pt tiphone mobile indonesia tbk dan entitas anakpt tiphone mobile indonesia tbk dan entitas anak...

87
PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Interim Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal - Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Mata Uang Indonesia)

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

    Laporan Keuangan Interim Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal - Tanggal

    31 Maret 2015 dan 2014 (Mata Uang Indonesia)

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

    untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal – tanggal 31 Maret 2015 Dan 2014 (Mata uang Indonesia)

    D A F T A R I S I

    Halaman Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 - 3 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4 - 5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6 Laporan Arus Kas Konsolidasian 7 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 8 - 83

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014

    ASET

    ASET LANCAR

    Kas dan bank 2g,2h,2i,3,

    489.940 637.739 4,33,35,36b

    Piutang usaha 2g,2h,3,

    5,33,35,36b Pihak berelasi 2f,32 193.291 160.508 Pihak ketiga

    1.569.841 1.481.873

    Piutang lain-lain - pihak ketiga 2g,2h,3,

    75.198 383.197 6,35,36b Persediaan 2j,8 1.555.284 948.683 Pajak dibayar di muka 2q,18a 57.899 4.067 Biaya dibayar di muka 7 52.298 31.788 Uang muka 9

    Pihak berelasi 2f,32 21.664 21.664 Pihak ketiga

    743.755 771.358

    Jumlah Aset Lancar

    4.759.170 4.440.877

    ASET TIDAK LANCAR

    Aset pajak tangguhan 2q,3,18c 10.780 8.815

    Aset tetap - bersih 2l,2m,3,11 155.716 144.647 Goodwill 2d,3,12 516.527 202.880 Investasi pada entitas asosiasi 2k,10 1.750 1.750 Aset lain-lain 2g,2h,13,35,36b 226.891 218.575

    Jumlah Aset Tidak Lancar

    911.664 576.667

    JUMLAH ASET

    5.670.834 5.017.544

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    1

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

    31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014

    LIABILITAS DAN EKUITAS

    LIABILITAS JANGKA PENDEK

    Hutang bank jangka pendek 2g,3,14,35,36c 2.311.899 1.724.433

    Hutang usaha 2g,3,

    15,33,35,36c Pihak berelasi 2f,32 13.718 78.250 Pihak ketiga 488.711 594.745

    Hutang lain-lain 2g,3,33,35,36c Pihak berelasi 2f,32 95.636 15.400 Pihak ketiga - 10.194

    Hutang pajak 2q,3,18b 72.143 28.524 Beban masih harus dibayar 2g,3,16,35,36c 11.750 2.228 Liabilitas jangka panjang yang jatuh

    tempo dalam waktu satu tahun: Hutang bank 2g,3,19,35,36c 5.269 7.460 Hutang angsuran pembelian

    2g,3,17,35,36c 4.393 4.356 aset tetap

    Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 3.003.519 2.465.590

    LIABILITAS JANGKA PANJANG

    Liabilitas jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh

    tempo dalam waktu satu tahun:

    Hutang bank 2g,3,19,35,36c 15.782 15.782 Hutang angsuran pembelian

    2g,3,17,35,36c 462 808 aset tetap Liabilitas imbalan kerja jangka

    2o,3,20 41.930 36.193 Panjang

    Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 58.174 52.783

    JUMLAH LIABILITAS 3.061.693 2.518.373

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    2

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

    31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 31 Maret 2015 31 Desember 2014

    EKUITAS

    Ekuitas Yang Dapat

    Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

    Modal saham

    Nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014

    Modal dasar –

    16.000.000.000 saham pada pada tanggal 31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Modal ditempatkan dan

    21

    711.915

    704.205

    disetor penuh – 7.119.147.817 saham pada pada tanggal 31 Maret 2015 dan 7.042.052.117 saham pada tanggal 31 Desember 2014

    Tambahan modal disetor – bersih 2s,22

    963.915 947.725 Selisih kurs penjabaran

    (40) 40 laporan keuangan

    Saldo laba

    Telah ditentukan

    23 1.600 1.600 penggunaannya Belum ditentukan

    930.221 844.846 pengunaannya

    Sub-jumlah

    2.607.611 2.498.416

    Kepentingan Non-pengendali

    1.530 755

    JUMLAH EKUITAS

    2.609.141 2.499.171

    JUMLAH LIABILITAS DAN

    5.670.834

    5.017.544 EKUITAS

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    3

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 2015 2014

    PENDAPATAN BERSIH 2p,25 4.057.843 3.000.177

    BEBAN POKOK PENDAPATAN 2p,26 (3.816.719) (2.850.223)

    LABA KOTOR

    241.124 149.954

    Beban umum dan administrasi 2p,27 (76.607) (54.982) Beban penjualan 2p,27 (26.252) (18.274) Pendapatan usaha lainnya - bersih 2p,28 24.562 13.311

    LABA USAHA

    162.827 90.009

    Penghasilan keuangan 2p,29 3.509 4.920 Beban keuangan 2p,30 (51.199) (13.679)

    LABA SEBELUM PAJAK

    115.137

    81.250 PENGHASILAN

    MANFAAT (BEBAN) 2q,18c

    PAJAK PENGHASILAN

    Kini

    (29.680) (20.513) Tangguhan

    - -

    JUMLAH BEBAN PAJAK

    (29.680)

