q .. · 2014. 6. 18. · dapat digi.makan untuk berbelanja, penarikan uang ... bank islan1 malaysia...
TRANSCRIPT
-
l?ERBANDINGAN PENDAPATAN KARTU KREDIT DENGAN
KARTU KREDIT SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syaiiah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Saijana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh:
i gL
'\n. fnduk
klasifikasi
RADEN NENENG ZAKIAH
NIM: 104046101657
: ···;;;.:_r· ............. I ................. _ : ......... \?. .. :;;' ••. 9.:\ .. :-; ... 00..CD : .. Q .. \.LQ .. ":'." .. !2.\..-, ... ~.S.~
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONO!\H SYARIAH)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M
-
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan babwa:
1. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenubi salab
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeti (UIN) Syatif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telab saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syaiif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian bari terbukti bahwa karya ini bukan hasil kaiya asli saya atau
merupakan basil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas !slain Nege1i (UIN) SyarifHidayatullah Jakaiia.
Jakarta,
-
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit Dengan Kartu
Krdit Syariah (Studi Kasus pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta), telah
diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum VIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tangga.J I l Nopember 2009. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada
Program Studi .Muamalat.
Ketua
Sekretaris
. Pembimbing I
Jakarta, 16 Nopember 2009
as Syariah dan Hukum
(
Panitia Ujian Munaqasyah
: Dr. Eu is Amalia, M.Ag
NIP. 197107011998032002
? __.-f.:::: ........................ ..
: H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH
NIP. 197407252001121001
: Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
NIP. 195607121981031003
( ... ~ ............. ) "'
Pembimbing II : Edi Setiadi, SE, MM
Penguji I
Penguji II
: Dr. Jsnawati Rais, M.A.
NIP. 1957 1027 1985 0320 01
: Mu'min Roup. S.Ag., MA
NIP.150281979
-
PERBANDINGAN PENDAPATAN KARTU KREDIT DEN GAN
KARTU KREDIT SYARIAH
(Studi Kasus Pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
Unh1k memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Saijana Ekonomi Islatn (S.E.I)
Oleh:
RADEN NENENG ZAICTAH
NIM. 1040 4610 1657
Di Bawah Bimbingan
v~
DRS. H. ZAINUL RIF~hsuF, M.PD NIP. 1956 7121981031003
KONSENTRASIPERBANKANSYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009
-
ABSTRAKSI
A. Raden Neneng Zakiah (104046101657) B. Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah C. v+ 73 D. Kata Kunci : Pendapatan, Kartu Kredit, Kartu !Credit Syariah, Bunga dan Ijarah. E. Perbedaan Pendapatan pada Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah dan
Sh·ategi Bank Syariah dalam Menghadapi Persaingan antar Kartu Kredit. F. Tujuan : Mendeslaipsikan penyebab terjadinya perbedaan antara kartu laedit
dengan krutu kredit syariah dan strategi yang digunakan oleh bank syariah dalrun menghadapi persaingan antar kartu ]credit. Metode Pcnelitian : Desktiptif Analitis. Hasil Penelitian : Pada dasarnya kartu kredit syariah memiliki fungsi yang sama dengan kartu laedit konvensional yaitu dapat digi.makan untuk berbelanja, penarikan uang, pembayaran tagihan bulanan, dru1 lain sebagainya. Tetapi ada perbedaan yang mendasar yaitu tidak adanya bunga dalrun transaksi kartu kredit syariah melainkan fee (ujroh). Sedangkan denda yang dikenakan bank terhadap nasabah wan prestasi tidak diakui sebagai pendapatan, melainkru1 disalurkru1 sebagai dana sosial. Adapun strategi yang diterapkan bank danrunon cabang syariah dalrun memasarkan dirhrun card yaitu dengan penawaran seperti bebas bunga clan biaya iuran bulanru1 (monthly membership fee) yang lebih murah dibanding interest rate dinilai dapat membuat pertumbuhan pengguna dirhrun card melesat mencapai 212% dibanding pertumbuhan kmiu kredit yang hanya mencapai 19,8% pada tahun 2008. Kcsimpulan : Kartu !credit syariah berbeda dengan kartu kredit dari segi biaya yang menjadi pendapatan bagi bank se1ia strategi yang diterapkan cukup ampuh melihat peningkatan pengguna kartu !credit syariah yang cukup tinggi dibanding pengguna kartu kredit.
G. Bulrn: 17, Dokumcn: 2, Internet: 16, Kamus I.
-
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Alhamdulillahi rabbi! 'alamiin. Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta
alam, atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga
kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah
keharibaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
kepada jalan kebenaran hinggga yaumil qiyamah.
Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, motivasi se1ia masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, diantaranya :
I. Abah dan mama tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun
materiil serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Keluargaku, teteh dan kaka, abang dan keponakanku, juga abduh yang telah
banyak memberi bantuan.
3. Bapak Drs. H. Zainul Arifin dan Bapak Edy Setiadi, SE, MM., selaku dosen
pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu dan tenaganya
membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MM., selaku dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
-
5. Ibu Euis Amalia, M.Ag., selaku ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam) dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag., selaku sekretaris Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
6. Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN serta Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Huk:um UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan skiipsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Syariah dan
Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakaiia.
8. Bapak Henry Asser Nasution, SE selaku Manajer Bank Danamon yang telah
meluangkan waktunya disela-sela kesibukkannya demi membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Bibah, Nina, Yana, Ani, Nunung, Roni dan semua rekan-rekan Jurusan
Muamalat Prograin Studi Perbankan Syariah. Anak-anak paradise house;
Rifqy, Zizah , dll. Anak KAMMI dan LDK yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
I 0. Dai1 semua pihak yang tidak mungkin penulis ucapkan satu persatu, terima
kasih atas bantuan dan dukungannya.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberik:an kontribusi terhadap
pengembangan khazanah keilmuan yang ada, khususnya dalam bidang Ekonomi
Islam.
Jakarta, September 2009
Penu!is
-
DAFTARISI
Hal am an
ABSTRAKSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... v
KATA l'ENGANTAR ···························································· Vl
DAFTARISI ....................................................................... viii
DAFT AR TABEL ......... ............ ................................. ........... x1
DAFT AR GAMBAR ................................................................................. xn
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I
B. Batas an Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
C. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 6
D. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 6
E. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 7
F. Metode Penelitian . .. . . . . .. . . . . . . . .. . .. . .. ... . .. ... ... .... .. . . .... 7
G. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu . .. . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . .. 11
H. Pedoman Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 13
I. Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
-
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Konseptual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
A.I. Kmtu Kredit ................................................ 15
A.2. Kartu Kredit Syariah .. .. . . .. .. . . .. .. .. . . .. .. . . . .. . . .. .. .... 17
A.3. Pendapatm1 Bm1k .. . . .. .. .. . . .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. . . .. .. . 24
B. Operational Konsep . .. .. . . .. .. . . . . . .. .. .. .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. 28
C. Hipotesis .......................................................... 31
BAB III PEMBAHASAN
A. Perkembangan Perba!Jkan da!l Sistim Syarial\ di Indonesia 32
A. I. Analisis Deskiiptif V ariabel .. . . .. .. . . . . . .. .. . . .. .. . . . . .. 40
A.2. Letak Persmnaa!l dan Perbedaan a!ltara Kartu Kredit
dengan Kartu Kredit Syariah .. . . .... .. . .. .. . . . . .. . . . . .. . 43
A.3. Gmnbaran Umum Sistem Syariah pada Studi Kasus
di Bank Danmnon Syariah . . .. .. .. . . . .. .. . . . .. .. . . . .. . . .. 52
B. Pendapata!l dari Kartu Kredit da!l Kartu Kredit Syariah . . . 55
B. l. Meka!lisme Perhitungm1 Pendapata!l dari Kartu Kredit 55
B.2. Meka!lisme Perhitunga!l Pendapata!l dari Kartu Kredit
Syariah ...................................................... 56
B .3 Analisis Perbm1dinga!l Tingkat Ketaha!lan Market
Kmiu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah . . . . . . . . . . . . 58
B.4 Strategi Kartu Kredit dalam Menghadapi Persaingan 60
-
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. .. . .. . . . . .. . . . . . . .. 71
B. Saran............................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73
LAJ\IPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 77
-
- . DAFT AR TABEL
01. Tabel 2.1 Analisa Vaiiabel . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. ... . .. . .. . . . . . . . . ... 30
02. Tabel 3.2 Jmingan Kantor Perbankan Symiah ............... .......... 35
03. Tabel 3.3 Perbedaan dan Persmnam1 Kartn Kredit .......................... 51
04. Tabel 3.4 Fasilitas Airport Lounge ... . .. .. .. .. ... ... .. .. .. . .. . . .... ..... 70
-
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Operational Concept.......................................... 29
2. Gambar 3.2 Grafik Asel, DPK, PYD Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah ................................................... 38
3. Gambar 3.3 Penyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah .................................................................. 39
4. Gambar 3.4 Kartu Kredit dan Kartu Kredit Syariah ............................ 42
5. Gambar 3.5 Skema Transaksi Kartu Kredit ...... ...... ................... 46
-
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu
perwujudan dari permintaan masyarakat yang semakin membutuhkan suatu sistim
perbankan alternatifyang selain menyediakan jasa perbankan atau keuangan yang
sehat, juga memenuhi p1insip-prinsip syariah.
Perkembangan bank syariah di Indonesia sendili tidak terlepas dari
pengaruh perkembangan perbankan syariah di negara-negara lain. Seperti di
Pakistan (akhir tahun 1950-an) dan India (Jemaat -e- Islami Hind, 1968) yang
menerapkan sistim pinjaman bebas bunga.1 Kemudian Faisal Islamic Bank (1978)
sebagai bank syariah pertama yang didirikan di Mesir, Faisal Islamic Bank of
!Gbris (1983) di Siprus, Kuwait Finance House (1977) di Kuwait, Citi Islamic
Bank of Bahrain, Faysal Islamic Bank of Bahrain, dan al-Barakah Bank di
Bal1rain, Bank Islan1 Malaysia Berhad (1983) di Malaysia, juga Iran dan Turki
yang juga memiliki Bank Syariah. 2
Selain berkembang di beberapa Negara di dunia, juga terdapat bank
syaiia11 bertaraf internasional, yaitu Islamic Development Bank (IDB) yang
1 Muhammad Ghafur W, Potret Perbankan Syariah Terkini (Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah), (Yogyakarta: Biruni Press, 2007), h. 2
2 Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Pral.1ek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 22-25
-
2
didirikan pada tahun 1395 H/l 975 M. Sampai dengan tahun 1992, IDB telah
beranggotakan 52 negara yang berpenduduk mayoritas muslim dengan modal
sebanyak 2 miliar Islamic Dinar dan sudah mampu menjangkau negara-negara
anggota IDB dan Asia Tengah, dengan kantor regionalnya di Almaty Kazakhstan
pada tahun 1997.3
Perkembangan bank syariah di Indonesia sendiri, juga tidak terlepas dari
peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICM!) pada lokakarya "Bunga Bank & Perbankan" di Bogor. Yang akhirnya
berhasil terwujud dengan didirikannya Bank Muammalat Indonesia (BM!, 1
November 1991).4
Di Indonesia, legalisasi kegiatan perbankan syariah melalui UU no. 7
tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dalam UU no.10 talmn
! 998 serta UU no.23 talmn 1999 .5 Setelah dikeluarkannya ketentuan per Undang-
Undangan tersebut, sistim perbankan syariah telah menunjukkan perkembangan
yang cukup pesat, dengan diiringi meningkatnya kompleksitas pennasalahru1 dan
tantangan.
