putusan nomor 324/pdt/2014/pt.mdn halaman 1 dari 46 file10, pasal 14 ayat (2 ) huruf x dan y,...
TRANSCRIPT
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 1 dari 46
P U T U S A N
Nomor:324/PDT/2014/PT.MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara antara :
SARBUDIN PANJAITAN,SH,MH : Pekerjaan Dosen dan Advokat,
tempat tinggal Jln. Nusa Indah No.44 A, Kelurahan
Simarito, Kecamatan Siantar Barat, Kota
Pematangsiantar, Semula sebagai PENGGUGAT,
sekarang PEMBANDING.
M e l a w a n
1. WALIKOTA PEMATANG SIANTAR : berkedudukan di Jalan
Merdeka Pematangsiantar, dalam hal ini memberi kuasa
kepada Gilbert L Ambarita,SH, Herri Okstarizal,SH, Betty
N.T.I Doloksaribu,SH masing-masing berkedudukan di
Jln.Merdeka No.6 Pematangsiantar berdasarkan Surat
Kuasa Khusus Nomor:180/6609/X/2013 tanggal 21
Oktober 2013, semula sebagai TERGUGAT I, sekarang
TERBANDING I ;
2. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI Kota
Pematangsiantar : berkedudukan di Jalan Porsea No.02
Pematangsiantar, semula sebagai TERGUGAT II,
sekarang TERBANDING II;
3. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM), berkedudukan di
Jalan Porsea No.03 Pematangsiantar, semula sebagai
TERGUGAT III, sekarang TERBANDING III ;
4. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA
PEMATANG SIANTAR :
berkedudukan di Jalan Haji Adam Malik No.01
Pematangsiantar, semula sebagai TERGUGAT IV,
sekarang TERBANDING IV ;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 2 dari 46
Dalam hal ini Terbanding II, Terbanding III dan
Terbanding IV memberi kuasa kepada Sarles
Gultom,SH,MH dan Riduan Damanik,SH,MH Advokat dan
Konsultan Hukum pada Kantor Advokat Sarles
Gultom,SH,MH & Rekan berkedudukan di Griya Sitorus
Jln. Kpt.M.H.Sitorus No.B.10 Kota Pematangsiantar,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus masing-masing tanggal
16 Oktobner 2013 dan tanggal 17 Oktober 2013;
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan
dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARA
Mengutip serta memperhatikan surat gugat Penggugat tanggal 30
September 2013 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Pematangsiantar pada tanggal 30 September 2013 dalam Register
Perkara Nomor.59/Pdt.G/2013/PN.Pms telah mengajukan gugatan sebagai
berikut:
1. Bahwa Penggugat adalah sebagai pelanggan air minum di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar tercatat RT.4
dalam register Nomor 02.03.120.579/044425 atas nama Sarbudin
Panjaitan, S.H.;
2. Bahwa sejak Penggugat sebagai pelanggan (konsumen) di PDAM
Tirtauli Permatang Siantar hingga pemakaian air bulan Juni 2013
penagihan/ pembayarannya bulan Juli 2013, harga golongan tarif air
minum ditetapkan oleh Tergugat II untuk Blok-I (0-10 m3) Rp. 1.330,-
(seribu tiga ratus tiga puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 1.780,-
(seribu tujuh ratus delapan puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...)
Rp.2.680,- (dua ribu enam ratus delapan puluh rupiah);
3. Bahwa kemudian Tergugat II dengan persetujuan Tergugat I selaku
Kepala Daerah dan sebagai pemilik modal telah menaikkan tarif air
minum di PDAM Tirtauli Pematang Siantar yang berlaku sejak tanggal
01 Agustus 2013 untuk tagihan/pembayaran bulan September 2013
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 3 dari 46
dari tarif lama menjadi tarif baru yaitu golongan tarif air Blok I (0-10 m3)
Rp. 2.340,- (dua ribu tiga ratus empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3)
Rp. 5.370,- (lima ribu tiga ratus tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3
dst...) Rp. 8.085,- (delapan ribu delapan puluh lima rupiah);
4. Bahwa kenaikan harga tarif berdasarkan golongan tarif Blok I, II dan III
tersebut merupakan kenaikan yang signifikan diluar asas kepatutan dari
harga tarif Blok I dari harga lama ke harga baru sekitar 100 %, harga
tarif Blok II dari harga lama ke harga baru sekitar 200 %, harga tarif
Blok III dari harga lama ke harga baru sekitar 300 %;
5. Bahwa penetapan kenaikan tarif air minum 100 % hingga 300 %
tersebut bukan hanya kepada Penggugat pelanggan RT.4 saja
dibebankan tetapi juga kepada pelanggan RT.1, RT.2, RT.3, dan RT.5,
oleh karena itu yang dirugikan Tergugat I dan Tergugat II bukan hanya
Penggugat tetapi semua pelanggan yang lebih 50.000 pelanggan yang
ada di Kota Pematang Siantar;
6. Bahwa kenaikan tarif air dari 100 % hingga mencapai 300 % tersebut
adalah merupakan tindakan sewenang-wenang tanpa mempedomani
ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal
10, Pasal 14 ayat (2) huruf x dan y, Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan
Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat
(1) huruf a, Pasal 10 huruf a UU No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, dan Undang-Undang No. 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengatur prinsip dan
sasaran penetapan tarif retribusi dan juga tidak melihat kemampuan
masyarakat, aspek keadilan serta tidak berorientasi pada harga pasar
dan telah mengambil keuntungan yang tidak layak;
7. Bahwa dalam ketentuan Pasal 156 ayat (1) UU No. 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dinyatakan, Retribusi
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Setahu Penggugat bahwa
penetapan kenaikan tarif Air minum yang dilakukan oleh Tergugat I dan
Tergugat II tersebut tidak ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan
tidak pernah di rapatkan dalam Paripurna DPRD Kota Pematang
Siantar, hanya dibuatkan dalam bentuk Surat Keputusan Walikota No.
690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 4 dari 46
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar, oleh
karena itu Surat Keputusan Walikota yang mengatur tarif air yang
seharusnya diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) atau setidaknya
dalam Peraturan Kepala Daerah, telah bertentangan dengan undang-
undang, dengan demikian Surat Keputusan Walikota tersebut secara
juridis tidak mempunyai nilai mengikat dan cacat hukum serta tidak
berlaku;
8. Bahwa Tergugat I yang menerbitkan Surat Keputusan menetapkan tarif
air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar dan dijadikan oleh Tergugat
II dasar pemungutan retribusi air dari Penggugat dan dari sekitar
50.000 konsumen lainnya adalah perbuatan melawan hukum, karena
melakukan pemungutan dari konsumen tanpa dasar hukum;
9. Bahwa dalam ketentuan Pasal 157 ayat (2) UU No. 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dinyatakan, Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pajak dan Retribusi yang
telah disetujui bersama oleh Bupati/Walikota dan DPRD
Kabupaten/Kota sebelum ditetapkan disampaikan kepada Gubernur
dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
tanggal persetujuan dimaksud, untuk dilakukan evaluasi apakah
rancangan Perda tentang penetapan tarif harga air minum tersebut
telah sesuai dengan Undang-undang ini dengan kepentingan umum
dan atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, namun
ketentuan ini dilanggar atau diabaikan oleh Tergugat I dan Tergugat II,
dimana Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat IV tidak melakukan rapat
paripurna untuk membahas penetapan retribusi harga tarif air minum di
PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar;
10.Bahwa disamping pelanggaran terhadap UU No. 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut, Tergugat I dan
Tergugat II juga telah melanggar ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4,
Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2) huruf x dan y,
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat (1) huruf a, Pasal 10 huruf a UU
No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dimana Tergugat I
dan Tergugat II telah menaikkan retribusi jasa usaha kekayaan daerah
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 5 dari 46
secara tidak wajar dengan menaikkan tarif air minum dari 100 % hingga
300 %, padahal berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Permendagri
No. 23 Tahun 2006, bahwa tarif air minum tidak melampaui 4 % dari
pendapatan masyarakat pelanggan yang disesuaikan dengan Upah
Minimum Regional/UMR (Upah Minimum Kota Pematang Siantar) oleh
karena itu Tergugat I dan Tergugat II telah mengambil tingkat
keuntungan yang tidak wajar sehingga merugikan Penggugat
khususnya dan pelanggan (konsumen) lainnya masyarakat Kota
Pematang Siantar pada umumnya;
11.Bahwa bila dilihat kenaikan retribusi pemakaian kekayaan negara pusat
dan daerah lain seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang
notabene mesin pembangkit listrik dan instalasi lainnya termasuk
Bahan Bakar Minyak (BBM) dibeli oleh perusahaan kenaikan tarif harga
kepada pelanggan (konsumen) hanya maksimal 20 %, bila
dibandingkan dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli
Pematang Siantar yang notabene tidak membeli air karena air yang
dijual oleh Tergugat II dengan tarif retribusi kepada Penggugat dan
pelanggan (konsumen) masyarakat Kota Pematang Siantar adalah
berasal dari permukaan pegunungan yang sudah ada sejak bumi ini
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana Tergugat I dan Tergugat
II hanya merawat bahan pipa dan instalasi lainnya tanpa memerlukan
mesin pembangkit dan Bahan Bakar Minyak (BBM), bahkan setahu
Penggugat untuk tahun 2011 dan tahun 2012 PDAM Tirtauli Pematang
Siantar ada mendapat dana anggaran dari APBN yang sudah
digunakan Tergugat II untuk perawatan pipa dan instalasi lainnya,
tetapi Tergugat-I dan Tergugat II masih menaikkan tarif air mencapai
100 % hingga 300 %, seharusnya PDAM Tirtauli Pematang Siantar
yang ada mendapat bantuan dari pemerintah pusat dapat membantu
kesejahteraan rakyat Pematang Siantar tetapi malah sebaliknya
mensengsarakan rakyat;
12.Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menaikkan tarif air minum di PDAM
Tirtauli Pematang Siantar dari tarif lama menjadi tarif baru yaitu untuk
RT.4 golongan tarif air Blok I (0-10 m3) Rp. 2.340,- (dua ribu tiga ratus
empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 5.370,- (lima ribu tiga ratus
tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...) Rp. 8.085,- (delapan ribu
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 6 dari 46
delapan puluh lima rupiah) yang didasarkan pada Surat Keputusan
Walikota Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013
adalah bertentangan dengan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, karena setiap pungutan retribusi
termasuk retribusi air di daerah harus persetujuan bersama
Walikota/Bupati dan DPRD;
13.Bahwa Tergugat III selaku Dewan Pengawas PDAM Tirtauli Pematang
Siantar tidak menjalankan atau lalai menjalankan tugasnya
sebagaimana diatur dalam pasal 22 Permendagri No. 2 tahun 2007
tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, yang
seharusnya melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan
terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM dan memberikan
pertimbangan dan saran kepada Kepala Daerah (Tergugat I),
seharusnya Tergugat III menjalankan tugasnya sebagaimana
dikehendaki peraturan yang berlaku;
14.Bahwa demikian juga Tergugat IV tidak menjalankan atau lalai
menjalankan fungsinya melakukan pengawasan terhadap kebijakan
Tergugat I dan Tergugat II dan tidak memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan rakyat sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 30
huruf e PP RI No. 16 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD, dimana Tergugat I dan
Tergugat II menaikkan penetapan tarif air minum dari 100 % hingga
300 % tetapi Tergugat IV diam-diam saja seperti tidak ada masalah
yang terjadi dihadapi oleh masyarakat Kota Pematang Siantar selaku
pelanggan (konsumen) air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar,
padahal Tergugat IV seharusnya sadar bahwa mereka duduk di DPRD
Kota Pematang Siantar adalah mewakili rakyat Pematang Siantar yang
mempunyai kewajiban menampung dan memperjuangkan serta
menindaklanjuti aspirasi rakyat;
15.Bahwa perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang menaikkan tarif air
minum di PDAM Tirtauli Pematang Siantar dari tarif lama menjadi tarif
baru yaitu untuk RT.4 golongan tarif air Blok I (0-10 m3) Rp. 2.340,-
(dua ribu tiga ratus empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 5.370,-
(lima ribu tiga ratus tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...) Rp.
