proyek indonesia clean energy development ... - …

84
FY 2016 ANNUAL REPORT PROYEK INDONESIA CLEAN ENERGY DEVELOPMENT II (ICED II) Laporan Akhir TA 2018 1 Oktober 2017 – 30 September 2018 No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Task Order AID-497-TO-15-00002 Tanggal Penyerahan: 19 Oktober 2018 Revisi 1, 13 Februari 2019 TELAH DISUNTING No. Kontrak: AID-OAA-I-13-00019 Task Order: AID-497-TO-15-00002 Tanggal Kegiatan Dimulai dan Berakhir: Mei 2015 s/d Mei 2020 Representasi untuk Pejabat Kontrak: Retno Setianingsih Diserahkan oleh: Tetra Tech ES, Inc. Proyek USAID Indonesia Clean Energy Development II Menara Jamsostek, North Tower, Lt. 14, Jl. Gatot Subroto No.38, Jakarta Selatan 12710 Indonesia Tel. +62-21-5296-2325 | Fax +62-21-5296-2326 www.iced.or.id DISKLAIMER Penyusunan dokumen ini dapat terlaksana berkat dukungan besar rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dokumen ini merupakan tanggung jawab Tetra Tech ES Inc. dan tidak serta merta mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FY 2016 ANNUAL REPORT

July 2008 1

PROYEK INDONESIA CLEAN ENERGY DEVELOPMENT II (ICED II)

Laporan Akhir TA 2018 1 Oktober 2017 – 30 September 2018 No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Task Order AID-497-TO-15-00002

Tanggal Penyerahan: 19 Oktober 2018 Revisi 1, 13 Februari 2019

TELAH DISUNTING

No. Kontrak: AID-OAA-I-13-00019 Task Order: AID-497-TO-15-00002 Tanggal Kegiatan Dimulai dan Berakhir: Mei 2015 s/d Mei 2020 Representasi untuk Pejabat Kontrak: Retno Setianingsih

Diserahkan oleh: Tetra Tech ES, Inc. Proyek USAID Indonesia Clean Energy Development II Menara Jamsostek, North Tower, Lt. 14, Jl. Gatot Subroto No.38, Jakarta Selatan 12710 Indonesia Tel. +62-21-5296-2325 | Fax +62-21-5296-2326 www.iced.or.id

DISKLAIMER Penyusunan dokumen ini dapat terlaksana berkat dukungan besar rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dokumen ini merupakan tanggung jawab Tetra Tech ES Inc. dan tidak serta merta mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

LAPORAN TAHUNAN TA 2018

1OKTOBER 2017-30 SEPTEMBER 2018

Proyek Indonesia Clean Energy Development II (ICED II)

Revisi 1, 13 Februari 2019 [TELAH DISUNTING]

Disusun untuk: Office of Environment USAID/Indonesia

Disusun oleh: Tetra Tech ES, Inc. Menara Jamsostek, North Tower, Lt. 14 Jalan Gatot Subroto No. 38 Jakarta Selatan 12710 Indonesia Tel. +62-21-5296-2325 Fax +62-21-5296-2326 www.iced.or.id

DISKLAIMER

Penyusunan dokumen ini dapat terlaksana berkat dukungan besar rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dokumen ini merupakan tanggung jawab Tetra Tech ES Inc. dan tidak serta merta mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

i

DAFTAR SINGKATAN ADS Automated Dispatch System Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAU Business as usual BCA Bank Central Asia BCSF Bali Center for Sustainable Finance Biro KLIK Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (di bawah

Kementerian ESDM) BKF Badan Kebijakan Fiskal BOOT Build, Own, Operate and Transfer BPP Biaya Pokok Penyediaan BPSDM Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (terdapat di berbagai

kementerian) CAISO California Independent System Operator CDCS Country Development Cooperation Strategy CETIF Clean Energy Technology and Innovation Fund/Dana Teknologi dan Inovasi Energi

Bersih COD Commercial Operating Date ConEx Conference and Exhibition DEN Dewan Energi Nasional DFAT Australian Department of Foreign Affairs and Trade DJK Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Di bawah Kementerian ESDM) DO Development Objective EBT Energi Baru Terbarukan (divisi dalam PLN) EBTKE Conex Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Conference and Exhibition ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral ESRA Environmental and Social Risk Analysis FGD Focus Group Discussion GIZ Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit/German Corporation for

International Cooperation GRK Gas Rumah Kaca GSE Gender self-efficacy ICED II USAID’s Indonesia Clean Energy Development Project II IFC International Finance Corporation IIEE Indonesian Institute for Energy Economics INDC Intended Nationally Determined Contribution IR Intermediate Result KEN Kebijakan Energi Nasional

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

ii

KLHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan LEAP Long-Range Energy Alternatives Planning System LED Light Emitting Diodes LOP Life of Project LPEM FEB UI Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia LTSHE Lampu Tenaga Surya Hemat Energi MW Megawatt NTB Nusa Tenggara Barat NTT Nusa Tenggara Timor OJK Otoritas Jasa Keuangan PEP Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan PJBL Perjanjian Jual Beli Listrik PK APBN Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara PLN Perusahaan Listrik Negara PLN EBT PLN Energi Baru dan Terbarukan PLS Penyedia Listrik Swasta PT SMI PT Sarana Multi Infrastruktur PPSDM Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia PRK Pembangunan Rendah Karbon PTPN X PT. Perkebunan Nusantara X P2RUED Tim Pembinaan Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah RAD GRK Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAN GRK Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca REGP Renewable Energy Generation Plants/Pembangkit Listrik Energi Terbarukan RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RTRWP/K Rencana Umum Tata Ruang Provinsi/Kabupaten RUED Rencana Umum Energi Daerah

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

iii

RUED-P Rencana Umum Energi Daerah-Provinsi

RUEN Rencana Umum Energi Nasional RUKD Rencana Umum Kelistrikan Daerah RUPTL Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik SDG/TPB Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SIG Sistem Informasi Geografis TWG Technical Working Group/Kelompok Kerja Teknis UEEP Utility Executive Exchange Program UI Universitas Indonesia USAID United States Agency for International Development VGP Variable Generating Capacity

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

iv

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................................ 1

1. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 2 Sekilas tentang Proyek ICED II ............................................................................................................................................. 2 Cakupan Geografis .................................................................................................................................................................. 5 Kerangka Kerja untuk Bantuan USAID ICED II untuk Pemerintah Indonesia ........................................................... 7 Susunan Laporan ...................................................................................................................................................................... 7

2. RANGKUMAN KEGIATAN UTAMA DAN PENCAPAIANNYA .............................. 8 Dukungan ICED II bagi Program Energi Bersih dan Program Terkait Lainnya.......................................................... 8 Dukungan ICED II untuk Proyek Energi Bersih .............................................................................................................. 28 Clean Energy Technology and Innovation Fund (CETIF) .................................................................................................... 25

3. STRATEGI DAN KEMAJUAN ICED II DALAM MENGGAPAI HASIL .................... 26

4. LAMPIRAN ............................................................................................................................ 36 Lampiran A. Perbandingan Antara Hasil dan Target Berdasarkan Indikator Kinerja ............................................. 36 Lampiran B. Informasi Acuan untuk Indikator Kinerja dan Hasil................................................................................ 45

B.1 Proyek yang Didampingi ....................................................................................................................................... 46 Lampiran C. Hasil Kerja ICED II ................................................................................................................................... 52 Lampiran D. Kegiatan Eksternal ICED II, Tahun 2018 ............................................................................................ 53 Lampiran E. Rincian Kegiatan Pelatihan ICED II, Tahun 2018 .............................................................................. 54

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

2

1. PENDAHULUAN

Sekilas tentang Proyek ICED II Program Indonesia Clean Energy Development II (ICED II) adalah program berjangka waktu lima tahun (Mei 2015 – Mei 2020) yang didanai oleh U.S. Agency for International Development. ICED II dirancang untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam menyusun kebijakan yang efektif, lingkungan yang terkontrol dan mendorong pembangunan rendah emisi di sektor energi, sekaligus menarik investasi publik dan sektor swasta di bidang pengembangan energi bersih. Sebagai bentuk pengakuan terhadap perhatian USAID/Indonesia yang semakin meningkat terhadap sains, teknologi dan inovasi, ICED II juga diharapkan untuk mendukung pengembangan teknologi dan kapasitas manusia di bidang energi bersih.

ICED II dipandang sebagai “kelanjutan” proyek ICED, yang berakhir pada 17 Februari 2015. ICED II memberikan perhatian khusus kepada status intervensi ICED di akhir masa pelaksanaannya (seperti yang didokumentasikan dalam laporan akhir ICED), perubahan-perubahan yang terjadi pada mitra Pemerintah Indonesia dan pasar energi bersih, membangun kerja sama kembali dengan mitra-mitra dari sector publik dan swasta, serta menempatkan ICED II untuk mengambil manfaat dari momentum proyek ICED guna mencapai tujuannya dan meraih hasil-hasil yang ditargetkan.

Tujuan utama proyek ICED II adalah memperkuat landasan bagi sistem energi rendah karbon di Indonesia. Komponen-komponen proyek ini memberikan kontribusi terhadap target yang telah ditetapkan oleh Pemerintan Indonesia guna meningkatan akses/ketahanan di sektor energi rendah karbon, sekaligus mendukung upaya-upaya nasional untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca (GRK).

ICED II dilaksanakan melalui tiga komponen yang paralel dan saling melengkapi:

Komponen 1: Perbaikan lingkungan pendukung guna mempercepat investasi bersama di

bidang energi bersih Komponen 2: Percepatan mobilisasi investasi bersama antara sektor swasta dan publik di

bidang energi bersih Komponen 3: Penjangkauan kegiatan antar lembaga antara USAID dan Pemerintah

Amerika Serikat di sektor energi di Indonesia. ICED II juga mengelola Dana untuk Teknologi dan Inovasi di Bidang Energi Bersih (CETIF) yang digunakan untuk memperluas intervensi proyek. Dana ini dimaksudkan agar menjadi alat yang fleksibel, apabila diperlukan, dan/atau bermanfaat bagi tujuan proyek, untuk mendorong partisipasi dan/atau kerja sama sektor swasta dan entitas daerah demi pencapaian komponen-komponen dan tugas-tugas ICED II.

Pada akhir pelaksanaannya, ICED II harus meraih hasil-hasil utama sebagai berikut:

1. Sedikitnya 4,5 juta ton emisi GRK, yang dihitung dalam metrik ton CO2e, dikurangi,

diserap dan disimpan, dan/atau dihindari karena adanya bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat

2. Sedikitnya investasi bernilai US $800 juta dihasilkan dari sumber daya swasta dan publik

untuk memitigasi perubahan iklim karena didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

3

3. Sedikitnya terdapat penambahan 5 juta orang lagi yang memiliki akses terhadap energi bersih

4. Setidaknya 20 lembaga mengalami peningkatan kapasitas untuk menangani isu-isu perubahan

iklim sebagai akibat dari adanya bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat. 5. Sedikitnya 20 undang-undang, kebijakan¸ strategi, rencana, atau peraturan tentang mitigasi

perubahan iklim diajukan, diadopsi, atau dilaksanakan sebagai akibat dari adanya bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat.

Di samping itu, ICED II memiliki lima tujuan di tingkat komponen - (atau tugas) dan hasil-hasil yang ditargetkan. Tujuan-tujuan tersebut tercantum di bawah ini. Hasil-hasilnya diuraikan secara lebih rinci dalam Rencana Pemantauan dan Evaluasi (P&E) ICED II. ICED II melaporkan 11 indikator kinerja utama yang diambil dari hasil-hasil utama dan hasil-hasil yang ditargetkan (lihat Bagian 3).

Tugas Hasil yang Ditargetkan

Peningkatan Kapasitas untuk Perencanaan dan Pelaksanaan di Sektor Energi Rendah Emisi

Sedikitnya terdapat 20 lembaga yang mengalami peningkatan kapasitas untuk menangani masalah perubahan iklim karena mendapat bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat

Di provinsi-provinsi terpilih terdapat peningkatan integrasi antara RAD-GRK dengan RAN-GRK, RUEN/RUED, RUKD, RPJMD, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota (RTRWP/K), dan dokumen perencanaan strategis terkait

Di provinsi-provinsi terpilih, RUED dan RUKD awal disusun dengan mencerminkan perencanaan sumber daya yang terintegrasi, responsif terhadap model permintaan energi di daerah, dan selaras dengan RAD-GRK masing-masing daerah.

Terdapat peningkatan kapasitas lembaga di tingkat daerah untuk menjalankan dan menyempurnakan rencana RAD-GRK berdasarkan data kuantitatif dan analisis yang lengkap, serta sinkronisasi metodologi di tingkat nasional dan daerah; dan untuk mengembangkan, mengoperasikan dan menyelaraskan RUED dan RUKD dengan prioritas pembangunan daerah

Peningkatan partisipasi lembaga di tingkat kabupaten dan kota dalam proses perencanaan dan pelaksanaan RAD-GRK, RUED dan RUKD.

Dukungan Reformasi Kebijakan dan Regulasi untuk Pengembangan Proyek Energi Bersih

Sedikitnya terdapat 20 undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan tentang mitigasi perubahan iklim yang secara resmi diajukan, diadopsi, atau dilaksanakan sebagai akibat dari adanya bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat

Perampingan reformasi kebijakan dan peraturan yang ada terkait dengan pertumbuhan energi bersih

Penerapan insentif fiskal dan nonfiskal yang efektif untuk meningkatkan investasi di berbagai jenis teknologi energi terbarukan berskala kecil hingga menengah

Pembentukan kerangka regulasi dan tarif feed-in standar untuk pengembangan proyek energi terbarukan dengan kapasitas pembangkit yang lebih besar dari 10 MW

Strategi penjangkauan publik dikembangkan di tingkat nasional/daerah untuk mengkomunikasikan dampak reformasi kebijakan/peraturan secara

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

4

efektif

Pembangunan Proyek yang Lebih Maju dan Promosi Investasi

Memfasilitasi pembangunan pembangkit energi bersih dengan kapasitas minimal 400 MW

Penerapan praktik bisnis standar untuk pengembangan, integrasi dan prosedur terkait di bidang energi bersih dengan PLN

Menetapkan kerangka pembiayaan dan pelaksanaan untuk aksi-aksi mitigasi di sektor energi bersih di daerah

Peningkatan praktik bisnis di bidang desain proyek dan penilaian kelayakan di pasar energi bersih untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kemungkinan menarik investasi.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

5

Tugas-Tugas Hasil yang Ditargetkan

Peningkatan Kapasitas Daerah di Bidang Sains, Teknologi, Inovasi dan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Energi Bersih

Dokumentasi penilaian tentang kebutuhan pemangku kepentingan terkait terhadap sumber daya manusia dan rencana aksi untuk merancang dan menyampaikan bantuan teknis terkait guna meningkatkan kapasitas organisasi di daerah dalam memberikan layanan terkait dan pelatihan tentang aspek-aspek energi bersih.

Modul percontohan untuk studi dan pelatihan praktis di sedikitnya lima lembaga untuk setidaknya lima teknologi yang berbeda (tenaga air, biomassa, biogas, limbah kota, panel surya, dan tenaga angin).

Mengujicobakan setidaknya lima inovasi di bidang energi terbarukan/konservasi energi dengan road map untuk peningkatan dan/atau replikasi cepat.

Penjangkauan untuk kegiatan antar lembaga USAID dan Pemerintah Amerika Serikat di Sektor Energi di Indonesia

Pemutakhiran rutin terhadap upaya-upaya USAID di sektor energi disosialisasikan kepada pemangku kepentingan/media yang tertarik, yang menyoroti integrasi upaya-upaya tersebut dengan inisiatif Pemerintah Indonesia dan kegiatan donor/pemberi pinjaman lainnya

Lokakarya tahunan, forum, dan kampanye penjangkauan publik lainnya untuk menyampaikan informasi kepada pemangku kepentingan setempat tentang upaya kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah AS.

ICED II memberikan perpaduan antara bantuan teknis jangka pendek dan jangka panjang kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemerintah provinsi dan kabupaten terpilih, kementerian dan otoritas sektoral lainnya, serta sektor swasta.

