qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

14
Oleh:Tatik Suwartinah, S.Pd.I, M.Pd.I PEMBAGIAN HADIS MENURUT KUANTITAS

Upload: tatik-suwartinah

Post on 30-Jun-2015

247 views

Category:

Art & Photos


0 download

DESCRIPTION

QURDIST KELAS 10 SEMESTER 2 HADIST SEGI KUANTITAS

TRANSCRIPT

Page 1: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

Oleh:Tatik Suwartinah, S.Pd.I, M.Pd.I

PEMBAGIAN HADIS MENURUT KUANTITAS

Page 2: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

A. Hadis Mutawatir1. Pengertian Hadis Mutawatir

Dari segi bahasa, mutawatir, berarti sesuatu yang datang secara beriringan tanpa

diselangi antara satu sama lain. Adapun dari segi istilah yaitu Hadis yang diriwayatkan

oleh sejumlah rawi yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah rawi yang semisal mereka dan seterusnya sampai akhir sanad. Dan sanadnya mereka

adalah pancaindra.

Page 3: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

4 kriteria hadits mutawatir, yaitu sebagai berikut :a. Diriwayatkan Sejumlah Orang BanyakPara perawi hadits mutawatir syaratnya harus berjumlah banyak. Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah banyak pada para perawi hadits tersebut dan tidak ada pembatasan yang tetap. Di antara mereka berpendapat 4 orang, 5 orang, 10 orang, 40 orang, 70 orang bahkan ada yang berpendapat 300 orang lebih. Namun, pendapat yang terpilih minimal 10 orang seperti pendapat Al-Ishthikhari.b. Adanya Jumlah Banyak Pada Seluruh Tingkatan SanadJumlah banyak orang pada setiap tingkatan (thabaqat) sanad dari awal sampai akhir sanad. Jika jumlah banyak tersebut hanya pada sebagian sanad saja maka tidak dinamakan mutawatir, tatapi dinamakan ahad atau wahid.

Page 4: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

c. Mustahil Bersepakat BohongDi antara alas an pengingkar sunnah dalam penolakan mutawatir adalah pencapaian jumlah banyak tidak menjamin dihukumi mutawatir karena dimungkinkan adanya kesepakatan berbohong. Hal ini karena mereka menganalogikan dengan realita dunia modern dan kejujurannya yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, apalagi jika ditunggangi masalah politik dan lain-lain. Demikian halnya belum dikatakan mutawatir karena sekalipun sudah mencapai jumlah banyak tetapi masih memungkinkan untuk berkosensus berbohong.d. Sandaran Berita Itu Pada PancaindraMaksud sandaran pancaindra adalah berita itu didengar dengan telinga atau dilihat dengan mata dan disentuh dengan kulit, tidak disandarkan pada logika atau akal seperti tentang sifat barunya alam, berdasarkan kaedah logika; Setiap yang baru itu berubah (Kullu hadits in mutghayyirun). Alam berubah (al-alamu mutaghayyirun). Jika demikian, Alam adalah baru (al-alamuhadits un). Baru artinya sesuatu yang diciptakan bukan wujud dengan sendirinya. Jika berita hadits itu logis, maka tidak mutawatir . Sandaran berita pada pancaindra misalnya ungkapan periwayatan:: Kami mendengar [dari Rasulullah bersabda begini]: Kami sentuh atau kami melihat [Rasulullah melakukan begini dan seterusnya].

Page 5: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

Pembagian Hadits MutawatirSebagian jumhur ulama menyebutkan Hadits Mutawatir ada 3 yaitu :a. Hadits Mutawatir LafdhiHadits mutawatir lafdhi adalah mutawatir dengan susunan redaksi yang persis sama. Dengan demikian garis besar serta perincian maknanya tentu sama pula, juga dipandang sebagai hadits mutawatir lafdhi, hadits mutawatir dengan susunan sedikit berbeda, karena sebagian digunakan kata-kata muradifnya (kata-kata yang berbeda tetapi jelas sama makna atau maksudnya). Sehingga garis besar dan perincian makna hadits itu tetap sama.Contoh hadits mutawatir lafdhi:Contoh hadits mutawatir lafdzi adalah:

