puisi untuk ibu

6
Puisi Untuk Ibu : Bait - bait Rindu Untuk Ibu Ibu.... Ini aku anakmu perempuan yang dulu membebanimu selama sembilan bulan merampas lelapmu pada malammalam ketika aku masih menjadi gumpalan daging bernyawa di rahimmu, pun saat aku pertama kali menghirup nafas di bentang fana ini setelah kau bertarung antara hidup mati Aku hanya mampu memberimu gelisah dan cemas tapi letihmu tak pernah kudengar sebagai nyanyian keluh Ibu... ini aku anakmu yang bangga menjadi dewasa dalam asuhanmu sebelum kau lepas aku ke tanah rantau dan kini tengah merindukanmu Aku ingin pulang menghitung jumlah kerutan di wajahmu seperti kemarin telahkah bertambah? satu garis membuatku mengenang setiap detik dan menit yang kau lalui untuk aku anakmu Satu garis membuatku takut menyianyiakan waktu atas baktiku Esok, lusa, atau nanti Tuhan pasti akan mengambil salah satu dari kita aku takut,,,teramat takut jika waktu itu tiba setetes air susumu belum sempat ku balas Aku takut teramat sangat takut jika hari itu datang aku belum sempat mewujudkan mimpimu melihatku memakai toga Tuhan,,jagalah ibuku dan terimalah tulus rinduku sebagai jaminan atas doaku..

Upload: a-kwai-aji

Post on 25-Jul-2015

49 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Puisi Untuk Ibu

Puisi Untuk Ibu : Bait - bait Rindu Untuk Ibu

Ibu....Ini aku anakmuperempuan yang dulu membebanimu selama sembilan bulanmerampas lelapmu pada malammalamketika aku masih menjadi gumpalan daging bernyawa di rahimmu,pun saat aku pertama kali menghirup nafas di bentang fana inisetelah kau bertarung antara hidup matiAku hanya mampu memberimu gelisah dan cemastapi letihmu tak pernah kudengar sebagai nyanyian keluh

Ibu...ini aku anakmuyang bangga menjadi dewasa dalam asuhanmusebelum kau lepas aku ke tanah rantau dan kini tengah merindukanmu

Aku ingin pulangmenghitung jumlah kerutan di wajahmu seperti kemarintelahkah bertambah?satu garis membuatku mengenang setiap detik dan menit yang kau laluiuntuk aku anakmuSatu garis membuatku takut menyianyiakan waktu atas baktiku

Esok, lusa, atau nantiTuhan pasti akan mengambil salah satu dari kitaaku takut,,,teramat takut jika waktu itu tibasetetes air susumu belum sempat ku balasAku takut teramat sangat takut jika hari itu datangaku belum sempat mewujudkan mimpimu melihatku memakai toga

Tuhan,,jagalah ibukudan terimalah tulus rinduku sebagai jaminan atas doaku..

Ibu tersayang,

Aku merindukanmu. Aku merindukan segala hal menyenangkan yang biasa kita lakukan. Aku rindu suara tawamu saat menyelimuti aku menjelang tidur. Aku rindu ciuman dan pelukanmu.

Aku ingin mendengar lagi kau menyatakan rasa sayang pada anak-anak dan keluargamu.Katamu, seandainya mungkin, kau tidak mau meninggalkan kami.

Setiap malam aku serasa melihat dan mendengar suaramu, tapi itu hanyalah perasaanku . Ibu, aku tahu kau bisa mendengar dan melihat segala yang kukatakan dan kulakukan.

Page 2: Puisi Untuk Ibu

Kadang kadang aku ingin menangis, tapi kucoba menahan diri. Ibu, aku menyayangimu setulus hatiku. Kasih sayangmu tertanam sungguh dalam di hatiku. Kalau saja aku bisa melihatmu sekali lagi.

kalau saja kau tidak berpulang meninggalkan kami. Aku berjanji untuk akan selalu menyayangimu.

Puisi Untuk Ibu

Di kala resah ini kian mendesah dan menggalaukan jiwakuKau ada di sana …Di saat aku terlukahingga akhirnya…tercabik-cabiklah keteguhan hatikuKau masih ada di sana…

Ketika aku lelah dan semangatku patah untuk meneruskan perjuangan,terhenti oleh kerikil –kerikil yang kurasa terlampau tajamhingga akhirnya aku pun memilih jeda!!!Kau tetap ada di sana…memberiku isyarat untuk tetap bertahan

Ibu…kau basuh kesedihanku, kehampaanku dan ketidakberdayaanku"Tiada lain kita hanya insan Sang Kuasa, Memiliki tugas di bumi tuk menegakkan kalimatNyaKita adalah jasad, jiwa, dan ruh yang terpaduUntuk memberi arti bagi diri dan yang lain"Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuranikumemberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tak berpamrih

Kusandarkan diriku di bahumuTerasa…kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku Menghancurleburkan segala keangkuhan diriMeluluhkan semua kelelahan dan beban duniaDan membiarkannya tenang terhanyut bersama kedalaman hatimu

Kutatap perlahan…matamu yang membiaskan ketegaran dan perlindunganKristal-kristal lembut yang sedang bermain di bola matamu,jatuh…setetes demi setetesKau biarkan ia menari di atas kain kerudungmuLaksana oase di terik panasnya gurun sahara

Ibu…Nasihatmu memberi kekuatan untukku

Page 3: Puisi Untuk Ibu

rangkulanmu menjadi penyangga kerapuhankuuntuk ,menapaki hari-hari penuh liku…semoga semua itu tak akan pernah layu!

