pungkas bahjuri ali direktur kesehatan dan gizi masyarakat bidang... · situasi ketenagaan...

41
1 Jakarta, 18 Desember 2017 Pungkas Bahjuri Ali Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Upload: lyhanh

Post on 02-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Jakarta, 18 Desember 2017

Pungkas Bahjuri Ali

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat

1. Sistem Kesehatan

2. Kesiapan Supply Side

3. Tantangan ke Depan

4. Kapasitas Fiskal Pembiayaan Kesehatan

5. Menjamin Kesinambungan Fiskal

6. Efektivitas dan Efisiensi Belanja Pusat 2018

7. Pembiayaan Kesehatan Daerah

2

OUTLINE

TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT

3

Mendukung Program Indonesia Sehat

• Meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upayakesehatan dan pemberdayaanmasyarakat

• Meningkatkan pemeratan pelayanankesehatan.

• Meningkatkan perlindungan finansial

Dimensi Pembangunan Manusia

Dimensi Pemerataan danKewilayahan

4

SISTEM KESEHATAN NASIONAL(Perpres No. 72/2012)

SDMK

Farmasi, Alkes dan makanan

Litbang

Pemberdayaan Masyarakat

Manajemen Kesehatan

Pembiayaan Kesehatan

Upaya Kesehatan

•Perbaikan status kesehatan

•Peningkatan status gizi masyarakat

•Perlindungan finansial•Responsiveness sistem kesehatan

Derajat Kesehatan

Transisi Demografi, MEA, Perubahan Iklim, SDGs, Middle Income Trap

5

SASARAN RPJMN 2015-2019

Kesehatan Ibu dan Anak

Status Gizi Masyarakat

Penyakit Penyehatan Lingk

Akses Yankes Merata dan Berkualitas

Perlindungan Finansial

SDM Kesehatan

Obat dan Makanan

Promkes dan PHBS

6

SASARAN RPJMN 2015-2019

AKI

Akreditasi RSAkreditasi Puskes

JKN, PBI

Nakes RS dan SDM

Ketersedian Obat, Vaksin

Air BersihSanitasi

AKB

Stunting Anemia

HIV, TB Malaria

Obesitas, Merokok, Darah Tinggi

Kusta, Filaria, NTD

Imunisasi

REPUBLIK

INDONESIA

7

MDGs dan SDGs terkait Kesehatan

MDGs: Isu Kesehatan

Gizi

Kematian Anak

Kematian Ibu

Kesehatan Reproduksi

Penyakit Menular

Air dan Sanitasi

SDGs: Isu Kesehatan

GiziKematian

Bayi

Kematian Ibu

Penyakit Menular

Penyakit Tidak

Menular

Penyakit Tropis

TerabaikanPenyalah-gunaan

obat dan alkohol

Kesehatan Reproduksi

Universal Health

Coverage

Kematian akibat

polusi dan kecelakaan lalu lintas

Pengen-dalian

tembakau

Akses obat dan vaksin

esensial

Air dan Sanitasi Aman

5 Goal 15 Target, 35 Indikator

KESIAPAN SUPPLY SIDE

8

9

Target 42,0

Sumber: Konsil Kedokteran Indonesia, Desember 2016

Ketersediaan Dokter di Puskesmas, 2016

• Rasio dokter per 100.000 penduduk tahun 2016 adalah 45,1 (nasional)

• Kesenjangan lebar antar-wilayah:

Sekitar 24 provinsi dengan rasio dibawah nasional

DKI Jakarta memiliki rasio jauh diatas nasional (170,2), diikuti Sulawesi Utara, DI

Yogyakarta dan Bali

10

Situasi Ketenagaan Puskesmas di 7 Kabupaten - 2016

(diolah dari data PPSDM)

