proyek-petrocentral

10
Riding ring sisi outlet Riding gear Trunnion roll PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK A. INFORMASI MESIN/TEKNISl I. Mesin : Calciner Speed Bearing : 10.25 Type Bearing : 23240 CC/W33 SKF Standard Vibrasi ditetapkan : Tidak digunakan karena pengukuran Bearing putaran Rendah selalu menghasilkan nilai Vibrasi yang kecil. Standard Bearing Condition : Standar LUBMASTER® pada tipe bearing yang ada Waktu Analisa : Selasa 21 April 2015 Alat yang digunakan : Leonova Diamond Software yang digunakan : Condmaster Ruby Configurasi Mesin : Gambar 1. Konfigurasi Calciner Petrocentral Calciner Petrocentral memiliki jumlah 8 Bearing, dikarenakan jumlah Bearing yang banyak serta keterbatasan waktu dalam pengukuran, maka diambil keputusan untuk mengambil data hanya pada 1 Sample pada sisi Input, dan 1 sample pada sisi Output. Hal ini tidak menjadi masalah karena semua bearing Input diasumsikan menahan beban Aksial yang sama begitu pun dengan bearing Output. Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik Shell Riding ring Moto r Pengukura n Point 1 Pengukura n Point 2 1

Upload: dimas-sandyatmojo

Post on 14-Apr-2017

175 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proyek-Petrocentral

Riding ring sisi outletRiding gear

Trunnion roll

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

A. INFORMASI MESIN/TEKNISl

I. Mesin : CalcinerSpeed Bearing : 10.25Type Bearing : 23240 CC/W33 SKFStandard Vibrasi ditetapkan : Tidak digunakan karena pengukuran Bearing putaran Rendah

selalu menghasilkan nilai Vibrasi yang kecil.Standard Bearing Condition : Standar LUBMASTER® pada tipe bearing yang adaWaktu Analisa : Selasa 21 April 2015Alat yang digunakan : Leonova DiamondSoftware yang digunakan : Condmaster RubyConfigurasi Mesin :

Gambar 1. Konfigurasi Calciner Petrocentral

Calciner Petrocentral memiliki jumlah 8 Bearing, dikarenakan jumlah Bearing yang banyak serta keterbatasan waktu dalam pengukuran, maka diambil keputusan untuk mengambil data hanya pada 1 Sample pada sisi Input, dan 1 sample pada sisi Output. Hal ini tidak menjadi masalah karena semua bearing Input diasumsikan menahan beban Aksial yang sama begitu pun dengan bearing Output.

Gambar 2. Lubmaster Point 1 Calciner

Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

Shell

Riding ring sisi

Motor

Pengukuran Point 1

Pengukuran Point 2

1

Page 2: Proyek-Petrocentral

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

Grafik Lubmaster menunjukkan bahwa Bearing Point 1 Calciner sudah menunjukkan daerah merah. Hal ini mengindikasikan bahwa Bearing point 1 telah mengalami kerusakan. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada bearing tersebut, maka analisa SPM Spektrum serta Vibration spectrum patut untuk dilakukan.

Gambar 3. SPM & Vibration Spektrum Point 1 Calciner

Kesulitan dalam menganalisa Bearing putaran rendah dengan penggunaan metode vibration secara konvensional dibandingkan dengan metode SPM ialah hasil dari data Vibrasi yang kecil padahal Bearing tersebut telah menunjukkan kerusakan yang cukup parah Hal ini wajar terjadi dikarenakan putaran rendah menghasilkan gaya sentrifugal yang kecil serta kemampuan accelerometer yang tidak mampu mengambil data vibrasi dibawah 30 RPM.

SPM Spektrum maupun Vibration Spektrum menunjukkan bahwa Cage Bearing sudah mengalami defect yang cukup parah. Cage bearing merupakan penutup dari bearing yang berfungsi untuk menahan ball bearing agar tetap pada race. Akibat gaya aksial yang besar diakibatkan adanya inklinasi Calciner yang diterima bearing selama ±10 tahun, maka wajar apabila Cage bearing mengalami kerusakan. Dari analisa serta data data yang telah diambil, maka dapat disimpulkan bahwa Bearing Input trunion roll harus dilakukan penggantian dengan segera.

