r a a n g a n undang-undang ~epublik...

29
Menimbang Mengingat R A A N G A N UNDANG-UNDANG INDONESIA : a. I I NOMOR TAHUN PRESIDEN R I bahwa mempunyai peranan pent:.ng dan stra egis dalam usaha mencapai tujuan nasional, memantapkan perwujudan wawa!>an nusantara dan memperkokoh ketahanan nasiar1al berdasark Pancasila dan Undang-Undcang Dasar 194 ; b. bahwa api merupakan salah satu mcda transport"'si yang mempunyai karakteris1:ik pengangkutjan secara massal dan keunggulan sendiri, erlu lebih ditingkatkan peranannya dalam men ukung pembangunan nasional; c. bahwa hukum yang menga1:ur · perkereta yang ada pada saat ini tel.ah tidak s suai lagi dengan kebutuhan dan perkemban an keadaan; d. bahwa u tuk meningkatkan penyelenggaraan perkereta pian sesuai dengan perkembanuan keadaan d n agar lebih berhasilguna dipand.;mg perlu enetapkan ketentuan mengenai Perkereta pian dalam Undang-undang; I I : Pasal 5 ayat q.), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 1

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Menimbang

Mengingat

R A ~ ~ A N G A N

UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIA

: a.

I

I NOMOR TAHUN

PRESIDEN R

I bahwa tra~sportasi mempunyai peranan pent:.ng dan stra egis dalam usaha mencapai tujuan nasional, memantapkan perwujudan wawa!>an nusantara dan memperkokoh ketahanan nasiar1al berdasark Pancasila dan Undang-Undcang Dasar 194 ;

b. bahwa ke~eta api merupakan salah satu mcda transport"'si yang mempunyai karakteris1:ik pengangkutjan secara massal dan keunggulan sendiri, erlu lebih ditingkatkan peranannya dalam men ukung pembangunan nasional;

c. bahwa hukum yang menga1:ur · perkereta yang ada pada saat ini tel.ah tidak s suai lagi dengan kebutuhan dan perkemban an keadaan;

d. bahwa u tuk meningkatkan penyelenggaraan perkereta pian sesuai dengan perkembanuan keadaan d n agar lebih berhasilguna dipand.;mg perlu enetapkan ketentuan mengenai Perkereta pian dalam Undang-undang;

I I

: Pasal 5 ayat q.), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

1

Page 2: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Menetapkan

persetujuan

DEWAN REPUBLIK INDOl£SIA

H U T U S K A N :

: UNDANG-UND 6 TENTANG PERKERETAAPIAN. I I I BAB I

UMUM

Dalaot Unda g-undan:a::: y~ d1-..k5Ud deng...,:

1. Perke~etaapian adalah segenap kegiai:an yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan fasili1:as

' ang angkutan kereta api yang n dalam satu sistem;

2. api adalah kendaraan de~1an

3.

gerak, baik berjalan sendj.ri maup dir-angkaikan dengan kendaraan lainn~a, yang akan ataupun sedi"'Q berg9rak di jalan rel;

jalan kereta api adalah jalur kereta api yang ter-kait

sama lain sehingga merupakan satu m yang menghubungkan berbauai t;

4. kereta api khusus adalah jaJlan kereta api yang digunakan secara khu!iUS

olehl badan usaha atau instansi tertentu untu, menunjang kegiatannya;

5. Fasi i tas keselamatan perkeretaap;i.an adal h perangkat bangunan, perala'tan dan perl ngkapan yang digunakan un1::uk menupjang kelancaran dan keselama·t:an perj lanan kereta api;

6. penunj ang perkeretaap:ian

2

segala sesuatu yang tnelangkilpi elenggaraan angkutan kereta api. y.1.ng t memberikan kemudahan se1'"ta

bagi pemakai jasa angku·tan

Page 3: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Perkeretaap~· an diselenggarakan berdasarkc1n asas kepent ngan umum, keterpaduan, adil dchn merata sert keseimbangan.

I 1 Pasal 3

Perkeretaapian merupakan salah satu tn0ca transport:as! dan penyelenggaraannya ditujukan untuk mempet"lancar arus perpindahan orang dan atau baramg secara massal dalam rangka menunjang p~mbangunan nasional.

I 1 BAB III j

PEl"IBINAAN

Pasal 4 '

Perkeretaap~an dikuasai oleh Negara pembinaannyr dilakukan oleh Pemerint:ah.

I Pasal 5

dan

Pembinaan ! perkeretaapian diarahkan untuk meningkatkan peran serta angkutan kereta api dalam kes luruhan moda angkutan secara terpadu, k ususnya unt:uk lint:as jarak jauh dan angkuta kot:a.

