putusan nomor 324/pdt/2014/pt.mdn halaman 1 dari 46 file10, pasal 14 ayat (2 ) huruf x dan y,...

46
Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 1 dari 46 P U T U S A N Nomor:324/PDT/2014/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : SARBUDIN PANJAITAN,SH,MH : Pekerjaan Dosen dan Advokat, tempat tinggal Jln. Nusa Indah No.44 A, Kelurahan Simarito, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Semula sebagai PENGGUGAT, sekarang PEMBANDING . M e l a w a n 1. WALIKOTA PEMATANG SIANTAR : berkedudukan di Jalan Merdeka Pematangsiantar, dalam hal ini memberi kuasa kepada Gilbert L Ambarita,SH, Herri Okstarizal,SH, Betty N.T.I Doloksaribu,SH masing-masing berkedudukan di Jln.Merdeka No.6 Pematangsiantar berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor:180/6609/X/2013 tanggal 21 Oktober 2013, semula sebagai TERGUGAT I, sekarang TERBANDING I ; 2. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI Kota Pematangsiantar : berkedudukan di Jalan Porsea No.02 Pematangsiantar, semula sebagai TERGUGAT II, sekarang TERBANDING II ; 3. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM), berkedudukan di Jalan Porsea No.03 Pematangsiantar, semula sebagai TERGUGAT III, sekarang TERBANDING III ; 4. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA PEMATANG SIANTAR : berkedudukan di Jalan Haji Adam Malik No.01 Pematangsiantar, semula sebagai TERGUGAT IV, sekarang TERBANDING IV ;

Upload: truongdung

Post on 11-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 1 dari 46

P U T U S A N

Nomor:324/PDT/2014/PT.MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan

sebagai berikut dalam perkara antara :

SARBUDIN PANJAITAN,SH,MH : Pekerjaan Dosen dan Advokat,

tempat tinggal Jln. Nusa Indah No.44 A, Kelurahan

Simarito, Kecamatan Siantar Barat, Kota

Pematangsiantar, Semula sebagai PENGGUGAT,

sekarang PEMBANDING.

M e l a w a n

1. WALIKOTA PEMATANG SIANTAR : berkedudukan di Jalan

Merdeka Pematangsiantar, dalam hal ini memberi kuasa

kepada Gilbert L Ambarita,SH, Herri Okstarizal,SH, Betty

N.T.I Doloksaribu,SH masing-masing berkedudukan di

Jln.Merdeka No.6 Pematangsiantar berdasarkan Surat

Kuasa Khusus Nomor:180/6609/X/2013 tanggal 21

Oktober 2013, semula sebagai TERGUGAT I, sekarang

TERBANDING I ;

2. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI Kota

Pematangsiantar : berkedudukan di Jalan Porsea No.02

Pematangsiantar, semula sebagai TERGUGAT II,

sekarang TERBANDING II;

3. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM), berkedudukan di

Jalan Porsea No.03 Pematangsiantar, semula sebagai

TERGUGAT III, sekarang TERBANDING III ;

4. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA

PEMATANG SIANTAR :

berkedudukan di Jalan Haji Adam Malik No.01

Pematangsiantar, semula sebagai TERGUGAT IV,

sekarang TERBANDING IV ;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 2 dari 46

Dalam hal ini Terbanding II, Terbanding III dan

Terbanding IV memberi kuasa kepada Sarles

Gultom,SH,MH dan Riduan Damanik,SH,MH Advokat dan

Konsultan Hukum pada Kantor Advokat Sarles

Gultom,SH,MH & Rekan berkedudukan di Griya Sitorus

Jln. Kpt.M.H.Sitorus No.B.10 Kota Pematangsiantar,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus masing-masing tanggal

16 Oktobner 2013 dan tanggal 17 Oktober 2013;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan

dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUK PERKARA

Mengutip serta memperhatikan surat gugat Penggugat tanggal 30

September 2013 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri Pematangsiantar pada tanggal 30 September 2013 dalam Register

Perkara Nomor.59/Pdt.G/2013/PN.Pms telah mengajukan gugatan sebagai

berikut:

1. Bahwa Penggugat adalah sebagai pelanggan air minum di Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar tercatat RT.4

dalam register Nomor 02.03.120.579/044425 atas nama Sarbudin

Panjaitan, S.H.;

2. Bahwa sejak Penggugat sebagai pelanggan (konsumen) di PDAM

Tirtauli Permatang Siantar hingga pemakaian air bulan Juni 2013

penagihan/ pembayarannya bulan Juli 2013, harga golongan tarif air

minum ditetapkan oleh Tergugat II untuk Blok-I (0-10 m3) Rp. 1.330,-

(seribu tiga ratus tiga puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 1.780,-

(seribu tujuh ratus delapan puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...)

Rp.2.680,- (dua ribu enam ratus delapan puluh rupiah);

3. Bahwa kemudian Tergugat II dengan persetujuan Tergugat I selaku

Kepala Daerah dan sebagai pemilik modal telah menaikkan tarif air

minum di PDAM Tirtauli Pematang Siantar yang berlaku sejak tanggal

01 Agustus 2013 untuk tagihan/pembayaran bulan September 2013

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 3 dari 46

dari tarif lama menjadi tarif baru yaitu golongan tarif air Blok I (0-10 m3)

Rp. 2.340,- (dua ribu tiga ratus empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3)

Rp. 5.370,- (lima ribu tiga ratus tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3

dst...) Rp. 8.085,- (delapan ribu delapan puluh lima rupiah);

4. Bahwa kenaikan harga tarif berdasarkan golongan tarif Blok I, II dan III

tersebut merupakan kenaikan yang signifikan diluar asas kepatutan dari

harga tarif Blok I dari harga lama ke harga baru sekitar 100 %, harga

tarif Blok II dari harga lama ke harga baru sekitar 200 %, harga tarif

Blok III dari harga lama ke harga baru sekitar 300 %;

5. Bahwa penetapan kenaikan tarif air minum 100 % hingga 300 %

tersebut bukan hanya kepada Penggugat pelanggan RT.4 saja

dibebankan tetapi juga kepada pelanggan RT.1, RT.2, RT.3, dan RT.5,

oleh karena itu yang dirugikan Tergugat I dan Tergugat II bukan hanya

Penggugat tetapi semua pelanggan yang lebih 50.000 pelanggan yang

ada di Kota Pematang Siantar;

6. Bahwa kenaikan tarif air dari 100 % hingga mencapai 300 % tersebut

adalah merupakan tindakan sewenang-wenang tanpa mempedomani

ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal

10, Pasal 14 ayat (2) huruf x dan y, Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan

Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat

(1) huruf a, Pasal 10 huruf a UU No. 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, dan Undang-Undang No. 28 tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengatur prinsip dan

sasaran penetapan tarif retribusi dan juga tidak melihat kemampuan

masyarakat, aspek keadilan serta tidak berorientasi pada harga pasar

dan telah mengambil keuntungan yang tidak layak;

7. Bahwa dalam ketentuan Pasal 156 ayat (1) UU No. 28 tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dinyatakan, Retribusi

ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Setahu Penggugat bahwa

penetapan kenaikan tarif Air minum yang dilakukan oleh Tergugat I dan

Tergugat II tersebut tidak ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan

tidak pernah di rapatkan dalam Paripurna DPRD Kota Pematang

Siantar, hanya dibuatkan dalam bentuk Surat Keputusan Walikota No.

690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 4 dari 46

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematang Siantar, oleh

karena itu Surat Keputusan Walikota yang mengatur tarif air yang

seharusnya diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) atau setidaknya

dalam Peraturan Kepala Daerah, telah bertentangan dengan undang-

undang, dengan demikian Surat Keputusan Walikota tersebut secara

juridis tidak mempunyai nilai mengikat dan cacat hukum serta tidak

berlaku;

8. Bahwa Tergugat I yang menerbitkan Surat Keputusan menetapkan tarif

air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar dan dijadikan oleh Tergugat

II dasar pemungutan retribusi air dari Penggugat dan dari sekitar

50.000 konsumen lainnya adalah perbuatan melawan hukum, karena

melakukan pemungutan dari konsumen tanpa dasar hukum;

9. Bahwa dalam ketentuan Pasal 157 ayat (2) UU No. 28 tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dinyatakan, Rancangan

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pajak dan Retribusi yang

telah disetujui bersama oleh Bupati/Walikota dan DPRD

Kabupaten/Kota sebelum ditetapkan disampaikan kepada Gubernur

dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak

tanggal persetujuan dimaksud, untuk dilakukan evaluasi apakah

rancangan Perda tentang penetapan tarif harga air minum tersebut

telah sesuai dengan Undang-undang ini dengan kepentingan umum

dan atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, namun

ketentuan ini dilanggar atau diabaikan oleh Tergugat I dan Tergugat II,

dimana Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat IV tidak melakukan rapat

paripurna untuk membahas penetapan retribusi harga tarif air minum di

PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar;

10.Bahwa disamping pelanggaran terhadap UU No. 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut, Tergugat I dan

Tergugat II juga telah melanggar ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4,

Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2) huruf x dan y,

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat (1) huruf a, Pasal 10 huruf a UU

No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dimana Tergugat I

dan Tergugat II telah menaikkan retribusi jasa usaha kekayaan daerah

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 5 dari 46

secara tidak wajar dengan menaikkan tarif air minum dari 100 % hingga

300 %, padahal berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Permendagri

No. 23 Tahun 2006, bahwa tarif air minum tidak melampaui 4 % dari

pendapatan masyarakat pelanggan yang disesuaikan dengan Upah

Minimum Regional/UMR (Upah Minimum Kota Pematang Siantar) oleh

karena itu Tergugat I dan Tergugat II telah mengambil tingkat

keuntungan yang tidak wajar sehingga merugikan Penggugat

khususnya dan pelanggan (konsumen) lainnya masyarakat Kota

Pematang Siantar pada umumnya;

11.Bahwa bila dilihat kenaikan retribusi pemakaian kekayaan negara pusat

dan daerah lain seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang

notabene mesin pembangkit listrik dan instalasi lainnya termasuk

Bahan Bakar Minyak (BBM) dibeli oleh perusahaan kenaikan tarif harga

kepada pelanggan (konsumen) hanya maksimal 20 %, bila

dibandingkan dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli

Pematang Siantar yang notabene tidak membeli air karena air yang

dijual oleh Tergugat II dengan tarif retribusi kepada Penggugat dan

pelanggan (konsumen) masyarakat Kota Pematang Siantar adalah

berasal dari permukaan pegunungan yang sudah ada sejak bumi ini

diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa, dimana Tergugat I dan Tergugat

II hanya merawat bahan pipa dan instalasi lainnya tanpa memerlukan

mesin pembangkit dan Bahan Bakar Minyak (BBM), bahkan setahu

Penggugat untuk tahun 2011 dan tahun 2012 PDAM Tirtauli Pematang

Siantar ada mendapat dana anggaran dari APBN yang sudah

digunakan Tergugat II untuk perawatan pipa dan instalasi lainnya,

tetapi Tergugat-I dan Tergugat II masih menaikkan tarif air mencapai

100 % hingga 300 %, seharusnya PDAM Tirtauli Pematang Siantar

yang ada mendapat bantuan dari pemerintah pusat dapat membantu

kesejahteraan rakyat Pematang Siantar tetapi malah sebaliknya

mensengsarakan rakyat;

12.Bahwa Tergugat I dan Tergugat II menaikkan tarif air minum di PDAM

Tirtauli Pematang Siantar dari tarif lama menjadi tarif baru yaitu untuk

RT.4 golongan tarif air Blok I (0-10 m3) Rp. 2.340,- (dua ribu tiga ratus

empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 5.370,- (lima ribu tiga ratus

tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...) Rp. 8.085,- (delapan ribu

