pta bebeb

22
I. PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di Sumeria. Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury dan serbuk timah diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke-15. Kemudian pada abad ke-17 nicotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai digunakan sebagai insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua jenis pestisida alami yaitu, pyretrum yang diekstrak dari chrysanthemum dan rotenon yang diekstrak dari akar tuba Derris eliptica (Miller, 2002). Pada tahun 1874 Othmar Zeidler adalah orang yang pertama kali mensintesis DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane), tetapi fungsinya sebagai insektisida baru ditemukan oleh ahli kimia Swiss, Paul Hermann Muller pada tahun 1939 yang dengan penemuannya ini dia dianugrahi hadiah nobel dalam bidang Physiology atau Medicine pada tahun 1948 (NobelPrize.org). Pada tahun 1940an mulai dilakukan produksi pestisida sintetik dalam jumlah besar dan diaplikasikan secara luas (Daly et al., 1998). Beberapa literatur menyebutkan bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai “era pestisida” (Murphy, 2005). Penggunaan pestisida terus meningkat lebih dari 50 kali lipat semenjak tahun 1950, dan sekarang sekitar 2,5 juta ton pestisida ini 1

Upload: fendy-prabowo

Post on 03-Jul-2015

316 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PTA BEBEB

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Penggunaan pestisida kimia pertama kali diketahui sekitar 4.500 tahun yang

lalu (2.500 SM) yaitu pemanfaatan asap sulfur untuk mengendalikan tungau di Sumeria.

Sedangkan penggunaan bahan kimia beracun seperti arsenic, mercury dan serbuk timah

diketahui mulai digunakan untuk memberantas serangga pada abad ke-15. Kemudian pada

abad ke-17 nicotin sulfate yang diekstrak dari tembakau mulai digunakan sebagai

insektisida. Pada abad ke-19 diintroduksi dua jenis pestisida alami yaitu, pyretrum yang

diekstrak dari chrysanthemum dan rotenon yang diekstrak dari akar tuba Derris eliptica

(Miller, 2002). Pada tahun 1874 Othmar Zeidler adalah orang yang pertama kali

mensintesis DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane), tetapi fungsinya sebagai

insektisida baru ditemukan oleh ahli kimia Swiss, Paul Hermann Muller pada tahun 1939

yang dengan penemuannya ini dia dianugrahi hadiah nobel dalam bidang Physiology atau

Medicine pada tahun 1948 (NobelPrize.org). Pada tahun 1940an mulai dilakukan produksi

pestisida sintetik dalam jumlah besar dan diaplikasikan secara luas (Daly et al., 1998).

Beberapa literatur  menyebutkan bahwa tahun 1940an dan 1950an sebagai “era pestisida”

(Murphy, 2005). Penggunaan pestisida terus meningkat lebih dari 50 kali lipat semenjak

tahun 1950, dan sekarang sekitar 2,5 juta ton pestisida ini digunakan setiap tahunnya

(Miller, 2002). Dari seluruh pestisida yang diproduksi di seluruh dunia saat ini, 75%

digunakan di negara-negara berkembang (Miller, 2004).

Reaksi terhadap bahaya penggunaan pestisida kimia terutama DDT mulai

nampak setelah Rachel Carson menulis buku paling laris yang berjudul “Silent Spring”

tentang pembengkakan biologi (biological magnification) tahun 1962. Sehingga minimal

ada 86 negara melarang penggunaan DDT, meskipun masih digunakan di beberapa negara

berkembang untuk memberantas nyamuk malaria (Willson and Harold, 1996). Beberapa

dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia pada lahan pertanian yang telah

diketahui, diantaranya: mengakibatkan resistensi hama sasaran (Endo et al. 1988; Oka

1995), gejala resurjensi hama (Armes et al., 1995), terbunuhnya musuh alami (Tengkano

et al. 1992), meningkatnya residu pada hasil, mencemari lingkungan, gangguan kesehatan

bagi pengguna (Oka 1995; Schumutterer, 1995), bahkan beberapa pestisida disinyalir

1

Page 2: PTA BEBEB

memiliki kontribusi pada fenomena pemanasan global (global warming) dan penipisan

lapisan ozon (Reynolds, 1997).

Cara penamaan pestisida dapat didasarkan dalam beberapa hal, yaitu : Nama

umum bahan aktif, Nama perdagangan dalam bentuk formulasi, Nama struktur kimia dan

Struktur rumus molekul bahan aktif. Sebagai contoh pemberian nama terhadap Furadan.

