pt bank icb bumiputera laporan posisi keuangan 30...
TRANSCRIPT
Kas 3. 2.d
Giro Pada Bank Indonesia 4. 2.d 2.f
5. 2.d 2.f
6. 2.d 2.g 2.m
Efek‐Efek Diperdagangkan 7. 2.d 2.h
Investasi Keuangan 8. 2.d 2.l 2.m
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2.d 2.m
Investasi Keuangan Bersih
Tagihan Derivatif ‐ setelah dikurangi Cadangan 9. 2.d 2 j
2.m
Kredit Yang Diberikan ‐ sebelum dikurangi Cadangan 10. 2.d 2.k
Kerugian Penurunan Nilai: 2.m
Pihak Berelasi 34. 2.c
Pihak Ketiga
Jumlah Kredit Yang Diberikan
` Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Kredit yang diberikan ‐ bersih 4,642,119 4,944,114
4,755,128 5,105,148
4,755,394 5,105,398
(113,275) (161,284)
491,427 549,910
Kerugian Penurunan Nilai (Nihil pada tahun 2012 dan
2011) 539 736
265 250
493,447 551,554
(2,020) (1,644)
Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain 188,757 682,442
53,182 28,367
72,429 64,722
441,076 477,737
Giro Pada Bank Lain 177,822 121,454
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 September 2012 dan 31 Desember 2011
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
ASET Catatan 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
y g
2.d 2.l 2.m
Pendapatan bunga yang masih akan diterima 2.t
13. 2.n
2o
Aset Pajak Tangguhan ‐ bersih 2.v
2.q
Aset Lain‐lain ‐ bersih 2.d
JUMLAH ASET 6,480,348 7,299,826
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
Agunan yang diambil alih ‐ setelah dikurangi
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp
26.869 dan Rp 33.436 pada 30 September 2012 dan
31 Desember 2011
16.
49,217 69,914
17. 2p 145,312 109,008
Aset Tidak Berwujud ‐ setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 50.087 pada 30 September
2012 dan Rp. 41.270 pada 31 Desember 2011
14. 25,614 27,593
45,134 40,161
12. 2d 38,279 35,142
Aset Tetap ‐ setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 133.277 dan Rp 122.381 pada 30 September
2012 dan 31 Desember 2011 45,937 56,106
, , , ,
Tagihan Akseptasi 11. 63,504 92,420
1
Liabilitas Segera 18. 2.d
Simpanan 2.d 2.s
pihak berelasi 2.c
Pihak Ketiga
Simpanan dari Bank lain 20. 2.d 2.s
Liabilitas Derivatif 9. 2.d 2.j
Liabilitas Akseptasi 10. 2.d
Pinjaman yang Diterima 21. 2.ab
Estimasi kerugian komitmen dan kontijensi 2.m
Hutang Pajak 2.d
Bunga masih harus dibayar 24. 2.d 2.t
Liabilitas lain‐lain 25.
13,853 18,530
104,150 118,884
22. ‐ ‐
23. 5,994 6,999
418 588
2l, 2m 63,504 92,420
10 10
5,344,851 5,904,373
5,372,671 6,011,364
144,542 400,607
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
53,335 27,330
19.
33. 27,820 106,991
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 September 2012 dan 31 Desember 2011
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham 26.
(nilai penuh) Modal dasar ‐ 20.000.000.000 lembar saham
Modal ditempatkan dan disetor ‐ penuh
Tambahan modal disetor ‐ bersih 27. 2.r
Modal Lainnya 28. 2.y
(Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi dari 2.i
Perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual ‐ bersih
Dana Setoran Modal
Saldo Laba (Rugi):
Dicadangkan
Tidak dicadangkan
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
(69,945) (73,685)
JUMLAH EKUITAS 721,871 623,094
JUMLAH LIABILTAS DAN EKUITAS 6,480,348 7,299,826
(5,566) 4,928
100,000 ‐
17,940 17,940
548,608 548,608
12,048 12,048
118,787 113,255
5,758,477 6,676,732
2
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga 29.
Beban Bunga 30.
Pendapatan Bunga Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya :
Keuntungan penjualan efek efek yang
diperdagangkan dan investasi keuangan bersih 2.h 2.i
Provisi dan Komisi selain dari Pemberian Kredit 2.u
Pendapatan Denda
Keuntungan dari transaksi mata uang 2.b
asing ‐ bersih
Penurunan nilai efek efek yang
diperdagangkan ‐ bersih
Pendapatan Lain Lain
Jumlah Pendapatan Operasi Lainnya
Jumlah Pendapatan Operasional Bersih
Beban Operasional lainnya :
Beban penyisihan kerugian penurunan nilai
atas aset keuangan dan aset non keuangan
Beban estimasi kerugian komitmen
dan kontijensi
Umum dan administrasi
14 (22,781) (50,918)
‐ (169)31. (150,247) (153,291)
81,259 40,520
309,991 296,482
5,7,8,9,10
2,963 1,754
2.h
(328) ‐
48,450 18,791
1,417 555
10,630 8,574
18,127 10,846
228,732 255,962
Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya
Catatan 30‐Sep‐12 30‐Sep‐11
488,319 630,999
(259,587) (375,037)
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Tenaga Kerja
Jumlah Beban Operasional lainnya
Pendapatan/(Beban) Operasional Bersih
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
Keuntungan Penjualan Aset Tetap Bersih
Keuntungan / (Kerugian) Penjualan AYDA
Lainnya Bersih
( Beban)/Pendapatan Non Operasional
LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN
TAKSIRAN (BEBAN)/MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 2.v.
LABA (RUGI) BERSIH
PENDAPATAN
(BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN :
2.i
(Rugi) Laba komprehensif Lainnya ‐ setelah pajak
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
Laba per SahamLihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
(10,494) 462
(6,754) (27,373)
33. 0.68 (5.07)
(1,284) 8,976
3,740 (27,835)
Laba (Rugi) yang belum direalisasikan atas surat surat
berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual ‐ setelah
pajak tangguhan (10,494) 462
(1,663) 5,506
(917) 1,371
5,024 (36,811)
538 985 2n, 13 208 (5,120)
32. (131,021) (130,286)
(304,049) (334,664)
5,941 (38,182)
( 50, 47) ( 53, 9 )
3
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan bunga, provisi, dan komisi
Pembayaran bunga dan premi penjaminan
Penerimaan Pendapatan operasional lainnya
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan
Pembayaran beban operasional lainnya
(Pengeluaran) Penerimaan non operasional
Pembayaran pajak
Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas
(Kenaikan) Penurunan Dalam Aset Operasi
Penempatan pada bank lain
Efek‐efek yang diperdagangkan dan tersedia untuk dijual
Kredit
Agunan yang diambil alih
Aset lain‐lain
Kenaikan (Penurunan) Dalam Liabilitas Operasi
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Simpanan dari bank lain
Liabilitas / tagihan derivatif
Liabilitas lain‐lain
Kas Bersih yang dipergunakan untuk Aktivitas Operasi
Hasil penjualan aset tetap
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
538 985
(673) (85,921)
(479,613) (318,211)
(256,065) (60,627)
27 (443)
(474,842) 193,001
(251,736) (1,275,211)
(114,100) (84,282)
87,884 (87,122)
(24,815) (9,943)
350,004 932,089
27,264 32,782
(8,257) ‐
46,696 98,476
130,744 28,991
(125,216) (122,350)
(129,176) (136,482)
(1,421) 387
485,160 605,662
(255,618) (332,663)
81,225 83,921
PT BANK ICB BUMIPUTERA Tbk.
LAPORAN ARUS KAS
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
30‐Sep‐12 30‐Sep‐11
Perolehan Aset Tetap dan perangkat lunak
Penjualan dari investasi keuangan
Dana Setoran Modal
Pembayaran Pinjaman yang Diterima
Pembayaran Dividen
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
Penempatan pada BI dan Bank lain jatuh tempo kurang dari 3 Bulan
Jumlah Kas dan Setara Kas 793,327 1,589,339
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
441,076 616,694 177,822 49,900 102,000 851,474
Saldo Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun 793,327 1,589,339
Kas dan Setara Kas Terdiri Dari :
72,429 71,271
( Penurunan ) Bersih Kas dan Setara Kas (335,529) (275,470)
Saldo Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun 1,128,855 1,864,809
‐ (3,621)
Kas Bersih Diperoleh dari (dipergunakan untuk)
Aktivitas Pendanaan 100,000 (1,092)
100,000 ‐
‐ 2,528
44,084 43,833
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
58,107 54,068 Kas Bersih diperoleh dari Aktivitas Investasi
(14,562) (11,220)
5
1.
a.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir kali diubah berdasarkan Akta Berita
Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 7 tanggal 17 April 2009 yang dibuat dihadapan Dr. Amrul
Partomuan Pohan, S.H., LL.M., notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya tertanggal 26 Mei 2009 No. AHU‐
22959.AH.01.02.Tahun 2009 dan telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum
(Sisminbakum) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU‐AH.01.10‐15599 tanggal
11 September 2009 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 Tambahan
No.18380/2009 tanggal 14 Juli 2009, akta mana merubah tempat kedudukan Bank, merubah susunan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, menyesuaikan anggaran dasar Bank dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM‐LK) No.IX.J.1 serta merubah nama Bank menjadi PT Bank ICB
Bumiputera Tbk.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah melakukan usaha di
bidang perbankan sesuai dengan undang‐undang dan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
Berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/45/KEP.GBI/2009 tanggal 11 September 2009, izin
usaha atas nama PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk diubah menjadi atas nama PT Bank ICB Bumiputera Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
INFORMASI UMUM
Pendirian dan Informasi Umum Bank
PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank) didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank Bumiputera Indonesia
berdasarkan Akta Notaris No. 49 tanggal 31 Juli 1989 dibuat dihadapan Ny. Sri Rahayu, notaris di Jakarta.
Anggaran Dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui
Surat Keputusannya No. C‐2.7223.HT.01.01.TH.89 tertanggal 9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam Tambahan
No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 75 tanggal 19 September 1989.
b. Penawaran Umum Efek Bank
Penawaran Umum Perdana Saham
Penawaran Umum Terbatas I
Pada September 2009, Bank telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dalam Surat No.11/504/DPIP/Prz untuk
pemindahan lokasi kantor pusat Bank, yang semula beralamat di Wisma Bumiputera Lantai 14, Jl. Jend. Sudirman
Kav. 75 Jakarta 12910, menjadi di Menara ICB Bumiputera, Jl. Probolinggo No.18 Menteng, Jakarta Pusat 10350.
Pada tanggal 30 September 2012, Bank memiliki 16 kantor cabang, 32 kantor cabang pembantu, 66 kantor kas, 69
ATM dan 3 payment point yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.
Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S‐
1402/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum atas 500.000.000 (lima ratus juta) saham Bank kepada
masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp100,‐ (seratus Rupiah) dan harga penawaran adalah
sebesar Rp120,‐ (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank telah dicatatkan
pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya
No. S‐3278/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I ("PUT I") atas 3.000.000.000 (tiga milyar)
saham Bank dengan harga penawaran saham sama dengan nilai nominal sebesar Rp100,‐ (seratus Rupiah) per
saham, disertai dengan penerbitan 666.666.654 (enam ratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam
ribu enam ratus lima puluh empat) Waran Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham
baru dengan harga pelaksanaan Rp120,‐ (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pernyataan efektif tersebut
berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank yang
dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2005 yang telah menyetujui PUT I tersebut. Pada bulan Januari 2006,
Bank telah menerima seluruh setoran dari pemegang saham sehubungan dengan PUT I tersebut. Saham tersebut
telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
b. Penawaran Umum Efek Bank (Lanjutan)
Penawaran Umum Terbatas II
INFORMASI UMUM (Lanjutan)
Pada Mei 2010, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dengan surat No. 178/BABP/DIR/V/2010
kepada BAPEPAM‐LK sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para pemegang saham
perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) dengan penerbitan obligasi
wajib konversi yang diberi nama "Obligasi Wajib Konversi Bank ICB Bumiputera Tahun 2010" (“OWK”) dengan
jumlah pokok sebesar Rp150.000.000,‐ (seratus lima puluh milyar Rupiah). Bank memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM‐LK untuk PUT II melalui Surat Keputusannya No.S‐5539/BL/2010 tanggal 22 Juni 2010. PUT II telah
mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal
22 Juni 2010.
Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank pada
tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00 WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak untuk
membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar Rp100 (seratus Rupiah) setiap 1 (satu) satuan
OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan OWK.
OWK ini diterbitkan tanpa warkat, ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari nilai nominal, berjangka
waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal emisi. OWK menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 8% (delapan
persen) per tahun untuk semester pertama dan bunga mengambang untuk semester ke‐2 (dua) sampai semester
ke‐10 (sepuluh) yang besarnya ditentukan berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ("SBI") 3 (tiga)
bulan + 1 % (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara
keduanya). Dikarenakan Bank Indonesia tidak lagi mengumumkan instrumen SBI 3 (tiga) bulan, maka sesuai hasil
keputusan RUPO tanggal 15 Desember 2011 merubah dasar penentuan tingkat bunga OWK mengambang untuk
pembayaran bunga keempat dan seterusnya yang dihitung berdasarkan tingkat bunga Surat Perbendaharaan
Negara ("SPN") yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia 3 (tiga) bulan + 1% (plus satu
persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih tinggi diantara keduanya). Apabila
Kementerian Keuangan Republik Indonesia kemudian tidak lagi mengumumkan SPN 3 (tiga) bulan sebagaimana
tersebut di atas, maka dasar penentuan tingkat bunga OWK mengambang dihitung berdasarkan tingkat bunga
SPN 12 (duabelas) bulan + 1% (plus satu persen) atau sebesar 8% (delapan persen) per tahun (mana yang lebih
tinggi diantara keduanya). Bunga OWK dibayarkan setiap semesteran, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga
OWK. Pembayaran bunga OWK pertama dilakukan pada tanggal 19 Januari 2011, sedangkan pembayaran bunga
OWK terakhir sekaligus tanggal jatuh tempo OWK adalah tanggal 19 Juli 2015.
OWK ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus oleh Bank dan dari pihak ketiga lainnya, termasuk tidak
dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan dalam program Penjaminan Simpanan yang
dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjamin lainnya sesuai dengan peraturan perundang‐undangan,
akan tetapi dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan secara umum dijamin dengan
seluruh harta kekayaan Perseroan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada
maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi Pemegang OWK ini sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab Undang‐undang Hukum Perdata Indonesia.
Jumlah dana yang diperoleh dari PUT II adalah sebesar Rp150.000.000.000 ,‐ (seratus lima puluh milyar rupiah)
dan telah diterima oleh Bank pada bulan Juli 2010. Sebagian dari dana diperoleh sebesar Rp3.471.007 digunakan
sebagai biaya emisi.