Ibu…Dalam kelembutan cintamu, kulihat kekuatandalam tangis air matamu, kulihat semangat menggeloradalam dirimu, terkumpul seluruh daya dunia!

Sebulan lalu tak kusuratkan apa pun ketika tepat dua tahun berlalu sejak wafatnya Ibunda. Berbeda dengan setahun silam yang sempat kujadikan puisi ‘Sebatas 16’ demi mengenang kepergian selamanya perempuan tersayangku. Tentu bukan maksudku untuk tak mengingat lagi sosok Ibu, namun barangkali sudah biasa saja rasanya setelah dua tahun menjalani waktu tanpa dirinya lagi di dunia ini.

Tetap terlalu banyak kenangan tentang Ibu yang tak mungkin terhapus dari benak dan kalbuku. Dan tatkala kudengarkan lagu ‘Satu Rindu’ seraya ikut menyanyikan lirik ‘terbayang satu wajah penuh cinta, penuh kasih ... terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan...’ pecah lagi kantung air mataku...

Ya Allah, semoga Ibu hamba baik-baik saja di alam sana dan semoga hamba mampu menjadi anak shalih bagi dirinya. Amin...

(1 Februari 2009)

SEBATAS 16

Masihkah dapat kurasakan

memiliki Bunda tercinta

ketika tahun berganti?

Menjadi kecemasan beralasan bagiku

bertanya seperti itu, seraya menatap Bunda

yang kian lemah tanpa daya

dan tak lagi membuka mata

Page 4: Puisi Untuk Ibu

Kemudian sampailah pengujung sebuah tahun

dan hadirlah tahun nan baru

Sembari menatap semarak pesta kembang api

dari serambi lantai sekian rumah sakit,

kusyukuri pada Ilahi dan kukatakan pada-Nya :

Ya Allah, terima kasih Ibu masih ada bersamaku di tahun 2007 ini

Semoga masih ada hari-hari ketika Ibu tak lagi sakit,

telah kembali sehat, dan masih dapat kubahagiakan dia,

Ya Rabbi...

Ternyata sebatas 16 jam saja jatah

yang dimiliki Bunda di tahun yang baru berganti

Sepertinya Bunda sekadar ingin bertemu dahulu

dengan ibunya untuk terakhir kalinya

sebelum usai masa baktinya di bumi persada

Malaikat maut telah sempurna menjalankan tugas

menjemput nyawa Ibundaku tercinta

memenuhi panggilan suci dari Pemiliknya

di awal tahun baru

(awal Januari 2008 - mengenang setahun wafatnya Ibunda tercinta)

Alangkah lama dia biarkan kita jadi anak keciltetapi mengapa kita terus jatuh cinta padanya?

Page 5: Puisi Untuk Ibu

Air mata bertahun-tahun kita simpan untuk malam inidan alangkah cengengnya kita di hadapan senyumnya,senyuman yang tak mau melepaskan diri dari bibirnya.

Hari ini akhirnya telah dia biarkan kita jadi dewasa,kita boleh tidur sendiri tanpa dongeng raksasa.

Lihatlah, nenek kita yang cantik itu sudah tidur,dia sungguh cantik seperti gadis yang jatuh cintamari kita kirimkan mimpi indah untuk matanya!

erbayang ketika pipi Ibu yang cantik telah menyentuh liang lahat, terbayang dalam kesendirian Ibu disana maka hanya doa saya,  yang sangat Ibu harapkan, dan ketika saya berdoa dalam keadaan tidak shalihah maka doa saya hanya akan tertiup angin, maka akan sia sia literan airmata saya, namun ketika saya berdoa dalam keadaan shalihah, maka kegelapan Ibu di bawah lipatan tanah akan terterangi cahaya, kesendirian Ibu akan ditemani oleh suara indah sang putri yang membacakan Al Fatihah untuk Ibu, yang membaca shalawat agar Ibu mendapat syafa’at dari setiap shalawat yang keluar dari bibir mungil putri tercintanya dan ALLAH akan menempatkan Ibu di tempat yang sangat indah, berteman bunga bunga, di taman bergemericik air bukan di dalam lipatan tanah yang sempit dan angker yang isinya ulat. Ya ALLAH sungguh doa anak anak yang shalih sangat Ibu harapkan…

Ya ALLAH sungguh, jika kini hanya doa yang bisa saya titipkan untuk Ibu yang kini menetap abadi di surgaMU, maka itu yang akan selalu saya lakukan setiap kali rindu datang menyeruak ke relung hati saya yang paling dalam. Jika hanya doa dari anak yang shalihah yang akan menerangi kediaman Ibu disana, maka kuatkan saya untuk terus menjadi seperti yang ENGKAU dan Ibu inginkan, ya ALLAH titip salam untuk Ibu, dan akankah Ibu mengenali saya ketika bertemu nanti?

Ya ALLAH, titip salam untuk Ibu, sungguh tidak ada yang lebih saya inginkan selain memeluk Ibu, meletakan kepala saya di pangkuan Ibu, merasakan belaian hangat dari tangan lembutnya dan mengadukan bahwa saya sedang patah hati…Tadi malam saya berimpi memeluk Ibu, pelukan yang tak akan pernah saya lupakan sepanjang napas saya, pelukan yang hangatnya mengalirkan hangat bukan hanya di tubuh mungil saya tapi juga di seluruh relung jiwa saya, pelukan yang tak tergantikan oleh seluruh pelukan yang pernah hadir di dunia ini, ya ALLAH titip salam untuk Ibu, katakan pada Ibu bahwa saya sangat merindukan Pelukan Ibu