangkan kehidupan. Warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam

melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Apabila dimaknai secara

bersama-sama, maka hidup harus dapat menguasai nafsunya. Makna lukisan pada

lambang Kota Solo diantaranya adalah perisai yang berarti mewujudkan lambang

Page 132: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

perjuangan dan perlindungan. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan

kesatuan kebangsaan. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan. Panah

berarti selalu waspada. Jalur mendatar berombak melambangkan Bengawan Solo.

Bintang di sudut kanan dan kiri lambang melukiskan bintang di langit dan berarti

kesejahteraan. Bambu runcing menggambarkan perjuangan rakyat. Kapas dan

padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti doa kearah kemakmuran.

Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari

buah padi berarti tanggal 16. Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Solo

dan Sidomukti mengandung arti doa untuk keluhuran Kota Solo. Makna

selanjutnya dari lambang Kota Solo adalah lukisan yang terdapat dalam lingkaran

jorong yang merupakan surya sangkala memet. Surya sangkala memet terdiri dari

gambar anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak

enam. Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan berwatak empat. Mulai pangkal

panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti " terus " dan berwatak

sembilan. Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu. Dengan demikian,

secara lengkap berbunyi "Rinaras Dadi Terus Manunggal" yang berarti tahun

1946. Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara

de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang

berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus

kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran

(http://www.surakarta.go.id/konten/sejarah-pemerintahan).

Mengamati tentang logo yang digunakan oleh Pemkot Solo, sebagaimana

yang dinyatakan Danesi (2010), peneliti menyampaikan argumentasi bahwa logo

Page 133: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

yang dimunculkan pada pesan iklan SIEM dan SIPA dibangun dengan teknik

mitologisasi rancangan logo. Teknik mitologisasi rancangan logo, sebagaimana

yang telah peneliti sampaikan, adalah teknik membangun mitos yang didasarkan

pada rancangan makna-makna logo tersebut. Logo Pemkot Solo dirancang dengan

membangun makna warna dan makna lukisan pada logo tersebut. Tema pokok

mitis adalah bahwa logo diciptakan dengan mengingat sejarah masa lalu pada saat

pemerintahan Kota Solo pertama kali dibangun. 16 Juni 1946 merupakan hari

lahir pemerintahan Kota Solo yang terpisah dari Keraton Mangkunegaran dan

Keraton Kasunanan. Pada tanggal tersebut merupakan pemisahan secara resmi

pengelolaan pemerintahan yang dahulu dilaksanakan oleh Keraton, kini

dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Solo. Peresmian pengelolaan secara

administratif ini pula yang mendasari mitologi slogan Kota Solo yang

dicanangkan oleh Jokowi. Solo Masa Kini adalah Solo Masa Lalu.

Orientasi slogan ini adalah memori-memori di masa lalu yang ingin kembali

diciptakan sekarang ini. Jika pada masa lalu Kota Solo memiliki bus tingkat, maka

sekarang ini Kota Solo memiliki bus Werkudara. Bus Werkudara merupakan bus

tingkat yang diharapkan dapat mengingatkan masyarakat Solo kembali tentang

masa silam. Bus ini menurut Jokowi juga merupakan bus wisata layaknya di

Singapura, yang membawa para turis untuk mengelilingi Kota Solo. Hal lainnya

untuk menciptakan mitologi masa lalu dengan penataan kota. Taman

Balekambang dibersihkan kembali menjadi ruang publik. Namun sayangnya,

taman ini yang dimasa lalu menjadi milik Keraton, sekarang ini telah menjadi

Page 134: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

wilayah publik. Konsep Solo masa lalu tidak konsisten dengan slogan Solo Masa

Kini adalah Solo Masa Lalu.

Dengan demikian, para pembuat iklan menciptakan nama merek, logo dan

rancangan kemasan, bentuk botol, iklan tercetak, dan komersial dengan di bawah

penampilan permukaannya menyinggung hasrat-hasrat, dorongan, dan motif mitis

yang tidak sadar. Danesi (2010) menyatakan sekarang ini, iklan menawarkan

bentuk janji dan harapan yang dahulu hanya dimiliki agama dan filsafat sosial-

keamanan terhadap bahaya usia tua, posisi yang lebih baik di dalam kehidupan,

popularitas dan prestise pribadi, kemajuan sosial, kesehatan yang lebih baik,

kebahagiaan, dan sebagainya. Dengan kata lain, para pengiklan modern tidak

menekankan pada produk itu sendiri, namun ia lebih menekankan pada

keuntungan yang diharapkan datang bersama dengan pembelian produk tersebut.

Konsep demikian, tidak terkecuali berlaku pada pencantuman logo Pemkot

Solo pada pesan iklan even SIEM dan SIPA. Di balik pencantuman logo Pemkot

Solo ini, tersimpan di dalamnya singgungan hasrat, dorongan dan motif mitis tak

sadar. Logo Pemkot Solo sesuai dengan deskripsi makna seperti yang telah

peneliti sampaikan sebelumnya peneliti kategorikan ke dalam hasrat atau

dorongan kemajuan sosial, kesejahteraan bersama di dalam kehidupan

bermasayarakat. Hal ini seperti yang telah dinyatakan oleh Ketua SIEM, Putut H

Pramono dan Ketua SIPA, Irawati Kusumorasri bahwa penyelenggaraan SIEM

dan SIPA bahwa penyelenggaraan SIPA tidak hanya sekadar menyelenggarakan

sebuah even namun acara-acara tersebut memiliki efek yang berlapis. Efek

berlapis dalam hal, meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat Solo mulai

Page 135: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

dari efek ekonomi penyediaan tempat parkir, meningkatnya hunian hotel,

meningkatnya pendapatan para penjual makanan dan meningkatnya pendapat

masyarakat yang membuat souvenir acara-acara tersebut. Lapisan efek lain adalah

dari sisi apresiasi terhadap budaya bangsa. Masyarakat Solo melalui even SIEM

dan SIPA diajak untuk menghargai budaya khususnya di bidang seni musik dan

seni tari. Kedua jenis kesenian ini ditampilkan dengan harapan dapat

meningkatkan apresiasi masyarakat Solo dan sekitarnya terhadap bagian dari

budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

Tujuan-tujuan ini baik. Namun menurut pengamatan peneliti, apa yang

dicita-citakan ini masih merupakan sebuah mitologi. Sebagaimana yang telah

peneliti sampaikan sebelumnya bahwa mitologi yang dimaksud adalah mitologi

akan kesejahteraan bersama. Kesejahteraan bersama, dalam konteks penelitian ini

dicapai dengan mengadakan even SIEM dan SIPA. Perlu dicatat bahwa even ini

bersifat temporer. SIEM dan SIPA diselenggarakan setiap tahun. SIEM

diselenggarakan di bulan Juli dan SIPA diselenggarakan di bulan September.

Seberapa jauh dampak kesejahteraan masyarakat tersebut dapat dicapai jika even

yang dilaksanakan sifatnya temporer?

Penjelasan ini menunjukkan bahwa yang dilakukan sebuah merek dagang

atau logo lebih dari sekadar memberikan identifikasi produk. Nama merek, logo,

dll dibuat untuk menciptakan sistem signifikasi konotatif bagi produk tersebut.

Jelas pula menurut Danesi (2010) bahwa pada tingkat informasi praktis,

penamaan produk memiliki fungsi denotative, yakni bahwa hal tersebut

memudahkan para konsumen mengenali produk yang ingin mereka beli atau tidak

Page 136: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

ingin mereka beli. Akan tetapi, pada tingkat konotatif, nama produk ini

membangkitkan pelbagai citra yang menjangkau lebih jauh daripada fungsi

pengidentifikasi sederhana ini.

Pembangkitan pelbagai citra bahkan lebih jauh dari fungsi identifikasi ini

disebut dengan pemerekan atau branding. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini

bahwa peneliti ingin mengetahui bagaimana pemerekan atau branding Kota Solo

sebagai Kota Budaya dapat dicapai melalui even SIEM dan SIPA. Namun

sebelum berbicara lebih jauh ke arah yang dituju, peneliti hendak mengajukan

beberapa konsep mengenai pemerekan atau branding. Branding atau pemerekan

pada awalnya merupakan pembakaran kulit menggunakan cap besi panas yang

meninggalkan tanda bekas luka yang cukup jelas untuk keperluan identifikasi atau

tujuan-tujuan lain. Pada binatang-binatang peliharaan, diberikan branding oleh

orang-orang Mesir Kuno pada tahun 200 Sebelum Masehi (SM). Pada akhir Abad

Pertengahan, para pedagang memasang tanda-tanda khusus ini di luar toko

mereka. Dengan pemasangan tanda khusus inilah menjadi awal mula dari merek

dagang.

Setelah pemasangan tanda pada toko, berkembanglah penamaan sebagai

sebuah teknik branding. Penamaan pertama kali digunakan menjelang akhir abad

ke -19 ketika banyak perusahaan Amerika Serikat memulai memasarkan barang-

barang yang dikemas dengan nama tertentu. Sebelumnya barang-barang rumah

tangga dijual di toko-toko di daerah perkotaan dan diambil dari kontainer besar.

Sekitar tahun 1880 para pembuat sabun mulai memberi nama produk-produknya

sehingga dapat dikenali dengan mudah. Disinilah kemudian, merek-merek dagang

Page 137: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

modern ditemukan. Naomi Klein (dalam Danesi 2010:231) menemukan temuan

bahwa pemberian merek menjadi praktik umum para pembuat produk karena

pasar mulai dibanjiri oleh produk-produk mirip yang dibuat secara massal.

Dengan persaingan produk ini, hampir bisa dipastikan bahwa konsumen akan sulit

membedakan produk satu dengan produk yang lain. Pada zaman mesin ini, kata

Klein, pemerekan kompetitif menjadi suatu keniscayaan. Sekitar awal 1950-an

menjadi semakin jelas bahwa pemerekan tidak hanya menjadi strategi sederhana

untuk melakukan diferensiasi produk, tetapi juga menjadi bahan bakar semiotik

yang memberikan tenaga pada identitas perusahaan dan agar produk mudah

dikenali. Dari penjelasan ini kemudian dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa

penciptaan nama merek, logo, rancangan kemasan yang memberikan tema-tema

psikologis dan mitis yang sangat sugestif, dan tema-tema lain yang sangat kuat

secara psikologis merupakan salah satu bentuk strategi meta-kode iklan untuk

memasukkan tekstualitas produk ke dalam konsep kesadaran sosial.

Salah satu teknik meta-kode tersebut kini menjadi bagian yang begitu umum

ditemui sehingga teknik ini secara sadar tidak lagi dianggap sebagai suatu

muslihat. Iklan telah menjadi bahan bakar pada masyarakat yang digerakkan oleh

hiburan untuk mencari hal-hal yang semu sebagai bagian dari cara rutin mereka

untuk melarikan diri dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang lebih mendalam

yang jika tidak akan menenggelamkan mereka.

Iklan memiliki efek yang sangat kuat karena menawarkan „objek‟ dan

„pemecahan‟ yang tampak yang bisa memberikanharapan akan uang yang lebih

banyak dan pekerjaan yang lebih baik, keamanan terhadap bahaya usia tua dan

Page 138: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

sakit, popularitas dan prestide pribadi, pujian dari orang lain, lebih banyak

kenyamanan dan kesenangan, kemajuan sosial, penampilan dan kesehatan yang

lebih baik, stimulasi erotis, popularitas, keamanan emosional dan sebagainya.

Dalam konteks penyelenggaraan SIEM dan SIPA, kemajuan kesejahteraan

ekonomi, sosial dan budaya terus didengung-dengungkan. Hiburan yang

ditampilkan dalam music dan tari menjadi pilihan masyarakat untuk keluar dari

rutinitas dan keluar dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang ditujukan padanya.

Efektivitas teknik mitologi yang dibangun melalui rancangan logo dan tema mitis

untuk mengahasilkan makna-makna semacam itu hanya dibatasi oleh kecerdikan

si pembuat iklan, batas-batas pelbagai saluran komunikasi yang dipakai untuk

menyebarkan tekstualitas produk, pelbagai hambatan hukum tertentu tempat

diberikannya pesan-pesan iklan tersebut, dan oleh standar yang ditetapkan oleh

industry iklan tersebut.

Dapat kita katakan selanjutnya adalah bahwa sejarah budaya pop modern

secara instrinsik terjalin erat dengan sejarah iklan. Dalam upaya menengok ke

abad yang lalu, jelas bahwa pesan-pesan para pemasang iklan, gaya penyajiannya

dan cara-cara mereka menggunakan bahasa menjadi jalinan cara modern dalam

melakukan representasi dan komunikasi. Seperti yang telah dikemukakan oleh

McLuhan (dalam Danesi 2010:248) bahwa iklan telah menjadi „seni‟ dalam dunia

modern.

Masih berkaitan dengan logo, khususnya logo Pemkot Solo, hal lain yang

menarik perhatian peneliti adalah tentang penempatan logo Pemkot Solo pada

pesan iklan SIEM dan SIPA. Panitia penyelenggara SIEM dan SIPA

Page 139: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

memposisikan logo Pemkot Solo dengan cara yang berbeda. Pada pesan iklan

SIPA, logo Pemkot Solo dan logo penyelenggara ditempatkan pada posisi yang

sejajar dan berada di dalam bagian dari keseluruhan konsep iklan tersebut, ukuran

untuk logo Pemkot Solo dan logo panitia penyelenggarapun dibuat dengan ukuran

yang sama. Gambar logo yang sejajar tersebut dapat terlihat seperti dibawah ini:

Gambar 5.9.

Logo Pemkot disejajarkan dengan logo panitia

SIPA 2009

Gambar 5.10

Logo Pemkot disejajarkan dengan logo panitia

SIPA 2010

Pada gambar diatas terlihat dengan jelas penempatan logo Pemkot Solo dan

logo penyelenggara SIPA. Panitia penyelenggara SIPA mensejajarkan ketiga logo

dalam pesan iklannya. Nampak pada gambar bahwa logo Pemkot Solo, logo

Semarak Candra Kirana Art Center dan logo SIPA Community merupakan tiga

logo utama yang masuk dalam konsep pesan iklan.

Dalam poster SIPA 2009, sebelum pencantuman logo, diawali dengan frase

“presented by”. Frase ini merupakan frase berbahasa Inggris. Apabila frase ini

diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, maka frase ini memiliki arti

“dipersembahkan oleh”. Frase “dipersembahkan oleh” merupakan indeks yang

mengacu pada sponsor pelaksanaan sebuah acara. Sponsor pada SIPA 2009 ini

adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Semarak Candra Kirana Art Center dan

SIPA Community. Pemkot Solo dengan logonya menunjukkan eksistensinya pada

Page 140: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

even tersebut. Wadah pembelajaran seni tari Semarak Candra Kirana Art Center

juga mencantumkan logonya di poster SIPA 2009. Semarak Candra Kirana Art

Center adalah komunitas pembelajaran seni tari yang didirikan oleh Ketua SIPA,

Irawati Kusumorasri pada tahun 1998. Dan logo ketiga yang muncul adalah logo

SIPA Community. SIPA Community merupakan sebuah komunitas orang-orang

yang pernah terlibat dalam acara SIPA. Keterlibatan mereka dalam bentuk

menjadi panitia atau pernah menjadi panitia di acara SIPA. SIPA Community juga

dikoordinatori oleh Irawati Kusumorasri.

