ptk bhs ind 1 terstruktur vs ina

Upload: amee

Post on 02-Mar-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PTK, SKRIPSI

TRANSCRIPT

  • JUDUL YANG PAS UNTUK KONSEP 90%LAPORAN HASIL PTK DI BAWAH INI ADALAH :

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS VI SDN ____________ MELALUI

    PEMBELAJARAN PERTANYAAN TERSTRUKTUR

    By :guntur-aneh.blogspot.com

    Please add me

    facebook :guntur aneh mulai waras

    twitter : @guntur_aneh

    klikot :guntur saleksa

    http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A Latar Belakang Masalah PTK

    Dalam belajar Bahasa Indonesia meskipun sebagai bahasa

    ibu, para siswa menemui banyak kesulitan, khususnya dalam

    keterampilan menulis (Kinsella, 1985:57). Dikatakan bahwa menulis

    merupakan hal yang sulit karena menulis memerlukan penguasaan

    beberapa keterampilan seperti tata bahasa yang tepat dan bisa

    diterima, sehingga hubungan antara kata-kata dan hal itu

    memerlukan mekanisme tanda baca, penulisan huruf besar dan

    kosa kata yang tepat sesuai dengan tema yang diajarkan serta

    sesuai dengan tingkat kesesuaian dalam menulis.

    Untuk menghindari banyaknya kesalahan tata bahasa yang

    dibuat siswa, maka dalam penelitian yang penulis kemukakan dalam

    makalah ini digunakan pendekatan menulis yang terbimbing dalam

    menulis paragraf singkat yaitu penggunaan strategi mengajar yang

    difokuskan pada teknik pemberian latihan-latihan dan bukan

    menggunakan pendekatan menulis bebas. Sejalan dengan hal itu,

    Arapoff (1985:234) menyatakan bahwa menulis dengan

    menggunakan pendekatan menulis bebas, siswa membuat banyak

    2

    2

  • kesalahan secara gramatikal sehingga tulisan yang dibuatnya akan

    kehilangan makna aslinya karena siswa dituntut untuk

    menggunakan fakta-fakta dan ide-ide yang diperoleh dari

    pengalaman siswa sendiri. Akan tetapi, lanjut Arapoff, untuk

    menghindari masalah-masalah yang disebabkan oleh terbatasnya

    pengetahuan tata bahasa dan ungkapan-ungkapan bahasa

    Indonesia, siswa dapat menggunakan pengalaman pengganti

    melalui wacana yang dibaca. Dengan menggunakan kalimat-kalimat

    yang diperoleh dari membaca, siswa dapat menghindari kesalahan

    tata bahasa dan dapat secara aktif berkonsentrasi pada wacana

    serta bisa berkonsentrasi dalam berfikir.

    Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar Bahasa

    Indonesia di SDN ________ dan laporan dari guru-guru, sebagian

    besar siswa Sekolah Dasar mengalami kesulitan dalam

    pembelajaran menulis terutama menulis paragraf singkat Bahasa

    Indonesia. Nilai hasil belajar yang penulis amati pada tahun terakhir

    terutama dalam pembelajaran menulis mencapai rata-rata kurang

    dari 50. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

    berkomunikasi siswa secara tertulis masih relatif rendah. Hal itulah

    yang mendorong perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk

    meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya

    3

    3

  • menulis paragraf dengan tema KTI, Peningkatan Kemampuan

    Menulis Paragraf Bahasa Indonesia Kelas VI SDN _________

    Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___Melalui

    Pertanyaan Terstruktur.

    B Rumusan Masalah PTK

    Berdasarkan uraian masalah di atas, permasalahan penelitian

    dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah pemberian pertanyaan

    terstruktur dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf

    Bahasa Indonesia siswa Kelas VI SDN _________ Kecamatan

    _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___?

    C Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

    Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk:

    1 mengetahui pengingkatan kemampuan menulis paragraf

    singkat Bahasa Indonesia dengan menggunakan pertanyaan

    terstruktur siswa Kelas VI SDN _________ Kecamatan _______

    Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___.

    2 Meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan dan

    memvariasikan metode pembelajaran.

    4

    4

  • D Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

    Penelitian ini bermanfaat baik bagi siswa, guru, maupun sekolah.

    1 Manfaat bagi siswa

    Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa Kelas VI

    SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun

    Pelajaran ___/___yang mengalami kesulitan dalam menulis

    paragraf.

    2 Manfaat bagi guru

    Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru secara bertahap

    dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi yang

    dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di

    kelas sehingga permasalahan yang berhubungan dengan

    kegiatan pembelajaran dapat teratasi. Disamping itu, dengan

    melaksanakan penelitian tindakan, masalah yang dihadapi yang

    tentunya akan sangat membantu bagi perbaikan pembelajaran

    serta profesionalisme guru yang bersangkutan.

    3 Manfaat bagi sekolah

    Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang

    bermanfaat bagi sekolah, terutama dalam rangka perbaikan

    pembelajaran sehingga pada akhirnya meningkatkan mutu

    pendidikan.

    BAB II

    5

    5

  • KAJIAN PUSTAKA

    A Kajian Teori

    1 Tujuan Pengajaran Bahasa

    Pengajaran bahasa adalah usaha untuk mengembangkan

    perbendaharaan bahasa anak didik atas dasar perbendaharaan

    bahasa yang telah dimilikinya, yang dimaksud dengan

    perbendaharaan bahasa di sini bukan hanya jumlah kata dan

    kalimat saja, melainkan keseluruhan kemampuan, kemahiran,

    dan kecakapan berbahasa, baik potensial maupun aktual yang

    dimiliki anak didik.

    Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang

    sangat penting dalam kehidupannya. Kemampuan berbahasa

    merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah

    pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh

    makna, logis, dan sistematis (Sunarto, 1995:12).

    Tujuan pengajaran bahasa sebenarnya tidaklah muluk-muluk,

    karena ketika anak masuk sekolah ia telah memiliki

    perbendaharaan bahasa dan tugas pengajaran tidak lebih

    daripada mengembangkannya.

    6

    6

  • Pendek kata apakah yang harus kita ambil supaya tujuan itu

    tercapai?. Sebagai alternatif bagi pendekatan yang selama ini

    kami mengajukan pendapat bahwa untuk mencapai tujuan

    pengajaran Bahasa Indonesia harus bertumpu pada 2 hal yaitu:

    aSosiolinguistik.

    Pengetahuan sosiolinguistik yang dapat dan boleh

    diajarkan kepada anak didik. Sekurang-kurangnya guru harus

    menguasai ciri-ciri situasi formal, ciri-ciri informal, ciri-ciri

    Bahasa Indonesia standar, ciri-ciri Bahasa Indonesia non

    standar, dan korelasi ciri-ciri situasi dan siri bahasa.

    Variasi-variasi bahasa harus menjadi bahan utama

    pengajaran bahasa, karena dengan pengetahuan tentang

    variasi-variasi itu anak didik akan memperoleh kemahiran

    menempatkan diri dalam berbagai macam situasi. Dalam

    keadaan apapun variasi-variasi bahasa apalagi yang menjadi

    bagian dari perbendaharaan murid-murid tidak boleh

    diremehkan, dicacat, atau dicemoohkan.

    b Komposisi

    Pengajaran komposisi/ karang-mengarang, yang kami

    maksud disini bukan hanya komposisi lisan, tetapi juga

    komposisi tulis. Komposisi itu juga sudah ada dalam kurikulum

    7

    7

  • Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah sekarang. Tampaknya

    pengajaran komposisi akan menjadi komponen utama dalam

    pengajaran Bahasa Indonesia dewasa ini. Pengajaran

    komposisi dewasa ini tidak mencapai sasarannya, karena:

    1; Guru mengajarkan karang-mengarang di kelas semata-

    mata sebagai tugas, tanpa bimbingan sama sekali.

