psoriasis

36
PSORIASIS PENDAHULUAN Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalamiproses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal. Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa. Micco Joshua Apriano A3 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Upload: micco-joshua-apriano-p

Post on 26-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: Psoriasis

 PSORIASIS

PENDAHULUAN

Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalamiproses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yangbanyak dan menebal. Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa.

Micco Joshua Apriano A3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.

(021) 5634-2061

Page 2: Psoriasis

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Diagnosis psoriasis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinik serta

pemeriksaan penunjang untuk membedakan apakah yang diderita merupakan penyakit yang

disebabkan oleh jamur, virus atau idiopatik.

Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan adanya keluhan yang merupakan gejala

utama yaitu :

Bercak merah bersisik tebal seperti mika pada dada, perut, punggung,

pinggang, kedua tungkai atas dan bawah yang terasa gatal sejak 4 minggu

yang lalu

Kenjing manis sejak 6 bulan yang lalu

Gizi kurang

Konjungtiva anemis +/+, lain-lain dalam batasan normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Setelah inspeksi selesai, dapat dilakukan palpasi. Pada pemeriksaan ini diperhatikan

adanya tanda-tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsiolesa, ada tidaknya

indurasi, fluktuasi, dan pembesaran regional maupun generalisata. Setelah pemeriksaan

dermatologic (inspeksidan palpasi) dan pemeriksaan umum selesai dapat dibuat diagnosis

sementara dan diagnosis banding. Bila diperlukan dapat dikonsulkan ke bagian lain dan juga

dapat dilakukan pemeriksaan pembantu misalnya :

Pemeriksaan Bakteriologik (dapat dilakukan kultur biakan dan pewarnaan Gram,

untuk mengetahui penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga

dalam pemeberian terapi dapat diberikan penanganan yang baik untuk pemberian

antimikroba atau antivirus)

Pemeriksaan mikologi (dapat dari kerokan kulit, bila ditemukan morfologi jamur

seperti spora dan hifa, maka dapat dipastikan itu adalah penyakit yang disebabkan

oleh jamur, serta harus diberikan terapi anti jamur, namun pada beberapa kasus jamur

merupakan infeksi sekunder dalam perjalanan sebuah penyakit, jadi harus dicari

penyebab utamanya.)

Page 3: Psoriasis

Histopatologi (perjalanan penyakit tidak semua dapat dilihat dengan kasat mata,

pemeriksaan histopatologi dapat membantu menegakkan diagnosis)

Darah dan Urin (tetapi biasanya tidak ada kelainan spesifik pada penyakit psoriasis)

Dan imunologik (antara lain serologic, tes tempel, imunoflouresensi)

DIAGNOSIS

Diagnosis Psoriasis dilakukan melalui:

Pemeriksaan Kulit

Dari autoanamnesis pasien Psoriasis mengeluh adanya bercak kemerahan yang

menonjol pada kulit dengan pinggiran merah, seperti mika, dengan ukuran yang bervariasi,

makin melebar, bisa pecah dan menimbulkan nyeri, kadang-kadang gatal.Kelainan kulit pada

psoriasis terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama di

atasnya.Bisa ditemukan eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium

penyembuhannya sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pingir.

Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika (mica-like scale), serta

transparan.Besar kelainan bervariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan

berkonfluensi, dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau

geografis.Tempat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut,

lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan

muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku.

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik).

Fenomena tetesan lilin dan Auspitz merupakan gambaran khas pada lesi psoriasis dan

merupakan nilai diagnostik, kecuali pada psoriasis inverse (psoriasis pustular) dan digunakan

untuk membandingkan psoriasis dengan penyakit kulit yang mempunyai morfologi yang

sama, sedangkan Kobner tidak khas, karena didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken

planus, liken nitidus, veruka plana juvenilis, pitiriasis rubra pilaris, dan penyakit Darier.

Fenomena Kobner didapatkan insiden yang bervariasi antara 38-76 % pada pasien psoriasis.

Page 4: Psoriasis

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada

goresan, seperti lilin yang digores disebabkan oleh berubahnya indeks bias.Cara menggores

dapat menggunakan pingir gelas alas.

Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebakan

oleh papilomatosis. Cara megerjakannya : skuama yang berlapis-lapis itu dikerok, bisa

dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka pengerokan harus dilakukan

perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik

melainkan perdarahan yang merata.

Fenomena Kobner dapat terjadi 7-14 hari setelah trauma pada kulit penderita

psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan

psoriasis.

Dua puluh lima sampai lima puluh persen penderita psoriasis yang lama juga dapat

menyebabkan kelainan pada kuku, dimana perubahan yang dijumpai berupa pitting nail atau

nail pit pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan miliar. Perubahan pada kuku terdiri dari

onikolosis (terlepasnya seluruh atau sebagian kuku dari matriksnya), hiperkeratosis

subungual (bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk di bawahnya), oil spots

subungual, dan koilonikia( spooning of nail plate).

Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula

menyebabkan kelainan pada sendi, tetapi jarang terjadi.Antara 10-30 % pasien psoriasis

berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis Artritis yang menyebabkan radang pada sendi.

Umumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal,

terbanyak terdapat pada usia 30-50 tahun. Sendi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan

lesi kistik subkorteks.2

LABORATORIUM

Tidak ada kelainan laboratorium yang spesifik pada penderita psoriasis tanpa

terkecuali pada psoriasis pustular general serta eritroderma psoriasis dan pada plak serta

psoriasis gutata.Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan bertujuan menganalisis penyebab

psoriasis, seperti pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat.

Page 5: Psoriasis

Bila penyakit tersebar luas, pada 50 % pasien dijumpai peningkatan asam urat, dimana hal ini

berhubungan dengan luasnya lesi dan aktifnya penyakit.Hal ini meningkatkan resiko

terjadinya Artritis Gout.Laju endapan eritrosit dapat meningkat terutama terjadi pada fase

aktif.Dapat juga ditemukan peningkatan metabolit asam nukleat pada ekskresi urin.

Pada psoriasis berat, psoriasis pustular general dan eritroderma keseimbangan nitrogen

terganggu terutama penurunan serum albumin. Protein C reaktif, 2 makroglobulin, level IgA

serum dan kompleks imun IgA meningkat, dimana sampai saat ini peranan pada psoriasis

tidak diketahui.2

DIAGNOSIS BANDING

a. Dermatofitosis (Tinea dan Onikomikosis)

Pada stadium penyembuhan psoriasis telah dijelaskan bahwa eritema dapat terjadi

hanya di pinggir, hingga menyerupai dermatofitosis.Perbedaannya adalah skuama

umumnya pada perifer lesi dengan gambaran khas adanya central healing, keluhan

pada dermatofitosis gatal sekali dan pada sediaan langsung ditemukan jamur.

b. Sifilis Psoriasiformis

Sifilis pada stadium II dapat menyerupai psoriasis dan disebut sifilis psoriasiformis.

Perbedaannya adalah skuama berwarna coklat tembaga dan sering disertai demam

pada malam hari (dolores nocturnal), STS positif (tes serologik untuk sifilis), terdapat

senggama tersangka (coitus suspectus), dan pembesaran kelenjar getah bening

menyeluruh serta alopesia areata.

c. Dermatitis Seboroik

Predileksi Dermatitis Seboroik pada alis, lipatan nasolabial, telinga sternum dan

fleksura. Sedangkan Psoriasis pada permukaan ekstensor terutama lutut dan siku serta

kepala.Skuama pada psoriasis kering, putih, mengkilap, sedangkan pada Dermatitis

Seboroik skuama berminyak, tidak bercahaya.Psoriasis tidak lazim pada wajah dan

jika skuama diangkat tampak basah bintik perdarahan dari kapiler (Auspitz sign),

dimana tanda ini tidak ditemukan pada dermatitis seboroik.

Page 6: Psoriasis

c. Pitiriasis Rosea

Pada pitiriasis Rosea, lokasi erupsi pada lengan atas, badan dan paha, bentuk oval,

distribusi memanjang mengikuti garis tubuh (pohon cemara), skuama sedikit tidak

berlapis-lapis dan didahului oleh herald patch.

d. Mikosis Fungoides

Pada Mikosis Fungoides gambaran plak identik dengan psoriasis dan hanya bisa

dibedakan dengan biopsi.Plak pada miksosis fungoides pada umumnya asimetris dan

tebalnya bervariasi dengan sedikit atau tidak ada skuama.

e. Dermatitis Atopi

Distribusi biasanya tidak ada pada permukaan ekstensor siku dan lutut, biasanya

disertai eksudasi dengan skuama keabu-abuan disertai gatal berat.1,2,5

ETIOLOGI

Penyebab psoriasis hingga saat ini tidak diketahui, terdapat predisposisi genetik tetapi

secara pasti cara diturunkan tidak diketahui. Psoriasis tampaknya merupakan suatu penyakit

keturunan dan tampaknya juga berhubungan dengan kekebalan dan respon

peradangan.Diketahui faktor utama yang menunjang penyebab psoriasis adalah hiperplasia

sel epidermis.Penyelidikan sel kinetik menunjukkan bahwa pada psoriasis terjadi percepatan

proliferasi sel-sel epidermis serta siklus sel germinatum lebih cepat dibandingkan sel-sel pada

kulit normal. Pergantian epidermis hanya terjadi dalam 3-4 hari sedangkan turn over time

epidermis normalnya adalah 28-56 hari.

