1c paper hibah unpad

21
KarakteristikBatuanVulkanikDalamMengungkapPotensiSumberdayaAirdanKaitannyaDenganZonaKonservasiLingkunganDiDaerahLerengGunungSalak BagianTimurKabupatenSukabumi,PropinsiJawaBarat 1 1 KARAKTERISTIK BATUAN VULKANIK DALAM MENGUNGKAP POTENSI SUMBERDAYA AIR DAN KAITANNYA DENGAN ZONA KONSERVASI LINGKUNGAN DI DAERAH LERENG GUNUNG SALAK BAGIAN TIMUR KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Oleh M. Sapari Dwi Hadian, Undang Mardiana, T. Yan Waliyana , Hendarmawan, Jurusan Geologi Universitas Padjadjaran Ringkasan Secara geologi, Gunung Salak termasuk dalam Cekungan Jakarta bagian Selatan, yang tersusun oleh endapan gunungapi yang terdiri dari material tuff, breksi vulkanik, breksi laharik dan lava. Kegiatan penelitian untuk mengetahui sebaran dan pola pengaliran airtanah baik dangkal ataupun dalam yang merupakan salah satu dasar geometri tempat dan mengalirnya sebagai dasar untuk langkah konservasi airtanah. Pendekatan survey geolistrik, pengamatan hidrogeologi di lapangan dan kompilasi dengan data pemboran telah menghasilkan sebaran (meski geometri 2 dimensi) akifer baik dangkal maupun dalam. Umumnya, akifer dangkal berkembang ke arah dalam menjadi akifer semi tertekan dan akhirnya tertekan. Pola pengaliran menunjukkan bahwa airtanah di daerah ini merupakan daerah yang masih alami dan berpotensi untuk dikembangkan dan sekaligus untuk dilestarikan. Dari kedua metoda tersebut diharapkan dapat merekokstruksikan kondisi akifer dan sistemnya melalui survey permukaan dan bawah permukaan. Hasil kombinasi kedua survey tersebut selanjutnya harus digambarkan dalam bentuk peta hidrogeologi (dan peta turunannya), diagram blok yang menggambarkan akifer, dan sistem akifer dalam bentuk dua dimensi. Survey hidrogeologi permukaan lainnya menggunakan metoda geologi. Sementara itu, survey hidrogeologi bawah permukaan menggunakan metoda geolistrik. Kata kunci: Cekungan Jakarta, Pola pengaliran, batuan pembawa air (aquifer) dan airtanah.

Upload: annis-prastyanti

Post on 26-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

1

1

KARAKTERISTIK BATUAN VULKANIK DALAM MENGUNGKAP POTENSI SUMBERDAYA AIR DAN KAITANNYA DENGAN ZONA KONSERVASI LINGKUNGAN

DI DAERAH LERENG GUNUNG SALAK BAGIAN TIMUR KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh

M. Sapari Dwi Hadian, Undang Mardiana, T. Yan Waliyana , Hendarmawan, Jurusan Geologi Universitas Padjadjaran

Ringkasan

Secara geologi, Gunung Salak termasuk dalam Cekungan Jakarta bagian

Selatan, yang tersusun oleh endapan gunungapi yang terdiri dari material tuff, breksi vulkanik, breksi laharik dan lava. Kegiatan penelitian untuk mengetahui sebaran dan pola pengaliran airtanah baik dangkal ataupun dalam yang merupakan salah satu dasar geometri tempat dan mengalirnya sebagai dasar untuk langkah konservasi airtanah.

Pendekatan survey geolistrik, pengamatan hidrogeologi di lapangan dan kompilasi dengan data pemboran telah menghasilkan sebaran (meski geometri 2 dimensi) akifer baik dangkal maupun dalam. Umumnya, akifer dangkal berkembang ke arah dalam menjadi akifer semi tertekan dan akhirnya tertekan. Pola pengaliran menunjukkan bahwa airtanah di daerah ini merupakan daerah yang masih alami dan berpotensi untuk dikembangkan dan sekaligus untuk dilestarikan.

