pt jakarta international hotels development tbk

66
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Jumlah Rupiah dalam Ribuan, kecuali Data Saham) 1. U M U M a. Pendirian PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (Perusahaan atau Induk Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 November 1969 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 berdasarkan Akta No. 5 tanggal 7 November 1969 dari Soetrono Prawiroatmodjo, S.H., notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Akta No. 42 tanggal 27 Januari 1970 dari notaris yang sama. Akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 54 tanggal 7 Juli 1970, Tambahan No. 214. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 64 tanggal 30 Juli 1997 dari Ida Fidiyantri, S.H., notaris pengganti Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3042 HT.01.04.Th.98 tanggal 2 April 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 57 tanggal 17 Juli 1998, Tambahan No. 3898. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan mencakup pembangunan hotel dan penyelenggaraan jasa perhotelan, pembangunan real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1969. Perusahaan adalah pemilik Hotel Borobudur Jakarta (Hotel) yang dikelola oleh PT Dharma Harapan Raya, anak perusahaan. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha - Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Seluruh saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh berjumlah 1.930.039.200 saham dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Informasi historis mengenai saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa adalah sebagai berikut: Tahun Keterangan Jumlah Saham - 5-

Upload: hyanparadise8147

Post on 18-Jun-2015

507 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAANCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI(Jumlah Rupiah dalam Ribuan, kecuali Data Saham)

1. U M U M

a. Pendirian

PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (Perusahaan atau Induk Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 November 1969 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 berdasarkan Akta No. 5 tanggal 7 November 1969 dari Soetrono Prawiroatmodjo, S.H., notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Akta No. 42 tanggal 27 Januari 1970 dari notaris yang sama. Akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 54 tanggal 7 Juli 1970, Tambahan No. 214. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 64 tanggal 30 Juli 1997 dari Ida Fidiyantri, S.H., notaris pengganti Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3042 HT.01.04.Th.98 tanggal 2 April 1998 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 57 tanggal 17 Juli 1998, Tambahan No. 3898.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan mencakup pembangunan hotel dan penyelenggaraan jasa perhotelan, pembangunan real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1969.

Perusahaan adalah pemilik Hotel Borobudur Jakarta (Hotel) yang dikelola oleh PT Dharma Harapan Raya, anak perusahaan.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha - Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Seluruh saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh berjumlah 1.930.039.200 saham dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Informasi historis mengenai saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa adalah sebagai berikut:

Tahun Keterangan Jumlah Saham

1984 Penawaran Umum Saham Perdana 6.618.6001988 Penawaran Umum Saham Kedua 6.633.7001989 Pencatatan Saham Pendiri 11.315.7001991 Pencatatan Saham Private Placement 432.0001992 Pencatatan Saham Pendiri 56.869.2801992 Pencatatan Saham yang berasal dari Penukaran Waran 46.800.0001994 Pencatatan Saham Bonus 257.338.5601996 Penawaran Umum Terbatas I 579.011.7602004 Pemecahan Nilai Nominal Saham 965.019.600

Jumlah 1.930.039.200

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 24 Juni 2002 yang didokumentasikan dengan Akta No. 68 tanggal 24 Juni 2002 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui perubahan anggaran dasar Perusahaan, antara lain perubahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 1.000 menjadi

- 5-

Page 2: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Rp 500. Perubahan nilai nominal saham ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sebagaimana tertera dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 22 November 2002, Tambahan No. 1058 dan telah berlaku efektif tanggal 12 Mei 2004.

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi

Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada anak-anak perusahaan berikut:

PT Danayasa Arthatama Tbk (DA)

Pada tanggal 28 Maret 2002, DA memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Surat Keputusan No. S-615/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham DA kepada masyarakat dengan harga nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 500 per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya pada tanggal 19 April 2002. Kepemilikan saham Perusahaan pada DA mengalami penurunan (dilusi) setelah penawaran umum perdana ini dari semula 99,99% menjadi 96,28%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 15.562.817 dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi” dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

Sesuai dengan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum kepada Bapepam yang telah disampaikan oleh DA pada tanggal 30 Juni 2005, dana tersebut belum sepenuhnya digunakan untuk pengembangan usaha sesuai dengan rencana penggunaan dana menurut prospektus karena menunggu situasi dan kondisi yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan tersebut. Sementara itu, sebagian dari dana tersebut ditempatkan dalam bentuk efek hutang (Catatan 4b).

DA saat ini sedang mengembangkan area seluas lebih kurang 45 hektar yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, yang dikenal dengan nama "Kawasan Niaga Terpadu Sudirman" (KNTS). DA memiliki penyertaan pada perusahaan-perusahaan berikut:

- 6-

Page 3: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 22 Juni 2004, yang didokumentasikan dengan akta No. 34 tanggal 22 Juni 2004 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan menyetujui penyelesaian sebagian kewajiban DA, anak perusahaan, kepada Perusahaan dengan melakukan pengalihan seluruh saham milik DA dalam PT Grahaputra Sentosa (GPS) sebanyak 29.620.228 saham yang merupakan 99,99% dari modal ditempatkan dan disetor dalam GPS. Jual beli saham dalam rangka pelunasan seluruh kewajiban DA tersebut dicatat dengan menggunakan nilai buku sebesar Rp 48.002.436. Tidak terdapat keuntungan atau kerugian atas transaksi tersebut dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PT Shantika Valuindo Lestari, konsultan independen, nilai pasar yang wajar atas harga jual saham tersebut adalah Rp 82.099.500. Transaksi jual beli tersebut telah didokumentasikan dalam Perjanjian Jual Beli Saham tanggal 28 Juni 2004 antara Perusahaan dengan DA.

Selanjutnya seluruh penyertaan saham dalam GPS tersebut digunakan oleh Perusahaan sebagai salah satu instrumen penyelesaian kewajiban obligasi. Dalam penyelesaian kewajiban obligasi tersebut, selain penyertaan saham di GPS, Perusahaan juga menggunakan penyertaan saham di DA sebanyak 484.322.097 saham.

Pada tanggal 6 September 2004, DA memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan Surat Keputusan No. S-2837/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada pemegang saham DA dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 630.360.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 setiap saham dan harga pelaksanaan Rp 625 setiap saham.

Dalam penerbitan saham tersebut, Perusahaan tidak melaksanakan haknya. Setelah penerbitan saham baru tersebut, kepemilikan saham Perusahaan pada DA mengalami dilusi menjadi 63,44%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 110.045.409 dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

Bertindak sebagai pembeli siaga adalah PT Graha Jakarta Sentosa (GJS) yang akan membeli sebanyak-banyaknya 630.360.000 saham berdasarkan akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham.

- 7-

Page 4: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Penawaran Umum Terbatas I No. 18 tanggal 10 Juni 2004 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.

Karena tidak ada pemegang saham lainnya yang melaksanakan haknya, maka GJS selaku pembeli siaga mengambil bagian saham dari Penawaran Umum Terbatas I tersebut sebanyak 630.360.000 saham (18,97%). Selisih antara biaya perolehan penyertaan atas nilai buku DA sebesar Rp 141.102.312 disajikan sebagai bagian dari “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 24 Juni 2005 yang didokumentasikan dengan akta No. 53 tanggal 24 Juni 2005 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pengeluaran saham baru PPJ (dahulu AG), anak perusahaan DA, sebanyak 814.402.144 saham kepada pihik-pihak tertentu, sehingga menyebabkan kepemilikan saham DA dalam PPJ (dahulu AG) mengalami penurunan dari 88,38% pada tanggal 30 Juni 2004 menjadi 35% pada tanggal 30 Juni 2005.

PT Graha Jakarta Sentosa (GJS)

Pada tanggal 20 November 2000, Perusahaan menambah penyertaannya pada GJS dari 95% menjadi 99,99%. Selisih lebih antara biaya perolehan penyertaan atas nilai buku GJS sebesar Rp 26.376.000 ribu disajikan sebagai bagian dari “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

Pada tahun 2004, GJS mempunyai penyertaan saham di PT Panduneka Sejahtera (PS) sebanyak 112.046.614 saham (99,99%) yang diperoleh dari hasil penjualan efek-efek yang dimiliki GJS. Perolehan penyertaan saham tersebut menimbulkan saldo goodwill sebesar Rp 89.640.098.

Selain itu, pada tahun 2004, GJS ikut ambil bagian sebagai pembeli siaga dalam penerbitan saham baru DA dimana jumlah saham yang dibeli oleh GJS adalah sebanyak 630.360.000 saham (18,97%).

PT Andana Utamagraha (AU) dan PT Majumakmur Arthasentosa (MAS)

AU dan MAS masing-masing merupakan anak perusahaan DA yang bergerak di bidang usaha pengembangan apartemen dan hotel.

Sejak tahun 1998, pengembangan hotel yang dilakukan MAS dan apartemen yang dilakukan oleh AU telah ditunda akibat kondisi ekonomi yang belum membaik. Pada tahun 2003, AU, mulai melanjutkan pembangunan apartemen yang berlokasi di Lot 23-B, KNTS.

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2005 adalah sebagai berikut:

- 8-

Page 5: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 adalah masing-masing 1.008 karyawan dan 1.034 karyawan.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain akun persediaan yang dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value) dan efek hutang yang dinyatakan sebesar nilai wajar serta aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali yang dinyatakan pada nilai revaluasi. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam Ribuan Rupiah.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.

Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.

Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan yang signifikan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.

Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut

- 9-

Page 6: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan adalah dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan, kecuali yang berhubungan dengan pengembangan proyek real estat dikapitalisasi ke persediaan real estat dan tanah yang belum dikembangkan.

d. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2. Perusahaan asosiasi;

3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5. Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

e. Penggunaan Estimasi dan Pengungkapan Kontinjensi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

- 10-

Page 7: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

f. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas dan kas di bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

g. Investasi

1. Giro

Rekening giro yang dijaminkan atau dibatasi pencairannya disajikan dalam bagian investasi. Rekening giro ini disajikan sebesar nilai nominal.

2. Deposito berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan atau dibatasi pencairannya atau deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan dalam bagian investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.

3. Penempatan pada efek

Efek terdiri dari Medium Term Notes dan surat sanggup (Promissory Notes).

Efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, sebagai berikut:

a) Diperdagangkan (trading)

Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan.

b) Dimiliki hingga jatuh tempo (held- to-maturity)

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi.

c) Tersedia untuk dijual (available-for-sale)

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ekuitas ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.

- 11-

Page 8: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

4. Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia

Investasi Perusahaan Asosiasi

Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya.

Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi.

Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau anak perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan dividen.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi

Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi ekuitas dengan entitas sepengendali dicatat dengan cara yang sama seperti metode penyatuan kepemilikan, dimana setiap selisih antara biaya perolehan atas tambahan penyertaan pada anak perusahaan yang dikonsolidasi dengan nilai buku penyertaan disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

h. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir periode.

i. Persediaan

Persediaan real estat terdiri dari tanah dan bangunan apartemen (bangunan strata title) yang siap dijual, bangunan (bangunan hotel, perkantoran dan apartemen) yang sedang dikonstruksi, dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value).

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan dengan menggunakan metode luas areal.

- 12-

Page 9: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual.

Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telah selesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi dan biaya pinjaman serta dipindahkan ke tanah dan bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan metode identifikasi khusus.

Akumulasi biaya ke proyek pengembangan real estat tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan penyisihan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya direvisi, dan direalokasi.

Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.

Barang dan perlengkapan hotel terdiri dari makanan, minuman, peralatan usaha dan perlengkapan hotel. Persediaan tersebut dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata, dan nilai realisasi bersih.

j. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Aktiva Tetap

Aktiva tetap, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tertentu telah dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku. Peningkatan nilai aktiva karena penilaian kembali dikreditkan pada “Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap” sebagai bagian dari “Ekuitas”.

Semua aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat dari aktiva sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 – 40Peralatan dan perabotan 2 – 10Peralatan mekanis dan listrik 6 – 14Kendaraan bermotor 2 – 8 Peralatan telekomunikasi 2 – 8Partisi kantor 3 – 5

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aktiva tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya tercatat atau nilai realisasi bersih, dan disajikan sebagai bagian dari aktiva lain-lain.

Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

- 13-

Page 10: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode yang bersangkutan.

Aktiva dalam pembangunan meliputi akumulasi biaya proyek renovasi hotel dan aktiva dalam pembangunan lainnya, yang dinyatakan berdasarkan biaya pembangunan, biaya pegawai langsung, dan biaya tidak langsung dalam pembangunan tersebut. Akumulasi biaya aktiva dalam pembangunan akan direklasifikasi ke aktiva tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan selesai dan aktiva tersebut siap untuk dipergunakan sesuai tujuannya.

l. Penurunan Nilai Aktiva

Sesuai dengan PSAK 48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali.

Jumlah aktiva yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi.

Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aktiva melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.

