psoriasis

13
Bercak Merah Bersisik Nurul Najwa Binti Mustapa Sebastian Ivan Kristianto Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] _________________________________________________________________ _____________ Absrak : Psoriasis merupakan salah satu kondisi penyakit kulit golongan dermatosis eritrosquamosa yang penyebabnya belum diketahui dengan pasti dan diduga berhubungan dengan stress, infeksi, trauma, endokrin, dan alkohol. Psoriasis bersifat kronik dan residif di tandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar berlapis-lapis dan trasparan seperti mika disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Sejauh mana stress psikologis pada Pasien Psoriasis. (2) Faktor stressor psikologis pada Pasien Psoriasis serta hubungannya dengan norepinefrin sebagai hormon stress. Metode penelitian ini melalui observasional case control study . Diagnosa Psoriasis dilakukan berdasarkan gambaran klinik, pemeriksaan histopatologi, wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) faktor stress psikologis berperan dalam psoriasis, (2) Terdapat korelasi positif antara keparahan psoriasis dengan nor epineprin. Pasien psoriasis akan mengalami: (1) gangguan kesejahteraan jiwa karena mengalami perubahan penampilan fisik akibat kerusakan fungsi kulit. (2) inflamasi sendi dan kelainan pada kuku Kata kunci : Kelainan kulit, Psoriasis Abstract: Psoriasis is one of dermatological conditions derived from dermatitis eritrosquamose disease which its etiology remains

Upload: sebastian-ivan-kristianto

Post on 14-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Paper Psoriasis

TRANSCRIPT

Bercak Merah BersisikNurul Najwa Binti MustapaSebastian Ivan KristiantoFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510Email: [email protected]______________________________________________________________________________Absrak :Psoriasis merupakan salah satu kondisi penyakit kulit golongan dermatosis eritrosquamosa yang penyebabnya belum diketahui dengan pasti dan diduga berhubungan dengan stress, infeksi, trauma, endokrin, dan alkohol. Psoriasis bersifat kronik dan residif di tandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar berlapis-lapis dan trasparan seperti mika disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Sejauh mana stress psikologis pada Pasien Psoriasis. (2) Faktor stressor psikologis pada Pasien Psoriasis serta hubungannya dengan norepinefrin sebagai hormon stress. Metode penelitian ini melalui observasional case control study . Diagnosa Psoriasis dilakukan berdasarkan gambaran klinik, pemeriksaan histopatologi, wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) faktor stress psikologis berperan dalam psoriasis, (2) Terdapat korelasi positif antara keparahan psoriasis dengan nor epineprin. Pasien psoriasis akan mengalami: (1) gangguan kesejahteraan jiwa karena mengalami perubahan penampilan fisik akibat kerusakan fungsi kulit. (2) inflamasi sendi dan kelainan pada kuku

Kata kunci : Kelainan kulit, Psoriasis

Abstract: Psoriasis is one of dermatological conditions derived from dermatitis eritrosquamose disease which its etiology remains unclear, although stress, infection, trauma, endocrine disorder and alcohol. Psoriasis is a chronic residue condition, marked by appearance of eritematous patch with a straight border, mica like transparent and thick squander, wax, Auspitz and Kobner phenomenon. The purpose of the research is to determine the psychological stressor factors in psoriasis as well as relations with the nor stress hormone epinephrine. The methods used observational case control study. Psoriasis Diagnosis is made by clinical features, histopathological examination, interviews how to detect stress. The results show that psychological stress factors play role in psoriasis and there is a positive link between the severityof neither psoriasis koelasi with nor epinephrin. Psoriatic patients (1) may suffer psychologically due to their physical (skin) change, (2) develop an arthritic inflammation and nail deformities in the future.

Key word : Skin Disease, Psoriasis

PEMBAHASAN

Definisi Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya adalah autoimun tetapi cara penurunannya belum dimengerti sepenuhnya. Penyakit ini bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuma yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomen tetesan lilin, auspitz dan kobner.

EtiologiPenyebabnya belum diketahui, faktor imun mungkin berperan karena penyakit yang parah dapat timbul pada orang dengan gangguan kekebalan, namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain . Trauma, faktor genetik, faktor metabolik, infeksi virus streptococcus,0baat-obatan.

Manifestasi klinis Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah menonjol pada kulit yang ditutupi oleh sisik berwarna perak. Bercak-bercak ini tidak basah .Kulit penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Penyakit psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal. Kulit dapat membaik seperti kulit normal lainnya setelah warna kemerahan, putih atau kehitaman bekas psoriasis.

Patofisiologi Seperti yang kita ketahui, psoriasis adalah penyakit autoimun. Namun, ada beberapa factor lain yang berperan seperti factor imunologik, factor genetic dan ada juga factor pencetus seperti stress psikik, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolic, obat, alcohol dan merokok. Faktor genetik diduga ikut berperan, bila orangtuanya tidak menderita psoriasis resiko mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orangtuanya menderita psoriasis resikonya mencapai 34-39%.Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe yaitu psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat non familial. Hal lain yang mendukung adanya faktor genetik adalah bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17,Bw57, dan Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-BR7 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27.Faktor imunologik juga berperan, defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau keratinosit.Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya.Lesi psoriasis matang umumnya penuh dengan sebukan limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfosit dalam epidermis.Sedangkan pada lesi baru umumnya lebih banyak didominasi oleh limfosit T CD8.Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah.Sel langerhans juga berperan pada imunopatogenesis psoriasis.Terjadinya proliferasi epidermis diawali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel langerhans.Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan penyakit autoimun.Lebih 90% kasus dapat mengalami remisi setelah diobati dengan imunosupresif.Berbagai faktor pencetus pada psoriasis antara lain stress psikis, infeksi local, trauma (fenomena Kobner), endokrin, gangguan metabolik, obat, alcohol dan merokok. Stress psikis merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis yaitu psoriasis gutata dimana setelah diadakan tonsilektomia dan umumnya infeksi oleh Streptococcus. Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertas dan menapouse. Pada waktu kehamilan umumnya membaik, sedangkan pada masa pasca partus memburuk.Gangguan metabolisme contohnya hipokalsemia dan dialisis telah dilaporkan sebagai faktor pencetus.Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif ialah beta-adrenergic blocking agents, lithium, antimalarial, dan penghentian mendadak kortikosteroid sistemik. 1,3,4

