radio farmasi

24

Click here to load reader

Upload: idav3a

Post on 15-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah tugas radiofarmasi S1

TRANSCRIPT

Page 1: Radio Farmasi

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Disadari atau tidak, ilmu dan teknologi nuklir memainkan peranan yang sangat

penting dalam kehidupan manusia sekarang,jauh lebih besar dari sekedar sebagai sumber

energy listrik yang dihasilkan dari pembangkit tenaga nuklir( PLTN ). Hasil survey ekonomi

di Amerika Serikat pada tahun 1992 menunjukkan bahwa,profit ekonomi yang diperoleh dari

pekerjaan yang berhubungan dengan pemanfaatan ilmu dan teknologi nuklir di bidang

kesehatan,manufaktur,penelitian,radiasi makanan,pengolahan limbah,transportasi,dan

sejenisnya mencapai 4 – 5 kali lebih besar dari benefit ekonomi yang dihasilkan oleh PLTN.

Memasuki abad ke 21 ini,peranan tersebut akan makin dominan seiring dengan

kemajuan baik dalam ilmu dan teknologi nuklir itu sendiri maupun pengaruh kemajuan

bidang – bidang lain. Karena banyak persoalan interdisiplin yang hanya bisa dipecahkan

dengan melibatkan teknologi nuklir. Salah satu bidang interdisiplin dari hasil simbiosis

antara teknologi nuklir dan biologi serta farmasi yang selanjutnya melahirkan bidang lain

adalah Radio Farmasi atau Farmasi Nuklir dan Kedokteran Nuklir.

Pencegahan dan pengobatan penyakit merupakan fokus utama dari Kedokteran

Nuklir. Beberapa penyakit yang lazim diobati dengan terapi kedokteran nuklir adalah Thyroid

( kelenjar gondok ), kankes prostat, hyperthyroidism, polycythaemia ( kelainan sel darah

merah dan kenaikan jumlah darah ), dan leukemia ( kenaikan jumalh sel darah putih ) serta

banyak penyakit lainnya. Untuk Eropa terapi Kedokteran Nuklir bahkan sudah lazim

diterapkan dalam pengobatan arthritis ( radang sendi ). Aplikasi secara klinis dari isotop

1

Page 2: Radio Farmasi

radioaktif dimulai tahun 1973 untuk penanganan penderita leukemia di University of

California di Barkeley.

B.TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dan memahami tentang Radio Farmasi Rumah Sakit dan Kedokteran

Nuklir.

2. Sebagai tugas individu pada mata kuliah Radio Farmasi

C.RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

1. Pengertian Radio farmasi dan kedokteran nuklir

2. Aplikasi radiologi dalam kesehatan / rumah sakit

3. Sifat fisik sinar X

4. Prosedur penggunaan radiofarmaka

5. Sifat-sifat ideal radio farmaka Imaging

6. Efek radiofarmasi

2

Page 3: Radio Farmasi

BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN RADIO FARMASI DAN KEDOKTERAN NUKLIR

Radio Farmasi adalah suatu bidang ilmu kefarmasian ( penyiapan,pembuatan

sediaan,penyimpanan,pendistribusian,dispensing) yang memanfaatkan unsur/atom radioaktif

yang digunakan baik untuk tujuan diagnosis maupun terapi. Radio farmasi atau Farmasi

nuklir juga didefinisikan sebagai penggunaan prinsip dan cara-cara farmasi dan radiokimia

untuk pembuatan obat yang mengandung atom radioaktif ( radiofarmaka) bagi keperluan

diagnosis dan penyembuhan (terapi) penyakit yang diidap oleh pasien. Senyawa kimia atu

obat , yang salah satu atom penyusun strukturnya adalah nuklida radioaktif ,untuk keperluan

diagnosis atau penyembuhan(terapi) suatu penyakit dan dapat diberikan kepada pasien secara

oral,parenteral,dan inhalasi disebut sebagai Radiofarmaka. Radiofarmaka diformulasikan

dalam berbagai wujud kimia dan fisika untuk mengarahkan keradioaktifan ke bagian-bagian

tertentu dari tubuh dengan harapan bahwa radiasi yang dipancarkan dari radiofarmaka

diagnosa denagn mudah akan keluar dari tubuh sehingga memungkinkan deteksi dan

pengukuran dilakukan diluar tubuh.