Faktor genetik sangat berperan, dimana bila orang tuanya tidak menderita psoriasis,

resiko untuk mendapat psoriasis 12 %, sedangkan jika salah seorang orang tuanya menderita

psoriasis resikonya mencapai 34-39 %. Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah

bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe :

Psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial dan berhubungan dengan HLA-B13, B17,

Bw57, dan Cw6 sedangkan psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial dan

berhubungan dengan HLA-B27 dan Cw2 dan Psoriasis Pustulosa berkorelasi dengan HLA-

Page 7: Psoriasis

B27. Psoriasis merupakan kelainan multifaktorial dimana faktor genetik dan lingkungan

memegang peranan penting.

Ada beberapa faktor – faktor yang dapat mencetuskan psoriasis, yaitu:

Trauma: Dilaporkan bahwa berbagai tipe trauma kulit dapat menimbulkan psoriasis.

Infeksi: Sekitar 54 % anak-anak dilaporkan terjadi eksaserbasi psoriasis dalam 2-3

minggu setelah infeksi saluran pernapasan atas. Infeksi fokal yang mempunyai

hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis ialah Psoriasis Gutata, sedangkan

hubungannya dengan Psoriasis Vulgaris tidak jelas dan pernah di laporkan kasus-

kasus Psoriasis Gutata yang sembuh setelah diadakan tonsilektomi. Streptococcus

pyogenes telah diisolasi sebanyak 26 % pada Psoriasis Gutata Akut, 14 % pada pasien

Psoriasis Plak, dan 16 % pada pasien Psoriasis Kronik.

Stres : Dalam penyelidikan klinik, sekitar 30-40 % kasus terjadi perburukan oleh

karena stres. Stres bisa merangsang kekambuhan psoriasis dan cepat menjalar bila

kondisi pasien tidak stabil. Pada anak-anak, eksaserbasi yang dihubungkan dengan

stres terjadi lebih dari 90 %. Stres psikis merupakan faktor pencetus utama. Tidak

ditemukan gangguan kepribadiaan pada penderita psoriasis. Adanya kemungkinan

bahwa stres psikologis dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan menerima

terapi dan dapat menyebabkan deteriorasi terutama pada kasus berat.

Alkohol : Umumnya dipercaya bahwa alkohol berefek memperberat psoriasis tetapi

pendapat ini belum dikonfirmasi dan kepercayaan ini muncul berdasarkan observasi

pecandu alkohol yang menderita psoriasis. Peminum berat yang telah sampai pada

level yang membayakan kesehatan sering ditemukan pada pasien psorasis berat laki-

laki dibandingkan penderita psorasis lainnya. Kemungkinan alkohol yang berlebihan

dapat mengurangi kemampuan pengobatan dan juga adanya gejala stres menyebabkan

parahnya penyakit kulit.

Faktor endokrin : Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertas dan menopause. Pada

waktu kehamilan umumnya membaik, sedangkan pada masa pasca partus memburuk.

Sinar matahari : Dilaporkan 10 % terjadi perburukan lesi.1,2,3,4,5

Page 8: Psoriasis

EPIDEMIOLOGI

Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens

rate) yang berbeda.Pada orang kulit putih lebih tinggi dibanding kulit berwarna. Sedangkan

dari segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai

pada dewasa.2

Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk.Data

nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Namun di RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis mencapai 2,3 persen.

Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi puncak insidensnnya di

usia dua puluhan dan lima puluhan.3 Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini

lebih dominan menyerang salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang

yang sama untuk terserang penyakit ini.2

PATOFISIOLOGI

Psoriasis merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan aktivitas berbagai gen

yang berinteraksi dengan lingkungan, berhubungan kuat dengan alel HLA-CW-6. The

Human Genom Projectakan membantu mengidentifikasi major histocompatibility Complex

(MHC) dan gen non MHC yang terlibat pada psoriasis.

Patogenesis psoriasis tetap tidak diketahui tetapi beberapa penulis percaya bahwa

penyakit ini merupakan autoimun murni dan sel T mediated. Beberapa penemuan mendukung

autoimun ini seperti histokompatibiliti kompleks mayor (MHC) antigen, akumulasi sel T

terutama memori, serta adanya lapisan anti korneum dan anti keratinosit antibodi

nukleus.Beragam data yang diperoleh akhir-akhir ini pada penyelidikan psoriasis

menekankan bahwa terdapat aktivitas infiltrasi sel-sel CD4 pada lesi-lesi kulit.Lesi psoriasis

lama umumnya penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas

limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis.

Pada psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah.Sel langerhans

juga berperan pada imunopatogenesis.Terjadinya proliferasi epidermis diawali dengan

adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel Langerhans.

Page 9: Psoriasis

Beberapa sitokin dan reseptornya memperlihatkan peningkatan level pada epidermis

psoriasis. Perubahan-perubahan biokimia yang ditemukan pada psoriasis meliputi :

Konsentrasi lipid yang tinggi dan peningkatan level enzim protein nuklear pada glikolitik

pathway yang menyebabkan turn over sel meningkat.