    (20.513) PENGHASILAN – BERSIH

    LABA BERSIH TAHUN

    85.457

    60.737 BERJALAN

    PENDAPATAN KOMPREHENSIF

    LAIN

    Selisih kurs penjabaran

    (96) - laporan keuangan

    JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

    85.361

    60.737 TAHUN BERJALAN

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    4

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

    LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

    31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Catatan 2015 2014

    LABA BERSIH TAHUN BERJALAN

    – DIATRIBUSIKAN KEPADA

    Pemilik entitas induk

    85.375 60.711 Kepentingan non-pengendali

    82 26

    JUMLAH

    85.457 60.737

    JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

    TAHUN BERJALAN – DIATRIBUSIKAN KEPADA

    Pemilik entitas induk

    85.295 60.711 Kepentingan non-pengendali

    66 26

    JUMLAH

    85.361 60.737

    LABA BERSIH PER SAHAM

    2r,31

    YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

    Saham dasar

    12 15 Saham dilusian

    12 13

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    5

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

    Saldo Laba

    Modal Saham

    Tambahan Modal

    Disetor

    Selisih Kurs

    Penjabaran Laporan

    Keuangan

    Telah Ditentukan

    Penggunaannya

    Belum Ditentukan

    Penggunaannya Jumlah

    Kepentingan

    Non-Pengendali

    Jumlah Ekuitas

    Saldo 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013

    547.251

    297.679

    -

    600

    540.971

    1.386.501

    211

    1.386.712

    Tambahan modal saham melalui pelaksanaan waran

    6.955

    14.606

    -

    -

    -

    21.561

    -

    21.561

    Laba komprehensif 2014 (tiga bulan)

    -

    -

    -

    -

    60.711

    60.711

    26

    60.737

    Saldo 31 Maret 2014 554.206

    312.285

    -

    600

    601.682

    1.468.773

    237

    1.469.010

    Saldo 1 Januari 2015/ 31 Desember 2014

    704.205

    947.725

    40

    1.600

    844.846

    2.498.416

    755

    2.499.171

    Tambahan modal saham melalui pelaksanaan waran

    7.710

    16.190

    -

    -

    -

    23.900

    -

    23.900

    Dampak akuisisi entitas anak -

    -

    -

    -

    -

    -

    709

    709

    Laba bersih bersih 2015 (tiga bulan) -

    -

    -

    -

    85.375

    85.375

    82

    85.457

    Pendapatan komprehensif lainnya tahun berjalan -

    -

    (80)

    -

    -

    (80)

    (16)

    (97)

    Saldo 31 Maret 2015 711.915

    963.915

    (40)

    1.600

    930.221

    2.607.611

    1.530

    2.609.141

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    6

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    2015 2014

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 3.946.477 3.246.031 Pembayaran kas kepada pemasok (4.566.285) (3.475.433) Pembayaran kas untuk beban usaha (112.644) (78.101) Pembayaran pajak penghasilan badan (21.416) (35.787) Penerimaan kas operasi lainnya (341.623) 13.311 Penerimaan penghasilan keuangan 3.508 4.921 Pembayaran beban keuangan (51.398) (13.681) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas

    Operasi (1.143.381) (338.739) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan aset tetap 4.009 - Perolehan aset tetap (2.616) (2.357) Pencairan (penempatan) pada deposito dan

    bank garansi (8.317) (11.489) Pembayaran atas pembelian saham

    Entitas Anak - 116.657

    Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi (6.924) 102.811

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

    Penerimaan hutang bank jangka pendek 1.550.079 209.271 Penambahan agio saham dari pelaksanaan

    waran 16.190 14.606 Penambahan kenaikan modal saham melalui

    pelaksanaan waran 7.710 6.955 Pembayaran hutang angsuran pembelian aset

    tetap (309) (3.800) Pembayaran hutang bank jangka panjang (2.191) - Penurunan (kenaikan) piutang kepada pihak

    berelasi 291.615 23.648

    Penerimaan hutang pihak berelasi 77.044 - Pembayaran hutang bank jangka pendek (962.613) -

    Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

    977.525

    250.680

    KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

    BANK (172.780) 14.752 KAS DAN BANK AWAL TAHUN 637.739 492.915 Kas Dan Bank Entitas Anak Saat Akuisisi 24.981 - KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 489.940 507.667

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    7

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris

    David, S.H., No. 62 tanggal 25 Juni 2008. Akta Pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU 41619.AH.01.01 Tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 77, tanggal 23 September 2008. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 199 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., pada tanggal 23 Oktober 2014, antara lain mengenai jumlah, masa jabatan serta tugas dan wewenang Direksi, serta jumlah dan masa jabatan Komisaris. Akta ini telah menerima Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-08699.40.21.2014 tanggal 20 November 2014.

    Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan dan

    entitas anaknya adalah sebagai berikut:

    1. Perdagangan telepon selular dan aksesoris. 2. Perdagangan voucher isi ulang pulsa telepon selular. 3. Perdagangan kartu telepon prabayar dan pasca bayar. 4. Pengadaan jasa konten telepon selular. 5. Pengadaan jasa reparasi telepon selular. Kantor Pusat Perusahaan terletak di Telesindo Tower, Jln. Gajah Mada No. 27A, Jakarta

    Barat. Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial pada Januari 2009.

