kelompok 2 qurdist
TRANSCRIPT
Kelompok 2
1. Fachri azizy i
2. Farah kamilah
3. Farida g anggraeni
4. Shofiyah salsabila
5. Widadyah ramadhan
XI-IPS 1
MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP
A. AR-RUM : 41-42
Menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi
merupakan akibat dari perbuatan manusia. Sikap
tidak peduli lingkungan dan rasa egois pada diri
manusia membuat kerusakan alam makin
mencemaskan.
1. Lafal ayat
2. Terjemahan ayat
41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah)”.
3. Penjelasan ayat
41. menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi tidak lain
karena ulah manusia itu sendiri yaitu melalkukan
peperangan di luar koridoridor syariat allah. dalam
peperangan itu manusia membunuh manusia yang oleh
Allah dilindungi hak hidupnya, bahkan merusak segala
tatanan alam yang ada.
42. menekankan pentingnya kajian sejarah tentangnya
perilaku umat-umat terdahulu untuk menjadi pelajaran bagi
generasi di belakangnya.
B. AL – A’RAF : 56-58
Allah telah menundukkan isi alam raya ini untuk
dimanfaatkan manusia. Manusia hendaknya
bersahabat dengan alam sambil mensyukuri nikmat
Allah, yaitu mengikuti semua tuntunan-Nya. Berikut
ini akan dijelaskan bagaimana manusia agar tidak membuat kerusakkan di muka bumi.
1. Lafal ayat
2. Terjemahan ayat
56. (Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi)
dengan melakukan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat
(sesudah Allah memperbaikinya) dengan cara mengutus rasul-rasul
(dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut) terhadap siksaan-
Nya (dan dengan penuh harap) terhadap rahmat-Nya.
(Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik) yakni orang-orang yang taat. Lafal qariib berbentuk
mudzakkar padahal menjadi khabar lafal rahmah yang muannats,
hal ini karena lafal rahmah dimudhafkan kepada lafal Allah.
57. (Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya) yakni terpencar-pencar sebelum
datangnya hujan. Menurut suatu qiraat dibaca dengan takhfif, yaitu syin
disukunkan; dan menurut qiraat lainnya dengan disukunkan syinnya
kemudian memakai nun yang difatahkan sebagai mashdar. Menurut qiraat
lainnya lagi dengan disukunkan syinnya kemudian didamahkan huruf
sebelumnya sebagai pengganti dari nun, yakni mubsyiran. Bentuk tunggal
dari yang pertama ialah nusyuurun seperti lafal rasuulun, sedangkan bentuk
tunggal yang kedua ialah basyiirun (sehingga apabila angin itu membawa)
maksudnya meniupkan (mendung yang tebal) yaitu hujan (Kami halau
mendung itu) mega yang mengandung air hujan itu. Di dalam lafal ini
terkandung makna iltifat `anil ghaibiyyah (ke suatu daerah yang tandus)
daerah yang tidak ada tetumbuhannya guna menyuburkannya (lalu Kami
turunkan di daerah itu) di kawasan tersebut (hujan, maka Kami keluarkan
dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah) cara
pengeluaran itulah (Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati) dari
kuburan mereka dengan menghidupkan mereka kembali (mudah-mudahan
kamu mengambil pelajaran) kemudian kamu mau beriman.
58. (Dan tanah yang baik) yang subur tanahnya (tanaman-
tanamannya tumbuh subur) tumbuh dengan baik (dengan
seizin Tuhannya) hal ini merupakan perumpamaan bagi
orang mukmin yang mau mendengar petuah/nasihat
kemudian ia mengambil manfaat dari nasihat itu (dan tanah
yang tidak subur) jelek tanahnya (tidaklah mengeluarkan)
tanamannya (kecuali tumbuh merana) sulit dan susah
tumbuhnya. Hal ini merupakan perumpamaan bagi orang
yang kafir. (Demikianlah) seperti apa yang telah Kami
jelaskan (Kami menjelaskan) menerangkan (ayat-ayat Kami
kepada orang-orang yang bersyukur) terhadap Allah,
kemudian mereka mau beriman kepada-Nya.