Cakupan Geografis USAID/Indonesia telah mengidentifikasi 14 provinsi fokus yang akan mendapatkan dukungan di bidang pembangunan lintas sektor. Dukungan tersebut akan dilengkapi dengan bantuan di bidang kelembagaan, perencanaan dan koordinasi yang diberikan di tingkat pusat kepada Pemerintah Indonesia di Jakarta. Ke-14 provinsi fokus tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. ICED II telah memilih lima daerah prioritas (provinsi) dari 14 provinsi fokus USAID. Di kelima provinsi ini ICED II akan memusatkan dukungannya dalam hal perencanaan energi daerah: Aceh, Jawa Timur, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan. Tiga provinsi prioritas diidentifikasi berdasarkan lingkup kerja dalam kontrak ICED II, sedangkan Jawa Timur dan NTB dipilih berdasarkan kriteria berikut:

• Adanya peluang untuk pengembangan proyek energi bersih (investasi dan kapasitas terpasang) • Potensi penurunan emisi GRK di sektor energi melebihi proyeksi baseline dalam RAD-GRK (rencana

aksi daerah untuk pembangunan rendah emisi) • Jumlah rumah tangga dan orang tanpa akses terhadap listrik • Adanya komitmen progresif dari pemerintah daerah (provinsi, kota/kabupaten) untuk mengambil

langkah dalam melaksanakan rencana aksi mitigasi GRK dan mempercepat pengembangan energi bersih

• Memiliki kemudahan yang relatif menunjang (misalnya dalam hal logistik) pekerjaan lapangan yang dari kantor ICED II Jakarta.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

6

Strategi cakupan geografis ICED II (Gambar 1) memadukan dukungan berkelanjutan yang diberikan kepada para mitra di tingkat nasional di provinsi prioritas ICED II, provinsi fokus USAID, dan lokasi-lokasi lainnya di seluruh Indonesia. Pertama, ICED II memusatkan dukungannya di lima provinsi prioritasnya dan terlibat dalam perencanaan dan penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan energi dan mitigasi GRK di daerah, serta membantu merintis proyek dan program energi bersih baru. Kedua, ICED II menanggapi peluang untuk mendukung mitra-mitra dari sektor publik dan swasta yang berbasis di 14 provinsi fokus USAID yang memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap pencapaian hasil-hasil utama ICED II. Ketiga, ICED II menggunakan pendekatan portofolio untuk mendukung proyek-proyek PLN, Kementerian ESDM, bank nasional dan lembaga keuangan, serta pengembang nasional yang terdapat dalam portofolio mitra-mitra nasional, bahkan apabila proyek-proyek tersebut berada di luar provinsi fokus USAID. Keempat, ICED II melanjutkan dukungannya terhadap pipeline proyek-proyek energi bersih yang berasal dari proyek ICED (2010-2015) di seluruh Indonesia yang berpotensi besar untuk berkontribusi terhadap pencapaian hasil-hasil utama ICED II (misalnya, kapasitas pembangkit terpasang, penurunan GRK, leveraged investment, jumlah orang yang memiliki akses terhadap energi bersih).

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

7

Gambar 1: Strategi Cakupan Geografis ICED II

Kerangka Kerja untuk Bantuan USAID ICED II untuk Pemerintah Indonesia USAID dan Pemerintah Indonesia menyelesaikan Country Development Cooperation Strategy (CDCS) lima tahun yang memaparkan prioritas pembangunan kedua belah pihak dari tahun 2014 hingga 2018. Dokumen ini berfungsi sebagai panduan dalam merancang intervensi dan alokasi sumber daya di seluruh sektor teknis yang utama. ICED II mendukung Tujuan Pembangunan USAID 3 (DO3) Tahun 2014-2018 dalam CDCS, yaitu “Prioritas Pembangunan Global Demi Kemajuan Kepentingan Bersama.” Tujuan proyek ICED II dan tugas-tugas terkait dihubungkan dengan Hasil Langsung (IR) 3.3 dalam DO 3, yaitu “Mitigasi Perubahan Iklim dan Ketahanan untuk Mendukung Penguatan Ekonomi Ramah Lingkungan,” dan Sub-IR 3.3.1: “Landasan untuk Penguatan Sistem Energi Rendah Karbon.”

ICED II mendukung pembentukan kerangka kerja USAID-Pemerintah Indonesia dalam hal pemberian bantuan di bidang energi bersih. Bantuan ini mencakup 1) perjanjian administratif dengan Pemerintah Indonesia melalui Bappenas dan perjanjian teknis dengan Kementerian ESDM, yang mengakui kelayakan ICED II untuk mendapatkan dukungan formal dari Pemerintah Indonesia, dan 2) nota kesepahaman USAID dengan Kementerian ESDM dan PLN yang menguraikan bidang-bidang kerja sama teknis yang telah disepakati.

Susunan Laporan Bagian 2 menjelaskan dukungan ICED II pada dua tingkatan yang berbeda: 1) program energi bersih milik pemerintah dan program-program terkait lainnya 2) proyek energi bersih dari pengembang. Untuk kedua hal tersebut, kami memberikan gambaran singkat tentang program ICED II dan statusnya di awal dan akhir periode pelaporan, yang merupakan penjelasan tentang kegiatan pendukung ICED II dan pencapaian terkait. Bagian 3 merangkum strategi ICED II untuk mencapai hasil yang ditargetkan dan kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini.

ICED II terus mendukung proyek energi terbarukan dalam Pipeline Proyek Energi Bersih serta mendukung upaya-upaya mitra ICED II yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap pencapaian hasil-hasil ICED II.

ICED II memberikan dukungan pembangunan lintas sektor yang akan dilengkapi dengan bantuan kelembagaan, perencanaan dan koordinasi yang diberikan di tingkat pusat kepada Pemerintah Indonesia di Jakarta

ICED II mendukung proyek-proyek yang terdapat dalam portofolio mitra-mitra nasional, meskipun proyek tersebut berada di luar provinsi prioritas USAID.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

7

2. RANGKUMAN KEGIATAN UTAMA DAN PENCAPAIANNYA

Dukungan ICED II bagi Program Energi Bersih dan Program Terkait Lainnya Untuk membantu memperbaiki lingkungan pendukung agar investasi bersama di bidang energi bersih cepat terwujud, ICED II terus memberikan bantuan untuk beberapa program nasional dan daerah yang dirancang, secara langsung atau tidak langsung, untuk mempercepat pengembangan energi bersih. Mulai dari program yang mendukung proyek energi baru terbarukan tertentu dan proyek efisiensi energi, hingga program yang menangani sektor energi secara lebih luas namun memiliki tujuan yang secara tidak langsung meningkatkan pemanfaatan sumber daya energi bersih. Untuk memenuhi tujuan ini, kami mendukung mitra utama kami - Kementerian ESDM, Bappenas, dan PLN - serta badan-badan pemerintah lainnya, seperti Otoritas Jasa Keuangan. Demikian pula, di tingkat daerah, kami menargetkan bantuan untuk badan perencanaan pembangungan tingkat provinsi (bappeda) dan dinas energi serta PLN wilayah. Selain energi dan proses perencanaan terkait, ICED II mendukung berbagai lembaga dalam melaksanakan program yang berperan penting. Bantuan yang bersifat programatik biasanya melibatkan intervensi ICED II pada tahap seperti perancangan program, perumusan dan sosialisasi kebijakan1, pendampingan dan pembangunan kapasitas dalam pelaksanaan program, serta pemantauan dan evaluasi.

Dua sasaran penting yang akan diraih melalui bantuan teknis programatik yang diberikan oleh ICED II adalah penyelarasan dan koordinasi. ICED II mendukung penyelarasan proses perencanaan nasional yang utama (Tabel 1) yang harus menanggapi Kebijakan Energi Nasional (KEN) serta target yang ditetapkan dalam kebijakan tentang perubahan iklim untuk memfasilitasi konsistensi data dan pemodelan, memastikan keberlanjutan hasil-hasil program, dan melembagakan perubahan. Kami mendukung lembaga utama di tingkat nasional dan provinsi untuk memenuhi mandat yang diberikan kepada mereka sekaligus meningkatkan transparansi, memperbaiki ketersediaan data, pemodelan, prakiraan dan alat analisis lainnya, serta mendukung pemantauan, evaluasi dan pelaporan yang dapat diverifikasi. ICED II secara terbuka memahami tanggung jawab pemerintah daerah (terutama di tingkat provinsi) dalam mengembangkan energi, tenaga listrik dan rencana mitigasi emisi gas rumah kaca yang mencerminkan sumber daya terbarukan tertentu, serta karakteristik ekonomi, sosial dan geografis. Untuk memperbaiki proses perencanaan, ICED II menekankan pentingnya pengambilan keputusan berbasis bukti yang melibatkan kumpulan data yang seragam untuk semua provinsi, alat pemodelan, seperti Long-Range Energy Alternatives Planning (LEAP) dan sistem informasi geografis (SIG) untuk analisis dan pemetaan. Peningkatan kapasitas dinas pemerintah provinsi terkait di bidang perencanaan dan pelaksanaan program semakin diakui sebagai kunci untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.

Pada bulan Juli 2017, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yang menetapkan arahan untuk pelaksanaan TPB dan target yang akan dicapai pada tahun 2030 di tingkat

1 Sosialisasi adalah tahapan yang mengikuti penerbitan suatu kebijakan atau peraturan yang dirancang untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan dan memperoleh klarifikasi dalam pelaksanaannya

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

7

nasional. TPB mencakup dua tujuan yang berkaitan dengan program ICED II, yaitu: 1) Tujuan #7 – Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua, dan 2) Tujuan #13 – Melakukan aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Peraturan ini memberikan mandat kepada Bappenas untuk mengkoordinasikan seluruh pemangku kepentingan dan mengawasi pencapaian TPB. Setelah penerbitan Peraturan Presiden ini, Bappenas mengeluarkan peraturan tentang pelaksanaan TPB pada tahun 2018.2 Perlu diperhatikan bahwa Bappenas telah memulai proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan bahwa Kementerian ESDM telah mulai menyusun pemutakhiran Rencana Umum Kelistrikan Nasional.

Dalam bagian ini selanjutnya akan diuraikan status bidang-bidang program utama yang melibatkan ICED II, dan bantuan yang diberikan selama periode 1 Oktober 2017 hingga 30 September 2018.

Tabel 1. Proses Perencanaan yang Berdampak pada Pengembangan Energi Bersih

Proses Perencanaan

RPJMN/ RPJMD

RAN-/ RAD-GRK

RAN-/ RAD SDGs

RUEN/ RUED

RUKN/ RUKD

RUPTL

Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/ Daerah

Rencana Aksi Nasional/ Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Rencana Aksi Nasional/ Daerah untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Rencana Umum Energi Nasional /Daerah

Rencana Umum Kelistrikan Nasional/ Daerah

Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik

Lembaga yang Bertanggung Jawab

Bappenas Bappenas Bappenas Kementerian ESDM

Kementerian ESDM

Kementerian ESDM

Kerangka Waktu Perencanaan

2015-2019 dan 2020-2024

2015-2034 2016-2030 2015-2050 2015-2034 2018-2027

Masukan dari Provinsi/ Daerah

Data energi provinsi

Rencana Aksi Provinsi untuk Emisi GRK

Rencana Provinsi untuk Pembangunan Berkelanjutan

Masukan tentang permintaan energi

Perencanaan tentang kelistrikan daerah

Investasi Kantor Dinas Provinsi/ Elektrifikasi

Keluaran di Tingkat Nasional yang berasal dari Bantuan ICED

Pertumbuhan dan intensitas permintaan terhadap energi

Proyek energi terbarukan/ efisiensi energi

Proyek energi terbarukan; akses terhadap listrik

Energi terbarukan dan potensi efisiensi energi

Penyediaan tenaga listrik dari energi terbarukan/ akses terhadap listrik

Proyek pembangkit listrik energi terbarukan yang dilaksanakan oleh PLN dan Penyedia Listrik Swasta

2 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional No. 7 Tahun 2018 tentang Koordinasi, Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

7

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

8

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Energi Latar Belakang

Dalam Intended Nationally Determined Contribution (INDC), Indonesia menjelaskan transisi yang dilaluinya menuju masa depan yang rendah karbon; Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan penurunan emisi tanpa syarat sebesar 29% pada tahun 2030 dengan skenario business-as-usual (BAU), dan penurunan hingga 41% dengan bantuan internasional. Indonesia menyerahkan INDC pada September 2015 dan NDC yang pertama pada November 2016. Awalnya sektor energi diharapkan menjadi sumber utama penurunan GRK, namun Pemerintah Indonesia mengalihkan beban tersebut ke sektor kehutanan. Kehutanan diharapkan berkontribusi untuk penurunan GRK sebesar 17,2%, dan energi berkontribusi sebesar 11%. Target yang lebih rendah untuk sector energi ini selaras dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus menggunakan batu bara di sektor kelistrikan serta pertumbuhan permintaan terhadap listrik yang lebih rendah daripada yang diperkirakan. Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 menyerukan Rencana Aksi Nasional untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang menetapkan target terpilih untuk menurunkan emisi di Indonesia sebesar 26% berdasarkan skenario baseline tahun 2020. Sebagaimana diamanatkan oleh RAN-GRK, setiap provinsi di Indonesia perlu menyusun Rencana Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) sebagai pelengkap RAN-GRK. Pelaksanaan rencana aksi mitigasi ini di tingkat provinsi sangat penting demi meraih tujuan nasional tentang perubahan iklim dan meletakkan landasan bagi aksi untuk perubahan iklim yang lebih ambisius setelah tahun 2020. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011, setiap provinsi mengeluarkan RAD-GRK yang menguraikan langkah-langkah untuk menurunkan emisi GRK secara nyata, termasuk yang berasal dari sektor energi. RAD-GRK telah diserahkan pada tahun 2012 dan sedang ditinjau untuk menentukan kesenjangan antara penurunan yang direncanakan di setiap sektor dan hasil yang diperoleh dengan menggunakan protokol pemantauan, evaluasi dan pelaporan (PEP) yang telah ditetapkan. Proses RAD-GRK telah melalui siklus penuh yang terdiri dari perencanaan-pelaksanaan-pemantauan-evaluasi untuk 34 provinsi di Indonesia. Lebih lanjut, berdasarkan evaluasi pencapaian setiap provinsi pada tahun 2016, saat ini para pemerintah provinsi sedang merevisi RAD-GRK mereka. Perkiraan waktu penyelesaian Peraturan Gubernur Baru tentang RAD-GRK belum dapat dipastikan, karena Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang RAN-GRK masih ditinjau. PRK (pembangunan rendah karbon) juga berkaitan dengan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Gambar 2 menunjukkan keterkaitan antara PRK dengan TPB, yang menekankan Tujuan #13 sebagai titik utama yang mendukung tujuan lain.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

9

Gambar 2: Saling Keterkaitan antara Pembangunan Rendah Karbon dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Pada tahun 2018, Bappenas menyatakan bahwa lembaga tersebut tengah mempromosikan pembangunan rendah karbon sebagai pendekatan baru yang terintegrasi dalam kebijakan pembangunan nasional. Bappenas bermaksud untuk memasukkan PRK dalam berbagai kebijakan pembangunan nasional dan program infrastruktur untuk menyeimbangkan tujuan ekonomi, sosial dan ekologi. PRK juga dipromosikan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang baru (RPJMN 2020-2024). Bappenas bermaksud untuk memastikan bahwa kegiatan manusia yang saling terkait dan daya dukung ekosistem dipertimbangkan dalam kedua rencana tersebut.

PRK juga akan dipertimbangkan dalam revisi Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 (sedang berjalan) dan akan memusatkan perhatian pada aksi-aksi untuk menurunkan emisi GRK di bawah Bappenas, serta revisi Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011 tentang inventaris emisi GRK nasional di bawah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Namun demikian, tidak jelas bagaimana Pemerintah Indonesia akan menyelesaikan peraturan tentang emisi GRK.

Pencapaian ICED II

Pangkalan Data RAD-GRK. Bappenas meluncurkan sistem daring untuk PEP RAD-GRK pada tanggal 25 Oktober 2017. Bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ini adalah pangkalan data tentang langkah-langkah pelaksanaan dan pencapaian RAD-GRK di 34 provinsi selama periode 2010-2015. ICED II menyelesaikan pengkodean pangkalan data ini pada bulan Juni 2017 dan juga ikut serta dalam proses verifikasinya.

Tinjaun RAD-GRK. ICED II berpartisipasi dan ikut mendanai Lokakarya Nasional tentang Rencana Aksi Daerah untuk Finalisasi Tinjauan RAD-GRK untuk 34 Provinsi, yang diselenggarakan oleh Sekretariat RAN/RAD-GRK pada tanggal 31 Oktober-3 November 2017 di Makassar. Delapan belas perwakilan pemerintah provinsi mengikuti sesi untuk sektor energi. Di akhir lokakarya, 10 provinsi telah menyelesaikan sepenuhnya tinjauan RAD-GRK mereka dan 8 provinsi telah menyelesaikan 80% RAD-GRK mereka. Semua kecuali satu dari 18 provinsi telah menyelesaikan PEP bidang Energi Tahun 2016 dan 16 provinsi telah menyelesaikan PEP bidang Transportasi Tahun 2016.