8.085,- (delapan ribu delapan puluh lima rupiah) berdasarkan pada
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 7 dari 46
Surat Keputusan Walikota Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK
tanggal 05 Juli 2013 dan tidak berdasarkan pada ketentuan Pasal 2,
Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2)
huruf x dan y, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum
pada Perusahaan Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat (1) huruf a,
Pasal 10 huruf a UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
dan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
adalah merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad);
16.Bahwa perbuatan Tergugat III yang tidak menjalankan atau lalai
menjalankan tugasnya sebagaimana diatur dalam Pasal 22
Permendagri No. 2 tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian
Perusahaan Daerah Air Minum, yang seharusnya melaksanakan
pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan
pengelolaan PDAM dan memberikan pertimbangan dan saran kepada
kepala daerah (Tergugat I), seharusnya Tergugat III menjalankan
tugasnya sebagaimana dikehendaki peraturan yang berlaku adalah
merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad);
17.Bahwa perbuatan Tergugat IV yang tidak menjalankan atau lalai
menjalankan fungsinya melakukan pengawasan terhadap kebijakan
Tergugat I dan Tergugat II yang sewenang-wenang menaikkan
penetapan tarif air minum dari 100 % hingga 300 % sebagaimana
diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 30 huruf e PP RI No.16 tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tata Tertib
DPRD adalah merupakan perbuatan melawan hukum
(onrechtmatigeraad);
18.Bahwa karena perbuatan para Tergugat telah nyata sewenang-wenang
melanggar undang-undang dan peraturan yang ada serta asas hukum,
menaikkan penetapan tarif harga air minum sebagaimana diuraikan
pada dalil tersebut di atas, dan untuk menghindari kerugian semakin
besar bagi Penggugat khususnya dan masyarakat Kota Pematang
Siantar sebagai pelanggan (konsumen) PDAM Tirtauli Pematang
Siantar pada umumnya, maka sudah wajar sebelum dalam perkara
pokok diputus dapat diberi putusan provisi;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 8 dari 46
19.Bahwa perkara ini timbul adalah akibat perbuatan melawan hukum oleh
para Tergugat, oleh karena itu sudah wajar bila biaya ongkos perkara
dibebankan kepada para Tergugat;
20.Bahwa dalil gugatan Penggugat adalah berdasarkan fakta hukum yang
nyata dan tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun juga, sudah wajar bila
putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan serta merta
(uitvoerbaar bijvoorraad);
Bahwa berdasarkan uraian dalil di atas, dimohon kepada bapak Ketua
Pengadilan Negeri Pematang Siantar berkenan menentukan hari dan
tanggal persidangan serta memanggil para pihak untuk menghadap di
persidangan guna memeriksa dan mengadili perkara ini dan
selanjutnya mengambil putusan sebagai berikut:
DALAM PROVISI.
Untuk menghindari kerugian yang semakin besar bagi Penggugat
khususnya dan bagi masyarakat Kota Pematang Siantar sebagai
pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar, diperintahkan kepada
Tergugat I dan Tergugat II untuk tidak melakukan pemungutan
kenaikan tarif Air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar untuk bulan
Oktober 2013 sampai ada putusan mengenai pokok perkara ini;
DALAM POKOK PERKARA.
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan dalam hukum, bahwa Surat Keputusan Walikota
Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013 tentang
Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota
Pematang Siantar tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
sebagai dasar menaikkan dan memungut tarif air minum
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang
Siantar dari pelanggan (konsumen);
3. Menyatakan dalam hukum, bahwa perbuatan Tergugat I dan
Tergugat II yang menaikkan tarif air minum di PDAM Tirtauli
Pematang Siantar dari tarif lama menjadi tarif baru yaitu untuk RT.4
golongan tarif air Blok I (0-10 m3) Rp. 2.340,- (dua ribu tiga ratus
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 9 dari 46
empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 5.370,- (lima ribu tiga
ratus tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...) Rp. 8.085,- (delapan
ribu delapan puluh lima rupiah) yang hanya didasarkan pada Surat
Keputusan Walikota Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK tanggal
05 Juli 2013 dan tidak berdasarkan pada ketentuan Pasal 2, Pasal
3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2)
huruf x dan y, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum
pada Perusahaan Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat (1) huruf a,
Pasal 10 huruf a UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah adalah merupakan perbuatan melawan hukum
(onrechtmatigedaad);
4. Menyatakan dalam hukum, bahwa perbuatan Tergugat III yang tidak
menjalankan atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana diatur
dalam pasal 22 Permendagri No. 2 tahun 2007 tentang Organ dan
Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, yang seharusnya
melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan
terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM dan memberikan
pertimbangan dan saran kepada kepala daerah (Tergugat I),
seharusnya Tergugat III menjalankan tugasnya sebagaimana
dikehendaki peraturan yang berlaku adalah merupakan perbuatan
melawan hukum (onrechtmatigedaad);
5. Menyatakan dalam hukum, bahwa perbuatan Tergugat IV yang
tidak menjalankan atau lalai menjalankan fungsinya melakukan
pengawasan terhadap kebijakan Tergugat I dan Tergugat II yang
sewenang-wenang menaikkan penetapan tarif air minum dari 100 %
hingga 300 % sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 30
huruf e PP RI No. 16 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD adalah merupakan
perbuatan melawan hukum (onrechtmatigeraad);
6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengembalikan
penetapan tarif air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar pada
tarif air semula;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 10 dari 46
7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengembalikan uang
retribusi air yang telah dipungut oleh Tergugat II kepada Penggugat
sebesar yang telah dipungut dari Penggugat apabila putusan dalam
perkara ini telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
8. Menghukum Tergugat III dan Tergugat IV untuk tunduk terhadap
putusan dalam perkara ini;
9. Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya ongkos perkara
yang timbul dalam perkara ini;
Membaca jawaban Tergugat I, II, III, IV terhadap gugatan Penggugat
tersebut yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
Jawaban Tergugat I.
DALAM EKSEPSI.
1. Kompetensi Absolut.
Bahwa Penggugat pada petitum poin 2 yang berbunyi: Menyatakan dalam
hukum, bahwa surat Keputusan Walikota Pematangsiantar No. 690/504/
VII/WK tanggal 5 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang Siantar tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat sebagai dasar menaikkan dan memungut tarif air minum
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang Siantar
dari Pelanggan (Konsumen). Bahwa petitum poin 2 yang diajukan oleh
Penggugat dalam gugatannya adalah telah masuk pada kompetensi
Peradilan Tata Usaha Negara, karena permintaan Penggugat untuk
menyatakan Keputusan Tergugat I Nomor 690/ 504/VII/WK-Thn 2013
tanggal 05 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum dan non air minum
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar, tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat, hal ini dikarenakan Tergugat I
adalah termasuk Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, maka hal yang
menjadi pokok gugatan Penggugat merupakan Keputusan Tata Usaha
Negara, maka berdasarkan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Yo Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1985 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Unsur Keputusan Tata
Usaha Negara tersebut adalah sebagai berikut;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 11 dari 46
1. Bentuk tertulis;
2. Materi berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara;
3. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara;
4. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Bersifat individual, konkret dan final;
Oleh karena Keputusan Tata Usaha Negara tersebut yakni Keputusan
Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013 tentang Tarif Air
Minum dan non air minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota
Pematang Siantar, diterbitkan telah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara
yang berwenang untuk itu dan telah memenuhi unsur-unsur Keputusan
Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
maka sudah seharusnya apabila Penggugat merasa kepentingannya
dirugikan dengan adanya Keputusan Tergugat I, maka Penggugat
seharusnya mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara
Medan dan bukan mengajukan gugatan pada Pengadilan Negeri
Pematang Siantar. Bahwa berdasarkan alasan tersebut diatas, adalah
pantas dan wajar bila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini sebelum memeriksa dan memutuskan pokok perkara berkenan
untuk menyatakan dalam putusan sela sebagai berikut:
a. Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard);
b. Menyatakan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang
mengadili perkara aquo;
2. Gugatan tidak jelas (obscuur libels).
a. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat kepada Tergugat I pada
halaman 2 yang menyatakan kenaikan tarif air dari 100 % hingga 300
% tersebut adalah merupakan tindakan sewenang wenang tanpa
mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi daerah hal tersebut adalah tidak mendasar
karena pokok gugatan Penggugat adalah mengenai kenaikan tarif air
minum sedangkan hal yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah hanya
mengatur Pajak Daerah dan Retribusi daerah baik provinsi maupun
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 12 dari 46
kabupaten kota tanpa mengatur tentang tarif air minum pada
perusahaan daerah air minum. Sehingga ketentuan tarif air tidak diatur
dalam Peraturan Daerah tapi cukup melalui penetapan Kepala Daerah
sehingga tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) dan juga tidak memerlukan evaluasi dari Gubernur
Sumatera Utara atau Kementerian Keuangan Republik Indonesia;
b. Bahwa ketentuan tarif air minum berpedoman pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis Dan
Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air
Minum, dimana berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
23 Tahun 2006 dalam Pasal 21 dinyatakan “Tarif ditetapkan oleh
Kepala Daerah berdasarkan usulan direksi setelah disetujui oleh
Dewan Pengawas”;
c. Bahwa Penggugat pada angka 10 gugatannya menyatakan bahwa
Tergugat I dan Tergugat II telah melanggar Pasal 8 ayat (1) huruf a dan
Pasal 10 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen” maka bila Penggugat merasa Tergugat I/
Tergugat II melakukan pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen sudah seharusnya Penggugat
mengajukan laporan kepada pihak yang berwajib/kepolisian
sebagaimana diatur dalam Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen;
d. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan kepada para Tergugat selaku
pelanggan PDAM Tirtauli RT 4 (pribadi) namun dalam provisi yang
menyatakan “untuk menghindari kerugian yang semakin besar bagi
Penggugat khususnya dan bagi masyarakat Kota Pematang Siantar
sebagai pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar, diperintahkan
kepada Tergugat I dan Tergugat II untuk tidak melakukan pemungutan
kenaikan tarif air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar untuk bulan
Oktober 2013 sampai ada putusan mengenai pokok perkara ini” Bahwa
hal tersebut merupakan gugatan yang tidak jelas atau kabur karena
Penggugat tidak memiliki kuasa khusus dari pelanggan PDAM yang
merasa dirugikan atas tarif air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar
namun Penggugat mencampuradukkan antara gugatan pribadi dengan
gugatan kelompok dalam provisinya;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 13 dari 46
Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, maka gugatan Penggugat
adalah kabur (obscuur libel) sehingga gugatan demikian harus
dinyatakan sebagai gugatan yang tidak dapat diterima;
