radar surabaya l jumat, 30 september 2016 halaman 13 … · yang sama dengan toyota agya yang juga...

1
layouter: triongko HALAMAN 13 RADAR SURABAYA l JUMAT, 30 SEPTEMBER 2016 PESONA mobil Low Cost Green Car (LCGC) kian menjadi. Kini, LCGC su- dah menjadi kendaraan yang diidam- kan. Baik bagi remaja, hingga para pe- kerja. Harganya yang terjangkau de- ngan kualitas mumpuni jadi alasannya. Di Indonesia, mobil masih dianggap sebagai simbol kesuksesan. Mobil juga dianggap perlambang kemakmuran. Ia juga sebagai pembeda strata sosial. LCGC Idaman Para First Buyer Maka jangan heran, banyak orang ber- lomba untuk memilikinya. Karena itulah, kehadiran LCGC menjadi sebuah jawaban. Harganya yang murah membuat LCGC menjadi incaran first buyer (orang pertama kali beli mobil baru). Biasanya, first buyer didominasi para pekerja baru. Kisaran usianya antara 20-27 tahun. “Ketim- bang membeli mobil bekas, para first buyer bakal lebih memilih LCGC,” ujar Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jong- kie D Sugiarto, Rabu (28/9). LCGC juga menjadi solusi para first buyer yang ada pada segmen ekonomi menengah. Dengan kondisi ekonomi pas-pasan, LCGC memang menjadi so- lusi. Terlebih, kualitasnya juga tak se- murah harganya. “Karena itu, para pemakai LCGC kebanyakan didominasi oleh para first buyer,” lanjut Jongkie. Jongkie menyebut, adanya kemuda- han saat pembelian juga membuat para first buyer tertarik. Misal, pembelian dengan DP yang murah. Apalagi jika di- barengi dengan angsuran yang terjangkau. Menurut Jongkie, transaksi mobil saat ini didominasi dengan sistem kre- dit. Di mana pembelian mobil baru de- ngan kredit mencapai 70 persen. Se- dangkan 30 persen sisanya adalah de- ngan sistem cash atau pembayaran tu- nai. “Itu yang bakal membuat para first buyer untuk memilih LCGC,” paparnya. Biasanya, first buyer didominasi anak muda. Misal, ABG yang baru lulus SMA dan melanjutkan ke bangku perguruan tinggi. Orang tua akan lebih memilih membelikan LCGC. Selain itu, para pengantin baru biasanya juga memilih segmen LCGC. Pada usia tersebut, kon- sumen masih mementing- kan style. Karena itu, LCGC merupakan pilihan tepat. Ke- timbang Multi Purpose Vehicle (MPV) atau Sport Utility Vehicle (SUV) yang desainnya terkesan lebih kaku. Pasalnya, desain LCGC lebih terkesan dinamis. Bodi yang ramping jelas sangat pas bagi anak muda yang identik dengan mobilitas tinggi. Meski LCGC, kesan sporty juga dimasukan. Tengok saja head lamp beberapa LCGC, hampir semua didesain se-sporty mungkin. “Inovasi LCGC itu benar-benar mewakili generasi muda,” kata Jongkie. Salah satu pemilik LCGC adalah Ga- luh Ratna. Pegawai salah satu bank BUMN di Surabaya ini memilih Honda New Brio Satya sebagai mobil per- tamanya. Selain harganya terjangkau, spesifikasi yang ditawarkan membuat- nya kepincut. “Meski terjangkau, kuali- tasnya luar biasa. Selain itu, desainnya juga sangat istimewa. Sangat mewakili jiwa muda yang saat ini masih terasa. Dengan mobil ini, saya merasa lebih pede,” ujar wanita 26 tahun itu. Bahkan, LCGC diyakini mampu menaikan strata sosialnya. Bahkan, kini LCGC juga mulai menyasar segmen menengah ke atas. Hal itu terbukti dengan diluncur- kannya MPV LCGC. Yak- ni LCGC dengan 7-seater. Pemainnya adalah Nis- san dengan Datsun Go+ Panca serta Toyota Sigra dan Cayla. Hal itu