puasa pengertian (2)

5
Definisi Puasa Puasa dalam Al Quran dan hadis disebut dengan kata ash-shiyam atau ash-shaum, dan secara harfiah berarti menahan diri dari sesuatu. Puasa secara bahasa diartikan menahan secara mutlak baik dari makan dan minum, bersetubuh, atau yang lainnya. 1 Puasa menurut fikih adalah menahan diri dari hal hal yang ditetapkan sebagai ‘mufthirat’ sejak terbit fajar sampai terbenam nya matahari yang ditandai dengan hilangnya mega merah di sebelah timur, yang diawali dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt. 2 Adapun puasa menurut akhlak adalah ekspresi penghambaan yang memiliki dimensi ritual dan sosial sekaligus, karena di dalamnya terdapat anjuran bersedekah, shalat-shalat sunnah, tadarus, shalat id, zakat fitrah dan sebagainya. Puasa secara akhlaki meliputi pengendalian semua anggota tubub terutama kelamin, mata, telinga, dan hidung dari hal-hal yang diharamkan. Rasulullah saw bersabda, “wahai manusia, sesiapa memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada seorang mukmin yang sedang berpuasa pada bulan ini, pahala baginya adalah (setara dengan) membebaskan budak dan mendapat ampunan dosa-dosanya yang telah lalu.” 3 Jadi, intisari dari puasa itu adalah menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang bersifat membatalkan puasa dengan niat karena Allah Swt. Pengertian ini semakna dengan apa yang ditulis di dalam kitab Tafsir Al-Manar bahwa puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan suami istri mulai dari terbit fajar hingga maghrib karena mengharap ridha Allah, sebagai persiapan diri menuju ketakwaan kepada-Nya dengan jalan memerhatikan dan mengendalikan kehendak pribadinya. 1 Muhammad Anis dan Muhammad Najmuddin, 125 masalah puasa, tiga serangkai, solo, 2008, hlm. 7 2 Salman nano, Maka berpuasalah, Al-huda, Jakarta, 2006, hlm. 9 3 Salman nano, Op.cit,. hlm. 10

Upload: dian-oktavia

Post on 18-Jan-2017

126 views

Category:

Law


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Puasa pengertian (2)

Definisi Puasa

Puasa dalam Al Quran dan hadis disebut dengan kata ash-shiyam atau ash-shaum, dan secara harfiah berarti menahan diri dari sesuatu. Puasa secara bahasa diartikan menahan secara mutlak baik dari makan dan minum, bersetubuh, atau yang lainnya.1 Puasa menurut fikih adalah menahan diri dari hal hal yang ditetapkan sebagai ‘mufthirat’ sejak terbit fajar sampai terbenam nya matahari yang ditandai dengan hilangnya mega merah di sebelah timur, yang diawali dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt.2

Adapun puasa menurut akhlak adalah ekspresi penghambaan yang memiliki dimensi ritual dan sosial sekaligus, karena di dalamnya terdapat anjuran bersedekah, shalat-shalat sunnah, tadarus, shalat id, zakat fitrah dan sebagainya. Puasa secara akhlaki meliputi pengendalian semua anggota tubub terutama kelamin, mata, telinga, dan hidung dari hal-hal yang diharamkan. Rasulullah saw bersabda, “wahai manusia, sesiapa memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada seorang mukmin yang sedang berpuasa pada bulan ini, pahala baginya adalah (setara dengan) membebaskan budak dan mendapat ampunan dosa-dosanya yang telah lalu.” 3

Jadi, intisari dari puasa itu adalah menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang bersifat membatalkan puasa dengan niat karena Allah Swt. Pengertian ini semakna dengan apa yang ditulis di dalam kitab Tafsir Al-Manar bahwa puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan suami istri mulai dari terbit fajar hingga maghrib karena mengharap ridha Allah, sebagai persiapan diri menuju ketakwaan kepada-Nya dengan jalan memerhatikan dan mengendalikan kehendak pribadinya.