(1)

(2)

(3)

Pasal 6

Perke~taapian diselenggarakan oleh Pemeri~t:ah dan dilaksanakan oleh penyelenggara angkut:an kereta api yang dibenifk untuk i tu berdasarkan peratura::t perun~ang-undangan yang berlaku.

Badan I usaha lain selain penyelenggar.a angku~an kereta api sebagaimana dimaksud dalam I ayat (1) dapat diikut sertakara dalam kegiatan perkeretaapian ata·s dasar kerjasama dengan penyelenggar.a angkutan kereta api.

Bentuki dan syarat-syarat: sebag~imana dimaksud dalam diatu lebih lanjut dengan Pemer"nt:ah.

' I

3

ker j asam.:i ayat: (2) Peraturan

Page 4: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 7

( 1) Untuk menunj ang kegia tan industr:i. 11

pertanian, pertambangan dan taman rekreasi dapat digunakan kereta api khusus.

(2) Penyelenggaraan kereta api khusus

(1)

sebagaimana dimaksud dalam ayat ( :L) dapat dilakukan oleh badan usaha di bidang kegiatan yang bersangkutan d~ngan memperhatikan ketentuan Undano­undang ini.

BAB IY

PRASARANA DAN SARANA

Pasal B

Pemerintah menyediakan dan prasarana perkeretaapian.

merawcat

(2) Penyediaan dan perawatan prasararia sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) dapat dilimpahkan pada penyelenggara angkutan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1).

C 3) Pengusahaan prasarana sebagaimar1a dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakcm oleh penyelenggara angkutan kereta &Jli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 9

(1) Penyelenggara angkutan keret:a api menyediakan dan merawat sarar1a perkeretaapian.

C 2) Penyediaan dan perawatan sararia

(3)

sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) dapat dilakukan oleh badan usaha lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 aya.t (2) dengan cara kerjasama dengain penyelenggara angkutan kereta api.

Pengoperasian dimaksud dalam dilakukan oleh kereta api.

4

sarana sebagaimari.a ayat (1) dan ayat (~'.) penyelenggara angkut.:m

Page 5: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 10

(1) Prasarana dan sarana perkeretaapian yang dioperasikan wajib mempunyai keandalan dan memenuhi persyaratan keselamatan.

(2) Untuk memenuhi ketentuan sebagainaana dimaksud dalam ayat (1) terhadap setiap prasarana dan sarana perkeretaapian dilakukan pemeriksaan dan pengujian.

(3) Syarat keselamatan dan ta ta car a pemeriksaan dan penguJian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 11

Dalam rangka pembinaan perkeretaapian, Pemerintah mengembangkan rancang bangun dan rekayasa prasarana dan sarana perkeretaapian.

Pasal 12

Prasarana dan sarana perkeretaapian dapat dioperasikan oleh tenaga-tenaga telah memenuhi kualifikasi keahlian.

Pasal 13

hanya yang

Untuk kelancaran dan keselaaatan pengoperasian kereta api, ditetapkan jalur kereta api yang meliputi jalan kereta api, daerah milik jalan kereta api dan daerah pengawasan jalan kereta api termasuk bagian bawahnya serta ruang bebas di atasnya.

Pasal 14

Dilarang membangun gedung, membuat teabok, pagar, tanggul dan bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi serta menempatkan barang pada jalur kereta api baik yang dapat mengganggu pandangan bebas maupun yang dapat membahayakan keselamatan kereta api.

Pasal 15

(1) Perlintasan antara jalan kereta api dengan jalan dibuat dengan prinsip tidak sebidang.

5

Page 6: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

(2) Pengecualian terhadap prinsip

(3)

sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) hanya dimungkinkan dengan teta;p mempertimbangkan keselamatan da:n kelancaran baik perjalanan kereta api maupun lalu lintas Jalan.

Ketentuan lebih lanjut aaengenai perpotongan dan pengecualiannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 16

Dalam hal terjadi perpotongan Jalan kereta api dengan jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum atau lalu lintas khusus, pemakai Jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api ..

Pasal 17

(1) Pembangunan jalan kereta api khusus, terusan, saluran air dan atau prasarana lain yang menimbulkan atau memerlukan persambungan, pemotongan atau penyinggungan dengan jalan kereta api, dilaksanakan dengan cara yang tidak membahayakan keselamatan perjalanan keret:a api.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 18

Penyelenggara angkutan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dapat melarang siapapun :

a. berada di daerah manfaat jalan kereta api;

b. menyeret barang diatas atau melintasi jalan kereta api;

c. menggunakan jalan kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkuta, kereta api;

6

Page 7: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

------

d. berada di luar tempat yang disediakan baik untuk angkutan penumpang dan atau barcang.

Pasal 19

( 1) Stasiun merupakan tempa t. kereta ap;L berangkat dan berhenti untuk atau melayani naik dan turunnya penumpang dan at:au bongkar muat: barang, termasulc bersilang at:au bersusulan.