3. Penjelasan ayat
Surat al-a’raf ayat 55, menuntun manusia agar beribadah dan
berdoa kepada allah. Berdoa dengan merendahkan diri, yaitu
memilih saat yang baik. Saat itu tidak ada seorang pun yang
melihatnya.
Berdoa hendaknya dilakukan dengan memperlembut suara.
Ayat ini memberi pelajaran pada manusia supaya berlaku
sederhana.
Pada ayat 56, Allah melarang manusia berbuat kerusakan di muka
bumi. Dalam ayat tersebut terdapat perintah agar manusia berdoa
dengan rasa takut dan penuh harap kepada Allah. Artinya ada
kecemasan dan kekhawatiran jangan sampai doa tidak dikabulkan
dan takut akan siksaan yang diberikan Allah.
Janji Allah: sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada al-
muhsinin. Al muhsini yaitu orang yang selalu mempertinggi mutu diri,
iman, dan mutu kehidupan.
Ayat 57, Allah menjelaskan tentang bagaimana hubungan manusia
dengan alam sekelilingnya. Manusia akan menemukan kesadaran
akan adanya Allah dengan memperhatikan alam ini.
Dalam ayat ini angin disebut ar-riyah. Yang berarti banyak angin.
Bukan arah datangnya saja tetapi juga waktunya. Segala macam
angin adalah pembawa berita gembira, baik berupa hujan maupun
kesegaran. Kemudian dalam bentuk tunggal rih diartikan bencana.
Tentu kekuatannya sangat besar sehingga menimbulkan kerusakan.
Ayat 58, menjelaskan bahwa manusia diharapkan mampu
mengelola alam ini dengan baik. Manusia harus menjaga
bagaimana supaya tidak terjadi erosi dan polusi, mengatur
keseimbangan antara agrasi dan erosi, serta menjadi hamba
allah yang selalu bersyukur. Semua itu dibuktikan dengan
mengelola dan memanfaatkan seluruh karunia nikmat Allah
sesuai dengan syariat agama.
Kualitas tanah yang subur dan tandus menggambarkan kualitas
manusia. Ada manusia yang hatinya bersih. Mereka selalu
berusaha mendekatkan diri kepada Allah melalui kewajiban dan
sunnahnya. Sebalikanya ada manusia yang durhaka yang selalu
membangkang pada aturannya. Kita dihadapkan pada dua
pilihan yaitu baik dan buruk. semoga allah memberikan hidayah
kepada hambanya dalam melaksanakan syariatnya.
C. Surah Sad : 27-28
Allah menciptakan alam dan isi nya memiliki
manfaat. Semua itu tergantung kepada manusia,
apakah mereka mampu atau tidak untuk mengelola
dan mengambil manfaat serta hikmah dari setiap
ciptaan Allah.
1. Lafal Ayat
2. Terjemahan ayat
27. dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa
yang adadi antara kedua nya dengan sia-sia. Itu anggapan
orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu
karena mereka akan masuk neraka.
28. pantaskah kami memperlakukan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang-
orang yang berbuat kerusakan di bumi? Atau pantaskah
kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama
dengan orang-orang yang jahat. (Q.S Sad/38: 27-28).
3. Penjelasan ayat
ayat 27 merupakan penegasan bahwa Allah menciptakan langit, bumi,
dan apa yang ada diantara kedua nya mengandung hikmah bagi
manusia. Hal ini menunjukan bahwa allah tidak main-main dalam
menciptakan segala sesuatu. Bagi orang kafir, kenyataan ini tidaklah
diakui sebagai suatu kebenaran dari Allah. Oleh karena itu, mereka
akan mendapatkan kecelakaan di akhirat.