Perhatian yang sungguh-sungguh difokuskan pada level siklik nukleotida terutama

AMP siklik (cAMP) yang mengontrol epidermopoesis. Juga dilaporkan terjadinya kenaikan

yang menyolok dari level siklik GMP (cGMP) dalam epidermis. Walaupun demikian

peningkatan cGMP yang menyebabkan peningkatan kecepatan proliferasi seluler tidak

diketahui hingga saat ini.cAMP epidermis sangat menurun selanjutnya asam arakidonik

meningkat dalam epidermis.1,5

GEJALA KLINIS

Sebagian penderita mengeluhkan gatal ringan. Tempat predileksi pada scalp,

perbatasan daerah tersebut dengan muka, ektremitas bagian ekstensor terutama siku serta

lutut, dan daerah lumbosakral.

Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan

skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering

eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis,

kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi: lentikular,

nummular atau plakat, dapat berkonfluensi.

Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikular disebut psoriasis gutata, biasanya pada

anak-anak dan dewasa muda dan terjadi setelah infeksi streptococcus. Pada psoriasis terdapat

fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner (isomorfik). Kedua fenomena yang disebut lebih

dahulu dianggap khas, sedangkan yang terakhir tidak khas, hanya kira-kira 47% yang positif

dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis.

Page 10: Psoriasis

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada

goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Pada fenomena

auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis.8

Gambar 2 . Fenomena Auspitz

Klasifikasi Psoriasis

Psoriasis Guttate

(GUH-tate) adalah salah satu bentuk dari psoriasis yang mulai timbul sejak

waktu anak-anak atau remaja. Kata guttate berasal dari bahasa Latin yang berarti

“jatuh”.(drop).

Bentuk psoriasis ini menyerupai bintik-bintik merah kecil di kulit. Bercak

(lesions) guttate biasanya timbul pada badan dan kaki, Bintik-bintik ini biasanya tidak

setebal atau bersisik seperti bercak-bercak (lesions) pada psoriasis plak.

Page 11: Psoriasis

Gambar 3. Psoriasis Gutata

Psoriasis Guttate kadang-kadang timbul secara tiba-tiba. berbagai kondisi

diketahui menjadi pencetus timbulnya psoriasis guttate, termasuk infeksi saluran

pernafasan atas, infeksi streptococcal, amandel, stress, luka pada kulit dan

penggunaan obat-obatan tertentu (termasuk anti-malaria dan beta-bloker).

Infeksi streptococcal pada tenggorokan (strep throat) biasanya merupakan

salah satu pencetus psoriasis guttate, strep throat bisa terjadi tanpa gejala dan tetap

bisa menimbulkan psoriasis guttate. Berkonsultasilah dengan dokter anda untuk

menjalani pemeriksaan strep guna mengetahui apakah anda terserang infeksi strep

atau tidak.

Psoriasis Guttate masih bisa tetap ada, walaupun infeksi streptokokus telah

hilang. Sebagian dokter memberikan antibiotik untuk membantu mencegah timbulnya

kembali infeksi yang dapat memicu timbulnya psoriasis guttate.

Bentuk psoriasis ini dapat hilang dengan sendirinya, kadang-kadang penderita

akan sembuh untuk selamanya, atau sembuh untuk sementara waktu kemudian

kambuh kembali sebagai pecahan dari psoriasis plak. kadang-kadang psoriasis guttate

bisa timbul pada masa anak-anak dan terbawa sampai dewasa.

Kasus-kasus psoriasis guttate dapat diobati dengan moisturizer ( lotion

pelembab) atau obat oles yang lebih kuat. Lotion pelembab seperti Eucerin, Cetaphil

Page 12: Psoriasis

atau petroleum jelly, dan jelly gamat atau ekstrak teripang merupakan bentuk

pengobatan yang diminati, pada awal-awal permulaan timbulnya bintik-bintik gejala

penyakit psoriasis guttate.

Penderita psoriasis guttate kadang-kadang merasa jemu untuk memberi

salep/krem oles pada bintik-bintik yang banyak di kulit mereka. Pengobatan dengan

penyinaran sinar ultraviolet B (UVB) atau PUVA (obat psoriasis light-sentizing

ditambah sinar ultraviolet A) sangat efektif untuk psoriasis guttate.

Hanya pada kasus-kasus yang parah, dokter akan memberikan obat minum

(pengobatan yang mengenai seluruh badan) untuk tipe psoriasis ini, walaupun

kadang-kadang untuk jangka pendek pemakaian obat-obatan ini memberikan hasil

yang cepat dan remisi yang panjang.

Obat injeksi (yang bekerja pada system immunisasi untuk memblok penyakit

ini) bisa efektif untuk pengobatan psoriasis guttate. untuk obat injeksi yang telah

dipelajari untuk pengobatan psoriasis plak yang kronis, dan diakui setelah diberitakan

sukses pada pengobatan berbagai macam tipe psoriasis.