7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris (Independen) Dato’ Mat Amir bin Jaffar Dato’ Mat Amir bin Jaffar
Komisaris Tai Terk Lin Tai Terk Lin
Komisaris ‐ Naimah binti Abdul Khalid
Komisaris Independen Herald Tonny Hasiholan Bako Herald Tonny Hasiholan Bako
Komisaris Independen Ria Budiweni Sumiati Pardede Ria Budiweni Sumiati Pardede
Komisaris Independen Bambang Setijoprodjo Bambang Setijoprodjo
Direksi
Presiden Direktur Rajuendran Marrapan**) Lee Meng Lai (*)
Bambang Setiawan Bambang Setiawan
Direktur Suhardianto Rajuendran Marrapan
Direktur Carolina Dina Rusdiana Tay Un Soo **)
Direktur Sindbad R. Harjodipuro *)
Jap Hartono
Susunan Komite Audit Bank pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
*) Pengangkatan akan berlaku efektif setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia
**) Merangkap sebagai Pelaksana Tugas Presiden Direktur sampai tanggal pengangkatan Presiden Direktur memperoleh persetujuan
Bank Indonesia dan/atau tanggal diangkatnya Presiden Direktur definitif sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku di
indonesia
Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan Direksi masing‐masing sebesar Rp 1.353.498.435 dan Rp
6.184.574.558 untuk September 2012 serta Rp1.229.102.172 dan Rp 5.804.146.211 pada tahun 2011.
INFORMASI UMUM (Lanjutan)
2012 2011
2012 2011
Direktur Sumber Daya Manusia
dan Kepatuhan
Ketua Herald Tonny Hasiholan Bako Herald Tonny Hasiholan Bako
Anggota Soenarso Soemodiwirjo Soenarso Soemodiwirjo
Anggota Arini Imamawati Arini Imamawati
Pada tanggal 30 September 2012 dan Desember 2011 Bank memperkerjakan masing‐masing sebanyak 1.489 dan
1.611 karyawan.
2012 2011
Jumlah gaji dan tunjangan dari anggota Komite Audit masing‐masing sebesar Rp 401.037.059 dan Rp389.635.142
untuk September 2012 dan tahun 2011.
8
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
a. Penyajian Laporan Keuangan
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik Rupiah dan mata uang asing yang masih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah. Kas yang telah ditentukan penggunaannya atau kas yang tidak dapat digunakan secara
bebas tidak diklasifikasi dalam kas. Pengertian kas termasuk kas besar, kas kecil, kas ATM, kas dalam perjalanan
dan mata uang Rupiah dan mata uang asing yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam tenggang untuk
penukaran ke Bank Indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Laporan keuangan Bank disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar
Akuntansi Keuangan.
Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM‐LK) No. VIII.G.7 yang merupakan lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP‐06/PM/2000
tanggal 13 Maret 2000 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan perubahannya, Keputusan Ketua
BAPEPAM‐LK No. KEP‐554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, serta Surat Edaran BAPEPAM‐LK No. SE‐
02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi dan Perbankan.
Dasar Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali untuk beberapa akun yang dinilai
menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana dijelaskan pada kebijakan akuntansi dari akun tersebut.
Laporan keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan
arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas
mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, Sertifikat Bank Indonesia, penempatan pada
Bank Indonesia dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan dari tanggal akusisi.
b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
1 Dolar Amerika Serikat (USD)
1 Dolar Singapura (SGD)
1 Yen Jepang (JPY)
1 Dolar Hong Kong (HKD)
1 Dolar Australia (AUD)
1 Euro (EUR) 12,388.84 11,714.76
123.33 116.82
1,234.17 1,167.22
10,007.82 9,205.78
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah kurs spot Reuters
pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut:
Sep‐12 Dec‐11
9,570.00 9,067.50
7,811.61 6,983.54
penukaran ke Bank Indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, dibutuhkan
estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan
keuangan, jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini,
hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah.
Transaksi‐transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam rupiah dengan kurs yang berlaku
pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata
uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal 31 Juni
2012 dan 31 Desember 2011 pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau
dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
9
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
c. Transaksi dengan pihak‐pihak berelasi
1.
2. perusahaan asosiasi;
3.
4.
5.
d. Aset dan liabilitas keuangan
karyawan kunci, yaitu orang‐orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan,
memimpin dan mengendalikan kegiatan Bank yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer
dari Bank serta anggota keluarga dekat orang‐orang tersebut; danperusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun
tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut
mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan‐perusahaan yang dimiliki
anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Bank dan perusahaan‐perusahaan yang
mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Bank.Seluruh transaksi signifikan dengan pihak pihak yang berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain, efek‐efek diperdagangkan, investasi keuangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan,
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan perubahan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak‐pihak
Berelasi”. Pihak‐pihak berelasi adalah:
perusahaan yang secara langsung maupun yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau
dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank (termasuk holding companies,
subsidiaries dan fellow subsidiaries );
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Bank
yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan
dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi
perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Bank);
(i). Klasifikasi
●
● Kredit yang diberikan dan piutang;
● Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
● Investasi tersedia untuk dijual.
●
● Liabilitas keuangan lain.
Sejak 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada
saat pengakuan awal:
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub‐klasifikasi,
yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan;
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub‐klasifikasi, yaitu liabilitas
keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
Indonesia dan bank lain, efek efek diperdagangkan, investasi keuangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan,
tagihan akseptasi, pendapatan bunga yang masih akan diterima dan aset lain‐lain (uang jaminan sewa gedung).
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan, simpanan dari bank lain, liabilitas derivatif,
kewajiban akseptasi, pinjaman diterima, bunga yang masih harus dibayar dan kewajiban lain‐lain (obligasi wajib
konversi, biaya yang masih harus dibayar, dan setoran jaminan).
Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No.
50 (Revisi 2006), ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, efektif sejak 1 Januari 2010, yang masing‐
masing menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan
PSAK No. 50 (Revisi 1999), “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
10
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
●
●●
Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok ini, kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung
nilai efektif. Aset dan liabilitas dalam kelompok ini dicatat pada nilai wajar dalam Laporan Posisi Keuangan
dengan keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi;yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau
dalam hal dimana Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali
yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non‐derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode
yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Kelompok aset dan Liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas
keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau
dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu
yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking .
(ii). Pengakuan awal
a.
b.
●
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk
dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal,
investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai
bagian dari ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan
mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan
dalam laporan laba rugi. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali
untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi.Liabilitas keuangan lainnya merupakan Liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan
sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi saat pengakuan liabilitas.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang
telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui
pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Bank berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan
atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut
ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan
liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
Bank pada pengakuan awal, dapat menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu sebagai nilai
wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan
PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:
penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak‐konsistenan pengukuran dan
pengakuan (accounting mismatch ) yang dapat timbul, atau
11
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
●
●
(iii). Pengukuran setelah pengakuan awal
(iv). Penghentian pengakuan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:
Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
a.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
aset keuangan dan liabilitas keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang
risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar, atau
aset keuangan dan liabilitas keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus
dipisahkan.
Opsi nilai wajar digunakan untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai
menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi
lindung nilai. Jika tidak, pinjaman yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif
akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola
dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif
melekat.
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajarnya.
g p g y j
‐ Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
‐
Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada
keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial
telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan
liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan perbedaan nilai tercatat masing‐masing diakui dalam
laporan laba rugi.
Pinjaman yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai
pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Pinjaman yang tidak
dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai.
a.
Bank telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut atau
menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa
penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan, dan antara (a) Bank telah
mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer
maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, tetapi telah mentransfer
kendali atas aset.
Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass‐through
arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang
berkelanjutan atas aset tersebut.
b. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan
atau dibatalkan atau kadaluarsa.
12
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
(v). Pengakuan pendapatan dan beban
(vi). Reklasifikasi aset keuangan
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau
kerugian akibat perubahan nilai tukar sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya
penurunan nilai.Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut
dimiliki atau diterbitkan.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam
tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi
investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a. Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.b. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi.
(vii). Saling hapus
(viii). Pengukuran biaya diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah
atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih
antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.
b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut
sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan
Posisi Keuangan jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah
yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali
penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana:a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana
perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan
tersebut;
13
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
(ix). Pengukuran nilai wajar
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan,
diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal
pengukuran. Nilai pasar dapat diperoleh dari Interdealer Market Association (IDMA) atau harga pasar atau
harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar
aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu‐
waktu dari bursa, pedagang efek (dealer ), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas
(pricing service or regulatory agency), dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang
dilakukan secara wajar.
Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik
penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri untuk menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif
dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam
credit spread , Bank mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat
liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread , entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut
sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas.
Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar
dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata
uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang
Untuk instrumen yang lebih kompleks, Bank menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya
berdasarkan teknik dan metode penilaian yang umumnya diakui sebagai standar industri. Model penilaian
terutama digunakan untuk menilai kontrak derivatif yang ditransaksikan melalui pasar over‐the‐counter ,
unlisted debt securities (termasuk surat hutang dengan derivatif melekat) dan instrumen hutang lainnya
yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi di
pasar dan dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek‐efek ditetapkan
dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas
yang diharapkan terhadap aset bersih efek‐efek tersebut.
Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan sebuah estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat
ditentukan dengan pasti, dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh
faktor yang relevan atas posisi yang dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor
tambahan seperti model risk , risiko likuiditas dan risiko kredit counterparty . Berdasarkan kebijakan teknik
penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan, manajemen berkeyakinan bahwa
penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar
nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam Laporan Posisi Keuangan. Data
harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah di‐review dan
disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini.
diobservasi.
14
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
d. Aset dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
Transaksi dalam mata uang asing
e. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan
Usaha yang berkelanjutan
Sejak 1 Januari 2010, aset keuangan dan long position diukur dengan menggunakan harga penawaran;
liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan.
Bank menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi‐transaksi dalam mata uang
selain Rupiah yang terjadi di sepanjang tahun dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya
transaksi yang bersangkutan.
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah melakukan pertimbangan profesional dan
estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Beberapa pertimbangan profesional dan
estimasi yang signifikan adalah sebagai berikut:
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya
dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu,
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen
tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas pinjaman yang
diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan
arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya.
Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan
nilai tercatatnya.
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang
Bank juga membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur kredit yang dimiliki, dimana
evaluasi dilakukan terhadap kelompok kredit berdasarkan data kerugian historis.
manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan
terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah
disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di
pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model
matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut
tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk
menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan
model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat
pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
Bank menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal laporan
posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara
khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang
ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas
kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari
sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas
cadangan penurunan nilai.
15
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
e. Pertimbangan dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan (Lanjutan)
Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset pajak tangguhan
Pensiun
f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain
g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Bank mereview efek hutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi
keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang
sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan.
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang
sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan
jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa
mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan.
Program‐program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria menggunakan
asumsi‐asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian,
tingkat pengunduran diri dan lain‐lain.
Sejak 1 Januari 2010, giro pada bank lain dan Bank Indonesia setelah perolehan awal diukur sebesar biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian
penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan
menggunakan metodologi penurunan nilai.
h. Efek‐efek yang Diperdagangkan
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk call money,
penempatan dalam fixed term, deposito berjangka dan lain‐lain.
Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan pendapatan bunga
yang ditangguhkan.Pada awal transaksi penempatan pada bank lain dinilai berdasarkan nilai wajar ditambah biaya transaksi
tambahan langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai
dengan menggunakan metodologi penurunan nilai.
Efek‐efek yang diperdagangkan diakui dan diukur sebesar nilai wajar di Laporan Posisi Keuangan pada saat
pengakuan awal. Setelah pengakuan awal, keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar efek‐
efek dan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang direalisasikan
pada saat efek‐efek yang diperdagangkan dijual, diakui dalam laporan laba rugi periode berjalan. Efek‐efek yang
diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.
16
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
i. Investasi Keuangan
Efek‐efek yang Tersedia untuk Dijual
Setelah pengakuan awal, investasi keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
("held‐to‐maturity") dan tagihan atas wesel ekspor diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif. Investasi keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual dinyatakan
sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan dari kenaikan atau penurunan nilai wajar,
setelah pajak, diakui dan disajikan sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya. Ketika investasi tersebut
dihapus, keuntungan dan kerugian kumulatif setelah pajak, yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif
lainnya, diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul dari penurunan nilai pada investasi tersebut diakui
dalam laporan laba rugi dan dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lainnya.
Premi dan/atau diskonto diamortisasi sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.
Jika Bank akan menjual atau mengklasifikasikan kembali investasi‐investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi‐kondisi spesifik tertentu sebagaimana diungkapkan pada Catatan 2d)
melebihi jumlah yang tidak signifikan, seluruh kategori tersebut akan terpengaruh dan harus diklasifikasikan
kembali sebagai investasi tersedia untuk dijual. Selanjutnya Bank tidak diperbolehkan untuk mengklasifikasikan
aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya.Penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan
metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m.
Efek‐efek tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Investasi keuangan merupakan investasi pada efek‐efek yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo
atau tersedia untuk dijual, dan tagihan atas wesel ekspor.
Efek‐efek yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
j. Instrumen keuangan Derivatif
1.
2.
3.
Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk pendanaan dan perdagangan) diakui
sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model
penentuan harga atau harga kuotasi instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa.
Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau tidak memenuhi
kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Instrumen derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama non‐derivatif dan diperlakukan sebagai instrumen
derivatif jika seluruh kriteria berikut terpenuhi:
Risiko dan karakteristik ekonomi dari derivatif melekat tidak secara erat berhubungan dengan karakteristik
dan risiko kontrak utama.
Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat memenuhi definisi dari
derivatif, danInstrumen hibrid (kombinasi) tidak diukur secara harga wajar dengan perubahan nilai wajar diakui di dalam
laporan laba rugi (yaitu derivatif melekat di dalam aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melakui laba rugi tidak dipisahkan).
akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan sebagai komponen ekuitas setelah diperhitungkan dengan
amortisasi premi dan diskonto. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dikreditkan atau
dibebankan pada operasi tahun berjalan pada saat realisasi.
Efek‐efek dimiliki hingga jatuh tempo yang dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan
amortisasi premi atau diskonto.
17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
j. Instrumen keuangan Derivatif (Lanjutan)
k. Kredit yang diberikan
l. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat
dalam Laporan Posisi Keuangan berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga
pasar, kurs Reuters pada tanggal pelaporan Laporan Posisi Keuangan, diskonto arus kas, model penentu harga
atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) atas instrumen lainnya yang memiliki karakteristik serupa
atau model penentuan harga.