Dari kedua metoda tersebut diharapkan dapat merekokstruksikan kondisi akifer dan sistemnya melalui survey permukaan dan bawah permukaan. Hasil kombinasi kedua survey tersebut selanjutnya harus digambarkan dalam bentuk peta hidrogeologi (dan peta turunannya), diagram blok yang menggambarkan akifer, dan sistem akifer dalam bentuk dua dimensi. Survey hidrogeologi permukaan lainnya menggunakan metoda geologi. Sementara itu, survey hidrogeologi bawah permukaan menggunakan metoda geolistrik. Kata kunci: Cekungan Jakarta, Pola pengaliran, batuan pembawa air (aquifer) dan airtanah.

Page 2: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

2

2

A CHARAKTERISTIC OF VOLCANIC SUCCESSION IN IDENTYFIND WATER RESOURCES POTENTIAL RELATED

WITH CONCERVATION ZONE ON THE EAST FOOT SLOPES SALAK MOUNTAIN, DISTRICT SUKABUMI,

PROVINCE WEST JAVA

by M. Sapari Dwi Hadian, Undang Mardiana, T. Yan Waliyana , Hendarmawan

Dept. Geology Padjadjaran University Abstract

Geological setting of Salak Mountain belongs to the Southern part of the Jakarta Basin. The area is covered by welled tuff, volcanic brecia, laharic brecia and lava product. Understanding the distribution and groundwater pattern either in the shallow part or the deep part is one of the basic for a geometric model and its groundwater flow in identifying the groundwater conservation.

The result of the aquifer distribution either in the shallow or the deep parts this study is approached by the geoelectrical survey, hydrogeological survey in the field and well data. In general, the shallow aquifer developed to downward becoming semi confined aquifer and confined aquifer.

Both methods are expected to reconstruct the aquifer condition and its system through surface and underground surveys. The combination results of both surveys must be depicted in a form of a hydrogeology map (and its differential map), a block diagram depicting the aquifer, and aquifer system in a form of two dimensions. The other surface hydrogeology surveys use geological method. In contrast, the underground hydrogeology survey use the electrical sounding method.

Page 3: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

3

3

PENDAHULUAN

Air yang kita gunakan sehari-hari telah menjalani siklus meteorik, yaitu

telah melalui proses penguapan (presipitation) dari air laut, danau maupun sungai;

lalu mengalami kondensasi di atmosfer dan kemudian menjadi air hujan yang

turun ke permukaan bumi. Air hujan yang turun ke permukaan bumi tersebut, ada

yang langsung mengalir di permukaan bumi (run off) dan ada yang meresap ke

bawah permukaan bumi (infiltration). Air yang langsung mengalir di permukaan

bumi tersebut, ada yang mengalir ke sungai, lalu mengalir ke danau dan akhirnya

sampai mengalir kembali ke laut. Sementara itu, air yang meresap ke bawah

permukaan bumi melalui dua sistem, yaitu sistem air tidak jenuh (vadous zone)

dan sistem air jenuh. Sistem air jenuh, adalah air bawah tanah yang terdapat pada

suatu lapisan batuan dan berada pada suatu cekungan airtanah. Sistem ini

dipengaruhi oleh kondisi geologi, hidrogeologi, dan gaya tektonik serta struktur

bumi yang membentuk cekungan airtanah tersebut. Air ini dapat tersimpan dan

mengalir pada lapisan batuan yang kita kenal dengan akifer (aquifer).

Sejalan dengan pesatnya perkembangan pembangunan dipelbagai sektor di

Kota-kota besar termasuk kota Tangerang, dapat memicu kebutuhan sumberdaya

alam dan kemungkinan timbulnya permasalahan yang berkaitan dengan kondisi

lingkungan hingga persoalan sosial ekonomi. Salah satu kebutuhan adalah

ketersediaan adanya sumber air sebagai faktor utama untuk berlangsungnya

kegiatan proses produksi, menjadi sangat dominan sehingga diperlukan adanya

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya air secara selektif sesuai dengan

kemampuan dan kapasitas sumberdaya air yang dimiliki.

