pt garuda indonesia

2
PT Garuda Indonesia (Pers ero), Tbk. PT Garuda Indonesia (Perse ro), T bk sukses m enerapk an sistem informasi online ticketing dan juga gagal dalam menerapkan sistem kendali operasi terpad u (Integrated O pera sion al Control System/IOCS). PT Garuda Indonesia (Per sero), Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang transporta si udara komersial untu k penum pang yang m enang a ni rute penerba ng an nasi onal dan i nternasio nal. PT Garuda In donesia (Perse ro), Tbk m enerbangka n armadanya ke 31 tuju an domestik dan 19 tuju an in ter nasio nal, m emili k i 49 branch off ice dengan total sek i tar 550 0 karyawan. P T Garuda Indonesia (Perse ro), T bk m emili k i 3 SBU (citi link, kargo, GSM) dan 4 anak perusahaan (aerowi sata, asyst, GMF, abac us) yang sali ng berko ordinasi untu k m eni gkatka n performan s i perusahaan. PT Garuda Indonesia (P ersero ), Tbk jug a m erupaka n fl ag- carr i er dari n egara Indonesi a. Deng an sistem informasi online ticketing ini, konsumen dengan mudah dapat memesan tiket melalui fasilitas internet, dan komunikasi internal dalam perusahaan terjadi melalui fasilitas intranet dan ekstra net. Pro ses pemesanan tiket dim ula i dengan i nput da ta da ri pengg una sistem, da lam hal in i ko nsum en. Data in i masuk ke dalam pro gram pemesanan tiket yang telah didesain khusus oleh PT Garuda Indonesia (Perse ro), Tbk m elalui Internet Booking Pa ym ent (IBP) dan Ai r Reservation Garuda Ai rlines (ARGA)). Hasil akhi r da ri IBP dan AGRA adalah selem bar tiket  pesawat , m el al ui booki ng code yan g si ap di pakai terban g m en uj u tu ju an. Dal am m elakukan konversi pe rubahan ap li kasi de ng an onl i ne ti cke ti ng i ni , PT Garuda Indonesia (Perse ro), T bk serta m erta mel i batka n karyawanny a dalam pere ncanaan strate gi perubahan. N amu n karena  ban yakn ya kant or caban g ya ng di m i liki ol eh PT Garu da In dones i a (Perser o), Tbk s ebel um  pen gg un aan apl i kasi i ni , PT Garu da In donesi a (Perser o), Tbk m el aku kan prog ram pel ati han agar tu juan pe rusahaan dalam peruba han i ni dapa t tercap ai. Kes uksesan pengg unaa n apli kasi in i tentuny a telah m embawa PT Garuda Indones ia (Pe rsero) , Tbk menjadi p erusa haan  pen erban gan terbesar di Indon esi a deng an capai an l aba sebesar Rp1 tri l iun pada tah un 2009. Sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS) merupakan sistem in formas i yang gagal diterapkan o leh PT Garuda Indonesia ( Per ser o), Tbk. Si stem i ni m erupakan gabungan sistem yan g m eman ta u pergerak an pesa wat, penjadwalan awak kab i n, dan m anajemen penum pang dengan in vestas i sebesar US$ 1.5 juta. Salah satu kondisi yang terjadi pa da saat kegagal an sistem i nf ormas i terseb ut adalah jadwal kru pesa wat yang kacau,  jadw al pilot ya ng bertabrakan , sam pai -sampai ada pilot y ang sedang saki t m en dapat jadw al m enerbangka n pesa wat. Sal ah satu spek ul asi kegagalan yang diprediksi ada l ah karena terjadi ketidak sin kro nan da ta da lam m ig ras i dari sistem lama ke sistem baru, sehingga m engaki ba tka n jadwal awak kab i n m enjadi k acau. Selain itu juga dikarenakan ope rator hany a m emasukkan data terbaru itu ke sistem ba ru. Pada hal , seharusny a data krusi al i tu dim asukka n

Upload: hanny-prastya-hariyadi

Post on 11-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

dasdasd

TRANSCRIPT

  • PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk sukses menerapkan

    sistem informasi online ticketing dan juga gagal dalam menerapkan sistem kendali operasi

    terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS). PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk

    adalah perusahaan yang bergerak dibidang transportasi udara komersial untuk penumpang

    yang menangani rute penerbangan nasional dan internasional. PT Garuda Indonesia (Persero),

    Tbk menerbangkan armadanya ke 31 tujuan domestik dan 19 tujuan internasional, memiliki

    49 branch office dengan total sekitar 5500 karyawan. PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk

    memiliki 3 SBU (citilink, kargo, GSM) dan 4 anak perusahaan (aerowisata, asyst, GMF,

    abacus) yang saling berkoordinasi untuk menigkatkan performansi perusahaan. PT Garuda

