radiologi - penggunaan sinar radiasi yg baik

4
Asas-asas Proteksi Radiasi Ada kebutuhan mendasar yang memerlukan kesepakatan secara internasional dalam keselamatan radiasi. Standar Keselamatan Dasar (Basic Safety Standards) yang dikeluarkan bersama-sama antara IAEA, ILO, NEA (OECD), WHO, PAHO dan FAO menjadi dasar untuk menyatukan pandangan dalam masalah keselamatan radiasi ini. Dalam pemanfaatan teknik nuklir, faktor keselamatan manusia harus mendapatkan prioritas utama. Sudah barang tentu pemanfaatannya akan lebih sempurna jika faktor kerugian yang mungkin timbul dapat ditekan serendah mungkin atau dihilangkan sama sekali. Untuk mencapai tingkat keselamatan maksimum dalam penggunaan teknik nuklir ini, yaitu terciptanya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan, Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiasi (ICRP) menekankan pada tiga asas proteksi radiasi yang sangat erat kaitannya satu dengan yang lain di dalam praktek, yaitu: 1. Asas Jastifikasi, yaitu setiap kegiatan yang dapat mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian yang cukup mendalam dan diketahui bahwa manfaat dari kegiatan tersebut cukup besar dibandingkan dengan kerugian yang mungkin ditimbulkannya. Nilai Batas Dosis (NBD) radiasi tahunan yang mengacu pada IAEA Safety Series No. 115 tentang Standar Keselamatan Internarional Proteksi terhadap Radiasi Pengion dan Keselamatan Sumber Radiasi mencantumkan NBD dibawah ini:

Upload: dian-tamara-joanita

Post on 18-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

radiologi kedokteran gigi

TRANSCRIPT

Page 1: Radiologi - Penggunaan Sinar Radiasi Yg Baik

Asas-asas Proteksi Radiasi Ada kebutuhan mendasar yang memerlukan kesepakatan secara internasional dalam

keselamatan radiasi. Standar Keselamatan Dasar (Basic Safety Standards) yang dikeluarkan bersama-sama antara IAEA, ILO, NEA (OECD), WHO, PAHO dan FAO menjadi dasar untuk menyatukan pandangan dalam masalah keselamatan radiasi ini. Dalam pemanfaatan teknik nuklir, faktor keselamatan manusia harus mendapatkan prioritas utama. Sudah barang tentu pemanfaatannya akan lebih sempurna jika faktor kerugian yang mungkin timbul dapat ditekan serendah mungkin atau dihilangkan sama sekali. Untuk mencapai tingkat keselamatan maksimum dalam penggunaan teknik nuklir ini, yaitu terciptanya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan, Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiasi (ICRP) menekankan pada tiga asas proteksi radiasi yang sangat erat kaitannya satu dengan yang lain di dalam praktek, yaitu:

1. Asas Jastifikasi, yaitu setiap kegiatan yang dapat mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian yang cukup mendalam dan diketahui bahwa manfaat dari kegiatan tersebut cukup besar dibandingkan dengan kerugian yang mungkin ditimbulkannya.

Nilai Batas Dosis (NBD) radiasi tahunan yang mengacu pada IAEA Safety Series No. 115 tentang Standar Keselamatan Internarional Proteksi terhadap Radiasi Pengion dan Keselamatan Sumber Radiasi mencantumkan NBD dibawah ini:

2. Asas Optimisasi (ALARA), yaitu paparan yang berasal dari suatu kegiatan harus ditekan serendah-rendahnya dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Dalam kaitannya denga penyusunan program proteksi radiasi, asas optimisasi mengandung pengertian bahwa setiap komponen dalam program telah dipertimbangkan secara seksama, termasuk besarnya biaya yang dapat dijangkau.

3. Asas Pembatasan Dosis Perorangan, yaitu dosis yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan tugas / kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh Instansi yang Berwenang

Page 2: Radiologi - Penggunaan Sinar Radiasi Yg Baik

Nilai Batas DosisPenentuan NBD agak tinggi dimasa lalu semata-mata disebabkan oleh tingkat

pemahaman efek biologi radiasi pada saat itu yang masih agak terbatas. Sifat dari rekomendasi ICRP ini juga tidak mengikat, dalam arti setiap negara diberikan kebebasan untuk memilih sistem proteksi radiasi yang paling sesuai dengan kondisi negara masing-masing.