    Entitas Induk Perusahaan adalah PT Upaya Cipta Sejahtera. Perusahaan tergabung dalam

    kelompok usaha (Grup) Tiphone Mobile Indonesia (TMI).

    b. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Berdasarkan Akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., No. 198 dan 199 tanggal

    23 Oktober 2014, akta ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-08699.40.21.2014 tertanggal 20 November 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebagai berikut:

    Dewan Komisaris

    Komisaris Utama : Hengky Setiawan

    Komisaris : Ferry Setiawan Komisaris : Mustapa Wangsaatmadja Komisaris Independen : Lukman Hadikusumo Komisaris Independen : Achmad Herlanto Anggono

    Direksi

    Direktur Utama : Tan Lie Pin

    Direktur : Meijaty Jawidjaja Direktur : Andry Ryanto Direktur : Rukmono Cahyadi

    8

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM

    b. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan) Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014

    adalah sebagai berikut: Ketua : Lukman Hadikusumo Anggota : Erry Firmansyah : Muhammad Noer Qomari Adapun susunan unit audit internal Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember

    2014 adalah sebagai berikut: Ketua : Erwin Gunawan Tjandra Anggota : Susworo Personel manajemen kunci Perusahaan meliputi seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi

    (namun tidak termasuk Komisaris Independen). Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan aktivitas Perusahaan.

    Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan

    dan entitas anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

    2015 2014

    Dewan Komisaris 2.665 2.686 Dewan Direksi 3.506 2.470 Jumlah 6.171 5.156

    Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014, jumlah karyawan tetap pada Perusahaan dan entitas anaknya adalah sebagai berikut:

    2015 2014

    Perusahaan 119 140 Entitas Anak 3.717 3.240 Jumlah 3.836 3.380

    c. Penawaran Umum Saham Perusahaan

    1. Pada tanggal 29 Desember 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui surat No. S-13982/BL/2011 untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 1.350.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham serta harga penawaran Rp 310 (nilai penuh) per saham dan waran seri I sejumlah 1.323.000.000 saham.

    Penawaran Umum Efek Perusahaan dimulai pada tanggal 2 Januari 2012 dan ditutup pada

    tanggal 5 Januari 2012, dengan struktur penawaran umum sebagai berikut: Jumlah saham yang ditawarkan: Sebanyak 1.350.000.000 Saham Biasa Atas Nama. Rasio saham dibandingkan waran: 50 : 49.

    9

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    c. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan) Persentase Penawaran Umum: 25,23% dari Modal Disetor setelah Penawaran Umum. Nilai Nominal: Rp 100 (nilai penuh). Harga Penawaran: Rp 310 (nilai penuh). Jumlah Penawaran Umum: Rp 418.500.000.000 (nilai penuh).

    2. Berdasarkan Akta No. 161 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn.,

    tanggal 24 Juni 2014, Perusahaan akan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT-HMETD) maksimal sebesar 10% dari jumlah saham yang beredar atau 638.051.347 lembar.

    Pada tanggal 15 September 2014, Perusahaan melalui surat No. 0160/LGL-SX/TMI/IX/2014

    melaporkan keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik terkait:

    - Pada tanggal 11 September 2014, PT PINS Indonesia (PINS) telah melakukan perjanjian jual beli saham Perusahaan dengan pemegang saham berikut: Boquete Group SA, Interventures Capital Pte. Ltd., PT Sinarmas Asset Management dan Top Dollar Investment Ltd. Saham yang diperjualbelikan sejumlah total 1.116.589.900 saham dengan nilai total Rp 876.702.

    - Pada tanggal 18 September 2014, PINS telah melakukan eksekusi atas PMT-HMETD Perusahaan sebanyak 638.051.347 saham dengan nilai pelaksanaan sebesar Rp 812,22 (nilai penuh) per saham dengan total Rp 518.238.

    Pada tanggal 18 September 2014, PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek melalui surat

    No. 463/SG-CA/BEI-TELE/IX/2014 melaporkan kepada PT Bursa Efek Indonesia tentang pelaksanaan PMT-HMETD sebanyak 638.051.347 lembar saham.

    d. Struktur Entitas Anak Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, entitas anak yang dikonsolidasikan ke

    dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan adalah sebagai berikut:

    Entitas Anak Tempat Kedudukan Bidang Usaha

    Tahun Beroperasi Komersial

    Persentase Kepemilikan Efektif Jumlah Aset Sebelum

    Eliminasi

    2015 2014 2015 2014

    Kepemilikan Langsung

    PT Telesindo Shop

    Jln. Sukarjo Wiryopranoto No.

    3-3A, Jakarta, 11160

    Perdagangan

    2001

    99,95% 99,95% 2.037.216 1.906.606

    PT Excel Utama Indonesia

    Jln. Sukarjo Wiryopranoto No.

    2D, Jakarta, 10120

    Perdagangan

    2008

    99,90% 99,90% 125.208 195.168

    PT Setia Utama Services

    Jln. Sukarjo Wiryopranoto No.

    1C, Jakarta, 10120

    Jasa service

    2010

    99,00% 99,00% 1.312 1.346

    PT Setia Utama Media Aplikasi

    Jln. Sukarjo Wiryopranoto No.