Psoriasis Kuku

Gambar 4. Psoriasis Kuku

Menyerang dan merusak kuku dibagian bawah kuku tumbuh banyak sisik

seperti serbuk, jenis ini termasuk yang sulit/bandel untuk disembuhkan bagi penderita.

Page 13: Psoriasis

Psoriasis Plak

Hampir 80% dari penderita psoriasis adalah tipe Psoriasis plak yang secara

ilmiah disebut juga psoriasis vulgaris (yang berarti umum). Tipe plak ini bersifat

meradang pada kulit menimbulkan bercak merah yang dilapisi dengan kulit yang

tumbuh berwarna keperakan yang umum nya akan terlihat pada sekitar alis,lutut,

kepala (seperti ketombe), siku juga bagian belakang tubuh sekitar panggul serta akan

meluas kebagian-bagian kulit lainnya.

Gambar 5.Psoriasis Plak

Pada awal timbulnya bintik merah yang berangsur-angsur membesar menjadi

bercak merah yang disebut plak atau bercak yang kemudian tumbuh dengan lebih

cepat menutupi bercak merah dengan kulit yang berwarna putih keperakan (berpetak-

petak) yang terjadi dari sel-sel kulit yang mati, yang akan terus menerus terlepas dari

kulit yang terkena radang psoriasis plak tersebut.

Pada umumnya kulit-kulit yang terkena psoriasis akan sangat kering juga

terasa sakit/perih, gatal dan terkelupas.

Page 14: Psoriasis

Psoriasis Inverse

Gambar 6. Psoriasis Inverse

Inverse psoriasis ditemukan pada ketiak, pangkal paha, dibawah payudara, dan

di lipatan-lipatan kulit di sekitar kemaluan dan panggul Tipe psoriasis ini pertama kali

tampak sebagai bercak (lesions) yang sangat merah dan biasanya lack the scale

associated dengan psoriasis plak. Bercak itu bisa tampak licin dan bersinar.

Psoriasis Inverse sangat (particularly irritating) menganggu karena iritasi yang

disebabkan gosokan/garukan dan keringat karena lokasinya di lipatan-lipatan kulit

dan daerah sensitif (tender). terutama sangat mengganggu bagi penderita yang gemuk

dan yang mempunyai lipatan kulit yang dalam.

Pengobatan bisa sukar, karena kulit peka pada daerah lipatan-lipatan, Krem

steroid dan salep diyakini sangat efektif, tetapi tidak boleh di tutup dengan plastic.

Penggunaan berlebihan atau kesalahan pemakaian steroid, terutama pada lipatan-

lipatan kulit, dapat menimbul efek samping, terutama penipisan pada kulit dan

meninggalkan tanda. Karena pada daerah ini cenderung timbul infeksi disebabkan

yeast dan jamur, dokter akan menguji untuk infeksi dan mungkin akan menggunakan

krem cair oles steroid di gabungkan dengan obat-obatan lain, seperti, 1% atau 2%

hydrocortisone dengan anti-yeast atau anti-jamur.7

Page 15: Psoriasis

Psoriasis eksudativa

Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada

bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut.

Psoriasis seboroik (seboriasis)

Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan

dermatitis seboroik , skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak

lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.

Psoriasis pustulosa

Gambar 7. Psoriasis Pustulosa

Page 16: Psoriasis

Ada dua bentuk psoriasis pustular, yaitu palmar-plantar dan generalisata :

a. Pustulosis palmar plantar

Pustulosis Palmar-plantar juga dikenal sebagai psoriasis pustular palmar-plantar.

Bentuk psoriasis ini terlokalisasi berupa pustul steril pada telapak tangan dan kaki, biasanya

tersusun secara simetris. Bentuk psoriasis ini jarang sekali pada usia sebelum dewasa, dan

dapat tampak de novo atau pada pasien yang telah diketahui terkena psoriasis.

Biasanya terdapat eritem yang berbatas tegas, dengan skuama pada daerah yang

berpustul. Pustul awal berwarna krem putih klasik dengan dasar eritem. Hal diatas biasanya

berwarna matur sampai setengah kecoklatan. Kulit tangan dan kaki dapat menjadi sangat

tebal dan retak-retak yang terasa nyeri sekali. Kedua kondisi tersebut terasa gatal yang terus

menerus. Tampak hubungan yang erat antara psoriasis pustulosa dengan merokok, lebih dari

95% yang terkena psoriasis adalah perokok.

b. Psoriasis pustular generalisata

Psoriasis pustular generalisata adalah suatu kedaruratan kulit. Tampak pustul steril yang

biasanya dengan dasar kulit eritroderma (kerusakan kulit total,lihat dibawah). Mungkin ada

daerah psoriasis klasik yang bisa membantu diagnosis tapi sering sekali kulit pasien tampak

berwarna sangat merah dengan sedikit atau tidak ada skuama. Steroid oral dapat menjadi

pemicu keadaan kondisi tersebut dan seharusnya tidak boleh digunakan secara rutin pada

pengobatan psoriasis. Keadaan umum pasien biasanya jelek dan harus dirawat di rumah sakit

sebagai suatu masalah kedaruratan.