Daerah Tangerang dan sekitarnya telah banyak diteliti seperti oleh :

Effendi, A.C., etc., 1974; Haryadi, T., dkk., 1996, ;Hadipurwo, S., dan Hadi, S.,

2000 ; Prawoto, N., 2001 untuk penelitian Konservasi Airtanah Daerah Jakarta

dan sekitarnya. Dan Sukardi, P., 1986 ; Murtianto, E., etc., 1994, melakukan

pemetaan hidrogeologi regional. Namun demikian, pada umumnya penelitian

yang sudah dilakukan masih bersifat regional dan untuk kebutuhan suatu

konservasi airtanah yang komprehensif memerlukan suatu kajian yang detil akan

model hidrogeologi (wadah). Oleh karena itu, penelitian identifikasi airtanah pada

Page 4: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

4

4

akifer tak tertekan (bebas) dan akifer tertekan di Kecamatan Batuceper dan

Kecamatan Benda, Kotamadya Tangerang menjadi sangat penting dan menarik

untuk dilakukan (Gambar 1). Tulisan ini mencoba mengungkap sebaran dan pola

aliran airtanah di kedua Kecamatan tersebut, sehingga diperoleh kejelasan

geometri akifer dan potensinya.

GEOLOGI

Jenis litologi, stratigrafi batuan dan kondisi struktur geologi yang

membentuk daerah kajian dan sekitarnya seperti terlihat pada Gambar 1. Daerah

kajian berada pada suatu tinggian struktur yang dikenal dengan sebutan

Tangerang High (Suyitno dan Yahya, 1974). Tinggian ini terbentuk oleh batuan

Tersier yang memisahkan cekungan Jawa Barat Utara di bagian Barat dengan

cekugan Sunda di bagian timur. Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah

permukaan berupa lipatan dan patahan nomal yang berarah Utara-Selatan. Di

bagian Timur patahan normal tersebut terbentuk cekungan pengendapan yang

disebut dengan Jakarta Sub Basin.

Cekungan Jakarta tersebut mempunyai ciri adanya endapan aluvial yang

tebal (Gambar 2), sedang cekungan di Barat Tangerang High memiliki ciri

endapan pantai dan delta. Struktur-struktur tersebut pada saat ini sulit dijumpai di

permukaan karena pada saat ini endapan Kuarter yang berumur lebih muda

telah menutupi lapisan batuan tersebut. Endapan Kuarter yang menutupi batuan

tersebut berupa batuan Volkanik yang berasal dari G. Gede-Pangrango dan G.

Salak. Hampir seluruh dari daerah kajian ditutupi oleh batuan volkanik yang

berasal dari Gunung Gede - Pangrango dan Gunung Salak serta sebagian kecil

ditutupi oleh endapan aluvial. Deskripsi singkat mengenai satuan batuan dari tua

ke muda yang terdapat di daerah kajian (Tabel 1) adalah sebagai berikut :

a. Satuan Batuan Tuf Banten Atas / Tuf Banten

Satuan ini terdiri atas lapisan tuf, tuf batu apung dan batu pasir tufaan

yang berasal dari letusan Gunung Rawa Danau. Tuf tersebut menunjukkan

keadaan yang lebih asam (pumice) dibandingkan dengan batuan volkanik yang

diendapkan sesudahnya. Pada bagian atas satuan tersebut menunjukkan adanya

Page 5: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

5

5

perubahan kondisi pengendapan dari di atas permukaan air menjadi di bawah

permukaan air. Satuan ini berumur Plio – Pleistosen atau sekitar dua juta tahun

yang lalu.

b. Endapan Kipas Aluvium Volkanik Muda

Endapan ini terdiri atas material batupasir dan batu lempung tufan,

endapan lahar, dan konglomerat. Ukuran butiran pada endapan kipas aluvial ini

berubah menjadi semakin halus ke arah utara. Satuan ini terbentuk oleh material

endapan volkanik yang berasal dari gunungapi di sebelah selatan Kabupaten

Tangerang seperti Gunung Salak dan Gunung Gede - Pangrango. Batuan ini

diendapkan pada umur Pleistosen (20.000 – dua juta tahun yang lalu). Kipas

aluvial volkanik tersebut terbentuk pada saat gunungapi menghasilkan material

volkanik dengan jumlah besar. Kemudian ketika menjadi jenuh oleh air,

tumpukan material tersebut bergerak ke bawah dan melalui lembah. Ketika

mencapai tempat yang datar material tersebut akan menyebar dan membentuk

endapan seperti kipas yang disebut dengan kipas aluvial.

c. Endapan Pantai dan Endapan Pematang Pantai

Endapan batuan ini berasal dari material batuan yang terbawa oleh aliran

sungai dan berumur antara 20.000 tahun yang lalu hingga saat ini. Endapan

tersebut tersusun oleh material lempung, pasir halus dan kasar, dan konglomerat

serta mengandung cangkang molusca. Endapan aluvial tersebut dapat membentuk

endapan delta, endapan rawa, endapan gosong pasir pantai, dan endapan sungai

dengan bentuk meander atau sungai teranyam.

d. Endapan Aluvium

Endapan ini terdiri atas lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan

bongkah yang berumur Kuarter. Tersebar pada daerah pedataran serta sekitar

aliran sungai.