mengge- brak tradisi LCGC yang selama ini melekat dengan hatchback atau 5-seater. Adanya MPV LCGC membuat pilihan makin variatif. Sehingga mampu memenuhi segmen first buyer yang menginginkan segmen MPV dengan harga terjangkau. Selain itu, MPV LCGC ini bakal membuat pertempuran di LCGC makin seru. “Dengan begitu, LCGC ke depan bakal makin berkembang dan penjualan akan terus terkerek,” pungkas Jongkie. (gus/no) ADA logo yang beda antara mobil Low Cost Green Car (LCGC) dengan logo produsennya. Ini merupakan per- syaratan yang ditetapkan pemerintah, bahwa mobil murah ini harus mencer- minkan nama dan logo lokal. Pada pasal 2 Peraturan Menteri Pe- rindustrian No.33/M-IND/PER/7/2013 disebut mobil LCGC harus menggunakan tambahan merek, model dan logo Indo- nesia di mobil yang memanfaatkan fasi- litas bebas PPnBM.“Yang jelas, peng- gunaan nama dan logo itu tidak ber- pengaruh terhadap minat konsumen. Penjualan tetap tinggi meski tidak menggunakan logo Daihatsu (Ayla- Sigra, Red) di depan mobil,” kata Head of Public Relation PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Agus Nardianto. Seperti diketahui sejumlah me- rek kendaraan LCGC mengambil nama dari bahasa Sansekerta se- perti Daihatsu Ayla yang berarti cahaya dengan logo yang dise- suaikan dengan inisial Ayla. Hal yang sama dengan Toyota Agya yang juga menggunakan bahasa Sansekerta yang berarti cepat. Untuk logo Agya menggunakan lambang Burung Garuda sebagai bentuk ungkapan nasionalisme. Sedangkan Honda yang menggu- nakan nama Satya berarti benar, setia dan terpercaya dengan menggunakan logo gambar bunga yang terinspirasi dari bunga melati. Hal yang sama juga dilakukan Suzuki dengan nama Karimun yang mengambil salah satu nama ke- pulauan Indonesia dengan logo Burung Garuda dengan desain yang berbeda. PAKAI PREMIUM BISA KNOCKING Pengamat otomotif Wityanto dari ITS, mengatakan mobil LGCC bahan bakar irit, maka secara otromatis akan ramah lingkungan. Mobil LCGC didesain untuk menenggak bahan bakar di atas RON 92 atau sekelas Pertamax, Shell Super atau Petronas Prima. Jika tidak diisi dengan bahan bakar yang tidak sesuai standar, tentunya akan terjadi knocking, atau secara teknis pembakaran terjadi lebih awal dari timing yang seharusnya. Disebut knocking karena pembakaran memiliki arah berlawanan dengan pe- muaian ruang bakar atau memukul balik sehingga berpotensi menggesek ruang silinder dan menekan crankshaft. Akibatnya seperti silinder, piston, katup dan crankshaft akan cepat rusak. Jika terjadi seperti itu, tentunya akan me- makan biaya yang sangat mahal karena perbaikan beberapa part tersebut harus mewajibkan mobil turun mesin. Ia menambahkan, sejauh ini me- mang sedikit mobil yang ditemukan rusak akibat knocking karena mengisi premium. Masalah utamanya bukan karena knocking, tapi kualitas keber- sihan bahan bakar premium yang seringkali menyebabkan mobil dengan kompresi tinggi akan rusak jika diisi premium. Umumnya mobil yang meng- gunakan bahan bakar di bawah oktan 90 meninggalkan residu kotor di dalam tangki bahan bakar. (han/mna/no) Logo dan Merek Harus Lokal DAIHATSU SIGRA DAIHATSU AYLA DATSUN TOYOTA CALYA TOYOTA AGYA SUZUKI KARIMUN WAGON HONDA BRIO SATYA SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA SPORTY: Honda terus berinovasi dengan mengembangkan generasi Brio.