Kredit yang diberikan ke nasabah diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan
memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya/fee transaksi yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan
laba rugi. Penyisihan kerugian atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan
menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m.
Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama dan penerusan kredit (channelling ) dinyatakan sebesar
pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Dalam kegiatan bisnis normal, Bank memberikan jaminan keuangan, seperti letters of credit , bank garansi, dan
akseptasi.
Tagihan akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi
m. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non‐Keuangan
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Penyisihan kerugian penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan
metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2m.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset
keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset
keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang
objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah
pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai), yang berdampak pada estimasi
arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Bukti penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam,
wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan
dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan
adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan tunggakan atau
kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai
tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang
yang diharapkan tapi belum terjadi).
oleh penyisihan penurunan nilai. Liabilitas akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku
bunga efektif.
18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
m. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non‐Keuangan (Lanjutan)
Penurunan Nilai Aset Non‐Keuangan
Klasifikasi Persentase Penyisihan Kerugian
Lancar*
Dalam Perhatian KhususKurang Lancar
Diragukan
Macet
Klasifikasi Persentase Penyisihan Kerugian
L
100%*) di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, obligasi Pemerintah Republik Indonesia, dan aset produktif
yang dijamin dengan agunan tunai, di luar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia, obligasi Pemerintah
Republik Indonesia, dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai.
Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat)
kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut:
0%
Aset non‐keuangan adalah aset bank selain aset keuangan yang memiliki potensi kerugian, dan antara lain dalam
bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts .
Penggolongan kualitas untuk aset non‐keuangan yang berupa rekening antar kantor dan suspense accounts
adalah sebagai berikut:
1%
5%15%
50%
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan.
Nilai tercatat dari aset non‐keuangan, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap periode, untuk menentukan
apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank akan melakukan
estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan.
Lancar
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
n. Aset Tetap
Tahun
Bangunan dan perbaikan bangunan Kendaraan bermotor
Perabotan kantor
Peralatan kantor
Piranti keras komputer
5
5
5
100%
Penyisihan kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai liabilitas pada Laporan
Posisi Keuangan dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.
Berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi
untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non‐produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi.
Namun, Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang
berlaku. Bank telah melakukan beberapa penyesuaian dengan menjurnal balik penyisihan kerugian untuk aset non‐
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria
pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah
tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya
pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat
terjadinya.
5 ‐ 20
5
0%
15%
50%
19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
n. Aset Tetap (Lanjutan)
o. Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud terdiri dari perangkat lunak.
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara
prospektif pada setiap akhir periode.
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan
kemungkinan besar Bank akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut.
Perangkat lunak yang bukan merupakan bagian integral dari perangkat keras yang terkait dicatat sebagai aset
tidak berwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
amortisasi.
Biaya perolehan perangkat lunak terdiri dari seluruh pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalam persiapan
perangkat lunak tersebut sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.Pengeluaran setelah perolehan perangkat lunak dapat ditambahkan pada biaya perolehan perangkat lunak atau
dikapitalisasi sebagai perangkat lunak hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis masa depan
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan
ke masing‐masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut selesai dikerjakan dan siap
digunakan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis
masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset)
dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
p.
q. Agunan yang Diambil Alih
Amortisasi perangkat lunak diakui dalam laporan laba rugi, sejak tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk
dipakai sampai berakhirnya masa manfaat dari perangkat lunak tersebut.
Sewa
Bank telah menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007). “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi
Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Jika tidak
demikian, maka sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai sewa operasi, pembayaran dari sewa operasi
diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi selama masa sewa dengan menggunakan metode garis lurus.
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit yang diberikan dicatat berdasarkan nilai bersih
yang dapat direalisasi, yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Selisih lebih antara
saldo kredit yang tidak dapat ditagih dengan nilai agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada penyisihan
kerugian kredit.Biaya‐biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada usaha pada saat terjadinya. Laba atau rugi yang
diperoleh atau berasal dari penjualan agunan yang diambil alih disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban)
Non‐Operasional ‐ Lain‐lain ‐ Bersih” dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
dari perangkat lunak yang bersangkutan sehingga menjadi lebih besar dari standar kinerja yang diperkirakan
semula. Pengeluaran yang tidak menambah manfaat ekonomis masa depan dari perangkat lunak diakui sebagai
beban pada saat terjadinya.Perangkat lunak diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi umur manfaatnya, yaitu 5
(lima) tahun.
20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
r. Biaya Emisi Saham
s. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain
t. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah (di luar bank lain) kepada Bank berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana. Simpanan terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro,
tabungan, interbank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau sama dengan
90 hari, deposito berjangka dan sertifikat deposito.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset dan liabilitas
keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan
k d k b f k if i k b k di k i i
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Nilai tercatat aset atau liabilitas keuangan disesuaikan jika Bank merevisi estimasi pembayaran maupun
penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan
perubahan nilai tercatat dicatat di laporan laba rugi. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana
pada tahun berikutnya Bank meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian
penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian suku bunga efektif sejak
tanggal perubahan estimasi.
Pada saat nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang serupa telah diturunkan akibat adanya
kerugian penurunan nilai, pendapatan bunga tetap diakui dengan menggunakan tingkat suku bunga yang
digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa mendatang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya material yang berkaitan langsung dengan kegiatan
pemberian aset keuangan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan aset keuangan yang
bersangkutan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga
efektif sepanjang perkiraan umur aset atau liabilitas keuangan.
menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi
pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau,
jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari aset atau liabilitas keuangan
tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual instrumen
keuangan termasuk fee /biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen tersebut yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
21
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi (Lanjutan)
v. Pajak Penghasilan
w. Imbalan Pasca Kerja
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari perbedaan
jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku
pada tanggal Laporan Posisi Keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang
disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi‐transaksi yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.Perubahan atas liabilitas perpajakan dicatat ketika ketetapan pajak diterima atau jika keberatan diajukan oleh
Bank, ketika hasil dari keberatan tersebut telah ditentukan.
Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi
persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Saldo beban yang ditangguhkan dan pendapatan komisi atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan
sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaiannya.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau jangka waktu
kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau tidak material, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat
terjadinya transaksi.
x. Laba per Saham
Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang‐undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU
Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revised 2004), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan
penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program
dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang
dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja tersebut.
Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan dengan Metode Projected Unit Credit . Akumulasi keuntungan dan
kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini libilitas imbalan pasti diakui dengan
metode garis lurus selama rata‐rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja partisipan program
tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested , dan
sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata‐rata sampai imbalan
tersebut menjadi vested .
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata‐rata tertimbang saham yang
beredar pada tahun yang bersangkutan.
karyawan dan berkisar antara 5% sampai 10% ditanggung oleh Bank. Program tersebut dikelola oleh DPLK
Manulife Indonesia. Bagian iuran yang ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat
terjadinya.
Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan
berdasarkan Undang‐undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana
pensiun iuran pasti di atas.
22
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
y. Instrumen keuangan majemuk
z. Informasi Segmen
Setelah pengakuan awal, komponen liabilitas dari instrumen keuangan majemuk diukur berdasarkan biaya
amortisasi dengan metode suku bunga efektif. Komponen ekuitas dari instrumen keuangan majemuk tidak diukur
kembali setelah pengakuan awal.
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Bank melaporkan informasi segmen berdasarkan segmen operasi dan area geografis sesuai
pelaporan internal bank.
Segmen operasi adalah komponen Bank yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya
serta tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Segmen operasi terbagi dalam kelompok bisnis
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Instrumen keuangan majemuk yang diterbitkan oleh Bank, terdiri dari obligasi yang wajib dikonversi ke modal
saham, dan besarnya jumlah saham yang akan diterbitkan tidak akan berubah sesuai dengan perubahan nilai
wajarnya.
Pengakuan awal komponen liabilitas dari instrumen liabilitas majemuk menggunakan nilai wajar dari liabilitas
sejenis yang tidak mempunyai opsi konversi ke ekuitas. Pengakuan awal komponen ekuitas diakui dari selisih
antara nilai wajar keseluruhan dari instrumen keuangan majemuk dengan nilai wajar komponen liabilitas. Biaya
transaksi yang terkait dialokasikan secara proporsional ke masing‐masing komponen liabilitas dan komponen
ekuitas.
aa. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapannya
i. PSAK No. 1 (Revisi 2009),” Penyajian Laporan Keuangan”.
ii. PSAK No. 2 (Revisi 2009), ” Penyajian Laporan Keuangan”.
iii. PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”.
iv. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak‐Pihak Berelasi”.v. PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”.
vi. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”.
PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”.ix. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
x PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”.
1. Penyajian Laporan Keuangan
Penerapan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan, kecuali untuk:
PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan,
komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan
antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif,
konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian
dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar
akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
g y g p p g p g p
perbankan, konsumen, treasury, dan lain‐lain.
Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2011 yang dianggap relevan dengan
Bank:
vii.
viii.
23
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
aa. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapannya (Lanjutan)
2. Penyajian Segmen Operasi
ab.
rekening giro pada bank lain yang bersaldo negatif dapat dilaporkan dalam pinjaman yang diterima
Segmen adalah bagian khusus dari perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa
(segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen
geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan PSAK No. 5 (Revisi 2009). Tidak ada
dampak terhadap posisi ekuitas dan laba per saham Bank.
Pinjaman yang diterima
Pinjaman yang diterima adalah seluruh pinjaman maupun libilitas dalam rupiah dan valuta asing yang
diterima bank dari bank lain dan pihak ke tiga bukan bank. Termasuk pula dalam pengertian ini adalah
pinjaman yang diterima bank daam rangka penerusan kredit tetapi belum disalurkan kepada nasabah dan
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Perubahan signifikan yang ditimbulkan standar akuntansi tersebut terhadap Bank adalah sebagai berikut:
Informasi komparatif telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar tersebut. Perubahan ini
tidak berdampak pada laba per saham Bank karena hanya merupakan perubahan pada penyajian laporan
keuangan saja.
PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan
lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
24
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS
Saldo Kas terdiri atas :
Berdasarkan Mata Uang
Mata Uang Rupiah
Kas Besar
Kas Kecil
Kas Dalam Proses
Kas ATM
Jumlah
Mata Uang Asing
Kas Besar
Total KAS
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Jenis Mata Uang
Rupiah
Mata Uang Asing (USD)
Pada tanggal 4 Oktober 2010, BI mengeluarkan Peraturan No. 12/19/PBI/2010, yang menggantikan Peraturan No.
10/25/PBI/2008 yang dikeluarkan pada tanggal 23 Oktober 2008 dan peraturan‐peraturan lainnya yang tersebut di
atas. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM LDR.
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah
52,635 12% 68,913 14%
441,076 100% 477,737 100%
388,441 88% 408,824 86%
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
69,771 63,349
2,658 1,373
72,429 64,722
174 172
18,142 13,486
3,318 7,223
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
48,137 42,467
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah
ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter
disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan
memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.
Pada tahun 2011, BI menerbitkan PBI No.13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No.
12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing.
Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM primer, GWM sekunder, dan GWM Loan to
Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan
GWM sekunder dalam rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah
ditetapkan sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih
antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam
mata uang asing. Pemenuhan GWM dalam mata uang asing ini diterapkan secara bertahap, yaitu sejak tanggal 1
Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak
ketiga dalam mata uang asing dan sejak 1 Juni 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana
pihak ketiga dalam mata uang asing.
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank telah memenuhi GWM sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.
25
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. GIRO PADA BANK LAIN
Berdasarkan Mata Uang
Rupiah:
PT Bank Negara Indonesia Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Tabungan Negara
PT Bank Permata Tbk
Standard Chartered Bank
USD:
Citibank, N.A
Standard Chartered Bank, New York
Wells Fargo Bank N.A
PT Bank Central Asia Tbk
Standard Chartered Bank, Jakarta
Deutsche Bank, Frankfrut
Morgan Chase Bank N.A.
PT Bank Mandiri Tbk
JPY:
Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo
Wells Fargo Bank N.A
SGD:
United Overseas Bank Singapore
HKD:
Standard Chartered Bank, Hongkong 7,370 4,551
56 219
2,765 383
12,844 25,071
1,479 2,902 ‐ 2,162
8,362 ‐
42,470 31,966
6,072 29,562
1 ‐
3,227 2,395
‐ 2,107
86,990 13,168
39 39
17 ‐
27 27
350 347
2,793 1,982
Akun ini terdiri dari :
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
, g g
BCA Finance Ltd. Hongkong
EUR:
Deutsche Bank, Frankfrurt
Amex Bank, Frankfrut
Standard Chartered Bank, Frankfrut
Wells Fargo Bank N.A
AUD :
Commonwealth Bank, Sydney
Jumlah Giro Pada Bank Lain
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah ‐ Bersih
Tingkat suku bunga rata‐rata per tahun
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Mata Uang Asing Lainnya 0.02% 0.01%
Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar.
3.43% 3.46%
0.05% 0.08%
‐ ‐
177,822 121,454
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
2,413 1,815
174,595 119,059
177,822 121,454
1,921 3,554
‐ ‐
466 418
, ,
38 152
1,346 1,031
26
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Rupiah
Bank Indonesia
Nilai Nominal
Dikurangi bunga yang belum diamortisasi
Bank Perkreditan Rakyat
Interbank Call Money
The Chase Manhattan Bank
Bank Victoria International
Bank NISP
The Bank Of Tokyo Mitshubishi
BPD Jawa Barat & Banten
Lainnya
Jumlah
Valuta Asing
Bank DBS Indonesia
Bank Panin
Bank Permata
Jumlah Bersih
‐ 45,338
188,757 682,442
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2012
dan 31 Desember 2011 dikelompokkan pada ”kurang dari atau sampai dengan 1 bulan”.
Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 ditempatkan pada pihak ketiga
‐ 9,067
‐ 36,270
‐ 45,338
‐ 30,000
2,617 ‐
188,757 637,105
20,000
25,000
20,000 100,000
19,140 20,000
102,000 465,000
‐ (58)
‐ 22,163
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
7.
Rupiah
Diperdagangkan
Obligasi Pemerintah Indonesia
Mata Uang Asing ‐ 18,443
53,182 28,367
EFEK‐EFEK YANG DIPERDAGANGKAN
a. Berdasarkan Jenis Mata uang30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
53,182 9,924
Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 ditempatkan pada pihak ketiga
dan dikelompokkan sebagai lancar.
