pustaka unpad pengetahuan -dan -sikap -bidan.pdf

5
Artikel Penelitian J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012 402 Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin pada Bidan Praktik Swasta Muliadi Mboe, Sri Endah Rahayuningsih, Kusnandi Rusmil Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung Abstrak Pendahuluan: Imunisasi merupakan salah satu upaya paling efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Untuk menjaga efektivitas vaksin, ditetapkan prosedur rantai dingin dalam penyimpanan vaksin. Semua petugas kesehatan yang mengelola vaksin harus mengetahui prosedur standar penyimpanan vaksin dan menerapkannya dalam praktik sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap bidan dengan praktik penyimpanan vaksin pada bidan praktik swasta. Metode: Penelitian analitik observasional menggunakan rancangan potong lintang yang mengambil data secara stratified random sampling pada bidan praktik swasta di Kota Bandung selama Januari sampai dengan April 2012. Sebanyak 90 bidan menjadi subjek penelitian. Kekuatan korelasi pengetahuan dan sikap dengan praktik penyimpanan vaksin ditentukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil: Didapatkan korelasi positif bermakna antara pengetahuan dan praktik penyimpanan vaksin (r=0,611; p<0,001), serta antara sikap dan praktik penyimpanan vaksin (r=0,623; p<0,001). Kesimpulan: Semakin baik pengetahuan bidan dan semakin positif sikap bidan, semakin baik pula praktik penyimpanan vaksin pada bidan praktik swasta. J Indon Med Assoc. 2012;62:402- 6. Kata kunci: bidan praktik swasta, pengetahuan, praktik penyimpanan vaksin, sikap Korespondensi: Kusnandi Rusmil, Email: [email protected]

Upload: alphyn-wayan

Post on 12-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfgoiuyrv

TRANSCRIPT

  • Artikel Penelitian

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012402

    Pengetahuan dan Sikap Bidan dalamPraktik Penyimpanan Vaksin pada

    Bidan Praktik Swasta

    Muliadi Mboe, Sri Endah Rahayuningsih, Kusnandi Rusmil

    Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung

    AbstrakPendahuluan: Imunisasi merupakan salah satu upaya paling efektif dalam menurunkan angkakesakitan dan kematian pada anak. Untuk menjaga efektivitas vaksin, ditetapkan prosedurrantai dingin dalam penyimpanan vaksin. Semua petugas kesehatan yang mengelola vaksinharus mengetahui prosedur standar penyimpanan vaksin dan menerapkannya dalam praktiksehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap bidandengan praktik penyimpanan vaksin pada bidan praktik swasta.Metode: Penelitian analitik observasional menggunakan rancangan potong lintang yangmengambil data secara stratified random sampling pada bidan praktik swasta di Kota Bandungselama Januari sampai dengan April 2012. Sebanyak 90 bidan menjadi subjek penelitian.Kekuatan korelasi pengetahuan dan sikap dengan praktik penyimpanan vaksin ditentukandengan menggunakan uji korelasi Pearson.Hasil: Didapatkan korelasi positif bermakna antara pengetahuan dan praktik penyimpananvaksin (r=0,611; p

  • J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012 403

    Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin

    Knowledge and Attitude of Midwives inPrivate Practice on Vaccine Storage

    Muliadi Mboe, Sri Endah Rahayuningsih, Kusnandi Rusmil

    Pediatric Departement, Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran/Hasan Sadikin Hospital, Bandung

    AbstractIntroduction: Immunization is the most effective strategy to decrease morbidity and mortality inchildren. Vaccine effectiveness is maintained by the application of proper vaccine storage accord-ing to the cold chain guidelines. All health-care workers who handle vaccines should know thestandard procedure of vaccine storage and put them into daily practice. This study aims todetermine the correlation between knowledge and attitude of midwives in private practice on thepractice of vaccine storage.Methods: An analytic study using a cross-sectional design was conducted at private practicemidwives in Bandung from January to April 2012. The sample consist of 90 midwives. Correla-tion between knowledge and attitude of the midwives on vaccine storage practice was analyzedusing the Pearson correlation test.Result: A significant positive correlation was found between knowledge and vaccine storagepractice (r=0.611, p

  • Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012404

    Tabel 1. Karakteristik Responden

    Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)

    Usia (tahun) 50 27 30

    Pendidikan D-1 9 10D-3 75 83

    Sarjana/Pasca- 6 7sarjana

    Pekerjaan Swasta 46 51PNS 44 49

    Lama Praktik (tahun) 10 64 71

    Pelatihan Ya 44 49Tidak 46 51

    Supervisi Ya 46 51Tidak 44 49

    Tabel 2. Distribusi Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Penyim-panan Vaksin

    Variabel Frekuensi Persentase (%)

    Pengetahuan Rendah 50 55Sedang 32 36Tinggi 8 9

    Sikap Sangat negatif 16 18Negatif 33 37Positif 31 34Sangat positif 10 11

    Praktik Kurang 56 62Sedang 22 25Baik 12 13

    praktik penyimpanan vaksin. Nilai korelasi (r) sangat kuat:0,801,00; korelasi kuat: 0,600,79; korelasi sedang: 0,400,59; korelasi lemah: 0,200,39; dan korelasi sangat lemah:0,000,19.

    Pengetahuan didefinisikan sebagai kemampuan bidanmengungkapkan kembali hal-hal berhubungan denganpenyimpanan vaksin. Sikap adalah keyakinan/pendapat atauungkapan emosional bidan mengenai penyimpanan vaksin.Praktik adalah hasil penilaian kerja bidan dalam menerapkanstandar penyimpanan vaksin sesuai yang dianjurkan. Untukmengetahui alasan, motivasi, dan argumentasi yangmendasari pengetahuan, sikap, dan praktik bidan mengenaipenyimpanan vaksin, dilakukan focus group discussion(FGD). Peneliti dibantu oleh psikolog dalam melakukan FGD.

    Analisis data menggunakan program SPSS. Penelitianmulai dilaksanakan setelah mendapat persetujuan KomiteEtik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran UniversitasPadjadjaran/RS Hasan Sadikin Bandung.

    HasilDalam penelitian ini didapatkan 90 orang bidan yang

    memenuhi kriteria penelitian. Usia bidan terbanyak 40-49tahun dan terbanyak berpendidikan D-3, serta memiliki lamapraktik >10 tahun (Tabel 1).

    Sebanyak 50 responden (55%) memiliki pengetahuanrendah mengenai penyimpanan vaksin. Sebagian besarresponden (37%) menunjukkan sikap negatif terhadappenyimpanan vaksin dan sebanyak 62% responden kurangmempraktikkan penyimpanan vaksin sesuai standar (Tabel2).

    Hasil uji korelasi Pearson didapatkan korelasi positifkuat dan bermakna antara pengetahuan dan praktikpenyimpanan vaksin (r=0,611; p

  • Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012 405

    mengenai penyimpanan vaksin. Sebanyak 40 petugas (91%)tidak mengetahui tentang uji kocok (shake test) dan sebanyak21 petugas (48%) tidak mengetahui kisaran suhu yangdianjurkan untuk penyimpanan vaksin. Penelitian Zamil20 diSaudi Arabia terhadap 60 petugas pengelola vaksin di fasilitaskesehatan pemerintah dan swasta juga melaporkan bahwasebanyak 50% petugas pengelola vaksin memiliki penge-tahuan kurang mengenai penyimpanan vaksin.

    Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif kuat antarapengetahuan mengenai penyimpanan vaksin dan praktikpenyimpanan vaksin. Penelitian Kristini14 juga melaporkankorelasi antara rendahnya pengetahuan dan rendahnyakualitas pengelolaan vaksin di UPS. Penelitian Nurhayati15terhadap 39 bidan di Rumah Sakit Persahabatan Jakartamenunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pelayananantenatal berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerjabidan. Semakin tinggi pengetahuan bidan tentang pelayananantenatal, semakin baik pula kinerja bidan. Hal ini sesuaidengan cognitive-behavioral theory yang menyatakanbahwa pengetahuan atau kognisi seseorang berperan pentingdalam membentuk dan menjaga respons emosional danperilaku seseorang terhadap stimulus tertentu. Melaluipenambahan jumlah informasi atau pengetahuan mengenaiobjek tindakan tertentu, semakin besar peluang untuk terben-tuknya suatu perilaku berkaitan dengan objek tersebut.17

