pulau rupat

Upload: remy-purnama

Post on 11-Jul-2015

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALISKabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan ibukota Bengkalis yang berada di Pulau Bengkalis, terpisah dari Pulau Sumatera.Luas wilayah Kabupaten Bengkalis 11.481,77 Km, terdiri dari pulau-pulau dan lautan. Tercatat sebanyak 26 pulau utama disamping pulau-pulau kecil lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 sejumlah 658.034 jiwa. Wilayah Kabupaten Bengkalis terletak pada bagian pesisir Timur Pulau Sumatera antara 2 30' Lintang Utara - 0 17' Lintang Utara dan 100 52' Bujur Timur 102 10 Bujur Timur. Kabupaten Bengkalis memiliki batas-batas : Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Malaka. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Siak. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Karimun (Prov Kep Riau). Bengkalis mempunyai iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh iklim laut, dengan temperatur 260C 320C. Musim hujan terjadi sekitar bulan September Januari dan musim kemarau terjadi sekitar bulan Februari hingga Agustus. Bengkalis merupakan daerah yang terdiri dari dataran-dataran rendah, dengan ketinggian rata-rata sekitar 1-6,1 m di atas permukaan laut. Di daerah ini juga terdapat beberapa sungai, tasik (danau), serta 26 Pulau besar dan kecil. Pulau-Pulau besar itu adalah Pulau Rupat (1.524,84 km2), Pulau Tebing Tinggi (1.436,83 km2), Pulau Bengkalis (938,40 km2), Pulau Rangsang (922,10 km2), Pulau Padang dan Merbau (1.348,91 km2). Jika dirinci luas wilayah menurut kecamatan dan dibandingkan dengan luas Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Pinggir merupakan kecamatan yang terluas yaitu 2.503,47 Km2 (21,80%) dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Rangsang Barat dengan luas 241,60 Km2 (2,10%). Jarak terjauh antara ibukota kecamatan dengan ibukota Kabupaten Bengkalis adalah ibukota Kecamatan Pinggir yaitu desa Pinggir dengan jarak lurus 135,50 KM. Dan jarak terdekat selain Kecamatan Bengkalis adalah ibukota Kecamatan Bantan, yaitu desa Selat Baru dengan jarak lurus 10,75 KM

3

Kabupaten Bengkalis mempunyai letak yang sangat strategis, karena dilalui oleh jalur perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Pantai Pasir Panjang di Pulau Rupat Berlokasi di Selat Malaka dan merupakan pantai kebangaan dari 3 daerah di Pulau Rupat, yaitu Tanjung Medang, Tanjung Rhu, dan Tanjung Punak. Tempat ini dapat dicapai dengan boat kecil yang dikenal dengan nama pompong dari Dumai. Perjalanan akan memakan waktu selama 15 menit dengan boat dan 45 menit dengan kendaraan beroda dua (ojek). Jalur ini dilalui oleh boat nasional dan pengunjung internasional karena keindahan pantai Rupat dan pemandangan laut yang nyaman. Rencananya akan dibangun jembatan sepanjang 50 km untuk menghubungkan pulau ini dengan Malaka Malaysia. Di pulau Rupat juga dapat ditemukan komunitas suku terbelakang yang disebut dengan suku Akit yang melakukan berbagai atraksi untuk menghibur pengunjung.

4

GAMBARAN UMUM KTM PULAU RUPAT1. KONDISI FISIKWilayah Pulau Rupat merupakan bagian dari Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Secara administratif, Pulau Rupat berbatasan dengan: Sebelah utara : Sebelah selatan : Sebelah barat : Sebelah timur : berbatasan dengan Selat Malaka berbatasan dengan Kota Dumai berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bengkalis