    2; Pelajaran karang-mengarang sering hanya menekankan

    soal betul dan salah dalam tata bahasa, itupun biasanya

    terbatas pada betul salah dalam pemakaian kata dan

    kalimat saja. Hubungan antara kalimat, kesatuan paragraf

    dan organisasi wacana tidak pernah disinggung-singgung

    2 Pengertian Menulis Paragraf

    Suatu paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung

    pikiran pokok (central thought). Kadang-kadang kata pikiran

    pokok tersebut diekspresikan dalam suatu kalimat judul (topic

    sentence) pada awal paragraf. Oleh sebab itu kita perlu melatih

    diri kita mengenal pikiran pokok tersebut serta melihat bagaimana

    caranya paragraf mengembangkan pikiran tersebut.

    Menurut Akhadiah dkk (1996: 212), perlu diketahui bahwa

    terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok

    suatu paragraf, antara lain:

    8

    8

  • aBerdasarkan isi

    1; Perbandingan dan pertentangan

    Untuk menambah kejelasan sesuatu, kadang-kadang

    harus membandingkan atau mempertentangkan sesuatu.

    Dalam hal ini ditunjukkan persamaan dan perbedaan

    sesuatu.

    2; Analogi

    Analogi digunakan untuk membandingkan sesuatu yang

    sudah dikenal dengan yang tidak atau kurang dikenal.

    3; Contoh-contoh

    Bentuk ini digunakan untuk memperjelas generalisasi yang

    terlalu umum.

    4; Sebab-akibat

    Prinsip pengembangan paragraf bentuk ini, bertolak dari

    pemikiran bahwa sesuatu itu ada penyebabnya. Dalam hal

    ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan

    akibat-akibat sebagai pikiran penjelas dan dapat juga

    sebaliknya.

    5; Definisi luas

    Untuk memberi batasan tentang sesuatu, kadang-kadang

    terpaksa harus diuraikan dengan beberapa kalimat.

    9

    9

  • 6; Klasifikasi

    Maksudnya dalam pengembangan paragraf,

    dikelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan.

    Pengelompokan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke

    dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

    b Berdasarkan teknik pengembangan

    1; Secara alamiah

    Dengan urutan ruang (spasial) dan urutan waktu (urutan

    kronologis).

    2; Klimaks dan anti klimaks

    Pikiran utama mula-mula diperinci dengan gagasan

    bawahan dan berangsur-angsur ke gagasan-gagasan yang

    makin tinggi kedudukannya.

    3; Umum khusus

    Bentuk ini mulai dengan suatu pernyataan yang bersifat

    umum, kemudian dijelaskan dengan perincian-perincian.

    Dapat juga mulai dengan perincian-perincian, kemudian

    ditutup dengan suatu kesimpulan atau dari khusus ke

    umum.

    10

    10

  • B Pengertian Belajar

    Belajar adalah proses yang terjadi pada diri seseorang

    melalui mengamatan, pendenganran maupun pengalaman

    antara subyek dengan lingkungannya segingga terjadi

    perubahan tingkah laku.

    Pengertian belajar menurut Morgan dalam bukunya

    INTRODUCTION TO PHYSICOLOGY tahun 2001, mengatakan

    belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam

    tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan

    pengalaman.

    Menurut Witherington dalam bukunya EDUCATIONAL

    PHYSICOLOGY yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto

    menyatakan belajar adalah suatu perubahan didalam

    kepribadian yang berupa kiecakapan, sikap, kebiasaan,

    kepandaian atau suatu pengertian.

    Menurut Drs. Herman Hudoyo M.Sc bahwa belajar

    merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh mengalaman

    atau pengetahuan baru yang terarah, sehingga menyebabkan

    perubahan tingkah laku.

    11

    11

  • Dan menurut Prof. Dr. S Nasution MA dalam didaktik

    asas-asas mengajar menyatakan :

    1. Belajar adalah penambahan pengetahuan

    Definisi ini dalam prakteknya banyak dianut di

    sekolahan dimana guru-guru berusaha memberikan

    sebanyak mungkin pengetahuan dan murid juga berusaha

    mengumpulkannya. Sering belajar itu disamakan dengan

    menghafal, bukti bahwa seorang anak belajar ternyata

    dilihat dari hasil ujiannya.

    Belajar sebagai perubahan tingkah laku atau

    kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar

    membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.

    Perubahan ini bukan dalam bentuk jumlah pengetahuan

    melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan

    sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri,

    pendeknya mengenai segala aspek organisme atau

    pribadi seseorang.

    Sedangkan menurut Wisnubrata Hendrojuwono

    adalah sebagai berikut : belajar dapat diartikan sebagai

    suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang

    terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan, yang

    12

    12

  • dimaksudkan dengan pengalaman adalah segala kejadian

    yang secara sengaja ataupun tidak sengaja kita alami.

    Sedangkan yang dimaksud dengan latihan adalah

    kejadian yang dengan sengaja kita lakukan secara

    berulang-ulang ( 2001, hal 79).

    Dalam teorinya Surrhus Frederic Skinner

    menyatakan bahwa penguatan mempunyai peranan yang

    amat penting dalam proses belajar. Penguatan akan

    berbekas pada diri anak, mereka yang mendapat nilai baik

    setelah menyelesaikan tugas atau manjawab soal tes

    akan berusaha memenuhi tugas atau menjawab soal tes

    berikutnya dengan penuh semangat. Penguatan yang

    berbentuk hadiah nilai yang tinggi akan memotivasi anak

    untuk rajin belajar dan mempertahankan prestasi yang

    diraihnya. Penguatan seperti ini sebaiknya segera

    diberikan dan tak perlu ditunda-tunda (1993, hal 157).

    Dari pendapat para ilmuwan diatas dapat penulis

    simpulkan bahwa : belajar adalah suatu usaha sadar dari

    manusia untuk mengadakan perubahan maupun tingkah

    laku untuk mencapai tujuan hidupnya.

    13

    13

  • C Prestasi Belajar

    Sebelum penulis membahas hal yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa, perlu kiranya penulis uraika secara singkar pengertian prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai semaksimal mungkin oleh siswa didalam proses belajar mengajar. Adapun arti dari belajar itu sendiri adalah didapatnya kecakapan baru dan perubahan tingkah laku pada individu.

    Menurut Herman Maier (1985) menjelaskan pengertian

    prestasi belajar bahasa Inggris adalah, yang dimaksud prestasi

    belajar adalah pernyataan tentang pengetahuan dan kemampuan

    para pelajar dalam rangka pelajaran bahasa Inggris .

    Sedangkan menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang

    ditulis WJS. Poerwadarminta adalah prestasi adalah prestasi

    hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).

    Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa prestasi

    belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan dalam proses

    belajar mengajar berupa tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini

    dapat kita ukur dengan mengadakan tes atau evaluasi kepada

    siswa dan hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka

    0-100.