    Pada umumnya responden menunjukkan sikap negatifmengenai standar penyimpanan vaksin. Sikap yang tidakmendukung ini tampaknya berhubungan dengan tidakmunculnya respons tindakan yang diharapkan berupa praktikpenyimpanan vaksin yang sesuai standar. Hal ini tampakdari hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar bidanmasih kurang menerapkan praktik penyimpanan vaksinsesuai standar. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positifkuat dan signifikan antara sikap bidan mengenai penyim-panan vaksin dengan praktik penyimpanan vaksin. Hal inisesuai dengan penelitian Suryanti16 terhadap 50 orang bidandi Kabupaten Cilacap yang menunjukkan bahwa sikap positifbidan berkorelasi positif dan signifikan dengan praktikmanajemen aktif kala tiga dalam persalinan. Hal ini sesuaidengan teori tindakan beralasan (the theory of reasonedaction) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dipe-ngaruhi sikap terhadap perilaku tersebut. Kejadian-kejadianyang dialami oleh seseorang menimbulkan sikap tertentuterhadap objek sikap yang ditemui. Sikap yang terbentuk,bersama-sama dengan pengetahuan mengenai norma sosial,akan memengaruhi perilaku seseorang.17,21 Sikap positifpetugas kesehatan menjadi predisposisi untuk melakukantindakan atau praktik yang berkenaan dengan objek sikapnyatersebut.17

    Dalam FGD, terungkap bahwa beberapa bidan yangbelum pernah mendapatkan pelatihan dan supervisi,memperoleh pengetahuan mengenai penyimpanan vaksindari bidan lainnya, sehingga kebenaran substansipengetahuan tersebut tidak dapat dijamin. Pengetahuan yang

    kurang atau keliru ini diadopsi dan dilaksanakan dalam praktiksehari-hari sehingga membentuk pengalaman dankepercayaan bagi bidan tersebut. Hal ini berakibatterbentuknya pola sikap yang cenderung negatif ketikadiperkenalkan suatu stimulus baru berupa standarpenyimpanan vaksin. Umumnya mereka beranggapan bahwapraktik yang mereka laksanakan selama ini tidak menimbulkanmasalah. Selain itu, penyimpanan vaksin sesuai standardianggap tidak praktis dan mahal. Selama proses FGD, terlihatbahwa subjek pada umumnya ragu-ragu menentukan sikapdan mudah dipengaruhi oleh pendapat peserta lainnya. Sikapsubjek dapat berubah karena pengaruh interaksi sosial. Dalaminteraksi sosial, terjadi hubungan saling memengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain. Individu bereaksimembentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objekpsikologis yang diha-dapinya. Pada umumnya, sikap tersebutdapat mencetuskan perbaikan yang lebih mudah.17,21

    Pengetahuan yang lebih baik dan sikap yang lebih positifditunjukkan oleh bidan yang pernah mengikuti pelatihan dansupervisi. Pada umumnya, mereka lebih yakin mengenaipendapatnya dan tidak mudah terpengaruh. Pengetahuanmengenai penyimpanan vaksin yang diperoleh dilandaskanpada kebutuhan atas pengetahuan tersebut, sehinggacenderung mencarinya dari sumber terbaru yang dapatdipercaya kebenarannya. Keyakinan akan kebenaransubstansi pengetahuan yang diterima mendorong merekadalam mengembangkan sikap yang tepat dalam kontekspenyimpanan vaksin.22

    KesimpulanSemakin baik pengetahuan bidan mengenai penyim-

    panan vaksin, semakin baik praktik bidan dalam penyimpananvaksin. Semakin positif sikap bidan, semakin baik pula praktikpenyimpanan vaksin. Hal ini dapat menjadi salah satu dasaruntuk meningkatkan pengetahuan dan sikap positif bidanmengenai penyimpanan vaksin pada masa yang akan datang,sehingga keberhasilan program imunisasi terus meningkat.