3. Tidak ada Perselisihan Hukum antara Penggugat dengan Tergugat I.
Bahwa yang di permasalahkan Penggugat adalah kenaikan tarif air minum
PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar, atas pemakaian air yang digunakan
Penggugat dengan register PDAM Tirtauli Nomor 02.03.120.579/044425,
maka hal tersebut berarti hubungan antara perusahaan dengan pelanggan,
dan hal ini berkaitan antara produsen dan konsumen, sehingga mengacu
pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, maka selayaknya gugatan yang diajukan karena konsumen
dirugikan, sedangkan kenaikan tarif air minum tidak dilarang oleh
Peraturan Perundang-Undangan yakni Undang-Undang Nomor 7 tahun
2004 tentang Sumber Daya Air, dan Peraturan Pemerintah Nomor 16
tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, serta
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan
Daerah Air Minum. Bahwa Lagi pula sebagai pelanggan PDAM Penggugat
mempunyai kehendak bebas untuk tetap sebagai pelanggan/tidak. Bahwa
dikarenakan Penggugat dan Tergugat I tidak memiliki perselisihan hukum
maka adalah keliru dan tidak berdasar hukum bila Penggugat mengajukan
gugatan kepada para Tergugat, sedangkan salah satu syarat mutlak untuk
menuntut seseorang di depan pengadilan adalah adanya perselisihan
hukum antara kedua belah pihak sebagaimana disebutkan pada
Jurisprudensi Mahkamah Agung tanggal 13 Desember 1958 Nomor
4K/Sip/1958 dalam perkara Moehayati alias Djaroh lawan Gistaaf Dkk
(Ropaun Rambe, Hukum acara Perdata Lengkap, penerbit Sinar Grafika
halaman 342);
4. Erorr in object.
Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16
tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada
Pasal 67 ayat (1) yang menyatakan “setiap pelanggan air minum berhak
memperoleh pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas,
kuantitas dan kontinuitas sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 14 dari 46
apabila pelayanan ada yang merugikan pelanggan, maka pelanggan yang
dirugikan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan. Maka apabila hal
tersebut diatas dihubungkan dengan posita gugatan Penggugat yang
berkeberatan tentang kenaikan tarif air minum oleh PDAM Tirtauli
Pematang Siantar adalah sangat bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Penyediaan Sistem Air
Minum, karena menurut Peraturan Pemerintah tersebut yang dapat digugat
oleh Penggugat selaku pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar adalah
mengenai pelayanan PDAM Tirtauli, maka secara hukum objek dalam
posita gugatan Penggugat adalah tidak tepat dan keliru, yang
mengakibatkan gugatan menjadi cacat formil, oleh karenanya gugatan
Penggugat haruslah ditolak atau gugatan tidak dapat diterima;
DALAM POKOK PERKARA.
1. Bahwa dalil-dalil dalam eksepsi diatas dianggap telah diulangi dalam
pokok perkara ini dan menjadi dalil dalam pokok perkara ini secara mutatis
mutandis;
2. Bahwa Tergugat I membantah dengan tegas semua dalil–dalil gugatan
Penggugat kecuali hal-hal yang diakui Tergugat I secara tegas
kebenarannya dalam jawaban ini;
3. Bahwa benar Penggugat adalah pelanggan/konsumen PDAM Tirtauli Kota
Pematang Siantar yang terdaftar dengan Register 02.03.120 579, dengan
nomor instalasi 04425 dengan golongan/klasifikasi pelanggan rumah
tangga 4 (RT.4);
4. Bahwa benar Tergugat I telah menerbitkan Keputusan Walikota Pematang
Siantar Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non
Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar
yang berlaku efektif sejak bulan Agustus 2013 dan penagihannya
dilaksanakan pada bulan September 2013. Bahwa penyesuaian tarif
PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar telah sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air
Minum, dimana pada Pasal 23 ayat (2) yang berbunyi “untuk
kesinambungan pelayanan PDAM paling lambat 5 (lima) tahun sekali
Direksi dapat melakukan peninjauan tarif”. Bahwa berdasarkan ketentuan
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 15 dari 46
tersebut, demi untuk kontinuitas dan peningkatan pelayanan PDAM Tirtauli
kepada pelanggan maka sudah selayaknya dan sewajarnya tarif air minum
disesuaikan, karena sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 belum
pernah dilakukan penyesuaian tarif. Bahwa penetapan blok konsumsi
menjadi 3 blok adalah suatu kebijakan Pemerintah Kota Pematang Siantar
dalam membantu dan meringankan beban masyarakat pelanggan dengan
dasar alasan perhitungan bahwa sesuai Pasal 1 angka 8 dinyatakan
Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10
meter kubik/ kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari, dimana
konsumsi riil rata-rata pelanggan di Kota Pematang Siantar adalah sebesar
22 M3/pelanggan/ bulan, sehingga untuk penerapan tarif progresif berupa
tarif dasar dan tarif penuh dilakukan secara bertingkat sehingga tidak
memberatkan masyarakat pada pemakaian diatas 10 meter kubik;
5. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 4 yang menyatakan golongan tarif
blok I, II dan III tersebut merupakan kenaikan yang signifikan diluar asas
kapatutan adalah pendapat yang keliru dan tidak sesuai dengan fakta,
dimana penetapan tarif didasarkan pada prinsip sebagaimana diatur
dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
sebagai berikut :
a. Keterjangkauan dan keadilan;
b. Mutu pelayanan;
c. Pemulihan biaya;
d. Efisiensi pemakaian air;
e. Transparansi dan akuntabilitas; dan
f. Perlindungan air baku;
Bahwa dalam penetapan penyesuaian tarif PDAM Tirtauli Tergugat I dan
Tergugat II juga telah mempertimbangkan prinsip keterjangkauan dan
keadilan sesuai Pasal 3 Permendagri Nomor 23 tahun 2006 yaitu:
(1) Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh
daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan
Upah Minimum Provinsi;
(2) Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar
kebutuhan pokok air minum tidak melampaui 4 % (empat perseratus)
dari pendapatan masyarakat pelanggan;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 16 dari 46
(3) Keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penerapan tarif
diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan;
Bahwa sesuai ketentuan tersebut maka Tergugat I dengan SK Walikota
Pematang Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 telah memenuhi
prinsip dan keterjangkauan daya beli beli masyarakat dimana pengeluaran
rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak
melampaui 4 % dari Pendapatan masyarakat/pelanggan berdasarkan
standar Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 sebesar Rp.
1.375.000,- yang dapat kami uraikan sebagai berikut:
Ta
rif
RT
Kebu
tuhan
po
kok
air
Harga
/M3
Pera
watan
Meter &
Admi
nis
trasi
Kemam
puan
bayar
4 %
x
Rp. 1.375.000,-
Pem
bayar
an
Ke
sim
pulan
RT-1 10 M3 Rp. 580,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 12.800,- Tdk
melebihi
RT-2 10 M3 Rp. 800,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 15.000,- Tdk
melebihi
RT-3 10 M3 Rp. 1.810,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 25.100,- Tdk
melebihi
RT-4 10 M3 Rp. 2.340,- Rp.
7000,-
Rp. 55.000,- Rp. 30.400,- Tdk
melebihi
RT-5 10 M3 Rp. 2.870,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 35.700,- Tdk
melebihi
Bahwa dari uraian diatas telah sangat jelas pemakaian standar kebutuhan
pokok air minum sebesar 10 M3 yang dimasukkan dalam Blok I pemakaian
air tidak melebihi dari 4 % dari UMP Sumatera Utara Tahun 2013;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 17 dari 46
Bahwa tujuan penetapan blok konsumsi adalah untuk menciptakan tarif
yang adil melalui pola tingkat pemakaian air oleh setiap pelanggan.
Dengan adanya penetapan blok konsumsi tersebut, tingkat pemakaian air
minum di atas standar kebutuhan pokok dapat dikenakan tarif progresif
yang bertujuan sebagai pengendalian tingkat konsumsi (efisiensi
penggunaan air), konservasi sumber air baku, sebagai pendapatan untuk
pengembangan pelayanan dan dan pelaksanaan subsidi silang;
Bahwa pemakaian air pada Blok I didasarkan pada standar kebutuhan
pokok air minum bagi suatu rumah tangga ditentukan sebesar 10 m3/bulan.
