radio dan ruang publik (analisis ruang publik pada...
TRANSCRIPT
RADIO DAN RUANG PUBLIK
(ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM SIARAN
OPINI MAHASISWA JAKARTA “OMJ”
91.2 FM RRI PRO 1 JAKARTA)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Oleh :
SILVI FAUZIYAH
1111051100034
JURUSAN KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M.
RADIO DAN RUANG PUBLIK(ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM SIAR-A.N
OPINI MAHASISWA JAKART 91.2 FM RRI PROl JAKARTA)
SkipsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasj
untuk Memenuhi Persyaratan NlemperolehGelar Sa{ana Ilmir Komunikasi (S.l.Kom)
Oleh:
Silvi FauziyahNIM 11 11051 100034
Pembimbing,
KONSENTRASI JI,IRNAI,IS TIKPROGRAM STIJTDI KON{UNIIiASI DAN PENYIA-&AN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNII'ASIUNIVERSITAS ISLA.M NEGERI SYARIF }IIDAYATULLAH
J,AK-ARTA1437 H/ 2015 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi be4udul RADIO DAN RUANG PUBLIK (ANALISIS RUANGPUBLIK PADA SIARAN OPINI MAHASISWA JAKARTA "OMJ" 91.2 FM RRIPRO f JAKARTA) telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwahdan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 13 Oktober 2015. Slaipsi inite!.ah diterima se.bagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi(S.I.Kom) pada Program Studi Konsentrasi Jumaiistik.
Jakarta, 13 Oktober 2015
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekertaris Merangkap Anggota,
NIP 978A 2009t27002
Anggota
Penguji I
k.NIP: 197 17 200501 1 006
ra, FIi. Ivlusfirah Nurlailv. MANIP : 197 104122000032001
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skipsi ini merupakan hasil karya asli saya yaag diajukan untukmernenuhi salah satu peNyaratan memperoleh gelaj stata 1
dalam bidang Ilmu Komunikasi Jurusan Konsentrasi Jum3listikdi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telahsaya cantumkan sesuai ketentuan yang berlalcu di UIN SyarifHidayatuiiah Jakarta.
3. iika dikemudiarl harite6ukti bahwa karya ini bukan hasil karyaasli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya oraag lain,maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidyatullah J akarta.
lakana, 13 Oktober 20i5
Silvi FaLrzryah
i
ABSTRAK
Silvi Fauziyah
RADIO DAN RUANG PUBLIK (ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM
SIARAN OPINI MAHASISWA JAKARTA “OMJ” 91.2 FM RRI PRO 1 JAKARTA). Sebagai media yang menyandang lembaga kepublikan, maka Radio Republik
Indonesia (RRI) dinilai perlu menyoroti kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan sebagai
lembaga yang menyuarakan kepentingan rakyat, RRI perlu menyajikan program siaran yang
sesuai dengan fungsi dan peranannya. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat juga
menjadi inspirasi untuk menyajikan program siarannya. Salah satunya karena perubahan
sikap kritis masyarakat terhadap satu kebijakan pemerintah dan pemberitaan di media. Maka
dari itu RRI perlu memberikan wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab
pertanyaan mayor dan minor. Bagaimana konsep pada program siaran Opini Mahasiswa
Jakarta di Radio 91.2 FM RRI PRO 1 Jakarta? Bagaimanakah sistem penyeleksian terhadap
komentar-komentar yang diperbolehkan untuk layak siar? Apakah program siaran Opini
Mahasiswa Jakarta di Radio 91.2 FM RRI PRO 1 Jakarta repserentasi dari ruang publik?
Radio Republik Indonesia adalah radio yang menyandang lembaga kepublikan yang
berdiri pada 11 September 1945. Sesuai UU No.32 tahun 2002, lembaga penyiaran publik
bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk
kepentingan masyarakat. RRI berfungsi untuk memberikan pelayanan siaran informasi,
pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta siaran RRI ditujukan untuk
mencerdaskan audiensnya (masyarakat).
Teori yang digunakan adalah Konsep Ruang Publik Jurgen Habermas. Ruang publik
atau ranah publik merupakan ruang yang memungkinkan masyarakat untuk berkumpul
membahas masalah yang menjadi keresahan masyarakat. Ada tiga poin utama dalam ruang
publik. Pertama, membahas isu-isu di wilayah yang menjadi perhatian kritis publik. Kedua,
kesetaraan status. Serta ketiga, proses ini menghasilkan apa yang disebut sebagai opini publik
(Habermas, 2008: 54-56).
Teori ini menjelaskan adanya tiga fungsi politis utama. Pertama, ruang ini
memungkinkan masyarakat terlibat dalam perdebatan rasional kritis (seperti kebebasan
berpendapat dan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan berserikat),
masyarakat di ruang publik ini juga bebas untuk mengajukan petisi, dan mendapatkan
kesetaraan suara. Kedua, dalam ruang ini berkaitan dengan status individual seseorang seperti
kebebasan pribadi sebagai manusia yang bebas. Serta ketiga, adanya kesetaraan di hadapan
hukum dan perlindungan terhadap hak pribadi atau tidak adanya interferensi dari pihak
manapun (Habermas, 2008: 118-119).
Berdasarkan hasil temuan dan analisis menunjukan bahwa konsep yang disajikan
program siaran Opini Mahasiswa Jakarta berupa dialog interaktif dengan memberikan wadah
bagi mahasiswa dan masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya. Kecenderungan
pendapat mahasiswa yang kritis menimbulkan penyeleksian terhadap pendapat komentar
yang masuk. Walaupun begitu kebebasan berpendapat dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta
dijamin. Karena selain mengacu pada peraturan dan kebijakan yang ada, kebebasan
berpendapat tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ruang publik bertujuan agar masyarakat dapat merefleksikan dirinya secara kritis.
Ruang publik berkaitan dengan demokrasi yang ada disuatu negara. Untuk mencapai keadaan
demokrasi yang ideal, maka diperlukan ruang publik yang kuat dan bebas dari kepentingan-
kepentingan. Sehingga dengan begitu, isi media massa sesuai dan berpihak kepada
kepentingan publik.
Kata kunci: ruang publik, radio, siaran, demokrasi, masyarakat.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT, yang memberikan rahmat, ridho dan
hidayah-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,
dengan baik dan lancar sampai terjilidnya skripsi ini.
Skripsi ini saya susun untuk memenuhi syarat kelulusan dan untuk
mendapat gelar S.Kom.I dalam jenjang Strata 1 (satu) pada jurusan konsentrasi
jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Selain itu, skripsi ini saya
susun untuk memberikan laporan mengenai penelitian yang telah saya laksanakan
pada program Opini Mahasiswa Jakarta di Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 1
Jakarta.
Saya sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
saya dalam melaksanakan penelitian, penulisan, dan penyusunan skripsi ini
terutama kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A., Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
sekaligus dosen pembimbing akademik saya, Dr. Suprapto, M.Ed., Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.A.,Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si., Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,
2. Kholis Ridho, M.Si dan Dra. Hj. Musfiah Nurlaily, M.A, Ketua dan
Sekertaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik karena telah banyak memberikan
bantuan dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. H. Sunandar, M.A, dosen pembimbing skripsi karena telah memberikan
banyak pelajaran dan kemudahan dalam menjalankan skripsi ini.
4. Seluruh dosen yang telah memberikan dedikasinya berupa ilmu dan
pengalaman yang bermanfaat bagi saya. Seluruh jajaran staff fakultas serta
layanan Perpustakaan Fakultas dan juga Perpustakaan Utama.
5. Kedua orangtua dan keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan
serta doanya kepada saya. Kau selalu bersama dalam ingatanku, pikiranku,
iii
gerak-gerikku, dan hatiku. Kau semua adalah semangat dan kekuatanku untuk
menjalani semua ini.
6. Sahabat karibku Anggi, Friscillia, dan Agea, yang selalu siap mendengar
keluh-kesah. Kau berarti untukku. Seribu lawan bisa dicari dalam sehari,
sebaliknya satu kawan sangat susah untuk ditemui.
7. Teman-teman IPB tersayang, selamanya “trouble maker”. Terimakasih atas
memori yang hangat, pertemanan yang luar biasa, kita selamanya- selamanya
kita. Teruslah bekerja dan kejar cita-citamu, buktikan kalau kita bisa.
8. Teman-teman seperjuangan jurnalistik angkatan 2011, Jurnalistik B: Oci,
Ana, Dillah, Nida, Diah, Eko, Intan, Ririn, Ihsan, Gita, Ade, Wiwit, Wini,
Dewe, Maza, Raisa, Gani, Dian, Keket, Nanda, Onye, Marini, Iim, Syifa,
Fitri, Putri, Nur, semoga kita tetap “stay strong” menjalani kelanjutan dari
episode baru dalam hidup ini.
9. Segenap kru siaran Opini Mahasiswa Jakarta, terutama Mbak Soraya, Ibu
Shita, Mas Gatot, Pak Heri, Pak Okto, Pak Gafar, dan
10. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Semoga amal kebaikan, bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada
saya dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, saya berharap semoga penulisan ini
bermanfaat dan dapat diajukan untuk menjadi acuan pada penelitian berikutnya.
Penulis,
Silvi Fauziyah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................... 1
B. BATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH ......................... 5
1. Batasan Masalah ..................................................................... 5
2. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................................ 6
D. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 7
1. Pendekatan Penelitian ........................................................... 7
2. Jenis Penelitian ..................................................................... 8
3. Paradigma Penelitian ............................................................ 9
4. Subjek dan Objek Penelitian................................................. 10
5. Waktu dan Tempat Penelitian Data ...................................... 11
6. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 11
7. Teknik Analisa Data ............................................................. 12
E. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 13
F. SISTEMATIKA PENULISAN ..................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. DEFINISI RUANG PUBLIK ..................................................... 16
1. Konsep Ruang Publik Jurgen Habermas ................................. 18
2. Kemerosotan Ruang Publik ..................................................... 22
3. Kritik Terhadap Ruang Publik Habermas ............................... 23
B. MEDIA ELEKTRONIK RADIO ............................................... 26
C. RADIO PENYIARAN PUBLIK ................................................ 30
D. PROGRAM / SIARAN ACARA DI RADIO ............................. 31
E. PENYAJIAN PROGRAM ACARA ........................................... 33
F. KHALAYAK PADA RADIO .................................................... 38
v
BAB III GAMBARAN UMUM RRI PRO 1 JAKARTA
A. PERKEMBANGAN RADIO DI INDONESIA .......................... 40
B. RUANG PUBLIK DI RADIO INDONESIA ............................. 42
C. RADIO REPUBLIK INDONESIA ............................................. 44
1. Sejarah Radio Republik Indonesia (RRI) .............................. 44
2. Visi dan Misi Radio Rebuplik Indonesia ............................... 47
3. Profil 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta .......................................... 49
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Penyajian Siaran Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ)
di RRI Pro 1 91.2 FM Jakarta ..................................................... 64
B. Analisis Mengenai Bentuk Ruang Publik Pada Siaran OMJ
Di RRI Pro 1 91.2 FM Jakarta. .................................................. 71
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................... 94
B. SARAN ....................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96
LAMPIRAN.......................................................................................................... 98
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Topik Siaran Opini Mahasiswa Jakarta .............................................. 75
Tabel 2. Pengelompokan Jenis Topik Siaran .................................................... 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Media saat ini seakan menjadi hal yang wajib bagi masyarakat. Hal
ini bisa dilihat dari penggunaan media yang digunakan oleh masyarakat.
Bahkan dengan berkembangnya media saat ini, masyarakat bukan hanya
menjadi konsumen yang pasif, tetapi masyarakat kini mampu memberikan
umpan balik (feedback) yang berupa tanggapan ataupun komentar
terhadap apa yang diberitakan oleh media.
Cukup lama media telah menampilkan program yang mendasari
keadaan ini dengan memberikan wadah untuk menampungnya. Tempat ini
pada prinsipnya mengacu pada sebuah ruang yang didefinisikan Jurgen
Habermas sebagai ruang publik. Yaitu ruang yang hadir dalam ruang-
ruang privat dan terbebas dari kepentingan-kepentingan.
Ruang publik menurut Jurgen Habermas identik dengan tiga hal.
Ketiga hal itu adalah kemudahan masyarakat dalam menggapainya,
membicarakan isu-isu mengenai publik, dan tidak adanya interferensi dari
pihak pemerintah maupun dari pihak kepentingan lainnya. Di dalam ruang
publik selalu ditekankan pada kesetaraan status, dengan kata lain bukan
hanya kaum borguis saja yang berkepentingan dalam diskusi ini akan
tetapi seluruh lapisan masyarakat juga bisa mengutarakan pendapatnya.
Dari ruang publik inilah opini publik terbentuk. Opini publik sangatlah
2
berpengaruh dari pembicaraan pada ruang publik. Ini dikarenakan opini
publik bisa menjadi kekuatan untuk masyarakat bertindak. 1
Ruang yang sebagaimana disebutkan Habermas berkriteria sebagai
ruang yang memelihara kesetaraan status, membahas isu-isu di wilayah
yang menjadi perhatian kritis publik, dan membuat prosesnya mengubah
kebudayaan menjadi komoditas (sehingga membuatnya menjadi objek
diskusi), dengan munculnya media-media baru dan persaingan yang begitu
ketat antar media masa, ternyata bisa berubah bentuk dan modifikasi
seperti adanya iklan dan dibatasi partisipannya. Hal ini dilakukan media
untuk beberapa alasan, salah satunya untuk keberlangsungan program
siaran.
Berbagai prediksi pun telah disebutkan oleh beberapa pakar
mengenai komersialisasi dan kemerosotan yang terjadi di ruang publik.
Komersialisasi yang terjadi adalah dengan adanya iklan yang marak
ditayangkan di ruang publik karena kepentingan si pemilik media maupun
kepentingan lainnya untuk mendapatkan keuntungan. Ini menyebabkan
fungsi awal ruang publik tergeser menjadi ruang dengan berbagai
kepentingan yang menyebabkan masyarakat menjadi konsumtif dan lebih
lanjut efeknya rakyat menjadi apatis dengan kehidupan politik, sementara
para pemegang kekuasaan terus menjajah ruang-ruang publik. Ironisnya,
konsep masyarakat sipil terutama konsep ruang publik masyarakat
merupakan konsep yang marak digunakan di era reformasi sebagai acuan
1 Jurgen Habermas, Ruang Publik: Sebuah Kajian tentang Kategori Mayarakat Borjuis,
(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), cetakan kedua, h. 54-56.
3
untuk menciptakan kehidupan demokrasi di negeri ini.2 Dengan keadaan
yang seperti itu, maka perlu dikaji ulang mengenai ruang yang
memungkinkan untuk mewadahi masyarakat, tidak terkecuali mahasiwa,
agar dapat menyuarakan pendapatnya dengan baik. Tidak terkecuali ruang
yang disediakan oleh media publik.
Terlepas dari dari itu semua, ditengah munculnya media-media
baru ternyata media lama seperti radio mampu bertahan dan eksis sampai
saat ini. Peran radio terbukti masih eksis sampai saat ini. Hal ini bisa
dilihat dari sejumlah pengguna radio yang masih tetap setia menggunakan
radio. Radio masih banyak diminati karena berbagai sifat dan kelebihan
yang dimilikinya. Beberapa diantaranya adalah karena praktis, elektris,
fleksibel (karena dapat didengar dimana saja dan kapan saja), relatif
murah, dan memiliki daya jangkau yang besar.
Bahkan dengan kekuatan yang dimiliki oleh radio, radio diberi
julukan sebagai “the fifth estate” atau kekuatan kelima setelah kekuasaan
yudikatif, eksekutif, legislatif, dan pers sebagai kekuatan keempat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Effendi, julukan-julukan tersebut disebabkan
oleh faktor daya kelangsungannya, daya tembus, dan daya tariknya. Daya
langsung dikarenakan kelangsungannya dalam mencapai sasaran
pendengar. Daya tembus dikarenakan tidak mengenal jarak dan rintangan.
2 Rianne Subijanto, Ruang Publik dulu dan sekarang, dalam
http://indoprogress.com/2014/04/ruang-publik-dulu-dan-sekarang/, diakses pada tanggal 22
September 2015 pada jam 12.00
4
Serta daya tarik dikarenakan tiga unsur yang melekat pada radio yaitu
musik, kata-kata, dan efek suara.3
Salah satu radio yang terbesar dan tersebar di seluruh wilayah di
Indonesia adalah Radio Republik Indonesia (RRI). RRI merupakan satu-
satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan
untuk kepentingan bangsa dan negara. Sejak didirikan sebagai lembaga
penyiaran publik, (RRI) diharapkan bersifat independen, netral dan tidak
komersial. Selain itu RRI diharapkan mampu menyediakan program-
program siaran yang mampu menyuarakan kepentingan masyarakat. Salah
satunya adalah sebuah ruang yang dikatakan sebagai ruang publik yang
ideal bagi masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan fungsi
utama stasiun publik pada Undang-Undang mengenai penyiaran, yaitu
untuk menyuarakan kepentingan masyarakat. Untuk itu, peneliti merasa
perlu melihat mengenai demokrasisasi yang ada di ruang publik pada
lembaga publik. Apakah prediksi para pakar mengenai komersialisasi
terjadi pada ruang publik yang ada di lembaga publik, apakah yang terjadi
jika partisipan pada ruang publik ini dibatasi, dan apakah masih berperan
sebagai ruang publik yang ideal atau tidak, serta apakah ini termasuk
diantara salah satu dari bentuk-bentuk baru dari ruang publik untuk
melembagakan demokrasi.
Pada salah satu stasiun RRI Jakarta, lebih tepatnya di RRI Pro 1
Jakarta ada sebuah program siaran bernama Opini Mahasiswa Jakarta
3 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: CV Mandar Maju,
1990), h. 74.
5
(OMJ). Program siaran OMJ sendiri merupakan program siaran yang
disiarkan dua kali dalam sepekan, yang pembicaraannya mengutarakan
masalah-masalah yang berkembang terkini dan menjadi perbincangan
masyarakat. Sebagaimana namanya, pada program siaran tersebut
partipasipan berasal dari mahasiswa, namun ternyata sebagaimana dalam
siaran tersebut, masyarakat yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya
juga bisa ikut memberikan tanggapan dan komentarnya terhadap isu-isu di
wilayah yang menjadi perhatian publik.
Berdasarkan pemaparan hal tersebut diatas, penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: RADIO DAN RUANG
PUBLIK (ANALISIS RUANG PUBLIK PADA PROGRAM SIARAN
OPINI MAHASISWA JAKARTA “OMJ” 91.2 FM RRI PRO 1
JAKARTA).
B. BATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti membatasi
masalah pada konsep penyajian produksi siaran Opini Mahasiswa Jakarta,
serta memaparkan mengenai analisis ruang publik melalui konsep yang
disajikan dalam produksi siaran Opini Mahasiswa Jakarta.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
6
a) Bagaimana konsep penyajian program siaran Opini Mahasiswa
Jakarta di Radio 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta?
b) Bagaimana proses siaran Opini Mahasiswa Jakarta di Radio 91.2
FM RRI Pro 1 Jakarta menjadi ruang publik?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian
diarahkan untuk menjelaskan penyajian siaran yang ada di Radio 91.2
FM RRI Pro 1 Jakarta dengan memberikan penjelasan tentang konsep
ruang publik yang ada pada program siaran Opini Mahasiswa Jakarta
(OMJ) di Radio 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah
wawasan keilmuan mengenai konsep teori ruang publik Jurgen
Habermas, serta teori-teori lain yang dapat menambah keragaman
keilmuan dalam ilmu komunikasi.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai bahan acuan
bagi dua pihak:
7
i. Institusi Media
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan
memberikan sumbangsih pemikiran pada institusi media,
serta diharapkan agar dapat menjadi bahan kebijakan
ataupun bahan pertimbangan bagi para pengambil
keputusan pada institusi media, terutama Radio Republik
Indonesia 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta.
ii. Khalayak Konsumen Media
Penelitian ini juga diharapkan mampu menambah
pengetahuan masyarakat (konsumen media) untuk
mengoptimalkan sebuah perangkat atau layanan ruang
publik yang ada di media, terutama radio.
D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Creswell yang dikutip
dari Enzir adalah sebagai berikut:
“Qualitative research is an inquiry process of understanding
based on distinct methodological traditions of inquiry that
explore a social or human problem. The researcher builds a
complex, holistic picture, analyzed words, reports detailed views
of in informants, and conducts the study in a natural setting.”4
4Emzir, Prof.Dr., Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo,
2012), h. 1-2.
8
Creswell mengartikan dan menekankan penelitian kualitatif
sebagai suatu penelitian yang proses penyelidikan pemahamannya
berbeda dari penyelidikan kuantitatif dalam mengeksplorasi masalah
sosial. Para peneliti membangun masalah, memberikan gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, menuliskan laporan secara rinci dari
pandangan para informan, dan melakukan studi pada situasi yang alami.
Hal ini berarti bahwa penelitian kualitiatif berfokus pada fonemena sosial
dan pada pemberian makna pada perasaan dan persepsi dari informan.
Pada penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat
nilai. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui makna yang
tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori,
dan memastikan kebenaran data.5 Proses kerja pada pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya persepsi, motivasi dan
tindakan, secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa.6
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini
adalah penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif. Pada penelitian
deskriptif, umumnya peneliti tidak merumuskan sebuah hipotesis.
5Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), cetakan keempat, h. 34. 6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), cetakan keduapuluh tiga, h. 6.
9
Penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan sebuah
keadaan atau status dari sebuah fenomena.7
Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan
perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Dalam melaksanakan
penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah seperti diawali dengan
adanya masalah, menentukan jenis informasi yang diperlukan,
menentukan produser pengumpulan data melalui observasi atau
pengamatan, pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan
penelitian.8
3. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah cara berfikir dalam melakukan
penelitian untuk menemukan kebenaran. Menurut Harmon paradigma
adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berfikir, menilai, dan
melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi
realitas.9 Pada perkembangannya, kerangka paradigma berpikir telah
memiliki banyak model dan bentuk sebagai sebuah cara untuk
mendefinisikan permasalahan dan pembahasan tentang asumsi yang
menentukan pendekatan terhadap teori yang ada.
7 Jumroni, dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 22. 8 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), cetakan keempat, h. 34-35. 9 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi: Teori Komunikasi dalam Perspektif
Penelitian Kualitatif, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 7.
10
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis. Pada dasarnya ada dua kesukaran dalam mengkonstruksi
realitas. Hatcher menjelaskan realitas objektif yang ditelaah, realitas yang
tampak menyembunyikan realitas yang tidak tampak, dan dalam realitas
subjektif yang ditelaah, realitas yang disadari berdampingan dengan
realitas yang tidak disadari.10
Pada paradigma konstruktivis, peneliti
berfikir bahwa isi media massa itu tergantung siapa yang ada dibaliknya.
Peneliti juga ingin mengetahui makna yang tersembunyi dalam siaran
dan memastikan kebenaran yang tampak dalam realitas dalam siaran
Opini Mahasiswa Jakarta.
4. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah institusi Radio Republik
Indonesia (RRI) Pro 1 Jakarta 91.2 FM.
b. Objek Penelitian
Objek pada penelitian adalah apa yang akan diteliti atau
diselidiki dalam kegiatan penelitian. Pada penelitian ini difokuskan
pada program acara pengembangan berita “Opini Mahasiswa Jakarta”
pada siaran radio 91.2 FM RRI PRO 1 selama satu segmen yang dikaji
fungsinya sebagai ruang publik dengan menggunakan konsep ruang
publik Jurgen Habermas.
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), cetakan keduapuluh tiga, h. 50.
11
5. Waktu dan Tempat Penelitian Data
Penelitian ini dilakukan mulai April - September 2015. Tempat
Penelitian berlokasi di Radio Republik Indonesia (RRI) Jalan Merdeka
Barat No 5.
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan data primer berupa
observasi dan wawancara serta data sekunder berupa studi dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan alat
pengindraaan.11
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai
pengamat dalam siaran dan ikut berpartisipasi sebagai
komentator dalam siaran.
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan melalui
tanya jawab antara pewawancara dan informan dengan atau
tanpa panduan wawancara, dimana pewawancara dan
informan terlibat langsung dengan kehidupan sosial yang
relatif lama.12
Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai
lima informan, yaitu Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi,
11
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 108-115. 12
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 108-115.
12
Kepala Bidang Produksi, Produser, Presenter dan Pengarah
Acara dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta “OMJ” 92.8 FM
RRI Pro 1 Jakarta.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan kegiatan mempelajari bahan-
bahan bacaan dan dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan penelitian, yang tujuannya untuk melengkapi sebuah
penelitian.13
Dalam hal ini peneliti menggunakan buku,
literatur, artikel, dokumen dan situs internet.
7. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisa data kualitatif model Matthew B. Miles dan A Michael
Hubermas. Miles dan Hubermas membagi tiga macam kegiatan dalam
analisis data kualitatif. Kegiatan itu berupa reduksi data, model data,
pendeskripsian kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan,
pemokusan, penyederhanaan, penyeleksian, dan pentransformasian data
mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Model data
atau data display adalah saat mendefinisikan, menganalisa, dan
memahami kumpulan informasi yang tersusun. Sedangkan penarikan
atau verifikasi kesimpulan adalah tahapan akhir dari langkah lanjut yang
diambil saat data display, hasil dari penelitian ini akan muncul maknanya
13
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis Riset
Media Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta:
kencana, 2007), h. 116.
13
dari data yang telah teruji kepercayaan, kekuatan, dan konfirmabilitas
(validitasnya).14
E. TINJAUAN PUSTAKA
Pada penelitian ini, ada beberapa rujukan skripsi terdahulu yang
menginspirasi peneliti, diantaranya adalah
1. Media Online dan Ruang Publik Virtual (studi terhadap kolom
komentar di Kompas.com) oleh Fitri Hadiyani (UIN Jakarta), tahun
2013. Dalam skripsi tersebut, peneliti sama-sama menggunakan teori
ruang publik yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. Perbedaannya
ada pada jenis media massa yang digunakan sebagai objek penelitian.
2. Realisasi Hak Publik dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat di
Televisi (studi kasus program berita bahasa Indonesia Malam Versi
Bahasa Isyarat di TVRI) oleh Wuri Aryani (UIN Jakarta), tahun 2014.
Skripsi tersebut, peneliti sama-sama menggunakan teori ruang publik
yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas.