    1Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

    antara lain :

    aFaktor Internal

    14

    14

  • Ialah yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, meliputi :

    1 Kondisi siswa

    aKondisi fisiologis

    Meliputi fisik siswa untuk belajar, misalnya kesehatan

    b Kondisi psikologis

    Meliputi keadaan mental atau jiwa siswa yang dapat

    mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya

    minat dan motivasi.

    2 Kemampuan otak siswa

    Komponen ini diperoleh sejak lahir, dimana tiap-tiap

    individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda,

    sehingga prestasi belajar yang dicapai seorang siswa

    merupakan cermin dari kemampuan otak siswa yang

    bersangkutan.

    b. Faktor Eksternal

    Ialah faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain :

    ; Yang berasal dari keluarga

    ; Yang berasal dari sekolah

    ; Yang berasal dari masyarakat

    1 Faktor yang berasal dari keluarga

    15

    15

  • Suasana belajar yang nyaman dirumah serta

    lingkungan kelurga yang baik mempunyai pengaruh

    pada keberhasilan siswa dalam menempuh studi.

    Khususnya perhatian dari orang yang berpengaruh

    dilingkungan keluarga tersebut. Biasanya jika kelurga

    merupakan pengaruh yang baik kepada anak, maka hal

    ini dapat menyebabkan anak dapat berkembang

    dengan baik pula menurut M Buchori (1983, hal 62)

    menyatakan bahwa suasana rumah mempunyai

    peranan penting dalam menentukan kehidupan anak

    sekolah.dalam kelurga tersebut ayah dan ibu adalah

    orang yang bertanggung jawab terhadap kelanggengan

    hidup suatu keluarga.

    Disisi lain kebiasaan belajar siswa sering tergantung

    pada latar belakang ekonominya. Siswa yang berlatar

    belakang ekonomi kelurganya baik tentunya punya

    kesempatan untuk kebih banyak belajar daripada yang

    tidak. Sehingga latar belakang ekonomi ini sesuai

    dengan apa yang dinyatakan oleh Sumadi Suryabrata

    (1984, hal 128) bahwa latar belakang sosial ikonomi

    sangat berpengaruh kepada tingkat keberhasilan anak.

    16

    16

  • Jenis pekerjaan orang tua diperkirakan juga dapat

    mempengaruhi suasana belajar siswa dirumah.

    Mengingat cukup tidaknya orang tua untuk memberikan

    semangat dan suasana pendidikan serta bimbingan

    yang diperlukan. Padahal latar belakang ekonomi siswa

    dan jenis pekerjaan orang tua itu dapat berpengaruh

    karena tingkat pendidikan orang tua dapat

    mempengaruhi situasi pendidikan dirumah maupun

    kemampuan orang tua dapat mendorong atau

    memotivasi anaknya untuk belajar. Hubungan antara

    prestasi belajar dalam bahasa Inggris dengan

    pendidikan orang tua siswa adalah positif, artinya

    semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin

    tinggi pula hasil belajar anaknya dalam bidang bahasa

    Inggris .

    2 Faktor yang berasal dari sekolah

    Waktu belajar di sekolah mempunyai pengaruh

    yang luas terhadap prestasi siswa dalam belajar.

    Demikian pula halnya dengan kualitas guru yang

    mempunyai materi pendidikan yang memdai, juga

    semakin baik-baik kondisi sekolah, sarana dan

    17

    17

  • prasarana yang memadai serta tersedianya guru yang

    berkualitas, maka diharapkan akan baik prestasi

    belajarnya.

    Menurut Arif Tirto (1985, hal 36) menyimpulkan

    bahwa Presentasi guru berhubungan secara signifikan

    dengan prestasi belajar anak didiknya. Hal ini tidak

    begitu mengherankan, karena jika tidak dimanfaatkan

    dengan baik oleh guru dalam pengajarannya, juga

    betapapun baiknya program pengajaran yang

    direncanakan jika guru yang berperan sebagai

    perencana, pengelola, pelaksana dan penilai proses

    belajar mengajar tidak memainkan peranannyan secara

    optimal maka sukar diharapkan kualitas proses dan

    hasil belajar dapat dicapai secara optimal. Dalam hal ini

    kemampuan profesional guru akan sangat menentukan

    optimalisasi pemanfaatan segala fasilitas dan sarana

    yang ada. Dan kemampuan profesional guru ini dapat

    diidentifikasikan oleh latar belakang pendidikan dan

    pengalaman mengajarnya.

    Faktor lokasi sekolah menurut Baharudin (1982, hal

    329) bahwa juga perlu diperhatikan dalam suatu

    18

    18

  • penelitian pendidikan, terutama menyangkut perbedaan

    kemampuan antara siswa SDN _________ Kecamatan

    _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___

    Dengan memperhatikan pembahasan dan hasil

    penelitian yang relevan dengan penelitian ini maka

    dapat dinyatakan bahwa kualitas siswa dapat

    dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan

    sekolahnya.

    3 Faktor yang berasal dari masyarakat

    Meliputi hal antara lain :

    aMass Media

    Yaitu bacaan-bacaan yang berupa buku-buku, novel,

    majalah, koran atau bacaan-bacaan yang lain.

    b. Teman Bergaul

    Yang mudah berpengaruh terhadap siswa terutama

    perbuatan-perbuatan yang tidak baik.

    cKegiatan-kegiatan Yang Lain

    Yaitu kegiatan-kegiatan diluar sekolah seperti olah

    raga, kesenian, berenang, main drama dan

    sebagainya.

    d Cara Hidup Lingkungan

    19

    19

  • Yaitu cara hidup bertentangan disekitar rumah

    tempat siswa tinggal.

    Dalam penelitian ini penulis hanya berfokus pengaruh

    yang berasal dari sekolah, sedangkan pengaruh yang

    berasal dari keluarga dan masyarakat tidak ikut

    diperhatikan.

    2. Teori belajar

    Sebelum penulis menguraikan teori belajar, maka kita

    terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan

    belajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan

    perubahan, misalnya membawa perubahan dari tidak tahu

    menjadi tahu atau tadinya belum tahu/mengerti menjadi

    mengerti.

    Didalam belajar sepaya kita lebih meudah memahami

    maka kita perlu adanya teori-teori belajar yang baik agar dapat

    mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.

    Menurut pendapat Ruseffendi ET dalam bukunya

    Matematika Modern (1980, hal 138) mengatakan :

    Dalam belajar bahasa Inggris ada dua obyek yang

    dapat diperoleh siswa yaitu obyek lengsung dan obyek

    tidak langsung.

    20

    20

  • Dalam pernyataan buku tersebut diatas yang dimaksud

    dengan obyek tidak langsung dan obyek langsung adalah

    sebagai berikut :

    aObyek tidak langsung antara lain kemampuan menyelidiki

    dan memecahkan masalah secara mandiri dan bersikap

    positif terhadap bahasa Inggris .

    b Obyek langsung yaitu termasuk fakta, ketrampilan,

    konsep atau aturan.

    ; Contoh fakta adalah : faktor dari 7x2 adalah 7 x x

    ; Ketrampilan yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah

    dengan benar dan tepat

    ; Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita untuk

    ; Aturan adalah obyek yang paling absrak, aturan ini dapat bersifat

    dalil, teiori dan lain-lain

    Dengan demikian maka bagaimana supaya belajar itu

    membawa prestasi yang baik, penulisan pada segmen ini

    akan menguraikan bagaimana cara belajar yang baik.