Penurunan (pemulihan) nilai aktiva diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi periode berjalan.

m. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

n. Penyisihan untuk Penggantian Peralatan Usaha

Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha (barang dan perlengkapan hotel) dibebankan pada laba rugi konsolidasi berdasarkan taksiran nilai penggantian dari peralatan yang hilang atau rusak. Pembelian dibebankan pada akun penyisihan untuk penggantian peralatan usaha.

o. Pendapatan Ditangguhkan

Pendapatan ditangguhkan merupakan penangguhan sebagian laba yang berasal dari transaksi Perusahaan atau anak perusahaan dengan perusahaan afiliasi sesuai dengan persentase hak kepemilikan Perusahaan atau anak perusahaan pada perusahaan afiliasi tersebut. Pendapatan ditangguhkan akan direalisasi sebagai pendapatan pada saat persentase kepemilikan Perusahaan atau anak perusahaan pada perusahaan afiliasi tersebut mengalami penurunan atau bila aktiva tersebut dijual kepada pihak ketiga.

p. Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan diterima dimuka ditangguhkan pengakuannya dan akan dibukukan sebagai pendapatan sesuai dengan masa manfaat pendapatan tersebut.

- 14-

Page 11: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

q. Pengakuan Pendapatan dan Beban

(1) Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dari penjualan persediaan real estat

Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 “Akuntansi Pengembangan Real Estat”.

Pendapatan atas penjualan bangunan kondominium, unit strata apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya serta unit dalam kepemilikan secara time sharing, diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) terhadap unit yang terjual, apabila seluruh persyaratan berikut terpenuhi:

1) Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi.

2) Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan

3) Jumlah pendapatan dari penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.

Jika semua kriteria yang disebutkan diatas tidak terpenuhi, maka pembayaran yang diterima dari pembeli harus diakui sebagai pendapatan diterima dimuka dengan metode deposit sampai seluruh kriteria terpenuhi.

Dengan metode persentase penyelesaian, jumlah pendapatan dan beban yang diakui untuk setiap periode akuntansi harus sesuai dengan tingkat atau persentase penyelesaian dari aktiva tersebut.

Tingkat atau persentase penyelesaian pengembangan real estat ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dibandingkan dengan total biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan real estat tersebut.

Pendapatan dari Hotel

Pendapatan hotel diakui pada saat barang atau jasa diberikan kepada pelanggan.

Lainnya

Pendapatan sewa ruangan toko dan kantor serta sewa tanah diakui secara sesuai dengan jangka waktu sewa.Pendapatan dari iuran keanggotaan klub diakui sesuai dengan periode keanggotaan.

Pendapatan dari jasa telekomunikasi diakui pada saat jasa telah diterima oleh pembeli.

(2) Pengakuan Beban

Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis) pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan persediaan real estat yang di dalamnya termasuk taksiran biaya untuk pengembangan prasarana atas tanah yang terjual maupun yang sedang dikembangkan untuk penjualan di masa mendatang.

- 15-

Page 12: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

r. Restrukturisasi Hutang Bermasalah

Perusahaan menerapkan PSAK No. 54, "Akuntansi Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah" yang mengharuskan debitur untuk mencatat dampak restrukturisasi pada saat restrukturisasi dilaksanakan, dan tidak boleh mengubah nilai tercatat hutang pada saat restrukturisasi, kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam perjanjian baru. Jika jumlah pembayaran kas masa depan sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian baru lebih rendah dari nilai tercatat, maka perbedaannya diakui sebagai keuntungan yang timbul dari restrukturisasi hutang yang diklasifikasikan sebagai pos luar biasa pada laba rugi konsolidasi periode berjalan setelah memperhitungkan pajak penghasilan dan hutang kontinjen yang timbul dari restrukturisasi.

s. Imbalan Kerja

Sejak tahun 2004, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”. Tidak terdapat perubahan pada saldo cadangan imbalan pasti pasca-kerja Perusahaan dan anak perusahaan tahun 2004 sehubungan dengan diterapkannya PSAK 24 (Revisi 2004) sehingga laporan keuangan konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 tidak disajikan kembali.

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Imbalan pasca-kerja

Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus melalui program dan pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, hasil yang diharapkan dari aktiva program, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi periode berjalan. Beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan diakui pada laba rugi konsolidasi periode berjalan, sedangkan keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) dan beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamotisasikan selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja disajikan sebesar nilai bersih dari nilai kini cadangan imbalan pasti setelah memperhitungkan keuntungan atau kerugian aktuarial yang tidak diakui, beban jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aktiva program.

Imbalan kerja jangka panjang lainnya merupakan imbalan untuk karyawan yang telah bekerja lebih dari 15 tahun dan minimum berumur 40 tahun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, hasil yang diharapkan dari aktiva program (jika ada), keuntungan atau kerugian aktuarial, beban jasa lalu serta dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi periode berjalan.

t. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana.

- 16-

Page 13: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali biaya pinjaman atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai perolehan dan pengembangan aktiva real estat dan dapat secara langsung diatribusikan ke aktivitas pengembangan real estat, yang dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya tanah yang belum dikembangkan dan/atau biaya pengembangan untuk proyek real estat.

Apabila pinjaman secara spesifik dipergunakan untuk memperoleh dan mengembangkan proyek real estat, biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang terjadi selama periode pinjaman tersebut, dikurangkan dengan pendapatan bunga atas investasi sementara dari dana pinjaman diterima yang belum digunakan.

Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan jika dalam suatu periode yang cukup lama proyek pengembangan real estat ditangguhkan atau ditunda, dan kapitalisasi dari biaya pinjaman akan berakhir pada saat proyek pengembangan itu telah selesai dan siap untuk digunakan.

u. Pajak Penghasilan

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini.

v. Laba (Rugi) Bersih Per Saham

Laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasi dengan jumlah tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan.

w. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

- 17-

Page 14: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2005 2004

Kas Rp 711.079 Rp 783.229

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa(lihat Catatan 30)Bank

RupiahPT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu

PT Bank Artha Graha) ( 621.900 ) 3.798.438Dolar Amerika Serikat

PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha) (US$ 94.435 pada tahun 2005 dan US$ 59.819 pada tahun 2004) 917.246 563.196

Deposito berjangkaRupiah

PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha) 20.329.029 8.228.680

Dolar Amerika SerikatPT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha) (US$ 283.880 pada tahun 2005 dan US$ 381.022 pada tahun 2004) 2.710.731 3.587.322

Sub jumlah 23.335.106 16.177.636

Pihak ketigaBank

RupiahPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 106.013 104.445PT Bank Central Asia Tbk 9.758 1.358.897

Dolar Amerika SerikatAmerican Express Bank N.A, Jakarta (US$ 927.600 pada tahun 2005 dan dan US$ 744.046 pada tahun 2004) 8.680.503 6.602.221Citibank N.A., Jakarta (US$ 3.957

pada tahun 2005 dan US$ 4.036 pada tahun 2004) 38.437 38.002

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 667 pada tahun 2005 dan US$ 712 pada tahun 2004) 6.188 6.766

Sub jumlah 8.840.899 8.110.331

Jumlah Rp 32.887.084 Rp 25.071.196

Transaksi dengan PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan tingkat bunga, syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 30).

- 18-

Page 15: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

4. INVESTASI

2005 2004

Penyertaan saham Rp 134.639.446 Rp 50.335.003Penempatan pada efek 50.923.802 49.361.432Rekening giro 70.633 68.757Deposito berjangka yang dibatasi pencairannya - 130.163.929

Jumlah Rp 185.633.881 Rp 229.929.121

a. Penyertaan Saham Persentase Nilai PenyertaanKepemilikan 2005 2004

Dicatat dengan metode ekuitas:PT Pacific Place Jakarta (PPJ)(dahulu PT Arthayasa Grahatama (AG)) 35% Rp 84.039.446 Rp -

Dicatat dengan metode biaya:PT First Jakarta International (FJI) 19 45.600.000 45.600.000PT Graha Putranusa (GPN) 5 5.000.000 4.735.003

Jumlah Rp 134.639.446 Rp 50.335.003

Sehubungan dengan pengeluaran saham baru dan konversi hutang menjadi saham PPJ (dahulu AG) dan penyelesaian kewajiban PPJ (dahulu AG) kepada para krediturnya, maka persentase kepemilikan saham DA dalam AG terdilusi dari 88,38% menjadi 35%, sehingga dengan demikian, laporan keuangan AG yang sebelumnya dikonsolidasikan dengan laporan keuangan DA untuk selanjutnya tidak dikonsolidasikan dan penyertaan saham DA dalam AG dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.

Dengan demikian, neraca konsolidasi dan laporan laba rugi konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2005 merupakan posisi keuangan dan hasil usaha tanpa konsolidasi dengan PPJ (dahulu AG).

FJI adalah pemilik dari gedung perkantoran serbaguna yang dikenal sebagai Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang berlokasi di Lot 2 KNTS. FJI memulai kegiatan usahanya pada tahun 1995.

Penyertaan saham DA pada PT Graha Putranusa (GPN) sebanyak 5.000.000 saham (Rp 5.000.000) tahun 2005 dan 4.734.803 saham (Rp 4.734.803) tahun 2004, dengan persentase kepemilikan sebesar 5%. GPN didirikan dengan tujuan untuk membangun dan mengelola gedung perkantoran dan apartemen. Pada tahun 2004, GPN telah memulai pembangunan apartemen yang dikenal dengan nama The Capital Residence.

Pada 30 Juni 2005 dan 2004, tidak ada dividen kas yang diterima dari penyertaan saham tersebut.

b. Penempatan pada Efek

Merupakan penempatan pada efek-efek dalam Dolar Amerika Serikat yang ditujukan untuk diperdagangkan:

- 19-

Page 16: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

2005 2004

Surat Sanggup (Promissory Note)PT Polysindo Eka Perkasa

(nilai nominal AS$ 15.500.000 pada tahun 2005 dan 2004) Rp 36.712.508 Rp 34.815.256

PT Texmaco Perkasa Engineering(nilai nominal AS$ 3.000.000 padatahun 2005 dan 2004) 7.105.647 7.273.088

PT Texmaco Jaya(nilai nominal AS$ 3.000.000 pada

tahun 2005 dan 2004) 7.105.647 7.273.088

Jumlah Rp 50.923.802 Rp 49.361.432

Surat Sanggup PT Polysindo Eka Perkasa, PT Texmaco Perkasa Engineering dan PT Texmaco Jaya pada tahun 2005 dan 2004 dimiliki oleh DA, anak perusahaan.

Efek yang dimiliki oleh anak perusahaan tersebut tidak ada peringkat terkininya.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian dan penyisihan penurunan nilai permanen atas efek hutang tersebut tidak perlu dibentuk karena nilai tercatat dari efek tersebut dapat terealisasi.

c. Rekening Giro

Perusahaan memiliki rekening di PT Bank Multicor yang digunakan sebagai rekening pembayaran hutang (debt-service account) berdasarkan Perjanjian Perubahan dengan sindikasi bank yang dikoordinasi oleh The Royal Bank of Scotland Plc (Catatan 13b). Saldo rekening tersebut pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 masing-masing sebesar US$ 7.272 dan US$ 7.303.

d. Deposito Berjangka yang Dibatasi Pencairannya

2005 2004

Pihak ketigaDolar Amerika Serikat Rp Rp 130.163.929

Korea First Bank, cabang Tokyo (US$ 13.793.891 tahun 2004) -

Jumlah Rp - Rp 130.163.929

Deposito berjangka dalam Dolar Amerika Serikat merupakan deposito pada Korea First Bank sebesar US$ 13.793.891 pada tanggal 30 Juni 2004, digunakan sebagai jaminan atas hutang bank sindikasi yang diperoleh PPJ (dahulu AG), anak perusahaan DA (Catatan 13c). Tingkat bunga rata-rata deposito berjangka per tahun sebesar 0,9%-1,13% pada tahun 2004. Pada bulan Nopember 2004, deposito berjangka tersebut dicairkan untuk pembayaran bunga dan biaya administrasi atas hutang bank sindikasi sebesar US$ 13.864.956 dan sisanya sebesar US$ 37.744 ditempatkan pada rekening bank di PT Bank Inter-Pacific Tbk.