3. Penyajian Program Acara Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ)
Mengenai Kebijakan Pemerintah di Radio Republik Indonesia (RRI)
Jakarta oleh Nola Puspa Sari (Universitas Persada Indonesia Y.A.I),
tahun 2008. Dalam skripsi tersebut, peneliti sama-sama menggunakan
objek penelitian yang sama. Perbedaannya terdapat pada teori yang
digunakan peneliti dalam meneliti objek.
14
Emzir, Prof.Dr., Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2012), h 129-135
14
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan penyusunan penelitian yang terdiri atas lima
bab. Adapaun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Pada bab ini terdiri atas penulisan latar
belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori Pada bab ini membahas mengenai
landasan teori yang membahas definisi ruang publik meliputi
konseptualisasi ruang publik Jurgen Habermas, kemerosotan ruang
publik, dan kritik terhadap ruang publik, penyajian program acara,
media elektronik radio, radio penyiaran publik, program siaran di
radio, serta khalayak pada media.
BAB III Gambaran Umum RRI PRO 1 Jakarta Pada bab ketiga
ini membahas tentang perkembangan radio di Indonesia, dilanjutkan
dengan profil radio 91.2 FM RRI PRO 1 Jakarta secara umum, yang
terdiri atas sejarah singkat terbentuknya, visi dan misi, struktur
organisasi, program siaran di dalamnya, serta gambaran umum lainnya
mengenai program siaran pengembangan berita Opini Mahasiswa
Jakarta (OMJ).
BAB IV Temuan dan Analisis Data Pada bab ini peneliti
membahas tentang hasil temuan dan analisis data penelitian berupa
analisis penyajian siaran dan analisis bentuk ruang publik. Kemudian
15
peneliti juga memaparkan tentang interpretasi peneliti mengenai hasil
analisis dalam penelitian ini.
BAB V Penutup Kemudian bab terakhir membahas tentang
penutup, yaitu berupa kesimpulan dari hasil penelitian. Bab ini juga
menampilkan saran terhadap permasalahan yang muncul dalam rangka
memenuhi tujuan dan manfaat penelitian.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI RUANG PUBLIK
Merujuk pada definisi kata „ruang‟ dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia mempunyai makna sela-sela antara dua (deret) tiang atau antara
empat tiang, sedangkan kata „publik‟ memiliki arti orang banyak. Robert
C. Holub menerangkan ruang publik itu sebagai berikut:
“Public sphere is an arena, independent of government (even if in
receipt of state funds) and also enjoying autonomy from partisipan
economic forces, which is dedicated to rational debate (i.e to debate
and discussion which is not interested, disguised, or manipulated) and
which is both accessible to entry and open to inspection by the
citizenry. It is here, in this public sphere, that opinion is formed”.1
Sebagaimana dikatakan oleh Holub bahwa ranah publik memiliki
pengertian sebagai sebuah arena yang independen dari pemerintah (bahkan
jika ada penerimaan dana dari negara) dan juga otonomi dari kekuatan
ekonomi partisipan, yang didedikasikan untuk perdebatan rasional (yaitu
untuk perdebatan dan diskusi yang menarik, disamarkan, atau
dimanipulasi) dan keduanya dapat dimasuki dan terbuka untuk warga
negara. Di ruang publik seperti inilah, sebuah pendapat umum terbentuk.
Sedangkan menurut Hannah Arendt dalam Hardiman (2010: 187)
ruang publik disebut sebagai ruang penampakan. Ruang penampakan yang
dimaksud disini adalah gambaran dimana terjadinya proses saling interaksi
1 Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan Enam: Antara Peristiwa dan Ruang Publik,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 171.
17
dengan bertindak dan berbicara. Menurut Hardiman, Arendh
mendefinisikan ruang publik dengan sangat spesifik.
“Menurut kerangka teori tindakannya, ruang publik bukan hasil
kegiatan rutin pertukaran produksi dan konsumsi dengan alam yang
disebut „bekerja‟ (Arbeiten), juga bukan hasil menciptakan secara
monologal menurut desain sarana-tujuan yang disebut „berkarya‟
(Herstellen), melainkan hasil kegiatan komunikasi untuk menggalang
solidaritas warga yang disebut „bertindak‟ (Handeln)... kegiatan yang
dilakukan oleh warganegara saat menunjukan apirasi politis mereka
untuk melawan dominasi, represi, dan marginalisasi”.2
Selanjutnya sebagaimana dirangkum dari Joohan Kim dan Eun Joo
Kim “Theorizing Dialogic Deliberation” dalam Hardiman, ruang publik
bukanlah suatu ruang fisik, melainkan sebuah ruangan sosial yang
diproduksi dari sebuah hasil pembicaraan (komunikasi). Ruang publik
bukanlah sebuah institusi ataupun organisasi politik, melainkan sebuah
ruang dimana tempat warganegara berdiskusi mengenai isu publik. Ruang
publik bukanlah tempat untuk pengambilan keputusan, bukan juga
pertemuan publik dengan agenda tertentu, tetapi suatu tempat untuk
melakukan pembicaraan yang “tak terikat secara institusional”.3
Dari beberapa pengertian diatas mengenai ruang publik, peneliti
menyimpulkan bahwa ruang publik adalah sebuah ruang untuk masyarakat
untuk berdiskusi, saling tukar pendapat pandangan mengenai hal-hal yang
terjadi kekinian dan menjadi kegelisahan masyarakat dan menghasilkan
sebuah opini publik. Ruang ini ada diantara ruang privat, yang bisa
menjembatani antara pemerintah dan masyarakatnya. Hal ini disebabkan
2 F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai
Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 187. 3 F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai
Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 270.
18
antara lain karena dalam prakteknya di dalam ruang publik masyarakat
secara natural menjawab dan memberikan argumennya mengenai segala
keputusan yang diambil oleh pemerintah.
1. Konsep Ruang Publik Jurgen Habermas
Pada mulanya Habermas menggambarkan ruang publik berawal
dari pembicaraan-pembicaraan masyarakat abad ke 18 pada coffe shop
atau warung kopi, salon, tischgerschafter dan tempat lainnya yang
memungkinkan masyarakat untuk saling berdiskusi dalam
mengemukakan pendapatnya mengenai kegelisahan tentang masalah
yang masyarakat hadapi bersama. Pada saat itu banyak orang sering
bertemu di tempat-tempat tersebut dan membicarakan peristiwa yang
menyangkut negara. Meskipun tempat dan masyarakat yang berdiskusi
masih tergantung status sosial dari masyarakat saat itu, ternyata diskusi
tersebut berhasil menjadi oposisi yang efektif terhadap kekuasaan
pemerintah. Sehingga Habermas meyakini bahwa yang terjadi dalam
tempat-tempat tersebut menjadi tempat yang sangat vital bagi
perkembangan demokrasi awal.4
Dalam esai Jurgen Habermas berjudul The Structural
Transformation of the Public Sphere: An Inquiry Into a Category of
Bourgeois Society pada tahun 1962. Habermas mengungkapkan
struktur sosial pada ruang publik menjadi tiga kriteria utama sebagai
berikut:
4 Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan Enam: Antara Peristiwa dan Ruang Publik,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 172
19
“First, they preserved a kind of social intercourse that, far
from presupposing the equality of status, disregarded status
altogether. Secondly, discussion within such a public
presupposed the problematization of areas that until then had
not been questioned. Thirdly, the same process that converted
culture into a commodity (and in this fashion constituted it as a
culture that could become an object of discussion to begin
with) established the public as in principle inclusive”5
Pertama, di ruang publik selalu mengutamakan kesetaraan
status. Kedua, diskusi yang terjadi dalam ruang publik merupakan
problematisasi di wilayah yang menjadi perhatian kritis publik. Serta
ketiga proses yang sama mengubah kebudayaan menjadi komoditas
(sehingga membuatnya dapat menjadi objek diskusi) menciptakan
publik yang pada prinsipnya inkslusif.
Selanjutnya Habermas juga menjelaskan fungsi politis ruang
publik menjadi tiga rangkaian dasar yaitu:
“A set a basic rights concerned the sphere of the public
engaged in rational-critical debate (freedom of opinion and
speech, freedom of press, freedom of assembly and association,
etc.) and the political fungtion of private people in this public
sphere (right of potition, equality of vote, etc.). A second set of
basic rights concered the individual’s status as a free human
being, grounded in the intimate sphere of the patriarchal
conjugal family (personal freedom, inviolability of the home,
etc.). The third set of basic rights concerned the transactions of
the private owners of property in the sphere of civil society
(equality before the law, protection of private property, etc.)”.6
Fungsi politis pertama dari ruang publik ialah masyarakat terlibat
dalam perdebatan rasional kritis (seperti kebebasan berpendapat dan
berbicara, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan berserikat, dan lain
5 Jurgen Habermas, The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry Into
a Category of Bourgeois Society, (Massachusetts: The MIT Press, Cambridge, 1991), P.36-37 6 Jurgen Habermas, The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry Into
a Category of Bourgeois Society, (Massachusetts: The MIT Press, Cambridge, 1991), P.83.
20
sebagainya.) dan berfungsi politis bagi masyarakat privat di ruang publik
ini (seperti untuk mengajukan petisi, kesetaraan suara, dan lain
sebagainya). Fungsi kedua adalah mengenai hak-hak dasar yang
bersangkutan dengan status individual sebagai manusia yang bebas,
didasarkan pada keluarga konjugal patriarkal (seperti kebebasan pribadi,
yang tidak dapat diganggu gugat di rumah, dan lain sebagainya). Serta
yang ketiga adalah hak-hak dasar menyangkut transaksi dari pemilik
properti di dalam masyarakat sipil (seperti kesetaraan di hadapan hukum,
perlindungan terhadap hak milik pribadi, dan lain sebagainya).7
Bagi Habermas, ruang publik tidak dipengaruhi oleh kepentingan
komersial atau kontrol negara, karena dalam konsep awalnya, ruang publik
sudah pasti diisolasi dari kepentingan kuasa dominan dan mengoreksinya.8
Karena ruang publik identik dan berkaitan dengan perdebatan rasional
kritis, dimana masyarakat bebas berpendapat, berbicara, kebebasan pers
dan kebebasan berkumpul, dan berfungsi sebagai wadah masyarakat untuk
mengeluarkan suaranya. Maka ruang publik yang ideal adalah ruang yang
bersifat bebas, terbuka, transparan serta tidak ada intervensi pemerintah
atau dari pihak manapun, dan yang paling terpenting adalah mudah
diakses oleh semua orang.
Tujuan dari ranah publik sebagaimana disebutkan Gun Gun
Heriyanto dalam tulisannya yang berjudul Demokrasi Dalam Ruang
7 Jurgen Habermas, Ruang Publik: Sebuah Kajian tentang Kategori Mayarakat Borjuis,
(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008), cetakan kedua, h. 118-119. 8 Hartley, John., Communication, Cultural, and Media Studies, (Yogyakarta: Jalasutra,
2011), cetakan pertama, h. 268-270.
21
Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia yaitu
agar masyarakat mampu merefleksikan dirinya secara kritis. Adapun
substansi dari ranah publik yang disampaikan Jurgen Hubermas adalah
mengenai demokrasi. Untuk mencapai keadaan demokrasi yang ideal
maka diperlukan ruang publik yang kuat dan bebas dari kepentingan-
kepentingan.9
Dapat disimpulkan bahwa konsep ruang publik menurut Jurgen
Habermas meliputi tempat yang memungkinkan masyarakat untuk
mengekspresikan pandangannya yang relatif bebas. Pembicaraan ini
berupa diskusi atau pertukaran pendapat secara terbuka mengenai hal-hal
yang menyangkut isu-isu umum, kesetaraan dan status pada ruang ini
dikesampingkan sehingga terbebas dari segala kepentingan (tidak adanya
interferensi), dan tugas pertama dari ruang publik adalah mengawasi
kebijakan pemerintah secara sistematis dan kritis.
Seiring dengan perkembangan waktu, ruang publik memiliki ciri
khas yang sangat memudahkan masyarakat untuk menyatakan
pendapatnya. Ciri khas itu diantaranya adalah dengan debat terbuka,
pengalaman yang kritis, laporan-laporan yang berani, dan terbebas dari
adanya inteferensi dari pihak otonom, tak hanya itu diskusi dalam ruang
tersebut selalu mengedepankan isu kepentingan umum, dan kemudahan
bagi semua orang untuk bisa memasukinya (free access).
9 Heryanto, Gun Gun. “Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk
Media Massa Di Indonesia.” Dalam Dakwah Volume VIII, No 1, Juni 2006, h. 46-59.
22
2. Kemerosotan Ruang Publik
Dalam perkembangan lebih lanjut, janji yang ditawarkan oleh
ruang publik ternyata tidak sepenuhnya dapat direalisasikan. Model
pembicaraan semula pada coffe shop, salon, dan tischgerschafter yang
dikatakan oleh Jurgen Habermas seiring dengan berkembangnya media,
perlahan berubah dan berganti. Hal ini dikarenakan tempat-tempat tersebut
tidak lagi menjadi tempat yang memadai untuk berdiskusi. Peran ini
digantikan oleh media massa.
Tak hanya itu, perdebatan demokratis serta diskusi yang kritis
dalam konsep ruang publik di masyarakat modern ternyata perannya
diambil alih oleh perkembangan industri budaya. Dengan munculnya
berbagai media massa dan hiburan media massa menyebabkan ruang
pubik hadir dalam berbagai bentuk yang tidak otentik dan penuh dengan
kepura-puraan. Hal ini dikarenakan hasil dari pembicaraan ruang publik
yang berbentuk opini publik tidak lagi dibentuk melalui perdebatan
rasional yang terbuka, melainkan melalui manipulasi dan kontrol.10
Jurgen Habermas dan Hannah Arendh telah mengatakan mengenai
kemerosotan yang terjadi didalam ruang publik. Arendh lebih jelasnya
memaparkan bahwa adanya hubungan antara timbal balik antara
pertumbuhan kapitalisme dan krisis ruang publik. Ini dikarenakan ekspansi
pasar yang ada membuat adanya interferensi pada ruang publik. Sehingga
ruang yang tadinya diperuntukan untuk proses komunikasi dalam
10
Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang Publik,
(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006), h. 173-174.
23
kebebasan untuk saling mengungkapkan keresahan diganti menjadi
mekanisme pasar untuk mengkonsumsi dan menaklukan pihak lain dengan
kumpulan iklan-iklan.11
Terlalu banyak dominasi dari pasar menyebabkan fungsi awal
ruang publik tergerus. Sehingga komersialisasi dalam ruang publik terjadi,
hingga mencapai apa yang disebut Antoni Gramsci sebagai hegemoni dan
tidak ada yang bisa disalahkan atas apa yang terjadi. Kalau sudah begini,
maka lebih lanjut akan membuat masyarakat menjadi apatis, dan sikap
apatis mereka terhadap apa yang terjadi ini akan terus menjadi semacam
peluang bagi kekuatan pasar untuk terus membuat masyarakat untuk
menkonsumsi lagi dan lagi. Lebih lanjut lagi, jika ini terus terjadi, dengan
hegemoni yang terjadi, ruang publik akhirnya dihadirkan dengan
dimanipulasi. Maka kehancuranlah yang terjadi pada demokrasi. Sama
halnya kehancuran yang terjadi pada kapitalisme dan totalitarianisme,
yaitu berawal dari kehancuran ruang publik.
3. Kritik Terhadap Ruang Publik Habermas
Ada beberapa kritik mengenai ruang publik yang disampaikan oleh
Jurgen Habermas. Salah satunya kritik yang berasal Geof Elley yang
mengatakan bahwa pertama Habermas terlalu mengidealisasikan versi
borjuis dari ruang publik, dan dengan melakukan ini, Habermas menurut
Elley telah mengabaikan „sumber-sumber dorongan emansipasi (yang
berbeda) yang ada dalam tradisi radikal dan popular. Adapun yang
11
F. Budi Hadirman, “Komersialisasi Ruang Publik menurut Hannah Arendt dan Jurgen
Habermas”, dalam Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai
Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 193.
24
dimaksud oleh Elley adalah rakyat jelata pada ruang publik yang
diedealisasikan oleh Habermas, sehingga menimbulkan pertanyaan
bagaimana bisa menguniversalkan ruang publik yang ideal, kalau sejak
awal kemunculannya saja ruang publik bersifat ekslusif dan
partikularistik.12
Selanjutnya ada Michael Schudson dari Universitas California, San
Diego, berbendapat bahwa ranah publik, sebagaimana seperti yang
disebutkan oleh Habermas, sebagai tempat perdebatan independen yang
murni rasional adalah tidak pernah ada. Ia juga menyatakan bahwa
Habermas terlalu mengidealisasi ranah publik borjuis di tahap-tahap awal,
dengan menjabarkannya sebagai forum diskusi dan debat yang rasional.
Padahal, faktanya, kelompok-kelompok tertentu telah disisihkan dari
forum tersebut, sehingga partisipan pun juga dibatasi.13
Selain itu ada juga kritik mengenai konsep ruang publik Habermas
yang disampaikan oleh John B. Thompson sebagaimana disebutkan Gun
Gun Heriyanto dalam tulisannya yang berjudul Demokrasi Dalam Ruang
Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia.14
Pertama, habermas terlalu menekankan jenis publik yang ada di ruang
publik borjuis dan mengabaikan bentuk-bentuk lain wacana publik yang
ada pada abad sebelumnya. Padahal selain itu, banyak bentuk kegiatan
12
Rianne Subijanto, Ruang Publik Dulu dan Sekarang, diakses dari
http://indoprogress.com/2014/04, diakses pada tanggal 22 September 2015, pukul 12.00 13
www.academia.edu/4929392/Jurgen_Habermas_Serta_Pemikirannya_tentang_Ranah_P
ublik, diakses pada tanggal 23 Maret 2015, pukul 16.40 14
Heryanto, Gun Gun. “Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk
Media Massa Di Indonesia.” Dalam Dakwah Volume VIII, No 1, Juni 2006, h. 54-57.
25
pembicaraan yang populer yang bahkan bukan keturunan dari ruang
publik. Kedua, jabaran konsep ruang publik borjuis yang diidealisasikan
Habermas adalah tidak sesuai dengan diskusi terbuka. Hal ini dikarenakan
pembicaraan pada ruang publik borjuis terlalu didominasi oleh orang-
orang yang berpendidikan dan laki-laki. Sehingga menyebabkan
kelompok-kelompok tertentu telah disisihkan dari forum tersebut.
Ketiga, pendapat Habermas tentang transformasi ruang publik pada
abad 19 dan 20 tidak berisi detil material empiris. Ini karena Habermas
menyebutkan akan terjadinya konsumerisme publik dan reofedalisme
ruang publik melalui hegemoni kaum kapitalis atas media. Menurut
Thomson jelas pandangan Habermas keliru, karena masyarakat tidak
sepenuhnya melahap apa yang media sampaikan. Masyarakat kini mampu
membedakan mana yang dimanipulasi atau tidak. Keempat, Structural
transformation hanya sesuai dengan kondisi masyarakat barat pada abad
20-an. Khusus untuk kritik yang keempat ini, Habermas telah
memperbaiki teorinya melalui buku The Teory of Communication Action.
Selanjutnya adalah kritik mengenai ruang publik yang dipaparkan
oleh Nancy Fraser dalam esainya yang berjudul “Rethinking the Public
Sphere: A Contribution to the Critique of Actually Existing Democracy”.
Dalam esai tersebut, Nancy menyebutkan bahwa ruang publik yang
dikatakan oleh Jurgen Hubermas terdahulu pada abad 20 tidak lagi ada.
Hal ini disebabkan bahwa diperlukan beberapa bentuk baru dari ruang
26
publik untuk menyelamatkan fungsi penting arena dan melembagakan
demokrasi.
Terlepas dari berbagai kritik mengenai ruang publik yang
disampaikan oleh Habermas, peneliti menyadari banyak kelebihan-
kelebihan dari teori ruang publik yang patut untuk dihargai. Karena pada
pokok pemikirannya Habermas menginginkan adanya upaya
keberlangsungan isi media massa yang sesuai dan berpihak kepada
kepentingan publik (masyarakat).
B. MEDIA ELEKTRONIK RADIO
Radio merupakan buah perkembangan teknologi, sebagaimana
dikatakan Astuti (2008: 5), “Radio adalah buah perkembangan teknologi
yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui
gelombang radio di udara”. Sedangkan menurut Omarahi, radio adalah
teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi
dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik) yang melintas
dan merambat lewat udara.15
Sebagaimana disebutkan oleh Wahyudi
(1996: 14) prinsip siaran radio adalah sebagai berikut:
“Radio memiliki pengertian pemancar gelombang
elektromagnetik yang membawa muatan sinyal suara yang
berbentuk melalui microphone, kemudian pemancar ini diterima
sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima dan signal
15
Hasan Asy‟ari Omarahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2012), h. 120.
27
radio itu diubah kembali menjadi suara audio di dalam
loudspeaker.”16
Dari beberapa pengertian mengenai radio, dapat disimpulkan bahwa
radio adalah sebuah teknologi untuk menyampaikan pesan melalui udara
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, dan diterima dengan
sistem pemancar antena menjadi suara yang terdengar.
Media elekronik radio memiliki karakteristik yang berbeda dari jenis
media lainnya. Setidaknya radio memiliki tiga sifat dalam siarannya
menurut Effendy. Ketiga karakteristik sifat siaran radio tersebut adalah:
1. Auditif; karena sifatnya sebagai media auditif (hanya untuk
didengar), radio menyampaikan isi siarannya kepada pendengar
hanya sepintas lalu saja.
2. Mengandung gangguan; komunikasi dalam radio tidak sesempurna
komunikasi antar dua orang yang berhadapan. Karena setiap
komunikasi dengan menggunakan saluran bahasa dan bersifat masal
akan menghadapi dua faktor gangguan. Gangguan-gangguan tersebut
bisa datang dari gangguan teknis (mechanic noice factor) juga dari
gangguan alamiah (sematic noice factor).
3. Akrab; sifat akrab yang dimiliki radio dikarenakan setiap suara yang
terdengar dari radio seolah-olah diucapkan oleh orang yang ada dekat
dengan pendengar.17
16
Wahyudi JB, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti, 1996), h. 14. 17
Sumadiria Haris, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Menulis dan Jurnalis,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010), cetakan ketiga, h. 114-115.
28
Lebih lanjut keunggulan dari media elektronik radio antara lain:
1. Radio dapat membidik khalayak yang spesifik. Artinya radio
mempunyai kemampuan untuk berfokus dalam kelompok
demografis (segmen) yang dikehendaki.
2. Radio bersifat mobile dan portable. Orang bisa menjinjing radio
kemana saja. Sumber energinya kecil dan sama portable-nya.
Radio bisa menyatu dengan fungsi alat penunjang kehidupan
lainnya, mulai dari senter, mobil, hinga handphone. Harga radio
relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan media lainnya.
3. Radio bersifat intrusif, memiliki daya tembus yang tinggi. Sulit
sekali menghindar dari siaran radio, begitu dinyalakan. Radio
bisa menembus ruang-ruang di mana media lain tidak bisa
masuk, misalnya di dalam mobil.
4. Radio bersifat fleksibel, dalam arti dapat menciptakan program
dengan cepat dan sederhana, dapat mengirim pesan dengan
segera, dapat secepatnya membuat perubahan.
5. Radio itu sederhana: sederhana mengoprasikannya, sederhana
mengelolanya, dan sederhana isinya. Tidak perlu konsentrasi
tinggi untuk menyimak radio. Bahkan, prang bisa mendengarkan
radio sambil menggarap pekerjaan lain. Untuk mendengar radio,
29
hanya dibutuhkan pendengaran. Mendengarkan radio tidak
diperlukan kemampuan membaca dan abstraksi tinggi.18
Sedangkan kelemahan dari media elektronik radio menurut Meeske
antara lain:
1. Radio is aural only. Satu-satunya cara yang diandalkan radio
untuk menyampaikan pesan adalah bunyi.
2. Radio messange are short lived. pesan dalam radio itu hanya
sebentar- short lived. Pesan dalam radio bersifat satu arah,
sekilas dan tak dapat ditarik lagi begitu diudarakan.
3. Radio listening is prone to distraction. Mendengarkan radi itu
rentan gangguan. Radio hanya berurusan dengan indra
pendengaran. Begitu pendengaran terganggu, maka tak ada lagi
cerita radio dalam kehidupan seseorang.19
Berdasarkan dari beberapa penjelasan mengenai keunggulan dan
kelemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa radio memiliki sifat yang
dapat didengar bila siaran, namun memiliki daya rangsang rendah karena
disiarkan hanya sekali, radio mengandung gangguan, namun tetap elektris,
relatif mudah dan mempunyai daya jangkau yang besar.
18
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Offset,
2008), h. 39-41. 19
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Offset,
2008), h. 39-41.
30
C. RADIO PENYIARAN PUBLIK
Sesuai Undang-Undang tentang Penyiaran di Indonesia, jenis
stasiun penyiaran dibagi menjadi empat jenis yang berlaku untuk radio
atau televisi. Keempat jenis itu meliputi stasiun penyiaran publik, stasiun
penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, dan stasiun penyiaran
komunitas. Adapun pengertian lembaga penyiaran publik, sebagaimana
tertera dalam peraturan KPI No.3/P/KPI/08/2006 tentang izin
penyelenggaraan penyiaran, adalah lembaga penyiaran yang berbentuk
badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak
komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan
masyarakat. Adapun lembaga penyiaran publik terdiri atas Radio Republik
Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai radio penyiaran publik di
Indonesia berdiri pada tanggal 11 September 1945. Pada tanggal itu pula
dijadikan sebagai hari radio nasional. RRI memiliki slogan “sekali di
udara, tetap di udara”. RRI merupakan satu-satunya radio yang
menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan
bangsa dan negara. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik bersifat
independen, netral dan tidak komersial. Adapun sumber pembiayaan
media penyiaran publik berasal dari iuran penyiaran dari masyarakat,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daearah (APBD), sumbangan masyarakat, dan
siaran iklan. Oleh karena itu, selain berfungsi untuk memberikan
31
pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial,
serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional, siaran RRI
ditujukan untuk mencerdaskan audiensnya (masyarakat).
Jangkauan siaran RRI telah ada di seluruh kota-kota di Indonesia.
Saat ini, RRI mempunyai lima puluh delapan stasiun penyiaran dan satu
stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri. Di Jakarta sendiri,
ada empat stasiun radio RRI. Keempatnya adalah RRI Pro 1, yang
segmentasi siarannya ditujukan untuk semua usia di DKI Jakarta, RRI Pro
2, yaitu khusus untuk remaja dan pemuda, RRI Pro 3 khusus untuk berita
dan informasi, RRI Pro 4 untuk saluran kebudayaan, serta satu stasiun
penyiaran khusus yaitu VOI atau Voice of Indonesia yang siarannya
menyiarkan berita dalam bahasa asing untuk keluar negeri.