Nama umum bahan aktif CARBOFURAN. Nama perdagangan biasanya diberikan oleh

pabrik atau oleh formulator dalam hal ini ada yang memberi nama Furadan 3 G, Curater 3

G, Petrofur 3G, Dharmafur 3 G. Nama struktur kimianya adalah 2,3-dihidro-2,2-

dimethyl-7-benzofuranyl methylcarbamate.

Dengan mengetahui kandungan bahan aktif suatu pestisida, maka kita tidak

perlu terikat pada satu nama dagang, tetapi kita dapat memilih pestisida dari berbagai

nama dagang yang ada. Demikian pula kalau dikehendaki untuk mencampur pestisida

maka perlu dihindari pencampuran pestisida dari bahan aktif yang sama.

Pestisida digunakan sebagai pilihan utama pemberantasan organisme

pengganggu tanaman. Sebab pestisida mempunyai daya bunuh yang tinggi,

penggunaannya mudah, dan hasilnya cepat diketahui. Namun bila aplikasi kurang

bijaksana dapat menyebabkan dampak yang berbahaya bagi pengguna maupun

lingkungan.

I.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum acara kali ini, adalah untuk mengetahui

penggolongan pestisida berdasarkan nama umum, nama dagang, dam nama kimia

dari masing-masing pestisida.

\

2

Page 3: PTA BEBEB

II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Pestisida dan Teknik Aplikasi dilaksanakan pada hari senin, tanggal 25

April 2011, pukul 09.00-10.40 WIB. Bertempat di Labolatorium Jurusan Budidaya

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

2.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis pestisida yang sudah

disiapkan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas

Palangka Raya. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat-alat tulis.

2.3. Cara Kerja

Menginventarisasikan golongan pestisida masing-masing sesuai dengan nama umum,

nama dagang dan nama kimianya. Selanjutnya membuat dalam bentuk tabel yang telah

disediakan.

3

Page 4: PTA BEBEB

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan Penamaan Pestisida

NO GOLONGAN PESTISIDA

NAMA DAGANG

NAMA UMUM NAMA KIMIA SIMBOL / PERINGATAN

1 Insektisida DURSBAN * 20 EC

Klorpirifos O,O-diethyl Klorpirifos

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

2 Insektisida DHARMABAS 500 EC

BPMC 50g/L N-(phosporomethyl) pgicine

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

3 Insektisida INDOVIN 85 SP

Karbaril 85% 1- naphthy Methylkarbonat

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

4 Insektisida SUPRACIDE 25 WP

Metidation Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

5 Insektisida BANCOL 5O WP

Bensultap 50% Perhatian

6 Fungisida DACONIL 75 WP

Klorotalonil 75 g/l. 

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

7 Fungisida RIDOMIL 35 SD

Mefenoksam 35 g/l.

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

8 Fungisida ANTRACOL 70 WP

Propineb 70 g/l.

Label berwarna kuning dan

4

Page 5: PTA BEBEB

bertanda silang (berbahaya).

9 Fungisida BENLATE WP Wettable Powder

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

10 Fungisida DITHANE 430 F

Mankozeb 430 g/l.

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

11 Herbisida RAMBO 480 AS

Glifosat 480 g/l.

Perhatian

12 Herbisida POLARIS 200/8 AS

Monoamonium glifosat 200g/l.

Perhatian

13 Herbisida GRAMOXONE Parakuat diklorida 276 g/l.

1,1-dimethyl-4-4 Bpyridylium diklorida

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

14 Herbisida PATA-COL Parakuat diklorida 248,4 g/l.

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

15 Kompilasi (Akarisida & Insektisida)

MITAL 200 EC Amitraz 200g/L

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

16 Kompilasi (Fungisida & ZPT)

FUJIWAN 400 EC

Isoprothio lane 400g/L

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

17 Kompilasi (Insektisida & ZPT)

REGENT 50 SC

Fipronil 50 g/l. Perhatian

18 Kompilasi (Nematisida, Insektisida,

BASAMID-6 Dazomet 98% Perhatian

5

Page 6: PTA BEBEB

& Fungisida)19 Rodentisida PETROKUM

RMBBrodifakum 0,005%

Perhatian

20 Rodentisida MESOPHIDE 80 P

Seng fosfida Beracun

21 Rodentisida KLERAT RM-B

Brodifakum 0,005%

Perhatian

22 Bakterisida AGREPT 20 WP

Streptomisin sulfat 20%

Label berwarna kuning dan

bertanda silang (berbahaya).

