rabu, 11 mei 2011 laju kendaraan di jalan tol meningkat filekan dinas sosial dki menyub-sidi rp1,095...

1
6 M M EGA POLITAN POLITAN RABU, 11 MEI 2011 5 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hingga Km 27 Cibinong. “Pelebaran jalan satu lajur TMII- Cibinong maupun sebaliknya mutlak dilakukan karena lalu lintas sudah sangat padat,” ka- ta Direktur Utama Jasa Marga Frans S Sunito. Saat ini jalur hanya tiga lajur. Proyek yang dikerjakan sejak April tersebut mengambil medi- an jalan di Km 5-Km 7, sedang- kan Km 7-Km 27 memangkas sisi luar bahu jalan tol. Terkait dengan perbaikan Jalan Tol Tangerang-Merak se- panjang 72,45 km yang ditarget- kan selesai 2014, pengelola akan mempercepatnya menjadi 2012. “Percepatan perbaikan dari 2014 ke 2012 bisa dilakukan karena dananya sebesar Rp850 miliar sudah siap,” kata Presiden Di- rektur PT Marga Mandalasakti Wiwik Dianawati Santoso, ke- marin. (*/SSR/SM/J-1) [email protected] menurunkan puluhan personel gabungan dari Polantas, Jasa Marga, dan Dishub,” ujar Dir- lantas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa. Selama uji coba sebulan, titik larangan ditambah. Truk, yang se belumnya hanya dilarang masuk Tol Tomang-Cawang, kini meluas ke Pluit-Tomang, Cawang-Cikunir, Cawang-Pasar Re bo, dan Cawang-Tanjung Priok. Beberapa rute pengalihan ada yang turun kecepatannya, tapi rata-rata penambahan kece- patan kendaraan 19,24 kilome- ter per jam,” ujar Kepala Dishub DKI Udar Pristiono. Oleh karena itulah pihaknya meyakini bahwa pembatasan yang dilakukan selama ini bisa memperlancar arus kendara- an di jalan tol. Dengan begitu, meskipun ada penolakan dari Pelindo dan Organda, Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya sepa- kat untuk melanjutkan uji coba tersebut. Mengiringi uji coba pada hari pertama kemarin, petugas me- masang rambu-rambu lalu lintas di sejumlah titik. Meski demiki- an, aparat Ditlantas Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI tetap melakukan pendam- pingan dengan mengarahkan truk ke jalur alternatif. “Rambu pengalihan sudah ter pasang di Cikunir, Pasar Rebo, Puri Kembangan, Plu- it, dan Tanjung Priok. Kami GOLDA EKSA P OSITIF. Dampak truk tak lagi masuk tol da- lam kota benar-benar positif. Lalu lintas dari Tangerang hingga Cawang dan sebaliknya ramai lancar, bah- kan siang kemarin kecepatan kendaraan bisa mencapai 80 km per jam jika dibandingkan dengan sebelumnya yang padat merayap. Larangan truk masuk tol da- lam kota diperpanjang sebulan, mulai 10 Mei hingga 10 Juni. Ke- bijakan tersebut merupakan uji coba dan sangat mungkin diper- manenkan karena dampaknya sangat positif bagi kelancaran berlalu lintas. “Mantap. Seperti berkendara pada masa hari raya. Ramai lan- car dan pikiran senang masuk kantor karena tak lagi stres di jalanan,” tutur Hartawan, warga Tangerang, yang bekerja di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Isabella, warga Cililitan, Ja- karta Timur, yang berkantor di Slipi, Jakarta Barat, hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dengan naik Isuzu Panther-nya. “Ketika truk berjubel di tol dalam kota, saya membutuh- kan waktu 1 sampai 2 jam. Truk lambat membuat arus lalu lintas ikut melambat dan akhirnya mengakibatkan kemacetan,” tuturnya. Dinas