27
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
Efek Efek
a. Berdasarkan Jenis Mata Uang
Rupiah
Tersedia Untuk Dijual
Obligasi Pemerintah Indonesia
Obligasi Lainnya
Kenaikan (penurunan) nilai yang belum
direalisasi
Jumlah Tersedia Untuk Dijual
Jumlah efek‐efek dalam Rupiah
Valuta Asing
Dimiliki hingga jatuh tempo
Wesel ekspor
Jumlah Dimiliki hingga jatuh tempo
Tersedia untuk Dijual
Obligasi Pemerintah Indonesia
Kenaikan (Penurunan ) nilai
Jumlah Tersedia untuk Dijual
Jumlah efek‐efek dalam Valuta Asing
Jumlah Efek‐efek
Penyisihan Kerugian
Efek‐efek ‐ Bersih
(2,020) (1,644)
491,427 549,910
‐ 68,047
25,861 81,850
493,447 551,554
25,861 13,803
‐ 67,231
‐ 816
467,586 469,704
467,586 469,704
25,861 13,803
356,688 388,950
110,898 75,000
‐ 5,754
INVESTASI KEUANGAN
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Efek efek Bersih
Rupiah
Obligasi
Mata uang asing
Wesel
Jangka Waktu
Obligasi
Wesel
Mata uang asing
Wesel Ekspor
Jumlah
25,861 13,803
25,861 13,803
14 ‐ 180 Hari 20 ‐ 158 Hari
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk Surat Berharga pada tanggal 30 September
2012 dan 31 Desember 2011 telah memadai.
c. Nilai wajar efek‐efek yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah sebagai berikut:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
7.16% 9.10%
4.87% 4.42%
36 ‐ 254 bulan 15 ‐ 332 bulan
, ,
b. Tingkat bunga dan jangka waktu :30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
28
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. INVESTASI KEUANGAN (Lanjutan)
d.
Mata uang asing
Kurang dari 1 bulan
1 sampai 12 bulan
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah
9.
Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan swap
untuk tujuan trading.
Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul dari potensi perubahan nilai akibat fluktuasi kurs mata uang asing,
sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi liabilitasnya kepada Bank.
(2,020) (1,644)
23,841 12,159
Efek‐efek pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar kecuali untuk
sebagian wesel ekspor yang diperoleh pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 yang dikelompokan sebagai macet
dan seluruhnya diterbitkan oleh pihak ketiga.
TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF
25,861 13,803
‐ ‐
25,861 13,803
Biaya perolehan setelah amortisasi dari efek‐efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur jatuh
tempo perjanjian adalah sebagai berikut:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Forward
Spot
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Tagihan derivatif pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 merupakan transaksi pada pihak ketiga dan
dikelompokkan sebagai lancar.
‐ ‐ ‐ ‐
539 418 736 588
242 164 254 268
297 254 482 320
Tagihan Liabilitas Tagihan Liabilitas
Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai
berikut:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Tagihan dan Liabilitas Derivatif Tagihan dan Liabilitas Derivatif
29
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut :
Rupiah
Konsumsi
Modal Kerja
Investasi
Pinjaman Sindikasi
Pinjaman Karyawan
Jumlah
Valuta Asing
Konsumsi
Modal Kerja
Investasi
Jumlah
Jumlah Kredit
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Kredit Bersih
b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut :
(113,275) (161,284)
4,642,119 4,944,114
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk kredit yang diberikan pada tanggal 30
September 2012 dan 31 Desember 2011 telah memadai.
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
265 4,755,128 4,755,394 250 5,105,148 5,105,398
‐ 518,741 518,741 ‐ 546,264 546,264
‐ 69,278 69,278 ‐ 91,576 91,576
‐ 449,463 449,463 ‐ 454,688 454,688
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
265 4,236,387 4,236,653 250 4,558,884 4,559,134
94 26,462 26,556 47 21,341 21,388
‐ 36,313 36,313 ‐ 69,215 69,215
‐ 724,061 724,061 ‐ 630,298 630,298
‐ 1,719,730 1,719,730 ‐ 1,506,372 1,506,372
171 1,729,822 1,729,993 203 2,331,658 2,331,861
Berelasi Pihak ketiga Jumlah Berelasi Pihak ketiga Jumlah
KREDIT YANG DIBERIKAN
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Hubungan Hubungan
Jasa
Perindustrian
Perdagangan
Lain‐lain
Jumlah Kredit
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Kredit ‐ Bersih
c. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan periode perjanjian kredit:
Kurang dari 1 bulan
1 ‐ 3 bulan
3 ‐ 12 bulan
1 ‐ 5 Tahun
Lebih dari 5 Tahun
Jumlah Kredit
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Kredit Bersih
(113,275) (161,284)
4,642,119 4,944,114
4,236,653 518,741 4,755,394 4,559,134 546,264 5,105,398
1,894,683 31,166 1,925,848 2,056,181 36,043 2,092,224
2,128,338 444,819 2,573,157 2,345,172 427,448 2,772,620
136,769 42,535 179,304 150,910 82,773 233,683
76,663 221 76,884 2,987 ‐ 2,987
200 ‐ 200 3,884 ‐ 3,884
4,642,119 4,944,114
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
3,410,654 2,459,033
4,755,394 5,105,398
(113,275) (161,284)
61,186 1,200,036
728,066 792,032
555,487 654,297
30 Sep 12 31 Dec 11
30
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
2. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo:
Kurang dari 1 bulan
1 ‐ 3 bulan
3 ‐ 12 bulan
1 ‐ 5 Tahun
Lebih dari 5 Tahun
Jumlah Kredit
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Kredit Bersih
d. Tingkat bunga rata‐rata per tahun
Rupiah
Investasi
Modal Kerja
Konsumsi
Pembiayaan Bersama
Dolar Amerika
Investasi
Modal Kerja
Dolar Singapore
Investasi
6.03% 5.93%
5.50% 5.50%
12.25% 12.25%
7.53% 7.50%
17.59% 16.38%
18.01% 18.71%
13.78% 14.67%
(113,275) (161,284)
4,642,119 4,944,114
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
4,236,653 518,741 4,755,394 4,559,134 546,264 5,105,398
1,235,277 21,115 1,256,392 1,239,862 20,544 1,260,406
1,912,893 118,494 2,031,388 2,267,927 140,676 2,408,603
781,200 133,804 915,004 692,260 215,949 908,209
219,383 131,054 350,437 114,567 22,371 136,938
87,899 114,274 202,173 244,518 146,724 391,242
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Investasi
Modal Kerja
e.
f.
g.
h.
Lancar
Dalam Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Kredit ‐ Bersih
(113,275) (161,284)
4,642,119 4,944,114
4,236,653 518,741 4,755,394 4,559,135 546,263 5,105,398
190,700 7,577 198,277 274,973 7,315 282,288
29,896 ‐ 29,896 19,879 ‐ 19,879
18,057 ‐ 18,057 16,999 ‐ 16,999
312,766 15,551 328,317 244,023 ‐ 244,023
3,685,234 495,613 4,180,847 4,003,261 538,948 4,542,209
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah berdasarkan perjanjian kredit sindikasi dengan
bank‐bank lain. Pada tahun 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Bank tidak berpartisipasi dalam kredit
sindikasi dimana Bank bertindak sebagai lead manager.Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk kredit kepada karyawan kunci (pihak berelasi) merupakan
kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 10 (sepuluh)
tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan.Kredit kepada pihak berelasi kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.
Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 berdasarkan klasifikasi
kolektibilitas:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
5.50% 5.50%
5.75% 5.54%
31
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
i.
j.
Jasa
Perdagangan
Perindustrian
Lain‐lain
Jumlah Kredit
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Kredit ‐ Bersih
k.
(95,361) (147,610)
150,868 171,561
Fasilitas kredit sindikasi kepada PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) sebesar Rp 42.680.000 ribu pada tanggal 31
Desember 2005 telah direstrukturisasi berdasarkan perjanjian restrukturisasi No. 46/Dir.01/IX/2005 tanggal 23
September 2005 antara PTPN I dengan agen pemimpin sindikasi (Bank Agen).Berdasarkan PBI No. 7/45/PBI/2005 tanggal 11 November 2005 tentang “Perlakuan Khusus Terhadap Kredit Bank
Umum Pasca bencana Nasional di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias
Selatan, Propinsi Sumatera Utara”, fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur pada lokasi tersebut setelah
dilakukan restrukturisasi diklasifikasikan dalam kategori “Lancar” hingga bulan Januari 2008. Berdasarkan PBI ini
fasilitas kredit kepada PTPN I yang usahanya berlokasi di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah dilakukan
restrukturisasi diklasifikasikan dalam kategori lancar oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005. Pada
tahun 2007, dilakukan restrukturisasi untuk kedua kalinya bagi PTPN I yang dilakukan dengan pemimpin sindikasi
(Bank Agen) berdasarkan memo No.663/MO/IAM‐G/XI/07 tanggal 23 November 2007, yang berlaku sampai
dengan Desember 2018.
27,364 52,089
134,722 139,738
246,229 319,171
Rincian kredit bermasalah dengan kualitas "kurang lancar", "diragukan" dan "macet" menurut sektor ekonomi
adalah sebagai berikut :30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
2,323 2,286
81,819 125,058
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 September
2012 dan 31 Desember 2011 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK.
l.
Kartu Kredit
Pinjaman Karyawan
Lainnya
Jumlah Kredit Berelasi
11.
a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang
Bukan bank ‐ Pihak ketiga
Rupiah
Mata uang asing
Jumlah
Cadangan kerugian
Penurunan nilai ‐ ‐ ‐ ‐
63,504 92,420 63,504 92,420
61,616 79,783 61,616 79,783
63,504 92,420 63,504 92,420
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
1,889 12,637 1,889 12,637
60 43
265 250
TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI
Tagihan Akseptasi Liabilitas Akseptasi
Fasilitas kredit yang diberikan berdasarkan rincian dari pihak yang berelasi
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
111 161
94 47
32
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11.
b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo
1 s/d 3 bulan
3 s/d 6 bulan
Cadangan Kerugian
Penurunan nilai
Jumlah
Tagihan akseptasi pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 dikelompokkan sebagai lancar.
c. Tagihan dan liabilitas akseptasi berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Kurang dari 1 bulan
1 s/d 3 bulan
3 s/d 6 bulan
Cadangan Kerugian
Penurunan nilai
Jumlah
‐ ‐ ‐ ‐
63,504 92,420 63,504 92,420
2,197 9,876 2,197 9,876
63,504 92,420 63,504 92,420
51,070 36,858 51,070 36,858
10,237 45,686 10,237 45,686
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
63,504 92,420 63,504 92,420
Tagihan Akseptasi Liabilitas Akseptasi
63,504 92,420 63,504 92,420
‐ ‐ ‐ ‐
46,602 71,101 46,602 71,101
16,902 21,319 16,902 21,319
TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI (Lanjutan)
Tagihan Akseptasi Liabilitas Akseptasi
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11 30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
12.
a. Berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
Rupiah
Valuta Asing
Jumlah
b. Berdasarkan jenis adalah sebagai berikut:
Kredit yang diberikan
Efek‐efek (termasuk Obligasi pemerintah)
Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Jumlah
10,017 4,549
22 84
38,279 35,142
38,279 35,142
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
28,239 30,509
PENDAPATAN BUNGA YANG MASIH AKAN DITERIMA
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
35,755 30,854
2,524 4,288
33
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13.
Aset tetap 1 Jan 2012
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Tanah
Instalasi / Renovasi
Peralatan Kantor
Perabotan Gedung
Kendaraan Bermotor
Piranti Keras KomputerAset tetap dlm penyelesaian
Jumlah
Berdasarkan aset Tetap dalam penyelesaian
Aset tetap dalam penyelesaian Instalasi Prosentase 70 % dari nilai kontrak
Aset tetap dalam penyelesaian Peralatan Kantor 80% dari nilai kontrak
Aset tetap dalam penyelesaian Perangkat keras Komputer 50% dari nilai kontrak
1 Jan 2012
Akumulasi penyusutan : Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Renovasi/Instalasi
Peralatan Kantor 16 378 1 397 357 ‐ 17 417
42
313
1,104
30‐Sep‐12
53,006 6,531 1,342 ‐ 58,195
178,487 7,700 6,973 ‐ 179,214
749
45,912 2,171 70 169 48,182
1,747 1,193 ‐ (1,836) 1,104
18,653 344 238 ‐ 18,759
11,215 45 4,350 ‐ 6,910
77,761 3,025 1,487 1,626 80,924
20,797 922 829 42 20,932
ASET TETAP Aset tetap terdiri dari :
30‐Sep‐12
2,403 ‐ ‐ ‐ 2,403
Peralatan Kantor
Perabotan Gedung
Kendaraan BermotorPerangkat Keras Komputer
Jumlah
Nilai aset tetap
Aset tetap 1 Januari 2011 31 Des 2011
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Tanah
Instalasi / Renovasi
Peralatan Kantor
Perabotan Kantor
Kendaraan Bermotor
Piranti Keras Komputer
Aset tetap dlm penyelesaian
Jumlah
1,442 1,288 ‐ (983) 1,747
171,090 12,620 5,223 0 178,487
13,535 14 2,990 656 11,215
44,508 1,580 176 ‐ 45,912
19,173 2,002 429 51 20,797
18,424 330 101 ‐ 18,653
2,403 ‐ ‐ ‐ 2,403
71,605 7,406 1,527 277 77,761
122,381 14,864 3,968 ‐ 133,277
56,106 45,937
6,798 1,017 2,065 ‐ 5,750
31,207 4,785 70 ‐ 35,922
16,378 1,397 357 17,417
14,992 1,135 133 ‐ 15,993
34
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13.
1 Januari 2011 31 Des 2011
Akumulasi penyusutan : Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Renovasi/Instalasi
Peralatan Kantor
Perabotan Kantor
Kendaraan Bermotor
Perangkat Keras Komputer
Jumlah
Nilai aset tetap
14.