3.2. Pembahasan

3.2.1. Penggolongan Pestisida

a.Rodentisida

Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun

yang digunakan untuk mmatikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya

tikus.

Tikus juga merupakan organisme penggangu yang bnayak merugikan

manusia. Di bidang pertanian , tikus sering menyerang tanaman

pangan ,hortikltura, dan tanaman perkebunan dalam waktu yang singkat dengan

tingkat kerugian yang besar. Berbagai stadia umur tanaman diserangnya, mulai

dari pembibitan, masa pertumbuhan sampai hasil panen yang tersimpan di

guadang. Dipeternakan , tikus sering mengambil pakan ternak. Dan, bahkan

tikus dapat menjadi sarana bagi beberapa pathogen yang dapat menimbulkan

penyakit bagi manusia dan hewan piaraan. Masalahnya tikus sangat terampil

menghindar terhadap setiap tindakan pengendalian. Oleh karena itu rodentisida

yang efektif biasanya dalam bentuk umpan beracun. Contoh penamaan pestisida

dari golongan rodentisida adalah :

1. a. Nama Dagang: PETROKUM RMB.

b. Nama Umum : Brodifakum 0,005 g/l.

2. a. Nama Dagang: MESOPHIDE 80 P.

b. Nama Umum : Seng fosfida 80 g/l.

c. Nama Kimia :

6

Page 7: PTA BEBEB

3. a. Nama Dagang: KLERAT RM-B.

b. Nama Umum : Brodifakum 0,005 g/l.

c. Nama Kimia :

b. Fungisida

Fungisida adalah bahan yangmengandung senyawa kimia beracun dan

bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi atau cendawan.

Mengacu pada aplikasinya, fungisida bisa diberikan sebagai eradikan

dan protektan. Eradikan diaplikasikan pada saat organisme pengganggu

peneyebab penyakit (patogen0 sudah ada di dalam tanaman, atau pada saat awal

infeksi ada di permukaaan tanaman, atau sebagai gejala kerusakan sebagai

irreversible. Untuk pathogen yang masih berada dipermukaan bagian tanaman

cukup dikendalikan dengan fungisida kontak. Namun , bagi pathogen yang

btelah msuk ke dalam tanaman hanya dapat dikendalikan dengan fungsida

sistemik.

Bentuk fungisida bermacam-macam. Ada yang cair untuk

penymprotan, bentuk serbuk padat untuk penyebukan dan bentuk gas untuk

fumugan. Selain untuk mengendalikan serangan cendawan di areal pertanian,

fungisida juga banyak diterapkanpada buah dn sayur pascapanen. Contoh

penamaan pestisida dari golongan fungisida adalah :

1. a. Nama Dagang: DACONIL 75 WP.

b. Nama Umum : Klorotalonil 75 g/l.

c. Nama Kimia :

2. a. Nama Dagang: RIDOMIL 35 SD.

b. Nama Umum : Metalaksil 35 g/l.

c. Nama Kimia :

3. a. Nama Dagang: ANTRACOL 70 WP.

b. Nama Umum : Propineb 70,5 g/l.

c. Nama Kimia :

4. a. Nama Dagang: BENLATE WP.

b. Nama Umum : Benomil 50 g/l.

c. Nama Kimia :

7

Page 8: PTA BEBEB

5. a. Nama Dagang: KUMULUS 80 WDG.

b. Nama Umum : Belerang 80 g/l.

c. Nama Kimia :

c.Bakterisida

Bakterisida adalah senyawa yang mengandung bahan aktif beracun

yang bisa membunuh bakteri.

Serangan bakteri pada tanaman cukup merugikan petani. Tumbuhan

tingkat rendah yang sangat kecil inin dilihat dari bentuknya ada yang bulat,

berbentuk batang, dan spiral. Panjangnya antara 0,15 – 6 mikron dan

berkembang biak dengan membelah diri.

Bakteri bisa menyebar melalui berbagai agen, misalnya biji, buah

umbi, batang stek, sernaggga, burung, siput, ulat manusia, kompos dan pupuk

kandang.

Bakterisida biasanya sistemik karena bakteri melakukan perusakan

dalam tubuh inang. Perendaman bibit dalam larutan bakterisida merupakan

salah satu cara aplikasi untuk mengendalikan pseudomonas solanaceae yang

bisa mengakibatkan layu pada tanaman famili solanaceae. Contoh penamaan

pestisida dari golongan bakterisida adalah :

a. Nama Dagang : AGREPT 20 WP.

b. Nama Umum : Streptomisin sulfat 20 g/l.

c. Nama Kimia:

d. Insektisida

Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia

beracun yang bisa mematikan semua jenis serangga.