    1B, Jakarta, 10120

    Jasa Konten

    2011

    99,90% 99,90% 3.548 3.698

    10

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan)

    d. Struktur Entitas Anak (lanjutan)

    Entitas Anak Tempat Kedudukan Bidang Usaha

    Tahun Beroperasi Komersial

    Persentase Kepemilikan Efektif Jumlah Aset Sebelum

    Eliminasi

    2015 2014 2015 2014

    PT Mitra Telekomunikasi Selular

    Jln. Sukarjo Wiryopranoto

    No. 1B, Jakarta, 10120

    Perdagangan 2009 99,99% 99,99% 150.516 488.314

    PT Poin Multi Media Nusantara

    Istana Pasteur Regency CRA

    No. 33, Bandung

    Perdagangan 2013 99,99% 99,99% 495.265 361.232

    PT Perdana Mulia Makmur

    Telesindo Tower, Jln. Gajah Mada

    No. 27A, Jakarta

    Perdagangan 2010 99,99% 99,99% 1.409.301 1.003.810

    PT Simpatindo Multi Media

    Pusat Niaga Roxy Mas

    Blok. B.1 No.9 Jl.KH.Hasyim Ashari 125, Kelurahan Cideng,

    Kecamatan Gambir,

    Jakarta Pusat 10150

    Perdagangan 2002 99,50% - 518.115 -

    Kepemilikan Tidak Langsung

    PT SUMA Aplikasi Market

    Jln. Sukarjo Wiryopranoto

    No. 2A, Jakarta, 10120

    Jasa Konten Belum beroperasi

    51% 51% 2.500 2.500

    Telesindo Shop (M) Sdn, Bhd

    1/64 D off Jalan Putra 5330, Kuala

    Lumpur, Malaysia

    Perdagangan 2014 80% 80% 4.658 4.952

    Pendirian Entitas Anak Telesindo Shop (M) Sdn Bhd (TSM) Berdasarkan Akta Syarikat Malaysia tahun 1965 tanggal 8 Oktober 2013 dengan Pendaftaran

    No. 1065432-W, PT Telesindo Shop (TS), entitas anak, telah membentuk Telesindo Shop (M) Sdn. Bhd. (TSM) yang beroperasi di Malaysia. Modal saham TSM telah ditempatkan secara penuh pada tanggal 23 Mei 2014. TS memiliki kepemilikan 80% di TSM.

    Akusisi Entitas Anak PT Mitra Telekomunikasi Selular (MTS) Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Mitra Telekomunikasi Selular (MTS), entitas anak,

    yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Dr. Fulgensius Jimmy H.L.T., S.H., M.H., M.M., No. 23 tanggal 9 Juli 2013, para pemegang saham MTS menyetujui penjualan 1.499 lembar saham, mewakili 99,93% pemilikan saham, yang dimiliki oleh PT Gemilang Selular Multimedia, pihak ketiga, kepada Perusahaan. Harga transaksi yang disetujui adalah Rp 1.499.

    11

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan)

    d. Struktur Entitas Anak (lanjutan) Akusisi Entitas Anak (lanjutan) PT Mitra Telekomunikasi Selular (MTS) (lanjutan) Akta ini menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

    Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10.30191 tanggal 22 Juli 2013. Pembelian saham MTS dari PT Gemilang Selular Multimedia dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 3.738.

    Berdasarkan Akta Notaris Jimmy H.L.T., S.H., M.H., M.M., No. 55 tanggal 23 Juli 2013, MTS

    mengubah anggaran dasarnya, salah satu isinya peningkatan modal disetor, sehingga Perusahaan memiliki penyertaan sebesar 99,9%. Akta ini sudah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-45811.AH.01.02 tahun 2013 pada tanggal 30 Agustus 2013.

    PT Poin Multi Media Nusantara (PMMN) Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Poin Multi Media Nusantara (PMMN), entitas anak,

    yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., No. 30 tanggal 5 Agustus 2013, para pemegang saham PMMN menyetujui penjualan 199.998 lembar saham mewakili 99,99% pemilikan saham, yang dimiliki oleh PT Cakrawala Bintang Negara, Tn. Kurnia Jaya dan Tn. Charli Nagar, pihak ketiga, kepada Perusahaan. Harga transaksi yang disetujui adalah Rp 45.000.

    Akta ini telah menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10.39809 tanggal 25 September 2013. Pembelian saham PMMN dari PT Cakrawala Bintang Negara, Tn. Kurnia Jaya dan Tn. Charli Nagar dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 22.989.

    PT Perdana Mulia Makmur (PMM) Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Perdana Mulia Makmur (PMM), entitas anak, yang

    telah diaktakan dalam Akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., No. 7 tanggal 2 Oktober 2013, para pemegang saham PMM menyetujui penjualan 35.999 lembar saham mewakili 99,99% pemilikan saham yang dimiliki oleh PT Aneka Jaya Kencana, Tn. Ardiansyah dan Tn. Hian Tian Alias Sofian, pihak ketiga, kepada Perusahaan. Harga beli yang disetujui adalah Rp 219.999.

    Akta ini telah menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1043593 tanggal 23 Oktober 2013. Pembelian saham PMM dari PT Aneka Jaya Kencana, Tn. Ardiansyah dan Tn. Hian Tian Alias Sofian dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 176.153.

    PT Excel Utama Indonesia (EUI) Sehubungan dengan pengakhiran kerjasama PT Excel Utama Indonesia, entitas anak, (EUI)

    dengan PT XL Axiata Tbk (XL) sebagaimana tertuang dalam surat tanggal 23 September 2014 (lihat Catatan 34), EUI yang sebelumnya bergerak dalam bidang perdagangan produk (pulsa) XL akan merubah bidang usahanya.

    Manajemen berkeyakinan bahwa usaha yang akan dijalankan di masa yang akan datang dapat

    melanjutkan kelangsungan usaha sehingga tidak terdapat permasalahan atas kelangsungan hidup EUI.

