ptk bhs ind 1 terstruktur vs ina
DESCRIPTION
PTK, SKRIPSITRANSCRIPT
-
JUDUL YANG PAS UNTUK KONSEP 90%LAPORAN HASIL PTK DI BAWAH INI ADALAH :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS VI SDN ____________ MELALUI
PEMBELAJARAN PERTANYAAN TERSTRUKTUR
By :guntur-aneh.blogspot.com
Please add me
facebook :guntur aneh mulai waras
twitter : @guntur_aneh
klikot :guntur saleksa
http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713
-
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah PTK
Dalam belajar Bahasa Indonesia meskipun sebagai bahasa
ibu, para siswa menemui banyak kesulitan, khususnya dalam
keterampilan menulis (Kinsella, 1985:57). Dikatakan bahwa menulis
merupakan hal yang sulit karena menulis memerlukan penguasaan
beberapa keterampilan seperti tata bahasa yang tepat dan bisa
diterima, sehingga hubungan antara kata-kata dan hal itu
memerlukan mekanisme tanda baca, penulisan huruf besar dan
kosa kata yang tepat sesuai dengan tema yang diajarkan serta
sesuai dengan tingkat kesesuaian dalam menulis.
Untuk menghindari banyaknya kesalahan tata bahasa yang
dibuat siswa, maka dalam penelitian yang penulis kemukakan dalam
makalah ini digunakan pendekatan menulis yang terbimbing dalam
menulis paragraf singkat yaitu penggunaan strategi mengajar yang
difokuskan pada teknik pemberian latihan-latihan dan bukan
menggunakan pendekatan menulis bebas. Sejalan dengan hal itu,
Arapoff (1985:234) menyatakan bahwa menulis dengan
menggunakan pendekatan menulis bebas, siswa membuat banyak
2
2
-
kesalahan secara gramatikal sehingga tulisan yang dibuatnya akan
kehilangan makna aslinya karena siswa dituntut untuk
menggunakan fakta-fakta dan ide-ide yang diperoleh dari
pengalaman siswa sendiri. Akan tetapi, lanjut Arapoff, untuk
menghindari masalah-masalah yang disebabkan oleh terbatasnya
pengetahuan tata bahasa dan ungkapan-ungkapan bahasa
Indonesia, siswa dapat menggunakan pengalaman pengganti
melalui wacana yang dibaca. Dengan menggunakan kalimat-kalimat
yang diperoleh dari membaca, siswa dapat menghindari kesalahan
tata bahasa dan dapat secara aktif berkonsentrasi pada wacana
serta bisa berkonsentrasi dalam berfikir.
Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar Bahasa
Indonesia di SDN ________ dan laporan dari guru-guru, sebagian
besar siswa Sekolah Dasar mengalami kesulitan dalam
pembelajaran menulis terutama menulis paragraf singkat Bahasa
Indonesia. Nilai hasil belajar yang penulis amati pada tahun terakhir
terutama dalam pembelajaran menulis mencapai rata-rata kurang
dari 50. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berkomunikasi siswa secara tertulis masih relatif rendah. Hal itulah
yang mendorong perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis, khususnya
3
3
-
menulis paragraf dengan tema KTI, Peningkatan Kemampuan
Menulis Paragraf Bahasa Indonesia Kelas VI SDN _________
Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___Melalui
Pertanyaan Terstruktur.
B Rumusan Masalah PTK
Berdasarkan uraian masalah di atas, permasalahan penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah pemberian pertanyaan
terstruktur dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
Bahasa Indonesia siswa Kelas VI SDN _________ Kecamatan
_______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___?
C Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk:
1 mengetahui pengingkatan kemampuan menulis paragraf
singkat Bahasa Indonesia dengan menggunakan pertanyaan
terstruktur siswa Kelas VI SDN _________ Kecamatan _______
Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___.
2 Meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan dan
memvariasikan metode pembelajaran.
4
4
-
D Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini bermanfaat baik bagi siswa, guru, maupun sekolah.
1 Manfaat bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa Kelas VI
SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun
Pelajaran ___/___yang mengalami kesulitan dalam menulis
paragraf.
2 Manfaat bagi guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru secara bertahap
dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi yang
dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di
kelas sehingga permasalahan yang berhubungan dengan
kegiatan pembelajaran dapat teratasi. Disamping itu, dengan
melaksanakan penelitian tindakan, masalah yang dihadapi yang
tentunya akan sangat membantu bagi perbaikan pembelajaran
serta profesionalisme guru yang bersangkutan.
3 Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang
bermanfaat bagi sekolah, terutama dalam rangka perbaikan
pembelajaran sehingga pada akhirnya meningkatkan mutu
pendidikan.
BAB II
5
5
-
KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Teori
1 Tujuan Pengajaran Bahasa
Pengajaran bahasa adalah usaha untuk mengembangkan
perbendaharaan bahasa anak didik atas dasar perbendaharaan
bahasa yang telah dimilikinya, yang dimaksud dengan
perbendaharaan bahasa di sini bukan hanya jumlah kata dan
kalimat saja, melainkan keseluruhan kemampuan, kemahiran,
dan kecakapan berbahasa, baik potensial maupun aktual yang
dimiliki anak didik.
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang
sangat penting dalam kehidupannya. Kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah
pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh
makna, logis, dan sistematis (Sunarto, 1995:12).
Tujuan pengajaran bahasa sebenarnya tidaklah muluk-muluk,
karena ketika anak masuk sekolah ia telah memiliki
perbendaharaan bahasa dan tugas pengajaran tidak lebih
daripada mengembangkannya.
6
6
-
Pendek kata apakah yang harus kita ambil supaya tujuan itu
tercapai?. Sebagai alternatif bagi pendekatan yang selama ini
kami mengajukan pendapat bahwa untuk mencapai tujuan
pengajaran Bahasa Indonesia harus bertumpu pada 2 hal yaitu:
aSosiolinguistik.
Pengetahuan sosiolinguistik yang dapat dan boleh
diajarkan kepada anak didik. Sekurang-kurangnya guru harus
menguasai ciri-ciri situasi formal, ciri-ciri informal, ciri-ciri
Bahasa Indonesia standar, ciri-ciri Bahasa Indonesia non
standar, dan korelasi ciri-ciri situasi dan siri bahasa.
Variasi-variasi bahasa harus menjadi bahan utama
pengajaran bahasa, karena dengan pengetahuan tentang
variasi-variasi itu anak didik akan memperoleh kemahiran
menempatkan diri dalam berbagai macam situasi. Dalam
keadaan apapun variasi-variasi bahasa apalagi yang menjadi
bagian dari perbendaharaan murid-murid tidak boleh
diremehkan, dicacat, atau dicemoohkan.
b Komposisi
Pengajaran komposisi/ karang-mengarang, yang kami
maksud disini bukan hanya komposisi lisan, tetapi juga
komposisi tulis. Komposisi itu juga sudah ada dalam kurikulum
7
7
-
Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah sekarang. Tampaknya
pengajaran komposisi akan menjadi komponen utama dalam
pengajaran Bahasa Indonesia dewasa ini. Pengajaran
komposisi dewasa ini tidak mencapai sasarannya, karena:
1; Guru mengajarkan karang-mengarang di kelas semata-
mata sebagai tugas, tanpa bimbingan sama sekali.