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 6 dari 46

delapan puluh lima rupiah) yang didasarkan pada Surat Keputusan

Walikota Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013

adalah bertentangan dengan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, karena setiap pungutan retribusi

termasuk retribusi air di daerah harus persetujuan bersama

Walikota/Bupati dan DPRD;

13.Bahwa Tergugat III selaku Dewan Pengawas PDAM Tirtauli Pematang

Siantar tidak menjalankan atau lalai menjalankan tugasnya

sebagaimana diatur dalam pasal 22 Permendagri No. 2 tahun 2007

tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, yang

seharusnya melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan

terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM dan memberikan

pertimbangan dan saran kepada Kepala Daerah (Tergugat I),

seharusnya Tergugat III menjalankan tugasnya sebagaimana

dikehendaki peraturan yang berlaku;

14.Bahwa demikian juga Tergugat IV tidak menjalankan atau lalai

menjalankan fungsinya melakukan pengawasan terhadap kebijakan

Tergugat I dan Tergugat II dan tidak memperjuangkan peningkatan

kesejahteraan rakyat sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 30

huruf e PP RI No. 16 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD, dimana Tergugat I dan

Tergugat II menaikkan penetapan tarif air minum dari 100 % hingga

300 % tetapi Tergugat IV diam-diam saja seperti tidak ada masalah

yang terjadi dihadapi oleh masyarakat Kota Pematang Siantar selaku

pelanggan (konsumen) air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar,

padahal Tergugat IV seharusnya sadar bahwa mereka duduk di DPRD

Kota Pematang Siantar adalah mewakili rakyat Pematang Siantar yang

mempunyai kewajiban menampung dan memperjuangkan serta

menindaklanjuti aspirasi rakyat;

15.Bahwa perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang menaikkan tarif air

minum di PDAM Tirtauli Pematang Siantar dari tarif lama menjadi tarif

baru yaitu untuk RT.4 golongan tarif air Blok I (0-10 m3) Rp. 2.340,-

(dua ribu tiga ratus empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 5.370,-

(lima ribu tiga ratus tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...) Rp.

8.085,- (delapan ribu delapan puluh lima rupiah) berdasarkan pada

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 7 dari 46

Surat Keputusan Walikota Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK

tanggal 05 Juli 2013 dan tidak berdasarkan pada ketentuan Pasal 2,

Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2)

huruf x dan y, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 tahun 2006

tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum

pada Perusahaan Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat (1) huruf a,

Pasal 10 huruf a UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

dan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

adalah merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad);

16.Bahwa perbuatan Tergugat III yang tidak menjalankan atau lalai

menjalankan tugasnya sebagaimana diatur dalam Pasal 22

Permendagri No. 2 tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian

Perusahaan Daerah Air Minum, yang seharusnya melaksanakan

pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan

pengelolaan PDAM dan memberikan pertimbangan dan saran kepada

kepala daerah (Tergugat I), seharusnya Tergugat III menjalankan

tugasnya sebagaimana dikehendaki peraturan yang berlaku adalah

merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad);

17.Bahwa perbuatan Tergugat IV yang tidak menjalankan atau lalai

menjalankan fungsinya melakukan pengawasan terhadap kebijakan

Tergugat I dan Tergugat II yang sewenang-wenang menaikkan

penetapan tarif air minum dari 100 % hingga 300 % sebagaimana

diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 30 huruf e PP RI No.16 tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tata Tertib

DPRD adalah merupakan perbuatan melawan hukum

(onrechtmatigeraad);

18.Bahwa karena perbuatan para Tergugat telah nyata sewenang-wenang

melanggar undang-undang dan peraturan yang ada serta asas hukum,

menaikkan penetapan tarif harga air minum sebagaimana diuraikan

pada dalil tersebut di atas, dan untuk menghindari kerugian semakin

besar bagi Penggugat khususnya dan masyarakat Kota Pematang

Siantar sebagai pelanggan (konsumen) PDAM Tirtauli Pematang

Siantar pada umumnya, maka sudah wajar sebelum dalam perkara

pokok diputus dapat diberi putusan provisi;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 8 dari 46

19.Bahwa perkara ini timbul adalah akibat perbuatan melawan hukum oleh

para Tergugat, oleh karena itu sudah wajar bila biaya ongkos perkara

dibebankan kepada para Tergugat;

20.Bahwa dalil gugatan Penggugat adalah berdasarkan fakta hukum yang

nyata dan tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun juga, sudah wajar bila

putusan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan serta merta

(uitvoerbaar bijvoorraad);

Bahwa berdasarkan uraian dalil di atas, dimohon kepada bapak Ketua

Pengadilan Negeri Pematang Siantar berkenan menentukan hari dan

tanggal persidangan serta memanggil para pihak untuk menghadap di

persidangan guna memeriksa dan mengadili perkara ini dan

selanjutnya mengambil putusan sebagai berikut:

DALAM PROVISI.

Untuk menghindari kerugian yang semakin besar bagi Penggugat

khususnya dan bagi masyarakat Kota Pematang Siantar sebagai

pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar, diperintahkan kepada

Tergugat I dan Tergugat II untuk tidak melakukan pemungutan

kenaikan tarif Air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar untuk bulan

Oktober 2013 sampai ada putusan mengenai pokok perkara ini;

DALAM POKOK PERKARA.

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan dalam hukum, bahwa Surat Keputusan Walikota

Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013 tentang

Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota

Pematang Siantar tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat

sebagai dasar menaikkan dan memungut tarif air minum

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang

Siantar dari pelanggan (konsumen);

3. Menyatakan dalam hukum, bahwa perbuatan Tergugat I dan

Tergugat II yang menaikkan tarif air minum di PDAM Tirtauli

Pematang Siantar dari tarif lama menjadi tarif baru yaitu untuk RT.4

golongan tarif air Blok I (0-10 m3) Rp. 2.340,- (dua ribu tiga ratus

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 9 dari 46

empat puluh rupiah), Blok II (10-20 m3) Rp. 5.370,- (lima ribu tiga

ratus tujuh puluh rupiah), Blok III (20 m3 dst...) Rp. 8.085,- (delapan

ribu delapan puluh lima rupiah) yang hanya didasarkan pada Surat

Keputusan Walikota Pematang Siantar No. 690/504/VII/WK tanggal

05 Juli 2013 dan tidak berdasarkan pada ketentuan Pasal 2, Pasal

3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (4), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2)

huruf x dan y, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 tahun 2006

tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum

pada Perusahaan Daerah Air Minum, dan Pasal 8 ayat (1) huruf a,

Pasal 10 huruf a UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen dan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah adalah merupakan perbuatan melawan hukum

(onrechtmatigedaad);

4. Menyatakan dalam hukum, bahwa perbuatan Tergugat III yang tidak

menjalankan atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana diatur

dalam pasal 22 Permendagri No. 2 tahun 2007 tentang Organ dan

Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, yang seharusnya

melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan

terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM dan memberikan

pertimbangan dan saran kepada kepala daerah (Tergugat I),

seharusnya Tergugat III menjalankan tugasnya sebagaimana

dikehendaki peraturan yang berlaku adalah merupakan perbuatan

melawan hukum (onrechtmatigedaad);

5. Menyatakan dalam hukum, bahwa perbuatan Tergugat IV yang

tidak menjalankan atau lalai menjalankan fungsinya melakukan

pengawasan terhadap kebijakan Tergugat I dan Tergugat II yang

sewenang-wenang menaikkan penetapan tarif air minum dari 100 %

hingga 300 % sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 30

huruf e PP RI No. 16 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Peraturan DPRD tentang Tata Tertib DPRD adalah merupakan

perbuatan melawan hukum (onrechtmatigeraad);

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengembalikan

penetapan tarif air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar pada

tarif air semula;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 10 dari 46

7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk mengembalikan uang

retribusi air yang telah dipungut oleh Tergugat II kepada Penggugat

sebesar yang telah dipungut dari Penggugat apabila putusan dalam

perkara ini telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

8. Menghukum Tergugat III dan Tergugat IV untuk tunduk terhadap

putusan dalam perkara ini;

9. Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya ongkos perkara

yang timbul dalam perkara ini;

Membaca jawaban Tergugat I, II, III, IV terhadap gugatan Penggugat

tersebut yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Jawaban Tergugat I.

DALAM EKSEPSI.

1. Kompetensi Absolut.

Bahwa Penggugat pada petitum poin 2 yang berbunyi: Menyatakan dalam

hukum, bahwa surat Keputusan Walikota Pematangsiantar No. 690/504/

VII/WK tanggal 5 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang Siantar tidak mempunyai kekuatan

hukum mengikat sebagai dasar menaikkan dan memungut tarif air minum

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang Siantar

dari Pelanggan (Konsumen). Bahwa petitum poin 2 yang diajukan oleh

Penggugat dalam gugatannya adalah telah masuk pada kompetensi

Peradilan Tata Usaha Negara, karena permintaan Penggugat untuk

menyatakan Keputusan Tergugat I Nomor 690/ 504/VII/WK-Thn 2013

tanggal 05 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum dan non air minum

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar, tidak

mempunyai kekuatan hukum mengikat, hal ini dikarenakan Tergugat I

adalah termasuk Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, maka hal yang

menjadi pokok gugatan Penggugat merupakan Keputusan Tata Usaha

Negara, maka berdasarkan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Yo Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1985 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Unsur Keputusan Tata

Usaha Negara tersebut adalah sebagai berikut;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 11 dari 46

1. Bentuk tertulis;

2. Materi berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara;

3. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara;

4. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Bersifat individual, konkret dan final;

Oleh karena Keputusan Tata Usaha Negara tersebut yakni Keputusan

Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK tanggal 05 Juli 2013 tentang Tarif Air

Minum dan non air minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota

Pematang Siantar, diterbitkan telah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara

yang berwenang untuk itu dan telah memenuhi unsur-unsur Keputusan

Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

maka sudah seharusnya apabila Penggugat merasa kepentingannya

dirugikan dengan adanya Keputusan Tergugat I, maka Penggugat

seharusnya mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara

Medan dan bukan mengajukan gugatan pada Pengadilan Negeri

Pematang Siantar. Bahwa berdasarkan alasan tersebut diatas, adalah

pantas dan wajar bila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

perkara ini sebelum memeriksa dan memutuskan pokok perkara berkenan

untuk menyatakan dalam putusan sela sebagai berikut:

a. Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima (niet

ontvankelijk verklaard);

b. Menyatakan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang

mengadili perkara aquo;

2. Gugatan tidak jelas (obscuur libels).

a. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat kepada Tergugat I pada

halaman 2 yang menyatakan kenaikan tarif air dari 100 % hingga 300

% tersebut adalah merupakan tindakan sewenang wenang tanpa

mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi daerah hal tersebut adalah tidak mendasar

karena pokok gugatan Penggugat adalah mengenai kenaikan tarif air

minum sedangkan hal yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah hanya

mengatur Pajak Daerah dan Retribusi daerah baik provinsi maupun

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 12 dari 46

kabupaten kota tanpa mengatur tentang tarif air minum pada

perusahaan daerah air minum. Sehingga ketentuan tarif air tidak diatur

dalam Peraturan Daerah tapi cukup melalui penetapan Kepala Daerah

sehingga tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) dan juga tidak memerlukan evaluasi dari Gubernur

Sumatera Utara atau Kementerian Keuangan Republik Indonesia;

b. Bahwa ketentuan tarif air minum berpedoman pada Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis Dan

Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air

Minum, dimana berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

23 Tahun 2006 dalam Pasal 21 dinyatakan “Tarif ditetapkan oleh

Kepala Daerah berdasarkan usulan direksi setelah disetujui oleh

Dewan Pengawas”;

c. Bahwa Penggugat pada angka 10 gugatannya menyatakan bahwa

Tergugat I dan Tergugat II telah melanggar Pasal 8 ayat (1) huruf a dan

Pasal 10 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen” maka bila Penggugat merasa Tergugat I/

Tergugat II melakukan pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen sudah seharusnya Penggugat

mengajukan laporan kepada pihak yang berwajib/kepolisian

sebagaimana diatur dalam Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen;

d. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan kepada para Tergugat selaku

pelanggan PDAM Tirtauli RT 4 (pribadi) namun dalam provisi yang

menyatakan “untuk menghindari kerugian yang semakin besar bagi

Penggugat khususnya dan bagi masyarakat Kota Pematang Siantar

sebagai pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar, diperintahkan

kepada Tergugat I dan Tergugat II untuk tidak melakukan pemungutan

kenaikan tarif air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar untuk bulan

Oktober 2013 sampai ada putusan mengenai pokok perkara ini” Bahwa

hal tersebut merupakan gugatan yang tidak jelas atau kabur karena

Penggugat tidak memiliki kuasa khusus dari pelanggan PDAM yang

merasa dirugikan atas tarif air minum PDAM Tirtauli Pematang Siantar

namun Penggugat mencampuradukkan antara gugatan pribadi dengan

gugatan kelompok dalam provisinya;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 13 dari 46

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, maka gugatan Penggugat

adalah kabur (obscuur libel) sehingga gugatan demikian harus

dinyatakan sebagai gugatan yang tidak dapat diterima;

3. Tidak ada Perselisihan Hukum antara Penggugat dengan Tergugat I.

Bahwa yang di permasalahkan Penggugat adalah kenaikan tarif air minum

PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar, atas pemakaian air yang digunakan

Penggugat dengan register PDAM Tirtauli Nomor 02.03.120.579/044425,

maka hal tersebut berarti hubungan antara perusahaan dengan pelanggan,

dan hal ini berkaitan antara produsen dan konsumen, sehingga mengacu

pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, maka selayaknya gugatan yang diajukan karena konsumen

dirugikan, sedangkan kenaikan tarif air minum tidak dilarang oleh

Peraturan Perundang-Undangan yakni Undang-Undang Nomor 7 tahun

2004 tentang Sumber Daya Air, dan Peraturan Pemerintah Nomor 16

tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, serta

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan

Daerah Air Minum. Bahwa Lagi pula sebagai pelanggan PDAM Penggugat

mempunyai kehendak bebas untuk tetap sebagai pelanggan/tidak. Bahwa

dikarenakan Penggugat dan Tergugat I tidak memiliki perselisihan hukum

maka adalah keliru dan tidak berdasar hukum bila Penggugat mengajukan

gugatan kepada para Tergugat, sedangkan salah satu syarat mutlak untuk

menuntut seseorang di depan pengadilan adalah adanya perselisihan

hukum antara kedua belah pihak sebagaimana disebutkan pada

Jurisprudensi Mahkamah Agung tanggal 13 Desember 1958 Nomor

4K/Sip/1958 dalam perkara Moehayati alias Djaroh lawan Gistaaf Dkk

(Ropaun Rambe, Hukum acara Perdata Lengkap, penerbit Sinar Grafika

halaman 342);

4. Erorr in object.

Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16

tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada

Pasal 67 ayat (1) yang menyatakan “setiap pelanggan air minum berhak

memperoleh pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas,

kuantitas dan kontinuitas sesuai dengan standar yang ditetapkan dan

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 14 dari 46

apabila pelayanan ada yang merugikan pelanggan, maka pelanggan yang

dirugikan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan. Maka apabila hal

tersebut diatas dihubungkan dengan posita gugatan Penggugat yang

berkeberatan tentang kenaikan tarif air minum oleh PDAM Tirtauli

Pematang Siantar adalah sangat bertentangan dengan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Penyediaan Sistem Air

Minum, karena menurut Peraturan Pemerintah tersebut yang dapat digugat

oleh Penggugat selaku pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar adalah

mengenai pelayanan PDAM Tirtauli, maka secara hukum objek dalam

posita gugatan Penggugat adalah tidak tepat dan keliru, yang

mengakibatkan gugatan menjadi cacat formil, oleh karenanya gugatan

Penggugat haruslah ditolak atau gugatan tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA.

1. Bahwa dalil-dalil dalam eksepsi diatas dianggap telah diulangi dalam

pokok perkara ini dan menjadi dalil dalam pokok perkara ini secara mutatis

mutandis;

2. Bahwa Tergugat I membantah dengan tegas semua dalil–dalil gugatan

Penggugat kecuali hal-hal yang diakui Tergugat I secara tegas

kebenarannya dalam jawaban ini;

3. Bahwa benar Penggugat adalah pelanggan/konsumen PDAM Tirtauli Kota

Pematang Siantar yang terdaftar dengan Register 02.03.120 579, dengan

nomor instalasi 04425 dengan golongan/klasifikasi pelanggan rumah

tangga 4 (RT.4);

4. Bahwa benar Tergugat I telah menerbitkan Keputusan Walikota Pematang

Siantar Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non

Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar

yang berlaku efektif sejak bulan Agustus 2013 dan penagihannya

dilaksanakan pada bulan September 2013. Bahwa penyesuaian tarif

PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar telah sesuai dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis

dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air

Minum, dimana pada Pasal 23 ayat (2) yang berbunyi “untuk

kesinambungan pelayanan PDAM paling lambat 5 (lima) tahun sekali

Direksi dapat melakukan peninjauan tarif”. Bahwa berdasarkan ketentuan

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 15 dari 46

tersebut, demi untuk kontinuitas dan peningkatan pelayanan PDAM Tirtauli

kepada pelanggan maka sudah selayaknya dan sewajarnya tarif air minum

disesuaikan, karena sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 belum

pernah dilakukan penyesuaian tarif. Bahwa penetapan blok konsumsi

menjadi 3 blok adalah suatu kebijakan Pemerintah Kota Pematang Siantar

dalam membantu dan meringankan beban masyarakat pelanggan dengan

dasar alasan perhitungan bahwa sesuai Pasal 1 angka 8 dinyatakan

Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10

meter kubik/ kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari, dimana

konsumsi riil rata-rata pelanggan di Kota Pematang Siantar adalah sebesar

22 M3/pelanggan/ bulan, sehingga untuk penerapan tarif progresif berupa

tarif dasar dan tarif penuh dilakukan secara bertingkat sehingga tidak

memberatkan masyarakat pada pemakaian diatas 10 meter kubik;

5. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 4 yang menyatakan golongan tarif

blok I, II dan III tersebut merupakan kenaikan yang signifikan diluar asas

kapatutan adalah pendapat yang keliru dan tidak sesuai dengan fakta,

dimana penetapan tarif didasarkan pada prinsip sebagaimana diatur

dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006

sebagai berikut :

a. Keterjangkauan dan keadilan;

b. Mutu pelayanan;

c. Pemulihan biaya;

d. Efisiensi pemakaian air;

e. Transparansi dan akuntabilitas; dan

f. Perlindungan air baku;

Bahwa dalam penetapan penyesuaian tarif PDAM Tirtauli Tergugat I dan

Tergugat II juga telah mempertimbangkan prinsip keterjangkauan dan

keadilan sesuai Pasal 3 Permendagri Nomor 23 tahun 2006 yaitu:

(1) Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh

daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan

Upah Minimum Provinsi;

(2) Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar

kebutuhan pokok air minum tidak melampaui 4 % (empat perseratus)

dari pendapatan masyarakat pelanggan;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 16 dari 46

(3) Keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penerapan tarif

diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan;

Bahwa sesuai ketentuan tersebut maka Tergugat I dengan SK Walikota

Pematang Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 telah memenuhi

prinsip dan keterjangkauan daya beli beli masyarakat dimana pengeluaran

rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak

melampaui 4 % dari Pendapatan masyarakat/pelanggan berdasarkan

standar Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 sebesar Rp.

1.375.000,- yang dapat kami uraikan sebagai berikut:

Ta

rif

RT

Kebu

tuhan

po

kok

air

Harga

/M3

Pera

watan

Meter &

Admi

nis

trasi

Kemam

puan

bayar

4 %

x

Rp. 1.375.000,-

Pem

bayar

an

Ke

sim

pulan

RT-1 10 M3 Rp. 580,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 12.800,- Tdk

melebihi

RT-2 10 M3 Rp. 800,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 15.000,- Tdk

melebihi

RT-3 10 M3 Rp. 1.810,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 25.100,- Tdk

melebihi

RT-4 10 M3 Rp. 2.340,- Rp.

7000,-

Rp. 55.000,- Rp. 30.400,- Tdk

melebihi

RT-5 10 M3 Rp. 2.870,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 35.700,- Tdk

melebihi

Bahwa dari uraian diatas telah sangat jelas pemakaian standar kebutuhan

pokok air minum sebesar 10 M3 yang dimasukkan dalam Blok I pemakaian

air tidak melebihi dari 4 % dari UMP Sumatera Utara Tahun 2013;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 17 dari 46

Bahwa tujuan penetapan blok konsumsi adalah untuk menciptakan tarif

yang adil melalui pola tingkat pemakaian air oleh setiap pelanggan.

Dengan adanya penetapan blok konsumsi tersebut, tingkat pemakaian air

minum di atas standar kebutuhan pokok dapat dikenakan tarif progresif

yang bertujuan sebagai pengendalian tingkat konsumsi (efisiensi

penggunaan air), konservasi sumber air baku, sebagai pendapatan untuk

pengembangan pelayanan dan dan pelaksanaan subsidi silang;

Bahwa pemakaian air pada Blok I didasarkan pada standar kebutuhan

pokok air minum bagi suatu rumah tangga ditentukan sebesar 10 m3/bulan.