Kedokteran Nuklir adalah bidang keahlian dalam kedokteran yang menggunakan

isotop radioaktif secara aman, tanpa sakit,dan murah, baik untuk pencitraan,maupun untuk

pencegahan dan pengobatan penyakit. Jadi ada 2 fokus utama dalam kedokteran nuklir, yaitu

pencitraan organ tubuh serta pencegahan dan pengobatan penyakit. Pencitraan di sini unik

karena dapat menggambarkan fungsi dan struktur organ tubuh sekaligus,sehingga banyak

penyakit yang bisa diseteksi lebih dini ,dengan demikian pengobatannya pun dapat lebih

3

Page 4: Radio Farmasi

efektif. Untuk tujuan pencegahan dan oengobatan penyakit/ diagnosa , digunakan senyawa

spesifik yang akan masuk ke dalam organ yang akan di diagnosa dimana senyawa tersebut

sebelumnya telah ditandai dengan isotop. Kemudian senyawa tersebut dimasukkan ke dalam

organ yang akan di peiksa ,lalu pasien difoto dengan kamera khusus. Senyawa yang telah

ditandai dengan isotop memiliki waktu paruh yaitu waktu dimana konsentrasi dalam tubuh

tersisa setengahnya. Setiap selang waktu itu, kadar senyawa tersebut berkurang setengahnya

sehingga akhirnya tersisa dalam jumlah yang amat kecil dan akan habis diekskresikan melalui

urin. Selama waktu tersebut pasien harus di observasi di rumah sakit. Tindakan ini hanya

dapat dilakukan di rumah sakit yang memiliki sarana kedokteran nuklir,dan bangunan serta

system drainasenya di rancang khusus sesuai peraturan,sehingga limbah tidak membahayakan

bagi masyarakat.

B.APLIKASI RADIOLOGI DALAM KESEHATAN / RUMAH SAKIT

Dunia medis erat kaitannyadengan diagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit.

Berbagai cara dan teknologi diterapkan untuk melakukan keduanya. Ada yang menggunakan

obat-obatan herbal,kimia,hingga ke sinar dari radioaktif. Sinar radioaktif yang umum

digunakan adalah sinar X untuk rontgen. Selain itu ,saat ini juga ada teknologi dengan

menggunakan sinar gamma dan materi bermuatan( alfa dan beta ). Penggunaannya melalui

aliran darah,baik dengan oral,injeksi,maupun diisap/inhalasi.

Sinar X ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen,seorang professor fisika dari

Universitas Wurzburg,Jerman. Saat itu beliau melihat timbulnya sinar fluoresensi yang

berasal dari Kristal Barium Platinosianida dalam tabung Crookes-Hittorf yang dialiri listrik.

Pada tahun 1901 beliau mendapat nobel atas penemuan tersebut. Akhir Desember 1895 dan

awal Januari 1896 , Dr. Otto Walkhoff adalah dokter gigidan orang pertama pertama yang

memakai sinar X pada foto gigi ( premolar bawah ) dengan waktu penyinaran 25 menit.

4

Page 5: Radio Farmasi

Kemudian seorang ahli fisika Walter Koenig menjadikan waktu penyinaran menjadi 9

menit,dan sekarang waktu penyinaran menjadi 1/10 detik ( 6 impuls ).

Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan

gelombang listrik,radio,inframerah panas,cahaya,sinar gamma,sinar kosmik,dan sinar

ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar X adlah

sesuatu yang sangat penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan

pemakaiannya paling banyak pada diagnostic imaging system. Perbedaan antara sinar X

dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang dimana panjang

gelombang pada sinar X lebih pendek yaitu :

1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm.

Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar frekuensinya maka energy yang diberikan

lebih banyak. Energy pada sinar X memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya

gigi,tulang dan jaringan di sekitar gigi. Kemampuan sinar X menghasilkan gambar

mengindikasikan sinar X dapat menembus kulit,jaringan,dan tulang.