Upload: others

Post on 25-Oct-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RADAR SURABAYA l JUMAT, 30 SEPTEMBER 2016 HALAMAN 13 … · yang sama dengan Toyota Agya yang juga menggunakan bahasa Sansekerta yang berarti cepat. Untuk logo Agya menggunakan lambang

layouter: triongko

HALAMAN 13RADAR SURABAYA l JUMAT, 30 SEPTEMBER 2016

PESONA mobil Low Cost Green Car (LCGC) kian menjadi. Kini, LCGC su­dah menjadi kendaraan yang dii dam­kan. Baik bagi remaja, hingga para pe­ker ja. Harganya yang terjangkau de­ngan kualitas mumpuni jadi alasannya.

Di Indonesia, mobil masih dianggap sebagai simbol kesuksesan. Mobil juga dianggap perlambang kemakmuran. Ia juga sebagai pembeda strata sosial.

LCGC Idaman Para First Buyer

Maka jangan heran, banyak orang ber­lomba untuk memilikinya.

Karena itulah, kehadiran LCGC men jadi sebuah jawaban. Harganya yang murah membuat LCGC menjadi incaran first buyer (orang pertama kali beli mobil baru). Biasanya, first buyer didominasi para pekerja baru. Kisaran usi anya antara 20­27 tahun. “Ketim­bang membeli mobil bekas, para first buyer bakal lebih memilih LCGC,” ujar Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jong­

kie D Sugiarto, Rabu (28/9).LCGC juga menjadi solusi para first

buyer yang ada pada segmen ekonomi menengah. Dengan kondisi ekonomi pas­pasan, LCGC memang menjadi so­lusi. Terlebih, kualitasnya juga tak se­murah harganya. “Karena itu, para pemakai LCGC kebanyakan didominasi oleh para first buyer,” lanjut Jongkie.

Jongkie menyebut, adanya kemu da­

han saat pembelian juga membuat para first buyer tertarik. Misal, pem belian dengan DP yang murah. Apalagi jika di­barengi dengan angsuran yang terjangkau.

Menurut Jongkie, transaksi mobil saat ini didominasi dengan sistem kre­dit. Di mana pembelian mobil baru de­ngan kredit mencapai 70 persen. Se­dangkan 30 persen sisanya adalah de­ngan sistem cash atau pembayaran tu­nai. “Itu yang bakal membuat para first buyer untuk memilih LCGC,” paparnya.

Biasanya, first buyer didominasi anak muda. Misal, ABG yang baru lu lus SMA dan melanjutkan ke bangku per guruan tinggi. Orang tua akan lebih memilih membelikan LCGC. Selain itu, para pengantin baru biasanya juga memilih

segmen LCGC.Pada usia tersebut, kon­

su men masih me men ting­kan style. Ka rena itu, LCGC me rupakan pilihan tepat. Ke­timbang Multi Purpose Vehicle (MPV) atau Sport Utility Vehicle (SUV) yang desainnya terkesan lebih kaku.

Pasalnya, desain LCGC lebih ter kesan dinamis. Bodi yang ramping jelas sangat pas bagi anak muda yang identik dengan mobilitas tinggi. Meski LCGC, kesan sporty juga dimasukan. Tengok saja head lamp beberapa LCGC, hampir semua didesain se­sporty mungkin. “Inovasi LCGC itu benar­benar mewakili generasi muda,” kata Jongkie.

Salah satu pemilik LCGC adalah Ga­luh Ratna. Pegawai salah satu bank BU MN di Surabaya ini memilih Honda New Brio Satya sebagai mobil per­tamanya. Selain harganya terjangkau, spe sifikasi yang ditawarkan mem buat­nya kepincut. “Meski terjangkau, kuali­tasnya luar biasa. Selain itu, desainnya ju ga sa ngat istimewa. Sangat me wakili ji wa muda yang saat ini masih te rasa. Dengan mobil ini, saya me rasa lebih pe de,” ujar wanita 26 tahun itu. Bahkan, LCGC di ya kini mampu me naikan strata sosialnya.

Bahkan, kini LCGC juga mulai menyasar segmen menengah ke atas. Hal itu terbukti dengan diluncur­kan nya MPV LCGC. Yak­ni LCGC dengan 7­sea ter. Pe mainnya adalah Nis­san dengan Datsun Go+ Panca serta Toyota Sigra dan Cayla. Hal itu meng ge­brak tradisi LCGC yang selama ini melekat dengan hat chback atau 5­seater.