Penempatan logo dalam pesan iklan SIPA disejajarkan di dalam desain iklan

SIPA. Penempatan ini menandakan bahwa masing-masing lembaga atau institusi

yang diwakili lewat logo tersebut ingin menyatakan identitasnya sebagai

penyelenggara utama SIPA. Panitia SIPA juga ingin mensejajarkan dirinya

dengan Pemkot Solo dalam hal pernyataan identitasnya sebagai penyelenggara

SIPA. Panitia SIPA dalam pandangan peneliti, konsisten dalam menyatakan

posisinya dan posisi Pemkot Solo dalam setiap penyelenggaraan SIPA dari tahun

ke tahun.

Mengamati penempatan logo penyelenggara dan sponsor dalam konsep

desain promosi ini menjadi menarik karena peneliti menemukan perbedaan

penempatan logo pada konsep desain iklan SIPA dan SIEM. Namun sebelumnya,

peneliti hendak menyampaikan makna logo SIEM terlebih dahulu.

Page 141: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Gambar 5.11. Logo SIEM

Logo SIEM dalam konsep desain iklan ini dapat berupa simbol, dapat pula

berupa indeks. Sebagai simbol, logo melambangkan acara yang dilaksanakan,

sementara logo sebagai indeks, ia mengacu pada pelaksana dari acara SIEM. Logo

SIEM berupa gambar bola berwarna biru dengan pita melingkar berwarna merah,

putih, coklat, kuning. Bola biru melambangkan dunia atau bumi yang kita huni.

Pita yang berwarna-warni melambangkan keragaman bangsa-bangsa di dunia.

Warna putih melambangkan bangsa Kaukasoid, warna coklat melambangkan

bangsa-bangsa di Afrika, warna kuning melambangkan bangsa-bangsa di Asia dan

warna merah melambangkan bangsa-bangsa Eropa. Dengan demikian logo SIEM

ini hendak menyampaikan pesan berpadunya suku-suku dan bangsa-bangsa di

dunia dalam even musik yang dilaksanakan di Solo sebagai kota

penyelenggara.Teknik mitologi yang digunakan pada logo SIEM adalah teknik

rancangan logo sekaligus teknik mitis. Teknik rancangan logo dilakukan dengan

konstruksi makna warna dan visual dari logo tersebut seperti yang telah

disampaikan oleh peneliti. Sementara teknik mitis logo SIEM adalah mitis

kesatuan atau unity. Kesatuan dalam konsep kesatuan dari berbagai suku bangsa

Page 142: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

di dunia untuk hadir dan bersama-sama mengekspresikan seni musik di Solo

melalui even SIEM.

Unity dalam Bahasa Indonesia berarti kesatuan; persatuan. Kata “persatuan”

dalam tema SIPA 2009 dalam semiotika Pierce, juga merupakan sebuah indeks.

Kata “persatuan” mengacu kepada sila ketiga dari Pancasila, yakni Persatuan

Indonesia. Ketika berbicara mengenai Pancasila, ada baiknya kita berfilsafat

tentang Pancasila. Notonegoro (dalam Suwarno, 1993:84) menyatakan dalam

konteks filsafat, bahwa Pancasila dapat didekati dengan pendekatan hakikat dari

Pancasila itu sendiri. Notonegoro menyebutnya dengan konsep definition logis

atau definition metafisica Pancasila. Dalam kaitan pemahaman hakikat Pancasila

ini, Notonegoro juga mengambil teori filsafat Yunani kuno untuk

menjelaskannya, yakni teori abstraksi. Notonegoro lebih lanjut menganalisis

istilah-istilah yang digunakan dalam pokok-pokok gagasan Pancasila, yakni

Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan. Kata

dasar dari rumusan pokok-pokok Pancasila tersebut adalah Tuhan, manusia, satu,

rakyat, dan adil. Kata dasar Tuhan, manusia, rakyat, dan adil mendapatkan awalan

ke- dan akhiran –an yang akhirnya menjadikan kata dasar tersebut sebagai kata

benda abstrak, sedangkan awalan per- dan akhiran –an dalam kata dasar satu,

menurut Notonegoro menjelaskan peristiwa atau hasil perbuatan. Oleh karena itu,

dalam memahami Pancasila, Notonegoro selanjutnya menganalisis hakikat dari

Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil.

Untuk menjelaskan hakikat Tuhan, Notonegoro tidak melepaskan teori

causalis. Tuhan, bagi Notonegoro adalah Causa Prima. Tuhan dideskripsikan

Page 143: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

secara lengkap dengan mengatakan bahwa hakikat Tuhan adalah sebab yang

pertama dari segala sesuatu, yang selama-lamanya ada atau abadi yang ada hanya

satu, yang merupakan asal muasal dan tujuan dari segala sesuatu, yang dari

padanya tergantung segala sesuatu, jadi sempurna dan kuasa, tidak mengalami

perubahan, tidak terbatas, Zat yang mutlak, Ada yang mutlak yang adanya ialah

harus dalam arti mutlak, tidak bisa tidak, serta dapat pula mengatur tata tertib

alam, maka wajib untuk ditaati. Dalam deskripsi ini kemudian dapat ditangkap

dalil-dalil filsafat Yunani kuno theologia naturalis yang mendalilkan Tuhan

sebagai Causa Prima, Motor Immobilis, Sang Maha Pengatur, tetapi juga tersirat

konsep Jawa tentang Tuhan yakni Sangkan Paraning Dumadi.

Selanjutnya, untuk menjelaskan hakikat manusia, Notonegoro mengatakan

manusia sebagai sesuatu yang tersusun monopluralis atau sarwa tunggal dari

tubuh dan jiwa, akal rasa, dan kehendak, dengan sifat-sifat individual sekaligus

social, mandiri dan berdaulat sekaligus sebagai makhluk Tuhan. Keseluruhannya

tersebut menggerakkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat

ketubuhan atau jasmaniah dan bersifat kejiwaan serta religius. Akal manusia

mengacu kepada kebenaran, rasa mengacu kepada keindahan, dan kehendak

mengacu pada kebaikan. Apabila ketiga hal ini bergerak secara kodrati dan serasi,

maka manusia akan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang membawanya ke

arah kesempurnaan (Suwarno, 1993:85).

Mengenai hakikat satu, menurut Notonegoro, adalah mutlak tidak terbagi,

terpisah dari yang lain, memiliki kepribadian, mempunyai bentuk, sifat dan

keadaan sendiri. Dalam kaitannya dengan penggunaan kata satu atau persatuan

Page 144: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

dalam tema SIPA 2009, maka dapat diasumsikan bahwa SIPA 2009 merupakan

wadah yang mutlak tidak terbagi bagi para seniman, mutlak tidak terpisah dari

yang lain dan memiliki kepribadian, bentuk, sifat dan keadaan sendiri sebagai

sebuah ajang pentas seni pertunjukkan para seniman tari. Persatuan juga tidak

hanya dapat dimaknai sebagai yang mutlak tidak terpisah dan tidak terbagi,

namun dapat juga menunjuk pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dimiliki

bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika oleh Wayan Suwira Satria harus diartika

sebagai keragaman, dalam yang satu dan kesatuan dalam yang beragam di dalam

keseluruhan aspek kehidupan manusia Indonesia baik sebagai individu, sebagai

anggota masyarakat, ataupun warganegara (dalam Oentoro, 2010:111). Hal ini

dapat dimaknai bahwa di dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung

sebuah pemikiran kebhinnekatunggalikaan harus terwujud dalam tataran berpikir,

berwacana dan berbuat, dimana ketiga tataran ini merupakan satu kesatuan aksi

yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Ciri persatuan ini, menurut pengamatan penulis, kemudian diangkat dalam

tema SIPA 2009 sebagai tema yang memiliki kaitan historis dengan jiwa dan

semangat bangsa Indonesia. Semangat kebhinnekatunggalikaan. Di sisi lain, tentu

semangat persatuan ini juga tidak lepas dari faham nasionalisme yang

berkembang pada abad ke-18 yang nampaknya juga memberi pengaruh kepada

makna persatuan Indonesia. Pada masa itu, manusia dikelompokkan menjadi

kesatuan-kesatuan yang disebut dengan nation (bangsa). Di dunia ini, ada ratusan

kesatuan atau bangsa, tetapi tidak semua kesatuan itu masuk dalam Pancasila,

Page 145: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

hanya khusus kesatuan Indonesia saja. Maka sila ketiga dalam Pancasila ini

selanjutnya disebut dengan persatuan Indonesia (Suwarno, 1993:87).

Sementara mengenai hakikat kerakyatan dalam sila keempat Pancasila,

masih menurut Suwarno, adalah mengenai seluruh warga di dalam lingkungan

daerah atau negara tertentu, yang memiliki hak dan kewajiban asasi termasuk hak-

wajib demokrasi, yakni demokrasi politik (pendukung kekuasaan) dan demokrasi

fungsional (pendukung kepentingan). Dan akhirnya pada hakikat rasa adil dalam

sila kelima Pancasila dijelaskan dengan konsep klasik yakni setiap orang

menerima apa yang menjadi haknya. Bagi Notonegoro istilah tersebut lebih

dimaknai dengan dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang telah merupakan

suatu hal, meliputi hubungan antara Negara sebagai pendukung wajib bagi warga-

warganya, disebut keadilan membagi (distribusi), sebaliknya antar warganegara

sebagai pendukung wajib bagi negara, disebut keadilan bertaat (legal), antara

sesama warga disebut keadilan sama-sama timbal balik (komutatif).

Konsep tentang kesatuan tidak hanya ditemukan pada even SIEM saja,

namun dalam konteks ini ada pula tema mitis SIEM. Konsep mitis tentang SIPA

juga peneliti temukan pada penyelenggaraan SIPA. Kesatuan dan harmoni dalam

tema yang diangkat SIPA tahun 2009, sebenarnya merupakan dua konsep budaya

Jawa yang tidak dapat dipisahkan. Pendapat ini dikemukakan oleh Niels Mulder

dalam bukunya yang berjudul Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia. Mulder

adalah peneliti yang banyak meneliti dan menulis tentang kebudayaan Jawa dan

kebudayaan Thailand. Mulder mendiskusikan kesatuan dan harmoni dalam

filosofi sosial masyarakat Jawa. Bagi Mulder, ideal mistik tentang kesatuan dan

Page 146: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

harmoni antara manusia dengan “Tuhan” hadir sebagai model bagi hubungan

antara manusia dengan masyarakat. Upaya-upaya untuk mencapai keselarasan dan

pemeliharaan ketertiban adalah anasir yang menonjol. Gagasan mengenai

kesatuan, pada hakikatnya menyiratkan keteraturan. Hasrat, ambisi, dan keinginan

pribadi dianggap sebagai ancaman harmoni, sampai-sampai timbul pemikiran

bahwa “berkorban demi harmoni sosial akan mengantarkan pada upah tertinggi.

Seseorang lebih baik mengalah kepada masyarakat daripada mencoba

memaksakan kehendaknya. Dan pendidikan Jawa berupaya menanamkan

gagasan-gagasan tersebut secara terus-menerus (Mulder, 2001:96).

Dalam proses seseorang menjadi orang Jawa, orang tersebut harus belajar

membedakan antara diri mereka dengan kepentingan “keluarga dan komunitas

yang lebih luas”. Hingga pada akhirnya individu dan masyarakat terlindung satu

sama lain ileh internalisasi semua aturan dan ketentuan yang dianggap dapat

menjamin bentuk social yang tepat itu, tanpa pandang kebijaksanaan atau

pertimbangan individu. Lebih lanjut menurut Mulder, hubungan yang terjalin di

dalam masyarakat haruslah menyenangkan, damai, dan ramah serta

memperlihatkan kesatuan tujuan. Intinya hubungan itu harus dicirikan dengan

semangat rukun. Mulder menyebut semangat rukun ini adalah konsep Melayu

dan Jawa. Konsep nan kaya ini selanjutnya dikemas menjadi “berada dalam

harmoni”, “tenang dan damai”, “bagaikan hubungan ideal persahabatan”. “tanpa

pertikaian dan perselisihan”, “ramah”, “bersatu dalam tujuan seraya saling tolong-

menolong”. Idealnya, kehidupan komunal harus dijiwai oleh semangat rukun yang

mengimplikasikan penghalusan perbedaan, kerja sama, aling menerima, dan

Page 147: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

kesediaan berkompromi. Harapannya kemudian adalah kehidupan dalam

masyarakat bisa menyamai kehidupan dalam komunitas ideal (Mulder, 2001:98).

Dari beberapa paparan yang telah peneliti sampaikan, dapat disimpulkan

bahwa baik logo SIEM maupun tema SIPA 2009 ini berakar dari nilai-nilai

kebudayaan, gagasan-gagasan filsafati tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal

Ika, serta nilai-nilai budaya Jawa yang menjunjung harmonisasi, keselarasan, dan

kerukunan.

Setelah mendiskusikan tentang logo SIEM dan kaitannya dengan tema SIPA

2009, selanjutnya peneliti hendak memfokuskan analisis pada logo Pemkot Solo.

Folus kajian logo Pemkot Solo ini menarik perhatian peneliti untuk dianalisis

karena peneliti menemukan bahwa terjadi perbedaan penempatan logo Pemkot

Solo pada pesan iklan SIEM dan SIPA. Pada konsep pesan iklan SIPA, logo

Pemkot Solo ditempatkan sejajar dengan logo penyelenggara SIPA dan masuk

dalam desain iklan SIPA. Namun berbeda pada desain iklan SIEM. SIEM

menempatkan logo Pemkot Solo sejajar dengan sponsor SIEM lain dan

ditempatkan diluar konsep desain iklan SIEM.

Gambar 5.11. Logo Pemkot oleh panitia SIEM disetarakan dengan sponsor lain

Pada korpus penempatan logo tersebut, nampak logo Pemkot Solo

disejajarkan dengan logo sponsor lain pada even SIPA. Pemkot Solo menempati

Page 148: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

posisi keenam dari keseluruhan sponsor SIEM 2007. Ukuran logo Pemkot Solo

memiliki ukuran yang rata-rata sama dengan ukuran logo sponsor lain. Pada

bagian ini, logo panitia penyelenggara tidak masuk dalam logo sponsor. Logo

panitia penyelenggara masuk dalam desain iklan SIEM 2007 seperti yang peneliti

tuliskan pada bab penyajian data korpus 3.