Aset tidak Berwujud 1 Januari 2012
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer
Aset Tidak berwujud
Dalam penyelesaian
Akumulasi Penyusutan
Perangkat Lunak Komputer
Nilai Buku Bersih 27 593 15 703 47 ‐ 25 614
441 6,038 ‐ (3,425) 3,054
41,270 8,840 23 ‐ 50,087
ASET TIDAK BERWUJUD
30‐Sep‐12
68,422 824 24 3,425 72,647
106,981 18,619 (3,219) ‐ 122,381
64,109 56,106
8,268 1,475 (2,945) ‐ 6,798
24,820 6,500 (113) ‐ 31,207
14,836 1,596 (54) ‐ 16,378
13,598 1,495 (101) ‐ 14,992
ASET TETAP (lanjutan)
45,459 7,553 (6) ‐ 53,006
Nilai Buku Bersih
Rincian Berdasarkan aset Tidak berwujud dalam penyelesaian
Pembuatan Program untuk Treasury Prosentase 80 % dari nilai kontrak
Penyelesaian Program PSAK Prosentase 50 % dari nilai kontrak
Penyelesaian update Aplikasi Develop 62 manday 50 % dari nilai kontrak
Penyelesaian Implementasi Sofware Prosentase 30 % dari Nilai Kontrak
Aset tetap tdk Berwujud 1 Januari 2011 31 Des 2011
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer
dalam penyelesaian
Akumulasi Penyusutan
Perangkat Lunak Komputer
Nilai Buku Bersih 36,732 13,753 ‐ ‐ 27,593
909 314 ‐ (782) 441
29,824 11,446 ‐ ‐ 41,270
535
387
118
3,054
65,647 1,993 ‐ 782 68,422
27,593 15,703 47 25,614
2,014
35
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15.
Rincian Pajak Taguhan
Penyisihan kerugian kredit yang diberikan
penyusutan aset tetap
kewajiban imbalan pasca kerja
Penyisihan kerugian aktiva
produktif selain kredit yang diberikan
Rugi (Laba) belum direalisasi atas perubahan
Nilai wajar efek tersedia untuk dijual
lain lain
Kerugian pajak tahun berjalan
16.
Nilai Agunan yang diambil alih
Penyisihan penurunan nilai
Jumlah
17.
49,217 69,914
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal 30
September 2012 dan 31 Desember 2011 telah memadai.
ASET LAIN‐LAIN
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
76,086 103,350
(26,869) (33,436)
35,626 35,626
45,134 40,161
AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH
Agunan yang diambil alih terdiri dari :
(1,642) (1,642)
5,433 460
7,661 7,661
9,507 9,507
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
(13,445) (13,445)
1,994 1,994
ASET PAJAK TAGUHAN
Sewa dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka Lainnya
Asuransi Dibayar Dimuka
Uang Jaminan Sewa Gedung
Biaya Promosi Dibayar Dimuka
Uang Muka Pajak dan Pihak ke III
Jaminan Lainnya
Tagihan Surat Berharga Trading
Tagihan Lainnya ‐ bersih
Aset Lainnya
Jumlah
Berdasarkan Biaya dibayar dimuka Lainnya
Biaya dibayar dimuka Promosi Tabungan & Reklame
Biaya dibayar dimuka Pemeliharaan
Biaya dibayar dimuka Personalia
Biaya dibayar dimuka yang diamortisasi
Biaya dibayar dimuka tahun lalu
Biaya dibayar dimuka Lain Lain
Jumlah
10,648 5,148
11,162 10,014
26,112 17,233
821 393
12 6
1,340 648
24,430 16,743
145,312 109,008
Lain‐lain juga meliputi biaya dibayar dimuka yang berhubungan dengan pemeliharaan, persediaan barang cetakan
buku cek dan giro, personalia dan lainnya.
2,128 1,024
1,540 1,703
29,759 ‐
5,659 26,080
3,698 3,666
5,157 7,059
16,875 3,457
22,023 23,042
26,112 17,233
10,060 10,025
Aset lain‐lain terdiri dari :
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
36
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18.
Titipan dana kliring
Transfer dana dalam proses
Titipan nasabah
Titipan Pajak Bumi dan bangunan
Pembelian Surat Berharga
Lain‐lain
Jumlah
19.
Giro
Tabungan
Deposito Berjangka
Jumlah
19. SIMPANAN (Lanjutan)
27,820 5,344,851 5,372,671 106,991 5,904,373 6,011,364
17,377 3,617,574 3,634,951 99,516 3,797,396 3,896,912
610,965
3,293 1,035,578 1,038,871 2,486 1,501,001 1,503,487
Berelasi Ketiga
7,150 691,698 698,848 4,989 605,976
SIMPANAN
Simpanan terdiri dari :
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Pihak HubunganJumlah
Pinak HubunganJumlah
Berelasi Ketiga
29,817 ‐
10,160 12,048
53,335 27,330
231 31
1,445 5,198
10,665 10,053
LIABILITAS SEGERA
Liabilitas segera terdiri dari :
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
1,018 ‐
a. Giro
Giro terdiri dari :
Pihak Berelasi
Rupiah
Valuta Asing
Sub jumlah
Pihak ketiga
Rupiah
Valuta Asing
Sub jumlah
Jumlah giro
Tingkat Bunga rata‐rata per tahun adalah:
Rupiah
Dolar Amerika
Mata Uang asing Lainnya
2.50% 2.50%
0.95% 0.77%
0.75% 1.17%
691,698 605,976
698,848 610,965
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
7,150 4,989
362,821 457,870
328,877 148,106
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
6,314 4,324
837 665
37
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19.
b. Tabungan
Tabungan terdiri dari :
Rupiah
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah tabungan
Tingkat Bunga rata‐rata per tahun adalah:
Rupiah
c. Deposito
Deposito terdiri dari :
Pihak berelasi
Rupiah
Valuta Asing
Sub jumlah
Pihak ketiga
Rupiah
Valuta Asing
Sub jumlah
Jumlah deposito 3,634,951 3,896,912
3,285,437 3,116,599
332,137 680,797
3,617,574 3,797,396
6,606 67,780
10,771 31,736
17,377 99,516
1,038,871 1,503,487
4.16% 4.77%
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
SIMPANAN (Lanjutan)
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
3,293 2,486
1,035,578 1,501,001
Jumlah deposito
Tingkat Bunga rata‐rata per tahun adalah:
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
Mata Uang Asing Lainnya
1. Klasifikasi deposito berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut:
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
> 12 bulan
Jumlah 17,377 3,617,574 3,634,951 99,516 3,797,396 3,896,912
‐ 12 12 ‐ 129 129
4,785 363,551 368,336 ‐ 619,123 619,123
‐ 573,573 573,573 ‐ 456,191 456,191
905 1,110,231 1,111,136 40,656 994,458 1,035,114
11,687 1,570,206 1,581,894 58,860 1,727,495 1,786,355
Pihak HubunganJumlah
Pihak HubunganJumlah
Berelasi Ketiga Berelasi Ketiga
1.79% 1.96%
1.50% 1.61%
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
3,634,951 3,896,912
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
5.91% 8.32%
38
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19.
2. Klasifikasi deposito Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Kurang dari 1 bulan
> 1 s/d 3 bulan
> 3 s/d 6 bulan
> 6 s/d 12 bulan
> 12 bulan
Jumlah
20.
Giro
Deposito Berjangka
Tabungan
Lainnya
67,065 337,011
58,117 42,531
9,971 ‐
Dalam mempersiapkan laporan maturity profil yang telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia, Bank
menggunakan perhitungan statistik dalam mendapatkan"behavioral" nasabah Dana Pihak Ketiga. Berdasarkan
laporan tersebut, sebagian besar nasabah Dana Pihak Ketiga yang penempatannya akan jatuh tempo kurang
dari 1 bulan selalu memperpanjang penempatan dananya.
SIMPANAN DARI BANK LAIN
Simpanan dari bank lain seluruhnya merupakan transaksi dengan Bank Lain , terdiri dari:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
9,389 21,065
17,377 3,617,574 3,634,951 99,516 3,797,396 3,896,912
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ 203,889 203,889 ‐ 473,551 473,551
‐ 299,475 299,475 ‐ 180,483 180,483
2,474,009
879 1,265,393 1,266,272 32,348 736,521 768,869
Ketiga
16,499 1,848,817 1,865,316 67,168 2,406,841
SIMPANAN (Lanjutan)
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Pihak hubunganJumlah
Pihak hubunganJumlah
Berelasi Ketiga Berelasi
Lainnya
Jumlah
a. Giro
b. Deposito Berjangka
1. Berdasarkan periode deposito berjangka
Kurang dari 1 bulan
1 bulan
Lebih dari 1 s/d 3 bulan
Lebih dari 3 s/d 12 bulan
Jumlah
2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan
1 ‐ 3 bulan
3 ‐ 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah 67,065 337,011
18,766 56,370
29,866 99,138
‐ ‐
67,065 337,011
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
18,432 181,503
9,000 68,878
4,900 12,720
52,165 252,063
144,542 400,607
Tingkat bunga giro rata‐rata per tahun sebesar 1,28% dan 2,77% masing‐masing pada tanggal 30 September 2012
dan 31 Desember 2011.
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
1,000 3,350
9,971
39
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20.
c. Tabungan
1. Berdasarkan periode tabungan
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah
2. Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan
1 ‐ 3 bulan
3 ‐ 12 bulan
Lebih dari 12 Bulan
Jumlah
Tingkat bunga rata‐rata per tahun tabungan sebesar 5,89% dan 5,86% masing‐masing pada tanggal 30 September
2012 dan 31 Desember 2011.
8,301 ‐
6,600 608
58,117 42,531
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
41,374 41,336
1,842 587
7,060 556
9,682 1,235
58,117 42,531
41,374 40,740
‐ ‐
‐ ‐
SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan)
Tingkat bunga rata‐rata per tahun deposito sebesar 5,74% dan 7,97% masing‐masing pada tanggal 30 September
2012 dan 31 Desember 2011.
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
d. Lainnya
Liabilitas ATM Bersama kepada Bank Lain
Berdasarkan sisa umur sampai jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 bulan
Jumlah
21.
Rupiah
Pinjaman Bank BTN
Jumlah
Tingkat bunga rata‐rata Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 8,93% per tahun dan jangka waktu pinjaman 15
tahun.tujuan dari pinjaman yang diterima untuk diteruskan kedalam kredit pemilikan rumah
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
10 10
10 10
30‐Sep‐12
9,971
9,971
PINJAMAN YANG DITERIMA
Pinjaman yang diterima dengan rincian sebagai berikut:
40
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22.
Rupiah
Bank Garansi
Irrevocable L/C
Fasilitas kredit yang
belum digunakan
Jumlah
Valuta asing
Bank Garansi
Irrevocable L/C
Standby L/C
Fasilitas kredit yang
belum digunakan
Jumlah
Jumlah
23.
Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi pada tanggal 30 September 2012 dan September 2011 seluruhnya
dikelompokkan sebagai lancar.
HUTANG PAJAK
Hutang pajak, terdiri dari:
48,046 ‐ 412,815 ‐
588,825 ‐ 830,088 ‐
‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐ 104,483
3,489 ‐ 8,485 ‐
44,558 ‐ 299,847 ‐
477,563 343,133 ‐
540,779 ‐ 417,273 ‐
38,847 ‐ 45,876 ‐
24,368 ‐ 28,264 ‐
Saldo
Estimasi
Saldo
Estimasi
kerugian kerugian
komitmen/ komitmen/
kontijensi kontijensi
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank yang memiliki risiko kredit adalah sebagai
berikut:30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23 dan 26
Pasal 4 ayat 2
Pajak Pertambahan Nilai
Jumlah
24.
Rupiah
Deposito berjangka
Obligasi Wajib Konversi
Simpanan dari Bank lain
Jumlah
Valuta Asing
Deposito berjangka
Simpanan dari Bank lain
Jumlah
Jumlah 13,853 18,530
349 1,850
‐ ‐
349 1,850
136 1,090
13,504 16,680
11,054 13,459
2,315 2,131
5,994 6,999
BUNGA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Bunga yang masih harus dibayar terdiri dari:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
4,612 4,958
254 172
126 163
Hutang pajak, terdiri dari:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
1,001 1,706
41
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25.
Pendapatan Diterima di muka
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Setoran Jaminan Tunai
Obligasi Wajib Konversi
Imbalan pasca kerja
Liabilitas Lain‐lain
Jumlah
Berdasarkan Rincian Pendapatan Diterima Dimuka
PDD Kredit Modal Kerja
PDD Kredit Investasi
PDD Lainnya
Jumlah
Berdasarkan Rincian Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Tunjangan Karyawan
Teller & SPV
Training
Beban biaya Gedung
Visa Charge
Lain Lain
Jumlah
335 270
5,056 1,423
28 871 47 810
585 542
1,137 ‐
21,144 43,710
303 172
2,616 4,691
615 1,865
104,150 118,884
464 2,676
1,850 1,843
28,090 33,274
36,623 30,644
5,338 915
2,616 4,691
28,871 47,810
2,612 1,550
LIABILITAS LAIN‐LAIN
Liabilitas lain‐lain, terdiri dari:
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Jumlah
Berdasarkan Rincian Liabilitas Lain Lain
Rekening Selisih
Kewajiban Kliring
Lain Lain
Jumlah
26.
ICB Financial Group Holdings AG
AJB Bumiputera 1912
SGBT
Masyarakat (di bawah 5%) 726,356,799 13.24% 72,635,680
5,486,078,541 100.00% 548,607,854
298,991,280 5.45% 29,899,128
625,961,562 11.41% 62,596,156
Kepemilikan % disetor
3,834,768,900 69.90% 383,476,890
5,338 915
MODAL SAHAMModal saham paa tanggal 30 September 2012 dan Desember 2011 sebagai berikut :
Jumlah Saham Persentase Jumlah modal
301 256
764 525
4,274 134
28,871 47,810
42
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26.
Berdasarkan hasil keputusan RUPSLB tanggal 15 Desember 2005 yang diituangkan dalam akta notaris DR. A.
Partomuan Pohan, S.H., L.LM No.18 tanggal 15 Desember 2005 dan pernyataan efektif dari BAPEPAM tanggal 23
November 2005 dengan Surat No.S‐3278/PM/2005 serta persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.C‐
34313 HT.01.04.TH.2005 tanggal 23 Desember 2005, Perseroan melakukan PUT I kepada para pemegang saham
dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sejumlah 3 milyar Saham Baru dengan nilai
nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham yang ditawarkan dengan harga penawaran Rp 100,00 (seratus Rupiah)
per saham dan penerbitan 666.666.654 Waran Seri I yang menyertai Saham Baru tersebut yang diberikan secara cuma‐
cuma sebagai insentif bagi pemegang saham Perseroan dan/atau pemegang HMETD yang melaksanakan HMETD‐nya
dengan nilai nominal Rp 100,00 (seratus Rupiah) per saham dan harga pelaksanaan Rp 120,00 (seratus dua puluh
Rupiah) per saham yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran Seri I yaitu mulai tanggal 3 Juli 2007
sampai dengan 30 Desember 2010. Sehubungan dengan PUT I tersebut di atas, dana yang diterima oleh Bank dari Che
Abdul Daim bin Haji Zainuddin (”Tun Daim Zainuddin”), sebesar US$10.499.962 (setara dengan Rp 100 Milyar) pada
Juli 2005, telah ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka yang diblokir sebagai escrow account hingga PUT I
selesai dilaksanakan oleh Bank.