Adanya MPV LCGC mem buat pilihan makin variatif. Sehingga mampu memenuhi segmen first buyer yang meng inginkan segmen MPV de ngan harga terjangkau. Se lain itu, MPV LCGC ini bakal mem bu at per tempuran di LC GC makin seru. “Dengan begitu, LCGC ke depan bakal makin berkem bang dan penjualan akan terus terkerek,” pungkas Jongkie. (gus/no)

ADA logo yang beda antara mobil Low Cost Green Car (LCGC) dengan logo produsennya. Ini merupakan per­syaratan yang ditetapkan pemerintah, bahwa mobil murah ini harus mencer­minkan nama dan logo lokal.

Pada pasal 2 Peraturan Menteri Pe­rindustrian No.33/M­IND/PER/7/2013 disebut mobil LCGC harus menggu nakan tambahan merek, model dan logo Indo­nesia di mobil yang me man faatkan fasi­litas bebas PPnBM.“Yang jelas, peng­gunaan nama dan logo itu tidak ber­pengaruh terhadap minat konsumen. Penjualan tetap tinggi meski tidak menggunakan logo Daihatsu (Ayla­Sigra, Red) di depan mobil,” kata Head of Public Relation PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Agus Nardianto.

Seperti diketahui sejumlah me­rek kendaraan LCGC mengambil nama dari bahasa Sansekerta se­perti Daihatsu Ayla yang ber arti ca haya dengan logo yang di se­suaikan dengan inisial Ayla. Hal yang sama dengan Toyota Ag ya yang juga menggunakan ba hasa Sansekerta yang berarti cepat. Untuk logo Agya menggu na kan lambang Burung Garuda se ba gai bentuk ungkapan nasionalisme.

Sedangkan Honda yang menggu­nakan nama Satya berarti benar, setia dan terpercaya dengan meng gunakan

logo gambar bunga yang ter inspirasi dari bunga melati. Hal yang sama juga

dilakukan Suzuki dengan nama Karimun yang mengambil salah satu nama ke­pulauan Indonesia dengan logo Burung Ga ruda dengan desain yang berbeda.

PAKAI PREMIUM BISA KNOCKINGPeng amat oto motif Wityanto dari ITS,

mengatakan mobil LGCC bahan bakar irit, maka se cara otromatis akan ra mah lingku ngan. Mobil LCGC didesain untuk menenggak bahan bakar di atas RON 92 atau sekelas Pertamax, Shell Super atau Petronas Prima. Jika tidak diisi dengan bahan bakar yang tidak sesuai standar, tentunya akan terjadi knoc king, atau secara teknis pem bakaran terjadi lebih awal dari timing yang seharusnya.

Disebut knocking karena pemba ka ran memiliki arah berlawanan dengan pe­muaian ruang bakar atau memukul balik sehingga berpotensi menggesek ruang silinder dan menekan crank shaft. Akibatnya seperti silinder, pis ton, katup dan crankshaft akan cepat rusak. Jika terjadi seperti itu, tentunya akan me­makan biaya yang sangat mahal karena perbaikan beberapa part tersebut harus mewajibkan mobil turun mesin.

Ia menambahkan, sejauh ini me­mang sedikit mobil yang ditemukan rusak akibat knocking karena mengisi premium. Masalah utamanya bukan karena knocking, tapi kualitas ke ber­sihan bahan bakar premium yang seringkali menyebabkan mobil dengan kompresi tinggi akan rusak jika diisi premium. Umumnya mobil yang meng­gunakan bahan bakar di bawah oktan 90 meninggalkan residu kotor di dalam tangki bahan bakar. (han/mna/no)

Logo dan Merek

Harus Lokal

DAIHATSU SIGRA

DAIHATSU AYLA

DATSUN

TOYOTA CALYA

TOYOTA AGYA

SUZUKI KARIMUN WAGON

HONDA BRIO SATYA

SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA

SPORTY: Honda terus berinovasi dengan mengembangkan generasi Brio.