Perhubungan Pemprov DKI mencatat, selama pelaksa- naan pembatasan saat KTT ASEAN berlangsung, terjadi peningkatan kecepatan rata-rata kendaraan pribadi. “Memang ada yang naik dan Laju Kendaraan di Jalan Tol Meningkat Rambu-rambu larangan truk masuk tol dalam kota telah dipasang di berbagai titik. yang disiapkan, yakni truk da ri Bogor menuju Tanjung Priok berbelok ke Pasar Rebo, lalu menuju Cikunir-Cakung- Cilincing-Tanjung Priok. Jika dari Bogor menuju Ta- ngerang, truk bisa melewati Ci- kunir-Ancol-Kamal-Tangerang- Merak. Rute lain yang bisa ditempuh yaitu Pasar Rebo- Serpong-Jalan Serpong Raya, berbelok kiri menuju Merak. Kendaraan dari Merak menu- ju Tanjung Priok bisa melalui Tol Serpong atau lurus lewat Tol W1 (Kamal), masuk Tol Bandara, lanjut ke Tanjung Priok. Adapun yang berasal dari Cikampek bisa melalui Cikunir, Jalan Cakung- Cilincing, sampai ke Tanjung Priok. Jagorawi Sementara itu, Tol Jagorawi juga berbenah. Untuk memper- lancar lalu lintas di kawasan itu, Jasa Marga melebarkan jalan sepanjang 22 km mulai dari Km MI/JHONI KRISTIAN PENGALIHAN TRUK: Truk melintas di jalan tol kawasan Puri Kembangan, Jakarta, kemarin. Ujicoba kebijakan pengalihan jalur untuk truk angkutan barang agar tidak melintasi tol dalam kota pada pukul 05.00-22.00 WIB sudah diberlakukan mulai kemarin. Rumah Singgah Beda Pendapat soal Beasiswa PROGRAM pemerintah membe- rikan beasiswa pendidikan ter- hadap anak-anak jalanan sekitar Rp100 ribu per bulan kurang direspons pengelola rumah singgah. “Kami tidak terlalu mengha- rapkan dana dari pemerintah. Biaya anak-anak di sini lebih banyak diberikan penyumbang pribadi maupun yayasan so- sial,” ungkap Aang, pengelola Rumah Sahabat Anak Puspita yang berada di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, kemarin. Rumah Sahabat Anak Puspita beroperasi sejak 13 tahun lalu dan telah banyak memberdaya- kan anak-anak jalanan. Siswa umumnya pedagang asongan, pengamen, nelayan, dan anak- anak korban kekerasan dalam rumah tangga. Aang mengaku tidak terlalu responsif. Sebab, dari dulu juga pemerintah men- janjikan menyubsidi anak-anak jalanan. Namun, nyatanya ang- garan itu tidak sampai. Kementerian Sosial (Kemen- sos) berjanji mengucurkan dana Rp1,4 juta per anak jalanan per tahun mulai Juni 2011, sedang- kan Dinas Sosial DKI menyub- sidi Rp1,095 juta per anak per tahun. Bea siswa yang diambil dari APBN dan APBD DKI itu khusus bagi anak-anak jalanan di Ibu Kota. Dana Program Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan (PKSAJ) itu akan disalurkan lewat rumah singgah. Namun, pihak Rumah Sahabat Anak Puspita sama seka- li tidak mengetahui ada PKSAJ. “Kami baru mendengar karena diwawancara,” cetusnya. Pengelola Yayasan Rumah Singgah Pelita di Jakarta Pusat sudah mendengar adanya bea- siswa dari Kemensos, tapi belum mengetahui Dinas Sosial DKI juga menganggarkan sekitar Rp90 ribu per bulan per anak. Ketua Yayasan Rumah Sing- gah Pelita Rukman Wijaya men- jelaskan pihaknya telah diberi tahu bahwa untuk mendapat- kan dana dari Kemensos itu, harus mengajukan proposal. “Tidak semua rumah sing- gah yang mengajukan proposal akan menerima subsidi. Kami harus mempresentasikan bah- wa Rumah Singgah Pelita layak mendapatkan dana bantuan,” paparnya. Jika sudah mendapatkan persetujuan, proposal harus dia- jukan setiap tahun. Dengan de- mikian, Kemensos mengetahui perkembangan rumah singgah bersangkutan. (*/*/J-1) Memang ada yang naik dan ada yang turun kecepatannya, tapi rata-rata penambahan kecepatan kendaraan 19,24 kilometer per jam.” Udar Pristiono Kepala Dishub DKI Lelah Menunggu Bus Sekolah ’B US sekolah yang ku tunggu, ku tunggu, tiada yang datang. Ku telah lelah berdiri, berdiri, menanti-nanti.’ Siapa sangka petikan lagu yang dipopulerkan Koes Ploes pada 1970-an itu masih relevan menggambarkan kondisi bus sekolah di Jakarta. Nabila, 15, misalnya. Siswa kelas X SMAN 14 Jakarta itu mengaku tak pernah lagi naik bus sekolah karena kapok menunggu bus bercat kuning tersebut. “Kita kan pulangnya pukul 15.00. Katanya busnya baru pukul 16.00 datangnya. ANTARA/ROSA PANGGABEAN TERBENGKALAI: Beberapa bus sekolah terbengkalai di pul Jakarta Trans Metro, Kramat Jati, Jakarta, beberapa waktu lalu. Penetapan rute dan jam operasi bus sekolah selama ini tak pernah mempertimbangkan langsung kondisi nyata para siswa. MI/JHONI KRISTIAN PELEBARAN TEROWONGAN: Pekerja melebarkan terowongan jalan yang menjadi akses utama warga Pondok Bahar, Tangerang, kemarin. Pelebaran terowongan tersebut terkait dengan tuntutan warga untuk memperbaiki fasilitas tersebut sebagai akses utama. Masak harus nunggu satu jam. Mending naik angkot atau ojek, biar bayar tapi cepat,” ungkapnya di sela-sela acara sosialisasi bus sekolah di JMC, Jakarta, kemarin. Teman satu sekolah Nabila, Nadia, 16, juga mengaku kesal terhadap bus sekolah. Pernah satu waktu ia lama menunggu, tapi saat bus yang dinanti datang, tidak mau berhenti. Padahal hanya berisi enam penumpang. Menurutnya, sopir bus sekolah jurusan Penggilingan- Pondok Kopi takut dengan sopir metromini nomor 42. “Supir metromininya itu suka ngetem di depan sekolah. Jadi, bus sekolahnya itu suka takut berhenti,” kata dia. Saat ini sebanyak 40 bus sekolah yang dikelola PT Bianglala Metropolitan memang hanya beroperasi dalam tiga pergantian waktu. Sif pertama beroperasi pada pukul 05.00-06.30, sif kedua pukul 11.00-14.00, dan terakhir pukul 16.00-18.30. Padahal, jam kepulangan SMP dan SMA sederajat se-Jakarta tidak seragam. Tak hanya itu, siswa-siswi tersebut juga mengkritisi tidak efektifnya rute enam bus yang beroperasi saat ini. Bus-bus sekolah ternyata tak melewati permukiman sebagian besar siswa. Keluhan tersebut belum termasuk AC yang bocor, pintu yang sering terbuka, hingga bangku yang rusak. Pengamat transportasi Darmaningtyas mengaku tak heran dengan ketidakmatangan pengoperasian bus sekolah yang telah dimulai sejak 2006 itu. Sebab, penetapan rute dan jam operasi selama ini tak pernah mempertimbangkan langsung kondisi nyata para siswa. Justru hanya letak sekolah-sekolah yang dipetakan. Di sisi lain, Kepala UP Angkutan Sekolah Dishub DKI Jakarta Benjamin Bukit mengakui pihaknya terkendala dana dan sumber daya manusia untuk menertibkan bus sekolah yang tidak sesuai dengan prosedur standar. Ia masih menunggu tambahan dana Rp200 miliar dalam APBD perubahan 2011 yang akan cair 2012. Tentunya perlu usaha keras mewujudkan bus sekolah yang ideal, yang memudah- kan siswa untuk berangkat dan pulang sekolah. (Vini Mariyane Rosya/J-4)