2; Pelajaran karang-mengarang sering hanya menekankan
soal betul dan salah dalam tata bahasa, itupun biasanya
terbatas pada betul salah dalam pemakaian kata dan
kalimat saja. Hubungan antara kalimat, kesatuan paragraf
dan organisasi wacana tidak pernah disinggung-singgung
2 Pengertian Menulis Paragraf
Suatu paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung
pikiran pokok (central thought). Kadang-kadang kata pikiran
pokok tersebut diekspresikan dalam suatu kalimat judul (topic
sentence) pada awal paragraf. Oleh sebab itu kita perlu melatih
diri kita mengenal pikiran pokok tersebut serta melihat bagaimana
caranya paragraf mengembangkan pikiran tersebut.
Menurut Akhadiah dkk (1996: 212), perlu diketahui bahwa
terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok
suatu paragraf, antara lain:
8
8
-
aBerdasarkan isi
1; Perbandingan dan pertentangan
Untuk menambah kejelasan sesuatu, kadang-kadang
harus membandingkan atau mempertentangkan sesuatu.
Dalam hal ini ditunjukkan persamaan dan perbedaan
sesuatu.
2; Analogi
Analogi digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah dikenal dengan yang tidak atau kurang dikenal.
3; Contoh-contoh
Bentuk ini digunakan untuk memperjelas generalisasi yang
terlalu umum.
4; Sebab-akibat
Prinsip pengembangan paragraf bentuk ini, bertolak dari
pemikiran bahwa sesuatu itu ada penyebabnya. Dalam hal
ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan
akibat-akibat sebagai pikiran penjelas dan dapat juga
sebaliknya.
5; Definisi luas
Untuk memberi batasan tentang sesuatu, kadang-kadang
terpaksa harus diuraikan dengan beberapa kalimat.
9
9
-
6; Klasifikasi
Maksudnya dalam pengembangan paragraf,
dikelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan.
Pengelompokan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke
dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
b Berdasarkan teknik pengembangan
1; Secara alamiah
Dengan urutan ruang (spasial) dan urutan waktu (urutan
kronologis).
2; Klimaks dan anti klimaks
Pikiran utama mula-mula diperinci dengan gagasan
bawahan dan berangsur-angsur ke gagasan-gagasan yang
makin tinggi kedudukannya.
3; Umum khusus
Bentuk ini mulai dengan suatu pernyataan yang bersifat
umum, kemudian dijelaskan dengan perincian-perincian.
Dapat juga mulai dengan perincian-perincian, kemudian
ditutup dengan suatu kesimpulan atau dari khusus ke
umum.
10
10
-
B Pengertian Belajar
Belajar adalah proses yang terjadi pada diri seseorang
melalui mengamatan, pendenganran maupun pengalaman
antara subyek dengan lingkungannya segingga terjadi
perubahan tingkah laku.
Pengertian belajar menurut Morgan dalam bukunya
INTRODUCTION TO PHYSICOLOGY tahun 2001, mengatakan
belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan
pengalaman.
Menurut Witherington dalam bukunya EDUCATIONAL
PHYSICOLOGY yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto
menyatakan belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian yang berupa kiecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.
Menurut Drs. Herman Hudoyo M.Sc bahwa belajar
merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh mengalaman
atau pengetahuan baru yang terarah, sehingga menyebabkan
perubahan tingkah laku.
11
11
-
Dan menurut Prof. Dr. S Nasution MA dalam didaktik
asas-asas mengajar menyatakan :
1. Belajar adalah penambahan pengetahuan
Definisi ini dalam prakteknya banyak dianut di
sekolahan dimana guru-guru berusaha memberikan
sebanyak mungkin pengetahuan dan murid juga berusaha
mengumpulkannya. Sering belajar itu disamakan dengan
menghafal, bukti bahwa seorang anak belajar ternyata
dilihat dari hasil ujiannya.
Belajar sebagai perubahan tingkah laku atau
kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan ini bukan dalam bentuk jumlah pengetahuan
melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan
sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri,
pendeknya mengenai segala aspek organisme atau
pribadi seseorang.
Sedangkan menurut Wisnubrata Hendrojuwono
adalah sebagai berikut : belajar dapat diartikan sebagai
suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan, yang
12
12
-
dimaksudkan dengan pengalaman adalah segala kejadian
yang secara sengaja ataupun tidak sengaja kita alami.
Sedangkan yang dimaksud dengan latihan adalah
kejadian yang dengan sengaja kita lakukan secara
berulang-ulang ( 2001, hal 79).
Dalam teorinya Surrhus Frederic Skinner
menyatakan bahwa penguatan mempunyai peranan yang
amat penting dalam proses belajar. Penguatan akan
berbekas pada diri anak, mereka yang mendapat nilai baik
setelah menyelesaikan tugas atau manjawab soal tes
akan berusaha memenuhi tugas atau menjawab soal tes
berikutnya dengan penuh semangat. Penguatan yang
berbentuk hadiah nilai yang tinggi akan memotivasi anak
untuk rajin belajar dan mempertahankan prestasi yang
diraihnya. Penguatan seperti ini sebaiknya segera
diberikan dan tak perlu ditunda-tunda (1993, hal 157).
Dari pendapat para ilmuwan diatas dapat penulis
simpulkan bahwa : belajar adalah suatu usaha sadar dari
manusia untuk mengadakan perubahan maupun tingkah
laku untuk mencapai tujuan hidupnya.
13
13
-
C Prestasi Belajar
Sebelum penulis membahas hal yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa, perlu kiranya penulis uraika secara singkar pengertian prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai semaksimal mungkin oleh siswa didalam proses belajar mengajar. Adapun arti dari belajar itu sendiri adalah didapatnya kecakapan baru dan perubahan tingkah laku pada individu.
Menurut Herman Maier (1985) menjelaskan pengertian
prestasi belajar bahasa Inggris adalah, yang dimaksud prestasi
belajar adalah pernyataan tentang pengetahuan dan kemampuan
para pelajar dalam rangka pelajaran bahasa Inggris .
Sedangkan menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang
ditulis WJS. Poerwadarminta adalah prestasi adalah prestasi
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan dalam proses
belajar mengajar berupa tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini
dapat kita ukur dengan mengadakan tes atau evaluasi kepada
siswa dan hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka
0-100.
1Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
antara lain :
aFaktor Internal
14
14
-
Ialah yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, meliputi :
1 Kondisi siswa
aKondisi fisiologis
Meliputi fisik siswa untuk belajar, misalnya kesehatan
b Kondisi psikologis
Meliputi keadaan mental atau jiwa siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya
minat dan motivasi.
2 Kemampuan otak siswa
Komponen ini diperoleh sejak lahir, dimana tiap-tiap
individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda,
sehingga prestasi belajar yang dicapai seorang siswa
merupakan cermin dari kemampuan otak siswa yang
bersangkutan.
b. Faktor Eksternal
Ialah faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain :
; Yang berasal dari keluarga
; Yang berasal dari sekolah
; Yang berasal dari masyarakat
1 Faktor yang berasal dari keluarga
15
15
-
Suasana belajar yang nyaman dirumah serta
lingkungan kelurga yang baik mempunyai pengaruh
pada keberhasilan siswa dalam menempuh studi.
Khususnya perhatian dari orang yang berpengaruh
dilingkungan keluarga tersebut. Biasanya jika kelurga
merupakan pengaruh yang baik kepada anak, maka hal
ini dapat menyebabkan anak dapat berkembang
dengan baik pula menurut M Buchori (1983, hal 62)
menyatakan bahwa suasana rumah mempunyai
peranan penting dalam menentukan kehidupan anak
sekolah.dalam kelurga tersebut ayah dan ibu adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap kelanggengan
hidup suatu keluarga.
Disisi lain kebiasaan belajar siswa sering tergantung
pada latar belakang ekonominya. Siswa yang berlatar
belakang ekonomi kelurganya baik tentunya punya
kesempatan untuk kebih banyak belajar daripada yang
tidak. Sehingga latar belakang ekonomi ini sesuai
dengan apa yang dinyatakan oleh Sumadi Suryabrata
(1984, hal 128) bahwa latar belakang sosial ikonomi
sangat berpengaruh kepada tingkat keberhasilan anak.
16
16
-
Jenis pekerjaan orang tua diperkirakan juga dapat
mempengaruhi suasana belajar siswa dirumah.
Mengingat cukup tidaknya orang tua untuk memberikan
semangat dan suasana pendidikan serta bimbingan
yang diperlukan. Padahal latar belakang ekonomi siswa
dan jenis pekerjaan orang tua itu dapat berpengaruh
karena tingkat pendidikan orang tua dapat
mempengaruhi situasi pendidikan dirumah maupun
kemampuan orang tua dapat mendorong atau
memotivasi anaknya untuk belajar. Hubungan antara
prestasi belajar dalam bahasa Inggris dengan
pendidikan orang tua siswa adalah positif, artinya
semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin
tinggi pula hasil belajar anaknya dalam bidang bahasa
Inggris .
2 Faktor yang berasal dari sekolah
Waktu belajar di sekolah mempunyai pengaruh
yang luas terhadap prestasi siswa dalam belajar.
Demikian pula halnya dengan kualitas guru yang
mempunyai materi pendidikan yang memdai, juga
semakin baik-baik kondisi sekolah, sarana dan
17
17
-
prasarana yang memadai serta tersedianya guru yang
berkualitas, maka diharapkan akan baik prestasi
belajarnya.
Menurut Arif Tirto (1985, hal 36) menyimpulkan
bahwa Presentasi guru berhubungan secara signifikan
dengan prestasi belajar anak didiknya. Hal ini tidak
begitu mengherankan, karena jika tidak dimanfaatkan
dengan baik oleh guru dalam pengajarannya, juga
betapapun baiknya program pengajaran yang
direncanakan jika guru yang berperan sebagai
perencana, pengelola, pelaksana dan penilai proses
belajar mengajar tidak memainkan peranannyan secara
optimal maka sukar diharapkan kualitas proses dan
hasil belajar dapat dicapai secara optimal. Dalam hal ini
kemampuan profesional guru akan sangat menentukan
optimalisasi pemanfaatan segala fasilitas dan sarana
yang ada. Dan kemampuan profesional guru ini dapat
diidentifikasikan oleh latar belakang pendidikan dan
pengalaman mengajarnya.
Faktor lokasi sekolah menurut Baharudin (1982, hal
329) bahwa juga perlu diperhatikan dalam suatu
18
18
-
penelitian pendidikan, terutama menyangkut perbedaan
kemampuan antara siswa SDN _________ Kecamatan
_______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___
Dengan memperhatikan pembahasan dan hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian ini maka
dapat dinyatakan bahwa kualitas siswa dapat
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolahnya.
3 Faktor yang berasal dari masyarakat
Meliputi hal antara lain :
aMass Media
Yaitu bacaan-bacaan yang berupa buku-buku, novel,
majalah, koran atau bacaan-bacaan yang lain.
b. Teman Bergaul
Yang mudah berpengaruh terhadap siswa terutama
perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
cKegiatan-kegiatan Yang Lain
Yaitu kegiatan-kegiatan diluar sekolah seperti olah
raga, kesenian, berenang, main drama dan
sebagainya.
d Cara Hidup Lingkungan
19
19
-
Yaitu cara hidup bertentangan disekitar rumah
tempat siswa tinggal.
Dalam penelitian ini penulis hanya berfokus pengaruh
yang berasal dari sekolah, sedangkan pengaruh yang
berasal dari keluarga dan masyarakat tidak ikut
diperhatikan.
2. Teori belajar
Sebelum penulis menguraikan teori belajar, maka kita
terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan
belajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan
perubahan, misalnya membawa perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu atau tadinya belum tahu/mengerti menjadi
mengerti.
Didalam belajar sepaya kita lebih meudah memahami
maka kita perlu adanya teori-teori belajar yang baik agar dapat
mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.
Menurut pendapat Ruseffendi ET dalam bukunya
Matematika Modern (1980, hal 138) mengatakan :
Dalam belajar bahasa Inggris ada dua obyek yang
dapat diperoleh siswa yaitu obyek lengsung dan obyek
tidak langsung.
20
20
-
Dalam pernyataan buku tersebut diatas yang dimaksud
dengan obyek tidak langsung dan obyek langsung adalah
sebagai berikut :
aObyek tidak langsung antara lain kemampuan menyelidiki
dan memecahkan masalah secara mandiri dan bersikap
positif terhadap bahasa Inggris .
b Obyek langsung yaitu termasuk fakta, ketrampilan,
konsep atau aturan.
; Contoh fakta adalah : faktor dari 7x2 adalah 7 x x
; Ketrampilan yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah
dengan benar dan tepat
; Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita untuk
; Aturan adalah obyek yang paling absrak, aturan ini dapat bersifat
dalil, teiori dan lain-lain
Dengan demikian maka bagaimana supaya belajar itu
membawa prestasi yang baik, penulisan pada segmen ini
akan menguraikan bagaimana cara belajar yang baik.