Jumlah tersebut dihitung atas dasar kebutuhan seseorang akan air minum

sebesar 60 liter/orang/hari, dengan asumsi setiap rumah tangga memiliki

jumlah anggota keluarga rata-rata 6 (enam) orang. PDAM menyediakan air

minum untuk memenuhi standar kebutuhan pokok dengan tarif yang

terjangkau oleh semua pelanggan, termasuk pelanggan yang tergolong

berpenghasilan paling rendah;

Bahwa untuk pemakaian air pada Blok II (11 s/d 20 M3) dan Blok III (21

seterusnya) merupakan pemakaian air diatas standar kebutuhan pokok air

minum, untuk itu ditetapkan kebijakan tarif penuh yang didalamnya

terdapat subsidi silang (yang mampu membantu yang lemah) dan

pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery), sehingga PDAM Tirtauli

diharapkan mampu menghasilkan pendapatan yang nilainya minimal dapat

menutup seluruh biaya usaha, dan PDAM Tirtauli diharapkan mampu

mempertahankan dan meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas

pelayanan, sehingga kemudian PDAM Tirtauli mampu menghasilkan

keuntungan yang memadai untuk pengembangan usahanya dan mampu

memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah sebagai hasil deviden

atas ekuitas pemerintah daerah;

Bahwa berdasarkan uraian diatas maka penyesuaian tarif air Minum yang

dilakukan oleh Tergugat I masih dalam batas kewajaran/kepatutan, dan

telah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 5 adalah tidak benar dan patut

untuk dikesampingkan, dimana Tarif Air Minum PDAM Tirtauli Kota

Pematang Siantar tidak terjadi kenaikan/tetap memakai tarif yang lama

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 18 dari 46

untuk golongan/ klasifikasi pelanggan sosial, RT I dan RT II Blok I;

7. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 6 haruslah ditolak atau dalil

gugatan tidak dapat diterima karena penetapan tarif air minum yang

dilakukan oleh Tergugat I telah berpedoman pada Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata

Cara Pengaturan Tarif Air Minum, bahwa sebelum Tergugat I melakukan

penyesuaian tarif terlebih dahulu Tergugat II melakukan Rapat Konsultasi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematang Siantar

dengan pelanggan di 7 (tujuh) Kecamatan Kota Pematang Siantar tentang

Rencana Penyesuaian tarif dan pada prinsipnya masyarakat dapat

menerima penyesuaian tarif asalkan pelayanan menjadi lebih baik,

selanjutnya adanya persetujuan DPRD Kota Pematang Siantar dengan

Surat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pematang Siantar Nomor

690/1076/DPRD/VI/2013, tanggal 28 Juni 2013 perihal Penyesuaian Tarif

Air Minum PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar, serta persetujuan Dewan

Pengawas PDAM Tirtauli dengan Surat Dewan Pengawas Perusahaan

Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar Nomor 073/DP-

PDAM/VI/2013 tanggal 18 Juni 2013 perihal Persetujuan Penyesuaian

Tarif serta ditambah dengan rekomendasi forum pelanggan PDAM Tirtauli

Kota Pematang Siantar Nomor 13/ FP-PDAM TU/V/2013 tanggal 6 Mei

2013 perihal Rekomendasi;

Bahwa ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf a dan Pasal 10 huruf a Undang-

Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak

berkaitan sama sekali dengan objek gugatan Penggugat berupa

penyesuaian tarif air minum, untuk itu patut dan wajar untuk dinyatakan

ditolak atau tidak dapat diterima;

Bahwa proses kenaikan tarif air minum PDAM Tirtauli tidak mempedomani

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, karena Tarif Air Minum yang dikenakan kepada

pelanggan PDAM Tirtauli bukanlah Pajak Daerah/Retribusi Daerah, dan

sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada

Perusahaan Daerah Air Minum, dinyatakan “Tarif air minum PDAM yang

selanjutnya disebut tarif adalah kebijakan harga jual air minum dalam

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 19 dari 46

setiap meter kubik (m3) atau satuan volume lainnya sesuai kebijakan yang

ditentukan Kepala Daerah dan PDAM yang bersangkutan”, dengan

demikian tidak ada kewajiban oleh Undang-Undang untuk menetapkan tarif

air minum dengan Peraturan Daerah;

8. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 7 haruslah ditolak atau

dikesampingkan, karena Penggugat sama sekali tidak memahami

ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, bahwa retribusi daerah telah diatur secara

limitatif oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang membagi

retribusi daerah atas Jasa Umum, Jasa Usaha dan Perizinan tertentu

(telah dijelaskan dalam eksepsi obscuur libel) yang telah ditindaklanjuti

oleh Tergugat I dan Tergugat IV dengan terbitnya Peraturan Daerah

Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, namun tarif air minum

bukanlah hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sehingga pengaturannya tidak

diatur dalam Peraturan Daerah sehingga tidak memerlukan persetujuan

bersama dengan DPRD Kota Pematang Siantar dan evaluasi dari

gubernur dan menteri keuangan;

Bahwa sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006

tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada

Perusahaan Daerah Air Minum, pada pasal 21 ayat (1) dinyatakan “Tarif

ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan direksi setelah disetujui

oleh Dewan Pengawas”. Dan pada pasal 22 ayat (2) dinyatakan

“penyesuaian tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh

direksi kepada kepala daerah melalui badan pengawas untuk ditetapkan”

sehingga penetapan tarif air minum PDAM Tirtauli cukup dilakukan dengan

suatu Keputusan Kepala Daerah karena bersifat penetapan (beschiking)

dan bukan tindakan Pengaturan (regeling), dengan demikian Keputusan

Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan

Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang

Siantar, telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, sah dan mempunyai

kekuatan mengikat;

9. Bahwa gugatan Penggugat pada angka 8 haruslah ditolak atau

dikesampingkan, karena perbuatan Tergugat I dalam menerbitkan

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 20 dari 46

Keputusan Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan

Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang

Siantar telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air, dan Peraturan Pemerintah Nomor16 tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, serta Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Dan Tata

Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum,

sehingga dasar penetapan tarif kepada seluruh pelanggan Tergugat II

adalah sah secara hukum;

10.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 9 haruslah ditolak atau

dikesampingkan, karena sesuai jawaban Tergugat I pada angka 7 jawaban

ini bahwa tarif air minum bukan termasuk retribusi daerah sehingga

pengaturannya tidak dibuat dengan Peraturan Daerah sehingga tidak

memerlukan persetujuan bersama dengan DPRD dan tidak memerlukan

evaluasi dari Gubernur dan Menteri Keuangan, sehingga tidak ada

ketentuan peraturan perundang-Undangan yang dilanggar oleh Tergugat I,

Tergugat II maupun Tergugat IV dalam penetapan tarif air minum PDAM

Tirtauli Pematang Siantar;

11.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 10 haruslah ditolak atau

dikesampingkan, karena di dalam penetapan tarif air Minum PDAM Tirtauli

Pematang Siantar telah berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang tentang Pedoman Teknis Dan Tata

Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum dan

tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh Tergugat I terhadap Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah serta Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, sebagaimana telah Tergugat I jelaskan pada angka 7, 8 dan 9

jawaban ini;

Bahwa penetapan tarif PDAM Tirtauli sesuai Keputusan Tergugat I Nomor

690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar telah

memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat

(2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang

tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada

Perusahaan Daerah Air Minum yaitu “Tarif memenuhi prinsip

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 21 dari 46

keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila pengeluaran

rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak

melampaui 4% (empat perseratus) dari pendapatan masyarakat

pelanggan.” Maka berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara

Nomor 188.44/711/ KPTS/2012 tanggal 29 November 2012 tentang

penetapan Upah Minimum Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 sebesar

Rp 1.375.000,- ( satu juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah), maka

prinsip keterjangkauan dapat digambarkan sebagai berikut:

Ta

rif RT

Kebu

tuhan

Po

kok

air

Harga

/M3

Pera

watan

Meter &

Adminis

trasi

Kemam

puan

bayar

4 %

x

Rp. 1.375.000,-

Pem

Ba

yaran

Kesim

pulan

RT-1 10 M3 Rp. 580,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 12.800,- Tdk

melebihi

RT-2 10 M3 Rp. 800,- Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 15.000,- Tdk

melebihi

RT-3 10 M3 Rp.

1.810,-

Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 25.100,- Tdk

melebihi

RT-4 10 M3 Rp.

2.340,-

Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp. 30.400,- Tdk

melebihi

RT-5 10 M3 Rp.

2.870,-

Rp. 7000,- Rp. 55.000,- Rp 35.700,- Tdk

melebihi

Bahwa dari gambaran tersebut, maka pemakaian air sesuai standar

kebutuhan pokok air minum masih tidak melampaui 4 % dari Upah

Minimum Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013, sehingga masih

memenuhi prinsip keterjangkauan dan Penggugat/pelanggan tidak ada

yang dirugikan atas penetapan tarif air minum, namun pemakaian air

diatas standar kebutuhan pokok air minumlah yang dikenakan tarif

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 22 dari 46

progresif yang bertujuan sebagai upaya pengendalian tingkat konsumsi

(efisiensi penggunaan air), konservasi sumber air baku, sebagai

pendapatan untuk pengembangan pelayanan dan pelaksanaan subsidi

silang;

12.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 11 haruslah ditolak atau

dikesampingkan, karena antara PDAM dengan PLN adalah suatu

perusahaan yang berbeda dari segi pendanaannya dimana PLN dalam

menjalankan perusahaan mendapat mega subsidi setiap tahunnya oleh

negara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dimana sesuai

berita Republika tanggal 24 Mei 2013 dengan judul PLN ajukan tambahan

subsidi 9 triliun, dinyatakan “PT PLN (Persero) mengajukan tambahan

subsidi mencapai Rp 9 triliun di APBN Perubahan 2013. Pada APBN 2013

subsidi untuk PT PLN Rp 78.627,1 triliun dan BUMN itu meminta

tambahan subsidi di APBN Perubahan 2013 menjadi Rp. 87.236,7,- triliun;

Sedangkan PDAM Tirtauli tidak mendapatkan subsidi melalui APBD dalam

menjalankan perusahaan dalam menyalurkan air kepada pelanggan dan

PDAM Tirtauli tidak pernah mendapat dana anggaran dari APBN, namun

pemerintah pusat melalui Dirjen PSDA dan Cipta Karya membantu dalam

pemasangan jaringan air;

Bahwa dalam usaha penyaluran air minum sampai kepada rumah

pelanggan PDAM Tirtauli dalam mendapatkan air bukan berasal dari

permukaan pegunungan tetapi air didapatkan dari mata air dan sumur bor

dan pompa dengan rincian sebagai berikut:

Mata

air

1.Mual Goit, 2. Habonaran 3. Nagahuta I dan II, 4.Nagahuta III dan IV 5.

Pancur lima 6. Silumangi

Sumur

Bor

dan

Pompa

1.Jalan raya, 2, Simarito, 3. Bah Rahu, 4. Sabang Merauke, 5. Nagahuta Batu

III, 6. Simarimbun Dolok, 7. Jalan Patuan Anggi, 8. Jalan kertas, 9. Jalan

Asashn KM 5, 10. Nomensen, 11. Jalan Bakung, 12. Puskesmas, 13. Sigulang-

gulang, 14. SMP 1, 15, Perwira, 16. Handayani, 17. Mawar, 18.Nagahuta V, 19.

R. Sembiring.

Sehingga Pengelolaan PDAM tidak sesederhana yang dipikirkan oleh

Penggugat, tapi membutuhkan biaya operasional, perawatan, gaji

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 23 dari 46

karyawan, pajak dan litbang yang membutuhkan biaya tidak sedikit,

sehingga mekanisme penetapan tarif PDAM didasarkan atas asas

proporsionalitas kepentingan masyarakat pelanggan, PDAM selaku badan

usaha dan penyelenggara; dan pemerintah daerah selaku pemilik PDAM

telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun

2006 tentang tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air

Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum, sehingga tarif yang

diterapkan tidak mensengsarakan masyarakat;

13.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 12 haruslah ditolak atau

dikesampingkan, karena penetapan tarif air minum yang ditetapkan

dengan Keputusan Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang

Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli

Kota Pematang Siantar termasuk untuk golongan tarif RT 4 telah

berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air, dan peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, serta Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Dan Tata

Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum,

sebagaimana telah dijelaskan pada angka 7, 8 dan 9 jawaban ini;

14.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 15 haruslah ditolak atau

dikesampingkan, karena penetapan tarif air minum yang dilakukan oleh

Tergugat I melalui Keputusan Nomor 690/504/VII/WK-Thn 2013 tentang

Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli

Kota Pematang Siantar, termasuk penetapan tarif RT 4 telah berpedoman/

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006

tentang Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada

Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana telah dijelaskan pada angka

5 dan 7 jawaban ini, sehingga penetapan tarif yang dilakukan oleh

Tergugat I termasuk RT 4 bukan merupakan perbuatan melawan hukum

(onrechmatigedaad) sehingga sah dan berlaku mengikat bagi setiap

pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar;