Seperti umumnya lembaga usaha, bank syruial1 pun mempunyai tujuan
yang sruna, yaitu meningkatkan pendapatan. Dengan meningkatnya pendapatan,
akan meningkat pula laba yang diperoleh perusahaan yang akan digunakan untuk
3 Ghafur, Potrel Perbankan Syariah Ter/..ini, h.3 4 Ibid. h.4 5 Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, ed. Revisi, (Jakarta: LPFE-USAKTI,
2003), h. 1
-
3
keberlangsungan perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan, biasanya
perusahaan melakukan inovasi produk untuk menggaet pasar. Dalam hal ini bank
syariah melihat adanya kebutuhan masyarakat akan instrumen yang praktis, aman,
nyaman dan efisien sehingga berfungsi untuk memudahkan berbagai transaksi di
masyarakat seperti fungsi yang dimiliki kartu kredit, serta melihat potensi
masyarakat di Indonesia yang mayoritas penduduk beragama Islam dan
bangkitnya kesadaran untuk mempraktikkan Islam secara kaffah (utuh). Maka
Bank syariah di Indonesia berinisiatif untuk mengeluarkan produk yang serupa
tetapi tak sama dengan kartu kredit.
Sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai kartu kredit dan kartu kredit
syaiiah, baiknya perlu dijelaskan bahwa kartu kredit yang dimaksud merupakan
kartu kredit yang diterbitkan oleh bank konvensional, sedangkan kartu kredit
syariah merupakan kaiiu yang diterbitkan oleh bank syariah. Penulis
menggunakai1 istilah ka1iu kredit dan bukan kartu kredit syariah, karena dari
literatur ya11g penulis temui selama penelitian ini tidak ada yang menggunakan
istilah kaiiu kredit konvensional.
Menurut Taswan, SE, M.Si, kmiu kredit merupakai1 kmiu yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual-beli barang dan jasa.6 Karena
merupakan alat pembayaran yang sangat praktis, kartu kredit banyak diminati
oleh masyarakat kalangan menengah ke atas.
6 Tas\van, SE., I\11.Si, Akuntansi Perbankan, Transaksi dalanz f/aluta Rupiah, ed. Revisi, (Semarang: UPP AMP YKPN, 2003), h. 235.
-
4
Fitur yang ditawarkan kartu kredit syariah sama dengan fitur yang ada di
kartu kredit, bedanya kaiiu kredit syariah tidak membebankan bunga sepeserpun
kepada nasabah. Intinya bank syariah dapat memberikan penawaran produk
berkelas seperti yang dimiliki perbankan konvensional, tetapi dengan tetap
menjaga prinsip symiah.
Perkembangan kartu kredit syariah di Indonesia pun tidak terlepas dari
pengaruh perkembangan katiu kredit syariah di negm«1-negara lain yang
mempunyai sistim perbankan syaiiah sepe1ii Bahrain, Malaysia, Saudi Arabia,
Kuwait, dan laiu sebagainya.7
PT. Danmnon dalmn rangka untuk mewujudkan kemudahan transaksi
umat Islam, khususnya bagi mereka para pengguna (nasabah) perbankan syariah
di Indonesia, bekerjasama dengan Mastercard telah meluncurkm1 Dirham Card,
kartu syatiah yang pertama di Indonesia dengan penawaran unik, fungsionalis,
dan berbagai keuntungan lainnya sebagaimana kartu kredit biasa. 8
Salah satu alasan yang menjadi pe1iimbangan diterbitkannya syariah card
(kmiu kredit syatiah) yaitu fatwa dari Dewan Symiah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) no.54/DSN-MUl/X/2006 dan surat edaran Bank Indonesia
no.9/l 83/DPbs/2007, bahwa diperlukan adanya instrumen pengganti dari kartu
7 M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003), h. 203-205
8 Antara, "Bank Danamon Luncurkan Dirham Card", artikel diakses pada 12 Januari 2009 dari http://www.antara.eo.id/arc/2007 /7 /19/bank-danamon-luncurkan-dirham-card/ _
-
5
kredit yang tidak berprinsipkan bunga sebagai produk altematif yang aman dan
menentramkan. 9
Meskipun demikian, masih terjadi perdebatan dikalangan masyarakat
mengenai pendapatan yang akan diterima bank syariah dari kartu kredit syariah.
Sementara bank konvensional sudah jelas akan mendapatkan keuntungan berupa
bunga dari transaksi kartu kredit tersebut.
Atas dasar latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai "Perbandingan Pendapatan Kartu Kredit dengan Kartu Kredit
Syariah. (Studi Kasus pada Bank Danamon Cabang Syariah Jakarta)"
B. Batasan Masalah
Pendapatan bank syariah bisa diperoleh dari produk pembiayaan; berupa
al-mudharabah, al-musyarakah, al-murabahah, al-bai' bitsaman ajil dan ijarah,
dalam bentuk bagi hasil, mark up; mark up disini dimaksudkan selisih dari harga
beli dengan harga pokok penjualan atau dapat disebut juga sebagai keuntungan
dari transaksi murabahah di bank syariah, dan sewa, serta dari pembeiian
pinjaman; berupa biaya administrasi dan fee untuk penggunaan fasilitas. Karena
luasnya pembahasan mengenai pendapatan bank syariah ini, maka penulis
membatasinya dengan hanya meneliti pada pendapatan bank konvensional yang
diperoleh dari kmiu kredit dibandingkan dengm1. pendapatan bank syariah yang
9 Safruddin, "Dirham card KKS pertama di Indonesia", artikel diakses pada 12 Januari 2009 http://safruddin.wordpress.com/2007/08/04/dirham-card-kartu-kredit-syariah-pertama-di-indonesia/
-
6
diperoleh dari kartu !credit syariah (studi kasus di Bank Danamon Cabang Syariah
Jakarta).
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme perhitungan pendapatan yang diperoleh bank dari
kartu !credit konvensional dan lcartu !credit syariah?
2. Bagaimana strategi kartu !credit syariah dalam menghadapi persaingan?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan fundamental antara kartu !credit konvensional
dengan kartu !credit syariah.
2. Untuk mengetahui penerimaan apa saja yang diakui sebagai pendapatan bagi
bank dari produk kartu !credit dan kartu !credit syariah.
3. Mengetahui mekanisme perhitungan pendapatan yang diterima oleh bank dari
kartu !credit dan kartu !credit syariah.
4. Untuk mengetahui strategi kartu !credit syariah dalam menghadapai
persaingan antara kartu !credit yang tela11 lebih dulu hadir.
-
E. Manfaat Penelitian
1. Dunia Akademik
7
Diharapkan basil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan
bagi para akademisi, baik dosen, mahasiswa maupun pelajar yang berkaitan
langsung maupun yang tertarik dengan dunia perbankan syaiiah.
2. Dunia Praktisi
Diakui memang pembahasan mengenai kartu kredit syariah tergolong
baru, terutama mekanisme cara dan strategi yang diterapkan oleh Bank
Danainon Syaiiah dalam menghadapi persaingan antar kartu kredit dengan
kartu kredit syariah.
Diharapkan bisa meajadi acuan bagi stake holder mengenai strategi
Danamon Syariah dalam menghadapi persaingan tersebut.
3. Masyarakat luas
Persepsi yang beredar di masyarakat amat beragain mengenai kartu
kredit syariah, halalkah atau sama saja dengan kartu kredit biasa. Diharapkan
hasil dari penelitian ini memberikan pencerahan infonnasi mengenai produk
kartu kredit syariah.
F. Metode Penelitian
I. Desain Penelitian
Dalam ilmu penelitian dikenal dengan tigajenis penelitiai1, diantarai1ya
adalal1 penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatif.
-
8
Selain ketiga Jems metode penelitian tersebut, Mohtar Mas'oed
menambahkan apa yang disebut dengan metode penelitian prediktif, yaitu
penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang. 10
Pemilihan metode penelitian sangat penting bagi seorang peneliti ha]
ini untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat mencenninkan realitas yang
ada, kesalahan dalam pemilihan metode penelitian menyebabkan basil
penelitian menjadi tidak akurat. Penelitian mernpakan cara ilrniah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 11
Penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif,
yakni penelitian untuk menggarnbarkan secara tepat dan apa adanya rnengenai
sifat-sifat atau gejala suatu keadaan atau untuk menentukan suatu frekuensi
dan penyebaran suatu frekuensi dari adanya hubungan tertentu antara suatu
gejala dengan gejala lainnya. Metode deskriptif, adalah rnetode yang meneliti
suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu komoditi, suatu sistern
pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian ini, untuk membuat deskriptif, garnbaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
10 !v!ohtar Mas'oed, Jbnu Hubungan Internasional: disiplin dan n1etodo/ogi, (Jakarta: LP3ES, 1990), h.79
11 Ali Mau!udi, Statistik I: Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Jakarta: P3EI, 2006), h.l
-
9
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana sumber data
tidak berbentuk angka, 12 hitung-hitungan, pengukuran dan rangking.
Penelitian kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara
matematik, ia lebih kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang
datanya diambil berdasarkan sample (contoh). Walaupun demikian, penelitian
kualitatif mampu menyediakan informasi penting yang kemudian bisa
dijelajahi melalui penelitian kualitatif. 13
3. Data penelitian
Adapun data penelitian diperoleh dari :
1) Data primer; data yang diperoleh dari lembaga terkait, bernpa wawancara
dan dokumenter.
2) Data sekunder; buku atau data yang sudah dipublikasikan dalam bentuk
buku, media cetak maupun elektronik.