1 Muhammad Anis dan Muhammad Najmuddin, 125 masalah puasa, tiga serangkai, solo, 2008, hlm. 72 Salman nano, Maka berpuasalah, Al-huda, Jakarta, 2006, hlm. 93 Salman nano, Op.cit,. hlm. 10

Page 2: Puasa pengertian (2)

Hal yang membatalkan puasa4

Makan dan minum Makan dan minum bila dilakukan sengaja, yang lazim dimakan atau tidak

sedikit maupun banyak, membatalkan puasa. Menelan ait dari luar yang terbawa dalam sikat gigi bila dilakukan sengaja

maka puasanya batal. Menelan sesuatu yang mengganjal di sela-sela gigi secara sengaja,

membatalkan puasa. Menelan dahak (yang berasal dari kepala atau dada) ketika berada pada

langit-langit, membatalkan puasa. Suntikan atau infuse yang berfungsi sebagai pengganti makanan,

membatalkan puasa

Jimak (kontak kelamin suami istri) Kontak kelamin baik disertai keluar air mania tau tidak, membatalkan

puasa. Kontak kelamin jika lupa atau dipaksa, tidak membatalkan.

Masturbasi Melakukan perbuatan dengan sengaja yang mengakibatkan ejakulasi

(keluar mani), membatalkan puasa Melakukan perbuatan yang menurut kebiasaan mengakibatkan ejakulasi,

membatalkan puasa Bermimpi hingga keluar air mani di siang hari puasa tidak membatalkan

puasa

Berdusta atas nama Allah, Nabi saw dan Imam as Sengaja membuar suatu pperkataan, tulisan ataus isyarat lain secara dusta

dengan mengaatasnamakan Allah, Rasul saw, dan para imam as, wapaupun telah mengaku kedustaannya atau bertobat darinya, membatalkan puasa

Berdusta atas nabi-nabi yang lain dan washi-washi mereka, membatalkan puasa

Agar puasa tidak batal jika menukil suatu kabar yang tidak diketahui dusta tidaknya maka ia bisa menempuh cara berikut ;\

Menurut ihtiyath wajib, ia harus menyebutkan orang yang menjadi sumber kutipannyaMenurut ihtiyath wajib, ia harus menyebutkan kitab sumber penukilannya.

4 Ibid, hlm. 35

Page 3: Puasa pengertian (2)

Jika ia langsung menyampaikan maka puasanya tidak batal

Memasukan debu tebal kedalan kerongkongan Memasukan debu pekat ke dalam kerongkongan membatalkan puasa,

baim debu yang halal dimakan atau yang haram dimakan seperti tanah, membatalkan puasa

Memasukan uap air yang tebal, asap tembakau ke dalam tenggorokan, membatalkan puasa

Memasukan kepala ke dalam air Sengaja memasukan seluruh bagian kepalanya ke dalam air walaupun

sebagian badannya diluar air, membatalkan puasa

Membiarkan diri dalam keadaan janabah Sengaja tetap berada dalam keadaan junub hingga azan Subuh pada saat

puasa, membatalkan puasa Jika tidak cukup waktu mandi, maka wajib bertayamum Siapa yang tidak bertayamum hingga waktu subuh tiba, dianggap tidak

melakukan mandi wajib Melakukan puasa wajib yang telah ditentukan waktunya seperti puasa

Ramadhakan ia tidak mandi dan tidak tayamum hingga masuk waktu subuh tanpa sengaja misalknya karena tida ada kesempatan untuk mandi atau tayamum, tidak membatalkan puasa

Lupa mandi janabah di bulan ramadhan Wajib mengqadha puasa apabila ingat setelah lewat sehari Memasukan cairan ke dalam tubuh melalui dubur untuk pengobatan

walaupun karena terpaksa itu membatalkan puasa

Muntah Memakan sesuatu di malam haru sembari menyadari bahwa makanan itu

mengakibatkan muntah atau membuatnya harus mengeluarkannya sendiri membatalkan puasa

Menelan sesuatu yang berasal dari luar mulut lalu ditelan lagi membatalkan puasa namun menelan air ludah yang ada dimulut itu tidak membatalkan puasa.