radar surabaya rabu 100 desainer hadi radar surabaya rabu, 31 mei 2017 halaman 56 100 desainer...

1
layouter: hadi HALAMAN 56 RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017 100 Desainer ERHELATAN pameran fa- shion terbesar Surabaya Fa- shion Parade (SFP) dibuka ke- marin (3/5). Kegiatan yang ber- langsung hingga 7 Mei ini seka- ligus dalam rangka peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS)ke-724. Sudah menjadi agenda rutin, SFP di- gelar tiap tahun yang kini menginjak tahun kesepuluh. SFP ini menampilkan karya-karya busana terbaik dari 100 perancang lokal dan luar kota. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pari- wisata, Widodo Suryantoro menyampai- kan kegiatan SFP memang masuk da- lam kalender HJKS. Sehingga kegiatan ini juga dipromosikan ke luar negeri oleh Pemkot Surabaya. “Nanti juga masuk di Flight Magazine,” ujarnya. Pada HJKS tahun ini, Widodo me- ngatakan, Surabaya akan kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak 1.500 orang. “Itu nanti kami ajak ke busananya rancangan Mega Ma yang menampilkan busana casual yang bisa digunakan untuk pesta. Terinspirasi dari keindahan burung bangau yang cantik, Mega pun menga- plikasikan motif bangau pada busana warna merah berpadu putih. “Busana rancangan saya ini ready to wear tapi yang deluxe jadi ada kesan casual gla- mor. Mau dipakai untuk acara semi formal hingga acara yang agak santai juga bisa,” kata Mega saat dijumpai di Convention Tunjungan Plaza (TP) yang merupakan lokasi digelarnya perhela- tan fashion terbesar di Jatim itu. Lewat sentuhan detail berupa payet mutiara dan bentuk busana yang rata- rata dress, pemilik brand Malea ini sebenarnya ingin menampilkan sosok perempuan yang tegas. Apalagi hampir semua rancangannya menggunakan siluet yang tidak bergelombang. Bahan yang digunakan juga nyaman yakni ducthess yang dipadu dengan tille dan embroidery. Berbeda dari Mega Ma, desainer lain yang juga me nampilkan karya nya dalam acara SFP ini yakni Eli za- beth Njo May Fen yang mengusung brand Keti que. Ciri khas busa- nanya yakni satu busana bisa di- tampilkan dengan beragam look sehing- ga bisa dipadupadan de- ngan gaya apapun. Kali ini desainer yang akrab disapa Afen tersebut sengaja menggunakan kain tenun ATB dengan konsep dress bergaya kupu baru dan kimono. Sedangkan untuk beberapa karyanya yang lain merupakan kain sarung yang bisa dibelah hingga diubah menjadi rok maupun celana. Desainer-desainer yang terlibat dalam fashion di hari pertama di antaranya Marcella, Dibya, Lia Mus- tafa, Stella Lisa, Mel Ahyar, Arif Susanto dan masih banyak lagi. Total ada 100 desainer yang nantinya akan meramaikan SFP. Desainer yang turut dalam acara ini kebayakan berasal dari anggota Indonesia Fashion Chamber (IFC). Karena acaran ini memang kerja sama pihak TP, IFC dan Pemkot Surabaya. Ketua IFC Pusat Ali Charisma me- nuturkan jika acara ini menjadi ajang bagi desainer untuk saling memamer- kan karyanya dan meramaikan karya fashion, khususnya untuk desainer Surabaya. Mengingat ajang ini meru- pakan ajang fashion yang besar dan paling ditunggu tiap tahun. “Kegiatan ini menjadi pusat bagi desainer-desainer khususnya yang di Surabaya untuk saling menunjukkan kreativitasnya,” kata Ali. Sepanjang acara SFP tak hanya dige- lar fashion show namun beragam lomba yang bisa diikuti oleh masyarakat dian- taranya model search, kids model