Dengan penempatan logo Pemkot Solo diurutan keenam ini menunjukkan

besaran kontribusi Pemkot Solo seperti yang dinyatakan oleh Ketua Pelaksana

SIEM, Putut H Pramono. Putut menyatakan bahwa kontribusi Pemkot Solo untuk

SIEM sebesar 10 % dari total seluruh biaya SIEM.

“.. Sekarang tiap penyelenggaraan SIEM itu, kita butuh dana 1,5 M.

Subsidi pemerintah berapa? 150 juta. 200 juta. Kan nggak.. wah wis..

nggak papa …(sambil tertawa)..” (wawancara dengan Ketua Pelaksana

SIEM, Putut H Pramono pada tanggal 25 Agustus 2011).

Dari pernyataan Putut tersebut jelas bahwa bantuan Pemkot Solo untuk

SIEM adalah 10% dari total seluruh pengeluaran SIEM . Kontribusi 10 % ini

mempengaruhi penempatan logo Pemkot Solo seperti nampak pada gambar diatas.

Berkaitan dengan kontribusi Pemkot Solo sebesar 10% ini, menurut Putut,

hanya membiayai tiket pesawat 3 orang delegasi dari Afrika. Tidak bisa

membiayai akomodasi peserta tersebut apalagi membiayai delegasi lain.

“…Seperti kemarin dari Zimbabwe, 3 orang saja kemari udah 92 juta.

Itu tiketnya saja.. Diwenehi yo tak tompo, ora diwenehi yo iso

jalan…”.

Dari pernyataan Putut ini dapat peneliti temukan bahwa dalam setiap

penyelenggaraan SIEM, tidak mungkin semua delegasi mendapatkan sponsor dari

Page 149: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

negaranya. Panitia SIEM harus menyiapkan dana untuk mendatangkan delegasi-

delegasi ini. Dana Rp 150.000.000,00 hanya cukup untuk membiayai tiket

pesawat tiga orang delegasi dari Afrika. Tidak dapat membiayai delegasi lain

untuk datang ke Solo. Putut menambahkan karena SIEM sudah menjadi bagian

dari dirinya, maka SIEM harus tetap terlaksana. Dalam wawancara tersebut, Putut

juga memberikan sikapnya kepada Pemkot berkaitan dengan dana yang diterima

untuk penyelenggaraan SIEM.

Berbeda dengan pencantuman logo Pemkot Solo pada pesan iklan SIEM

tahun berikutnya yakni pada tahun 2008, nampak bahwa logo Pemkot Solo dibuat

dengan ukuran lebih besar daripada tahun sebelumnya. Ukuran logo kali ini juga

lebih besar bahkan paling besar diantara semua logo. Gambar dari penjelasan ini

seperti terlihat sbb:

Posisi logo Pemkot Solo diletakkan di bagian awal dari ruang penempatan

logo dari sponsor. Logo Pemkot Solo tidak masuk dalam ruang desain iklan

SIEM. Hal ini menandakan bahwa sekalipun bantuan tersebut masih 10% tetapi

panitia hendak menyampaikan bahwa Pemkot Solo berkontribusi dalam

mendukung pelaksanaan SIEM ini. Namun sikap panitia tetap tidak memasukkan

Gambar 5.12. Perubahan pencantuman logo Pemkot

Solo pencantuman logo sponsor

Page 150: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

logo Pemkot Solo pada desain iklannya, namun meletakkannya di luar desain

iklan SIEM. Berbeda dengan SIPA, logo Pemkot Solo dan logo penyelenggara

diposisikan sejajar dan masuk dalam desain iklan SIPA.

Penempatan logo Pemkot Solo kembali berubah dalam desain iklan SIEM

2010, seperti nampak pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.13. Logo Pemkot dicantumkan setelah logo panitia

dengan ukuran logo lebih kecil dari logo panitia dan sponsor IDEA

Pada gambar diatas nampak jumlah sponsor yang lebih banyak daripada

penyelenggaraan SIEM tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, logo penyelenggara

SIEM sejajar dengan pencantuman logo sponsor lain pada even SIEM 2010. Logo

Pemkot diposisikan sejajar dengan sponsor lain dan ditempatkan pada di posisi

pertama dari keseluruhan sponsor yang mendukung SIEM 2010.

Penempatan logo Pemkot Solo dan panitia penyelenggara dalam konsep

desain iklan SIEM berubah-ubah posisinya dari setiap penyelenggaraan SIEM.

Peneliti menemukan bahwa panitia penyelenggara kesulitan di dalam

menempatkan Pemkot Solo dalam penyelenggaran SIEM. Penempatan logo,

dalam pandangan peneliti menunjukkan posisi dari instansi yang diwakili oleh

logo tersebut dalam penyelenggaraan sebuah even. Dengan berubahnya

Page 151: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

penempatan logo Pemkot Solo khususnya, mengindikasikan bahwa panitia

penyelenggara masih kesulitan menentukan posisi Pemkot Solo dalam

penyelenggaraan acara SIEM. Pemkot Solo, seperti diakui oleh panitia pelaksana

SIEM dan Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Solo, berkontribusi pada pemberian

ijin pelaksanaan acara di wilayah administratif Kota Solo. Selain itu, kontribusi

Pemkot Solo adalah memberikan dana stimulan kepada panitia penyelenggara

untuk menyelenggarakan SIEM. Hal ini sesuai dengan Pernyataan Keksi Sundari

bahwa pelaksanaan SIEM yang kedua sudah mulai diberikan anggaran yang

diambil dari APBD Kota Solo. Lebih lanjut diakui oleh Keksi bahwa sekalipun

dana dari Pemkot nilainya kecil, tapi sudah bisa membantu untuk pembiayaan

SIEM.

“…. itu APBD ya walaupun kecil, tapi sudah ada bantuannya dan

memang banyak sponsor…” (wawancara dengan Kepala Bidang Sarana

Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Keksi Sundari pada

tanggal 14 September 2011).

Dari hasil wawancara tersebut, nampak kontribusi Pemerintah untuk

pelaksanaan SIEM memang kecil. Kontribusi yang dimaksud adalah sumbangan

dana berupa dana stimulan yang diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD). Mengenai minimnya dana stimulan yang diberkan

Pemkot Solo ini juga diakui oleh Ketua Penyelenggara SIPA, Irawati

Kusumorasri.

Irawati menyebutkan tentang istilah yang digunakan oleh Pemkot untuk

dana bantuan Pemkot Solo bagi penyelenggaraan SIPA adalah dana stimulan.

Diakui Irawati bahwa dana stimulan tersebut nilainya kecil. Nilainya yang kecil

Page 152: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

ini pun dikurangi setiap tahun sehingga diharapkan nantinya tidak ada lagi dana

stimulan dari Pemkot. Irawati menyebutkan alasan pengurangan dana stimulan ini

adalah demi kemandirian even, artinya even ini dalam perkembangannya tidak

mengandalkan dana dari Pemkot Solo.

“…Mereka (pemerintah) bilangnya tidak subsidi tapi dana stimulan. Dana

stimulan. Jadi setiap tahun dikurangin, agar kita bisa mandiri. Dari tahun

pertama, kedua, ketiga, ini berkurang terus...” (wawancara dengan Ketua

Penyelenggara SIPA, Irawati Kusumorasri pada tanggal 13 Juli 2011).

Meskipun nilai dana stimulan terus berkurang dari tahun ke tahun, namun

baik SIEM dan SIPA terus diharapkan oleh Pemkot Solo sebagai even kota yang

nantinya dapat mem-branding Kota Solo sebagai Kota Budaya.

Harapan Pemkot tentang SIEM dan SIPA bagi branding Kota Solo ini diakui oleh

Keksi. Menurut Keksi, dengan adanya even internasional tersebut, banyak turis

asing yang akan berkunjung ke Kota Solo. Informasi mengenai adanya even

bertaraf internasional tersebut disebutkan Keksi sudah masuk dalam kalender

even Kota Solo. Kalender even ini sudah terbit setahun sebelum even-even ini

dilaksanakan. Dengan demikian, masyarakat yang ingin menonton dapat

merencanakan terlebih dahulu untuk mengunjungi Kota Solo.

“….. Jadi dengan adanya kalender seperti itu diharapkan adanya even-

even itu, pengunjung bisa datang ke Solo. Jadi even ini bisa

digunakan untuk branding kota. Kota budaya dan juga ada even-even

internasional itu…” (wawancara dengan Kepala Bidang Sarana Wisata

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Keksi Sundari pada tanggal

14 September 2011).

Page 153: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

Dengan adanya kepentingan dari Pemkot Solo ini, even diharapkan dapat

memperkuat branding Solo sebagai Kota Budaya. Namun dalam

perkembangannya, peneliti menemukan bahwa terjadi kegagalan branding Kota

Solo sebagai Kota Budaya melalui even ini. Sebelum menganalisis secara

mendalam berkaitan dengan kegagalan branding Pemkot ini, peneliti hendak

memaparkan terlebih dahulu awal terbentuknya even SIEM.

SIEM awalnya terbentuk dari pembicaraan para penggiat budaya di Darmin

Art Café, Jakarta. Pernyataan ini disampaikan oleh Profesor Darsono, Dosen

Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Pembicaraan untuk diciptakannya sebuah even

budaya di Kota Solo tersebut pada awalnya merupakan sebuah diskusi antara Prof

Darsono, Bambang Sutedjo dan Yasudah.

Semasa pembicaraan tersebut berlangsung, di Kota Solo sendiri

diselenggarakan even musik lokal. Dengan hasil pembicaraan di Darmin Art Café

dan dengan adanya even musik lokal tersebut, maka digabunglah ide itu dan

selanutnya dilakukan pertemuan dengan Pemkot Solo yang diwakili oleh Kepala

Dinas Pariwisata Kota Solo.

Pertemuan tersebut akhirnya berlanjut. Selama proses diskusi, menurut

Darsono, sebenarnya ia agak berbeda pendapat dengan beberapa orang yang ada

dalam diskusi tersebut. Perbedaan pendapat ini mengenai istilah „musik etnik‟

yang bagi Prof Darsono merupakan istilah yang digunakan oleh orang Barat untuk

melihat jenis musik di Indonesia. Bagi Darsono penyebutan tersebut

mengkerdilkan Indonesia. Selanjutnya Darsono mengusulkan untuk menyebut

Page 154: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

jenis musik yang akan dilaksanakan adalah „musik tradisi‟. Diakui Darsono,

konsep ini memang agak berbeda namun memiliki konsep ide yang sama.

Dalam perkembangan diskusi tersebut, Bambang Sutedja mengusulkan

untuk menggunakan nama „musik etnik‟ karena nama tersebut „menjual‟.

Darsono selanjutnya menyatakan bahwa dirinya tidak ikut karena alasan yang

„menjual‟ tersebut. Bagi Darsono, ia mempersilahkan jika even ini nantinya tetap

dilaksanakan dengan menggunakan nama etnik, namun sikapnya tetap pada posisi

tidak ikut dalam penyelenggaraan even itu.

“ … kemudian Pak Bambang Sutejo kebetulan ketemu dengan Pak Putut

kemudian ketemu dengan Pak Waridi Ata‟un dengan komunitas Wisma

Kuning… OK! Tapi saya tetep ga ikut…” (Hasil wawancara dengan

Profesor Darsono, Dosen Institut Seni Indonesia Solo).

Dengan adanya kesepakatan ini, maka selanjutnya SIEM berlangsung tahun

2008 dan 2010. SIEM 2009 ditiadakan karena pada tahun ini, SIPA lahir. Baik

SIEM mapun SIPA dilaksanakan di Kota Solo.

Rencana awalnya, SIEM 2012 akan digelar kembali di Kota Solo, namun

akhirnya SIEM urung dilaksanakan di Solo dan akhirnya dilaksanakan di Pabrik

Gula Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Tidak dilaksanakannya SIEM 2012 di

Kota Solo ini dan akhirnya berpindah ke Karanganyar ini berawal dari

ketidaksetujuan DPRD Kota Solo terhadap pemilihan lokasi SIEM di Taman

Balekambang. Anggota Komisi IV DPRD Kota Solo, Paulus Haryoto, seperti

dikutip oleh Solopos pada tanggal 8 Juni 2012 mengatakan bahwa DPRD Kota

Page 155: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

Solo tidak setuju terhadap rencana penyelenggaraan SIEM di Taman

Balekambang karena beberapa alasan.

Alasan yang dikemukakan Paulus pada saat itu adalah Taman Balekambang

merupakan kawasan cagar budaya yang dimanfaatkan untuk pelestarian flora dan

fauna. Dengan penyelenggaraan SIEM nantinya, dikhawatirkan akan merusak

kawasan cagar budaya ini dan mengganggu binatang-binatang yang ada di

kawasan tersebut. Alasan lain yang dikemukakan oleh Paulus adalah kapasitas

lahan parkir di wilayah Taman Balekambang. Menurut Paulus, kapasitas lahan

parkir dinilai tidak memadai karena kawasan tersebut sedang dalam proses

pembangunan, yakni pembangunan Pasar Burung Depok dan dengan banyaknya

pengunjung SIEM yang nantinya datang, dikhawatirkan tidak akan mampu

menampung mereka untuk menonton even ini.

Keberatan pengambilan lokasi SIEM 2012 tidak hanya datang dari DRPD,

namun ketidaksetujuan ini juga datang dari masyarakat yang mengatasnamakan

seniman dan budayawan yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Seni

Budaya (FMPSB). Alasan FMPSB tidak menyetujui lokasi SIEM di Taman

Balekambang adalah karena kawasan tersebut dianggap tidak sesuai dengan

semangat pengembangan kawasan sebagai pusat pengembangan budaya dan

kawasan konversi flora dan fauna (Solopos 19 Juni 2012).

Perbedaan pendapat antara Panitia Penyelenggara dan pihak-pihak yang

tidak setuju dengan pemilihan lokasi SIEM 2012 terus berkembang. Pernyataan-

pernyataan dari pihak yang tidak setuju terus diliput di media massa. Solopos

tanggal 13 Juni 2012 selanjutnya menuliskan tentang DPRD yang memberi

Page 156: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

pernyataan tetap akan melakukan pengawalan untuk pelaksanaan SIEM.

Pengawalan tersebut dimaksudkan untuk memastikan tidak ada dampak negatif

terhadap Taman Balekambang. Meskipun demikian, DPRD Kota Solo tetap

merasa sangsi pemindahan ini tidak membuat fauna yang ada di Taman

Balekambang menjadi stress. DPRD Kota Solo juga mengkhawatirkan kerusakan

lingkungan Taman Balekambang jika memang SIEM jadi dilaksanakan di tempat

tersebut.

Menanggapi pernyataan DPRD tersebut, Panitia Penyelenggara SIEM

mengambil sikap diam. Seperti yang dinyatakan Putut bahwa pelarangan SIEM

2012 merupakan design dari orang-orang yang tidak suka melihat SIEM berhasil.