Situb

ondo

Toba

Samos

ir

Jenep

onto

Ngad

a

Maluku

.Teng

Aceh

Utara

Majalen

gka

17 19 18 14 33 31 32

Dokter Jumlah 27 33 24 16 10 98 69

Standar 29 21 27 17 47 44 41

Maldistr 7 13 1 3 0 59 8

Kurang 9 1 4 4 37 5 0

Drg Jumlah 19 9 19 6 1 14 14

Standar 17 19 18 14 33 31 32

Maldistr 2 0 2 0 0 1 0

Kurang 0 10 1 8 32 18 18

Perawat Jumlah 367 147 133 284 379 322 357

Standar 121 101 117 79 207 194 187

Maldistr 246 64 34 209 187 158 173

Kurang 0 18 18 4 15 30 1

Bidan Jumlah 496 425 156 312 312 581 510

Standar 104 82 99 65 174 163 155

Maldistr 392 343 59 250 170 430 355

Kurang 0 0 2 3 32 12 0

Farmasi Jumlah 16 18 18 22 2 48 28

Standar 17 19 18 14 33 31 32

Maldistr 4 4 3 10 1 29 2

Kurang 5 5 3 2 32 12 6

Kesmas Jumlah 13 11 20 49 6 201 32

Standar 17 19 18 14 33 31 32

Maldistr 1 2 7 35 0 173 9

Kurang 5 10 5 0 27 3 8

Sanitarian Jumlah 14 10 21 23 33 27 39

Standar 17 19 18 14 33 31 32

Maldistr 0 3 11 11 14 11 9

Kurang 3 12 8 2 14 15 2

Gizi Jumlah 25 17 21 15 34 6 27

Standar 29 21 27 17 47 44 41

Maldistr 3 7 1 3 11 1 1

Kurang 7 11 7 5 24 39 15

Lab Medis Jumlah 12 6 5 21 0 30 15

Standar 17 19 18 14 33 31 32

Maldistr 1 2 0 10 0 9 1

Kurang 6 15 13 3 33 10 18

Jumlah Puskesmas

Tiga masalah yang dialami Puskesmas yaitu: (1) kekurangan tenaga, (2) maldistribusi tenaga; dan(3) melebihi standar

Situasi Ketenagaan Puskesmas di 7 Kabupaten: Situbondo, Toba Samosir, Jeneponto, Ngada, Maluku

Tengah, Aceh Utara, Majalengka (2016)

Jenis tenaga yang kurang:1. Lab-Medis2. Gizi3. Sanitarian4. Kesehatan Masyarakat5. Dokter Gigi

Ketersediaan Tenaga Kesehatan di Puskesmas, 2016

Sumber: Bappenas, 2017 (Hasil Kajian Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas)

Standar ketenagaan Puskesmas dalam PMK-75/2014

belum dapat dipenuhi

11

Tempat dan Tenaga Pemberi Layanan ANC

2,3

%

5,3

%

2,5

% 14

,6%

3,6

%

8,9

%

2,9

%

11,3

%

4,8

%

40

,5%

0,3

%

3,1

%

RS

Pe

me

rin

tah

RS

Sw

asta

RS

IA/R

S b

ers

alin

Puskesm

as

Pu

stu

/pu

slin

g

Po

lind

es/p

oske

sde

s

Po

liklin

ik s

wa

sta

Po

sya

nd

u

Dokte

r pra

kte

k

Bid

an p

rakte

k s

wa

sta

La

innya

Tid

ak A

NC

Persentase Tempat Pemberi Pelayanan ANC

13,4%

0,5%

82,4%

0,5% 3,1%

dokte

r ka

ndunga

n

dokte

r um

um

bid

an

pera

wat

Tid

ak A

NC

Persentase Tenaga Pemberi Layanan ANC

Hanya 14,6% masyarakat yang memanfaatkan pelayanan ANC; proporsi terbesar di Bidan Praktek Swasta (41%)

Sumber: Kemkes, Sirkesnas, 2016

12

Tempat Persalinan dan Kefarmasian

21,4

38

7,33,7

29,629,6

36,2

8,94,6

20,7

RS RB/Klinik/Prakteknakes

Puskesmas/Pustu

Polindes/Poskesdes

Rumah/Lainya

Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016

Hanya 8,9% yang memanfaatkanpuskesmas sebagai tempat persalinan; sebagian besar di praktek swasta dan

rumah sakit35,8

64,2

Pemberian Informasi Obat

Ya

Tidak

30,3

69,7

Konseling

Ya

Tidak

Persentase Puskesmas yang melaksanakanPelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