    3 Cara Belajar Yang Baik

    Didalam proses belajar mengajar yang baik, merupakan

    usaha sadar untuk mencapai suatu tujuan dalam proses

    belajar mengajar. Tujuan itu sudah digariskan atau

    21

    21

  • dicantumkan dalam kurikulum. Untuk mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan dalam kurikulum perlu kita ketahui bagaimana

    cara belajar yang baik.

    Penulis dapat memberi gambaran bahwa belajar yang baik

    adalah apabila siswa itu mengetahui tujuan serta tugas dan

    tanggung jawab sebagai seorang siswa. Salah satu

    diantaranya adalah mengatur waktu yang baik dan efisien, dia

    harus tahu waktu untuk belajar dan waktu untuk kegiatan

    lainnya.

    D Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, hipotesis

    tindakan diajukan sebagai berikut: Melalui pertanyaan terstruktur,

    dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf bahasa

    Indonesia siswa Kelas VI SDN _________ Kecamatan _______

    Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___.

    22

    22

  • BAB III

    PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

    A Setting dan Subjek Penelitian Tindakan

    Penelitian ini dilakukan di SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI berjumlah 30 siswa terdiri atas 23 laki-laki dan 7 perempuan.

    Penelitian dilaksanakan pada semester Ganjil tahun pelajaran

    __/____ mulai bulan _____ sampai dengan _______.

    B Tahapan Penelitian Tindakan

    1 Gambaran umum penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach

    classroom), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan

    permasalahan yang terjadi di kelas. Penelitian ini dilakukan pada

    semseter ganjil Kelas VI SDN _________ Kecamatan _______

    Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___. Penelitian berlangsung

    mulai bulan _____ minggu pertama hingga Akhir bulan _____.

    Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru sebagai peneliti,

    penanggungjawab penuh penelitian tindakan kelas. Guru dalam hal ini

    peneliti, terlihat secara penuh dalam perencanaan, tindakan,

    observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya. Keempat tindakan

    23

    23

  • tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Hal ini merupakan salah satu

    ciri dari penelitian tindakan kelas.

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang

    sudah dianggap mampu memenuhi kepuasan peneliti dalam mencapai

    hasil yang diinginkan dan mengatasi persoalan yang ada.

    2 Rincian prosedur penelitian

    aRencana tindakan

    Penelitian dilakukan di Kelas VI SDN _________ Kecamatan

    _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___yang

    berjumlah 30 siswa. Tema yang diambil dalam penerapan

    pembelajaran untuk peningkatan kemampuan menulis paragraf

    Bahasa Indonesia melalui pertanyaan terstruktur.

    Penelitian di lapangan dilakukan dalam waktu kurang lebih dua

    setengah bulan, mulai bulan September minggu kedua hingga awal

    Nopember. Rencana tindakan tersebut meliputi:

    ; Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan

    pertanyaan terstruktur.

    ; Membuat jadwal kunjungan kelas dan pertemuan mingguan.

    ; Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, kegiatan

    monitoring, perangkat tes awal, dan membuat catatan awal.

    ; Membuat alat bantu mengajar.

    b Pelaksanaan tindakan

    24

    24

  • ; Aktivitas siswa dengan siswa pada saat kerja kelompok.

    ; Aktivitas siswa pada waktu menjawab pertanyaan.

    ; Aktivitas siswa pada waktu mengerjakan tugas.

    ; Aktivitas siswa dengan guru sewaktu siswa diminta untuk

    bertanya dan mengemukakan pendapat.

    3. Observasi

    ; Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana

    Pembelajaran yang dibuat.

    ; Diberi wacana 3 4 paragraf.

    Setelah menemukan arti dari paragraf tersebut, siswa diberi

    pertanyaan sesuai dengan wacana.

    ; Mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran sesuai dengan TPK

    yang terdapat dalam Rencana Pembelajaran.

    ; Mengadakan evaluasi akhir.

    ; Melaksanakan analisasi hasil evaluasi.

    4. Perefleksian

    ; Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil

    observasi.

    ; Merevisi soal-soal yang masih dianggap sulit oleh siswa.

    ; Mengatur kembali beberapa anggota kelompok yang tidak cocok

    dengan kelompoknya.

    25

    25

  • ; Memberi solusi untuk mengatasi masalah siswa.

    Pelaksanaan Penelitian

    Kegiatan pembelajaran menulis paragraf melalui pertanyaan

    terstruktur pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu:

    Siklus Pertama

    Sebelum dilakukan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan tes awal

    kemampuan siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

    kelas VI dalam menulis paragraf singkat. Dalam penelitian ini, pemberian

    perlakuan dibedakan sebagai berikut:

    aUntuk tugas-tugas yang berhubungan dengan wacana, siswa bekerja

    secara kelompok berdasarkan kelompok masing-masing.

    b Untuk tugas-tugas menulis paragraf singkat, siswa bekerja secara

    individu.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil

    sebagai berikut:

    aDalam memberikan pembelajaran awal, guru mengajukan pertanyaan-

    pertanyaan yang mengarah pada tema yang akan diajarkan.

    b Guru memberi kosa kata yang sulit yang berhubungan dengan

    tema yang diajarkan.

    cGuru memberikan struktur yang dianggap mengganggu pemahaman

    siswa dalam menulis.

    26

    26

  • d Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, yang masing-masing

    kelompok terdiri dari 4 siswa.

    eGuru memberikan tugas dan latihan secara individual yang

    berhubungan dengan penulisan paragraf.

    fGuru memeriksa dan mendiskusikan jawaban siswa bersama seluruh

    siswa.

    g Siswa yang pandai dari beberapa kelompok bekerja sendiri dan

    sebagian anggota tidak bekerja.

    h Beberapa siswa merasa tidak cocok masih menanyakan tentang

    bagaimana menulis paragraf singkat.

    i Ada beberapa siswa masih melakukan kesalahan dalam menulis

    paragraf.

    Kekurangan-kekurangan tersebut berangsur-angsur diperbaiki.

    Adapun perubahan yang ditemukan berdasarkan pengamatan yang

    dilakukan adalah sebagai berikut:

    aKerja kelompok sudah mulai tenang dan teratur karena masing-masing

    kelompok sudah mengetahui posisinya.

    b Kegiatan berkelompok terlihat mulai hidup dan masing-masing

    siswa secara aktif.

    cGuru bersikap ramah dan tidak tegang waktu memasuki ruang kelas

    sehingga suasana kelas terlihat lebih rileks.

    d Beberapa siswa yang pandai masih terlihat lebih menonjol

    dibandingkan dengan anggota kelompoknya.

    27

    27

  • eTidak ada siswa yang terlihat bingung dalam mengerjakan tugas.

    Selanjutnya hasil pengamatan pelaksanaan penelitian tindakan

    menunjukkan:

    aSiswa sangat antusias dalam menjawab soal-soal yang diberikan baik

    dalam menjawab soal-soal berdasarkan wacana maupun menulis

    paragraf secara individu.

    b Siswa yang pandai tampak bekerja sama dengan teman

    kelompoknya.

    cSiswa dapat menyelesaikan tugas I berdasarkan informasi yang

    diperoleh melalui wacana.

    d Kelompok siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tugas II.

    eSisiwa masih mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-

    pertanyaan terstruktur yang digunakan untuk membuat paragraf

    singkat.