Nilai batas dosis yang diberlakukan di Indonesia dicantumkan dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional Nomor: PN 03/160/DJ/89 menekankan bahwa pekerja yang berumur kurang dari 18 tahun tidak diizinkan untuk bertugas sebagai pekerja radiasi ataupun diberi tugas yang memungkinkan pekerja tersebut mendapatkan penyinaran radiasi. Selain itu, pekerja wanita dalam masa menyusui tidak diizinkan mendapat tugas yang mengandung resiko kontaminasi radioaktif yang tinggi, jika perlu terhadap wanita ini dilakukan pengecekan khusus terhadap kemungkinan kontaminasi. Untuk itu, tujuan pemonitoran dan pembatasan penyinaran dibedakan dua kategori pekerja radiasi yakni:

Kategori A, untuk pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis sama dengan atau lebih besar dari 15 mSv (1500 mrem) per tahun

Kategori B, untuk pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis sama dengan atau lebih kecil dari 15 mSv (1500 mrem) per tahun

Adapun nilai batas dosis untuk seluruh tubuh yang bergantung pada pekerja radiasinya (dengan pengecualian wanita hamil dan wanita masa usia subur) adalah:

NBD untuk pekerja radiasi yang memperoleh penyinaran seluruh tubuh ditetapkan 50 mSv (5000 mrem) per tahun

Batas tertinggi penerimaan pada abdomen pada pekerja radiasi wanita dalam masa subur ditetapkan tidak lebih dari 13 mSv (1300 mrem) dalam jangka waktu 13 minggu dan tidak melebihi NBD pekerja radiasi

Pekerja wanita yang mengandung harus dilakukan pengaturan agar saat bekerja dosis yang diterima janin terhitung sejak dinyatakan mengandung hingga saat kelahiran diusahakan serendah–rendahnya dan sama sekali tidak boleh melebihi 10 mSv (1000 mrem) dimana umumnya kondisi ini biasanya bekerja pada kategori B

Penyinaran yang bersifat lokal yaitu pada bagian tubuh tertentu ditetapkan sebagai berikut: Batas dosis efektif yang dievaluasi adalah 50 mSv (5.000 mrem) dalam setahun

dengan dosis rata-rata pada setiap organ tidak melebihi 500 mSv (50.000 mrem) dalam setahun

Batas dosis untuk lensa mata adalah 150 mSv (15.000 mrem) dalam setahun Batas dosis untuk kulit dalah 500 mSv (50.000 mrem) dalam setahun. Apabila

penyinaran berasal dari kontaminasi radioaktif pada kulit, batas ini berlaku untuk dosis yang rara-rata pada setiap permukaan 100 cm2

Batas dosis untuk tangan, kaki dan tungkai adalah 500 mSv (50.000 mrem) dalam setahun

Menurut White pada tahun 1990 yang mempublikasi ICRP mereferensikan nilai batas dosis dalam bidang kedokteran gigi seperti terlihat dalam tabel berikut:

Tabel: Nilai dosis pada setiap jenis teknik radiografi

Page 3: Radiologi - Penggunaan Sinar Radiasi Yg Baik

Teknik Sinar X Dosis Efektif (µSv) Dosis resiko terkena kanker fatal (per juta)

Radiografi Intraoral(Bitewing / Periapikal)

1 - 8,3 0,02 - 0,6

Oklusal Anterior Maksila 8 0,4Panoramik 3,85 - 30 0,21 - 1,9Radiograf Lateral Sefalometri

2 - 3 0,34

Cross-Sectional Tomography (per potong)

1 - 189 1 - 14

CT - Scan (Mandibula) 364 - 1202 18,2 - 88CT - Scan (Maksilla 100 - 3324 8 - 242

Dapus: PILLAI, K.C., Justification, Optimization and Dose Limit for Practices, RCA

Workshop on the Application of ICRP’S 1990 Recommendations for Radiation Protection, Kuala Lumpur, August, 1993.

ICRP PUBLICATION 60, Bethesda, USA 1990. IAEA, Optimization of Radiation Protection, Vienna 1986.