ptk fitri

48
Penelitian Tindakan Kelas Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas VI SDN Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013”. Disusun Oleh : Nurul Fitri Binti Hasanah NPM.09141158 PGSD 7D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Upload: noerul-fitri

Post on 22-Jun-2015

2.586 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk fitri

Penelitian Tindakan Kelas

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Snowball Throwing Pada Siswa Kelas VI SDN

Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten

Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Disusun Oleh :

Nurul Fitri Binti Hasanah

NPM.09141158

PGSD 7D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2013

KATA PENGANTAR

Page 2: Ptk fitri

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT tidak lupa saya ucapkan dan

limpahkan karena berkat pertolongan hidayah-Nya saya dapat menyelesiakan

Penelitian Tindakan Kelas saya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada

Siswa Kelas VI SDN Widodaren 3 Kecamatan Geih Kabupaten Ngawi Tahun

Pelajaran 2012/2013”

Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru dalam

proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Sehingga nantinya mahasiswa

sebagai calon guru dapat menerapkan berbagai inovasi pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa

Dalam penyusunan proposal ini tentunya tidak lupa saya ucapkan banuyak

terimakasihkepeda:

1. Dr. H. Parji, M.Pd selaku Rektor IKIP PGRI Madiun

2. Drs. Ibadullah Malawi, M.Pd selaku Kaprodi PGSD

3. Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Penelitian

Tindakan Kelas

4. Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal ini.

Demikian saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini

masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang

sebesar-besarnya serta kritik dan saran yang bersifat membangun saya sangat

harapkan demi kesempurnaan proposal ini.

Madiun , Januari 2013

Penulis

Page 3: Ptk fitri

Daftar Isi

Halaman Judul ……………………………………………………………………..i

Kata Pengantar ……………………………………………………………………ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..1

B. Batasan Masalah …………………………………………………………..4

C. Rumusan Masalah ………………………………………………………...4

D. Tujuan Penelitian ………………………………………………………....5

E. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar ………………………………………………...8

b. Prinsip-prinsip belajar …………………………………………….9

2. Hakekat IPA

a. Pengertian IPA ………………………………………………….12

b. IPA Untuk Sekolah Dasar ……………………………………….13

c. Tujuan IPA di Sekolah Dasar…………………………………….14

3. Model Pembelajaran Bola Salju ……………………………………..15

Page 4: Ptk fitri

4. Hasil Belajar …………………………………………………………17

B. Kerangka Berfikir ………………………………………………………..84

C. Hipotesis Tindakan ………………………………………………………19

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………..21

B. Subjek Penelitian ………………………………………………………..21

C. Desain Penelitian ………………………………………………………...21

D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………24

E. Instrument Penelitian

…………………………………………………….26

F. Analisis Data …………………………………………………………….28

Daftar Pustaka

Page 5: Ptk fitri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari. IPA di SD membuka kesempatan untuk memupuk

rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka

mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan

bukti serta mengembangkan cara berfikir ilmiah. IPA berupaya

membangkitkan minat siswa agar mau meningkatkan kecerdasan dan

pemahamannya tentang alam dan seisinya. IPA di SD membuka

kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah.

Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya

dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara

berfikir ilmiah. Fokus progam pengajaran IPA ditunjukan untuk memupuk

minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana

mereka hidup. Pembelajaran IPA hendaknya di sajikan lebih menarik

sesuai kondisi dan keadaan siswa. Hal ini dimaksudkan supaya dalam

proses belajar mengajar siswa lebih aktif, kreatif, berminat dan termotivasi

untuk belajar, untuk terciptanya prestasi belajar yang diharapkan. Untuk

Page 6: Ptk fitri

itulah perlu adanya model pembelajaran khusus yang di terapkan dalam

proses pembelajaran.