Pulau Rupat berada di sebelah timur Pulau Sumatera dengan luas wilayah 1,524.55 km2. KTM Pulau Rupat terdiri dari 2 kecamatan yaitu Kecamatan Rupat dan Kecamatan Rupat Utara. Kecamatan Rupat meliputi 10 desa/kelurahan dan Kecamatan Rupat Utara meliputi 5 desa/kelurahan. Profil Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Pulau RupatKecamatan Rupat Desa/Kelurahan Batu Panjang Hutan Panjang Makeruh Pangkalan Nyirih Pergam Sei Cingam Sukarjo Mesim Tanjung Kapal Teluk Lecah Terkul Kadur Tanjung Medang Tanjung Punak Teluk Rhu Titi Akar Jumlah Luas Ha 13,868.13 16,358.76 2,784.14 5,962.11 5,657.54 2,838.78 1,392.77 31,324.87 12,525.38 9,113.13 4,872.39 2,656.76 2,860.60 2,987.54 36,838.74 152,041.64 % 9.12 10.76 1.83 3.92 3.72 1.87 0.92 20.60 8.24 5.99 3.20 1.75 1.88 1.96 24.23 100

Rupat Utara

GeologiFormasi-formasi utama yang menyusun Pulau Rupat terdiri dari formasi Endapan Permukaan Muda (Qh) dan Formasi Endapan Permukaan Tua (QP).

5

Sistem LahanPulau Rupat tersusun atas 8 (delapan) sistem lahan, yaitu sistem-sistem lahan Beliti, Gambut, Kahayan, Kajapah, Mendawai, Muara Beliti, Puting, dan Sungai. Sistem lahan yang memiliki luasan terbesar adalah sistem lahan Mendawai (A11), yaitu seluas 48,954.69 hektar atau 32.20% dari keseluruhan luas Pulau Rupat. Sistem lahan ini merupakan rawa-rawa gambut dangkal.

Satuan LahanSatuan lahan di Pulau Rupat dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok satuan lahan, yaitu kelompok satuan lahan kubah gambut (D) dengan areal terluas adalah kubah gambut oligotropik air tawar (38.430,94 ha) dan kelompok satuan lahan marin (B) yang meliputi 41,85% luas Pulau Rupat.

Jenis TanahJenis tanah di Pulau Rupat dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah kelompok tanah mineral dengan tingkat perkembangan muda, baik dengan ciri hidromorfik maupun tanpa ciri hidromorfik. Seluas 52.613,46 Ha kelompok kedua adalah kelompok tanah-tanah organik, atau secara populer sering disebut sebagai tanah gambut seluas 88.409,62 Ha.

Liputan LahanLiputan lahan Pulau Rupat mencakup 7 (tujuh) jenis liputan lahan, yaitu Sungai / Danau, Hutan, Pemukiman, Perkebunan, Rawa, Sawah Irigasi, dan Tanah Ladang.

Topografi dan Ketinggian TempatWilayah KTM Pulau Rupat berbentuk dataran rendah. Ketinggian maksimum adalah 25 m di atas permukaan laut (dpl). Pulau Rupat memiliki topografi datar. Kelas kemiringan lereng dominan adalah kelas 0-3%.

IklimTipe iklim Jumlah curah hujan Temperatur udara Tekanan udara rata-rata : : : : Tropis 2,356 mm/tahun 25,5-26,4 oC 1.010,5

HidrologiPulau Rupat memiliki 6 buah sungai, yaitu Sungai Senebak, Sungai Raya, Sungai Rempang, Sungai Nyiur, Sungai Sair dan Sungai Penonton. Lebar Sungai berkisar antara 8 - 15 m dengan kedalaman 0,5 1,5 m. Debit sesaat diperkirakan berkisar antara 3,6 6,0 m3/dtk, dengan dasar sungai berlumpur, pasir dan kwarsa. Potensi sedimentasi seluruh sungai berkisar antara 8,09 31,6 ton/tahun.