3 Cara Belajar Yang Baik
Didalam proses belajar mengajar yang baik, merupakan
usaha sadar untuk mencapai suatu tujuan dalam proses
belajar mengajar. Tujuan itu sudah digariskan atau
21
21
-
dicantumkan dalam kurikulum. Untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum perlu kita ketahui bagaimana
cara belajar yang baik.
Penulis dapat memberi gambaran bahwa belajar yang baik
adalah apabila siswa itu mengetahui tujuan serta tugas dan
tanggung jawab sebagai seorang siswa. Salah satu
diantaranya adalah mengatur waktu yang baik dan efisien, dia
harus tahu waktu untuk belajar dan waktu untuk kegiatan
lainnya.
D Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, hipotesis
tindakan diajukan sebagai berikut: Melalui pertanyaan terstruktur,
dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf bahasa
Indonesia siswa Kelas VI SDN _________ Kecamatan _______
Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___.
22
22
-
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
A Setting dan Subjek Penelitian Tindakan
Penelitian ini dilakukan di SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI berjumlah 30 siswa terdiri atas 23 laki-laki dan 7 perempuan.
Penelitian dilaksanakan pada semester Ganjil tahun pelajaran
__/____ mulai bulan _____ sampai dengan _______.
B Tahapan Penelitian Tindakan
1 Gambaran umum penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach
classroom), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan
permasalahan yang terjadi di kelas. Penelitian ini dilakukan pada
semseter ganjil Kelas VI SDN _________ Kecamatan _______
Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___. Penelitian berlangsung
mulai bulan _____ minggu pertama hingga Akhir bulan _____.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru sebagai peneliti,
penanggungjawab penuh penelitian tindakan kelas. Guru dalam hal ini
peneliti, terlihat secara penuh dalam perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya. Keempat tindakan
23
23
-
tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Hal ini merupakan salah satu
ciri dari penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang
sudah dianggap mampu memenuhi kepuasan peneliti dalam mencapai
hasil yang diinginkan dan mengatasi persoalan yang ada.
2 Rincian prosedur penelitian
aRencana tindakan
Penelitian dilakukan di Kelas VI SDN _________ Kecamatan
_______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___yang
berjumlah 30 siswa. Tema yang diambil dalam penerapan
pembelajaran untuk peningkatan kemampuan menulis paragraf
Bahasa Indonesia melalui pertanyaan terstruktur.
Penelitian di lapangan dilakukan dalam waktu kurang lebih dua
setengah bulan, mulai bulan September minggu kedua hingga awal
Nopember. Rencana tindakan tersebut meliputi:
; Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan
pertanyaan terstruktur.
; Membuat jadwal kunjungan kelas dan pertemuan mingguan.
; Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, kegiatan
monitoring, perangkat tes awal, dan membuat catatan awal.
; Membuat alat bantu mengajar.
b Pelaksanaan tindakan
24
24
-
; Aktivitas siswa dengan siswa pada saat kerja kelompok.
; Aktivitas siswa pada waktu menjawab pertanyaan.
; Aktivitas siswa pada waktu mengerjakan tugas.
; Aktivitas siswa dengan guru sewaktu siswa diminta untuk
bertanya dan mengemukakan pendapat.
3. Observasi
; Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pembelajaran yang dibuat.
; Diberi wacana 3 4 paragraf.
Setelah menemukan arti dari paragraf tersebut, siswa diberi
pertanyaan sesuai dengan wacana.
; Mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran sesuai dengan TPK
yang terdapat dalam Rencana Pembelajaran.
; Mengadakan evaluasi akhir.
; Melaksanakan analisasi hasil evaluasi.
4. Perefleksian
; Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan hasil
observasi.
; Merevisi soal-soal yang masih dianggap sulit oleh siswa.
; Mengatur kembali beberapa anggota kelompok yang tidak cocok
dengan kelompoknya.
25
25
-
; Memberi solusi untuk mengatasi masalah siswa.
Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pembelajaran menulis paragraf melalui pertanyaan
terstruktur pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu:
Siklus Pertama
Sebelum dilakukan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan tes awal
kemampuan siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
kelas VI dalam menulis paragraf singkat. Dalam penelitian ini, pemberian
perlakuan dibedakan sebagai berikut:
aUntuk tugas-tugas yang berhubungan dengan wacana, siswa bekerja
secara kelompok berdasarkan kelompok masing-masing.
b Untuk tugas-tugas menulis paragraf singkat, siswa bekerja secara
individu.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil
sebagai berikut:
aDalam memberikan pembelajaran awal, guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarah pada tema yang akan diajarkan.
b Guru memberi kosa kata yang sulit yang berhubungan dengan
tema yang diajarkan.
cGuru memberikan struktur yang dianggap mengganggu pemahaman
siswa dalam menulis.
26
26
-
d Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa.
eGuru memberikan tugas dan latihan secara individual yang
berhubungan dengan penulisan paragraf.
fGuru memeriksa dan mendiskusikan jawaban siswa bersama seluruh
siswa.
g Siswa yang pandai dari beberapa kelompok bekerja sendiri dan
sebagian anggota tidak bekerja.
h Beberapa siswa merasa tidak cocok masih menanyakan tentang
bagaimana menulis paragraf singkat.
i Ada beberapa siswa masih melakukan kesalahan dalam menulis
paragraf.
Kekurangan-kekurangan tersebut berangsur-angsur diperbaiki.
Adapun perubahan yang ditemukan berdasarkan pengamatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
aKerja kelompok sudah mulai tenang dan teratur karena masing-masing
kelompok sudah mengetahui posisinya.
b Kegiatan berkelompok terlihat mulai hidup dan masing-masing
siswa secara aktif.
cGuru bersikap ramah dan tidak tegang waktu memasuki ruang kelas
sehingga suasana kelas terlihat lebih rileks.
d Beberapa siswa yang pandai masih terlihat lebih menonjol
dibandingkan dengan anggota kelompoknya.
27
27
-
eTidak ada siswa yang terlihat bingung dalam mengerjakan tugas.
Selanjutnya hasil pengamatan pelaksanaan penelitian tindakan
menunjukkan:
aSiswa sangat antusias dalam menjawab soal-soal yang diberikan baik
dalam menjawab soal-soal berdasarkan wacana maupun menulis
paragraf secara individu.
b Siswa yang pandai tampak bekerja sama dengan teman
kelompoknya.
cSiswa dapat menyelesaikan tugas I berdasarkan informasi yang
diperoleh melalui wacana.
d Kelompok siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tugas II.
eSisiwa masih mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan terstruktur yang digunakan untuk membuat paragraf
singkat.
Dari tindakan kelas yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
aSiswa tidak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tugas I dan II yang diberikan berdasarkan wacana.
b Pertanyaan terstruktur yang ditanyakan guru belum dapat secara
maksimal meningkatkan kemampuan siswa dalam menuis paragraf.
