ptk fitri
TRANSCRIPT
Penelitian Tindakan Kelas
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Snowball Throwing Pada Siswa Kelas VI SDN
Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten
Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Disusun Oleh :
Nurul Fitri Binti Hasanah
NPM.09141158
PGSD 7D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT tidak lupa saya ucapkan dan
limpahkan karena berkat pertolongan hidayah-Nya saya dapat menyelesiakan
Penelitian Tindakan Kelas saya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada
Siswa Kelas VI SDN Widodaren 3 Kecamatan Geih Kabupaten Ngawi Tahun
Pelajaran 2012/2013”
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Sehingga nantinya mahasiswa
sebagai calon guru dapat menerapkan berbagai inovasi pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
Dalam penyusunan proposal ini tentunya tidak lupa saya ucapkan banuyak
terimakasihkepeda:
1. Dr. H. Parji, M.Pd selaku Rektor IKIP PGRI Madiun
2. Drs. Ibadullah Malawi, M.Pd selaku Kaprodi PGSD
3. Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas
4. Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal ini.
Demikian saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya serta kritik dan saran yang bersifat membangun saya sangat
harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Madiun , Januari 2013
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul ……………………………………………………………………..i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..1
B. Batasan Masalah …………………………………………………………..4
C. Rumusan Masalah ………………………………………………………...4
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………………....5
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar ………………………………………………...8
b. Prinsip-prinsip belajar …………………………………………….9
2. Hakekat IPA
a. Pengertian IPA ………………………………………………….12
b. IPA Untuk Sekolah Dasar ……………………………………….13
c. Tujuan IPA di Sekolah Dasar…………………………………….14
3. Model Pembelajaran Bola Salju ……………………………………..15
4. Hasil Belajar …………………………………………………………17
B. Kerangka Berfikir ………………………………………………………..84
C. Hipotesis Tindakan ………………………………………………………19
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………..21
B. Subjek Penelitian ………………………………………………………..21
C. Desain Penelitian ………………………………………………………...21
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………24
E. Instrument Penelitian
…………………………………………………….26
F. Analisis Data …………………………………………………………….28
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. IPA di SD membuka kesempatan untuk memupuk
rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka
mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan
bukti serta mengembangkan cara berfikir ilmiah. IPA berupaya
membangkitkan minat siswa agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam dan seisinya. IPA di SD membuka
kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah.
Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya
dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara
berfikir ilmiah. Fokus progam pengajaran IPA ditunjukan untuk memupuk
minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana
mereka hidup. Pembelajaran IPA hendaknya di sajikan lebih menarik
sesuai kondisi dan keadaan siswa. Hal ini dimaksudkan supaya dalam
proses belajar mengajar siswa lebih aktif, kreatif, berminat dan termotivasi
untuk belajar, untuk terciptanya prestasi belajar yang diharapkan. Untuk
itulah perlu adanya model pembelajaran khusus yang di terapkan dalam
proses pembelajaran.
Permasalahan yang ada di dunia pendidikan formal bertambah dari
tahun ketahun. Salah satu permasalahan utama yang di hadapi adalah
rendahnya mutu pendidikn pada jenjang pendidikan, Keberhasilan
program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu : siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana
serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi
sudah tentu akan memperlancar proses belajar-mengajar, yang akan
menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya
akan meningkatkan mutu pendidikan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu belajar-
mengajar. Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan
yang secara sadar telah terencana. Kemampuan maksimal dan
meningkatkan motifasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu
memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun
peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan.
Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran. Keterbatasan guru dalam penggunaan
pendekatan, metode, model maupun strategi yang yang masih kurang
menarik minat siswa. Masih banyak guru dalam mengajar masih
menggunakan model maupun metode pembelajaran yang bersifat
tradisional misalnya metode ceramah. Padahal tidak semua materi bahan
ajar cocok disampaikan dengan menggunakan metode ceramah saja,
apabila seperti itu bisa kurang menarik minat siswa sehingga
menyebabkan hasil belajar yang masih rendah.
Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi
pendidikan yang menekankan berpikir dan latihan bertindak demokratis,
pembelajaran aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati perbedaan
dalam masyarakat multibudaya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran
kooperatif dapat merubah peran guru dari peran terpusat pada guru ke
peran pengelola aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan demikian
peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa akan
semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan
permasalahan yang dianggap sulit sekalipun.
Permasalahan yang ditunjukkan pada siswa kelas VI SDN
Widodaren 3 dalam menguasai materi IPA yaitu selama ini guru masih
menggunakan model pembelajaran tradisional dengan metode ceramah.
Guru lebih dominan saat pembelajaran, siswa cenderung pasif dan malas
mengikutinya. Sebenarnya materinya mudah dikuasai siswa yaitu tentang
tata surya tetapi karena guru dalam mengajarnya monoton berakibat
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang masih rendah.
Maka dari itu, guru harus menerapkan inovasi baru yang
berkembang dalam dunia pendidikan khususnya inovasi dalam
pembelajaran di kelas. Dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa guru bisa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
sebagai salah satu alternative pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball
Throwing diharapkan situasi pembelajaran yang pasif menjadi
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah
mencapai kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas , peneliti mengambil judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Snowball Throwing pada siswa kelas VI SDN Widodaren 3
Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/1013”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi
masalah yang akan dikaji agar penelitian lebih terfokus. Batasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Widodaren 3
Kecamatan Gerih Kabupaten Ngaw Tahun Pelajran 2012/2013.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang tata surya
3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Thowing
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan maslah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe SnowballThrowing pada siswa kelas VI
SDN SDN Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun
Pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siswa
kelas VI SDN Widodaren Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun
Pelajaran 2012/2013?
3. Bagaimana hasil belajar IPA dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing pada siswa kelas VI SDN
Widoadaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten NgawiTahun Pelajaran
2012/2013?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ditentukan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe SnowballThrowing pada siswa kelas VI
SDN SDN Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun
Pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
pada siswa kelas VI SDN Widodaren Kecamatan Gerih Kabupaten
Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui hasil belajar IPA dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing pada siswa kelas VI SDN
Widoadaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten NgawiTahun Pelajaran
2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini daharapkan dapat memeberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Sebagai alternatif bagi guru dalam pengambilan model
pembelajaran IPA di SD
b. Guru lebih termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran
yang bervariasi, sehingga pembelajaran akan lebih menarik minat
siswa.
2. Bagi Siswa
a. Memberikan suasana baru dalam proses belajar mengajar di kelas
sehingga siswa lebih berminat dalam mengikuti proses belajar
mengajar
b. Memberikan motivasi dan merubah perilaku siswa dalam
pembelajaran
c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan
proses pembelajaran para gurunya
b. Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah
c. Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan prestasi belajar
siswa dan kinerja guru
4. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran dengan berbagai macam tipe di
dalamnya yang cocok sehingga mampu menciptakan keaktifan
siswa dan memperoleh hasil belajar yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Skiner (dalam Dimyati ,2009:9) bahwa belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya
menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon
pebelajar.
2) Respon si pebelajar
3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan konsekuensi tersebut.
Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi
tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang
baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik
diberi teguran atau hukuman.
Menurut Gagne (dalam Dimyati ,2009:10) merupakan
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas.
Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap,
dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah: (i) simulasi yang
berasal dari lingkungan dan ( ii) proses kognitif yang dilakukan
oleh pebelajar., Dengan demikian belajar adalah seperangkat
proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,
melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut
Piaget (dalam Dimyati ,2009:13) bahwa pengetahuan dibentuk oleh
individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus
dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan.
Dengan adanya interaksi dengan lingkungan intelek
semakin berkembang. Belajar pengetahuan meliputi tiga fase.
Fase-fase itu adalah eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi
konsep. Dalam fase eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan
bimbingan. Dalam fase pengenalan konsep siswa mengenal konsep
yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi konsep,
siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.
b. Prinsip-prinsip belajar
Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa
prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu
meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan belajarnya. Prinsip –prinsip itu berkaitan dengan
antara lain:
1) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi
terungkap bahwa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar
menurut Gage dan Bliner, 1984: 335 (dalam Dimyati,
2009:42). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan
penting dal kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang. Motivasi
dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil
menurut Gage dan Bliner, 1984: 372 (dalam Dimyati, 2009:
42)
2) Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin
terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey
(dalam Dimyati, 2009: 43) mengemukakan bahwa belajar
adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk
dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri.