D. PROGRAM / SIARAN ACARA DI RADIO
Sebagaimana disebutkan dalam Morissan (2008: 199), kata “program”
berasal dari bahasa Inggris “Programe” atau program yang berarti acara
atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan
kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran”. Istilah ini
didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam
berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia
penyiaran di Indonesia untuk mengacu pada pengertian acara.
32
Pada dasarnya program atau siaran dapat diartikan sebagai satu bagian
atau segmen dari isi siaran radio atau televisi secara keseluruhan.20
Program atau siaran acara menempati slot waktu tertentu dengan durasi
tertentu dengan jenis program yang tertentu pula. Jenis program itu bisa
berupa karya artistik seperti hiburan, pendidikan, dan lain sebagainya, dan
program karya jurnalistik, berupa berita. Pada stasiun tertentu, program
acara telah dirancang dalam satu hari, satu bulan bahkan satu tahun.
Program acara pada setiap jenis stasiun secara keseluruhan biasanya telah
disusun sedemikian rupa dan disebut sebagai sebuah pola acara.
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa program siaran di
radio adalah sebuah acara siaran yang menempati sebuah slot pada stasiun
radio.
Program atau siaran acara pada radio pada umumnya meliputi tiga
bentuk kebutuhan dasar masyarakat (pendengar) yakni, kebutuhan akan
informasi, kebutuhan akan pendidikan dan kebutuhan akan hiburan.
Adapun unsur atau aspek mana yang diutamakan itu tergantung pada
kepemilikan radio itu sendiri. Sebuah program siaran di radio yang tidak
dikonsep dengan baik, tidak akan berjalan dengan baik pula. Oleh sebab
itu para pengelola radio biasanya selalu memperhatikan aspek-aspek yang
menjadi kebutuhan dari masyarakat tersebut.
Berbeda dengan stasiun swasta yang lebih menekankan pada aspek
hiburan serta ke komersialannya, pada stasiun radio publik, program
20
Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi,
Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 160.
33
siarannya lebih menekankan pada aspek pendidikan masyarakat. Ini tidak
berarti bahwa aspek hiburan itu tidak penting di dalam stasiun publik.
Hiburan dalam stasiun publik dijadikan sebagai aspek pelengkap. Hal ini
bertujuan agar lebih mencerdaskan audiens.
Program siaran pada stasiun publik pada dasarnya disusun berdasarkan
gagasan melestarikan dan mendorong berkembangnya budaya lokal,
sejarah kebangsaan dan sebagainya.21
Di Indonesia, fungsi utama stasiun
publik, sebagaimana disebutkan dalam undang-undang penyiaran, adalah
memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
membuat program siaran pada stasiun publik, hal tersebut harus benar-
benar dipertimbangkan oleh para pengelola stasiun publik secara matang.
Sehingga para pengelola stasiun publik harus benar-benar mengerti dan
memahami arti dan tanggung jawab dalam melayani kepentingan
masyarakat.
E. PENYAJIAN PROGRAM ACARA
Kata penyajian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
sebagai proses, cara, perbuatan menyajikan. Kata penyajian juga bisa
berarti pengaturan penampilan. Selain itu, kata penyajian memiliki arti
sebagai cara menyampaikan pemberitaan, karangan, dan makalah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penyajian adalah sebuah proses
menyampaikan pengaturan penampilan dalam sebuah acara.
21
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 100-101.
34
Setiap media massa memiliki pengaturan penyajian yang berbeda-beda
untuk disampaikan kepada khalayak. Begitu pula dengan penyajian setiap
program yang ada di radio. Setiap program yang disuguhkan pasti telah
melalui berbagai tahapan untuk bisa disajikan kepada khalayak. Proses
dibuatnya penyajian ini dilakukan dalam proses produksi program. Salah
satunya adalah penyajian produksi pada program acara dialog interaktif.
Program interaktif merupakan sebuah forum yang melibatkan seorang
presenter dengan pendengarnya untuk berdebat dengan narasumber
tentang isu yang sedang hangat. Dalam merencanakan proses produksi
program, salah satunya program siaran interaktif. Ada beberapa aspek
perencanaan dalam siaran interaktif yang perlu diperhatikan, diantaranya
adalah menentukan format, menentukan topik, menentukan narasumber,
menseleksi peserta khusus dan mempersiapkan peralatan teknis.
1. Menentukan format; format merupakan hal yang dilakukan untuk
memulai sebuah program. Menentukan format acara program berupa
penentuan nama siaran, penentuan waktu program siaran, penentuan
tema siaran, serta penentuan khalayak sasaran siaran.
2. Menentukan topik; pemilihan topik yang akan dibahas sangat
menentukan sukses atau tidaknya sebuah program. Oleh karena itu
dalam pemilihan topik menggunakan topik yang memiliki daya tarik
bagi khalayak.
3. Menetukan narasumber; pemilihan narasumber ditentukan sesuai
dengan kompetensi untuk berbicara mengenai topik yang dibahas.
35
4. Menseleksi peserta khusus; menseleksi peserta khusus diperlukan
untuk membahas topik yang bersangkutan. Manfaat seleksi ini untuk
menjamin agar pembicaraan yang disampaikan peserta pada program
yang disiarkan sesuai dengan topik yang ada.
5. Mempersiapkan peralatan teknis; mempersiapkan peralatan teknis
meliputi persiapan alat-alat yang dibutuhkan agar program dapat
disiarkan dengan baik selama disiarkan.22
Selanjutnya sebagai sebuah media yang professional, maka diperlukan
sebuah tim perencanaan agar sebuah program dapat berjalan dengan baik.
Ini dikarenakan sebuah struktur yang tidak disusun dengan rapi akan
menghambat jalannya produksi. Lebih lanjut tim tetap yang ada dalam
program interaktif sebagai berikut:
1. Produser, bertugas memimpin jalannya pelaksanaan perencanaan
dan produksi
2. Presenter, bertugas memandu dan mengendalikan acara
3. Tim riset, bertugas menyiapkan bahan dan referensi yang
diperlukan, serta menseleksi peserta
4. Tim teknis, bertugas menjaga agar semua teknis berjalan dengan
baik
5. Call talker, bertugas menerima dan menyeleksi telepon yang
masuk23
Sebagai bentuk dari penyajian program siaran, pada program siaran
interaktif terdapat beberapa proses yang perlu dijalankan. Proses pada
program interktif adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan sigtune. Pembuka siaran diawali dengan fade out acara
kemudian diiringi dengan sapaan pembuka oleh presenter.
22
Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 164-
170. 23
Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 170.
36
2. Memperkenalkan narasumber tamu. Pada tahap ini presenter
memperkenalkan narasumber dan menjelaskan pemilihan
narasumber.
3. Mengundang pendengar untuk berinteraksi. Pada tahap ini presenter
mengundang pendengar untuk ikut berinteraksi dengan membacakan
line telepon dan nomor pesan singkat yang bisa dihubungi.
4. Memperkenalkan masalah. Sebagai pengantar untuk pengenalan
masalah diajukan dengan membacakan topik dan memulai
wawancara dengan narasumber.
5. Menerima penelepon pendengar. Pada tahap ini presenter
mempersilahkan pendengar menanggapi hasil diskusi presenter dan
narasumber pada tahap sebelumnya.
6. Menampilkan program sisipan. Pada jeda tertentu, presenter
menyiarkan program sisipan bisa berupa laporan pandangan mata
reporter dari luar studio yang sedang meliput kejadian yang aktual.
7. Menyajikan lagu atau iklan. Pada jeda tertentu, lagu dan iklan
ditampilkan untuk mengisi kesenjangan waktu. Pada saat ini pula
biasanya presenter mengumumkan pembicaraan diskusi yang
selanjutnya akan berlangsung.
8. Memperdalam bahasan. Pada tahap ini presenter berupaya
memperdalam bahasan dengan menggali hal-hal penting selama
diskusi berjalan.
37
9. Mencari solusi. Tahap ini ada menjelang akhir siaran untuk
menentukan solusi dari perbincangan selama diskusi sebelum
menutup acara. Pada tahap ini presenter berupaya mencari
kesepakatan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, dan mencari
titik temu yang nantinya akan berujung pada sebuah kesimpulan.
10. Selalu berhubungan dengan produser. Selama siaran berlangsung,
presenter selalu berhubungan dengan produser. Hal ini berhubungan
dengan tugas produser yang bertugas untuk memimpin jalannya
acara.
11. Penutup. Pada tahap ini presenter menyimpulkan hasil diskusi
sebelum menutup akhir dari siaran.24
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses dalam
program interaktif dibagi pada tahap. Yaitu tahap pembukaan berupa
sigtune, memperkenalkan narasumber tamu, mengundang pendengar untuk
berinteraksi, dan memperkenalkan masalah. Kemudian tahap eksekusi
berupa menerima penelepon pendengar, menampilkan program sisipan,
dan memperdalam bahasan, kemudian diselingi iklan atau lagu agar
mengusir kejenuhan. Lalu pada tahap penutup berupa mencari solusi
berupa kesimpulan, dan menutup siaran.
24
Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 172-
174.
38
F. KHALAYAK PADA RADIO
Sebagai media massa, radio mempunyai ciri dan sifat yang berbeda
dengan media massa lainnya. Radio merupakan media auditif (hanya bisa
didengar), murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-
mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi,
pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media
imajinasi sebab sebagai media yang buta, radio melakukan stimulasi
begitu banyak melalui suara dan berupaya memvisualisasikan suara
melalui telinga pendengarnya. Oleh sebab itu radio disebut sebagai theater
of mind dan bisa menarik khalayaknya dengan berbagai programnya yang
bervariasi.
Menurut Clancy dan Shulman ada empat kriteria yang harus dipenuhi
pengelola media penyiaran untuk mendapatkan audiens (khalayak).
Keempat kriteria itu adalah reponsif, potensi penjualan, pertumbuhan
memadai, dan jangkauan iklan. 25
Radio dalam menarik khalayaknya telah
selektif dengan membaginya menjadi berbagai segmentasi. Saat ini,
sebuah stasiun radio di kota besar tidak dapat lagi menjadi media yang
bersifat umum dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ini
dikarenakan kebutuhan masyarakat di kota besar itu sendiri. Masyarakat di
kota besar telah dipisahkan dengan segmentasi, misalnya untuk kalangan
remaja, perempuan, pebisnis dan lain sebagainya. Begitu yang terjadi
sekarang ini di kota-kota besar, berbeda dengan kota kecil atau daerah
25
Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 183.
39
tingkat persaingan masih sangat rendah, jadi tidak diperlukan segmentasi.
Sehingga media media penyiaran di kota kecil bersifat lebih umum.
Dalam radio, khalayaknya tidak ada yang betul-betul loyal, karena
mereka bisa berpindah saluran ketika mereka merasa bosan dan jenuh.
Namun khalayak radio lebih cenderung loyal kepada penyiar, bukan pada
stasiun radionya. Khalayak radio biasanya meginginkan informasi yang
ringan, hal ini berhubungan dengan kharakteristik radio. Tak hanya itu,
karena bersifat sebagai media auditif, hal yang didengar khalayak pada
radio pun adalah hal yang tidak perlu memerlukan konsentrasi tinggi.
Karena pesan yang terlalu berat akan sulit dicerna dan menyita
konsentrasi.26
26
Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Offset,
2008), h. 43-44.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM RRI PRO 1 JAKARTA
A. PERKEMBANGAN RADIO DI INDONESIA
Pada awalnya radio di Indonesia muncul saatnnya zaman Belanda
menjajah Indonesia. Semasa itu, radio di Indoensia adalah berstatus
swasta. Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia merupakan radio
siaran pertama di Indonesia. Sejak adanya BRV, kemudian muncullah
beberapa siaran radio di indonesia, salah satunya adalah Nederlandsch
Indische Radio Omroep Mij (NIROM). Saat itu radio dijadikan sebagai
alat propaganda politik. Kemudian pada saat Jepang menduduki Indonesia,
berdirilah radio bernama Nippon Hoso Kyokai (NHK), yang lagi-lagi
perannya dijadikan sebagai alat propaganda politik pada perang Asia
Timur Raya. Kemudian barulah setelah kemerdekaan Indonesia, pada
kepemimpinan orde lama, tepatnya tanggal 11 September 1945 didirikan
radio nasional Indonesia pertama bernama Radio Republik Indonesia
(RRI).1
Berlanjut pada masa kepemimpinan orde baru, ada kebijakan yang
mewajibkan radio swasta untuk merelay berita RRI sebanyak empat belas
kali sehari. Pada saat itu, kebebasan pers di radio dikekang dan siarannya
pun di sensor, sehingga aspek hiburannya lebih ditonjolkan dan sangatlah
vulgar. Kemudian barulah setelah reformasi ‟98 dengan kebijakan Menteri
1 Omarahi, Hasan Asy‟ari, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2012), h. 124-128.
41
Penerangan saat itu, Yunus Yuspia, radio di Indonesia mengalami
perubahan. Perubahan ini membawa kemajuan yang pesat. Salah satu
kebijakan yang diterapkan oleh Menteri penerangan saat itu adalah
mengubah kewajiban merelay berita RRI untuk radio swasta sebanyak
empat belas menjadi tiga kali sehari. Tak hanya itu, pemerintah saat itu
juga membebaskan radio untuk membuat dan memproduksi berita radio
sendiri, dan yang paling terpenting adalah pemerintah membebaskan radio
untuk mempunyai gaya bahasanya sendiri, sehingga pers pun diberi
kebebasan.2
Jenis stasiun penyiaran dalam Undang-Undang Penyiaran
Indonesia dibagi menjadi empat jenis yang berlaku baik itu untuk radio
atau televisi. Keempat jenis itu adalah stasiun penyiaran publik, stasiun
penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, dan stasiun penyiaran
komunitas. Keempatnya berserta fungsinya masing-masing menjadi
bagian penting dalam sistem penyiaran di Indonesia.3
Saat ini di Indonesia telah berdiri sekitar lebih dari ribuan stasiun
radio. Ini meliputi radio publik, radio swasta, radio komunitas dan radio
berlangganan. Alasan kuat radio masih tetap bertahan sampai saat ini
dikarenakan faktor actuality (ketersegeraan), body style (kemasan), dan
lokalitas.
2 Onong Uchajana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), Cetakan ketiga, h. 156-170. 3 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana, 2008), h. 80.
42
B. RUANG PUBLIK DI RADIO INDONESIA
Pernyataan bahwa kebebasan pers di suatu negara membawa
masyarakat menjadi lebih baik nampaknya adalah hal yang benar terjadi.
Indonesia saat ini mewarisi tradisi Pencerahan Eropa, dimana ketika media
massa memahami diri bukan sekedar untuk sarana komunikasi publik,
melainkan juga sebagai pengemban amanah publik untuk menyuarakan
aspirasi publik.4 Dengan kata lain, dengan berkembangnya media saat ini,
seakan memfasilitasi masyarakat dalam keadaan yang lebih baik dari
masa sebelumnya. Salah satunya masyarakat menjadi lebih mudah dan
berani dalam menyuarakan pendapatnya. Selain memberikan informasi,
media saat ini telah banyak membantu dengan menyediakan berbagai
ruang untuk publik menyuarakan pendapatnya. Untuk sekedar menyatakan
pendapatnya mengenai isu-isu yang berkembang diwilayahnya misalnya
masyarakat bisa mengakses media sesuai dengan jangkauannya.
Kebebasan pers di Indonesia sudah mulai terbebas dari kekangan
oleh berbagai pihak sejak diberlakukannya UU pokok Pers No.42 Tahun
1999 yang menyatakan, bahwa terhadap pers nasional agar tidak
diberlakukan pembredelan, sensor dan pelanggaran untuk
mempublikasikan dan menyiarkan berita. Dalam buku Media, Jurnalisme
dan Budaya Populer karya Masduki dan Muzayin Nazaruddin, Kebebasan
pers di Indonesia bisa dilihat dari empat faktor. Faktor pertama, kebebasan
pers dilihat dari minimnya interverensi negara. Kedua, mitologi kebebasan
4 F. Budi Hardiman, Ruang Publik: Melacak “Partisipasi Demokratis” dari Polis sampai
Cyberspace, (Yogyakarta: Karnisius, 2010), h. 7.
43
pers diukur dari ada atau tidaknya pembredelan. Ketiga, kebebasan pers
dilihat dari jumlah peredaran pers yang banyak. dan keempat, kebebasan
pers diukur dari kebebasan untuk menulis berita.5
Pada beberapa faktor yang disebutkan dalam buku Media,
Jurnalisme dan Budaya Populer tersebut, kebebasan pers di negara ini
nampaknya hampir bisa dibilang memasuki tahap bebas. Hal bisa dilihat
dari peningkatan jumlah media massa yang signifikan sejak tahun 1998.
Hingga kini pertumbuhan media massa semakin subur dengan kemunculan
banyak jenis dari media baru saat ini.
Menurut beberapa pemikir demokrasi seperti John Milton,
Voltaire, Thomas Jefferson dan para pemikir lainnya kebebasan pers tidak
bisa dipisahkan dari peran masyarakat untuk bebas berpikir, berpendapat
dan berbicara. Semua kebebasan masyarakat ini salah satunya harus
ditopang oleh media. Oleh sebab itu saat ini banyak program siaran di
media yang menampilkan kebebasan ekspresi masyarakat. Salah satunya
adalah ruang publik yang ada di media.6
Radio sendiri kini telah banyak menampilkan program siaran yang
bertemakan ruang publik. Ruang publik seakan menjadi sebuah ruang
sendiri yang harus dimiliki setiap media, dalam hal ini radio, agar bisa
menampilkan dan menerima hasil dari pikiran, pendapat dan berbicara
masyarakat mengenai isu yang terjadi di wilayahnya.
5 Masduki dan Muzayin Nazaruddin, Media, Jurnalisme dan Budaya Populer, (Jakarta:
UI press, 2004), h. 3. 6 Masduki dan Muzayin Nazaruddin, Media, Jurnalisme dan Budaya Populer, (Jakarta:
UI press, 2004), hal 5-7.
44
Walau banyak yang masih mengarisbawahi kebebasan dalam ruang
publik dan masalah-masalah yang terjadi didalamnya, keduanya tetap
mencoba untuk menampilkan ruang publik yang ideal. Walaupun pada
prakteknya prembredelan belum benar-benar hilang dengan banyaknya
aturan pemerintah lain yang membanyangi gerak kritis pemberitaan di
media.
C. RADIO REPUBLIK INDONESIA
1. Sejarah Radio Republik Indonesia (RRI)
Setelah berakhirnya penjajahan Jepang, dan telah
memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, rakyat
Indonesia tetap membutuhkan perjuangan. Hal itu disebabkan tentara
sekutu dan Belanda masih berkeinginan untuk tetap menduduki
Indonesia karena ternyata masih banyak pelosok daerah yang tidak
mengetahui kemerdekaan negara Indonesia. Berbekal dengan peralatan
siaran peninggalan Belanda dan Jepang, Radio Republik Indonesia
(RRI) resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, bertepatan
dengan pertemuan terakhir dari beberapa pertemuan yang membahas
visi dan misi RRI selaku lembaga penyiaran yang merdeka. Pertemuan
terakhir itu di antaranya mengatur strategi pemancar mobil untuk
45
gerilya yang akan menjamin kelangsungan siaran RRI dalam keadaan
apapun dengan semboyan “sekali di udara tetap di udara”.7
Pada rapat terakhir tersebut pula menghasilkan sebuah deklarasi
yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi tiga
buah komitmen tugas serta fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan
sebutan Tripasetya RRI. Tripasetya RRI tersebut berbunyi:
1. Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun,
yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan
negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga, dalam
keadaan bagaimanapun dan dengan akibat apapun.
2. Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan
alat Revolusi seluruh Bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan
yang murni, hati yang bersih dan jujur, serta budi yang pebuh
kecintaan dan kesetiaan kepada Tanah Air dan Bangsa.
3. Kita harus berdiri di atas segala aliran dan keyakinan partai atau
golongan, dengan mengutamakan Persatuan Bangsa dan
Keselamatan Negara, serta berpegang teguh pada jiwa Proklamasi
17 Agustus 1945.8
RRI merupakan satu-satunya radio yang menyandang nama negara
yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI
sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang independen, netral dan
7 Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi,
Operasional, dan Regulasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.17. 8 Hasan Asy‟ari Omarahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2012), h.125-126.
46
tidak komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi,
pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif
bangsa di dunia internasional. Sebagai sebuah lembaga penyiaran publik,
RRI sudah tentu memegang prinsip-prinsip sebagai lembaga penyiaran
publik yaitu (1) LPP adalah lembaga penyiaran untuk semua warga
negara, (2) siarannya harus menjangkau seluruh wilayah negara, (3)
siarannya harus merefleksikan keberagaman, (4) siarannya harus berbeda
dengan lembaga penyiaran lainnya, (5) LPP harus menegakkan
independensi dan netralitas, (6) Siarannya harus bervariasi dan berkualitas
tinggi, (7) menjadi flag carrier dari bangsa Indonesia, (8)
mencerminkan identitas bangsa, dan (9) menjadi perekat dan pemersatu
bangsa.
Untuk itu, sebagai mana prinsip sebagi sebuah lembaga penyiaran
publik, tugas LPP RRI dalam melayani seluruh lapisan masyarakat di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah tentu
tidak bisa dilayani dengan satu programa saja, oleh karena itu RRI
menyelenggarakan siaran dengan 4 programa:
Pro 1: Pusat siaran pemberdayaan masyarakat
Pro 2: Pusat siaran kreatifitas anak muda
Pro 3: Pusat siaran jaringan berita nasional dan kantor berita
radio
Pro 4: Pusat siaran budaya dan pendidikan
47
VOI: Citra dan Martabat bangsa di dunia internasional siaran
setiap hari dengan delapan bahasa asing
Studio Produksi Luar Negeri: Jembatan informasi Indonesia –
Luar Negeri dan Luar Negeri – Indonesia
Sebagai sumber informasi terpercaya sesuai dengan prinsip
lembaga penyiaran publik, dalam menyelenggaran siaran, RRI
berpedoman pada nilai-nilai standar penyiaran diantaranya yaitu siarannya
bersifat independen dan netral, siarannya harus memihak pada kebenaran,
siarannya memberi pemahaman, siarannya mengurangi ketidakpastian,
siarannya berpedoman pada pancasila, UUD 1945 dan kebenaran, serta
peraturan yang lainnya. Isi siarannya harus memihak hanya kepada
kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Serta isi siarannya
harus menjaga persatuan, kesatuan dan Kedaulatan NKRI.
2. Visi dan Misi Radio Rebuplik Indonesia
Sebagai bentuk representasi dan evaluasi publik, visi dimantapkan
sebagai penentu arah dari tujuan. Radio Republik Indonesia mempunyai
visi “Menjadikan LPP RRI radio berjaringan terluas, pembangun karakter
bangsa, berkelas dunia”.
Sedangkan misi yang dianut Radio Republik Indonesia tertuang
dalam beberapa poin sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan informasi terpecaya yang dapat menjadi
acuan dan sarana kontrol sosial masyarakat dengan memperhatikan
kode etik jurnalistik atau kode etik penyiaran.
48
b. Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan,
mencerdaskan, dan memberdayakan serta mendorong kreatifitas
masyarakat dalam kerangka membangun karaktek bangsa.
c. Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan
dan mengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat
bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan jati diri bangsa di tengah
arus globalisasi.
d. Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang sesuai
dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan kelompok minoritas.
e. Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk menjaga
kedaulatan NKRI.
f. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang
mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa.
g. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses penyelenggaraan
siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi
program siaran.
h. Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan siaran
secara nasional dan internasional dengan mengoptimalkan
sumberdaya teknologi yang ada dan mengadaptasi perkembangan
teknologi penyiaran serta mengefisienkan pengelolaan operasional
maupun pemeliharaan perangkat teknik.
i. Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien dengan
sistem manajemen sumber daya (SDM, keuangan, asset, informasi
49
dan operasional) berbasis teknologi informasi dalam rangka
mewujudkan tata kelola lembaga yang baik (good corporate
governance)
j. Meningkatkan kualitas siaran luar negeri dengan program siaran yang
mencerminkan politik negara dan citra positif bangsa.
k. Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan
dan pemanfaatan asset negara secara profesional dan akuntabel serta
menggali sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung
operasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Untuk meraih cita-cita yang tertuang dalam visi dan misi, maka
diperlukan semangat juang yang tinggi oleh seluruh angkasawan LPP RRI.
Dengan dilandasi motto “Sekali di Udara tetap di Udara” tertanamlah
semangat juang dan cita-cita tinggi untuk meraihnya.
3. Profil 91.2 FM RRI Pro 1 Jakarta
Radio Republik Indonesia Programa 1 Jakarta atau lebih dikenal
dengan RRI Pro1 Jakarta adalah radio siaran Radio Republik Indonesia
yang dipancarkan oleh radio cabang utama Jakarta dengan frekuensi 91.2
FM. Radio ini memiliki segmentasi semua usia (general) di DKI Jakarta.
Isi siarannya ditujukan untuk pusat pemberdayaan masyarakat Jakarta dan
sekitarnya dengan persentasi siaran berita dan informasi, pendidikan, dan
hiburan. RRI Pro 1 Jakarta memiliki tagline “kanal inspirasi” yang berarti
isi siarannya ditujukan untuk menginspirasi semua orang yang ada di
Jakarta dengan durasi siaran selama 19 jam (05.00-24.00 WIB).
50
Sajian acara dalam RRI Pro 1 Jakarta dibagi menjadi lima puluh
tujuh acara. Isi siarannya meliputi siaran berita dan informasi, pendidikan
dan hiburan. Diantaranya adalah Mutiara Pagi, Tausiah Udara, Inspirasi
Pagi, Jakarta‟s Reality, Obsesi, Weeks Sport, Dunia Anak, Siaran
Distabilitas, Pelangi Anak, Jakarta Baru, Suara Medika, Analekta, MICS
(Metropolitan Internasional Community Services), Metropolitan Issue,
Lapinda, Jalan-Jalan, Warta Betawi, Siaran Pedesaan, OMJ (Opini
Mahasiswa Jakarta), Swara Wakil Rakyat, Dinamika Jakarta, Renungan
Senja, Cakrawala Senja, OTW to Success, Cakrawala Pustaka, Zona
Edukasi, Discography 80 & 90, Kisah Klasik, Musik Nostalgia, News
Investigasi, “Warung Kerak Telor”, Golden Memory, Musik Klasik,
Musik Komunitas, Gita keroncong, Goyang Malam Minggu, Lentera
Nurani, Mozaik Inspirasi, dan Info Terkini.