Gambar 4. Lubmaster Point 2 Calciner

Grafik Lubmaster menunjukkan bahwa Bearing Point 2 Calciner juga menunjukkan daerah merah. Hal ini mengindikasikan bahwa Bearing point 2 telah mengalami kerusakan. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada bearing tersebut, maka analisa SPM Spektrum serta Vibration spectrum patut untuk dilakukan.

Sama halnya dengan bearing point 1, SPM Spektrum maupun Vibration Spektrum menunjukkan bahwa Cage Bearing sudah mengalami defect yang cukup parah. Namun Bearing point 2

Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

2

Page 3: Proyek-Petrocentral

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

mengalami kerusakan yang lebih parah bila dibandingkan dengan bearing point 1. Hal ini disinyalir akibat dari posisi Bearing 2 yang berada di sisi Outlet sehingga gaya aksial yang terjadi pada bearing point 2 lebih besar bila dibandingkan dengan bearing point 1. Dari analisa serta data data yang telah diambil, maka dapat disimpulkan bahwa Bearing Output trunion roll harus dilakukan penggantian dengan segera.

Gambar 5. SPM & Vibration Spektrum Point 2 Calciner

Tabel 1. Hasil Lubmaster, SPM HD, & Vibrasi Unit Calciner

Calciner LUBMASTER SPM HD VIBRASI

CODE LUB HDm HDc Horizontal Vertikal Aksial

Bearing Input D 0 67 27 0.32 0.47 1.28

Bearing Output D 0 81 -3 0.49 2.03 0.84

II. Mesin : RefrigerantSpeed Bearing : 2950 RpmType Bearing : Bearing NU219 SKFStandard Vibrasi ditetapkan : max 7.1 mm/s-RMS (Standar ISO 10816) Standard Bearing Condition : Standar LUBMASTER® pada tipe bearing yang adaWaktu Analisa : Selasa 21 April 2015Alat yang digunakan : Leonova DiamondSoftware yang digunakan : Condmaster RubyConfigurasi Mesin :

Gambar 6. Konfigurasi Motor RefrigerantLaporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

Arah Pintu Masuk

Pengukuran Point 2

Pengukuran Point 1

3

Page 4: Proyek-Petrocentral

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

Gambar 7. Lubmaster Point 1 Motor Refrigerant

Grafik Lubmaster menunjukkan bahwa Bearing Point 1 Refrigerant juga menunjukkan daerah merah. Hal ini mengindikasikan bahwa Bearing point 1 telah mengalami kerusakan. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada bearing tersebut, maka analisa SPM Spektrum patut untuk dilakukan.

Gambar 8. SPM Spektrum Point 1 Motor Refrigerant

SPM Spektrum menunjukkan bahwa Cage Bearing sudah mengalami defect yang parah. Dari analisa serta data data yang telah diambil, maka dapat disimpulkan bahwa Bearing motor Point 1 harus dilakukan penggantian dengan segera.

Gambar 9. Lubmaster Point 2 Motor Refrigerant

Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

4

Page 5: Proyek-Petrocentral

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

Grafik Lubmaster menunjukkan bahwa Bearing Point 2 Refrigerant menunjukkan daerah Hijau. Hal ini mengindikasikan bahwa Bearing point 2 masih dalam keadaan Baik. Dari analisa serta data data yang telah diambil, maka dapat disimpulkan bahwa Bearing motor Point 2 tidak perlu dilakukan penggantian.

Tabel 2. Hasil Lubmaster, SPM HD, & Vibrasi Unit Refrigerant

Calciner LUBMASTER SPM HD VIBRASI

CODE LUB HDm HDc Horizontal Vertikal Aksial

Bearing Point 1 D 0 49 39 2.36 2.48 3.51

Bearing Point 2 A 7 23 17 1.36 1.49 0.88

V. Kesimpulan dan Saran

Berdasakan hasil analisa vibrasi serta hasil pengukuran vibrasi maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

- Keseluruhan Bearing Unit Calciner harus dilakukan penggantian dengan segera. Kerusakan pada bearing secara tiba-tiba dapat menyebabkan Trunion roll tidak mampu menyangga Riding Ring dengan sempurna sehingga posisi serta Inklinasi Rotary Drum dapat berubah. Akibatnya Riding Gear sebagai penggerak akan mengalami kerusakan.