Permasalahan yang ada di dunia pendidikan formal bertambah dari

tahun ketahun. Salah satu permasalahan utama yang di hadapi adalah

rendahnya mutu pendidikn pada jenjang pendidikan, Keberhasilan

program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu : siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana

serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi

sudah tentu akan memperlancar proses belajar-mengajar, yang akan

menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya

akan meningkatkan mutu pendidikan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu belajar-

mengajar. Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan

yang secara sadar telah terencana. Kemampuan maksimal dan

meningkatkan motifasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu

memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun

peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan.

Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting

dalam proses pembelajaran. Keterbatasan guru dalam penggunaan

pendekatan, metode, model maupun strategi yang yang masih kurang

menarik minat siswa. Masih banyak guru dalam mengajar masih

menggunakan model maupun metode pembelajaran yang bersifat

Page 7: Ptk fitri

tradisional misalnya metode ceramah. Padahal tidak semua materi bahan

ajar cocok disampaikan dengan menggunakan metode ceramah saja,

apabila seperti itu bisa kurang menarik minat siswa sehingga

menyebabkan hasil belajar yang masih rendah.

Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi

pendidikan yang menekankan berpikir dan latihan bertindak demokratis,

pembelajaran aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati perbedaan

dalam masyarakat multibudaya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran

kooperatif dapat merubah peran guru dari peran terpusat pada guru ke

peran pengelola aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan demikian

peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa akan

semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan

permasalahan yang dianggap sulit sekalipun.

Permasalahan yang ditunjukkan pada siswa kelas VI SDN

Widodaren 3 dalam menguasai materi IPA yaitu selama ini guru masih

menggunakan model pembelajaran tradisional dengan metode ceramah.

Guru lebih dominan saat pembelajaran, siswa cenderung pasif dan malas

mengikutinya. Sebenarnya materinya mudah dikuasai siswa yaitu tentang

tata surya tetapi karena guru dalam mengajarnya monoton berakibat

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang masih rendah.

Maka dari itu, guru harus menerapkan inovasi baru yang

berkembang dalam dunia pendidikan khususnya inovasi dalam

pembelajaran di kelas. Dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa guru bisa

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

Page 8: Ptk fitri

sebagai salah satu alternative pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

Throwing diharapkan situasi pembelajaran yang pasif menjadi

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa lebih mudah

mencapai kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas , peneliti mengambil judul “Upaya

Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Snowball Throwing pada siswa kelas VI SDN Widodaren 3

Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/1013”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi

masalah yang akan dikaji agar penelitian lebih terfokus. Batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Widodaren 3

Kecamatan Gerih Kabupaten Ngaw Tahun Pelajran 2012/2013.

2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang tata surya

3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Thowing

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan maslah

ini adalah sebagai berikut:

Page 9: Ptk fitri

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe SnowballThrowing pada siswa kelas VI

SDN SDN Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun

Pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siswa

kelas VI SDN Widodaren Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun

Pelajaran 2012/2013?

3. Bagaimana hasil belajar IPA dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing pada siswa kelas VI SDN

Widoadaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten NgawiTahun Pelajaran

2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditentukan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe SnowballThrowing pada siswa kelas VI

SDN SDN Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun

Pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

pada siswa kelas VI SDN Widodaren Kecamatan Gerih Kabupaten

Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013.

Page 10: Ptk fitri

3. Untuk mengetahui hasil belajar IPA dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing pada siswa kelas VI SDN

Widoadaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten NgawiTahun Pelajaran

2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini daharapkan dapat memeberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Sebagai alternatif bagi guru dalam pengambilan model

pembelajaran IPA di SD

b. Guru lebih termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran

yang bervariasi, sehingga pembelajaran akan lebih menarik minat

siswa.

