rabu, 15 maret 2017 raih investment grade dari s&p mei ... · menambah wajib pajak baru yang...
TRANSCRIPT
7Rabu, 15 Maret 2017
Raih Investment Grade dari S&P Mei Mendatang
Manajemen Anggaran dan Utang Perlu Diperbaiki[JAKARTA] Kalangan pengamat menyarankan pemerintah Indonesia segera memperbaiki manajemen anggaran dan utang yang belum optimal, agar bisa meraih inves-tment grade dari lembaga pemeringkat internasional S&P. Pasalnya, hingga kini, anggaran pada dasarnya masih ‘ditutup’ dari utang, padahal seharusnya pemerintah bisa menambah penerimaan pajak yang berkualitas dengan mendukung perkembangan bisnis swasta. Di sisi lain, menkeu optimistis Indonesia berpeluang meraih investment grade dari S&P sekitar Mei nanti.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI), dari sisi fiskal sebenarnya sudah cukup bagus dan sustainable. “Defisit anggaran kita terjaga di level 2,4% (dari produk domestik bruto), asumsi dan strukturnya lebih realistis, serta belanja lebih produktif. APBN tahun ini juga relatif solid untuk menahan dari goncangan eksternal,” kata mantan Managing Director World Bank saat ditanya tentang peluang Indonesia mendapat peringkat layak investasi dari S&P
pada Mei nanti, Jakarta, Selasa (14/3).
SMI mengaku tidak tahu apalagi yang akan ‘dilihat’ oleh Standard & Poor’s Financial Services (S&P) nanti, mengingat dari sisi fiskal tidak ada masalah. Selain itu, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) juga aman.
Status layak investasi dari S&P ini memang sudah lama ditunggutunggu, karena akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham di Indonesia. Apalagi, negara tetangga seperti Filipina sudah mendapat investment grade sejak tahun 2013.
S&P merupakan satusatunya perusahaan pemeringkat internasional yang belum menyematkan peringkat layak investasi bagi Indonesia. Padahal, perusahaan pemeringkat lain, Fitch Ratings dan Moody's, sudah memberi peringkat investment grade bagi Indonesia. Ketiga lembaga ini merupakan perusahaan pemeringkat yang terbesar di dunia.
Tahun lalu, Indonesia gagal memperoleh peringkat layak investasi dari S&P. Perusahaan yang berkantor pu
sat di Amerika Serikat dan memiliki kantor perwakilan di Singapura itu memper tahankan peringkat utang Indonesia di BB+ dengan outlook positif. Ini artinya peringkat utang Indonesia berpeluang naik.
Indikator Penilaian S&P menilai sejumlah in
dikator kunci untuk menentukan peringkat utang. Yang pertama menyangkut indikator ekonomi dan moneter, yakni PDB per kapita dalam dolar AS, pertumbuhan PDB riil per kapita, pertumbuhan indeks harga konsumer, pertumbuhan klaim depository
corporation, dan monetary base.
Yang kedua adalah indikator eksternal, yakni current account receipts (CAR), cadangan devisa, usable reser-ves, rasio narrow net external debt/CAR, gross external fi-nancing needs (% dari CAR ditambah usable reserves), rasio neraca transaksi ber jalan/CAR, rasio investasi langsung/PDB, rasio kewajiban eksternal bersih/CAR, dan terms of trade (rasio harga barang ekspor terhadap harga barang impor).
Yang ketiga, indikator fiskal, yakni sistem pemerintahan secara umum, perubahan rasio utang pemerintah secara umum terhadap PDB, rasio utang pemerintah secara umum terhadap PDB, aset finansial likuid pemerintah secara umum, serta rasio utang kotor pemerintah secara umum terhadap PDB.
Selain itu, S&P juga memperhitungkan rasio pembayaran bunga utang pemerintah secara umum terhadap pendapatan pemerintah secara umum.
Kepala Riset Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, di saat pemerin
tah memungut pajak yang terus dinaikkan dari masyarakat, ironisnya, pemerintah belum optimal mendorong perkembangan bisnis. Tidak optimalnya pertumbuhan bisnis swasta ini telah berakibat terjadinya shortfall (kekurangan) yang lebar antara target dan realisasi pajak.