Pembangunan Rendah Karbon dan Keterkaitannya dengan TPB

Dalam konteks TPB, Pembangunan Rendah Karbon (PRK) adalah pilar lingkungan hidup yang menempatkan pencapaian Tujuan 13 (Perubahan Iklim) sebagai landasan untuk mendukung: Tujuan 7, 8, 9, dan 17 (Pilar Ekonomi) Tujuan 1, 2, dan 4 (Pilar Sosial) Tujuan 6, 11, 12, 14, dan 15 (Pilar Lingkungan Hidup).

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

10

Tinjauan RAN-GRK. ICED II memberikan dukungan teknis dan fasilitasi kepada Bappenas selama Lokakarya Nasional tentang Finalisasi Tinjauan Rencana Aksi Nasional Pembangunan Rendah Emisi (RAN-GRK) di Bali pada tanggal 11-13 Juli 2018. ICED II mendampingi perwakilan provinsi menghadiri sesi paralel untuk sektor energi, dan bertindak sebagai organisasi sumber yang memberikan masukan kepada perwakilan provinsi. Pada salah satu sesi tersebut, perwakilan provinsi sepakat untuk menyelaraskan rancangan RAD-GRK provinsi mereka dengan rancangan Rencana Umum Energi Daerah (RUED), serta menggunakan pemodelan energi RUED sebagai acuan dalam perhitungan baseline dan penyusunan proyeksi penurunan emisi.

Sekretariat RAN-GRK mengakui dukungan ICED II karena kelima provinsi prioritas program (Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan) melakukan pemutakhiran terhadap PEP mereka secara daring dan menyelesaikan tinjauan RAD-GRK mereka selama sesi untuk sektor energi. Dukungan ICED II untuk provinsi prioritas tersebut termasuk membantu mereka menyelaraskan RAD-GRK dan RUED mereka.

Pemerintah pusat sepakat untuk menggunakan model RUED sebagai acuan dalam melakukan perhitungan baseline dan mewujudkan penurunan emisi di sektor energi, dengan tetap memperhatikan dokumen perencanaan energi lainnya. Untuk mengatasi perbedaan antara tahun dasar dalam model RUED dan RAD-GRK, diputuskan bahwa tahun 2010 akan menjadi tahun awal proyeksi emisi. Dengan demikian, tahun dasar 2015 berdasarkan model RUED harus dimundurkan dari tahun 2015 ke tahun 2010 dan hasilnya akan divalidasi dengan data riil dari tahun 2010. Penggantian tahun dasar di tingkat provinsi akan dibantu oleh Sekretariat RAN-GRK dan Kementerian ESDM.

Peraturan tentang RAN-TPB. ICED II meninjau peraturan ini (Perpres No. 59 Tahun 2017 dan PerMen PPN No. 7 Tahun 2018) dan mulai mengkaji pembangunan rendah karbon di Indonesia. ICED II juga terlibat dengan mitra-mitra di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, yang saat ini tengah menyelesaikan RUED-P mereka dan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), untuk menyelaraskan dan menyediakan acuan bagi rencana provinsi yang berkaitan dengan energi dengan dokumen RAD-GRK mereka.

Perencanaan Energi

Latar Belakang

Pada bulan Maret 2017, Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Peraturan tersebut menyatakan bahwa RUEN merupakan rencana pemerintah pusat untuk mengelola sektor energi nasional; RUEN merupakan penjabaran dan rencana pelaksanaan Kebijakan Energi Nasional (KEN) multisektoral. RUEN menetapkan bahwa 23% dari target pemanfaatan energi final Indonesia berasal dari sumber energi baru dan terbarukan pada tahun 2025. Dalam beberapa bulan setelah Presiden menandatangani Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyatakan bahwa prioritas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk memanfaatkan energi berbiaya rendah berada di atas insentif yang mendukung sumber energi terbarukan serta rencana untuk melakukan transisi energi dalam rentang waktu delapan tahun.3

3 “RI Unlikely to Achieve 23% Renewable Target by 2025,” The Jakarta Post, 26 September 2017.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

11

Pencapaian ICED II

RUED. Selama tahun ini, ICED II terus mendukung perencanaan energi, baik di tingkat nasional maupun provinsi. ICED II memberikan dukungan teknis untuk tiga dari empat lokakarya tentang RUED di daerah dan turut mensponsori lokakarya RUED yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Nasional (DEN) untuk memfasilitasi penyelesaian rancangan dokumen RUED-P.4 Lokakarya ini merupakan tonggak penting bagi penyerahan rancangan awal RUED-P pada bulan Juni 2018. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan “Pedoman Penyelarasan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah di Sektor Energi” serta menyelenggarakan beberapa acara untuk memperkenalkan pedoman ini kepada pemerintah daerah. ICED II mendukung inisiatif ini dengan memperkenalkan pedoman tersebut kepada tim RUED di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Provinsi fokus ICED II ini memenuhi tenggat waktu penyerahan dokumen rancangan awal RUED-P kepada DEN pada awal Juni 2018. NTB telah mulai menyusun RUED mereka sebelum ICED II terlibat. Biro Perencanaan Kementerian ESDM telah meminta ICED II untuk meninjau dokumen RUED NTB.

Provinsi Aceh. ICED II membantu Pemerintah Aceh dalam mempersiapkan pembentukan tim RUED. Keputusan Gubernur Aceh No. 821.29/1060/2017 tentang Pembentukan Tim RUED Aceh diterbitkan pada tanggal 13 Oktober 2017. Tim tersebut memiliki tiga kelompok kerja, yaitu untuk bidang data dan pemodelan, program dan perencanaan, serta hukum. ICED II mendukung tim RUED Aceh selama kickoff meeting tanggal 16 November 2017 dan lokakarya teknis tanggal 4 Desember 2017. ICED II menerima permintaan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Aceh (surat nomor 1036/072 tanggal 31 Januari 2018) untuk memberikan pelatihan dan bantuan teknis lainnya untuk menyusun RUED Provinsi (RUED-P) dan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Aceh. ICED II mendampingi Tim RUED dalam dua kegiatan bantuan teknis dan satu FGD di bidang tersebut. Provinsi Aceh menyerahkan RUED-P pada tanggal 6 Juni 2018.

Provinsi Sumatra Utara. Setelah menindaklanjuti penyusunan RUED-P dengan Dinas ESDM Provinsi Sumatra Utara pada TA 2017, pendampingan yang diberikan oleh ICED II dimulai secara serius pada bulan Februari 2018 dan diawali dengan sesi bantuan teknis.5 ICED II telah memberikan bimbingan teknis dalam hal penyusunan naskah akademik RUED Sumatera Utara dengan tim dari Universitas Sumatera Utara. ICED II juga meninjau model LEAP untuk mengakomodasi rekomendasi DEN guna meningkatkan pangsa energi terbarukan. Provinsi Sumatera Utara menyerahkan RUED-P pada tanggal 5 Juni 2018.

Provinsi Jawa Timur. Tim RUED provinsi ini telah mengalami kemajuan pesat. Selama tahun ini, ICED II menghadiri Rapat Persiapan RUED Jawa Timur yang membahas penyusunan SK Gubernur tentang tim RUED Jawa Timur dan mengumpulkan data dari pemangku kepentingan yang terkait dengan energi. ICED II juga memberikan masukan tentang keselarasan RUED dengan RPJMD dan dokumen perencanaan provinsi lainnya, terutama yang berkaitan dengan perencanaan energi (misalnya RUKD, RAD-GRK, TPB nomor #7). ICED II juga menganalisis data yang disediakan oleh unit-unit di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengembangkan pemodelan RUED mereka sesuai dengan model referensi dari P2RUED (Tim Pengawas Pengembangan RUED). Hingga akhir Maret 2018, Jawa Timur telah menyelesaikan rancangan bab naratif RUED-P, matriks program dan aksi, serta model LEAP, serta memutakhirkan rancangan awal beberapa kali. Provinsi Jawa

4 Ini merupakan seperangkat dokumen yang harus diserahkan oleh setiap provinsi kepada pemerintah pusat segera setelah diselesaikan 5 Namun tahap selanjutnya telah dijadwal ulang. Lambatnya kemajuan di Sumatra Utara mungkin disebabkan oleh rencana untuk mereorganisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi. Di tingkat kabupaten akan ada beberapa kantor dinas yang menyiratkan bahwa sejumlah pejabat akan dipindahkan ke luar Medan.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

12

Timur menyerahkan rancangan RUED-P pada tanggal 25 Mei 2018. Provinsi Sulawesi Selatan. Ketika ICED II pertama kali menghubungi pemerintah provinsi tersebut, Sulawesi Selatan secara mandiri sudah mulai menyusun dokumen awal RUED-P. ICED II dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan focus group discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan utama di tingkat provinsi pada tanggal 11 Mei 2018 dan memberikan bimbingan teknis tentang pemutakhiran pangkalan data dan matriks program/kegiatan pada tanggal 12 Mei. ICED II juga memberikan umpan balik bagi rancangan awal RUED-P dan menjelaskan jenis-jenis bantuan yang ditawarkan untuk menyusun rancangan tersebut, serta memberikan bimbingan teknis tentang RUED, pemodelan dan penyusunan presentasi kemajuan. Sulawesi Selatan menyerahkan RUED-P pada tanggal 1 Juni 2018. Sekretaris Jenderal DEN menghargai kontribusi ICED II terhadap proses yang tercantum pada Gambar 3, dan menegaskan bahwa produk yang dihasilkan dari proses tersebut (misalnya, narasi, matriks program/tindakan, kumpulan data dan model LEAP) memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Namun, ia menyarankan agar ICED II menangguhkan tahap konsultasi publik, karena kegiatan ini dianggap sebagai bagian dari proses legislasi di tingkat provinsi (di luar bantuan teknis). Ia juga menjelaskan rencana pemerintah pusat untuk mengadakan acara serah terima yang menandai selesainya tahap pertama, yaitu setelah semua provinsi menyelesaikan rancangan RUED-P masing-masing.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

13

Gambar 3. Pendekatan ICED II untuk Mendukung Penyusunan RUED-P

ICED II mendorong provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan yang saat ini tengah menyelesaikan RUED masing-masing, untuk menyelaraskan dan mengacu rencana tersebut pada dokumen RAD-GRK mereka. Upaya ini sejalan dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). ICED melanjutkan keterlibatannya dengan ke-empat pemerintah provinsi tersebut dalam proses penyusunan RUED-P. Setelah ke-34 provinsi menyerahkan dokumen Rancangan Awal RUED-P, DEN menyelenggarakan Lokakarya Nasional tentang RUED di Jakarta pada tanggal 26 Juli 2018. Sebanyak 100 perwakilan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dari 32 provinsi menghadiri acara tersebut. DEN secara resmi menerima RUED-P dalam acara serah terima dari pemerintah pusat ke provinsi untuk memulai proses hukum. Dalam konteks ini, proses hukum terdiri dari rangkaian kegiatan yang mengarah pada dikeluarkannya peraturan daerah di tingkat provinsi. Rangkaian kegiatan tersebut adalah penyusunan naskah akademik, penyusunan rancangan peraturan daerah tingkat provinsi tentang RUED-P, pendaftaran dokumen peraturan daerah pada program legislasi daerah (Prolegda) tahunan, dan proses audiensi di Dewan Perwakilan Daerah (DPRD).

ICED II memfasilitasi kegiatan tersebut. Dalam kata sambutannya, Sekjen DEN menyatakan bahwa jumlah energi terbarukan dalam bauran energi di provinsi-provinsi tersebut saat ini masih di bawah target nasional sebesar 23% pada tahun 2025. DEN kemudian merekomendasikan agar semua provinsi menaikkan target pangsa energi terbarukannya.6

6 Setiap provinsi menetapkan target energi terbarukannya masing-masing di luar target nasional. Kemudian DEN menghitung target provinsi dan membandingkannya dengan target nasional. Apabila hasil perhitungan tidak memenuhi target nasional, DEN memberikan rekomendasi agar semua provinsi menaikkan target pangsa energi terbarukannya. Tambahan target ini akan dijabarkan dalam rancangan RUED-P melalui daftar proyek energi terbarukan yang merupakan bagian dari matriks program.

ANNUAL PROGRESS REPORT OCTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

14

Perencanaan, Pengadaan dan Operasi Sumber Daya Listrik Latar Belakang

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1, perencanaan kelistrikan berada di bawah tanggung jawab Kementerian ESDM (RUKN), Dinas Energi dan Sumber Daya tingkat Provinsi (RUKD), dan PLN (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik, RUPTL). Saat ini, rancangan RUKN (2015-2034) telah diajukan, yang menetapkan dua target, yaitu: 1) energi baru dan terbarukan harus mencapai 25% dari bauran pasokan listrik pada tahun 2025, dan 2) rasio elektrifikasi harus mencapai 97,35% dari seluruh rumah tangga pada tahun 2019. Meskipun RUKN belum selesai dan belum ditandatangani oleh Presiden, provinsi prioritas sudah mulai menyusun RUKD sendiri dengan menggunakan target tersebut sebagai acuan. Dalam RUPTL 2018-2027, PLN memberikan rencana yang terperinci tentang pertumbuhan permintaan terhadap tenaga listrik, jumlah pelanggan, elektrifikasi desa, serta rencana perluasan sistem pembangkit, transmisi dan distribusi selama 10 tahun. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, batubara diperkirakan akan tetap mendominasi semua sumber bahan bakar, meskipun persentasenya akan berkurang dari 62% di tahun 2018 menjadi 54% di tahun 2025. Gas alam dan gas alam cair (LNG) akan tumbuh dari 7% menjadi 23% selama periode tersebut, sedangkan energi baru dan terbarukan akan meningkat dari 12% menjadi 24% menurut RUPTL 2018-2027.

Gambar 4. Proyeksi Bauran Bahan Bakar Pembangkit Tenaga Listik 2018, 2025

Sumber: PLN, 29 Maret 2018

Sumber: PLN, 13 Maret 2017.

Bauran Pembangkit Listrik PLN (2018)

7% 1%

0%5%

21%

62%

4%

Coal Oil Gas/LNG RE Other Geothermal Hydropower Import

Bauran Pembangkit Listrik PLN (2025)

10% 0%

12%

2%

54%

23%

0%

Coal Oil Gas/LNG RE Other Geothermal Hydropower Import

ANNUAL PROGRESS REPORT OCTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

14

Target untuk energi terbarukan akan dipaparkan dalam rancangan RUED-P dalam daftar program energi terbarukan sebagai bagian dari matriks program.

PLN berencana untuk menambah kapasitas pembangkit dari sumber daya energi terbarukan sebesar lebih dari 14.900 megawatt (MW) pada tahun 2027 (Tabel 2). Tenaga air besar dan panas bumi akan tetap mendominasi, masing-masing menyumbang 31% dan 55% dari jumlah seluruh sumber daya. Energi terbarukan lainnya termasuk tenaga air kecil (5%), panel surya (7%), angin (4%) dan biomassa/biogas (3%). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3, PLN secara mengejutkan telah berhasil meningkatkan pemanfaatan panel surya seperti yang diharapkan, yaitu dari 87 MW dalam RUPTL 2017-2026 menjadi 1.045 MW dalam RUPTL 2018-2027. Kontribusi pembangkit listrik tenaga air besar dan kecil serta biomassa/biogas telah menurun, sedangkan pemanfaatan panas bumi dan angin meningkat.