2. Bagi Siswa

a. Memberikan suasana baru dalam proses belajar mengajar di kelas

sehingga siswa lebih berminat dalam mengikuti proses belajar

mengajar

b. Memberikan motivasi dan merubah perilaku siswa dalam

pembelajaran

c. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa

3. Bagi Sekolah

Page 11: Ptk fitri

a. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan

proses pembelajaran para gurunya

b. Meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah

c. Meningkatkan prestasi sekolah dengan peningkatan prestasi belajar

siswa dan kinerja guru

4. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran dengan berbagai macam tipe di

dalamnya yang cocok sehingga mampu menciptakan keaktifan

siswa dan memperoleh hasil belajar yang baik.

Page 12: Ptk fitri

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Skiner (dalam Dimyati ,2009:9) bahwa belajar

adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka

responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:

1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon

pebelajar.

2) Respon si pebelajar

3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan konsekuensi tersebut.

Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi

tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respons si pebelajar yang

baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik

diberi teguran atau hukuman.

Page 13: Ptk fitri

Menurut Gagne (dalam Dimyati ,2009:10) merupakan

kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas.

Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap,

dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah: (i) simulasi yang

berasal dari lingkungan dan ( ii) proses kognitif yang dilakukan

oleh pebelajar., Dengan demikian belajar adalah seperangkat

proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,

melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut

Piaget (dalam Dimyati ,2009:13) bahwa pengetahuan dibentuk oleh

individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus

dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan.

Dengan adanya interaksi dengan lingkungan intelek

semakin berkembang. Belajar pengetahuan meliputi tiga fase.

Fase-fase itu adalah eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi

konsep. Dalam fase eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan

bimbingan. Dalam fase pengenalan konsep siswa mengenal konsep

yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi konsep,

siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.

b. Prinsip-prinsip belajar

Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa

prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita sebagai dasar

dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu

meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya

Page 14: Ptk fitri

meningkatkan belajarnya. Prinsip –prinsip itu berkaitan dengan

antara lain:

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi

terungkap bahwa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar

menurut Gage dan Bliner, 1984: 335 (dalam Dimyati,

2009:42). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan

penting dal kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang

menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang. Motivasi

dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil

menurut Gage dan Bliner, 1984: 372 (dalam Dimyati, 2009:

42)

2) Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak

bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin

terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. John Dewey

(dalam Dimyati, 2009: 43) mengemukakan bahwa belajar

adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk

dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri.

Guru sekedar pembimbing dan pengarah John Dewey 1961

dalam Davies, 1937:31 (dalam, Dimyati, 2009:44)

Dalam setiap prose belajar, siswa selalu menampakkan

keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Melalui

Page 15: Ptk fitri

kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang

susah diamati.

1) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak

sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,

terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab

terhadap hasilnya. Pentingnya keterlibatan langsung dalam

belajar dikemukakan oleh John Deweya dengan “ learning by

doing” –nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan

langsung. Belajar harus dilakukan secara aktif, baik individual

maupun kelompok, dengan memecahkan maslah ( problem

solving) Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

2) Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan

barangkali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori

Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-

daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat,

menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir, dan

sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya

tersebut akan berkembang.

3) Tantangan

Teori Medan ( Field Theory) dari Kurt Lewin

mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada

dalam suatu medan atau situasi belajar. Dalam situasi belajar

Page 16: Ptk fitri

siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu

terdapat hambatan yaitu mempelajarai bahan belajar, maka

timbullah motifasi untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan

mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak timbul

motivasi yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik

maka bahan belajar harus menantang. Bahan belajar yang baru

banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat

siswa tertantang untuk mempelajarinya.

4) Balikan dan penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan

penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant

Conditioning dari B.F.Skiner. Kalau pada teori Conditioning

yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada Operant

Conditioning yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori

belajar ini adalah law of effect-nya Thomdike. Siswa akan

belajar lebih semangat apabila mengetahui hasil yang baik.

Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan

berpengaruh baik pada usaha selanjutnya. Namun dorongan

belajar itu menurut B.F Skiner tidak saja oleh penguatan yang

menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan.