(2) Naik turunnya penumpang dan atau bangka1 .. muat barang hanya dapat dilakukan di Stasiun.

Pasal 20

Selain berfungsi sebagai tempat naik ata1.a turunnya penumpang dan atau bangkar muat barang di stasiun dapat dilakukan kegiata~rt

usaha penunjang angkutan kereta api.

BAB V

JARINGAN PELAYANAN ANBKUTAN KERETA API

Pasal 21

(1) Jaringan pelayanan angkutan kereta api diselenggarakan secara terpadu dalam satu kesatuan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem transportasi secara keseluruhan.

(2)

(1)

Jaringan disusun angkutan angkut:an angkutan

pelayanan angkutan kereta api dalam jaringan pelayanan

antar kota, jaringan pelayanan dalam kota dan pelayanan

kereta api khusus.

Pasal 22

Jaringan pelayanan antar kota yang pelayanan lintas angkut:an jarak jauh

angkutan kereta api berfungsi sebagai ut:ama, melayani

dan sedang.

(2) Jaringan pelayanan angkutan kereta ap•i antar kota yang berfungsi sebaga.i pelayanan lintas cabang, melayan.i angkutan Jarak sedang dan dekat.

7

Page 8: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 23

Jaringan pelayanan angkutan kereta api dala11a kota berfungsi sebagai pelayanan linta!i utama dalam satu sistem angkutan kota.

Pasal 24

Angkutan melayani industri, rekreasi.

kereta api khusus berfungsi kegiatan badan usaha di pertanian, pertambangan dan

untuk bidan4i ta man

BAB YI

A N 6 K U T A N

Pasal 25

( 1) Penyelenggaraan pelayanan angkutan oranci a tau barang dilakukan setelal, dipenuhinya syarat-syarat umum angkuta11 yang di tetapkan berdasarkan Undang·­undang ini.

(2) Karcis penumpang atau surat angkut•, barang merupakan tanda bukti terjadiny.s perjanjian angkutan.

Penumpang memenuhi sebagaimana diangkut.

Pasal 26

dan atau barang yang telah syarat-syarat umum angkuta1,

dimaksud dalam Pasal 25 wajib

Pasal 27

Jika terjadi pembatalan pemberangkatan perjalanan kereta api, penyelenggara angkuta:n kereta api, wajib mengembalikan jumlah biaya yang telah dibayar oleh penumpang d.n atau pengirim barang.

Pasal 28

(1) Penyelenggara angkutan kereta api bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang, pengirim barang atau pihak ketiga yang timbul dari penyelenggaraan pelayanan angkutan kereta api.

8

Page 9: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

(2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ay~t (1) diberikan dengan ketentuan ':

a. sumber kerugian berasal dari pelayanan angkutan dan harus dibuktikan adanya kelalaian petugas, atau pihak lain yang dipekerjakan penyelenggara angkutan kereta api; ·

b. besarnya ganti rugi dibatasi sejumlah maksimum asuransi yang ditutup oleh penyelenggara angkutan kereta api dalam penyelenggaraan kegiatannya.

Pasal 29

Penyelenggara angkutan kereta api diberi wewenang untuk melaksanakan:

a. pemeriksaan terhadap pemenuhan syarat­syarat umum angkutan bagi penumpang dan atau barang;

b. penindakan atas pelanggaran syarat-syarat umum angkutan huruf a.

Pasal 30

t:erhadap tersebut

Struktur dan golongan tarif angkutan kereta api ditetapkan oleh Pemerintah.

Pasal 31

Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dimulai sejak diangkutnya penumpang dan atau diterimanya barang dan berakhir ditempat tujuan yang disepakati.

Pasal 32

(1) Pengirim dan atau penerima barang yang tidak mengambil barangnya dari tempat penyimpanan yang ditetapkan penyelenggara angkutan kereta api dalam Jangka waktu yang ditetapkan sesuai dengan syarat-syarat umum angkutan, dikenakan biaya penyimpanan barang.

9

Page 10: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

(2) Pemilik barang hanya dapat mengambil barang~ setelah biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilunasi.

(3) Barang yang tidak diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih dari waktu tertentu dinyatakan sebagai barang tak bertuan dan dapat dijual secara lelang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penumpang kereta api ditetapkan ditunjuk.

Pasal 33

sebagai pemakai jasa angkutan wajib menempati tempat yang sudah

baginya atau tempat lain yang

Pasal 34

Pengangkutan barang berbahaya dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 35

Penyelenggara angkutan kereta api wajib mengasuransikan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28.

Pasal 36

(1) Penderita cacat atau orang sakit berhak memperoleh pelayanan berupa perlakuan khusus dalam bidang angkutan kereta api.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut Peraturan Pemerintah.