Mutiara Pagi
Mutiara Pagi adalah sajian yang membahasan dan
mempendalaman Al-Quranul Karim, ayat per-ayat secara
berkesinambungan. (Mulai jus 1 s/d jus 30) Materi pengajian & Mutiara
terkait pembahasan tafsir dan Menyampaikan penjelasan arti dan makna
yang terkandung dalam ayat ayat yang dibahas. Disiarkan setiap hari
Minggu, Senin, Rabu, Kamis dan Sabtu pukul 05.05-05.50 WIB.
Tausiah Udara
Tausiah Udara adalah program siaran tausiah atau dialog tentang
agama islam dengan narasumber yang berkompeten dan memberi
51
pencerahan tentang makna Alquran dan Hadis. Disiarkan setiap hari selasa
dan Jumat pukul 05.05-05.50 WIB.
Inspirasi Pagi
Inspirasi Pagi adalah up date terkini mengiringi langkah sukses
pemirsa, dilengkapi update perkembangan nilai tukar rupiah dan
dampaknya ke berbagai sector kehidupan masyarakat serta tidak
ketingalan filler inspirasi pagi bersama ESO. Disiarkan setiap hari Senin-
Jumat pukul 06.00-06.35 WIB.
Sports Pro 1
Sports Pro 1 adalah informasi ringan tentang olah raga yang
disiarkan setiap hari Minggu pukul 06.40-07.00 WIB dan dilanjutkan
kembali pada pukul 07.30-08.00 WIB.
Pojok.com
Pojok.com merupakan program siarana yang mengulas cerdas dari
redaktur senior media berita on line, seputar peristiwa terpopuler yang
menjadi perhatian publik. Disiarkan setiap hari Senin-Jumat pukul 07.30-
08.00 WIB.
Warta Berita Pro 1
Warta Berita pro 1 adalah acara berita yang menampilkan
informasi aktual seputar Jabodetabek. Disiarkan setiap hari dengan jam
siaran yang berbeda-beda disetiap harinya.
52
Adult Comtemporary Single
Adult Comtemporary Single adalah acara yang memutar tangga
lagu-lagu yang masuk dalam nominasi 10 besar. Acara ini disiarkan setiap
hari minggu pukul 08.20-09.00 WIB.
Jakarta’s Reality
Jakarta‟s Reality adalah Informasi terkini, real time, cepat dan
akurat. Berita terbaru seputar issu terbaru, ekonomi, politik, dan hukum ini
disiarkan setiap hari Senin-Kamis pukul 08.20-09.00 WIB.
Obsesi
Obsesi adalah singkatan dari Obrolan sehat penuh inspirasi. Acara
ini mengangkat seputar pola hidup sehat dan beragam fenomena
perubahan psikologi gaya hidup masyarakat saat ini. Disiarkan setiap hari
Jum‟at pukul 08.20-09.00 WIB.
Weeks Sport
Weeks Sport adalah acara siaran berjaringan mengenai obrolan
tentang segala macam cabang olah raga serta up date rangkuman kejadian
penting olah raga selama satu minggu. Disiarkan setiap hari Sabtu pukul
08.20-09.00 WIB.
Dunia Anak
Dunia Anak adalah acara siaran berjaringan mengenai berbagai hal
yang terkait dengan kehidupan anak di Jakarta dan sekitarnya, baik di
rumah, sekolah maupun di areal bermain, yang dapat memberikan
53
motivasi dan perlindungan bagi tumbuh dan kembang anak. Disiarkan
setiap hari Sabtu pukul 09.00-09.50 WIB.
Siaran Distabilitas
Siaran Disabilitas merupakan siaran tentang masyarakat yang
berkebutuhan khusus untuk meningkatkan aksebilitas, edukasi dan
memberikan hiburan sehat bagi mereka. Acara ini disiarkan pada Minggu
pertama di setiap bulan, pukul 08.30-09.00 WIB.
Pelangi Anak
Pelangi anak dalah siaran anak-anak yang ditujukan untuk
menambah wawasan agar menjadi anak yang berkualitas, berakhlak mulia
dan sejatera. Acara ini disiarkan pada Minggu kedua disetiap bulan, pukul
08.30-09.00 WIB.
Jakarta Baru
Jakarta Baru adalah informasi tentang kegiatan yang berkaitan
dengan pemberdayaan masyarakat diseputar kelurahan yang ada di
wilayah DKI Jakarta. Jakarta Baru disiarkan setiap hari Senin-Jum‟at
pukul 09.00-10.00 WIB.
Silang Gereja
Silang Gereja merupakan acara silang dari kegiatan keagamaan di
gereja yang memberikan pencerahan kepada masyarakat khususnya umat
Kristiani. Silang Gereja disiarkan setiap hari Minggu pukul 09.00-10.00
WIB.
54
Suara Medika
Suara Medika adalah siaran yang membahas berbagai masalah
terkait kesehatan masyarakat serta penyakit serta mencari solusinya dan
memberikan informasi tentang tentang perkembangan ilmu pengetahuan
berbagai penyakit dan cara penanggulangannya. Siaran Medika disiarkan
setiap hari Senin-Jum‟at pukul 10.00-11.00 WIB.
ACI Berjalan
Aci Berjalan adalah Program siaran anak anak agar menjadi anak
yang presfektif dengan kemasan yang disesuaikan daya nalar dan bahasa
anak anak. ACI Berjalan disiarkan setiap hari Minggu pukul 10.00-11.00
WIB.
Minggu Ceria
Minggu Ceria adalah siaran yang menyajikan lagu-lagu anak ,
Siaran Taman Kanak-Kanak dan Cerita Untuk Anak. Siaran ini meliputi
Pentas Lagu anak, Taman Kanak-Kanak, dan Cerita Untuk Anak. Minggu
Ceria di siarkan setiap hari Minggu pukul 11.00-12.00 WIB.
Analekta
Analekta adalah siaran yang membahas masalah wanita & keluarga
yang ditinjau dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, hukum dan
politik, khususnya yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat ibukota.
Isi siaran ini meliputi Masalah Pendidikan & Anak, Kesehatan &
Reproduksi, Karir & keluarga, Tips & Ketrampilan, dan Profil Wanita.
55
Analekta disiarkan setiap hari Senin-Kamis dan Sabtu pukul 11.30-12.00
WIB.
MICS (Metropolitan Internasional Community Services)
MICS merupakan acara yang menggangkat dan membicarakan
berita aktual tentang komunitas eks-patriat. MICS disiarkan setiap hari
Senin-Kamis pukul 12.00-13.00 WIB.
Silang Sholat Jum’at
Silang Sholat Jum‟at adalah siaran langsung Sholat jumat dari
masjid Istiqlal, Baiturrachim, RRI dan dari Masjid lainya yang telah
ditentukan oleh penyelenggaraan Silang Sholat Jumat. Siaran ini disiarkan
setiap hari Jum‟at pukul 12.00-13.00 WIB.
Pemuda & Lingkungan
Pemuda& Lingkungan merupakan siaran tentang sosok pemuda
yang berjasa dalan menjaga lingkungan yang menciptakan lingkungan
yang sehat. Pemuda& Lingkungan disiarkan setiap hari Sabtu pukul 12.00-
13.00 WIB.
Metropolitan Issue
Metropolitan Issue adalah siaran mengenai berbagai issue penting
yang ada di Ibukota Negara. Metropolitan Issue disiarkan setiap hari pukul
13.40-14.00 WIB.
Pesan Rohani Agama
Pesan Rohani Agama adalah siaran mengenai ajaran agama yang
terkait dengan etika dan akhlaq. Ajaran agama yang disiarkan adalah
56
agama Protestan, agama Islam, agama Khatolik, Hindu dan Budha. Acara
ini disiarkan setiap hari pukul 14.00-14.10 WIB.
Lapinda
Lapinda dalah siaran yang memutarkan 10 lagu Pop Indonesia
yang diseleksi pendengar untuk diputar pada jam tangga lagu Indonesia.
Lapinda disiarkan setiap hari Senin-Jumat pukul 14.10-15.00 WIB. Selain
itu, pada hari Sabtu disiarkan pula Terbaik Lapinda pada jam tayang yang
sama.
Jalan-Jalan
Jalan-Jalan merupakan siaran informasi tentang segala sesuatu
yang ada di jalan serta tempat kuliner. Jalan-Jalan disiarkan setiap hari
Minggu pukul 14.10-15.00 WIB.
Warta Betawi
Warta Betawi adalah siaran mengenai informasi yang aktual
seputar Jabodetabek dan disajikan dalam gaya bahasa betawi. Warta
Betawi disiarkan setiap hari pukul 15.00-15.10 WIB.
Siaran Pedesaan
Siaran Pedesaan adalah siaran yang menyajikan informasi tentang
kehidupan masyarakat pedesaan. Siaran ini disiarkan setiap hari Selasa dan
Kamis pukul 15.10-15.30 WIB.
Fun With English
Fun With English merupakan model siaran belajar yang
menggunakan bahasa Inggris dengan materi bersifat temporal disesuaikan
57
dengan situasi dan kondisi serta isu yang berkembang saat ini. Fun With
English disiarkan setiap hari Minggu pukul 15.15-16.00 WIB.
OMJ (Opini Mahasiswa Jakarta)
OMJ merupakan siaran mengenai opini mahasiswa terhadap
masalah-masalah yang berkembang saat ini dan menjadi perbincangan
masyarakat. OMJ disiarkan setiap hari Senin dan Kamis pukul 15.15-16.00
WIB.
LBAA (Lomba Baca Alquran Anak-anak)
LBAA adalah siaran perlombaan membaca Alquran dengan
merekrut peserta dari siswa TPA sampai Madrasah se-DKI Jakarta dan
sekitarnya. LBAA disiarkan setiap hari Rabu dan Jum‟at pukul 15.00-
16.00 WIB.
Pemuda & Puisi
Acara Pemuda& Puisi menampilkan pembicaraan mengenai
perkembangan karya sastra khususnya puisi dikalangan generasi muda.
Acara ini disiarkan setiap hari Selasa pukul 15.00-16.00 WIB.
Kiprah Desa
Kiprah Desa adalah acara siaran berjaringan khusus masarakat
pedesaan untuk meningkatkan pengetahuannnya dalam hal usaha tani,
perkebunan, perikanan dan kelautan. Kiprah Desa disiarkan setiap hari
Sabtu pukul 15.35-16.30 WIB.
58
Swara Wakil Rakyat
Swara Wakil Rakyat merupakan siaran aspirasi masyarakat
berkaitan dengan kebijakan pemerintah DKI disampaikan melalui SMS
maupun telepon. Aspirasi ini berupa sebuah pertanyaan terhadap kebijakan
yang telah dan akan dilakukan dan dirancang oleh Angota DPRD. Desain
penyajian acara disusun secara variatif antara musik opini, unek-unek dan
permasalaan yang dihadapi masyarakat Jakarta dalam kehidupan sehari-
hari. Swara Wakil Rakyat disiarkan setiap Selasa, Rabu dan Jum‟at pukul
16.20-17.00 WIB.
Beranda Minggu Sore
Beranda Minggu Sore menampilkan hal-hal yang menarik dari
kehidupan artis sebagai public figure untuk dijadikan sebagai idola dan
teladan yang baik. Siaran ini disiarkan setiap hari Minggu pukul 16.20-
17.00 dan dilanjutkan kembali pada pukul 17.20-18.00 WIB.
Dinamika Jakarta
Dinamika Jakarta merupakan acara yang membahas mendalam
tentang pembagunan dengan narasumber dan instasi terkait. Dinamika
Jakarta ditayangkan setiap hari Senin pukul 16.20-17.00 WIB.
Renungan Senja
Renungan Senja adalah acara yang menggangkat norma-norma
kehidupan dalam bermasyarakat (budi pekerti). Renungan Senja disiarkan
setiap hari dengan jam siar tentatif sebelum Azan Magrib.
59
Pengajian & Adzan Magrib
Pengajian dan Adzan magrib adalah siaran wajib yang disiarkan
setiap hari pada jam siaran yang tentatif.
Cakrawala Senja
Cakrawala Senja merupakan acara yang memberikan hiburan
dengan memutar lagu yang top pada masanya dengan di selinggi informasi
ringan. Cakrawala Senja hadir setiap hari Senin-Kamis pukul 17.20-18.00
WIB.
OTW to Success
OTW to Success merupakan program acara yang memberikan
inovasi pada pemuda dan kalangan dewasa tentang segala hal tema terkini
agar menjadi sukses. Program siaran ini tayang setiap hari Jum‟at pukul
17.20-18.00 WIB.
Cinema Pro 1
Cinema Pro 1 membahas berbagai aspek dalam dunia perfilman.
Pada tahun 2014 RRI Pro 1 bekerja sama dengan Kinescope sebuah
majalah sekaligus komunitas perfilman. Cinema Pro 1 disiarkan setiap hari
Minggu pukul 18.00-19.00 kemudian dilanjutkan kembali pada pukul
20.00-21.00 WIB.
Cakrawala Pustaka
Cakrawala Pustaka adalah acara resensi beberapa buku bersama
para penulis, atau peresensi. Juga mengundang berbagai komunitas atau
60
club pecinta buku. Acara ini disiarkan setiap hari Sabtu pukul 17.30-19.00
WIB.
Zona Edukasi
Zona Edukasi adalah acara yang menyanjikan berbagai informasi
ringan diselingi dengan musik dan perbincangan santai tentang informasi
terkait. Zona Edukasih meliputi siaran Mahligai Ku, Bisnis Kita, Jelajah
Otomotif, Peduli Lingkungan, Bilik Tausiah. Program siaran Zona
Edukasi ini hadir setiap hari Senin-Jum‟at pukul 20.00-21.00 WIB.
Discography 80 & 90
Discography 80 & 90 menyanjikan musik era 80 & 90 informasi
ringan lagu–lagu terkait. Discography 80 & 90 disiarkan setiap hari
Minggu pukul 20.00-21.00 WIB.
Kisah Klasik
Kisah Klasik adalah program siaran yang memberikan hiburan
tentang lagu lagu klasik serta sedikit bahasan tentang lagu klasik tersebut
Berbincang bersama dengan artis-artis senior (lawas) Indonesia, tentang
karir dan sejarah musik mereka. Kisah Klasik hadir setiap hari Jum‟at
pukul 21.15-22.00 WIB.
Musik Nostalgia
Musik Nostalgia memberikan hiburan pada masyarakat dengan
memutar lagu lagu nostalgia serta diselinggi informasi ringan. Musik
Nostalgia disiarkan setiap hari Senin-Kamis pukul 21.15-22.00 WIB, dan
Sabtu pukul 21.15-21.35 WIB.
61
News Investigasi
News Investigasi adalah laporan investigasi khas Pro 1 dengan
menghimpun dan memperdalam berita dalam sepekan. News Investigasi
disiarkan setiap hari Sabtu pukul 21.35-22.00 WIB.
Warung Kerak Telor
Warung Kerak Telor adalah keluhan rakyat lewat obrolan. Acara
ini menyangkut obrolan santai, kocak, bermakna yang disampaikan oleh
beberapa Suku yang ada di Jakarta dengan gaya dan bahasa masing-
masing suku, dan dimederatori dengan bahasa Betawi. Warung Kerak
Telor hadir setiap Senin, Rabu, Jum‟at pukul 22.00-22.25 WIB.
Golden Memory
Golden Memory merupakan program yang memberikan hiburan
musik, berupa lagu-lagu yang top pada masanya serta inforamsi ringan.
Golden Memory disiarkan setiap hari Senin dan Selasa pukul 22.30-24.00
WIB dan hari Kamis pukul 22.00-23.00 WIB.
Musik Klasik
Musik Klasik menyajikan lagu-lagu klasik lengkap dengan
informasi lagu tersebut dan penciptanya. Musik Klasik disiarkan setiap
hari Kamis pukul 22.00-23.00 WIB.
Musik Komunitas
Musik Komunitas menghadirkan komunitas musik dengan
berbagai gender sebagai wadah bagi berbagai grup indie untuk
62
memperkenalkan musik mereka. Musik Komunitas ditayangkan setiap hari
Minggu 22.00-24.00 WIB.
Jazz Pro 1
Jazz Pro 1 adalah sebuah acara dengan konten utama musik jazz,
dengan disertai informasi perkembangan jazz international, live interview
dengan para musisi jazz, serta request lagu-lagu jazz. Jazz Pro 1 disiarkan
setiap hari Rabu pukul 22.30-24.00 WIB.
Gita keroncong
Gita Keroncong adalah sebuah acara dengan konten utama musik
keroncong, dengan disertai request lagu-lagu keroncong. Gita Keroncong
disiarkan setiap hari Jum‟at pukul 22.30-24.00 WIB.
Goyang Malam Minggu
Goyang Malam Minggu adalah acara yang bertujuan memberikan
hiburan pada masyarakat dengan memutar lagu-lagu cantik. Goyang
Malam Minggu hadir setiap hari Sabtu pukul 22.00-24.00 WIB.
Lentera Nurani
Lentera Nurani merupakan siaran sekilas agama untuk memberikan
pencerahan ruhani dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan yang
maha esa. Lentera Nurani hadir setiap hari pukul 23.53-23.58 WIB.
Mozaik Inspirasi
Mozaik Inspirasi adalah rangkuman materi yang berisikan dan
memberikan nilai inspirasi dalam kehidupan. Materi acara Mozaik
Inspirasi dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi ciri khas pro 1.
63
Mozaik Inspirasi hadir disetiap ada kesempatan pada jam siaran yang
tentatif.
Info Terkini
Info terkini merupakan siaran informasi penting tentang suatu
peristiwa yang sedang atau baru saja terjadi, disampaikan dalam bentuk
ROS (Report on the spot). Info terkini sebagai siaran tentatif hadir setiap
hari dan di update setiap tiga puluh menit sekali tiap jam.
64
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Penyajian Siaran Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ) di RRI
Pro 1 91.2 FM Jakarta
Program Opini Mahasiswa Jakarta (OMJ) adalah siaran yang ada
dibawah produksi pengembangan berita (bangbra) dalam Radio Republik
Indonesia (RRI) Pro 1 Jakarta. OMJ merupakan siaran yang mengusung
opini mahasiswa terhadap masalah-masalah yang berkembang saat ini dan
menjadi perbincangan masyarakat. Program siaran ini telah mengudara
sejak tahun 2005. Pada dasarnya ada dua item dalam deskripsi siaran
OMJ, pertama yaitu mengenai kegiatan mahasiswa baik didalam maupun
diluar kampus. Serta kedua, mengusung opini mahasiswa terhadap
peristiwa yang terjadi.
Di Radio Republik Indonesia semua perencanaan pada program siaran,
salah satunya program Siaran Opini Mahasiswa Jakarta, dilakukan pada
rapat pola oleh seksi Bidang Perencanaan dan Evaluasi. Pada rapat pola,
perencanaan digodok sedemikian rupa berdasarkan hasil evaluasi pada
setiap acara di setiap edisi sepanjang tahunnya untuk perencanaan di tahun
berikutnya. Rapat pola melibatkan semua unsur yang ada di radio ini,
bahkan termasuk pendengar. Pada rapat ini biasanya dilakukan
musyawarah mengenai kelanjutan sebuah program siaran. Setelah
dirancang pada rapat pola, hasil perencanaan awal yang diibaratkan masih
65
mentah ini dibagikan kembali pada masing-masing kepala seksi produksi,
untuk di rencanakan secara eksekusi dan matang.
Tim perencanaan dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta terdiri dari:
1. Produser, yaitu Bapak Heriyoko, bertugas memimpin jalannya
pelaksanaan perencanaan dan produksi.
2. Presenter, yaitu Soraya Putri Yusuf, bertugas memandu dan
mengendalikan acara.
3. Tim riset sekaligus call talker yaitu Bapak Ir. Gatot, bertugas
menyiapkan bahan dan referensi yang diperlukan, serta menseleksi
peserta bertugas menerima dan menyeleksi telepon yang masuk.
4. Tim teknis, dalam siaran ini bisa dibilang sebagai operator siaran,
Bapak Naman, bertugas menjaga agar semua teknis berjalan
dengan baik di studio, kemudian ada Bapak Diding dan Mul
Operator siaran di Master Control Room (MCR).
Hasil perencanaan matang dari kepala seksi bidang pengembangan
berita untuk siaran Opini Mahasiswa Jakarta salah satunya adalah berupa
penyajian isi siaran. Adapun penyajian yang ditawarkannya adalah berupa
dialog interaktif, dengan durasi selama kurang lebih tiga puluh menit.
Gairah dalam menyajikan sebuah program siaran di radio bisa dilihat
dari dua pendekatan. Pertama, dengan timbulnya kesadaran bahwa sebagai
lembaga yang terikat dengan dinamika sosial masyarakat pendengarnya,
maka hal ini menjadi sumber inspirasi bagi radio sebagai media publik
dalam menyajikan program siarannya. Kedua perubahan sosial yang
66
coon buka
opening presenter
eksekusi
pembacaan komentar
kesimpulan
coon tutup
terjadi di masyarakat, juga menjadi pendorong kiprah radio dalam
menyajikan program siarannya. Salah satunya karena perubahan sikap
kritis masyarakat terhadap pemerintah dan media massa, dan perubahan
sikap masyarakat dari pasif menjadi aktif kepada media.49
Adapun pengaturan penampilan atau penyajian dari acara siaran OMJ
digambarkan dalam bagan berikut ini:
Bagan 1. Tahapan Penyajian Siaran OMJ
Pada tahapan pertama, coon buka mengawali siaran OMJ dengan
menampilkan signtune siaran OMJ yang kemudian dilanjutkan dengan
opening presenter. Pada opening presenter, presenter mengemukakan topik
yang akan dibahas pada setiap siaran dan mengajak pendengar untuk
4949
Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalme Reporter dan Penyiar,
(Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2006), cetakan keempat, hal. 3-4.
67
bergabung dan mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang
diangkat pada setiap edisi siarannya. Pada setiap siaran biasanya presenter
menyebutkan nomor telepon dan nomor pesan singkat yang bisa dihubungi
oleh masyarakat untuk mengutarakan pendapatnya.
Topik yang diangkat pada setiap siaran adalah hasil pembicaraan
santai para kru pada setiap kali pertemuan sore dan rapat acara. Topik
yang disajikan mengacu pada agenda setting RRI untuk produksi
pengembangan berita. Bukan hanya membahas mengenai agenda setting
media. Topik yang diangkat biasanya selalu berkaitan dengan empat hal.
Keempat itu adalah agenda setting RRI, isu yang menjadi keprihatian
publik saat ini atau mengenai masalah-masalah yang up-date, calender
event, dan permintaan dari mahasiswa.
Setelah opening presenter, tahapan selanjutnya adalah tahap
eksekusi. Tahap ini diawali dengan laporan sisipan dari siaran Opini
Mahasiswa Jakarta mengenai topik yang diangkat, dan kemudian
dilanjutkan dengan menghubungi narasumber untuk berdialog interaktif.
Laporan sisipan siaran ini dibuat sehari atau pagi sebelum on air. Materi
dalam membuat laporan didapatkan dari koran, dan media online.
Seperti pada penulisan berita jurnalistik pada umumnya yang
menggunakan 5W+1H, susunan laporan berita pada siaran Opini
Mahasiswa Jakarta lebih mengedepankan pendekatan fungsional yang
menitikberatkan pada kata “why”. Ini disebabkan “why” merupakan nilai
penting berita, karena menunjukan fungsi dari unsur lainnya. Tak hanya
68
itu, siaran Opini Mahasiswa Jakarta berada dibawah seksi pengembangan
berita dan mengusung program interaktif, maka penulisan berita yang
dipakai pun adalah konsep berita program interaktif yaitu berupa berita
sisipan (news with insert) dengan durasi selama 2- 3 menit.
Seperti pada berita bersisipan pada umumnya, berita ini dilengkapi
dengan sisipan suara dari narasumber (sound bite). Sound bite berkisar
antara 10-20 detik, yang berupa potongan dari sebuah wawancara untuk
mendukung fakta. Narasumber pada berita sisipan berasal dari masyarakat
dan pengamat politik yang bisa dihubungi atau ditemui. Cakupan
narasumber pada berita sisipan cukup luas karena siapa saja bisa jadi
narasumber disini tergantung angle (sudut pandang) dari topik yang
diangkat.
Berikut adalah salah satu berita bersisipan yang disajikan pada
siaran Opini Mahasiswa Jakarta edisi Senin, 10 Agustus 2015:
Artis/ Jalan pintas partai politik
Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 juga diramaikan
oleh sejumlah artis// Bukan/ mereka bukan menjadi bintang tamu
dalam proses kampanye publik/ melainkan ikut maju mencalonkan
diri// Sigit “Pasha” Purnomo misalnya/ maju di Kota Palu/
Sulawesi Tengah/ sebagai calon wakil walikota// Vokalis band
Ungu ini mendampingi calon walikota Palu/ Hidayat//
Sementara itu/ di Kabupaten Ogan Ilir/ Sumatera Selatan/ sang raja
kuis Helmi Yahya telah resmi terdaftar sebagai bakal calon bupati//
Ada pula nama pemain sinetron yang masih menjabat Bupati
Tanjung Jabung Timur/ Zumi Zola/ dan mantan grup lawak Bagito
Dedi “Miing” Gumelar//
Zumi maju menjadi calon gubernur provinsi Jambi/ sedangkan
Miing menjadi calon wakil bupati Kawarang// Bahkan partai
demokrat mewacanakan Maia Estanty untuk menyaingi Risma
sebagai walkot Surabaya//
Pengamat lembaga survei politik Hanta Yuda menilai fenomena ini
sebagai hal yang wajar// Ditengah kegagalan partai politik
69
menjalankan fungsinya/ memajukan calon kepala daerah artis
dapat dijadikan “jalan pintas” untuk memenangkan pilkada// Tapi
bila itu disikapi adalah kegagalan partai politik dalam membina
kadernya// Artis bisa saja maju/ namun harus dilihat juga
kemampuannya//
Insert
Hanta Yuda sepakat bahwa majunya artis dalam pilkada tak perlu
disoalkan, selama yang bersangkutan memiliki kemampuan dan
potensi yang memadai// Hanya saja sangat disayangkan apakah
tidak ada aktifis/ politikus atau birokrat yang lebih pantas untuk
tanding di pilkada//
Pada tahapan eksekusi selanjutnya setelah penyajian berita
bersisipan adalah tahapan diskusi melalui dialog interaktif dengan
menelepon narasumber. Dialog interaktif pada siaran Opini Mahasiswa
Jakarta, dihadirkan lewat sambungan telepon antara presenter di studio dan
narasumber di luar studio. Bila cakupan narasumber pada laporan berita
bersisipan cenderung bebas untuk menggapai siapa saja, untuk narasumber
dialog interaktif, cakupan narasumber hanya sebatas mahasiswa dan orang
yang ahli dalam bidangnya. Mahasiswa yang diambil untuk dimintai
keterangannya pun kebanyakan berasal dari mahasiswa yang tergabung di
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) pada setiap kampusnya. Hal ini sesuai
sebagaimana dikatakan oleh pengarah acara siaran opini mahasiswa
Jakarta, Ir. Gatot, bahwa untuk narasumber dialog interaktif, biasanya
menghubungi mahasiswa atau pengamat politik atau yang berhubungan
dengan tema.