MODAL SAHAM (Lanjutan)
Pada bulan Januari 2006 Bank telah menerima setoran dari pemegang saham dalam rangka PUT I, termasuk deposito
berjangka dari Tun Daim Zainuddin tersebut di atas, yang mengakibatkan peningkatan modal ditempatkan dan
disetor dari Rp 200.000 juta menjadi Rp 500.000 juta.
Berdasarkan surat BAPEPAM‐LK No.S‐12/BL/2006 tanggal 10 Mei 2006 dan surat persetujuan Bank Indonesia
No.9/34/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 1 Mei 2007, maka pada tanggal 8 Mei 2007 telah dilakukan penjualan seluruh
saham dan Waran Seri I milik Tun Daim Zainuddin di Bank masing‐masing sejumlah 3.353.540.000 saham dan
486.032.555 Waran Seri I berdasarkan Transfer of Shares Agreement tertanggal 25 September 2006, ditandatangani
oleh dan antara Tun Daim Zainuddin selaku penjual dengan ICB Financial Group Holdings AG selaku pembeli.
1.
2.
27.
a. Tambahan modal disetor terdiri dari :
Agio Saham
Biaya Emisi Efek Ekuitas (7,687) (7,673)
Tun Daim Zainuddin dan ICB Financial Group Holdings AG agar menyampaikan laporan perubahan kepemilikan
saham di Bank Perseroan kepada BAPEPAM‐ LK selambat‐lambatnya 10 (sepuluh) hari sejak terjadinya transaksi
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.X.M.1 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham
Tertentu.
Pada bulan Agustus 2010, Bank telah menerbitkan 40.999 saham baru dari portepel Perseroan hasil penukaran
(exercise) 40.999 Waran Seri I tahun 2005 dan bulan Desember 2010 telah menerbitkan 486.037.542 saham baru dari
portepel Perseroan hasil penukaran (exercise) 486.037.542 Waran Seri I tahun 2005.
TAMBAHAN MODAL DISETOR
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
19,735 19,722
Sesuai surat BAPEPAM‐LK No.S‐12/BL/2006 tanggal 10 Mei 2006 untuk pengalihan saham atas nama Tun Daim
Zainuddin kepada ICB Financial Group Holdings AG dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Bahwa transaksi pengalihan saham dan waran dari Tun Daim Zainuddin sebagai pengendali Perseroan kepada ICB
Financial Group Holdings AG tidak mengakibatkan perubahan pengendali di Perseroan, mengingat pada saat
transaksi 99,99% kepemilikan saham ICB Financial Group Holdings AG dimiliki Tun Daim Zainuddin, sehingga
transaksi tersebut tidak wajib mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam No.IX.H.1
tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.
43
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah
27.
b. Mutasi atas tambahan modal disetor adalah sebagai berikut :
Saldo awal periode
Saldo akhir periode
28.
Komponen liabilitas pada awal periode
Amortisasi komponen liabilitas
Jumlah
29.
Rupiah
Kredit
Efek efek
426,478 565,206
27 021 15 796
5,532 7,001
118,787 113,255
PENDAPATAN BUNGA30‐Sep‐12 30‐Sep‐11
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
113,255 106,254
12,048 12,048
12,048 12,048
MODAL LAINNYA
Modal lainnya merupakan komponen ekuitas dari OWK, setelah dikurangi dengan komponen liabilitas (catatan 21).
12,048 12,048
TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan)
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
Efek‐efek
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Giro pada bank lain
Sub jumlah
Mata uang asing
Kredit
Efek‐efek
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Giro pada bank lain
Sub jumlah
Jumlah
30.
Rupiah
Simpanan
Surat berharga yang diterbitkan
Simpanan dari bank lain
Lainnya
Sub jumlah
Mata uang asing
Simpanan
Sub jumlah
250,249 366,784
9,338 8,253
9,338 8,253
9,049 9,000
9,890 26,415
26,886 25,441
488,319 630,999
BEBAN BUNGA30‐Sep‐12 30‐Sep‐11
204,424 305,928
‐
‐
11 14
23,347 21,783
22 62
464,972 609,216
23,336 21,769
27,021 15,796
11,451 28,152
44
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah
31.
Penyusutan dan amortisasi
Sewa
Promosi dan iklan
Asuransi
Pajak
Pemeliharaan dan perbaikan
Listrik dan air
Perlengkapan kantor
Komunikasi
Transportasi
Teknologi informasi
Komisi
Jasa Tenaga Ahli
Biaya Keamanan
Lainnya
Jumlah
32.
Gaji
Bonus dan tunjangan pertengahan tahun
Lembur
81,775 74,384
5,975 6,212
2 437 2 595
150,247 153,291
BEBAN TENAGA KERJA
30‐Sep‐12 30‐Sep‐11
3,799 2,603
8,098 7,690
9,281 15,889
8,082 7,474
16,835 15,834
19,186 17,343
3,968 2,786
3,403 12,471
4,748 3,883
15,500 5,014
588 4,698
7,154 6,250
19,713 22,787
22,723 22,477
7,170 6,092
259,587 375,037
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI30‐Sep‐12 30‐Sep‐11
Lembur
Tunjangan kesehatan
Tunjangan hari raya
Tunjangan transportasi
Tunjangan makan siang
Tunjangan hari tua
Tunjangan kemahalan
Tunjangan Lainnya
Astek
Lainnya
Jumlah
Pendapatan Operasional lain lain sebesar IDR 2.963 merupakan keuntungan penjualan Obligasi Pemerintah
Beban Non Operasional lainnya sebesar IDR 917 merupakan Biaya Denda
33.
Laba per saham terdiri dari :
Laba (rugi) bersih selama tahun berjalan
Rata‐rata tertimbang saham biasa
Laba bersih per saham biasa
5,486 5,486
0.68 (5.07)
131,021 130,286
LABA PER SAHAM
30‐Sep‐12 30‐Sep‐11
3,740 (27,835)
207 82
3,052 2,780
4 321
2,101 4,861
13,099 14,957
1,106 912
9,858 9,535
6,694 6,873
4,714 6,774
2,437 2,595
45
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34.
1. Sifat Relasi
Pihak berelasi Sifat dari hubungan Sifat dari transaksi
ICB Financial Group Holdings AG Pemegang saham Tabungan, deposito berjangka
dan giro
PT The Nomad Offices Indonesia Direktur yang sama di Nomad Sewa gedung
Group Bhd dan ICB Financial
Karyawan Direktur dan Karyawan Pimpinan Kredit yang diberikan
2. Transaksi Hubungan Berelasi
34.
Perusahaan‐perusahaan yang mempunyai hubungan berelasi karena keterkaitan kepemilikan dan pengurus pada
tanggal 30 September 2012 adakah sebagai berikut:
Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi‐transaksi tertentu dengan pihak‐pihak yang berelasi
dengan kondisi yang sama seperti kepada pihak ketiga.
SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK‐PIHAK BERELASI (Lanjutan)
SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK‐PIHAK BERELASI
Berdasarkan PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, pihak‐pihak yang
mempunyai hubungan pihak berelasi adalah perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan, kepengurusan
dan keuangan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank.
2. Transaksi Hubungan Berelasi (Lanjutan)
Simpanan
Giro
Tabungan
Deposito
Kredit yang
diberikan
Konsumsi
Pinjaman Karyawan 94 0.00 47 0.00%
265 0.01% 250 0.01%
30‐Sep‐12 Persentase 31‐Dec‐11 Persentase
171 0.00 203 0.01%
17,377 0.48% 99,516 1.66%
27,820 1.82% 106,990 1.78%
7,150 1.02% 4,988 0.08%
3,293 0.32% 2,486 0.04%
SIFAT, TRANSAKSI AN SA O NGAN PIHAK PIHAK R ASI ( anjutan)
Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
30‐Sep‐12 Persentase 31‐Dec‐11 Persentase
46
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35.
Tagihan Komitmen
Pembelian valuta asing tunai yang belum selesai
Pembelian berjangka valuta asing
Tagihan Komitmen Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen
Liabilitas Komitmen
Fasilitas kredit nasabah yang belum digunakan
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum digunakan
L/C irrevocable dan masih berjalan luar negeri
L/C irrevocable dan masih berjalan dalam negeri
Penjualan berjangka valuta asing
Penjualan valuta asing tunai yang belum diselesaikan
Lainnya
Jumlah Liabilitas Komitmen
Liabilitas Komitmen ‐ Bersih
Tagihan kontinjensi
Garansi yang diterima
Rupiah
Mata uang asing
Bunga dalam penyelesaian
‐ ‐
20,097 236,538
20,097 ‐
903,676 826,499
446,389 456,707
9,352 34,069
‐ ‐
210,622 50,773
150,835 104,483
‐ ‐
35,205 294,041
118,687 ‐
457,287 369,792
477,563 343,133
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
30‐Sep‐12 31‐Dec‐11
219,913 ‐
338,600 369,792
Bunga dalam penyelesaian
Rupiah
Mata uang asing
Lainnya
Jumlah Tagihan Kontinjensi
Liabilitas kontinjensi
Garansi yang diberikan
Rupiah
Mata uang asing
Standby LC
Lainnya
Jumlah Liabilitas Kontinjensi
Tagihan Kontinjensi ‐ Bersih
20,097 19,042
62,433 73,403
46,378 279,408
38,847 45,876
3,489 8,485
‐ ‐
311 325
‐
108,811 352,811
88,403 115,948
47
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36.
Aset
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Tagihan derivatif Dikurangi
i ih k i k dit
‐ 63,504
Pendapatan bunga yang
masih akan diterima 38,279 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 38,279
Tagihan akseptasi Dikurangi
penyisihan kerugian tagihan
akseptasi 51,070 10,237 2,197 ‐ ‐
(2,020) 544,609
Kredit Dikurangi penyisihan
kerugian kredit 202,173 350,437 915,004 2,031,388 1,256,392 (113,275) 4,642,119
Efek‐efek Dikurangi
penyisihan kerugian efek‐
efek 25,861 ‐ ‐ 170,728 350,040
‐ 177,822
Penempatan pada BI &
bank lain Dikurangi
penyisihan pada bank lain188,757 ‐ ‐ ‐ ‐ 188,757
Giro pada Bank Lain Dikurangi
penyisihan kerugian giro pada
Bank lain 177,822 ‐ ‐ ‐ ‐
72,429
441,076 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 441,076
72,429 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun Lain‐lain Jumlah
dengan s/d s/d s/d
JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS30‐Sep‐12
Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun
Aset tetap ‐ bersih
Aset Tidak Berwujud
Aset pajak tangguhan
Agunan diambil alih Bersih
Aset Lain‐lain
Jumlah Aset
LIABILITAS
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Liabilitas derivatif
Liabilitas akseptasi
Hutang pajak
Pinjaman diterima
Bunga yang masih harus
dibayar
Liabilitas lain‐lain
Jumlah Liabilitas
104,150
3,777,495 1,197,006 599,876 73,946 ‐ 110,155 5,758,477
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 104,150
10
13,853 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 13,853
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 10
63,504
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 5,994 5,994
38,715 10,237 14,552 ‐ ‐ ‐
144,541
418 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 418
75,842 23,933 36,949 7,818 ‐ ‐
53,335
3,595,332 1,162,836 548,375 66,128 ‐ ‐ 5,372,671
53,335 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun Lain‐lain Jumlah
dengan s/d s/d s/d
6,480,349
30‐Sep‐12
Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun
1,198,007 360,674 917,201 2,202,116 1,606,432 195,920
49,217
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 145,312 145,312
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 49,217
25,614
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 45,134 45,134
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 25,614
‐ 539
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 45,937 45,937
penyisihan kerugian kredit539 ‐ ‐ ‐ ‐
48
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bersih
36.
Aset
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
Dikurangi penyisihan
kerugian giro bank lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain
Dikurangi penyisihan
kerugian penempatan
pada Bank Indonesia dan
Bank Lain
Efek efek
Dikurangi penyisihan
kerugian efek ‐ efek
kredit yang diberikan
Dikurangi penyisihan
kerugian kredit
Tagihan Akseptasi
Dikurangi penyisihan
Kerugian Tagihan Akseptasi
92,420
‐ ‐
36,857 45,685 9,878
5,105,397
(161,284) (161,284)
391,242 136,938 908,209 2,408,603 1,260,405
579,921
(1,644) (1,644)
13,803 ‐ 10,066 339,004 217,048 ‐
682,442
‐ ‐
660,279 5,420 11,657 5,086 ‐ ‐
121,454
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
121,454 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
64,722
477,737 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 477,737
64,722 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
1 bulan 3 bulan 12 bulan 5 tahun > 5 tahun Lain‐lain Jumlah
dengan s/d s/d s/d
721,872
JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS (Lanjutan)
31‐Dec‐11
Sampai > 1 bulan > 3 bulan > 1 tahun
(2,579,488) (836,332) 317,325 2,128,170 ‐ 85,765
Kerugian Tagihan Akseptasi
Tagihan Derivatif bersih
Aset tetap ‐ bersih
Aset Tidak Berwujud
Aset pajak tangguhan
Agunan diambil alih
Aset Lain‐lain
Jumlah Aset
LIABILITAS
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Liabilitas derivatif
Liabilitas akseptasi
Hutang pajak
Estimasi kerugian komitmen
dan kontinjensi
Pinjaman diterima
Bunga yang masih harus
dibayar
Liabilitas lain‐lain
Jumlah Liabilitas 6,676,731 4,916,852 870,937 289,498 473,551 ‐ 125,893
18,530
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 118,884 118,884
18,530 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
6,999
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 10 10
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 6,999
92,420
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
36,858 45,686 9,876 ‐ ‐ ‐
400,607
575 13 ‐ ‐ ‐ ‐ 588
245,099 56,370 99,138 ‐ ‐ ‐
27,330
4,588,460 768,868 180,484 473,551 ‐ ‐ 6,011,363
27,330 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
109,008
1,801,959 188,056 939,810 2,752,693 1,477,453 139,855 7,299,826
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 109,008
40,161
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 69,914 69,914
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 40,161
56,106
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 27,593 27,593
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 56,106
‐ 35,142
723 13 736
Pendapatan bunga yang
masih akan diterima 35,142 ‐ ‐ ‐ ‐
49
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bersih
37.