  الن ب"ي ع(ت' م" س, ال, ق, ع,ن(ه' الل ه' ي, ض" ر, ة" غ"ير, ال(م' ع,ن( ب"يع,ة, ر, ب(ن" ع,ل"ي= ع,ن( ع'ب,ي(د< ب(ن' ع"يد' س, د ث,ن,ا ح, ن'ع,ي(م< ,ب'و أ د ث,ن,ا ح,د< أ,ح, ع,ل,ى ك,ك,ذ"ب< ل,ي(س, ع,ل,ي ك,ذ"بLا إ"ن ول' ي,ق' ل م, و,س, ع,ل,ي(ه" الل ه' ل ى ع,د,ه' ص, ق( م,

أ( ل(ي,ت,ب,و ف, دLا ت,ع,م= م' ع,ل,ي ك,ذ,ب, م,ن(الن ار ع,ل,ي(ه" م"ن( ن"يح, ا ب"م, ي'ع,ذ ب' ع,ل,ي(ه" ن"يح, م,ن( ول' ي,ق' ل م, و,س, ع,ل,ي(ه" الل ه' ل ى ص, الن ب"ي ع(ت' م" س, "

“ Rasulullah SA W, bersabda: “Siapa yang sengaja berdusta terhadapku, maka hendaklah dia menduduki tempat duduknya dalam neraka” (Hadits Riwayat Bukhari). “Hadits tersebut menurut keterangan Abu Bakar al-Bazzar, diriwayatkan oleh empat puluh orang sahabat, bahkan menurut keterangan ulama lain, ada enam puluh orang sahabat, Rasul yang meriwayatkan hadits itu dengan redaksi yang sama.

Page 6: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

b. Hadits Mutawatir MaknawiHadits mutawatir maknawi adalah hadits mutawatir dengan makna umum yang sama, walaupun berbeda redaksinya dan berbeda perincian maknanya. Dengan kata lain, hadits-hadits yang banyak itu, kendati berbeda redaksi dan perincian maknanya, menyatu kepada makna umum yang sama.Jumlah hadits-hadits yang termasuk hadits mutawatir maknawi jauh lebih banyak dari hadits-hadits yang termasuk hadits mutawatir lafdhi.Contoh hadits mutawatir maknawi : “ Rasulullah SAW pada waktu berdoa tidak mengangkat kedua tangannya begitu tinggi sehingga terlihat kedua ketiaknya yang putih, kecuali pada waktu berdoa memohon hujan (Hadits Riwayat Mutafaq' Alaihi). ”

Page 7: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

c. Hadits Mutawatir ‘AmaliHadits mutawatir ‘amali adalah hadits mutawatir yang menyangkut perbuatan Rasulullah SAW, yang disaksikan dan ditiru tanpa perbedaan oleh orang banyak, untuk kemudian juga dicontoh dan diperbuat tanpa perbedaan oleh orang banyak pada generasi-generasi berikutnya. Contoh : Hadits-hadits Nabi tentang waktu shalat, tentang jumlah rakaat shalat wajib, adanya shalat Id, adanya shalat jenazah, dan sebagainya.Segala macam amal ibadah yang dipraktekkan secara sama oleh umat Islam atau disepakati oleh para ulama, termasuk dalam kelompok hadits mutawatir ‘amali. Seperti hadits mutawatirmaknawi, jumlah hadits mutawatir ‘amali cukup banyak. Diantaranya, shalat janazah, shalat ‘ied, dan kadar zakat harta.

Page 8: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

Kedudukan Hadits MutawatirSeperti telah disinggung, hadits-hadits yang termasuk kelompok hadits mutawatir adalah hadits-hadits yang pasti (qath'i atau maqth'u) berasal dari Rasulullah SAW. Para ulama menegaskan bahwa hadits mutawatir membuahkan “ilmu qath'i” (pengetahuan yang pasti), yakni pengetahuan yang pasti bahwa perkataan, perbuatan atau persetujuan berasal dari Rasulullah SAW. Para ulama juga biasa menegaskan bahwa hadits mutawatir membuahkan “ilmu dharuri” (pengetahuan yang sangat mendesak untuk diyakini atau dipastikan kebenarannya), yakni pengetahuan yang tidak dapat tidak harus diterima bahwa perkataan, perbuatan, atau persetujuan yang disampaikan oleh hadits itu benar-benar perkataan, perbuatan, atau persetujuan Rasulullah SAW.Taraf kepastian bahwa hadits mutawatir itu sungguh-sungguh berasal dari Rasulullah SAW, adalah penuh dengan kata lain kepastiannya itu mencapai seratus persen.Oleh karena itu, kedudukan hadits mutawatir sebagai sumber ajaran Islam tinggi sekali. Menolak hadits mutawatir sebagai sumber ajaran Islam sama halnya dengan menolak kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah. Kedudukan hadits mutawatir sebagai sumber ajaran Islam lebih tinggi dari kedudukan hadits ahad .