6

OseanografiKedalaman perairan di sekitar Selat Rupat terdapat palung-palung yang relatif terjal. Perairan di sebelah barat, yaitu yang mengarah ke Selat Malaka memiliki dataran bawah lautnya relatif datar. Kedalaman perairan sebelah timur, selatan dan utara Pulau Rupat berkisar antara 10 sampai 30 m, sedangkan kedalaman perairan di sebelah timur laut dan timur berkisar antara 30 sampai >50 m. Kedalaman perairan tertinggi adalah 27 m terletak di Selat Rupat.

Vegetasi dan SatwaPulau Rupat mempunyai beberapa tipologi ekosistem, di antaranya semak belukar, habitat hutan mangrove, dan habitat hutan sekunder. Ekosistem semak belukar dan habitat hutan sekunder hampir dapat dijumpai di seluruh wilayah pulau, sedangkan habitat hutan mangrove dijumpai di sepanjang pesisir pulau. Ekosistem ini memiliki keterkaitan yang erat dengan vegetasi yang tumbuh dan satwa yang dapat hidup di habitat tersebut.

2. KONDISI SOSIAL-DEMOGRAFISJumlah PendudukTotal seluruh jumlah penduduk Pulau Rupat di dua kecamatan adalah sebanyak 42.077 Jiwa, yang meliputi 9.057 KK. jumlah penduduk pria dan wanita yang relatif seimbang di seluruh Pulau Rupat.

Data Kependudukan di Pulau Rupat :Kecamatan Rupat Rupat Utara Total Luas (km2) KK Laki-laki 15.381 5.752 21.133 Jumlah Penduduk Perempuan 15.088 5.856 20.944 Jumlah 30.469 11.608 42.077

928,4 6.154 638,5 2.903 1.566,9 9.057

Aspek Sosial-BudayaPada umumnya, struktur komunitas masyarakat di Pulau Rupat masih mempertimbangkan status sosial. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa pada umumnya, pegawai negeri/ABRI mendapat penghargaan dari masyarakat karena dianggap sangat menentukan dan berjasa dalam kegiatan pemerintahan. Pedagang pengumpul (tokeh) juga mendapatkan penghargaan dari masyarakat karena ia memiliki kekayaan yang berpengaruh dalam kegiatan perekonomian masyarakat. Sedangkan, kepala suku, tokoh agama, dan cerdik cendekia mendapat penghargaan dari masyarakat karena dapat membuat keputusan dan mempengaruhi tatanan hidup yang berlaku dalam masyarakat.

7

Di Pulau Rupat terdapat lima suku/etnis yaitu suku Melayu, Jawa, Cina, Batak, suku Akit. Dari kelima etnis tersebut, suku Akit lihat gambar merupakan penduduk asli di Pulau Rupat. Masing-masing suku tersebut tidak memiliki perbedaan dalam hal kemasyarakatan, dan saling berbaur satu sama lain. Sistem kekerabatan masyarakat masih cukup erat. Budaya gotong-royong masyarakat di Pulau Rupat masih ada, di antaranya seperti pada saat membersihkan jalan desa, parit desa, dan sebagainya yang sifatnya untuk kepentingan (fasilitas) umum. Adat istiadat yang dianut penduduk setempat pada umumnya adalah budaya Melayu. Di dalam kehidupan sosialnya, terdapat seseorang yang dituakan sebagai kepala adat yang disebut Kebatinan. Kepala adat salah satunya mempunyai tugas memimpin upacara-upacara adat seperti perkawinan, sunatan, tindik, dan lain-lain. Untuk memfasilitasi berlangsungnya kegiatan adat telah dibangun gedung pertemuan yang diberi nama Lembaga Adat Melayu. Mata Pencaharian sebagian besar penduduk (70%) bekerja di bidang perikanan laut baik sebagai nelayan maupun buruh nelayan. Selain itu, beberapa penduduk bermata pencaharian sebagai petani (kebun karet), buruh tani, wirausaha (dagang dan wirausaha), PNS dan sebagainya.