- Untuk Unit Refrigerant, Bearing point 1 harus dilakukan penggantian, sedangkan Bearing point 2 masih dalam keadaan Baik sehingga tidak perlu dilakukan penggantian.

Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

5

Page 6: Proyek-Petrocentral

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

LAMPIRAN

Nilai LR/HR dan CODEUntuk nilai LR/HR, satuan pengukuran yang digunakan adalah dBsv (decibel Shock Value). dBsv adalah skala shock-pulse absolute dan tidak mengekspresikan kondisi operasi. Nilai delta merupakan perbedaan antara nilai LR dengan HR. Nilai LR/HR ini kemudian di-plot ke dalam grafik LUBMASTER agar kondisi pelumasan dapat dilihat.

Kondisi operasi bantalan diekspresikan oleh kode CODE, nomor LUB dan nomor COND. Semuanya akan diplotkan dengan hasil pengukuran serta perhitungan dari perangkat lunak Condmaster Ruby.

CODE A berarti bantalan masih berada pada kondisi yang baik. Tidak terdeteksi adanya kerusakan pada permukaan dari bagian yang berbeban dan tidak terjadi pelumasan yang berlebihan.

CODE B mengindikasikan operasi kering (dry running). Pada kondisi ini, pelumas tidak mampu melumasi antarmuka gelinding. Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab seperti kekurangan pasokan pelumas ke bantalan, temperature pelumasan gemuk rendah atau adanya beban berlebih (overload) yang disebabkan oleh ketaksesumbuan (misalignment), pemasangan yang terlalu kencang, rumah bantalan yang terdeformasi dan sebagainya. CODE B juga mengindikasikan bahwa bantalan masih dalam kondisi baik.

CODE C diperlihatkan ketika instrument mendeteksi naiknya level shock-pulse dengan perbedaan besar pada nilai delta. Kode ini mengindikasikan mulainya terjadi kerusakan permukaan atau adanya kontaminasi pada pelumasan oleh partikel asing.

CODE D ditampilkan ketika pengukuran mengindikasikan bantalan sudah rusak, shock tinggi dan nilai delta yang besar. Terkontaminasinya pelumas oleh partikel yang keras menyebabkan sinyal yang sama. CODE D mengindikasikan bahwa bantalan sudah mengalami kerusakan yang serius.

Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

6

Page 7: Proyek-Petrocentral

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

Nomor LUBHal paling penting yang menentukan umur bantalan adalah tebal lapisan pelumas antara elemen gelinding yang menerima beban dan lintasannya. Makin tebal lapisan pelumas, maka distribusi beban dalam area kontak akan semakin rata dan umur lelah (fatigue) bantalan akan semakin baik. Makin tipisnya lapisan pelumas akan menyebabkan naiknya nilai HR bantalan (lihat gambar 8).

Nomor LUB digunakan untuk menjelaskan kondisi pelumasan. Nomor LUB dengan kode CODE A dan B menunjukkan bahwa lapisan pelumas tebal. Nomor LUB 0 menunjukkan bahwa kondisi operasi kering (dry running). Interpretasi dari nomor LUB antara satu sampai empat bergantung terhadap jenis bantalan. Untuk bantalan bola, jika nomor LUB lebih dari dua berarti pelumasannya penuh. Untuk bantalan roller, nomor LUB lebih besar dari 4 mengindikasikan pelumasan penuh (lihat table 1).

Batas pelumasan menunjukkan secara tidak langsung bahwa beban juga ditanggung oleh kontak antar logam. Jumlah pelumas yang masuk atau telah tersedia di bantalan adalah salah satu factor yang menentukan ketebalan lapisan pelumas.

Tabel 1. Nomor LUB untuk Bantalan Bola dan Bantalan Roll

Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

7

Page 8: Proyek-Petrocentral

PT PETROCENTRAL-GRESIK PT.PETROKIMIA GRESIK

ISO 10816-3 :

Laporan Pekerjaan Analisa Vibrasi di PT Petrocentral-Gresik

8