Tabel 2. RUPTL PLN 2018-2027

Jenis 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 TOTAL Panas bumi 210 150 221 235 405 445 355 2,537 20 5 4,583 Tenaga Air Besar 66 287 193 755 315 196 635 4,461 - 564 7,472 Tenaga Air Kecil 108 202 366 103 31 - - - - - 810 Panel Surya 3 47 214 281 - 200 - 300 - - 1,045 Angin 70 60 5 45 10 30 309 - - 60 589 Biomassa/Biogas 53 53 41 19 235 - - - - - 401

JUMLAH 510 799 1,040 1,438 996 871 1,299 7,298 20 629 14,900

Sumber: RUPTL PLN 2018-2027. Tabel 3. RUPTL PLN 2017-2026

Jenis 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 TOTAL Panas bumi 305 165 315 186 365 790 345 1,015 294 294 4,074 Tenaga Air Besar 18 87 323 154 1,800 1,701 2,035 1,697 3,675 1,000 12,490 Tenaga Air Kecil 68 112 168 198 388 326 178 30 144 81 1,693 Panel Surya 55 12 20 - - - - - - - 87 Angin - - 235 170 60 - - - - - 465 Biomassa/Biogas 186 78 225 10 11 6 10 10 - - 536

JUMLAH 632 454 1,286 718 2,624 2,823 2,568 2,752 4,113 1,375 19,345

Sumber: RUPTL PLN 2017-2026. RUPTL PLN mencerminkan strategi yang digunakan agar energi terbarukan dapat memenuhi permintaan terhadap tenaga listrik, mengurangi emisi GRK di sektor kelistrikan, memberikan skema investasi yang menarik bagi sektor swasta, dan berkontribusi terhadap penurunan biaya produksi listrik secara keseluruhan. Program 35.000 MW yang ditandatangani Presiden Jokowi mengarahkan PLN untuk membangun atau menandatangani kontrak dengan penyedia listrik swasta (PLS) untuk membangun pembangkit listrik baru dengan kapasitas sebesar 35.000 MW pada tahun 2019. Karena pertumbuhan permintaan yang lebih lambat dari yand diperkiraan, Kementerian ESDM telah merevisi target tersebut menjadi 20.000 MW pada tahun 2019.

Pencapaian ICED II

Pertukaran Eksekutif di Bidang Utilitas. ICED II, melalui koordinasi dengan Asosiasi Energi AS, menyelenggarakan serangkaian kunjungan pertukaran antara PLN dan Kementerian ESDM serta

ANNUAL PROGRESS REPORT OCTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

14

mitra-mitra mereka di California.7 Perwakilan dari sektor kelistrikan Indonesia mempelajari standar portofolio energi terbarukan, integrasi jaringan energi terbarukan dengan penetrasi tinggi, pengoptimalan energi terbarukan yang bersifat intermittent (panel surya dan tenaga angin) dalam operasi jaringan listrik, tanggapan terhadap permintaan, jaringan listrik pintar (smart grid), pembangkit terdistribusi, net metering, pengadaan kompetitif untuk kapasitas energi terbarukan, syarat dan ketentuan perjanjian jual beli listrik (PJBL), perencanaan sumber daya terintegrasi, serta pengadaan kapasitas dan energi dan penyusunan kontrak. Program Pertukaran Eksekutif di Bidang Utilitas (UEEP) dengan California juga berhasil mengatur program magang untuk dua staf senior Pusat Pengaturan Beban (P2B) PLN selama dua bulan dengan California Independent System Operator (CAISO). Kegiatan magang berfokus pada aspek operasional pembangkit listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan berskala utilitas pada jaringan transmisi listrik. Peserta magang yang berasal dari P2B PLN belajar tentang pengoperasian dengan biaya yang efektif serta integrasi variabel pembangkit listrik energi terbarukan ke dalam jaringan listrik. Ilmu yang mereka peroleh dapat diterapkan pada jaringan listrik Jawa Bali, yang direncanakan oleh P2B untuk dihubungkan dengan pembangkit listrik Cirata berkapasitas 200 MW dan beberapa pembangkit listrik tenaga surya lainnya yang saat ini masih dalam proses pengadaan di kantor pusat PLN.

Integrasi Jaringan Listrik dari Energi Terbarukan. ICED II merampungkan analisis kapasitas interkoneksi panel surya untuk jaringan listrik Sulawesi pada tahun 2018. ICED II menemukan bahwa jaringan ini tidak dapat lagi menerima kapasitas pembangkit tambahan (VGP), yaitu panel surya dan tenaga angin, bahkan dengan konfigurasi bauran pembangkit saat ini. Hingga tahun 2019, pemasangan dan pengoperasian VGP akan menimbulkan masalah besar pada keandalan jaringan ini dan memengaruhi operasinya dari sisi ekonomi. Kapasitas pembangkit VGP tambahan hanya akan layak secara teknis dan ekonomis apabila ada peningkatan permintaan yang signifikan (pertumbuhan beban), serta fleksibilitas tambahan di dalam jaringan dan kontrol jaringan listrik, termasuk, misalnya, pemasangan automated dispatch system, automatic generation controller, dan sistem pengelolaan energi, serta mengintegrasikannya dengan sistem supervisory control and data acquisition (SCADA) yang ada. Rekomendasi ini sesuai dengan studi tentang dampak sistem di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh ICED II pada tahun 2016. ICED II menyelenggarakan pelatihan satu hari penuh untuk staf PLN di PLN Corporate University di Jakarta Selatan. Sebanyak 34 staf kunci dari Divisi Perencanaan PLN dan operator sistem ikut serta dalam sesi pelatihan tentang Prosedur dan Logika Pengaturan Beban Listrik dan Integrasi Jaringan Variabel Energi Terbarukan. Peserta pelatihan ini antara lain adalah perwakilan dari kantor PLN di Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Pusat Pengaturan Beban Jawa-Bali, kantor pusat PLN, dan corporate university. Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas operator sistem dalam hal keuangan pengaturan beban dengan menerapkan strategi pengaturan beban yang optimal pada Sistem Jaringan Listrik PLN. Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik (Grid Codes). Dalam memberikan bantuan terkait, ICED II merampungkan revisi rekomendasi tentang Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik (Grid Codes) Sulawesi dan Jawa-Bali untuk menghubungkan pembangkit listrik energi terbarukan (REGP) berskala besar yang bersifat intermittent ke sistem transmisi. Seiring dengan meningkatnya porsi energi terbarukan yang bergabung dalam bauran energi nasional, VGP perlu diintegrasikan ke dalam jaringan listrik PLN yang ada.

7 California Energy Commission, California Public Utilities Commission, Pacific Gas and Electric Company, Sacramento Municipal Utility District and California Independent System Operator.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

17

100.00

Elektrifikasi Perdesaan

Kebijakan Energi Nasional yang diadopsi pada tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia harus “mendekati” rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2020. Sementara itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 menetapkan target rasio elektrifikasi8 sebesar 96,6% pada akhir tahun 2019. Menurut Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi nasional mencapai 93,08% pada akhir 2017. Gambar 5 menunjukkan kemajuan yang dicapai dalam hal akses terhadap listrik sejak tahun 2010, serta proyeksi untuk tahun 2018 dan 2019.

Gambar 4. Rasio Elektrifikasi di Indonesia (2010-2019)

Sumber: Kementerian ESDM, 2018

Pencapaian target elektrifikasi perdesaan nasional merupakan tanggung jawab bersama antara PLN, Kementerian ESDM, dan pemerintah daerah. Tujuan program elektrifikasi perdesaan adalah untuk 1) menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat perdesaan, 2) meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, 3) meningkatkan produktivitas sosial, budaya dan ekonomi, 4) memfasilitasi dan memperlancar masyarakat perdesaan untuk memperoleh informasi dari media elektronik dan media komunikasi lainnya, serta 5) meningkatkan keamanan dan ketertiban, dan nantinya, kesejahteraan masyarakat perdesaan.

Peraturan Menteri ESDM No. 38 Tahun 2016 diterbitkan untuk mempercepat elektrifikasi di daerah perdesaan belum berkembang, daerah terpencil, daerah perbatasan, dan pulau-pulau kecil berpenghuni melalui pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik berskala kecil. Peraturan tersebut memungkinkan pemberian izin kepada badan usaha milik negara, badan usaha milik swasta berbadan hukum di Indonesia, atau koperasi untuk mengoperasikan utilitas mikro di wilayah yang tidak dilayani oleh PLN dan dengan tarif yang seragam seperti yang ditetapkan oleh PLN. Apabila pemegang lisensi menginginkan tarif yang lebih tinggi daripada tarif PLN, maka tarif tersebut harus disetujui oleh pemerintah provinsi dan Kementerian ESDM. Kementerian ESDM enggan memberikan izin yang berlaku selama lebih dari satu tahun, karena RUPTL PLN disetujui setiap tahun dengan pemutakhiran

8 Pemerintah menghitung rasio elektrifikasi dari jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap listrik dibagi dengan jumlah seluruh rumah tangga di tanah air yang diperkirakan lebih dari 60 juta. Perlu dicatat bahwa “akses” tidak memerlukan koneksi ke sistem kelistrikan. Apabila listrik dialirkan ke suatu desa, maka diasumsikan bahwa semua rumah tangga memiliki akses terhadap listrik terlepas dari apakah mereka terhubung atau tidak.

120.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%

97.35%

95.15%

93.08%

91.16%

88.30%

84.35%

80.51%

76.56%

72.95%

67.15%

2019

2018

2017

2016

2015

2014

2013

2012

2011

2010

Rasio Elektrifikasi Nasional

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

18

yang disepakati untuk rencana induk elektrifikasi. Berdasarkan RUPTL PLN Tahun 2018-2027, tambahan pelanggan sebanyak 3.344.444 rumah tangga akan tersambung selama periode 10 tahun ini. Kementerian ESDM telah mengidentifikasi 2.510 desa, utamanya di Maluku dan Papua, untuk dimasukkan ke dalam Program Elektrifikasi Desa. Selain menyediakan akses melalui PLN, Kementerian ESDM meluncurkan inisiatif Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), yang menyediakan sistem rumah tangga tenaga surya untuk desa-desa yang belum dialiri listrik. Inisiatif LTSHE dipandang sebagai “pra-elektrifikasi” karena hanya akan memenuhi kebutuhan terhadap penerangan minimum di dalam ruangan dalam rumah tangga. Tabel 4 memberikan rangkuman target dan realisasi program LTSHE nasional.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

19

Tabel 4. Program Distribusi Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) 2017 2018 2019 Total

Sasaran:

Perumahan 80,332 175,782 150,000 400,000

Desa 1,000 1,500 2,519

Provinsi 5 15 - -

Anggran (Milyar Rp): 290 600 - -

Realisasi: Perumahan 79,564 - - -

Desa 1,008 - - -

Provinsi 5 - - -

Sumber: Kementerian ESDM 2018

Gambar 5. Proyeksi Tambahan Pelanggan PLN

Sumber: RUPTL PLN 2018-2027 Akses terhadap Listrik. Dukungan ICED II untuk elektrifikasi perdesaan tahun ini antara lain memasukkan akses terhadap listrik ke dalam RUED provinsi melalui penyusunan pedoman, melakukan analisis yang lebih rinci di lokasi percontohan yang terpilih, dan berbagi data dan metodologi dengan PLN untuk menyelaraskan rencana elektrifikasi provinsi dengan rencana elektrifikasi PLN. Di provinsi yang menjadi fokus program, pedoman SIG ICED II diterapkan dalam menyusun matriks elektrifikasi perdesaan yang terdapat dalam rancangan awal dokumen RUED-P. Pendekatan ini sejalan dengan kebijakan RUEN No. 1: penyediaan energi untuk kebutuhan daerah, dan subkebijakan No. 2: pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk meningkatkan akses terhadap listrik di daerah yang belum dialiri listrik untuk kepentingan yang produktif. Pedoman SIG telah dimasukkan ke dalam bahan rujukan penyusunan RUED-P untuk semua provinsi.

Penyempurnaan model pengembangan elektrifikasi perdesaan berbasis geospasial. ICED II merevisi metodologi studi elektrifikasi perdesaan untuk menghasilkan peta geospasial dan pengukuran sistem jaringan listrik mini dengan menggunakan hasil survei lapangan di Kupang, NTT dan Nias, Sumatera Utara, mengingat bahwa survei lapangan menghasilkan data yang lebih akurat. Di Kupang, ICED II membandingkan hasil penandaan atap dengan jumlah rumah yang dihasilkan dari survei lapangan yang dilakukan oleh Indonesian Institute for Energy Economics (IIEE)-Universitas Nusa

2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

200,000

100,000

-

218,826

303,423 285,398 283,384 267,641 300,000 318,969

352,934 338,387

700,000

600,000

500,000

400,000

Rencana PLN untuk Elektrifikasi Perdesaan (2018-2027) 800,000

Tam

baha

n Pe

lang

gan

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

20

Cendana. Kami menyelesaikan pengelompokan rumah tangga dan menilai ukuran sistem dan potensi jaringan listrik mikro di area lingkar 1 hingga 109 di sekitar lokasi Observasi Astronomi Nasional yang direncanakan. Kami juga menilai profil lahan yang akan dibangun jaringan listrik mikro.

ICED II merampungkan pengelompokan rumah tangga dan penilaian ukuran sistem dan potensi jaringan mikro untuk sembilan kecamatan di Kabupaten Nias Utara, serta penilaian profil lahan yang akan dibangun jaringan listrik mikro. Menanggapi permintaan dari PLN Sumatra Utara, ICED II merampungkan penilaian terhadap sistem kelistrikan yang akan dibangun (termasuk jaringan mikro yang diusulkan) di Kabupaten Nias Selatan untuk mengalirkan listrik ke pulau Tello dan Simuk. Adanya peta yang telah dimutakhirkan dan penerapan perencanaan elektrifikasi berbasis geospasial akan membantu PLN Wilayah menentukan prioritas untuk program elektrifikasi perdesaan yang mereka laksanakan. ICED II memberikan beberapa presentasi tentang penggunaan pangkalan data rumah tangga dan peta geospasial untuk perencanaan elektrifikasi kepada unit percepatan elektrifikasi perdesaan PLN di Sumatera Utara, Aceh dan Jawa Timur, serta Dinas ESDM Jawa Timur. Di Sumatera Utara, ICED II menggabungkan pendekatan geospasial dengan pemetaan jaringan tegangan menengah (20 kV), yang dimulai sejak berada di bawah program ICED untuk PLN di Sumatera Utara, Aceh, dan Riau. ICED II juga telah merampungkan Panduan Pemutakhiran Jaringan Distribusi 20 kV. ICED II melanjutkan studi tentang elektrifikasi perdesaan dan tengah bersiap untuk menerbitkan laporan yang menampilkan akses terhadap tenaga listrik di Indonesia yang memuat hasil-hasil ICED II dalam bentuk data dan peta yang dihasilkan dari data tentang desa yang terdapat dalam laporan statistik BPS Tahun 2014 tentang Data Potensi Desa. Laporan ICED II juga akan memasukkan data periode 2014-2017 yang memberikan profil mutakhir provinsi-provinsi tersebut.

Program Energi Terbarukan yang Terhubung dengan Jaringan Listrik

Pada bulan Maret 2017, Kementerian ESDM mengeluarkan peraturan baru yang ditujukan untuk mengatasi keengganan PLN untuk membeli listrik yang berasal dari energi terbarukan dari PLS sekaligus memberikan kepastian yang lebih besar tentang jangka waktu kontrak yang tercantum dalam Perjanjian Jual Beli Listrik. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik melengkapi peraturan yang baru diterbitkan oleh Kementerian ESDM untuk jenis-jenis energi terbarukan tertentu (mini hidro, tenaga surya, matahari, biomassa dan biogas). Peraturan baru tersebut berfokus pada dua masalah utama: (i) penetapan tarif pembelian listrik oleh PLN dari pembangkit listrik terbarukan dan (ii) skema tender yang akan digunakan untuk memberikan proyek energi terbarukan kepada penyedia listrik swasta (PLS). Peraturan ini menandai perubahan kebijakan yang signifikan bagi pemerintah. Dalam peraturan sebelumnya, energi terbarukan yang disediakan oleh PLS akan dibayar dengan “feed in tariff” tetap yang ditentukan pada tahap yang dianggap perlu untuk mengembangkan setiap jenis proyek energi terbarukan dengan tingkat pengembalian yang dapat diterima oleh investor. Selanjutnya, apabila investor mengikuti proses pengadaan di Kementerian ESDM, investor proyek (selain panel surya) akan langsung ditentukan haknya untuk mengembangkan proyek tersebut. Dengan kata lain, peluang untuk mengajukan unsolicited proposal dengan harga beli tetap untuk jangka waktu yang tercantum dalam perjanjian jual beli listrik memberikan kepastian yang cukup bagi investor untuk mulai mengembangkan proyek di seluruh Indonesia.