Page 9: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

B. Hadits Ahad Pengertian Hadits Ahad

Ahad (baca: aahaad) menurut bahasa adalah kata jamak dari waahid atau ahad . Bila waahid atau ahad berarti satu, maka aahaad, sebagai jamaknya, berarti satu-satu. Haditst ahadmenurut bahasa berarti haditst satu-satu. Sebagaimana halnya dengan pengertian haditst mutawatir , maka pengertian haditst ahad , menurut bahasa terasa belum jelas. Oleh karena itu, ada batasan yang diberikan oleh ulama batasan haditst ahad antara lain berbunyi: haditst ahad adalah haditst yang para rawinya tidak mencapai jumlah rawi haditst mutawatir , baik rawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima atau seterusnya, tetapi jumlahnya tidak memberi pengertian bahwa haditst dengan jumlah rawi tersebut masuk dalam kelompok haditst mutawatir , atau dengan kata lain Hadits Ahad adalah hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir.

Page 10: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

Pembagian Hadits Ahada. Haditst Masyhur (Haditst Mustafidah)Masyhur menurut bahasa berarti yang sudah tersebar atau yang sudah populer.

Mustafidah menurut bahasa juga berarti yang telah tersebar atau tersiar. Jadi menurut bahasa haditst masyhur dan haditst mustafidah sama-sama berarti haditst yang sudah tersebar atau tersiar. Atas dasar kesamaan dalam pengertian bahasa para ulama juga memandang haditst masyhur dan haditst mustafidah sama dalam pengartian istilah ilmu haditst yaitu: haditst yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi atau lebih, dan beliau mencapai derajat haditst mutawatir . Sedangkan batasan tersebut, jumlah rawi haditst masyhur (haditst mustafidah) pada setiap tingkatan tidak kurang dari tiga orang, dan bila lebih dari tiga orang, maka jumlah itu belum mencapai jumlah rawi haditst mutawatir .

Contoh haditst masyhur (mustafidah) adalah haditst berikut ini: “ Rasulullah SAW bersabda: “Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin tidak mengganggu oleh lidah dan tangannya.” (Haditst Riwayat Bukhari, Muslim, dan Turmudzi) “

Haditst di atas sejak dari tingkatan pertama (tingkatan sahabat Nabi) sampai ke tingkat imam-imam yang membukukan haditst (dalam hal ini adalah Bukhari, Muslim, dan Turmudzi) diriwayatkan oleh tidak kurang dari tiga rawi dalam setiap tingkatan

Page 11: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

b. Haditst ‘Aziz‘ Aziz menurut bahasa, berarti: yang mulai atau yang kuat dan juga berarti jarang. Haditst ‘aziz

menurut bahasa berarti haditst yang mulia atau haditst yang kuat atau haditst yang jarang, karena memang haditst ‘aziz itu jarang adanya. Para ulama memberikan batasan sebagai berikut: haditst ‘aziz adalah haditst yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, kendati dua rawi itu pada satu tingkatan saja, dan setelah itu diriwayatkan oleh banyak rawi.

Berdasarkan batasan di atas, dapat dipahami bahwa bila suatu haditst pada tingkatan pertama diriwayatkan oleh dua orang dan setelah itu diriwayatkan oleh lebih dari dua rawi maka haditst itu tetap saja dipandang sebagai haditst yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan karena itu termasuk haditst ‘aziz.