Jumlah tersebut dihitung atas dasar kebutuhan seseorang akan air minum
sebesar 60 liter/orang/hari, dengan asumsi setiap rumah tangga memiliki
jumlah anggota keluarga rata-rata 6 (enam) orang. PDAM menyediakan air
minum untuk memenuhi standar kebutuhan pokok dengan tarif yang
terjangkau oleh semua pelanggan, termasuk pelanggan yang tergolong
berpenghasilan paling rendah;
Bahwa untuk pemakaian air pada Blok II (11 s/d 20 M3) dan Blok III (21
seterusnya) merupakan pemakaian air diatas standar kebutuhan pokok air
minum, untuk itu ditetapkan kebijakan tarif penuh yang didalamnya
terdapat subsidi silang (yang mampu membantu yang lemah) dan
pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery), sehingga PDAM Tirtauli
diharapkan mampu menghasilkan pendapatan yang nilainya minimal dapat
menutup seluruh biaya usaha, dan PDAM Tirtauli diharapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas
pelayanan, sehingga kemudian PDAM Tirtauli mampu menghasilkan
keuntungan yang memadai untuk pengembangan usahanya dan mampu
memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah sebagai hasil deviden
atas ekuitas pemerintah daerah;
Bahwa berdasarkan uraian diatas maka penyesuaian tarif air Minum yang
dilakukan oleh Tergugat I masih dalam batas kewajaran/kepatutan, dan
telah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 5 adalah tidak benar dan patut
untuk dikesampingkan, dimana Tarif Air Minum PDAM Tirtauli Kota
Pematang Siantar tidak terjadi kenaikan/tetap memakai tarif yang lama
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 18 dari 46
untuk golongan/ klasifikasi pelanggan sosial, RT I dan RT II Blok I;
7. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 6 haruslah ditolak atau dalil
gugatan tidak dapat diterima karena penetapan tarif air minum yang
dilakukan oleh Tergugat I telah berpedoman pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata
Cara Pengaturan Tarif Air Minum, bahwa sebelum Tergugat I melakukan
penyesuaian tarif terlebih dahulu Tergugat II melakukan Rapat Konsultasi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang Siantar
dengan pelanggan di 7 (tujuh) Kecamatan Kota Pematang Siantar tentang
Rencana Penyesuaian tarif dan pada prinsipnya masyarakat dapat
menerima penyesuaian tarif asalkan pelayanan menjadi lebih baik,
selanjutnya adanya persetujuan DPRD Kota Pematang Siantar dengan
Surat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pematang Siantar Nomor
690/1076/DPRD/VI/2013, tanggal 28 Juni 2013 perihal Penyesuaian Tarif
Air Minum PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar, serta persetujuan Dewan
Pengawas PDAM Tirtauli dengan Surat Dewan Pengawas Perusahaan
Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar Nomor 073/DP-
PDAM/VI/2013 tanggal 18 Juni 2013 perihal Persetujuan Penyesuaian
Tarif serta ditambah dengan rekomendasi forum pelanggan PDAM Tirtauli
Kota Pematang Siantar Nomor 13/ FP-PDAM TU/V/2013 tanggal 6 Mei
2013 perihal Rekomendasi;
Bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf a dan Pasal 10 huruf a Undang-
Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak
berkaitan sama sekali dengan objek gugatan Penggugat berupa
penyesuaian tarif air minum, untuk itu patut dan wajar untuk dinyatakan
ditolak atau tidak dapat diterima;
Bahwa proses kenaikan tarif air minum PDAM Tirtauli tidak mempedomani
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, karena Tarif Air Minum yang dikenakan kepada
pelanggan PDAM Tirtauli bukanlah Pajak Daerah/Retribusi Daerah, dan
sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum, dinyatakan “Tarif air minum PDAM yang
selanjutnya disebut tarif adalah kebijakan harga jual air minum dalam
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 19 dari 46
setiap meter kubik (m3) atau satuan volume lainnya sesuai kebijakan yang
ditentukan Kepala Daerah dan PDAM yang bersangkutan”, dengan
demikian tidak ada kewajiban oleh Undang-Undang untuk menetapkan tarif
air minum dengan Peraturan Daerah;
8. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 7 haruslah ditolak atau
dikesampingkan, karena Penggugat sama sekali tidak memahami
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, bahwa retribusi daerah telah diatur secara
limitatif oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang membagi
retribusi daerah atas Jasa Umum, Jasa Usaha dan Perizinan tertentu
(telah dijelaskan dalam eksepsi obscuur libel) yang telah ditindaklanjuti
oleh Tergugat I dan Tergugat IV dengan terbitnya Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, namun tarif air minum
bukanlah hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sehingga pengaturannya tidak
diatur dalam Peraturan Daerah sehingga tidak memerlukan persetujuan
bersama dengan DPRD Kota Pematang Siantar dan evaluasi dari
gubernur dan menteri keuangan;
Bahwa sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum, pada pasal 21 ayat (1) dinyatakan “Tarif
ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan direksi setelah disetujui
oleh Dewan Pengawas”. Dan pada pasal 22 ayat (2) dinyatakan
“penyesuaian tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh
direksi kepada kepala daerah melalui badan pengawas untuk ditetapkan”
sehingga penetapan tarif air minum PDAM Tirtauli cukup dilakukan dengan
suatu Keputusan Kepala Daerah karena bersifat penetapan (beschiking)
dan bukan tindakan Pengaturan (regeling), dengan demikian Keputusan
Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan
Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang
Siantar, telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, sah dan mempunyai
kekuatan mengikat;
9. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 8 haruslah ditolak atau
dikesampingkan, karena perbuatan Tergugat I dalam menerbitkan
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 20 dari 46
Keputusan Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan
Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang
Siantar telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air, dan Peraturan Pemerintah Nomor16 tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Dan Tata
Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum,
sehingga dasar penetapan tarif kepada seluruh pelanggan Tergugat II
adalah sah secara hukum;
10.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 9 haruslah ditolak atau
dikesampingkan, karena sesuai jawaban Tergugat I pada angka 7 jawaban
ini bahwa tarif air minum bukan termasuk retribusi daerah sehingga
pengaturannya tidak dibuat dengan Peraturan Daerah sehingga tidak
memerlukan persetujuan bersama dengan DPRD dan tidak memerlukan
evaluasi dari Gubernur dan Menteri Keuangan, sehingga tidak ada
ketentuan peraturan perundang-Undangan yang dilanggar oleh Tergugat I,
Tergugat II maupun Tergugat IV dalam penetapan tarif air minum PDAM
Tirtauli Pematang Siantar;
11.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 10 haruslah ditolak atau
dikesampingkan, karena di dalam penetapan tarif air Minum PDAM Tirtauli
Pematang Siantar telah berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang tentang Pedoman Teknis Dan Tata
Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum dan
tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh Tergugat I terhadap Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah serta Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, sebagaimana telah Tergugat I jelaskan pada angka 7, 8 dan 9
jawaban ini;
Bahwa penetapan tarif PDAM Tirtauli sesuai Keputusan Tergugat I Nomor
690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar telah
memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat
(2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang
tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum yaitu “Tarif memenuhi prinsip
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 21 dari 46
keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila pengeluaran
rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak
melampaui 4% (empat perseratus) dari pendapatan masyarakat
pelanggan.” Maka berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 188.44/711/ KPTS/2012 tanggal 29 November 2012 tentang
penetapan Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 sebesar
Rp 1.375.000,- ( satu juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah), maka
prinsip keterjangkauan dapat digambarkan sebagai berikut:
Ta
rif RT
Kebu
tuhan
Po
kok
air
Harga
/M3
Pera
watan
Meter &
Adminis
trasi
Kemam
puan
bayar
4 %
x
Rp. 1.375.000,-
Pem
Ba
yaran
Kesim
pulan
RT-1 10 M3 Rp. 580,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 12.800,- Tdk
melebihi
RT-2 10 M3 Rp. 800,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 15.000,- Tdk
melebihi
RT-3 10 M3 Rp.
1.810,-
Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 25.100,- Tdk
melebihi
RT-4 10 M3 Rp.
2.340,-
Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 30.400,- Tdk
melebihi
RT-5 10 M3 Rp.
2.870,-
Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp 35.700,- Tdk
melebihi
Bahwa dari gambaran tersebut, maka pemakaian air sesuai standar
kebutuhan pokok air minum masih tidak melampaui 4 % dari Upah
Minimum Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013, sehingga masih
memenuhi prinsip keterjangkauan dan Penggugat/pelanggan tidak ada
yang dirugikan atas penetapan tarif air minum, namun pemakaian air
diatas standar kebutuhan pokok air minumlah yang dikenakan tarif
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 22 dari 46
progresif yang bertujuan sebagai upaya pengendalian tingkat konsumsi
(efisiensi penggunaan air), konservasi sumber air baku, sebagai
pendapatan untuk pengembangan pelayanan dan pelaksanaan subsidi
silang;
12.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 11 haruslah ditolak atau
dikesampingkan, karena antara PDAM dengan PLN adalah suatu
perusahaan yang berbeda dari segi pendanaannya dimana PLN dalam
menjalankan perusahaan mendapat mega subsidi setiap tahunnya oleh
negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dimana sesuai
berita Republika tanggal 24 Mei 2013 dengan judul PLN ajukan tambahan
subsidi 9 triliun, dinyatakan “PT PLN (Persero) mengajukan tambahan
subsidi mencapai Rp 9 triliun di APBN Perubahan 2013. Pada APBN 2013
subsidi untuk PT PLN Rp 78.627,1 triliun dan BUMN itu meminta
tambahan subsidi di APBN Perubahan 2013 menjadi Rp. 87.236,7,- triliun;
Sedangkan PDAM Tirtauli tidak mendapatkan subsidi melalui APBD dalam
menjalankan perusahaan dalam menyalurkan air kepada pelanggan dan
PDAM Tirtauli tidak pernah mendapat dana anggaran dari APBN, namun
pemerintah pusat melalui Dirjen PSDA dan Cipta Karya membantu dalam
pemasangan jaringan air;
Bahwa dalam usaha penyaluran air minum sampai kepada rumah
pelanggan PDAM Tirtauli dalam mendapatkan air bukan berasal dari
permukaan pegunungan tetapi air didapatkan dari mata air dan sumur bor
dan pompa dengan rincian sebagai berikut:
Mata
air
1.Mual Goit, 2. Habonaran 3. Nagahuta I dan II, 4.Nagahuta III dan IV 5.
Pancur lima 6. Silumangi
Sumur
Bor
dan
Pompa
1.Jalan raya, 2, Simarito, 3. Bah Rahu, 4. Sabang Merauke, 5. Nagahuta Batu
III, 6. Simarimbun Dolok, 7. Jalan Patuan Anggi, 8. Jalan kertas, 9. Jalan
Asashn KM 5, 10. Nomensen, 11. Jalan Bakung, 12. Puskesmas, 13. Sigulang-
gulang, 14. SMP 1, 15, Perwira, 16. Handayani, 17. Mawar, 18.Nagahuta V, 19.
R. Sembiring.
Sehingga Pengelolaan PDAM tidak sesederhana yang dipikirkan oleh
Penggugat, tapi membutuhkan biaya operasional, perawatan, gaji
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 23 dari 46
karyawan, pajak dan litbang yang membutuhkan biaya tidak sedikit,
sehingga mekanisme penetapan tarif PDAM didasarkan atas asas
proporsionalitas kepentingan masyarakat pelanggan, PDAM selaku badan
usaha dan penyelenggara; dan pemerintah daerah selaku pemilik PDAM
telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun
2006 tentang tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air
Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum, sehingga tarif yang
diterapkan tidak mensengsarakan masyarakat;
13.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 12 haruslah ditolak atau
dikesampingkan, karena penetapan tarif air minum yang ditetapkan
dengan Keputusan Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang
Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli
Kota Pematang Siantar termasuk untuk golongan tarif RT 4 telah
berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air, dan peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Dan Tata
Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum,
sebagaimana telah dijelaskan pada angka 7, 8 dan 9 jawaban ini;
14.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 15 haruslah ditolak atau
dikesampingkan, karena penetapan tarif air minum yang dilakukan oleh
Tergugat I melalui Keputusan Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang
Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli
Kota Pematang Siantar, termasuk penetapan tarif RT 4 telah berpedoman/
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana telah dijelaskan pada angka
5 dan 7 jawaban ini, sehingga penetapan tarif yang dilakukan oleh
Tergugat I termasuk RT 4 bukan merupakan perbuatan melawan hukum
(onrechmatigedaad) sehingga sah dan berlaku mengikat bagi setiap
pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar;
15.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 18 harus ditolak dan
dikesampingkan, karena sesuai dengan fakta hukum yang telah disajikan
oleh Tergugat I diatas maka tidak ada perbuatan melawan hukum yang
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 24 dari 46
dilakukan oleh Tergugat I, dan Keputusan Tergugat I Nomor 690/504/VII/
WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan
Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar, telah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-Undangan yang berlaku yakni sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum, dan untuk dapat dikabulkannya suatu
tuntutan provisi haruslah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur/
ditentukan dalam pasal 191 RBg/180 HIR dan tuntutan provisi Penggugat
sudah memasuki pokok perkara sedangkan untuk itu belum ada putusan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam
pasal 191 RBg/180 HIR maka dengan demikian tuntutan provisi Penggugat
tersebut haruslah ditolak karena tidak berdasar menurut hukum;
16.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 19 dan 20 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat diterima
karena tidak berdasar menurut hukum;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut maka Tergugat I
memohon agar Pengadilan Negeri Pematangsiantar/Hakim Majelis
Persidangan perkara perdata Nomor 59/Pdt.G/2013/PN-PMS menolak
gugatan para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan
para Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard), serta
memutus dengan amar putusan sebagai berikut:
I. DALAM PROVISI.
Menolak tuntutan provisi Penggugat untuk seluruhnya karena tuntutan
provisi Penggugat tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
Pasal 191 RBg/180 HIR;
II. DALAM EKSEPSI.
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat I;
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang
mengadili perkara ini;
3. Menyatakan bahwa gugatan ini adalah kompetensi absolute dari
Pengadilan Tata Usaha Negara;
4. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat kabur (obscuur libels)
sehingga tidak dapat diterima;
III. DALAM POKOK PERKARA.
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 25 dari 46
1. Menyatakan gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya atau
setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);
2. Menyatakan bahwa Keputusan Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK-Thn
2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah
Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar, bukan perbuatan melawan
hukum (onrechmatigedaad) dan berlaku mengikat bagi setiap
pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya perkara yang
timbul dalam perkara ini;
Jawaban Tergugat II, III dan IV.I. DALAM EKSEPSI.