3. KONDISI PEREKONOMIANSecara umum perekonomian Pulau Rupat mengalami defisit dalam hubungan perdagangan dengan luar daerah. Kebutuhan rumah tangga, barang-barang hasil olahan pabrik dan produksi industri sepenuhnya datang dari luar seperti Bengkalis atau Dumai maupun Malaka. Sedangkan hasil bumi Pulau Rupat pada masa lalu adalah kayu hasil tebangan sedangkan pada masa ini tinggal getah karet Usaha perikanan yang dilakukan masih berskala local dan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Banyaknya jumlah nelayan yang beroperasi di Selat Malaka dan terbatasnya daerah operasi (fishing ground) telah menyebabkan daerah operasi yang semakin padat (overfishing). Akibatnya, hasil tangkapan ikan setiap nelayan menjadi semakin sedikit, yang menyebabkan pekerjaan nelayan pada saat ini tidak dapat diandalkan sebagai matapencaharian pokok. Karena itu, sebagian nelayan ada yang melakukan usaha sampingan di bidang tanaman pangan, perkebunan, beternak sapi, babi, kambing, ayam atau mengembangkan usaha lain.

8

4. KONDISI PRASARANA DAN SARANAAksesibilitas dan TransportasiJalur transportasi ke Pulau Rupat : 1. Ke Batu Panjang (Kecamatan Rupat) Kota Bengkalis Dumai Batu Panjang = 80 menit Pekanbaru (via darat) Dumai Batu Panjang = 4 jam 20 menit Pekanbaru (udara) Dumai Batu Panjang = 50 menit 2. Ke Tanjung Medang (Kecamatan Rupat Utara) Bengkalis Tanjung Medang = 5 jam (kapal motor pompong) = 150 menit (speedboat) Dumai Tanjung Medang = 150 menit (speedboat) 3. Tanjung Medang Batu Panjang = 3 jam (darat) = 6 jam (kapal motor pompong) = 3 jam (speed boat)

Panjang total jalan utama adalah 143,43 km. Fisik jalan yang telah disemen sepanjang 40 km. Jalanan dengan pengerasan tanah sepanjang 10 km. Sarana transportasi darat pada umumnya menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Hanya ada satu atau dua buah buah mobil di pulau ini. Sarana pendaratan ikan dan pelabuhan berjumlah 2 buah, yaitu satu di Kecamatan Rupat Utara dan satu di Kecamatan Rupat. Selain itu, sarana pelabuhan rakyat ditemui hampir di semua desa pesisir Pulau Rupat. Sarana transportasi laut digunakan untuk angkutan penumpang maupun barang. Angkutan penumpang misalnya adalah dalam bentuk speed-fiber dengan kapasitas angkut sekitar 30 - 40 orang. Transportasi ini melayani jalur Tanjung Medang Titi Akar - Hutan Samak - Dumai. Transportasi kapal barang adalah menggunakan kapal motor pompong, yang mengangkut bahan makanan pokok dan material bangunan dari luar pulau.

9

ListrikSebagai sumber penerangan di Pulau Rupat, khususnya di pusat-pusat aktual, baik di Rupat Utara maupun di Rupat Selatan, secara umum telah menggunakan listrik. Meskipun demikian, belum semua rumah penduduk dapat dialiri oleh listrik. Hal yang masih menjadi hambatan untuk penerangan ini adalah, listrik tidak hidup selama 24 jam. Listrik hanya hidup dari jam 18.00 sore sampai dengan jam 07.00 pagi. Hal ini disebabkan karena daya terpasang tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada. Sumber listrik ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang terdapat di Tanjung Medang, Batu Panjang dan Teluk Lencah. Dengan keterbatasan tersebut, masih banyak perumahan penduduk yang belum dapat dialiri listrik, meskipun meteran sudah terpasang. Oleh karena itu, beberapa perumahan penduduk juga masih ada yang menggunakan minyak tanah sebagai sumber penerangan. Di Rupat Utara, pelayanan penerangan dikelola oleh PLN sub-ranting Tanjung Medang melalui 3 buah biro instalatur.