9 Lingkaran 1 mengacu pada lingkaran dengan radius 1 kilometer dari lokasi proyek, dan Lingkaran 10 10 kilometer.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

21

Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2017 menetapkan harga tertinggi untuk pembelian listrik tenaga energi terbarukan dengan mengacu pada Biaya Pokok Penyediaan (BPP) yang, di beberapa daerah, jauh lebih rendah daripada biaya pembangkitan standar pada sebagian besar jenis pembangkit listrik tenaga energi terbarukan. Perubahan dalam hal penentuan harga ini mengakibatkan proyek pembangkit listrik terbarukan yang saat ini sedang dibangun tidak lagi menguntungkan secara ekonomi di sejumlah wilayah di Indonesia (seperti Jawa, Bali, dan sebagian besar Sumatera). Peraturan Menteri ESDM No.12 Tahun 2017 berlaku untuk jenis proyek energi terbarukan berikut ini: panel surya, tenaga angin, tenaga air, biomassa, biogas, tenaga sampah, dan panas bumi. Sistem penetapan harga baru yang diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.12 Tahun 2017 berlaku untuk semua proyek yang memiliki PJBL yang ditandatangani pada tanggal diterbitkannya peraturan ini (yaitu 27 Januari 2017), kecuali untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi yang telah memperoleh izin, namun PJBL belum ditandatangani. Sumber daya energi terbarukan dipromosikan apabila dapat menurunkan biaya rata-rata penyediaan listrik yang dikeluarkan PLN dengan menetapkan harga sebesar 85 persen hingga 100 persen dari BPP. Apabila BPP setempat lebih rendah daripada BPP nasional, BPP nasional akan berfungsi sebagai harga acuan untuk pembelian listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan. Konsep yang mendasari penetapan harga BPP didasarkan pada dua prinsip: 1) Energi terbarukan dari PLS tidak akan melebihi BPP setempat di daerah dengan BPP lebih rendah daripada BPP nasional, dan 2) Apabila BPP setempat lebih tinggi daripada BPP nasional, energi terbarukan dari PLS akan berkontribusi pada upaya PLN untuk menurunkan BPP setempat. Kementerian ESDM mengambil langkah lebih jauh dalam program energi terbarukan yang terhubung ke jaringan listrik nasional pada tahun 2017 dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM No. 50 Tahun 2017 pada tanggal 8 Agustus 2017. Dua persyaratan lain diperkenalkan kepada program PLS melalui Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2017 (sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri ESDM No. 49 Tahun 2017), yaitu seleksi langsung dan build, own, operate and transfer (BOOT). Seleksi langsung memungkinkan PLN untuk memilih di antara pengembang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan hak menyelenggarakan proyek. BOOT memberikan kesempatan kepada PLN untuk mengambil alih kepemilikan dan kendali atas aset pembangkit listrik setelah jangka waktu kontrak PJBL berakhir. Tabel 5 merangkum penanganan regulasi untuk berbagai jenis energi terbarukan yang disediakan oleh PLS.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

22

. .

Tabel 5. Ringkasan Penanganan Regulasi tentang Energi Terbarukan yang Disediakan oleh PLS

Sumber Energi Baru Terbarukan

Metode Pengadaan Daerah dengan BPP Daerah < BPP Nasional

Daerah dengan BPP Daerah > BPP Nasional

Dasar Inevstasi

Tenaga Surya Penunjukan langsung berdasarkan kuota kapasitas

Dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 85% dari BPP daerah

BOOT

Tenaga Angin Penunjukan langsung berdasarkan kuota kapasitas

Dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 85% dari BPP daerah

BOOT

Tenaga Air Seleksi langsung Dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 85% dari BPP daerah

BOOT

Biomasa Seleksi langsung Akan dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 85% dari BPP daerah

BOOT

Biogas Seleksi langsung Akan dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 85% dari BPP daerah

BOOT

Tenaga Sampah*

Penunjukan langsung Akan dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 100% dari BPP daerah

Belum Ditentuk

an Panas Bumi Penunjukan langsung

apabila sumber daya telah terbukti

Akan dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 100% dari BPP daerah

BOOT

Energi Air Laut Seleksi langusng Akan dinegosiasikan antara PLS dan PLN

Maksimum 100% dari BPP daerah

BOOT

* - Peraturan Presiden akan menentukan harga yang lebih tinggi untuk kota-kota prioritas

Sebelumnya dalam PJBL PLN, risiko pemerintah dialihkan kepada PLN, yang dianggap sebagai pihak yang paling mampu memitigasi dan mengelola risiko tersebut. Hal ini dilakukan, antara lain, melalui (i) pembayaran untuk deemed dispatch untuk menutupi kerugian pendapatan jika pembangkit listrik harus menghentikan operasinya karena adanya perubahan kebijakan pemerintah (government force majeure/GFM); (ii) penyesuaian tarif untuk mengkompensasi dampak biaya akibat peristiwa GFM; dan (iii) pembayaran sejumlah uang penghentian proyek oleh PLN yang setara dengan hutang proyek yang belum dibayar ditambah hilangnya equity returns di masa depan apabila PJBL diakhiri karena peristiwa GFM yang berkepanjangan.

Peraturan Menteri ESDM No.10 Tahun 2017 mencakup ketentuan bahwa apabila terjadi peristiwa force majeure, yang meliputi perubahan undang-undang (namun tidak melaporkan tindakan pemerintah atau kelambanan pemerintah yang tidak dapat dibenarkan), para pihak yang terlibat dalam PJBL dibebaskan dari kewajibannya berdasarkan PJBL. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa dalam kondisi seperti itu, jangka waktu alokasi risiko dalam PBJL yang berlaku untuk peristiwa GFM menjadi tidak berlaku lagi. Peraturan Menteri ESDM No. 49 Tahun 2017, yang mengubah Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2017, menghapus ketentuan tentang government force majeure, sehingga PLN terbebas dari kewajiban untuk melakukan pembayaran deemed dispatch apabila jaringan listrik PLN terganggu karena peristiwa force majeure. Ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2017 yang tidak diubah dalam Perturan

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

23

Menteri ESDM No. 49 Tahun 2017 meliputi 1) jangka waktu PJBL tidak boleh lebih dari 30 tahun terhitung sejak tanggal operasi komersial (COD) proyek, tergantung pada jenis pembangkit; 2) penghitungan biaya kapasitas (komponen A) atas harga jual listrik didasarkan pada nilai investasi yang telah terdepresiasi setidaknya selama 20 tahun, 3) apabila perubahan undang-undang berdampak pada tingginya biaya yang ditanggung oleh pengembang, tarif listrik akan disesuaikan untuk mengganti biaya tersebut; 4) PLN dapat meminta PLS untuk mempercepat COD dengan imbalan insentif (akan ditetapkan dalam PJBL); demikian pula, PLS akan diharuskan untuk membayar sejumlah penalti apabila gagal mempercepat COD yang telah disepakati; dan 5) apabila PLN tidak dapat membeli listrik yang dihasilkan berdasarkan PJBL, PLN harus membayar penalti (take or pay) kepada PLS yang sebanding dengan komponen investasi. Selanjutnya, periode “take or pay”, yang mengacu pada persyaratan bahwa PLN membayar listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan yang disediakan oleh PLS apabila listrik tersebut tersedia terlepas dari apakah PLN membutuhkan tenaga listrik yang dihasilkan dari fasilitas tersebut pada saat itu, didasarkan pada jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan kewajiban hutang. Kementerian ESDM mengakui keberhasilan peraturan baru tentang energi terbarukan yang disediakan oleh PLS berdasarkan penandatanganan 70 kontrak PJBL dengan kapasitas pembangkit gabungan sebesar 1.214 MW (lihat Tabel 6). Meskipun hal ini menandakan adanya terobosan mengingat bahwa sebelumnya PLN tidak mau menandatangani kontrak jangka panjang dengan PLS di bidang energi terbarukan, tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek-proyek ini menimbulkan keragu-raguan tentang keberlanjutan energi terbarukan yang disediakan oleh PLS di bawah program Pemerintah Indonesia. Sponsor proyek menandatangani perjanjian dengan itikad baik tanpa mengungkapkan semua persyaratan kontrak dengan PLS. Dari 70 proyek yang menandatangani PJBL, hingga Juni 2018 baru empat proyek yang sudah mencapai COD, 21 sedang dalam pembangunan, dan 45 sisanya masih mencari pembiayaan.

Tabel 6. PJBL tentang Energi Terbarukan yang Ditandatangani pada Tahun 2017

Jenis Proyek Jumlah Proyek Kapasitas (MW) Tenaga Air 4 754.0 MW Tenaga Air Kecil (<10 MW) 49 286.8 MW Panas Bumi 1 86.0 MW Biogas 5 9.8 MW Biomassa 5 32.5 MW Panel Surya 6 45.0 MW

JUMLAH 70 1,214.0 MW

Sumber: Kementerian ESDM 2017. Program Pertukaran Eksekutif di Bidang Utilitas. ICED II terus mendukung Program Pertukaran Eksekutif di Bidang Utilitas antara Indonesia dan California. Selama TA 2018, ICED II mensponsori seorang representaif senior dari California Independent System Operator untuk berkunjung ke Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui serangkaian sesi berbagi dengan PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. ICED II, bekerja sama dengan Asosiasi Energi A.S., mengatur kunjungan manajer senior dari PLN dan Direktorat Jenderal Kelistrikan ke San Francisco, Sacramento dan Folsom, California, untuk bertemu dengan mitra lembaga energi, pembuat peraturan tentang utilitas, perusahaan utilitas kelistrikan, dan operator sistem transmisi. CAISO juga menampung dua pekerja magang dari PLN Pusat Pengaturan Beban (P2B) Jawa-Bali-Madura.

Pedoman untuk Energi Terbarukan. ICED II merampungkan revisi pedoman interkoneksi pembangkit listrik tenaga energi terbarukan (REGP) dan telah penyusun pedoman peninjauan untuk

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

24

studi interkoneksi REGP. Revisi pedoman ini mencakup masukan dari para pakar independen di bidang energi terbarukan dan pengembang proyek. Masukan tersebut telah dituangkan dalam rancangan Keputusan Direksi PLN, yang saat ini sedang ditinjau oleh Divisi Hukum PLN. ICED II menyerahkan rancangan pedoman untuk meninjau studi kelayakan biomassa, biogas, sampah perkotaan, panel surya dan tenaga hibrid untuk mendukung pengadaan REGP.10 Paket pedoman ini berisi prosedur dan peralatan teknis untuk mengevaluasi dan menilai dokumen studi tersebut. PLN perlu membuat keputusan untuk memastikan bahwa semua divisinya mengadopsi pedoman tersebut. ICED II akan mendukung PLN untuk menerapkan pedoman ini dengan memberikan pelatihan kepada staf PLN.

Alat Analisis Biaya. ICED II merampungkan pengembangan Model Levelized Cost of Energy untuk Alat Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid; rumus perhitungan ini menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan data dan menemukan konfigurasi pembangkit listrik yang sesuai. ICED II mempresentasikan alat tersebut kepada PLN EBT agar analisis penghematan biaya dari sistem pembangkit listrik tenaga panel surya dapat dilakukan. Alat ini juga akan berguna dalam penghitungan dan analisis manfaat proyek pembangkit listrik tenaga hibrid dalam elektrifikasi perdesaan. Saat ini, dengan menggunakan pendekatan penghematan bahan bakar diesel dan estimasi biaya, kedua teknologi ini merupakan kombinasi yang paling murah untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga hibrid di Indonesia..

Lokakarya tentang Panel Surya. ICED II menyelenggarakan lokakarya satu hari yang bertempat di Jakarta tentang Pengembangan Pasar Panel Surya Atap di Indonesia. Lokakarya ini merupakan bagian dari dukungan ICED II terhadap Konferensi dan Pameran Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE ConEx) 2018 yang didukung oleh Kementerian ESDM. Sebanyak 178 peserta (44 perempuan dan 134 laki-laki), utamanya dari pengembang lokal untuk proyek energi baru dan terbarukan, menghadiri lokakarya ini. Lokakarya tersebut mencakup presentasi dari Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM, Manajer Senior Divisi Energi Terbarukan PLN, dan para pakar yang memaparkan studi dari Thailand dan Queensland, Australia. Terakhir, ICED II menyelenggarakan lokakarya dua hari, yang dimanfaatkan untuk mensosialisasikan rancangan Pedoman Studi Kelayakan Tenaga Panel Surya serta mengumpulkan umpan balik dari calon pengguna. Usai lokakarya, ICED II mulai berkoordinasi dengan Direktorat Aneka Energi dan Energi Terbarukan untuk merampungkan pedoman tersebut. Umpan balik dari peserta lokakarya yang yang merupakan perwakilan pemerintah daerah, PLN Wilayah, dan tim Direktorat Aneka Energi dan Energi Terbarukan ditampung dalam revisi pedoman tersebut. Pada TA 2017, ICED II menyerahkan rancangan final pedoman tersebut kepada Direktorat Aneka Energi dan Energi Terbarukan untuk peninjauan akhir; langkah selanjutnya adalah menyerahkan rancangan pedoman tersebut kepada Direktorat Jenderal untuk mendapatkan persetujuan.

10 Pedoman untuk meninjau studi kelayakan pembangkit listrik tenaga air diserahkan tahun lalu dan telah diterbitkan dalam bentuk Surat Keputusan Direksi PLN.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

25

Keuangan Berkelanjutan Kontribusi ICED II untuk keuangan berkelanjutan pada TA 2018 antara lain memberikan bantuan dalam evaluasi insentif untuk investasi energi bersih, memrakarsai diskusi dengan PT SMI tentang pembentukan fasilitas pembiayaan baru yang menggunakan pembiayaan campuran untuk pembangunan berkelanjutan, melanjutkan survei pinjaman ramah lingkungan, mendukung OJK dalam pembentukan Bali Center for Sustainable Finance, dan menyelenggarakan pelatihan kelompok dan internal untuk bank dan lembaga keuangan.

Insentif untuk Investasi. ICED II mendukung Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PK APBN) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan dalam melakukan dua studi bertajuk “Analisis Dampak Insentif Fiskal Penjualan Listrik Energi Terbarukan di Indonesia” dan “Insentif Fiskal untuk Mendukung Investasi Energi Terbarukan di Indonesia.” Dukungan ICED II proyek termasuk memberikan hasil studi tentang analisis biaya pembangkit listrik tenaga panel surya. Selain itu, ICED II memaparkan hasil kajian hukum yang berkaitan dengan Dana Ketahanan Energi yang bertajuk: “Analisis Hukum Pelayanan Publik Khusus untuk Energi Baru dan Terbarukan”.

Pembiayaan untuk Mewujudkan Dukungan bagi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. ICED II menyelenggarakan serangkaian diskusi dengan PT SMI (perusahaan pembiayaan infrastruktur yang didukung oleh Kementerian Keuangan) tentang fasilitas keuangan baru SDG Indonesia One, yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia pada tanggal 8 Oktober 2018 di Bali. Platform terintegrasi ini akan menangani masalah yang berkaitan dengan persiapan proyek, investasi, dan pembiayaan proyek infrastruktur yang berkaitan dengan TPB/SDG. SDG Indonesia One terdiri dari empat dana: untuk pembangunan, penurunan risiko, pembiayaan, dan investasi (Gambar 7). SMI meminta dukungan ICED II untuk SDG Indonesia One selain dukungan dari proyek lingkungan USAID dan beberapa pemangku kepentingan lainnya. ICED II berencana memasukkan dukungan untuk SDG Indonesia One dalam Rencana Kerja Tahun 2019-2020.

Gambar 6. Skema SDG Indonesia One

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

26

Survei Peminjaman Ramah Lingkungan. Survei ini dirancang untuk menentukan klasifikasi proyek yang dikategorikan sebagai "ramah lingkungan" dan menetapkan landasan yang akan digunakan bank untuk melaporkan pembiayaan yang mereka berikan setiap tahun bagi proyek tersebut. Setelah menyerahkan naskah akademik dan kerangka acuan tentang kriteria investasi yang ramah lingkungan, Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) dan ICED II meminta masukan dari OJK. Hingga akhir tahun, OJK belum memberikan masukan. Dalam tata kelola OJK yang baru keuangan berkelanjutan ditempatkan pada prioritas yang rendah.

ICED II menyelenggarakan sesi brown bag dengan topik penyusunan anggaran yang ramah lingkungan dan mengundang LPEM FEB UI, yang seperti halnya ICED, menghadapi masalah dalam pengumpulan data dari provinsi dan menerima data-data yang meragukan. Para peserta kegiatan ini sepakat bahwa rekonsiliasi anggaran untuk penurunan emisi merupakan suatu tantangan. Misalnya, LPEM FEB UI mencatat bahwa provinsi menemui kesulitan dalam mengalokasikan anggaran untuk kegiatan yang berkaitan dengan perubahan iklim karena mereka kekurangan nomenklatur untuk kegiatan tersebut. Sesi ini juga membantu peserta untuk melakukan curah pendapat tentang pilihan strategi untuk mengubah pengantar Survei Peminjaman Ramah Lingkungan.