4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data mernpakan unsur penting dalam penelitian
kualitatif. Maka dari itu, penulis menggunakan data yang tersedia yaitu data
sekunder, data ini mernpakan data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti. Pengumpulan data antara lain melalui
penggunaan teknik studi pustaka (librmy research) yakni melalui buku-buku
12 Ibid, h. 6 13 Husein Umar, Afetode Penelitian untuk sk:ripsi dan tesis bisnis, (Jakarta : PT. Raja Grafindo,
t.t), h.15
-
10
bacaan, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, internet, se1ia dokumen dan arsip-
arsip yang menunjang dan telah diteliti lebih dahulu, penulis memperoleh data
sekunder dan informasi yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data yang lain adalah wawancara, yaitu
merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi untuk memperoleh
informasi yang dilakukan dengan bertanya langsung kepada narasumber. 14
5. Objek Penelitian
Objek penelitian sangat erat kaitannya dengan masalah yang diteliti
dalam sebuah penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini yang menjadi objek
adalah kartu kredit clan kartu kredit syariah yang terdapat di Bank Danamon.
Unit analisa yang digunakan dalam pe1masalahan yang diangkat oleh penulis
adalah "Bank".
6. Teknik Pengolahan Data
Sebagai tahap akhir metode penelitian ini adalah metode pengolahan
data atau analisa data. Metode ini berisikan bagaimana cara yang akan
digunakan dalam penulisan untuk mengolah data yang telah terkumpul
sehingga dapat menjawab masalah pokok penelitian tersebut secara tepat dan
akurat. 15 Pengolahan data merupakan proses mengatur urusan data,
mengorganisasikan dalam suatu pola kategori dalam satuan uraian dasar.
14 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Met ode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1981 ), h.122
15 Sofyan Effendi, Prinsip-prinsip Analisa Data, (Jakarta : PT. Grafindo, 1981 ), h.267
-
11
Dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, data mentah
yang diperoleh dari lembaga terkait, buku-buku maupun data diolah kemudian
disusun ulang agar dapat menjadi bagian yang menyatu dalam teks ..
G. Tinjauan (Review) Kajian Studi Terdalrnlu
1. "Analitis Persepsi Bankers (Danamon Syariah dan DKI Syariah) dan
Masyarakat terhadap Penerbitan Kartu I
-
12
3. "Syariah Card dan Aplikasinya pada Produk Dirham Card di Bank Danamon
Syariah" oleh Edy Susanto (104046101575) Konsentrasi Perbankan Syariah,
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakmia 1429 HI 2008 M. Edy
membahas dalam skripsinya mengenai adanya kesesuaian Syariah Card
dalam penerapannya pada produk Dirham Card yang telah dikeluarkan oleh
bank Danamon Syariah.
Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa terdapat aspek yang sama
dari penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya yang membahas
mengenai objek yang sama yaitu kaiiu kredit syariah. Akm1 tetapi terdapat
perbedaan sudut pandang dalam pe11elitian ini dengan penelitian sebelumnya,
ba11wa penelitian ini menitikberatkan pada perolehan pendapatan yang diperoleh
bank syariah dmi produk kartu kredit syariah dibendingkan dengan perolehan
pendapatm1 bagi bank konvensional dari produk kmiu !credit. Berbeda dengan
penelitian sebelumnya yang membahas mengenai persepsi karyawan bank dan
masyarakat umum terhadap penerbitan kartu kredit syariah, analisis SWOT, dan
kesesuaian antara syariah card pada fatwa MUI terhadap aplikasinya di bank
syariah.
-
13
H. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan mernjuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi,
Fakultas Syariah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakaiia : UIN PRESS,
2007.
I. Sistematika Penulisan
BAB I Pendalmluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu, Pedoman Penulisan dan
Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Konseptual, terdiri dari teori-teori mengenai Kaiiu Kredit,
Kartu Kredit Syariah dan Pendapatan Bank, serta Operational Konsep
dan Hipotesis.
BAB HI Pembahasan, terdiri dari Perkembangan Perbankan di Indonesia;
Analisis Desk1iptif Variabel, Letak Persamaan dan Perbedaan antara
Kartu Kredit dengan Kartu Kredit Syariah serta Gambaran Umum
Sistem Syariah pada Studi Kasus di Bank Danainon Syariah, Pendapatan
dari Kartu Kredit dan Kmiu Kredit Syariah; Mekanisme Perhitungan
Pendapatan dari Kartu Kredit dan Kartu Kredit Syariah, Analisis
Perbandingan Tingkat Ketahanan Market Kartu Kredit dengan Kartu
-
14
Kredit Syariah; dan Strategi Kartu Kredit dalam Menghadapi
Persaingan.
BAB IV Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
-
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan konseptual
A.1. Kartu Kredit
Menurut Taswan, SE., M.Si., kartu kredit merupakan kartu yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang dan jasa, kemudian
pelunasan atas penggunaannya dapat dilakukan sekaligus atau secara angsuran
sejumlah minimum te1ientu. 1
Kmiu kredit merupakm1 salah satu kmiu plastik yang beredar di Indonesia
dan mulai beredar sejak terbitnya Surat Keputusan Menteri Keuangan
no.1251/KMJ(.013/1988 tm1ggal 20 Oktober 1988.2 Ada beberapa kartu plastik
lainnya yang berbeda fungsi penggunaannya, yaitu:
a. Charge card adalah km·tu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
sesuatu transaksi barang dan jasa, kemudian pemegang kartu diwajibkan
membayar kembali secara penuh seluruh tagihannya pada ald1ir bulan atau
bulan berikutnya dengan atau tanpa beban tmnbaban.
b. Kmiu debet (debit card), yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai perintah
bayar atau pendebetan terhadap rekening pemegangnya. Transaksi dengan
menggunakan kmiu debet adalah transaksi tunai yang pembayarannya tidak
1 Tas\van, Akuntansi Perbankan, h. 235 2 Ibid, h. 235
1 c
-
16
dengan uang tunai, tetapi melalui pembebanan rekening pemegang kmiu debet
clan pengkreditan terhadap merchant.
c. Cash card, adalah kmiu tunai, atau sering disebut juga kartu A TM, yaitu kaiiu
yang dapat digunakan untuk penarikan tunai baik di counter-counter bank
maupun pada anjungan A TM.
d. Check guarantee card, yaitu kmiu yang dapat digunakan sebagai jaminan
dalam penm·ikan eek oleh pemegang kartu tersebut. 3
e. Smart card, yaitu kartu yang berfungsi sebagai rekening terpadu, kartu 1111
dapat dihubungkan dengan rekening pribadi clan dapat menyimpm1 clan
memperbaharui data dala111 microchip, sehingga pemegang kartu dapat
mengetahui keadaan semua rekeningnya.
£ Private label card, yaitu kartu yang bukan diterbitkan oleh bank, melainkan
oleh suatu badan usaha seperti supe1market, hotel dan perusahaan lainnya.
Pemakaian kartu ini hanya terbatas pada perusahaan yang mengeluarkannya.4
Terdapatjugajenis kmiu plastik berdasarkan wilayah berlakunya:
a. Kmiu plastik Iokal, yaitu kartu plastik yang berlaku pada wilayah tertentu,
misalnya untuk seluruh Indonesia, contoh kartu ATM Bank Mua111malat
Indonesia.
3 Ibid, h. 235-236. •1 Johannes Ibrahi1n, Kartu Kredit, Dile111atis antara Kontrak dan Kejahatan, (t.t. : Refika
Aditama, 2004), h. 15.
-
17
b. Kartu plastik intemasional, yaitu kmiu plastik yang berlaku dan dapat
digunakan di seluruh dunia, contoh Visa, Mastercard, American Express,
Dinners Club.5
A.2. Kartu Kredit Syariah
Kartu kredit syariah merupakan kmiu yang diterbitkan oleh bank
syariah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya kartu
kredit yang bebas bunga. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 54/DSN-MUI/X/2006 bahwa kartu laedit
syariah (syariah card) mempunyai akad-akad yang terkandung di dalmnnya6:
a. Ijarah
ljarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.7
Dari definisi diatas, maka dapat kita ketahui Rukun dari akad
ijarah, yaitu:
I) Mus ta 'jir I Penyewa atau pemberi upah
2) Muajjir I Pemilik barang atau penerima upah
3) Ma 'jur I barang atau obyek sewaan, atau sesuatu yang dikerjakan
5 l'aswan,Akuntansi Perbankan, h. 236 6 MUI, "Fatwa DSN-MUI tentang Syariah Card", artikel diakses pada 12 Januari 2009 dari
http://www.mui.or.id/mui_in/product_2/fatwa.php?id=64&pg=3 7 Syafi'i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, h. 117
-
18
dalam upah mengupah
4) Ajran atau Ujrah I Harga sewa atau manfaat sewa
5) !jab Qabul
Adapun dalil yang mendasari akad ijarah sesuai dengan Finnan
Allah SWT dalam Q.S. al-Baqarah: 233 ;
"Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak
dosa bagimu apabila kamu memberika11 pembaj1ara11 111en11r11t ya11g
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Meliliat apa yang karnu ke1jakan."
Dalam ayat tersebut diperbolehkan memberi upah orang lain untuk
melakukan suatu peke1jaan dengan syarat agar memberikan upah atau
pembayaran tersebut dengan cara yang baik, dan ayat tersebut menjadi
dasar diperbolehkannya penggunaan akad ijarah dalam kehidupan
bennasyarakat.
-
19
Kemudian dalil yang kedua yang menjadi dasar dari akad ijarah
yaitu Haclits Nabi SAW :
.,..J.::...i ,·11 ''··', "'"i I '" "!'1 .J=i '''ill; ,.L' J-1::, lil I . . ..,;;JI ,.,\ ·~=- ,·..,! ···=-~,... ~ ~ ,..,.... -~- _,. •W I- ,. "' ~1::1~ -- _,,,-~ ',,..,r- ~
Dari Jbnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, "Berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering." (R.R. Ibnu Majah)8
Hadits ini menjelaskan mengenai waktu pembayaran upah para
pekerja agar segera dibayar sesuai dengan porsinya, karena apabila
pembayaran tersebut clitunda dikhawatirkan akan menzalimi pekerja
tersebut.
Umumnya implementasi akad ijarah cli dunia perbankan
merupakan suatu akad atau perjanjian bank dengan nasabah untuk
menyewa suatu barang atau objek milik bank, dimana bank mendapatkan
imbalan atau fee alas barang/objek yang disewakannya tersebut, clan
diakhir periocle nasabah akan diberi kesempatan untuk membeli
barang/objek tersebut atau biasa disebut ijarah muntahiya bit tamlik
(IMBT).