Page 17: Psoriasis

Eritroderma psoriatic

Gambar 8. Psoriasis Eritroderma

Dikatakan eritroderma jika menyerang lebih dari 95% kulit dengan lesi kulit apapun.

Psoriasis eritrodermi dapat timbul melalui dua cara,yaitu :

1. Lesi kronik yang secara bertahap berkembang menjadi plak yang luas, yang meliputi

hampir seluruh bagian tubuh. Kondisi ini kadang menyebabkan gangguan sistemik dan

biasanya berespon baik dengan pengobatan ringan hingga moderat.

2. Psoriasis yang tidak stabil dapat tiba-tiba berkembang atau mengikuti periode peningkatan

ketidakstabilan dan intoleransi terhadap terapi topikal. Hal ini merupakan kedaruratan medis

dan pasien seharusnya di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan terapi dan pengawasan

yang intensif. Hal tersebut dihubungkan dengan gangguan sistemik yang signifikan dan dapat

menghasilkan ketidakseimbangan kontrol suhu tubuh dan ketidakseimbangan cairan tubuh.

Kondisi ini bisa dipicu oleh hipokalemi, anti malaria,coal tar atau kegagalan terapi sistemik

terutama steroid sistemik.3,5

Page 18: Psoriasis

Penatalaksanaan

A. Topikal

a. Preparat ter

Obat topikal yang biasa digunakan adalah preparat ter, yang efeknya adalah anti radang.

Preparat ter berguna pada keadaan-keadaan:

• Bila psoriasis telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal atau takhifilaksis oleh karena

pemakaian pada lesi luas.

• Lesi yang melibatkan area yang luas sehingga pemakaian steroid topikal kurang bijaksana.

• Bila obat-obat oral merupakan kontra indikasi oleh karena terdapat penyakit sistemik.

Menurut asalnya preparat ter dibagi menjadi 3, yakni yang berasal dari :

• Fosil, misalnya iktiol.

• Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski.

• Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens.

Ter dari kayu dan batubara yang efektif untuk psoriasis, dimana ter batubara lebih

efektif dari pada ter kayu, sebaliknya kemungkinan memberikan iritasi juga jauh lebih

besar.Pada psoriasis yang menahun lebih baik digunakan ter yang beasal dari batubara,

sebaliknya psoriasis akut dipilih ter dari kayu.Preparat ter digunakan dengan konsentrasi 2-5

%.Untuk mempercepat, ter dapat dikombinasi dengan asam salisilat 2-10 % dan sulfur

presipitatum 3-5 %.

b. Kortikosteroid

Kerja steroid topikal pada psoriasis diketahui melalui beberapa cara, yaitu:

1. Vasokonstriksi untuk mengurangi eritema.

2. Menurunkan turnover sel dengan memperlambat proliferasi seluler.

Page 19: Psoriasis

3. Efek anti inflamasi, dimana diketahui pada psoriasis, leukosit memegang peranan dan

steroid topikal dapat menurunkan inflamasi.

Fluorinate, triamcinolone 0,1 % dan flucinolone topikal efektif untuk kebanyakan kasus

psoriasis pada anak. Preparat hidrokortison 1%-2,5% harus digunakan pada fase akut dan

sebagai pengobatan maintenance.

Kortikosteoid tersedia dalam bentuk gel, lotion, solution dan krim, serta ointment

dimana pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi efek samping.Efek samping berupa

atrofi, erupsi akneiformis, striae, telangiektasis di muka, dapat terjadi pada pemakaian topikal

potensi kuat, terutama bila digunakan under occlusion. Kadang-kadang pada pemakaian

jangka panjang dapat terjadi hypothalamic pituitary adrenal axis (HPA) sehingga dianjurkan

pemeriksaaan level serum kortisol.

c. Ditranol (antralin)

Antralin mempunyai efek sitostatik, sebab dapat mengikat asam nukleat, menghambat

sintesis DNA dan menggabungkan uridin ke dalam RNA nukleus.6,8 Obat ini dikatakan

efektif pada Psoriasis Gutata.2,8 Kekurangannya adalah mewarnai kulit dan pakaian.2,6,7,8

Konsentrasi yang digunakan biasanya 02-0,8 persen dalam pasta, salep, atau krim.1,2 Lama

pemakaian hanya ¼ – ½ jam sehari sekali untuk mencegah iritasi penyembuhan dalam 3

minggu.

d. Calcipotriol

Calcipotriol ialah sintetik vit D yang bekerja dengan menghambat proliferasi sel dan

diferensiasi sel terminal, meningkatkan diferensiasi terminal keratinosit, dan menghambat

proliferasi keratinosit.2,6,8 Preparatnya berupa salep atau krim 50 mg/g.2 Efek sampingnya

berupa iritasi, yakni rasa terbakar dan tersengat, dapat pula telihat eritema dan skuamasi.