Serangga adalah binatang yang 26% spesiesnya merugikan

manusia karena herbivora atau fitofak, sedangkan sebagian lainnya

merugikan manusia karena menyebarkan penyakit pada manusia dan

binatang ternak. Walaupun demikian ada pula serangga yang sangat penting

misalnya serangga penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer), predator

dan parasitoid pada serangga lain, penghasil bahan berguna (lebah madu),

8

Page 9: PTA BEBEB

dan sebagainya. Contoh penamaan pestisida dari golongan insektisida ini

adalah :

1. a. Nama Dagang : DURSBAN 20 EC.

b. Nama Umum : Klorpiripos 20 g/l.

c. Nama Kimia : O,O-diethyl Klorpirifos.

2. a. Nama Dagang : SUPRACIDE 25 WP.

b. Nama Umum : Metidation  25 g/l.

c. Nama Kimia :

3. a. Nama Dagang : INDOVIN 85 SP.

b. Nama Umum : Karbaril 85 g/l.

c. Nama Kimia :

4. a. Nama Dagang : DHARMABAS 500 EC.

b. Nama Umum : BPMC (fenobukarb) 500 g/l.

c. Nama Kimia :

5. a. Nama Dagang : BANCOL 5O WP.

b. Nama Umum : Bensultap 50 g/l.

c. Nama Kimia :

e. Herbisida

Herbisida (dari bahasa inggris, herbicide) adalah senyawa atau

material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau

memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma).

Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman

pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan

tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan

cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini

tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu

sarana pengendalian tumbuhan "asing" ini. Kehadiran gulma dalam lahan

pertanian sangat tidak diharapkan karena akan menyaingi tanaman yang

ditanam dalam memperolah unsure hara, air dan matahari. Akibat dari

serangan gulma dapat menurunkan hasil panen yang cukup besar. Contoh

penamaan pestisida dari golongan herbisida adalah :

9

Page 10: PTA BEBEB

1. a. Nama Dagang : RAMBO 480 AS.

b. Nama Umum : Glifosat 480 g/l.

c. Nama Kimia:

2. a. Nama Dagang : POLARIS 200/8 AS.

b. Nama Umum : Monoamonium glifosat 200g/l.

c. Nama Kimia:

3. a. Nama Dagang : GRAMOXONE.

b. Nama Umum : Parakuat diklorida 276 g/l.

c. Nama Kimia : 1,1-dimethyl-4-4 Bpyridylium diklorida.

4. a. Nama Dagang : PARA-COL.

b. Nama Umum : Parakuat diklorida 248,4 g/l.

c. Nama Kimia:

f. Pestisida Kompilasi

Pestisida golongan kompilasi adalah pestisida yang diproses

atau dibuat sebagai peningkat daya aktivitas dengan menggabungkan 2 atau

lebih senyawa pestisida yang bertujuan mempercepat pengendalian OPT

dan mempermudah dalam aplikasi. Contoh penamaan pestisida dari

golongan kompilasi adalah :

1. a. Nama Dagang: MITAC 200 EC (Akarisida & Insektisida).

b. Nama Umum : Amitraz 200 g/l.

c. Nama Kimia :

2. a. Nama Dagang: FUJIWAN 400 EC (Fungisida & ZPT).

b. Nama Umum : Isoprothiliolone 400 g/l.

c. Nama Kimia : Diisopropil 1,3-difilolasi-2-ilidenemalonat.

3. a. Nama Dagang: REGENT 50 SC (Insektisida & ZPT).

b. Nama Umum : Fipronil 50 g/l.

c. Nama Kimia :

4. a. Nama Dagang: BASAMID*6.

b. Nama Umum : Dazomet 98 g/l.

c. Nama Kimia :

10

Page 11: PTA BEBEB

3.2.2. Penjelasan PiktogramBerdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui

gambar piktogram atau gambar peringatan dari beberapa pestisida, yaitu sebagai

berikut :

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya

menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous

Substances), yaitu suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya

dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan

Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan

dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi,

dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan

manusia.

Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan

kimia kemikalia didefinisikan sebagai

a. Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law).

b. Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau

formulasi berbahaya selama produksi atau penggunaan.

c. Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak.

Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar

belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan

simbol bahaya, yang terbagi dalam : resiko kebakaran dan ledakan (sifat

fisika-kimia), resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau kombinasi dari

keduanya.

11

Page 12: PTA BEBEB

Tabel. Klasifikasi dan Simbol Bahaya Pestisida.