Bali Center for Sustainable Finance (BCSF). OJK dan Universitas Udayana di Bali sepakat untuk mendirikan suatu lembaga di lingkungan universitas tersebut untuk melakukan penelitian dan menyediakan layanan yang berkaitan dengan keuangan berkelanjutan. ICED II setuju untuk melakukan penilaian di tingkat internasional terhadap lembaga serupa serta menyusun strategi dan rencana kelembagaan untuk pengoperasian BCSF. ICED II menyerahkan laporan akhir tentang pembentukan BCSF yang memberikan contoh model bisnis dari beberapa pusat penelitian di dalam dan luar negeri. ICED II juga mengusulkan rencana strategis awal untuk BCSF, yang dibagi menjadi rencana kerja jangka pendek, menengah dan panjang. Usulan rencana kerja tersebut berasal dari penilaian terhadap kapasitas internal Universitas Udayana dan keterkaitannya dengan rencana penelitian dan pengembangan OJK. Universitas Udayana dan OJK saat ini sedang mengkaji laporan ICED II. Kerangka dalam laporan tersebut menjadi tema focus group discussion (FGD) dua hari dan lokakarya dengan Universitas Udayana pada tanggal 19-20 Maret 2018 sebagai bagian dari proses penilaian dan perencanaan strategis.

Program Pelatihan Keuangan Berkelanjutan dan Pembiayaan Proyek Energi Bersih. Sebagai bagian dari dukungannya kepada OJK, ICED II bekerja sama dengan proyek Indonesian NAMAs Financing Support (INFIS) yang didukung oleh GIZ dalam empat pelatihan tentang analisis risiko lingkungan dan sosial (ESRA) yang berkaitan energi terbarukan dengan penekanan pada pembiayaan proyek. Pelatihan ini antara lain mencakup studi INFIS tentang hambatan yang dihadapi oleh bank ketika melakukan pembiayaan proyek skala menengah dengan OJK. Sebanyak 188 staf dari berbagai bank dan lembaga keuangan (109 laki-laki dan 79 perempuan) berpartisipasi dalam sesi pelatihan yang diselenggarakan di Bali, Yogyakarta, dan Medan, yang diadakan selama Kuartal 4.

Pelatihan Bank Individu. Karena adanya peraturan baru OJK tentang Keuangan Berkelanjutan, Bank Central Asia (BCA) menetapkan target untuk memiliki 120 analis kredit yang memiliki pemahaman mendalam tentang aspek lingkungan dalam proses due diligence untuk energi bersih. Menanggapi permintaan BCA, ICED II memberikan pelatihan bagi 41 staf (27 perempuan, 14 laki-laki) tentang perbankan ramah lingkungan. BCA akan menyelenggarakan dua pelatihan tambahan dengan topik ini dengan dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk BNI Corporate University, ICED II memberikan pelatihan untuk 17 staf (10 laki-laki dan 7 perempuan) tentang bisnis pembangkit listrik tenaga surya dalam lokakarya satu hari. ICED II

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

27

juga memberikan dua pelatihan internal untuk bank-bank mitra tentang cara menilai proposal untuk mendanai proyek energi terbarukan. Kegiatan pertama diselenggarakan untuk 41 Account Officer dan para kepala divisi Bank Artha Graha di Jakarta dengan fokus pada pembangkit listrik tenaga biomassa berskala kecil. Pelatihan kedua diadakan untuk Bank Central Asia (BCA) pada tanggal 8 Mei 2018 dan membahas dokumen dan perizinan lingkungan.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

28

Dukungan ICED II untuk Proyek Energi Bersih Bagian penting dalam program ICED II adalah dukungan untuk proyek energi terbarukan. Bantuan yang diberikan bisa berupa evaluasi teknis untuk desain proyek dan rencana usaha, menghubungkan proyek-proyek dalam Pipeline ICED II dengan berbagai mekanisme pembiayaan yang mungkin tersedia dan dapat diakses oleh pengembang proyek pemerintah/swasta di luar industri perbankan/jasa keuangan konvensional, dan memfasilitasi pengembangan percontohan mekanisme pembiayaan domestik. Bantuan ICED II diberikan kepada mitra dari sektor pemerintah dan swasta yang secara khusus meminta masukan tentang proyek mereka dan dukungan fasilitasi proyek. Pada tanggal 30 September 2018, pipeline proyek energi bersih ICED II mencakup 248 proyek (236 proyek energi terbarukan dan 12 proyek efisiensi energi) dengan kapasitas pembangkit gabungan 2.676 MW (hanya proyek energi terbarukan). Gambar 8 menunjukkan distribusi geografis pipeline ICED II. Selama TA 2018, ICED II mendukung 74 proyek energi terbarukan pada berbagai tahap pengembangan. Dukungan diberikan kepada pengembang/sponsor proyek, penyedia modal dan PLN (sebagai offtaker daya listrik). Tenaga air menyumbang 66 proyek (89,2% dari jumlah keseluruhan), biomassa 3 (4,1%), biogas 1 (1,4%), sampah 2 (2,7%), dan panel surya 2 (2,7%). ICED II juga menghasilkan 61 memorandum proyek selama periode tersebut. Tabel 7 merangkum proyek-proyek bantuan ICED II yang mencapai financial close atau tanggal operasi komersial (COD) selama TA 2018. Tabel 9 (Bagian 3) merangkum hasil ICED II yang dicapai selama TA 2018 dan dari sejak awal program.

Bantuan-bantuan penting yang diberikan oleh ICED II untuk proyek energi terbarukan selama TA 2018 antara lain:

• Operasi komersial untuk tiga pembangkit listrik tenaga panel surya (kapasitas keseluruhan 4.5 MW)

di NTT • Operasi komersial untuk ladang angin pertama di Indonesia (75 MW) di Sulawesi Selatan • Operasi komersial untuk pembangkit listrik tenaga biomassa (15 MW) di Kalimantan Barat • Financial closing untuk enam pembangkit listrik tenaga panel surya (kapasitas keseluruhan 45

MW) di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan NTT dengan jumlah investasi sebesar $63.3 juta. • Financial closing untuk ladang angin kedua di Indonesia (60 MW) di Sulawesi Selatan dengan jumlah

investasi keseluruhan sebesar $120.8 juta. • Financial closing untuk tujuh pembangkit listrik tenaga air kecil (kapasitas keseluruhan

53.9 MW) di Jawa Barat, Sumatra Utara, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah dengan jumlah investasi keseluruhan sebesar $81.9 juta.

• Financial closing untuk proyek pembangkit listrik panas bumi Rantau Dedap (98.4 MW) di Sumatra Selatan dengan investasi keseluruhan sebesar $540 juta11

11 Kapasitas terpasang proyek Rantau Dedap, setelah selesai, diharapkan mencapai 220 MW. Biaya investasi untuk Tahap I mencakup pembangunan dan biaya lain yang berkaitan dengan Tahap I maupun Tahap II

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

29

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

INDONESIA CLEAN ENERGY DEVELOPMENT II www.iced.or.id

Tabel 7. Proyek Energi Terbarukan yang didampingi oleh ICED II yang Mencapai Financial Closure dan COD pada Tahun Anggaran 2018

(telah disunting) 22

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

24

Gambar 7. Pipeline Proyek Energi Bersih ICED II (per tanggal 30 September 2018)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

25

Clean Energy Technology and Innovation Fund (CETIF)

Dana CETIF dimanfaatkan untuk memperluas intervensi ICED II guna menambah sasaran proyek.

Tabel 8. Kegiatan yang didanai melalui CETIF selama TA 2018*

(telah disunting)

*- Per tanggal 30 September 2018

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

26

3. STRATEGI DAN KEMAJUAN ICED II DALAM MENGGAPAI HASIL

ICED II adalah program bantuan teknis yang berorientasi pada hasil. ICED II bekerja sama dengan berbagai mitra dari sektor publik dan swasta untuk menerapkan kebijakan, program, dan proyek yang akan memberikan kontribusi terukur terhadap pengembangan energi terbarukan pemerintah, penurunan emisi GRK, dan target elektrifikasi. Hubungan antara indikator kinerja yang ditetapkan untuk proyek demi mencapai hasil yang ditargetkan merupakan hal penting yang perlu dipahami. Seperti yang ditampilkan pada Gambar 9, ICED II terlibat dalam dua jalur yang berbeda namun saling berkaitan: Dukungan Proyek dan Dukungan Program.

Gambar 7. Indikator Kinerja Kunci dan Kerangka Hasil ICED II

Dukungan Proyek Dukungan Program

Dukungan di tingkat program ditujukan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan efektivitas kebijakan, strategi, rencana dan peraturan yang pada gilirannya akan menghasilkan perbaikan iklim investasi untuk energi bersih secara menyeluruh. Di tingkat proyek, ICED II mendukung berbagai pemangku kepentingan (misalnya, pengembang, pemodal, pembeli tenaga listrik) dalam meningkatkan kelayakan proyek energi bersih tertentu serta kemampuan proyek tersebut untuk memenuhi persyaratan bank. Hal ini menghasilkan peningkatan mobilisasi investasi dan pelaksanaan proyek energi terbarukan dan efisiensi energi. Setelah beroperasi, proyek-proyek ini menghasilkan tenaga listrik (dalam proyek energi terbarukan yang terhubung dengan jaringan listrik) atau penghematan energi (dalam proyek efisiensi energi) yang bersama-sama meningkatkan akses terhadap energi bersih dan penurunan emisi gas rumah kaca. Indikator kinerja kuantitatif ICED II dan hasil target life of project (LOP) ditampilkan pada Tabel 9, yang menunjukkan hasil-hasil proyek yang dicapai hingga saat ini, dari bulan Mei 2015 hingga September 2018. Bagian 3 dalam laporan ini memberikan informasi tambahan tentang hasil-hasil yang dicapai oleh ICED II.

Investasi yang dihasilkan ($)

Kapasitas terpasang

pembangkit energi terbarukan

(MW)

Proyek efisiensi energi yang

dilaksanakan (#)

Layanan Energi yang lebih baik

Pembangkit Listrik (MWh)

Energi yang dihemat (GJ)

Orang yang menerima pelatihan tentang energi bersih atau perubahan iklim

UU, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan

Emisi GRK yang diturunkan (CO2e)

Lembaga yang

megalami peningkatan kapasitas

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

27

Tabel 9. Indikator Kinerja dan Hasil-Hasil Kuantitatif ICED II No. Indikator Hasil Target

LOP Hasil yang

Dicapai Oct. 2017 – Sept.

2018

Hasil per Tanggal 30 Sept

2018

Hasil-Hasil Utama 1 Emisi GRK diturunkan (dalam metrik ton

CO2e) Sedikitnya 4,5

Juta 0,6 juta 4,6 million

2 Investasi dihasilkan Sedikitnya $800 Juta

$806,4 juta $1.536,7 million

3 Layanan energi yang lebih baik (orang) Sedikitnya 5 juta 663.626 1.389.397 4 Lembaga yang mengalami peningkatan

kapasitas Sedikitnya 20 2 33

5 Undang-Undang, Kebijakan, Strategi, Rencana atau Peraturan

Sedikitnya 20 7 32

Hasil-Hasil Terpilih di Tingkat Komponen

6 Kapasitas terpasang pembangkit listrik energi bersih

400 MW 103,3 MW 192,04 MW

7 Perempuan yang mengalami peningkatan efikasi diri

70% 96% 91%

8 Kapasitas pembangkit yang mencapai financial closure

400 MW 257,3 MW 536,6 MW

9 Proyeksi emisi GRKyang diturunkan atau dihindari hingga tahun 2030 karena adanya undang-undang, kebijakan, peraturan atau teknologi yang diadopsi, yang berkaitan dengan energi bersih (dalam ton CO2e)

27 juta 3,2 juta 37,3 juta

10 Orang yang menerima pelatihan tentang perubahan iklim

5.000 1.728 4.511

11 Simpanan energi seumur hidup yang berasal dari efisiensi/konservasi energi

2,8 juta GJ 0 752.629 GJ

Indikator 1: Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), yang Dihitung dalam Metrik Ton CO2 Ekuivalen, Diturunkan, Diserap dan Disimpan, atau Dihindari melalui Kegiatan yang Menghasilkan Energi Bersih yang Didukung oleh Bantuan Pemerintah Amerika Serikat

Indikator 1 melacak kemajuan yang dicapai oleh ICED II dalam hal penurunan atau penghindaran emisi GRK aktual. Dengan kata lain, ICED II melaporkan hasil-hasil tentang listrik yang dihasilkan (atau energi yang dihemat) selama periode pelaporan. Penurunan emisi aktual sebenarnya dapat berasal dari pengoperasian proyek energi bersih serta pelaksanaan kebijakan dan aksi-aksi terkait dengan energi bersih, termasuk, namun tidak terbatas pada, Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs), Rencana Umum Energi Nasional dan Daerah (masing-masing RUEN dan RUED), Rencana Aksi Nasional dan Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK dan RAD-GRK), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Perencanaan untuk akses terhadap energi, pedoman interkoneksi pembangkit listrik energi terbarukan, peraturan tentang tenaga panel surya, kebijakan, peraturan dan standar tentang efisiensi energi atau energi terbarukan, program pelaporan GRK, serta standar dan spesifikasi teknologi yang menghasilkan penurunan emisi.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

28

Target penurunan emisi GRK dicapai melalui:

• Menghitung emisi GRK yang dihasilkan dari proyek energi terbarukan dan efisiensi energi yang terpasang dan mulai beroperasi. Perhitungan ini termasuk penurunan emisi GRK berulang selama periode pelaporan yang berasal dari proyek-proyek yang diselesaikan selama pelaksanaan ICED dan ICED II. Karena metana memiliki GRK ekuivalen sebanyak 25 kali lipat CO2, proyek biogas dan landfill gas akan memberikan hasil yang lebih besar untuk kapasitas pembangkit yang sama dan produksi listrik yang sama dengan proyek energi terbarukan lainnya, karena keduanya mengikat metana serta menghindari emisi dari pembangkit listrik lainnya pada jaringan listrik.

• Membantu Kementerian ESDM dan PLN dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan peraturan (misalnya tarif feed-in, persyaratan untuk melakukan studi tentang interkoneksi, dan standar kinerja energi minimum untuk peralatan atau mesin). Penurunan emisi GRK aktual dihitung dengan menjumlahkan penurunan emisi dari pengoperasian proyek-proyek yang didampingi oleh ICED II, yang dikembangkan setelah kebijakan, peraturan dan rencana yang didukung oleh ICED II diadopsi dan dilaksanakan.

• Membantu Bappenas (Sekretariat RAN/RAD-GRK) dalam melaksanakan penilaian dasar terhadap RAN/RAD-GRK, pengembangan alat/metodologi, pengumpulan data dan pemodelan, penyusunan pedoman, pembangunan kapasitas, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan (PEP) untuk sektor energi. Emisi yang dihindari yang berasal dari program RAN GRK didasarkan pada pelaporan nasional tentang pelaksanaan masing-masing proyek (tindakan).

• Membantu pemerintah provinsi dalam melaksanakan aksi-aksi di sektor energi yang berasal dari RAD-GRK atau atau RUED terkait dengan kebijakan atau peraturah daerah tentang energi, peraturan atau pembiayaan untuk infrastruktur atau operasi yang menurunkan emisi GRK. Penurunan emisi GRK aktual yang dihasilkan dari program atau proyek tertentu, serta penurunan emisi GRK yang diharapkan hingga tahun 2030,

Indikator 2: Jumlah Investasi yang Dihasilkan (dalam USD) untuk Energi Bersih karena Didukung oleh Bantuan Pemerintah AS

Leveraged investment mencakup pembiayaan yang dihasilkan (atau dimanfaatkan), yang dimungkinkan karena adanya bantuan ICED II, untuk tindakan, kegiatan, proyek atau program yang menghindari atau menurunkan emisi GRK. Pembiayaan dapat dihasilkan dari sektor publik (misalnya, entitas pemerintah atau entitas multilateral lainnya) atau sektor swasta (misalnya ekuitas, pinjaman, atau produk keuangan lainnya). Leveraged investment mencakup proyek energi bersih, serta infrastruktur terkait, seperti interkoneksi atau investasi penyimpanan yang terkait dengan proyek yang terhubung dengan jaringan listrik. Leveraged funding didefinisikan sebagai estimasi uang tunai atau nilai uang yang diperoleh dari mitra

Per tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan bahwa sebanyak 1.206.92 ton CO2e telah dikurangi atau dihindari dari proyek, dan sebanyak 3.416.510 ton dari pelaksanaan RAN/RAD-GRK di pada tahun 2015 (di tingkat nasional dan provinsi). Sebanyak 4.622.702,9 ton CO2e mewakili 102.7% dari target sebesar 4,5 juta ton CO2e dalam jangka waktu 65% dari durasi proyek ICED II (60 bulan). ICED II melaporkan proyeksi emisi GRK sebesar 37.255.193,2 ton yang dikurangi atau dihindari hingga tahun 2030 dari target sebesar 27 million ton (138%).