Upload: letram

Post on 31-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RABU, 11 MEI 2011 Laju Kendaraan di Jalan Tol Meningkat filekan Dinas Sosial DKI menyub-sidi Rp1,095 juta per anak per tahun. Bea siswa yang diambil dari APBN dan APBD DKI itu khusus

6 MMEGAPOLITANPOLITAN RABU, 11 MEI 2011

5 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hingga Km 27 Cibinong. “Pelebaran jalan satu lajur TMII-Cibinong maupun sebaliknya mutlak dilakukan karena lalu lintas sudah sangat padat,” ka-ta Direktur Utama Jasa Marga Frans S Sunito.

Saat ini jalur hanya tiga lajur. Proyek yang dikerjakan sejak April tersebut mengambil medi-an jalan di Km 5-Km 7, sedang-kan Km 7-Km 27 memangkas sisi luar bahu jalan tol.

Terkait dengan perbaikan Jalan Tol Tangerang-Merak se-panjang 72,45 km yang ditarget-kan selesai 2014, pengelola akan mempercepatnya menjadi 2012. “Percepatan perbaikan dari 2014 ke 2012 bisa dilakukan karena dananya sebesar Rp850 miliar sudah siap,” kata Presiden Di-rektur PT Marga Mandalasakti Wiwik Dianawati Santoso, ke-marin. (*/SSR/SM/J-1)

[email protected]

menurunkan puluhan personel gabungan dari Polantas, Jasa Marga, dan Dishub,” ujar Dir-lantas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa.

Selama uji coba sebulan, titik larangan ditambah. Truk, yang se belumnya hanya dilarang ma suk Tol Tomang-Cawang, ki ni meluas ke Pluit-Tomang, Ca wang-Cikunir, Cawang-Pasar Re bo, dan Cawang-Tanjung Priok.

Beberapa rute pengalihan

ada yang turun kecepatannya, tapi rata-rata penambahan kece-patan kendaraan 19,24 kilome-ter per jam,” ujar Kepala Dishub DKI Udar Pristiono.

Oleh karena itulah pihaknya meyakini bahwa pembatasan yang dilakukan selama ini bisa memperlancar arus kendara-an di jalan tol. Dengan begitu, meskipun ada penolakan dari Pelindo dan Organda, Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya sepa-kat untuk melanjutkan uji coba tersebut.

Mengiringi uji coba pada hari pertama kemarin, petugas me-masang rambu-rambu lalu lintas di sejumlah titik. Meski demiki-an, aparat Ditlantas Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI tetap melakukan pendam-pingan dengan mengarahkan truk ke jalur alternatif.

“Rambu pengalihan sudah ter pasang di Cikunir, Pasar Rebo, Puri Kembangan, Plu-it, dan Tanjung Priok. Kami

GOLDA EKSA

POSITIF. Dampak truk tak lagi masuk tol da-lam kota benar-benar positif. Lalu lintas dari

Tangerang hingga Cawang dan sebaliknya ramai lancar, bah-kan siang kemarin kecepatan kendaraan bisa mencapai 80 km per jam jika dibandingkan dengan sebelumnya yang padat merayap.

Larangan truk masuk tol da-lam kota diperpanjang sebulan, mulai 10 Mei hingga 10 Juni. Ke-bijakan tersebut merupakan uji coba dan sangat mungkin diper-manenkan karena dampaknya sangat positif bagi kelancaran berlalu lintas.

“Mantap. Seperti berkendara pada masa hari raya. Ramai lan-car dan pikiran senang masuk kantor karena tak lagi stres di jalanan,” tutur Hartawan, warga Tangerang, yang bekerja di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Isabella, warga Cililitan, Ja-kar ta Timur, yang berkantor di Slipi, Jakarta Barat, hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dengan naik Isuzu Panther-nya.

“Ketika truk berjubel di tol dalam kota, saya membutuh-kan waktu 1 sampai 2 jam. Truk lambat membuat arus lalu lintas ikut melambat dan akhirnya mengakibatkan kemacetan,” tuturnya.

Dinas Perhubungan Pemprov DKI mencatat, selama pelaksa-naan pembatasan saat KTT ASEAN berlangsung, terjadi peningkatan kecepatan rata-rata kendaraan pribadi.