8 lbnu Hajar Asqalani, Bu/ughul Maram, (Beirut: Dar lhya, 773 HJ, h. 188.
-
20
b. Al-Qardh
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.9 Dalam perjanjian Al-Qardh, pemberi pinjaman
(kreditor) memberikan pinjarnan kepada pihak lain dengan ketentuan
penerirna pinjaman akan rnengembalikan pinjaman tersebut pada waktu
yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama ketika pinjaman itu
d.b 'k IO 1 en an.
Dari definisi diatas dapat diketahui rukun dari akad qardh, 11 yaitu :
I. Pihak yang merninjarnkan (muqtaridh)
2. Pihak yang rnemberikan pinjaman (muqridh)
3. Dana (qiradh)
4. Ijab qabul (sighat)
Transaksi Al-Qardh diperbolehkan oleh para ulama12 berdasarkan
fimrnn Allah dalam Q.S. Al-Hadiid: 11 :
9 Syafi'J Antonio, Bank Syariah dari Teori Ice Praktek, h. 131 to Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Jslan1 dan Kedudukannya dalan1 Tata flukun1 Perbankan
Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1999), h.75 11 Slarnet Wiyono, Cara Mudah Memahan1i Akuntansi Perbankan Syariah, Berdasarkan PSAK
dan PAPS!, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 29-30 12 Syafi'i Antonio, Bank Syarialz Dari Teori ke Praktek, h. 132
-
21
"Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan
dia akan memperoleh pahala yang banyak. "
Dan Hadits Nabi :
Jbnu Mas 'ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata, "Bukan
seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali
kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah." (H.R. Ibnu Majah). 13
Dari dalil diatas bahwa di an jurkan untuk meminjamkan apapun,
baik bempa hmta maupun benda kepada orang lain sebagai bentuk
pendekatan diri kepada Allah dan akan mendapatkan balasan disisi-Nya.
Akad qardh sendiri merupakan akad ta 'awun atau tolong
menolong dan saling membantu, dan bukan merupakan akad komersial.
Akad qardh juga tel ah diperbolehkan oleh para ulmna dalam ijma' -nya,
karena melihat tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dan
pe1tolongan saudaranya, dan tidak seorangpun yang memiliki segala
13 Imam Hafidz Abi Abdillah Muhammad, Sunah Jbnu Majah, (Beirut: Dar Al Fiqr, 1995), h. 35
-
22
barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu pinjam meminjam sudah
menjadi satu bagian dari kehidupan manusia di dunia ini. (Syafi'I Antonio
: 2003).
c. Kafalah
Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dalam pengertian lain kafalah juga berarti mengalihkan
tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung
jawab orang lain sebagai penjamin. 14
Finnan Allah dalam Q.S. Yusuf: 72 :
"Penyeru-penyeru itu berseru, 'Kami kehilangan piala rqja dan
barangsiapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan
(seberat) beban unta dan a/cu menjamin terhadapnya."
14 Syafi'i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, h. 123-125
'
-
23
Hadits Nabi Muhammad SAW dari Abu 'Ashim dari Yazid lbn
Ubaid dari Salmah lbn Akwa' :
Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW (mayat seorang lalci-
Zaki untuk dishalatkan)... Rasulullah SAW bertanya "Apakah dia
mempunyai warisan?" Para sahabat menjawab, "Tidak". Rasulullah
bertanya lagi, "Apakah dia mempunyai hutang?" Sahabat menjawab "Ya,
sejumlah tiga dinar. " Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk
menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu berkata,
"Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah. " Maka Rasulullah pun
menshalatkan mayat tersebut. (H.R. Bukhari). 15
Dalam operasional di bank, bahwa pihak bank memberikan
jaminan kepada nasabah sehubungan dengan kontrak ke1ja atau perjanjian
yang telah disepakati antara nasabah dengan pihak ketiga. Pada
hakikatnya pemberian kafalah akan memberikan kepastian dan keamanan
bagi pihak ketiga untuk melaksanakan isi kontrak atau perjanjian yang
15 Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al Bukhari Al Ja'fi, Shahih Bukhari Juz II, (Beinll: Daar !bnu Katsir, 1987), h. 799
-
24
telah clisepakati, tanpa khawatir apabila te1jacli sesuatu clengan nasabah,
sehingga nasabah ciclera janji untuk memenuhi prestasinya. (Institut
Bankir Indonesia : 2003).
A.3.Penclapatan Bank
Sebelumnya perlu cliketahui bahwa clalam istilah akuntansi terclapat
perbeclaan pengertian antara penclapatan clan penghasilan. Menurut PSAK 23
tentang Penclapatan, penghasilan cliclefinisikan clalam Kerangka Dasar
Penyusnnan clan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat
ekonomi selama suatu periocle tertentu clalam bentuk pemasukan atau
penambahan akti.va atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang ticlak berasal clari kontribusi penanam modal. Penghasilan
(income) meliputi penclapatan (revenue) maupnn keuntungan (gain).
Sementara penclapatan aclalah penghasilan yang timbul clari aktivitas
perusahaan yang biasa clan clikenal clengan sebutan yang berbecla seperti
penjualan, penghasilan (fee), bunga, cliviclen, royalti clan sewa.16 Seclangkan
keuntungan clalam PSAK mengenai Kerangka Dasar Penyusunan clan
Penyajian Laporan Keuangan, mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi clan
pacla hakikatnya keuntungan ticlak berbecla clengan penclapatan .17
Pengakuan penclapatan (revenue recognition) merupakan asums1
akuntansi bahwa penclapatan merupakan suatu proses yang be1jalan secara
16 Ikatan Aknntan Indonesia (!AI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 23.1
17 Ibid, h.18
-
25
ten1s menerns tanpa terputus, sehingga untuk tujuan pelaporan akuntansi
diperlukan pembatasan yangjelas tentang kapan suatu pendapatan diakui. 18
a. Pendapatan bank konvensional
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya
adalah berbunga (interest bearing) dan menanamkannya dalam aktiva
produktif (earning assets). 19
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti
pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan
pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang
merupakan kegiatan utama ataupun bukan. 20
1) Pendapatan Bunga
Meliputi semua pendapatan bank yang berupa basil bunga
dalam Rupial1 dan valuta asing (valas) dalam aktivitas operasionalnya,
pendapatan bernpa komisi dan provisi yang diterima dalam rangka
pembe1ian kredit.
18 Aliminsyah dan Padji, Kamus Jstilah Keuangan dan Perbankan, Jnggris-Indonesia, Indonesia-Jnggris. (Bandung: Yrama Widya, 2003), h. 460-461
19 !Al, PSAK, h.31.5 20 N. Lapoli\va, Akuntansi Perbankan, Akuntansi Transaksi Bank dalan1 Valuta Rupiah, Jilid I,
(Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2000), h. 264
-
26
Pendapatan operasional bank yang berupa hasil bunga
diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
a) Dari Bank Indonesia
b) Dari bank-bank lain
• Giro
• Interbank call money
• Simpanan berjangka
• Surat berharga
• Kredit yang diberikm1
• Tabungan
• Lainnya
Dari pihak ketiga bukan bank
• Surat berharga
• Kredit yang diberikm1
• Lainnya
2) Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan operasional lainnya baik dari penduduk maupun
bukan penduduk yang terdiri dari:
a) Pendapatan provisi, komisi dan fee yaitu komisi/provisi dari
transaksi derivative danfee dari kredit kelolaan.
-
27
b) Pendapatan transaksi valuta asmg yaitu keuntungan transaksi
valas/derivative bernpa: Spot, Forward, Swap. clan Option.
c) Pendapatan kenaikan nilai surat berharga. Kenaikan maupun
penurnnan nilai surat berharga clilaporkan secara neto.
3) Penclapatan Non Operasional
Pendapatan yang diterima bank dari aktivitas non operasional,
terdiri alas:
a) Sewa
b) Keuntungan
c) Selisih kurs
d) Hasil offeetting kredit rekening antar kantor dan bunga antar kantor
e) Lainnya.
b. Pendapatan Bank S)l'ariah
Pendapatan bank syruiah diperoleh melalui clana bank yang
dihimpun dalrun tiga po la penyaluran21 , yaitu :
I) Prinsip Jual Beli yang meliputi murabahah, salam clan salam para/el,'
istishna dan istishna para/el. Dalam prinsip ini akan cliperoleh
pendapatan yang clisebut margin atau keuntnngan.
21 Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah, h. 9-10
-
28
,,,,,,_""',~~---~·-''-~·---
PERPUSTAKAAN IJTAMA l. UIN SYAHID .JAKARTA I
2) Prinsip Bagi Hasil yang meliputi pembiayaan mudharabah dan
pembiayaan musyarakah. Dalam prinsip ini akan diperoleh pendapatan
yang disebut bagi hasil usaha.
3) Prinsip Ujroh yang meliputi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik.
DaJam prinsip ini akan diperoleh upaJ1 (zljroh).
Pendapatan dari penyaluran dana diatas merupakan pendapatan
operas1 utama yang dibagi-hasilkan (profit distribution). Selain
pendapatan operasi utanrn, bank syariall juga mempero!eh pendapatan lain
yang menjadi hak sepenuhnya bank syariah yang tidak dibagi-hasilkan
antara pemilik dan pengelola dana (bank). Pendapatan tersebut berasal
dari fee based income, misalnya pendapatan alas fee kliring, .fee transfer,
.fee inkaso, fee pembayaran payroll dan fee lainnya dari jasa yang
diberikan bank. Dan pendapatan dari mudharabah muqayadah dimana
bank bertindak sebagai agen.
B. Operational Konsep
Pada dasamya lembaga keuangan seperti bank baik konvensional maupun
syariah mempunyai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan pendapatan. Untuk itu
bank mengeluarkan inovasi-inovasi produk demi meningkatkan kepuasan
nasabah. Salah satu inovasi produk yang dikeluarkan oleh bank adalah kartu
kredit.
-
29
Mengingat kondisi persamgan antar bank di Indonesia mengarah pada
ekonomi syariah, maka bank-bank konvensional berlomba-lomba meluncurkan
produk-produk syariah sepe1ii kartu kredit syariah.
Hal ini disebabkan karena ketahanan sistim syariah dalam menghadapi
krisis global.
Bank syariah tetap dapat bertahan dari goncangan kiisis karena tidak
bermain dalam produk yang spekulatif, tetapi mempunyai produk yang bukan
spekulatif seperti halnya kaiiu kredit syariah.