Page 6: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

6

6

3. Metodologi

Penelitian ini dilakukan dengan 3 pendekatan yaitu pemetaan detil geologi

dan survey muka airtanah dan fisika airtanah, survey geolistrik dan analisis data

hasil pemboran. Pemetaan geologi dilaksanakan dengan sistem trapers kompas

dan pendeskrisian atas batuan yang tersingkap. Inventarisasi batuan-batuan yang

dapat berfungsi sebagai akifer dan lapisan batuan yang bersifat impermeabel atau

tidak meluluskan air. Survey lapangan sekaligus melakukan pengukuran muka

airtanah pada sumur-sumur gali (akifer dangkal) dan sumur-sumur dalam yang

ada. Sebagai tambahan data, pengukuran fisik airtanah berupa suhu, electrical

conducvity dan pH air tanah juga dilakukan.

Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika untuk menyelidiki

kondisi bawah permukaan, yaitu dengan mempelajari sifat aliran listrik pada

batuan di bawah permukaan bumi. Kurang lebih 200 titik survey geolistrik telah

dilaksanakan.

Kompilasi dan korelasi antara hasil analisis ketiga survey tersebut

dilakukan untuk memperoleh gambaran sebaran dan pola aliran airtanah akifer tak

tertekan dan akifer tertekan. Untuk mempermudah kejelasan hasil analisa, hasil

penelitian ditampilkan dalam bentuk peta.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Survey lapangan

Data survey geolistrik dianalisis dan dilakukan konturing setelah

dikorelasikan dengan data log bor. Adapun karakteristik data pemboran dapat

diuraikan sebagai berikut;

• Sumur bor di lokasi Cengkareng, diperoleh data sebagai berikut :

- Kedalaman sumur bor 200 m.

- Kedalaman muka air tanah 37.75 m.

- Elevasi 7 m.

- Litologi yang terekam, lempung, pasir, pasir kuarsa, pasir tufaan, batu

lempung, breksi, konglomerat, lempung pasiran.

Page 7: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

7

7

- Jenis akifer yang terdapat, akiklud kedalaman 0 – 10.5 m, 16.5 – 25.5 m, 40.5

– 101.5 m, 104.5 – 200 m, dan akifer I kedalaman 10.5 – 16.5, 25.5 – 40.5,

akifer II kedalaman 101.5 – 104.5 m.

• Sumur bor di lokasi stasiun radio Batuceper, diperoleh data sebagai berikut :

- Kedalaman sumur bor 120 m.

- Kedalaman muka air tanah 2 m.

- Elevasi 10.8 m

- Litologi yang terekam, lempung, tufa, pasir, pasir lempungan, dan perselingan

lempung dan pasir.

- Jenis akifer yang terdapat, Akifer I kedalaman 0 – 22.5 dan 25 – 29m, akiklud

kedalaman 22.5 – 25 m, 29 – 32.5 m, 73 – 84.5 m, 93 – 97.5 m, dan akifer II

kedalaman 32.5 – 73, 84.5 – 93 m, 97.5 – 106 m.

Sebagai hasil pengolahan data diperoleh peta sebaran daya hantar listrik untuk

akifer dangkal dan dalam diperoleh seperti pada gambar 3 dan 4. Penelusuran

ketebalan dari akifer dangkal dan akifer dalam pun dilakukan untuk mengetahui

tren sebaran ketebalan masing-masing akifer, seperti ditampilkan pada gambar 5

dan gambar 6.

Muka airtanah di kecamatan ini diperoleh bahwa pada akifer dangkal

(kedalam kurang 50 m) memiliki muka airtanah antara 2 m – 10 m di bawah

permukaan tanah setempat (bmt), sedangkan pada akifer dalam (kedalaman lebih

50 m) diperoleh muka airtanah antara 40 m – 60 m (bmt). Hasil pengukuran muka

air secara rinci ditampilkan dalam bentuk kontur muka airtanah (Gambar 7 dan 8).