Gejala KlinisKeadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada psoriasis yang menjadi eritroderma.Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Tempat predileksi pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya.Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritem yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir.Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi : lentikuler, numuler atau plakat, dapat berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikuler disebut psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak dan dewasa muda dan terjadi setelah infeksi akut olehStreptococcus.Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik). Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap khas, sedangkan yang terakhir tak khas, hanya kira-kira 47% yang positif dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias.Cara menggores dapat dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis, caranya skuama yang berlapis-lapis itu dikerok, setelah skuamanya habis maka pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan yang merata. Trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomena kobner yang timbul kira-kira setelah 3 minggu. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni sebanyak kira-kira 50%, yang agak khas ialah yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.Kelainan yang tak khas adalah kuku yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya (hyperkeratosis subungual) dan onikolisis.Di samping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi, tetapi bersifat jarang.Secara umum bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs dan distal.Kasus yang paling tersering adalah pada umur 30 hingga 50 tahun.Sendi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kisti subkorteks.Kelainan pada mukosa jarang ditemukan. 2,4,5

Bentuk Klinispsoriasis vulgaris1. bentuk ini adalah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak.psoriasis gutata2. diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak dan diseminata, umumnya setelah infeksi streptococcus di saluran napas bagian atas sehabis influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat timbul setelah infeksi yang lain, baik bakterial maupun viral.psoriasis eksudativabentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut.psoriasis seboroikgambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik.psoriasis pustulosaterdapat dua bentuk psoriasis pustulosa, bentuk lokalisata, dan generalisata. Bentuk lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa palmo-plantar (barber).Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut.

Psoriasis pustulosa palmoplantar (Barber)Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapakkaki,ataukeduanya.Kelainan kulitberupakelompokpustule kecilsteril, dalam,diatas kulityang eritematosa, disertai rasa gatal.Psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch)Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita psoriasis.Gejala awalnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai gejala umum berupa demam,malese, nausea, anoreksia. Setelah beberapa jam timbul banyak plak edematosa daneritematosa pada kulit yang normal. Dalam beberapa jam timbul banyak pustul miliarpada plak tersebut.psoriasis inversapsoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai dengan namanya. Inverse psoriasis ditemukan pada ketiak, pangkal paha, dibawah payudara, dan di lipatan-lipatan kulit di sekitar kemaluan dan panggul Tipe psoriasis ini pertama kali tampak sebagai bercak (lesions) yang sangat merah dan biasanya lack the scale associated dengan psoriasis plak. Bercak itu bisa tampak licin dan bersinar.eritroderma psoriaticeritroderma psoriatik dapat disebabkan oleh pengobatan topical yang terlalu kuat atau oleh penyakit sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama yang tebal universal.Ada kalanya lesi psoriasis masih tampak samar-samar yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.

PenatalaksanaanTujuan penatalaksaan adalah untuk memperlambat pergantian epidermis, meningkatkan resolusi lesi psoriatik dan mengendalikan penyakit tersebut.Ada tiga terapi standar, yaitu : Topikal, Terapi Intralesi dan sitemik

a.Preparat ter: Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.biasa digunakan dan mempunyai efek antiradang.b.Antralin:adalah Preparat (Antra-derm, Dritho Creme, Lasan) yg berguna untuk mengatasi plak psoriatik yg tebal yg resisten terhadap preparat kortikosteroid atau Preparat ter lainnya.c.Kortikosteroid topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamsi. Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yg diolesi ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.d.Pengobatan dengan penyinaran: seperti diketahui sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga sehingga dapat digunakan untuk menghambat psoriasis.

Terapi Intralesi: penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat dilakukan langsung kedalam bercak-bercak psoriasis yg terlihat nyata atau yg terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.

Sistemik :obat-obatannya mencakup: Kortikosteroid, Metotreksat, Hidroksiurea, dan retinoid oral.

a. Kortikosteroid: dapat mengontrol psoriasis,b. Metatreksat : bekerja dengan cara menghambat sintensis DNA dalam sel epidermis sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yg psoriatik.c. Hidroksiurea: menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sistesis DNA.d. Retinoid Oral (devirat sintetik vitamin A dan Metabolismenya, asam vitamin A) akan memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi jaringan epitel.1.3,5

KesimpulanPsoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya adalah autoimun tetapi cara penurunannya belum dimengerti sepenuhnya. Penyakit ini bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuma yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomen tetesan lilin, auspitz dan kobner. Dan penyebab penyakin ini belum dpat diketahui secara pasti, namun , faktor imun mungkin berperan karena penyakit yang parah dapat timbul pada orang dengan gangguan kekebalan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner&Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC2. Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika3. Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia4. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius5.Sinaga, Damer, 2013. Pengaruh stress psikologis terhadap Pasien psoriasis, Jurnal Ilmiah WIDYA 129 Volume 1 Nomor 2 Juli-Agustus 2013. Universitas Indonesia

Bottom of Form