Contoh haditst aziz adalah haditst berikut ini: “ Rasulullah SAW bersabda: “Kita adalah orang-orang yang paling akhir (di dunia) dan yang paling terdahulu di hari qiamat.” (Haditst Riwayat Hudzaifah dan Abu Hurairah) “

Hudzaifah dan abu hurairah yang dicantumkan sebagai rawi haditst tersebut adalah dua orang sahabat Nabi, walaupun pada tingkat selanjutnya haditst itu diriwayatkan oleh lebih dari dua orang rawi, namun haditst itu tetap saja dipandang sebagai haditst yang diriwayatkan oleh dua orang rawi, dan karena itu termasuk haditst ‘aziz.

Page 12: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

c. Haditst GharibGharib, menurut bahasa berarti jauh, terpisah, atau menyendiri dari yang lain. Haditst

gharib menurut bahasa berarti haditst yang terpisah atau menyendiri dari yang lain. Para ulama memberikan batasan sebagai berikut: haditst gharib adalah haditst yang diriwayatkan oleh satu orang rawi (sendirian) pada tingkatan maupun dalam sanad. Dari segi istilah ialah Hadits yang berdiri sendiri seorang perawi di mana saja tingkatan (thabaqah) dari pada beberapa tingkatan sanad.

Berdasarkan batasan tersebut, maka bila suatu haditst hanya diriwayatkan oleh seorang sahabat Nabi dan baru pada tingkatan berikutnya diriwayatkan oleh banyak rawi, haditst tersebut tetap dipandang sebagai haditst gharib.

Gorib mutlaq terjadi apabila penyendirian perawi hanya terdapat pada satu thabaqat. Contoh :

د ث,ن,ا ح, Yم"ى الل خ( د, م, أ,ح( ب(ن' ان' ل,ي(م, س' ,ن,ا ,ن(ب,أ أ ع,ب(د,ان, ب(ن" د, م, أ,ح( ب(ن' Yع,ل"ى ن,ا ب,ر, أ,خ( د, م, أ,ح( ب(ن' Yع,ل"ى ن,ا ب,ر, أ,خ(  ي,ان, ف( ع,ن(س' ة' ر, م( ض, د ث,ن,ا ح, اس" الن ح ب(ن' ي(ر" ع'م, ,ب'و أ د ث,ن,ا ح, Yاأل,ذ,ن"ى ال(ب,اق"ى ع,ب(د" ب(ن' ي,ى ب(ن" ي,ح( الل ه" ع,ب(د" ع,ن(

,  – – : د"ين,ار< ال و, ي'ب,اع' ال, ب" الن س, ة" م, ك,ل'ح( gة م, ل'ح( ال(و,ال,ء' ال, ق, وسلم عليه الله صلى الن ب"ى= ع,ن" ر, ع'م, اب(ن" ع,ن"[16].ي'وه,ب'

Artinya: “kekerabatan dengan jalan memerdekakan, sama dengan kekerabatan dengan nasab, tidak boleh dijual dan tidak boleh dihibahkan”.

Contoh haditst gharib itu antara lain adalah haditst berikut: “ Dari Umar bin Khattab, katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Amal itu hanya (dinilai) menurut niat, dan setiap orang hanya (memperoleh) apa yang diniatkannya.” (Haditst Riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain) “

Page 13: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas

Kedudukan Hadits AhadBila haditst mutawatir dapat dipastikan sepenuhnya berasal dari Rasulullah SAW, maka

tidak demikian haditst ahad . Haditst ahad tidak pasti berasal dari Rasulullah SAW, tetapi diduga (zhanni dan mazhnun) berasal dari beliau. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa haditst ahad mungkin benar berasal dari Rasulullah SAW, dan mungkin pula tidak benar berasal dari beliau.

Karena haditst ahad itu tidak pasti (hgairu qath'i atau ghairu maqthu'), tetapi diduga (zhanni atau mazhnun) berasal dari Rasulullah SAW, maka kedudukan haditst ahad , sebagai sumber ajaran Islam, berada dibawah kedudukan haditst mutawatir . Lain berarti bahwa bila suatu haditst, yang termasuk kelompok haditst ahad , bertentangan isinya dengan haditst mutawatir , maka haditst tersebut harus ditolak.

    

Page 14: Qurdist 10 semester2 hadist segi kuantitas