“Memang ada yang naik dan

Laju Kendaraandi Jalan Tol Meningkat

Rambu-rambu larangan truk masuk tol dalam kota telah dipasang di berbagai titik.

yang disiapkan, yakni truk da ri Bogor menuju Tanjung Priok berbelok ke Pasar Rebo, lalu menuju Cikunir-Cakung-Cilincing-Tanjung Priok.

Jika dari Bogor menuju Ta-ngerang, truk bisa melewati Ci-kunir-Ancol-Kamal-Tangerang-Merak. Rute lain yang bisa di tempuh yaitu Pasar Rebo-Ser pong-Jalan Serpong Raya, berbelok kiri menuju Merak.

Kendaraan dari Merak menu-ju Tanjung Priok bisa melalui Tol Serpong atau lurus lewat Tol W1 (Kamal), masuk Tol Bandara, lanjut ke Tanjung Priok. Adapun yang berasal dari Cikampek bisa melalui Cikunir, Jalan Cakung-Cilincing, sampai ke Tanjung Priok.

JagorawiSementara itu, Tol Jagorawi

juga berbenah. Untuk memper-lancar lalu lintas di kawasan itu, Jasa Marga melebarkan jalan sepanjang 22 km mulai dari Km

MI/JHONI KRISTIAN

PENGALIHAN TRUK: Truk melintas di jalan tol kawasan Puri Kembangan, Jakarta, kemarin. Ujicoba kebijakan pengalihan jalur untuk truk angkutan barang agar tidak melintasi tol dalam kota pada pukul 05.00-22.00 WIB sudah diberlakukan mulai kemarin.

Rumah Singgah Beda Pendapat soal Beasiswa PROGRAM pemerintah membe-rikan beasiswa pendidikan ter-hadap anak-anak jalanan sekitar Rp100 ribu per bulan kurang direspons pengelola rumah sing gah.

“Kami tidak terlalu mengha-rapkan dana dari pemerintah. Biaya anak-anak di sini lebih banyak diberikan penyumbang pribadi maupun yayasan so-sial,” ungkap Aang, pengelola Rumah Sahabat Anak Puspita yang berada di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, kemarin.

Rumah Sahabat Anak Puspita beroperasi sejak 13 tahun lalu dan telah banyak memberdaya-kan anak-anak jalanan. Siswa umumnya pedagang asongan, pengamen, nelayan, dan anak-anak korban kekerasan dalam rumah tangga. Aang mengaku tidak terlalu responsif. Sebab, dari dulu juga pemerintah men-janjikan menyubsidi anak-anak jalanan. Namun, nyatanya ang-garan itu tidak sampai.

Kementerian Sosial (Kemen-sos) berjanji mengucurkan dana Rp1,4 juta per anak jalanan per tahun mulai Juni 2011, sedang-kan Dinas Sosial DKI menyub-sidi Rp1,095 juta per anak per tahun. Bea siswa yang diambil dari APBN dan APBD DKI itu

khusus bagi anak-anak jalanan di Ibu Kota.

Dana Program Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan (PKSAJ) itu akan disalurkan lewat rumah singgah. Namun, pihak Rumah Sahabat Anak Puspita sama seka-li tidak mengetahui ada PKSAJ. “Kami baru mendengar karena diwawancara,” cetusnya.

Pengelola Yayasan Rumah Singgah Pelita di Jakarta Pusat sudah mendengar adanya bea-siswa dari Kemensos, tapi belum mengetahui Dinas Sosial DKI juga menganggarkan sekitar Rp90 ribu per bulan per anak.

Ketua Yayasan Rumah Sing-gah Pelita Rukman Wijaya men-jelaskan pihaknya telah diberi tahu bahwa untuk mendapat-kan dana dari Kemensos itu, harus mengajukan proposal.

“Tidak semua rumah sing-gah yang mengajukan proposal akan menerima subsidi. Kami harus mempresentasikan bah-wa Rumah Singgah Pelita layak mendapatkan dana bantuan,” paparnya.