Guru sekedar pembimbing dan pengarah John Dewey 1961
dalam Davies, 1937:31 (dalam, Dimyati, 2009:44)
Dalam setiap prose belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Melalui
kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang
susah diamati.
1) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Pentingnya keterlibatan langsung dalam
belajar dikemukakan oleh John Deweya dengan “ learning by
doing” –nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan
langsung. Belajar harus dilakukan secara aktif, baik individual
maupun kelompok, dengan memecahkan maslah ( problem
solving) Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
2) Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori
Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-
daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat,
menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dan
sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya
tersebut akan berkembang.
3) Tantangan
Teori Medan ( Field Theory) dari Kurt Lewin
mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada
dalam suatu medan atau situasi belajar. Dalam situasi belajar
siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu
terdapat hambatan yaitu mempelajarai bahan belajar, maka
timbullah motifasi untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan
mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak timbul
motivasi yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik
maka bahan belajar harus menantang. Bahan belajar yang baru
banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat
siswa tertantang untuk mempelajarinya.
4) Balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan
penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant
Conditioning dari B.F.Skiner. Kalau pada teori Conditioning
yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada Operant
Conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori
belajar ini adalah law of effect-nya Thomdike. Siswa akan
belajar lebih semangat apabila mengetahui hasil yang baik.
Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan
berpengaruh baik pada usaha selanjutnya. Namun dorongan
belajar itu menurut B.F Skiner tidak saja oleh penguatan yang
menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan.
2. Hakekat IPA
a. Pengertian IPA
Nash 1993 ( dalam Usman Samatowa, 2010:3) menyatakan
bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati
alam. Nash juga menjelasakan bahwa cara IPA mengamati dunia
ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya
antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang
objek yang diamatinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam
yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh powler (dalam winaputra
1992: 122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan
gejala alam dan keberadaan yang sistematis yang tersusun secara
teratur,berlaku umum yang merupakan kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen/ sistematis (teratur) artinya pengetahuan
tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang
lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum
artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang
atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Selanjutnya Winaputra (dalam Usman Samantowo, 2010:
mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup tetapi memerlukan
kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
b. IPA untuk Sekolah Dasar
Ketrampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo Marten (
dalam Carin, 1993: 5) adalah: (1) mengamati, (2) mencoba
memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan
baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) menguji ramalan-
ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan
tersebiut benar. Selanjutnya Paolo Marten ( dalam Usman
Samantowo, 2010: 5) menegaskan bahwa dalam IPA tercakup juga
coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba lagi. IPA
tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang kita
ajukan. Dalam IPA anak-anak dan kita harus tetap bersikap skriptis
sehingga kita selalu siap memodifikasi model-model yang kita
punya tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan baru
yang kita dapatkan.
Setiap guru harus memahami akan alasan mengapa suatu
mata pelajaran yang diajarkan perlu diajarkan disekolahnya.
Demikian pula halnya dengan guru IPA, baik sebagai guru mata
pelajaran maupun sebagai guru kelas, seperti halnya di sekolah
dasar. Ia harus tahu benar-benar kegunaan-kegunaan apa saja yang
dapat diperoleh dari pelajaran IPA.
c. Tujuan IPA di Sekolah Dasar
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memperoleh kenyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
3) Mengembangkan ras ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA
sebagia dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
3. Model Kooperatif tipe Snowball Throwing
Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep
pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa
dalam materi tersebut.Pada model pembelajaran Snowball Throwing
siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua
kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru, kemudian masing-
masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas
pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa
menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk
lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan
pesan tersebut kepada temanya dalam satu kelompok. Lemparan
pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran
Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang
diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada
siswa lain. Siswa yang mendapatkan bola kertas lalu membuka dan
menjawabpertanyaannya.
(http://wywid.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-
snowball-trhowing).