    12

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan)

    d. Struktur Entitas Anak (lanjutan) PT Simpatindo Multi Media (SMM)

    Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Simpatindo Multi Media (SMM), entitas anak, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Yuli Kristi, SH., M.Kn., No. 14 tanggal 22 Januari 2015 juncto Akta Notaris Jimmy Tanal SH., M.Kn sebagai pengganti dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid SH., M.Kn., No. 115 tanggal 24 Maret 2015, para pemegang saham SMM menyetujui penerbitan 50.000 lembar saham baru SMM yang mewakili 99,5% pemilikan saham dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam SMM, melalui exercise warrant.

    Akta ini telah menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-0785749.AH.01.02.TAHUN 2015 tanggal 14 April 2015. Akuisisi saham SMM dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 313.647.

    e. Faktor Musiman dalam Operasi Perusahaan dan entitas anaknya mengalami lonjakan permintaan pada bulan tertentu seperti

    menjelang perayaan Lebaran, Natal dan Tahun Baru Imlek. 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

    Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama disebut sebagai “Grup”) telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK - IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK, khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

    b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

    Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tentang “Penyajian Laporan Keuangan”. Dasar pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014, kecuali penerapan ISAK baru yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini. Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

    13

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

    Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasian.

    c. Pencabutan dan Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan

    Berikut ini adalah ISAK baru dan Pencabutan PSAK (PPSAK) yang wajib berlaku untuk periode pelaporan yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2014:

    - ISAK No. 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan - ISAK No. 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas - ISAK No. 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang

    Terbuka - PPSAK No. 12: Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum

    Grup telah mengevaluasi bahwa penerbitan ISAK baru dan PPSAK di atas tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

    d. Dasar Konsolidasi

    (i) Entitas Anak Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Grup memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Grup mengendalikan entitas lain. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode di mana pengendalian masih berlangsung. Grup menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Beban akuisisi terkait dibebankan pada saat terjadinya. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Pada pihak yang diakuisisi, Grup mengakui kepentingan non-pengendali sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan non-pengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi.

    14

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    d. Dasar Konsolidasi (lanjutan)

    (i) Entitas Anak (lanjutan) Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan non-pengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Grup atas aset bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Transaksi antar Perusahaan, saldo dan keuntungan dan kerugian antar entitas Grup yang belum direalisasi telah dieliminasi antar Grup. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi Grup.

    (ii) Kepentingan Non-pengendali Kepentingan non-pengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki sepenuhnya diatribusikan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika itu mengakibatkan saldo defisit. Grup memperlakukan transaksi dengan kepentingan non-pengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Grup. Untuk pembelian dari kepentingan non-pengendali, selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas jumlah tercatat asset bersih entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan atas transaksi dengan kepentingan non-pengendali juga dicatat pada ekuitas. Ketika Grup tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan jumlah tercatat tersebut diakui dalam laba rugi. Jumlah tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Grup telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi.

    e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

    (i) Mata Uang Fungsional dan Penyajian Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah, sedangkan entitas anak dan entitas lainnya di dalam Grup menentukan mata uang fungsionalnya sendiri, dan pos-pos dalam laporan keuangan masing-masing entitas diukur dengan menggunakan mata uang fungsional tersebut. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah. Laporan keuangan dari operasi luar negeri dijabarkan dari mata uang fungsional ke dalam Rupiah dan perbedaan kurs yang dihasilkan disajikan dalam “pendapatan komprehensif lain – selisih kurs penjabaran laporan keuangan” pada bagian ekuitas sampai pelepasan investasi neto.

    15

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)

    (ii) Transaksi dan Saldo

    Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke mata uang mata uang fungsional dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku saat itu. Pos non-moneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan nilai historis tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs yang timbul atas penyelesaian pos-pos moneter dan penjabaran kembali pos-pos moneter diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

    f. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

    Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, suatu pihak dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan, secara langsung atau tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 32 atas laporan keuangan konsolidasian.

    g. Instrumen Keuangan Aset Keuangan Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai asset

    keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, yang sesuai.

    Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal tergantung

    pada tujuan perolehan aset keuangan dan jika diperbolehkan dan sesuai, serta mengevaluasinya pada setiap tanggal pelaporan.

    Aset keuangan diakui apabila Grup memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset

    keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui dengan menggunakan akuntansi tanggal transaksi yaitu tanggal di mana Grup berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan.

    Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi

    yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value through profit or loss) (FVTPL). Adapun aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

    16

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan) Setelah pengakuan awal, pengukuran aset keuangan tergantung pada bagaimana aset

    keuangan tersebut dikelompokkan. Aset keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori sebagai berikut:

    (i) Aset keuangan yang diukur pada FVTPL merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan

    sebagai kelompok diperdagangkan (held for trading) atau pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh manajemen (apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti mempertimbangkan bahwa aset keuangan atau liabilitas keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar sebagaimana didokumentasikan di dalam manajemen risiko atau strategi investasi Grup) untuk diukur pada kelompok ini. Aset keuangan dalam kelompok ini selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dan seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut (termasuk bunga dan dividen) diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

    Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

    (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and receivables) merupakan aset keuangan

    non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset lain-lain.

    (iii) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) yaitu aset keuangan non-derivatif

    dengan pembayaran tetap atau telat ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada).

    Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

    (iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijuat (available for sale) adalah aset keuangan non-

    derivatif yang tidak dikelompokkan ke dalam tiga kategori di atas. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual selanjutnya diukur pada nilai wajar. Perubahan nilai wajar aset keuangan ini diakui sebagai pendapatan komprehensif, kecuali kerugian akibat penurunan nilai atau perubahan nilai tukar dan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain harus disajikan sebagai penyesuaian reklasifikasi dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

    Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Grup telah, secara substansial, mentransfer aset keuangan tersebut berikut dengan seluruh risiko dan manfaat yang terkait kepada entitas lain.