Sumber: Kemkes, Sirkesnas, 2016

0%

20%

40%

60%

80%

100%

AB ISPA ≤20%

AB Diare ≤8%

Inj Myalgia ≤1%

Rerata item ≤2,6

Memenuhike-4

parameter

21,8% 18,4%

85,9%

8,1% 2,5%

Persentase Puskesmas yang memenuhi standar POR

13

385

335

294

209

190

100 9478 73 72 69 69 65 59 57

46 46 46 42 41 35 35 32 29 29 28 22 21 21 18 16 13 11

205

94124

57

110

33 37 4120 18 18 24 25 18

4212 12 22 1 11 18 8 6 9 8 8 3 8 7 10 2 1 2

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Hospital Accredited

• Hanya sekitar 37,9% atau 1.015 RS yang sudah akreditasi

• Kesenjangan lebar akses terhadap pelayanan kesehatan

berkualitas antar-wilayah

• Sebagian besar rumah sakit di kawasan timur Indonesia belum

terakreditasi

Status Akreditasi Rumah Sakit, Juli 2017

Sumber: Kementerian Kesehatan, Updated July 2017

Ketersediaan fasilitas, alat dan persebaran nakes: antrian rawat inap dan rawat jalan

Ketersediaan tenaga kesehatan UKM: promkes, analis, tenaga gizi, sanitarian

Farmalkes untuk program nasional: HIV

14

Permasalahan Supply Side lain

Jaminan Kesehatan Nasional

15

CAPAIAN KEPESERTAAN JKN

• Gap capaian kepesertaan JKN baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun Non PBI masih cukup lebar.

• BPJS Kesehatan perlu kerja keras untuk meningkatkan kepesertaan, terutama bagi Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).

NoJenis

Kepesertaan

Capaian Peserta

(per 1 November 2017)

Target RPJMN/

Renstra BPJS(Tahun 2019)

Gap

1 Penerima Bantuan Iuran (PBI)

92.211.728 107.200.000* 14.988.272

2 Non Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI):

71.985.432 128.347.444 56.362.012

• Pekerja Penerima Upah (PPU)

42.979.236 69.382.468** 26.403.232

• Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)

24.041.754 52.760.621** 28.718.867

• Bukan Pekerja 4.964.442 6.204.355** 1.239.913

3 Peserta Integrasi Jamkesda dari Pemda(PBI APBD)

19.381.926 19.250.119** -(melebihi target

Renstra BPJSKtahun 2019)

Jumlah peserta JKN 183.579.086 254.797.563 71.218.477

Populasi penduduk*** 261.890.900 268.074.600 6.183.700

Cakupan peserta 70,09% 95,00%*

*Target RPJMN 2015-2019 **Target Renstra BPJS Kesehatan 2016-2021***proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035

6068

7785

95

62,0 66,5 70,09

0

20

40

60

80

100

2015 2016 2017 2018 2019

Target Capaian

Target & Capaian Kepesertaan JKN (%)

TARGET KEPESERTAAN PBI

88,2

99,6

103,4106 107,2

88,2

92,4 92,4 92,4

80

85

90

95

100

105

110

2015 2016 2017 2018 2019

Exercise Awal RPJMN2015-2019Target RKP

• Target RKP masih jauh dari exercise awal RPJMN 2015-2019

Komponen Target RKP 2016 Target RKP 2017 Rencana Target 2018

Peserta PBI (juta jiwa) 92,4 92,4 92,4Premi (Rp) 23.000 23.000 23.000Bulan 12 12 12Kebutuhan Anggaran (Rp Miliar) 25.502,4 25.502,4 25.502,4

Kebutuhan Anggaran PBI

Target Kepesertaan PBI (Juta Jiwa)

Proporsi anggaran PBI JKN sebesar 43 % terhadap total anggaran Kemkes Tahun 2018, sehingga ruang fiskal Kemkes (implementasi kegiatan strategis lainnya) cukup sempit (22%)

Kegiatan Utama Lainnya, antara lain:

• Penyediaan Vaksin Rp 2.663,7 M

• Penyediaan Obat dan Perbekalan kesehatan Ibu dan Anak, Penyakit Tropis Terabaikan, TB dan HIV/AIDS, dan Malaria Rp 1.936,2 M

• Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rp 1.644,95 M

• Program Strategis SDM Kesehatan Rp 1.464,9 M

• Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Balita Kekurangan Gizi Rp 936,6 M

• Penelitian dan Pengembangan KesehatanRp 662,1 M

• Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji Rp 343,4 M

• RS Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Indonesia Timur (Maluku) Rp 250,0 MKegiatan lainnya Rp 2.877,35 M

Defisit BJPS merupakan permasalahan yang kompleks, sehingga membutuhkan penyelesaian yang komprehensif

