pt truba alam manunggal engineering dan
TRANSCRIPT
Nama : Saefurrahman
NIM : 1104122
PT Truba Alam Manunggal Engineering dan
PT Krakatau Daya Listrik
PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) dan PT Krakatau Daya
Listrik (KDL), anak usaha PT Krakatau Steel, akan
membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) terkait peluang dalam
proyek pembangunan PLTU 10 ribu megawatt (MW) tahap II
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sekretaris Perusahaan Truba Alam Gamala Katoppo mengatakan, kedua
pihak telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of
understanding/MoU) pada 17 Juli 2009.Perusahaan patungan tersebut
akan dibentuk dalam tiga bulan mendatang.
Perusahaan patungan yang akan dibentuk Truba dan Krakatau Daya
Listrik itu bergerak dalam bisnis jasa operasional dan pemeliharaan
(operational and maintenance/O&M)."Tapi, kami belum menghitung dana
yang harus diinvestasikan," kata Truba kepada Investor Daily di Jakarta,
Jumat (17/7).
Gamala menegaskan, pihaknya mengincar penanganan O&M pada
pembangkit listrik di Tanjung Jati B unit III dan IV berkapasitas 2x660 MW.
Sebelumnya, O&M di pembangkit listrik unit I dan II ditangani PT Medco
Energi Internasional Tbk (MEDC).
Selain kerja sama dengan Krakatau Daya Listrik, Truba juga
menandatangani MoU dengan Krakatau Steel terkait penyediaan produk
baja sebagai material dalam konstruksi pembangkit listrik. "Kami juga
bekerjasama di bidang jasa operasional dan pemeliharaan (O&M)
pembangkit listrik, engineering, pelabuhan, kawasan industri, teknologi
informasi dan lainnya," tutur Gamala.
Sementara itu, Presiden Direktur Truba Alam Sidarta Sidik mengatakan,
kerja sama tersebut dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak.
Saat ini, perseroan tengah menjajaki berbagai proyek engineering,
procurement and construction (EPC) dari PLN.
Terkait kinerja perseroan, Sidarta mengatakan bahwa pendapatan Truba
pada kuartal II-2009 meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu.
Namun, laba bersih masih tertekan rugi kursm meskipun nilainya lebih
kecil dibandingkan kuartal I-2009. Truba Alam Manunggal baru-baru ini
juga menandatangani nota kesepahaman (memorandum of
understanding/MoU) dengan perusahaan asal Malaysia, Zelleco
Engineering Sdn Bhd dan Gumi Asli Elektrikal Sdn Bhd. MoU itu dibuat
karena Zelleco dan Gumi Asli meminati bisnis pembangunan jaringan
listrik di Indonesia.
"PLN kan punya program membangun pembangkit listrik 10 ribu
megawatt, tapi masih butuh jaringannya," kata
Sekretaris Perusahaan Truba Alam Gamala Katoppo.
Belum lama ini, Truba Alam menjual seluruh sahamnya di PT Meta Epsi
senilai Rp 67,25 miliar kepada PT Central Energi Pratama. Truba memiliki
saham Meta Epsi setelah mengakuisisi 28,91% saham pada Oktober 2007.
"Pada 12 Juni 2009, Truba telah mengalihkan seluruh sahamnya di Meta
Epsi kepada Central Energi Pratama, suatu perseroan terbatas yang tidak
terafiliasi dengan perseroan," tutur Gamala Katoppo.
Meta Epsi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi
dan real estat. Kontraktor tersebut memiliki pengalaman selama 30
tahun dalam membangun jaringan transmisi dan gardu induk di Indonesia.
Meta Epsi dan PT Dalima Arya menjadi kontraktor pada proyek PLN
berupa pembangunan PLTU Indramayu, Jawa Barat, senilai Rp 247,8
miliar.
Sebelumnya, Ratchaburi Electricity Generating Holding PCL mengambil
alih 40% saham Truba Alam Manunggal di proyek PLTU Kuala Tanjung,
Sumut. Dengan akuisisi itu, saham Truba berkurang menjadi 40%,
sedangkan sisanya 20% dimiliki perusahaan lokal, PT Ranyza Energi.
Ratchaburi Electric merupakan produsen tenaga listrik
independen di Thailand. Total kapasitas listriknya saat ini mencapai 4.347
megawatt (MW). Pemegang saham mayoritas Ratchaburi adalah otoritas
pembangkit listrik Thailand sebesar 45%. Sedangkan Banpu Plc, produsen
batubara terbesar di Thailand memiliki 15% saham Ratchaburi.
Ratchaburi dan Truba telah menandatangani nota kesepakatan untuk
mengevaluasi dan uji tuntas PLTU Kuala Tanjung. Nilai investasi proyek
pembangkit listrik swasta (independent power producer/IPP) itu
diperkirakan sebesar US$ 274,3 juta. Total kapasitasnya 270 MW.
(Sumber: Investor Daily Indonesia)