Bagi Putut, karena ia tahu bahwa pelarangan ini merupakan „settingan‟ maka ia

bersikap diam dan tidak mau memberikan komentar apapun di media massa.

Bagaimanapun juga, menurut Putut, meskipun pelarangan SIEM untuk

dilaksanakan di Balekambang disampaikan menjelang pementasan SIEM, ia tetap

melaksanakan even music tersebut sebagai bentuk „metabolisme‟ nya sebagai

seorang budayawan. Detik-detik menjelang pelaksanaan SIEM dan belum

formalnya ijin pelaksanaan SIEM di Kabupaten Karanganyar sebenarnya juga

menjadikan kegentaran tersendiri bagi Putut. Apalagi delegasi utama yan nantinya

akan tampil di even musik ini sudah siap datang ke Indonesia. Putut kemudian

mengatasi ini dengan berkomunikasi dengan pihak sponsor dan delegasi mengenai

kemungkinan pemindahan lokasi even. Tanggapan dari pihak sponsor dan

delegasi diterima positif, sehingga pada waktu itu SIEM tetap yakin dilaksanakan.

Alasan pihak sponsor untuk tetap mendukung pelaksanaan SIEM, diakui Putut

Page 157: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

sebagai wujud kepercayaan personal, sehingga entah terjadi penggantian lokasi

atau penggantian nama even, yang pasti bahwa jika person yang melaksanakan

tetap sama, bagi pihak sponsor hal tersebut tidak menjadi masalah.

“.. Terserah. Aku kan taunya sama kalian. Kecuali kalo ganti orang, no

problem…” (wawancara dengan Ketua Penyelenggara KWF, Putut H

Pramono pada tanggal 23 Juli 2012).

Berdasarkan pernyataan dari pihak sponsor tersebut, Putut menyayangkan

keberadaan pihak-pihak yang mengintervensi pelaksanaan SIEM. Dalam proses

negosiasinya, Putut menyatakan bahwa Panitia SIEM waktu itu bukan diajak

dialog, namun diskusi pada waktu itu memberikan tekanan tertentu sehingga

Walikota Solo setuju bahwa SIEM tidak boleh dilaksanakan di Balekambang.

“…itu nggak ada forum dialog. Nggak ada. Forum mempressure supaya

Walikota mmbuat statement bahwa ini harus pindah dari Balekambang. Itu

bukan dialog. Ya akhirnya ketika dipressure akhirnya ya Walikota, ya udah

tidak di Balekambang.”.

Seperti yang telah disampaikan oleh Putut bahwa akhirnya forum yang

mempertemukan Panitia Penyelenggara SIEM dan Pemerintah Kota tersebut,

Walikota mengambil keputusan penyelenggaraan SIEM tidak dilaksanakan di

Balekambang. Keputusan tersebut diambil oleh Walikota karena tekanan-tekanan

yang ditujukan kepadanya. Dalam pernyataan Putut selanjutnya, ia menyayangkan

sikap Pemerintah yang tunduk pada tekanan tersebut.

“…. Sekarang kalau otoritas Solo itu sudah mengijinkan. Sudah, tidak

masalah. Tapi saya herannya kok mereka kalah dengan kelompok-kelompok

Page 158: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

yang mengatasnamakan A, B, C. kok kalah? Heran saya. Ini mau jadi

Negara apa?..”.

Setelah proses tersebut terjadi, akhirnya diputuskan SIEM tidak

dilaksanakan. Selanjutnya, Panitia even menyepakati adanya even musik baru

bernama Kereta Kencana World Festival (KWF). Mengenai keputusan nama even

yang baru ini, Putut menyatakan tidak ada kepedulian Pemerintah terhadap even

baru ini. Diakui Putut bahwa ketika ia bertemu dengan Pemkot, mereka tidak

menyapa sama sekali. Mereka juga tidak menanyakan apakah KWF ini sudah

mendapatkan tempat atau belum. Dengan sikap pemerintah yang demikian, Putut

menyatakan bahwa dirinya dan juga even ini seperti dianakharamkan. Pernyataan

ini keluar karena Panitia merasa mereka sudah bekerja untuk Pemkot untuk mem-

branding Solo, namun sikap mereka sama sekali tidak peduli dengan even ini.

Sampai akhirnya menjelang H-4 dari penyelenggaraan KWF, Pemkot

melalui utusannya mendatangi Panitia KWF. Dalam pertemuan tersebut, Pemkot

meminta KWF dipindahkan dari Colomadu ke Balekambang. Pemkot pada waktu

itu menjamin bahwa jika nanti terjadi sesuatu berkaitan dengan pelaksanaan

KWF, maka Pemkot yang akan menanggung. Panitia KWF yang waktu itu

diwakili oleh Putut, menyatakan tidak akan memindahkan KWF dari Colomadu

ke Balekambang.

“…. Karepku Pemerintah ojo mencla-mencle gitu lho.. nanti kan masyarakat

jadi bingung, lho ni kok Walikota nyuruh pindah kok kon mbalik neh? Wis

ra cetho… kurang 4 hari, disuruh balik sana…”

Page 159: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Putut bahwa empat hari

sebelum hari penyelenggaraan, utusan dari Pemkot menemuinya adalah utusan

dari Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata, Sekretaris Daerah dan Wakil Walikota.

“… Makanya ada empat orang yang diutus dari Kepala Disbudpar-nya

kesini. Diutus sama Setda sama Wakil Walikota, waktu itu Walikotanya kan

cuti kampanye DKI 1, untuk kembli ke Balekambang. Saya ndak mau.”

Bagi Putut, dengan sikapnya yang tetap melakssanakan KWF di Colomadu

ini, membuka kemungkinan untuk pelaksanaan KWF nantinya bukan hanya milik

Solo saja atau Karanganyar saja, namun menjadi milik bangsa Indonesia. Hal ini

menurut Putut sesuai dengan filosofi „Kereta‟ yang menjadi nama even musik ini.

Kereta diasumsikan dapat bergerak kemana-kemana dan berkeliling ke seluruh

Indonesia. Dengan demikian, even ini nantinya menjadi milik bangsa Indonesia.

“…toh saya mau kemana aja.. Budaya jangan dipolitisir, bisa menjadi bola

liar…”.

Masalah SIEM ini diselesaikan tanpa kehadiran Walikota Solo, Joko

Widodo, karena Walikota Solo saat itu sedang dalam aktivitas untuk mencalonkan

diri untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Hasil pencalonan Joko Widodo dan

Basuki bersama bahwa pasangan Joko Widodo – Basuki menempati urutan

pertama untuk perolehan suara warga DKI. Data dari KPU menyebutkan bahwa

hasilnya, pasangan calon nomor urut satu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-

Nara) dengan 1.476.648 suara (34,05%), pasangan calon nomor urut dua,

Hendardji Supandji-Ahmad Riza Patria dengan 85.990 suara (1,98%), pasangan

Page 160: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

nomor urut 3, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama 1.847.157 suara (42,60%),

pasangan calon nomor urut empat, Hidayat Nur Wahid-Didik Junaedi Rachbini

dengan jumlah suara 508.113 (11,72%). Kemudian, pasangan calon jalur

independen dengan nomor urut lima, Faisal Batubara-Biem Benyamin dengan

jumlah 215.935 suara (4,98%) dan pasangan calon nomor urut enam Alex

Noerdin-Nono Sampono memperoleh 202.643 suara (4,67%)

(www.kpujakarta.go.id/2012). Melalui data ini dan dikaitkan dengan polemik

yang terjadi di Solo tentang pelaksanaan even SIEM, Jokowi sebagai Walikota

Solo pada masa itu fokus untuk melakukan kampanye dalam rangka

pemenangannya untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Di level lokal Solo, melalui Wakilnya, Kepala Disbudpar dan Setda Solo

menurut Putut hendak melakukan „pembersihan nama‟.

“.. Iya. Walikota tidak datang. Ya dia sendiri bermain di dalam situ. Sibuk

bermain. Tanganne kotor, pengenne wisuh nang wastafel. Emang kita

wastafel?...”

Berkaitan dengan pencalonannya, Putut dalam kacamata budaya

memberikan pandangannya mengenai pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI

Jakarta.

“… Aku berpikir, opo iso tenan Jokowi di DKI? Mengurai kemacetan di

Solo dua tahun ini terakhir, mana? Malah mikir DKI. Dia berpikir pagmatis.

Putut melanjutkan pandangannya mengenai Kota Solo dalam konteks

pengembangan budaya masih kurang.

Page 161: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

“… Temen-temen sepakat, bukan mutung, tapi kemarin menjadi pelajaran

kita kayaknya Solo udah semakin nggak kondusif dalam konteks

membangun kebudayan yang lebih konstrukstif…”

Bagi Putut, konstruktif diartikan dengan mampu menyediakan sarana dan

prasarana yang memadai bagi terselenggaranya sebuah even. Kurang konstruktif

yang ia maksud berkaitan dengan misalnya Bandara Solo, Adi Sumarmo yang

masih kurang dalam jadwal penerbangan internasional. Tujuan akhir para delegasi

untuk penerbangan adalah di Yogyakarta. Sehingga panitia harus menjemput para

delegasi tersebut dari Yogyakarta. Kurang konstruktifnya lagi adalah bahwa

media massa di Solo dirasa juga kurang mendukung budaya yang konstruktif.

Media massa meliput tentang pemindahan lokasi SIEM, media massa lebih

memilih untuk mengangkat konflik antara Panitia Penyelenggara dengan Pemkot

dan DPRD. Hal-hal lain, misalnya tentang dibalik penyelenggaraan SIEM, tidak

diliput, padahal Panitia sudah menawarkan diri untuk membuka diri terhadap

peliputan dibalik penyelenggaraan SIEM. Hal-hal inilah yang menurut Putut

membuat Solo udah semakin nggak kondusif dalam konteks membangun

kebudayan yang lebih konstrukstif.

Gagalnya SIEM 2012 untuk dilaksanakan di Solo ini apabila dikaitkan

dengan branding Kota Solo sebagai Kota Budaya menurut Profesor Darsono

hanya sekadar branding kota saja, bukan Kota Budaya. Dan perlu dicatat bahwa

Kota Solo mengumumkan dirinya sebagai Kota Heritage tahun 2008, dan

branding sebagai Kota Heritage ini menurut Profesor Darsono belum bisa dicapai

oleh Pemkot Solo.

Page 162: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

“…Jadi sebatas branding kota. Tapi branding kota Solo sebagai Kota

Heritage belum. Ketika tahun 2008 itu kita mencanangkan kota Solo sebagai

Kota Heritage maka mestinya yang diangkat Heritage Solo-nya. Kota Solo

sebagai kota Heritage kan?..”.

Lebih lanjut Profesor Darsono menyatakan bahwa Kota Solo belum

memenuhi kriteria untuk mejadi Kota Budaya.

“.. Solo masih berdiri dikit-dikit. Solo baru namanya saja. Cara-carane anak

kecil itu baru berteriak gitu. Berteriak Kota Budaya tapi ya gitu. Ya kayak

berteriak Merdeka, tapi nggak merdeka. Sama. Di Solo masih tarafnya

berteriak. Jadi masih branding tadi. Belum sampai ke citra merek..”

Dan branding Kota Solo sebagai Kota Budaya menurut Profesor Darsono

masih minim.

“… Ya. Minim. Belum sepenuhnya. Ya saya katakan 50 % belum…”.

Apa yang disampaikan oleh Prof Darsono ini sejalan dengan apa yang

disampaikan oleh Profesor Andrik Purwasito. Menurut Purwasito, SIEM dan

SIPA hanya bersifat mercusuar dan belum menjamah konsep lintas budaya.

Politik mercusuar yang dilakukan oleh Pemkot Solo disebut Purwasito sebagai

kebijakan gelembung atau policy of bulb.

Bulb diterjemahkan sebagai gelembung. Gelembung memiliki sifat serba

cepat dan serba gampang. Ia dapat dengan cepat membesar namun tidak berisi.

Demikian pula halnya dengan kebijakan gelembung (policy of bulb). Kebijakan

ini punya sifat yang serba cepat dan serba gampang. Ia dapat dengan segera

Page 163: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

membesar dalam arti populis di mata masyarakat, namun sebenarnya kebijakan ini

tidak berisi.

Kebijakan gelembung membuat orang mudah tertarik, namun sesungguhnya

kosong melompong, hampa dan semu. Kebijakan gelembung meskipun terus

menerus membesar, tetapi cepat atau lambat, akan meletus atau mengempis. Saat

itulah diketahui kesemuannya sekaligus "kekosongan yang melompong".

Namun bahayanya, saat gelembung mengempis, atau kebijakan gelembung

ini mengempis, publik terlanjur terkecoh. Penyelenggaraan even yang bertubi-

tubi, pembangunan yang dilaksanakan terus-menerus, seringnya muncul di media

massa hakikatnya merupakan hal-hal myang membangun gelembung tersebut.

Orang dapat takjub berlari-lari mengikuti gelembung ini. Ia meliuk-liuk

bermanuver mengikuti arah angin. Sampai meletus dan akhirnya orangpun

kecewa.

C. Penggunaan Referensi Lokal pada Pesan SIEM dan SIPA

Kata “lokal” dalam KBBI dikonseptualisasikan sebagai kata benda yang

berarti terjadi (berlaku, ada, dsb) di satu tempat, tidak merata; setempat. Dengan

demikian penggunaan referensi lokal dapat berarti bahwa pesan-pesan dalam

paket promosi SIEM dan SIPA menggunakan unsur-unsur yang terjadi, berlaku,

dan ada di suatu tempat; tidak merata; setempat. Unsur-unsur setempat yang

digunakan dalam konstruksi pesan iklannya menggunakan unsur-unsur budaya

Jawa. Budaya Jawa merupakan budaya masyarakat Solo. Budaya Jawa tersebut

hanya berlaku dan terjadi di Jawa, secara khusus di Kota Solo. Referensi lokal

yang digunakan dalam konstruksi pesan SIEM dan SIPA diantaranya melalui

Page 164: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

pemilihan konsep acara secara keseluruhan, pemilihan tema acara, dan melalui

pemilihan lokasi pelaksaan acara.

1. Unsur Lokal dalam konsep even

Lokalitas pada konsep acara SIEM digunakan pada nama acara SIEM itu

sendiri. SIEM merupakan kepanjangan dari Solo International Ethnic Music.

Lokalitas yang digunakan melalui kata Ethnic Music atau Musik Etnik.