Siklus Kedua
28
28
-
Dalam hasil pengamatan yang dilaksanakan pada siklus II ini
ditemukan bahwa:
aSiswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya baik secara kelompok maupun secara individu.
b Tidak ada lagi siswa merasa bingung atau bertanya dalam menulis
paragraf.
cSiswa yang pandai tidak lagi mendominasi dalam mengerjakan tugas-
tugas kelompoknya.
d Siswa yang pada awalnya tampak pasif di kelas, kini menjadi lebih
aktif dan lebih bekerja antusias dalam melaksanakan tugas-tugas.
eSiswa berusaha untuk menjawab soal-soal yang diberikan saat diminta
untuk menjawab soal-soal yang diberikan.
fSaat diminta untuk berdialog, siswa berlomba untuk maju ke depan
kelas untuk melakukan dialog.
C Teknik Pengumpulan Data
Untuk mempermudah pengumpulan data, maka penelitian ini
menggunakan beberapa metode, adapun metode pengumpulan data
tersebut melalui beberapa metode yaitu observasi, wawancara terstruktur,
dan tes tulis. Dalam observasi penelitian mencatat setiap gejala
perubahan selama pembelajaran dan disesuaikan dengan konsep atas
indikatornya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama
pembelajaran berlangsung.
29
29
-
1 Melaksanakan tes berupa evaluasi proses dan hasil belajar serta
membuat rentang nilai hasil ulangan.
2 Membandingkan rata-rata hasil tes, yaitu dari nilai rata-rata pra
siklus, siklus I dan siklus II.
3 Menyimpulkan temuan-temuan hasil observasi, yaitu catatan-
catatan lapangan.
D Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan
kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan
belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap
siklusnya, maka dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal
tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan
menggunakan statistika sederhana, yaitu:
1 Penilaian tugas dan tes
30
30
-
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya
dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai
rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:
NX
x
Keterangan x : nilai rata-rata
X : jumlah semua nilai siswaN : jumlah siswa
2 Penilaian untuk ketuntasan belajar
Ada 2 kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar,
maka peneliti menganggap bahwa penerapan pembelajaran menulis
paragraf Bahasa Indonesia dengan pertanyaan terstruktur ini dikatakan
berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa jika siswa mampu
menyelesaikan paragraf dan memenuhi ketuntasan belajar yaitu
minimal 75% dari semua paragraf yang diberikan. Dengan kriteria
tingkat keberhasilan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam lima
kategori, seperti yang terlihat pada tabel 3.1. Untuk menghitung
prosentasi ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut.
%100___
=
SiswabelajartuntasyangSiswa
P
31
31
-
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini
digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut
dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan
refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan
mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model
pembelajaran yang tepat.
Tabel 3.1
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan (%) Arti 80% Sangat tinggi
60 79% Tinggi40 59% Sedang20 39% Rendah
< 20% Sangat rendah
32
32
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A Persiapan Tindakan
Untuk menyajikan data dari hasil pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan kelas berikut disampaikan secara berurutan
sesuai siklusnya.
1 Hasil Observasi Siklus I
Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa
penerapan strategi penyampaian bahan menulis paragraf dengan
pertanyaan terstruktur pada siklus I ini difokuskan pada
penugasan individual. Jadi dalam pelaksanaan tindakan kelas ini,
siswa diminta untuk mengerjakan tugas tersebut secara
perseorangan dengan bimbingan guru bagi yang memerlukan
saja.
aHasil Observasi Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I dihadiri oleh
30 siswa. Hasil pengamatan terhadap penugasan menulis
paragraf terstruktur yang diberikan kepada siswa diketahui
bahwa waktu 35 menit yang disediakan untuk mengerjakan
tugas tersebut ternyata tidak cukup untuk menyelesaikannya,
33
33
-
bahkan waktu 15 menit berikutnya yang semula disediakan
untuk diskusi kelas dipakai untuk menyelesaikan kegiatan
tersebut. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sekenario
pembelajaran yang direncanakan dalam Rencana
Pembelajaran (RP) tidak dapat berlangsung seperti yang
dikehendaki.
Hasil pengamatan guru terhadap keaktifan siswa dalam
menyelesaikan tugas menulis paragraf terstruktur diketahui.
Hampir semua siswa aktif mengerjakan dengan serius,
walaupun yang sudah mencoba mengerjakan seluruh
kegiatan sekitar 26 siswa (86,7%) dan hanya 4 siswa (13,3%)
yang belum menyelesaikan semua kegiatan. Sedangkan
bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
siswa diketahui bahwa belum bekerja sesuai dengan petunjuk
yang tertera dalam menulis paragraf terstruktur.
b Hasil Observasi Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan kelas pada pertemuan kedua ini
dihadiri oleh 29 dari 30 siswa seluruhnya. Berdasarkan hasil
pengamatan pada pertemuan pertama, pada pertemuan ini
guru tidak lagi membiarkan siswa mengerjakan sesuai dengan
pemahamannya terhadap menulis paragraf terstruktur,
34
34
-
melainkan guru memberikan pengarahan dan bimbingan
seperlunya terhadap kesulitan siswa. Dari rekaman hasil
pengamatan yang telah dilakukan oleh guru, diketahui bahwa
seluruh siswa lebih antusias dan konsentrasi membuat
paragraf bebas. Walaupun demikian masih dijumpai siswa
yang belum mengerti apa yang harus dilakukan dengan
menulis paragrafnya, tapi berkat bimbingan guru, akhirnya
siswa tersebut dapat mengerti akan tugasnya.
Berkaitan dengan waktu yang disediakan untuk
mengerjakan menulis paragraf terstruktur (dalam kegiatan inti
pelajaran), yaitu 40 menit ternyata siswa Kelas VI SDN
_________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun
Pelajaran ___/___belum bisa menyelesaikan seluruh kegiatan
yang tercantum dalam rincian kegiatan. Itu sebabnya guru
terpaksa menambah waktu untuk menyelesaikan menulis
paragraf terstrukturnya yang semula untuk digunakan sebagai
kegiatan diskusi kelas, guna membahas hasil pekerjaan siswa
tentang paragraf terstruktur. Hal ini mungkin disebabkan
karena siswa masih belum terbiasa membuat paragraf dengan
pertanyaan terstruktur dengan cepat, sehingga mereka
kesulitan mengerjakan menulis paragraf dengan pertanyaan
terstruktur. Dari seluruh siswa hanya 3 anak yang kurang
35
35
-
bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas menulis
paragraf, sedang sisanya tampak sangat konsentrasi terhadap
rincian kegiatan yang harus diselesaikan walaupun hanya 2
siswa yang dapat menyelesaikan tugasnya secara tuntas.