Bahwa gugatan Penggugat telah mengandung kekeliruan yang bersifat
mendasar berupa:
1. Tentang kekuasaan dan kewenangan pengadilan (absolute
competency).
Bahwa Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang
memeriksa dan mengadili gugatan Penggugat yaitu perkara Nomor
59/PDT.G/2013/ PN-PMS karena Penggugat dalam gugatannya
menggugat Surat Keputusan Walikota Pematang Siantar No.
690/504/VII/WK tanggal 5 Juli 2013 Tentang Tarif Air Minum PDAM
Tirta Uli Pematang Siantar. Bahwa berdasarkan Pasal 47 Undang-
Undang RI Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor
9 Tahun 2004 dan Perubahan terakhir menjadi Undang-Undang RI
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu
Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara. Maka apabila Penggugat
berkeberatan tentang Surat Keputusan Walikota Pematang Siantar
Nomor 690/504/VII/WK tanggal 5 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum
Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Tirta Uli Kota Pematangsiantar
maka Penggugat harus mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata
Usaha Negara Medan karena Surat Keputusan Walikota Pematang
Siantar tersebut adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan Walikota
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 26 dari 46
Pematang Siantar adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku (Vide : Pasal 1 ayat(2), (3)
Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang RI No 9
Tahun 2004 Jo Undang-Undang RI Nomor 51 Tahun 2009 Tetang
Peradilan Tata Usaha Negara) karena itu secara hukum maka yang
berwenang mengadili dan memeriksa gugatan Penggugat adalah
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan maka secara hukum pula
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan atau setidak-tidaknya tidak
dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard );
2. Obscuur libel yaitu gugatan tidak jelas atau kabur.
Bahwa sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata yang berlaku
pada peradilan kita, suatu gugatan harus memuat dalil-dalil “posita
yang lengkap dan jelas” baik dalil-dalil berupa “feitelijke gronden“ yang
memuat kejadian-kejadian nyata yang timbul dalam perkara yang
bersangkutan maupun dalil-dalil berupa “recht gronden” yang memuat
dasar hukum dari penggugat yang mengajukan gugatan yang
bersangkutan. Bahwa Penggugat telah mencampur-adukkan gugatan
pribadi Penggugat selaku pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar
dengan gugatan yang mengatasnamakan masyarakat Kota Pematang
Siantar karena Penggugat dalam gugatannya mendalilkan bahwa untuk
menghindari kerugian semakin besar bagi Penggugat khususnya dan
masyarakat Kota Pematang Siantar sebagai pelanggan/konsumen
PDAM Pematang Siantar pada umumnya adalah obscuur libel yaitu
gugatan tidak jelas atau kabur karena bertentangan dengan Peraturan
Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan
Perwakilan Kelompok Pasal 1 huruf (a), (b), (c). Dan Penggugat dalam
gugatannya adalah seolah-olah mengajukan gugatan untuk
kepentingan diri-sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok orang yang
jumlahnya banyak (masyarakat Kota Pematang Siantar) akan tetapi
didalam posita gugatan Penggugat tidak mengemukakan secara jelas
dan terinci seluruh kelompok baik wakil kelompok maupun anggota
kelompok yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi memberi
kuasa kepada Penggugat untuk mewalikinya karena selain harus
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 27 dari 46
memenuhi persyaratan-persyaratan formal surat gugatan sebagaimana
diatur dalam hukum acara perdata yang berlaku surat gugatan
perwakilan kelompok harus memuat hal-hal yang terdapat dalam Pasal
3 Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2002 maka gugatan
yang demikian secara hukum harus ditolak atau gugatan Penggugat
tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
3. Error in objecto.
Bahwa berdasarkan ketentuan hukum acara yang berlaku pada
peradilan kita, syarat utama untuk mengajukan gugatan/tuntutan agar
dapat diterima oleh pengadilan untuk diperiksa (point d’interet,d’action),
maka orang yang mengajukan gugatan/tuntutan hak tersebut harus
mempunyai kepentingan hukum yang cukup atas perkara perkara yang
bersangkutan (bandingkan dengan Putusan MA tertanggal 7 Juli 1971
No. 294/K/Sip/ 1971). Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistim Penyediaan Air
Minum pada Pasal 67 ayat (1) yaitu setiap pelanggan air minum berhak
memperoleh pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas,
kuantitas dan kontinuitas sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
apabila pelayanan ada yang merugikan pelanggan maka pelanggan
yang dirugikan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan. Maka
apabila hal tersebut diatas dihubungkan dengan gugatan Penggugat
yang berkeberatan tentang kenaikan tarif air minum oleh PDAM Tirtauli
Pematang Siantar adalah sangat bertentangan dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengendalian Sistim Air
Minum karena menurut Peraturan Pemeritah RI Nomor 16 Tahun 2005
tersebut yang dapat digugat oleh Penggugat selaku pelanggan PDAM
Tirtauli Pematang Siantar adalah mengenai pelayanan PDAM Tirtauli
dan bukan mengenai kenaikan tarif air minum yang dilakukan oleh
PDAM Tirtauli maka secara hukum perselisihan/kepentingan hukum
antara Penggugat dengan Tergugat II, III, IV tidak jelas dan gugatan
Penggugat adalah tidak tepat dan keliru, maka konsekuensi dari
ketentuan diatas karena tidak terpenuhinya syarat yang erat antara
Penggugat dan Tergugat II, III, IV (innerlijke samen hook) maka
mengakibatkan gugatan menjadi cacat formil, gugatan yang demikian
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 28 dari 46
harus ditolak atau gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
verklaard);
Maka berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas secara hukum
gugatan penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
II. DALAM POKOK PERKARA (verweerten principale).
1. Bahwa tentang hal-hal yang telah Tergugat II ,III dan IV uraikan dalam
eksepsi mohon dianggap merupakan satu kesatuan bagian ini secara
mutatis mutandis yang tidak dapat terpisahkan dari jawaban dalam
pokok perkara ini;
2. Bahwa Tergugat II, III dan IV dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil
gugatan Penggugat kecuali yang secara tegas diakui oleh Tergugat II,
III dan IV;
3. Bahwa benar Penggugat sebagai pelanggan atau konsumen PDAM
Tirtauli Kota Pematang Siantar yang terdaftar dengan Register
02.03.120. 579, Nomor Instalasi 04425 dengan golongan/klasifikasi
pelanggan Rumah Tangga 4 (RT.4) dan setelah penyesuaian tarif
berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 690/504/VII/WK-THN
2013 tanggal 5 Juli 2013 Tentang Tarif Air Minum Dan Non Air Minum
Tirtauli Kota Pematang Siantar dan Penggugat sebagai
pelanggan/konsumen tetap pada golongan/klasifikasi rumah tangga 4
(RT.4);
4. Bahwa penetapan golongan/klasifikasi pelanggan berdasarkan Pasal 11
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006, PDAM dapat
menetapkan kebijakan jenis-jenis pelanggan pada masing-masing
kelompok sebagaimana yang dimaksud Pasal 10 ayat (1) berdasarkan
kondisi objektif dan karakteristik pelanggan di daerah masing-masing
sepanjang tidak mengubah jumlah kelompok pelanggan. Bahwa
penetapan golongan/klasifikasi pelanggan rumah tangga dalam Surat
Keputusan Walikota No. 690/504/VII/WK tanggal 5 Juli 2013 menjadi 6
(enam) kelompok adalah sesuai dengan kondisi objektif dan
karakteristik pelanggan di Pematang Siantar, bahwa 90 % pelanggan di
Kota Pematang Siantar adalah pelanggan rumah tangga sehingga untuk
menetapkan subsidi silang terhadap pelanggan rumah tangga
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 29 dari 46
digolongkan menjadi 6 kelompok berdasarkan pendekatan sosial
ekonomi dengan indikator 8 parameter yaitu: 1. Luas lantai bangunan,
2. Kondisi bangunan, 3. Kondisi lingkungan, 4.Tenaga listrik/Watt, 5.
Luas tanah (persil), 6. Lebar jalan, 7. Tingkat penghasilan (Rp) dan 8.