Sinar X tidak dapat dilihat mata,bergerak lurus yang mana kecepatannya sama

dengan kecepatan cahaya,tidak dapat difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat

difraksikan dengan kisi Kristal. Dapat diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah

menembus logam atau benda padat,mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi. Sinar X

juga mempunyai beberapa sifat fisik .

5

Page 6: Radio Farmasi

C.SIFAT FISIK SINAR X

Sinar X memiliki beberapa sinar fisik ,yaitu:

1.Daya Tembus

Sinar X dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang

sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung( besarnya KV )yang

digunakan,makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu

benda,makin besar daya tembusnya.

2.Pertebaran

Apabila berkas sinar X melalui suatu bahan atau suatu zat,maka berkas sinar tersebut

akan bertebaran ke seluruh arah,menimbulkan radiasi sekunder( radiasi hambur ) pada bahan

atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadi gambar radiograf atau pada film akan

tampak pengaburan kelabu senyara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat dari radiasi

hambur ini maka diantara subjek dengan sinar diletakkan timah hitam(grid) yang tipis.

3.Penyerapan

Sinar X salam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai berat atom atau

kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatan atau berat atomnya maka makin

besar penyerapannya.

4.Fluoresensi

Sinar X menyebabkan bahan- bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zinc

sulfide memendarkan cahaya( luminisensi ). Luminisensi ada 2 jenis yaitu

6

Page 7: Radio Farmasi

a. Fluoresensi yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar X saja.

b. Fosforisensi, dimana pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat

walaupun radiasi sinar X sudah dimatikan ( after-glow ).

5.Ionisasi

Efek primer dari sinar X adalah apabila mengenai suatu bahan atau suatu zat dapat

menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut

6.Efek Biologi

Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi

ini yang akan dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

Sinar X yang sering ditemui di rumah sakit adalah pada pesawat rontgen. Suatu

tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaitu:

1.Mempunyai sumber elektron

2.Gaya yang mempercepat elektron

3.Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara

4.Alat pemusat berkas elektron

5.Penghenti gerakan elektron

Tabung sinar X terdiri dari tabung gelas hampa udara,elektroda positif disebut anoda

dan elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan filament,bila diberi arus beberapa

7

Page 8: Radio Farmasi

mA bisa melepaskan elektron. Dengan memberi tegangan tinggi antara anoda dan katoda

maka elektron katoda ditarik ke anoda. Arus electron ini kemudian dikonsentrasikan dalam

satu berkas dengan bantuan sebuah silinder( focusing cup ). Antikatoda menempel pada

anoda dibuat dari logam dengan titik permukaan lebih tinggi,berbentuk cekungan seperti

mangkuk. Waktu electron dengan kecepatan tinggi di dalam berkas tersebut menumbuk

antikatoda,terjadilah sinar X. makin tinggi nomot atom katoda maka makin tinggi kecepatan

electron,akan makin besar daya tembus sinar X yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat

dari tungsten,sebab elemen ini nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi(3400`C).

Hanya sebagian kecil energy electron yang berubah menjadi sinar X,kurang dari 1% pada

tegangan 100kV dan sebagian besar berubah menjadi panas waktu menumbuk antikatoda.

Panas yang tinggi pada tabung didinginkan dengan menggunakan pendingin minyak

emersi/air.

D.PROSEDUR PENGGUNAAN RADIOFARMAKA

Prosedur penggunaan radiofarmaka di dalam kedokteran nuklir dapat dibagi dalam

tiga kategori:

1.Prosedur imaging atau pencitraan

Prosedur imaging memberikan informasi diagnose atas dasar pola distribusi

keradioaktifan di dalam tubuh. Dua kajian utama dalam pemberian informasi imaging dalam

tubuh dari radiofarmaka adalah:

a. Kajian dinamik memberikan informasi fungsional melalui pengukuran laju

akumulasi dan laju keluarnya radiofarmaka oleh organ.

b. Kajian statik memberikan informasi morfologi berkenaan dengan

ukuran ,bentuk,dan letak organ atau adanya lesi yang menempati ruang,dan dalam

8

Page 9: Radio Farmasi

beberapa kasus mengenai fungsi relatif. Pola distribusi radiofarmaka dalam suatu

organ bervariasi dan tergantung organ yang diamati dan ada atau tidak adanya

penyakit.