10

dalam dalam

Page 11: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

BAB VII

PENYIDIKAN

Pasal 37

(1) Selain Pejabat Palisi Negara Republik Indonesia, Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Departemen yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan dibidang perkeretaapian dapat diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor B Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perkeretaapian.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang untuk:

a. tnelakukan kebenaran berkenaan di bidang

pemeriksaan atas laporan atau keterangan dengan tindak pidana

perkeretaapian;

b. melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi dan orang yang didengar melakukan tindak pidana dibidang perkeretaapian;

c. melakukan penggeledahan, penyegelan dan atau penyitaan alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana dibidang perkeretaapian;

d. melakukan pemeriksaan tempat yang diduga digunakan melakukan tindak pidana;

e.

f.

g.

11

meminta keterangan dan bahan dari orang atau sehubungan tindak pidana di perkeretaapian;

membuat dan menanda tangani acara;

bukti dengan bi dang

berita

menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti tentang adanya tindak pidana di bidang perkeretaapian.

Page 12: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 38

Barang siapa membangun gedung, ,....buat tembok, pagar, tanggul dan bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi serta menempatkan barang pada jalur kereta api btaik yang dapat mengganggu pandangan bebas maupun yang dapat membahayakan keselamatan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara selama-laaanya tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan diwaJibkan membayar ganti rugi kepada penyelenggara angkutan kereta api.

Pasal 39

Barang siapa merusak dan atau ..,.buka pintu perlintasan kereta api pada waktu kereta api akan dan atau sedang berjalan dipidana dengan pidana penjara selama­selamanya enam bulan atau denda setinggi­tingginya Rp. 6.000.000,- (enam Juta rupiah) dan diwajibkan membayar ganti rugi kepada penyelenggara angkutan kereta api.

Pasal 40

Barang siapa melakukan perbuatan yang mengakibatkan terjadinya pergeseran tanah di sekitar jalan kereta api, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan mengganggu atau membahayakan jalan kereta api dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga bulan - " atau denda setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,­(enam juta rupiah) dan diwajibkan meabayar ganti rugi kepada penyelenggara angkutan kereta api.

12

Page 13: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 41

Kecuali penyelenggara angkutan kereta api, barang siapa berada di daerah manfaat jalan kereta api, menyeret barang diatas atau melintasi jalan kereta api, menggunakan jalan kereta api untuk kepentingan lain,berada di luar tempat yang disediakan baik untuk angkutan penumpang dan atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan diwajibkan membayar ganti rugi kepada penyelenggara angkut~n kereta api.

Pasal 42

Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40 dan Pasal 41 Undang­undang ini adalah pelanggaran.

Pasal 43

Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 menyebabkan matinya orang, luka berat atau cacat dapat dipidana sesuai dengan ketentuan dalam hukum pidana.

(1)

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 44

Terhadap setiap kecelakaan harus dilakukan pemeriksaan terjadinya kecelakaan.

kereta api sebab-sebab

(2) Pemeriksaan kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan oleh Panitia Pemeriksa yang pembentukan, susunan dan tugas-tugasnya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

13

Page 14: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

BAB X "'!.<

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 45

Pada tanggal mulai berlakunya Undang-undang ini, semua peraturan pelaksanaan mengenai perkeretaapian dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belwn diganti dengan yang baru berdasarkan Undang­undang ini.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, -maka:

1. Algemeene Regelen betreffende den Aanleg en de Exploitatie van Spoor en Tramwegen, bestemd voor Algemeen Verkeer in Nederlandsch Indie ( Kaninklijke Besluit, Staatsblad 1926 Nocnor 26 ja. Staatsblad Nomor 295 );

2. Algemeene Bepalingen betreffende de Spoor en Tramwegen (Ordonantie, Staatsblad 1927 Nomor 258 );

3. Bepalingen betreffende den Aanleg en het Bedrijf der SpoorMegen (Ordonantie, Staasblad 1927 Nomor 259);

4. Bepalingen voor de Stadstrallltllegen (Ordonantie, Staatsblad 1927 Nomor 260);

S. Bepal~ngen Landelijk Tri181Wegen (Ordonantie, Staatsblad 1927 Nemer 261);

6. Bepalingen Betreffende het Vervoor over Spoorwegen (Ordonantie, Sttasblad 1927 Nomor 262);

7. lndustriebaan Ordonantie,Staatsblad 1985 Nomor 158 jo Staatsblad 1938 Nomor 595, dinyatakan tidak berlaku.

14

Page 15: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 47

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 17 September 1992.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

MENTERI/SEKRETARIS NEGARA

M 0 E R D I 0 N 0

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

.1.5

Page 16: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

RANCANBAN

PENJELASAN

ATAS

UNDANS-t.JNDANS REPUBLIK INDONESIA

TNIJN

TENTANB

PERKERETAAPIAN

u ... u ...