PendidikanDi Pulau Rupat terdapat sarana pendidikan sampai jenjang SLTA. Jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dikelola, baik oleh pemerintah maupun swasta. Sementara itu, jenjang pendidikan yang lebih tinggi hanya disediakan oleh pemerintah (sekolah negeri). Keadaan ini menggambarkan rendahnya tingkat partisipasi penduduk di kedua kecamatan yang ada di Pulau Rupat akan pendidikan. Karenanya, banyak anak usia sekolah yang melanjutkan pendidikannya d i luar Pulau Rupat atau bahkan di luar Kabupaten Bengkalis. Jumlah Gedung Sekolah di KTM Pulau RupatKecamatan Rupat Rupat Utara JUMLAH Negeri 27 9 36 SD Swasta 2 2 4 SLTP Negeri Swasta 4 2 1 6 1 SLTA Negeri Swasta 1 1 2 Jumlah 34 15 49

KesehatanFasilitas kesehatan di Pulau Rupat terdiri dari jumlah Puskesmas sebanyak 2 unit di kota kecamatan, puskesmas pembantu sebanyak 8 unit, dan klinik KB 2 unit.

10

Sarana lbadahJenis sarana ibadah yang terdapat di Pulau Rupat (gereja dan wihara, selain masjid, langgar dan mushalla) menggambarkan keragaman agama yang dianut oleh penduduk. Tempat-tempat ibadah ini umumnya dalam keadaan sangat baik. Di Batu Panjang dan Tanjung Medang, sudah terdapat Masjid Raya yang dapat dikategorikan cukup besar.

Sarana Air BersihPada umumnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat di Pulau Rupat adalah air hujan dan air tanah. Infrastruktur penampungan air hujan biasanya dimiliki langsung oleh penduduk, sedangkan sarana yang disediakan oleh pemerintah baru beberapa unit dan belum dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat Pulau Rupat. Kualitas air tanah yang digunakan dikategorikan kurang memenuhi standar kesehatan sehingga perlu diusahakan sumur-sumur air artesis. Untuk pembuangan limbah rumah tangga, biasanya masyarakat membuat lubang resapan. Di samping itu, ada pula masyarakat yang membuat kakus serta septik tank. Namun demikian masih ada pula sebagian masyarakat yang menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan kotoran.

TelekomunikasiPada saat ini di Pulau Rupat belum ada prasarana telepon kabel. Namun demikian, sinyal telepon seluler dari beberapa operator seluler sudah dapat menjangkau pulau ini, sehingga komunikasi dengan telepon seluler juga relatif sudah banyak dilakukan penduduk.

11

RENCANA PENGEMBANGAN KTM PULAU RUPAT1. RENCANA PENGEMBANGAN RUANGPengembangan Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah ProvinsiTotal areal Pulau Rupat yang telah direncanakan pemanfaatan ruangnya adalah seluas 148.795,3 ha sebagai berikut :Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Gambut yang Harus Dideliniasi Melalui Penelitian Lapangan Kawasan Hutan Produksi Tetap Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan Perkebunan Besar Negara/Swasta (Termasuk Koperasi) Kawasan Perkebunan Rakyat Kawasan Pertanian Lahan Basah Kawasan Wisata Alam - Pantai dan Laut Pulau-pulau kecil dipertahankan sebagai hutan alam JumlahSumber : RTRWP Riau 2001-2015

Luas (ha) 34,401.0 10,043.9 18,006.2 61,062.0 2,876.2 18,605.6 3,403.5 369.9 148,795.3

Pengembangan Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenRencana Alokasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Hutan Lindung Gambut Kawasan Hutan Produksi Tetap (Mencakup Lindung Gambut Yang Harus Didelineasi) Kawasan Pantai Berhutan Bakau Kawasan Pendidikan dan Penelitian Pertanian Kawasan Perkebunan Besar Negara/Swasta (Termasuk Koperasi) Kawasan Perkebunan Rakyat Kawasan Perkebunan Rakyat (Dominasi Tanaman Kelapa) Kawasan Pertanian Lahan Basah (Jenis Tanaman Padi Sawah) Kawasan Pertanian Lahan Basah (Jenis Tanaman Sagu) Kawasan Pertanian Lahan Kering Kawasan Wisata Permukiman Pedesaan Eksisting JumlahSumber : RTRWK Bengkalis 2001-2015