    Daftar Pustaka1. Ehreth J. The global value of vaccination. Vaccine. 2003;21:596

    600.2. Matthias DM, Robertson J, Garrison MM, Newland S, Nelson C.

    Freezing temperatures in the vaccine cold chain: a systematicreview. Vaccine. 2007;25:39806.

    3. Gazmararian JA, Oster NV, Green DC, Schuessler L, Howell K,Davis J, et al. Vaccine storage practice in primary care physicianoffices: assessment and intervention. Am J Prev Med.2002;23(4):24653.

    4. Weir A. Preventing cold chain failure: vaccine storage and han-dling. CMAJ. 2004;171(9):1050.

    5. Malik S, Mandal PK, Chatterjee C, Ghosh P, Manna N,Chakrabarty D, et al. Assessing cold chain status in a metro cityof India: an intervention study. Afr Health Sci. 2011;11(1):12833.

    6. Bankole AM, Olusegun K, Marian NB, Godswill I, Adebowale OA,Lukeman AJS, et al. The impact of health facility monitoring oncold chain management practices in Lagos, Nigeria. J Public HealthEpidemiol. 2010;2(4):7881.

  • J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012

    Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin

    406

    7. Turner N, Laws A, Roberts L. Assessing the effectiveness of coldchain management for childhood vaccines. J Prim Health Care.2011;3(4):27882.

    8. Carr C, Byles J, Durrheim D. Practice nurses best protect thevaccine cold chain in general practice. Aust J Adv Nurs.2008;27(2):359.

    9. Mavimbe JCT, Bjune G. Cold chain management: knowledge andpractices in primary health care facilities in Niassa, Mozambique.Ethiop J Health Dev. 2007;21(2):1305.

    10. Aranda CMSS, Moraes JC. Vaccine storage cold chain in publichealth units of the city of Sao Paulo: knowledge and practice.Rev Bras Epidemiol. 2006;9(2):17285.

    11. Nelson C, Froes P, Dyck AMV, Chavarria J, Boda E, Coca A, et al.Monitoring temperatures in the vaccine cold chain in Bolivia.Vaccine. 2007;25:433-7.

    12. Pickering LK, Wallace G, Rodewald L. Too hot, too cold: issueswith vaccine storage. Pediatrics. 2006;118:17389.

    13. Bell KN, Hogue CJR, Manning C, Kendal AP. Risk factors forimproper vaccine storage and handling in private provider of-fices. Pediatrics. 2001;107:1004.

    14. Kristini TD. Faktor-faktor risiko kualitas pengelolaan vaksinyang buruk di unit pelayanan swasta: studi kasus di kota Semarang[thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008.

    15. Nurhayati S. Pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku bidantentang pelayanan antenatal terhadap kinerja bidan: suatu studi

    analisis korelatif di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta [thesis].Bandung: Universitas Padjadjaran; 2008.

    16. Suryanti. Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku bidan denganmanajemen aktif kala tiga di Kecamatan Majenang KabupatenCilacap [thesis]. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2008.

    17. Fabrigar LR, Smith SM, Petty RE, Crites SL. Understanding knowl-edge effects on attitude-behavior consistency: the role of rel-evance, complexity, and amount of knowledge. J Pers Soc Psychol.2006;90(4):55677.

    18. Baranowski T, Cullen KW, Nicklas T, Thompson D, BaranowskiJ. Are current health behavioral change models helpful in guidingprevention of weight gain effort? Obes Res. 2003;11:2343S.

    19. Departemen Kesehatan RI. Hasil survei ketersediaan peralatancold chain dan pengelolaan vaksin pada unit pelayanan swasta didaerah kerja proyek ICDC tahun 2002. Jakarta: DepartemenKesehatan Republik Indonesia; 2002.

    20. Zamil MA, Johar HA, AlSaleh S, Nooh R, Choudhry J. Knowl-edge and practices of health workers of cold chain. Saudi EpidemiolBull. 2004;11(4):269.

    21. Armitage CJ, Conner M. Efficacy of the theory of plannedbehaviour: a meta-analytic review. Br J Soc Psychol. 2001;40:47199.