Rekomendasi penyelesaian defisit BPJS, mencakup:

• Pengalihan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk memperluas kepesertaan PBI menjadi 96 juta jiwa;

• BPJS harus memperluas kepesertaan JKN terutama Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Pekerja Penerima Upah (PPU);

• Penerapan efisiensi terhadap pelayanan kesehatan (mencegah rujukan yang tidak perlu, memperkuat pengawasan dan penindakan terhadap terjadinya fraud di tingkat pelayanan kesehatan, dan menerapkan regulasi yang ketat untuk mengontrol utilisasi);

• Penerapan strategic purchasing, sehingga pembayaran pada fasilitas kesehatan disesuaikan dengan kualitas pelayanan serta dapat menentukan harga berdasarkan kualitas tersebut (kontrak selektif pada fasilitas kesehatan yang berkualitas);

• Perluasan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) terutama swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan (insentif untuk bekerja sama, tarif layanan, proses pembayaran).

TANTANGAN KE DEPAN

20

21

Transisi Demografi

Jumlah pendudukakan terusmeningkat

Jumlah penduduk usia 60+ akan terus

bertambah

Angka morbiditas (kesakitan)

penduduk usia 60+ makin menurun

Kesakitan akan terakumulasi pada

usia-usia sangat tua (compressed

morbidity)

Kepadatanpendudukmeningkat, terutama diperkotaan

Indeks Penduduk Indonesia 2010-2045 (dengan indeks tahun 2010 = 100%)

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045

0-14 15-64 65+ 60+

• Peningkatan

pelayanan kesehatan bagianak-anak, penduduk usiaproduktif, terutamapenduduk lansia

• Bagaimanakesiapaninfrastruktur danfasilitas kesehatan

• Bagaimanacakupan jaminan kesehatan ke

depan

• Penyehatanlingkungan

Sumber Data: Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2045

*) UN Population Prospect 2010-2085

2010 2045

238,5 jutaJumlah Penduduk

318,7 juta

69,8 tahun

Harapan Hidup

72,8 tahun

68,1 jutaPenduduk usia 0-14 thn

63,6 juta

158,5 jutaPenduduk usia produktif

212,3 juta

18,0 jutaJumlah lansia (60+)

60,2 juta

49,9% Penduduk tinggal

di perkotaan*69,1%

Double Burden of Diseases (DALYs)

22

Indonesia mengalami beban ganda penyakit: Penyakit menular masih belum

terselesaikan Penyakit tidak menular meningkat

PTM (jantung iskemik, CVD, diabetes) menempati peringkat utama

Penyakit menular, kematian ibu dan neonatal cenderung menurun, tetapi TB masih merupakan masalah utama

Source: IHME-GBD Visualization Tools, 2017

23

Faktor Resiko Beban penyakit yang terkait dengan 15 faktor risiko

Tahun 2016 (% DALYs)

• 3 peringkat teratas faktor risiko di Indonesia:

• Pola makan tidak sehat

• Tekanan darah tinggi

• Gula darah puasa tinggi

• Merokok dan kurangnya aktivitas fisik juga berpengaruh pada beban PTM.

Sumber: GBD IHME, 2017

KAPASITAS FISKAL PEMBIAYAAN KESEHATAN

24

25

Kesehatan sebagai Prioritas

Sumber: Dikutip dari World Bank, “Making the case for health: prioritizing health in public budgets”, Caryn Bredenkamp, Moulay Driss Zine-Eddine El-Idrissi, and David Evans, Annual UHC Financing Forum, Washington DC, 14thApril 2016

Komitmen

berkelanjutan

untuk

memprioritaskan

kesehatan dalam

penganggaran

sangat

dibutuhkan

26

Porsi Anggaran Pemerintah untuk Kesehatan

• Secara global terdapat variasi sejauh

mana kesehatan diprioritaskan dalam

anggaran pemerintah: dari 1% hingga

20%

• Negara di Pasifik cenderung memiliki

porsi anggaran pemerintah yang besar

untuk kesehatan, sementara negara-

negara asia lebih rendah

• Porsi anggaran pemerintah di

Indonesia (5%) jauh lebih rendah

dibandingkan dengan Thailand,

Vietnam, Filipina dan negara-negara

Pasifik, dengan penduduk yang

jauh lebih rendah dibandingkan

Indonesia

Sumber: Dikutip dari World Bank, “Summary of Findings from Baseline Health Financing Systems Assessments”, Emiko Masaki & Ajay Tandon, Pre Session on Integrating External-Financed Health Programs PMAC Conference, Bangkok, January 2017

27

Total Health Expenditure berdasarkan Agen Pembiayaan, 2014

Dikutip dari: FACT SHEET: NHA 2010–2014 & POTRET BELANJA KEMENKES 2013-2015

• Porsi pembiayaan eksternal bervariasi (2008-2017): 49.7%-76.4%.