    Dari tindakan kelas yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

    bahwa:

    aSiswa tidak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-

    pertanyaan tugas I dan II yang diberikan berdasarkan wacana.

    b Pertanyaan terstruktur yang ditanyakan guru belum dapat secara

    maksimal meningkatkan kemampuan siswa dalam menuis paragraf.

    Siklus Kedua

    28

    28

  • Dalam hasil pengamatan yang dilaksanakan pada siklus II ini

    ditemukan bahwa:

    aSiswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas-tugas yang

    diberikan kepadanya baik secara kelompok maupun secara individu.

    b Tidak ada lagi siswa merasa bingung atau bertanya dalam menulis

    paragraf.

    cSiswa yang pandai tidak lagi mendominasi dalam mengerjakan tugas-

    tugas kelompoknya.

    d Siswa yang pada awalnya tampak pasif di kelas, kini menjadi lebih

    aktif dan lebih bekerja antusias dalam melaksanakan tugas-tugas.

    eSiswa berusaha untuk menjawab soal-soal yang diberikan saat diminta

    untuk menjawab soal-soal yang diberikan.

    fSaat diminta untuk berdialog, siswa berlomba untuk maju ke depan

    kelas untuk melakukan dialog.

    C Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mempermudah pengumpulan data, maka penelitian ini

    menggunakan beberapa metode, adapun metode pengumpulan data

    tersebut melalui beberapa metode yaitu observasi, wawancara terstruktur,

    dan tes tulis. Dalam observasi penelitian mencatat setiap gejala

    perubahan selama pembelajaran dan disesuaikan dengan konsep atas

    indikatornya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama

    pembelajaran berlangsung.

    29

    29

  • 1 Melaksanakan tes berupa evaluasi proses dan hasil belajar serta

    membuat rentang nilai hasil ulangan.

    2 Membandingkan rata-rata hasil tes, yaitu dari nilai rata-rata pra

    siklus, siklus I dan siklus II.

    3 Menyimpulkan temuan-temuan hasil observasi, yaitu catatan-

    catatan lapangan.

    D Teknik Analisis Data

    Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

    pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan

    kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode

    penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

    dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar

    yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap

    kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa selama proses pembelajaran

    berlangsung.

    Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan

    belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap

    siklusnya, maka dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal

    tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan

    menggunakan statistika sederhana, yaitu:

    1 Penilaian tugas dan tes

    30

    30

  • Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya

    dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai

    rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

    NX

    x

    Keterangan x : nilai rata-rata

    X : jumlah semua nilai siswaN : jumlah siswa

    2 Penilaian untuk ketuntasan belajar

    Ada 2 kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan

    secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar,

    maka peneliti menganggap bahwa penerapan pembelajaran menulis

    paragraf Bahasa Indonesia dengan pertanyaan terstruktur ini dikatakan

    berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa jika siswa mampu

    menyelesaikan paragraf dan memenuhi ketuntasan belajar yaitu

    minimal 75% dari semua paragraf yang diberikan. Dengan kriteria

    tingkat keberhasilan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam lima

    kategori, seperti yang terlihat pada tabel 3.1. Untuk menghitung

    prosentasi ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut.

    %100___

    =

    SiswabelajartuntasyangSiswa

    P

    31

    31

  • Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini

    digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut

    dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan

    refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan

    mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model

    pembelajaran yang tepat.

    Tabel 3.1

    Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %

    Tingkat Keberhasilan (%) Arti 80% Sangat tinggi

    60 79% Tinggi40 59% Sedang20 39% Rendah

    < 20% Sangat rendah

    32

    32

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

    A Persiapan Tindakan

    Untuk menyajikan data dari hasil pengamatan terhadap

    pelaksanaan tindakan kelas berikut disampaikan secara berurutan

    sesuai siklusnya.

    1 Hasil Observasi Siklus I

    Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa

    penerapan strategi penyampaian bahan menulis paragraf dengan

    pertanyaan terstruktur pada siklus I ini difokuskan pada

    penugasan individual. Jadi dalam pelaksanaan tindakan kelas ini,

    siswa diminta untuk mengerjakan tugas tersebut secara

    perseorangan dengan bimbingan guru bagi yang memerlukan

    saja.

    aHasil Observasi Pertemuan I

    Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I dihadiri oleh

    30 siswa. Hasil pengamatan terhadap penugasan menulis

    paragraf terstruktur yang diberikan kepada siswa diketahui

    bahwa waktu 35 menit yang disediakan untuk mengerjakan

    tugas tersebut ternyata tidak cukup untuk menyelesaikannya,

    33

    33

  • bahkan waktu 15 menit berikutnya yang semula disediakan

    untuk diskusi kelas dipakai untuk menyelesaikan kegiatan

    tersebut. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sekenario

    pembelajaran yang direncanakan dalam Rencana

    Pembelajaran (RP) tidak dapat berlangsung seperti yang

    dikehendaki.

    Hasil pengamatan guru terhadap keaktifan siswa dalam

    menyelesaikan tugas menulis paragraf terstruktur diketahui.

    Hampir semua siswa aktif mengerjakan dengan serius,

    walaupun yang sudah mencoba mengerjakan seluruh

    kegiatan sekitar 26 siswa (86,7%) dan hanya 4 siswa (13,3%)

    yang belum menyelesaikan semua kegiatan. Sedangkan

    bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

    siswa diketahui bahwa belum bekerja sesuai dengan petunjuk

    yang tertera dalam menulis paragraf terstruktur.

    b Hasil Observasi Pertemuan II

    Pelaksanaan tindakan kelas pada pertemuan kedua ini

    dihadiri oleh 29 dari 30 siswa seluruhnya. Berdasarkan hasil

    pengamatan pada pertemuan pertama, pada pertemuan ini

    guru tidak lagi membiarkan siswa mengerjakan sesuai dengan

    pemahamannya terhadap menulis paragraf terstruktur,

    34

    34

  • melainkan guru memberikan pengarahan dan bimbingan

    seperlunya terhadap kesulitan siswa. Dari rekaman hasil

    pengamatan yang telah dilakukan oleh guru, diketahui bahwa

    seluruh siswa lebih antusias dan konsentrasi membuat

    paragraf bebas. Walaupun demikian masih dijumpai siswa

    yang belum mengerti apa yang harus dilakukan dengan

    menulis paragrafnya, tapi berkat bimbingan guru, akhirnya

    siswa tersebut dapat mengerti akan tugasnya.

    Berkaitan dengan waktu yang disediakan untuk

    mengerjakan menulis paragraf terstruktur (dalam kegiatan inti

    pelajaran), yaitu 40 menit ternyata siswa Kelas VI SDN

    _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun

    Pelajaran ___/___belum bisa menyelesaikan seluruh kegiatan

    yang tercantum dalam rincian kegiatan. Itu sebabnya guru

    terpaksa menambah waktu untuk menyelesaikan menulis

    paragraf terstrukturnya yang semula untuk digunakan sebagai

    kegiatan diskusi kelas, guna membahas hasil pekerjaan siswa

    tentang paragraf terstruktur. Hal ini mungkin disebabkan

    karena siswa masih belum terbiasa membuat paragraf dengan

    pertanyaan terstruktur dengan cepat, sehingga mereka

    kesulitan mengerjakan menulis paragraf dengan pertanyaan

    terstruktur. Dari seluruh siswa hanya 3 anak yang kurang

    35

    35

  • bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas menulis

    paragraf, sedang sisanya tampak sangat konsentrasi terhadap

    rincian kegiatan yang harus diselesaikan walaupun hanya 2

    siswa yang dapat menyelesaikan tugasnya secara tuntas.