Jika sudah mendapatkan per setujuan, proposal harus dia-jukan setiap tahun. Dengan de-mikian, Kemensos mengetahui perkembangan rumah singgah bersangkutan. (*/*/J-1)

Memang ada yang naik dan ada yang

turun kecepatannya, tapi rata-rata penambahan kecepatan kendaraan 19,24 kilometer per jam.” Udar PristionoKepala Dishub DKI

Lelah Menunggu Bus Sekolah’BUS sekolah yang ku

tunggu, ku tunggu, tiada yang datang.

Ku telah lelah berdiri, berdiri, menanti-nanti.’

Siapa sangka petikan lagu yang dipopulerkan Koes Ploes pada 1970-an itu masih relevan menggambarkan kondisi bus sekolah di Jakarta.

Nabila, 15, misalnya. Siswa kelas X SMAN 14 Jakarta itu mengaku tak pernah lagi naik bus sekolah karena kapok menunggu bus bercat kuning tersebut.

“Kita kan pulangnya pukul 15.00. Katanya busnya baru pukul 16.00 datangnya.

ANTARA/ROSA PANGGABEAN

TERBENGKALAI: Beberapa bus sekolah terbengkalai di pul Jakarta Trans Metro, Kramat Jati, Jakarta, beberapa waktu lalu. Penetapan rute dan jam operasi bus sekolah selama ini tak pernah mempertimbangkan langsung kondisi nyata para siswa.

MI/JHONI KRISTIAN

PELEBARAN TEROWONGAN: Pekerja melebarkan terowongan jalan yang menjadi akses utama warga Pondok Bahar, Tangerang, kemarin. Pelebaran terowongan tersebut terkait dengan tuntutan warga untuk memperbaiki fasilitas tersebut sebagai akses utama.

Masak harus nunggu satu jam. Mending naik angkot atau ojek, biar bayar tapi cepat,” ungkapnya di sela-sela acara sosialisasi bus sekolah di JMC, Jakarta, kemarin.

Teman satu sekolah Nabila, Nadia, 16, juga mengaku kesal terhadap bus sekolah. Pernah satu waktu ia lama menunggu, tapi saat bus yang dinanti datang, tidak mau berhenti. Padahal hanya berisi enam penumpang. Menurutnya, sopir bus sekolah jurusan Penggilingan-Pondok Kopi takut dengan sopir metromini nomor 42.

“Supir metromininya itu

suka ngetem di depan sekolah. Jadi, bus sekolahnya itu suka takut berhenti,” kata dia.

Saat ini sebanyak 40 bus sekolah yang dikelola PT Bianglala Metropolitan memang hanya beroperasi dalam tiga pergantian waktu. Sif pertama beroperasi pada pukul 05.00-06.30, sif kedua pukul 11.00-14.00, dan terakhir pukul 16.00-18.30. Padahal, jam kepulangan SMP dan SMA sederajat se-Jakarta tidak seragam.

Tak hanya itu, siswa-siswi tersebut juga mengkritisi tidak efektifnya rute enam bus yang beroperasi saat ini.

Bus-bus sekolah ternyata tak melewati permukiman sebagian besar siswa. Keluhan tersebut belum termasuk AC yang bocor, pintu yang sering terbuka, hingga bangku yang rusak.

Pengamat transportasi Darmaningtyas mengaku tak heran dengan ketidakmatangan pengoperasian bus sekolah yang telah dimulai sejak 2006 itu. Sebab, penetapan rute dan jam operasi selama ini tak pernah mempertimbangkan langsung kondisi nyata para siswa. Justru hanya letak sekolah-sekolah yang

dipetakan.Di sisi lain, Kepala UP

Angkutan Sekolah Dishub DKI Jakarta Benjamin Bukit mengakui pihaknya terkendala dana dan sumber daya manusia untuk menertibkan bus sekolah yang tidak sesuai dengan prosedur standar. Ia masih menunggu tambahan dana Rp200 miliar dalam APBD perubahan 2011 yang akan cair 2012.

Tentunya perlu usaha keras mewujudkan bus sekolah yang ideal, yang memudah-kan siswa untuk berangkat dan pulang sekolah. (Vini Mariyane Rosya/J-4)