2. Hakekat IPA

a. Pengertian IPA

Page 17: Ptk fitri

Nash 1993 ( dalam Usman Samatowa, 2010:3) menyatakan

bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati

alam. Nash juga menjelasakan bahwa cara IPA mengamati dunia

ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya

antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga

keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang

objek yang diamatinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam

yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil

percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh powler (dalam winaputra

1992: 122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

gejala alam dan keberadaan yang sistematis yang tersusun secara

teratur,berlaku umum yang merupakan kumpulan dari hasil

observasi dan eksperimen/ sistematis (teratur) artinya pengetahuan

tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang

lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya

merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum

artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang

atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan

memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

Selanjutnya Winaputra (dalam Usman Samantowo, 2010:

mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan

pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup tetapi memerlukan

kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Page 18: Ptk fitri

b. IPA untuk Sekolah Dasar

Ketrampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo Marten (

dalam Carin, 1993: 5) adalah: (1) mengamati, (2) mencoba

memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan

baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) menguji ramalan-

ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan

tersebiut benar. Selanjutnya Paolo Marten ( dalam Usman

Samantowo, 2010: 5) menegaskan bahwa dalam IPA tercakup juga

coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba lagi. IPA

tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah yang kita

ajukan. Dalam IPA anak-anak dan kita harus tetap bersikap skriptis

sehingga kita selalu siap memodifikasi model-model yang kita

punya tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan baru

yang kita dapatkan.

Setiap guru harus memahami akan alasan mengapa suatu

mata pelajaran yang diajarkan perlu diajarkan disekolahnya.

Demikian pula halnya dengan guru IPA, baik sebagai guru mata

pelajaran maupun sebagai guru kelas, seperti halnya di sekolah

dasar. Ia harus tahu benar-benar kegunaan-kegunaan apa saja yang

dapat diperoleh dari pelajaran IPA.

c. Tujuan IPA di Sekolah Dasar

Page 19: Ptk fitri

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh kenyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari

3) Mengembangkan ras ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA

sebagia dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

3. Model Kooperatif tipe Snowball Throwing

Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan

pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep

pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan

Page 20: Ptk fitri

untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa

dalam materi tersebut.Pada model pembelajaran Snowball Throwing

siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang diwakili ketua

kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru, kemudian masing-

masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas

pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa

menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk

lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan

pesan tersebut kepada temanya dalam satu kelompok. Lemparan

pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran

Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang

diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada

siswa lain. Siswa yang mendapatkan bola kertas lalu membuka dan

menjawabpertanyaannya.

(http://wywid.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-

snowball-trhowing).

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Snowball

Throwing adalah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-

masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang

materi.

Page 21: Ptk fitri

c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya.

d) Kemudian salah satu siswa dalam kelompok mengeluarkan satu

lembar kertas untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang

menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu

siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 15 menit.

f) Setelah kelompok dapat satu bola diberikan kesempatan kepada

kelompok untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas

berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g) Membahas pertanyaan

h) Pemberian evaluasi

i) Penutup

Kelebihan model kooperatif tipe Snowball Trowing yaitu:

a) Melatih kesiapan siswa

b) Saling memberikan pengetahuan

Kekurangan model kooperatif tipe Snowball Throwing yaitu:

a) Pengetahuan tidak luas hany aberkutat pada pengetahuan sekitas

saja

b) Tidak efektif

4. Hasil Belajar

Page 22: Ptk fitri

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua

faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang

dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam diri siswa

terutama menyangkut kemampuan yang dimiliki siswa, faktor ini

besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang akan dicapai.

Clark (dalam Angkowo, Kosasih 2007:50) mengungkapkan bahwa

hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa

dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor dari

dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu

motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi

sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Salah satu faktor lingkungan

yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas

pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi

rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai

tujuan instruksional.