Adapun 2 jenis pengamatan yang dilakukan melalui imaging atau pencitraan adalah:

1. Citra ( image ) dalam bentuk “ hot spots “ atau adanya keradioaktifan yang merata

disebabkan radiofarmaka terkonsentrasi dengan mudah di dalam organ yang sehat

atau normal,sedangkan jaringan berpenyakit menolak atau mengeluarkan

radiofarmaka tersebut dan lesion muncul dalam bentuk citra yang “cold spots”.

Misalnya pada penatahan(scanning) liver dengan partikel koloid bertanda radioaktif;

setelah partikel koloid tersebut diinjeksikan,pertikel berakumulasi pada sel-sel

Phagocytosis yang terdapat di liver. Bila tumor atau lesi lain berada di dalam

liver,maka sel-sel yang melokalisasi koloid radioaktif akan digantikannya.

2. Citra (image) dalam bentuk “hot spots”atau adanya keradioaktifan yang merata

disebabkan radifarmaka terkonsentrasi dengan mudah di dalam organ berpenyakit

atau lesion,sedangkan jaringan yang sehat atau normal menolak atau mengeluarkan

radiofarmaka tersbut sehingga citra muncul sebagai “cold spots”. Misalnya penatahan

otak dengan menggunakan radiofarmaka yang ditolak oleh “blood-brain-barier”. Bila

otak tersebut berpenyakit sehingga “blood-brain-barrier” menjadi rusak,maka

radiofarmaka dapat meninggalkan ruang vascular dan selanjutnya terlokalisasi di

dalam lesi.

Organ normal bisa mengakumulasi radiofarmaka,tetapi jaringan berpenyakit mampu

mengakumulasikan baik pada tingkat yang lebih tinggi lagi bila fungsi organ berlebihan atau

meningkat,maupun pada tingkat yang lebih rendah daripada organ normal apabila fungsi

9

Page 10: Radio Farmasi

organ menurun. Misalnya,dalam pencitraan kelenjar thyroid( thyroid gland) dengan

menggunakan iodium radioaktif. Kelenjar thyroid dengan mudah mengakumulasikan

radiofarmaka iodium-131 melalui fungsi normal,tetapi kelenjar yang sakit dengan jaringan

thyroid yang hyperfunction atau hypofunction akan menunjukkan konsentrasi radioiodium-

131 yang meningkat atau menurun .

2.Kajian fungsi in vivo

Mengukur fungsi suatu organ atau system didasarkan atas

absorpsi,pengenceran(dilution),pemekatan,atau ekskresi keradioaktifan setelah pemberian

radiofarmaka ini disebut dengan telaah/kajian radiofarmasi secara in vivo. Radiofarmaka

sendiri harus tidak mempengaruhi ,dalam cara apapun,fungsi system organ yang sedang

diukur. Cara ini tidak memerlukan pencitraan,tetapi analisis dan interpretasi didasarkan atas

pencacahan keradioaktifan yang muncul baik secara langsung dari organ-organ yang berada

di dalam tubuh atau dari cuplikan darah atau urin yang dicacah secara in vitro.

3.Prosedur terapi

Pada prosedur terapi,penggunaan radiofarmaka dimaksudkan untuk melakukan terapi

terhadap suatu penyakit setelah tegaknya diagnose. Penggunaan radiofarmaka dapat secara

oral,intravena,intratekal,intraperitoneal,ataupun inhalasi.