Sesuai namanya, Solo International Ethnic Music, acara ini mengusung

musik sebagai tema utama. Seringkali kita mendengar ungkapan “musik adalah

bahasa universal”. Maksudnya adalah dengan musik semua orang di seluruh dunia

yang berbeda suku, bahasa dan agama memiliki bahasa yang sama yang dapat

dimengerti yakni musik. Pertanyaannya kemudian adalah apakah memang musik

adalah bahasa universal? Dapatkah pula dikatakan bahwa bahasa-bahasa pelbagai

bangsa di dunia, sebagai karya tata budaya lisan, juga musik universal? Mendut

menyatakan bahwa mungkin yang dimaksud dengan ungkapantersebut adalah

musik diatonik jenis Mozart, orkes simfoni, bentuk sonata, yang sejarahnya lahir

dari musik Eropa (Mendut, 2002:37). Bahkan kalngan musikus linguistic pun

tidak sepaham dengan ungkapan “musik adalah bahasa universal”. Mereka

merasa lebih demokratis dengan “semua bahasa etnik adalah musik universal”,

dengan pemahaman bahwa bahasa etnik adalah bahasa lisan yang auditif untuk

memanjakan telinga. Ungkapan musik sebagai bahasa universal, lanjut Mendut

sebenarnya pemaknaanya mengacu pada komponis vokal yang pantas disebut

pemula dan cikal bakal komunikasi bahasa, yakni bayi. Musik universal tanpa

guru tanpa sekolah, sebuah makna alamiah muncul dalam tangisan bayi yang baru

Page 165: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

pertama kali lahir. Bayi manapun di seluruh dunia pun juga memiliki tangisan

yang sama. Bayi dari Negeri Cina, Afrika, Asia tidak berbeda.

Berkaitan dengan konsep musik, Djohan melihat bahwa musik sebagai

bahasa universal dapat disetujui karena sifat-sifatnya yang universal. Sifat

universal ini maksudnya adalah ada prinsip-prinsip spiritual, etika, dan fisika yang

tidak dapat dipisahkan sebagai satu kesatuan budaya. Meskipun di sisi lain,

sumber suara berada di seluruh dunia tidak dapat dibatasi oleh wilayah atau

budaya, apalagi jika kita melihat musik dalam konteks Indonesia. Dengan

kebhinekaan suku bangsa dan budayanya, Indonesia memiliki musik daerah yang

tak terhitung banyaknya (Djohan, 2006:23). Dalam pandangan ini, peneliti

mengamati bahwa konsep Djohan ini adalah konsep yang dianut bagi

penyelenggaraan SIEM.

Setelah memahami konsep musik, Danesi (2010) menyatakan bahwa ada

bermacam-macam tingkatan seni musik yang mungkin ada. Tingkatan musik

tersebut yakni musik klasik yang digubah dan dimainkan oleh kalangan

professional terlatih yang pada awalnya ada di bawah lindungan kaum bangsawan

dan lembaga religius; yang kedua adalah musik tradisional yang dimilki bersama

oleh seluruh populasi; serta yang ketiga adalah musik popular yang dibawakan

oleh kalangan professional, disebarkan melalui media elektronik (radio, televisi,

album rekaman, film) dan dikonsumsi oleh masyarakat luas. Namun, menurut

Danesi bahwa pengkategorian musik ini tidak kaku. Musik klasik, misalnya

terkadang diambil oleh komunitas musik tradisional dan pop, demikian pula

sebaliknya (Danesi, 2010243). Mengacu kepada pendapat Danesi ini, maka

Page 166: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa jenis musik yang hendak diangkat

oleh SIEM adalah jenis musik tradisional. SIEM sebagai wadah perkenalan

musik-musik tradisional dengan level internasional.

Fleksibilitas pengkategorisasian musik ini dalam pandangan Danesi,

muncul dalam pelaksanaan SIEM 2010. Setelah dua kali penyelenggaraan

acaranya menggunakan nama Solo International Ethnic Music, maka pada

pelaksanaannya yang ketiga, panitia penyelenggara menambahkan nama

“Contemporary” pada nama SIEM. Dengan demikian, pada pelaksaan SIEM

ketiga nama even tersebut menjadi Solo International Contemporay Ethnic Music.

Kata “kontemporer” dalam KBBI diartikan sebagai pd waktu yg sama; semasa;

sewaktu; pd masa kini; dewasa ini. Sehingga dalam pengamatan peneliti,

kontemporer dimaknai sebagai sebuah pengembangan atau modifikasi dari yang

pernah ada sebelumnya. Sehingga dalam konsep acara SIEM secara keseluruhan,

eksplisit menggunakan musik tradisional sebagai sarana menyampaikan pesannya.

Sementara untuk pelaksanaan SIPA, tidak menyebutkan secara eksplisit

pada nama evennya tentang referensi lokal yang digunakan. Referensi lokal pada

even SIPA muncul dalam pemilihan tema dan pemilihan lokasi penyelenggaraan

SIPA.

2. Lokalitas dalam tema even

Referensi lokal yang digunakan pada penyelenggaraan SIEM dan SIPA

muncul pada tema SIEM dan SIPA pada setiap penyelenggaraan acaranya.

Referensi lokal dalam tema SIEM dan SIPA berasal dari nilai-nilai budaya Jawa

secara khusus dan nilai-nilai bangsa Indonesia secara umum.

Page 167: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

SIPA pertama di tahun 2009 mengangkat tema “Art Brings Unity, Unity

Brings Harmony”. Tema ini ditulis pada desain iklan dengan menggunakan huruf

kapital dengan ukuran jenis huruf yang tidak terlalu besar jika dibandingkan

dengan jenis tulisan lain yang ada di dalam poster tersebut. Tema ditulis

menggunakan Bahasa Inggris, yakni “Art Brings Unity, Unity Brings Harmony”.

Dalam Bahasa Indonesia, tema ini memiliki arti “Seni Membawa Persatuan,

Persatuan Membawa Harmoni”. Tema ini dalam pengamatan peneliti

menggunakan referensi budaya lokal Jawa dan filosofi bangsa Indonesia.

Kata “seni”, dalam konteks SIPA 2009, merupakan kata dasar dari kata

kesenian. Dalam semiotika Pierce, kata “seni” dapat digolongkan sebagai sebuah

indeks. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara

tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau dapat

pula berarti tanda yang langsung mengacu pada kenyataan (Sobur2009:42).

Konsep “seni” sebagai sebuah indeks menurut Koentjaraningrat (2004:2) merujuk

pada pemahaman bahwa seni merupakan salah satu unsur pembentuk konsep

kebudayaan. Penggolong-golongan unsur kebudayaan ini menjadi penting untuk

dibicarakan karena terlalu luasnya konsep tentang kebudayaan. Guna kepentingan

analisa terhadap konsep kebudayaan, maka menurut Koentjaraningrat, konsep

mengenai kebudayaan perlu dipecah kedalam unsur-unsur. Unsur-unsur terbesar

sebagai pecahan-pecahan tahap pertama, disebut dengan unsur-unsur kebudayaan

yang universal. Unsur-unsur universal ini pasti bisa ditemukan di semua

kebudayaan di dunia, entah itu ada di dalam kebudayaan masyarakat pedesaan

Page 168: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

maupun ada dalam kehidupan masyarakat kekotaan yang besar dan kompleks.

Dan salah satu dari ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut ialah kesenian.

Lebih lanjut berbicara mengenai kesenian, Sutrisno (2006:63) mengatakan

bahwa terdapat dua gugusan dalam sejarah pemikiran mengenai apa yang

dimaksud dengan seni. Pandangan pemikiran pertama, lebih memfokuskan seni

pada karya seni itu sendiri (object centered). Jenis pemikiran seperti ini

diprakarsai oleh Plato dan Aristoteles. Pemikiran kedua yang berbicara mengenai

seni, memandang seni sebagai sebuah teori ekspresionis. Pemikiran ini muncul

pada abad ke-19 yang lebih memfokuskan diri pada sang seniman sendiri sebagai

pusatnya (artist-centered). Namun, entah seni itu dipandang sebagai object

centered atau seni sebagai artist-centered, seni atau kesenian tetaplah merupakan

salah satu unsur universal dalam konsep kebudayaan manusia. Kesenian dimiliki

oleh semua budaya manusia di dunia, termasuk dimiliki oleh semua golongan.

Baik itu golongan masyarakat pedesaan, maupun golongan masyarakat perkotaan,

seni tetap menjadi bagian dalam setiap kebudayaan mereka.

Selain seni, dalam tema SIPA 2009 juga tercantum kata “unity”. Unity

dalam Bahasa Indonesia berarti kesatuan; persatuan. Kata “persatuan” dalam tema

SIPA 2009 dalam semiotika Pierce, juga merupakan sebuah indeks. Kata

“persatuan” mengacu kepada sila ketiga dari Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.

Ketika berbicara mengenai Pancasila, ada baiknya kita berfilsafat tentang

Pancasila. Notonegoro (dalam Suwarno, 1993:84) menyatakan dalam konteks

filsafat, bahwa Pancasila dapat didekati dengan pendekatan hakikat dari Pancasila

itu sendiri. Notonegoro menyebutnya dengan konsep definition logis atau

Page 169: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

definition metafisica Pancasila. Dalam kaitan pemahaman hakikat Pancasila ini,

Notonegoro juga mengambil teori filsafat Yunani kuno untuk menjelaskannya,

yakni teori abstraksi. Notonegoro lebih lanjut menganalisis istilah-istilah yang

digunakan dalam pokok-pokok gagasan Pancasila, yakni Ketuhanan,

kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan. Kata dasar dari

rumusan pokok-pokok Pancasila tersebut adalah Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan

adil. Kata dasar Tuhan, manusia, rakyat, dan adil mendapatkan awalan ke- dan

akhiran –an yang akhirnya menjadikan kata dasar tersebut sebagai kata benda

abstrak, sedangkan awalan per- dan akhiran –an dalam kata dasar satu, menurut

Notonegoro menjelaskan peristiwa atau hasil perbuatan. Oleh karena itu, dalam

memahami Pancasila, Notonegoro selanjutnya menganalisis hakikat dari Tuhan,

manusia, satu, rakyat, dan adil.

Untuk menjelaskan hakikat Tuhan, Notonegoro tidak melepaskan teori

causalis. Tuhan, bagi Notonegoro adalah Causa Prima. Tuhan dideskripsikan

secara lengkap dengan mengatakan bahwa hakikat Tuhan adalah sebab yang

pertama dari segala sesuatu, yang selama-lamanya ada atau abadi yang ada hanya

satu, yang merupakan asal muasal dan tujuan dari segala sesuatu, yang dari

padanya tergantung segala sesuatu, jadi sempurna dan kuasa, tidak mengalami

perubahan, tidak terbatas, Zat yang mutlak, Ada yang mutlak yang adanya ialah

harus dalam arti mutlak, tidak bisa tidak, serta dapat pula mengatur tata tertib

alam, maka wajib untuk ditaati. Dalam deskripsi ini kemudian dapat ditangkap

dalil-dalil filsafat Yunani kuno theologia naturalis yang mendalilkan Tuhan

Page 170: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

sebagai Causa Prima, Motor Immobilis, Sang Maha Pengatur, tetapi juga tersirat

konsep Jawa tentang Tuhan yakni Sangkan Paraning Dumadi.

Selanjutnya, untuk menjelaskan hakikat manusia, Notonegoro mengatakan

manusia sebagai sesuatu yang tersusun monopluralis atau sarwa tunggal dari

tubuh dan jiwa, akal rasa, dan kehendak, dengan sifat-sifat individual sekaligus

social, mandiri dan berdaulat sekaligus sebagai makhluk Tuhan. Keseluruhannya

tersebut menggerakkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat

ketubuhan atau jasmaniah dan bersifat kejiwaan serta religius. Akal manusia

mengacu kepada kebenaran, rasa mengacu kepada keindahan, dan kehendak

mengacu pada kebaikan. Apabila ketiga hal ini bergerak secara kodrati dan serasi,

maka manusia akan mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang membawanya ke

arah kesempurnaan (Suwarno, 1993:85).

Mengenai hakikat satu, menurut Notonegoro, adalah mutlak tidak terbagi,

terpisah dari yang lain, memiliki kepribadian, mempunyai bentuk, sifat dan

keadaan sendiri. Dalam kaitannya dengan penggunaan kata satu atau persatuan

dalam tema SIPA 2009, maka dapat diasumsikan bahwa SIPA 2009 merupakan

wadah yang mutlak tidak terbagi bagi para seniman, mutlak tidak terpisah dari

yang lain dan memiliki kepribadian, bentuk, sifat dan keadaan sendiri sebagai

sebuah ajang pentas seni pertunjukkan para seniman tari. Persatuan juga tidak

hanya dapat dimaknai sebagai yang mutlak tidak terpisah dan tidak terbagi,

namun dapat juga menunjuk pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dimiliki

bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika oleh Wayan Suwira Satria harus diartika

sebagai keragaman, dalam yang satu dan kesatuan dalam yang beragam di dalam

Page 171: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

keseluruhan aspek kehidupan manusia Indonesia baik sebagai individu, sebagai

anggota masyarakat, ataupun warganegara (dalam Oentoro, 2010:111). Hal ini

dapat dimaknai bahwa di dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung

sebuah pemikiran kebhinnekatunggalikaan harus terwujud dalam tataran berpikir,

berwacana dan berbuat, dimana ketiga tataran ini merupakan satu kesatuan aksi

yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Ciri persatuan ini, menurut pengamatan penulis, kemudian diangkat dalam

tema SIPA 2009 sebagai tema yang memiliki kaitan historis dengan jiwa dan

semangat bangsa Indonesia. Semangat kebhinnekatunggalikaan. Di sisi lain, tentu

semangat persatuan ini juga tidak lepas dari faham nasionalisme yang

berkembang pada abad ke-18 yang nampaknya juga memberi pengaruh kepada

makna persatuan Indonesia. Pada masa itu, manusia dikelompokkan menjadi

kesatuan-kesatuan yang disebut dengan nation (bangsa). Di dunia ini, ada ratusan

kesatuan atau bangsa, tetapi tidak semua kesatuan itu masuk dalam Pancasila,

hanya khusus kesatuan Indonesia saja. Maka sila ketiga dalam Pancasila ini

selanjutnya disebut dengan persatuan Indonesia (Suwarno, 1993:87).

Sementara mengenai hakikat kerakyatan dalam sila keempat Pancasila,

masih menurut Suwarno, adalah mengenai seluruh warga di dalam lingkungan

daerah atau negara tertentu, yang memiliki hak dan kewajiban asasi termasuk hak-

wajib demokrasi, yakni demokrasi politik (pendukung kekuasaan) dan demokrasi

fungsional (pendukung kepentingan). Dan akhirnya pada hakikat rasa adil dalam

sila kelima Pancasila dijelaskan dengan konsep klasik yakni setiap orang

menerima apa yang menjadi haknya. Bagi Notonegoro istilah tersebut lebih

Page 172: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

dimaknai dengan dipenuhinya sebagai wajib segala sesuatu yang telah merupakan

suatu hal, meliputi hubungan antara Negara sebagai pendukung wajib bagi warga-

warganya, disebut keadilan membagi (distribusi), sebaliknya antar warganegara

sebagai pendukung wajib bagi negara, disebut keadilan bertaat (legal), antara

sesama warga disebut keadilan sama-sama timbal balik (komutatif).