2 Hasil Observasi Siklus II
Jika pada Siklus I penugasan dengan menulis paragraf
dengan pertanyaan terstruktur ditujukan untuk dikerjakan secara
perseoranga, maka pada Siklus II ini penugasan menulis paragraf
terstruktur ditujukan untuk dikerjakan secara berkelompok antara
4 sampai 5 siswa.
aHasil Observasi Pertemuan I
Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan I ini dihadiri
oleh 30 orang siswa. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok yang
masing-masing beranggotakan 5 orang siswa, sebab tugas
yang diberikan perlu didiskusikan untuk menyelesaikannya.
Karakteristk paragraf terstruktur ini adalah sebelum siswa
berdiskusi secara kelompok, siswa terlebih dahulu menuliskan
pendapat pribadinya untuk kemudian didiskusikan sampai
dihasilkan pendapat atau kesepakatan kelompok. Dari 2
pendapat pribadi dan pendapat kelompok yang dihasilkan,
36
36
-
kemudian dibandingkan antara keduanya sehingga diketahui
siswa mana yang dominan dapat mempengaruhi kesepakatan
kelompok.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa suasana kelas
menjadi ramai karena terdapat 6 kelompok yang secara
bersamaan melakukan diskusi di kelompoknya masing-
masing. Dinamika kelompok sangat tampak terutama
berkaitan dengan bagaimana seorang siswa dapat
mempengaruhi anggota kelompok lainnya, sehingga sampai
menit ke 60 hanya 4 kelompok yang berhasil menyelesaikan
tugasnya secara tuntas termasuk menulis paragraf terstruktur.
Sedangkan 2 kelompok lainnya sudah berusaha dengan keras
namun masih belum tuntas menyelesaikan seluruh tugas. Dari
kerasnya perbedaan pendapat yang terjadi di antara siswa,
diskusi kelas yang direncanakan dalam RP belum dapat
dilaksanakan berhubung waktu yang tersisa kurang untuk
melaksanakannya, walaupun pengambilan kesimpulan akhir
masih sempat dilakukan oleh guru.
b Hasil Observasi Pertemuan II
37
37
-
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua ini
dihadiri oleh 30 siswa. Dari jumlah siswa yang hadir tersebut
dibentuk 6 kelompok, sehingga ada 1 kelompok yang
beranggotakan 5 siswa.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru, diketahui
bahwa hampir semua kelompok sangat aktif melakukan
diskusi kelompok agar dapat menyelesaikan semua topik
bahasan yang harus diselesaikan. Hanya saja terdapat 1
kelompok siswa yang tampak kurang bergairah dan pasif
dalam berdiskusi guna menyelesaikan topik bahasannya.
Sesuai waktu yang direncanakan khusus untuk
menyelesaikan menulis paragraf terstruktur, ternyata hampir
semua kelompok dapat menyelesaikan tugasnya secara
tuntas, maka sesi diskusi kelas yang direncanakan untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dapat
diselenggarakan. Dalam diskusi kelas tersebut, 4 kelompok
telah mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya karena
waktu yang tersedia tidak banyak. Dari hasil pengamatan guru
terhadap diskusi kelas yang telah berlangsung, diketahui
bahwa sebagian besar siswa masih belum berani
38
38
-
mengemukakan pendapatnya baik berupa tanggapan atau
kritik terhadap kelompok lain.
B Hasil Tindakan
Dalam rangka melakukan pengukuran terhadap subjek
penelitian, peneliti telah melancarkan dua kali tes, yaitu tes
kemampuan awal (pretes) dan tes prestasi belajar (postes).
Selain pengukuran berupa tes, dalam penelitian tindakan kelas ini
juga telah disebarkan angket atau kuesioner balikan siswa yang
memuat tentang penilaian dan persepsi siswa serta ditambah
dengan tanggapan dan saran-sarannya terhadap perubahan
strategi penyampaian bahan yang mengaktifkan siswa. Untuk
mengetahui hasil pengukuran tersebut, maka berikut disajikan
datanya.
1 Penyajian Hasil Pretes
Pelaksanaan tes kemampuan awal ini telah dihadiri oleh 30
siswa. Skor yang diperoleh berkisar dari skor terendah 22
sampai yang tertinggi 75 dengan rata-rata skor berkisar 44,78.
Dari hasil pengukuran awal ini dapat diketahui bahwa rata-rata
siswa memang masih belum menguasai materi yang akan
39
39
-
diajarkan yaitu menulis paragraf dengan pertanyaan
terstruktur.
2 Penyajian Hasil Postes
Adapun pelaksanaan tes hasil belajar siswa ini telah
dilaksanakan pada tanggal 9 Nopember 2009 yang diikuti
oleh sejumlah 30 siswa. Hasil tes prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa tersebut diketahui berkisar antara 52,5 yang
terendah, sampai 82,5 yang tertinggi, dengan skor rata-rata
yang diperoleh siswa adalah 66,5. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa secara umum siswa telah menunjukkan
prestasi belajarnya dengan cukup baik setelah mengikuti
proses pembelajaran yang menerapkan metode penugasan
dengan menulis paragraf dengan pertanyaan terstruktur.
Apabila hasil tes kemampuan yang diperoleh siswa
dibandingkan dengan tes prestasi belajarnya, maka sebagian
besar siswa menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan atau
penerapan strategi penyampaian yang menekankan pada
aktifitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3 Penyajian Hasil Angket Siswa
40
40
-
Angket yang diberikan kepada siswa hanya dapat diisi
oleh siswa yang mengikuti pos tes saja karena lembar angket
ini menjadi satu dengan lembar tes belajar siswa. Untuk
mengetahui data hasil angket tersebut, berikut disajikan
laporannya.
a. Pertanyaan nomor 1
Pertanyaan ini meminta siswa untuk menjawab tentang
seberapa menyenangkan atau membosankan proses
pembelajaran dengan menulis paragraf terstruktur yang
harus dikerjakan secara individu. Jika menjawab sangat
menyenangkan diberi skor 4, agak menyenangkan 3, agak
membosankan 2, dan sangat membosankan skornya 1.