Selanjutnya, pada ayat 28, Allah menegaskan bahwa tidak akan
pernah sama antara orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi dan
orang-orang yang selalu berbuat amal saleh. Orang yang senatiasa
berbuat kebaikan di bumi dan kemaksiatan akan mendapatkan siksa
yang pedih di neraka.
4. Kandungan Q.S. Sad ayat 27
a. Alam semesta diciptakan oleh Allah swt sangat banyak
manfaatnya bagi umat manusia. Sesuai Q.S. Al-Baqarah ayat
164. Seluruh kebutuhan manusia telah disediakan oleh Allah swt
dan bagaimana manusia dapat memanfaatkan sebesar-besarnya
untuk manusia itu sendiri di muka bumi ini.
b. Manusia diciptakan Allah hanya untuk menyembah dan
mengabdi kepada-Nya, melestarikan lingkungan dengan cara
menjaga, merawat, tidak merusaknya merupakan salah satu
bentuk pengabdian kepada Allah swt.
c. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt tidak akan
diperlakukan oleh Allah sama dengan orang-orang yang durhaka
dan kafir terhadap-Nya.
5. Sikap dan perilaku yang mencerminkan Q.S. Sad
ayat27
a. Dapat mengambil hikmah dari penciptaan alam semesta.
b. Selalu beriman kepada Allah.
c. Suka beramal soleh.
d. Tidak berbuat kerusakan.
e. Orang yang beriman akan menjaga lingkungan.
f. Seseorang akan bertambah kuat imannya apabila mau berpikir dan
merenung tentang keberadaan alam semesta ini serta segala isinya
termasuk dirinya. Sesuai Q.S. Ali-Imran ayat 190 dan 191.
g. Orang yang beriman akan memanfaatkan seluruh isi alam ini dengan
sebaik-baiknya dan berusaha untuk memelihara, melestarikan, serta
menjaga dari kerusakan. Sesuai Q.S. Fatir ayat 27-28.
h. Orang yang beriman kepada Allah swt akan tumbuh kesadaran untuk
selalu berbuat baik dan beramal tanpa ada rasa terpaksa. Sesuai Q.S.
Fatir ayat 19-22.
6. Penerapan Sikap dan Perilaku
Beberapa perilaku yang dapat diterapkan berkaitan dengan menjaga kelestarian
lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut :
a. Tidak membuang sampah sembarangan
b. Memilah dan memilih sampah yang dapat didaur ulang dengan yang tidak
c. Menanam pohon agar lingkungan menjadi hijau dan segar
d. Tidak suka membunuh hewan sembarangan karena bisa merusak ekosistem
e. Berhemat dalam memakai peralatan dan bahan baker
f. Tidak membuat polusi terhadap udara
g. Hemat dalam menggunakan listrik dan air bersih
h. Mulai melakukan pola sehat dan dimulai dari diri sendiri
i. Gemar mencari cara yang hemat dan tepat guna serta memberitahukan
kepada lingkungan sekitar
j. Sering mencari informasi mengenai cara menjaga lingkungan yang baik,
khususnya pada lembaga yang berkompeten
k. Menyadari bahwa melestarikan lingkungan adalah tanggung jawab kita semua
sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam.
D. Surah al-Furqon : 45-50
Kekayaan alam merupakan nikmat allah yang jarus
kita jaga sebaik mungkin. Ingatlah, sumber alam itu
bukan hanya untuk kita melainkan juga untuk anak
cucu kita.
1. Lafal ayat
2. Arti Mufrdāt
Memanjangkan :
Bayang-bayang :
Tetap :
Menarik :
Istirahat :
Berusaha :
Angin :
Mempergilirkan :
3. Terjemahan ayat
45. Tidaklah engkau memperhatikan (penciptaan) tuhanmu,
bagaimana ia memanjamgkan (dan memendekkan) bayan-
bayangan ; dan sekiranya Dia mengkehendaki, niscaya Dia
jadikan (bayang-bayangan itu) tetap, kemudian Kami jadikan
matahari sebagai petunjuk,
46. kemudian Kami menariknya (bayang-bayangan itu)kepada
Kami sedikit demi sedikit.
47. Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai)
pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang
untuk bangkit berusaha.
48. Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa
kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih,
49. agar (dengan air itu) Kami menghidupkan nergei yang
mati (tandus), dan Kami memberi minum kepada sebagian
apa yang Kami ciptakan (berupa) hewan-hewan ternak dan
manusia yang banyak.
50. Dan sungguh, Kami mempergilirkan (hujan) itu
dianatara mereka agar mengambil pelajaran; bahkan
mereka mengingkari (nikmat).
4. Penjelasan Ayat
45. kita disuruh ALLAH untuk memperhatikan, mengamati, mempelajari, dan
memahami ayat ini. Dan maksud dari memanjang dan memendekkan bayangan
adalah adanya siang dan malam. Saat pagi hari menjelang siang, bayangan kita
semakin lama semakin panjang, dan dari siang menjelang malam, bayangan
tersebut semakin memendek. Ini juga berarti bahwa ALLAH mengajarkan kita
tentang waktu, adanya waktu siang dan malam yang telah kita jumpai yaitu
waktu dibumi ini yang telah digenapkan menjadi 24 jam dalam sehari.
Bayang-bayang itu tetap, maksudnya adalah jika ALLAH menghendaki waktu
dibumi ini akan terus menjadi siang dan tidak ada waktu malam.Namun itu
hanyalah jika ALLAH menghendaki.
Lalu, matahari sebagai petunjuk. Petunjuk disini maksudnya bisa sebagai
petunjuk waktu antara pagi, siang, sore dan malam. Dan bisa juga sebagai
penunjuk arah mata angin, dimana matahari terbit sebelah timur dan terbenam
di sebelah barat.
46. adanya perputaran matahari, dari terbitnya fajar (subuh) sampai
terbenamnya matahari (maghrib).
47. Malam sebagai pakaian maksudnya, malam sebagai penutup
hari, dimana saat malam lebih baik kita tidur untuk mengistirahatkan
tubuh kita setelah berusaha diwaktu siang. Maka dari itu, adanya
siang sebagai kesempatan kita untuk berusaha mencari rezki yang
halal dan untuk menuntut ilmu bagi pelajar. Dan saat malam adalah
untuk beristirahat. Itulah hikmah dibalik adanya siang dan malam
yang diciptakan oleh ALLAH.
48. sebuah pengetahuan, bahwa saat sebelum hujan tentunya akan
ada angin kencang penanda akan turun hujan. Tentu saja hujan
adalah kabar gembira, karena dengan adanya air hujan yg sangat
bersih dari langit (tidak terkontaminasi dengan hal2 lain, ex: bahan2
kimia) memberi manfaat bagi kesuburan tanah, penambah sumber
air, dan pembersih udara.
49. Telah dijelaskan pada ayat sebelumnya, bahwa dengan air hujan
dapat menyuburkan tanah yang kering, sebagai sumber air minum
untuk makhluk hidup yang ada di bumi, seperti manusia, hewan dan
tumbuhan.
50. Mempergilirkan hujan maksudnya, kita telah tahu adanya
pergantian musim disetiap daerah. Misalnya di Kota Bukittinggi
sedang hujan. Awan yg membawa hujan akan terus berjalan sampai
pada tempat dimana kandungan air pada awan akan habis (pada
batas min), misalnya kota Padang. Lalu, bisa saja bergilir ke daerah
lain, dst. Pergiliran hujan ini juga sebuah pelajaran dar ALLAH bagi
kita agar kita lebih bersyukur lagi dengan apa yg telah diberikan
ALLAH kepada kita.