    2 Hasil Observasi Siklus II

    Jika pada Siklus I penugasan dengan menulis paragraf

    dengan pertanyaan terstruktur ditujukan untuk dikerjakan secara

    perseoranga, maka pada Siklus II ini penugasan menulis paragraf

    terstruktur ditujukan untuk dikerjakan secara berkelompok antara

    4 sampai 5 siswa.

    aHasil Observasi Pertemuan I

    Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan I ini dihadiri

    oleh 30 orang siswa. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok yang

    masing-masing beranggotakan 5 orang siswa, sebab tugas

    yang diberikan perlu didiskusikan untuk menyelesaikannya.

    Karakteristk paragraf terstruktur ini adalah sebelum siswa

    berdiskusi secara kelompok, siswa terlebih dahulu menuliskan

    pendapat pribadinya untuk kemudian didiskusikan sampai

    dihasilkan pendapat atau kesepakatan kelompok. Dari 2

    pendapat pribadi dan pendapat kelompok yang dihasilkan,

    36

    36

  • kemudian dibandingkan antara keduanya sehingga diketahui

    siswa mana yang dominan dapat mempengaruhi kesepakatan

    kelompok.

    Hasil pengamatan menunjukkan bahwa suasana kelas

    menjadi ramai karena terdapat 6 kelompok yang secara

    bersamaan melakukan diskusi di kelompoknya masing-

    masing. Dinamika kelompok sangat tampak terutama

    berkaitan dengan bagaimana seorang siswa dapat

    mempengaruhi anggota kelompok lainnya, sehingga sampai

    menit ke 60 hanya 4 kelompok yang berhasil menyelesaikan

    tugasnya secara tuntas termasuk menulis paragraf terstruktur.

    Sedangkan 2 kelompok lainnya sudah berusaha dengan keras

    namun masih belum tuntas menyelesaikan seluruh tugas. Dari

    kerasnya perbedaan pendapat yang terjadi di antara siswa,

    diskusi kelas yang direncanakan dalam RP belum dapat

    dilaksanakan berhubung waktu yang tersisa kurang untuk

    melaksanakannya, walaupun pengambilan kesimpulan akhir

    masih sempat dilakukan oleh guru.

    b Hasil Observasi Pertemuan II

    37

    37

  • Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua ini

    dihadiri oleh 30 siswa. Dari jumlah siswa yang hadir tersebut

    dibentuk 6 kelompok, sehingga ada 1 kelompok yang

    beranggotakan 5 siswa.

    Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru, diketahui

    bahwa hampir semua kelompok sangat aktif melakukan

    diskusi kelompok agar dapat menyelesaikan semua topik

    bahasan yang harus diselesaikan. Hanya saja terdapat 1

    kelompok siswa yang tampak kurang bergairah dan pasif

    dalam berdiskusi guna menyelesaikan topik bahasannya.

    Sesuai waktu yang direncanakan khusus untuk

    menyelesaikan menulis paragraf terstruktur, ternyata hampir

    semua kelompok dapat menyelesaikan tugasnya secara

    tuntas, maka sesi diskusi kelas yang direncanakan untuk

    mempresentasikan hasil diskusi kelompok dapat

    diselenggarakan. Dalam diskusi kelas tersebut, 4 kelompok

    telah mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya karena

    waktu yang tersedia tidak banyak. Dari hasil pengamatan guru

    terhadap diskusi kelas yang telah berlangsung, diketahui

    bahwa sebagian besar siswa masih belum berani

    38

    38

  • mengemukakan pendapatnya baik berupa tanggapan atau

    kritik terhadap kelompok lain.

    B Hasil Tindakan

    Dalam rangka melakukan pengukuran terhadap subjek

    penelitian, peneliti telah melancarkan dua kali tes, yaitu tes

    kemampuan awal (pretes) dan tes prestasi belajar (postes).

    Selain pengukuran berupa tes, dalam penelitian tindakan kelas ini

    juga telah disebarkan angket atau kuesioner balikan siswa yang

    memuat tentang penilaian dan persepsi siswa serta ditambah

    dengan tanggapan dan saran-sarannya terhadap perubahan

    strategi penyampaian bahan yang mengaktifkan siswa. Untuk

    mengetahui hasil pengukuran tersebut, maka berikut disajikan

    datanya.

    1 Penyajian Hasil Pretes

    Pelaksanaan tes kemampuan awal ini telah dihadiri oleh 30

    siswa. Skor yang diperoleh berkisar dari skor terendah 22

    sampai yang tertinggi 75 dengan rata-rata skor berkisar 44,78.

    Dari hasil pengukuran awal ini dapat diketahui bahwa rata-rata

    siswa memang masih belum menguasai materi yang akan

    39

    39

  • diajarkan yaitu menulis paragraf dengan pertanyaan

    terstruktur.

    2 Penyajian Hasil Postes

    Adapun pelaksanaan tes hasil belajar siswa ini telah

    dilaksanakan pada tanggal 9 Nopember 2009 yang diikuti

    oleh sejumlah 30 siswa. Hasil tes prestasi belajar yang dicapai

    oleh siswa tersebut diketahui berkisar antara 52,5 yang

    terendah, sampai 82,5 yang tertinggi, dengan skor rata-rata

    yang diperoleh siswa adalah 66,5. Dari data tersebut dapat

    diketahui bahwa secara umum siswa telah menunjukkan

    prestasi belajarnya dengan cukup baik setelah mengikuti

    proses pembelajaran yang menerapkan metode penugasan

    dengan menulis paragraf dengan pertanyaan terstruktur.

    Apabila hasil tes kemampuan yang diperoleh siswa

    dibandingkan dengan tes prestasi belajarnya, maka sebagian

    besar siswa menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan atau

    penerapan strategi penyampaian yang menekankan pada

    aktifitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

    3 Penyajian Hasil Angket Siswa

    40

    40

  • Angket yang diberikan kepada siswa hanya dapat diisi

    oleh siswa yang mengikuti pos tes saja karena lembar angket

    ini menjadi satu dengan lembar tes belajar siswa. Untuk

    mengetahui data hasil angket tersebut, berikut disajikan

    laporannya.

    a. Pertanyaan nomor 1

    Pertanyaan ini meminta siswa untuk menjawab tentang

    seberapa menyenangkan atau membosankan proses

    pembelajaran dengan menulis paragraf terstruktur yang

    harus dikerjakan secara individu. Jika menjawab sangat

    menyenangkan diberi skor 4, agak menyenangkan 3, agak

    membosankan 2, dan sangat membosankan skornya 1.