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun:2005 2004

Rupiah 7,25% - 7,81% 6,06% - 10,84%Dolar Amerika Serikat 0,65% - 2,50% 0,86% - 2,76%

- 20-

Page 17: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

5. PIUTANG USAHA

2005 2004

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa(lihat Catatan 29)PT Artha Graha Sentral Rp 1.366.695 Rp 4.097.314Discovery Kartika Plaza Hotel 454.850 2.341.152PT Buanagraha Arthaprima 322.859 101.688PT Kartika Lampung Hotel 145.600 -PT Sinjaya - 239.235

Rp 2.290.004 Rp 6.779.389

Pihak ketigaPembelian apartemen Rp 27.177.085 Rp -City Ledger 14.093.638 7.447.460PT Elang Graha 7.555.139 1.318.401Pengguna jasa telekomunikasi 1.675.125 898.477PT Aplikanusa Lintasartha 436.685 542.665Sewa toko 292.905 635.297PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 112.995 322.872PT Circlecom Nusantara Indonesia 88.200 50.589PT Fax International 45.187 88.345Lain-lain 312.265 173.920

Jumlah 51.789.224 11.478.026Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 1.737.346 ) ( 2.420.664 )

Bersih Rp 50.051.878 Rp 9.057.362

Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

2005 2004

Pihak ketigaSaldo awal tahun Rp 2.615.667 Rp 2.355.663Penyisihan (pembalikan) periode berjalan ( 878.321 ) 65.001

Saldo akhir periode Rp 1.737.346 Rp 2.420.664

Pada tahun 2005 dan 2004, masing-masing sebesar 27,39% dan 67,12% dari saldo piutang usaha digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank tertentu (lihat Catatan 13b dan 13c).

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah cukup untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha kepada pihak ketiga.

- 21-

Page 18: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

6. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari piutang yang berasal dari transaksi berikut:

2005 2004

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa(lihat Catatan 30)Real estat Rp 82.427.836 Rp 16.263.163Jasa telekomunikasi 1.625.000 1.666.100Hotel 1.275.745 1.258.201Jasa manajemen 800.000 1.000.000

Jumlah 86.128.581 20.187.464Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 16.031.791 ) ( 16.031.791 )

Jumlah Bersih Rp 70.096.790 Rp 4.155.673

Pihak ketigaHotel Rp 7.404.940 Rp 18.065.048Real estat 1.747.291 1.569.481Jasa manajemen 1.500.000 3.210.878

Jumlah 10.652.231 22.845.407Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 1.476.791 ) ( 1.476.791 )

Jumlah Bersih Rp 9.175.440 Rp 21.368.616

Rincian piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

2005 2004

PT Pacific Place Jakarta (dahulu PT ArthayasaGrahatama) Rp 66.396.045 Rp -

PT Cemerlang Pola Cahaya 16.031.791 16.031.791PT Cipta Daya Gemapuspita 1.625.000 1.625.000PT Kharisma Arya Paksi 800.000 1.000.000PT Buanagraha Arthaprima 152.809 101.688Discovery Kartika Plaza Hotel 139.880 -Akademi Pariwisata Jakarta International Hotel 15.000 155.000PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha) 5.467 2.198Lain-lain 962.589 1.271.787

Jumlah 86.128.581 20.187.464Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 16.031.791 ) ( 16.031.791 )

Bersih Rp 70.096.790 Rp 4.155.673

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut.

- 22-

Page 19: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

7. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari: 2005 2004

Persediaan real estat - bersih Rp 1.343.410.164 Rp 2.454.276.414Barang dan perlengkapan hotel 3.459.893 3.226.631Perlengkapan jasa telekomunikasi - 68.118

Jumlah Rp 1.346.870.057 Rp 2.457.571.163

a. Persediaan real estat2005 2004

Tanah yang sedang dalam pengembangan Rp 1.150.229.632 Rp 1.182.871.871Bangunan yang sedang dikonstruksi 195.854.591 1.262.803.519Tanah dan bangunan yang siap dijual 6.219.153 6.219.153Bahan bangunan - 11.275.083

Jumlah 1.352.303.376 2.463.169.626Dikurangi penyisihan penurunan nilai ( 8.893.212 ) ( 8.893.212 )

Bersih Rp 1.343.410.164 Rp 2.454.276.414

Persediaan tanah dan bangunan yang siap dijual merupakan harga pokok tanah dan akumulasi biaya pembangunan unit apartemen “Kusuma Candra” yang berlokasi di Lot 20 KNTS.

Persediaan bangunan yang sedang dikonstruksi merupakan harga pokok tanah dan akumulasi biaya pembangunan proyek serta kapitalisasi biaya pinjaman atas pinjaman yang digunakan untuk mendanai perolehan dan pengembangan tanah serta konstruksi bangunan yang semula akan dibangun komplek multiguna. Pada tahun 2003, pembangunan kembali apartemen yang berlokasi di Lot 23-B KNTS telah dimulai.

Persediaan tanah yang sedang dikembangkan termasuk tanah yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan di masa yang akan datang.

Tanah yang sedang dikembangkan termasuk kapitalisasi biaya pinjaman atas pinjaman yang digunakan untuk mendanai perolehan dan pengembangan tanah.

Biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada persediaan real estat selama tahun 2005 sebesar Rp 3.877.015.

Persediaan bahan bangunan pada tanggal 30 Juni 2004 merupakan sisa material konstruksi yang belum digunakan sehubungan dengan terhentinya kegiatan pengembangan proyek anak perusahaan.

Pada tanggal 30 Juni 2004, sebesar 45,13% dari saldo persediaan real estate digunakan sebagai jaminan atas hutang bank tertentu (Catatan 13c).

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan real estat cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai persediaan real estat tersebut.

- 23-

Page 20: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

b. Barang dan Perlengkapan Hotel

2005 2004

Makanan dan minuman Rp 1.308.715 Rp 1.166.182Perlengkapan teknik 1.101.412 1.129.978Perlengkapan hotel 1.049.766 930.471

Jumlah Rp 3.459.893 Rp 3.226.631

Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, seluruh barang dan perlengkapan hotel tersebut digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank sindikasi kepada The Royal Bank of Scotland, Plc (Catatan 13b).

Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai barang dan perlengkapan hotel karena berpendapat bahwa nilai persediaan perlengkapan hotel masih dibawah nilai pengganti (replacement cost) dan nilai pemulihan aktiva (recoverable amount) dari penjualan atau penggunaan aktiva.

Perusahaan dan anak perusahaan tidak mengasuransikan persediaan real estat (bangunan yang siap dijual dan yang sedang dikonstruksi) dan barang dan perlengkapan hotel.

8. UANG MUKA

2005 2004

Pihak ketigaPT Asia Kapitalindo Securities (AKS) Rp 377.211.010 Rp 377.211.010Pemasok 2.805.568 -Pembelian apartemen 2.500.000 2.500.000Proyek pembangunan - 44.721.130Pembelian tanah - 500.000Lain-lain - 2.900

Jumlah Rp 382.516.578 Rp 424.935.040

Uang muka kepada AKS merupakan dana yang diberikan oleh GJS kepada AKS (sebagai penasihat keuangan) yang akan membantu Perusahaan dalam perundingan restrukturisasi hutang Perusahaan.

Manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu atau penyisihan kerugian atas uang muka karena berpendapat bahwa tidak terdapat kemungkinan kerugian atas uang muka dimaksud.

- 24-

Page 21: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

9. PAJAK DAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari:2005 2004

Pajak:Pajak Pertambahan Nilai Rp 4.646.289 Rp 2.277.028Pajak Penghasilan:

Pasal 21 425 -Pasal 22 21.380 2.439Pasal 23 1.640.700 1.177.338Pasal 25 751.508 233.012Fiskal 97.500 82.500

Tagihan Pajak (lihat Catatan 16) 164.518 146.086

Sub-jumlah 7.322.320 3.918.403

Biaya:Asuransi 1.646.308 1.422.495Sewa 139.022 126.138Registrasi saham 88.458 -Lain-lain 36.655 256.740

Sub-jumlah 1.910.443 1.805.373

Jumlah Rp 9.232.763 Rp 5.723.776

10. AKTIVA TETAP

Aktiva tetap terdiri dari:

2005:Perubahan selama periode berjalan

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai Tercatat:

Tanah Rp 314.298.580 Rp - Rp - Rp 314.298.580Bangunan 392.511.752 1.236.573 - 393.748.325Peralatan dan perabotan 384.031.443 1.813.467 1.696.103 384.148.807Peralatan mekanis dan listrik 337.379.520 1.936.941 68.530 339.247.931Kendaraan bermotor 6.849.151 203.760 76.500 6.976.411Peralatan telekomunikasi 3.447.100 419.323 - 3.866.423Partisi kantor 2.445.403 70.601 18.850 2.497.154

Jumlah 1.440.962.949 5.680.665 1.859.983 1.444.783.631

- 25-

Page 22: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Perubahan selama periode berjalan

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi:Tanah Rp 1.013.579 Rp - Rp - Rp 1.013.579Bangunan 115.074.354 5.444.821 - 120.519.175Peralatan dan perabotan 327.879.057 23.880.483 1.696.103 350.063.437Peralatan mekanis dan listrik 176.618.735 11.618.005 68.530 188.168.210

Kendaraan bermotor 4.477.551 412.775 76.500 4.813.826Peralatan telekomunikasi 2.727.670 137.950 - 2.865.620Partisi kantor 2.281.407 33.808 8.771 2.306.444

Jumlah 630.072.353 41.527.842 1.849.904 669.750.291

Bersih Rp 810.890.596 Rp 775.033.340

2004:Perubahan selama periode berjalan

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai Tercatat:

Tanah Rp 314.298.580 Rp - Rp - Rp 314.298.580Bangunan 389.471.277 71.250 - 389.542.527Peralatan dan perabotan 380.502.473 1.782.396 6.549 382.278.320Peralatan mekanis dan listrik 335.574.187 467.629 - 336.041.816Kendaraan bermotor 6.619.976 553.291 175.907 6.997.360Peralatan telekomunikasi 3.214.493 262.158 - 3.476.651Partisi kantor 2.773.179 93.500 - 2.866.679

Jumlah 1.432.454.165 3.230.224 182.456 1.435.501.933

Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi:Tanah 1.013.579 - - 1.013.579Bangunan 104.717.283 5.368.752 - 110.086.035Peralatan dan perabotan 281.716.436 23.628.507 5.022 305.339.921Peralatan mekanis dan listrik 153.309.119 11.622.866 - 164.931.985

Kendaraan bermotor 3.993.399 426.127 155.903 4.263.623Peralatan telekomunikasi 2.463.079 120.929 - 2.584.008Partisi kantor 2.589.595 28.891 - 2.618.486

Jumlah 549.802.490 41.196.072 160.925 590.837.637

Bersih Rp 882.651.675 Rp 844.664.296

Aktiva tetap Perusahaan per tanggal 30 September 1998, telah dinilai kembali sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Perolehan setelah tanggal tersebut dibukukan berdasarkan harga perolehan. Selisih penilaian kembali aktiva tetap adalah sebesar Rp 726.942.576 dari hasil penilaian kembali tahun 1998 dan sebesar Rp 17.884.698 dari hasil penilaian kembali sebelum tahun 1998, dicatat sebagai “Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap” pada bagian “Ekuitas”.

Sebelum tahun 1998, aktiva tetap Perusahaan (kecuali tanah) yang digunakan dalam usaha dan diperoleh sampai dengan tanggal 12 September 1986, telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1986 dan pada tanggal 30 Juni 1983 telah dinilai kembali sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 66/KMK.04/1982 sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat.

Penyusutan yang dibebankan pada usaha pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 masing-masing berjumlah Rp 41.527.842 dan Rp 41.196.072 dicatat sebagai ”Beban Umum dan Administrasi”.

Tanah merupakan hak atas tanah Perusahaan yang di atasnya terletak Hotel Borobudur Jakarta

- 26-

Page 23: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

dengan Hak Guna Bangunan (HGB) yang berlaku sampai tanggal 31 Mei 2023.

Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan aktiva tetapnya, kecuali tanah, kepada PT Arthagraha General Insurance, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, terhadap risiko kebakaran dan risiko tertentu lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.322.937.558 dan Rp 1.321.276.308 pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva yang dipertanggungkan.

Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 sebesar 99,31% dan 99,44% dari saldo aktiva tetap digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank sindikasi kepada The Royal Bank of Scotland Plc (Catatan 13b).

Transaksi dengan PT Arthagraha General Insurance, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

Manajemen berpendapat bahwa nilai aktiva tetap masih di bawah nilai pengganti (replacement cost) dan nilai pemulihan aktiva (recoverable amount) dari nilai penjualan dan pemakaian aktiva. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai dari aktiva yang disebutkan diatas.

11. GOODWILL

2005 2004 ___________ _________________________

Harga Perolehan Rp 89.640.098 Rp 89.640.098Akumulasi Amortisasi ( 22.410.025 ) ( 4.484.771 )

Jumlah Rp 67.230.073 Rp 85.155.327

Jumlah amortisasi yang dibebankan pada laba rugi konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 berjumlah Rp 8.964.010 dan Rp 4.484.771.

Goodwill tersebut timbul dari selisih biaya perolehan penyertaan saham yang dilakukan oleh GJS dengan nilai buku penyertaan saham dalam PT Panduneka Sejahtera.