E. QS. al Baqarah : 204-206
Pada zaman sekarang sudah banyak terjadi kerusakan alam di mana-mana. Semua itu
adalah perbuatan manusia yang sudah tidak pedul terhadap kelestarian alam. Banyak
terjadi bencana alam akibat ketidakseimbangan alam. Bagaimana
pandangan islam terhadap para perusak alam? Jawabannya dapat kita ketahui dari beberapa
ayat Al-Quran, diantaraya yang terdapat dalam Q.S al-baqarah:204-206 berikut.
1. Lafal ayat
2. Terjemahan ayat
204. Dan diantara’ manusia ada yang pembicarannya
tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau
(Muhammad), dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi
hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras.
205. Dan apabila ia berpaling (dari hadapanmu) ia berjalan
di muka bumi untuk membuat kerusakan padanya dan
membinasakan tanam-tanaman dan binatang ternak untuk
menyebut beberapa macam kerusakan itu (sedangkan Allah
tidak menyukai kerusakan), artinya tidak rida padanya.
206. Dan jika dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kamu
kepada Allah” dalam perbuatan-perbuatanmu, (bangkitlah
kesombongannya) yang menyebabkan berbuat (dosa) yang
disuruh menghindarinya. (Maka pantaslah baginya Neraka
Jahanam dan sungguh ia seburuk-buruk tempat tinggal).
Q.S al-baqarah/2: 204-206.
4. Penjelasan ayat
Ayat 204 menjelaskan tentang beberapa Sifat Munafik,
diantara Sifat Munafik itu adalah:
Perkataannya menarik
Pandai membawakan diri
Seakan-akan dia mengerti dan menaruh perhatian
terhadap segala permasalahan yang menyangkut
keselamatan manusia.
Orang Munafik berani untuk menjadikan nama Allah sebagai
saksinya dan berani bersumpah atas nama Allah, padahal
dia sebenarnya adalah musuh yang paling jahat.
Ayat 205 menjelaskan sifat munafik yang lain, yaitu berani untuk
membuat kerusakan dimuka bumi demi kepentingannya. Yang
mereka fikirkan bukanlah kebenaran nama Allah serta apa yang
telah diucapkan dari mulut manisnya, melainkan kemegahan dan
keuntungan yang kelak akan diraihnya. Diantara perbuatan yang
dia lakukan adalah membinasakan pertanian dan peternakan.
Padahal, Allah sangat tidak suka kepada orang-orang yang
berbuat kerusakan.
Ayat 206 menjelaskan bahwa sifat munafik apabila dikatakan
kepadanya bertakwalah kepada Allah, maka muncullah
kesombongannya. Inilah kata yang tepat terhadap sikap hidup
penguasa yang zalim, seorang diktator dan tirani. Dia akan
memusuhi pendapat-pendapat yang jujur.
Sebaliknya, dia akan menyenangi orang yang suka memuji,
menyanjung, dan memberikan gelar-gelar yang bagus. Dia amat
sombong dengan kekuasannya. Kesombongan itu akan bertambah
dengan datangnya orang-orang yang suka menyanjungnya. Untuk itulah
Allah berfirman “Maka Pantaslah baginya Neraka Jahannam,dan
Sungguh Neraka Jahannam itu tempat yang buruk” Akhir ayat ini
dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak ridho kepada orang-orang
yang memiliki sifat diatas, tempat mereka hanya di Neraka Jahannam.
Orang-Orang munafik suka membuat kerusakan di bumi, mereka
menggunakan berbagai alasan untuk kepentingannya. Dengan alasan
perkembangan ilmu dan zaman, mereka membenarkan perbuatannya,
seperti uji coba nuklir, pembuatan pabrik-pabrik tanpa memperhatikan
lingkungan. Ketika mereka dituduh membuat kerusakan di muka bumi,
mereka mengatakan bahwa mereka sedang melakukan perbaikan di
bumi. Kita harus selalu menjaga kelestarian alam, supaya terhindar dari
sifat munafik.