Sedangkan soal pinjaman juga perlu dipikirkan bagaimana pengembaliannya, agar tidak membahayakan kelanjutan pembangunan dan keseimbangan APBN. “Di sisi lain, adanya tax amnesty diharapkan bisa menggali potensi pajak yang belum digarap optimal. Sebab, kebijakan tersebut akan membuka dan menambah wajib pajak baru yang sebelumnya tidak terdaftar, sehingga ke depannya bisa mengoptimalkan pemasukan dari objek pajak yang terdaftar,” paparnya.
Reza menuturkan, kenaikan pemeringkatan dari sebuah lembaga pemering kat biasanya akan langsung
berdampak positif ke pasar saham, dengan total kenaik an bisa mencapai 1,5% dalam jangka pendek, atau 12 ha ri setelah pengumuman.
“Jika semuanya itu terjadi, itu tentu saja akan berpangaruh positif terhadap pasar modal dan keuangan secara keseluruhan di Tanah Air, serta akan memancing masuknya lebih banyak investor asing. Setelah itu, investor asing akan berbondong masuk ke pasar keuangan Indonesia, tentunya secara bertahap,” ujar Reza Priyambada.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat, Indonesia sebenarnya sudah layak mendapatkan peringkat layak investasi (investment grade) dari S&P. Apalagi, Indonesia sudah memperoleh peringkat tersebut dari Fitch dan Moody's. Indonesia juga dinilai sudah berupaya keras untuk memenuhi kriteria sebagai negara yang layak memperoleh peringkat tersebut. [ID/M6]
Elia Massa Manik Dikabarkan Terpilih Jadi Dirut Pertamina
[JAKARTA] Elia Massa Manik dikabarkan terpilih menjadi direktur utama PT Pertamina (Persero). Penetapan direktur utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III ini menjadi orang nomor satu di BUMN Migas tersebut dikabarkan akan di
lakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Menurut sumber, Elia Massa Manik pada Selasa (14/3), sudah mendapatkan persetujuan dari Istana untuk menduduki posisi orang nomor satu di Perta mina, menggantikan Dwi Soetjipto yang diberhentikan oleh Menteri BUMN pada Jumat (3/2) melalui SK No: SK26/MBU/ 02/2017, bersamaan dengan Ahmad Bam bang dari kursi wakil dirut. Elia sebelum duduk sebagai dirut PTPN III juga pernah menjabat sebagai Dirut PT Elnusa Tbk periode Juni 2011 hingga Mei 2014.
Menurut pengamat migas Sofyano Zakaria, dirinya juga sudah mendengar kabar bahwa Elia Massa Manik bakal menjadi dirut Pertamina.
“Jika besok pelantikan saya belum dengar, tapi Elia
Manik yang sudah dipilih, saya sudah dengar,” kata Sofyano.
Dirut AndalMenurut dia, Pertamina
sebagai perusahaan energi pada dasarnya memerlukan dirut yang andal dan sudah terbukti menguasai bisnis migas. Saat harga minyak anjlok, Pertamina membutuhkan nakhoda yang mampu melakukan terobosan yang bisa membuat laba Pertamina semakin membesar , di atas laba tahun 2016.
“Menempatkan orang untuk dirut Pertamina tidak boleh cobacoba, karena Pertamina sebuah perusahaan yang berhubungan dengan hajat hidup rakyat secara langsung. Selain itu dirut Pertamina harus pula mendapat support penuh dari selu
ruh pekerja Pertamina,” kata Sofyano.
Selain Elia Manik, nama Dirut Krakatau Steel juga sempat menguat sebagai calon dirut Pertamina. Menurut Ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono, posisi dirut Pertamina boleh saja diisi oleh orang luar Pertamina, sepanjang orang tersebut punya leadership yang kuat, mampu memotivasi seluruh pekerja untuk bisa bekerja keras bersama sama, mampu mempersatukan direksi yang ada.
Selain itu terbukti andal dalam menjalankan BUMN yang ada, mampu membuat terobosan bisnis yang bisa membuat pertamina menghasilkan laba besar tanpa mengandalkan kepada harga minyak dunia yang terpuruk saat ini. [ID/M6]
antara
Sri Mulyani Indrawati
istimewa
Elia Massa Manik