Be1ikut tinjauan operational concept tentang variabel dependent (X) dan
independent (Y) :
y
( Pendapatan )
Gambar2.1 Operational Concept
Kartu kredit
XI
X2
Kartu Kredit Syariah
)
)
-
30
,-Dalam hal ini penulis akan memaparkan analisa teoritis tentang variabel
diatas :
KONSEP PENDAPATAN
Tabel 2.1 Analisa Variabel
VARIABEL DIMENSI KARTU KREDIT PROD UK
PANGSA PASAR
KARTU KREDIT PROD UK SYARIAH
INDIKATOR
• Pendapatan yang diperoleh ad al ah bunga.
• Apabila over limit dan terlambat bayar akan mendapatkan penalty yang keselurnhannya diala1i sebagai pendapatan bank.
--------------------------------
• Masyarakat umum
• Pendapatan yang diperoleh adalah fee alas jasa.
• Apabila over limit dan terlambat bayar akan dikenakan penalty yang diakui sebagai dana pengganti kerngian dan diakui sebagai dana sosial.
• Menggunakan akad dalam transaksi.
• Menawarkan S!Sl!lll yang bebas bunga (non riba) pad a maymitas penduduk yang muslim.
• Dukuugan MUI
-
31
dengan dikeluarkannya fatwa.
• Aclanya batasan . mengenai penggunaan kmiu kreclit syariah
• Masyarakat umum PANGSA • Masyarakat muslim PASAR
C. Hipotcsis
Hipotesis dalam penelitian ini merupakan kesimpulan sementara dari
rumusan masalah bahwa perbeclaan mekmnisme perhitungan penclapatan yang
cliperoleh bank clari kartu kreclit syaiiah lebih baik clibmndingkan dengan kartu
kreclit, karena kartu kreclit syariah menggunakan system sewa yaing bebas claii
riba. Sementara kaiiu kredit menggunakan system bunga yang melilit konsumen
ketika terjadi krisis.
Strategi syariah dianggap lebih mainpu mengambil hati masyarakat ymng
pada umumnya berpenducluk mayoritas muslim sehingga peningkatan grafik
pengguna kartu kredit syariah meningkat tajam walaupun belum sebmnding
dengan kartu kredit.
-
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Perbanlrnn dan Sistim Syariab di Indones:la
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
kemudian mengalokasikannya dalam berbagai bentuk investasi. Karena
karakteristik tersebut bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan dimana
dalam setiap usahanya banyak diatur oleh pemerintah. 1
Dengan semakin cepatnya perubahan iklim ekonomi dunia be1imbas pada
perekonomian Indonesia. Termasuk kehacliran bank syariah di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh negara-negara yang telah lebih clulu menerapkan sistim syariah
dan bahkan mendirikan lembaga keuangan yang be1prinsip syariah seperti
Pakistan, India, Mesir, Siprus, Kuwait, Bahrain, Malaysia, Iran dan Turki.
Di Indonesia sendiri upaya pengembangan bank syaiiah clilaksanakan
dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat muslim akan suatu sistim
perbankan yang sehat dan terpercaya clalam mengakomodasi kebutuhan akan
layananjasa yang berprinsip syariah.2 Selain itu perbankan syariah diyakini lebih
talrnn krisis dibanding bank konvensional, climana bank syariah tidak mengenal
bunga yang selama ini dianut oleh bank konvmsional. Pada penghujung clekade
1990 banyak bank yang terkena likuiclasi akibat negative spread atau keuntungan
1 Harahap, Akuntansi Perbankan Syariah, h. 275 2 Syafi'I Antonio, Bank Syariah, h.223
-
33
minus karena bunga yang dibayar lebih tinggi daripada bunga yang didapat. Maka
ketika keuntungan itu habis, lama. kelamaan modal yang digunakan untuk
menutupinya. Ketika modalpun habis, bank-bank meminta bank sentral untuk
menutupi kebutuhan likuiditasnya dengan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia). Sedangkan dana BLBI tersebut merupakan uang rakyat, yang pada
akhirnya rakyat pula yang menanggung dampaknya. Tercatat hingga akhir 1998
sebanyak 64 bank dilikuidasi, 14 di-take-over pemerintah, dan 9 lainnya
diwajibkan untuk rekapitulasi, tentunya dengan dana dari pemerintah.3
Pengertian perbankan menurut Undang-undang no.7 tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan UU No. I 0 tahun 19984 adalah :
I) Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
2) Bank Umnm adalah bank yang melaksanakan kegiatan nsaha secara
konvensional atan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lain lintas pembayaran.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
nsaha secara konvensional atan berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lain lintas pembayaran.
3 Ibid, h. 224 4 Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 275
-
34
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik usaha bank
adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian dari segi penyalurannya
tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan bagi bank sendiri tetapi juga
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Sementara fungsi dari bank umum dapat
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sementara BPRS tidak dapat
melalcukan ha! tersebut.
Dengan terbitnya UU no. 10 tahun 1998 telah memberikan peluang yang
lebih luas bagi bank syariah untuk menjalankan usahanya, clan membuka
kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka cabang yang khusus
menjalankan kegiatan berdasarkan prinsip syariah.
a. Pertumbuhan Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, clan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Pada mulanya jumlal1 bank syariah yang beroperasi di Indonesia barn
beberapa saja yang berdiri seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat
Indonesia, Bank Mega Syariah clan lain-lain. Setelal1 beberapa tahun
kemudian perkembangan sistim syariah di Indonesia dianggap mampu
menggaet banyak nasabah, serta banyaknya pendapat para tokoh tentang daya
talmn bank syariah terhadap krisis global yang terjadi pada tahun 1998 clan
2009.
-
35
Akhirnya bank-bank lain mulai mengoperasikan system syariah seperti
te1iera pada table juni 2009 terdapat 5 Bank Umum Syariah, 25 Unit Usaha
Syariah dan 133 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah5 :
Tabel 3. 2 Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Dari data yang ada terlihat bahwa peningkatan yang terj adi pada
jumlah Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah maupun Bank Pembiayaan
Syariah cukup stabil. Artinya tidak ada lonjakan kenaikan yang drastis pada
masing-masing bank.
5 BI, "Statistik Perbankan Syariah Juni 2009'', artikel diakses pada 27 Juni 2009 dari http://www.bi.go.id/web/id/S tatistik/S tatistik+Perbankan/Statistik+ Perbankan+Syariah/sps _ 0609 .hun, h.l
-
36
b. Pcrtumbuhan Kantor Cabang
Pe1iumbuhan kantor bank symiah di Indonesia ikut berkembang pula
sebagai konsekuensi dari munculnya bank-bank yang menerapkan sistim
syariah. Pada tahun 2005 tercatat 550 kantor yang berdiri di Indonesia, tahun
2006 sebanyak 637 kantor, tahun 2007 sebanyak 782 kantor dan akhir Juni
2009 tercatat I. 107 kantor yang berdiri tersebar di seluruh Indonesia dihitung
berdasarkan total dari seluruh Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.6
c. Pertumbuhan Sumber Daya Manusia di Perbankan Syariab
Sebagai daya dukung perkembangan bank syariah, dibutuhkm1 Sumber
Daya manusia yang capable di bidangnya. Maka dengan semakin banyaknya
kantor-kantor bank symiah yang berdiri, akan dibutuhkm1 sumber daya
manusia yang terserap di dalamnya sehingga dapat meminimalisir
meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Tercatat bahwa
pe1iumbuhan Sumber Daya Manusia7 pada tahun 2005 yang ada di Bank
Umum Syariah sebanyak 3.523 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 1.436
orang, Bank Pembiayaan Rakyat Symiah sebanyak 1.037 orang. Tahun 2006
di Bank Umum Syariah sebanyak 3.913 orang, Unit Usaha Syariah sebanyak
l. 797 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 1.666 orang. Tahun
6 Ibid, h.J 7 Ibid, h.4
-
37
2007 di Bank Umum Syariah sebanyak 4.311 orang, Unit Usaha Syariah
sebanyak 2.266 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 2.108
orang. Tahun 2008 di Bank Umum Syariah sebanyak 6.609 orang, Unit Usaha
Syariah sebanyak 2.562 orang, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak
2.581 orang. dan pada akhir juni 2009 di Bank Umum Syariah sebanyak 8.486
orang, Unit Usaha Syariah sebanyak 2.223 orang, Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah sebanyak 2. 811 orang.
d. Pertumbuhan Pembiayaan yang diberikan
Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan bank syariah di bidang
penyaluran dana. Pembiayaan ataufinancing yaitu pendanaan yang diberikan
oleh satu pihak kepada pihak lain untnk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Adapun pembiayaan
yang diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah disalurkan
dalam tiga kerangka (aqad) yaitu aqad tijarah Gual beli), aqad syarikah
(ke1jasama atau kongsi) dan aqad hasan (kebajikan) meliputi akad
mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna, ijarah, qardh dan
lainnya. Pada tahun 2005 total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah ( dalam miliar rupiah) sejumlah 15.232, tahun
-
39
f. l?enyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usal!a Syariah
Fungsi bank selain melakukan kegiatan usaha seperti menghimpun
dana, bank juga dapat melalcukan penyaluran dana dengan penempatan di
bank lain, penempatan di BI, surat berharga, tagihan lainnya dan pembiayaan
yang diberikan. Tercatat bal1wa komposisi penyaluran dana yang dilakukan
oleh Bank Umum Syariall dan Unit Usaha Syariall per juni 2009 seperti
penempatan pada Bank Indonesia sebesar 6,0%, penempatan pada bank lain
sebesar 4,4%, surat berharga sebesar 5,9%, penyertaan 0,1 %, tagihan lainnya
0,4% dan pembiayaan yang diberikan sebesar 83,3%10• Untnk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik dibawall ini :
Gambar 3.3 Penyaluran Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usal!a Syariah
~--- --.--_ ---c-J
'11 ' '"'""'"""'" {PhJUniffltOtBi) ! 6:0% i ?Nms)aVJitd_I Ban~ lain l (mtu•iia11k_asttl3} I 4.4%_
IO Ibid, h. 46
I
---------------------~-·-•·•-•e-•__j
-
40
A.1. Analisis DeskriptifVariabel
I. Pendapatan
Seperti yang telah dipaparkan pada bah sebelumnya bahwa pendapatau
mernpakan penghasilau yang timbul dari aktivitas pernsahaan, biasanya dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan (fee), bunga, di vi den,
royalti dan sewa. 11
Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti
pendapatan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendapatan
lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang mernpakan kegiatan utama
ataupun bukan.12
Sedangkan pendapatan bank syariah diperoleh dari tiga prinsip penyaluran
dana meliputi prinsip jual beli diperoleh margin atau kenntungan, prinsip bagi
hasil diperoleh bagi hasil usaha dan prinsip ujroh diperoleh up ah ( ujroh) yang
mernpakan pendapatan operasi utama. Selain itu, bank syariah juga memperoleh
pendapatan lain yang berasal darifee based income dari transaksi kliring, transfer,
inkaso, pembayaran payroll dan lainnya dari jasa yang diberikan bank. Dan
pendapatan dari mudharabah muqayadah dimana bank bertindak sebagai agen.