4.2 Sebaran akifer

Akifer yang berkembang pada Kecamatan Batuceper adalah litologi

pasir tufaan. Adapun ketebalan dari akifer tersebut beragam, yaitu akifer dangkal

(kedalaman kurang dari 50 m) memiliki ketebalan mulai dari 5 m – 25 m dan

akifer dalam (kedalaman lebih dari 50 m) memiliki ketebalan 4 m – 80 m. Akifer

dangkal (kedalaman kurang 50 m) adalah akifer bebas (tak tertekan) dan pada

tempat yang semakin dalam berubah menjadi akifer semi tertekan. Sedangkan

akifer dalam (kedalaman lebih 50 m) merupakan akifer tertekan yang dibatasi oleh

Page 8: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

8

8

dua lapisan kedap air (impermeable layer) pada bagian atas dan bawahnya.

Penampang G-H merupakan suatu contoh sebaran vertikal dalam kaitan dengan

sifat dan ketebalan akifer (Gambar 9).

Sementara itu, akifer yang berkembang di Kecamatan Benda pun berupa

litologi pasir tufaan. Adapun ketebalan dari akifer tersebut beragam, yaitu akifer

dangkal (kedalaman kurang dari 50 m) memiliki ketebalan mulai dari 5 m – 25 m

dan akifer dalam (kedalaman lebih dari 50 m) memiliki ketebalan 4 m – 80 m.

Akifer dangkal (kedalaman kurang 50 m) adalah akifer bebas (tak tertekan) dan

pada tempat yang semakin dalam berubah menjadi akifer semi tertekan.

Sedangkan akifer dalam (kedalaman lebih 50 m) merupakan akifer tertekan yang

dibatasi oleh dua lapisan kedap air (impermeable layer) pada bagian atas dan

bawahnya.

Sistem airtanah bebas di Kecamatan Benda dijumpai pada kedalaman

antara 2 – 10 meter di bawah permukaan tanah setempat (bmt). Batuan penyusun

akifer berada pada satuan endapan pantai. Akifer tersebut merupakan akifer bebas

dan berubah menjadi semi-tertekan pada tempat yang lebih dalam. Permeabilitas

batuan pada satuan endapan ini sedang dan pada beberapa lokasi mempunyai

permeabilitas tinggi khususnya pada daerah akumulasi endapan sungai dengan

butiran pasir kasar hingga kerakal. Ketinggian muka airtanah bebas antara 2 – 10

m (bmt). Debit aliran pada sumur-sumur gali berkisar antara 0 – 3 liter/detik.

Tipologi akifer yang berkembang pada Kecamatan ini adalah Sistem

Endapan Aluvial Pantai. Batuan penyusun akifer ini umumnya berupa lempung,

pasir dan kerikil hasil dari erosi, dan transportasi dari batuan di bagian hulunya.

Dengan melihat keadaan ini umumnya batuan di endapan aluvial bersifat tidak

kompak sehingga potensi airtanahnya cukup baik.

Morfologi pada endapan aluvial pantai umumnya datar sampai sedikit

bergelombang. Dari segi kuantitas, airtanah pada endapan aluvial pantai dapat

menjadi sumber airtanah yang baik terutama pada lensa-lensa batupasir lepas.

Namun demikian, dari segi kualitas airtanah pada akifer endapan aluvial

pantai tergolong buruk, ditandai dengan bau, warna kuning, keruh tingginya

kandungan garam, dan kandungan besi serta mangan (Fe dan Mn). Akan tetapi

Page 9: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

9

9

kualitas airtanah yang baik umumnya dapat di jumpai pada endapan akifer aluvial

pantai berupa akifer tertekan.

Kondisi airtanah endapan aluvial pantai banyak ditentukan kondisi

geologi di hulunya. Endapan aluvial ini dapat menjadi tebal jika cekungan yang

membatasi terus menurun karena beban endapannya, misalnya dibatasi oleh

sesar/patahan turun. Akifer pada sistem ini tersusun oleh endapan pasir halus yang

belum terkompaksi dan setempat terdapat airtanah segar.