Luas (ha) 12,658.5 32,171.7 21,303.5 5,001.6 47,466.0 25,844.1 728.8 2,935.8 699.9 3,949.0 313.8 841.0 153,913.5

12

Pengembangan Kawasan Wisata Pulau RupatBerdasarkan hasil kajian, kawasan Pulau Rupat dibagi menjadi dua kawasan utama yaitu kawasan budidaya (e.g. Pusat Pariwisata) dan kawasan lindung. Kecamatan Rupat Selatan sebagian besar direncanakan untuk menjadi kawasan lindung (forest protected area), sedangkan Kecamatan Rupat Utara dialokasikan untuk kawasan pengembangan pariwisata, karena sumberdaya alam yang dimiliki dan kedekatan dengan negara-negara tetangga. Secara umum program perencanaan pembangunan pariwisata Pulau Rupat diarahkan pada tiga aspek, yaitu wisata bahari, agro-wisata, dan perikanan.

Rencana Pengembangan TransmigrasiPengembangan kawasan transmigrasi disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang ada di Pulau Rupat. Calon lokasi permukiman yang baru dari tiga lokasi yaitu lokasi Morong Timur, Morong Barat, Morong Barat Daya. Prioritas pengembangan KTM Pulau Rupat disusun sebagai berikut : Prioritas Penggunaan Lahan Untuk Program TransmigrasiPrioritas Lokasi Morong Timur: I 1. Memungkinkan III, Lahan PT. DBU di areal HPK 2. Memungkinkan IV, Lahan PT. DBU di areal HPT Sub-Total Lokasi Morong Barat: 1. Memungkinkan V, Lahan PT. Marita Makmur Jaya di areal HPK 2. Memungkinkan VI, Lahan PT Marita Makmur Jaya di areal HPT Sub-Total Lokasi Morong Barat Daya: III 1. Memungkinkan VII, Lahan PT Sarphindo Graha di areal HPK 2. Memungkinkan VIII, Lahan PT. Sarphindo Graha di areal HPK Sub-Total Total 5,141.42 3,181.15 8,322.57 34,422.63 10,285.33 4,037.39 14,322.72 2,297.10 9,480.33 11,777.34 Lahan Luas (ha)

II

13

2. RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTURPengembangan infrastruktur wilayah difokuskan kepada wilayah-wilayah yang di dorong perkembangannya pada wilayah utara, selatan dan bagian timur. Kebijakan pengembangan infrastruktur dibatasi kearah tengah pulau karena merupakan area kawasan lindung.

Air BersihKebutuhan air bersih bagi Pulau Rupat secara garis besar dibedakan menjadi 2 kategori utama, yaitu untuk kegiatan rumah tangga dan untuk kegiatan non rumah tangga. Untuk kegiatan rumah tangga, kebutuhan adalah sebesar 3.040.160 liter/hari. Untuk kegiatan non rumah tangga, kebutuhan adalah sebesar 912.048 liter/hari. Pada tahun 2021 kebutuhan rumah tangga adalah sebesar 5.312.800 liter/hari, sedangkan untuk kegiatan non-rumah tangga adalah sebesar 1.593.840 liter/hari. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut, terdapat beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu: Penggunaan air baku dari Sungai Raya, untuk wilayah-wilayah perencanaan sekitar Pangkalan Nyirih, Tanjung Makeruh, Sungai Cingam dan sebagian lokasi transmigrasi Morong Timur. Penggunaan air baku Sungai Sahir untuk lokasi transmigrasi Morong Barat dan Titi Akar. Penggunaan IPAG untuk sebagian lokasi Morong Barat dan sebagian lokasi Morong Timur. Penggunaan polder sistem untuk lokasi Morong Barat Daya. Daerah yang sumber airnya berasal dari tanah gambut, diperlukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Gambut disertai dengan pembuatan waduk penampungan air hujan.