Angkutan (Transportasi) merupakan sarana yang sangat p1111ting artinya dalam kehidupan bangsa dan negara, serta mempengaruhi semua aspek kehidupan, yaitu ekonami,politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Tumbuh dan berkembangnya masyarakat, dipengaruhi oleh keberhasilan dalam pengembangan angkutannya. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada kebutuhan akan mobilitas orang dan barang dari dan ke seluruh pelosok tanah air, bahkan dari dan ke luar negeri.

Disamping berperan sebagai penunjang, angkutan juga berfungsi untuk mendorong pertumbuhan daerah yang berpotensi namun belum berkembang. karenanya •aka usaha pengembangan angkutan tersebut benar-benar sangat diperlukan bagi upaya peningkatan kehidupan bangsa dan negara.

Menyadari peranan sebagai unsur penunjang dan pendorang, angkutan nasional sudah barang tentu harus ditata dala• satu sistem angkutan yang terpadu, yang harus maatpu mewujudkan tersedianya jasa angkutan yang serasi dengan tingkat kebutuhan dengan pelayanan yang aman, nyaman, cepat, tepat, teratur dan dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk itu perlu dikembangkan berbagai IROda dengan memperhitungkan karakteristik dan keunggulan AIOda yang bersangkutan, dalam kaitannya dengan jenis dan volume yang diangkut serta jarak tempuh yang harus dilayani.

1

Page 17: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

---- - -- -------------~

Kereta api merupakan salah satu moda angkutan yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang mempunyai faktor keamanan yang tinggi, serta lebih efi&ien dibandingkan dengan moda angkutan jalan raya untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintas, seperti angkutan kota. Keunggulan dan karakteristik tersebut perlu dilltilnfaatkan dalam upaya pengembangan sistem angkutan nasional tersebut diatas, untuk itu maka perencanaan sampai pada pembangunannya, pengusahaan dan pengoperasiannya perlu diatur sebaik-baiknya, sehingga terdapat keterpaduan dan keserasian serta keseimbangan beban antar moda yang pada akhirnya mampu menciptakan arus lalu lintas manusia dan barang yang aman dan murah. Kesemuanya ini perlu dilandasi dengan Undang-undang.

Undang-undang ini, hendak meletakkan yang menetapkan peran dan fungsi salah satu sarana dalam rangka usaha kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dan Undang Undang Dasar 1945.

suatu da&ar pengaturan perkeretaapian sebagai Penaerintah maningkatkan

berdasarkan Pancasila

Dalam Undang-undang ini juga diatur mengenai tanggung jaNab terhadap penumpang maupun pengiria barang serta tanggung jawab terhadap pihak ketiga yang menderita kerugian karena dampak atas penggunaan kereta api.

Kecuali hal-hal yang sangat strategis tersebut di atas, melalui undang-undang ini hendak dicapai penyederhanaan dan keluwesan perundang-undangan di bidang perkeretaapian. Se lama ini peraturan perundang-undangan dibidang perkeretaapian diatur dalam:

a. Algemeene Regelen betreffende den Aanleg en d• Exploitatie van Spoor en Tra...,egen, beste•d voor Algemeen Verkeer in Nederlandsch Indie (Koninklijke Besluit, Staatsblad 1926 Nomor 26 jo Staatsblad Nomor 295);

b. Algemeene Bepalingen betreffende de Spoor en TrallNaQen (Ordonantie, Staatsblad 1927 Nomor 258);

2

Page 18: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

c:. Bepalingen betreffende den Aanleg en het Bedrijf der Spoorwegen (Ordonantie, St:aat:sblad 1927 Nomor 259);

d. Bepalingen voor de Stadstramwegen (Ordonantie, Staat:sblad 1927 Nomor 260);

e. Bepalingen Landelijke TralDM&IJen (Ordanantie, St:aat:sblad 1927 Nomor 261);

f. Bepalingen betreffende het Vervoer over Spoortillltgen (Ordonantie, Staat:sbald 1927 Nomor 262);

g. Industriebaan Ordonantie, Staatsblad 1BS5 Na.or 158 jo 1938 Nomor 595.

Materi dari berbagai peraturan perundang-undangan tersebut yang masih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan, ditampung dalam Undang-undang ini.