4.3 Karakteristik pola pengaliran dan fisik airtanah

Pada peta pola aliran airtanah dangkal nampak bahwa terbentuk depresi

konus airtanah terutama di sekitar kota Tangerang. Beberapa hal mungkin menjadi

penyebab dari kondisi tersebut yaitu akibat perkembangan secara alami geometri

akifer dari endapan delta yang cenderung membentuk lensa-lensa barupasir.

Sementara itu, depresi aliran juga terbentuk pada zona yang hampir sama terjadi

pada peta pola aliran air tanah dalam. Selain kondisi yang sama dengan kondisi

alamiah berupa endapan delta dengan lensa-lensanya, juga interpretasi yang lain

adalah kondisi tersebut mungkin diakibatkan oleh pengambilan air yang melebihi

kapasitas akifer yang ada, mengingat pada lokasi ini perkembangan industri yang

memanfaatkan airtanah begitu besar.

Sebagai tambahan, berdasarkan hasil penelitian di lapangan, diperoleh

bahwa kualitas airtanah daerah kajian berbeda-beda. Hal tersebut terlihat pada

hasil pengukuran sifat fisik dan hasil pengujian kimia airtanah pada sumur pantek

dan sumur bor. nilai daya hantar listrik pada akifer dangkal (kedalaman kurang 50

m) memiliki nilai antara 500 – 6250 µS/cm, dan pada akifer dalam (kedalaman

lebih 50 m) memiliki nilai daya hantar listrik antara 750 – 2600 µS/cm. Besarnya

nilai menunjukkan bahwa kedua kecamatan tersebut merupakan daerah luahan

(zona discharge).

Akifer dalam (kedalam lebih 50 m) yang berkembang pada daerah kajian

adalah akifer produktif dengan aliran melalui ruang antar butir. Akifer dalam yang

merupakan akifer tertekan ini memiliki daerah resapan (rercharge area) di luar

wilayah daerah kajian. Sedangkan, akifer dangkal (kedalaman kurang 50 m) yang

Page 10: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

10

10

berkembang pada Kecamatan ini adalah akifer produktif dengan aliran melalui

ruang antar butir. Akifer dangkal yang merupakan akifer bebas ini memiliki

daerah resapan (recharge area) di atas akifer itu sendiri. Untuk mendukung

kesinambungan dari akifer ini maka sebaiknya pada daerah kajian terdapat seluas

mungkin lahan hijau. Penutupan lahan dengan beton supaya dibatasi dan sebanyak

mungkin dibuat sumur serta parit resapan.

5. Kesimpulan

Akifer yang berkembang pada Kecamatan Batuceper adalah litologi pasir

tufaan. Sementara itu, akifer yang berkembang di Kecamatan Benda pun berupa

litologi pasir tufaan. Tipologi akifer yang berkembang pada Kecamatan ini adalah

Sistem Endapan Aluvial Pantai. Batuan penyusun akifer ini umumnya berupa

lempung, pasir dan kerikil hasil dari erosi, dan transportasi dari batuan di bagian

hulunya.

Di Kecamatan Batuceper, akifer dangkal (kedalaman kurang dari 50 m)

memiliki ketebalan mulai dari 5 m – 25 m dan akifer dalam (kedalaman lebih dari

50 m) memiliki ketebalan 4 m – 80 m. Akifer dangkal umumnya bersifat akifer

bebas (tak tertekan) semakin kerah bawah berubah menjadi akifer semi tertekan.

seluruh akifer dalam (kedalaman lebih 50 m) bersifat akifer tertekan. Sedangkan

di Kecamatan Benda, relatif beragam, yaitu akifer dangkal (kedalaman kurang

dari 50 m) memiliki ketebalan mulai dari 5 m – 25 m dan akifer dalam

(kedalaman lebih dari 50 m) memiliki ketebalan 4 m – 80 m. Akifer dangkal

(kedalaman kurang 50 m) adalah akifer bebas (tak tertekan) dan pada tempat

yang semakin dalam berubah menjadi akifer semi tertekan. Umumnya, akifer

dalam (kedalaman lebih 50 m) merupakan akifer tertekan.