search, fashion design, kids fashin design, fa- shion styling dan 3D Fashion. (jar/no) P setiap even-even yang masuk di kalen- der HJKS,” ucapnya. Ia juga memberikan semangat ke- pada para peserta SFP 2017. Menurut- nya, SFP tahun ini lebih elegan dan mengangkat tema yang menarik. Tema besar yang diusung tahun ini yakni decimoda, namun setiap hari ada fashion show berbeda yang terbagi dalam berbagai tema kecil. Untuk ke ma rin, tema yang diangkat adalah look to east, salah satu Memikat 1.500 Wisatawan Mancanegara ISTIMEWA Manjakan Lidah di Pasar Malam Tjap Toendjoengan MERIAH: Pembukaan Pasar Malam Tjap Toendjoengan dengan kerlap- kerlip kembang api yang menambah semarak. SELAMAT DATANG: Pasangan Cak dan Ning Suroboyo siap menyambut para tamu di acara Pasar Malam Tjap Toendjoengan. Selama digelar, lebih dari 500 sampai 600 menu makanan dan jajanan nusantara tersajikan di pasar malam ini. Di antaranya rujak cingur, nasi liwet, nasi bali, aneka sate, gudeg, semanggi, ronde, lontong balap, lontong kupang, pempek, tahu tek, es manado, rawon, bubur Madura, dan masih banyak lagi. Tidak hanya menyuguhkan makanan, pengunjung yang datang untuk mencicipi makanan turut dihibur oleh live music campursari, keroncong dan musik patrol, cokekan, Iawakan, peragaan busana tradisional nusantara selama sebulan penuh. (jar/jay) tersendiri. “Ini untuk mengenang kawasan tunjungan yang dulu menjadi salah satu pusat perbelanjaan di kota Surabaya,” ungkap Arini saat membuka pasar malam Tjap Toen- djoengan di area outdoor Food Festival, Pakuwon City, Surabaya. Selain itu, sambung Arini, acara ini juga melibatkan 100 pelaku UKM yang memang diikutsertakan oleh pemkot dengan tujuan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan pendapatan. “Pelaku UKM yang hadir sebagian besar sudah pernah menjajaki acara ini, sebagiannya baru mencoba. Khusus pelaku UKM yang baru mencoba, sengaja dilibatkan agar mereka tahu rasanya menjadi seorang pengusaha kecil-kecilan,” imbuhnya. Sementara itu, General Manager Pakuwon Hendi Susanto mengata- kan bahwa tema yang diangkat tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. “Mulai backdrop sampai set panggung kami memilih tema kampung melayu, namun dekorasi khas tradisional Jawa tempoe doeloe tidak pernah hilang,” kata Hendi. Menariknya lagi dan ini berbeda dengan gelaran tahun lalu, kali ini semua transaksi tidak lagi dilakukan secara tunai, melainkan lewat pembayaran kartu ATM untuk mendukung program pemkot yang non-tunai. Ditanya soal jumlah pengunjung, Hendi optimistis bakal mengalami kenaikan. Sebab, acara pasar malam selalu ramai dikunjungi oleh warga Surabaya, luar provinsi, bahkan luar negeri. “Melihat animonya saja tidak pernah sepi dari tahun ke tahun, tempat duduk saja sampai rebutan,” tandas Hendi. P EMERINTAH Kota (Pem- kot) Surabaya bersama perangkat daerah terkait kembali me manjakan lidah warga Kota Pah lawan lewat acara Pasar Malam Tjap Toendjoengan. Acara yang memasuki tahun kesembilan itu dihelat selama 32 hari, mulai tanggal 4 Mei hingga 4 Juni 2017. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadisperdagin) Arini Paskistyaningsih mengatakan bahwa acara ini memiliki arti ANDU SATRIA/RADAR SURABAYA KOTA MODE: Surabaya meneguhkan diri sebagai salah satu kiblat fashion nasional dengan gelaran Surabaya Fashion Parade yang diikuti oleh 100 desainer dari dalam dan luar kota.