    Dari hasil angket yang telah dikumpulakan diketahui bahwa

    rata-rata skor jawaban siswa adalah 2,67. Ini menandakan

    bahwa sebagian besar siswa cenderung merasa agak

    menyenangkan apabila pelajaran disajikan menggunakan

    menulis paragraf terstruktur yang harus dikerjakan dengan

    cara individu.

    b. Pertanyaan nomor 2

    Disini siswa diharapkan menjawab pertanyaan tentang

    sulit atau mudahnya materi pelajaran jika dipelajari

    41

    41

  • menggunakan menulis paragraf terstruktur yang harus

    dikerjakan oleh siswa secara perseorangan. Jika siswa

    menjawab sangat sulit, maka diberi skor 4, agak sulit

    skornya 3, agak mudah skornya 2, dan sangat

    membosankan skornya 1. Berdasarkan data hasil angket

    telah dikumpulkan, dapat diketahui bahwa rata-rata

    skornya adalah 2,57. Dari data tersebut dapat

    dikemukakan bahwa sebagian besar siswa menganggap

    bahwa materi pelajaran cenderung terasa agak sulit

    apabila dikerjakan secara individu.

    c. Pertanyaan nomor 3

    Pertanyaan ini meminta siswa untuk menjawab tentang

    seberapa menyenangkan atau membosankan proses

    pembelajaran dengan menulis paragraf terstruktur yang

    harus dikerjakan secara kelompok (berdiskusi). Jika

    menjawab sangat menyenangkan diberi skor 4, agak

    menyenangkan 3, agak membosankan 2, dan sangat

    membosankan 1. Dari hasil angket yang telah

    dikumpulkan, diketahui bahwa rata-rata skor jawaban

    siswa adalah 3,63. Ini menandakan bahwa sebagian besar

    siswa cenderung merasa sangat menyenangkan jika

    42

    42

  • proses belajar mengajarnya dilakukan secara diskusi

    kelompok.

    d Pertanyaan nomor 4

    Disini siswa diharapkan menjawab pertanyaan tentang

    sulit atau mudahnya materi pelajaran jika dipelajari

    menggunakan menulis paragraf terstruktur yang harus

    dikerjakan oleh siswa secara kelompok atau dengan

    berdiskusi. Jika siswa menjawab sangat sulit maka diberi

    skor 4, agak sulit skornya 3, agak mudah skornya 2, dan

    sangat membosankan skornya 1. Berdasarkan data hasil

    angket telah dikumpulkan, dapat diketahui bahwa rata-rata

    skornya adalah 1,52. Dari data tersebut dapat

    dikemukakan bahwa sebagian besar siswa menganggap

    materi pelajaran cenderung terasa sangat mudah apabila

    dikerjakan secara berkelompok dengan jalan berdiskusi.

    C Refleksi

    Untuk menyajikan temuan yang diperoleh setelah

    implementasi tindakan, maka di bawah ini disampaikan temuan

    utama dan temuan sampingan. Temuan utama merupakan

    temuan yang menyangkut masalah yang telah diteliti, sedang

    temuan sampingan merupakan temuan ikutan selain temuan

    43

    43

  • utama namun sangat urgent untuk diungkap dalam rangka studi

    tindak lanjut.

    1 Temuan Utama

    Sesuai dengan masalah yang diteliti, ada 2 temuan utama dari

    PTK ini, yaitu sebagai berkut:

    a; Siswa menjadi lebih serius dan konsentarasi atau dengan

    kata lain, minatnya menjadi meningkat terhadap jalannya

    proses pembelajaran yang disajikan dengan metode

    penugasan khususnya menulis paragraf.

    b; Walaupun nilainya tidak begitu besar, siswa berhasil

    mengalami peningkatan prestasi belajarnya atau paling

    tidak telah menunjukkan prestasi belajar yang baik setelah

    mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan metode

    penugasan menulis paragraf terstruktur.

    Temuan yang pertama tersebut ditandai dengan

    terlihatnya hampir semua siswa lebih perhatian terhadap

    rincian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam

    rangka menyelesaikan tugas menulis paragraf terstruktur.

    Selain itu baik frekuensi maupun intensitas respon dari siswa

    terhadap apa yang dirasa kesulitan tampak semakin tinggi

    dibanding acara tatap muka sebelumnya yang menggunakan

    44

    44

  • metode konvensional. Walaupun demikian, masih dijumpai

    segelintir siswa yang kurang begitu antusias dan bergairah

    dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, tetapi

    setelah dicermati dengan seksama, ternyata siswa tersebut

    memang sejak semula kurang memiliki motivasi yang baik

    terhadap mata pelajaran apapun. Dengan demikian, temuan

    yang pertama cukup memiliki bukti berdasar hasil pengamatan

    selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

    Sedangkan penemuan yang kedua dapat dibuktikan

    dengan hasil tes prestasi yang telah dilakukan siswa, terlihat

    seluruh siswa memperoleh skor di atas 50 untuk skala 100.

    Dari indikator tersebut, wajar apabila dikatakan bahwa

    perubahan metode pelajaran yang menekankan pada aktivitas

    siswa melalui penugasan menulis paragraf terstruktur dapat

    menghasilkan prestasi belajar yang baik serta dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa.

    2 Temuan Sampingan

    Setelah melakukan pengamatan dan pengukuran

    terhadap implementasi tindakan, ditemui adanya beberapa hal

    sebagai berikut:

    45

    45

  • a; Siswa belum bisa mengerjakan tugas menulis paragraf

    terstruktur tanpa campur tangan dan bimbingan dari guru.

    Hal ini dimungkinkan oleh karena terdapat kurangnya

    kemampuan kosakata.

    b; Siswa belum bisa mengambil intisari dari teks bacaan

    untuk dipergunakan sebagai bahan menjawab suatu

    persoalan atau untuk mengambil suatu keputusan. Temuan

    ini ditengarai disebabkan oleh siswa terlalu dibiasakan oleh

    guru untuk menerima apa adanya dari setiap informasi

    atau penjelasan guru, sehingga mereka kurang

    memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan potensi

    kemampuan analisisnya. Oleh sebab itu, siswa terbuai

    dengan hanya menerima dan merasa enggan atau

    canggung untuk berusaha mencari dan menemukan sendiri

    apa yang diperlukan untuk menjawab persoalan maupun

    mengambil suatu keputusan.

    c; Siswa cenderung lebih menyukai mengerjakan suatu tugas

    pekerjaan secara berkelompok atau berdiskusi

    dibandingkan dengan cara perseorangan atau individual.

    Temuan 1 ini dapat dipergunakan sebagai indikator masih

    kurang percaya dirinya siswa dalam menyelesaikan suatu

    46

    46

  • persoalan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh masih

    rendahnya kebutuhan berprestasi (need for achivement)

    dari siswa secara individu, serta masih kurangnya para

    guru melatih dan memberikan motivasi berprestasi

    terhadap siswa.

    d; Siswa masih kurang bisa memanfaatkan waktu yang

    tersedia secara efisien untuk melakukan sesuatu tugas

    pekerjaan. Kurangnya dalam hal pengelolahan waktu bagi

    siswa ini akan mempengaruhi pembentukan karakter dan

    budaya kerja siswa. Padahal karakter dan budaya kerja ini

    dibutuhkan oleh siswa nanti setelah mereka dewasa. Hal

    ini mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan

    dimana mereka tinggal. Termasuk motivasi guru selalu

    mengingatkan betapa pentingnya mengelolah waktu

    secara efisien agar tidak selalu ketinggalan momentum

    terhadap meraih setiap peluang yang ada.

    D Pembahasan Atas Hasil Tindakan

    Untuk melakukan pembahasan terhadap hasil tindakan yang

    telah dilaksanakan, maka berikut akan dikupas dan dibahas

    khususnya yang berkaitan dengan temuan utama sesuai dengan

    permasalahan penelitian yang sedang diteliti.