15.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 18 harus ditolak dan

dikesampingkan, karena sesuai dengan fakta hukum yang telah disajikan

oleh Tergugat I diatas maka tidak ada perbuatan melawan hukum yang

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 24 dari 46

dilakukan oleh Tergugat I, dan Keputusan Tergugat I Nomor 690/504/VII/

WK-Thn 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan

Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar, telah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-Undangan yang berlaku yakni sesuai

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada

Perusahaan Daerah Air Minum, dan untuk dapat dikabulkannya suatu

tuntutan provisi haruslah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur/

ditentukan dalam pasal 191 RBg/180 HIR dan tuntutan provisi Penggugat

sudah memasuki pokok perkara sedangkan untuk itu belum ada putusan

yang mempunyai kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam

pasal 191 RBg/180 HIR maka dengan demikian tuntutan provisi Penggugat

tersebut haruslah ditolak karena tidak berdasar menurut hukum;

16.Bahwa gugatan Penggugat pada angka 19 dan 20 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat diterima

karena tidak berdasar menurut hukum;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut maka Tergugat I

memohon agar Pengadilan Negeri Pematangsiantar/Hakim Majelis

Persidangan perkara perdata Nomor 59/Pdt.G/2013/PN-PMS menolak

gugatan para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan

para Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard), serta

memutus dengan amar putusan sebagai berikut:

I. DALAM PROVISI.

Menolak tuntutan provisi Penggugat untuk seluruhnya karena tuntutan

provisi Penggugat tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam

Pasal 191 RBg/180 HIR;

II. DALAM EKSEPSI.

1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat I;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang

mengadili perkara ini;

3. Menyatakan bahwa gugatan ini adalah kompetensi absolute dari

Pengadilan Tata Usaha Negara;

4. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat kabur (obscuur libels)

sehingga tidak dapat diterima;

III. DALAM POKOK PERKARA.

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 25 dari 46

1. Menyatakan gugatan Penggugat ditolak untuk seluruhnya atau

setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard);

2. Menyatakan bahwa Keputusan Tergugat I Nomor 690/504/VII/WK-Thn

2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah

Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar, bukan perbuatan melawan

hukum (onrechmatigedaad) dan berlaku mengikat bagi setiap

pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar;

3. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya perkara yang

timbul dalam perkara ini;

Jawaban Tergugat II, III dan IV.I. DALAM EKSEPSI.

Bahwa gugatan Penggugat telah mengandung kekeliruan yang bersifat

mendasar berupa:

1. Tentang kekuasaan dan kewenangan pengadilan (absolute

competency).

Bahwa Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang

memeriksa dan mengadili gugatan Penggugat yaitu perkara Nomor

59/PDT.G/2013/ PN-PMS karena Penggugat dalam gugatannya

menggugat Surat Keputusan Walikota Pematang Siantar No.

690/504/VII/WK tanggal 5 Juli 2013 Tentang Tarif Air Minum PDAM

Tirta Uli Pematang Siantar. Bahwa berdasarkan Pasal 47 Undang-

Undang RI Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha

Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor

9 Tahun 2004 dan Perubahan terakhir menjadi Undang-Undang RI

Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu

Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan

menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara. Maka apabila Penggugat

berkeberatan tentang Surat Keputusan Walikota Pematang Siantar

Nomor 690/504/VII/WK tanggal 5 Juli 2013 tentang Tarif Air Minum

Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Tirta Uli Kota Pematangsiantar

maka Penggugat harus mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata

Usaha Negara Medan karena Surat Keputusan Walikota Pematang

Siantar tersebut adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang

dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan Walikota

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 26 dari 46

Pematang Siantar adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang

melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan Peraturan

Perundang-Undangan yang berlaku (Vide : Pasal 1 ayat(2), (3)

Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1986 jo Undang-Undang RI No 9

Tahun 2004 Jo Undang-Undang RI Nomor 51 Tahun 2009 Tetang

Peradilan Tata Usaha Negara) karena itu secara hukum maka yang

berwenang mengadili dan memeriksa gugatan Penggugat adalah

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan maka secara hukum pula

gugatan harus ditolak dan dikesampingkan atau setidak-tidaknya tidak

dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard );

2. Obscuur libel yaitu gugatan tidak jelas atau kabur.

Bahwa sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata yang berlaku

pada peradilan kita, suatu gugatan harus memuat dalil-dalil “posita

yang lengkap dan jelas” baik dalil-dalil berupa “feitelijke gronden“ yang

memuat kejadian-kejadian nyata yang timbul dalam perkara yang

bersangkutan maupun dalil-dalil berupa “recht gronden” yang memuat

dasar hukum dari penggugat yang mengajukan gugatan yang

bersangkutan. Bahwa Penggugat telah mencampur-adukkan gugatan

pribadi Penggugat selaku pelanggan PDAM Tirtauli Pematang Siantar

dengan gugatan yang mengatasnamakan masyarakat Kota Pematang

Siantar karena Penggugat dalam gugatannya mendalilkan bahwa untuk

menghindari kerugian semakin besar bagi Penggugat khususnya dan

masyarakat Kota Pematang Siantar sebagai pelanggan/konsumen

PDAM Pematang Siantar pada umumnya adalah obscuur libel yaitu

gugatan tidak jelas atau kabur karena bertentangan dengan Peraturan

Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan

Perwakilan Kelompok Pasal 1 huruf (a), (b), (c). Dan Penggugat dalam

gugatannya adalah seolah-olah mengajukan gugatan untuk

kepentingan diri-sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok orang yang

jumlahnya banyak (masyarakat Kota Pematang Siantar) akan tetapi

didalam posita gugatan Penggugat tidak mengemukakan secara jelas

dan terinci seluruh kelompok baik wakil kelompok maupun anggota

kelompok yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi memberi

kuasa kepada Penggugat untuk mewalikinya karena selain harus

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 27 dari 46

memenuhi persyaratan-persyaratan formal surat gugatan sebagaimana

diatur dalam hukum acara perdata yang berlaku surat gugatan

perwakilan kelompok harus memuat hal-hal yang terdapat dalam Pasal

3 Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2002 maka gugatan

yang demikian secara hukum harus ditolak atau gugatan Penggugat

tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

3. Error in objecto.

Bahwa berdasarkan ketentuan hukum acara yang berlaku pada

peradilan kita, syarat utama untuk mengajukan gugatan/tuntutan agar

dapat diterima oleh pengadilan untuk diperiksa (point d’interet,d’action),

maka orang yang mengajukan gugatan/tuntutan hak tersebut harus

mempunyai kepentingan hukum yang cukup atas perkara perkara yang

bersangkutan (bandingkan dengan Putusan MA tertanggal 7 Juli 1971

No. 294/K/Sip/ 1971). Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah RI

Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistim Penyediaan Air

Minum pada Pasal 67 ayat (1) yaitu setiap pelanggan air minum berhak

memperoleh pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas,

kuantitas dan kontinuitas sesuai dengan standar yang ditetapkan dan

apabila pelayanan ada yang merugikan pelanggan maka pelanggan

yang dirugikan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan. Maka

apabila hal tersebut diatas dihubungkan dengan gugatan Penggugat

yang berkeberatan tentang kenaikan tarif air minum oleh PDAM Tirtauli

Pematang Siantar adalah sangat bertentangan dengan Peraturan

Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengendalian Sistim Air

Minum karena menurut Peraturan Pemeritah RI Nomor 16 Tahun 2005

tersebut yang dapat digugat oleh Penggugat selaku pelanggan PDAM

Tirtauli Pematang Siantar adalah mengenai pelayanan PDAM Tirtauli

dan bukan mengenai kenaikan tarif air minum yang dilakukan oleh

PDAM Tirtauli maka secara hukum perselisihan/kepentingan hukum

antara Penggugat dengan Tergugat II, III, IV tidak jelas dan gugatan

Penggugat adalah tidak tepat dan keliru, maka konsekuensi dari

ketentuan diatas karena tidak terpenuhinya syarat yang erat antara

Penggugat dan Tergugat II, III, IV (innerlijke samen hook) maka

mengakibatkan gugatan menjadi cacat formil, gugatan yang demikian

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 28 dari 46

harus ditolak atau gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke

verklaard);

Maka berdasarkan alasan-alasan hukum tersebut diatas secara hukum

gugatan penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya gugatan

dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

II. DALAM POKOK PERKARA (verweerten principale).

1. Bahwa tentang hal-hal yang telah Tergugat II ,III dan IV uraikan dalam

eksepsi mohon dianggap merupakan satu kesatuan bagian ini secara

mutatis mutandis yang tidak dapat terpisahkan dari jawaban dalam

pokok perkara ini;

2. Bahwa Tergugat II, III dan IV dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil

gugatan Penggugat kecuali yang secara tegas diakui oleh Tergugat II,

III dan IV;

3. Bahwa benar Penggugat sebagai pelanggan atau konsumen PDAM

Tirtauli Kota Pematang Siantar yang terdaftar dengan Register

02.03.120. 579, Nomor Instalasi 04425 dengan golongan/klasifikasi

pelanggan Rumah Tangga 4 (RT.4) dan setelah penyesuaian tarif

berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 690/504/VII/WK-THN

2013 tanggal 5 Juli 2013 Tentang Tarif Air Minum Dan Non Air Minum

Tirtauli Kota Pematang Siantar dan Penggugat sebagai

pelanggan/konsumen tetap pada golongan/klasifikasi rumah tangga 4

(RT.4);

4. Bahwa penetapan golongan/klasifikasi pelanggan berdasarkan Pasal 11

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006, PDAM dapat

menetapkan kebijakan jenis-jenis pelanggan pada masing-masing

kelompok sebagaimana yang dimaksud Pasal 10 ayat (1) berdasarkan

kondisi objektif dan karakteristik pelanggan di daerah masing-masing

sepanjang tidak mengubah jumlah kelompok pelanggan. Bahwa

penetapan golongan/klasifikasi pelanggan rumah tangga dalam Surat

Keputusan Walikota No. 690/504/VII/WK tanggal 5 Juli 2013 menjadi 6

(enam) kelompok adalah sesuai dengan kondisi objektif dan

karakteristik pelanggan di Pematang Siantar, bahwa 90 % pelanggan di

Kota Pematang Siantar adalah pelanggan rumah tangga sehingga untuk

menetapkan subsidi silang terhadap pelanggan rumah tangga

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 29 dari 46

digolongkan menjadi 6 kelompok berdasarkan pendekatan sosial

ekonomi dengan indikator 8 parameter yaitu: 1. Luas lantai bangunan,

2. Kondisi bangunan, 3. Kondisi lingkungan, 4.Tenaga listrik/Watt, 5.

Luas tanah (persil), 6. Lebar jalan, 7. Tingkat penghasilan (Rp) dan 8.