Pada tahapan eksekusi bisa dibilang bahwa ini merupakan jantung
dari siaran ini. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang diambil dalam
membunyikan sebuah berita, menjadi semacam awal semangat bagi
70
masyarakat untuk mengeluarkan pendapatnya. Kemudian dari dialog yang
dipaparkan dalam siaran ini, cenderung menghasilkan dan memberikan
inspirasi bagi masyarakat untuk mulai memberikan pendapatnya mengenai
apa yang menjadi kegelisahannya. Ketika pada dialog interaktif dirasa
kurang membunyikan apa yang terjadi saat ini, ini berpengaruh pada
komentar yang masuk melalui pesan singkat dan telepon.
Tahapan berikutnya adalah pembacaan komentar. Tahapan ini bisa
berupa menerima telepon dan membaca sms yang dikirim dari masyarakat.
Dalam tahap ini, presenter memiliki andil yang cukup besar. Hal ini
dikarenakan sebagian besar komentar dari masyarakat diatur dan diseleksi
oleh presenter langsung. Batasan dalam pembacaan komentar yang masuk,
selain mengesampingkan komentar yang berbau SARA, menurut presenter
siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri Yusuf adalah hati nurani, hal
itu ditunjukan dari petikan wawancara sebagai berikut:
“Cuma selama itu tidak keterlaluan, tidak ada kalimat kebun
binatang atau apa, atau bentuknya penghinaan kepada eksekutif,
atau kepada legislatif, ya dibacain aja. Kalau kalimatnya sangat
keterlaluan misalnya, saya buat kalimatnya menjadi “ada
pendengar yang meminta perhatian pemerintah, supaya harga
jangan tetap naik, sekarang lebarannya sudah berlalu tapi harganya
tetap naik”. Kadang kita tambahkan bahwa biasanya masyarakat
semakin tajamnya kata-kata yang disampaikan itu sebenarnya
semakin sayang kepada pemerintah. Jadi bahwa sangat besar
harapan, sangat besar kekecewaan masyarakat, itu kita coba
sampaikan sehingga pendengar yang mengirim sms, tetap merasa
smsnya dibacakan, jadi dibacakan secara halus, namun tetap pada
prinsipnya.”50
50
Wawancara pribadi dengan presenter siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri
Yusuf. Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.
71
Tahapan terakhir adalah sebelum coon tutup adalah kesimpulan
presenter. Presenter dalam siaran ini memiliki kendali yang cukup besar,
yaitu sebagai pemegang kendali pada keseluruhan siaran. Menurut
presenter dalam siaran ini, dalam sebuah dialog interaktif yang paling
penting harus bisa menarik satu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil
adalah kesimpulan secara umum (deduktif), kesimpulan ini dihasilkan dari
hasil pembicaraan pada sesi dialog interaktif dan hasil komentar
masyarakat yang masuk.
B. Analisis Mengenai Bentuk Ruang Publik Pada Siaran OMJ di RRI
Pro 1 91.2 FM Jakarta.
Sebagaimana pendapat Jurgen Habermas mengenai ruang publik,
ruang publik merupakan syarat penting dalam mewujudkan demokrasi.
Sebagai wadah atau tempat bagi masyarakat untuk berkomunikasi
mengenai kegelisahan-kegelisahan masyarakat terhadap apa yang menjadi
keresahan masyarakat, ruang publik sudah sebaiknya tampil prima dan
ideal apalagi jika didukung dengan latar belakang lembaga penyiaran
publik. Hal ini dikarenakan ruang publik yang ideal adalah ruang publik
yang mengedepankan pembicaraan mengenai isu-isu yang menjadi
keprihatinan publik, free access, dan tidak adanya interferensi dari
pemerintah ataupun interfensi dari kekuatan komersial.
Free access atau kebebasan dalam menggapai suatu media di ruang
publik merupakan hal yang cukup penting dalam ruang publik. Hal ini
72
dikarenakan sudah seharusnya sebuah ruang yang dijadikan sebagai wadah
untuk mengutarakan pendapat harus mudah diakses oleh semua orang.
Dengan begitu siapapun yang terlibat dalam berkomentar berani
mengutarakan pendapatnya tanpa ada ketakutan dan kekuatan untuk
direpresi. Karena unsur itulah maka keidealan dalam ruang publik dapat
dicapai.
Pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta, target utama yang dibidik
adalah mahasiswa. Hal ini disebabkan mahasiswa di Indonesia memiliki
peranan yang cukup penting dalam kehidupan pergerakan dan perubahan.
Sebagai bentuk untuk memberikan ruang bagi mahasiswa sebagai
kelompok yang kritis, maka sebagai radio yang menyandang kepublikan,
maka sudah seharusnya memberikan dan menyediakan ruang bagi
mahasiswa untuk meyuarakan pendapatnya.
Terkait nama yang dijuluki sebagai Opini Mahasiswa Jakarta
(OMJ), menurut kepala seksi perencanaan dan evaluasi, ini disebabkan
semangat awalnya adalah untuk menjadi wadah mahasiswa untuk
mengekspresikan program-programnya dalam kegiatan di universitasnya.
Kemudian acara ini berkembang menjadi sebuah acara bagi mahasiswa
berdiskusi tentang satu topik. Hal ini selaras dengan produser acara OMJ
yang mengatakan bahwa perkembangan di OMJ sekarang semakin
banyak. Dimulai dengan sambutan mahasiswa yang menanggapi, dengan
mahasiswa menanggapi persoalan yang ada dan sedang menjadi perhatian
publik, hingga sekarang OMJ membahas semua isu yang menjadi
73
perhatian publik, seperti politik dan ekonomi. Lebih lanjut heriyoko selaku
produser siaran OMJ mengatakan
“untuk menampung inspirasi, karena taglinenya kita kanal
insipasi, jadi bagaimana dari mahasiswa agar masyarakat
khususnya pendengar bisa terinspirasi, dari mendengarkan
mahasiswa beropini, kan kita bisa terinspirasi.”51
Setelah pada akhirnya mahasiswa mengutarakan pendapatnya,
perkembangan acara terus berlanjut hingga masyarakat diluar mahasiswa
bisa mengakses dan memasuki ruang publik ini. Karena sebagaimana
diucapkan presenter setiap kali dalam kalimat pembuka siaran OMJ, yaitu
“... pendengar, walau namanya OMJ -opini mahasiswa Jakarta-,
bukan berarti hanya mahasiswa yang dapat menyampaikan opini
atau pendapat umumnya. Siapapun boleh, calon mahasiswa, alumni
dan pendengar...”
Ini mengindikasi bahwa memang target utama yang dibidik dalam
siaran bertemakan ruang publik yang disajikan dengan dialog interaktif ini
adalah mahasiswa, namun ini tidak berarti pendengar atau masyarakat luas
selain mahasiswa tidak diperbolehkan untuk mengutarakan pendapatnya.
Dengan demikian siaran ini mengedepankan adanya kebebasan berbicara
dan berkumpul, pers bebas, dan hak untuk secara bebas berpartisipasi
dalam perdebatan. Namun peran mahasiswa, sebagai kelompok yang
kritis, pada siaran ini dijadikan sebagai inspirasi agar pendengar tidak ragu
untuk menyuarakan pendapatnya.
Pada poin selanjutnya mengenai ruang publik ideal adalah isu-isu
yang diangkatnya untuk dijadikan sebagai bahan pembicaraan. Isu-isu
51
Wawancara Pribadi dengan produser siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Heriyoko. Jakarta,
Kamis, 30 Juli 2015.
74
yang menjadi keprihatinan publik merupakan elemen yang penting dalam
ruang publik ideal. Hal ini dikarenakan suatu diskusi terbuka tentang
semua isu yang menjadi keprihatinan umum dan kepentingan bersama
sudah seharusnya berkaitan dan ada berhubungan dengan apa yang
menjadi keresahan bagi masyarakat bersama. Sehingga dalam wadah
tersebut bisa menghasilkan sebuah hasil pembicaraan, yang berupa opini
publik, dan isi substansinya, salah satunya adalah menjalankan apa yang
dinamakan dengan demokrasi.
Isu-isu ini dinamakan sebagai topik untuk setiap siaran. Topik
merupakan pokok pembicaraan dalam diskusi. Topik yang dibahas setiap
kali siaran biasanya mengacu pada hal-hal yang menarik perhatian umum
pada waktu akhir-akhir ini. Untuk mengangkat sebuah topik pada setiap
siaran OMJ, pada dasarnya topik-topik ini harus berkaitan dengan empat
hal. Keempat hal tersebut adalah pertama agenda setting RRI Jakarta.
Agenda setting ini berkaitan dengan isu yang akan dihadapi oleh warga
Jakarta, misalnya pilkada, pemilu dan lain sabagainya. Kedua, topik yang
diangkat berkaitan dengan aktualitas yang saat ini terjadi. Ketiga, kalender
event, misalnya adalah perayaan 17 Agustusan, perayaan hari kartini dan
lain sebagainya, dan yang keempat itu adalah permintaan mahasiswa, yaitu
terkait kegiatan yang ada di universitasnya seperti pameran, seminar dan
lain sebagainya.
75
Berikut adalah isu-isu mengenai publik yang dijadikan sebagai
topik dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta lima bulan kebelakang
(April-Agustus 2015).
Tabel 1. Topik Siaran Opini Mahasiswa Jakarta
EDISI SIARAN TOPIK SIARAN
Kamis, 2 April 2015 Waspada Harga BBM Bisa Tiba-Tiba Naik.
Senin, 6 April 2015 Situs Diblokir Diduga Terkait ISIS.
Kamis, 9 April 2015 Jelang UN di SMA Sistem Online
Senin, 13 April 2015 Hak Menyatakan Pendapat DPRD DKI
Kamis, 16 April 2015 Menyikapi Kesepakatan MEA
Senin, 20 April 2015 Jelang Hari Kartini dan Kartini Yang Tidak Beruntung
Senin, 27 April 2015 Hukuman Napi Narapidana Tahap III Dikecam PBB
Kamis, 30 April 2015 Jelang Hari Buruh Internasional “1 Mei 2015”
Senin, 4 Mei 2015 Partisipasi Sepak Bola Indonesia Terganjal
Kamis, 7 Mei 2015 Perlukah Resuffle Kabinet?
Senin, 11 Mei 2015 Bisnis Prostitusi Online Tetap Marak
Senin, 18 Mei 2015 Memaknai Sejarah Kebangkitan Nasional
Kamis, 21 Mei 2015 Aksi Mahasiswa di Depan Istana Hari Ini (Hari Kitnas
dan 17 tahun Reformasi.
Senin, 25 Mei 2015 Menyikapi Beras Plastik
Kamis, 28 Mei 2015 Ijazah Palsu
Senin, 1 Juni 2015 Sanski FIFA Bagi PSSI
76
Kamis, 4 Juni 2015 Pimpinan KPK Ideal Sedang Dicari
Senin, 8 Juni 2015 Harga Sembako Merangkak Naik Jelang Puasa
Kamis, 11 Juni 2015 Parpol Tidak Boleh Meminta Mahar
Senin, 15 Juni 2105 Dana Aspirasi DPR RI
Kamis, 18 Juni 2015 Fenomena Kenaikan Harga Sembako Pada Ramadhan
Senin, 22 Juni 2015 Evaluasi Hasil SEA Games 2015
Kamis, 25 Juni 2015 Fenomena Kepada Daerah Mundur
Senin, 29 Juni 2015 LSM Menolak Dana Aspirasi
Kamis, 2 Juli 2015 Resuffle Kabinet Untuk Siapa?
Senin, 6 Juli 2015 Persoalan BPJS – Aturan BAN BPJS Soal Jaminan Hari
Tua
Kamis, 9 Juli 2015 PNS dan Apatur Negara Dilarang Terima Parcel
Senin, 13 Juli 2015 Mudik Lebaran
Kamis, 16 Juli 2015 Mudik Lebaran dan Permasalahannya
Senin, 20 Juli 2015 Mudik Lebaran dan Urbanisasi
Kamis, 23 Juli 2015 Urbanisasi Pasca Lebaran
Senin, 27 Juli 2015 Fenomena Calon Tunggal Dalam Pilkada Serentak 9
Desember 2015
Kamis, 30 Juli 2015 Perlukah Perpu dalam Pilakada Serentak?
Senin, 3 Agustus 2015 Revolusi Diri Penegak Hukum
Kamis, 6 Agustus 2015 Bansos Harus Jadi Perhatian Bagi Calon Kepala Daerah
Senin, 10 Agustus 2015 Artis, Jalan Pintas Parpol di Pilkada 2015
77
Kamis, 13 Agustus 2015 Refleksi 70 Tahun Kemerdekaan di Bidang Politik
Senin, 17 Agutus 2015 70 Tahun Indonesia Merdeka
Kamis, 20 Agustus 2015 7 Mega Proyek DPR
Sumber: Siaran Opini Mahasiswa Jakarta April-Agustus 2015
Dari tiga puluh sembilan episode topik yang disajikan sejak lima
bulan lalu, serta data yang diperoleh peneliti menyangkut berita, informasi,
dan aktualitas yang sedang terjadi pada saat tanggal pada bulan yang sama,
banyak diantaranya yang diangkat menjadi topik untuk diperbincangkan
merupakan isu keprihatinan publik dan aktualitas yang sedang terjadi.
Tabel 2. Pengelompokan Jenis Topik Siaran
No TOPIK SIARAN Jenis
Agenda
Setting
Aktualitas Calender
Event
Permintaan
Mahasiswa
1. Waspada Harga BBM Bisa
Tiba-Tiba Naik.
v
2. Situs Diblokir Diduga Terkait
ISIS.
v
3. Jelang UN di SMA Sistem
Online
v
4. Hak Menyatakan Pendapat
DPRD DKI
v
5. Menyikapi Kesepakatan
MEA
v
6. Jelang Hari Kartini dan
Kartini Yang Tidak
Beruntung
v
78
7. Hukuman Napi Narapidana
Tahap III Dikecam PBB
v
8. Jelang Hari Buruh
Internasional “1 Mei 2015”
v
9. Partisipasi Sepak Bola
Indonesia Terganjal
v
10. Perlukah Resuffle Kabinet? v
11. Bisnis Prostitusi Online Tetap
Marak
v
12. Memaknai Sejarah
Kebangkitan Nasional
v
13. Aksi Mahasiswa di Depan
Istana Hari Ini (Hari Kitnas
dan 17 tahun Reformasi.
v
14. Menyikapi Beras Plastik v
15. Ijazah Palsu v
16. Sanski FIFA Bagi PSSI v
17. Pimpinan KPK Ideal Sedang
Dicari
v
18. Harga Sembako Merangkak
Naik Jelang Puasa
v
19. Parpol Tidak Boleh Meminta
Mahar
v
20. Dana Aspirasi DPR RI v
21. Fenomena Kenaikan Harga
Sembako Pada Ramadhan
v
22. Evaluasi Hasil SEA Games
2015
v
79
23. Fenomena Kepada Daerah
Mundur
v
24. LSM Menolak Dana Aspirasi v
25. Resuffle Kabinet Untuk
Siapa?
v
26. Persoalan BPJS – Aturan
BAN BPJS Soal Jaminan
Hari Tua
v
27. PNS dan Apatur Negara
Dilarang Terima Parcel
v
28. Mudik Lebaran v v
29. Mudik Lebaran dan
Permasalahannya
v
30. Mudik Lebaran dan
Urbanisasi
v
31. Urbanisasi Pasca Lebaran v
32. Fenomena Calon Tunggal
Dalam Pilkada Serentak 9
Desember 2015
v
33. Perlukah Perpu dalam
Pilakada Serentak?
v
34. Revolusi Diri Penegak
Hukum
v
35. Bansos Harus Jadi Perhatian
Bagi Calon Kepala Daerah
v
36. Artis, Jalan Pintas Parpol di
Pilkada 2015
v
37. Refleksi 70 Tahun
Kemerdekaan di Bidang
v
80
Politik
38. 70 Tahun Indonesia Merdeka v v
39. 7 Mega Proyek DPR v
Topik agenda setting dari RRI Jakarta ada 6 item. Yaitu edisi
“Jelang UN di SMA Sistem Online”, “Fenomena Calon Tunggal Dalam
Pilkada Serentak 9 Desember 2015”, “Perlukah Perpu dalam Pilakada
Serentak?”, “Mudik Lebaran dan Permasalahannya”, “Mudik Lebaran dan
Urbanisasi”, “Urbanisasi Pasca Lebaran” dan “Refleksi 70 Tahun
Kemerdekaan di Bidang Politik”. Sedangkan topik calender event ada 4
item, yaitu topik “Jelang Hari Kartini dan Kartini Yang Tidak Beruntung”,
“Memaknai Sejarah Kebangkitan Nasional “dan “Jelang Hari Buruh
Internasional 1 Mei 2015”, “Evaluasi Hasil SEA Games 2015”. Ada juga
topik dari agenda setting terintegrasi dengan calender event ada 2 item,
yaitu “70 Tahun Indonesia Merdeka” dan “Mudik Lebaran”. Sisanya, ada
27 item yang menyangkut aktualitas yang terjadi. Dengan demikian
berdasarkan hasil pengelompokan jenisnya, topik siaran Opini Mahasiswa
Jakarta mengedepankan aktualitas yang terjadi.
Dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta, topik yang diangkat dalam
setiap siaran sangat berpengaruh pada komentar masyarakat yang masuk.
Hal ini dikarenakan topik yang sangat menjadi kegelisahan masyarakat
akan ramai diperbincangkan. Adapun semua komentar yang ada, baik
berupa opini, pertanyaan, pernyataan, kritik serta lain sebagainya masuk
81
melalui telepon dan pesan singkat. Berikut merupakan komentar yang
masuk pada beberapa edisi siaran Opini Mahasiswa Jakarta:
Siaran OMJ edisi Senin, 3 Agustus 2015 “Revolusi Diri Penegak
Hukum”
Komentar melalui telepon dari Ibu Merpati: Revolusi iqro
harusnya, revolusi diri pada diri dan budaya, karena dengan adanya nalar
pikir yang tersebut, yang seperti budaya yang tadi disampaikan dari
penengak hukum, sangat mengganggu eksistensi keberadaan negara kita
indonesia ini, rawannya keberadaan negara bangsa indonesia ini kan
adanya konflik internal, disini kita bisa lihat, maaf saya bicara, dari setiap
presiden di republik ini sering mewariskan saling sikap bermusuhan dan
rasa saling balas dendam, dan akhirnya negara bangsa Indonesia
mengalami perjungkir balikan. Karena dari tingkat pusat yang tertinggi,
seperti itu sehingga terjadi perjungkir balikan ketatanegaraan dan sosial
politik, yang berakibat terjadinya pemerosotan budaya, yang notabennya
agama pun sekedar menjadi bemper yang dianggap saling menguntungkan
untuk dijadikan sarana memuja kekuatan, materi, dan nafsu. Makanya itu
yang memulai kegagalan. Banyak sektor pembangunan, tapi kita tidak
membangun sektor pembangunan, malah menghancurkan. Ini dikarenakan
tidak menjalankan undang-undang dasar 1945 dengan benar dan ideologi
pancasila dengan nilai-nilainya di keseharian. Paling tidak kita harus
perbaiki masing-masing sedikit demi sedikit untuk perubahan lebih baik
demi bangsa negara dan agama.
82
Siaran OMJ edisi Kamis, 6 Agustus 2015 “Bansos Harus Jadi
Perhatian Bagi Calon Kepala Daerah”
Komentar melalui telepon dari Sanjaya di Bekasi: Saya bingung
sendiri mendengarnya, yang menjadi pertanyaan saya diturunkannya
bansos itu dari APBD apa APBN? Kemudian kok musiman ya? Kalo ada
pilkada bansosnya ngucur turun, jadi kesannya sudah tersistematis.
Artinya saya juga mau tanyakan, terutama untuk efek kenanya ke
incompan. Artinya selama dia menjabat itu bansosnya turun berapa kali
sih untuk masyarakat yang memilihnya atau warga sekitarnya? Jadi biar
sampai tidak terkesan ya itu musiman turunnya, artinya disediakan kan
bansos itu? kalau disediakan itu dari APBD atau APBN?
Siaran OMJ edisi Senin, 10 Agustus 2015 “Artis, Jalan Pintas Parpol
di Pilkada 2015”
Sementara pesan singkat kami terima ini ada beberapa pertanyaan
dari Lia di Jakarta, Udin di Bogor, dan ada Anita mahasiswa perguruan
tinggi swasta. Pertanyaannya untuk teman-teman mahasiswa. Kalau artis
yang diusung oleh parpol maju untuk balon daya tariknya berapa kuat sih
menurut kalian?
Komentar melalui pesan singkat dari pak Asman: para konstituen,
pemilih awam urusan pilih-memilih tidak lebih dari urusan joget-jogetan,
lawak-lawakan, nyanyi-nyanyian. Maka bagi mereka para artis yang
mencalonkan diri itulah pilihan paling tepat karena mereka terlanjur jadi
idola, walaupun setelah terpilih mereka tidak tahu apa yang mau
83
dikerjakan. Itulah kalau hanya modal beken minus akademi, apalagi kalau
tidak punya kompetensi dalam mengelola negara. Hancurlah negeri ini.
Komentar melalui pesan singkat dari Warsono di Depok: saya
terus-terang sangat menyayangkan parpol secara instan majuin artis.
Umumnya artis hanya tau bersolek atau konsumtif pamer kekayaan. Akan
jadi apa negeri ini. Bubarkan saja parpol pengusung artis, apa tidak ada
tokoh masyarakat lainnya.
Komentar melalui pesan singkat dari Tia: assalamaualaikum, artis
ikut di pilkada seperti tadi sudah dikatakan boleh-boleh saja yang penting
cakap. Karena kecakapan berfikir jauh lebih penting dari pada kecakapan
mengingat-ingat fakta. Dengan berfikir dapat menciptakan dan
mengembangkan gagasan. Jadi untuk para artis semoga dapat
menggunakan kecakapan mental untuk berperan dalam sejarah. Bukan
menggunakan untuk mencatat sejarah semata apalagi terjerembab dalam
korupsi.
Siaran OMJ edisi Kamis, 13 Agustus 2015 bertema “70 Tahun
Indonesia Merdeka”
Komentar melalui pesan singkat dari Dinda di Jakarta seorang
mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta, Ibu Lia di Bogor, Pak Anton di
Jakarta, dan Pak Syamsudin, keempatnya melihat bahwa kehidupan di
bidang politik saya agak bingung, karena semua masalah di politisasi,
bicara soal hukum ujung-ujungnya politik. Kacamata politik terus. Ada
apa dengan negeri ini. Intinya begitu.
84
Komentar melalui pesan singkat Pak Kasman: bedanya negarawan
yang saat ini sudah langka dengan pejabat karbitan, yang di dominasi
bermental parasit, tidak memikirkan permasalahatan bangsa, tidak takut
dosa, karena banyak yang kehilangan akal sehat, indikasinya korupsi yang
dilakukan semakin menggila seperti gunung es.
Siaran OMJ edisi Senin, 17 Agustus 2015 bertema “Refleksi 70 Tahun
Kemerdekaan di Bidang Politik”
Komentar melalui pesan singkat dari Indah di Jakarta : merdeka sih
merdeka, banyak perlombaan di daerah saya untuk perayaan kemerdekaan.
Tapi kehidupan dari hari ke hari tetap harus berjuang tidak boleh berhenti.
Komentar melalui pesan singkat -tidak disebutkan namanya-:
merdeka kita benar merdeka, tapi walaupun sudah lama kerja, belum bisa
nabung belum bisa menikmati hari tua nanti. Bagaimana mau menabung,
kehidupan hanya berjalan dari hari ke hari.
Komentar melalui pesan singkat dari Anto di Jakarta: kita juga
ingin merdeka seperti para pejabat yang dipenuhi dengan segala fasilitas
yang melekat, mudah-mudahan bekerjanya juga harus kuat untuk
Indonesia dan rakyat.
Siaran OMJ edisi Kamis, 20 Agustus 2015 bertema “7 Mega Proyek
DPR”
Komentar melalui pesan singkat dari Sarah di Kreo: ini DPR dari
dulu ga berubah, sakiti rakyat terus. DPR kan dewan aspirasi yang jujur
dan profesional, mendingan duitnya buat rakyat miskin untuk
85
pembangunan, gedung DPR yang ini kan ada. Tapi mas Randi bener juga,
bahwa ada beberapa item yang memang dirasakan diperlukan.
Komentar melalui pesan singkat Wartoyo di Bogor: saya minta
pendapat garis besarnya ada tarik ulur politik nga ya? masalahnya yang
ngotot tujuh mega proyek besar itu kan KMP -Koalisi Merah Putih-
dengan Farid Hamzah sedang koalisi, yang lainnya gimana nih?
Komentar melalui pesan singkat dari mbak Ria di Jakarta, Pak
Udin di Jakarta, dan Nita di Sukabumi: kalimatnya cukup tajam dan ajaib,
tapi coba kami simpulkan saja intinya begini ini semangat DPR lebih baik,
sarana prasana atau semangat proyeknya.
Komentar melalui pesan singkat dari Pak Kasman di Pamulang:
presiden tidak mau tandatangan prasati yang sudah disediakan DPR,
artinya orang-orang itu harus pakai topeng dan tahu diri, bahwa proyek
direncanakan itu tipuan untuk ajang korupsi. Alasan yang dikemukakan
hal yang dibuat-buat juga tidak singkron dengan prestasi mereka yang
hampir semua rakyat juga tahu, hanya 4D dan tidur dan plesir-plesir reses
hanya piknik belaka, uangnya diambil tapi tidak bertemu dengan
konstituennya di Dapil.
Komentar melalui pesan singkat -tidak dibacakan nama-: Kalau
wakil rakyatnya bekerja maksimal, tidak usah khawatir wakil rakyat kami,
kami minta untuk dibangunkan gedung DPR sesuai yang dikatakan.