Dalam Undang-undang ini hanya diatur hal-hal yang bersifat pokok, sedangkan hal yang bersifat teknis diatur dalAID perat:uran pelaksanaan yang dikeluarkan sebagai pelaksanaan Undang-undang ini, agar pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi di masa yang akan dat:ang tidak selalu t111H1&rlukan perubahan terhadap Undang-undang.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Angka 1

Cukup jelas

Angka 2

Cukup jelas

Angka 3

Cukup jelas

Angka 4

Cukup jelas

3

Page 19: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Angka 5

Cukup jelas

Angka 6

Cukup jelas

Pasal 2

Penyelenggaraan perkeretaapian yang .. liputi pambinaan, pengembangan dan pelaksanaan didasarkan pada :

a. asas kepentingan umum, yaitu segala usaha dan kegiatan perkeretaapian harus dapat me.barikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi naasyarakatJ

b. asas keterpaduan, yaitu bahwa perkeretaapian harus merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, t:wrpadu, saling menunjang dan saling •engisi baik inter maupun ant.ar mcxla angkutan;

c. asas adil dan merata yait.u bahwa perkeretaapian pembangunan perkeret.aapian harus dapat MINtberikan pelayanan yang adil dan .. rata kap.ada segenap lapisan •asyarakat;

d. asas kesei•bangan yaitu twlhNa tardapat

Pasal 3

keseimbangan yang serasi ant.ara sarana dan prasarana, antara kepentingan petaakai dan penyedia jasa, ant.ara kepent.ingan umum dan pribadi, antara kepentingan nasional dan daerah •

Cukup jelas

Pasal 4

Pengertian dikuasai oleh Negara adalah twlhtta Negara mempunyai hak pengu4saian atas penyalanggaraan perkeretaapian, yang perwujudannya meliputi aapek-aspek pengaturan, pengendalian dan pengawaaan. Dalaa aspek pengaturan tercakup parumusan dan panentuan kebijaks~naan umum •aupun teknis, yang antara lain berupa persyaratan kesela.atan, perizinan dan persyaratan dala• penyelenggaraan angkutan kereta api.

Aspek pengendalian dilakukan baik dibidang pambangunan maupun operasi berupa pengarahan dan bimbingan terh.adap penyelenggara angkutan kereta api.

4

Page 20: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Vang dimaksudkan dengan aspek pengawasan terhadap -penyelenggara api.

pengawasan angkutan

adalah kereta

Pas.al 5

Peningkatan peran serta angkutan kereta api untuk jarak Jauh pada dasarnya dilakukan dengan pertimbangan bahwa karakteristik sebagai angkutan massal dan jarak jauh kereta api lebih ef isien apabila dibandingkan dengan moda atau bentuk/ jenis angkutan lainnya.

Sedangkan untuk angkutan kereta api kota lebih ditujukan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya guna memperlancar mobilitas orang.

Pasal 6

Ayat (1)

Vang dimaksud dengan penyelenggara angkutan kereta · api ialah satu atau lebih badan usaha milik Negara

yang dibentuk untuk itu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (2)

Pasal 7

Yang dimaksud badan usaha lain selain penyelenggara angkutan kereta api ialah badan hukum Indonesia yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Keikutsertaan badan hukum tersebut ialah dengan cara bekerjasama dengan penyelenggara angkutan kereta api. Hal tersebut mengingat perkeretaapian mempunyai sifat strategis.

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan kereta api khusus adalah kereta api yang berjalan diatas jalan kereta api khusus misalnya kereta api di perkebunan tebu, kereta api yang dipergunakan untuk penambangan batu bara, kereta api yang dipergunakan di taman rekreasi dan lain sebagainya.

5

Page 21: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Ayat (2)

Penyelenggaraan dengan memperhatikan ketentuan ini berarti bahwa hal-hal seperti antara lain pengadaan dan pengoperasian prasarana dan sarana perkeretaapian tersebut harus tetap memenuhi persyaratan keandalan, keselamatan dan lain-lain.

Pasal B

Ayat (1)

Ayat

Ayat

Pasal 9

Ayat

Vang dimaksud dengan prasarana perkeretaapian ialah perangkat operasional kereta api meliputi stasiun, jalan kereta api, jembatan, tero...angan, persinyalan dan telekomunikasi, instalasi sentral listrik beserta aliran atasnya dan tanah dimana bangunan tersebut terletak.

Penyediaan dan perawatan prasarana perkeretaapian yang dilakukan oleh Pemerintah hanya terbatas bagi prasarana perkeretaapian untuk umum.

(2)

Cukup jelas

(3)

Cukup jelas

(1)

Yang dimaksud sarana perkaretaapian adalah segala sesuatu yang bergerak diatas jalan rel yang meliputi lokomotif, kereta, gerbong, dan kendaraan lainnya.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

6

Page 22: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 10

Ayat (1)

Mempunyai keandalan dan memenuhi persyaratan keselamatan dimaksudkan agar kondisi prasarana dan sarana siap pakai dan secara teknis laik untuk dioperasikan. Ketentuan ini sangat penting mengingat sifat kereta api sebagai moda angkutan massal.

Ayat (2)

Hasil pemeriksaan dan penguJian dinyatakan dengan pemberian tanda lulus pemeriksaan dan pengujian.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Ketentuan tentang kualifikasi keahlian ini di•aksudkan agar setiap petugas perkeretaapian mampu mengoperasikan secara aman prasarana dan sarana tersebut.