• Pembiayaan domestik mulai meningkat: 50,3% (2016)

• Indonesia tengah memasuki transisi pendanaan hibah luar negeri

• Diperlukan EXIT STRATEGY untukkeberlanjutan dari hasil dan manfaat program

• Tantangan bagi Pemerintah: KESINAMBUNGAN PEMBIAYAAN, program dan kapasitas teknis

Pembiayaan Program TB

28

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2017

Komponen TB Program Spending (IDR Billion)

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*

APBN 97 103 107 135 133 87 163 205 485 278

Hibah Lain 58 62 66 62 85 107 165 137 72 95

Global Fund 137 152 206 166 174 174 190 222 407 230

• Ketergantungan Indonesia rendah terhadap PEMBIAYAAN EKSTERNAL (1% dari total pengeluaran kesehatan selama hampir 10 tahun terakhir)

• ...dengan PENGECUALIAN untuk PROGRAM PRIORITAS KESEHATAN seperti HIV, TB, Malaria dan Imunisasi

Sumber: World Bank

29

Dukungan Pembiayaan Eksternal

• Porsi pembiayaan eksternal bervariasi (2008-2017): 49.7%-76.4%.

• Pembiayaan domestik mulai meningkat: 50,3% (2016)

• Indonesia tengah memasuki transisi pendanaan hibah luar negeri

• Diperlukan EXIT STRATEGY untukkeberlanjutan dari hasil dan manfaat program

• Tantangan bagi Pemerintah: KESINAMBUNGAN PEMBIAYAAN, program dan kapasitas teknis

Pembiayaan Program TB

30

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2017

Komponen TB Program Spending (IDR Billion)

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*

APBN 97 103 107 135 133 87 163 205 485 278

Hibah Lain 58 62 66 62 85 107 165 137 72 95

Global Fund 137 152 206 166 174 174 190 222 407 230

MENJAMIN KESINAMBUNGAN FISKAL

31

Kesinambungan Fiskal

Pengeluaran

PendapatanMemperbaiki dan/atau

meningkatkan

pendapatan

Menerapkan batas

pengeluaran

Meningkatkan efisiensi

pengeluaran

Sumber: Dikutip dari World Bank, “On Financial Sustainability: Options and Lessons From Global Experience”, Ajay Tandon, September 2017

Pilar Kapasitas Fiskal

Kondisi makroekonomi yang kondusif

Re-prioritisasi

Sumber pendapatan

dalam negeri (sector-specific)

Sumber eksternal

Efisiensi

Memberikan implikasi untuk sektor kesehatan dari keseluruhan kerangka ruang fiskal suatu negara, mis, sebagai akibat kondisi makro ekonomi yang kondusif

Fokus pada sejauh mana kesehatan kesehatan diprioritaskan ulang di dalam anggaran pemerintah

Menganalisis pro dan kontra dari sektor yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan tambahan, mis, penggunaan “earmarked taxes”

Mengevaluasi penggunaan sumber daya yang berasal dari bantuan pembangunan

Meningkatkan efisiensipengeluaran yang ada dan/ataupengeluaran baru

Sumber: Dikutip dari World Bank, “On Financial Sustainability: Options and Lessons From Global Experience”, Ajay Tandon, September 2017