Kesatuan dan harmoni dalam tema yang diangkat SIPA tahun 2009,

sebenarnya merupakan dua konsep budaya Jawa yang tidak dapat dipisahkan.

Pendapat ini dikemukakan oleh Niels Mulder dalam bukunya yang berjudul

Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia. Mulder adalah peneliti yang banyak

meneliti dan menulis tentang kebudayaan Jawa dan kebudayaan Thailand. Mulder

mendiskusikan kesatuan dan harmoni dalam filosofi sosial masyarakat Jawa. Bagi

Mulder, ideal mistik tentang kesatuan dan harmoni antara manusia dengan

“Tuhan” hadir sebagai model bagi hubungan antara manusia dengan masyarakat.

Upaya-upaya untuk mencapai keselarasan dan pemeliharaan ketertiban adalah

anasir yang menonjol. Gagasan mengenai kesatuan, pada hakikatnya menyiratkan

keteraturan. Hasrat, ambisi, dan keinginan pribadi dianggap sebagai ancaman

harmoni, sampai-sampai timbul pemikiran bahwa “berkorban demi harmoni sosial

akan mengantarkan pada upah tertinggi. Seseorang lebih baik mengalah kepada

masyarakat daripada mencoba memaksakan kehendaknya. Dan pendidikan Jawa

berupaya menanamkan gagasan-gagasan tersebut secara terus-menerus (Mulder,

2001:96).

Dalam proses seseorang menjadi orang Jawa, orang tersebut harus belajar

membedakan antara diri mereka dengan kepentingan “keluarga dan komunitas

Page 173: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

yang lebih luas”. Hingga pada akhirnya individu dan masyarakat terlindung satu

sama lain ileh internalisasi semua aturan dan ketentuan yang dianggap dapat

menjamin bentuk social yang tepat itu, tanpa pandang kebijaksanaan atau

pertimbangan individu. Lebih lanjut menurut Mulder, hubungan yang terjalin di

dalam masyarakat haruslah menyenangkan, damai, dan ramah serta

memperlihatkan kesatuan tujuan. Intinya hubungan itu harus dicirikan dengan

semangat rukun. Mulder menyebut semangat rukun ini adalah konsep Melayu

dan Jawa. Konsep nan kaya ini selanjutnya dikemas menjadi “berada dalam

harmoni”, “tenang dan damai”, “bagaikan hubungan ideal persahabatan”. “tanpa

pertikaian dan perselisihan”, “ramah”, “bersatu dalam tujuan seraya saling tolong-

menolong”. Idealnya, kehidupan komunal harus dijiwai oleh semangat rukun yang

mengimplikasikan penghalusan perbedaan, kerja sama, aling menerima, dan

kesediaan berkompromi. Harapannya kemudian adalah kehidupan dalam

masyarakat bisa menyamai kehidupan dalam komunitas ideal (Mulder, 2001:98).

Dari beberapa konsep dalam tema SIPA 2009, dapat disimpulkan kemudian

bahwa tema SIPA 2009 berakar dari nilai-nilai kebudayaan, gagasan-gagasan

filsafati tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta nilai-nilai budaya

Jawa yang menjunjung harmonisasi, keselarasan, dan kerukunan. Menurut panitia,

tema tersebut dipilih karena tema ini sebagai perwujudan penyatuan semangat

antar seni pertunjukan di Solo dan di berbagai tempat lain di Indonesia bahkan di

seluruh dunia. SIPA 2009 memiliki misi untuk menyatukan semangat masyarakat

pendukung seni pertunjukan untuk kemudian secara bersama-sama membumikan

semangat Kota Solo sebagai Kota Budaya.

Page 174: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

Tema SIPA kedua yakni SIPA tahun 2010 pun juga menggunakan referensi

lokal untuk menyampaikan pesan evennya. Referensi lokal ini adalah message

engineering dari keseluruhan gagasan pelaksanaan acara SIPA. Tema SIPA 2010

adalah “Nature Inspires The Soul of Arts”. Dalam pemahaman semiotika Pierce,

tema SIPA 2010 merupakan sebuah indeks. Pencantuman tema SIPA 2010 masih

konsisten dengan pencantuman tema SIPA 2009 yang menggunakan Bahasa

Inggris. Tema “Nature Inspires The Soul of Arts” apabila diterjemahkan kedalam

Bahasa Indonesia berarti “Alam Menginspirasi Jiwa (dalam) Seni”. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “inspirasi” adalah kata benda yang berarti

ilham. Kata “ilham” dalam Kamus Thesaurus memiliki sinonim kata angan-

angan; bisikan; buah pikiran; gagasan; gerak hati; ide; ilham; kata hati; khayalan;

kreativitas; petunjuk; sempena hati; suara halus, dan wahyu. Dalam terjemahan

bebas, peneliti dapat mengajukan asumsi sesuai dengan KBBI dan Kamus

Thesaurus bahwa kata “inspirasi” memiliki arti ide; gagasan; atau kreativitas.

Inspirasi memiliki makna yang berbeda-beda bagi orang-orang yang

berbeda-beda pula. Bagi Anne Avantie yang merupakan desainer kebaya

terkemuka di Indonesia misalnya, memandang inspirasi sebagai embrio dari kerja

seni yang akan terus beranak pinak menajdi karya-karya yang berkelanjutan

(Endah, 2010:29). Lebih lanjut Avantie menyatakan bahwa sebagian karya

memang terlahir otentik tanpa diwarnai oleh khazanah inspirasi dari sumber

apapun. Ide tersebut muncul dari hati dan terciptalah sebuah mahakarya yang

orisinil. Namun sebagian mahakarya memiliki tempatnya tersendiri karena

kekuatan inspirasi yang tercermin di dalam karya tersebut.

Page 175: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

Hampir mirip dengan pernyataan Avantie tentang inspirasi, bagi Yoris

Sebastian, sosok anak muda Indonesia yang kerap diidentikkan dengan ide kreatif,

menyatakan bahwa inspirasi yang dia peroleh selama ini dia dapatkan dari

manapun. Selain hal-hal sederhana di lingkungan sosial yang dia amati,

mendengarkan music juga sering menjadi sumber inspirasi bagi Yoris untuk

menciptakan inovasi-inovasi. Menurut dia, dengan mencatat hal-hal kreatif yang

ditemui, wawasan seseorang juga dapat bertambah luas (Sebastian, 2010).

Dengan demikian, dari pengalaman kedua orang ternama di Indonesia

tersebut, dapat peneliti sampaikan bahwa terdapat beragam sumber inspirasi yang

dapat digali untuk menghasilkan karya. Berbicara mengenai sumber inspirasi, ada

banyak tempat, waktu dan aktivitas untuk bisa mendapatkan inspirasi. Hal-hal

yang bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi antara lain ketika kita sedang

menikmati cahaya, bayangan, warna, alam, langit, hujan, hewan, dll. Semua ini

bisa membantu kita untuk mendapatkan inspirasi.

Seperti yang telah peneliti sampaikan sebelumnya bahwa sumber inspirasi

bisa diperoleh dimana saja, termasuk sumber inspirasi dari alam. Sumber inspirasi

dari alam ini pula yang melatarbelakangi penggunaan tema SIPA 2010. “Alam

Menginspirasi Jiwa Seni”. Inspirasi ada dalam diri manusia. Alam adalah tempat

hidup manusia itu. Dengan demikian ada keterhubungan antara manusia dengan

alam. Pada pola hubungan alam dengan manusia ini,

Brownlee (2004:152) mengemukakan setidaknya ada tiga sikap manusia

terhadap alam. Pertama, manusia memandang alam sebagai ruang kuasa-kuasa

yang menakutkan sehingga manusia perlu tunduk kepada alam dan

Page 176: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

menyenangkan kuasa-kuasa alam dengan sesajen, kenduri, atau upacara-upacara.

Kedua, manusia memandang alam bukan sebagai subjek yang menentukan nasib

manusia tetapi sebagai objek yang dapat diselidiki dan dipergunakan oleh alam.

Dalam konsep ini, alam ada untuk manusia. Pandangan ketiga mengenai

hubungan antara alam dan manusia menunjukkan bahwa baik alam maupun

manusia dilihat sebagai dua subjek yang saling mempengaruhi. Manusia dan alam

perlu berjalan bersama dalam hubungan yang selaras karena manusia adalah satu

dengan alam.

Brownlee mengakui bahwa pandangan pertama dipegang oleh suku-suku

bangsa tertentu di dunia, sementara pandangan yang ketiga lebih lazim terjadi di

Indoensia khususnya di Jawa. Menurut Brownlee, dalam kebudayaan Jawa, alam

merupakan suatu keseluruhan yang sakral, dengan menyadari bahwa tidak semua

bagian dari alam adalah suci. Ada bagian-bagian dari alam misalnya puncak bukit

yang tinggi, jurang yang curam, kuburan dan pohon-pohon (beringin, bunga

gading, pohon aren) yang lebih indah daripada bagian-bagian alam yang lain.

Seluruh alam bagi orang Jawa bersifat sacral, namun sifat itu terserak, bukan

homogen tapi heterogen. Dalam pandangan ini manusia bersatu dengan alam.

Manusia tidak berdiri berhadapan dengan kosmos, melainkan manusia sebagai

bagian dari kosmos tersebut. Jadi, dengan melihat adanya keterhubungan antara

manusia dengan alam ini, maka tema SIPA 2010 tercipta. SIPA 2010 hendak

mengingatkan kembali mengenai keberadaan hubungan manusia dengan alam.

Keterhubungan antara manusia dengan alam ini nampak pula pada

pemilihan latar belakang (background) dari pesan iklan SIPA. SIPA 2010

Page 177: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

mengambil latar (background) lahan pertanian atau sawah. Sawah merupakan ciri

khas bangsa Indonesia sebagai negara agraris. Sebagian besar wilayah Indonesia

merupakan lahan pertanian.

Pada konsep iklan SIPA 2010, ikon padi yang ditampilkan terlihat masih

berwarna hijau. Hal ini menandakan saat musim tanam. Lahan pertanian yang

masih hijau juga menandakan tanah yang subur yang masih dapat dijadikan media

untuk bertanam, khususnya tanaman padi. Dalam pandangan penulis, lahan

pertanian ini mengacu pada kata tema SIPA 2010 yakni “nature”. “Nature” atau

“natur” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alam semesta dan segala yg

diciptakan oleh Tuhan; alam beserta isinya; asli. Natur dikaitkan dengan keaslian

alam. Keaslian alam semesta ciptaan Tuhan yang belum bercampur dengan

bangunan gedung-gedung.

Kembalinya manusia akan penghargaan kepada keaslian alam ciptaan

Tuhan ini, dalam pandangan peneliti merupakan salah satu bentuk autokritik.

Masyarakat seringkali telah dimanjakan dengan pembangunan-pembangunan.

Setyobudi (2001:1) menyatakan hal senada. Setyobudi mengatakan bahwa selama

kurun waktu 25 tahun, Orde Baru dengan program lima tahunannya, rupanya

terlampau menitikberatkan pembangunan di kawasan perkotaan. Program ABRI

Masuk Desa disinyalir hanyalah sebatas retorika politik pemerintah dan militer,

sekadar membangun opini publik bahwa militer dekat dengan rakyat. Poster SIPA

kedua ini, nampaknya memiliki harapan agar para seniman kembali kepada natur

atau alam, yang memungkinkan mereka untuk menciptakan karya seninya.

Page 178: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

Pemilihan sawah sebagai latar dari poster ini juga dikarenakan pada masa

lalu, Indonesia, khususnya Jawa, memiliki kerajaan bernama Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit mendasarkan kegiatan perekonomiannya pada pertanian

(Ricklefs, 2008:35). Hal senada juga diungkapkan oleh Soesastro dkk. Soesastro

dkk menyatakan bahwa sifat suatu masyarakat yang sangat agraris dapat diamati

dari beberapa artinya yang khas. Salah satu cara mengenalnya adalah melalui

pembagian angkatan kerjanya menurut kegiatan ekonomi (Soesastro,dkk,

2005:219). Pembagian angkatan kerja dalam kegiatan ekonomi dapat digolongkan

ke dalam empat kategori, yaitu: pertama, industry primer (pertanian dan kegiatan

ekstraktif); kedua, industry sekunder (industri pabrik); ketiga industry tertier yang

dapat dibagi lebih lanjut dalam jasa-jasa institusionil (perdagangan, perbankan,

turisme) dan jasa-jasa perorangan (profesi, pegawai negeri, pembantu rumah

tangga dan segala macam bentuk pekerjaan-pekerjaan lain). Melalui

penggolongan ini, terlihat bahwa pendapatan masyarakat Indonesia di kategori

primer menempati posisi pertama sebesar 72% dari total pendapatan. Dengan

demikian, nampak jelas bahwa sector pertanian menjadi sektor utama penunjang

ekonomi Indonesia. Dengan tingginya pendapatan negara di sektor pertanian ini,

membuat Indonesia layak disebut sebagai negara agraris. Dalam konteks SIPA

2010, Indonesia sebagai negara agraris diangkat dalam desain latar poster. Desain

latar ini menggunakan referensi lokal masyarakat Indonesia untuk mengajak

orang-orang dari bangsa lain berkumpul di Indonesia, di negara agraris.

Latar sawah yang dipilih ini baik jika dipandang dari sudut pandang

panitia pelaksana SIPA. Namun apabila kita lihat fakta yang berkembang pada

Page 179: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

saat even ini berlangsung, maka penulis menyatakan sedang terjadi inkonsistensi

konsep atau ide SIPA 2010. Konsep SIPA 2010 mengajak kembali ke keaslian

alam, sementara pada masa-masa SIPA berlangsung, sedang terjadi pembangunan

di beberapa lokasi di Kota Solo. Pemkot Solo melakukan pembangunan pasar,

yakni Pasar Legi, Pasar Kembang dan Pasar Nusukan, dan pasar tradisional lain di

Kota Solo; pembangunan fasilitas-fasilitas umum seperti terminal hingga

pembangunan hotel dan mall baru di Kota Solo. Dengan fakta-fakta ini, semangat

untuk kembali ke alam seperti tema yang diusung oleh panitia SIPA nampaknya

tidak berjalan beriringan. Artinya terdapat kesenjangan antara message

engineering dengan message packaging.

Mengenai pelaksanaan SIEM, penggunaan tema yang mengacu pada

referensi lokal muncul pada tema SIEM pertama di tahun 2007. SIEM kedua dan

ketiga tidak menggunakan tema namun mengacu kepada bentuk lain untuk

memuat gagasan-gagasan lokalitas.

Tema SIEM pertama yakni “Merajut Kebhinnekaan Budaya Bangsa dan

Hubungan Internasional”. Penyampaian tema SIEM 2007 ini menggunakan

Bahasa Indonesia. Pesan yang hendak disampaikan oleh penyelenggara adalah

menyatukan keragaman budaya dari berbagai bangsa di dunia melalui SIEM.