12. AKTIVA LAIN-LAIN

2005 2004

Biaya tangguhan – Lot 6 Rp 13.807.633 Rp 11.336.006Perlengkapan hotel 6.248.273 5.477.734Uang muka kontraktor 1.808.950 8.900.407Tanah yang tidak digunakan 1.039.063 1.039.063Jaminan sewa kantor 884.025 932.889Uang muka pembelian tanah – Lot 4 500.000 500.000Lain-lain 3.207.752 3.500.000

Jumlah Rp 27.495.696 Rp 31.686.099

Lainnya termasuk uang muka pembelian daya listrik dan pembangunan instalasi listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk seluruh Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS) pada tanggal 30 Juni 2004 dan 2005 sebesar Rp 1.643.750 dan Rp 2.043.750.

- 27-

Page 24: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

13. HUTANG BANK2005 2004

RupiahPihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha) Rp 61.375.000 Rp 15.000.000

Dolar Amerika SerikatPihak ketiga

Hutang bank sindikasi -The Royal Bank of Scotland Plc (RBS)

sebagai “Facility Agent” US$ 85.987.587 pada tahun 2005 dan 2004) 835.197.431 809.573.130

Kookmin Bank of Korea sebagai “Facility Agent” pada tahun 2004(US$ 56.707.162 pada tahun 2004) - 533.897.926

Jumlah Rp 896.572.431 Rp 1.358.471.056

a. Pada tanggal 30 Juni 2005, pinjaman dari PT Bank Artha Graha merupakan pinjaman modal kerja yang diterima PT Andana Utamagraha (AU), anak perusahaan, dengan jumlah fasilitas sebesar Rp 61.625.000 dan berjangka waktu 1 tahun dengan tingkat bunga mengambang. Pinjaman dijamin dengan jaminan pribadi.

b. Pada tahun 1995, Perusahaan memperoleh pinjaman sebesar US$ 70.000.000 dari bank sindikasi yang dikoordinasikan (arrange) oleh Schroder International Merchant Bankers Limited (yang kemudian sejak tahun 1999 digantikan oleh The Royal Bank of Scotland Plc (RBS). Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai renovasi Hotel Borobudur Jakarta.

Sejak tahun 1998, Perusahaan tidak dapat membayar bunga atas pinjaman dan tidak berhasil memenuhi persyaratan rasio keuangan konsolidasi tertentu. Pada tanggal 17 Nopember 2000, Perusahaan memperoleh persetujuan dari kreditur untuk restrukturisasi hutang bank sindikasi. Berdasarkan Perjanjian Perubahan, yang berlaku efektif mulai tanggal 22 Desember 2000, kreditur menyetujui hal-hal sebagai berikut:

1. Bunga yang belum dibayar sejumlah US$ 15.987.587 dijadikan sebagai bagian dari pokok pinjaman dan pokok pinjaman yang baru menjadi sebesar US$ 85.987.587;

2. Sisa bunga yang masih harus dibayar sampai dengan tanggal 22 Desember 2000 sejumlah US$ 6.552.277 dihapuskan;

3. Jatuh tempo hutang bank sindikasi diperpanjang sampai bulan Desember 2005, dan masih dapat diperpanjang untuk jangka waktu maksimal 2 tahun;

4. Pinjaman baru dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 3,5% untuk 5 tahun sampai dengan tanggal 17 Nopember 2005 dan LIBOR ditambah marjin 4% apabila pinjaman diperpanjang. Pembayaran bunga ditetapkan sebesar 4% per tahun mulai tanggal 17 Nopember 2000 yang meningkat sebesar 1% setiap tahun sampai dengan tanggal 17 Nopember 2003. Selisih antara tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dan bunga yang dibayarkan dikapitalisasi ke pokok; dan

5. Jaminan berupa pengalihan fidusia (fiduciary transfer) rekening bank (Catatan 4c, piutang usaha (Catatan 5), persediaan (Catatan 7), penyerahan (assignment) penggantian asuransi, pengalihan fidusia hak atas barang tidak bergerak dan hipotik pertama atas Hotel

- 28-

Page 25: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Borobudur Jakarta khususnya tanah yang terletak di Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat (Catatan 10).

Perjanjian Perubahan mencakup, antara lain, persyaratan (covenants) dan pembatasan mengenai pengumuman pembagian dividen, merger dan akuisisi, penawaran umum saham, penggunaan hasil penjualan aktiva, jaminan dan prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan mengenai persyaratan keuangan (financial covenant).

Pada tanggal 13 Juli 2001, 24 Januari 2002 dan 22 Agustus 2002, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari RBS bahwa Perusahaan melanggar persyaratan dalam Perjanjian Perubahan.

Berdasarkan perjanjian, jika Perusahaan gagal memenuhi persyaratan dalam perjanjian hutang sindikasi, bank sindikasi dapat menyatakan setiap saat seluruh jumlah hutang sindikasi yang telah direstrukturisasi, termasuk seluruh bunga masih harus dibayar atau beban dan jumlah lainnya yang terhutang, jatuh tempo segera dan harus dibayar. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2005, Perusahaan tidak memperoleh pembebasan atas kewajibannya karena Perusahaan tidak memenuhi persyaratan.

Saldo hutang di atas pada tanggal 30 Juni 2005 adalah sebesar US$ 85.987.587 (setara dengan Rp. 835.197.431) untuk pokok dan US$ 18.915.802 (setara dengan Rp 183.729.185) untuk bunga yang masih harus dibayar.

c. Pada tahun 1997, PPJ (dahulu AG) memperoleh pinjaman sebesar US$ 56.707.162 dari fasilitas pinjaman konstruksi sebesar US$ 232.700.000 yang diperoleh dari bank sindikasi dan lembaga keuangan, yang diatur (arrange) oleh KFB, untuk membiayai pembangunan proyek multiguna yang rencananya akan dinamakan “Conrad International Center”. Jangka waktu hutang adalah delapan tahun sampai dengan Juli 2005, dengan grace period selama 46 bulan.

Pinjaman tersebut dijamin sampai dengan dua-per-tiga dari jumlah hutang oleh Perusahaan dan Ssangyong (mewakili Ssangyong Corporation dan Ssangyong Engineering & Construction Co. Ltd.) dengan perbandingan masing-masing sebesar 70% dan 30%. Perusahaan juga memberikan jaminan tambahan kepada Ssangyong atas selisih antara pemilikan saham Ssangyong di PPJ (dahulu AG) sebesar 11,62% dan jaminan yang diberikan Ssangyong kepada bank sindikasi dan lembaga keuangan sebesar 30%.

Selain itu pinjaman tersebut juga dijamin dengan aktiva seperti deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, bangunan yang sedang dikonstruksi serta aktiva tetap AG, tanah Lot 3 dan 5 KNTS (Catatan 4, 5, 7, dan 10). DA juga menempatkan kepemilikan sahamnya di PPJ (dahulu AG) sebesar 471.945.365 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham) sebagai jaminan dan garansi atas fasilitas pinjaman konstruksi tersebut (Catatan 31f).

Berdasarkan perjanjian pinjaman konstruksi di atas, PPJ (dahulu AG) setuju untuk menggunakan pinjaman Export Credit Agency (ECA) sebesar US$ 70.000.000 untuk mendanai impor barang dan peralatan sebelum tanggal 28 Januari 1998. Pinjaman tersebut akan tersedia dan dibayarkan sesuai jadwal pengadaan barang dan peralatan impor tersebut. Apabila dalam kondisi PPJ (dahulu AG) tidak dapat memperoleh hutang ECA tersebut sampai tanggal 28 Januari 1998, berdasarkan Perjanjian Pemegang Saham tanggal 22 Januari 1997 antara pemegang saham PPJ (dahulu AG), DA dan Perusahaan akan memberikan dana tambahan apabila dan pada saat diperlukan untuk mengimpor barang dan peralatan tersebut. PPJ (dahulu AG) telah gagal memenuhi persyaratan tertentu dari perjanjian hutang yang ditunjukkan dengan ketidakmampuannya untuk memperoleh hutang ECA sejumlah US$ 70.000.000 tersebut, terjadinya kekurangan pendanaan proyek dan pemberhentian Manajer Konstruksi pada tahun 1998 tanpa persetujuan dari bank sindikasi. Pada bulan Maret 1999, Perusahaan, PPJ (dahulu AG), DA, dan KFB menandatangani surat pembebasan dan persetujuan (waiver and consent), dimana bank sindikasi membebaskan AG dari persyaratan tertentu berdasarkan perjanjian pinjaman konstruksi, yang hanya diberikan untuk memungkinkan KFB menyediakan pendanaan untuk pekerjaan pemeliharaan. Di samping itu, bank sindikasi mensyaratkan Perusahaan, PPJ (dahulu AG) dan DA untuk mendapatkan tambahan dana untuk PPJ (dahulu AG) dari pihak ketiga. Dana yang diperoleh tersebut harus

- 29-

Page 26: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

digunakan semata-mata untuk melunasi seluruh hutang bank yang ada.

Perjanjian pinjaman konstruksi juga mencakup ketentuan yang berkaitan dengan rasio hutang atas modal, perubahan anggaran, perencanaan dan jadual konstruksi, merger dan akuisisi. Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, PPJ (dahulu AG) gagal memenuhi kriteria rasio kewajiban atas ekuitas dan juga gagal memperoleh asuransi yang diperlukan untuk proyek tersebut. PPJ (dahulu AG) tidak dapat melunasi bunga yang terhutang sejak bulan Januari 1998.

Pada tanggal 9 Juli 1999, bagian pinjaman sindikasi KFB telah dialihkan ke Korea Asset Management Corporation yang merupakan lembaga Pemerintah Korea yang bertugas untuk mengawasi pinjaman macet pada lembaga keuangan.

Pada tanggal 15 Maret 2004, KFB menghentikan perannya sebagai fasilitator pinjaman (loan facility agent) dan memberitahukan pemberi pinjaman mengenai penunjukan Kookmin Bank of Korea (Kookmin) sebagai fasilitator pinjaman dan agen untuk jaminan (collateral agent).

Pada tahun 2004, sebagian besar kreditur dari sindikasi fasilitas pinjaman konstruksi mengalihkan bagian tagihan mereka kepada Kingleigh Limited dan Time United Development Ltd., berdasarkan beberapa Surat Pernyataan dan Pengalihan (Assignment and Acceptance Letter). Pada tanggal 24 Agustus 2004, Kingleigh Limited diangkat menjadi agen fasilitas yang baru menggantikan Kookmin.

Pada bulan November 2004, PPJ (dahulu AG) membayar sebagian bunga dan biaya administrasi sebesar US$ 13.864.956 dengan menggunakan deposito berjangka PPJ (dahulu AG) pada KFB (Catatan 4d). Pada tanggal 30 Juni 2004, jumlah bunga terhutang PPJ (dahulu AG) masing-masing sebesar US$ 31.792.829 (setara dengan Rp 299.329.482).

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, saldo hutang bank sindikasi beserta bunga yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2004 masing-masing sebesar US$ 56.707.161 dan US$ 15.503.295 atau ekuivalen Rp 526.809.526 dan Rp 144.025.610 (berdasarkan kurs US$1 = Rp 9.290).

Dalam rangka penyelesaian kewajiban PPJ (dahulu AG) kepada kreditur sindikasi bank dan kreditur usahanya, maka PPJ (dahulu AG) menerbitkan saham baru kepada PT Metropolitan Mulia Persada (MMP) sejumlah 539.366.131 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 setiap saham.

Dana tunai yang diterima oleh PPJ (dahulu AG) dari hasil pengeluaran saham baru kepada MMP adalah sebesar Rp 539.366.131 dan seluruhnya dipergunakan oleh PPJ (dahulu AG) untuk penyelesaian kewajiban pokok hutang beserta bunga yang masih harus dibayar kepada para kreditur sindikasi sehingga, dengan demikian, sisa kewajiban pokok hutang beserta bunga yang masih harus dibayar kepada para kreditur sindikasi adalah sebesar Rp 131.469.005.

Selanjutnya PPJ (dahulu AG) mengeluarkan saham baru dalam rangka konversi sisa hutang di atas menjadi modal saham kepada PT Bank Pan Indonesia Tbk (PANIN) sejumlah 67.420.766 saham dan Delfina Group Holding Ltd. sejumlah 64.048.239 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 setiap saham.

Dengan demikian, pada tanggal 30 Juni 2005, seluruh hutang bank sindikasi beserta bunga yang masih harus dibayar telah dilunasi.