Rasa tersebut akan hilang setelah beberapa hari obat dihentikan.

e. Tazaroten

Page 20: Psoriasis

Merupakan molekul retinoid asetilinik topikal, efeknya menghambat proliferasi dan

normalisasi petanda differensiasi keratinosit dan menghambat petanda proinflamasi pada sel

radang yang menginfiltrasi kulit. Tersedia dalam bentuk gel, dan krim dengan konsentrasi

0,05 % dan 0,1 %. Bila dikombinasikan dengan steroid topikal potensi sedang dan kuat akan

mempercepat penyembuhan dan mengurangi iritasi. Efek sampingnya ialah iritasi berupa

gatal, rasa terbakar, dan eritema pada 30 % kasus, juga bersifat fotosensitif.

f. Emolien

Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit.Pada batang tubuh (selain lipatan),

ekstremitas atas dan bawah biasanya digunakan salep dengan bahan dasar vaselin 1-2

kali/hari, fungsinya juga sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi bahan

aktif. Jadi emolien sendiri tidak mempunyai efek antipsoriasis.1,3,5

B. Sistemik

a.Kortikosteroid

Kortikosteroid dapat mengontrol psoriasis, dan diindikasikan pada Psoriasis

Eritroderma, Psoriasis Artritis, dan Psoriasis Pustulosa Tipe Zumbusch.Dimulai dengan

prednison dosis rendah 30-60 mg (1-2 mg/kgBB/hari), atau steroid lain dengan dosis

ekivalen.Setelah membaik, dosis diturunkan perlahan-lahan, kemudian diberi dosis

pemeliharaan. Penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat

terjadi Psoriasis Pustulosa Generalisata.

b. Sitostatik

Obat sitostatik yang biasa digunakan ialah metotreksat (MTX).Indikasinya ialah untuk

psoriasis, Psoriasis Pustulosa, Psoriasis Artritis dengan lesi kulit, dan Psoriasis Eritroderma

yang sukar terkontrol dengan obat. Dosis 2,5-5 mg/hari selama 14 hari dengan istirahat yang

cukup. Dapat dicoba dengan dosis tunggal 25 mg/minggu dan 50 mg tiap minggu

berikutnya.Dapat pula diberikan intramuskular 25 mg/minggu, dan 50 mg pada tiap minggu

berikutnya.

Kerja metotreksat adalah menghambat sintesis DNA dengan cara menghambat

dihidrofolat reduktase dan dengan demikian menghasilkan kerja antimitotik pada epidermis.

Page 21: Psoriasis

Penyelidikan in vitro akhir-akhir ini, metotreksat 10-100 kali lebih efektif dalam menghambat

proliferasi sel-sel limfoid.

Kontraindikasinya ialah kelainan hepar, ginjal, sistem hematopoietik, kehamilan,

penyakit infeksi aktif (misalnya tuberkulosis), ulkus peptikum, kolitis ulserosa, dan

psikosis.Efek samping metotreksat berupa nyeri kepala, alopesia, kerusakan kromosom,

aktivasi tuberkulosis, nefrotoksik, juga terhadap saluran cerna, sumsum tulang belakang,

hepar, dan lien.Pada saluran cerna berupa nausea, nyeri lambung, stomatitis ulserosa, dan

diare.Jika hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan perforasi intestinal.Sumsum tulang

berakibat timbulnya leukopenia, trombositopenia, kadang-kadang anemia.Pada hepar dapat

terjadi fibrosis portal dan sirosis hepatik.

c.DDS

DDS (diaminodifenilsulfon) dipakai sebagai pengobatan Psoriasis Pustulosa tipe

Barber dengan dosis 2×100 mg/hari.1,2 Efek sampingnya ialah anemia hemolitik,

methemoglobinemia, dan agranulositosis.

d. Etretinat (tegison, tigason)

Etretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan bagi psoriasis

yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya.Etretinat efektif

untuk Psoriasis Pustular dan dapat pula digunakan untuk psoriasis eritroderma.Kerja retinoid

yaitu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi terminal keratinosit yang pada akhirnya dapat

menetralkan stadium hiperproliferasi.

Pada psoriasis obat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis

dan kulit normal.Retinoid juga memberikan efek anti inflamasi seperti menghambat netrofil.

Dosisnya bervariasi : pada bulan pertama diberikan 1mg/kgbb/hari, jika belum terjadi

perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi 1½ mg/kgbb/hari.

Efek sampingnya berupa kulit menipis dan kering, selaput lendir pada mulut, mata,

dan hidung kering, kerontokan rambut, cheilitis, pruritus, nyeri tulang dan persendian,

peninggian lipid darah, gangguan fungsi hepar (peningkatan enzim hati), hiperostosis, dan

teratogenik.Kehamilan hendaknya tidak terjadi sebelum 2 tahun setelah obat dihentikan.