Kelas Berbahaya

Keterangan yang perlu dicantumkan di dalam label

Pernyataan berbahaya

Warna Simbol Bahaya Simbol Kata

Ia.Sangat berbahaya

sekaliSangat beracun Coklat Tua

Sangat Beracun

Ib.Berbahaya sekali

Beracun Merah Tua

Beracun

II. Berbahaya

Berbahaya Kuning Tua

Berbahaya

III.Cukup berbahaya

Perhatian Biru Muda   Perhatian!!!

IV. Tidak berbahaya pada pemakaian

normal

  Hijau    

Setiap kemasan pestisida atau brosur yang menyertainya selalu memuat petunjuk yang

harus dipenuhi oleh pengguna. Pengguna disarankan untuk selalu membaca label atau

petunjuk penggunaan sebelum menggunakan pestisida. Pengguna diharapkan juga

mempelajari piktogram (tanda-tanda gambar) yang terdapat pada kemasan pestisida atau pada

brosur/ leaflet pestisida. Berikut adalah contoh piktogram atau petunjuk penggunaan pada

pestisida DACONIL.

12

Page 13: PTA BEBEB

Keterangan :

Simpan di tempat terkunci dan jauhkan

dari jangkauan anak-anak.

Gunakan sarung tangan.

Gunakan pelindung wajah.

Konsentrat tinggi.

Aplikasi menggunakan sprayer

punggung.

Gunakan sepatu bot.

Gunakan pakaian pelindung yang

disarankan.

Berbahaya bagi hewan ternak.

Cuci tangan dan muka sesudah aplikasi.

13

Page 14: PTA BEBEB

III. PENUTUP

3.1. KesimpulanPestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini

adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman

yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya

seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang

dianggap merugikan.

Pestisida diklasifikasikan menjadi beberapa macam sesuai dengan sasaran

yang akan dikendalikan, antara lain Insektisida, Fungisida, Bakterisida, Nematisida,

Akarisida, Rodentisida, Moluskusida, Herbisida, Pestisida, Kompilasi pestisida.

Nama suatu pestisida dapat digunakan untuk mengetahui sifat yang

mencirikannya. Cara penamaan pestisida dapat didasarkan dalam beberapa hal, yaitu :

Nama umum bahan aktif, nama perdagangan dalam bentuk formulasi, nama struktur

kimia dan struktur rumus molekul bahan aktif.

Dengan mengetahui kandungan bahan aktif suatu pestisida, maka kita tidak

perlu terikat pada satu nama dagang, tetapi kita dapat memilih pestisida dari berbagai

nama dagang yang ada. Demikian pula kalau dikehendaki untuk mencampur pestisida

maka perlu dihindari pencampuran pestisida dari bahan aktif yang sama.

Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous

Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk

semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan

konsumer dan kesehatan manusia. Pengguna disarankan untuk selalu membaca label atau

petunjuk penggunaan sebelum menggunakan pestisida.

14

Page 15: PTA BEBEB

DAFTAR PUSTAKA

Armes, N.J., D.R. Jadhav, dan P.A. Lonergan. 1995. Insecticide resistance in

Helicoverpa (Hubner): status and prospects for its management in India. p.

522- 533. In Constable, G.A. dan N.W. Forrester (Eds.) Challenging the future:

Proceedings of the World Cotton Conference I, Brisbane, Australia, February 14- 17

1994. CSIRO, Melbourne.

Ascherio A, Chen H, Weisskopf M.G, O'Reilly E, McCullough M.L, Calle E.E,

Schwarzschild M.A, Thun M.J. 2006. Pesticide exposure and risk for

Parkinson's disease". Annals of Neurology 60 (2): 197-203.  

Barbara A. C., Mary S. W.  2007. DDT and Breast Cancer in Young Women: New

Data on the Significance of Age at Exposure. Environ. Health Perspect..

Endo,S. Sutrisno, I.M. Samudra, A. Nugraha, J. Soejitno, and T. Okada.1988. Insecticide

Susceptibility of Spodoptera litura F. collected from three location in Indonesia. Seminar

BORIF, 24 June 1988. 18 p.

Gray, M. E. I995. Status of CES-IPM programs: results of a national IPM coordinators

survey. Am. Entomol. 41: 136-138.

Jacobsen, B. J. 1997. Role of plant pathology in integrated pest management. Annu.

Rev. Phytopathol. 35: 373-391.

Schopfer dan Brennicke (2005). Pflanzenphysiologie. Spektrum. Muenchen.

15