Petugas operasional prasarana antara lain petugas sinyal dan telekomunikasi, penjaga pintu perlintasan dan sebagainya.

Petugas operasional sarana antara lain pengatur perjalanan kereta api, masinis dan pembantu masinis, kondektur, pelayan rem, petugas listrik dan sebagainya.

Pasal 13

Didalam Pasal ini terdapat beberapa istilah memerlukan kejelasan yaitu :

yang

a. jalan kereta api yaitu jalan rel beserta tanah di kiri kanan jalan rel yang dipergunakan untuk pengamanan konstruksi jalan rel;

b. jalan rel yaitu adalah bagian jalan kereta api yang terbuat dari baja, beton atau konstruksi lain terletak dipermukaan, dibawah tanah, diatas atau bergantung beserta perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api;

7

Page 23: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

c. daerah manfaat jalan kereta api yaitu jalan rel beserta bangunan bagian bawahnya yang digunakan untuk berjalannya kereta api;

d. daerah milik jalan kereta api yaitu jalan rel beserta bagian bawahnya dan tanah di kiri kanan jalan rel yang digunakan untuk pengamanan jalan rel;

e. daerah pengawasan jalan kereta api yaitu jalan rel beserta bangunan bagian bawahnya dan tanah di kiri kanan jalan rel yang digunakan untuk pengamanan jalan rel dan operasional kereta api beserta pengamanan konstruksi jalan rel.

Pasal 14

Yang dimaksud dengan pandangan -bebas pada Pasal ini adalah pandangan bebas masinis kereta api untuk melihat jauh kedepan dan pandangan bebas masyarakat pemakai jalan yang akan melintasi jalan kereta api • Pandangan bebas dibatasi sampai seluas daerah pengawasan jalan kerata api.

Pasal 15

Ayat (1)

Yang dimaksud diatur dalam tentang Jalan.

dengan jalan adalah Undang-undang Nomor 13

sebagaimana Tahun 1980

Yang dimaksud dengan prinsip tidak sebidang adalah prinsip letak jalan tidak berpotongan secara horizontal, melainkan dibangun diatas atau dibawah jalan kereta api. Prinsip ini berlaku pula untuk jalan kereta api khusus. Terhadap perlintasan antara jalan kereta api dengan jalan yang telah ada pada saat ini dan belum menerapkan prinsip tidak sebidang, secara berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan Pemerintah diupayakan untuk dibuat tidak sebidang.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat. (3)

Cukup jelas

8

Page 24: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 16

Kewajiban didasarkan kereta api tersebut dan

mendahulukan perjalanan kereta api ini pertimbangan bahwa sifat pengoperasian sangat terbatas pada jalan kereta api keterbatasan teknis lainnya.

Pasal 17

Ayat (1)

Pihak-pihak yang memerlukan penyambungan, pemotongan atau penyinggungan dengan jalan kereta api dapat melakukannnya setelah memenuhi persyaratan dan perizinan serta tidak membahayakan perjalanan kereta api.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 18

Huruf a

Termasuk dalam ketentuan ini adalah menggembala atau menggiring ternak.

kegiatan

Huruf b

Termasuk dalam ketentuan ini adalah melintasi jalan kereta api menjelang kereta api lewat.

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Yang dimaksud dengan di luar tempat yang disediakan adalah ditempat-tempat tertentu dalaa stasiun yang tidak disediakan untuk naik atau turunnya penumpang dan atau bongkar muat barang.

Pasal 19

Ayat (1)

Dalam keadaan berhenti. di. bersusulan.

tertentu, kereta api kadang satu tempat untuk bersilang

kala a tau

Dalam hal demikian, tempat tersebut tidak dengan sendiri.nya lantas dapat disebut stasiun.

9

Page 25: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 20

Kegiatan usaha penunjang pada ayat ini antara lain dapat berupa usaha pertokoan, restoran, perkantoran dan bahkan usaha perhotelan.

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Pasal 22

Penyusunan jaringan pelayanan antar kota dan pelayanan dalam kota kedalam satu sistem yang terpadu ditujukan untuk memperoleh efisiensi yang tinggi serta dalam rangka pemberian pelayanan yang sebaik-baiknya. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk mengintegrasikan pelayanan angkutan kereta api khusus kedalam sistem ini.

Sistem angkutan kota pada dasarnya merupakan jaringan pelayanan tersendiri yang tidak dengan Jaringan antar kota. Namun detnikian sistem tersebut harus diintegrasikan merupakan sistem distribusi dan akumulasi angkutan kota.

suatu stama

kedua karena

bagi

Ayat (1)

Pelayanan lintas utama dalam ayat ini barvoluae besar dengan suatu pelayanan yang bervolume besar dan jarak tempuh yang jauh sehingga angkutannya menjadi lebih rendah.