Page 22: Psoriasis

e. Asitretin (neotigason)

Merupakan metabolit aktif etretinat yang utama. Asitretin sebagai monoterapi sangat

efektif untuk Psoriasis Eritroderma dan Pustular.2,8,13 Efek sampingnya dan manfaatnya

serupa dengan etretinat. Kelebihannya, waktu paruh eliminasinya hanya 2-4 hari,

dibandingkan dengan etretinat yang lebih dari 100-120 hari.2,6,8 Dosisnya 0,5 mg/kgbb/hari.

Obat ini lebih menjanjikan untuk penderita anak-anak dan wanita usia produktif.

f. Siklosporin A

Digunakan bila tidak berespon dengan pengobatan konvensional. Efeknya ialah

imunosupresif.2,7,16 Dosisnya 1-4 mg/kgbb/hari.6 Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik,

gastrointestinal, flu like symptoms, hipertrikosis, hipertrofi gingiva, serta hipertensi. Hasil

pengobatan untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan.

g. Eritromisin

Merupakan antibiotik pilihan karena menghambat efek kemotaksis netrofil dan

biasanya pada psoriasis gutata yang rekuren setelah infeksi streptokokus dapat

dipertimbangkan untuk pemeriksaan kultur tenggorokan.

C.Fototerapi

Sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan

untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik adalah dengan penyinaran secara alamiah,

tetapi sayang tidak dapt diukur dan jika berlebihan maka akan memperparah psoriasis.

Karena itu, digunakan sinar ulraviolet artfisial, diantaranya sinar A yang dikenal

sebagai UVA. Sinar tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan

psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-sama dengan

preparat ter yang dikenal sebagai pengobatan cara Goeckerman. PUVA efektif pada 85 %

kasus, ketika psoriasis tidak berespon terhadap terapi yang lain. Karena psoralen bersifat

fotoaktif, maka degan UVA akan terjadi efek sinergik. Diberikan 0,6 mg/kgbb secara oral 2

Page 23: Psoriasis

jam sebelum penyinaran ultraviolet. Dilakukan 2x seminggu, kesembuhan terjadi 2-4 kali

pengobatan. Selanjutnya dilakukan pengobatan rumatan (maintenance) tiap 2 bulan.

Efek samping overdosis dari fototerapi berupa mual, muntah, pusing dan sakit kepala.

Adapun kanker kulit (karsinoma sel skuamos) yang dianggap sebagai resiko PUVA masih

kontroversial.1,2,3,4,5

KOMPLIKASI

Komplikasi penyakit ini berbagai macam, sesuai dengan penyakit sekunder dalam

skenario. Selain prsoriasis pasien juga menderita kencing manis selama kurang lebih 6 bulan,

ini dapat menjadi faktor infeksi sekunder apabila terjadi luka yang menyebabkan luka

tersebut menjadi susah sembuh, dan apabila psoriasis dalam fase eritoderma psoriatik atau

pustular psoriatik maka prognosis kesembuhan akan menurun menjadi arah yang buruk.

PENCEGAHAN

Tidak ada cara yang spesifik untuk menghindari penyakit autoimune dan turunan ini, bayak

ahli dan penelitian mengatakan hanya lindungi kulit dari berbagai macam bentuk pajanan

yang dapat merangsang terjadinya penyakit ini seperti pajanan sinar matahari, trauma dan

lain-lain, serta gunakan berbagai pelindung atau nutrisi bagi kulit.

PROGNOSIS

Prognosis berbeda-beda, ada beberapa pasien yang sembuh dalam beberapa waktu

yang singkat dan ada juga beberapa pasien yang baru mengalami kesembuhan setelah

puluhan tahun, tergantung sistem imun dan pengobatan yang cocok. Psoriasis tahap yang

lebih lanjut seperti psoriasis pustulosa generalisata dan psoriasis eritoderma generalisata

memiliki prognosis yang buruk bila tidak kunjung sembuh biasanya terjadi infeksi sekunder

atau meninggal akibat dehidrasi seiring dengan fungsi kulit yang menurun.

Kesimpulan

Page 24: Psoriasis

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan secara pasti, tergantung individu cocok atau

tidak dalam penatalaksanaan, terapi hanay kliring lesi sementara (remisi), perlu terapi

pemeliharaan, tujuan terapi ialah supresi gejala sehingga tidak mengganggu kualitas hidup.

Page 25: Psoriasis

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda,Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin cetakan ke 5. Fakultas Kedokteran

Umum Indonesia. Jakarta. 2007.

2. Qauliyah A. Diagnosis dan Terapi Psoriasis. Jakarta ; 2006.

3. Fry L . An atlas of psoriasis 2nd edition. London ; 2006.

4. Melfiawati S. Dermatologi praktis. Jakarta ; 2000

5. Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis . Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine,

7ed ; 2008. p 169-91.