- 30-

Page 27: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

14. OBLIGASI

2005 2004

Obligasi Belum disetujui untuk restrukturisasi Rp 25.000.000 Rp 220.000.000Disetujui untuk restrukturisasi - 299.000.000

Jumlah Rp 25.000.000 Rp 519.000.000

Obligasi, yang dikenal dengan “Obligasi I Jakarta International Hotels & Development Tahun 1997 dengan Tingkat Bunga Tetap”, diterbitkan dengan jumlah sebesar Rp 600.000.000 melalui Penawaran Umum pada tahun 1997 dengan PT Bank Mandiri (dahulu PT Bank Dagang Negara) sebagai Wali Amanat. Obligasi ini dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya dan dikenakan suku bunga tetap sebesar 16% per tahun yang dibayar tiap tengah tahun dan sudah jatuh tempo pada tahun 2002.

Pada tahun 1997 dan 1998, Perusahaan memperoleh kembali obligasi sejumlah Rp 81.000.000. Berdasarkan Akta No. 27 tanggal 15 Desember 1999 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, Perjanjian Wali Amanat diubah untuk memperhitungkan obligasi yang diperoleh kembali sebagai pengurang nilai obligasi yang beredar dari nilai awal Rp 600.000.000 menjadi Rp 519.000.000 pada tanggal 30 Juni 2004.

Perusahaan tidak dapat membayar kupon bunga obligasi yang ketiga sampai kesepuluh pada saat jatuh tempo yaitu pada tanggal 16 Januari 1999 sampai dengan tanggal 16 Januari 2004 dan pokok obligasi yang jatuh tempo pada tanggal 16 Juli 2004. Di samping itu, Perusahaan juga tidak berhasil memenuhi rasio keuangan tertentu pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, yang disyaratkan dalam prospektus obligasi. Perusahaan menyelenggarakan beberapa rapat baik formal dan tidak formal dengan pemegang obligasi untuk membahas penyelesaian kewajiban obligasi, terakhir pada tanggal 7 Nopember 2004.

Dalam RUPO yang diselenggarakan pada tanggal 7 Nopember 2004 yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 5 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, 57,61% dari pemegang obligasi yang hadir atau sama dengan Rp 299.000.000 menyetujui tawaran Perusahaan sebagai berikut:

a. Kapitalisasi bunga tertunggak sebagai pokok pinjaman untuk kupon ketiga sampai keempat belas. Bunga yang dikapitalisasi ini akan dibayarkan pada tanggal 16 Juli 2008. Perhitungan bunga untuk periode tanggal 16 Januari 2000 sampai dengan tanggal 16 Juli 2004 adalah 4,5 tahun dikalikan 16% dan dikalikan dengan jumlah pokok obligasi. Sedangkan bunga untuk periode tanggal 16 Juli 2005 sampai dengan tanggal 16 Juli 2008 akan dihitung dan dibayarkan secara tunai tiap semester;

b. Jaminan berupa seluruh kekayaan Perusahaan baik yang merupakan barang bergerak maupun barang tidak bergerak;

c. Pemilik obligasi dapat melakukan konversi atas obligasi yang dimiliki dengan aktiva berupa tanah dan/atau bangunan yang dimiliki oleh Perusahaan, yang akan diperhitungkan sebagai pelunasan pokok obligasi (early redemption); dan

d. Perjanjian tambahan akan dibuat bagi pemilik obligasi yang setuju untuk menunda penagihan.

Pemegang obligasi Iainnya yang mewakili 42,39% dari pemegang obligasi yang hadir atau sama dengan Rp 220.000.000 menolak penjelasan atau pertanggungjawaban yang disampaikan Perusahaan dalam RUPO sehubungan dengan kelalaiannya membayar bunga sejak kupon ketiga

- 31-

Page 28: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

yang jatuh tempo tanggal 16 Januari 1999 dan pokok obligasi yang jatuh tempo tanggal 16 Juli 2004 dan selanjutnya memerintahkan Wali Amanat untuk melakukan penagihan pembayaran obligasi kepada Perusahaan atau melakukan segala tindakan hukum yang diperlukan berkenaan dengan kelalaian Perusahaan dalam memenuhi Perjanjian Perwaliamanatan. Mayoritas pemegang obligasi tersebut diwakili oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang mewakili lembaga-Iembaga keuangan yang telah diambil alih. Selanjutnya BPPN telah menjual kepemilikannya kepada pihak lain.

Untuk menindaklanjuti hasil RUPO tersebut di atas, telah dibuat Perjanjian Tambahan atas Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi I JIHD Tahun 1997 Dalam Rangka Penundaan Hak Menagih berdasarkan Akta No. 3 tanggal 4 Februari 2004 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, dimana Perjanjian Tambahan ini hanya berlaku bagi pemegang obligasi yang menyetujui penyelesaian kewajiban seperti yang ditawarkan Perusahaan dalam RUPO. Bagi pemegang obligasi yang tidak setuju atau tidak hadir dalam RUPO, di kemudian hari dapat menundukkan diri terhadap Perjanjian Tambahan tersebut, dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada Perusahaan melalui Wali Amanat tentang persetujuannya atas Perjanjian Tambahan tersebut.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) tanggal 11 Agustus 2004 yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 6 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, 99,40% dari jumlah pemegang obligasi yang hadir atau 95,18% dari seluruh obligasi yang terhutang atau sama dengan Rp 494.000.000 menyetujui tawaran Perusahaan:

a. Penyelesaian kewajiban pokok sebesar Rp 494.000.000 dan tunggakan bunga yang diperhitungkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2003 dengan saham milik Perusahaan di anak perusahaan, PT Grahaputra Sentosa (GPS) dan PT Danayasa Arthatama Tbk (DA) masing-masing sebanyak 29.620.228 saham dan 484.322.097 saham. Keuntungan dari penyelesaian hutang obligasi ini dicatat dalam akun "Pos Luar Biasa" sebesar Rp 865.703.901 pada tahun 2004.

b. Sehubungan dengan butir (a), pemegang obligasi setuju melepaskan haknya untuk menuntut Wali Amanat dengan cara dan/atau bentuk apapun juga atas dasar ketentuan hukum yang berlaku sepanjang terkait dengan keputusan RUPO. Selain itu membebaskan Wali Amanat dari semua tuntutan dan/atau gugatan dalam bentuk dan/atau cara apapun juga dari siapapun juga termasuk Pemegang Obligasi yang tidak hadir dan/atau tidak diwakili dalam RUPO ini.

Sedangkan untuk pemegang obligasi Iainnya sebesar Rp 25.000.000 yang mewakili 4,82% dari seluruh obligasi terhutang yang belum menyetujui restrukturisasi, Perusahaan menawarkan penyelesaian kewajiban pokok dan seluruh tunggakan bunga yang diperhitungkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2003 dengan cara penukaran sejumlah 31.156.381 saham yang dimiliki Perusahaan pada DA.

Penawaran kepada pemegang obligasi tersebut telah dilakukan oleh Perusahaan dan Wali Amanat melalui surat kabar "Harian Ekonomi Neraca" tanggal 17 Desember 2004. Batas waktu penawaran tersebut adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. Dengan demikian, terhitung sejak tanggal 31 Desember 2004 hak tagih para pemegang obligasi ditujukan langsung kepada Perusahaan dan selanjutnya sejak tanggal 1 Januari 2005 tugas Wali Amanat dan Perjanjian Perwaliamanatan berakhir. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2005, belum ada penyelesaian yang dilakukan oleh Perusahaan untuk sisa kewajiban obligasi tersebut.

15. HUTANG USAHA

2005 2004

Pihak ketigaHotel Rp 7.467.610 Rp 3.932.549Real estat 4.598.015 252.555.200

- 32-

Page 29: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Jumlah Rp 12.065.625 Rp 256.487.749

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 1c, dalam rangka penyelesaian kewajiban PPJ (dahulu AG) kepada para krediturnya, PPJ (dahulu AG) juga mengeluarkan saham baru kepada Delfina Group Holding Ltd. sejumlah 143.567.008 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 setiap saham untuk dikompensasikan sebagai penyelesaian hutang usaha kepada Delfina Group Holding Ltd. sebesar Rp 143.567.008.

16. HUTANG LAIN-LAIN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

2005 2004

PT Trireka Jasasentosa Rp 36.619.078 Rp 35.495.586PT Aneka Bumi Prasidha 17.287.392 16.757.005PT Cemerlang Pola Cahaya 2.441.146 2.649.569PT Berkat Surya Sentrajaya - 6.403.224Lain-lain 472.019 62.500

Jumlah Rp 56.819.635 Rp 61.367.884

17. HUTANG PAJAK

2005 2004

Pajak Bumi dan Bangunan Rp 4.350.376 Rp 1.824.298Pajak Pembangunan I 1.441.795 1.799.116Pajak Penghasilan

Pasal 21 1.289.207 1.702.797Pasal 23 452.651 501.642Pasal 26 17.687 5.561.969Pasal 29 1.000 264.865

Pajak Pertambahan Nilai – bersih 586.931 1.483.303

Jumlah Rp 8.139.647 Rp 13.137.990

Besarnya hutang pajak ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut dalam jangka waktu sepuluh tahun sejak terhutangnya pajak yang bersangkutan.

Pada tanggal 31 Mei 2004, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan hasil pemeriksaan dari Kantor Pajak untuk tahun pajak 2000. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) tersebut, Perusahaan terhutang pajak penghasilan Pasal 21, Pasal 23, dan Pajak Pertambahan Nilai beserta denda dan bunganya dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 362.685. Semua kewajiban telah dilunasi pada bulan Juli 2004.

Pada tanggal 19 Maret 2004, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan hasil pemeriksaan dari Kantor Pajak untuk tahun pajak 2001. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) tersebut, Perusahaan terhutang pajak penghasilan Pasal 21, Pasal 23, Pasal 26, dan Pajak Pertambahan Nilai beserta denda dan bunganya dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 6.639.705. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tanggal 28 Mei 2004, kewajiban tersebut di atas dapat diangsur selama 12 bulan. Seluruh kewajiban tersebut telah dilunasi pada tanggal 30 Juni 2005.

Pada tanggal 2 November 2004, Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan hasil pemeriksaan dari Kantor Pajak untuk tahun pajak 2003. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) tersebut,

- 33-

Page 30: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Perusahaan terhutang pajak penghasilan Pasal 21, Pasal 23, Pasal 4 (2) Final, dan Pasal 26 beserta bunganya dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 1.203.264. Semua kewajiban telah dilunasi pada bulan Desember 2004.

Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran Pajak Penghasilan berdasarkan laporan laba rugi konsolidasi dengan taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:

2005 2004

Rugi sebelum pajak (Rp 123.856.812 ) (Rp 353.304.609 )Rugi anak perusahaan sebelum pajak 11.267.100 98.087.597Pembalikan laba antar perusahaan yang

dieliminasi 2.180.579 2.983.729

Rugi Perusahaan sebelum pajak ( 110.409.133 ) ( 252.233.283 )Perbedaan temporer:

Penyusutan 3.200.205 4.266.941Laba penghapusan aktiva tetap ( 55.972 ) ( 98.838 )Lain-lain 301.365 273.969

Perbedaan tetap:Kesejahteraan karyawan 6.486.267 5.348.668Pendapatan bunga yang telah dikenakan

pajak final ( 4.050 ) ( 220.157 )

Jumlah – bersih 9.927.815 9.570.583

Rugi fiskal ( 100.481.318 ) ( 242.662.700 )Kompensasi rugi fiskal tahun lalu ( 49.219.758 ) ( 337.313.721 )

Akumulasi rugi fiskal Rp 149.701.076 Rp 579.976.421

Taksiran Pajak Penghasilan dan perhitungan taksiran tagihan Pajak Penghasilan Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:

2005 2004

Beban Pajak – Kini berdasarkan laporan laba rugi konsolidasi Rp 40.537.175 Rp 120.752.258

Beban Pajak -Tangguhan - -

Beban Pajak - Bersih Rp 40.537.175 Rp 120.752.258

- 34-

Page 31: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

18. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

2005 2004

Pihak ketigaBunga Rp 220.768.474 Rp 1.071.666.064Administrasi pinjaman 37.082.186 35.944.485Fasilitas umum dan sosial 23.788.125 14.500.000Jasa profesional 5.216.434 11.768.985Gaji dan tunjangan karyawan 1.973.656 1.036.282Listrik, air dan telepon 1.948.892 1.984.626Tunjangan cuti karyawan 1.746.091 1.587.367Pengembangan sumber daya manusia 385.024 133.636Lain-lain 1.277.608 4.266.869

Jumlah Rp 294.186.490 Rp 1.142.888.314

Biaya yang masih harus dibayar untuk fasilitas umum dan sosial merupakan tambahan kewajiban DA sebagai pengembang yakni membangun beberapa fasilitas sosial dan fasilitas umum berdasarkan perjanjian penyelesaian kewajiban DA, dengan pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota (PEMDA DKI) Jakarta tanggal 23 Juli 2004. Kewajiban tersebut diharapkan selesai akhir tahun 2005.

19. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA

2005 2004

Pihak ketigaPT Mutiara Ritelindo Wira Rp 3.539.690 Rp 4.405.595Apartemen Kusuma Candra 3.074.313 2.882.071PT Indochemical Citra Kimia 3.056.361 3.056.361Iuran keanggotaan Discovery Club Card 885.408 228.524Iuran keanggotaan Klub Borobudur 822.363 1.205.828Uang muka dari pelanggan hotel 252.187 93.996Pemasangan papan iklan 116.513 427.044Lain-lain 334.971 387.716

Jumlah Rp 12.081.806 Rp 12.687.135

20. TAKSIRAN KEWAJIBAN UNTUK PEMBANGUNAN PRASARANA

Akun ini merupakan taksiran kewajiban untuk biaya pembangunan prasarana atas tanah yang telah terjual atau dialihkan ke anak perusahaan. Taksiran tersebut dilakukan oleh surveyor independen dan konsultan manajemen biaya konstruksi dari DA, anak perusahaan. Komponen utama dari biaya pembangunan prasarana ini meliputi jalan dan terowongan, jaringan telekomunikasi, lokasi pengolahan limbah, gardu listrik, pengalihan sungai dan penyediaan air. Tidak ada penilaian kembali untuk taksiran kewajiban untuk biaya pembangunan prasarana pada tahun 2005 dan 2004 karena tidak ada kegiatan pembayaran yang signifikan.

- 35-

Page 32: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

21. PENDAPATAN DITANGGUHKAN

2005 2004

PT First Jakarta International (FJI)Bagian laba penjualan tanah DA kepada FJI

pada tahun 1993 (yang sahamnya dimiliki oleh Perusahaan sebesar 19%) Rp 16.083.369 Rp 16.083.369

PT Graha Putranusa (GPN)Bagian penggantian biaya pengembangan

dan pematangan tanah dari GPN (yang sahamnya dimiliki oleh DA sebesar 5%) 1.468.449 1.468.449

Jumlah Rp 17.551.818 Rp 17.551.818

22. KEWAJIBAN LAIN – LAIN

2005 2004

Rupiah Setoran jaminan dari calon pembeli Rp 4.920.000 Rp 3.000.000

Instalasi jaringan telepon 4.416.259 8.050.104Setoran jaminan

PT Auto Mall Indonesia 720.000 720.000PT Graha Sudirman Center - 250.000PT Grahakarya Investama 75.000 75.000PT Indo Chemical Citra Kimia - 7.056.361PT Harita Kencana - 6.072.237PT Harita Jayaraya - 5.706.630

Hutang pembelian kendaraan 296.921 -Manfaat pensiun karyawan (Catatan 33) 3.069 2.703Conrad International Investment (Jakarta)

Corporation - 16.797.186Lain-lain 46.489 4.230.225

Dolar amerika Serikat (Catatan 31)Meritus Investment Ltd. 33.995.500 32.952.500Instalasi jaringan telepon 3.691.554 3.813.288Setoran jaminan

PT Mutiara Ritelinti Wira 1.696.473 1.644.424PT Padmaraga Pratama Indonesia 1.165.560 1.129.800PT Surya Dharma 433.287 419.994PT First Jakarta International 417.442 409.552

Lain-lain 3.206.747 4.644.939

Jumlah Rp 55.084.301 Rp 96.974.943

Meritus Investment Ltd.

Pada tahun 2003, UBS AG mengalihkan tagihannya kepada Perusahaan ke Meritus Investment Ltd. (Meritus). Saldo kewajiban Perusahaan kepada Meritus pada tanggal 30 Juni 2005 adalah sebesar Rp 33.995.500.

- 36-

Page 33: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Dalam rangka penyelesaian kewajibannya kepada Meritus di tahun 2003, Perusahaan telah membayar secara tunai sebesar US$ 1.150.000 dan menyerahkan surat sanggup PT Garuda Indonesia (Persero) yang mempunyai nilai nominal sebesar US$ 2.000.000. Sisanya diselesaikan oleh Perusahaan dengan penyerahan 6 unit apartemen SCBD Suites kepada Meritus. SCBD Suites merupakan apartemen yang dibangun oleh PT Andana Utamagraha (AU), anak perusahaan. Nilai dari 6 unit apartemen tersebut adalah sebesar US$ 3.500.000. Apartemen tersebut dalam tahap pengembangan pada saat ini, dan oleh karenanya, Perusahaan masih mempunyai sisa kewajiban kepada Meritus sebesar Rp 33.995.500 pada tanggal 30 Juni 2005.

Sehubungan dengan penyelesaian diatas maka dibuat perjanjian antara Perusahaan dan AU tertanggal 23 April 2003 dimana Perusahaan akan melakukan pembayaran kepada AU atas penyerahan 6 unit apartemen SCBD Suites kepada Meritus. Selain itu antara AU dan Meritus dibuat Perjanjian Opsi yang didokumentasikan dalam akta No. 62 tanggal 23 April 2003 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, AU setuju untuk menyerahkan 6 unit apartemen dimaksud kepada Meritus atau afiliasinya atau pihak yang ditunjuknya. Dan Meritus atau afiliasinya atau pihak yang ditunjuk setuju untuk menerima penyerahan apartemen tersebut. Dalam perjanjian tersebut juga dinyatakan bahwa pembangunan apartemen tersebut paling lambat akan diselesaikan pada tanggal 30 Juni 2005 dan penyerahannya paling lambat akan dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2005.

Untuk menjamin komitmen AU kepada Meritus atas penyerahan 6 unit apartemen SCBD Suites (yangdalam tahap pembangunan), maka DA (anak perusahaan) menyerahkan secara gadai kepada Meritus berupa 3.805.881 saham milik DA di AU dan 7.921.360 saham milik DA di MAS. Penyerahan gadai saham tersebut didokumentasikan dalam akta No. 63 tanggal 23 April 2003 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta.

Conrad International Investment (Jakarta) Corporation

Kewajiban kepada Conrad International Investment (Jakarta) Corporation merupakan setoran angsuran pertama yang diterima oleh PT Jakarta International Artha (JIA), anak perusahaan, untuk pembayaran pemesanan saham pada JIA.

Selanjutnya PPJ (dahulu AG), JIA dan DA menawarkan untuk menyelesaikan kewajiban kepada Conrad tersebut dengan pengalihan sebanyak 7.921.360 saham milik DA dalam MAS. Rencana penyelesaian kewajiban tersebut telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 24 Juni 2005.

- 37-

Page 34: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

23. HAK MINORITAS PADA ANAK PERUSAHAAN

2005 2004

a. Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan:PT Danayasa Arthatama Tbk Rp 221.915.805 Rp 37.457.328PT Majumakmur Arthasentosa 19.982.145 21.038.061PT Andana Utamagraha 14.157.890 11.461.911PT Dharma Harapan Raya 2.635.470 2.203.180PT Jakarta International Artha 19.072 19.672PT Jakarta International Hotels Management 6.768 15.970PT Graha Jakarta Sentosa 1.000 1.000PT Pusat Grahamakmur 1.000 1.000PT Adimas Utama 200 200PT Adinusa Puripratama 200 200PT Artharaya Unggul Abadi 200 200PT Citra Adisarana 200 200PT Citra Wiradaya 200 200PT Esagraha Puripratama 200 200PT Grahamas Adisentosa 200 200PT Intigraha Arthagraha 200 200PT Nusagraha Adicitra 200 200PT Pandugraha Sejahtera 200 200PT Trinusa Wiragraha 200 200PT Panduneka Abadi 200 200PT Panduneka Sejahtera 200 -PT Primagraha Majumakmur 1 1PT Artha Telekomindo 1 1PT Pacific Place Jakarta

(dahulu PT Arthayasa Grahatama) - 9.337.620PT Grahaputra Sentosa - 200

Jumlah Rp 258.721.752 Rp 81.538.344

b. Hak minoritas atas rugi (laba) bersih anak perusahaan:PT Andana Utamagraha ( Rp 2.967.290 ) Rp 1.448.541PT Majumakmur Arthasentosa 1.343.470 3.046.347PT Danayasa Arthatama Tbk 748.520 -PT Dharma Harapan Raya ( 262.862 ) -PT Jakarta International Hotels Management 2.016 -PT Pacific Place Jakarta

(dahulu PT Arthayasa Grahatama) - 13.037.047

Jumlah ( Rp 1.136.146 ) Rp 17.531.935

- 38-

Page 35: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

24. MODAL SAHAM

Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Sirca Data Pro, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:

2005

Jumlah Persentase JumlahSaham Kepemilikan Modal Disetor

Pemegang Saham IndonesiaTn. Tomy Winata 306.243.700 15,87% Rp 153.121.850Tn. Sugianto Kusuma 248.797.750 12,89 124.398.875Pemegang saham Indonesia lainnya

(masing-masing dengan persentasepemilikan kurang dari 5%) 975.156.040 50,52 487.578.020

Sub-jumlah 1.530.197.490 79,28 765.098.745

Pemegang Saham AsingPemegang saham asing lainnya

(masing-masing dengan persentasepemilikan kurang dari 5%) 399.841.710 20,72 199.920.855

Jumlah 1.930.039.200 100,00% Rp 965.019.600

2004

Jumlah Persentase JumlahSaham Kepemilikan Modal Disetor

Pemegang Saham IndonesiaTn. Tomy Winata 306.243.700 15,87% Rp 153.121.850Tn. Sugianto Kusuma 248.797.750 12,89 124.398.875Pemegang saham Indonesia lainnya

(masing-masing dengan persentasepemilikan kurang dari 5%) 1.101.598.540 57,08 552.713.520

Sub-jumlah 1.656.639.990 85,84 828.319.995

Pemegang Saham AsingPemegang saham asing lainnya

(masing-masing dengan persentasepemilikan kurang dari 5%) 273.399.210 14,16 136.699.605

Jumlah 1.930.039.200 100,00% Rp 965.019.600

25. TAMBAHAN MODAL DISETOR – BERSIH

2005 2004

Agio modal saham berasal dari:Penawaran Umum Saham Perdana (1984) Rp 6.472.000 Rp 6.472.000Penawaran Umum Saham Kedua (1988) 16.585.000 16.585.000Pencatatan Saham Pendiri (1989) 2.026.000 2.026.000Pencatatan Saham Private Placement (1991) 460.000 460.000Pencatatan Saham Pendiri (1992) 653.998.355 653.998.355Pencatatan Saham yang berasal dari

- 39-

Page 36: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Penukaran Waran (1992) 538.200.000 538.200.000Penawaran Umum Terbatas I (1996) 275.030.586 275.030.586

Konversi tambahan modal disetor ke sahambonus (1994) ( 257.338.560 ) ( 257.338.560 )

Biaya emisi saham (Catatan 2m) ( 15.996.696 ) ( 15.996.696 )

Jumlah Rp 1.219.436.685 Rp 1.219.436.685

Biaya emisi saham merupakan biaya sehubungan dengan penerbitan hak memesan saham untuk pemegang saham Perusahaan yang dikapitalisasi pada bulan Juli 1996.