Ayat (2)

Pelayanan lintas cabang dimaksudkan untuk melayani angkutan lokal disamping untuk menghimpun atau mendistribusikan penumpang dan barang dari dan ke daerah penyangga (hinterland) sampai ke pelayanan lintas utama.

10

Page 26: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

kereta Pelaksanaan pelayanan angkutan didasarkan perjanjian angkutan. Undang-undang ini memberi dasar bagi persyaratan perlu diwujudkan perjanjian tersebut.

api

Sekalipun perjanjian menyimpang

penetapan angkutan

demikian hakekat, lingkup dan akibat angkutan tersebut pada dasarnya tidak dari ketentuan hukum yang 11engatur

perjanjian angkutan pada umutnnya.

Pasal 26

Ketentuan wajib angkut ini dimaksudkan agar penyelenggara angkutan kereta api tidak melakukan perbedaan perlakuan terhadap pemakai jasa angkutan kereta api, sepanjang pemakai jasa telah tnefllenuhi syarat-syarat umum angkutan yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang ini

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Ayat (1)

Pengertian kerugian yang diderita oleh penumpang dan pengirim barang tidak termasuk keuntungan yang akan diperoleh ataupun bagian biaya atas pelayanan yang sudah dinikmati.

Ayat (2)

Cukup jelas

11

Page 27: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 29

Penindakan yang dapat dilakukan oleh penyelenggara antara lain berupa:

a. pengenaan denda atau naenurunkan panumpang stasiun terdekat;

di

b. menurunkan barang dan melaporkan kepada aparat yang berwenang apabila barang tersebut diduga membahayakan keselamatan perjalanan kereta api.

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31.

Dalam angkutan barang maka tanggung berakhir hingga diserahkannya barang yang disepakati.

Pasal 32

Ayat (1.)

jawab tersebut ditempat tujuan

Tempat penyimpanan yang disediakan oleh penyelenggara angkutan kereta api dapat berupa gudang, ruang terbuka, gerbong dan sebagainya. Biaya penyimpanan antara lain biaya sewa, gudang, biaya pemindahan, pembongkaran dan penumpukan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 33

Penunjukan tempat lain terjadi misalnya n01aOr tenapat duduk ganda, prasarana dan atau sarana mengalami kerusakan dan dalam rangka keamanan dan kit&elamatan penumpang.

12

Page 28: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 34

Pada dasarnya barang berbahaya seperti bahan peledak, bahan kimia dan lain-lain harus diperlakukan dengan pengamanan khusus, seperti cara pengepakan, pemuatan dan lain-lain sehingga tidak membahayakan keselamatan.

Pasal 35

Cukup Jelas

Pasal 36

Ayat (1)

Pelayanan khusus bagi penu•pang yang ...,derita cacat atau orang sakit tersebut di••ksudkan agar mereka Juga dapat menikmati pelayanan angkutan kereta api dengan baik. Pelayanan khusus tersebut dapat berupa peaabuatan jalan khusus.di stasiun dan sarana khusus untuk naik kereta api, atau penyediaan ruang yang disediakan khusus bagi penetnpatan kursi roda atau sarana bantu bagi orang sakit yang pengangkutannya mengharuskan dalam posisi tidur. Cacat yang dimaksud.kan dalam Pasal ini m.isalnya penumpang yang menggunakan kursi roda karena lumpuh, cacat kaki, tuna netra dan sebagainya.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 37

Ayat (1)

Penyidikan pelanggaran terhadap Undang-undang Perkeretaapian memerlukan keahlian dalatn bidang perkeretaapian sehingga perlu adanya petugas khusus untuk melakukan penyidikan disamping pegawai yang biasa bertugas menyidik tindak pidana, petugas dimaksud adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen yang ,...bawahi bidang perkeretaapian.

Ayat (2)

Cukup kelas

13

Page 29: R A A N G A N UNDANG-UNDANG ~EPUBLIK INDONESIAberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191030-022717-3079.pdf · yang /berkaitan dengan penyelenggaruan saran,Jl, prasarana dan

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jt;!las

Pasal 40

Perbuatan yang mengakibatkan pergeseran tanah disekitar jalan kereta api dapat berupa menggali tanah, mengotori, menimbun, membuang limbah, air dan sebagainya di daerah milik jalan kereta api.

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Yang dimaksud dengan ketentuan dalam hukwn pidana adalah ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana atau peraturan perundang-undangan yang menggantikannya.

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Pasal

Cukup jelas

47

Diberlakukannya Undang-undang ini mulai tanggal 17 September 1992, dimaksudkan untuk memberikan kesetnpatan kepada aparat Pemerintah dan penyelenggara anokutan kereta api guna menyesuaikan dengan ketentuan Undang­undang ini serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengetahui Undang-undang ini.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

.14