Pola pengaliran airtanah relatif ke arah timur di dua kecamatan tersebut

dan terbentuk depresi konus aliran airtanah terutama di kota Tangerang. Kondisi

demikian menunjukkan dua penyebab yang memungkin yaitu perkembangan

lensa-lensa secara alamiah terbentuk pada daerah tersebut atau pengambilan

airtanah yang berlebih khusus di zona tersebut. Untuk itu, Kawasan depresi

Page 11: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

11

11

airtanah perlu ditelaah lebih lanjut guna diambil langkah kebijakan terkait dengan

konservasi airtanah di Kota Tangerang.

Daftar Pustaka

Effendi A.C., 1974, Peta Geologi Lembar Bogor Skala 1 : 100.000, Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi, Bandung

Hadipurwo, S., dan Hadi, S., 2000, Konservasi Airtanah Daerah Jakarta –

Bogor, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung. Haryadi, T., dkk., 1996, Konservasi Airtanah Wilayah Jakarta – Bogor –

Tangerang – Bekasi, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.

IWACO, 1986, Jabotabek Water Resources Management Study, Directorate

General of Water Resources Development, Jakarta. Rusmana, 1991, Peta geologi lembar Serang Skala 1 : 100.000, Pusat

Pengembangan dan Penelitian Geologi, Bandung Sukardi, P., 1986, Peta Hidrogeologi Indonesia Skala 1 : 250.000 Lembar

Jakarta, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.

Page 12: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

12

12

Gambar 1. Peta Geologi daerah Tangerang dan sekitarnya dan lokasi daerah penelitian (.Effendi, 1974)

Page 13: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

13

13

Gambar 2. Penampang geologi utara-selatan berdasarkan data pemboran di Cekungan Jakarta.

Page 14: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

14

14

Tabel 1. Stratigrafi daerah kajian

BATUAN KUARTER

Aluvial

Aluvial Pantai : lempung, setempat mengandung material organik, mudah digali, pemeabilitas rendah, jenuh air. Aluvial Sungai : lempung, pasir, kerikil, kerakal, dengan komposisi andesitik – basaltik, lepas-lepas, mudah digali, permabilitas tinggi. Aluvial Lembah : lempung tufan, pasir, lepas-lepas, mudah digali/ permeabilitas sedang-tinggi, muka airtanah dangkal.

Endapan pematang pantai

Pasir halus dengan komposisi andesitik, mengandung fragmen cangkang, lepas-lepas, mudah digali, airtanah dangkal, setempat terdapat airtanah segar.

Endapan delta

Pasir dan kerikil berkomposisi andesitik – basaltik, terpilah baik, lepas-lepas di bagian atas, kompak di bagian bawah, mudah digali, permeabilitas tinggi berkurang ke arah bawah, muka airtanah dangkal.

Endapan gunung api muda

Lempung tufan, pasir tufan, konglomerat, endapan lahar, butiran mengkasar ke arah selatan, pelapukan dalam, permeabilitas meningkat ke arah selatan, muka airtanah dalam.

BATUAN TERSIER

Tufa banten atas

Tuf, batuapung, breksi, dan batupasir tufan.

Page 15: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

15

15

Gambar 3. Hasil konturing nilai resistiviti pada akifer dangkal (kedalaman < 50 m)

Page 16: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

16

16

Gambar 4. Hasil konturing nilai resistiviti pada akifer dalam (kedalaman > 50 m)

Page 17: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

17

17

Gambar 5. Sebaran ketebalan akifer dangkal di Kecamatan Batuceper dan

Kecamatan Benda, Kota Tangerang

Page 18: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

18

18

Gambar 6. Sebaran ketebalan akifer dalam di Kecamatan Batuceper dan

Kecamatan Benda, Kota Tangerang

Page 19: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

19

19

Gambar 7. Peta Pola Aliran airtanah dangkal.

Page 20: 1C Paper Hibah Unpad

Karakteristik Batuan Vulkanik Dalam Mengungkap Potensi Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan Zona Konservasi Lingkungan Di Daerah Lereng Gunung Salak Bagian Timur Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

20

20

Gambar 8. Peta Pola Aliran airtanah dalam

Page 21: 1C Paper Hibah Unpad

Identifikasi dan Pemetaan Airtanah Tidak Tertekan dan Tertekan di Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan Periuk Kotamadya Tangerang, Propinsi Banten

21

Gambar 9. Salah satu penampang (G_H) hasil korelasi nilai resistivitas batuan dan data pemboran.