    Indonesia (Persero), Tbk juga merupakan flag-carrier dari negara Indonesia. Dengan sistem

    informasi online ticketing ini, konsumen dengan mudah dapat memesan tiket melalui fasilitas

    internet, dan komunikasi internal dalam perusahaan terjadi melalui fasilitas intranet dan

    ekstranet. Proses pemesanan tiket dimulai dengan input data dari pengguna sistem, dalam hal

    ini konsumen. Data ini masuk ke dalam program pemesanan tiket yang telah didesain khusus

    oleh PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk melalui Internet Booking Payment (IBP) dan Air

    Reservation Garuda Airlines (ARGA)). Hasil akhir dari IBP dan AGRA adalah selembar tiket

    pesawat, melalui booking code yang siap dipakai terbang menuju tujuan. Dalam melakukan

    konversi perubahan aplikasi dengan online ticketing ini, PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk

    serta merta melibatkan karyawannya dalam perencanaan strategi perubahan. Namun karena

    banyaknya kantor cabang yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk sebelum

    penggunaan aplikasi ini, PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk melakukan program pelatihan

    agar tujuan perusahaan dalam perubahan ini dapat tercapai. Kesuksesan penggunaan aplikasi

    ini tentunya telah membawa PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk menjadi perusahaan

    penerbangan terbesar di Indonesia dengan capaian laba sebesar Rp1 triliun pada tahun 2009.

    Sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS) merupakan

    sistem informasi yang gagal diterapkan oleh PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. Sistem ini

    merupakan gabungan sistem yang memantau pergerakan pesawat, penjadwalan awak kabin,

    dan manajemen penumpang dengan investasi sebesar US$ 1.5 juta. Salah satu kondisi yang

    terjadi pada saat kegagalan sistem informasi tersebut adalah jadwal kru pesawat yang kacau,

    jadwal pilot yang bertabrakan, sampai-sampai ada pilot yang sedang sakit mendapat jadwal

    menerbangkan pesawat. Salah satu spekulasi kegagalan yang diprediksi adalah karena terjadi

    ketidak sinkronan data dalam migrasi dari sistem lama ke sistem baru, sehingga

    mengakibatkan jadwal awak kabin menjadi kacau. Selain itu juga dikarenakan operator hanya

    memasukkan data terbaru itu ke sistem baru. Padahal, seharusnya data krusial itu dimasukkan

  • ke dalam sistem lama maupun ke IOCS. Kegagalan PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk

    dalam aplikasi sistem IOCS ini terletak pada kesalahan dari SDM yang menggunakan

    aplikasi tersebut karena kurangnya pelatihan dan karena kegagalan dalam sistem konversi

    data. Kegagalan yang dialami ini menimbulkan kerugian bagi PT Garuda Indonesia (Persero),

    Tbk yang telah mengeluarkan uang 220 juta rupiah untuk kompensasi kepada penumpang,

    nama baik Garuda tercoreng akibat peristiwa ini, bertambahnya budget iklan permohonan

    maaf di media-media nasional, dan lain-lain

    Tanggapan :

    Masalah dalam hal ini adalah mengenai Human Resource (Sumber daya manusia). Dalam

    hal seperti dalam PT Garuda Indonesia (Persero) diatasa seharusnya pihak garuda melakukan

    pelatihan SDM sebelum mengganti aplikasi dengan yang baru karena kemampuan SDM

    dalam hal aplikasi yang baru sangat terbatas bahkan yang terfatal adalah seperti kasus PT

    Garuda Indoenesia (Persero) yakni memasukan data yang sudah ada sehingga akibatnya

    jadwal penerbangan pilot menjadi kacau dan tertumpuk tumpuk. Dalam hal ini pihak

    perusahaan yang membuat aplikasi juga bisa melakukan pelatihan tersendiri terhadap sumber

    daya manusia yang ada pada PT Garuda Indonesia (Persero). Kurangnya kesadaran pihak PT

    Garuda Indonesia (Persero) terhadap pentingnya manajemen SDM menjadi sumber dari

    gagalnya sistem ini. Perencanaan SDM memiliki hubungan teritegrasi dengan manajemen

    SDM. Mengunakan informasi berbagai aktifitas SDM. Sehingga Perencanaan SDM

    dipandang bukan hanya sekedar fungsi personalia namun sebagai suatu proses manajemen.

    Komponen Utama dalam perencanaan sumber daya manusia adalah penentuan tipe sumber

    daya manusia yang dibutuhkan suatu organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

    Perencanaan SDM merupakan kegiatan mengidentifikasi jumlah sumber daya manusia yang

    dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuan di masa depan. Untuk menyusun rencana

    tenaga kerja, seorang manajer SDM akan memproyeksikan penawaran dan permintaan

    terhadap SDM. Perencanaan lalu menentukan perbedaan antara permintaan dengan suplai,

    yakni terdapat kekurangan atau kelebebihan. Dengan demikian perencanaan tenaga kerja.

    Pada dasarnya pengadaan tenaga kerja merupakan fungsi operasional manajemen personalia,

    sedangkan analisis jabatan atau pekerjaan merupakan proses mempelajari dan mengumpulkan

    dari berbagai informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan.