pta fendy
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pestisida diperkenalkan untuk pertamakalinya oleh bangsa Cina pada tahun
900 M , dengan memakai senyawa arsenat, sudah dipakainya pestisida ultra tradisional ini
menunjukkan bahwa bangsa Cina sudah maju dibidang pertanian, terbukti dengan
kenyataan pengenalan pestisida yang pertama sekali oleh manusia.
Karena belum ada penemuan-penemuan baru, bahan arsenat ini bertahan
cukup lama. Meskipun hama-hama juga sudah menunjukkan segala kekebalan. Pada
akhirnya secara tidak disengaja seperti lazimnya penemuan yang lain, racun tembakau
mulai diperkenalkan pada masyarakat mulai tahun 1960 diEropa.
Metodenya masih sederhana Pembuatan pun cukup sederhana, karena pada
masa itu belum dikenal alat-alat industri dan pengetahuan yang cukup. Tembakau
direndam didalam air selama satu hari satu malam, baru kemudian dipakai untuk
menyemprot atau disiramkan.
Ternyata racun nikotin ini cukup efektif pula sebagai obat sekaligus racun
pembasmi hama. Berbeda didaratan eropa, di Malaysia dan sekitarnya lebih mengenal
bubuk pohon deris, yang mengandung bahan aktif Rotenon sebagai zat pembunuh.
Disamping itu juga dipakai bahan aktif Pirenthin I dan II, dan Anerin I dan II, yang
diperoleh dari bunga Pyrentrum Aneraria Forium.
Semenjak diketemukannya bahan-bahan aktif dari tumbuh-tumbuhan tersebut,
perkembangan pestisida semakin melonjak.Berbagai upaya pemikiran mulai dilontarkan
untuk mendapatkan jenis-jenis pestisida baru yang lebih ampuh. Barulah kemudian
diketemukan pestisida sintetis dari senyawa Dinitro dan Thiosianat.
Namun ternyata sangat dirasakan, bahwa zat-zat pembasmi yang terdahulu
belum begitu memuaskan. Maka tercipta DDT (Dicholro Diphenil Trichloroetana) pada
tahun 1874 oleh seorang warga negara Jerman, Zeidler. Pada akhirnya pembuatan DDT
merupakan babak baru dalam perkembangan industri pestisida. Dan semenjak itu makin
banyak pestisida sintetis buatan manusia, baik yang betul-betul berbeda dengan DDT,
maupun derivat-derivatnya.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO1
Nama suatu pestisida dapat digunakan untuk mengetahui sifat yang
mencirikannya. Setiap pestisida yang diperdagangkan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
bahan aktif, bahan-bahan pembantu dan bahan pembawa. Bahan aktif adalah senyawa
kimia yang mempunyai efek pestisida, yakni efek meracuni atau efek biologi lainnya.
Misalnya sebagai penarik, pengusir dsb. Bahan pembantu merupakan senyawa-senyawa
yang ditambahkan untuk menjadikan suspensi menjadi stabil, sehingga penggunaan bahan
aktif pestisida menjadi lebih efektif ( contoh: agen dispersi , emulsifier ). Bahan pembawa
merupakan senyawa pembawa bahan aktif ( contoh : pelarut organik, lempung mineral ).
Cara penamaan pestisida dapat didasarkan dalam beberapa hal, yaitu : Nama
umum bahan aktif, Nama perdagangan dalam bentuk formulasi, Nama struktur kimia dan
Struktur rumus molekul bahan aktif. Sebagai contoh pemberian nama terhadap Furadan.
Nama umum bahan aktif CARBOFURAN. Nama perdagangan biasanya diberikan oleh
pabrik atau oleh formulator dalam hal ini ada yang memberi nama Furadan 3 G, Curater 3
G, Petrofur 3G, Dharmafur 3 G. Nama struktur kimianya adalah 2,3-dihidro-2,2-
dimethyl-7-benzofuranyl methylcarbamate.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai
alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi
subsidi terhadap pestisida. Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak
menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun
swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida
secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat
(tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
I.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum acara kali ini, adalah :
1. Untuk mengetahui penggolongan pestisida berdasarkan nama umum, nama dagang,
dam nama kimia dari masing-masing pestisida.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO2
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pestisida dan Teknik Aplikasi dilaksanakan pada hari senin, tanggal 25
April 2011, pukul 09.00-10.40 WIB. Bertempat di Labolatorium Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis pestisida yang sudah
disiapkan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas
Palangka Raya. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat tulis dan
sejenisnya.
2.3. Cara Kerja
Menginventarisasikan golongan pestisida masing-masing sesuai dengan nama umum,
nama dagang dan nama kimianya. Selanjutnya membuat dalam bentuk tabel yang telah
disediakan.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Penamaan Pestisida
NO GOLONGAN PESTISIDA
NAMA DAGANG
NAMA UMUM NAMA KIMIA SIMBOL / PERINGATAN
1 Insektisida DURSBAN * 20 EC
Klorpirifos O,O-diethyl Klorpirifos
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
2 Insektisida DHARMABAS 500 EC
BPMC 50g/L N-(phosporomethyl) pgicine
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
3 Insektisida INDOVIN 85 SP
Karbaril 85% 1- naphthy Methylkarbonat
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
4 Insektisida SUPRACIDE 25 WP
Metidation Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
5 Insektisida BANCOL 5O WP
Bensultap 50% Perhatian
6 Fungisida DACONIL 75 WP
Klorotalonil 75 g/l.
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
7 Fungisida RIDOMIL 35 SD
Mefenoksam 35 g/l.
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO4
8 Fungisida ANTRACOL 70 WP
Propineb 70 g/l.
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
9 Fungisida BENLATE WP Wettable Powder
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
10 Fungisida DITHANE 430 F
Mankozeb 430 g/l.
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
11 Herbisida RAMBO 480 AS
Glifosat 480 g/l.
Perhatian
12 Herbisida POLARIS 200/8 AS
Monoamonium glifosat 200g/l.
Perhatian
13 Herbisida GRAMOXONE Parakuat diklorida 276 g/l.
1,1-dimethyl-4-4 Bpyridylium diklorida
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
14 Herbisida PATA-COL Parakuat diklorida 248,4 g/l.
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
15 Kompilasi (Akarisida & Insektisida)
MITAL 200 EC Amitraz 200g/L
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
16 Kompilasi (Fungisida & ZPT)
FUJIWAN 400 EC
Isoprothio lane 400g/L
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO5
17 Kompilasi (Insektisida & ZPT)
REGENT 50 SC
Fipronil 50 g/l. Perhatian
18 Kompilasi (Nematisida, Insektisida, & Fungisida)
BASAMID-6 Dazomet 98% Perhatian
19 Rodentisida PETROKUM RMB
Brodifakum 0,005%
Perhatian
20 Rodentisida MESOPHIDE 80 P
Seng fosfida Beracun
21 Rodentisida KLERAT RM-B
Brodifakum 0,005%
Perhatian
22 Bakterisida AGREPT 20 WP
Streptomisin sulfat 20%
Label berwarna kuning dan
bertanda silang (berbahaya).
3.2. Pembahasan
3.2.1. Penggolongan Pestisida
a.Insektisida
Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas semua
jenis serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga
digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang,
seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon,
tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.. Beberapa nama jenis insektisida
antara lain, DURSBAN * 20 EC, DHARMABAS 500 EC, INDOVIN 85 SP,
SUPRACIDE 25 WP, BANCOL 5O WP
Serangga adalah binatang yang 26% spesiesnya merugikan manusia
karena herbivora atau fitofak, sedangkan sebagian lainnya merugikan manusia
karena menyebarkan penyakit pada manusia dan binatang ternak. Walaupun
demikian ada pula serangga yang sangat penting misalnya serangga penyerbuk
(pollinator), pengurai (decomposer), predator dan parasitoid pada serangga lain,
penghasil bahan berguna (lebah madu), dan sebagainya.
Ukurannya sangat beragam. Ada yang besarnya kurang dari 0,25 mm,
tetapi ada juga yang bisa mencapai 25 cm. secara umum tubuh serangga terdiri
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO6
dari kepala, dada dan perut. Pada dadanya terdapat 6 ruas kaki yang dapat
bergerak.
Salah satu kesulitan pengendalian serangga adalah sifat serangga yang
mudah menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Sebagai contoh walaupun
tanaman ksukaannya tidak ada, serangga masih bertahan hidup dengan
memakan jenis tanaman apa saja yang ada. Seraangga juga tidak hanya
menyerang tanaman di lahan pertanian, tetapi ada beberapa jenis yang menjadi
hama gudang.
Untuk membunuh serangga, inektisida nmasuk dalam tubuh serangga
melalui lambung, kontak, dan alat pernapasan.
a. Insektisida dapat meracuni lambung (stomach poisons) bila insektisida
masuk dalam tubuh bersama bagian tanaman yang dimakannya. Akibatnya
alat pencernaan akan terganggu. Insektisida seperi ini sangat efektif untuk
mengendalikan serangga yang mulutnya bertipe pengigit dan pengunyah.
b. Insektisida kontak (contac poisons) akan masuk tubuh serangga melalui
kutikulanya.
c. Insectisida masuk ke tubuhnya melalui pernapasan. Sebagiai fumigasi hama
gudang dapat mematikan hama yang menhisap gas beracun dari fumigant.
Sedangkan dilihat dari cara kerjanya, insektisida dibedakan atas
peracun fisik, peracun protoplasma, dan peracun pernapasan.
a) Insektisida peracun fisik akan menyebabkan dehidrasi, yaitu keluarnya
cairan tubuh dari dalam tubuh serangga.
b) Insektisida peracun protoplasma dapat mengendapkan protein dalam
tubuh serangga.
c) Insektisida peracun pernapasan dapat menghambat aktifitas enzim
pernapasan.
Contoh penamaan pestisida dari golongan insektisida ini adalah : 1. a. Nama Dagang : DURSBAN 20 EC.
b. Nama Umum : Klorpiripos 20 g/l.
c. Nama Kimia : O,O-diethyl Klorpirifos.
2. a. Nama Dagang : SUPRACIDE 25 WP.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO7
b. Nama Umum : Metidation 25 g/l.
c. Nama Kimia :
3. a. Nama Dagang : INDOVIN 85 SP.
b. Nama Umum : Karbaril 85 g/l.
c. Nama Kimia :
4. a. Nama Dagang : DHARMABAS 500 EC.
b. Nama Umum : BPMC (fenobukarb) 500 g/l.
c. Nama Kimia :
5. a. Nama Dagang : BANCOL 5O WP.
b. Nama Umum : Bensultap 50 g/l.
c. Nama Kimia :b. Fungisida
Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan
jamur/ cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun.
Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri,
dan natrium dikromat. Beberapa nama jenis Fungisida antara lain, DACONIL
75 WP, RIDOMIL 35 SD, ANTRACOL 70 WP, BENLATE WP, DITHANE
430 F. Contoh penamaan pestisida dari golongan fungisida adalah :
1. a. Nama Dagang : DACONIL 75 WP.
b. Nama Umum : Klorotalonil 75 g/l.
2. a. Nama Dagang : RIDOMIL 35 SD.
b. Nama Umum : Metalaksil 35 g/l.
c. Nama Kimia :
3. a. Nama Dagang : ANTRACOL 70 WP.
b. Nama Umum : Propineb 70,5 g/l.
c. Nama Kimia :
4. a. Nama Dagang : BENLATE WP.
b. Nama Umum : Benomil 50 g/l.
c. Nama Kimia :
5. a. Nama Dagang : KUMULUS 80 WDG.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO8
b. Nama Umum : Belerang 80 g/l.
c. Nama Kimia :
c.Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman
pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll.
Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol. Beberapa nama jenis
Herbisida antara lain PATA-COL, GRAMOXONE, POLARIS 200/8 AS,
RAMBO 480 AS
Kehadiran gulma dalam lahan pertanian sangat tidak diharapkan
karena akan menyaingi tanaman yang ditanam dalam memperolah unsure hara,
air dan matahari. Akibat dari serangan gulma dapat menurunkan hasil panen
yang cukup besar.
Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses
anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui
kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut. Herbisida
menjadi kompetitor karena memiliki struktur yang mirip dan menjadi
kosubstrat yang dikenali oleh enzim yang menjadi sasarannya. Contoh
penamaan pestisida dari golongan herbisida adalah :
1. a. Nama Dagang : RAMBO 480 AS.
b. Nama Umum : Glifosat 480 g/l.
2. a. Nama Dagang : POLARIS 200/8 AS.
b. Nama Umum : Monoamonium glifosat 200g/l.
c. Nama Kimia:
3. a. Nama Dagang : GRAMOXONE.
b. Nama Umum : Parakuat diklorida 276 g/l.
c. Nama Kimia : 1,1-dimethyl-4-4 Bpyridylium diklorida.
4. a. Nama Dagang : PARA-COL.
b. Nama Umum : Parakuat diklorida 248,4 g/l.
c. Nama Kimia:
d. Rodentisida
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO9
Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk
memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya
diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau
jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan
juga hewan ternak yang memakannya. Contohnya : Warangan. Nematisida
adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa
nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan
umbi tanaman. Beberapa nama jenis Rodentisida antara lain KLERAT RM-
B, MESOPHIDE 80 P, PETROKUM RMB
Tikus juga merupakan organisme pengganggu yang banyak
merugikan manusia. Di bidang pertanian , tikus sering menyerang tanaman
pangan ,hortikltura, dan tanaman perkebunan dalam waktu yang singkat
dengan tingkat kerugian yang besar. Berbagai stadia umur tanaman
diserangnya, mulai dari pembibitan, masa pertumbuhan sampai hasil panen
yang tersimpan di guadang. Dipeternakan , tikus sering mengambil pakan
ternak. Dan, bahkan tikus dapat menjadi sarana bagi beberapa pathogen
yang dapat menimbulkan penyakit bagi manusia dan hewan piaraan.
Masalahnya tikus sangat terampil menghindar terhadap setiap
tindakan pengendalian. Oleh karena itu rodentisida yang efektif biasanya
dalam bentuk umpan beracun. Contoh penamaan pestisida dari golongan
rodentisida adalah :
1. a. Nama Dagang: PETROKUM RMB.
b. Nama Umum : Brodifakum 0,005 g/l.
c. Nama Kimia :
2. a. Nama Dagang: MESOPHIDE 80 P.
b. Nama Umum : Seng fosfida 80 g/l.
c. Nama Kimia :
3. a. Nama Dagang: KLERAT RM-B.
b. Nama Umum : Brodifakum 0,005 g/l.
c. Nama Kimia :
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO10
e. Bakterisida
Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau
virus. Salahsatu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk
membunuh virus CVPD yang meyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri
yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat
biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai
dengan dosis tertentu.. Beberapa nama jenis Bakterisida antara lain,
AGREPT 20 WP. Bakteri bisa menyebar melalui berbagai agen, misalnya
biji, buah umbi, batang stek, sernaggga, burung, siput, ulat manusia,
kompos dan pupuk kandang.
Bakterisida biasanya sistemik karena bakteri melakukan
perusakan dalam tubuh inang. Perendaman bibit dalam larutan bakterisida
merupakan salah satu cara aplikasi untuk mengendalikan pseudomonas
solanaceae yang bisa mengakibatkan layu pada tanaman famili
solanaceae. Contoh penamaan pestisida dari golongan bakterisida adalah :
a. Nama Dagang : AGREPT 20 WP.
b. Nama Umum : Streptomisin sulfat 20 g/l.
c. Nama Kimia :
f. Kompilasi Pestisida
Kompilasi adalah senyawa yang mengandung lebih dari satu bahan
aktif beracun atau terdiri lebih dari satu penggolongan pestisida, atau dengan
kata lain gabungan dari . Beberapa nama jenis Kompilasi pestisida antara lain,
FUJIWAN 400 EC, MITAL 200 EC, BASAMID-6, & REGENT 50 SC.
Pestisida golongan kompilasi adalah pestisida yang diproses atau dibuat
sebagai peningkat daya aktivitas dengan menggabungkan 2 atau lebih senyawa
pestisida yang bertujuan mempercepat pengendalian OPT dan mempermudah
dalam aplikasi. Contoh penamaan pestisida dari golongan kompilasi adalah :
1. a. Nama Dagang: MITAC 200 EC (Akarisida & Insektisida).
b. Nama Umum : Amitraz 200 g/l.
c. Nama Kimia :
2. a. Nama Dagang: FUJIWAN 400 EC (Fungisida & ZPT).LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO
11
b. Nama Umum : Isoprothiliolone 400 g/l.
c. Nama Kimia : Diisopropil 1,3-difilolasi-2-ilidenemalonat.
3. a. Nama Dagang: REGENT 50 SC (Insektisida & ZPT).
b. Nama Umum : Fipronil 50 g/l.
c. Nama Kimia :
4. a. Nama Dagang: BASAMID*6.
b. Nama Umum : Dazomet 98 g/l.
c. Nama Kimia :
3.2.2. Penjelasan PiktogramBerdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui
gambar piktogram atau gambar peringatan dari beberapa pestisida, yaitu sebagai
berikut :
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya
menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances), yaitu suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya
dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan
dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi,
dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan
manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan
kimia kemikalia didefinisikan sebagai
a. Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law).
b. Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau
formulasi berbahaya selama produksi atau penggunaan.
c. Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak.
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar
belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO12
simbol bahaya, yang terbagi dalam : resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-
kimia), resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau kombinasi dari keduanya.
Tabel. Klasifikasi dan Simbol Bahaya Pestisida.
Kelas Berbahaya
Keterangan yang perlu dicantumkan di dalam label
Pernyataan berbahaya
Warna Simbol Bahaya Simbol Kata
Ia.Sangat
berbahaya sekaliSangat beracun Coklat Tua
Sangat Beracun
Ib.Berbahaya sekali
Beracun Merah Tua
Beracun
II. Berbahaya
Berbahaya Kuning Tua
Berbahaya
III.Cukup
berbahaya
Perhatian Biru Muda Perhatian!!!
IV. Tidak berbahaya pada pemakaian
normal
Hijau
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO13
Setiap kemasan pestisida atau brosur yang menyertainya selalu memuat petunjuk yang
harus dipenuhi oleh pengguna. Pengguna disarankan untuk selalu membaca label atau
petunjuk penggunaan sebelum menggunakan pestisida. Pengguna diharapkan juga
mempelajari piktogram (tanda-tanda gambar) yang terdapat pada kemasan pestisida atau pada
brosur/ leaflet pestisida. Berikut adalah contoh piktogram atau petunjuk penggunaan pada
pestisida FUJIWAN.
Keterangan :
Simpan di tempat terkunci dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak.
Gunakan sarung tangan.
Gunakan pelindung wajah.
Konsentrat tinggi.
Aplikasi menggunakan sprayer
punggung.
Gunakan sepatu bot.
Gunakan pakaian pelindung yang
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO14
disarankan.
Berbahaya bagi hewan ternak.
Cuci tangan dan muka sesudah aplikasi.
III. PENUTUP
3.1. KesimpulanPestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini
adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman
yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya
seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang
dianggap merugikan.
Pestisida diklasifikasikan menjadi beberapa macam sesuai dengan sasaran
yang akan dikendalikan, antara lain Insektisida, Fungisida, Bakterisida, Nematisida,
Akarisida, Rodentisida, Moluskusida, Herbisida, Pestisida, Formulasi pestisida.
Kompilasi adalah senyawa yang mengandung lebih dari satu bahan aktif
beracun atau terdiri lebih dari satu penggolongan pestisida, atau dengan kata lain
gabungan dari . Beberapa nama jenis Kompilasi pestisida antara lain, FUJIWAN 400 EC,
MITAL 200 EC.
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa
mematikan semua jenis serangga. Beberapa nama jenis insektisida antara lain,
DURSBAN * 20 EC, DHARMABAS 500 EC, INDOVIN 85 SP, SUPRACIDE 25 WP,
BANCOL 5O WP, Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun
dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi atau cendawan. Beberapa
nama jenis Fungisida antara lain, DACONIL 75 WP, RIDOMIL 35 SD, ANTRACOL 70
WP, BENLATE WP, DITHANE 430 F, Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO15
dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan penTRgganggu yang disebut gulma.
Beberapa nama jenis Herbisida antara lain PATA-COL, GRAMOXONE, POLARIS
200/8 AS, RAMBO 480 AS
Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang
digunakan untuk mmatikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus. Beberapa
nama jenis Rodentisida antara lain KLERAT RM-B, MESOPHIDE 80 P, PETROKUM
RMB
Bakterisida adalah senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang bisa
membunuh bakteri. Beberapa nama jenis Bakterisida antara lain, AGREPT 20 WP.
Nama suatu pestisida dapat digunakan untuk mengetahui sifat yang
mencirikannya. Cara penamaan pestisida dapat didasarkan dalam beberapa hal, yaitu :
Nama umum bahan aktif, nama perdagangan dalam bentuk formulasi, nama struktur
kimia dan struktur rumus molekul bahan aktif.
Dengan mengetahui kandungan bahan aktif suatu pestisida, maka kita tidak
perlu terikat pada satu nama dagang, tetapi kita dapat memilih pestisida dari berbagai
nama dagang yang ada. Demikian pula kalau dikehendaki untuk mencampur pestisida
maka perlu dihindari pencampuran pestisida dari bahan aktif yang sama.
Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk
semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan
konsumer dan kesehatan manusia. Pengguna disarankan untuk selalu membaca label atau
petunjuk penggunaan sebelum menggunakan pestisida.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO16
DAFTAR PUSTAKA
Bottrel, D.G. 1979. Integrated Pest Management. Council of Environ. Quality. Washington
D.C.
Hidayat Natawigena dan G. Satari. 1981. Kecenderungan Penggunaan Pupuk dan Pestisida
dalam Intensifikasi Pertanian dan Dampak Potensialnya Terhadap Lingkungan.
Seminar terbatas 19 Maret 1981 Lembaga Ekologi Unpad Bandung.
Kenmore, P.E. 1987. IPM Means the Best Mix. Rice IPM Newsletter. VII (7). IRRI. Manila.
Philippines.
Mulyani, S. dan M. Sumatera. 1982. Masalah Residu Pestisida pada Produk Hortikultura.
Simposium Entomologi, Bandung 25 – 27 September 1982.
Mc Ewen, F.L. and G.R.Stephenson. 1979. The Use and Significance of Pestiside in The
Environment. A Wiley Intercience Publication. John Wiley & Sons, New York.
Oka, Ida Nyoman. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Pimentel, D. 1971. Ecological Effects of Pesticides on Nontarget Species. Office of Science
and Technology. Washington D.C. Stack Number 4106-0029.
Pimentel, D. 1982. Environmental Aspects of Pest Management. Chemistry and World Food
Suplies. Chemrawn II. Pergamon Press.
Schopfer dan Brennicke (2005). Pflanzenphysiologie. Spektrum. Muenchen.
Smith, R.F.1978. Distory and Complexity of Integrated Pest Management. In: Pest Control
Strategis. S.H. Smith and D. Pimentel (Ed.). Acad. Press. New York.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO17
Smith, R.F and J.L. Apple. 1978. Principles of Integrated Pest Control. IRRI Mimeograph.
Untung, K. 1984. Pengantar Analisis Ekonomi Pengendalian Hama Terpadu. Andi Offset.
Yogyakarta.
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM PTA FENDY PRABOWO18