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

29

pelaksana proyek ICED II dalam bentuk bantuan barang dan jasa (in-kind input). Jenis leveraging bergantung pada kegiatan dan termasuk, namun tidak terbatas pada, hal-hal berikut ini:

• Pembiayaan proyek (modal investasi – hutang, ekuitas, dan hibah dari mitra ICED II • Studi tentang pra-pembangunan proyek (misalnya, pembagian biaya sebelum dan

selama studi kelayakan, penilaian dampak lingkungan) • Alokasi anggaran pemerintah • Komitmen pembiayaan untuk proyek energi bersih (misalnya, dana baru dari sektor swasta atau

publik)

Dalam mencapai target financial leverage, ICED II memusatkan perhatiannya pada keterlibatan sektor swasta. Financial leverage dari sektor swasta didefinisikan sebagai nilai transaksi yang ditutup untuk proyek energi bersih dan/atau proyek efisiensi energi yang menerima bantuan dari ICED II. Kami memusatkan perhatian pada proyek-proyek yang sebagian besar telah menyelesaikan studi pra-pengembangannya, telah mengajukan atau telah menandatangani PJBL, atau sedang mengajukan permohonan pembiayaan. Bantuan kami menyasar pada pengembang/sponsor proyek, PLN dan bank. ICED II membantu proyek energi bersih yang sebanding dengan potensinya untuk berkontribusi terhadap target leveraged investment. Dengan kata lain, kami menyalurkan lebih banyak sumber daya untuk proyek dengan jumlah investasi yang lebih besar. Financial leveraged dari sektor publik diwujudkan melalui investasi bersama antara ICED II, pemerintah dan/atau mitra donor. Investasi ini diberikan dalam bentuk belanja anggaran untuk program kerja sama. Untuk kegiatan kebijakan yang bersifat programatik, ICED II memusatkan perhatian pada upaya kerja sama dengan donor lain untuk meningkatkan “faktor keberhasilan” dampak program dan berbagi risiko. Akses terhadap investasi bersama dengan anggaran sektor publik menimbulkan tantangan karena menyangkut kebijakan internal dan transparansi organisasi.

Indikator 3: Jumlah Penerima Manfaat yang Memperoleh Layanan Energi yang Lebih Baik karena Adanya Bantuan dari Pemerintah AS

Akses terhadap energi bersih dihitung dengan menggunakan dua pendekatan: 1) estimasi permintaan pelanggan terhadap utilitas listrik yang terpenuhi melalui aliran listrik dari proyek energi terbarukan yang terhubung ke jaringan listrik dan 2) proyek industri captive dan aplikasi energi terbarukan jarak jauh yang tidak saling berhubungan. Untuk sistem energi bersih yang terhubung ke jaringan listrik (termasuk listrik yang dihasilkan dari proyek energi terbarukan dan listrik yang dihemat melalui proyek efisiensi dan konservasi energi), akses ditentukan oleh rumah tangga yang terhubung ke sistem distribusi PLN. Untuk aplikasi industri captive power, akses ditentukan oleh jumlah orang yang dipekerjakan di fasilitas industri tersebut. Bagi masyarakat perdesaan yang tidak terhubung dengan jaringan listrik, akses didefinisikan sebagai jumlah anggota masyarakat yang memperoleh manfaat dari energi yang dihasilkan oleh proyek energi bersih. Sistem energi rumah tangga hanya memberikan akses kepada individu yang tinggal dalam rumah tangga tersebut. Sistem energi berbasis masyarakat menyediakan akses bagi semua anggota masyarakat, sekolah, pusat kegiatan, dll. Aplikasi perusahaan mikro menyediakan akses untuk karyawan penuh dan paruh waktu yang bekerja di perusahaan tersebut. Pemerintah daerah, PLN atau operator utilitas

Per tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan investasi sebesar $1.536,7 juta yang dihasilkan dari sumber-sumber publik dan swasta dengan bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat. Angka ini mewakili 192.1% dari target yang ditetapkan dalam jangka waktu 65% dari durasi proyek ICED II (60 bulan).

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

30

berlisensi yang berinvestasi dalam infrastruktur distribusi dan yang menerima bantuan ICED II (seperti pemetaan SIG) juga berkontribusi terhadap orang-orang yang memiliki akses terhadap energi bersih, selama sebagian atau semua listrik dihasilkan dari sumber energi terbarukan. Untuk proyek atau program yang dibantu oleh ICED II, jumlah orang yang akan memiliki akses terhadap energi bersih dihitung sejak awal. ICED II membantu proyek energi bersih secara proporsional dengan potensi mereka untuk berkontribusi pada target leveraged investment. Dengan kata lain, kami menyalurkan lebih banyak sumber daya ke proyek dengan jumlah investasi yang lebih besar. Selain membantu proyek-proyek tertentu, ICED II mendukung upaya pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan akses terhadap layanan listrik. Hal ini dilakukan melalui program PLEA12, dan kemudian melalui RUED provinsi.

Indikator 4: Jumlah Lembaga yang Mengalami Peningkatan Kapasitas untuk Menangani Isu-Isu Energi Bersih karena Didukung oleh Bantuan dari Pemerintah AS

Program ICED II menggunakan pendekatan “programatik” untuk melaksanakan kebijakan tentang energi bersih. Pendekatan ini membutuhkan road map yang jelas, peraturan, pedoman dan prosedur administrasi, serta lembaga yang secara efektif mampu memenuhi tanggung jawab administratif mereka. ICED II bekerja sama dengan unit-unit di lingkungan otoritas pemerintah pusat/daerah (seperti kementerian, direktorat, anak perusahaan, dan kantor dinas), entitas publik dan swasta yang menerima pelatihan berdasarkan tanggung jawab administratif mereka. Kami juga memberikan pelatihan dan bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas lembaga keuangan dalam meninjau dan memproses aplikasi pembiayaan energi bersih.

Indikator 5: Jumlah Undang-Undang, Kebijakan, Peraturan atau Standar tentang Energi Bersih yang Secara Resmi telah Diajukan, Diadopsi atau Diterapkan karena Didukung oleh Bantuan Pemerintah Amerika Serikat

ICED II dirancang untuk membantu penyusunan atau perbaikan kerangka kerja pengembangan energi bersih di Indonesia. Oleh sebab itu, kami bekerja sama dengan berbagai otoritas pemerintah pusat

12 Planning for Energy Access (PLEA) adalah inisiatif ICED II yang menghasilkan pangkalan data, pemetaan SIG, pedoman dan alat yang telah dimasukkan ke dalam program pemerintah tentang akses terhadap tenaga listrik.

Per tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan bahwa sebanyak 1,389,397 dari target 5 juta orang telah memiliki akses yang lebih baik terhadap energi bersih berkat bantuan Pemerintah AS. Angka ini mewakili 27.8% dari target yang ditetapkan dalam jangka waktu 65% dari durasi proyek ICED II (60 bulan).

Per tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan bahwa sebanyak 33 lembaga telah mengalami peningkatan kapasitas untuk menangani perubahan iklim dari target sebanyak 20 lembaga. Angka ini mewakili 165% dari target dalam jangka waktu 65% dari durasi proyek ICED II (60 bulan).

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

31

dan daerah untuk memberikan masukan bagi undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, perjanjian, dan peraturan yang mereka susun terkait dengan pengembangan energi bersih dan emisi GRK dari sektor energi. Kami memantau status undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, perjanjian, dan peraturan yang dibantu oleh ICED II melalui berbagai tahap formalisasi: diusulkan, diadopsi, dan diterapkan secara resmi. Pengalaman kami menunjukkan bahwa hasil akhir merupakan produk yang dihasilkan dari proses yang digunakan untuk menyusunnya. Kami juga memahami bahwa ada sensitivitas dalam lembaga pemerintah terkait pengaruh proyek bantuan asing. Oleh sebab itu, kami berusaha memfasilitasi proses (misalnya, mencari masukan dari para pakar dan industri yang dikenakan peraturan) serta memberikan saran yang kami yakini paling efektif.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

32

Indikator 6: Kapasitas Pembangkit Energi Bersih yang Terpasang atau Direhabilitasi dengan Bantuan Pemerintah AS

Kapasitas pembangkit energi bersih diukur dengan menggunakan dua metode. Yang pertama adalah instalasi atau rehabilitasi fasilitas pembangkit energi terbarukan. Yang kedua dukungan untuk setiap proyek energi terbarukan atau program pemerintah yang menghasilkan peningkatan energi terbarukan untuk pembangkit listrik. Contoh yang terakhir ini termasuk dukungan teknis untuk PLN dalam melaksanakan RUPTL, melalui pedoman untuk studi interkoneksi, estimasi kuota kapasitas, dan tinjauan studi kelayakan, yang didukung oleh ICED II.

Target kapasitas pembangkit energi bersih akan dicapai melalui intervensi berikut ini:

• Terus mendukung dan memantau proyek-proyek yang telah mencapai financial closure di

bawah program ICED, yaitu 17 proyek yang telah mencapai financial closure dengan kapasitas pembangkit gabungan 117 MW.

• Membantu proyek energi terbarukan yang akan menyelesaikan pembangunannya dalam durasi proyek ICED II (hingga 2020). Proyek pembangkit listrik tenaga air memiliki siklus pengembangan proyek 3-5 tahun; proyek biomassa, biogas dan tenaga angin, 2-3 tahun; dan proyek panel surya, 1-2 tahun. Memahami periode pembangunan setiap jenis proyek membuat ICED II mampu untuk memperkirakan kapan proyek yang telah mencapai financial closure (Indikator 2) akan mulai beroperasi.

ICED II memprioritaskan dan memusatkan sumber dayanya pada proyek-proyek yang memenuhi kriteria berikut: 1) proyek dengan kemungkinan keberhasilan yang tinggi (misalnya, sponsor, layak secara teknis dan ekonomis, penting untuk penyediaan energi), 2) proyek dengan kapasitas pembangkit yang besar, dan 3) proyek yang telah sampai pada tahap yang lebih maju dalam siklus pengembangannya (misalnya, telah memiliki atau sedang mengajukan PJBL). Selain membantu pengembang proyek, kami akan bekerja sama dengan mitra-mitra kami - Kementerian ESDM, PLN, bank, dan lembaga keuangan - untuk memfasilitasi proyek yang tengah mereka kaji dan sedang mencari opini “kedua” dari pihak yang independen sebelum mengambil keputusan. Bantuan ICED II untuk program energi terbarukan yang terhubung ke jaringan listrik memerlukan pendekatan yang sistematis. Kami berupaya untuk terlibat pada tahap perencanaan dengan mendukung analisis mendasar melalui pemodelan atau penelitian lainnya. Kami juga mendukung penyusunan peraturan atau pedoman program. Terakhir, kami memberikan pembangunan kapasitas kepada lembaga yang bertanggung jawab untuk melaksanakan peraturan atau pedoman, termasuk memantau hasilnya.

Per 30 September 2018, ICED II melaporkan bahwa sebanyak 32 undang-undang, kebijakan, strategi, rencana atau peraturan dari target sebanyak 20 secara resmi telah diajukan, diadopsi atau diterapkan sebagai akibat dari adanya bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat. Angka ini mewakili 160% dari target dalam jangka waktu 65% dari durasi proyek ICED II (60 bulan).

Per 30 September 2018, ICED II melaporkan bahwa kapasitas pembangkit energi bersih sebesar 192.04 MW dari target 400 MW telah tercapai dengan bantuan Pemerintah AS. Angka ini mewakili 48% dari target dalam jangka waktu 65% dari durasi proyek ICED (60 bulan).

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

33

Indikator 7: Persentase Perempuan yang Melaporkan Mengalami Peningkatan Efikasi Diri setelah Mengikuti Pelatihan/Program yang Didukung oleh Pemerintah AS

Di tahun anggaran ini, ICED II membuat Rencana Aksi Gender dan melakukan survei gender self-efficacy (GSE) pada berbagai pelatihan dan lokakarya. GSE bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kompetensi peserta pelatihan. GSE merupakan bagian dari Indikator Kinerja Efikasi Gender, yang bertujuan untuk mengukur efektivitas pemberdayaan perempuan melalui program USAID di berbagai proyek. ICED II menerapkan GSE pada 14 dari 44 pelatihan dan lokakarya yang diselenggarakan pada TA 2018. Ke-14 pelatihan ini diikuti oleh lebih dari dua peserta perempuan dan diselenggarakan sepenuhnya oleh ICED II atau bekerja sama dengan pihak lain, atau diselenggarakan oleh pihak lain dan staf ICED menjadi narasumber. Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain, ICED II melakukan survei dengan persetujuan penyelenggara pelatihan dan lokakarya. Tiga puluh pelatihan dan lokakarya tidak diikutsertakan dalam survei GSE, karena mereka tidak memiliki peserta perempuan, tidak disponsori oleh ICED II dan sponsor tidak setuju untuk diikutsertakan dalam survei, atau pelatihan tidak dilakukan dalam format resmi. Hasil survei GSE bervariasi. Dari 14 pelatihan dan lokakarya, peserta perempuan yang mengikuti 11 kegiatan melaporkan bahwa mereka mengalami peningkatan kapasitas dan pengetahuan setelah mengikuti pelatihan, bahwa pelatihan berdampak positif pada pekerjaan mereka, dan bahwa setelah mengikuti pelatihan mereka lebih siap untuk menjadi lebih efektif dalam posisi mereka.

Tabel 9. Hasil Survey GSE tentang Pelatihan dan Lokakarya yang Diselenggarakan oleh

ICED II (telah disunting)

Pada tiga pelatihan dan lokakarya, kurang dari 100% peserta perempuan yang merasa bahwa kapasitas dan pengetahuan mereka meningkat, atau merasa lebih siap untuk menjadi lebih efektif dalam posisi mereka. Daftar pelatihan dan lokakarya ditampilkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Survey GSE menunjukkan kurang dari 100% pada Pelatihan dan

Lokakarya ICED II No. Nama Kegiatan Tanggal Persentase

1 Training of Trainers (ToT) ESRA di Jakarta

25-27 Oktober 2017 91%

2 Pelatihan Keuangan Proyek Energi Bersih Bank Artha Graha di Jakarta

7 Mei 2018 86%

3 Batch 3 ESRA tentang Proyek Panel Surya (kerja sama dengan GIZ INFIS) di Bali

31 Juli – 1 Agustus 2018 89%

Per tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan bahwa pada 11 dari 14 pelatihan dan lokakarya, 100% dari peserta perempuan yang berpartisipasi merasa bahwa kapasitas dan pengetahuan mereka meningkat setelah mengikuti pelatihan dari ICED II, bahwa pelatihan tersebut memiliki dampak positif terhadap pekerjaan mereka, dan bahwa setelah mengikuti pelatihan, mereka lebih siap untuk menjadi lebih efektif dalam posisi mereka.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

34

Indikator 8: Kapasitas Pembangkit Listrik dari Energi Bersih yang Didukung oleh Bantuan Pemerintah AS yang telah Mencapai Financial Closure

Indikator Perubahan Iklim Global (GCC) ini dirancang untuk menangkap hasil-hasil bantuan untuk proyek energi terbarukan yang telah mencapai tonggak penting dalam proses pembangunan. Financial closure mencerminkan komitmen sponsor dan/atau pemberi pinjaman untuk menyelesaikan proyek. Financial closure terjadi setelah studi ekstensif, penerbitan izin dan lisensi yang berlaku, dan dalam beberapa kasus, jaminan biaya keamanan (hingga 10% dari nilai proyek). Untuk proyek yang terhubung ke jaringan listrik, financial closure terjadi sekitar satu tahun setelah proyek tersebut memiliki perjanjian jual beli listrik (PJBL). Misalnya, ICED membantu proyek energi bersih dengan kapasitas pembangkit sebesar 117 MW untuk mencapai financial closure. Kapasitas ini tidak diperhitungkan sebagai hasil ICED dalam hal kapasitas terpasang. Karena ICED II memiliki durasi selama lima tahun, diperkirakan banyak proyek yang akan mencapai financial closure namun pembangunannya belum selesai sebelum tahun 2020. Indikator ini akan memastikan bahwa kapasitas pembangkit listrik termasuk dalam hasil untuk semua proyek bantuan ICED II yang setidaknya telah mencapai tahap financial closure. Target ICED II untuk menghasilkan kapasitas proyek yang mencapai financial closure secara langsung terkait dengan indikator kinerja untuk investasi yang dihasilkan untuk proyek energi bersih, karena berkaitan dengan proyek energi terbarukan yang mendapat bantuan baik secara langsung atau tidak langsung melalui dukungan program ICED II.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

35

Indikator 9: Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang Diturunkan atau Dihindari hingga tahun 2030 karena Adanya Undang-Undang, Kebijakan, Peraturan atau Teknologi yang Diadopsi, yang Berkaitan dengan Energi Bersih karena Didukung oleh Bantuan Pemerintah AS

Seperti halnya Indikator 1, untuk mencapai target ini, ICED II bekerja di tingkat proyek dan program. Di tingkat proyek, ICED II mendukung pengembang proyek energi terbarukan dan efisiensi energi. Di tingkat program, kami mendukung kebijakan dan aksi-aksi yang berkaitan dengan energi bersih, misalnya Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs), Rencana Umum Energi Nasional/Daerah (RUEN/RUED), Rencana Aksi Nasional dan Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN/RAD-GRK), Perencanaan Akses terhadap Energi, pedoman interkoneksi pembangkit listrik energi terbarukan, peraturan tentang panel surya, kebijakan, peraturan dan standar tentang efisiensi energi atau energi terbarukan, program pelaporan GRK, program jual-beli emisi, serta penerapan teknologi yang menghasilkan penurunan emisi. Pendekatan tersebut mirip dengan pendekatan indikator untuk penurunan atau penghindaran emisi GRK (lihat di atas). Perbedaan utamanya adalah indikator ini memproyeksikan emisi yang diturunkan atau dihindari hingga 15 tahun ke depan, yaitu hingga tahun 2030.