Dari beberapa komentar yang masuk dalam beberapa paket
edisinya, peneliti menyimpulkan bahwa pada setiap komentar yang masuk
86
yang dibacakan oleh presenter, ada beberapa komentar melalui pesan
singkat yang dibacakan secara keseluruhan, dan ada beberapa yang tidak
dibaca secara keseluruhan, namun diganti dengan beberapa kalimat yang
lebih halus. Berbeda dengan komentar melalui telepon yang cenderung
bebas untuk mengutarakan pendapatnya. Hal ini tentu berkaitan dengan
tahapan atau prosedur penyaringan terhadap komentar yang masuk, yang
langsung dilakukan oleh presenter sendiri. Sehingga memungkinkan
adanya peralihan penyebutan komentar. Karena bagi sang presenter, hati
nurani sangat diperlukan dalam menyaring komentar yang masuk.
“Kalau sms sudah masuk, dibaca tentu. Tapi kalau kalimatnya
sangat tidak intelektual, ya kadang-kadang kalau temanya cukup
panas misalnya harga sembako meningkat jelang puasa, kalimat
sms suka kebun binatang masuk, tentu sebagai presenter kita filter.
Kita rubah kalimatnya, tapi nama pengirim sms tetap kita sebutkan.
Misalnya “dari Agus di Jakarta terima kasih pesang singkatnya,
intinya adalah menginginkan bahwa harga sembako tidak naik
dengan kata-kata yang cukup tajam” jadi tidak dibaca
kalimatnya.”52
Sebagai sebuah lembaga penyiaran publik, fungsi untuk
mencerdaskan khalayak adalah sebuah keharusan. Hal ini sesuai dengan
empat fungsi media, informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol atau
perekat sosial. RRI dalam hal ini siaran OMJ mengutamakan fungsi
52
Wawancara pribadi dengan presenter siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri
Yusuf. Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.
87
informasi, pendidikan dan kontrol sosial. Untuk itu, sering kali komentar
yang dianggap tidak etis selain unsur SARA tidak diperbolehkan untuk
disiarkan dan dibacakan. Dikarenakan unsur tersebut dinilai dapat
menyulutkan api permusuhan dalam masyarakat melalui siaran.
Namun untuk kebebasan berekspresi sangat dijamin disini. Hal ini
bisa dilihat dari berbagai isi siaran Opini Mahasiswa Jakarta. Walau pada
beberapa komentar yang berisi kata-kata yang dianggap tidak etis dan
berbau SARA dihapuskan. Untuk komentar-komentar tajam namun
digulingkan dengan kata-kata yang bisa dibilang agak bersajak dan
diperhalus, komentar-komentar tersebut cenderung berhasil lolos dari
saringan penyeleksian komentar oleh penyiar siaran.
Dalam beberapa petikan wawancara yang dilakukan oleh beberapa
narasumber. Empat dari empat narasumber yang ditanyakan mengenai
kebebasan berekspresi di siaran Opini Mahasiswa Jakarta ini menyatakan
hal-hal yang berbeda. Dimulai dari Pengarah Acara siaran yang
mengatakan secara tidak langsung bahwa ia tidak berkenan dalam
mengukur kebebasan di siaran ini. Hal ini dikarenakan dirinya hanyalah
dibelakang layar dalam siaran.
Sedangkan presenter siaran berpendapat bahwa, kebebasan dalan
siaran Opini Mahasiswa Jakarta selain berbatasan dengan payung hukum
yang ada, undang-undang pancasila, kode etik, undang-undang siaran,
bumi dan langit. Hati nurani juga merupakan pegangannya. Maka ketika
kebebasan itu masih bisa diterima hati nurani, maka hal itu masih bisa
88
dikatakan bebas berekpresi. Sepaham dengan pendapat presenter siaran,
menurut kepala bidang produksi mengatakan kebijakan dalam siaran Opini
Mahasiswa Jakarta mengacu pada visi misi RRI Jakarta, kode etik
jurnalistik, dan P3SPS dan Triprasetya RRI.
Selanjutnya produser siaran mengatakan bahwa kebebasan dalam
siaran Opini Mahasiswa Jakarta adalah sebagai berikut:
“sesuai perkembangan kehidupan demokrasi sekarang. Soalnya
dari dulu tidak ada mahasiswa berkoar dengan ini. Jadi kita dengan
perkembangan politik, ekonomi, dan semua dengan pengaruh
globalisasi, ya kita tidak boleh tabu, ya kita ikuti. Tapi tetap kita
mengikuti agenda kita sendiri, agenda kita ya tetap, mungkin di
media lain juga ada, tapi kan ada tujuan masing-masing. Karena
kita ditugaskan sebagai lembaga negara untuk menyebarluaskan,
mensosialisasikan sesuai dengan kehidupan sekarang, demokrasi,
termasuk mahasiswa ya silahkan bicara. Sekarang memang sudah
alamnya demokrasi, tapi kita tetap menjaga koridor NKRI, NKRI
kita jaga bersama, termasuk mahasiswa, kita tidak kebablasan.
NKRI harga mati.”53
Karena Opini Mahasiswa Jakarta siarannya berada dibawah radio
publik dan mengemban tugas bahwa isi siarannya harus mewakili
kepentingan publik, maka menurut presenter siaran OMJ, untuk menjaga
itu, keberadaan Opini Mahasiswa Jakarta diharapkan tetap netral.
Walaupun namanya Opini Mahasiswa Jakarta bukan berarti isi siarannya
selalu berpihak kepada khalayak masyarakat. Akan tetapi lebih pada
memberikan kesempatan agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya
mengenai pendapat umumnya kepada satu kebijakan pemerintah.
53
Wawancara pibadi dengan produser siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Heriyoko. Jakarta,
Kamis, 30 Juli 2015.
89
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa kebebasan
berpendapat dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta dijamin, namun tetap
mengacu pada peraturan dan kebijakan yang ada, dan tetap menjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jika komentar dalam
siaran Opini Mahasiswa Jakarta ada yang terlalu cenderung tajam dan
tidak, dan dengan segala penyaringan tersebut, hal itu tergantung pada
penilaian dari hati nurani yang mendengarnya.
Konsep ruang publik yang ideal sesungguhnya tidak hanya bersifat
bebas berpendapat, bebas untuk siapa saja berkomentar, tapi juga harus
terlepas dari segala bentuk dominasi dan kekuatan, baik itu dominasi dari
negara maupun dominasi dari kekuatan lainnya. Hal ini disebabkan karena
bagi Habermas, ruang publik adalah ruang yang bisa menjembatani antara
pemerintah dan masyarakat. Dalam prakteknya di dalam ruang ini,
masyarakat menjawab dan memberikan argumennya mengenai segala
keputusan yang telah diambil oleh pemerintah.
Nalar kebebasan dominasi dari negara tidak lepas dari kebebasan
informasi dan pers di negara ini. Jika pada massa orde baru di Indonesia,
negara beranggapan bahwa kebebasan informasi yang dilakukan pers
mengancam kelangsungan kekuasaan. Sehingga pada saat itu pemberitaan
media massa dikontrol dengan ketat dan memungkinkan adanya
interverensi media jika media menyiarkan atau mempublikasikan
informasi yang dapat menurunkan wibawa pemerintah. Salah satu
contohnya adalah pembredelan pada media yang terjadi saat itu.
90
Sejak gerakan reformasi pada tahun 98 kebebasan pers di
Indonesia sudah mulai terbuka, hal ini ditandai dengan tumbuh
kembangnya media yang lebih banyak dibanding era sebelumnya. Namun
hal ini tidak menjamin ketidak adanya interverensi dari negara. Karena
kebebasan pers di Indonesia dianggap ada menurut Muzayin Nazaruddin
(2004: 3) jika dilihat dari empat faktor. Salah satunya adalah kebebasan
pers dilihat dari minimnya interverensi dari negara.
Interverensi tentu tidak datang secara langsung dan membelalak
mata. Interferensi bisa hadir dalam berbagai bentuk. Salah satunya dalam
bentuk kebijakan, sebuah peringatan dari sistem pengawasan, dan sistem
evaluasi. Dalam siaran Opini Mahasiswa Jakarta, evaluasi diadakan setiap
hari, setiap bulan, bahkan dibahas khusus dalam agenda rapat pola disetiap
tahunnya. Rapat pola diadakan oleh semua kepala seksi segala bidang di
RRI. Pada rapat pola menggagas dari perencanaan program siaran dan
evaluasi seluruh siaran. Evaluasi menyangkut keseluruhan acara. Evaluasi
ini dipantau oleh satuan dari seksi perencanaan dan evaluasi.
Kebijakan yang ada pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta mengacu
pada mengacu pada visi misi RRI Jakarta, kode etik jurnalistik, dan P3SPS
dan Triprasetya RRI. Terlepas dari kebijakan tersebut, jika siaran Opini
Mahasiswa Jakarta mendapat sebuah peringatan, maka peringatan tersebut
bisa dibilang sebagai sebuah interferensi.
Sedangkan pada nalar bebas dari kekuatan komersial (permintaan
pasar), pada siaran Opini Mahasiswa Jakarta peneliti menganggap bahwa
91
sudah terbebas. Hal ini dikarenakan kebijakan yang dipakai dalam siaran
di OMJ –umumnya di RRI- selalu mengacu pada undang-undang No.32
tentang penyiaran. Salah satunya adalah bunyi pasal 14 ayat 1 yaitu
lembaga penyiaran publik harus bersifat netral, independen, dan tidak
komersial. Untuk menjaga netralitas, independen, dan tidak komersil
tersebut, maka biaya produksi siaran pada lembaga publik dibiayai oleh
iuran anggaran, dana APBD, dana APBN, sumbangan masyarakat, siaran
iklan, dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan siaran.
Dan pada siaran OMJ sendiri sebagian besar biaya produksi siarannya
didanai oleh biaya APBN.
Untuk siaran iklan sendiri pada lembaga publik telah diatur dalam
UU No.32 pada bagian kedelapan pasal 46 ayat 8 yang menyebutkan
bahwa:
“waktu siaran iklan niaga untuk Lembaga Penyiaran Swasta paling
banyak 20% (dua puluh perseratus), sedangkan untuk Lembaga
Penyiaran Publik paling banyak 15% (lima belas perseratus) dari
seluruh waktu siaran.”
Tak hanya itu, Peraturan Pemerintah (PP) No.12 tahun 2005 yang
mengatur mengenai isi siaran iklan pun membagi siaran iklan ke dalam
dua bagian, yaitu iklan komersial dan iklan masyarakat, dan iklan
komersial itu lebih sedikit lagi durasinya dari iklan masyarakat. Hal ini
selaras dengan yang dikatakan oleh Kepala Bidang Produksi di RRI
Jakarta yang mengatakan bahwa
“RRI ini kan di biayai oleh APBN, jadi kita tidak perlu mencari
uang untuk melaksanakan siaran. oleh karena itu, untuk
konsekuensinya dari bunyi undang-undang itu, ada PP No.12 tahun
92
2005 yang mengaturnya, yang berbunyi setiap 1 jam siaran, 15
persennya adalah iklan. iklan itu dibagi dua iklan komersial dan
iklan masyarakat, dan iklan murni itu lebih sedikit lagi durasinya
dari iklan masyarakat. boleh tetap iklan murni tapi harus
berhadapan dengan PP no. 12 yang mengatur itu. tetapi kemudian
ruang itu terbuka, dan diluar ini (iklan dan iklan masyarakat), ada
kerjasama konten, kerjasama ini bisa dengan siapapun. contohnya,
kementerian kelautan punya program untuk disosialisasikan dalam
bentuk iklan masyarakat”.54
Pada RRI sendiri sudah menjalankan dan menerapkan peraturan-
peraturan tersebut pada siarannya, sehingga walaupun ada iklan, tetap
iklan-iklan tersebut harus berhadapan dengan Peraturan Presiden (PP)
no.12 yang mengatur hal tersebut. Dengan berpegangan pada pedoman-
pedoman tersebut, maka diharapkan agar siaran RRI, dalam hal ini siaran
Opini Mahasiswa Jakarta, diharapkan bertindak sesuai dengan peraturan
dan memastikan ditegakannya integritas sebagai lembaga penyiaran publik
dan nilai-nilai jurnalistik.
Berdasarkan hasil analisis peneliti dalam lima bulan lamanya, sejak
April-Agustus, pada program siaran Opini Mahasiswa Jakarta hampir
tidak ada iklan yang menyelingi di sisipan siaran. Siaran ini berlangsung
terus-menerus selama kurang lebih tiga puluh menit tanpa jeda. Dengan
begini, dapat dikatakan bahwa isi siaran di siaran Opini Mahasiswa Jakarta
ini tidak berpengaruh dari kekuatan pasar (komersil). Oleh karena itu,
pendapat Habermas bahwa ruang publik pada abad ke 20 sudah
dipengaruhi oleh kekuatan dan kepentingan komersil, tidak sepenuhnya
terjadi pada semua jenis media massa. Hal ini dikarenakan RRI adalah
54
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Produksi RRI Jakarta, Ir.Octavianus.
Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015.
93
lembaga penyiaran publik tidak tergantung dan dipengaruhi oleh
pendapatan dari iklan. Sehingga konten-konten pada siarannya cenderung
bersifat netral dan independen.
Walaupun memang pada unsur agenda setting untuk pemberitaan,
ada beberapa pengaruhnya dari lembaga pemerintahan karena kepentingan
pemberitaan dan lain sebagainya. Terlepas dari itu, segala aspek dari unsur
penjalan dan pengemban eksekusi selalu mencoba untuk menghadirkan
siaran produksi yang sesuai dengan peraturan perundangan yang ada, salah
satunya UU No. 32 yaitu isi siarannya harus mengedepankan independen,
netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk
kepentingan masyarakat.
Dengan demikian siaran Opini Mahasiswa Jakarta dapat dikatakan
menjunjung tiga fungsi politis ruang publik, yaitu yang mengedepankan
pembicaraan mengenai isu keprihatinan publik, kebebasan dalam
kesetaraan mengeluarkan pendapat, dan tidak adanya interfensi dari
kekuatan komersial.
94
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan dan analisis data menunjukan bahwa siaran
Opini Mahasiswa Jakarta dapat digolongkan sebagai ruang publik walaupun
tidak sempurna karena ada satu indikator yang belum terpenuhi. Peran
mahasiswa sebagai kelompok yang kritis dijadikan sebagai tampilan untuk
menginspirasi agar masyarakat ikut berkomentar terhadap apa yang menjadi
keresahan masyarakat. Dengan demikian kesetaraan status pada siaran Opini
Mahasiswa Jakarta lebih mengetengahkan tanggapan dari masyarakat
mengenai satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Terlepas dari itu
semua, bentuk siaran Opini Mahasiswa dapat dijadikan sebuah alternatif
sebagai salah satu bentuk baru dari ruang publik untuk menyelamatkan fungsi
penting arena ruang publik dan untuk melembagakan demokrasi.
B. SARAN
Pada dasarnya setiap jenis media massa telah banyak memberikan ruang
untuk publik sebagai wadah dari ruang publik untuk menampung pendapat
masyarakat. Terlepas dari itu lembaga non profit maupun profit. Adapun saran
yang dapat saya ajukan baik untuk pihak institusi media, masyarakat, dan
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Institusi Media, sebagai sebuah media publik dan mengemban
fungsi menyiarkan kepentingan publik, maka sudah seharusnya
95
mempertahankan program yang menyajikan bentuk ruang publik
yang ideal. Kedua perlu adanya biaya anggaran dari dalam, untuk
lebih menyiarkan program siaran OMJ secara off air ke
universitas-universitas, sehingga salah satu tujuan yang tergambar
dalam deskripsi program siaran ini terpenuhi dan dapat
berkembang ke arah baik. Serta ketiga, perlu adanya perbaikan
kualitas siaran, sehingga pemancar siaran tetap baik, dan
pendengar bisa mendengar siaran dari daerah mana saja.
2. Khalayak Konsumen Media (Masyarakat), sebagai konsumen
media dan masyarakat di negara demokrasi, khalayak perlu
menyadari adanya bentuk ruang publik sebagai sebuah arena untuk
melembagakan demokrasi.
3. Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Jakarta yang ingin melakukan penelitian sejenis, penulis
menyadari bahwa penelitian ini belum dapat dikatakan sempurna.
Oleh karena itu, penulis menyarankan perlu dikembangkan lebih
jauh lagi pengujian mengenai model ruang publik dari segala jenis
media massa agar penelitian ini dapat lebih berkembang lagi.
96
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arifin, Anwar, Prof. Dr. Komunikasi Politik:Filsafat-Paradigma-Teori-
Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesi., Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2011.
Astuti, Santi Indra. Jurnalisme Radio: Teori dan Praktik. Bandung: Refika
Offset, 2008.
Bungin, Burhan, Prof. Dr. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana,
2010.
Djamal, Hidajanto dan Andi Fachruddin. Dasar-Dasar Penyiaran:
Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011.
Effendi, Onong Uchajana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Cetakan
Ketiga. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003.
--------, Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV Mandar Maju,
1990.
Emzir, Prof. Dr. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta:
Raja Grafindo, 2012.
Farihah, Ipah, Dra. Hj. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Habermas, Jurgen. Ruang Publik: Sebuah Kajian Tentang Kategori
Masyarakat Borguis Cetakan Kedua. Yogyakarta: Kreasi Wacana,
2008.
--------, The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry
Into a Category of Bourgeois Society. Massachusetts: The MIT
Press, Cambridge, 1991.
Haris, Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Menulis dan
Jurnalis Cetakan Ketiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2010.
Hardiman, Budi dkk. Ruang Publik: Melacak Partisipasi Demokrasi dari
Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius, 2010.
Hartley, John. Communication, Cultural, and Media Studies Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Jalasutra, 2011.
Holub, Robert C. Jurgen Habermas: Critic in the Public Sphere. London
and New York: Routledge, 1991.
Jumroni, Drs., M.Si, dan Suhaimi. Metode-Metode Penelitian Komunikasi.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh
Praktis Riset Media Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: kencana, 2007.
Masduki. Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan
Penyiar Cetakan Keempat. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2006.
Masduki dan Muzayin Nazaruddin. Media, Jurnalisme dan Budaya
Populer. Jakarta: UI press, 2004.
97
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Cetakan
Keduapuluh Tiga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Morrisan, M.A. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
dan Televisi. Jakarta: Kencana, 2008.
Mulyana, Dedi. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2008.
Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah: Skripsi, Thesis
dan Disertasi. Jakarta: CeQDA, 2007.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.
Nurhadi, Zikri Fachrul. Teori-Teori Komunikasi: Teori Komunikasi dalam
Perspektif Penelitian Kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.
Olii, Helena. Berita dan Informasi Jurnalistik Radio. Jakarta: PT Indeks,
2007.
Omarahi, Hasan Asy‟ari. Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio.
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012.
Panuju, Redi. Nalar Jurnalistik: Dasarnya Dasar Jurnalistik Cetakan
Pertama. Jawa Timur: Bayu Media Publishing, 2005.
Rachmawatie, Atie, Dr, M.Si. Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi
Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2007.
Rivers, William L., dkk. Media Massa dan Masyarakat Modern Cetakan
kedua. Jakarta: Predana Media, 2004.
Setiati, Eni. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan: Strategi
Wartawan Menghadapi Tugas Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2005.
Tim Redaksi LP3ES. Jurnalisme Liputan Enam: Antara Peristiwa dan
Ruang Publik. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006.
Wahyudi JB. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti, 1996.
B. Jurnal
Heryanto, Gun Gun. “Demokrasi Dalam Ruang Publik: Sebuah
Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Di Indonesia.” Dalam
Dakwah Volume VIII, No 1, Juni 2006.
Fraser, Nancy “Rethinking the Public Sphere: A Contribution to the
Critique of Actually Existing Democracy”.
C. Website
www.rri.co.id
www.academia.edu/4929392/Jurgen_Habermas_Serta_Pemikirannya_tent
ang_Ranah_Publik
www.indoprogress.com/2014/04/ruang-publik-dulu-dan-sekarang
LAMPIRAN
FOTO
Foto bersama Presenter siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Soraya Putri Yusuf
(kiri), dan foto peneliti dengan Pengarah Acara siaran Opini Mahasiswa Jakarta,
Ir.Gatot (kanan).
Foto bersama Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi, Abdul Ghafar (kiri), dan
Foto peneliti dengan Produser siaran Opini Mahasiswa Jakarta, Heriyoko,
(kanan).
Kf,MENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAIiARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIIr.H.luandaNo.95cipurarl54l2tndonesia
'lelepon/F'x 102i)7412728/74701580
-
weblr u$\ idru!!!r?!@ i.E-M'r !i4r!!14!l4u!r!r!1r!-1!!
-Nomor : Un.0I/F5/PP.00.9,?}8 2015Lamp : I ( satu) bundelHal : Bimbingan Sl:ripsi
Iembusan :
i, DekanI Ketua Konsentrasi .lunlalistik
Kepada Y1h
Dr. Sunandar, M.Ag.Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif I{idayarullah Jakan.r
Assaldnu alaikum Wr. Wb.
, Bersama ini kami sampaikan olrliire Llan narlah p16ro.oj :ltrrpsr yang djaiukan olehmahasiswa Fakuttas Dakwah dan ttmu Konrunikasi UtX iyaiil UiaayatutLh )akana sebagaiberiLu r,
Nama : Silvi FauzivahNomor Pokok : 1111051100034Jurusan/Konse,rtrasi : Komunikasi dan Penyiaran Islam (Kpl) /Jyp1"11,1;LSemester : VIII (DelaDan)Telp. : 08988945684Judul Skripsi : Radio dan Rurng pub il, is,LrJi rerhddap progam Siaran Clpjni
Iviahasiswa JaIada .OMJ 9].t FM RRi pro iJalar:o.
Karni _mohon kesediaannya untuk membimbing n.tahasiswa tersebut dalam
penyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 {enam) 6ulan dari tanggal 23 April 20l5s.d.23 Okrober 2015.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kamisampaikan rerima kasih.Wassalamu'alaik m ll/r. lyh_
1lsanx,L/pot 2015
Bidang Akademik
004
l.Ed, Ph.D,ll0 I9980',rlr0
sekali Di t,daE Ietap Di lldara
Yang bertanda tangan dibawah ini :
NamaNIPJabatan
menerangkan.bahwa i
NIMJurusan / Univeasitas
]-elah melaksanakan Penelitian sejakSiaran RRlJakarta.
SilviFauziah1111051100034Komunikasi dan Penyiarao lslam / lJtN Syarif Hjdayatullahlakarta
tanggal 27 Juli s.d. 12 Agustus 2015 di Bidang Programa
untuk dipergunakan sebagaimanaDemikian, Surat keterangan ini dibuat dengan sesung8uhnyamestinya.
lakarta, 7 September 2015
SURAT KETERANGANNomor: SKet- 572 /RRl.JKr /09/2015
Drs. H. Herman Zuhdi, M.Si.19570779 197903 1 001Kepala RRlJakarta
LE/\IBAGARRIJAI(ARTAPENYI RA}I PUBL'X
aolaRRI
Narasumber : Ir. Abdul Gafar Zakaria
Jabatan : Kepala Seksi Perencana dan Evaluasi Programa
Tanggal Wawancara : Rabu, 29 Juli 2015
1. Di RRI jakarta kan ada pro 1, pro2, dan pro 4, Bagaimana sistem perencanaan
produksi disetiap programanya? Apakah sistem perencanaannya digabungkan atau
dipisah yang menanganinya?
Jawab: Sebenarnya awal ide perencanaan itu dari rapat pola, kami yang
menggagas rapat pola. Rapat pola itu dilaksanankan dipenghujung tahun,
sekitar bulan oktober-november. Kita mengundang semua, bahkan
pendengar pun kita undang. Seluruh pengarah acara, penyiar-penyiar
sampai ke perwakilan pendengar kita undang. Di rapat pola itu kita
mengevaluasi program-program kita keseluruhan, kita minta masukan-
masukan acara ini, seperti apa pengelolahannya, masih efektif atau tidak di
jam ini, seberapa besar progres pendengarnya. Kalau ada perintah-perintah
di tahun lalu, seberapa banyak sudah dilakukan perubahannya. Itu rapat
pola. Di rapat pola itu semua masukan-masukan digodok, baru bisa
menyusun pola tahunan untuk tahun depan. Maka dari rapat pola itu
lahirlah buku pola dan deskripsi acara untuk tahun mendatang.
2. Pendengar yang seperti apa yang diundang dalam rapat pola?
Jawab: Pendengar yang kita undang dalam rapat pola itu adalah
perwakilan-perwakilan dari pendengar. Ada forum pemerhati RRI, ada juga
organisasi PAP RRI (Paguyuban pendengar Radio Republik Indonesia).
Kemudian ada dari komunitas-komunitas pendengar, ada pendengar
minang, pendengar batak, pendengar oldi, nah dari perwakilan-perwakilan
itu yang kita undang, utusan dari pendengar.
3. Lalu bagaimana sistem pasca produksi disetiap programa?
Jawab: Ada pengawasan dan evaluasi tiap bulan kita ada, bahkan tiap
minggu ada evaluasi di masing-masing programa. Ada laporan masing-
masing dari tiap programa acara-acara yang berjalan kemudian tiap
bulanpun kami di seksi programa menurunkan tim pasukan pemantau acara
yang memantau keberlangsungan acara di semua pro yang selalu mendengar
semua siaran. Dan ada evaluasi secara menyeluruh di rapat pola.
4. Adakah pengawasan dari pemerintah langsung disetiap siaran di programa? Atau
adakah tim khusus untuk evaluasi program-program siaran di rri jakarta?
Jawab: Tim pemantau ada hanya dari rri saja.
5. Aspek penilaian terhadap acara itu dinilai dari apa saja?
Jawab: Penilaian terhadap acara itu kita lihat dari semua aspeknya. Dari
aspek kualitas, kontinitas, dan termasuk dari efektifitas. Dari askpek
kontinitasnya misalnya, apakah selama ini terjaga kalau kita perintahkan.