Kelas PBB;

5. Bahwa benar Tergugat II menyesuaikan Tarif Air minum PDAM Tirtauli

Kota Pematang Siantar berlaku efektif sejak bulan Agustus 2013 dan

penagihannya bulan September 2013 sesuai Surat Keputusan Walikota

Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 tentang Tarif Air Minum dan Non Air

Minum PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar dan penyesuaian tarif Air

minum PDAM Tirtauli kota Pematang Siantar oleh Tergugat II telah

sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006

sebagaimana diatur pada Pasal 23 Ayat (2) yang berbunyi “Untuk

kesinambungan pelayanan PDAM paling lambat 5 (lima) tahun sekali

Direksi dapat melakukan peninjauan tarif bahwa berdasarkan ketentuan

tersebut diatas demi untuk pelayanan PDAM Tirtauli Pematang Siantar

kepada masyarakat pelanggan sudah selayaknya dan sewajarnya

berdasarkan hukum tarif air minum disesuaikan karena sejak tahun

2002 sampai dengan tarif ini disesuaikan belum pernah dilakukan

penyesuaian tarif bahwa sejak penyesuaian yang dilakukan efektif pada

bulan Agustus 2013 yang penagihannya pada bulan September 2013

bahwa 85 % pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar sudah

membayar rekening airnya;

6. Bahwa gugatan Penggugat pada point 4 hal 2 yang mengatakan bahwa

kenaikan harga tarif berdasarkan golongan tarif blok I, II dan III tersebut

merupakan kenaikan yang signifikan diluar asas kepatutan harus ditolak

dan dikesampingkan atau setidak-tidaknya dalil Penggugat tidak dapat

diterima karena sistem perhitungan dan penetapan tarif air minum

PDAM didasarkan pada total biaya usaha sebagai dasar penetapan dan

perhitungan terhadap tarif yang dibedakan atas 4 (empat) tarif yaitu :

Tarif Dasar adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan biaya

dasar. Tarif Rendah adalah tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah

dibanding biaya dasar. Tarif Penuh adalah tarif yang nilainya lebih tinggi

dibanding biaya dasar karena mengandung tingkat keuntungan dan

kontra subsidi silang. Tarif Kesepakatan adalah tarif yang nilainya

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 30 dari 46

berdasarkan kesepakatan antara PDAM dengan Pelanggan. Bahwa

tahap awal dalam perhitungan tarif air minum adalah dengan

menghitung biaya dasar atau tarif dasar dengan rumus:

Bahwa perhitungan tarif dasar sebagaimana tersebut diatas ditetapkan

sebagai harga daripada Blok I (0-10 M3) di rumah tangga 1 (satu)

sebagai kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar adalah 10 M3/bulan/rumah

tangga dengan asumsi perhitungan 60 liter/orang/hari x 6 orang x 30 hari

= 60 liter x 6 orang x 30 hari = 10.800 liter/bulan atau sama dengan 10

M3; Bahwa dalam perhitungan dan penetapan tarif harus memenuhi

prinsip keterjangkauan dan keadilan (Pasal 2 Pemendagri Nomor 23 Thn

2006) sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 3 Pemendagri

No. 23 Thn 2006 sebagai berikut:

(1) Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh

daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan

Upah Minimum Provinsi;

(2) Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada

ayat 1 apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar

kebutuhan pokok air minum tidak melampaui 4 % (empat perseratus)

dari pendapatan masyarakat pelanggan;

(3) Keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penerapan tarif

diferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan;

Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut diatas, penyesuaian tarif untuk

kebutuhan pokok harus terjangkau oleh daya beli masyarakat dengan

tidak melebihi 4 % dari pendapatan masyarakat dengan upah minimum

Propinsi.

Bahwa dalam Surat keputusan Walikota No : 690/504/VII/WK-THN 2013

tentang Tarif Air Minum dan Non Air Minum PDAM Tirtauli Kota

Pematang Siantar yang berlaku sekarang digambarkan sebagai berikut:

Tarif RTKebutuhan

Pokok

Kemampuan Bayar Pembayaran Memenuhi

Total Biaya Dasar

Jumlah Produksi – Kehilangan air Standar 20 %

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 31 dari 46

10 M3 4% x Rp.1.375.00

RT-1 10 M3 Rp.55.000,- Rp.12.800,- Memenuhi

RT-2 10 M3 Rp.55.000,- Rp.15.000,- Memenuhi

RT-3 10 M3 Rp.55.000,- Rp.25.100,- Memenuhi

RT-4 10 M3 Rp.55.000,- Rp.30.400,- Memenuhi

RT-5 10 M3 Rp.55.000,- Rp.35.700,- Memenuhi

Bahwa selanjutnya dalam Surat Keputusan Walikota No :

690/504/VII/WK-THN 2013, harga dasar atau biaya dasar ditetapkan

sebesar Rp. 1.750/M3 adalah berdasarkan laporan hasil audit BPKP

Prpinsi Sumatera Utara tentang kinerja PDAM Tirtauli Kota Pematang

Siantar Tahun Buku 2012 Nomor : LHAK-195/PW.02/4/2013 tanggal 22

Mei 2013;

Bahwa selanjutnya untuk pemakaian di blok II dan blok III ditetapkan tarif

penuh yang merupakan tarif pemberi subsidi dan mengandung

keuntungan yang wajar yakni 10 % dari asset produktif tahun

sebelumnya;

Bahwa penerapan tarif progresif (diatas kebutuhan dasar 10 M3) melalui

blok konsumsi dan subsidi silang (yang kuat membantu yang lemah)

melalui pembagian golongan/klasifikasi pelanggan adalah bertujuan

untuk mencapai tarif full cost recovery yakni pemulihan biaya secara

penuh dimana pendapatan PDAM harus mencukupi untuk menutupi

semua biaya/pengeluaran perusahaan, biasa mengganti barang modal

pada waktu diperlukan dan biasa memberikan suatu tingkat hasil

investasi tertentu diantaranya untuk pengembangan usaha perusahan;

Bahwa dari uraian penjelasan diatas didalam perhitungan dan

penempatan tarif air munum PDAM ada beberapa prinsip dan standar

formula yang secara limitatif sudah dipenuhi;

7. Bahwa gugatan Penggugat pada point 5 pada hal 2 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat

diterima karena RT.1 tidak ada perubahan/kenaikan tarif dan RT. 2

pada Blok I juga tidak ada perubahan /kenaikan tarif dan yang berubah

adalah RT.2 pada Blok II dan di sosial tidak ada perubahan/kenaikan

tarif dan tetap memakai tarif lama;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 32 dari 46

8. Bahwa gugatan Penggugat pada point 6 hal 2 pada surat gugatan harus

ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat diterima

karena Tergugat II menaikkan tarif air minum telah mengacu kepada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Pedoman Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum dan

sebelum menaikkan tarif Tergugat II telah melakukan Rapat Konsultasi

PDAM Tirtauli dengan pelanggan di 7 (tujuh) Kecamatan Kota

Pematang Siantar tentang rencana penyesuaian tarif dan pada

prinsipnya Masyarakat Kota Pematang Siantar dapat menerima

penyesuaian tarif tersebut asalkan pelayanan lebih baik dan juga telah

mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas PDAM Tirtauli Kota

Pematang Siantar dan selanjutnya dengan Keputusan Walikota

Pematang Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 Tentang Tarif Air

Minum Dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota

Pematang Siantar, dan Penggugat kurang memahami atau keliru

memahami tentang UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen serta Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi karena kedua Undang-Undang tersebut tidak ada

hubungannya sama sekali dengan kenaikan/perubahan tarif air minum

yang dilakukan oleh tergugat II;

9. Bahwa gugatan Penggugat pada point 7 hal 3 pada surat gugatan harus

ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat diterima

karena Penggugat sangat keliru memahami Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah karena

berdasarkan Pasal 23 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

23 Tahun 2006 yang berbunyi “Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud

pada ayat(2) diusulkan oleh Direksi kepada Kepala Daerah melalui

Badan Pengawas untuk ditetapkan “bahwa apabila dicermati bunyi dari

Pasal 23 ayat(3) tersebut bahwa kenaikan/perubahan tarif air minum

cukup dengan Keputusan Kepala Daerah dan bukan berdasarkan

PERDA sebagaimana dengan pemahaman Penggugat dan Keputusan

Walikota Pematang Siantar Nomor 690 /504/VII/WK-THN 2013 Tentang

Tarif Air Minum dan Non Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum

Tirtauli Kota Pematang Siantar adalah sah karena telah sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 33 dari 46

10.Bahwa gugatan penggugat pada point 8 hal 3 pada surat gugatan harus

ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat diterima

karena dasar hukum Tergugat II menaikkan tarif air minum telah sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang

Pengembangan Sistim Penyediaan Air Minum serta Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 dan Penggugat harus dapat

membedakan masalah tarif air minum dengan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah karena tarif air minum yang ditarik/diterima Tergugat II

dari Pelanggan Air Minum berdasarkan Keputusan Tergugat I bukanlah

merupakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diatur dalam

Undang-Undang 28 Tahun 2009 dan Tergugat I, II, III mengajak

Penggugat untuk membaca pendapat Prof. DR. Rahmat Sumitro

tentang Pengertian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

11.Bahwa gugatan Penggugat pada point 9 hal 3 pada surat gugatan harus

ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat diterima

karena yang mengatur tentang kenaikan/perubahan tarif air minum

adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada

Perusahaan Daerah Air Minum khususnya pada Pasal 23 ayat (3)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 berbunyi

“Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh

Direksi kepada Kepala Daerah melalui Badan Pengawas untuk

ditetapkan. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut kenaikan/perubahan

tarif air minum tidak perlu ditetapkan berdasarkan Perda sebagaimana

pemahaman Penggugat dan Penggugat harus memahami bahwa

Undang-Undang 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah tidak ada kaitannya dengan kenaikan tarif air minum karena

pengaturan tarif air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum sudah

diatur tersendiri oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun

2006 dan peninjauan/perubahan tarif tidak perlu mendapat persetujuan

dari Tergugat IV (DPRD Kota Pematang Siantar) karena peninjauan/

perubahan tarif air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum adalah

merupakan kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 34 dari 46

12. Bahwa gugatan Penggugat pada point 10 hal 3 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Pengggugat tidak dapat

diterima karena Tergugat I dan II dalam penyesuaian/perubahan tarif air

minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Pematang Siantar

telah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23

Tahun 2006 dan Penggugat lagi-lagi kurang memahami tujuan Undang-

undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah serta tujuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen karena kedua Undang-Undang yang

disebutkan Penggugat tidak ada kaitannya dengan

penyesuaian/penetapan tarif air minum oleh Tergugat I berdasarkan

pengusulan Tergugat II melalui Tergugat III untuk ditetapkan Tergugat I

berdasarkan Surat Keputusan Tergugat I. Bahwa berdasarkan

ketentuan tersebut diatas, penyesuaian tarif untuk kebutuhan pokok

harus terjangkau oleh daya beli masyarakat dengan tidak melebihi 4 %

dari pendapatan masyarakat dengan upah minimum Propinsi.Bahwa

dalam SK Walikota No. 690/504/VII/WK-THN 2013 tentang Tarif Air

Minum dan Non Air Minum PDAM Tirtauli Kota Pematang Siantar yang

berlaku sekarang digambarkan sebagai berikut:

Tarif

RT

Kebutuhan Pokok

10 M3

Kemampuan Bayar

4% x Rp.1.375.00

Pembayaran Memenuhi

RT-1 10 M3 Rp.55.000,- Rp.12.800,- Memenuhi

RT-2 10 M3 Rp.55.000,- Rp.15.000,- Memenuhi

RT-3 10 M3 Rp.55.000,- Rp.25.100,- Memenuhi

RT-4 10 M3 Rp.55.000,- Rp.30.400,- Memenuhi

RT-5 10 M3 Rp.55.000,- Rp.35.700,- Memenuhi

13.Bahwa gugatan Penggugat pada point 11 hal 4 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat

diterima karena penyesuaian tarif air minum disesuaikan dengan

perhitungan harga tarif dasar dimana harga tarif dasar/biaya dasar telah

ditetapkam dengan Keputusan Walikota Pematang Siantar Nomor

690/504/VII/WK-THN 2013 sebesar Rp. 1.750/M3 adalah berdasarkan

laporan hasil audit BPKP atas kinerja PDAM Tirtauli Pematang Siantar

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 35 dari 46

tahun buku 2012 Nomor LHAK-195/PW.02/4/2013 tanggal 22 Mei 2013

dan apabila Penggugat membandingkannya dengan perusahaan lain

contohnya PLN adalah kurang relevan karena PLN adalah Perusahaan

BUMN yang sudah mapan dibandingkan dengan PDAM Tirtauli

Pematang Siantar. Dan Tergugat I dan II melakukan penyesuaian tarif

air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Pematang

Siantar telah sesuai dengan amanah Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 23 Tahun 2006;