Selain faktor dari dalam diri dan faktor lingkungan, ada faktor

lain yang turut menentukan hasil belajar siswa yaitu faktor pendekatan

belajar (approach to learning). Ini berkaitan dengan upaya belajar

yang dilakukan siswa yang meliputi strategi dan metode

pembelajaran. Ketiga faktor ini dalam banyak hal saling berkaitan dan

saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

Page 23: Ptk fitri

B. Kerangka Berfikir

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti yang

akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu penggunaan model pembelajaran

yang kreatif dan efektif dengan cara menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing. Belajar IPA dengan menggunakan

model pembelajaran ini dikarenakan lebih efektif, kreatif, menyenangkan,

memupuk minat siswa untuk belajar lebih giat, siswa akan tertarik dengan

pembelajaran sehingga secara langsung secara psikologis jiwa siswa

merasa senang dan secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk

aktif dalam pembelajaran dan tentu saja akan mempengaruhi pada hasil

belajar siswa.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 24: Ptk fitri

Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Tipe Snowball Throwig

Hasil Belajar IPA

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian rumusan. Masalah tersebut dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2011: 64). Hipotesis penelitian ini adalah “Dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat

meningkatan terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas VI SDN

Widodaren 3 Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran

2012/2013”.

Page 25: Ptk fitri

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Widadaren 3 Kecamatan

Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013

Page 26: Ptk fitri

B. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah siswa kelas VI

SDN Widodaren 3 Kecatan Gerih Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran

2012/2013.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas . Arikunto

(2006:3) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru yang akan dilakukan oleh siswa.

Adapun tujuan PTK adalah untuk memeperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas.

Rancangan pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.

Masing-masing terdiri 4 tahap, yaitu: perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Page 27: Ptk fitri

Bagan 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Diadaptasi dari Mulyasa (2011)

Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah Penelitian

Siklus 1

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah menyusun rancangan tindakan

yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar.

a. Mengidentifikasi masalah

Obervasi AwalPerencanaan I

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

Pelaksanaan I

Pengamatan I

SIKLUS I

Refleksi I

Permasalahan Baru

Perencanaan II

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

Pelaksanaan IISIKLUS II

Pengamatan II

Refleksi II

Laporan

Page 28: Ptk fitri

b. Menentukan SK dan KD pembelajaran

c. Menyusun RPP

d. Menyusun dan menyiapkan lembar kegiatan dan diskusi kelompok

e. Menyusun dan menyiapkan tes evaluasi

f. Menyusun lembar observasi keaktifan siswa

2. Tindakan

Tindakan dalam hal ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang

telah disusun sebelumnya.

a. Guru mengadakan persiapan pembelajaran, yakni menyiapkan

siswa dan media pembelajaran yang akan digunakan

b. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun

dengan bantuan media pembelajaran yang telah dipersiapkan

c. Melakukan evaluasi pada saat pembelajran

3. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama

guru pada saat proses pelaksanaan tindakan

Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah penelitian

berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas

guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi adalah pengkajian terhadap hasil pengamatan dari

rangkaian tindakan yang telah dilakukan

Page 29: Ptk fitri

Refleksi dilakukan oleh peneliti. Dengan analisis data akan diketahui

kelebihan dan kekurangan, jika terdapat kekurangan maka akan

diperbaiki pada siklus II.

SiklusII

Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I  hanya

saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I

sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan mengamati siswa dan guru pada

proses belajar mengajar berlangsung. Terdapat dua observasi yang

dilakukan, yaitu sebagai berikut:

a) Observasi yang pertama yaitu pengamatan partisipasi dan keaktifan

siswa dalam pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh observer 1

yaitu peneliti sendiri saat proses pembelajaran.