Upload: haanh

Post on 14-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RADAR SURABAYA RABU 100 Desainer hadi RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 56 100 Desainer erhelatan pameran fa shion terbesar Surabaya Fa shion Parade (SFP) dibuka ke marin (3/5)

layouter: hadi

HALAMAN 56RADAR SURABAYA RABU, 31 MEI 2017

100 Desainer

erhelatan pameran fa­shion terbesar Surabaya Fa­shion Parade (SFP) dibuka ke­marin (3/5). Kegiatan yang ber­langsung hingga 7 Mei ini se ka­li gus dalam rangka peringatan

Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS)ke­724. Su dah menjadi agenda rutin, SFP di­gelar tiap tahun yang kini menginjak tahun kesepuluh. SFP ini menampilkan karya­karya busana terbaik dari 100 perancang lokal dan luar kota.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pari­wisata, Widodo Suryantoro menyam pai­kan kegiatan SFP memang masuk da­lam kalender HJKS. Sehingga ke giatan ini juga dipromosikan ke luar negeri oleh Pemkot Surabaya. “Nanti juga masuk di Flight Magazine,” ujarnya.

Pada HJKS tahun ini, Widodo me­ngatakan, Surabaya akan kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak 1.500 orang. “Itu nanti kami ajak ke

busananya rancangan Mega Ma yang menampilkan busana casual yang bisa digunakan untuk pesta.

Terinspirasi dari keindahan burung bangau yang cantik, Mega pun me nga­plikasikan motif bangau pada busana warna merah berpadu putih. “Busana ran cangan saya ini ready to wear tapi yang deluxe jadi ada kesan casual gla­mor. Mau dipakai untuk acara semi for mal hingga acara yang agak santai juga bisa,” kata Mega saat dijumpai di Convention Tunjungan Plaza (TP) yang merupakan lokasi digelarnya perhe la­tan fashion terbesar di Jatim itu.

Lewat sentuhan detail berupa payet mutiara dan bentuk busana yang rata­rata dress, pemilik brand Malea ini sebenarnya ingin menampilkan sosok perempuan yang tegas. Apalagi hampir semua rancangannya menggunakan siluet yang tidak bergelombang.

Bahan yang digunakan juga nyaman yakni ducthess yang dipadu dengan

tille dan em broi dery. Berbeda dari Mega Ma, desainer lain

yang juga me nampilkan kar ya nya dalam acara SFP ini yakni Eli za­beth Njo May Fen yang me ngu sung brand Keti que.

Ciri khas busa­na nya yakni satu bu sana bisa di­

tam pilkan dengan be ragam look se hing­

ga bisa dipadupadan de­

ngan gaya apapun. Kali ini desainer yang akrab disapa Afen tersebut se ngaja menggunakan kain tenun ATB de ngan konsep dress bergaya kupu baru dan kimono. Sedangkan untuk bebe rapa karyanya yang lain meru pakan kain sarung yang bisa dibelah hingga diubah menjadi rok maupun celana.

Desainer­desainer yang terlibat dalam fashion di hari pertama di antaranya Marcella, Dibya, Lia Mus­tafa, Stella Lisa, Mel Ahyar, Arif Susanto dan masih banyak lagi. Total ada 100 desainer yang nantinya akan meramaikan SFP.

Desainer yang turut dalam acara ini kebayakan berasal dari anggota Indonesia Fashion Chamber (IFC). Karena acaran ini memang kerja sama pihak TP, IFC dan Pemkot Surabaya.

Ketua IFC Pusat Ali Charisma me­nuturkan jika acara ini menjadi ajang bagi desainer untuk saling mema mer­kan karyanya dan meramaikan karya fashion, khususnya untuk desainer Surabaya. Mengingat ajang ini me ru­pa kan ajang fashion yang besar dan paling ditunggu tiap tahun.

“Ke gia tan ini men jadi pusat bagi desainer­desai ner khu susnya yang di Surabaya untuk saling menunjukkan kreativitasnya,” kata Ali.

Sepanjang acara SFP tak hanya di ge­lar fashion show namun beragam lomba yang bisa diikuti oleh ma sya rakat di an­taranya model search, kids model search, fashion design, kids fashin design, fa­shion styling dan 3D Fashion. (jar/no)

Psetiap even­even yang masuk di kalen­der HJKS,” ucapnya.