Misalnya acara harian atau daily, bagaimana keberlangsungannya apakah
berlangsung hanya sekali-kali saja, dimana kendalanya. Kemudian kalau
acara harian tapi berlangsung hanya tiga kali seminggu, kendalanya dimana
Narasumber : Soraya Putri Yusuf
Jabatan : Presenter
Tanggal Wawancara : Kamis, 6 Agustus 2015
1. Bisa Anda ceritakan secara singkat mengenai konsep OMJ? Dan sudah berapa lama
anda berada disiaran ini? (jadi penyiar OMJ)
Jawab: Jadi Opini Mahasiswa Jakarta itu inikan sebuah yang mengetengahkan
kegiatan mahasiswa baik didalam maupun diluar kampus, juga permasalahan
aktual yang menyangkut permasalahan bangsa Indonesia. Jadi ada dua item
kalau dilihat dari deskripsinya, yang pertama soal kegiatan mahasiswa baik
didalam maupun diluar kampus, juga yang kedua berarti biasanya mahasiswa
sangat peka terhadap isu-isu aktual terutama soal keberpihakan kesejahteraan
rakyat, kebijakan-kebijakan pemerintah pusat, daerah, wakil rakyat itu menjadi
perhatian mahasiswa. Kaitannya kalau sekarang pilkada langsung, kalau
kemarin lebaran tuh harga sembako naik, walaupun sekarang juga masih naik
begitu, jadi itu kayaknya yang kita anggap menjadi perhatian mahasiswa.
OMJ ini lahirnya tahun 2005 bulan Februari, pertama kali siaran, waktu
itu siarannya mengenai Akbar Tanjung apa ya, dan kita mencoba
narasumbernya itu mahasiswa, alumni ini menjadi bagian narasumber,
disamping juga kadang-kadang ada hal lain. Kerabat kerja di OMJ ada
produser dalam hal ini kepala seksi pengembangan berita, sekarang bapak
Heriyoko, kemudian ada pengarah acara Ir. Gatot, sekaligus yang membuat
laporan. Jadi didalam OMJ itu ada laporan atau report yang dibuat oleh
pengarah acara, disitu ada wawancara dengan narasumber sesuai dengan
temanya, biasanya pengamat masuk disitu, dikaitkan dengan topik yang akan
dibahas atau folkfox opini masyarakat tentang topik yang dibahas. Presenter
ada saya, Soraya Puti Yusuf, kemudian ada operator studio dan MCR, operator
rekaman yang menyiapkan berita tadi kurang lebih durasinya tiga sampai
empat menit (laporannya). Laporan ini maksudnya adalah bingkai dari topik
yang akan dibahas. Jadi memang sangat mempertajam pada saat eksekusi.
Kebetulan saya sebagai presenter mulai dari pertama siaran OMJ sejak tahun
2005.
2. Bagaimana proses pra produksi siaran OMJ?
Jawab: Setelah tema, yang pertama sudah tentu dipersiapkan terlebih dahulu
wawancara apa yang mau diangkat oleh mas Gatot, kemudian ditulis script
naskahnya, kemudian direkam oleh operator rekaman, setelah itu dikirim hasil
voice-nya dari studio rekaman ke studio pro 1, disimpan disana dan ketika
siaran baru berjalan.
3. Bagaimana proses produksi siaran OMJ?
Jawab: Pelaksanaan acara OMJ, rundownnya itu opening, coon buka, opening
presenter (pada saat presenter menyapa, pengarah acara mulai mencari siapa
yang dianggap bisa mewakili mahasiswa atau pemuda pada topik tersebut, ada
beberapa nama, namun tidak menutup kemungkinan misalnya ada mahasiswa
yang datang atau pendengar umum juga sialahkan, karena presenter menyapa
pendengar mengemukakan topik dan mengajak pendengar untuk bergabung
baik melalui telpon 021- 3500 795 maupun lewat pesan singkat 08121234912,
siaran ini juga diudarakan melalui pro1 RRI Jakarta 91.2 FM , terus juga
melalui rriplay di Pro1 tentu, juga dapat diikuti melalui www.rri.co.id di pro 1,
jadi artinya walaupun Pro 1 nya target audiensnya adalah Ibukota dan
sekitarnya, ketika berhubungan dengan internet, siapapun dimanapun bisa
mendengarkan siaran ini, bahkan di mancanegara sekalipun selama tidak ada
ganguan internet itu sendiri), setelah itu eksekusi dimulai (diputar laporan dan
interaktifnya), menerima telpon dan membaca sms, sebelum ditutup
disimpulkan, baru coon tutup. Kurang lebih seperti itu.
4. Apa saja tugas anda sebagai penyiar dan sejauh mana kewenangan anda dalam siaran
ini?
Jawab: Tugas presenter itu membawakan sebuah acara, jadi, keberhasilan
sebuah acara itu ditunjang oleh bagaimana presenter membawakan acara itu.
tentu bukan satu-satunya, tapi ia bertanggung jawab membawakan acara itu
dari awal sampai akhir bukan sekedar sukses tetapi targetnya harus sampai.
Misalnya topik mengenai pilkada serentak, kebetulan Jakarta tidak ada
pilkadanya, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada warga Jakarta yang
KTP-nya di daerah. Nah bagaimana caranya presenter mencoba melempar itu
kepada mahasiswa tentu juga mengajak partisipasi aktif bagaimana kalau
warga Jakarta yang KTP-nya di daerah, jauh-jauh hari untuk menyiapkan
tanggal 9, intinya seperti itu. Tentu sesuai dengan karakteristik radio, datang
dan pergi, tidak ada satu orangpun yang mendengarkan radio secara terus-
menerus. Jadi dicoba menggunakan bahasa yang gampang dimengerti,
kemudian barangkali ada iramanya kadang-kadang bersemangat, mengajak
mahasiswa dan pendengar bersemangat, sesuai dengan tema. Kadang-kadang
memang nuansa mahasiswa tidak selalu serius ada barangkali juga joke-nya
begitu, jadi kita coba angkat pendapat mahasiswa dalam nuansa mahasiswa
tentu yang mengedepankan intelektual. Kalau misalnya mengangkat masalah
tentang demo, presenter mencoba menyampaikan misalnya demo yang
bertujuan untuk apa kemudian minta komentar. Dan terakhir yang paling
penting, kalau dalam dialog interaktif apapun, seorang presenter harus bisa
menarik satu kesimpulan. Kalau kurang paham untuk menarik kesimpulan
secara umum (deduktif), dia harus tanya dulu kepada narasumber itu, setelah
narasumber itu menyimpulkan( induktif), barulah ditarik secara umum. Jadi
saya kira ketika seorang presenter belum bisa menarik satu kesimpulan, rasanya
dia belum bisa dipanggil sebagai presenter ini khusus untuk presenter dialog
interaktif. Dan bahan-bahan yang saya persiapkan mendengarkan laporan yang
disiapkan, mencari informasi yang terbaru, dan diusahakan segala-sesuatunya
di ketahui.
5. Siapa yang menentukan untuk pengambilan tema disetiap siaran OMJ?
Jawab: Suatu tema diangkat biasanya kita tentu saja melihat yang pertama
agenda setting RRI Jakarta, nah ini kita baru saja diberitahu oleh bapak
Heriyoko, kepala seksi pengembangan berita, bahwa setelah tanggal 12 Agustus
2015, kita bicara soal refleksi 70 tahun jelang kemerdekaan Indonesia. Jadi
semua acara yang ada di pengembangan berita tema besarnya harus refleksi 70
tahun jelang kemerdekaan Indonesia. Yang kedua, tentu berkaitan dengan
aktualitas yang saat ini terjadi. Yang ketiga, kalender event, seperti kemarin
acara mudik lebaran kita ngikutin, nanti misalnya 17 Agustus itukan kalender
event yang terintegerasi dengan agenda setting. Dan yang keempat itu
permintaan mahasiswa, kadang-kadang ada mahasiswa datang, kemudian dia
ada kegiatan di kampusnya, dia ingin bicara di RRI itu juga tidak ada masalah.
Yang penting datang saja namun dikordinasikan, mau pameran atau apapun
kegiatan internal kampus boleh. Dan untuk pemilihan tema sendiri kita
biasanya ada rapat, prinsipnya sudah sehari-hari, ketika ada kita sudah ada
topik, tinggal kita gulirkan nanti satu persatu tergantung nanti bagaimana
pengarah acara melihat kesiapan atau kemudahan dalam mencari data untuk
membuat laporan itu. Dan topik tidak harga mati, artinya dalam hitungan detik
kita harus siap untuk dirubah karena nilai beritanya atau pendengar
(mahasiswa) atau masyarakat pada umumnya lebih mengiginkan topik lain.
6. Apa tanggapan anda terkait segmentasi khusus mahasiswa pada program siaran ini?
Jawab: Seharusnya tanya kepada mahasiswa ya. Tapi, selama ini dari beberapa
pertemuan, pernah juga dulu ketemu dengan beberapa BEM di Jakarta terkait
penelitian Opini Mahasiswa Jakarta yang dilakukan diklat RRI. Mereka sangat
mengapresiasi, karena punya wadah untuk menyalurkan aspirasinya. Dan hasil
penelitian bebberapa waktu yang lalu, bahwa RRI dalam Opini Mahasiswa
Jakarta tetap memberikan wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan
apresiasinya.
7. siapa yang paling berperan dalam mengatur/ membacakan komentar dari khalayak?
Jawab: Presenter langsung
8. Bagaimana tahapan/ prosedur dalam penyeleksian komentar yang masuk?
Jawab: Kalau sms sudah masuk, dibaca tentu. Tapi kalau kalimatnya sangat
tidak intelektual, ya kadang-kadang kalau temanya cukup panas misalnya harga
sembako meningkat jelang puasa, kalimat sms suka kebun binatang masuk,
tentu sebagai presenter kita filter. Kita rubah kalimatnya, tapi nama pengirim
sms tetap kita sebutkan. Misalnya “dari Agus di Jakarta terima kasih pesang
singkatnya, intinya adalah menginginkan bahwa harga sembako tidak naik
dengan kata-kata yang cukup tajam”. Jadi tidak dibaca kalimatnya.
9. Adakah ketentuan lain yang menjadi aturan dalam membacakan komentar (selain hal-
hal yang mengandung SARA)?
Jawab: Cuma selama itu tidak keterlaluan, tidak ada kalimat kebun binatang
atau apa, atau bentuknya penghinaan kepada eksekutif, atau kepada legislatif,
ya dibacain aja. Kalau kalimatnya sangat keterlaluan misalnya, saya buat
kalimatnya menjadi “ada pendengar yang meminta perhatian pemerintah,
supaya harga jangan tetap naik, sekarang lebarannya sudah berlalu tapi
harganya tetap naik”. Kadang kita tambahkan bahwa biasanya masyarakat
semakin tajamnya kata-kata yang disampaikan itu sebenarnya semakin sayang
kepada pemerintah. Jadi bahwa sangat besar harapan, sangat besar kekecewaan
masyarakat, itu kita coba sampaikan sehingga pendengar yang mengirim sms,
tetap merasa smsnya dibacakan, jadi dibacakan secara halus, namun tetap pada
prinsipnya. Kalau terlalu banyak pesan singkatnya, kita simpulkan “kami
terima pesan singkat dari si A, si B, si C, si D” karena biasanya respon
pendengar itu tergantung tema juga. Kenaikan BBM itu ramai, durasi sedikit,
nanti kita coba simpulkan, sebisa mungkin kita sebutkan nama, kemudian kita
coba simpulkan.
10. Adakah kebijaksanaan dari atasan untuk menentukan komentar yang ada?
Jawab: Iya pada prinsipnya kita kan sebuah media, sesuai dengan fungsi media
massa termasuk RRI, saya kira sama dengan fungsi media massa lainnya. Yang
pertama informasi, bukan profokasi. Yang kedua adalah education atau
pendidikan, kalau membahas tentang politik, ya itu berarti pendidikan politik.
Ketiga Hiburan, barangkali dipegang oleh acara-acara lain. Keempat kontrol
sosial, bagaimana mahasiswa mengkritisi setiap kebijakan yang ada sesuai
dengan tema. Untuk OMJ barangkali, informasi, pendidikan dan kontrol sosial.
Kalau untuk lainnya pakem-pakemnya sama sesuai dengan kode etik jurnalistik,
undang-undang siaran, visi dan misi RRI, dan saptaprasetya RRI.
11. Adakah khalayak anonim (administrator) dari pihak RRI untuk memberikan
komentar?
Jawab: hampir tidak ada.
12. Pernah ada atau tidak pantauan dari pemerintah atau kementerian terkait tema siaran
serta komentar-komentar yang sudah disiarkan?
Jawab: sekarang kebebasan, setelah zaman reformasi, tentu diharapkan.
Sekarang RRI adalah radio publik, artinya mewakili kepentingan publik.
Termasuk juga kebijakan pemerintah apa yang sudah dilakukan wakil rakyat,
eksekutif, yudikatif, bahkan dunia peradilan kita jadi sorotan. Keberadaan
RRI, dalam hal ini OMJ diharapkan netral, sekalipun namanya Opini
Mahasiswa Jakarta bukan berarti kita berpihak kepada mahasiswa. Tetapi
memberikan kesempatan agar mahasiswa dapat menyalurkan aspirasinya
mengenai pendapat umum kepada satu kebijakan, satu kejadian, baik di
eksekutif, yudikatif, bahkan dunia peradilan kita. Jadi intinya tetap netral, tapi
semaksimal mungkin menyuarakan pendapat mahasiswa. Kadang-kadang kami
mencoba menelepon mahasiswa secara acak saja, kita telpon, kita minta
pendapatnya, ini bagian dari opini dan tidak direkayasa, tema digelar dan
sekalipun narasumber itu di telpon tidak jauh-jauh hari, kita coba acak, kita
coba pertahankan naturalitas.
13. Sejauh ini, apakah pernah ada komplain atau keluhan kepada anda terkait siaran ini?
Jawab: barangkali adanya kurang maksimal, kalau dari mahasiswa saya kira
tidak ada, kalau complain secara langsung tidak pernah, adanya malah
apresiasi. Cuma kalau sampai dia mau memberikan penghargaan apa, saya
lapor ke pimpinan, dan saya kira tidak harus dalam bentuk penghargaan. Kalau
complain belum diterima, kuncinya saya dan teman-teman tidak boleh puas,
kadang-kadang ada juga dianggap terlalu tajam dalam eksekusi, atau sebaiknya
ini diarahkan kemana.
14. Menurut anda, sejauh mana kebebasan berperan diakomodasi dalam siaran OMJ ini?
Jawab: kalau broadcast adalah sebuah ilmu terapan komunikasi dengan basic
„art‟ seni, saya pribadi melihat satu siaran interaktif Opini Mahasiswa Jakarta
itu batasnya disamping payung hukum yang ada, undang-undang pancasila,
kode etik, undang-undang siaran, bumi dan langit sebenarnya, apa saja boleh.
Cuma sederhananya hati nurani kita saja, itu pegangan saya. Kalau ketika itu
masih bisa diterima hati nurani, ya silahkan, bebas berekpresi.
15. Bagaimana perkembangan program sejak awal terbentuknya sampai sekarang?
Jawab: kadang-kadang untuk event tertentu dilakukan diluar studio.Jadi selama
ini, program ini kan memang program di studio. Memang ada keinginan dari
pimpinan untuk membuat acara OMJ on air-off air, tapi sampai sekarang
belum terlaksana. Kalau dari pihak RRI sendiri, karena tidak ada anggarannya,
tapi kalau saya secara pribadi prinsipnya itu tidak ada masalah selama itu tidak
mengikat. Beberapa waktu yang lalu, ada juga yang ingin mensponsori OMJ,
tetapi dengan catatan mengikat temanya, itu kita tidak bisa. Kalau tidak
mengikat temanya silahkan saja, tapi kalau mengikat temanya tidak bisa, lebih
baik tidak jadi, begitu. Karena itu sudah tidak sesuai dengan cita-cita acara
OMJ.
Kalau angan-angannya, sebenernya gini kalau mahasiswa dikumpulin
jadi satu itu ada positif ada negatifnya. Ketika dia di kampus, on air di kampus
itu tidak masalah, tetapi tergantung dari temanya juga, agak riskan memang
sebenarnya. Jadi intinya cara ini memang boleh kerjasama atau mendapat
bantuan biaya produksi, selama tidak mengikat atau merubah kebebasan acara
itu. kalau acara itu diubah, lebih baik yang biasa-biasa saja. Jadi bisa bertahan
selama ini saya kira karena konsisten sekuat tenaga.
16. Tujuan apa yang ingin dicapai dalam siaran ini? Serta seberapa penting program ini?
Jawab: tujuannya memberikan wadah kepada mahasiswa, jadi pengertian
mahasiswa itu ada calon mahasiswa, mahasiswa, dan alumni, serta pendengar.
Khusunya mahasiswa umumnya pendengar untuk menyalurkan aspirasinya.
Apa yang dia inginkan baik untuk pemerintahan, baik untuk wakil rakyat,
maupun dunia peradilan kita, itu pertama. Kedua, sebagai wadah menyalurkan
informasi kalau ada kegiatan di kampus yang ingin di publish. Saya kira bentuk
Opini Mahasiswa Jakarta adalah satu-satunya yang berpengetahuan ketika
melibatkan mahasiswa. Karena disini full mahasiswa yang berbicara, kadang-
kadang dosennya naik, pengamat, dan siapalah tergantung kemampuan kru ikut
menjaring narsum.
17. Apa harapan Anda terhadap program siaran ini kedepannya?
Jawab: harapannya pertama semoga pemancar siaran tetap baik, sehingga
pendengar bisa mendengar tidak hanya di rri play. Kedua, semoga partisipasi
pendengar, mahasiswa lebih ditingkat lagi. Kalau kedalam barangkali,
dianggarkan acara on air- off air oleh rri sendiri. Misalnya setahun 2 kali acara
on air off air ada anggarannya lalu kita bisa mengadakan setiap enam bulan
sekali, termasuk sms tidak eror, internet kadang-kadang blank, telpon kadang-
kadang tidak bisa dihubungi, semoga semua lebih baik lagi untuk masalah
Narasumber : Bapak Heriyoko
Jabatan : Kepala Seksi Pengembangan Berita (bangbra) – Produser
acara OMJ
Tanggal Wawancara : Kamis, 30 Juli 2015
1. Bisa Anda ceritakan secara singkat mengenai konsep program siaran OMJ dan
sudah berapa lama program siaran ini berjalan?
Jawab: OMJ membahas semua isu yang menjadi perhatian publik, ya politik,
ya ekonomi. Jadi mahasiswa itu menanggapi, intinya bagaimana mahasiswa
menanggapi persoalan yang ada, yang lagi jadi perhatian publik. Dan itu
dilakukan dengan mislanya BEM UI dan dari mana saja. Acara OMJ (Opini
Mahasiswa Jakarta) itu disiarkan setiap senin dan kamis jam limabelas tiga
puluh sampai jam enambelas. Pengarah Acaranya Pak Gatot dan
Presenternya Mbak Soraya. Jadi semua permasalahan, seperti ini hari kamis,
kamu sudah ikut belum?
2. Belum pak, biasa dengar di radio. Tema hari ini dengan siaran sebelumnya sama ya
pak?
Jawab: Iya, temanya masih pilkada. Karena kemarin mahasiswa mana yang
diambil, kita kan semua. Narasumbernya kan dari BEM mana atau
mahasiswa perguruan mana, besok mungkin bisa kita ambil mahasiswa mana.
Kita update terus, karena kanal inspirasi mungkin nanti pendengar akan
terinspirasi, kan pendapat itu macam-macam, mungkin anda dengan yang
lainnya beda. Tapi tetap satu kan bagaimana mensukseskan pilkada serentak
nanti, termasuk bagaimana mengajak masyarakat mengetahui besok ada
pilkada, kan seperti itu. ya walaupun ada yang menanggapi “wah itu hanya
buang-buang duit” “wah ini blablablabla” yah terserah itu sikap mereka, yang
penting kita cari balance-ing nya, bahwa itu memang program pembangunan
politik berdemokrasi. Jadi tetap diingatkan kepada publik bahwa desember
besok ada pilkada serentak, Cuma DKI tidak, yang ada di daerah mereka,
yang masa jabatannya habis tahun ini, diserentakkan desember. Jadi
bagaimana sikap mahasiswa atau sudut pandang kacamata mahasiswa melihat
pemilihan pilkada ini dengan kaitannya kehidupan kita berbangsa dan
dampaknya seperti apa.
3. Siapa yang menentukan tema disetiap siaran kalau begitu pak?
Jawab: Kita selalu berembuk sambil santai tetapi tidak formal, kita juga lihat
agenda kita. Agenda kita berasal dari lembaga kita LPP. Agenda setting kita
untuk pemberitaan. Nah di pemberitaan ada liputan redaksi dan
pengembangan berita. OMJ ini ada di bawah pengembangan berita. Kita
selalu mengacu pada agenda setting perbulan. (Kembali lagi kemasalah
pilkada) Nah kemudian ini kan sudah mendekati bulan desember, itu berarti
kita harus kawal dan sosialisasikan kepada masyarakat. Karena di Jakarta ini
kan banyak orang daerah yang punya hak pilih. Tapi itu kembali lagi kepada
mereka, mereka mau datang nyoblos atau tidak, yang penting kita tetap kasih
informasi. Jadi bagaimana pendapat mahasiswa dari perguruan tinggi
mengenai hal tersebut.
4. Tujuan apa yang ingin dicapai atau target apa yang ingin dicapai dari setiap tema
siaran pak?
Jawab: Targetnya dari hasil ini (tema siaran) yang kita bahas sesuai tujuan
yang RRI targetkan. (sesuai yang tercantum dalam agenda setting). Walaupun
beberapa kali tema siaran tidak apa-apa di siarkan yang terpenting target
terpenuhi. (kembali lagi ke agenda setting) Agenda setting ini dibuat dari
pusat, petinggi-petinggi kita, program diberikan ke kita selaku eksekusinya
(operasional). Namun ini bisa berubah sewaktu-waktu, misalnya kita sudah
memilih tema tentang ini, tapi tiba-tiba ada bom meledak, ya kalau begitu kita
ambil berita yang terkini dari sebuah peristiwa. Kita ingin melihat dari
peristiwa itu dampaknya apa bisa seperti itu.
5. Mengenai OMJ, tujuan apa yang ingin dicapai dari siaran OMJ?
Jawab: Ya itu tadi, bagaimana menumbuhkan mahasiswa itu kreatif dan
mempunyai tanggung jawab. Juga sebagai wadah mahasiswa (pendengar)
menyuarakan pendapatnya. Kan namanya Opini mahasiswa Jakarta, ya
bagaimana dia menyuarakan opini dia, nanti kalau soal pendapatnya kontra,
tapi yang penting kita kita balance, artinya tidak kemauan mahasiswa to‟ dan
ada penyeimbangnya. Pro kontra itu ada dalam hidup demokrasi, tapi tetap
kita menyuarakan itu, agar tujuan ini (di agenda setting) tercapai.
6. Menurut anda apa kekurangan dalam program siaran ini yang belum terealisasi dan
masih terus jadi bahan koreksi?
Jawab: Nah itu dia, Saya ingin, disini kan banyak yang magang dan pkl, saya
tawarkan mereka untuk bilang ke rektor mereka bahwa kita siap untuk siaran
kampus ke kampus, tapi belum ada tanggapan. Kita masih menunggu kabar
dari mereka. Karena ada biaya produksi, jadi kita tidak bisa goes to campus,
karena budget kita hanya untuk di studio. Tapi kita siap datang jika ada
undangan dari kampus. Kita terbentur dana, karena budget kita hanya di
studio, maka kita masih by phone di studio. Nah itu yang belum terealisasi.
7. Bagaimana perkembangannya OMJ sampai sekarang?
Jawab: Perkembangan di OMJ sekarang makin banyak dari mahasiswa yang
menyambut, karena setiap kita ada acara, dia oke untuk jadi narasumber,
baik datang ke studio, baik by phone. Kalau tidak ada tanggapan mahasiswa
mungkin sudah ditiadakan dari dulu acara ini.
8. OMJ ada sejak kapan pak?
Jawab: OMJ kalau tidak salah ada sejak tahun 2007. Saya ada disini baru,
sebelumnya saya ada di liputan redaksi, Nah OMJ ini ada di bawah
pengembangan berita. OMJ ada sebelum dari itu.
9. Bagaimana evaluasi program OMJ?
Jawab: Kita selalu buat ini ada evaluasi tiap tahun ada di rapat pola. Dari
rapat pola itu hasilnya dikasih ke kita, karena ada perencanaan program
bagian bidang programa dan perencanaan siaran, mereka yang membuat itu
dan kita bahas perkomisi. Namanya Opini Mahasiswa Jakarta kita evaluasi,
Narasumber : Ir.Gatot
Jabatan : Pengarah Acara OMJ
Tanggal Wawancara : Senin, 10 Agustus 2015
1. Bisa Anda ceritakan secara singkat mengenai konsep program siaran OMJ?
Jawab: OMJ intinya ini adalah bagaimana minta pendapat atau mengshare
pendapat dari mahasiswa dari masyarakat dari umum, bebas. OMJ ini melihat
isu-isu yang berkembang. Umumnya kita berharap pendapat mahasiswa,
memang mahasiswa, tapi ternyata sulit dilapangan, jadi siapapun bisa
bergabung disi. Ya mungkin mahasiswa sekarang kan ada kesibukan lainnya,
tapi ada perubahan, atau mungkin ada kejenuhan. OMJ ini kendalanya untuk
menghadirkan mahasiswa untuk berdialog interaktif. Jadi kebanyakan
masyarakat umum.
2. Apa saja tugas Anda sebagai Pengarah Acara di OMJ ini?
Jawab: Tugas sebagai pa adalah mengarahkan acara, selain itu adalah
menyiapkan segala sesuatu sebelum on air. Salah satunya adalah
mempersiapkan tema untuk acara on air. Saya biasanya suka melihat situasi
kondisi negara saat ini, biasanya melihat berita atau isu yang menyangkut
kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya misalnya dalam situasi kondisi
pilkada, ya kita mengangkat pilkada. Kemudian ketika ada isu kenaikan BBM,
ya kita mengambil tema kenaikan harga BBM. Kemudian saat pilpres atau
kebijakan pemerintah.
3. Siapa atau apa yang menentukan dalam pengambilan tema untuk setiap kali siaran?
Jawab: Ya saya sendiri. Jadi temanya itu kita menyesuaikan situasi dan kondisi.
4. Bagaimana Proses pasca produksi OMJ?
Jawab: Selain menentukan tema, saya buat laporan. Laporan ini dibuat sehari
atau pagi sebelum on air (on air jam 15.30-16.00 WIB). Kita biasanya dalam
buat laporan mencari dari media online, dan koran. Kemudian kita sesuaikan
dari pendapat masyarakat. Di laporan itu kan ada durasi. Selain durasi diisi
laporan, ada juga diisi kutipan dari narasumber, dan narasumbernya kadang
dari masyarakat kadang dari pengamat politik yang bisa dihubungi atau
ditemui. Siapapun bisa jadi narasumber disini.