E.SIFAT IDEAL RADIOFARMAKA IMAGING

Beberapa sifat –sifat radiofarmaka diagnostic imaging yang ideal adalah:

10

Page 11: Radio Farmasi

1.Pemancar gamma murni

Meluruh melalui electron capture atau isomeric transition. Radiasi yang mempunyai

daya tembus rendah,seperti partikel alfa dan beta tidak diinginkan,karena : linear energy

transfer ( LET ) tinggi,fraksi energy yang didepositkan per cm jarak tempuh sangat

tinggi,yang mengakibatkan absorpsi kuantitatif di dalam tubuh ataupun sedikit partikel yang

sampai ke detector,sehinnga partikel alfa dan beta tidak memberikan citra. Partikel dengan

LET yang tinggi mengakibatkan dosis radiasi sangat signifikan terhadap pasien.

2.100keV< energy gamma < 250keV

Umumnya peralatan imaging ( kamera gamma ) didisain untuk berfungsi dengan

baik ,memberikan kualitas citra (image) optimal,di daerah rentang energi ini.

3.Waktu paruh efektif = 1.5 X lamanya pemeriksaan

Batasan waktu ini memberikan kesesuaian antara keinginan meminimalkan dosis

yang diterima pasien dan memaksimalkan dosis yang diinjeksikan agar statistic pencacahan

dan kualitas citra memberikan hasil yang optimal. Gas mulia yang digunakan untuk

ventilation study merupakan pengecualian. Radiofarmaka harus bisa dikeluarkan dari tubuh

secara kuantitatif dalam beberapa menit setelah diagnose selesai. Kebanyakan radiofarmaka

menunjukkan pola “clearance” eksponensial sehingga waktu paruh efektifnya cukup panjang.

( dalam hitungan jam atau hari,bukan detik atau menit ).

4.Target to non target ratio tinggi

11

Page 12: Radio Farmasi

Jika ratio tidak cukup tinggi,hasil scan menunjukkan adanya “nondiagnostic scan”

dan ini menyulitkan atau tidak memungkinkan untuk membedakan organ berpenyakit dari

latar belakang. Misalnya, untuk “tyrhoid scan “ , idealnya semua radioaktifitas berada dalam

thyroid dan tidak ada di tempat lain di sekitar leher. Rendahnya ratio juga menimbulkan

radiasi yang tidak perlu yang diterima pasien.

5.Dosimetri radiasi internal

Dosimetri radiasi terhadap pasien maupun petugas kedokteran nuklir harus

memerlukan perhatian khusus,terutama dalam memenuhi persyaratan sesuai dengan panduan

ALARA ( As Low As Reasonable Achieveable ). Konsep ALARA didasarkan terhadap

upaya mempertahankan dosis radiasi serendah mungkin yang dapat dicapai. Dengan konsep

ini telah dapat diimplementasikan pengurangan menyeluruh dosis terhadap pekerja radiasi.

Tentunya meskipun dosisi radiasi yang diinjeksikan ke pasien harus sekecil mungkin,tetapi

harus konsisten memberikan kualitas citra yang baik. Untuk pekerja radiasi,Maximum

Permissible Dose(MPD) untuk keseluruhan tubuh adalah 1 Rem per tahun untuk tiap tahun

umur pekerja tersebut.

6.Keselamatan pasien

Radiofarmaka harus memperlihatkan tidak adanya toksisitas terhadap pasien.

Misalnya mengapa kita tidak mempersoalkan Tl dalam bentuk thallous klorida ( TlCl ) yang

sering digunakan pada pasien dengan diagnose kelainan jantung? Dimana diketahui bahwa

ion thallous merupakan kardiotoksin yang potent. Hal ini bisa diterima karena dalam praktek

sehari-hari , karena keaktifan jenis Tl yang bebas pengemban adalah sangat tinggi dan jumlah

Tl yang terkandung dalam sediaan dengan aktifitas 3 mCi hanya sekitar 42 ng, sutau jumlah

12

Page 13: Radio Farmasi

yang sangat kecil dan berada di bawah tingkat yang signifikan untuk dapat memberikan

respon fisiologis dari pasien.

7.Reaktivitas kimia

Harus tersedia substrat atau tempat di dalam molekul dimana memungkinkan reaksi

penandaan dengan atom radioaktif dapat dilakukan. Tidak setiap senyawa dapat ditandai

dengan setiap isotop. Dalam kenyataannya penandaan sering memerlukan suatu posisi yang

selektif di dalam molekul atau senyawa. Senyawa ynag menunjukkan biodistribusi yang

dapat diterima ,sering menjadi tidak berguna bila telah ditandai logam radioaktif atau telah

mengalami iodinasi. Bahkan perubahan sedikit saja yang dilakukan terhadap struktur molekul

sering akan menyebabkan perubahn biodistribusi yang drastis.