    17

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

    Liabilitas Keuangan Grup mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk

    menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada FVTPL, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

    Ketika liabilitas keuangan yang ada saat ini diganti atau dimodifikasi oleh pemberi pinjaman

    yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, perubahan atau modifikasi tersebut diakui sebagai penghentian pengakuan liabilitas lama dan pengakuan liabilitas baru di mana selisih yang timbul antara jumlah tercatat dari masing-masing liabilitas diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

    Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas kontraktual telah

    dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Liabilitas keuangan Grup terdiri dari hutang bank, hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih

    harus dibayar dan hutang angsuran pembelian aset tetap. Hutang bank Hutang bank pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi yang

    terjadi. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selisih antara hasil yang diterima (setelah dikurangi biaya transaksi) dengan nilai penyelesaian pinjaman diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama periode pinjaman dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

    Hutang usaha dan lain-lain Hutang usaha dan lain-lain pada awalnya diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan

    awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

    Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam

    laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, 1) Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

    Estimasi Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan

    berdasarkan kuotasi harga penawaran pasar untuk aset dan harga yang ditawarkan atas liabilitas yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya tanpa dikurangi biaya transaksi.

    18

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

    Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Grup dapat menetapkan nilai wajar

    dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto atau model penetapan harga opsi.

    h. Penurunan Nilai Aset Keuangan Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dievaluasi

    terhadap kemungkinan penurunan nilai. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai.

    (i) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi,

    kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

    (ii) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan, investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal dicatat pada biaya perolehan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.

    (iii) Untuk kelompok aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif atas aset

    keuangan yang tersedia untuk dijual yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain harus diakui ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi komprehensif konsolidasian merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi komprehensif konsolidasian.

    i. Kas dan Bank

    Kas dan bank terdiri dari kas dan bank yang tidak dibatasi penggunaannya.

    19

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Persediaan

    Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini, di mana ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.

    Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir tahun. Penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi. Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

    k. Investasi Pada Entitas Asosiasi Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan atau entitas anak mempunyai pengaruh signifikan, biasanya mempunyai kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50%. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi termasuk goodwill yang teridentifikasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba atau rugi bersih, penerimaan dividen dari investee dan dikurangi dengan kerugian penurunan nilai sejak tanggal perolehan.

    Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari

    entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika diterapkan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi sesuai dengan jumlah kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi, disesuaikan jika diperlukan, untuk menjamin konsistensi kebijakan akuntansi dengan yang digunakan oleh Grup.

    l. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset terdiri dari harga

    pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

    Biaya pengurusan legal awal untuk hak atas tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan

    tanah dan biaya ini tidak disusutkan. Biaya yang berkaitan dengan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai beban ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau manfaat ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.

    20

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Aset Tetap (lanjutan) Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang

    terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Grup dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada tahun di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

    Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan

    selama estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut :

    Aset Tahun Bangunan 20 Kendaraan 8 Peralatan kantor 4

    Nilai residu, masa manfaat ekonomi dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap akhir

    tahun keuangan atas pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi yang berlaku prospektif.

    Jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali jika jumlah tercatat aset lebih besar dari jumlah yang dapat terpulihkan tersebut.

    Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi

    penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal aset tersebut siap digunakan.

    Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi

    masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai selisih antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

    m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

    Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Grup membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.

    21

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

    Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap akhir periode pelaporan dan ketika terdapat suatu indikasi bahwa jumlah tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah terpulihkan tiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, maka rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.

    n. Sewa

    Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan sewa atau mengandung sewa dilakukan berdasarkan substansi dari perjanjian pada tanggal awal sewa dan hasil evaluasi apakah 1) pemenuhan perjanjian tersebut bergantung pada penggunaan suatu aset atau sekelompok aset dan 2) perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Ketika sebagian besar risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada ditangan lessor, maka suatu sewa diklasifikasi sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan metode garis lurus selama masa sewa.

    o. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

    Grup menyediakan liabilitas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003. Tidak ada pendanaan yang telah dibuat untuk program imbalan pasti ini.

    Grup juga mengakui liabilitas dan beban ketika karyawan telah memberikan jasa dan Grup memperoleh manfaat ekonomi yang timbul dari layanan tersebut.

    22

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    o. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang (lanjutan)

    Perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periode pelaporan. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui Grup dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diamortisasi sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

    p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

    Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang atas penjualan barang dari aktivitas normal Grup. Pendapatan disajikan setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon serta setelah eliminasi pendapatan intra Grup. Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tertentu berikut harus dipenuhi sebelum pengakuan pendapatan diakui:

    i. Pendapatan dari penjualan voucher, kartu perdana dan handphone

    Pendapatan dari penjualan voucher, kartu perdana dan handphone diakui pada saat risiko dan hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Hal ini terjadi pada saat barang dikirimkan dan pelanggan telah menerima barang.

    ii. Pendapatan komisi dan jasa perbaikan

    Pendapatan komisi dan jasa perbaikan diakui pada saat jasa telah diberikan.

    iii. Pendapatan bunga Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

    Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual). q. Pajak Penghasilan Beban pajak penghasilan terdiri dari jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan.

    Pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dan termasuk dalam laba rugi untuk periode berjalan, kecuali pajak yang timbul dari transaksi atau kejadian yang diakui di luar laba rugi. Pajak terkait dengan pos yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain, diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan pajak terkait dengan pos yang diakui langsung di ekuitas, diakui langsung di ekuitas.

    23

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    q. Pajak Penghasilan (lanjutan) i. Pajak penghasilan kini

    Pajak terutang kini didasarkan pada laba kena pajak tahun berjalan. Pendapatan kena pajak berbeda dari laba yang dilaporkan dalam masing-masing laporan laba rugi komprehensif perusahaan dalam Grup karena tidak termasuk pos-pos dari pendapatan atau beban yang dapat dikenakan pajak atau dikurangkan di tahun-tahun lainnya dan selanjutnya tidak termasuk pos-pos yang tidak dapat dikenakan pajak atau dikurangkan dari pajak. Liabilitas pajak kini masing-masing entitas di dalam Grup dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Manajemen secara berkala mengevaluasi jumlah yang dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) terkait dengan keadaan di mana peraturan pajak yang berlaku memerlukan interpretasi dan, jika diperlukan, manajemen akan menghitung provisi atas jumlah yang mungkin timbul.

    ii. Pajak penghasilan tangguhan

    Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan konsolidasian. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak, kecuali bagi liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari (a) pengakuan awal goodwill; atau (b) pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang (i) bukan transaksi kombinasi bisnis, dan (ii) pada waktu transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak/rugi pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal belum dikompensasi, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan, dan rugi fiskal belum dikompensasi, dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang (a) bukan transaksi kombinasi bisnis dan; (b) tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak/rugi pajak. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan jumlah tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, Grup menilai kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui. Grup mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku pada tahun saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, (a) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan (b) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.

    Perubahan terhadap liabilitas perpajakan Grup diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima dan/atau, jika Grup mengajukan keberatan dan/atau banding, pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.

    24

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r. Laba Bersih per Saham

    Laba bersih per saham (LPS) dasar dihitung dengan membagi laba bersih selama periode dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung manakala Perusahaan memiliki instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.

    s. Tambahan Modal Disetor – Bersih

    Tambahan modal disetor merupakan kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal setelah dikurangi dengan biaya emisi efek ekuitas. Biaya emisi efek ekuitas merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas sebagaimana diatur dalam peraturan BAPEPAM-LK. Biaya-biaya seperti biaya pencatatan saham di bursa atas saham yang sudah beredar, biaya yang berkaitan dengan dividen saham atau pemecahan saham dan biaya lain yang tidak dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan efek ekuitas, dibebankan langsung pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kombinasi usaha entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode pooling of interest. Selisih antara harga transfer dengan nilai tercatat aset bersih yang diperoleh dicatat sebagai bagian dari "Tambahan modal disetor".

    t. Informasi Segmen

    Segmen adalah bagian khusus dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk akun-akun yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Grup, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

    3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

    Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan serta pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada setiap akhir periode pelaporan. Namun, hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi, ketidakpastian atas asumsi serta estimasi tersebut dapat menimbulkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada tahun berikutnya. Pertimbangan yang Dibuat dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbangan berikut, selain yang telah tercakup dalam estimasi, yang memiliki dampak signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian: Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah terpenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2g atas laporan keuangan konsolidasian.

    25

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

    Pertimbangan yang Dibuat dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya dari masing-masing entitas. Penentuan mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan karena berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi di lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan pajak tertentu yang penentuan akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Ketika hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan dan penyisihan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat hutang pajak penghasilan dan aset pajak tangguhan Grup masing-masing diungkapkan di dalam Catatan 18b dan 18c laporan keuangan konsolidasian. Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum dikompensasi sejauh besar kemungkinan bahwa laba fiskal akan tersedia untuk dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasikan. Penentuan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui berdasarkan perbedaan waktu dan laba fiskal di masa mendatang bersama-sama dengan strategi perencanaan pajak masa depan membutuhkan pertimbangan signifikan dari manajemen. Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Masa manfaat Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa aset dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah/direvisi. Jumlah tercatat aset tetap Grup pada tanggal laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di dalam Catatan 11 atas laporan keuangan konsolidasian.

    26

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

    Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Penilaian penurunan untuk aset non-keuangan, selain goodwill dilakukan ketika indikator penurunan nilai tertentu yang hadir. Sedangkan untuk goodwill, pengujian penurunan nilai wajib dilakukan minimal setiap tahun terlepas dari apakah atau tidak ada indikasi penurunan nilai. Menentukan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari penggunaan lanjutan dan disposisi akhir dari aset tersebut. Setiap perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dalam menentukan nilai wajar material dapat mempengaruhi penilaian nilai dipulihkan dan kerugian penurunan nilai yang dihasilkan bisa memiliki dampak material terhadap hasil usaha. Jumlah tercatat aset tetap dan goodwill pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 diungkapkan di dalam Catatan 11 dan 12 atas laporan keuangan konsolidasian. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Penentuan liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja Grup bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dengan jumlah yang diestimasi diperlakukan sesuai dengan kebijakan sebagaimana diatur dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian. Sementara manajemen Grup berpendapat bahwa asumsi yang digunakan adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan dari hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan secara material dapat mempengaruhi perkiraan jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan beban imbalan kerja karyawan. Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang Grup diungkapkan pada Catatan 20 atas laporan keuangan konsolidasian. Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Grup menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi dan diuji penurunan nilainya setiap tahun. Jumlah tercatat goodwill Grup pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 diungkapkan di dalam Catatan 12 atas laporan keuangan konsolidasian.

    4. KAS DAN BANK

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Kas Rupiah 153.589

    302.995

    Ringgit 41

    115

    Sub-jumlah 153.630

    303.110

    27

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. KAS DAN BANK (lanjutan)

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 48.930

    53.412

    PT Bank Sinarmas Tbk 26.234

    3.463 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 18.447

    82.374

    PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 10.159

    12.604 PT Bank Permata Tbk 5.460

    100.077

    PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan 4.846

    - PT Bank CIMB Niaga Tbk 4.088

    6.718

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3.933

    9.530 Standard Chartered Bank, cabang Jakarta 1.367

    1.154

    The Hongkong and Shanghai Banking Corp. Ltd, cabang Jakarta 1.312

    4.861

    PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 697

    - PT Bank Mega Tbk. 501

    -

    PT Bank Internasional Indonesia Tbk 412

    25.958 BPD Kaltim 311

    -

    PT Bank Danamon Indonesia Tbk 292

    287 PT Bank UOB Indonesia 259

    -

    PT Bank Central Asia Syariah 168

    124 PT Bank DBS Indonesia 115

    26.082

    Lainnya (dibawah Rp 100) 98

    243

    Dolar Amerika Serikat Standard Chartered Bank, cabang Jakarta 188.003

    -

    PT Bank DBS Indonesia 18.523

    - PT Bank Central Asia Tbk 1.938

    7.386

    Lainnya (dibawah Rp 100) 62

    89 Ringgit Malaysia

    Malayan Banking Berhad 155

    267

    Sub-jumlah 336.310

    334.629

    Jumlah 489.940

    637.739

    Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat saldo kas dan bank yang ditempatkan kepada pihak berelasi.

    28

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. PIUTANG USAHA

    Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut:

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Pihak berelasi (lihat Catatan 32) PT Setia Utama Towerindo 193.291

    160.508

    Pihak ketiga 1.569.841

    1.481.873

    Jumlah 1.763.132

    1.642.381 Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Rupiah 1.762.048

    1.641.523

    Ringgit 1.084

    858

    Jumlah 1.763.132

    1.642.381 Rincian piutang usaha berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Belum jatuh tempo 872.750

    843.255

    Lewat jatuh tempo Kurang dari 30 hari 449.599

    431.034

    31 sampai 60 hari 317.364

    207.235

    61 sampai 90 hari 44.078

    35.627

    Lebih dari 90 hari 79.341

    125.230

    Jumlah 1.763.132

    1.642.381

    Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak diperlukan penurunan nilai. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas akun piutang usaha dari pihak ketiga. Pada tanggal 31 Maret 2015, piutang usaha dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari The Hongkong And Shanghai Banking Corporation Ltd, Standard Chartered Bank. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2014, piutang usaha dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia, The Hongkong And Shanghai Banking Corporation Ltd, Standard Chartered Bank, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (lihat Catatan 14).

    29

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6. PIUTANG LAIN-LAIN – PIHAK KETIGA

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    PT Gemilang Selular Multimedia 6.000 334.386

    PT Pulsa Inti Nasional 862 1.039

    Karyawan 1.424 506

    Lain-lain 66.912 47.266

    Jumlah 75.198 383.197

    Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan saldo piutang lain-lain tersebut dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak diperlukan penurunan nilai atas piutang. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat piutang lain-lain yang dijaminkan.

    7. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Sewa 16.145

    23.741

    Asuransi 1.423

    1.728

    Iklan 694

    971

    Operasional 1

    32

    Lain-lain 34.035

    5.316

    Jumlah 52.298

    31.788

    8. PERSEDIAAN

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Telepon selular 1.109.609

    680.009 Kartu perdana dan voucher isi ulang 445.043

    268.039

    Suku cadang

    632

    635

    Jumlah 1.555.284

    948.683

    Pada tanggal 31 Maret 2015, persediaan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari The Hongkong And Shanghai Banking Corporation Ltd, Standard Chartered Bank. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2014, persediaan dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia, The Hongkong And Shanghai Banking Corporation Ltd, Standard Chartered Bank, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk dan PT Bank BCA Syariah (lihat Catatan 14).

    30

  • PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

    Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014

    (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8. PERSEDIAAN (lanjutan)

    Pada tanggal 31 Maret 2015 persediaan telah diasuransikan terhadap seluruh risiko yang menyebabkan kerusakan kepada PT ACE Jaya Proteksi, PT Asuransi Wahana Tata, PT Lippo General Insurance Tbk, PT Asuransi MSIG Indonesia, dan PT Asuransi Astra Buana dengan nilai keseluruhan pertanggungan sebesar Rp 1.163.130. Sedangkan pada tanggal 31 Desember 2014, persediaan telah diasuransikan terhadap seluruh risiko yang menyebabkan kerusakan kepada PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Sinar Mas Syariah dan PT Asuransi Mitra Maparya, pihak ketiga, dengan nilai keseluruhan pertanggungan sebesar Rp 900.250. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin timbul.

    Berdasarkan penelaahan manajemen Grup, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 sehingga tidak diperlukan adanya penyisihan atas penurunan nilai persediaan.

    9. UANG MUKA

    Akun ini merupakan uang muka atas pembelian telepon selular dan pulsa kepada pemasok yang dengan rincian sebagai berikut:

    31 Maret 2015 31 Desember 2014

    Pihak berelasi (lihat Catatan 32) PT Setia Utama Towerindo 21.664

    21.664