Makna persatuan ini dapat kita amati dalam setiap pilihan kata dan frase dalam

tema SIEM 2007. Kata “kebhinekaan budaya bangsa” misalnya, dalam pandangan

Hamengku Buwono X mengacu kepada Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal

Ika ini harus diingat dan dijadikan basis strategi integrasi nasional. Bhinneka

Tunggal Ika diartikan sekalipun satu, tidak boleh dilupakan bahwa sesungguhnya

Page 180: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

bangsa ini berbeda-beda dalam suatu kemajemukan. Menurut Hamengku Buwono

X, pengalaman mengajarkan bahwa bukan semangat kemanunggalan atau

ketunggalan (tunggal-ika) yang paling potensial untuk bisa melahirkan kesatuan

dan persatuan yang kuat, melainkan pengakuan akan adanya pluralitas (bhinneka)

dan kesediaan untuk menghormati kemajemukan bangsa Indonesia. Pengakuan

adanya pluralitas dan kesediaan menghormati kemajemukan inilah yang

menjamin persatuan dan kesatuan serta integrasi nasional dalam rentang waktu

jangka panjang yang kukuh dan lestari (Hamengku Buwono, 2008:67).

Mengacu pada pendapat Hamengku Buwono, bahwa dalam kesadaran akan

adanya perbedaan dan kesadaran untuk menghormati perbedaan itu merupakan

pengalaman yang mampu membuktikan terciptanya persatuan, maka dalam

konteks SIEM 2007 ini, merajut kebhinnekaan budaya bangsa juga dapat

dimaknai bahwa perbedaan budaya khususnya seni musik mampu diikat dalam

semangat persatuan dengan menyadari perbedaan dan penghomatan terhadap

perbedaan.

Frase lain dalam tema SIEM 2007 adalah frase “hubungan internasional”.

Hubungan internasional merupakan hubungan yang terjalin diantara dua negara

atau lebih atau hubungan antar individu yang berasal dari negara berbeda, baik

berupa hubungan politik, sosial, budaya, ekonomi, dan hankam. Hubungan

tersebut dapat terjalin karena adanya ketidakmerataan kekayaan alam atau

keseimbangan perkembangan industri di setiap negara, sehingga menuntut negara

yang saling mengadakan hubungan tersebut untuk bersama-sama melakukan

Page 181: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

kerjasama dengan negara lainnya. Tujuannya tentu saja untuk mencapai

kesejahteraan bersama.

Jika pada desain iklan SIEM 2007 menggunakan tema dengan referensi

lokal khas Jawa dan Indonesia, maka pada pesan iklan SIEM kedua dan ketiga

menggunakan referensi lokal dengan cara yang berbeda. SIEM 2008,

menggunakan lokalitas pada busana yang dikenakan oleh model pada iklan.

Busana yang digunakan oleh model dalam iklan SIEM 2008 adalah busana

„basahan‟. „Basahan‟ pada busana laki-laki, dalam konteks kultur Jawa, berarti

tidak mengenakan baju atau bertelanjang dada, sementara bagian bawah

menggunakan „jarik‟. „Jarik‟ adalah kain panjang yang dikenakan untuk menutupi

tubuh sepanjang kaki. „Jarik‟ dalam konteks budaya Jawa merupakan busana khas

yang digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. „Jarik‟ bukan hanya kain

panjang polos, namun kain panjang bermotif. Motif yang digunakan adalah motif

batik. Batik juga merupakan motif khas masyarakat Indonesia, termasuk di Jawa.

Jawa merupakan ikon batik di Indonesia. Endorser pada poster SIEM 2008

menggunakan „jarik‟ dengan motif „Parang‟. Kata „Parang‟ berasal dari kata

„pereng‟ yang berarti „lereng‟. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun

dari tinggi ke rendah dalam bentuk diagonal. Susunan motif ini seperti berbentuk

huruf „S‟ yang jalin-menjalin tidak terputus yang melambangkan kesinambungan.

Bentuk dasar huruf „S‟ ini diambil dari ombak samudra yang menggambarkan

semangat tidak pernah padam.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motif ini merupakan salah satu

motif dasar batik yang paling tua. Pada masa lalu, motif parang sangat

Page 182: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

dikeramatkan dan hanya dipakai oleh kalangan tertentu dan acara-acara tertentu

saja. Contohnya, jarik dengan motif parang ini digunakan oleh raja-raja Jawa dan

senopati keraton yang pulang berperang membawa kemenangan. Melalui

penggunaan jarik motif parang ini, senopati ingin menyampaikan kabar gembira

kepada Raja atas kemenangannya.

Motif parang sendiri sebenarnya juga beragam. Ada Parang Rusak yang

khusus digunakan oleh Raja, ada pula Parang Kusuma dan Parang Barong, Parang

Klithik, dsb. Warna dasar motif parang juga berbeda antara motif parang Solo

dengan motif parang Yogyakarta. Motif Parang Solo berwarna coklat atau sering

disebut dengan „Sogan‟ sementara motif Parang Yogyakarta memiliki warna dasar

putih. Mengamati batik yang digunakan oleh endorser pada poster SIEM 2008,

nampak bahwa endorser menggunakan jenis jarik dengan motif Parang Rusak

Yogyakarta. Parang Rusak merupakan motif batik sakral yang hanya digunakan di

lingkungan Keraton. Namun sekarang ini, penggunaannya telah mengalami

modifikasi. Motif jenis ini tidak hanya digunakan untuk kalangan bangsawan

namun telah digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Motif tersebut juga

merupakan motif khas Yogyakarta, karena warna dasar jarik adalah warna putih,

padahal SIEM ini dilaksanakan di Solo. Dalam pandangan peneliti, terdapat

ketidaksesuaian penggunaan filosofi kemasan pesan dengan pesan yang

sebenarnya ingin disampaikan. Dengan kata lain, kembali terjadi kesenjangan

antara message engineering dengan message packaging.

Page 183: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

3. Lokalitas pada pemilihan lokasi even

Hal-hal yang bersifat lokal juga muncul pada pemilihan lokasi

pelaksanaan SIEM dan SIPA. SIEM pertama mengambil lokasi di Benteng

Vastenberg. Benteng Vastenberg dipilih sebagai tempat yang dianggap tepat

untuk pelaksanaan even ini. Benteng Vastenberg yang berlokasi di Jl. Mayor

Sumarno, Solo merupakan bangunan yang didirikan pada tahun 1745 pada masa

pemerintahan Kolonial Belanda. Benteng ini menjadi saksi sejarah perkembangan

Kota Solo. Dibangun bersamaan dengan kepindahan Keraton Mataram dari

Kartasura ke Desa Sala yang kemudian menjadi Keraton Kasunanan Surakarta

Hadiningrat. Benteng yang memiliki nilai sejarah tinggi ini, nampak terawat

ketika pelaksanaan SIEM 2007. Namun terawatnya benteng ini hanya berlangsung

pada saat even SIEM saja. Setelah SIEM 2007 berakhir, Benteng Vastenberg

tidak lagi terawat. Hal ini disebabkan Benteng Vastenberg menjadi rebutan

pemilik dan budayawan. Seperti yang telah diketahui, Benteng Vastenberg kini

telah dimiliki oleh perorangan, padahal seharusnya benteng ini masuk dalam

kawasan cagar budaya yang dilindungi oleh Pemkot setempat. Pemilihan Benteng

Vastenberg pada pelaksanaan SIEM pertama ini tepat karena sesuai dengan visi

misi Kota Solo sebagai Kota Budaya sekaligus sesuai dengan visi misi SIEM yang

mengangkat nilai-nilai budaya lokal agar dikenal masyarakat luas.

Berbeda dengan pelaksanaan SIEM pertama yang mengambil lokasi di

Beteng Vanstenberg, SIEM kedua berlangsung di Pamedan Pura Mangkunegaran.

Pemilihan lokasi ini sama dengan pemilihan lokasi SIPA selama kurun waktu

2009 dan 2010. Pemilihan lokasi penyelenggaraan even di Pamedan Pura

Page 184: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

Mangkunegaran ini peneliti anggap kurang tepat apabila dilaksanakan di

Mangunegaran. Alasannya karena semangat yang dibawa oleh Keraton

Mangkunegaran bukan semangat gebyar. SIEM akan lebih tepat apabila

dilaksanakan di Keraton Kasunanan. Dengan penyesuaian semangat dari masing-

masing keraton ini, menurut peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang benar

pula kepada masyarakat Solo. Masyarakat Solo dapat lebih mengenal dan

memahami secara mendalam tentang historis keraton, khususnya historis Kota

Solo secara holistik.

Lokasi penyelenggaraan SIEM ketiga yakni tahun 2010 mengambil tempat

di Stadion Sriwedari. Pada desain promosi SIEM 2010, penyebutan Stadion

Sriwedari adalah Stadion R. Maladi, Sriwedari. Stadion ini berlokasi di Jalan

Bhayangkara yang merupakan lokasi jantung kota Solo. Stadion ini pada masa

pemerintahan Walikota Solo, Slamet Suryanto diberi nama Stadion R. Maladi.

Maladi merupakan desainer stadion ini sekaligus sebagai salah satu pejuang asal

Solo yang pada masanya berjuang melawan penjajah Belanda. Maladi juga pernah

menjabat sebagai Menteri Olahraga Indonesia. Karena prestasi-prestasi itulah

maka untuk mengenang Maladi, Slamet Suryanto memberi nama Stadion

Sriwedari dengan nama Stadion R. Maladi. Dalam perkembangannya, yakni tahun

2011, pada masa pemerintahan Walikota Solo, Joko Widodo, nama stadion ini

dikembalikan ke nama semula yakni Stadion Sriwedari. Dalam sejarah olahraga di

Indonesia, Stadion Sriwedari merupakan stadion tempat diselenggarakannya

Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada tahun 1946. Faktor-faktor kesejarahan

Page 185: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

inilah yang kemudian dalam pandangan peneliti merupakan alasan panitia

sehingga memilih tempat ini sebagai tempat untuk menyelenggarakan SIEM.

Hal lain yang dapat diamati peneliti dari pemilihan lokasi SIEM adalah

selama tiga kali penyelenggaraan SIEM, panitia belum pernah menggunakan

lokasi yang sama sebagai tempat penyelenggaraannya. Setiap tahun pelaksanaan

SIEM selalu mengambil lokasi yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk

mengeksplorasi tempat-tempat di Solo yang memiliki nilai sejarah dan budaya,

sehingga penonton SIEM dapat mengenali setiap sudut Kota Solo.

SIPA memiliki caranya sendiri untuk menyelenggarakan acaranya. Dalam

dua kali penyelenggaraan SIPA, lokasi pelaksanaan SIPA menempati tempat yang

sama yakni di Pamedan Pura Mangkunegaran.

Gambar 5.14.

Lokasi, tanggal dan waktu pelaksanaan SIPA

2009

Gambar 5.15.

Lokasi, tanggal dan waktu pelaksanaan SIPA

2010

SIPA pertama dan kedua mengambil lokasi di di Pamedan Pura

Mangkunegaran. Pura Mangkunegaran merupakan kediaman Raja Mangkunegara

Solo. Keraton Mangkunegaran sejak awal berdirinya disebut sebagai counter

culture (budaya tandingan) dari tradisi di Keraton Kasunanan (Ghozali, 2002:13).

Page 186: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

Istana Mangkunegaran relatif tidak menampakkan nuansa gebyar. Oleh karena itu,

Keraton Mangkunegaran relatif kurang memberikan kebanggaan dari sisi kultural

bagi masyarakat Solo, meskipun sebenarnya Keraton Mangkunegaran menyimpan

tradisi intelektual yang dirintis oleh R.M. Said atau Mangkunegara I.

Hal ini akan nampak berbeda jika dibandingkan dengan Keraton

Kasunanan. Keraton Kasunanan memiliki tradisi gebyar. Keraton Kasunanan

menyelenggarakan tradisi Sekaten, upacara-upacara megah, dan artefak-artefak

budaya yang menjadi komoditas budaya yang potensial, sekaligus memiliki

peluang ekonomi yang besar. Lebih lanjut menurut Ghozali, Keraton Kasunanan

lebih memberi warna pada Kota Solo sebagai kota plesiran, juga sebagai kota

budaya yang tidak pernah tidur.

Memperbandingkan kedua lokasi tersebut, yakni Keraton Mangkunegaran

dan Keraton Kasunanan, maka nampak jelas bagi kita tentang semangat yang

dibawa oleh masing-masing Keraton. Meskipun sama-sama berada di satu kota,

namun Solo memiliki dua wilayah kerajaan yang memiliki ciri khasnya masing-

masing. Dalam pengambilan lokasi pagelaran, mengacu pada pendapat Ghozali

(2002), maka menurut penulis, akan tepat apabila pelaksanaan pagelaran SIPA

berlangsung di wilayah Keraton Kasunanan. Hal ini mengingat bahwa Keraton

Kasunanan memiliki semangat gebyar, semangat pagelaran yang tentunya sesuai

dengan semangat yang hendak diusung oleh SIPA.

Hal ini berarti, menurut pandangan peneliti, penyelenggaraan SIPA yang

digelar di Mangkunegaran kurang tepat dilakukan. Sesuai dengan pernyataan

Ghozali (2002) bahwa nuansa yang dibangun oleh Keraton Mangkunegaran lebih

Page 187: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

mengacu kepada restrukturisasi budaya Jawa dan reinterpretasi agama (Islam)

untuk mencari rumusan yang ideal. Nuansa yang dibawa oleh Keraton

Mangkunegaran akan sesuai apabila SIPA mengadakan misalnya konferensi seni

pertunjukan atau semiloka seni pertunjukan dan semacamnya di Keraton

Mangkunegaran.

Pemilihan lokasi di Pamedan Mangkunegaran juga mengindikasikan adanya

hubungan kekerabatan antara pihak Keraton dengan pihak ketua penyelenggara

SIPA. Seperti yang telah peneliti sampaikan sebelumnya bahwa Irawati sebagai

ketua penyelenggara SIPA adalah keturunan bangsawan Keraton Mangkunegaran.

Dengan adanya hubungan kekerabatan ini maka setidaknya terdapat tiga hal yang

muncul sebagai dampak hubungan tersebut. Dampak pertama adalah masalah

perijinan. Karena memiliki hubungan kekerabatan dengan Keraton

Mangkunegaran, maka perijinan penggunaan lokasi menjadi lebih mudah. Seperti

yang sudah kita ketahui bersama, dua kali berturut-turut even SIPA dilaksanakan

di tempat yang sama, yakni di Pamedan Mangkunegaran. Untuk pelaksanaan

SIPA ketiga pun lokasi ini dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan SIPA. Bahkan

peneliti dapat pula melakukan prediksi bahwa pelaksanaan SIPA keempat pada

bulan September mendatang akan dilaksanakan pula di Keraton Mangkunegaran.