26. PENDAPATAN USAHA

Rincian akun ini menurut bidang usahanya adalah sebagai berikut:

2005 2004

Usaha hotel Rp 80.108.528 Rp 75.292.780Real estat 46.658.423 -Jasa telekomunikasi 4.789.759 6.023.880Jasa manajemen 1.153.707 786.250

Jumlah Rp 132.710.417 Rp 82.102.910

27. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2005 2004

Real estat Rp 43.569.314 Rp 2.607.702Usaha hotel 22.486.039 22.852.654

Jumlah Rp 66.055.353 Rp 25.460.356

28. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2005 2004

Usaha hotel Rp 87.517.088 Rp 91.025.945Real estat 7.738.593 23.661.407Jasa manajemen 3.483.776 3.016.740Jasa telekomunikasi 3.455.992 4.763.083

Jumlah Rp 102.195.449 Rp 122.467.175

- 40-

Page 37: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

29. RUGI BERSIH PER SAHAM

Perhitungan rugi bersih per saham dasar adalah sebagai berikut:

2005 2004

Rugi bersih Rp 84.455.783 Rp 215.021.416

Jumlah rata – rata tertimbang saham 1.930.039.200 1.930.039.200

Rugi bersih per saham Rp 43,76 Rp 111,41

30. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat Hubungan Istimewa

Perusahaan yang pemegang saham atau sebagian pengurus atau manajemennya baik secara langsung maupun tidak langsung sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan yaitu:

PT Aneka Bumi Prasidha PT Cipta Daya Gemapuspita PT Arthagraha General Insurance PT First Jakarta International PT Artha Graha Sentral Discovery Kartika Plaza Hotel PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu

PT Bank Artha Graha) PT Graha Putranusa

PT Berkat Surya Sentrajaya PT Kharisma Arya Paksi PT Buanagraha Arthaprima PT Trireka Jasasentosa PT Cemerlang Pola Cahaya PT Sinjaya

PT Graha Artha Sentosa Sejahtera Akademi Pariwisata Jakarta International

Hotel

Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

a. Rincian jenis transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

2005 2004

Aktiva

Kas dan setara kasPT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha)

Deposito berjangka Rp 23.039.760 Rp 11.816.002Bank 295.346 4.361.634

Jumlah Rp 23.335.106 Rp 16.177.636

- 41-

Page 38: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

InvestasiPT Pacific Place Jakarta

(dahulu PT Arthayasa Grahatama) Rp 84.039.446 Rp -PT First Jakarta International (FJI) 45.600.000 45.600.000PT Graha Putranusa (GPN) 5.000.000 4.735.003

Jumlah Rp 134.639.446 Rp 50.335.003

Piutang usahaPT Artha Graha Sentral Rp 1.366.695 Rp 4.097.314Discovery Kartika Plaza Hotel 454.850 2.341.152PT Buanagraha Arthaprima 322.859 101.688PT Kartika Lampung Hotel 145.600 -PT Sinjaya - 239.235

Bersih Rp 2.290.004 Rp 6.779.389

Piutang lain-lainPT Pacific Place Jakarta (dahulu

(PT Arthayasa Grahatama) Rp 66.396.045 Rp -PT Cemerlang Pola Cahaya 16.031.791 16.031.791PT Cipta Daya Gemapuspita 1.625.000 1.625.000PT Kharisma Arya Paksi 800.000 1.000.000PT Buanagraha Arthaprima 152.809 101.688Discovery Kartika Plaza Hotel 139.880 -Akademi Pariwisata Jakarta

International Hotel 15.000 155.000PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha) 5.467 2.198Lain-lain 962.589 1.271.787

Jumlah 86.128.581 20.187.464Dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu ( 16.031.791 ) ( 16.031.791 )

Bersih Rp 70.096.790 Rp 4.155.673

2005 2004

Biaya dibayar di mukaPT Arthagraha General Insurance Rp 1.645.547 Rp 1.422.495PT Buanagraha Arthaprima 32.175 126.139

Jumlah Rp 1.677.722 Rp 1.548.634

Aktiva lain-lainPT Buanagraha Arthaprima Rp 957.131 Rp 913.750

- 42-

Page 39: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Kewajiban

Hutang BankPT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha Rp 61.375.000 Rp 15.000.000

Jumlah Rp 61.375.000 Rp 15.000.000

Hutang kepada pihak yang mempunyaihubungan istimewa PT Trireka Jasasentosa Rp 36.619.078 Rp 35.495.586PT Aneka Bumi Prasidha 17.287.392 16.757.005PT Cemerlang Pola Cahaya 2.441.147 2.649.569PT Berkat Surya Sentrajaya - 6.403.224Lain-lain 472.018 62.500

Jumlah Rp 56.819.635 Rp 61.367.884

Pendapatan ditangguhkanPT First Jakarta International Rp 16.083.369 Rp 16.083.369PT Graha Putranusa 1.468.449 1.468.449

Jumlah Rp 17.551.818 Rp 17.551.818

Beban usahaPT Buanagraha Arthaprima Rp 1.456.375 Rp 1.233.420PT Arthagraha General Insurance 1.450.779 1.366.920

Jumlah Rp 2.907.154 Rp 2.600.340

b. Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi perbankan dengan PT Bank Inter-Pacific Tbk (dahulu PT Bank Artha Graha), antara lain menerima pinjaman, pembukaan rekening koran dan penempatan deposito berjangka.

c. Pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan aktiva tetap, seluruhnya kepada AGI (Catatan 10).

d. DA, anak perusahaan, telah menempatkan 10% sahamnya di AU dan MAS sebagai jaminan atas kewajiban Perusahaan dan komitmen AU kepada Meritus Investment Limited.

Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

31. AKTIVA DAN KEWAJIBAN MATA UANG ASING

Saldo aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing (hanya dalam Dolar Amerika Serikat) pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:

2005 2004

Ekuivalen EkuivalenDolar A.S. dalam Rupiah Dolar A.S. dalam Rupiah

- 43-

Page 40: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

AktivaKas dan setara kas

Pihak yang mempunyaihubungan istimewa 378.315 3.674.573 67.835 638.666

Pihak ketiga 932.224 9.054.692 910.946 8.576.557

Investasi sementara 5.250.122 50.994.435 14.206.187 133.751.251

Aktiva Lain-lainPihak yang mempunyai

hubungan istimewa 98.756 959.217 - -

Jumlah Aktiva 6.659.417 64.682.917 15.184.968 142.966.474

KewajibanHutang bank

Pihak ketiga 85.987.587 835.197.433 142.694.748 1.343.471.052

Hutang usahaPihak ketiga - - 25.069.028 236.024.899

Biaya masih harus dibayarPihak ketiga 22.733.591 220.811.369 70.144.967 660.414.864

Hutang kepada pihak yangmempunyai hubungan istimewa 5.778.170 56.123.365 5.778.170 54.401.470

Kewajiban lain-lain 4.275.925 41.532.059 4.565.163 42.981.010

Jumlah Kewajiban 118.775.273 1.153.664.226 248.252.076 2.337.293.295

Posisi Kewajiban Bersih 112.115.856 1.088.981.309 233.067.108 2.194.326.821

Kurs konversi yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 adalah Rp 9.713 dan Rp 9.415 per US$1.

32. IKATAN, KONTINJENSI DAN PERKARA HUKUM

a. Perjanjian dengan PT Dharma Harapan Raya (DHR), Anak Perusahaan

Pada tahun 1999, Perusahaan menandatangani perjanjian pengoperasian dan pengelolaan hotel dengan DHR untuk mengawasi, mengoperasikan, mengelola dan mengendalikan usaha Hotel Borobudur. Sebagai kompensasinya, Perusahaan membayar imbalan jasa manajemen, teknis dan pemasaran kepada DHR. Perjanjian dengan DHR berlaku untuk periode sepuluh tahunan dimulai dari tanggal 1 Januari 1999, setelah perjanjian ini berakhir, kedua belah pihak dapat memperpanjang kembali perjanjian ini untuk jangka waktu dua periode lima tahunan.

DHR akan menerima imbalan jasa manajemen dengan tarif setinggi-tingginya sebesar 8% dari laba usaha kotor seperti yang disebutkan dalam perjanjian. Dalam perjanjian juga diatur bahwa selama lima tahun pertama, DHR tidak menerima imbalan jasa manajemen. Setelah tahun kelima, jika jumlah imbalan jasa manajemen tahunan yang dibayarkan kepada DHR setiap tahunnya melebihi US$ 500.000, maka imbalan jasa teknis (lihat paragraf selanjutnya) yang dibayar pada tahun yang sama akan dikurangi dengan selisih jumlah yang melebihi imbalan jasa manajemen bersih atas US$ 500.000.

DHR juga memperoleh imbalan jasa teknis atas jasa-jasa yang diberikan, yang meliputi kegiatan

- 44-

Page 41: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

usaha, keuangan, personalia, pembelian dan kendali mutu. Imbalan jasa teknis tersebut sebesar US$ 100.000 untuk tahun pertama, US$ 200.000 untuk tahun kedua dan US$ 500.000 untuk tahun ketiga dan tahun selanjutnya.

DHR juga mengenakan jasa pemasaran untuk tahun pertama dan kedua yang dihitung sebesar 0,5% dari pendapatan usaha Hotel, sedangkan untuk tahun berikutnya sebesar 1% dari pendapatan usaha Hotel.

Pendapatan DHR yang diperoleh dari Hotel telah dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi.

b. Perjanjian dengan Conrad International Investment Corporation (Conrad) dan Perusahaan Afiliasinya

Pada tahun 1994, DA, anak perusahaan, dan Conrad menandatangani perjanjian dimana kedua belah pihak sepakat untuk membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Jakarta International Artha (JIA), dimana JIA akan memperoleh secara unit strata, mengembangkan, memiliki dan mengoperasikan hotel internasional berbintang lima yang terletak di Lot 3 KNTS. Saat ini, JIA belum memulai kegiatan usaha komersial.

Pada tahun 1994, JIA juga menandatangani Perjanjian Pengelolaan, Perjanjian Jasa Internasional dan Perjanjian Lisensi dengan Conrad.

Pada tahun 1997, DA dan Conrad mengalihkan semua hak, kepemilikan dan kepentingan dalam dan atas perjanjian sebelumnya, serta keuntungan, kewajiban dan tanggung jawab mereka kepada PPJ (dahulu AG), anak perusahaan, dan Conrad International Investment (Jakarta) Corporation (CIIJC). Pada tahun yang sama, PPJ (dahulu AG) menandatangani perjanjian berikut dengan CIIJC, Conrad International Management Indonesia (CIMI) dan Conrad International Corporation (CIC, dahulu Conrad International Royalty Corporation):

a. Perjanjian Penyediaan Jasa untuk Serviced Suites

Berdasarkan perjanjian, CIMI akan menyediakan jasa sesuai dengan perjanjian penyediaan jasa untuk Serviced Suites pada hotel internasional. Sebagai imbalannya, CIMI akan menerima imbalan jasa pelayanan berdasarkan persyaratan dan kondisi tertentu sesuai perjanjian.

b. Perjanjian Lisensi

Perjanjian lisensi mencakup perizinan pengoperasian Center, Shopping Plaza dan apartemen Serviced Suites. Perjanjian tersebut mencakup hak untuk menggunakan merek dagang Conrad sehubungan dengan operasi atau pengadaan jasa dan kegiatan yang berhubungan dengan Center (termasuk hotel), Shopping Plaza dan Serviced Suites. Sebagai imbalannya, PPJ (dahulu AG) akan membayar CIC imbalan jasa berdasarkan persyaratan dan kondisi tertentu sesuai perjanjian.

Pada tahun 1999, CIC mengalokasikan dan mengalihkan seluruh hak, kepemilikan dan kepentingan yang berhubungan dengan perjanjian lisensi kepada Hilton Hospitality Inc., perusahaan yang didirikan di Nevada, efektif pada tanggal 1 Juli 1999.Pada tanggal 11 Maret 2000, AG dan CIC menghentikan perjanjian lisensi untuk Centre dan Shopping Plaza. Akan tetapi, penggunaan nama dan merek dagang Conrad untuk hotel dan apartemen masih diizinkan sebagai bagian dari perjanjian kerjasama saat membentuk JIA.

c. Perjanjian Pemesanan Saham dan Jaminan

Perusahaan, DA, PPJ (dahulu AG) dan JIA menandatangani perjanjian pemesanan saham dengan CIIJC, dimana JIA akan menerbitkan 10.484.250 saham baru yang akan dipesan sebanyak 90% oleh PPJ (dahulu AG) dan 10% oleh CIIJC. Saham tersebut akan dibayar secara angsuran sesuai dengan jadwal pembayaran jual dan beli unit strata yang dahulu

- 45-

Page 42: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

dikenal “Conrad International Hotel” antara AG dan JIA yang telah diatur dalam perjanjian terpisah. Pada bulan Februari tahun 1997, CIIJC telah membayar angsuran pertama kepada PPJ (dahulu AG) sebesar Rp 16.797.186 (US$ 6.993.000). Tidak terdapat pembayaran lebih lanjut dari CIIJC atau PPJ (dahulu AG) sampai dengan tanggal 30 Juni 2005 dan 2004. Sebagai kelanjutan perjanjian pemesanan saham ini, Perusahaan menandatangani perjanjian jaminan dengan CIIJC, di mana Perusahaan menjaminkan 4,05% kepemilikan Perusahaan pada DA sebagai jaminan dan garansi atas investasi CIIJC pada JIA.

c. Perjanjian dengan Bank Sindikasi dan Lembaga Keuangan atas Pinjaman yang Diatur oleh Korea First Bank (KFB)

Pada tahun 1997, DA, anak perusahaan, menandatangani perjanjian jaminan dengan bank sindikasi dan lembaga keuangan sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diatur oleh KFB, dimana DA menjaminkan pemilikan 471.945.365 saham AG (dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham) sebagai jaminan dan garansi atas fasilitas pinjaman konstruksi dari bank sindikasi dan lembaga keuangan karena pembangunan hotel dimaksud belum selesai.

Pada tanggal 9 Juli 1999, bagian pinjaman sindikasi KFB telah dialihkan ke Korea Asset Management Corporation yang merupakan lembaga pemerintah Korea yang bertugas untuk mengawasi pinjaman macet pada lembaga keuangan. Pada tanggal 15 Maret 2004, KFB menghentikan perannya sebagai fasilitator pinjaman (loan facility agent) dan memberitahu pemberi pinjaman mengenai penunjukan Kookmin Bank of Korea (Kookmin) sebagai fasilitator pinjaman dan agen untuk jaminan (collateral agent) dan pada tanggal 24 Agustus 2004, Kingleigh Limited diangkat menjadi agen yang baru menggantikan Kookmin.

d. Perjanjian dengan Kontraktor dan Konsultan

PPJ (dahulu AG), anak perusahaan, telah menandatangani beberapa perjanjian kontraktual untuk jasa perancangan dan konsultasi untuk hotel, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, service suites dan perparkiran. Pada tanggal 30 Juni 2004, jumlah kontrak yang belum dilaksanakan masing-masing sebesar Rp 1.982.462.820.

e. Perjanjian dengan Pembeli Unit Gedung Perkantoran

PPJ (dahulu AG) telah menandatangani beberapa perjanjian mengikat untuk menjual unit gedung perkantoran. Pada tanggal 30 Juni 2004, jumlah kontrak yang belum dilaksanakan adalah sebesar Rp 156.711.273 (US$ 18.249.828).

f. Kontinjensi Sehubungan dengan Perjanjian Konstruksi

Setelah pekerjaan konstruksi pada proyek yang dahulu dikenal sebagai Conrad International Center terhenti, Ssangyong SSKI Joint Operation mengajukan nilai realisasi kontrak pekerjaan sebesar US$ 72.155.837 dan Rp 43.558.206. Nilai realisasi kontrak ini lebih besar US$ 38.339.340 dan Rp 43.558.206 bila dibandingkan dengan nilai realisasi kontrak menurut Konsultan Biaya Konstruksi, Davis Langdon Seah Indonesia (DLSI). Selisih ini disebabkan adanya klaim kerugian kepada AG sebagai akibat terhentinya konstruksi untuk sementara waktu dan perbedaan dasar perhitungan biaya yang digunakan oleh kedua belah pihak.

Manajemen PPJ (dahulu AG) berpendapat bahwa sebagian besar selisih di atas tidak berdasar. Pada tanggal 30 Juni 2004, hasil akhir verifikasi dan rekonsiliasi biaya konstruksi untuk menentukan kewajiban sebenarnya tersebut belum dapat ditentukan. Namun, PPJ (dahulu AG) berpendapat bahwa perhitungan DLSI memiliki dasar yang kuat untuk mencatat kewajiban pada tanggal 30 Juni 2004.

g. Kontinjensi – Sengketa Lahan

- 46-

Page 43: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

PT Danayasa Arthatama Tbk (DA), anak perusahaan, (sebagai Tergugat) menghadapi beberapa perkara litigasi berkaitan ijin penggunaan lahan di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman sebagai berikut:

1. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Se- Indonesia (Penggugat)

Merupakan sengketa tanah seluas 3,5 ha di Jalan Jenderal Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan.

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 30 Januari 2002 menyatakan eksepsi Tergugat tidak dapat diterima. Atas putusan tersebut pihak Penggugat telah mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 29 Juli 2002. Pada tanggal 12 Januari 2004 DA mengajukan keberatan terhadap dilaksanakannya eksekusi tersebut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 64/PDT.BTH/2004 tanggal 19 Agustus 2004 menyatakan menerima sebagian gugatan Perusahaan antara lain eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, Penggugat menyatakan banding atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 19 Oktober 2004 dan sampai saat ini belum ada keputusan tetap.

2. Wahyu Muntu dan Ivo Sutandi (Penggugat)

Merupakan perkara sengketa tanah yang terletak di Jalan Tulodong Bawah X, Jakarta, yang didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 29 November 2002 oleh Penggugat. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 3 Juni 2003 memutuskan menolak gugatan Penggugat. Keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 3 Juni 2003 Pada intinya menguatkan Keputusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 7 April 2004 pada tingkat banding.

3. Yayasan Rumah Sakit Sari Asih/Ny Ratnasari Dewi Soekarno (Penggugat)

Pada tanggal 5 Maret 2003, DA dan PPJ (dahulu AG), anak-anak perusahaan, menghadapi perkara perdata yang diajukan oleh Penggugat pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai perkara sengketa tanah seluas + 72.954 m2 yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Kavling No. 52-53 Jakarta Selatan. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 26 September 2003 menyatakan tidak dapat menerima gugatan yang diajukan Penggugat dan menerima eksepsi Tergugat. Pada tanggal 30 Juni 2005, perkara ini masih dalam proses banding di Pengadilan Tinggi Jakarta.

4. R. Abdul Azis Marzuki (Penggugat)

Merupakan perkara sengketa tanah di Jalan Jenderal Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan seluas 7.332,7 m2, yang didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 27 Juni 2003 dengan perkara No. 364/Pdt.G/PN.Jak.Sel. Pada tanggal 19 Februari 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan perkara tersebut yang pada intinya menerima eksepsi DA (Tergugat) dan menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

Selain itu, Perusahaan dan DA (sebagai Tergugat) menghadapi perkara litigasi berkaitan ijin penggunaan lahan seluas 3,5 ha Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman dari Badan Hukum Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Indonesia.

Putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 8 Desember 2003 menyatakan menolak kasasi dari Penggugat. Hasil akhir dari perkara-perkara hukum yang sedang dihadapi anak perusahaan belum dapat ditentukan saat ini.

33. IMBALAN PASCA KERJA

Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni KEP-150/MEN/2000 (KepMen 150) yang berlaku sejak tahun 2000 dan kemudian disesuaikan menjadi Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Perubahan mendasar pada Undang-undang baru tersebut terdapat pada penambahan jumlah pesangon dan uang penghargaan masa kerja untuk masa kerja tertentu. Penerapan Undang-undang tersebut disesuaikan secara

- 47-

Page 44: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

prospektif.

Imbalan pasca-kerja Perusahaan tersebut didanai melalui program dana pensiun manfaat pasti dan juga terdapat imbalan untuk karyawan yang telah bekerja lebih dari 15 tahun dan minimum berumur 40 tahun (“Appreciation Fee”). Sedangkan untuk anak perusahaan, tidak diselenggarakan program dana pensiun.

Dana Pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Jakarta International Hotels & Development (DAPEN JIHD) yang pendiriannya telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan surat No. KEP-366/KM.17/2000 tanggal 2 Oktober 2000. Selama tahun 2004, iuran pensiun yang ditanggung oleh Perusahaan adalah sebesar 8,58% sedangkan yang ditanggung oleh karyawan adalah sebesar 6%, masing-masing dari gaji pokok bulanan.

Perhitungan aktuaria terakhir atas dana pensiun dan kewajiban imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Manfaat Aktuaria Ikra Pratama, aktuaris independen, tertanggal 4 Maret 2005.

Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut masing-masing sebanyak 1.008 karyawan dan 1.034 karyawan pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004.

Rekonsiliasi jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:

2005

Nilai kini cadangan imbalan pasti yang didanai Rp 36.149.547Nilai wajar aktiva program ( 29.292.165 )

6.857.382Niali kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai 12.119.206Keuntungan (kerugian) aktuarial yang tidak diakui ( 2.197.596 )Aktiva imbalan pasti yang didanai yang tidak diakui 240.914

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Rp 17.019.906

Berikut adalah rincian beban imbalan pasti pasca-kerja dan hasil aktual dari aktiva program:

2005

Beban jasa kini Rp 2.226.498Beban bunga 4.048.679Hasil yang diharapkan dari aktiva program ( 2.367.462 )Kerugian (keuntungan) aktuarial bersih yang diakui pada tahun berjalan ( 21.993 )Beban jasa lalu 10.348.615Iuran dana pensiun ( 1.057.296 )Aktiva imbalan pasti yang didanai yang tidak diakui 240.914

Jumlah beban imbalan pasti pasca-kerja Rp 13.417.955

Perhitungan aktuarial atas program pensiun berdasarkan laporan aktuaria No. 24/LA/03/2004 tanggal 13 Maret 2004 dari PT Manfaat Aktuaria Ikra Pratama, aktuaris independen, dengan menggunakan metode projected-unit-credit dan dengan menggunakan dasar dan asumsi aktuarial berikut:

Manfaat pensiun : Sesuai Peraturan Dana Pensiun JIHDUsia pensiun normal : 50 tahunUsia pensiun dipercepat : 40 tahunPenghargaan masa kerja : 2% per tahun masa kerjaTingkat diskonto jangka panjang : 11,5% per tahunTingkat bunga aktuaria : 11,5% per tahunTingkat kenaikan PhDP : 9% per tahun

- 48-

Page 45: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Tingkat cacat : 10% dari tabel mortalitaTingkat kenaikan manfaat pension : Tidak adaTabel mortalita : CSO 1958 Modified

Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka dan penyertaan saham.Beban jasa lalu yang belum diamortisasi pada tanggal penerapan awal PSAK No. 24 diamortisasi selama taksiran sisa masa kerja rata-rata karyawan aktif, yaitu selama 12,54 tahun sejak tanggal 1 Januari 1995.

Mulai tanggal 20 Juni 2000, pembayaran manfaat pensiun karyawan anak perusahaan yang tidak memiliki program pensiun manfaat pasti didasarkan atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti kerugian di Perusahaan.

34. INFORMASI SEGMEN

Informasi segmen tentang Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 dan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut adalah sebagai berikut:

Segmen Primer

Perusahaan dan anak perusahaan dikelola dan dikelompokkan dalam divisi usaha yang terdiri dari hotel, real estat, telekomunikasi dan jasa manajemen. Divisi usaha ini juga digunakan sebagai dasar pelaporan informasi segmen primer.

Informasi bentuk segmen primer yang berupa segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:

2005 2004

a. AktivaHotel Rp 2.509.171.739 Rp 2.990.410.266Real estat 1.497.387.053 2.746.262.268Jasa telekomunikasi 845.529.550 995.097.808Jasa manajemen 7.104.086 8.334.397

Jumlah sebelum eliminasi 4.859.192.428 6.740.104.739Eliminasi 1.887.229.663 2.389.889.821

Jumlah setelah eliminasi Rp 2.971.962.765 Rp 4.350.214.918

2005 2004

b. PendapatanHotel Rp 80.273.911 Rp 75.292.780Real estat 46.658.423 -Jasa telekomunikasi 4.789.758 6.023.880Jasa manajemen 4.137.026 3.769.980

- 49-

Page 46: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Jumlah sebelum eliminasi 135.859.118 85.086.640Eliminasi 3.148.701 2.983.730

Jumlah setelah eliminasi Rp 132.710.417 Rp 82.102.910

c. Rugi UsahaHotel Rp 32.712.534 Rp 41.569.549Real estat 5.521.779 26.268.859Jasa telekomunikasi ( 1.730.679 ) ( 1.260.748)Jasa manajemen ( 653.249 ) ( 753.039)

Jumlah sebelum eliminasi 35.540.385 ( 65.824.621)Eliminasi - -

Jumlah setelah eliminasi Rp 35.540.385 Rp 65.824.621

35. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN

Indonesia masih mengalami kesulitan ekonomi yang berkelanjutan sebagai akibat dari ketidakstabilan perekonomian global serta ketidakpastian iklim sosial dan politik di Indonesia. Lambatnya pemulihan kondisi ekonomi di Indonesia telah mengakibatkan terbatasnya penyediaan kredit serta berkurangnya lapangan kerja dan investasi dari investor asing.

Perbaikan dan pemulihan ekonomi tergantung pada beberapa faktor antara lain kebijakan fiskal dan moneter yang terus menerus diupayakan oleh Pemerintah, suatu tindakan yang berada diluar kendali Perusahaan dan anak perusahaan, sehingga kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dimasa mendatang masih akan terpengaruh oleh kondisi tersebut.

Untuk menghadapi kondisi tersebut di atas, Perusahaan dan anak perusahaan akan tetap melanjutkan dan merencanakan untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menerapkan Rencana Manajemen yang meliputi Strategi dan Program Pengembangan Usaha dan Sumber Daya Manusia (SDM). Strategi tersebut mencakup Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan serta Kebijakan Dasar Perusahaan dalam pengembangan usaha dan sumber daya manusia untuk mendukung pengembangan lot-lot yang dimiliki Perusahaan.

b. Menerapkan Program Pengembangan Usaha terutama difokuskan pada Program Restrukturisasi Keuangan yang telah dimulai pada kuartal pertama tahun 2005; Program Pengembangan Lot-lot, antara lain, yang saat ini sedang berlangsung adalah proyek SCBD Suites (Lot 23B) dan Pacific Place (Lot 3 dan 5).

c. Mencari investor baru untuk memberikan pendanaan dan berpartisipasi dalam modal agar pembangunan proyek yang saat ini terhenti dapat dilanjutkan kembali.

d. Melakukan program penghematan biaya.

Manajemen berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut diatas dapat dilaksanakan dan memungkinkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk merealisasikan aktiva dan menyelesaikan kewajibannya.

36. REKLASIFIKASI AKUN

- 50-

Page 47: PT Jakarta International Hotels Development Tbk

Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2004 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2005 sesuai dengan Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. SE-02/PM/2004 tanggal 27 Desember 2004.

- 51-