ListrikPerkiraan kebutuhan energi listrik pada tahun 2021 di Pulau Rupat sebesar 16.71 MVA. Kebutuhan listrik ini mencakup kegiatan permukiman yang memerlukan tambahan kebutuhan listrik sebesar 12,64 MVA. Untuk kebutuhan komersial adalah sebesar 1,26 MVA dan untuk kebutuhan fasilitas sosial sebesar 0.63 MVA. Untuk melayani kebutuhan listrik bagi seluruh penduduk serta kegiatan kegiatan lainnya yang direncanakan di Pulau Rupat seperti kegiatan pariwisata, industri, dan lain-lain, maka pada akhir tahun rencana penyediaan kebutuhan listrik sebesar 30 MVA beserta jaringannya.

14

TelekomonukasiPengembangan telekomunikasi diarahkan dengan menggunakan teknologi berbasis CDMA. Pembangunan jaringan ini dapat dikembangkan terutama pada pusat-pusat pengembangan di Pulau Rupat, kemudian selanjutnya meluas sehingga seluruh desa yang ada di Pulau Rupat. Untuk itu maka target utama dari pembangunan jaringan telekomunikasi ini adalah pada setiap desa yang berada di Pulau Rupat telah tersedia BTS (Base Transmitter System).

Pengelolaan SampahAktivitas di Pulau Rupat pada Tahun 2021 akan memproduksi sampah sebesar 815.620 m3 per hari. Kerja sama antara berbagai stakeholders serta peran serta dari masyarakat sendiri dalam pengelolaan persampahan merupakan salah satu syarat agar pengelolaan yang dilakukan dapat berhasil.

PendidikanUntuk kebutuhan pada tahun 2021 maka berdasarkan jumlah penduduk yang ada dari hasil proyeksi akan diperlukan adanya kebutuhan fasilitas pendidikan sejumlah 53 TK, 27 SD, 5 SMP (15 lokal) dan 3 SMA (10 lokal).

KesehatanPuskesmas Pembantu telah terdapat pada tiap-tiap desa yang ada di KTM. Pembangunan Puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap disertai dengan tenaga medis setingkat dokter akan dilaksanakan di daerah yang menjadi pusat KTM ataupun pusat-pusat perkembangan wilayah (Pangkalan Nyirih dan Tanjung Medang).

Perdagangan dan JasaPembangunan pusat perdagangan ini dialokasikan pada wilayah yang tidak jauh dari pusat kegiatan KTM di Pangkalan Nyirih, sehingga dapat memberikan aksesibilitas yang mudah bagi penduduk serta memberikan dorongan untuk kegiatan perdagangan dan jasa bagi pusat kegiatan KTM.

Jaringan JalanPengembangan jaringan jalan di Pulau Rupat di arahkan pada peningkatan jalan yang telah ada dengan konstruksi beton dan pengembangan jaringan jalan baru. Pembangunan jalan yang direncanakan adalah jalan dengan lebar jalan 15 meter dengan badan jalan memiliki lebar 7 m. Jalan seperti ini diharapkan akan dapat melayani aktivitas ekonomi seperti pengangkutan/perpindahan barang dan orang secara baik.

15

PelabuhanPembangunan dermaga terkait dengan KTM sangat diperlukan khususnya pada Sungai Morong dengan alternatif di Pangkalan Nyirih ke arah (timur) muara dari sungai Morong sebagai dermaga utama untuk pengembangan alternatif kotanya untuk mendukung daerah hinterland. Pengembangan pelabuhan memerlukan penyediaan ruang untuk alat angkut tersebut, tempat berhenti (untuk bongkar muat), mengatur kegiatan perangkutan, menentukan tempat perhentian, lokasi untuk berproduksi dan lebih jauh melakukan tempat pengolahan ikan sampai dengan pengalengan ikan.