Ia juga memberikan semangat ke­pada para peserta SFP 2017. Me nu rut­nya, SFP tahun ini lebih elegan dan mengangkat tema yang menarik.

Tema besar yang diusung tahun ini yakni decimoda, namun setiap hari ada fashion show berbeda yang terbagi dalam berbagai tema kecil. Untuk ke ma rin, tema yang diangkat adalah look to east, salah satu

Memikat 1.500 Wisatawan Mancanegara

ISTIMEWA

Manjakan Lidah di Pasar Malam Tjap Toendjoengan

MERIAH: Pembukaan

Pasar Malam Tjap

Toendjoengan dengan kerlap-kerlip kembang

api yang menambah semarak.

SELAMAT DATANG: Pasangan Cak dan Ning

Suroboyo siap menyambut para tamu di acara Pasar Malam Tjap Toendjoengan.

Selama digelar, lebih dari 500 sampai 600 menu makanan dan jajanan nusantara tersajikan di pasar malam ini.

Di antaranya rujak cingur, nasi liwet, nasi bali, aneka sate, gudeg, se mang gi, ronde, lontong balap, lontong kupang, pempek, tahu tek, es manado, rawon, bubur Madura, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya menyuguhkan maka nan, pengunjung yang datang untuk mencicipi maka nan turut dihibur oleh live music campursari, keron cong dan musik patrol, cokekan, Iawakan, pera ga an busana tradisional nusan tara selama sebulan penuh. (jar/jay)

tersendiri. “Ini untuk mengenang kawasan

tunjungan yang dulu menjadi salah satu pusat perbelanjaan di kota Su rabaya,” ungkap Arini saat membuka pasar malam Tjap Toen­djoengan di area outdoor Food Festival, Pakuwon City, Surabaya.

Selain itu, sambung Arini, acara ini juga melibatkan 100 pelaku UKM yang memang diikutsertakan oleh pemkot dengan tujuan menggerakkan roda perekonomian

dan me ning kat kan pendapatan.“Pelaku UKM yang hadir sebagian

besar sudah pernah menjajaki acara ini, seba gian nya baru mencoba. Khu sus pelaku UKM yang baru mencoba, sengaja dilibatkan agar mereka tahu rasanya menjadi seorang pengusaha kecil­kecilan,” imbuhnya.

Sementara itu, General Manager Pakuwon Hendi Susanto menga ta­kan bahwa tema yang diangkat tahun ini ber beda dari tahun sebelumnya.

“Mulai backdrop sampai set panggung kami memilih tema kampung melayu, namun dekorasi khas tradisional Jawa tempoe doeloe tidak pernah hilang,” kata Hendi.

Menariknya lagi dan ini berbeda dengan gelaran tahun lalu, kali ini semua transaksi tidak lagi dilakukan secara tunai, melainkan lewat pem ba yaran kartu ATM untuk mendukung program pemkot yang non­tunai.

Ditanya soal jumlah pengun jung, Hendi optimistis bakal mengalami kenaikan. Sebab, acara pasar malam selalu ramai dikunjungi oleh warga Surabaya, luar provinsi, bahkan luar negeri.

“Melihat animonya saja tidak pernah sepi dari tahun ke tahun, tempat duduk saja sampai rebutan,” tandas Hendi.

PEMErINTAH Kota (Pem­kot) Surabaya bersama perangkat daerah terkait kembali me man ja kan lidah

warga Kota Pah la wan lewat acara Pasar Malam Tjap Toend joengan. Acara yang me masuki tahun kesembilan itu dihelat selama 32 hari, mulai tanggal 4 Mei hingga 4 Juni 2017.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadisperdagin) Arini Paskistyaningsih menga ta kan bahwa acara ini memiliki arti

ANdu SATrIA/rAdAr SurAbAyA

KOTA MODE: Surabaya meneguhkan diri sebagai salah satu kiblat fashion nasional dengan gelaran Surabaya Fashion Parade yang diikuti oleh 100 desainer dari dalam dan luar kota.