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing adalah sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi.
c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya.
d) Kemudian salah satu siswa dalam kelompok mengeluarkan satu
lembar kertas untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 15 menit.
f) Setelah kelompok dapat satu bola diberikan kesempatan kepada
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g) Membahas pertanyaan
h) Pemberian evaluasi
i) Penutup
Kelebihan model kooperatif tipe Snowball Trowing yaitu:
a) Melatih kesiapan siswa
b) Saling memberikan pengetahuan
Kekurangan model kooperatif tipe Snowball Throwing yaitu:
a) Pengetahuan tidak luas hany aberkutat pada pengetahuan sekitas
saja
b) Tidak efektif
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam diri siswa
terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa, faktor ini
besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai.
Clark (dalam Angkowo, Kosasih 2007:50) mengungkapkan bahwa
hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa
dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor dari
dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu
motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi
sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Salah satu faktor lingkungan
yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas
pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi
rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai
tujuan instruksional.
Selain faktor dari dalam diri dan faktor lingkungan, ada faktor
lain yang turut menentukan hasil belajar siswa yaitu faktor pendekatan
belajar (approach to learning). Ini berkaitan dengan upaya belajar
yang dilakukan siswa yang meliputi strategi dan metode
pembelajaran. Ketiga faktor ini dalam banyak hal saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
B. Kerangka Berfikir
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti yang
akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu penggunaan model pembelajaran
yang kreatif dan efektif dengan cara menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing. Belajar IPA dengan menggunakan
model pembelajaran ini dikarenakan lebih efektif, kreatif, menyenangkan,
memupuk minat siswa untuk belajar lebih giat, siswa akan tertarik dengan
pembelajaran sehingga secara langsung secara psikologis jiwa siswa
merasa senang dan secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk
aktif dalam pembelajaran dan tentu saja akan mempengaruhi pada hasil
belajar siswa.
Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Tipe Snowball Throwig
Hasil Belajar IPA
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian rumusan. Masalah tersebut dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono, 2011: 64). Hipotesis penelitian ini adalah “Dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat
meningkatan terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas VI SDN
Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran
2012/2013”.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Widadaren 3 Kecamatan
Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013
B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah siswa kelas VI
SDN Widodaren 3 Kecatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran
2012/2013.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas . Arikunto
(2006:3) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru yang akan dilakukan oleh siswa.
Adapun tujuan PTK adalah untuk memeperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
Rancangan pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.
Masing-masing terdiri 4 tahap, yaitu: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Bagan 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Diadaptasi dari Mulyasa (2011)
Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah Penelitian
Siklus 1
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah menyusun rancangan tindakan
yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar.
a. Mengidentifikasi masalah
Obervasi AwalPerencanaan I
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
Pelaksanaan I
Pengamatan I
SIKLUS I
Refleksi I
Permasalahan Baru
Perencanaan II
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
Pelaksanaan IISIKLUS II
Pengamatan II
Refleksi II
Laporan
b. Menentukan SK dan KD pembelajaran
c. Menyusun RPP
d. Menyusun dan menyiapkan lembar kegiatan dan diskusi kelompok
e. Menyusun dan menyiapkan tes evaluasi
f. Menyusun lembar observasi keaktifan siswa
2. Tindakan
Tindakan dalam hal ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang
telah disusun sebelumnya.
a. Guru mengadakan persiapan pembelajaran, yakni menyiapkan
siswa dan media pembelajaran yang akan digunakan
b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun
dengan bantuan media pembelajaran yang telah dipersiapkan
c. Melakukan evaluasi pada saat pembelajran
3. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama
guru pada saat proses pelaksanaan tindakan
Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah penelitian
berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas
guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi adalah pengkajian terhadap hasil pengamatan dari
rangkaian tindakan yang telah dilakukan
Refleksi dilakukan oleh peneliti. Dengan analisis data akan diketahui
kelebihan dan kekurangan, jika terdapat kekurangan maka akan
diperbaiki pada siklus II.