Pengembangan Fasilitas untuk Kawasan TransmigrasiDengan adanya kegiatan transmigrasi, fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung keberadaan penduduk di Kawasan Transmigrasi dialokasikan ke berbagai daerah sesuai dengan skala pelayanan. Fasilitas-fasilitas yang Dibutuhkan di Lokasi TransmigrasiJenis Fasilitas Balai Desa Puskesmas Pembantu Sekolah Dasar Sarana Ibadah (2 per SP) Balai Warga Lapangan Warga TPS/Fasilitas Lingkungan Kantor Kecamatan Kantor Pos Pembantu Kantor Tramtib Lapangan Olah Raga Sekolah Menengah Pertama Gedung Serbaguna Pasar Lingkungan Puskesmas Kecamatan Masjid Kecamatan Standar Ruang (m2) 750 500 1.1 500 250 750 200 1.5 150 150 6 2.9 650 650 1.5 1 Unit1) 5 4 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Unit2) 4 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Unit3) 5 4 5 5 5 5 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 Total (unit) 14 11 14 14 14 14 14 2 3 3 3 3 3 3 3 3

16

3. RENCANA PENGEMBANGAN USAHAPengembangan Usaha Pertanian, Perkebunan, dan KehutananKomoditas pertanian yang banyak dikembangkan adalah tanaman ubi-ubian, sayuran dan hortikultura, sedangkan komoditas perkebunan yang banyak dikembangkan adalah tanaman karet. Komoditas yang banyak diusahakan oleh penduduk setempat di antaranya adalah karet, kelapa sawit, tomat, cabe, dan padi irigasi. Di sebagian besar areal lainnya beberapa perusahaan swasta telah memiliki ijin Hak Guna Usaha (HGU) maupun izin prinsip pengusahaan.

Pengembangan Usaha PerikananKedalaman perairan yang berkisar 8 - 12 m yang terdapat di perairan Dusun Sungai Sahir dan Titi Akar. cocok untuk budidaya kerapu dengan metode budidaya keramba jaring apung. Pengembangan budidaya rumput laut sesuai dikembangkan pada sebagian kecil area pesisir pulau Rupat, yaitu di bagian tenggara dan beberapa wilayah perairan sebelah utara pulau. Hampir seluruh perairan di sekitar Pulau Rupat cocok untuk budidaya tiram mutiara. Kedalaman perairan yang cocok untuk budidaya tiram mutiara adalah kedalaman 1-11 meter.

4. RENCANA PENGEMBANGAN MASYARAKAT Melakukan persiapan kepada penduduk untuk menjadi masyarakat kota melalui pro gram pengembangan perilaku (being) dan keahlian (doing). Menempatkan fasilitator / petugas yang siap untuk menerapkan suatu manajemen pelayanan masyarakat kota.

5. INSTITUSI PENGELOLADalam aspek perencanaan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis mempunyai peranan strategis, sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam melakukan sinkronisasi dan memadukan perencanaan sektoral yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam di wilayahnya. Sedangkan sektor transmigrasi berperan sebagai penyedia tenaga kerja produktif (transmigran) sesuai kultur dan kehidupan ekonomi setempat, perangkat pelatihan yang sesuai, dan perencanaan teknik permukiman. Pembangunan KTM Pulau Rupat merupakan program pembangunan multi sektor yang tidak dapat dilaksanakan hanya oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melainkan harus pula didukung oleh sektor-sektor terkait lainnya, masyarakat, dan investor. Pembangunan KTM Pulau Rupat harus terintegrasi dengan pembangunan daerah secara keseluruhan. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan pembagian peran antar sektor dan antar pemangku kepentingan (stakeholder).

17

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

18

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

19

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

20

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

21

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

22

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

23

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

24

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

25

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

26

INDIKASI PROGRAM KTM PULAU RUPAT

27