Dari hasil angket yang telah dikumpulakan diketahui bahwa
rata-rata skor jawaban siswa adalah 2,67. Ini menandakan
bahwa sebagian besar siswa cenderung merasa agak
menyenangkan apabila pelajaran disajikan menggunakan
menulis paragraf terstruktur yang harus dikerjakan dengan
cara individu.
b. Pertanyaan nomor 2
Disini siswa diharapkan menjawab pertanyaan tentang
sulit atau mudahnya materi pelajaran jika dipelajari
41
41
-
menggunakan menulis paragraf terstruktur yang harus
dikerjakan oleh siswa secara perseorangan. Jika siswa
menjawab sangat sulit, maka diberi skor 4, agak sulit
skornya 3, agak mudah skornya 2, dan sangat
membosankan skornya 1. Berdasarkan data hasil angket
telah dikumpulkan, dapat diketahui bahwa rata-rata
skornya adalah 2,57. Dari data tersebut dapat
dikemukakan bahwa sebagian besar siswa menganggap
bahwa materi pelajaran cenderung terasa agak sulit
apabila dikerjakan secara individu.
c. Pertanyaan nomor 3
Pertanyaan ini meminta siswa untuk menjawab tentang
seberapa menyenangkan atau membosankan proses
pembelajaran dengan menulis paragraf terstruktur yang
harus dikerjakan secara kelompok (berdiskusi). Jika
menjawab sangat menyenangkan diberi skor 4, agak
menyenangkan 3, agak membosankan 2, dan sangat
membosankan 1. Dari hasil angket yang telah
dikumpulkan, diketahui bahwa rata-rata skor jawaban
siswa adalah 3,63. Ini menandakan bahwa sebagian besar
siswa cenderung merasa sangat menyenangkan jika
42
42
-
proses belajar mengajarnya dilakukan secara diskusi
kelompok.
d Pertanyaan nomor 4
Disini siswa diharapkan menjawab pertanyaan tentang
sulit atau mudahnya materi pelajaran jika dipelajari
menggunakan menulis paragraf terstruktur yang harus
dikerjakan oleh siswa secara kelompok atau dengan
berdiskusi. Jika siswa menjawab sangat sulit maka diberi
skor 4, agak sulit skornya 3, agak mudah skornya 2, dan
sangat membosankan skornya 1. Berdasarkan data hasil
angket telah dikumpulkan, dapat diketahui bahwa rata-rata
skornya adalah 1,52. Dari data tersebut dapat
dikemukakan bahwa sebagian besar siswa menganggap
materi pelajaran cenderung terasa sangat mudah apabila
dikerjakan secara berkelompok dengan jalan berdiskusi.
C Refleksi
Untuk menyajikan temuan yang diperoleh setelah
implementasi tindakan, maka di bawah ini disampaikan temuan
utama dan temuan sampingan. Temuan utama merupakan
temuan yang menyangkut masalah yang telah diteliti, sedang
temuan sampingan merupakan temuan ikutan selain temuan
43
43
-
utama namun sangat urgent untuk diungkap dalam rangka studi
tindak lanjut.
1 Temuan Utama
Sesuai dengan masalah yang diteliti, ada 2 temuan utama dari
PTK ini, yaitu sebagai berkut:
a; Siswa menjadi lebih serius dan konsentarasi atau dengan
kata lain, minatnya menjadi meningkat terhadap jalannya
proses pembelajaran yang disajikan dengan metode
penugasan khususnya menulis paragraf.
b; Walaupun nilainya tidak begitu besar, siswa berhasil
mengalami peningkatan prestasi belajarnya atau paling
tidak telah menunjukkan prestasi belajar yang baik setelah
mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan metode
penugasan menulis paragraf terstruktur.
Temuan yang pertama tersebut ditandai dengan
terlihatnya hampir semua siswa lebih perhatian terhadap
rincian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam
rangka menyelesaikan tugas menulis paragraf terstruktur.
Selain itu baik frekuensi maupun intensitas respon dari siswa
terhadap apa yang dirasa kesulitan tampak semakin tinggi
dibanding acara tatap muka sebelumnya yang menggunakan
44
44
-
metode konvensional. Walaupun demikian, masih dijumpai
segelintir siswa yang kurang begitu antusias dan bergairah
dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung, tetapi
setelah dicermati dengan seksama, ternyata siswa tersebut
memang sejak semula kurang memiliki motivasi yang baik
terhadap mata pelajaran apapun. Dengan demikian, temuan
yang pertama cukup memiliki bukti berdasar hasil pengamatan
selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Sedangkan penemuan yang kedua dapat dibuktikan
dengan hasil tes prestasi yang telah dilakukan siswa, terlihat
seluruh siswa memperoleh skor di atas 50 untuk skala 100.
Dari indikator tersebut, wajar apabila dikatakan bahwa
perubahan metode pelajaran yang menekankan pada aktivitas
siswa melalui penugasan menulis paragraf terstruktur dapat
menghasilkan prestasi belajar yang baik serta dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2 Temuan Sampingan
Setelah melakukan pengamatan dan pengukuran
terhadap implementasi tindakan, ditemui adanya beberapa hal
sebagai berikut:
45
45
-
a; Siswa belum bisa mengerjakan tugas menulis paragraf
terstruktur tanpa campur tangan dan bimbingan dari guru.
Hal ini dimungkinkan oleh karena terdapat kurangnya
kemampuan kosakata.
b; Siswa belum bisa mengambil intisari dari teks bacaan
untuk dipergunakan sebagai bahan menjawab suatu
persoalan atau untuk mengambil suatu keputusan. Temuan
ini ditengarai disebabkan oleh siswa terlalu dibiasakan oleh
guru untuk menerima apa adanya dari setiap informasi
atau penjelasan guru, sehingga mereka kurang
memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan potensi
kemampuan analisisnya. Oleh sebab itu, siswa terbuai
dengan hanya menerima dan merasa enggan atau
canggung untuk berusaha mencari dan menemukan sendiri
apa yang diperlukan untuk menjawab persoalan maupun
mengambil suatu keputusan.
c; Siswa cenderung lebih menyukai mengerjakan suatu tugas
pekerjaan secara berkelompok atau berdiskusi
dibandingkan dengan cara perseorangan atau individual.
Temuan 1 ini dapat dipergunakan sebagai indikator masih
kurang percaya dirinya siswa dalam menyelesaikan suatu
46
46
-
persoalan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh masih
rendahnya kebutuhan berprestasi (need for achivement)
dari siswa secara individu, serta masih kurangnya para
guru melatih dan memberikan motivasi berprestasi
terhadap siswa.
d; Siswa masih kurang bisa memanfaatkan waktu yang
tersedia secara efisien untuk melakukan sesuatu tugas
pekerjaan. Kurangnya dalam hal pengelolahan waktu bagi
siswa ini akan mempengaruhi pembentukan karakter dan
budaya kerja siswa. Padahal karakter dan budaya kerja ini
dibutuhkan oleh siswa nanti setelah mereka dewasa. Hal
ini mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan
dimana mereka tinggal. Termasuk motivasi guru selalu
mengingatkan betapa pentingnya mengelolah waktu
secara efisien agar tidak selalu ketinggalan momentum
terhadap meraih setiap peluang yang ada.
D Pembahasan Atas Hasil Tindakan
Untuk melakukan pembahasan terhadap hasil tindakan yang
telah dilaksanakan, maka berikut akan dikupas dan dibahas
khususnya yang berkaitan dengan temuan utama sesuai dengan
permasalahan penelitian yang sedang diteliti.