Dalam upaya peningkatan pendapatan (income) bank melakukan berbagai
terobosan untuk mengakomodir kebutuhan nasabahnya, salah satunya dengan
kartu kredi t.
11 !Al, PSAK, h. 23.1 12 N. Lapoliwa, Akuntansi Perbankan, Akuntansi fransaksi Bank dalam Valuta Rupiah, Jilid I,
(Jakarta: Jnstitut Bankir Indonesia, 2000), h. 264a
-
41
2. Kartu kredit
Kartu !credit merupakan instrument yang berfungsi sebagai alat
pembayaran barang atau jasa. Terdapat beberapa faktor yimg ditawarkan kartu
!credit yaitu kenyamanan, keamanan, kemudaban dalam bertransaksi sehingga
para pengguna kartu tidak perlu repot membawa uang tunai.
Perkembangan kartu !credit di Indonesia mulai berkembang sejak terbitnya
Surat Keputusan Menteri Keuangan no.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Oktober
1988 dimana usaha kartu !credit digolongkan sebagai kelompok jasa usaha. 13
3. Kartu Kredit Syariah
Sebagian besar dari masyarakat muslim di Indonesia membutuhkan
instrument yang berfungsi sama dengan kartu !credit yang dapat memudahkan
mereka dalam bertransaksi tetapi tidak bertentangan dengan syariab. Untuk itu
diterbitkanlab kartu !credit syariah yang berfungsi sama dengan kartu !credit,
namun tetap sesuai hukum Islam.
Salah satu bank yang pe1iama kali menerbitkan kartu kredit syariab adalab
bank danamon syariah yang diberi nama Dirham card.
Menurut Dirut Bank Danamon, Sebastian Paredes, Peluncuran Dirham
Card be1iujuan untuk melengkapi rangkaian produk kartu yang ditawarkan kepada
para nasabah Bank Danamon. 14
13 Ibid, h. 235 14 Safruddin, "Dirha111 card'' safruddin. \Vordpress.co1n
-
42
Dirham Card ini diluncurkan berdasarkan fatwa No 54/DSN-
MUI/IX/2006 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan
surat BI no 9/183/DPbS/2007 tentang persetujuan Danamon Syariah Card.
Gambar3.4 kariu kredit dan kartu kredit syariah danamon
-
43
A. 2. Letak Persamaan dan perbedaan Produk kartn kredit dengan kartu kredit
syariah clalam meluncurkan layanan
Seperti telah banyak disinggung sebelumnya bahwa ka1iu kredit dapat
digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang maupun jasa
yang pada pelunasannya dapat dilakukan sekaligus maupun angsuran
sejumlah minimum tertentu.
Kartu kredit syariah merupakan kartu yang berfungsi sama seperti
kmiu kredit pada umumnya, tetapi hubungan hukum antara pihak-pihak yang
terlibat dalam transkasi ini dilakukan berdasm·kan piinsip yang sesuai dengan
ketentuan syariah.
1. Persamaan kartu kreclit clengan kartu kreclit syariah
a. Memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai alat pembayaran aneka tagihan
rutin seperti tagihan listrik, telepon, clan TV berlangganan, untuk
penarikan tunai, keperluan transaksi cicilan, pembelian barang di
merchant yang telah ditunjuk oleh bank, transfer dari kartu kredit kepada
kartu kredit lainnya atau sebaliknya, dapat digunakan diselurnh dunia,
diproteksi dengan asuransi, pembaym·an tagihan dapat dilakukan secara
tunai di bank yang bersangkutan maupun bm1k lain yang telah ditunjuk,
pendebetm1 langsung dari tabungan atau giro di bank yang bersangkutan
atau di bank lain, clan melalui ATM.
-
44
b. Biaya-biaya
• Annual feeliuran tahunan
luran yang harus dibayar setiap tahun oleh pemegang kmtu kredit atau
charge card. Iuran tersebut akan ditagih setiap tahun melalui lembar
penagihan.
• Late charge (biaya keterlmnbatan)
Denda yang dikenakan bila kmtu kredit atau charge card terlambat
membayar tagihan dari tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan atau
membayar tagihan dibawah minimum payment yang tel ah ditentukan.
Di bank danmnon card holder dikenakan bunga sebesar 6% dmi
minimum pembayaran, atau minimal Rp 50.000 untuk Classic dan Rp
75.000 untuk Gold.
Mengenai biaya keterlambatan untuk kartu kredit syariah ini
terdapat pengaturan dali Majelis Ulama Indonesia. perihal Ketentuan
Ta'widh dan Denda15, yaitu:
I) Ta'widh
Penerbit Kmtu dapat mengenakan ta 'widh, yaitu ganti rugi
terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat
keterlambatan pemegang kartu dalmn membayar kewajibannya
yang telah jatuh tempo.
15 Ibid, \VW\V.mui.or.id
-
45
2) Denda keterlambatan (late charge)
Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatan
pembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial.
• Biaya-biaya lainnya, seperti biaya bukti warkat penjualan, tagihan
kartu kredit yang ditolak, biaya penggantian kaiiu akibat dari kartu
hilang, kartu rusak dan lain sebagainya sejumlah minimum te1ientu.
c. Pihak yang terlibat
Pihak-pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kaiiu
I "k 16 . p as!I , ymtu :
1) Penerbit kartu kreditlissuer (mushdir al-bithaqah ), merupakan pihak
atau lembaga yang mengeluarkan dan mengelola suatu kartu. Penerbit
dapat berupa bank, lembaga keuangan lain, dan perusahaan non-
lembaga keuangan.
2) Aqcuirer adalah Jembaga yang mengelola penggunaan kartu plastic
terutama dalam ha! penagihan dan pembayaran antara pihak issuer
dengan pihak merchant. Bisa saja pihak issuer sekaligus menjadi
acquirer.
3) Pemegang kartu (card holder atau hamil al-bithaqah) terdiri atas
perseorangan yang telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang
16 Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan,, h. 644-645
-
46
ditetapkan oleh penerbit untuk diterima sebagai anggota dan berhak
menggunakan kmiu sesuai dengan kegunaannya.
4) Merchant (tajir atau qabil al-bithaqah), yaitu pihak yang menerima
pembayaran dengan ka1iu alas transaksi jual beli barang atau jasa.
d. Mekm1isme tagihaJl
Prosedur transaksi dalam mekanisme sebagai alat pembayaran
dalmn transaksi kartu kredit melibatkan tiga pihak, yaitu bank penerbit
(issuer Bank), pemegaJlg kaiiu (card holder) dan pedagang barang/jasa
(merchant). 17 Berikut skema trm1saksi dengaJl kartu kredit antara
pemegang kmiu, merchant, issuer (Aquirer).
Gambar3.5 Skema Transaksi Kartu l(redit
Pcn1sahaan Kartu (Issuer/Acquirer)
\ 3
\ Pemcgang
Kartu ..,_ ____ 2 ______ ( Merchant
17 Jbid, h. 641-643
-
47
I) Penerbit kartu (Issuer Bank), disebut juga kreditur menerbitkan kartu
kredit untuk seorang pemegang kartu (card holder). Setelah card
holder memenuhi persyaratan dan menyetujui perjanjian yang telah
ditetapkan oleh Issuer Bank, maka card holder dikenakan joining fee
dan selanjutnya setiap tahun akan dibebankan annual fee.
2) Card holder melakukan transaksi pembelian barang/jasa pada
merchant (service establishment) yang menerima merk kartu yang
dimiliki. Pihak merchant umumnya mengenakan charge yang
dibebankan kepada pemegang kartu yang ditambahkan Ice jumlah nilai
transaksi.
3) Merchant akan menyerahkan tagihan yang telah ditanda-tangani oleh
pemegang kmtu kepada bank penerbit untulc menagih pembayaran atas
transaksi penjualan tersebut. Selanjutnya bank penerbit akm1
membayar sejumlah nilai transaksi setelah dikurangi dengan discount
rate (komisi) yang telah diperjalljikan terlebih dahulu untuk
keuntungall bank penerbit.
Setelah tenggm1g waktu tertentu atau tallggal jatuh tempo seperti
yallg dituangkall dalam perjanjiall, bank penerbit akm menagih kepada
pemegang kartu sejumlah nilai transaksi. Selmrjutnya, card holder
membayar sejumlah minimum tertentu (minimum payment) dari total
tagihan bese1ia bunga.
-
48
Aclapun dasamya tidak
jauh berbecla clengan yang terjadi pada kartu kredit. Perbeclaannya terletak
pacla aclanya akad di dalam transaksi kartu kreclit syariah dan pembayaran
monthly fee clan fee penmikan tunai sebagai pengganti bunga
pembelanjaan clan penarikan.
2. Perbedaan kartu kredit dengan kartu kredit syariah
a. Kartu Kredit
1. Perhitungan biaya bunga
Menurut Ridwan Sundjaja, dalam buku "Kartu Kredit,
Dilematis antara Kontrak clan Kejahatan", yang ditulis oleh Dr.
Johannes Ibrahim, SH., MH., pemegang kartu kredit dapat dikatakan
sebagai peminjam uang, maka akan dikenakm1 bunga (finance charge)
yang timbul karena peminjaman uang dengan tingkat bunga sesuai
periode waktu, untuk satu talmn disebut tingkat bunga per tahun, untuk
satu bulan clisebut tingkat bunga per bulan dan untuk satu hari
clinamakan tingkat bunga per hmi. Bunga dikenakan ketika card
holder tidak membayar penuh tagihannya atau melakukm1 pembayaran
minimum (minimum payment) sebelum tanggal jatuh tempo, terlambat
membayar tagihan, melakukan transaksi penarikan uang tunai (cash
advance). Contohnya bunga pembelanjaan clan penarikan yang berlaku
di bank clanamon sebesar 3,5%.
-
49
b. kartu kredit syariah
1. Berbeda dengan kmiu kredit, kmiu kredit syariah tidak dikenakan
bunga melainkan dikenakan monthly membership fee (iuran
keanggotaan), yaitu Penerbit Kartu berhak menenma mran
keanggotaan (rusum al- 'udhwiyah) termasuk perpan3angan masa
keanggotaan dari pemegang Kartu sebagai imbalan ( ujrah) atas izin
penggunaan fasilitas kmiu, yang besamya ditentukan oleh bank18 . Di
Bank Danmnon cabang Syariah monthly membership fee akan
dikurangi diskon seperti cash reward dm1 cash rebate.