5. Dalam menulis laporan, biasanya anda menempatkan diri anda sebagai pihak mana?
Jawab: kadang-kadang kita itu kontra terhadap pemerintah atau kadang-
kadang kita pro terhadap pemerintah. Ya jadi kita melihat situasi. Misalnya
Presiden Jokowi membuat kebijakan yang menaikan BBM, ya kadang-kadang
kita mengkritisi. Tapi kalau kebijakan yang dibuatnya sebenarnya benar,
contohnya seperti pembuatan waduk, bahkan suka dikiritisi boros biaya, kita
kadang melihat dari sisi lain untuk membantu Jokowi. Ya jadi kita netral tetapi
melihat situasi dan kondisi.
Narasumber : Ir. Octovianus
Jabatan : Kepala Bidang Produksi
Tanggal Wawancara : Senin, 10 Agustus 2015
1. Apa saja tugas dan kewenangan anda sebagai kepala bidang produksi?
Jawab: Saya sebagai kepala produksi membawahi lima seksi, yaitu seksi
lipuran redaksi, seksi pengembangan berita, seksi iklan layanan masyarakat,
seksi musik dan hiburan, dan seksi pendidikan dan budaya. lima seksi ini
memproduksi produk jurnalistik dan produk non jurnalistik (artristik). tugas
saya adalah memastikan yang di produksi dari lima seksi yang saya bawahi
tadi benar atau sesuai dari kaidah-kaidah atau aturan-aturan jurnalistik dan
artristik broadcast. mau tidak mau, saya ikut mendengar produk-produk
mereka, jadi ketika hasil produksinya menyeleweng, saya segerea melaporkan
pada kepala seksinya.
2. Bagaimana kebijakan siaran umumnya di RRI Jakarta, khususnya di acara OMJ?
Jawab: kalau kita kembali radio itu isinya adalah produk-produk acara, maka
kebijakan yang kita pakai tetap mengacu pada UU No.32 tentang penyiaran
yang berbunyi "sebagai lembanga penyiaran publik harus netral, independen,
dan tidak komersial." untuk netral dan indenpenden kita harus cover both
sides. di dalam undang-undang itu meliputi semua bentuk broadcast dan
media itu harus cover both sides, harus memberikan pendidikan yang sehat,
hiburan yang sehat dan lain sebagainya. untuk tidak komersial, RRI ini kan di
biayai oleh APBN, jadi kita tidak perlu mencari uang untuk melaksanakan
siaran. oleh karena itu, untuk konsekuensinya dari bunyi undang-undang itu,
ada PP No.12 tahun 2005 yang mengaturnya, yang berbunyi setiap 1 jam
siaran, 15 persennya adalah iklan. iklan itu dibagi dua iklan komersial dan
iklan masyarakat, dan iklan murni itu lebih sedikit lagi durasinya dari iklan
masyarakat. boleh tetap iklan murni tapi harus berhadapan dengan PP no. 12
yang mengatur itu. tetapi kemudian ruang itu terbuka, dan diluar ini (iklan
dan iklan masyarakat), ada kerjasama konten, kerjasama ini bisa dengan
siapapun. contohnya, kementerian kelautan punya program untuk
disosialisasikan dalam bentuk iklan masyarakat, nah kita juga punya
kebijakan tentang iklan masyarakat, ada ruangnya lagi. nah itu bisa
digabungkan, bisa bentuknya kerjasama lintas rektorat, dan ini tidak
menutup kemungkinan uang bisa dinegosiasikan karena program ini memang
ada biayanya. nah uang itu bisa masuk sebagai biaya produksi atau biaya on
air sesuai MOU.
Jadi kebijakannya kita tetap mengacu pada UU No.32 tentang penyiaran
yang berbunyi "sebagai lembanga penyiaran publik harus netral, independen,
dan tidak komersial." yang konsekuensinya harus cover both sides, artinya
OMJ kan narasumbernya mahasiswa-mahasiswa (yang kita tahu mahaiswa itu
pikirannya begitu radikal). tugas radio (tugas pengarah acara dan
presenternya) harus mengawal itu. jadi setiap presenter dan pengarah acara
yang bekerja di rri, cover both side itu harus sudah jadi naluri, karena yang
dihadapi adalah mahasiswa yang radikal, yang kalau ngomong seenaknya.
OMJ pernah diperingatkan beberapa kali oleh petinggi karena siarannya, tapi
tetap konten itu siarannya harus cover both side. interverensi pernah datang
dari luar, tetapi tidak ditutup kemungkinan karena itukan baru pemikiran
radikal. pernah yang aplikatif kejadian satu siaran di pro 2 yang di bredel
karena salah satu narasumbernya. selain itu visi misi kita, kode etik
jurnalistik, dan p3sps dan triprasetya RRI. Tripasetya isinya ada tiga, yang
pertama melindungi alat siaran sampai titik darah penghabisan. kedua,
memberi konten yang profesinal, dan ketiga berada diatas semua golongan.
3. Bagaimana evaluasi setiap program siaran pak?
Jawab: Pada rapat pola di tetapkan evaluasi acara per acara. rapat pola
dibicarakan dan di evaluasi, pada rapat pola dibedah satu persatu acara,
termasuk OMJ itu. jadi acara ini masih dilanjutkan apa tidak, makanya
secara program yang larinya ke konten, si pengarah acara yang mengawal dan
mempunyai catatan-catatan untuk kemudian di evaluasi pihak-pihak lain
terlibat. kita disini ada lima bidang, ada bidang teknik, ada bidang tata usaha,
ada bidang LU atau marketing, ada bidang program dan ada bidang produksi.
lima bidang yang ada dibawah kepala stasiun inilah yang menggerakkan
semua radio yang ada di RRI Jakarta. ketika evaluasi itu ya dari berbagai
bidang yang ikut memonitor, mereka yang memberi masukan-masukan.
ketika rapat pola itu terbagi dalam 3 komisi. komisi pro 1, komisi pro 2, dan
komisi pro 4. pada setiap komisi itu anggotanya adalah hampir semua kerabat
yang ada di lima bidang ini. jadi semua bidang ikut memberi penilaian
terhadap semua acara itu.
4. Jadi ada tim evaluasi khusus tidak pak untuk setiap program siaran?
Jawab: Jadi secara struktur itu, dibidang programa itu dibawahnya ada
kepala seksi pro 1, dia yang bertanggung jawab dalam kontinitasnya,
kesinambungan acara dari buka sampai tutup. begitu pula pro 2 dan pro 4.
kemudian dibawah bidang programa, itu ada yang disebut dengan kepala
seksi perencana dan evaluasi program (peregram). jadi secara sturuktur
dialah yang memonitor, ada tenaga operasional yang memonitor pro1, pro 2
dan pro4. artinya program itu secara kontinitas di tanggung jawabi oleh setiap
kepala program, tetapi secara program pula ada semacam perangkat unit dari
peregram itu yang memonitor acara-acara itu.
93
DESKRIPSI ACARA SIARAN PROGRAMA I TAHUN 2015 FREKWENSI : FM 91,20 MHz.
RRI JAKARTA
NO. NAMA ACARA PUKUL DUR FREK. LINGKUP MATERI FORMAT SIFAT
KRITERIA
ACARA/TOKOH KETERANGAN
LINTAS JAKARTA PAGI PKL.04.55-10.00 WIB
1 Mutiara Pagi
05.05-05.50 40’ 5x sepekan
Minggu,Senin
Rabu, Kamis,
Sabtu.
Pembahasan dan pendalaman Al-Quranul Karim,
ayat per-ayat secara berkesinambungan. (Mulai
jus 1 s/d jus 30) Materi pengajian & Mutiara
terkait pembahasan tafsir dan Menyampaikan
penjelasan arti dan makna yang terkandung dalam
ayat ayat yang dibahas.
Feature R/P Narasumber memiliki
keahlian di bidang
Ilmu Tafsir Al Qur’an.
Tim Produksi
2 Tausiah Udara
05.05-05.50 40’ 2x sepekan
Selasa, Jumat
Tausiah / dialog tentang agama islam dengan
narasumber yang berkompeten dan
Memberi pencerahan tentang makna Alquran dan
Hadis
H Relay Pro 4 Tim Produksi
3 Inspirasi Pagi
06.00-06.35 35’ 5x sepekan
Senin s.d
Jumat
Up date terkini mengiringi langkah sukses anda,
dilengkapi update perkembangan nilai tukar
rupiah dan dampaknya ke berbagai sector
kehidupan masyarakat serta tidak ketingalan filler
inspirasi pagi bersama ESO
M U H Tim Kreatif
4 Sports Pro 1
06.40-07.00
07.30-08.00
20’
25’
1x sepekan
Minggu
Memberikan informasi ringan tentang olah raga R Tim Produksi
5 Pojok. Com
07.30-08.00 25’ 5 xsepekan
Senin s.d
Jumat
Ulasan cerdas dari redaktur senior media berita on
line, seputar peristiwa terpopuler yang menjadi
perhatian public
News H Tim Produksi
6 Warta Berita
Pro 1
08.00-08.10
16.00-16.15
16.00-16.15
21.00-21.10
10’
15’
15’
10’
Setiap hari
Mingg s.d Jmt
Sabtu
Setiap hari
Berbagai informasi actual seputar Jabodetabek News R Tim Liputan & Redaksi
7 Adult
Comtemporary
Single
08.20-09.00 40’ 1x sepekan
Minggu
Memutar tangga lagu lagu yang masuk dalam
nominasi 10 besar
H Tim Kreatif
NO. NAMA ACARA PUKUL DUR FREK. LINGKUP MATERI FORMAT SIFAT
KRITERIA
ACARA/TOKOH KETERANGAN
8 Jakarta’s Reality
08.20-09.00 40’ 4 x sepekan
Senin s.d
Kamis
Informasi terkini, real time, cepat dan akuarat
berita terbaru seputar current issue, ekonomi
politik, dan hukum
News
Feature
HH/P Narasumber dari
Pemda DKI
Tim Produksi
9 Obsesi
08.20-09.00 40’ 1x sepekan
Jumat
Obrolan sehat penuh inspirasi, seputar pola hidup
sehat dan beragam fenomena perubahan
psychology gaya hidup masyarakat saat ini.
News
Feature
H/PIP Tim Kreatif
10 Week Sports
2x sebulan
terlanda acara
berjaringan
Distabilitas Mgg ke
1 Pelanggi anaak
mgg ke 2
08.20-09.00 40’ 1 x sepekan
Sabtu
Obrolan tentang segala macam cabang olah raga
serta up date rangkuman kejadian penting olah
raga selama 1 minggu
News
Feature
H/PIP Tim Produksi
11 Dunia Anak
2x sebulan
terlanda acara
berjaringan
Distabilitas Mgg ke
1 Pelanggi anaak
mgg ke 2
09.00-09.50 50’ 1 xsepekan
Sabtu
Berbagai hal yang terkait dengan kehidupan anak
di Jakarta dan sekitarnya , baik di rumah, sekolah
maupun di areal bermain , yang dapat
memberikan motivasi dan perlindungan bagi
tumbuh dan kembang anak .
Majalah
Udara
R/P Tim Produksi
12 Siaran
Distabilitas
08.30-09.00 50’ 1x Sebulan
Minggu ke 1
Siaran tentang masyarakat yang berkebutuhan
khusus untuk meningkatkan aksebilitas, edukasi
dan memberikan hiburan sehat bagi mereka
Majalah
Udara
R/P Tim Produksi
13 Pelangi Anak
Berjaringan
08.30-09.00 50’ 1x Sebulan
Minggu ke 2
Sabtu
Siaran anak anak yang ditujukan untuk menambah
wawasan agar menjadi anak yang berkualitas,
berakhlak mulia dan sejatera
Majalah
Udara
Tim Produksi
14 Jakarta Baru
09.00-10.00 50’ 4x sepekan
Senin s.d
Jumat
Informasi tetang kegiatan terkait dengan
pemberdayaan masy. di seputar kelurahan yang
ada di wilayah DKI.
Majalah
Udara
R/P Tim Kreatif
15 Silang Gereja
09.00-10.00 50’ 1xsepekan
Minggu
Memberikan pencerahan kepada masyarakat
khususnya umat Kristiani.
Silang dari kegiatan keagamaan di Gereja
Silang
OB Van
L Silang bergantian
antara gerrja Katedral
dan kuitang
Tim Produksi
LINTAS JAKARTA SIANG PKL.10.00-15.00 WIB
16 Suara Medika
10.00-11.00 50’ 5x sepekan
Senin s.d
Jumat
Berbagai masalah terkait kesehatan masyarakat
serta penyakit serta mencari solusinya dan
memberikan informasi tentang tentang
perkembangan ilmu pengetahuan berbagai
penyakit dan cara penanggulangan nya
Feature
Dialog
Interaktif
H/P Narasumber terdiri
dari pada dokter dari
Rumah sakit Cipto
Mangunkusumo
( RSCM )
Tim Produksi
NO. NAMA ACARA PUKUL DUR FREK. LINGKUP MATERI FORMAT SIFAT
KRITERIA
ACARA/TOKOH KETERANGAN
17 ACI
Berjaringan
10.00-11.00 50’ 1x sepekan
Minggu
Program siaran anak anak agar menjadi anak yang
presfektif dengan kemasan yang disesuaikan daya
nalar dan bahasa anak anak
Majalah
Udara
Tim Produksi
Berjaringan
18 Minggu Ceria 11.00-12.00 50’ 1x sepekan
Minggu
Menyajikan lagu-lagu anak , Siaran Taman Kanak-
Kanak dan Cerita Untuk Anak
- Pentas Lagu anak Siaran Minggu I dan III - Taman Kanak-Kanak Siaran Minggu II
dan IV - Cerita Untuk Anak Siaran Minggu V
Majalah
Udara
P/H Tim Produksi terbagi
sesuai criteria acara.
Tim Produksi
19 Analekta
11.30-12.00 30’ 6x sepekan
Senin s.d
Kamis &
Sabtu
Masalah Wanita & keluarga ditinjau dari aspek
sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, hukum dan
politik, khususnya yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat ibukota.
- Senin : Masalah Pendd.& Anak
- Selasa: Kesehatan & Reproduksi
- Rabu : Karir & keluarga
- Kamis : Tip & Ketrampilan Kel
- Sabtu : Profil Wanita
Dialog
(Interaktif)
dan
Feature
H/PIP Narasumber
disesuaikan dengan
permasalahan yang
diangkat.
Tim produksi harian
sesuai tema
Tim Kreatif
20 M I C S
Metropolitan
Internasional
Community
Services
12.00-13.00 50’ 4x sepekan
Sen s.d Kams
Menggankat dan membicarakan berita actual
tentang komunitas x patriat
Majalah
udara
H Tim SLN
21 Silang Sholat
Jumat
12.00-13.00 50’ 1x sepekan
Jumat
Siaran langsung Sholat jumat dari masjid Istiqlal,
Baiturrachim, RRI dan dari Masjid lainya yang telah
ditentukan oleh penyelenggaraan Silang Sholat
Jumat.
Uraian/
Silang
L -Sebelum dan sesudah
Silang Sholat Jumat
diisi musik islami
Tim Produksi
22 Pemuda &
Lingkungan
12.00-13.00 50’ 1x sepekan
Sabtu
Siaran tentang sosok pemuda yang berjasa dalan
menjaga lingkungan yang menciptakan lingkungan
yang sehat
Uraian R / P Tim Produksi
23 Metropolitan
Issue
13.40-14.00 15’ Setiap hari
Berbagai issue penting yang ada di Ibukota Negara News
Feature
Rel. Pro 3
Tim Produksi
24 Pesan Rohani
Agama
14.00-14.10 5’ Setiap hari
Ajaran agama yang terkait dengan etika dan
akhlaq
-Protestan hari sabtu dan minggu
-Islam hari Selasa,Kamis, Jumat
-Khatolik Hari Rabu
-Hindu/Budha hari Senin
Uraian R/P - Tokoh agama yang
ahli
dalam bidang tsb.
- Gaya penyampaian
rilex tidak monoton,
mengena pada
sasaran.
Tim Produksi
NO. NAMA ACARA PUKUL DUR FREK. LINGKUP MATERI FORMAT SIFAT
KRITERIA
ACARA/TOKOH KETERANGAN
25 Lagu Pilihan Anda
(Lapinda)
Terbaik Lapinda
14.10-15.00 45’ 5x sepekan
Senin s.d
Jumat
1x sepekan
Sabtu
10 lagu Pop Indonesia yang diseleksi pendengar untuk diputar
pada jam tangga lagu Indonesia
Phone In H Tim Kreatif
26 Jalan – Jalan 14.10-15.00 45’ 1x sepekan
Minggu
Siaran tentang informasi segala sesuatu yang ada di jalan serta
tempat kuliner
News
Feature
H Tim Kreatif
LINTAS JAKARTA SORE 15.00-20.00 WIB
27 Warta Betawi 15.00-15.10 10’ 7xsepekan Informasi actual seputar Jabodetabek disajikan
dalam gaya bahasa betawi
News H / P Disampaikan dengan
logat betawi
Tim Liputan & Redaksi
28 Siaran pedesaan 15.10-15.30 20’ 2x sepekan
Selasa &
Kamis
Memberikan informasi tentang kehidupan
masyarakat pedesaan
Tim Produksi
29 Fun With English 15.15-16.00 40’ 1x sepekan
Minggu
Belajar menggunakan bahasa Inggris dengan
materi bersifat Temporal disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta isu yang berkembang saat
ini
Dialog H
Tim Kreatif
30 O M J 15.15-16.00
15.40-16.00
40’
20’
2x sepekan
Senin & Kamis
Opini Mahasiswa terhadap
masalah-masalah yang berkembang saat ini dan
menjadi perbincangan masyarakat.
Dialog
Interaktif
H Pkl. 15.00…. disisipi
pengutaraan Waktu
Sholat Ashar.
Tim Pengembangan
Berita
31 LBAA (Lomba Baca
Alquran Anak-
anak)
15.30-16.00 30’ 2x sepekan
Rabu & Jumat
Perlombaan membaca Alquran dengan merekrut
peserta dari siswa TPA/ Madrasah se DKI Jakarta
dan sekitarnya.
Dialog H / PIP 30 Menit sebelum
acara LBAA diputar
lagu lagu Islam
Tim Kreatif
32 Pemuda & Puisi 15.35-16.00 20’ 1x sepekan
Selasa
Membahas perkembangan karya sastra khususnya
puisi dikalangan generasi muda
R / P Tim Produksi
33 Kiprah Desa
Berjaringan
15.35-16.30 50’ 1x sepekan
Sabtu
Siaran khusus masarakat pedesaan untuk
meningkatkan pengetahuannnya dalam hal usaha
tani, perkebunan, perikanan dan kelautan
News Tim Produksi
Berjaringan Nasional
NO. NAMA ACARA PUKUL DUR FREK. LINGKUP MATERI FORMAT SIFAT
KRITERIA
ACARA/TOKOH KETERANGAN
34 Swara Wakil
Rakyat
16.20-17.00 35’ 3xsepekan
Selasa, Rabu
& Jumat
Aspirasi masyarakat berkaitan dengan kebijakan
pemerintah DKI disampaikan melalui SMS
maupun telephone.
Aspirasi merupakan sebuah pertanyaan terhadap
kebijakan yang telah dan akan dilakukan dan
dirancang oleh Angota DPRD.
-
Desain penyajian acara disusun secara variatif
antara musik opini, Uneg-uneg . permasalaan yang
dihadapi masyarakat Jakarta dalam kehidupan
sehari-hari
Dialog H/P Materi acara adalah
sebuah saran atau
kritikan kepada
pemerintah DKI dan
DPRD
Materi dapat
disampaikan melalui
SMS ataupu Telephon
pada hari Selasa
Aspirasi masyarakat
DKI akan disampaikan
pada hari Rabu dan
Kamis
Tim Pengembangan
Berita
35 Beranda Minggu
Sore
16.20-17.00
17.20-18.00
35’
40’
1x sepekan
Minggu
Hal-hal yang menarik dari kehidupan artis sebagai
public figure untuk dijadikan sebagai idola dan
teladan yg baik.
Dialog
H/P
Tim Kreatif
36 Dinamika Jakarta 16.20-17.00 35’ 1x sepekan
Senin
Pembahasan mendalam tentang pembagunan
dengan narasumber dan instasi terkait
H / P Tim Pengembangan
berita
37 Renungan Senja Tentatif
Sebelun Azan
Magrib
5’ Setiap hari
Menggangkat norma – norma kehidupan dalam
bermasyarakat ( budi perkerti )
R / P Tim Produksi
38 Pengajian & Adzan
Magrib
Tentatif
Setiap hari
R Tim Produksi
39 Cakrawala Senja 17.20-18.00 40’ 4x sepekan
Senin s.d
Kamis
Memberikan hiburan dengan memutar lagu yang
top pada masanya dengan di selinggi informasi
ringan
H Tim Kreatif
40 OTW To Succes 17.20-18.00 40’ 1x sepekan
Jumat
Program acara yang memberikan inovasi pada
pemuda dan kalangan dewasa tentang segala hal
tema terkini agar menjadi sukse
Dialog H Tim Kreatif
41 Cinema Pro 1 18.00-19.00
20.00-21.00
110’ 1x sepekan
Minggu
Membahas berbagai aspek dalam dunia perfilman.
Tahun 2014 bekerja sama dengan Kinescope
sebuah majalah sekaligus komunitas perfilman
Majalah
Udara
R Tim Kreatif
42 Cakrawala Pustaka 17.30-19.00 75’ 1x sepekan
Sabtu
Acara resensi beberapa buku bersama para
penulis, atau peresensi. Juga mengundang
berbagai komunitas atau club pecinta buku.
Majalah
Udara
H Tim Kreatif
NO. NAMA ACARA PUKUL DUR FREK. LINGKUP MATERI FORMAT SIFAT
KRITERIA
ACARA/TOKOH KETERANGAN
LINTAS JAKARTA MALAM 20.00-24.00 WIB
43 Zona Edukasih
Mahligai Ku
Bisnis Kita
Jelajah Otomotif
Peduli Lingkungan
Bilik Tausiah
20.00-21.00
50’
1x sepekan
Senin
1x sepekan
Selasa
1x sepekan
Rabu
1x sepekan
Kamis
1x sepekan
Jumat
Menyanjikan berbagai informasi ringan diselingi
dengan musik dan perbincangan santai tentang
informasi terkait.
Majalah
Udara
H Acara dikelola Tim
kreatif programa 1
Tim Kreatif
44 Discography 80 &
90
20.00-21.00 50’ 1x sepekan
Minggu
Menyanjikan music era 80 & 90 informasi ringan
lagu – lagu terkait.
Majalah
Udara
H Acara dikelola Tim
kreatif programa 1
Tim Liputan & Redaksi
45 Kisah Klasik 21.15-22.00 40’ 1x sepekan
Jumat
Memberikan hiburan tentang lagu lagu klasik serta
sedikit bahasan tentang lagu klasik tersebut
Berbincang bersama dengan artis2 senior (jadul or
lawas) Indonesia, tentang karir dan sejarah musik
mereka.
Majalah
Udara
R Tim Kreatif
46 Musik Nostalgia 21.15-22.00
21.15-21.35
40’
20’
5x sepekan
Senin s.d
Kamis
Sabtu
Memberikan hiburan pada masyarakat dengan
memutar lagu lagu nostalgia serta diselinggi
informasi ringan
Majalah
Udara
H Tim Kreatif
47 News Investigasi
( Laporan Khas Pro
1)
21.35-22.00 20’ 1x sepekan
Sabtu
Penghimpunan dan pendalaman berita sepekan R Tim Liputan & Redaksi
48 “Warung Kerak
Telor”
(Keluhan Rakyat
Lewat Obrolan)
22.00-22.25 20’ 3 xsepekan
Senin,Rabu &
Jumat
Obrolan santai, kocak, bermakna yang
disampaikan oleh beberapa Suku yang ada di
Jakarta dengan gaya dan bahasa masing-masing
suku dimederatori dengan bahasa Betawi
Obrolan H/R Kebijakan Pemeritah
yang dianggap kurang
menguntungka publik
Tim Produksi
49 Golden Memory 22.30-24.00
22.00-23.00
75’
50’
3x sepekan
Senin, Selasa,
Kamis
Memberikan hiburan musik lagu lagu yang top
pada masanya serta informsi ringan
Uraian H Tim Kreatif
NO. NAMA ACARA PUKUL DUR FREK. LINGKUP MATERI FORMAT SIFAT
KRITERIA
ACARA/TOKOH KETERANGAN
50 Musik Klasik 22.00-23.00 50’
1x sepekan
Kamis
Menyajikan lagu-lagu klasik lengkap dengan
informasi lagu tersebut dan penciptanya
R Tim Kreatif
51 Musik Komunitas 22.00-24.00 100’ 1x sepekan
Minggu
Menghadirkan komunitas music dengan berbagai
gender
Wadah bagi berbagai grup indie
H Tim Kreatif
52 Jazz Pro 1 22.30-24.00 75’ 1x sepekan
Rabu
Sebuah acara dengan konten utama musik jazz,
dengan disertai informasi perkembangan jazz
international, live interview dg musisi2 jazz, serta
request lagu2 jazz. Rencananya bekerja sama
dengan sekolah Musik Chic
Uraian H Tim Kreatif
53 Gita Keroncong 22.30-24.00 75’ 1x sepekan
Jumat
Sebuah acara dengan konten utama musik
keroncong, dengan disertai request lagu2
keroncong.
Uraian R Tim Kreatif
54 Goyang Malam
Minggu
22.00-24.00 100’ 1x sepekan
Sabtu
Memberikan hiburan pada masyarakat dengan
memutar lagu lagu cantik
H Tim Kreatif
55 Lentera Nurani 23.53-23.58 5’ Setiap hari
Sekilas siaran agama untuk memberikan
pencerahan ruhani dan meningkatkan Iman dan
Taqwa kepada Tuhan Yang maha Esa
Uraian R/P Kontribusi untuk Pro 3
(sesuai dgn Jadwal)
Tim Produksi
56 Mozaik Inspirasi Setiap jam
dan
kesempatan
3’ Tentatif Rangkuman materi yang berisikan / memberikan
nilai inspirasi dalam kehidupan Materi acara
dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi
ciri khas pro 1
(Radio
filler)
P Tim Produksi
57 Info terkini Menit ke 30
09.30, 10.30,
14.30, 17.30,
18.30, 20.30,
21.30, 22.30,
23.30
3’ Tentatif Informasi penting tentang suatu peristiwa yang
sedang atau baru saja terjadi , disampaikan dalam
bentuk ROS
Report on
the spot
H Tim Liputan & Redaksi