Aset
Kas
Giro pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Giro pada Bank Lain
Efek‐efek Bersih
Kredit bersih
Tagihan Akseptasi Bersih
Pendapatan bunga yang
masih akan diterima
Aset lain‐lain
Jumlah Aset
Liabilitas
Liabilitas Segera
Simpanan
Liabilias Akseptasi
Hutang Pajak
Estimasi kerugian
komitment & kontijensi
Bunga yang Masih
Harus Dibayar
(6)
35 ‐ 2 349
(1) ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
61,616
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
6,241 15,293 ‐ ‐ ‐ ‐
87
67,955 4,695 317 1,968 ‐ 241 672,622
9 5 ‐ (0) ‐ ‐
(6,532)
83,564 162,960 301 1,965 8,762 241 852,111
(681) (1)
61,616
264 0 2,524
6,241 15,293
25,861
54,228 83 519,613
697 124,788 51 2,760
19,140
15,191 22,878 301 1,644 6,002 241 174,595
2,000
2,658
5,500 52,635
124 188
ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
30‐Sep‐12
USD JPY EUR SGD HKD AUD IDR
(3,114,893) (682,881) 650,312 2,279,142 1,477,453 13,962 623,094
Harus Dibayar
Liabilitas Lain ‐ lain
Jumlah Liabilitas
Bersih
b. Posisi Devisa Neto masing‐masing jenis valuta adalah sebagai berikut:
Neraca
Dollar USA
Yen Jepang
Euro
Dollar Australia
Dollar Singapura
Dollar Hongkong
13,602 13,794 (192) 192
1,224 ‐ 1,224 1,224
7,818 6,887 930 930
8,550 8,817 (267) 267
873,249 827,533 45,716 45,716
46,175 4,779 41,395 41,395
114,623
Berdasarkan pedoman Bank Indonesia, posisi devisa neto (PDN) merupakan nilai absolut dari penjumlahan atas (i)
selisih bersih aset dan liabilitas untuk setiap mata uang asing dan (ii) selisih bersih tagihan dan liabilitas, berupa
komitmen dan kontijensi di rekening administrative (transaksi rekening administratif), untuk setiap mata uang
yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
Bank diwajibkan untuk mempertahankan posisi devisa neto (termasuk semua kantor cabangnya) setinggi‐
tingginya 20% dari modal pada tanggal neraca.
30‐Sep‐12Aset Liabilitas Nilai Bersih Nilai Bersih Absolut
9,035 142,518 (16) (5) 8,762 0
‐ 2,820
74,529 20,443 317 1,970 ‐ 241 737,488
35 2 349
289 449 ‐ 0 ‐
50
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah Neraca
37.
Rekening Administrasi
Dollar USA
Yen Jepang
Euro
Dollar Australia
Dollar Singapura
Dollar Hongkong
Jumlah Neraca
Posisi Devisa absolut
Jumlah Modal
Rasio posisi devisa netto (Neraca)
Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening. Administrasi)
Neraca
Dollar USA
Yen Jepang
Euro
Dollar Australia
4,547 4,442 105 105
9 205 9 529 (324) 324
770,637 811,308 (40,671) 40,671
15,136 44 15,092 15,092
23,319
651,324
17.60%
3.58%
30‐Sep‐11
Aset Liabilitas Nilai Bersih Nilai Bersih Absolut
‐ 10,765 (10,765) 10,765
249,831 387,772 (137,941) 137,941
‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐
1,129 18,934 (17,805) 17,805
71,661 71,413 248 248
Aset Liabilitas Nilai Bersih Nilai Bersih Absolut
177,042 286,661 (109,619) 109,619
950,617 861,810 88,807 89,724
ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)
30‐Sep‐12
Dollar Australia
Dollar Singapura
Dollar Hongkong
Jumlah Neraca
Rekening Administrasi
Dollar USA
Yen Jepang
Euro
Dollar Australia
Dollar Singapura
Dollar Hongkong
Jumlah Neraca
Posisi Devisa absolut
Jumlah Modal
Rasio posisi devisa netto (Neraca)
Rasio posisi devisa netto (Neraca dan Rekening. Administrasi)
2.71%
3.84%
455,653 448,450 7,203 63,779
24,544
639,530
3,747 4,419 (672) 672
‐ 7,723 (7,723) 7,723
44,587 44,602 (15) 15
857 ‐ 857 857
405,052 370,418 34,634 34,634
1,410 21,288 (19,878) 19,878
824,927 842,268 (17,341) 64,649
30‐Sep‐11
Aset Liabilitas Nilai Bersih Nilai Bersih Absolut
17,642 16,945 697 697
7,760 ‐ 7,760 7,760
9,205 9,529 (324) 324
51
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38.
a.Segmen Geografis
Pendapatan
Pendapatan Bunga
Hasil
Hasil Segmen
Laba sebelum pajak
Laba bersih
Informasi Lainnya
Aset
Penempatan pada BI dan bank lain
Efek‐efek ‐ bersih
Kredit ‐ bersih
Aset tetap ‐ bersih
Aset tidak berwujud Bersih
Aset lainnya
Liabilitas
3,919,403 2,560,945 6,480,348
44,505 629 45,134
213,706 68,509 282,215
2,306,569 2,448,825 4,755,394
30,868 15,069 45,937
30‐Sep‐12802,988 2,051 805,038
520,768 25,861 546,629
(8,663) 13,687 5,024
(11,432) 15,172 3,740
252,949 235,370 488,319
30,327 (24,420) 5,907
INFORMASI SEGMEN
Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan di luar DKI Jakarta.
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen geografis:
30‐Sep‐12
DKI Luar DKIJumlah
Jakarta Jakarta
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Surat berharga yang diterbitkan
Pinjaman diterima
Liabilitas lainnya
Pendapatan
Pendapatan Bunga
Hasil
Hasil Segmen
Laba sebelum pajak
Laba bersih
23,828 (60,639) (36,811)
(14,852) (12,983) (27,835)
363,498 267,501 630,999
33,265 (79,459) (46,195)
3,531,940 2,226,538 5,758,477
30‐Sep‐11
DKI Luar DKIJumlah
Jakarta Jakarta
10 ‐ 10
213,758 37,468 251,225
120,615 13,956 134,571
‐
3,197,557 2,175,114 5,372,671
52
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a.Segmen Geografis (lanjutan)
Informasi Lainnya
Aset
Penempatan pada BI dan bank lain
Efek‐efek ‐ bersih
Kredit ‐ bersih
Aset tetap ‐ bersih
Aset tidak berwujud
Aset lainnya
Liabilitas
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Surat berharga yang diterbitkan
Pinjaman diterima
Liabilitas lainnya
b. Segmen Operasional
Business Consumer Treasury Lain Lain Jumlah
Banking Banking
Pendapatan Bunga 488,319
4,125,291 2,551,441 6,676,732
30‐Sep‐12
237,134 212,357 38,828 ‐
10 ‐ 10
104,316 68,015 172,331
322,593 78,014 400,607
92,420 ‐ 92,420
5,468,198 1,831,628 7,299,826
3,605,952 2,405,412 6,011,364
26,973 620 27,593
233,000 179,425 412,425
3,331,341 1,612,773 4,944,114
39,106 16,677 55,783
30‐Sep‐111,280,263 1,370 1,281,633
557,515 20,762 578,277
p g
Beban Bunga
Pedapatan Bunga
Bersih
Pendapatan Opr lainnya
Beban Opr Lainnya
Laba Rugi Opr sebelum
Pajak
Pendapatan Non Opr
Beban Non Opr
Laba Sebelum Pajak 89,077 67,188 30,834 (182,076) 5,024
538 538
1,421 1,421
28,150 70,611 6,205 199,110 304,076
89,077 67,188 30,834 (181,193) 5,907
111,654 108,467 8,611 ‐ 228,733
5,574 29,332 28,428 17,917 81,250
,
(125,481) (103,889) (30,217) ‐ (259,587)
, , ,
53
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b.Segmen Operasional (Lanjutan)
Business Konsumer Treasury Lain Lain Jumlah
Banking Banking
Pendapatan Bunga
Beban Bunga
Pedapatan Bunga Bersih
Pendapatan Opr lainnya
Beban Opr Lainnya
Laba Rugi Opr sebelum
Pajak
Pendapatan Non Opr
Beban Non Opr
Laba (Rugi)
Sebelum Pajak
39.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000 dan
Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional No.
32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tertanggal 14 Mei 1999 tentang “Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan
8,384 77,118 (58,415) (63,897) (36,811)
JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
9,384 9,384
‐ ‐
98,083 104,313 68,397 90,362 361,154
8,384 77,118 (58,415) (73,281) (46,195)
98,983 139,765 (14,364) ‐ 224,383
7,484 41,666 24,346 17,080 90,576
239,439 303,419 44,739 ‐ 587,596
(140,456) (163,654) (59,103) ‐ (363,213)
30‐Sep‐11
32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tertanggal 14 Mei 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan
Pemerintah terhadap Pembayaran Bank Umum”, dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank umum
meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito on‐call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank,
pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi L/C, swap mata uang dan kewajiban kontinjen lainnya seperti bank
garansi, standby letters of credit, performance bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan
ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris dan pihak terkait dengan Bank. Jaminan
tersebut di atas berlaku untuk jangka waktu 2 tahun sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan tanggal 31 Januari
2000.
Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 pada tanggal 26 Mei 2000 yang
menyatakanProgram Penjaminan Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program
Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum.
Program Penjaminan Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan
tersebut untuk diketahui oleh umum.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Pebruari 2004,
Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) menggantikan tugas BPPN sebagai pelaksana pemberian jaminan
Pemerintah.
Berdasarkan Surat Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) No. S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005
yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yang dijamin hanya meliputi
simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya
program penjaminan pemerintah akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan
dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 95
54
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. 100%, sejak tanggal 22 September 2005 sampai dengan 21 Maret 2006.
b. Maksimal sebesar Rp 5.000 juta sejak tanggal 22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006.
c. Maksimal sebesar Rp 1.000 juta sejak tanggal 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007.
d. Maksimal sebesar Rp 100 juta sejak tanggal 22 Maret 2007 sampai dengan 12 Oktober 2008.
e. Maksimal sebesar Rp 2.000 juta sejak tanggal 13 Oktober 2008.
40.
I KOMPONEN MODAL
A Modal Inti
Modal disetor
Cadangan Tambahan Modal
2.1 Faktor penambah *)
a Agio
b Modal sumbangan
c Cadangan umum
d Cadangan tujuan
e Laba tahun‐tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
17,940 17,940
‐ ‐
‐ 8,445
131,858 38,433
12,048 12,048
‐ ‐
1 548,608 548,608
2 (87,293) (96,171)
Berdasarkan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) No.1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 tentang
Program Penjaminan Simpanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan LPS No.1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret
2006 juncto Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang
dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), LPS menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito,
tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari
masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank adalah :
PERHITUNGAN MODAL POSISI 30 September 2012 dan 30 September 201130‐Sep‐12 30‐Jun‐11
461,314 452,437
Tahun 2004.
JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan)
y g p p g ( )
f Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%)
g Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan
h Dana setoran modal
i Waran yang diterbitkan (50%)
j Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham (50%)
2.2 Faktor pengurang *)
a Disagio
b Rugi tahun‐tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
c Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%)
d Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan
e Pendapatan komprehensif lain : Kerugian dari penurunan nilai wajar atas penyertaan da
kategori Tersedia untuk Dijual
f Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
g
h Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung
Modal Inovatif *)
3.1 Surat berharga subordinasi (perpetual non kumulatif)
3.2 Pinjaman Subordinasi (perpetual non kumulatif)
3.3 Instrumen Modal Inovatif lainnya
Faktor Pengurang Modal Inti *)
4.1 Goodwill
4.2 Aset tidak berwujud lainnya
4.3 Penyertaan (50%)
4.4 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
4 ‐ ‐
‐ ‐
3 ‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
39,909 106,769
Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading ‐ ‐
60,423 ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
118,819 ‐
‐ 27,835
‐ ‐
‐ ‐
219,151 134,604
1,870 ‐
‐ ‐
100,000 ‐
,
55
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kepentingan Minoritas
40.
B Modal Pelengkap
Level Atas (Upper Tier 2) *)
1.1 Saham preferen (perpetual kumulatif)
1.2 Surat berharga subordinasi (perpetual kumulatif)
1.3 Pinjaman Subordinasi (perpetual kumulatif)
1.4 Mandatory convertible bond
1.5Modal Inovatif yang tidak diperhitungkan sebagai Modal inti
1.6 Instrumen modal pelengkap level atas (upper tier 2) lainnya
1.7 Revaluasi aset tetap
1.8 Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR)
1.9
Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti *)
2.1 Redeemable preference shares
2.2 Pinjaman atau obligasi subordinasi yang dapat diperhitungkan
2.3 Instrumen modal pelengkap level bawah (lower tier 2) lainnya
Faktor Pengurang Modal Pelengkap *)
3.1 Penyertaan (50%)
3.2 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi (50%)
C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap
Eksposur Sekuritisasi
D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)
E
II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B ‐ C)
III
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO ‐ ‐
651,324 639,530
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG 651,324 639,530
‐ ‐
‐ ‐
3 ‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pendapatan komprehensif lain : Keuntungan dari peningkatan nilai wajar atas ‐ ‐
2 ‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
43,480 40,564
‐ ‐
146,529 146,529
‐ ‐
1 190,009 187,093
‐ ‐
‐ ‐
5 ‐ ‐
PERHITUNGAN MODAL POSISI 30 September 2012 dan 30 September 2011 (Lanjutan)
190,009 187,093
IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT **)
V ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
VII RASIO KPMM UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO OPERASIONAL [II:(IV+V)]
VIII
41.
Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen‐dokumen dari Basel Committee on Banking
Supervision , terutama konsep Basel Accord II.
Terkait dengan penerapan kerangka Basel II Pilar 1 (minimum capital requirement) yang dituangkan dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No.13/6/DPNP, Bank telah mengimplementasikan perhitungan ATMR (Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko) bagi penilaian risiko pasar menggunakan pendekatan Standardized Approach Basel II, risiko kredit
Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan kebutuhan
akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan manajemen risiko
yang berjalan efektif, manajemen risiko menjadi partner stratejik dari unit bisnis yang bertujuan mengoptimalkan
pendapatan dan meminimalisir potensi kerugian dari aktivitas operasional Bank.
12.77% 12.57%
RASIO KPMMUNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)] 12.69% 12.54%
MANAJEMEN RISIKO
4,421,956 4,394,149
678,921 693,290
31,886 11,508
56
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41.
Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang
dihadapi Bank secara keseluruhan.Selain komite tersebut, terdapat Komite Pemantau Risiko dan beberapa komite lain yang bertugas untuk mengelola
risiko‐risiko secara lebih spesifik, yaitu antara lain: Komite Pemutus Kredit, Komite Manajemen Risiko Operasional,
Governance Risk and Compliance Committee dan Manajemen Aset dan Liabilitas (Asset and Liability Management ‐
ALMA).
Berbagai inisiatif serta langkah‐langkah telah ditempuh untuk meletakkan landasan yang kuat dalam manajemen
risiko di Bank yang mencakup aspek‐aspek organisasi, strategi, sistem informasi dan operasi, serta aspek budaya sadar
risiko.
Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko
MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan usaha sesuai dengan perubahan parameter risikonya, Bank secara terus
menerus melakukan evaluasi secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan
risiko perusahaan terpadu dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi
secara dini mengenai terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah‐
langkah yang memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan
terpadu tersebut dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas‐batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta
berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.
Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk
menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank
dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
●
● Melakukan analisis aspek hukum atas produk atau aktivitas baru;
●
● Melakukan uji kepatuhan terhadap rancangan kebijakan dan produk atau aktivitas baru;
●
●
Upaya‐upaya yang dilakukan untuk mengelola risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan
seperti di atas diantaranya adalah:
Melakukan pengkajian terhadap rancangan perjanjian atau kontrak yang akan dibuat dan dilaksanakan oleh unit‐
unit bisnis;
Mengelola sistem untuk mencatat dan memantau keluhan nasabah untuk selanjutnya menyelesaikan
permasalahan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku;
Menerapkan budaya kepatuhan pada tingkat organisasi dengan memberikan informasi peraturan‐peraturan
perbankan bagi setiap unit kerja/cabang.
Memantau efektifitas penerapan ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer ), ketentuan
Penerapan Anti Pencucian Uang (Anti Money Laundering ), dan juga Pencegahan Pendanaan Terorisme.
Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko
telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat.
Pengelolaan risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar (risiko nilai tukar dan risiko tingkat suku bunga) dan risiko
operasional Bank diterapkan sesuai dengan definisi dari Bank Indonesia.
Bank juga mengelola (i) risiko hukum dalam rangka mengurangi risiko kerugian dari tuntutan hukum atau kelemahan
perikatan karena adanya klausal hukum yang tidak jelas; (ii) risiko reputasi sehingga dapat mengurangi kemungkinan
kerugian yang timbul dari publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap
Bank; (iii) risiko stratejik sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian dari pelaksanaan strategi Bank yang tidak
tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau strategi yang kurang responsif terhadap perubahan
eksternal; dan (iv) risiko kepatuhan sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerugian Bank karena tidak mematuhi
atau melaksanakan peraturan perundang‐undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
57
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41.
Risiko Kredit
1. Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati‐hatian, yang meliputi:
a.
b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi dan produk tertentu.
c.
2. Untuk melaksanakan kebijakan di atas, manajemen membentuk organisasi perkreditan yang meliputi:
a.
b.
c. Direktur Kepatuhan melakukan pengkajian terhadap usulan kredit dalam jumlah‐jumlah tertentu.
3. Metode pemberian kredit Bank meliputi:
a.
Komite kredit kantor pusat dan cabang‐cabang yang anggotanya terdiri dari Direksi dan manajemen senior
yang memiliki matriks wewenang persetujuan kredit (credit limit ) berjenjang ke atas.
Menerapkan batas kredit secara keseluruhan pada tingkat debitur/ counterparty dan kelompok debitur/
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Secara berkala, Bank membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8
(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Bank Indonesia.
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty ) dalam memenuhi liabilitasnya.
Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio. Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk
menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta diversifikasi risiko kredit.
Menghindari pemberian kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang
bersifat spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai
dan menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya
tercantum dalam daftar Bank Indonesia.
Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah
disalurkan.
Divisi Risiko Kredit yang bertugas: merumuskan kebijakan perkreditan, mengawasi pelaksanaan dan kondisi
portofolio kredit yang diberikan dan memberikan saran‐saran perbaikan dan pemecahan masalah dalam
penerapan kebijakan.
a.
b. Kapasitas pembayaran kembali dan integritas debitur/counterparty ;
c. Persyaratan keuangan yang mengikat;
d. Penggunaan agunan; dan
e. Penilaian kondisi makro ekonomi dan industri.
1. Merumuskan wewenang yang jelas untuk pemberian persetujuan kredit;
2.
3 Fungsi pengawasan risiko kredit yang independen berada dibawah Direktorat Kredit Kontrol.
Risiko Kredit (Lanjutan)
Bank melakukan pemantauan terhadap seluruh aspek dari debitur dan sektor industrinya. Unit Manajemen Risiko
melakukan pemantauan portofolio yang dimiliki Bank secara berkesinambungan. Informasi yang relevan disampaikan
Menerapkan batas kredit secara keseluruhan pada tingkat debitur/ counterparty dan kelompok debitur/
counterparties terkait untuk eksposur on‐balance sheet dan off‐balance sheet ;
Bank juga mengembangkan serta menerapkan kebijakan dan prosedur persetujuan kredit yang antara lain mencakup:
Atas dasar wewenang yang didelegasikan, Risk‐Taking‐Unit bersifat independen dan bertanggungjawab untuk
mengelola seluruh kegiatan bisinis;dan
Bank telah mengimplementasikan manajemen risiko kredit yang mencakup penetapan prosedur dan kebijakan kredit,
pengaturan limit dan mengevaluasinya secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh risiko yang mungkin timbul
dari kegiatan pemberian kredit telah tercakup, serta menerapkan prinsip “Four Eyes Principle ” secara konsisten. Bank
telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya kepada
manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala.
58
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41.
Penilaian penyisihan penurunan nilai kolektif
Penilaian penyisihan kerugian secara kolektif dilakukan atas aset keuangan yang tidak signifikan secara individu.
Risiko suku bunga
Risiko suku bunga timbul dari kemungkinan perubahan suku bunga yang akan mempengaruhi arus kas di masa yang
akan datang atau nilai wajar dari instrumen keuangan. Bank telah menetapkan limit untuk membatasi potensi
kerugian dari transaksi trading instrumen keuangan yang memiliki risiko suku bunga maupun analisa repricing gap
pada setiap periode waktu yang telah ditentukan. Posisi‐posisi yang diambil diawasi secara teratur untuk meyakinkan
bahwa posisi tetap dijaga dalam limit‐limit yang telah ditetapkan.
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
RISIKO PASAR
Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas dimasa mendatang atas instrumen keuangan akan
berfluktuasi karena adanya perubahan pada variabel pasar, seperti tingkat bunga, tingkat nilai tukar dan harga ekuitas.
Risiko pasar melekat pada hampir seluruh kegiatan dan aktivitas Bank.
Bank menggunakan Standardized Approach untuk menghitung dan memantau risiko pasar yang meliputi risiko suku
bunga surat berharga yang dimiliki oleh Bank dan risiko valuta asing yang konsisten sesuai Peraturan Bank Indonesia
No. 9/13/PBI/2007 tanggal 01 November 2007. Selain perhitungan risiko berdasarkan Standardized Approach , Bank
juga melakukan kajian‐kajian pengaruh risiko suku bunga dalam banking book berdasarkan pendekatan repricing gap Pengelolaan risiko pasar dilakukan juga dilaksanakan dengan berbagai analisa risiko dan ketentuan limit risiko pasar.
Risiko mata uang
Risiko mata uang adalah risiko‐risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam nilai
tukar mata uang asing. Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor harian
dan strategi lindung nilai (hedging ) akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang
telah ditetapkan.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 6/20/PBI/2004 tanggal 5 Juli 2004 yang telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005, Bank diwajibkan memelihara PDN setinggi‐tingginya 20%,
dalam hal ini Perseroan memiliki kebijakan internal untuk posisi devisa netto (PDN) maksimum sebesar 17%, dan
membatasi trading valuta asing berdasarkan risk appetite bank yang ditinjau secara berkala.
Sementara itu pengelolaan risiko pasar pada banking book , difokuskan pada pengelolaan risiko suku bunga, melalui
analisa imbal hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku bunga aktual terhadap aset
dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan pengukuran dengan menggunakan analisa Repricing
Gap . Dengan metode ini dapat diukur pengaruh dari perubahan suku bunga terhadap Net Interest Income.
59
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41.
RISIKO PASAR (Lanjutan)
Sehingga jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat
segera merestruktur aset dan liabilitas yang dimiliki, baik tanggal repricing date ‐nya ataupun jenis suku bunganya
(tetap atau variabel). Limit risiko repricing gap by tenor telah ditetapkan untuk mengelola risiko suku bunga di posisi
banking book dengan hati‐hati.
RISIKO LIKUIDITAS
Risiko likuiditas adalah potensi timbulnya kerugian akibat dari ketidakmampuan Bank dalam membayar penarikan
oleh nasabah, mendanai pertumbuhan aset dan memenuhi liabilitas sesuai kontrak melalui akses tak terbatas untuk
pendanaan pada tingkat suku bunga pasar yang wajar. Risiko likuiditas juga timbul dalam situasi dimana Bank tidak
dapat mencairkan atau menjual asetnya karena pasar tidak bisa memperdagangkan aset tersebut.
Kunci pengukuran yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah dengan menggunakan rasio‐
rasio seperti primary‐secondary reserve ratio , rasio aset dan liabilitas likuid, rasio limit 25 nasabah terbesar, serta
dengan memantau limit dari posisi bersih arus kas harian dan arus kas keluar kumulatif bersih dalam jangka waktu 1
hari dan 1 bulan ke depan dan aktivitas pendanaan antar bank.
Di sisi aset, kebijakan untuk pembelian instrumen‐instrumen keuangan untuk posisi banking book telah ditetapkan,
yang juga meliputi kriteria‐kriteria atau jenis‐jenis aset yang bisa dibeli. Sementara itu di sisi liabilitas analisa jenis‐
jenis liabilitas dan jangka waktunya selalu dilakukan secara konsisten agar likuiditas bisa terjaga sepanjang waktu.
Bank juga mempunyai kemungkinan untuk mengalami kesulitan likuiditas yang dipicu oleh menurunnya credit rating
Bank sehingga mengakibatkan terjadi penarikan‐penarikan dana yang mendadak, atau terjadinya suatu kondisi
dimana counterparty tidak mau melakukan transaksi atau meminjamkan dana ke Bank. Atas kemungkinan‐
k ki b k l l i ik h di li i di lib b k h d i k if
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Limit risiko likuiditas seperti, Interbank taking limit, FX swap liquidity limit, secondary reserve limit, limit aset dan
liabilitas likuid, limit 25 deposan terbesar, dan dealers transaction limit telah ditetapkan untuk mengelola risiko
likuiditas dengan hati‐hati.
Disamping itu sebagai tambahan, beberapa limit yang ditetapkan BI yang berkaitan dengan pengelolaan risiko
likuiditas seperti: rasio limit 25 deposan terbesar, rasio limit aset likuid/liabilitas likuid, rasio limit 1‐month maturity
mismatch , juga terus dipantau agar pengelolaan risiko likuiditas dilaksanakan secara hati hati.
kemungkinan tersebut maka pengelolaan risiko harus disentralisasi, dimana yang terlibat bukan hanya dari perspektif
risiko pasar tetapi juga komponen‐komponen lainnya, seperti dari risiko kredit dan operasional. Selanjutnya produk‐
produk/transaksi‐transaksi/ aktifitas‐aktifitas baru yang mengakibatkan adanya penambahan aset dan kewajiban,
selalu melalui proses review dan persetujuan yang seksama sebelum produk/transaksi/aktifitas baru tersebut
dijalankan. Disamping itu pengukuran rasio‐rasio likuiditas dan analisa gap, telah dilaksanakan secara konsisten,
kebijakan liquidity contingency plan telah ditetapkan serta limit‐limit telah ditentukan yang semuanya bertujuan
untuk mengontrol risiko likuiditas.
60
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 September 2012 (Unaudited) dan 31 Desember 2011 (Audited)
(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41.
RISIKO OPERASIONAL
1.
2.
Daftar Penilaian Kontrol Risiko Operasional, yaitu metode yang digunakan oleh unit‐unit kerja untuk
mengidentifikasi, mengukur dan mengalihkan sumber‐sumber risiko operasional secara mandiri. Metode ini juga
digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki pemahaman kepada personil kantor cabang akan pentingnya
manajemen risiko serta menegaskan bahwa aktivitas mereka akan selalu dipantau oleh Divisi Operational Risk
Management .
Loss Event Database, merupakan metode yang digunakan untuk mencatat setiap peristiwa risiko operasional yang
menimbulkan dampak finansial secara langsung maupun tidak langsung. Setiap kali unit pemilik risiko mengalami
kejadian risiko operasional, maka unit tersebut harus melaporkan dengan menggunakan formulir Laporan
Kejadian Risiko Sekitar Kita (LKS). Dari formulir LKS ini akan diketahui tipe risiko yang terjadi, penyebab kejadian
tersebut, lokasi (lini bisnis) tempat terjadinya risiko serta besarnya kerugian yang terjadi atau kewajiban hukum
yang terjadi serta recoverynya (bila ada) Sarana ini sangat penting untuk memonitor profil risiko operasional
MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian sebagai akibat dari kejadian‐kejadian yang melibatkan manusia,
proses, sistem dan kejadian‐kejadian diluar Bank.
Dalam rangka menjaga pengelolaan risiko Bank, risk‐taking‐unit bertanggungjawab atas seluruh risiko yang terjadi di
unitnya masing‐masing termasuk risiko operasional. Cara pengendalian risiko‐risiko tersebut telah diatur melalui
kebijakan dan prosedur pada masing‐masing unit, serta metode‐metode pengendalian dan pemantauan yang ada.
Manajemen risiko operasional, bekerjasama dengan risk‐taking‐unit, telah mengembangkan tiga metode utama untuk
membantu mengelola, memantau dan mengikhtisarkan risiko operasional, yaitu:
3.
yang terjadi serta recoverynya (bila ada). Sarana ini sangat penting untuk memonitor profil risiko operasional
secara teratur, serta data yang diperoleh merupakan input data utama bila bank akan mengaplikasikan
pendekatan maju (advance) dalam pengukuran kecukupan modal minimumnya.
Key Risk Indicators , yang merupakan serangkaian parameter pengukuran kuantitatif risiko operasional yang
mengindikasikan tingkat risiko pada suatu fungsi/proses/bisnis dengan tujuan agar potensi risiko manajemen
dapat teridentifikasi melalui analisa dari trend statistic individual , juga melalui pengendalian lingkungan yang
tercermin dari data‐data. Diharapkan penyimpangan‐penyimpangan dapat teridentifikasi secara dini, serta dapat
diperbaiki sebelum permasalahan tersebut berkembang menjadi lebih serius.
Hasil dari penggunaan metode tersebut diatas telah disampaikan kepada departemen dan divisi terkait, senior
manajemen, manajemen eksekutif dan Direksi melalui “Operational Risk Management Highlight Report”, me lalui
“Risk Management Committee (RMC) Meeting dan “Risk Oversight Committee” (ROC) untuk memantau dan
mengantisipasi risiko operasional yang mungkin timbul.
61