14.Bahwa gugatan Penggugat pada point 12 hal 4 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Pengggugat tidak dapat

diterima karena Tergugat I dan Tergugat II melakukan

penyesuaian/perubahan tarif air minum adalah berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 dan Tergugat I telah

mengeluarkan Keputusan Walikota Pematang Siantar Nomor:

690/504/VII/WK-THN 2013 Tentang Tarif Air Minum Dan Non Air Minum

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang Siantar dan

Keputusan Tergugat I tersebut tidak bertentangan dengan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah karena Undang-undang tersebut tidak ada kaitannya dengan

penyesuaian/perubahan/penetapan tarif air minum oleh Tergugat II, dan

penyesuaian/penetapan tarif air minum bukanlah harus persetujuan

bersama antara Walikota/Bupati dan DPRD karena

penyesuaian/penetapan tarif air minum oleh Perusahaan Daerah Air

Minum adalah merupakan kewenangan Kepala Daerah sesuai dengan

Pasal 23 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun

2006;

15.Bahwa gugatan Penggugat pada point 13 hal 4 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Penggugat tidak dapat

diterima karena Tergugat III selaku Dewan Pengawas PDAM Tirtauli

Pematang Siantar telah menjalankan tugasnya sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 jo Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 dan terbitnya Keputusan

Walikota Pematang Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 adalah

atas Surat Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli

Kota Pematang Siantar Nomor 073/DP-PDAM/VI/2013 tanggal 18 Juni

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 36 dari 46

2013 Perihal Persetujuan Penyesuaian Tarif sesuai dengan amanah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 23 Ayat

(3) yang berbunyi “Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) diusulkan oleh Direksi kepada Kepala Daerah melalui Badan

Pengawas untuk ditetapkan dan Tergugat III selaku Badan Pengawas

PDAM Tirtauli Pematang Siantar telah menjalankan tugasnya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

16.Bahwa gugatan Penggugat pada point 14 hal 5 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil Pengggugat tidak dapat

diterima karena penyesuaian/penetapan tarif air minum oleh

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Pematang Siantar adalah

merupakan kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar

dan Tergugat IV selaku Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota

Pematang Siantar berdasarkan PP No. 16 Tahun 2010 tidak ada

mengatur bahwa Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar harus

mendapat persetujuan dari DPRD Pematang Siantar dalam

penyesuaian/penetapan tarif air minum karena penyesuaian/penetapan

tarif air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum adalah merupakan

kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar selaku

pemegang saham/pemilik perusahaan dan Tergugat IV selaku DPRD

serta Tergugat I selaku Walikota Pematang Siantar adalah sama-sama

penyelenggara pemerintahan di Kota Pematang Siantar dan sudah

mempunyai tupoksi masing-masing;

17.Bahwa gugatan Penggugat pada point 15 dan 16 hal 5 pada surat

gugatan harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak

dapat diterima karena tidak berdasar menurut hukum bahwa perbuatan

Tergugat II dan III mengusulkan penyesuaian/penetapan tarif air minum

kepada Tergugat I telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 23 Tahun 2006 dan perbuatan tersebut bukan merupakan

perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) karena perbuatan

Tergugat I, II dan III tidak ada melanggar ketentuan Undang-Undang

yang berlaku;

18.Bahwa gugatan Penggugat pada point 17 hal 5 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat

diterima karena tidak berdasar menurut hukum dan penyesuaian/

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 37 dari 46

penetapan tarif air minum pada PDAM Tirtauli Pematang Siantar adalah

merupakan kewenangan Kepala Daerah/Walikota Pematang Siantar

dan Tergugat IV tidak dapat menggunakan fungsi pengawasannya

dengan melanggar ketentuan Undang-Undang untuk melarang Tergugat

I melakukan penyesuaian/penetapan tarif air minum pada PDAM Tirtauli

Pematang Siantar dan tindakan Tergugat IV secara etika moral

mengetahui penyesuaian/penetapan tarif air minum bukanlah perbuatan

melawan hukum (onrechtmatigedaad) sebagaimana pendapat dari

Penggugat;

19.Bahwa gugatan Penggugat pada point 18 hal 6 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat

diterima bahwa untuk dapat dikabulkannya suatu tuntutan provisi

haruslah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur/ditentukan dalam

Pasal 191 RBg/180 HIR dan tuntutan provisi Penggugat sudah

memasuki pokok perkara sedangkan untuk itu belum ada putusan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap sebagaimana yang dimaksud dalam

Pasal 191 RBg/180 HIR maka dengan demikian tuntutan provisi

Penggugat tersebut harus ditolak karena tidak berdasar menurut

hukum;

20.Bahwa gugatan Penggugat pada point 19 dan 20 pada surat gugatan

harus ditolak dan dikesampingkan atau dalil gugatan tidak dapat

diterima karena tidak berdasar menurut hukum yang mengaturnya;

Berdasarkan uraian diatas dengan kerendahan hati dimohonkan

kiranya Bapak Ketua/Anggota Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pematang

Siantar yang memeriksa dan mengadili perkara ini kiranya berkenaan

menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

I. DALAM PROVISI.

Menolak tuntutan provisi penggugat untuk seluruhnya karena tuntutan

provisi Penggugat tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur

didalam Pasal 191 RBg/180 HIR;

II. DALAM EKSEPSI.

Menerima Eksepsi Tergugat II, III dan IV untuk seluruhnya;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 38 dari 46

Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijk

verklaar) atas alasan tidak memenuhi syarat formil (Putusan

Mahkamah Agung No. 239.K/Sip/1986);

Menyatakan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tidak berwenang

mengadili perkara pembatalan Surat Keputusan Walikota Pematang

Siantar Nomor 690/504/VII/WK-THN 2013 tentang Tarif Air Minum Dan

Non Air minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli Kota Pematang

Siantar karena sesuai ketentuan Pasal 134 HIR/Pasal 160 RBg dengan

tegas menyebutkan: jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang

tidak masuk dalam kewenangan Pengadilan Negeri, maka pada setiap

saat dalam pemeriksaan perkara itu dapat diminta agar Hakim

menyatakan dirinya tidak berwenang dan wajib pula karena jabatannya

mengaku bahwa ia tidak berwenang (Put. MA. RI No. 317.K/Pdt/1984,

absolute competency) sebab hal itu menjadi wewenang Pengadilan

Tata Usaha Negara;

Menyatakan gugatan Penggugat kabur untuk seluruhnya oleh karena

disatukannya gugatan atas nama pribadi Penggugat dengan

kepentingan masyarakat Kota Pematang Siantar dan pembatalan Surat

Keputusan Walikota Pematang Siantar yang semestinya merupakan

domaian Pengadilan Tata Usaha Negara Medan (Putusan MA RI No.

716.K/Sip/ 1973, absolute competency);

Menyatakan gugatan Penggugat harus ditolak atau tidak dapat diterima

karena objek gugatan error in objekto karena bertentangan dengan

Peraturan RI Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistim

Pengendalian Air minum;

III. DALAM POKOK PERKARA.

Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini;

Membaca putusan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tanggal 19

Juni 2014 Nomor 59/Pdt.G/2013/PN.Pms atas gugatan Penggugat yang amar

selengkapnya berbunyi sebagai berikut ;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 39 dari 46

DALAM PROVISI

Menolak provisi Penggugat untuk seluruhnya;

DALAM EKSEPSI

Menolak eksepsi Tergugat I, II, III dan IV untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk

verklaard);

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah

Rp.816.000,00 (delapan ratus enam belas ribu rupiah);

Membaca akta pernyatan permohonan banding yang dibuat oleh

Panitera Pengadilan Negeri Pematangsiantar yang menyatakan bahwa pada

tanggal 24 Juni 2014 Penggugat/Pembanding telah mengajukan permohonan

agar Perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri Pematangsiantar tanggal

19 Juni 2014 Nomor:59/Pdt.G/2013/PN.Pms untuk diperiksa dan diputus

dalam pengadilan tingkat banding ;

Membaca risalah pemberitahuan pernyataan banding yang dibuat oleh

Juru Sita Pengganti pada Pengadilan Negeri Pematangsiantar yang

menyatakan bahwa pada tanggal 16 Juli 2014 permohonan banding tersebut

telah diberitahukan/disampaikan secara syah dan seksama kepada pihak

Tergugat I/Terbanding I, dan pada tanggal 01 Juli 2014 kepada Tegugat

II,III,IV/Terbanding II,III,IV ;

Membaca surat memori banding yang diajukan oleh Penggugat/

Pembanding tertanggal 14 Juli 2014 dan surat memori banding tersebut telah

diberitahukan dengan cara seksama kepada pihak Tergugat I/Terbanding I

pada tanggal 16 Juli 2014 dan kepada Tergugat II,III,IV/Terbanding II,III,IV

pada tanggal 15 Juli 2014, yang pada pokoknya mengemukakan hal-

halsebagai berikut:

- Bahwa terhadap putusan tentang eksepsi yang menolak seluruh

eksepsi Tergugat I,II,III, dan IV Penggugat sependapat dengan majelis

hakim karena pertimbangan majelis hakim sudah berdasarkan hukum

acara perdata dan hukum yang berlaku;

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 40 dari 46

- Bahwa dalam surat gugat Penggugat posita No.1 sudah jelas

diuraikan, yang mengajukan gugatan adalah Pembanding yaitu

Sarbudin Panjaitan,SH selaku pelanggan Air Minum PDAM Tirtauli

Pematangsiantar tercatat RT.4 dalam register nomor:

02.03.120.579/044425;

- Bahwa dalam sutat gugatan Pembanding tidak ada menyebutkan

Penggugat (Pembanding) mewakili kelompok untuk mengajukan

gugatan terhadap Para Tergugat, oleh karena itu Majelis Hakim telah

keliru dalam pertimbangannya menyatakan “selain menuntut untuk

kepentingan diri sendiri, Penggugat juga mengajukan tuntutan untuk

kepentingan masyarakat Kota Pematangsiantar selaku pelanggan

PDAM Tirtauli Pematangsiantar, padahal Penggugat tidak mempunyai

kapasitas atau kedudukan (Legal Standing) dalam mengajukan

tuntutan;

- Bahwa dalam Surat gugatan Pembanding tidak ada mencampur-

adukkan tuntutan kepentingan diri sendiri dengan tuntutan masyarakat

Kota Pematangsiantar, dapat dilihat surat gugat tidak ada secara tegas

menguraikan bahwa Penggugat/Pembanding mewakili kelompok

masyarakat Kota Pematangsiantar, akan tetapi karena keputusan Para

Tergugat menaikkan tarif air minum PDAM Tirtauli Pematangsiantar

dalam satu Surat Keputusan yang mengatur 50.000 lebih pelanggan

air minum termasuk Pembanding maka secara tidak langsung dalil

gugatan ada menyinggung pelanggan yang lain;

- Bahwa bila Pembanding mengajukan gugatan selain untuk diri sendiri

dan mengatas namakan kepentingan masyarakat Kota

Pematangsiantar 50.000 lebih, Pembanding pasti akan mengacu pada

PERMA No.1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan

Kelompok pada Pasal 3 dan 4, namun karena gugatan Pembanding

adalah gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatigedaad)

dimana Para Tergugat menaikkan tarif air minum PDAM Tirtauli

Pematangsiantar hingga mencapai 300% per meter kubik telah

bertentangan dengan ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal,4, Pasal 5 ayat