34

POSTUR ANGGARAN KESEHATAN APBN

Komponen Anggaran Kesehatan APBN-P2016

APBN-P2017

APBN 2018

I. Belanja Pemerintah Pusat 76,1 80,9 81,5

A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70,1 61,2 70,6

1. Kemkes 62,7 54,2 59,12. Badan POM 1,5 1,5 2,2

3. BKKBN 3,6 2,2 5,54. K/L Lainnya 2,3 3,3 3,8B. Melalui Belanja Non K/L (Anggaran Kesehatan pada BA BUN)

6,0 19,7 10,9

II. Melalui Transfer ke Daerah 21,2 24,0 29,5

1. DAK Fisik 15,7 16,2 18,0

2. DAK Non Fisik 4,4 6,6 10,4

3. Perkiraan Anggaran Kesehatan dari DanaOtsus Papua

1,2 1,2 1,2

III. Melalui Pembiayaan 6,8 - -Penyertaan Modal Negara kepada BPJS Kesehatan untuk Program Dana Jamsos Kesehatan

6,8 - -

Total Anggaran Kesehatan 104,1 104,9 111,0

Total Belanja Negara 2.082,9 2.098,9 2.220,7

Rasio Anggaran Kesehatan terhadap Belanja Negara

5,00% 5,00% 5,00%

Turun 6,63%

Naik 28,14%

Sumber:Nota Keuangan APBN 2016-2018

• Anggaran Kesehatan dipenuhi 5% sesuai UU sejak tahun 2016

• Komponen belanja pusat hanyameningkat 6,63% pada 2016-2018

• Komponen transfer daerahmeningkat hingga 28,14% pada2016-2018

Distribusi Anggaran ke DaerahMeningkat drastis

Trend Anggaran DAK Kesehatan

• Peningkatan signifikan anggaran DAK perlu pengawalan untuk menjaga pelaksanaan sasaranprioritas nasional

• Skema DAK Penugasan dan Afirmasi merupakan instrument dalam kontrol pusat dengan prioritasdalam pengalokasian anggarannyan

Absolut Konkuren

Wajib

PelayananDasar

Kesehatan

Non PelayananDasar

Pilihan

PemerintahanUmum

36

Pembagian Wewenang UU 23 tahun 2014

StandarPelayananMinimal

Catatan Penting:• Beban daerah dalam pemenuhan 12

indikator SPM Kesehatan

• Daerah menjadi frontline dalampencapaian sasaran prioritas nasional

• Transfer daerah semakin meningkatmenjadi kewajiban Perkuat sistemmonitoring !!

PEMBIAYAAN KESEHATAN DAERAH

37

38

POSTUR ANGGARAN KESEHATAN APBN

Komponen Anggaran Kesehatan APBN-P2016

APBN-P2017

APBN 2018

I. Belanja Pemerintah Pusat 76,1 80,9 81,5

A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70,1 61,2 70,6

1. Kemkes 62,7 54,2 59,12. Badan POM 1,5 1,5 2,2

3. BKKBN 3,6 2,2 5,54. K/L Lainnya 2,3 3,3 3,8B. Melalui Belanja Non K/L (Anggaran Kesehatan pada BA BUN)

6,0 19,7 10,9

II. Melalui Transfer ke Daerah 21,2 24,0 29,5

1. DAK Fisik 15,7 16,2 18,0

2. DAK Non Fisik 4,4 6,6 10,4

3. Perkiraan Anggaran Kesehatan dari DanaOtsus Papua

1,2 1,2 1,2

III. Melalui Pembiayaan 6,8 - -Penyertaan Modal Negara kepada BPJS Kesehatan untuk Program Dana Jamsos Kesehatan

6,8 - -

Total Anggaran Kesehatan 104,1 104,9 111,0

Total Belanja Negara 2.082,9 2.098,9 2.220,7

Rasio Anggaran Kesehatan terhadap Belanja Negara

5,00% 5,00% 5,00%

Turun 6,63%

Naik 28,14%

Sumber:Nota Keuangan APBN 2016-2018

• Anggaran Kesehatan dipenuhi 5% sesuai UU sejak tahun 2016

• Komponen belanja pusat hanyameningkat 6,63% pada 2016-2018

• Komponen transfer daerahmeningkat hingga 28,14% pada2016-2018

Distribusi Anggaran ke DaerahMeningkat drastis

Trend Anggaran DAK Kesehatan

Absolut Konkuren

Wajib

PelayananDasar

Kesehatan

Non PelayananDasar

Pilihan

PemerintahanUmum

40

Pembagian Wewenang UU 23 tahun 2014

StandarPelayananMinimal

Catatan Penting:• Beban daerah dalam pemenuhan 12

indikator SPM Kesehatan

• Daerah menjadi frontline dalampencapaian sasaran prioritas nasional

• Transfer daerah semakin meningkatmenjadi kewajiban Perkuat sistemmonitoring !!

TERIMA KASIH

41