Observasi keaktifan siswa terdapat 5 point yang diamati yaitu:

- Perhatian siswa terhadap pelajaran

- Menjawab pertanyaan yang diberikan kelompok lain

- Keberanian siswa merespon dan bertanya kepada guru

- Mempresentasikan tugas yang telah diberikan

- Membuat kesimpulan materi yang telah diajarkan

Page 30: Ptk fitri

Kemudian menulis hasil pengamatan di lembar pengamatan yang

telah dipersiapkan

b) Observasi kedua yaitu pengamatan kepada aktifitas mengajar yang

dilakukan oleh guru, yaitu yang dilakukan oleh observer 2 yaitu

pengamat lain.

Observasi aktifitas mengajar guru terdapat 8 point yang diamati

yaitu:

- Membuka kegiatan pembelajran

- Penjelasan konsep materi

- Komunikasi dengan siswa

- Pengelolaan kelas

- Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

- Memberi motivasi dan pengutan

- Menutup kegiatan pembelajaran

- Mengadakan evaluasi

2. Data yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Data ini diperoleh dari sumber data yang berupa dokumen.

Dokumen adalah sesuatu yang dapat dijadikan sumber data yang

berupa tulisan. Teknik pengumpulan datanya disebut teknik

dokumentasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh

guru selaku peneliti.

3. Data berupa test

Page 31: Ptk fitri

Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk

mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test

tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mendapatkan dan mengolah data sehingga data penelitian yang ada akan

bisa digunakan untuk menjaring fakta yang terjadi pada penelitian. Yang

menjadi instrumen penelitian ini pada dasarnya adalah peneliti sendiri.

Peneliti menjadi instrumen penelitian karena dalam proses pengumpulan

data peneliti akan melakukan adaptasi sesuai dengan keadaan yang

dihadapi oleh peneliti ketika berhadapan dengan subjek penelitian. Peneliti

akan mengumpulkan data yang berupa dokumen. Meskipun peneliti

berperan sebagai instrument penelitian yang dapat melakukan adaptasi

terhdap keaadaan subjek penelitian dan fokus penelitian, namun untuk

menjaga fokus masalah penelitian maka peneliti menggunakan instrument

penelitian yang berupa pedoman-pedoman, observasi, dokumentasi, dan

soal tes.

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Ceklis (Check-list)

Instrumen yang disusun adalah ceklis untuk memperoleh data tentang

data penilaian dokumen yang berupa RPP dan data observasi aktivitas

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti

Page 32: Ptk fitri

diminta untuk mengisinya dengan memberikan tanda cek (√) pada

jawaban yang telah disediakan.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah bentuk instrumen penelitian yang digunakan

pada proses pembelajaran berlangsung untuk memperoleh data tentang

observasi kegiatan siswa dan guru yang mungkin tidak ada dalam

ceklis

3. Soal Evaluasi

Soal evaluasi merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengetahui hasi belajar siswa. Bentuknya bisa berupa pilihan ganda,

isian ataupun uraian.

F. Analisis Data

Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan

menyeleksi dan mengelompokkan data, kedua dengan memaparkan atau

mendeskripsikan data dan yang terakhir adalah menyimpulkan atau

memberi makna. Pada tahap pertama, data diseleksi, difokuskan, jika perlu

ada yang direduksi karena itu tahap ini sering disebut sebagai reduksi data.

Tahap kedua, data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan sehingga

bermakna baik dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel. Tahap terakhir,

berdasarkan paparan atau deskripsi yang sudah dibuat maka ditarik

kesimpulan dalam bentuk pernyataan singkat.

Page 33: Ptk fitri

DAFTAR PUSTAKA

Ani Sulistyani, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek

dalam Membuat Alat Peraga IPA untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Cerme 01 Kare Madiun. Premier

Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Volume 2, No

1 Juni 2012.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta. PT.Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Rineka Cipta

Miftahul Huda,dkk.2011. Cooperatif Learning Metode, Teknik,

Struktur, dan Model terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Saiman dan Marsini. 2009. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar.

Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.

Jakarta: PT Indeks

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

http://hayardin-blog.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-

snowball-throwing.html#ixzz2BQILmlso

Page 34: Ptk fitri