(4) ,Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14 ayat (2) huruf x Permendagri No.23

Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif

Air Minum Pada Perusahaan Daerah dan Paasal 8 ayat (1) huruf a,

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 41 dari 46

Pasal 10 huruf a UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen;

Membaca surat kontra memori banding yang diajukan oleh Tergugat

II,III,IV/Terbanding II,III,IV tertanggal 04 Agustus 2014 dan surat kontra

memori banding tersebut telah pula diberitahukan dengan cara seksama pada

tanggal 11 Agustus 2014 kepada pihak Penggugat/Pembanding, yang pada

pokoknya menemukakan hal-hal sebagai berikut:

- Bahwa Terbanding II,III,IV dapat menerima seluruh pertimbangan

hukum keputusan a quo tentang penolakan permohonan terhadap

Provisi yang dimohonkan oleh Pembanding/Penggugat ;

- Bahwa Terbanding II,III,IV dapat menerima seluruh pertimbangan

hukum keputusan a quo dalam Eksepsi karena eksepsi Terbanding

II,III,IV menyangkut kewenangan mengadili baik secara relatif maupun

secara absolut sudah dipertimbangkan dalam putusan sela;

- Bahwa Terbanding II,III,IV dapat menerima seluruh pertimbangan

putusan a quo dalam pokok perkara karena menurut hemat Terbanding

II,III,IV tidaklah salah dalam menerapkan hukum mengenai legal

standing/kapasitas Pembanding/Penggugat dalam mengajukan

gugatan a quo karena didalam gugatan a quo Pembanding telah

mencampur adukkan gugatan pribadi Pembanding selaku pelanggan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kota Pematangsiantar

dengan kepentingan Masyarakat Kota Pematangsiantar yang juga

sebagai pelanggan PDAM Tirtauli Pematangsiantar, akan tetapi

gugatan pembanding tidak ada satu poin pun dalam posita gugatan

yang menyatakan bahwa pembanding bertindak untuk diri sendiri dan

juga bertindak untuk dan atas nama serta mewakili masyarakat Kota

Pematangsiantar yang juga selaku pelanggan PDAM Tirtauli Kota

Pematangsiantar;

Membaca surat kontra memori banding yang diajukan oleh Tergugat I/

Terbanding I tertanggal 15 Agustus 2014 dan surat kontra memori banding

tersebut telah pula diberitahukan dengan cara seksama pada tanggal 20

Agustus 2014 kepada pihak Penggugat/Pembanding, yang pada pokoknya

mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 42 dari 46

- Bahwa putusan majelis hakim yang menolak Provisi Penggugat untuk

seluruhnya adalah telah berdasarkan peraturan perundang-undangan;

- Bahwa Memori Banding Penggugat/Pembanding adalah pernyataan

yang keliru dan tidak berdasarkan fakta hukum yang terungkap

dipersidangan baik bukti surat-surat maupun bukti saksi-saksi, bahwa

Tergugat I/Terbanding I sependapat dengan pertimbangan majelis

hakim dalam putusannya, dimana meskipun gugatan Penggugat

bertindak untuk kepentingan diri sendiri sebagai pelanggan PDAM

Tirtauli Pematangsiantar yang merasa dirugikan dengan penyesuaian

tarif air minum yang dikeluarkan Tergugat I dan Tergugat II, akan tetapi

dalam dalil gugatannya dan dalam pembuktiannya Penggugat juga

menyertakan kepentingan 50.000 (lima puluh ribu) pelanggan PDAM

Tirtauli Pematangsiantar;

Membaca risalah pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara (Inzage)

Nomor:59/Pdt.G/2013/PN.Pms yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada

Pengadilan Negeri Pematangsiantar telah memberi kesempatan kepada pihak

Penggugat/Pembanding pada tanggal 11 September 2014 dan kepada

Tergugat I,II,III,IV/Terbanding I,II,III,IV pada tanggal 18 Agustus 2014. untuk

mempelajari berkas perkara sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Penggugat/ Pembanding

telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi

persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh karena itu

permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan meneliti

serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi

putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar tanggal 19 Juni 2014 Nomor

59/Pdt.G/2013/PN.Pms dan telah pula membaca serta memperhatikan

dengan seksama surat Memori Banding yang diajukan oleh pihak

Pembanding semula Penggugat tanggal 14 Juli 2014 dan surat Kontra Memori

Banding yang telah diajukan oleh Terbanding I semula Tergugat I tanggal 15

Agustus 2014 dan Surat Kontra Memori Banding yang diajukan Terbanding

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 43 dari 46

II,III,IV semula Tergugat II,III,IV tanggal 4 Agustus 2014 berpendapat sebagai

berikut ;

Dalam Provisi :

Menimbang, bahwa pertimbangan majelis hakim tingkat pertama yang

menyatakan tidak menemukan adanya alasan dan hal-hal lain untuk

mengabulkan tuntutan provisi tersebut sehingga tuntutan provisi dari

Penggugat/Pembanding harus dinyatakan tidak dapat diterima adalah sudah

tepat dan benar, maka oleh karena itu pertimbangan majelis hakim tingkat

pertama tersebut diambil alih sebagai pertimbangan majelis hakim tingkat

banding dan putusan dalam Provisi tersebut dapat dipertahankan dan

dikuatkan;

Dalam Eksepsi:

Menimbang, bahwa oleh karena pertimbangan majelis hakim tingkat

perama mengenai keseluruhan eksepsi dari Terbanding I,II,III,IV/Tergugat

I,II,III,IV, menurut majelis hakim tingkat banding pertimbangan-pertimbangan

tersebut sudah tepat dan benar dan selanjutnya diambil alih sebagai

pertimbangan majelis hakim tingkat banding, dan putusan dalam Eksepsi

tersebut dapat dipertahankan dan dikuatkan;

Dalam pokok perkara :Menimbang, bahwa memperhatikan memori banding yang diajukan

oleh Pembanding semula Penggugat tertanggal 14 Juli 2014, memohon agar

Pengadilan Tinggi memutus perkara ini dengan mengadili sendiri yang

amarnya membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar

Nomor:59/Pdt.G/2013/PN.Pms tanggal 19 Juni 2014 dan selanjutnya

mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding untuk seluruhnya dengan

alasan bahwa majelis hakim telah keliru dalam menilai fakta persidangan dan

keliru mempertimbangkan legal standing/kapasitas Penggugat/Pembanding

dalam surat gugat sebagai mencampur-adukkan gugatan pribadi penggugat

selaku pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar dengan gugatan

Kelompok yang mengatas namakan masyarakat Kota Pematangsiantar yang

juga selaku pelanggan PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar ;

Menimbang, bahwa kontra memori banding yang diajukan oleh Kuasa

Hukum Terbanding I semula Tergugat I tertanggal 15 Agustus 2014, pada

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 44 dari 46

pokoknya menyetujui pertimbangan-pertimbangan dan amar putusan

Pengadilan Negeri Pematangsiantar nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms tanggal

19 Juni 2014, dan memohon agar Pengadilan Tinggi menguatkan putusan

Pengadilan Negeri Pematangsiantar nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms tanggal

19 Juni 2014 tersebut;

Menimbang, bahwa kontra memori banding yang diajukan oleh Kuasa

Hukum Terbanding II,III,IV semula Tergugat II,III,IV tertanggal 04 Agustus

2014, pada pokoknya juga menyetujui pertimbangan-pertimbangan dan amar

putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar Nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms

tanggal 19 Juni 2014, dan memohon agar Pengadilan Tinggi menguatkan

putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms

tanggal 19 Juni 2014;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah membaca, meneliti dan

mempelajari dengan seksama memori banding yang diajukan oleh

Pembanding semula Penggugat tertanggal 14 Juli 2014, dan kontra memori

banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Terbanding I semula Tergugat I

tanggal 15 Agustus 2014 dan kontra memori banding dari Kuasa Hukum

Terbanding II,III,IV semulaTergugat II,III,IV tanggal 4 Agustus 2014, ternyata

pada prinsipnya kesemuanya materi memori banding maupun materi dalam

kontra memori banding tersebut oleh majelis hakim tingkat pertama telah

mempertimbangkan dengan seksama, tepat dan benar, oleh karenanya

Pengadilan Tinggi sependapat dan mengambil alih pertimbangan hukum

majelis hakim tingkat pertama tersebut sebagai pertimbangan hukum

pengadilan tinggi sendiri dalam memutus perkara ini ditingkat banding;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca, meneliti dan

mempelajari dengan seksama berkas perkara Nomor 59/Pdt.G/2013/PN.Pms

dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, serta salinan resmi

putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar Nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms

tanggal 19 Juni 2014, berpendapat bahwa alasan dan pertimbangan hukum

yang telah diambil oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya

telah tepat dan benar menurut hukum, karena pertimbangan-pertimbangan

tersebut telah berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan,

maka Pengadilan Tinggi mengambil alih alasan dan pertimbangan hukum

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 45 dari 46

Majelis Hakim Tingkat Pertama yang dipandang sudah tepat, benar dan

beralasan menurut hukum tersebut dan menjadikannya sebagai alasan dan

pertimbangannya sendiri dalam mengadili perkara ini ditingkat banding;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka

putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar Nomor : 59/Pdt.G/2013/PN.Pms

tanggal 19 Juni 2014, yang dimintakan banding tersebut dapat dipertahankan

dalam pengadilan tingkat banding dan haruslah dikuatkan;

Menimbang, bahwa oleh karena pihak Penggugat / Pembanding tetap

dipihak yang dikalahkan, baik dalam pengadilan tingkat pertama maupun

dalam pengadilan tingkat banding, maka semua biaya perkara dalam kedua

tingkat pengadilan tersebut dibebankan kepadanya ;

Mengingat peraturan hukum dari perundang-undangan yang berlaku,

khususnya Undang-undang No.48 tahun 2009 (tentang Kekuasaan

Kehakiman), Undang-undang Nomor 2 tahun 1986 jo UU No.08 tahun 2004 jo

UU No.49 tahun 2009 (tentang Peradilan Umum) dan RBG ;

M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding dari Pembanding, semula Penggugat ;

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Pematangsiantar tanggal 19

Juni 2014 Nomor:59/Pdt.G/.2013/PN.Pms yang dimohonkan banding

tersebut ;

- Menghukum Penggugat/Pembanding untuk membayar seluruh biaya

perkara yang timbul dalam kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat

banding ditetapkan sebesar Rp.150.000,- ( seratus limapuluh ribu

rupiah );

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan pada hari RABU tanggal 10 DESEMBER 2014 oleh

kami YANSEN PASARIBU,SH selaku Ketua Majelis dengan KAREL

TUPPU,SH,MH dan MARYANA,SH,MH masing-masing sebagai Hakim

Anggota berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 29

Oktober 2014 Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN untuk memeriksa dan mengadili

perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut pada hari SELASA

Putusan Nomor 324/PDT/2014/PT.MDN Halaman 46 dari 46

tanggal 16 DESEMBER 2014 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum

oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri Hakim-hakim Anggota,

serta dibantu oleh BAIK SITEPU,SH Panitera Pengganti pada Pengadilan

Tinggi tersebut akan tetapi tanpa dihadiri kedua belah pihak dalam perkara ini;

Hakim Anggota : Hakim Ketua :

( KAREL TUPPU,SH,MH ) ( YANSEN PASARIBU,SH )

( MARYANA,SH,MH )

Panitera Pengganti :

( BAIK SITEPU,SH )

Rincian biaya perkara:- Meterai : Rp. 6.000,-- Redaksi : Rp. 5.000,-- Pemberkasan : Rp.139.000,-

Jumlah : Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)