SiklusII
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya
saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I
sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan dengan mengamati siswa dan guru pada
proses belajar mengajar berlangsung. Terdapat dua observasi yang
dilakukan, yaitu sebagai berikut:
a) Observasi yang pertama yaitu pengamatan partisipasi dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh observer 1
yaitu peneliti sendiri saat proses pembelajaran.
Observasi keaktifan siswa terdapat 5 point yang diamati yaitu:
- Perhatian siswa terhadap pelajaran
- Menjawab pertanyaan yang diberikan kelompok lain
- Keberanian siswa merespon dan bertanya kepada guru
- Mempresentasikan tugas yang telah diberikan
- Membuat kesimpulan materi yang telah diajarkan
Kemudian menulis hasil pengamatan di lembar pengamatan yang
telah dipersiapkan
b) Observasi kedua yaitu pengamatan kepada aktifitas mengajar yang
dilakukan oleh guru, yaitu yang dilakukan oleh observer 2 yaitu
pengamat lain.
Observasi aktifitas mengajar guru terdapat 8 point yang diamati
yaitu:
- Membuka kegiatan pembelajran
- Penjelasan konsep materi
- Komunikasi dengan siswa
- Pengelolaan kelas
- Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
- Memberi motivasi dan pengutan
- Menutup kegiatan pembelajaran
- Mengadakan evaluasi
2. Data yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Data ini diperoleh dari sumber data yang berupa dokumen.
Dokumen adalah sesuatu yang dapat dijadikan sumber data yang
berupa tulisan. Teknik pengumpulan datanya disebut teknik
dokumentasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh
guru selaku peneliti.
3. Data berupa test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk
mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test
tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mendapatkan dan mengolah data sehingga data penelitian yang ada akan
bisa digunakan untuk menjaring fakta yang terjadi pada penelitian. Yang
menjadi instrumen penelitian ini pada dasarnya adalah peneliti sendiri.
Peneliti menjadi instrumen penelitian karena dalam proses pengumpulan
data peneliti akan melakukan adaptasi sesuai dengan keadaan yang
dihadapi oleh peneliti ketika berhadapan dengan subjek penelitian. Peneliti
akan mengumpulkan data yang berupa dokumen. Meskipun peneliti
berperan sebagai instrument penelitian yang dapat melakukan adaptasi
terhdap keaadaan subjek penelitian dan fokus penelitian, namun untuk
menjaga fokus masalah penelitian maka peneliti menggunakan instrument
penelitian yang berupa pedoman-pedoman, observasi, dokumentasi, dan
soal tes.
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Ceklis (Check-list)
Instrumen yang disusun adalah ceklis untuk memperoleh data tentang
data penilaian dokumen yang berupa RPP dan data observasi aktivitas
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti
diminta untuk mengisinya dengan memberikan tanda cek (√) pada
jawaban yang telah disediakan.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah bentuk instrumen penelitian yang digunakan
pada proses pembelajaran berlangsung untuk memperoleh data tentang
observasi kegiatan siswa dan guru yang mungkin tidak ada dalam
ceklis
3. Soal Evaluasi
Soal evaluasi merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengetahui hasi belajar siswa. Bentuknya bisa berupa pilihan ganda,
isian ataupun uraian.
F. Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan
menyeleksi dan mengelompokkan data, kedua dengan memaparkan atau
mendeskripsikan data dan yang terakhir adalah menyimpulkan atau
memberi makna. Pada tahap pertama, data diseleksi, difokuskan, jika perlu
ada yang direduksi karena itu tahap ini sering disebut sebagai reduksi data.
Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan sehingga
bermakna baik dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel. Tahap terakhir,
berdasarkan paparan atau deskripsi yang sudah dibuat maka ditarik
kesimpulan dalam bentuk pernyataan singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ani Sulistyani, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek
dalam Membuat Alat Peraga IPA untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Cerme 01 Kare Madiun. Premier
Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Volume 2, No
1 Juni 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta. PT.Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta
Miftahul Huda,dkk.2011. Cooperatif Learning Metode, Teknik,
Struktur, dan Model terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Saiman dan Marsini. 2009. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar.
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: PT Indeks
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
http://hayardin-blog.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-
snowball-throwing.html#ixzz2BQILmlso