Dampak kedua dari penyelenggaraan SIPA yang konsisten di Keraton

Mangkunegaran memberikan dampak positioning Keraton Mangkunegaran

sebagai pihak yang peduli dengan eksistensi seni budaya khususnya seni tari.

Kepedulian ini hendak dibuktikan dengan diijinkannya SIPA untuk terus

dilaksanakan di Keraton Mangkunegaran. Dampak ketiga yang muncul adalah

Page 188: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

kembali berkembangnya seni budaya dalam konteks ini adalah seni tari di wilayah

Keraton. Di satu sisi, perkembangan budaya ini menjadi baik karena Solo

menemukan kembali identitasnya sebagai kota yang berbudaya. Namun di sisi

lain, dapat pula muncul anggapan bahwa tempat berkembangnya budaya hanya

ada di Keraton. Tempat-tempat public diluar Keraton tidak memiliki kesempatan

untuk dijadikan tempat berkembangnya sebuah budaya. Dalam anggapan yang

paling buruk adalah rakyat biasa tidak diberi akses untuk mengembangkan budaya

yang menjadi identitasnya. Akses hanya dimiliki oleh kaum elite, dalam hal ini

adalah pihak Keraton.

Dari sisi penulisan lokasi dalam konsep promosi tersebut, penulisan lokasi

menggunakan ukuran huruf yang kecil dengan jenis huruf yang standar. Maksud

dari standar adalah jenis tulisan yang dipilih tidak terlalu menonjol jika

dibandingkan dengan jenis huruf lain dalam poster tersebut. Dengan demikian

dapat peneliti simpulkan bahwa penulisan lokasi dengan menggunakan ukuran

yang kecil dan jenis huruf standar masuk dalam kategori body teks. Body teks

merupakan sub bagian dari keseluruhan isi poster. Body teks merupakan informasi

tambahan dalam sebuah poster. tingkat kepentingannya menempati urutan kedua

setelah pencamtuman judul atau headline. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pencantuman lokasi pada poster SIPA bertujuan untuk memberikan

informasi tambahan karena letak tulisan lokasi SIPA berada pada posisi body teks.

Page 189: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

D. Branding Kota Solo sebagai Kota Budaya dalam Penyelenggaraan SIEM

dan SIPA

Branding sebagaimana yang telah peneliti sampaikan di Bab II penelitian

ini merupakan sebuah nama yang secara umum dilekatkan pada sebuah produk

atau jasa atau kelompok yang melengkapi produk atau jasa tersebut E. Clow &

Baack (2002: 117). Dalam konsep ini, branding atau pemerekan menjadi

penting karena dapat digunakan untuk membedakan produk atau jasa yang

dikomunikasikan dengan produk atau jasa lainnya yang serupa.

Signifikansi branding ini sejalan dengan konsep yang disampaikan oleh

American Marketing Association (AMA). AMA menyatakan bahwa brand

merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi semuanya

untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual untuk

mendifferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing

(www.marketingpower.com/2011). Melalui pemahaman ini dapat ditarik

sebuah kesimpulan bahwa branding atau pemerekan berguna untuk

memposisikan produk atau jasanya secara khusus di benak konsumen. Kotler

menyebut pemosisian produk atau jasa secara khusus di pikiran konsumen ini

sebagai positioning.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan SIEM dan SIPA dalam mem-

branding Kota Solo sebagai Kota Budaya, peneliti menemukan beberapa

pemberitaan di media massa yang memberitakan penyelenggaraan even ini

dalam kaitannya dengan branding Kota Solo sebagai Kota Budaya.

Page 190: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

Forum pasarsolo.com (www.pasarsolo.com/2012) pada tanggal 22 Juli

2009 memposting tentang penyelenggaraan SIPA pertama. Pada

pemberitaannya tentang SIPA, pasarsolo.com menyatakan bahwa SIPA 2009

adalah jawaban dari penyatuan semangat antar seni pertunjukan. Sebuah even

berskala internasional yang di antaranya akan menyatukan semangat

masyarakat pendukung seni pertunjukan untuk kemudian bersama

membumikan Kota Solo sebagai Kota Budaya.

Penyatuan semangat ini didasari oleh kehidupan masyarakat Solo yang

telah memiliki kekuatan dalam seni pertunjukan (performing art). Kedahsyatan

kekuatan itu bisa ditelusuri dari intensitas pergelaran yang menurut sejarah

memang sudah sedemikian dinamis sejak masa lampau. Seni pertunjukan di

Kota Solo tidaklah sekadar ada. Namun dari kuantitasnya yang cukup beragam

dengan mencakup berbagai wilayah kesenian, seni pertunjukan bahkan telah

menjadi daya hidup dari masyarakatnya. Seni pertunjukan sudah dapat

dikatakan telah mengakar dalam kehidupan Kota.

Bukti betapa dunia seni pertunjukan telah mengakar dalam kehidupan

kota diantaranya tertengarai pada kehidupan kantong-kantong seni yang ada.

Tidak hanya yang dikelola oleh Lembaga Pemerintah ataupun Swasta, namun

bahkan juga telah merambah dalam wilayah masyarakat yang mandiri. Kondisi

ini merupakan aset yang tak ternilai bagi Kota Solo terkait dengan sebutan

Kota Budaya. Dan untuk lebih memaksimalkan energi-energi itu maka

dibutuhkanlah semacam „‟terminal‟‟ untuk menyatukan semangat yang sama.

Termasuk dengan mencoba merelasikan dengan seni pertunjukan dari luar

Page 191: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

daerah bahkan dari mancanegara. Dengan demikian lahirlah Solo International

Performing Arts yang pertama, yakni di tahun 2009.

Respon positif dari masyarakat yang mengunjungi situs tersebut. Mereka

menyatakan kesiapannya untuk datang dan menyaksikan SIPA. Mereka juga

menunjukkan apresiasi yang sangat baik terhadap bentuk penyelenggaraan

even budaya berskala internasional yang menurut mereka dapat membuat citra

Kota Solo sebagai Kota Budaya makin kuat. Pasarsolo.com selanjutnya

menampilkan dalam pemberitaannya di tahun 2010 bahwa penyelenggaraan

SIPA pertama ini sukses dilaksanakan.

Pada tahun 2010 tepatnya pada tanggal 3 Juni 2010, pasarsolo.com

kembali memberitakan tentang penyelenggaraan SIPA kedua. Tema yang

diangkat dalam pemberitaan ini adalah Lewat Anak, SIPA Lestarikan Budaya.

Dalam Pre-Event SIPA 2010 ini Panitia sengaja melibatkan anak-anak supaya

anak-anak bisa mulai mengenal dan bangga terhadap budaya Indonesia.

Terlebih lagi, menurut Ketua Panitia, Irawati Kusumorasri, tarian Jawa yang

dibawakan anak-anak ini memang salah satu bentuk kesenian rakyat yang

menjadi tema utama penyelenggaraan SIPA 2010. Bahkan beberapa tarian

yang ditampilkan dalam Pre-Even ini merupakan tarian yang menjadi bahan

ajar wajib mata pelajaran tari di beberapa sekolah di Kota Solo, yakni Tari

Kukilo dan Tari Merak Ngigel.

Berita lain tentang SIPA datang dari surat kabar harian Joglosemar pada

tanggal 24 Maret 2011. SIPA tahun 2011 diberitakan akan bekerjasama dengan

Junior Chamber International (JCI) Chapter Solo. JCI adalah federasi dunia

Page 192: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

yang berisi profesional dan wirausaha muda dengan usia 18-40 tahun. JCI

merupakan lembaga non-pemerintah (nongovernmental organization) yang

berpartisipasi aktif dalam sistem PBB dan termasuk dalam agensi UN seperti

UNICEF dan UNCTAD. JCI memiliki perhatian utama pada gerakan anak

muda internasional di bidang sosial dan budaya.

Dalam pelaksanaan SIPA 2011, menurut perwakilan JCI Asia, Catherine

Chang, anak-anak muda yang tergabung dalam JCI direncanakan akan

membantu penyelenggaraan SIPA dengan keterlibatan mereka menjadi

volunteer baik untuk publikasi SIPA maupun dalam hal pencarian sponsor di

masyarakat internasional.

Respon positif mengenai SIEM juga disampaikan di beberapa situs

berita. Dari sisi seni music, audiopro.co.id (www.audiopro.co.id/2012)

menyatakan bahwa penyelenggaraan SIEM meskipun sederhana dari sisi

panggung, namun dalam kemasan musiknya SIEM telah menampilkan sajian

musik yang cukup baik.

Ulasan audiopro.co.id menyatakan bahwa untuk menggelar pagelaran

music selama lima hari berturut-turut, dimana penampilnya adalah musisi-

musisi dari genre musik yang berbeda, jelas bukan perkara yang mudah. Selain

dari sisi produksi ini, tuntutan akan kesiapan seluruh sistem juga tinggi, apalagi

demi membuat acara bisa mengalir lebih lugas. Apa yang ditampilkan oleh

SIEM ini, apabila dilihat dari tema dan konsep acara yang adalah acara musik

etnis, maka konsep panggung dan audio uni cukup mengena atau cukup tepat

sasaran.

Page 193: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

Selain dari audiopro.co.id, pemberitaan mengenai SIEM juga datang dari

The Jakarta Post (www.thejakartapost.com/2012). Surat kabar ini menyatakan

bahwa SIEM merupakan even yang mampu memberikan hiburan musik bagi

seluruh lapisan masyarakat. Apart from serious students of ethnomusicology,

SIEM was an entertaining event that people from all walks of life could enjoy.

The Jakarta Post juga menuliskan bahwa lebih dari 5.000 orang dari

berbagai kota datang dan menyaksikan SIEM selama lima hari berturut-turut.

Bahkan beberapa penonton memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan

dalam waktu yang relatif lama untuk beberapa penampil SIEM. Their

appreciation was evident in the long applause that was heard after every

performance. Sambutan ini utamanya ditujukan bagi para penampil yang

memainkan jenis musik pop, rock dan jazz.

Dengan melihat beberapa pemberitaan tersebut, baik SIEM maupun

SIPA, mampu membuat citra yang positif di media dan juga masyarakat

pengunjung situs media serta masyarakat penonton kedua even ini. Branding

Kota Solo sebagai Kota Budaya cukup dirasakan dengan adanya beberapa

media dan warga mengaitkan kedua even ini dengan branding Kota Solo

sebagai Kota Budaya.

Page 194: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

VI. PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan analisis tentang rancang bangun pesan SIEM

dan SIPA ini, maka diperoleh beberapa kesimpulan. Kesimpulan diambil sesuai

koridor yang telah peneliti tetapkan pada rumusan permasalahan dan tujuan

penelitian yang peneliti ajukan di bagian pendahuluan penelitian.

Kesimpulan pertama yang diperoleh peneliti adalah bahwa SIEM dan

SIPA merupakan dua dari tigapuluhan even bertema budaya yang dilaksanakan di

Kota Solo. SIEM pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007 dan SIPA

diselenggarakan pada tahun 2009. Ide dari kedua even ini berasal dari masyarakat

Solo dan difasilitasi oleh Pemerintah Kota Solo. Tahun 2007 dan tahun 2009

merupakan tahun-tahun pada masa kepemimpinan Walikota Solo, Joko Widodo,

periode pertama yakni periode 2005-2010.

Sebagai even yang diharapkan Pemerintah Kota Solo sebagai even yang

bertema budaya, SIEM dan SIPA dikonstruksi dengan menggunakan jargon-

jargon, logo dan menggunakan referensi lokal yang memuat unsur-unsur budaya

Jawa yang dimiliki masyarakat Solo. Jargon yang digunakan SIEM dan SIPA

adalah nama acara SIEM dan SIPA. Jargon SIEM dan SIPA juga sama dengan

headline SIEM dan SIPA. Untuk logo yang digunakan oleh SIEM adalah logo

yang memuat unsur-unsur budaya Jawa. SIPA sendiri belum memiliki logonya

secara khusus. Referensi lokal yang digunakan SIEM dan SIPA adalah ada dalam

konsep evennya, selain muncul juga di dalam tema yang diangkat SIEM dan SIPA

dalam setiap penyelenggaraan kedua even tersebut. Selanjutnya, lokalitas yang

193

Page 195: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

digunakan sebagai referensi penyelenggaraan SIEM dan SIPA diambil dari lokasi

penyelenggaraannya. SIEM dan SIPA menggunakan lokasi-lokasi yang sarat

dengan nilai-nilai budaya Jawa secara umum, dan nilai-nilai budaya yang ada di

Kota Solo secara khusus.

Konstruksi pesan yang dilakukan SIEM dan SIPA ini dilakukan agar

mendukung brand even sebagai even yang bertema budaya. Menurut pengakuan

Ketua Panitia SIEM dan SIPA, penyelenggaraan even SIEM dan SIPA yang

bertema budaya ini ditujukan agar masyarakat Solo khususnya bangga dengan

akar budayanya sendiri, yakni budaya Jawa.

Berkaitan dengan penyelenggaraan SIEM dan SIPA yang bertema budaya

tersebut, mendapatkan tanggapan yang cukup baik dari masyarakat umum. SIEM

dan SIPA dinilai cukup baik dalam membentuk branding Kota Solo sebagai Kota

Budaya. Di sisi lain, penyelenggaraan SIEM dan SIPA juga kurang mendapatkan

dukungan. Menurut pengamatan budayawan Kota Solo bahwa branding Kota

Solo sebagai Kota Budaya baru sekadar branding. Apa yang sudah dilakukan oleh

Pemerintah Kota Solo dianggap masih belum mampu mencapai citra merk.

2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan bagi Pemerintah Kota Solo adalah dalam

setiap penyelenggaraan even budaya di Kota Solo hendaknya dilakukan bukan

hanya ditujukan semata-mata sebagai branding, namun perlu dipikirkan dan

dilakukan branding kota secara menyeluruh. Branding kota perlu dilakukan

berkesinambungan dan dibarengi dengan pengembangan infrastruktur yang

Page 196: Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TESIS commit to user Rancang Bangun Pesan SIEM dan SIPA dalam Mem-branding Kota Solo sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

memadai, misalnya pengembangan bandara Adi Sumarmo untuk membuka

penerbangan internasional secara regular. Kerjasama yang konstruktif antara

media massa, masyarakat dan Pemerintah juga perlu dikembangkan guna

kepentingan bersama pula.

Saran bagi pengembangan ilmu komunikasi adalah perlu dilakukan

penelitian lanjutan berkaitan dengan respon masyarakat Solo terhadap branding

yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo. Selain itu, penelitian tentang

tanggapan masyarakat Solo dengan tidak terselenggaranya SIEM 2012 dan

munculnya even KWF 2012 juga menarik untuk diteliti, terlebih lagi apabila

dikaitkan dengan dampaknya terhadap peningkatan dan atau penurunan branding

Kota Solo sebagai Kota Budaya.