47
47
-
1 Pembahasan Temuan I
Temuan yang diperoleh yaitu penerapan strategi
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dapat
meningkatkan minat siswa Kelas VI SDN _________
Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun Pelajaran ___/___
mengikuti pelajaran. Temuan ini memberikan jawaban
terhadap hipotesis tindakan yang telah dikemukakan pada bab
I, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi tindakan
perubahan strategi pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas dapat berhasil mengatasi masalah rendahnya minat
siswa dalam mengikuti pelajaran, khususnya bahasa
Indonesia (mengarang).
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa minat seseorang
terhadap sesuatu mata pelajaran akan menyebabkan mereka
dapat belajar dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh
Gie (1985), bahwa suatu mata pelajaran dapat dipelajari
dengan baik apabila si pelajar dapat memusatkan
perhatiannya terhadap pelajaran itu. Sedangkan perhatian
seseorang terhadap sesuatu merupakan salah satu unsur dari
minat. Dengan kata lain di dalam minat itu sendiri
mengandung perhatian sebagai salah satu indikatornya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Walgito (1981) mengemukakan
48
48
-
tentang pengertian minat sebagai berikut: minat adalah suatu
keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap
sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari lebih lanjut.
Sedangkan kaitan antara minat dengan penerapan
strategi pembelajaran dapat dijelaskan bahwa penerapan
metode penugasan khususnya menulis paragraf terstruktur
baik secara individual maupun kelompok dapat
memungkinkan siswa perhatiannya terpusat pada rincian
kegiatan atau tugas dan selalu berinteraksi secara aktif atau
dengan pedoman kerja atau langkah-langkah aktifitas.
Dengan kualitas dan intensitas interaksi tersebut, maka minat
siswa dalam mengikuti pelajaran menjadi meningkat pula.
Minat terhadap suatu mata pelajaran sangat dipengaruhi oleh
seberapa besar siswa dilibatkan dalam proses belajar
mengajarnya sebab jika siswa kurang dilibatkan maka siswa
akan cenderung pasif, tidak bergairah dan kurang perhatian.
2 Pembahasan Temuan 2
Temuan berikutnya adalah penerapan strategi
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan menerapkan
49
49
-
metode penugasan menulis paragraf terstruktu, maka siswa
dapat mempelajari materi pelajaran bukan melalui penjelasan
guru, melainkan dari hasil membaca, menyimak,
menganalisis, dan mengambil kesimpulan sendiri setelah
melakukan kegiatan seperti yang tercantum dalam rincian
kegiatan. Pengalaman yang demikian akan dapat
menyenangkan siswa karena mereka merasa berhasil
menemukan sendiri pengetahuannya yang dipelajari.
Oleh karena melalui metode penugasan siswa diminta
untuk menyelesaikan tugas menulis paragraf terstuktur
tersebut berarti intensitas dan keterlibatan siswa menjadi
tinggi maka siswa akan menyebabkan siswa lebih perhatian,
bergairah, dan lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi yang demikian itu mendorong siswa belajar lebih baik
lagi sehingga hasil belajarnyapun akan lebih baik pula, hal ini
didukung oleh pendapat Koetoer (1984) bahwa kurangnya
intensitas kegiatan belajar yang kurang pula.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode penugasan menulis paragraf terstruktur
sebagai wujud strategi pembelajaran yang menekankan pada
50
50
-
aktivitas siswa dapat menyebabkan prestasi belajar lebih baik
dan meningkat.
51
51
-
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berupa peningkatan belajar
siswa melalui penulisan paragraph dengan pertanyaan terstruktur
meningkat dari nilai rata-ratanya cukup baik, maka data yang
diperoleh mendukung hipotesa yang menyatakan bahwa
Kemampuan menulis Paragraf Bahasa Indonesia Siswa Kelas
VI SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun
Pelajaran ___/___ dapat ditingkatkan melalui pertanyaan
terstruktur.
B Saran
Berdasarkan simpulan, hasil pengamatan dan tempuan terhadap
tindakan penelitian yang telah dilakukan, disampaikan beberapa
saran, terutama ditunjukkan kepada pihak tertentu.
1 Saran Penelitian Lanjut
aMengingat pelaksanaan penelitian ini baru berjalan 2
siklus, maka peneliti/ guru lain diharapkan dapat
melanjutkan untuk temuan yang lebih signifikan.
52
52
-
b Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini
masih merupakan instrumen yang tingkat validasinya
belum memuaskan. Penelitian berikutnya dapat mencoba
dengan instrumen yang lebih standart.
2 Saran untuk Penerapan Hasil Penelitian
Mengingat model pembelajaran persentase oral dapat
mendorong siswa lebih aktif, sekolah dengan karakteristik
yang relative sama dapat menerapkan strategi pembelajaran
serupa untuk meningkatkan siswa secara lebih efektif.
53
53
-
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J. S. 2003. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Pustaka Prima: Bandung.
__________. 2001. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. PT Gramedia: Jakarta.
Kridalaksana, Harimurti. 2000. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Edisi kedua. Nusa Indah: Flores.
Nasution, S dan M. Thomas. 2001. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, dan Makalah. Bumi Aksara: Bandung.
Oka, Gusti Ngurah. 1974. Problematik Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Usaha Nasional: Surabaya.
Samsuri. 1981. Analisis Bahasa. Erlangga: Jakarta.
Sunarto dan Agung Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta Jakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.
Wuliyana, Sri. 1998. Studi Tentang Pengaruh Kegiatan Merangkum Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SDN Sengon I & II Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya.
Yasin, Sulchan. 1987. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Usaha Nasional: Surabaya.
54
54
-
Lampiran I
Tabel : Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa Dalam
Pembelajaran Pertanyaan Terstruktur
Tingkat Keberhasilan (%) Arti 80% Sangat tinggi
60 79% Tinggi40 59% Sedang20 39% Rendah
< 20% Sangat rendah
55
55
-
Lampiran II
SURAT KETERANGAN
IDZIN PENYELENGGARAAN KEGIATAN P T K
Kepada YTH. Bapak / Ibu Kepala Sekolah SDN _______ Di T e m p a t
Dengan Hormat,
Dengan surat ini, saya selaku peneliti sekaligus guru dan KS yang
mengajar di SDN _________ Kecamatan _______ Kabupaten _____ Tahun
Pelajaran ___/___., memohon Ijin kepada Ibu / Bapak, selaku Kepala
Sekolah SDN ________ untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah.
Adapun Jadwal Kegiatan PTK, saya lampirkan di bawah ini. Untuk itu,
saya mohon sekiranya untuk memberikan idzin penyelenggaran Kegiatan tersebut.
Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas
kerjasamanya.
________,___________ Hormat Saya,
Peneliti
56
56
-
Lampiran III
Buatlah : RPP Bahasa Indoinesia Pokok Bahasan Struktur Paragraf
di Kelas VI Semester 1 Tapel ___/____
57
57
-
Lampiran IV
Daftar Hadir 30 Siswa Kelas VI Yang Menjadi RespondenDalam Kegiatan PTK Mapel bahasa Indonesia
58
58
-
59
59