Kelas PBB;
5. Bahwa benar Tergugat II menyesuaikan Tarif Air minum PDAM Tirtauli
Kota Pematang Siantar berlaku efektif sejak bulan Agustus 2013 dan
penagihannya bulan September 2013 sesuai Surat Keputusan Walikota
Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air
Minum PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar dan penyesuaian tarif Air
minum PDAM Tirtauli kota Pematang Siantar oleh Tergugat II telah
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
sebagaimana diatur pada Pasal 23 Ayat (2) yang berbunyi “Untuk
kesinambungan pelayanan PDAM paling lambat 5 (lima) tahun sekali
Direksi dapat melakukan peninjauan tarif bahwa berdasarkan ketentuan
tersebut diatas demi untuk pelayanan PDAM Tirtauli Pematang Siantar
kepada masyarakat pelanggan sudah selayaknya dan sewajarnya
berdasarkan hukum tarif air minum disesuaikan karena sejak tahun
2002 sampai dengan tarif ini disesuaikan belum pernah dilakukan
penyesuaian tarif bahwa sejak penyesuaian yang dilakukan efektif pada
bulan Agustus 2013 yang penagihannya pada bulan September 2013
bahwa 85 % pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar sudah
membayar rekening airnya;
6. Bahwa gugatan Penggugat pada point 4 hal 2 yang mengatakan bahwa
kenaikan harga tarif berdasarkan golongan tarif blok I, II dan III tersebut
merupakan kenaikan yang signifikan diluar asas kepatutan harus ditolak
dan dikesampingkan atau setidak-tidaknya dalil Penggugat tidak dapat
diterima karena sistem perhitungan dan penetapan tarif air minum
PDAM didasarkan pada total biaya usaha sebagai dasar penetapan dan
perhitungan terhadap tarif yang dibedakan atas 4 (empat) tarif yaitu :
Tarif Dasar adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan biaya
dasar. Tarif Rendah adalah tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah
dibanding biaya dasar. Tarif Penuh adalah tarif yang nilainya lebih tinggi
dibanding biaya dasar karena mengandung tingkat keuntungan dan
kontra subsidi silang. Tarif Kesepakatan adalah tarif yang nilainya
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 30 dari 46
berdasarkan kesepakatan antara PDAM dengan Pelanggan. Bahwa
tahap awal dalam perhitungan tarif air minum adalah dengan
menghitung biaya dasar atau tarif dasar dengan rumus:
Bahwa perhitungan tarif dasar sebagaimana tersebut diatas ditetapkan
sebagai harga daripada Blok I (0-10 M3) di rumah tangga 1 (satu)
sebagai kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar adalah 10 M3/bulan/rumah
tangga dengan asumsi perhitungan 60 liter/orang/hari x 6 orang x 30 hari
= 60 liter x 6 orang x 30 hari = 10.800 liter/bulan atau sama dengan 10
M3; Bahwa dalam perhitungan dan penetapan tarif harus memenuhi
prinsip keterjangkauan dan keadilan (Pasal 2 Pemendagri Nomor 23 Thn
2006) sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 3 Pemendagri
No. 23 Thn 2006 sebagai berikut:
(1) Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh
daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan
Upah Minimum Provinsi;
(2) Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar
kebutuhan pokok air minum tidak melampaui 4 % (empat perseratus)
dari pendapatan masyarakat pelanggan;
(3) Keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penerapan tarif
diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan;
Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, penyesuaian tarif untuk
kebutuhan pokok harus terjangkau oleh daya beli masyarakat dengan
tidak melebihi 4 % dari pendapatan masyarakat dengan upah minimum
Propinsi.
Bahwa dalam Surat keputusan Walikota No : 690/504/VII/WK-THN 2013
tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum PDAM Tirtauli Kota
Pematang Siantar yang berlaku sekarang digambarkan sebagai berikut:
Tarif RTKebutuhan
Pokok
Kemampuan Bayar Pembayaran Memenuhi
Total Biaya Dasar
Jumlah Produksi – Kehilangan air Standar 20 %
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 31 dari 46
10 M3 4% x Rp.1.375.00
RT-1 10 M3 Rp.55.000,- Rp.12.800,- Memenuhi
RT-2 10 M3 Rp.55.000,- Rp.15.000,- Memenuhi
RT-3 10 M3 Rp.55.000,- Rp.25.100,- Memenuhi
RT-4 10 M3 Rp.55.000,- Rp.30.400,- Memenuhi
RT-5 10 M3 Rp.55.000,- Rp.35.700,- Memenuhi
Bahwa selanjutnya dalam Surat Keputusan Walikota No :
690/504/VII/WK-THN 2013, harga dasar atau biaya dasar ditetapkan
sebesar Rp. 1.750/M3 adalah berdasarkan laporan hasil audit BPKP
Prpinsi Sumatera Utara tentang kinerja PDAM Tirtauli Kota Pematang
Siantar Tahun Buku 2012 Nomor : LHAK-195/PW.02/4/2013 tanggal 22
Mei 2013;
Bahwa selanjutnya untuk pemakaian di blok II dan blok III ditetapkan tarif
penuh yang merupakan tarif pemberi subsidi dan mengandung
keuntungan yang wajar yakni 10 % dari asset produktif tahun
sebelumnya;
Bahwa penerapan tarif progresif (diatas kebutuhan dasar 10 M3) melalui
blok konsumsi dan subsidi silang (yang kuat membantu yang lemah)
melalui pembagian golongan/klasifikasi pelanggan adalah bertujuan
untuk mencapai tarif full cost recovery yakni pemulihan biaya secara
penuh dimana pendapatan PDAM harus mencukupi untuk menutupi
semua biaya/pengeluaran perusahaan, biasa mengganti barang modal
pada waktu diperlukan dan biasa memberikan suatu tingkat hasil
investasi tertentu diantaranya untuk pengembangan usaha perusahan;
Bahwa dari uraian penjelasan diatas didalam perhitungan dan
penempatan tarif air munum PDAM ada beberapa prinsip dan standar
formula yang secara limitatif sudah dipenuhi;
7. Bahwa gugatan Penggugat pada point 5 pada hal 2 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat
diterima karena RT.1 tidak ada perubahan/kenaikan tarif dan RT. 2
pada Blok I juga tidak ada perubahan /kenaikan tarif dan yang berubah
adalah RT.2 pada Blok II dan di sosial tidak ada perubahan/kenaikan
tarif dan tetap memakai tarif lama;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 32 dari 46
8. Bahwa gugatan Penggugat pada point 6 hal 2 pada surat gugatan harus
ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat diterima
karena Tergugat II menaikkan tarif air minum telah mengacu kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum dan
sebelum menaikkan tarif Tergugat II telah melakukan Rapat Konsultasi
PDAM Tirtauli dengan pelanggan di 7 (tujuh) Kecamatan Kota
Pematang Siantar tentang rencana penyesuaian tarif dan pada
prinsipnya Masyarakat Kota Pematang Siantar dapat menerima
penyesuaian tarif tersebut asalkan pelayanan lebih baik dan juga telah
mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas PDAM Tirtauli Kota
Pematang Siantar dan selanjutnya dengan Keputusan Walikota
Pematang Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 Tentang Tarif Air
Minum Dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota
Pematang Siantar, dan Penggugat kurang memahami atau keliru
memahami tentang UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen serta Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi karena kedua Undang-Undang tersebut tidak ada
hubungannya sama sekali dengan kenaikan/perubahan tarif air minum
yang dilakukan oleh tergugat II;
9. Bahwa gugatan Penggugat pada point 7 hal 3 pada surat gugatan harus
ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat diterima
karena Penggugat sangat keliru memahami Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah karena
berdasarkan Pasal 23 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
23 Tahun 2006 yang berbunyi “Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud
pada ayat(2) diusulkan oleh Direksi kepada Kepala Daerah melalui
Badan Pengawas untuk ditetapkan “bahwa apabila dicermati bunyi dari
Pasal 23 ayat(3) tersebut bahwa kenaikan/perubahan tarif air minum
cukup dengan Keputusan Kepala Daerah dan bukan berdasarkan
PERDA sebagaimana dengan pemahaman Penggugat dan Keputusan
Walikota Pematang Siantar Nomor 690 /504/VII/WK-THN 2013 Tentang
Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum
Tirtauli Kota Pematang Siantar adalah sah karena telah sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 33 dari 46
10.Bahwa gugatan penggugat pada point 8 hal 3 pada surat gugatan harus
ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat diterima
karena dasar hukum Tergugat II menaikkan tarif air minum telah sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum serta Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 dan Penggugat harus dapat
membedakan masalah tarif air minum dengan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah karena tarif air minum yang ditarik/diterima Tergugat II
dari Pelanggan Air Minum berdasarkan Keputusan Tergugat I bukanlah
merupakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diatur dalam
Undang-Undang 28 Tahun 2009 dan Tergugat I, II, III mengajak
Penggugat untuk membaca pendapat Prof. DR. Rahmat Sumitro
tentang Pengertian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
11.Bahwa gugatan Penggugat pada point 9 hal 3 pada surat gugatan harus
ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat diterima
karena yang mengatur tentang kenaikan/perubahan tarif air minum
adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum khususnya pada Pasal 23 ayat (3)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 berbunyi
“Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh
Direksi kepada Kepala Daerah melalui Badan Pengawas untuk
ditetapkan. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut kenaikan/perubahan
tarif air minum tidak perlu ditetapkan berdasarkan Perda sebagaimana
pemahaman Penggugat dan Penggugat harus memahami bahwa
Undang-Undang 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah tidak ada kaitannya dengan kenaikan tarif air minum karena
pengaturan tarif air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum sudah
diatur tersendiri oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun
2006 dan peninjauan/perubahan tarif tidak perlu mendapat persetujuan
dari Tergugat IV (DPRD Kota Pematang Siantar) karena peninjauan/
perubahan tarif air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum adalah
merupakan kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 34 dari 46
12. Bahwa gugatan Penggugat pada point 10 hal 3 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Pengggugat tidak dapat
diterima karena Tergugat I dan II dalam penyesuaian/perubahan tarif air
minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Pematang Siantar
telah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23
Tahun 2006 dan Penggugat lagi-lagi kurang memahami tujuan Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah serta tujuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen karena kedua Undang-Undang yang
disebutkan Penggugat tidak ada kaitannya dengan
penyesuaian/penetapan tarif air minum oleh Tergugat I berdasarkan
pengusulan Tergugat II melalui Tergugat III untuk ditetapkan Tergugat I
berdasarkan Surat Keputusan Tergugat I. Bahwa berdasarkan
ketentuan tersebut diatas, penyesuaian tarif untuk kebutuhan pokok
harus terjangkau oleh daya beli masyarakat dengan tidak melebihi 4 %
dari pendapatan masyarakat dengan upah minimum Propinsi.Bahwa
dalam SK Walikota No. 690/504/VII/WK-THN 2013 tentang Tarif Air
Minum dan Non Air Minum PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar yang
berlaku sekarang digambarkan sebagai berikut:
Tarif
RT
Kebutuhan Pokok
10 M3
Kemampuan Bayar
4% x Rp.1.375.00
Pembayaran Memenuhi
RT-1 10 M3 Rp.55.000,- Rp.12.800,- Memenuhi
RT-2 10 M3 Rp.55.000,- Rp.15.000,- Memenuhi
RT-3 10 M3 Rp.55.000,- Rp.25.100,- Memenuhi
RT-4 10 M3 Rp.55.000,- Rp.30.400,- Memenuhi
RT-5 10 M3 Rp.55.000,- Rp.35.700,- Memenuhi
13.Bahwa gugatan Penggugat pada point 11 hal 4 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat
diterima karena penyesuaian tarif air minum disesuaikan dengan