8.Tidak mahal dan tersedia dengan mudah

Radiofarmaka harus stabil baik sebelum dan sesudah proses penandaan. Apabila

suatu senyawa tertentu memperlihatkan kinerja yang baik untuk suatu prosedur tertentu.dan

hanya tersedia di suatu rumah sakit besar,maka penggunaannya dengan jelas akan sangat

terbatas. Karena itu dengan melihat kondisi ekonomi saat ini,maka radiofarmaka yang sangat

mahal tentu penggunaannya akan terbatas dan tidak popular, apalagi bila ada metode

alternative yang lebih murah.

9.Penyiapan serta kendali kualitasnya sederhana jika dibuat di tempat ( Rumah Sakit )

Penyiapan suatu obat tentu harus sederhana dengan tahapan pengerjaan yang relatif

sedikit. Prosedur dengan tahapan lebih dari tiga tahap umumnya tidak memenuhi persyaratan

ini. Disamping itu tidak diperlukan suatu peralatan yang rumit dan tidak ada tahap dengan

13

Page 14: Radio Farmasi

waktu pengerjaan yang lama. Jika radiofarmaka dibuat di tempat, maka sangatlah penting

kendali kauliti (quality control) dilaksanakan untuk setiap batch yang disiapkan dalam upaya

menjamin bahwa tiap-tiap sediaan akan memberikan citra( image) kualitas tinggi dan bisa

meminimalkan dosis radiasi terhadap pasien.

E.EFEK SAMPING RADIOFARMASI

Penggunaan radiofarmasi untuk terapi mungkin membuat orang awam khawatir pada

efek sampingnya. Namun kenyataannya,jumlah radioaktif yang dimasukkan ke aliran darah

itu sangat kecil dan radiasinya akan hilang seiring selesainya ia bertugas. Masa paruh

radioaktif untuk terapi sekitar dua hari. Sedangkan untuk diagnosis,waktu paruhnya sekitar

dua hingga enam jam. Sistem ini sudah dirancang sedimikian rupa sehingga tidak

memberikan efek farmakologis di tubuh. Ini berbeda dengan obat yang memberikan efek

samping . uji toksisitas telah dilakukan ,hasilnya bahwa toksisitas berada pada tingkat aman

untuk terapi radiofarmasi,yaitu di bawah lethal dosis 50.

14

Page 15: Radio Farmasi

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Radio farmasi adalah suatu bidang ilmu kefarmasian yang memanfaatkan

unsur/atom radioaktif yang digunakan baik untuk tujuan diagnosa maupun

terapi..

2. Radiofarmaka adalah senyawa kimia atau obat yang salah satu atom

penyusunnya adalah nuklida radioaktif, digunakan untuk keperluan diagnosis

dan penyembuhan penyakit dan diberikan ke pasien secara oral,parenteral,dan

inhalasi.

3. Kedokteran nuklir adalah bidang keahlian dalam kedokteran yang

menggunakan isotop radioaktif secara aman,tanpa sakit,dan murah,baik untuk

pencitraan maupun untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Jadi 2 fokus

utama kedokteraan nuklir adalah pencitraan organ tubuh serta pencegahan dan

pengobatan penyakit.

4. Penerapan radiofarmasi di lingkungan rumah sakit yang paling umum adalah

penggunaan sinar X dan sinar gamma untuk pencitraan organ tubuh,dan

pencegahan serta pengobatan suatu penyakit.

15

Page 16: Radio Farmasi

DAFTAR PUSTAKA

Leswara ND. 2008. Buku Ajar Radiofarmasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Saha,GB. 2004. Fundamentals of Nuclear Pharmacy 5th ed. New York : Springer

International Atomic Energy Agency. 2006. Nuclear Medicine Resources Manual. Austria:

IAEA

16