2. Adanya batasan yang telah ditetapkan oleh MUI mengenai
penggunam1 kartu kredit syariah bagi pihak yang terlibat yaitu card
holder, issuer bank dan merchant.
Ketentuan tentang Batasan (Dhawabith wa Hudud) Syariah Card19 :
• Tidak menimbulkan riba.
• Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah.
• Tidak mendorong pengelum·an yang b;;:rlebihan (israj), dengan
cara antara lain menetapkan pagu maksimal pembelanjaan.
• Pemegang kartu utama harus memiliki kemmnpuan finansial untuk
melunasi pada waktunya.
• Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan syariah.
18 MUI, "Fat\va Syariah Card", \VW\V.111ui.or.id 19 Ibid, www.mui.or.id
-
50
3. Fee penarikan uang tunai
Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai
(rusum sahb al-nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan
fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan denganjumlah penm'ikan.
4. Goodwill investment, dimana issuer bank mendebet dana da!'i card
holder sebesar 10% dari limit kartu yang akan diinvestasikan dalmn
bentuk tabnngan syariah mudharabah, dimana nasabah akan
mendapatkan nisbal1 dad investasi ini. Nasabah juga dapat
menyalurkan zakat atas nisbal1 yang didapat. untuk disalurkan kepada
lembaga zakat terpercaya. Adapun fungsi dan tujuan adanya goodwill
investment ini adalah meminimalisir keinginan konsumtif dm'i nasabal1
dirhmn card.
Tabnngan sym'iah berbeda dengan tabungan pada bank
konvensional karena bank sya!'iah tidak mengenal sistem bunga.
Sebaliknya, bank sym'iah menerapkan sistem bagi hasil berupa
prosentasi bagi hasil atas dana yang dikelola bank. Untuk kondisi saat
ini, para penabung di bank Islmn tidak menanggnng I'isiko. Nmnnn,
bagi hasil yang diperoleh penabnng tidak bisa dikatego!'ikan sebagai
riba atau bnnga, dan nilai yang dite!'ima bisa naik-turun tergantung
dari kinerja bmik.
-
51
Tabel 3.3
Perbedaan dan Persamaan Kartu Kredit dan Kartu l(redit Syariah
Indikator Kartu Kar tu Keterangan Kr edit Kr edit
Syariah Funi::si: I Alat Pembayaran Aneka
" " Tagihan Rutin 2 Penruikan Tunai " " 3 Keperluru1 Transaksi " " Cicilan 4 Pembelian Barru1g " " p 5 Transfer " " E 6 Dapat DigunakaJl
" " R Diseluruh Dunia s 7 Diproteksi Dengan A " " M AsuraJlsi A Bia 'a-biaya : A I Iuran Tahunrui " " N 2 Bia ya KeterlrunbataJl Denda bagi KK
diakui sebagai
" " pendapataJl, bagi KKS diakui sebagai dana sosial.
3 Biaya-Biaya Lainnva " " Pihak van!! Terlibat " " Mekanisme Ta!!ihan " " p Bia a-Biava: E I Bunga PenmikaJl dan R " pembelaniaaJl B E 2 Monthly Membership " D Fee A Peraturau: A 1 PeraturaJl Pemerintah " " N 2 Fatwa " Batasan Pen!'!'UUaan " Fee Penarikan Uani:: Tunai " Goodwill J11vest111ent
" Khusus pengguna KKS sebesar I 0%
-
52
A. 3. Gambaran umum Sistem Syariah Pada Studi Kasus: di Bank Danamon
Syariah
I. Sejarab Singkat Bank Danamon Syariah
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, (Bank Danamon) didirikan pada
tahun 1956 dengan nama PT. Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976
namanya menjadi menjadi bank Danamon hingga kini. Bank Danamon
menjadi Bank Devisa Swasta pertama di Indonesia pada tahun 1976 dan
Perseroan Terbuka pada tahun 1989.
Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis finansial di Asia, Bank
Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih pemerintah
Indonesia pada tahun 1999 dengan melakukan rekapitalisasi Bank Danamon
bersamaan dengan sembilan Bank BTO lainnya.
Dalam kurun waktu 3 tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan
restrukturisasi di beberapa bidang yang akhimya berbuah hasil dalam
membentuk pondasi dan infrastruktur bagi Bank Danamon dalam tujuannya
untuk meraih pertumbuhan yang maksimal.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk ("Bank"), berkedudukan di Jakarta,
didirikan pada tanggal 16 Juli 1956.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan
Bank adalah menj alankan kegiatan usaha di bi dang perbankan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku. Bank Danamon mulai melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002.
-
53
Mengantisipasi peluang pertumbuhan pesat perbankan syariah di
tahun-tahun mendatang unit usaha Bank Danamon Syariah terns membangun
infrastrnktur untnk mendukung peningkatan permintaan pasar. Sampai akhir
tahun 2007 Bank Danamon telah memiliki 7 kantor cabang syariah yaitu di
Jakarta, Bukit Tinggi, Banda Aceh, Surabaya, Martapura, Solo dan Makassar
serta 3 Unit Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) di Jakarta dan 7
Cabang Office Channeling di Jakarta serta 5 Cabaµg Office Channeling di
wilayah Jawa Timur.20 Hingga akhir tahun 2006 dana pihak ketiga Bank
Danamon Syariah telah mencapai Rp 337 miliar, sementara total pembiayaan
dalam berbagai bentnk skema syariah telah mencapai Rp 220 miliar, total
asset September 2007 sebesar Rp 670 miliar, sementara akhir 2006 sebesar
345 miliar meningkat 94,2%21
2. Visi dan Misi Bank Danamon Syariab
Untuk menjalankan operasionalnya, Bank Danmnon Syariah telah
menyusun perencanaan bisnis, dimana didalamnya telah memaparkan visi dan
misi pemsahaan. Visi dan misi pemsahaan mempakan pemyataan tujuan
jangka panjang perusahaan termasnk strategi yang akan digunakan untuk
berkompetisi. Adapun Visi dari Bank Danamon Syariah adalah :
"Tumbuh Bersama Mengemban Amanah"
20 Antara, "Bank Danamon", \V\V\V.antara.co.id 21 Ibid, www.antara.co.id
-
54
Sedangkan misi dari Bank Danamon Syariah adalah :
I. Fokus dan Agresif menyediakan produk dan jasa perbankan berlandaskan
sistem teknologi infonnasi canggih secara efisien dan efektif.
2. Menjalankan usaha produktif dengan komitmen dan layanan prima dalam
kerangka komitmen yang adil dan amanah sesuai prinsip Islam.
Dalam menjalankan misinya, Bank Danamon Syariah terus berusaha
mengeluarkan prodnk sesuai kebutuhan masyarakat yang menginginkan
transaksi secara syarial1. Salah satu produknya, Bank Danamon Syariah
mengeluarkan produk Dirham Card yang didukung dengan berbagai macam
fitur dan fasilitas IT yang sangat memadai. 22
3. Tujuan Pendirian dan Prinsip Operasional
Salal1 satu perkembangan terpenting di Bank Danamon adalal1
pembentukan unit usaha Syariall yang dipimpin langstmg oleh seorang
Direktur. Pembentukan tmit usaha Syariah di Bank Danamon bertttjuan untuk
memanfaatkan peluang pertumbuhan yang tersedia dalam penyediaan jasa
perbankan sesuai hukum syariah Islam. Sebagai negara dengan populasi
Muslim terbesar di dunia, serta masih sedikitnya pemain di sektor yang sangat
khusus ini, pasar perbankan Syariah di Indonesia .masih terbuka lebar dan
menawarkan potensi pertumbuhan yang amat besar.
22 Ibid, www.antara.co.id
-
55
Dalam menjalankan'K:egiatannya, Bank Danamon Syariah menerapkan
sistim bagi hasil, jual beli dan titipan sehingga. tidak terpengaruh oleh
fluktuasi suku bunga serta dikelola oleh sumber daya insani yang berkinerja
tinggi dengan berlandaskan pada sifat siddiq Gujur), tabligh (menyampaikan),
fathonah (cerdik), amanah (dapat dipercaya) dan itqan (profesional).
Diharapkan dengan hadimya Bank Danamon Syariah, maka dapat
memenuhi kebutnhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan yang
berbasis pada prinsip-prinsip bisnis secara islami, halal, tidak menganut
sistem riba (membungakan uang), ghoror (ketidakjelasan/manipulatif)
maupun maisyir (spekulasi/perjudian).
Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati layanan perbankan
yang sesuai dengan syariah Islam dimana ha! itu secara spiritual akan
menciptakan ketenangan batin karena dananya akan diinvestasikan kembali
kepada bisnis atau hal-hal yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat
ban yak.
B. Pendapatan Kartu Kredit Dan Kartu Kredit Syariah
B.1. Mekanisme Perhitungan Pendapatan dari Kartu Kredit
Kartu kredit adalab jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa di mana pelunasan atau
pembayarannya kembali dapat dilakukan sekaligus atau dengan cara mencicil
sejumlah minimum tertentu.
-
56
Adapun keuntungan yang diperoleh bank dari transaksi kartu kredit adalah
bunga, baik itu bunga yang dikenakan ketika penarikan uang tunai maupun ketika
dipergunalcan untuk berbelanja.
Bunga dikenakan alas pokok pinjaman, dimana jun1lah cicilan dihitung
dari pokok pinjaman ditambah bunga dan akan ditagih pada bulan berikutnya
ketika jatuh tempo. Ilustrasi :
(01 Januari) Pinjaman 1 (03 Februari) Payment
: 2.000.000 : 200.000 ---~
1.800.000
Selisih 34 hari
Maka penghitungan bunganya adalah
2.000.000 x 3,5% = 7000 = 2.333 x 34 = 79.333 30
(01 maret) Pinjaman 2 Sisa pinjaman
(03 Februari) Payment Tunggakan bunga
: 5.000.000 J : 1.800.000 + -----
700.000 79.333 -
6.800.000
620.667-6.179.333
Selisih 34 hari
B.2. Mekanisme Perhitungan Pendapatan dari Kartu Kredit Syariah
Sesuai dengan fatwa MUI mengenai Syariah Card., pendapatan yang
diperoleh bank adalah menurut Akad yang terkandung di dalamnya, yaitu :
-
57
I. Kaja/ah
Dalam hal ini Penerbit Kartu adalah penjamin (kajil) bagi
Pemegang Kartu terhadap Merchant atas semua ke:wajiban bayar (dayn)
yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartu dengan Merchant,
dan/atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM bank Penerbit
Kartu. Atas pemberian Kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee
( ujrah kafalah ). 23
Dalam hal merchant fee tidak ditentukan s1ecara jelas oleh bank
dan diterangkan secara eksplisit pada saat akad aplikasi.