perhitungan harga tarif dasar dimana harga tarif dasar/biaya dasar telah
ditetapkam dengan Keputusan Walikota Pematang Siantar Nomor
690/504/VII/WK-THN 2013 sebesar Rp. 1.750/M3 adalah berdasarkan
laporan hasil audit BPKP atas kinerja PDAM Tirtauli Pematang Siantar
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 35 dari 46
tahun buku 2012 Nomor LHAK-195/PW.02/4/2013 tanggal 22 Mei 2013
dan apabila Penggugat membandingkannya dengan perusahaan lain
contohnya PLN adalah kurang relevan karena PLN adalah Perusahaan
BUMN yang sudah mapan dibandingkan dengan PDAM Tirtauli
Pematang Siantar. Dan Tergugat I dan II melakukan penyesuaian tarif
air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Pematang
Siantar telah sesuai dengan amanah Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 23 Tahun 2006;
14.Bahwa gugatan Penggugat pada point 12 hal 4 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Pengggugat tidak dapat
diterima karena Tergugat I dan Tergugat II melakukan
penyesuaian/perubahan tarif air minum adalah berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 dan Tergugat I telah
mengeluarkan Keputusan Walikota Pematang Siantar Nomor:
690/504/VII/WK-THN 2013 Tentang Tarif Air Minum Dan Non Air Minum
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar dan
Keputusan Tergugat I tersebut tidak bertentangan dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah karena Undang-undang tersebut tidak ada kaitannya dengan
penyesuaian/perubahan/penetapan tarif air minum oleh Tergugat II, dan
penyesuaian/penetapan tarif air minum bukanlah harus persetujuan
bersama antara Walikota/Bupati dan DPRD karena
penyesuaian/penetapan tarif air minum oleh Perusahaan Daerah Air
Minum adalah merupakan kewenangan Kepala Daerah sesuai dengan
Pasal 23 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun
2006;
15.Bahwa gugatan Penggugat pada point 13 hal 4 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat
diterima karena Tergugat III selaku Dewan Pengawas PDAM Tirtauli
Pematang Siantar telah menjalankan tugasnya sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 jo Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 dan terbitnya Keputusan
Walikota Pematang Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 adalah
atas Surat Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli
Kota Pematang Siantar Nomor 073/DP-PDAM/VI/2013 tanggal 18 Juni
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 36 dari 46
2013 Perihal Persetujuan Penyesuaian Tarif sesuai dengan amanah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 23 Ayat
(3) yang berbunyi “Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diusulkan oleh Direksi kepada Kepala Daerah melalui Badan
Pengawas untuk ditetapkan dan Tergugat III selaku Badan Pengawas
PDAM Tirtauli Pematang Siantar telah menjalankan tugasnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
16.Bahwa gugatan Penggugat pada point 14 hal 5 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Pengggugat tidak dapat
diterima karena penyesuaian/penetapan tarif air minum oleh
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Pematang Siantar adalah
merupakan kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar
dan Tergugat IV selaku Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota
Pematang Siantar berdasarkan PP No. 16 Tahun 2010 tidak ada
mengatur bahwa Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar harus
mendapat persetujuan dari DPRD Pematang Siantar dalam
penyesuaian/penetapan tarif air minum karena penyesuaian/penetapan
tarif air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum adalah merupakan
kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar selaku
pemegang saham/pemilik perusahaan dan Tergugat IV selaku DPRD
serta Tergugat I selaku Walikota Pematang Siantar adalah sama-sama
penyelenggara pemerintahan di Kota Pematang Siantar dan sudah
mempunyai tupoksi masing-masing;
17.Bahwa gugatan Penggugat pada point 15 dan 16 hal 5 pada surat
gugatan harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak
dapat diterima karena tidak berdasar menurut hukum bahwa perbuatan
Tergugat II dan III mengusulkan penyesuaian/penetapan tarif air minum
kepada Tergugat I telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 23 Tahun 2006 dan perbuatan tersebut bukan merupakan
perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) karena perbuatan
Tergugat I, II dan III tidak ada melanggar ketentuan Undang-Undang
yang berlaku;
18.Bahwa gugatan Penggugat pada point 17 hal 5 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat
diterima karena tidak berdasar menurut hukum dan penyesuaian/
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 37 dari 46
penetapan tarif air minum pada PDAM Tirtauli Pematang Siantar adalah
merupakan kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar
dan Tergugat IV tidak dapat menggunakan fungsi pengawasannya
dengan melanggar ketentuan Undang-Undang untuk melarang Tergugat
I melakukan penyesuaian/penetapan tarif air minum pada PDAM Tirtauli
Pematang Siantar dan tindakan Tergugat IV secara etika moral
mengetahui penyesuaian/penetapan tarif air minum bukanlah perbuatan
melawan hukum (onrechtmatigedaad) sebagaimana pendapat dari
Penggugat;
19.Bahwa gugatan Penggugat pada point 18 hal 6 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat
diterima bahwa untuk dapat dikabulkannya suatu tuntutan provisi
haruslah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur/ditentukan dalam
Pasal 191 RBg/180 HIR dan tuntutan provisi Penggugat sudah
memasuki pokok perkara sedangkan untuk itu belum ada putusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 191 RBg/180 HIR maka dengan demikian tuntutan provisi
Penggugat tersebut harus ditolak karena tidak berdasar menurut
hukum;
20.Bahwa gugatan Penggugat pada point 19 dan 20 pada surat gugatan
harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat
diterima karena tidak berdasar menurut hukum yang mengaturnya;
Berdasarkan uraian diatas dengan kerendahan hati dimohonkan
kiranya Bapak Ketua/Anggota Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pematang
Siantar yang memeriksa dan mengadili perkara ini kiranya berkenaan
menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:
I. DALAM PROVISI.
Menolak tuntutan provisi penggugat untuk seluruhnya karena tuntutan
provisi Penggugat tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur
didalam Pasal 191 RBg/180 HIR;
II. DALAM EKSEPSI.
Menerima Eksepsi Tergugat II, III dan IV untuk seluruhnya;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 38 dari 46
Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijk
verklaar) atas alasan tidak memenuhi syarat formil (Putusan
Mahkamah Agung No. 239.K/Sip/1986);
Menyatakan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang
mengadili perkara pembatalan Surat Keputusan Walikota Pematang
Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 tentang Tarif Air Minum Dan
Non Air minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang
Siantar karena sesuai ketentuan Pasal 134 HIR/Pasal 160 RBg dengan
tegas menyebutkan: jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang
tidak masuk dalam kewenangan Pengadilan Negeri, maka pada setiap
saat dalam pemeriksaan perkara itu dapat diminta agar Hakim
menyatakan dirinya tidak berwenang dan wajib pula karena jabatannya
mengaku bahwa ia tidak berwenang (Put. MA. RI No. 317.K/Pdt/1984,
absolute competency) sebab hal itu menjadi wewenang Pengadilan
Tata Usaha Negara;
Menyatakan gugatan Penggugat kabur untuk seluruhnya oleh karena
disatukannya gugatan atas nama pribadi Penggugat dengan
kepentingan masyarakat Kota Pematang Siantar dan pembatalan Surat
Keputusan Walikota Pematang Siantar yang semestinya merupakan
domaian Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (Putusan MA RI No.
716.K/Sip/ 1973, absolute competency);
Menyatakan gugatan Penggugat harus ditolak atau tidak dapat diterima
karena objek gugatan error in objekto karena bertentangan dengan
Peraturan RI Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistim
Pengendalian Air minum;
III. DALAM POKOK PERKARA.
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini;
Membaca putusan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tanggal 19
Juni 2014 Nomor 59/Pdt.G/2013/PN.Pms atas gugatan Penggugat yang amar
selengkapnya berbunyi sebagai berikut ;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 39 dari 46
DALAM PROVISI
Menolak provisi Penggugat untuk seluruhnya;
DALAM EKSEPSI
Menolak eksepsi Tergugat I, II, III dan IV untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard);
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.816.000,00 (delapan ratus enam belas ribu rupiah);
Membaca akta pernyatan permohonan banding yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Negeri Pematangsiantar yang menyatakan bahwa pada
tanggal 24 Juni 2014 Penggugat/Pembanding telah mengajukan permohonan
agar Perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri Pematangsiantar tanggal
19 Juni 2014 Nomor:59/Pdt.G/2013/PN.Pms untuk diperiksa dan diputus
dalam pengadilan tingkat banding ;
Membaca risalah pemberitahuan pernyataan banding yang dibuat oleh
Juru Sita Pengganti pada Pengadilan Negeri Pematangsiantar yang
menyatakan bahwa pada tanggal 16 Juli 2014 permohonan banding tersebut
telah diberitahukan/disampaikan secara syah dan seksama kepada pihak
Tergugat I/Terbanding I, dan pada tanggal 01 Juli 2014 kepada Tegugat
II,III,IV/Terbanding II,III,IV ;
Membaca surat memori banding yang diajukan oleh Penggugat/
Pembanding tertanggal 14 Juli 2014 dan surat memori banding tersebut telah
diberitahukan dengan cara seksama kepada pihak Tergugat I/Terbanding I
pada tanggal 16 Juli 2014 dan kepada Tergugat II,III,IV/Terbanding II,III,IV
pada tanggal 15 Juli 2014, yang pada pokoknya mengemukakan hal-
halsebagai berikut:
- Bahwa terhadap putusan tentang eksepsi yang menolak seluruh
eksepsi Tergugat I,II,III, dan IV Penggugat sependapat dengan majelis
hakim karena pertimbangan majelis hakim sudah berdasarkan hukum
acara perdata dan hukum yang berlaku;
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 40 dari 46
- Bahwa dalam surat gugat Penggugat posita No.1 sudah jelas
diuraikan, yang mengajukan gugatan adalah Pembanding yaitu
Sarbudin Panjaitan,SH selaku pelanggan Air Minum PDAM Tirtauli
Pematangsiantar tercatat RT.4 dalam register nomor:
02.03.120.579/044425;
- Bahwa dalam sutat gugatan Pembanding tidak ada menyebutkan
Penggugat (Pembanding) mewakili kelompok untuk mengajukan
gugatan terhadap Para Tergugat, oleh karena itu Majelis Hakim telah
keliru dalam pertimbangannya menyatakan “selain menuntut untuk
kepentingan diri sendiri, Penggugat juga mengajukan tuntutan untuk
kepentingan masyarakat Kota Pematangsiantar selaku pelanggan
PDAM Tirtauli Pematangsiantar, padahal Penggugat tidak mempunyai
kapasitas atau kedudukan (Legal Standing) dalam mengajukan
tuntutan;
- Bahwa dalam Surat gugatan Pembanding tidak ada mencampur-
adukkan tuntutan kepentingan diri sendiri dengan tuntutan masyarakat
Kota Pematangsiantar, dapat dilihat surat gugat tidak ada secara tegas
menguraikan bahwa Penggugat/Pembanding mewakili kelompok
masyarakat Kota Pematangsiantar, akan tetapi karena keputusan Para
Tergugat menaikkan tarif air minum PDAM Tirtauli Pematangsiantar
dalam satu Surat Keputusan yang mengatur 50.000 lebih pelanggan
air minum termasuk Pembanding maka secara tidak langsung dalil
gugatan ada menyinggung pelanggan yang lain;
- Bahwa bila Pembanding mengajukan gugatan selain untuk diri sendiri
dan mengatas namakan kepentingan masyarakat Kota
Pematangsiantar 50.000 lebih, Pembanding pasti akan mengacu pada