    47

    47

  • 1 Pembahasan Temuan I

    Temuan yang diperoleh yaitu penerapan strategi

    pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dapat

    meningkatkan minat siswa Kelas VI SDN _________

    Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___

    mengikuti pelajaran. Temuan ini memberikan jawaban

    terhadap hipotesis tindakan yang telah dikemukakan pada bab

    I, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi tindakan

    perubahan strategi pembelajaran yang menekankan pada

    aktivitas dapat berhasil mengatasi masalah rendahnya minat

    siswa dalam mengikuti pelajaran, khususnya bahasa

    Indonesia (mengarang).

    Sebagaimana telah kita ketahui bahwa minat seseorang

    terhadap sesuatu mata pelajaran akan menyebabkan mereka

    dapat belajar dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh

    Gie (1985), bahwa suatu mata pelajaran dapat dipelajari

    dengan baik apabila si pelajar dapat memusatkan

    perhatiannya terhadap pelajaran itu. Sedangkan perhatian

    seseorang terhadap sesuatu merupakan salah satu unsur dari

    minat. Dengan kata lain di dalam minat itu sendiri

    mengandung perhatian sebagai salah satu indikatornya. Hal

    ini sesuai dengan pendapat Walgito (1981) mengemukakan

    48

    48

  • tentang pengertian minat sebagai berikut: minat adalah suatu

    keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap

    sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan

    mempelajari lebih lanjut.

    Sedangkan kaitan antara minat dengan penerapan

    strategi pembelajaran dapat dijelaskan bahwa penerapan

    metode penugasan khususnya menulis paragraf terstruktur

    baik secara individual maupun kelompok dapat

    memungkinkan siswa perhatiannya terpusat pada rincian

    kegiatan atau tugas dan selalu berinteraksi secara aktif atau

    dengan pedoman kerja atau langkah-langkah aktifitas.

    Dengan kualitas dan intensitas interaksi tersebut, maka minat

    siswa dalam mengikuti pelajaran menjadi meningkat pula.

    Minat terhadap suatu mata pelajaran sangat dipengaruhi oleh

    seberapa besar siswa dilibatkan dalam proses belajar

    mengajarnya sebab jika siswa kurang dilibatkan maka siswa

    akan cenderung pasif, tidak bergairah dan kurang perhatian.

    2 Pembahasan Temuan 2

    Temuan berikutnya adalah penerapan strategi

    pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan menerapkan

    49

    49

  • metode penugasan menulis paragraf terstruktu, maka siswa

    dapat mempelajari materi pelajaran bukan melalui penjelasan

    guru, melainkan dari hasil membaca, menyimak,

    menganalisis, dan mengambil kesimpulan sendiri setelah

    melakukan kegiatan seperti yang tercantum dalam rincian

    kegiatan. Pengalaman yang demikian akan dapat

    menyenangkan siswa karena mereka merasa berhasil

    menemukan sendiri pengetahuannya yang dipelajari.

    Oleh karena melalui metode penugasan siswa diminta

    untuk menyelesaikan tugas menulis paragraf terstuktur

    tersebut berarti intensitas dan keterlibatan siswa menjadi

    tinggi maka siswa akan menyebabkan siswa lebih perhatian,

    bergairah, dan lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.

    Kondisi yang demikian itu mendorong siswa belajar lebih baik

    lagi sehingga hasil belajarnyapun akan lebih baik pula, hal ini

    didukung oleh pendapat Koetoer (1984) bahwa kurangnya

    intensitas kegiatan belajar yang kurang pula.

    Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

    penerapan metode penugasan menulis paragraf terstruktur

    sebagai wujud strategi pembelajaran yang menekankan pada

    50

    50

  • aktivitas siswa dapat menyebabkan prestasi belajar lebih baik

    dan meningkat.

    51

    51

  • BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang berupa peningkatan belajar

    siswa melalui penulisan paragraph dengan pertanyaan terstruktur

    meningkat dari nilai rata-ratanya cukup baik, maka data yang

    diperoleh mendukung hipotesa yang menyatakan bahwa

    Kemampuan menulis Paragraf Bahasa Indonesia Siswa Kelas

    VI SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun

    Pelajaran ___/___ dapat ditingkatkan melalui pertanyaan

    terstruktur.

    B Saran

    Berdasarkan simpulan, hasil pengamatan dan tempuan terhadap

    tindakan penelitian yang telah dilakukan, disampaikan beberapa

    saran, terutama ditunjukkan kepada pihak tertentu.

    1 Saran Penelitian Lanjut

    aMengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan 2

    siklus, maka peneliti/ guru lain diharapkan dapat

    melanjutkan untuk temuan yang lebih signifikan.

    52

    52

  • b Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini

    masih merupakan instrumen yang tingkat validasinya

    belum memuaskan. Penelitian berikutnya dapat mencoba

    dengan instrumen yang lebih standart.

    2 Saran untuk Penerapan Hasil Penelitian

    Mengingat model pembelajaran persentase oral dapat

    mendorong siswa lebih aktif, sekolah dengan karakteristik

    yang relative sama dapat menerapkan strategi pembelajaran

    serupa untuk meningkatkan siswa secara lebih efektif.

    53

    53

  • DAFTAR PUSTAKA

    Badudu, J. S. 2003. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Pustaka Prima: Bandung.

    __________. 2001. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. PT Gramedia: Jakarta.

    Kridalaksana, Harimurti. 2000. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Edisi kedua. Nusa Indah: Flores.

    Nasution, S dan M. Thomas. 2001. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, dan Makalah. Bumi Aksara: Bandung.

    Oka, Gusti Ngurah. 1974. Problematik Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Usaha Nasional: Surabaya.

    Samsuri. 1981. Analisis Bahasa. Erlangga: Jakarta.

    Sunarto dan Agung Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta Jakarta.

    Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.

    Wuliyana, Sri. 1998. Studi Tentang Pengaruh Kegiatan Merangkum Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SDN Sengon I & II Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya.

    Yasin, Sulchan. 1987. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Usaha Nasional: Surabaya.

    54

    54

  • Lampiran I

    Tabel : Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Dalam

    Pembelajaran Pertanyaan Terstruktur

    Tingkat Keberhasilan (%) Arti 80% Sangat tinggi

    60 79% Tinggi40 59% Sedang20 39% Rendah

    < 20% Sangat rendah

    55

    55

  • Lampiran II

    SURAT KETERANGAN

    IDZIN PENYELENGGARAAN KEGIATAN P T K

    Kepada YTH. Bapak / Ibu Kepala Sekolah SDN _______ Di T e m p a t

    Dengan Hormat,

    Dengan surat ini, saya selaku peneliti sekaligus guru dan KS yang

    mengajar di SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun

    Pelajaran ___/___., memohon Ijin kepada Ibu / Bapak, selaku Kepala

    Sekolah SDN ________ untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah.

    Adapun Jadwal Kegiatan PTK, saya lampirkan di bawah ini. Untuk itu,

    saya mohon sekiranya untuk memberikan idzin penyelenggaran Kegiatan tersebut.

    Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas

    kerjasamanya.

    ________,___________ Hormat Saya,

    Peneliti

    56

    56

  • Lampiran III

    Buatlah : RPP Bahasa Indoinesia Pokok Bahasan Struktur Paragraf

    di Kelas VI Semester 1 Tapel ___/____

    57

    57

  • Lampiran IV

    Daftar Hadir 30 Siswa Kelas VI Yang Menjadi RespondenDalam Kegiatan PTK Mapel bahasa Indonesia

    58

    58

  • 59

    59