Adapun fee penarikan uang tunai tidak dihitung berdasarkan
bunga, tetapi nominal fee telah ditetapkan terlebih dahulu oleh bank.
Misalnya Rp 45.000 (per transaksi per hari) dengan maksimum
penarikan sejurnlah Rp 500.000,- per hari.
2. Qardh; dalam hal ini Penerbit Kartu adalah pemberi pinjaman (muqridh)
kepada Pemegang Kartu ( muqtaridh) melalui penarikan tunai dari bank
atau ATM bank Penerbit Kartu.
Dalam transaksi Qardh, card holder hanya berkewajiban
mengembalikan sejumlah uang yang dipinjamnya kepada issuer bank.
Karena transaksi dalam akad qardh mengandung prinsip ta 'awun
(tolong menolong) dimana diharamkan bagi muqridh untuk menetapkan
23 Kapanlagi.com, "Bank Danamon Syariah Luncurkan Layanan Terbaru Dirham Card", artikel diakses pada 12 Januari 2009 dari http://www.kapanlagi.com/b/0000!83696.html
-
58
fee di awal alcad, adapun ketika muqtaridh memberikan fee secara
sukarela kepada muaridh maka hukumnya boleh.
3. Ijarah; dalam ha] ini Penerbit Kartu adalah penyedia jasa sistem
pembayaran dan pelayanan terhadap Pemegang Kartu. Alas Ijarah ini,
Pemegang Kartu dikenakan membership fee.
Di Danamon Syariah membership fee yang dikenakan kepada
card holder sudah ditetapkan perhitungannya, misalnya limit kartu Rp
I 0.000.000,- maka membership fee sebesar Rp. 325.000,-
Adapun mengenai ketentuan akad, penerapan biaya, denda dan
ta'widh, dan lain-lain telah melalui persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah
Bank Danamon Syariah.24
B.3. Aualisis perbaudiugau tiugkat ketahauau dau ma.rket kartu kredit
deugau kartu kredit syariah
Untuk mencapai tujuan analisis, maka penulis menggunakan akad
yang terdapat pada kartu kredit syariah sebagai indikator perkembangan
kartu kredit sejak tahun 2007 sampai juni 2009 (dalam rniliar rupiah), yaitu
qardh sebesar 540 dari total pembiayaan sebesar 27.944 tahun 2007, tahun
2008 sebesar 959 dari total pembiayaan 29.629, juni 2009 sebesar 1.202 dari
24 Wa\vancara pribadi dengan Hasanudin, sebagai Dei,van Pengaivas Syariah Bank Danamon Syariah. Jaka11a, 15 September 2009.
-
59
total pembiayaan 42.195, untuk akad ijarah sebesar 516 tahun 2007, tahun
2008 sebesar 765, danjuni 2009 sebesar 1.059.
Sementara total Asset yang dimiliki oleh bank syariah per
september 2007 ( dalam miliar rupiah) sebesar 31.800.000, per juni 2008
sebesar 42.000.000 dan 54.000.000 per juni 2009.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan dengan
akad qardh dan akad ijarah dalam perbankan syariah terus mengalami
kenaikan yang cukup signifikan sebesar 112% pada juni 2008 dan 30,4%
pada tahun 2009 untuk akad ijarah serta 51 % pada juni 2008 dan 48% pada
juni 200925, demikian pula dengan total asset dari perbankan nasional terns
meningkat sebesar 32% padajuni 2008 dan 4,05% padajuni 2009.
Secara eksplisit kehadiran kartu kredit syariah turut menjadi salah
satu faktor penunjang perkembangan syariah di Indonesia.
Hingga September 2008, sudah ada 20.000 pengguna kartu kredit
syariah di UUS Danamon Syariah. Itu artinya, produk kartu kredit syariah
tumbuh 212% dari jumlah pengguna dibanding tahun lalu sejumlah 6.000
konsumen per Desember 200726• Sementara perkembangan kartu kredit
pada akhir 2008 sebanyak 11 juta kartu dengan angka pertumbuhan
25 BI, Statistik Perbanka11 Syariah, h. 15 26 Kontan, "Pengguna Dirham Card Besutan Danamon Syariah Turnbull 212%", artikel ini
diakses pada tanggal 12 Januari 2009 dari http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/1844/Pengguna-Dirliam-Card-Besutan-Danamon-Syariah-Tumbuh-212
-
60
mencapai 200 ribu setiap bulannya, aiiinya peningkatan jumlah kartu kredit
dalam setahun terakhir sebesar 19 ,6% 27 .
Sementara pertumbuhan aset Bank Danamon Syariah dari tahun ke
tahun terns mengalaini kenaikan, tahun 2006 sebesar 486 miliar, tahun 2007
sebesar 766 miliar dan Juni 2008 sebesar 1.045 Triliun.28
Intinya perkembangan kartu kredit syariah mengalaini
pertumbuhan yang cukup fantastis sebesar 212% per tahun dibandingkan
pertumbuhan kartu kredit yang mencapai pertumbuhan sebesar 19,6% per
tahnn. Dan perkembangan aset Bank Danainon Syai·iah pada tahun 2007
sampai Jnni 2008 mengalami kenaikan sebesai· 36,4%.
B. 4. Strategi Kartu Kredit Syariah dalam Meughadapi Persaingan
Untuk mengetahui sejauh mana kartu kredit syariah dapat bertahan
ataupun survive (bangkit) dalam menghadapi persaingan, maka penulis
mengambil indikator penilaian yang terdapat dalam 4 pilar Dirhain Card. 4 pilar
ini diperoleh melalui data-data yang ada di bank danainon. Adapun 4 pilar itu
diantaranya :
27 Koran Tempo, "Jadi Hebat Karena Bersahabat Dengan Kartu", aiiikel ini diakses pada tanggal 27 Agustus 2009 dari http://www.ui.ac.id/downloadlkliping/Jadi-hcbat-karena-bersahabat-dengan-kartu.pdf
28 Indah Kusun1aningrum, "Danamon Syariah, Kesucian Transaksi Bebas Riha", Spirit, September 2008, h.6.
-
1. Lebib Murah dari Interest Rate
• Sistem sewa monthly fee
61
Monthly fee atau bisa disebut juga monthly membership fee
merupakan bi a ya yang telab ditetapkan bank sebagai penyedia j asa
layanan transaksi kaiiu kredit.
Akad Ijarah dalam transaksi kaiiu lm:dit, Penerbit Kartu
(muajjir) adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan
(ma 'jur) terhadap Pemegang Kartu (musta 'jir). Atas Ijarah ini,
Pemegang Kartu dikenakan membership fee (biaya keanggotaan)
sebagai Ujrah.
Ijarah sendi1i merupakan akad perpindahan hak guna atas
bai·ang atau jasa melalui pembayaran sewa atau upab. Tetapi tidak
diikuti dengan perpindahan kepemilikan barang. Misalnya pinjam
meminjam buku anatar teman kuliah, maka si peminjam wajib untuk
mengembalikai1 pinjaman tersebut. Lain halnya dengan akad ijarab
muntahiya bit tainlik, dimana di akhir masa sewa, barang yang
menjadi objek ijarab menjadi milik si penyewa. :Seperti akad dalam
kredit pemilikan rumab di bank syariah menggunakan akad ijarab
mw1tahiya bit tainlik, dimana nasabah melalui akad ijarab ini,
menyewa sebuah rumah yang pada ald1ir masa sewa akan menjadi
milik si penyewa.
-
62
• Monthly fee di discount (cash rebate)
Discount merupakan potongan harga sebesar prosentase yang
diambil dari harga sebenarnya. Sepetii umumnya terjadi di pasar
swalayan yang memasang discount sebesar 50% untuk harga barang-
barang tertentu, maka ketika suatu barang seharga Rp 125.000, 50%
dari Rp 125.000 adalah Rp 62.500. maka konsun1en hanya membayar
setengah harga dari harga yang ditawarkan akibat adanya discount
tersebut.
Dalam dirham card, discount disebut cash rebate dan cash
reward. Cash rebate akan diberikan kepada nasabah atas setiap
transaksi yang dilakukan, sedangkan cash reward akan diberikan atas
setiap pembayaran tagihan yang besamya proporsional dari jumlah
pembayaran atas tagihan dan memperhitungkanjumlah tertunggak dari
pemegang kartu.
Misalnya limit kartu sebesar Rp 10.000.000 akan dikenakan
monthly membership fee sebesar Rp 325.000. daii monthly
membership fee akan dikurangi cash rebate, cash rebate sendiri di
peroleh dari hasil pengurangan antara monthly membership fee
dikurangi utilisasi fasilitas yang besarnya sudah ditetapkan oleh bank.
Misalnya terpakai sebesar Rp 2.000.000, payment sebesar Rp 200.000,
malca pokok tagihan untuk bulan berikutnya sebesar Rpl.800.000,
-
63
maka cash rebate yang akan diperoleh nasabah adalah 325.000 -
58.500 = 266.500.
Cash reward di peroleh dari hasil pembagian antara jumlah
setiap transaksi yang dilakuka.n dibagi 3000, misal.nya terpakai Rp
2.000.000, maka cash reward diperoleh sebesar Rp 2.000.000 : 3000 =
667.
Monthly membership fee yang ditagih Jkepada card holder
menggunakan rumus sebagai berikut :
monthly membership fee - cash reward - cash rebate I
Maka diperoleh : 325.000 - 667 - 266.500 = Rp 57.833
Sedangkan dalam perhitungan bu.nga, misalnya terpakai
sebesar Rp 2.000.000, payment setelah 34 hari dihitung sejak dana
terpakai sebesar Rp 200.000, bu.nga bela.nja dan pe.narikan sebesar
3,5%. Maka bu.nga dikenakan sejumlah :
2.000.000 x 3,5% = 7000 = 2.333 x 34 = Rp 79.333 30
• Monthly fee tidak digulung
Tidak seperti bunga yang di hitung dari penjumlahan tagihan
sebelumnya ditambah tagihan selcarang (tofal pemakaian). Misalnya
-
64
jumlah tagihan sebelumnya sebesar Rp 1.879.333 ditambah tagihan
bulan ini sebesar Rp 5.000.000, bimga dihitung dari 1.879.333 +
5.000.000 = 6.879.333.
Sementara monthly fee di hihmg sebesar limit yang ada.
Misalnya limit 10.000.000, monthly fee 325.000, adapun pemakaian
sebesar 2.000.000 atau 5.000.000, mont