PERMA No.1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan
Kelompok pada Pasal 3 dan 4, namun karena gugatan Pembanding
adalah gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatigedaad)
dimana Para Tergugat menaikkan tarif air minum PDAM Tirtauli
Pematangsiantar hingga mencapai 300% per meter kubik telah
bertentangan dengan ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal,4, Pasal 5 ayat
(4) ,Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2) huruf x Permendagri No.23
Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif
Air Minum Pada Perusahaan Daerah dan Paasal 8 ayat (1) huruf a,
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 41 dari 46
Pasal 10 huruf a UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen;
Membaca surat kontra memori banding yang diajukan oleh Tergugat
II,III,IV/Terbanding II,III,IV tertanggal 04 Agustus 2014 dan surat kontra
memori banding tersebut telah pula diberitahukan dengan cara seksama pada
tanggal 11 Agustus 2014 kepada pihak Penggugat/Pembanding, yang pada
pokoknya menemukakan hal-hal sebagai berikut:
- Bahwa Terbanding II,III,IV dapat menerima seluruh pertimbangan
hukum keputusan a quo tentang penolakan permohonan terhadap
Provisi yang dimohonkan oleh Pembanding/Penggugat ;
- Bahwa Terbanding II,III,IV dapat menerima seluruh pertimbangan
hukum keputusan a quo dalam Eksepsi karena eksepsi Terbanding
II,III,IV menyangkut kewenangan mengadili baik secara relatif maupun
secara absolut sudah dipertimbangkan dalam putusan sela;
- Bahwa Terbanding II,III,IV dapat menerima seluruh pertimbangan
putusan a quo dalam pokok perkara karena menurut hemat Terbanding
II,III,IV tidaklah salah dalam menerapkan hukum mengenai legal
standing/kapasitas Pembanding/Penggugat dalam mengajukan
gugatan a quo karena didalam gugatan a quo Pembanding telah
mencampur adukkan gugatan pribadi Pembanding selaku pelanggan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematangsiantar
dengan kepentingan Masyarakat Kota Pematangsiantar yang juga
sebagai pelanggan PDAM Tirtauli Pematangsiantar, akan tetapi
gugatan pembanding tidak ada satu poin pun dalam posita gugatan
yang menyatakan bahwa pembanding bertindak untuk diri sendiri dan
juga bertindak untuk dan atas nama serta mewakili masyarakat Kota
Pematangsiantar yang juga selaku pelanggan PDAM Tirtauli Kota
Pematangsiantar;
Membaca surat kontra memori banding yang diajukan oleh Tergugat I/
Terbanding I tertanggal 15 Agustus 2014 dan surat kontra memori banding
tersebut telah pula diberitahukan dengan cara seksama pada tanggal 20
Agustus 2014 kepada pihak Penggugat/Pembanding, yang pada pokoknya
mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 42 dari 46
- Bahwa putusan majelis hakim yang menolak Provisi Penggugat untuk
seluruhnya adalah telah berdasarkan peraturan perundang-undangan;
- Bahwa Memori Banding Penggugat/Pembanding adalah pernyataan
yang keliru dan tidak berdasarkan fakta hukum yang terungkap
dipersidangan baik bukti surat-surat maupun bukti saksi-saksi, bahwa
Tergugat I/Terbanding I sependapat dengan pertimbangan majelis
hakim dalam putusannya, dimana meskipun gugatan Penggugat
bertindak untuk kepentingan diri sendiri sebagai pelanggan PDAM
Tirtauli Pematangsiantar yang merasa dirugikan dengan penyesuaian
tarif air minum yang dikeluarkan Tergugat I dan Tergugat II, akan tetapi
dalam dalil gugatannya dan dalam pembuktiannya Penggugat juga
menyertakan kepentingan 50.000 (lima puluh ribu) pelanggan PDAM
Tirtauli Pematangsiantar;
Membaca risalah pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara (Inzage)
Nomor:59/Pdt.G/2013/PN.Pms yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada
Pengadilan Negeri Pematangsiantar telah memberi kesempatan kepada pihak
Penggugat/Pembanding pada tanggal 11 September 2014 dan kepada
Tergugat I,II,III,IV/Terbanding I,II,III,IV pada tanggal 18 Agustus 2014. untuk
mempelajari berkas perkara sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Penggugat/ Pembanding
telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh karena itu
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan meneliti
serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi
putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar tanggal 19 Juni 2014 Nomor
59/Pdt.G/2013/PN.Pms dan telah pula membaca serta memperhatikan
dengan seksama surat Memori Banding yang diajukan oleh pihak
Pembanding semula Penggugat tanggal 14 Juli 2014 dan surat Kontra Memori
Banding yang telah diajukan oleh Terbanding I semula Tergugat I tanggal 15
Agustus 2014 dan Surat Kontra Memori Banding yang diajukan Terbanding
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 43 dari 46
II,III,IV semula Tergugat II,III,IV tanggal 4 Agustus 2014 berpendapat sebagai
berikut ;
Dalam Provisi :
Menimbang, bahwa pertimbangan majelis hakim tingkat pertama yang
menyatakan tidak menemukan adanya alasan dan hal-hal lain untuk
mengabulkan tuntutan provisi tersebut sehingga tuntutan provisi dari
Penggugat/Pembanding harus dinyatakan tidak dapat diterima adalah sudah
tepat dan benar, maka oleh karena itu pertimbangan majelis hakim tingkat
pertama tersebut diambil alih sebagai pertimbangan majelis hakim tingkat
banding dan putusan dalam Provisi tersebut dapat dipertahankan dan
dikuatkan;
Dalam Eksepsi:
Menimbang, bahwa oleh karena pertimbangan majelis hakim tingkat
perama mengenai keseluruhan eksepsi dari Terbanding I,II,III,IV/Tergugat
I,II,III,IV, menurut majelis hakim tingkat banding pertimbangan-pertimbangan
tersebut sudah tepat dan benar dan selanjutnya diambil alih sebagai
pertimbangan majelis hakim tingkat banding, dan putusan dalam Eksepsi
tersebut dapat dipertahankan dan dikuatkan;
Dalam pokok perkara :Menimbang, bahwa memperhatikan memori banding yang diajukan
oleh Pembanding semula Penggugat tertanggal 14 Juli 2014, memohon agar
Pengadilan Tinggi memutus perkara ini dengan mengadili sendiri yang
amarnya membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar
Nomor:59/Pdt.G/2013/PN.Pms tanggal 19 Juni 2014 dan selanjutnya
mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding untuk seluruhnya dengan
alasan bahwa majelis hakim telah keliru dalam menilai fakta persidangan dan
keliru mempertimbangkan legal standing/kapasitas Penggugat/Pembanding
dalam surat gugat sebagai mencampur-adukkan gugatan pribadi penggugat
selaku pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar dengan gugatan
Kelompok yang mengatas namakan masyarakat Kota Pematangsiantar yang
juga selaku pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar ;
Menimbang, bahwa kontra memori banding yang diajukan oleh Kuasa
Hukum Terbanding I semula Tergugat I tertanggal 15 Agustus 2014, pada
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 44 dari 46
pokoknya menyetujui pertimbangan-pertimbangan dan amar putusan
Pengadilan Negeri Pematangsiantar nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms tanggal
19 Juni 2014, dan memohon agar Pengadilan Tinggi menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Pematangsiantar nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms tanggal
19 Juni 2014 tersebut;
Menimbang, bahwa kontra memori banding yang diajukan oleh Kuasa
Hukum Terbanding II,III,IV semula Tergugat II,III,IV tertanggal 04 Agustus
2014, pada pokoknya juga menyetujui pertimbangan-pertimbangan dan amar
putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar Nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms
tanggal 19 Juni 2014, dan memohon agar Pengadilan Tinggi menguatkan
putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms
tanggal 19 Juni 2014;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah membaca, meneliti dan
mempelajari dengan seksama memori banding yang diajukan oleh
Pembanding semula Penggugat tertanggal 14 Juli 2014, dan kontra memori
banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Terbanding I semula Tergugat I
tanggal 15 Agustus 2014 dan kontra memori banding dari Kuasa Hukum
Terbanding II,III,IV semulaTergugat II,III,IV tanggal 4 Agustus 2014, ternyata
pada prinsipnya kesemuanya materi memori banding maupun materi dalam
kontra memori banding tersebut oleh majelis hakim tingkat pertama telah
mempertimbangkan dengan seksama, tepat dan benar, oleh karenanya
Pengadilan Tinggi sependapat dan mengambil alih pertimbangan hukum
majelis hakim tingkat pertama tersebut sebagai pertimbangan hukum
pengadilan tinggi sendiri dalam memutus perkara ini ditingkat banding;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca, meneliti dan
mempelajari dengan seksama berkas perkara Nomor 59/Pdt.G/2013/PN.Pms
dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, serta salinan resmi
putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar Nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms
tanggal 19 Juni 2014, berpendapat bahwa alasan dan pertimbangan hukum
yang telah diambil oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya
telah tepat dan benar menurut hukum, karena pertimbangan-pertimbangan
tersebut telah berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan,
maka Pengadilan Tinggi mengambil alih alasan dan pertimbangan hukum
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 45 dari 46
Majelis Hakim Tingkat Pertama yang dipandang sudah tepat, benar dan
beralasan menurut hukum tersebut dan menjadikannya sebagai alasan dan
pertimbangannya sendiri dalam mengadili perkara ini ditingkat banding;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar Nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms
tanggal 19 Juni 2014, yang dimintakan banding tersebut dapat dipertahankan
dalam pengadilan tingkat banding dan haruslah dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Penggugat / Pembanding tetap
dipihak yang dikalahkan, baik dalam pengadilan tingkat pertama maupun
dalam pengadilan tingkat banding, maka semua biaya perkara dalam kedua
tingkat pengadilan tersebut dibebankan kepadanya ;
Mengingat peraturan hukum dari perundang-undangan yang berlaku,
khususnya Undang-undang No.48 tahun 2009 (tentang Kekuasaan
Kehakiman), Undang-undang Nomor 2 tahun 1986 jo UU No.08 tahun 2004 jo
UU No.49 tahun 2009 (tentang Peradilan Umum) dan RBG ;
M E N G A D I L I
- Menerima permohonan banding dari Pembanding, semula Penggugat ;
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar tanggal 19
Juni 2014 Nomor:59/Pdt.G/.2013/PN.Pms yang dimohonkan banding
tersebut ;
- Menghukum Penggugat/Pembanding untuk membayar seluruh biaya
perkara yang timbul dalam kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat
banding ditetapkan sebesar Rp.150.000,- ( seratus limapuluh ribu
rupiah );
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari RABU tanggal 10 DESEMBER 2014 oleh
kami YANSEN PASARIBU,SH selaku Ketua Majelis dengan KAREL
TUPPU,SH,MH dan MARYANA,SH,MH masing-masing sebagai Hakim
Anggota berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 29
Oktober 2014 Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN untuk memeriksa dan mengadili
perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada hari SELASA
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 46 dari 46
tanggal 16 DESEMBER 2014 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri Hakim-hakim Anggota,
serta dibantu oleh BAIK SITEPU,SH Panitera Pengganti pada Pengadilan
Tinggi tersebut akan tetapi tanpa dihadiri kedua belah pihak dalam perkara ini;
Hakim Anggota : Hakim Ketua :
( KAREL TUPPU,SH,MH ) ( YANSEN PASARIBU,SH )
( MARYANA,SH,MH )
Panitera Pengganti :
( BAIK SITEPU,SH )
Rincian biaya perkara:- Meterai : Rp. 6.000,-- Redaksi : Rp. 5.000,-- Pemberkasan : Rp.139.000,-
Jumlah : Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)