Indikator 10: Jumlah Orang yang Mengikuti Pelatihan tentang Energi Bersih yang Didukung oleh Bantuan Pemerintah Amerika Serikat

ICED II memberikan peningkatan kapasitas kepada berbagai pemangku kepentingan termasuk, namun tidak terbatas pada, pengembang proyek swasta, bank dan lembaga keuangan, PLN, kementerian dan lembaga di tingkat nasional, lembaga pemerintah di tingkat provinsi, kota dan bahkan kabupaten, serta konsultan, perwakilan organisasi nonpemerintah dan akademisi. Selama masa berlangsungnya program ICED II, kami mungkin juga dapat mendukung pembentukan koperasi listrik perdesaan berbasis masyarakat yang mengoperasikan utilitas mikro berizin.

ICED II melihat adanya kebutuhan pembangunan kapasitas yang signifikan di semua tingkatan. Permintaan terhadap pelatihan profesional (dan teknis) di kalangan para pemangku kepentingan ICED II jauh melebihi sumber daya keuangan dan manusia yang tersedia. Oleh karena itu, strategi kami untuk mencapai target ini adalah dengan mengintegrasikan pembangunan kapasitas ke dalam kegiatan kebijakan, perencanaan dan bantuan teknis untuk meningkatkan bantuan kami agar target lainnya tercapai. Selain itu, kami bekerja sama dengan lembaga yang didirikan untuk memberikan pelatihan di bidang energi, pembiayaan, dan perubahan iklim. Ini termasuk pusat pelatihan Kementerian ESDM dan PLN, pusat pelatihan lembaga keuangan, universitas, asosiasi dan organisasi

Per tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan bahwa kapasitas pembangkit listrik tenaga energi bersih sebesar 536.6 telah mencapai financial closure dari target sebesar 400 MW. Angka ini mewakili 134.2% dari target yang ditetapkan dalam jangka waktu 65% dari durasi program ICED II (60 bulan).

Per tanggal 30 September 2018 ICED II melaporkan proyeksi yang menyatakan bahwa sebanyak 37.255.193,2 ton emisi GRK diturunkan atau dihindari hingga tahun 2030 karena adanya undang-undang, kebijakan, peraturan atau teknologi yang diadopsi yang berkaitan dengan energi bersih. Angka ini mewakili 138% dari target yang ditetapkan, yaitu 27 juta ton dalam jangka waktu 65% dari durasi program ICED II (60 bulan).

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

36

profesi. Pelatihan kami diberikan melalui satu atau lebih lembaga ini dengan tujuan untuk mentransfer materi pelatihan ke lembaga yang akan terus memberikan pelatihan tanpa dukungan ICED II. Pendekatan “training the trainers” ini akan mencapai hasil yang berpotensi jauh melebihi target apabila berhasil diadopsi oleh lembaga mitra kami.

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

37

Indikator 11: Simpanan Energi Seumur Hidup yang Diharapkan Berasal dari Efisiensi Energi atau Konservasi Energi, yang Disebabkan Adanya Bantuan Pemerintah AS

Dalam hal alokasi sumber daya, ICED II dirancang dengan menjadikan efisiensi energi sebagai prioritas yang lebih rendah daripada energi baru terbarukan. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari program ICED, kami tidak berencana untuk mendukung proyek efisiensi energi individu kecuali apabila proyek tersebut berpotensi besar untuk mendorong pembiayaan dan/atau penurunan emisi GRK. Sebaliknya, ICED II bekerja di tingkat program untuk menghasilkan efisiensi energi, sehingga bantuan kami berpotensi menghasilkan teknologi baru yang diterapkan secara luas.

Pada tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan proyeksi yang menyatakan bahwa sebanyak 4.511 orang mengikuti pelatihan tentang perubahan iklim global karena adanya bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat. Angka ini mewakili 90,2% dari target yang ditetapkan, yaitu 5.000 orang dalam jangka waktu 65% dari durasi program ICED II (60 bulan).

Pada tanggal 30 September 2018, ICED II melaporkan adanya 752,629 GJ simpanan energi yang dihasilkan selama proyek efisiensi energi yang dibangun selama program ICED berlangsung. Ini mewakili 27% dari target yang ditetapkan (2,8 juta GJ) dalam jangka waktu 65% dari durasi program ICED II (60 bulan)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

36

4. LAMPIRAN

Lampiran A. Perbandingan Antara Hasil dan Target Berdasarkan Indikator Kinerja

Nilai Indikator Kinerja Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat

ini

Target ICED II

Target Tahunan

40,000.0 250,000.0 264,000.0 630,000.00 1,184,000.0 4,500,000

Hasil yang dicapai

37,245.2 3,551,760.2 438,342.4 595,355.07 4,622,702.9

Nilai Indikator Kinerja

Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat

ini

Target ICED II

Target Tahunan

-- 175,800,000 261,900,000 200,000,000 637,700,000 800,000,000

Hasil yang dicapai

0 397,899,068 332,360 806,400,715 1,536,659,783

Nilai Indikator Kinerja

Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat

ini

Target ICED II

Target Tahunan

100,000 300,000 710,000 1,500,000 2,610,000 5,000,000

Hasil yang dicapai

18,848 205,505 501,419 663,626 1,389,397

Indikator ICED 1: (Indikator GCC EG. 12-6) Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), yang dihitung dalam metrik ton CO2 ekuivalen, diturunkan, diserap dan disimpan, atau dihindari melalui kegiatan yang menghasilkan energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat.

Indikator ICED 2: (Indikator GCC EG. 12-4) Jumlah investasi yang dihasilkan (dalam USD) untuk energi bersih karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS Satuan: USD

Indikator ICED 3: (Indikator GCC EG 7.1-1) Jumlah penerima manfaat yang memperoleh layanan energi yang lebih baik karena adanya bantuan dari Pemerintah AS Satuan: Jumlah orang

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

37

Nilai Indikator Kinerja Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

Target Tahunan

-- 5 5 5 15 20

Hasil yang dicapai

0 0 31 2 33

Nilai Indikator Kinerja Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

Target Tahunan

-- 4 6 5 15 20

Hasil yang dicapai

0 4 21 7 32

Nilai Indikator Kinerja

Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

Target Tahunan

3 98 206 133 440 400

Hasil yang dicapai

2.05 20.4 66.29 103.3 192.04

Indikator ICED 4: (Indikator GCC EG. 12-2) Jumlah lembaga yang mengalami peningkatan kapasitas untuk menangani isu-isu energi bersih karena didukung oleh bantuan dari Pemerintah AS Satuan: Jumlah Institusi

Indikator ICED 5: (Indikator GCC EG. 12-3) Jumlah undang-undang, kebijakan, peraturan, atau standar tentang energi bersih yang secara resmi telah diajukan, diadopsi atau diterapkan karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS Satuan: Jumlah undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan

Indikator ICED 6: Kapasitas pembangkit energi bersih yang terpasang atau direhabilitasi dengan bantuan Pemerintah AS Satuan: Megawatt (MW)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

38

Nilai Indikator Kinerja

Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

Target Tahunan

70% 70% 70% 70% 70% 70%

Hasil yang dicapai

0 50% 97% 96% 91%

Nilai Indikator Kinerja Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

Target Tahunan

8 131 103 90 331.5 400

Hasil yang dicapai

0 176 103.3 257.3 536.6

Nilai Indikator Kinerja

Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

Target Tahunan

80,000 900,000 3,450,000 7,630,000 12,150,000 27,000,000

Hasil yang dicapai

1,340,828 28,562,134 4,147,098 3,205,134 37,255,193

Indikator ICED 7: Persentase perempuan yang melaporkan mengalami peningkatan efikasi diri setelah mengikuti pelatihan/program yang didukung oleh Pemerintah AS Satuan: Persentase perempuan (%)

Indikator ICED 8: (Indikator GCC EG. 12-5) Kapasitas pembangkit energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah AS yang telah mencapai financial closure Satuan: Megawatts (MW)

Indikator ICED 9: (Indikator GCC EG. 12-7) Proyeksi emisi gas rumah kaca (GRK) yang diturunkan atau dihindari hingga tahun 2030 karena adanya undang-undang, kebijakan, peraturan atau teknologi yang diadopsi, yang berkaitan dengan energi bersih karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS Satuan: Jutaan ton CO2e yang diturunkan atau dihindari

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

39

Nilai Indikator Kinerja

Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

M F M F M F M F M F

Target Tahunan

300 1,500 1,500 900 4,200 5,000

Hasil yang dicapai

230 66 941 325 890 331 1,181 547 3,242 1,269

Nilai Indikator Kinerja Data tentang Hasil

TA 2015 TA 2016 TA 2017 TA 2018 Kumulatif hingga saat ini

Target ICED II

Target Tahunan

56,000 168,000 440,000 440,000 1,104,000 2,800,000

Hasil yang dicapai

702,019 50,611 0 0 752,629

Indikator ICED 10: (Indikator GCC EG. 12-1) Jumlah orang yang mengikuti pelatihan tentang energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah AS Satuan: Jumlah orang

Indikator ICED 11: Simpanan energi seumur hidup yang diharapkan berasal dari efisiensi energi atau konservasi energi, yang disebabkan adanya bantuan Pemerintah AS Satuan: Gigajoules (GJ)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

45

Lampiran B. Informasi Acuan untuk Indikator Kinerja dan Hasil

Tabel B-1. Ringkasan Proyek yang Berkontribusi terhadap Indikator Kinerja

(telah disunting)

Perlu dicatat bahwa kegiatan ICED II yang tercantum dalam lampiran ini adalah kegiatan yang berkontribusi terhadap hasil-hasil yang dilaporkan selama tahun anggaran 2018 (yaitu dari 1 Oktober 2017 hingga 30 September 2018). Setiap proyek energi bersih memberikan kontribusi terhadap berbagai hasil. Pada saat financial closure, proyek berkontribusi terhadap investasi yang dihasilkan. Pada saat commissioning, proyek berkontribusi terhadap hasil dalam bentuk kapasitas terpasang dan orang yang memiliki akses. Setelah commissioning, proyek mulai beroperasi secara komersial dan berkontribusi terhadap penurunan atau penghindaran emisi gas rumah kaca yang terkait dengan energi yang dihasilkannya selama periode pelaporan.

Tabel B-2 Ringkasan Proyek Efisiensi Energi yang Berkontribusi terhadap Indikator Kinerja

(telah disunting)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

46

B.1 Proyek yang Didampingi (telah disunting)

B.2 Dukungan Programatik

Sektor Energi dalam RAD GRK 2015

Pemilik Program Bappenas Emisi GRK yang dihindari (ton CO2e) dari Januari - Desember 2015

92.747

Proyeksi emisi GRK (ton CO2e) yang diturunkan atau dihindari hingga tahun 2030

741.976

Gambaran tentang bantuan teknis Sejak tahun 2015, ICED II telah terlibat secara aktif dalam memberikan bantuan teknis di sektor energi dan melakukan pembiayaan bersama untuk berbagai kegiatan:

• Tinjaun RAD GRK tentang revisi BAU baseline

• Penyusunan dan diseminasi pedoman PEP

• Pemutakhiran pedoman PEP, yang telah digunakan untuk menghitung penurunan emisi pada tahun 2015 di tingkat provinsi.

P&E: Tanggal Verifikasi Agustus 2016 P&E: Alat Verifikasi Surat balasan dari Sekretariat RAN

Nomor GRK: 13/RANGRK/08/2016

Sektor Energi dalam RAN GRK 2015

Pemilik Program Bappenas Emisi GRK yang dihindari (ton CO2e) dari Januari-Maret 2017

3.323.763

Proyeksi emisi GRK (ton CO2e) yang diturunkan atau dihindari hingga tahun 2030

26.590.107,2

Gambaran tentang bantuan teknis PEP yang telah direncanakan untuk menghitung penurunan emisi untuk kegiatan RAN-GRK belum sepenuhnya selesai. Oleh sebab itu, PEP ICED yang disusun untuk RAD-GRK digunakan untuk menghitung penurunan emisi yang dihasilkan dari kegiatan RAN-GRK.

P&E: Tanggal Verifikasi Agustus 2016

P&E: Alat Verifikasi Surat balasan dari Sekretariat RAN Nomor GRK: 13/RANGRK/08/2016

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

47

B.3 Penguatan Lembaga

(telah disunting)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

48

B4. Undang-Undang, Kebijakan, Rencana, Strategi, atau Standar yang Diajukan, Diadopsi atau Diterapkan

(telah disunting)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

49

B.5 Pelatihan

Tabel B.5.1. Ringkasan Pelatihan yang Diselenggarakan hingga Tahun 2018 (telah disunting)

50

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

Tabel B.5.2. Hasil-Hasil ICED: Mei 2015-September 2018 Indikator /

Target 2015 2016 2017 2018 Kumulatif

Q1 Q2 Q3 Q4 Jumlah

Indikator 1 (EG. 12-6): Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dihitung dalam metrik ton CO2 ekuivalen, diturunkan, diserap dan disimpan, atau dihindari melalui energi bersih sebagaimana yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat (metrik ton CO2 yang dturunkan atau dihindari)

4,500,000 37,245.2 3,551,760.2 438,342.4 118,083.2 125,764.7 161,999.8 189,507.3 595,355.07 4,622,702.9 Indikator 2 (EG. 12-4): Jumlah investasi yang dihasilkan (dalam USD) untuk menghasilkan energi bersih karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS (USD)

800,000,000 0 397,899,068 332,360,000 37,430,769 550,000,000 208,255,660 10,714,286 806,400,715 1,536,659,783 Indikator 3 (EG. 7.1-1): Jumlah penerima manfaat yang memperoleh layanan energi yang lebih baik dengan adanya bantuan Pemerintah AS (jumlah orang)

5,000,000 18,848 205,505 501,419 - 289,588 321,004 53,033 663,626 1,389,397 Indikator 4 (EG. 12-2): Jumlah lembaga yang mengalami peningkatan kapasitas untuk menangani isu-isu energi bersih karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS (institusi)

20 0 0 31 1 1 0 0 2 33 Indikator 5 (EG. 12-3): Jumlah undang-undang, kebijakan, peraturan atau standar yang menangani energi bersih yang secara formal diajukan, diadopsi atau diterapkan karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS (Jumlah undang-undang, kebijakan, strategi, rencana atau peraturan)

20 0 4 21 1 0 0 6 7 32 Indikator 6: Kapasitas pembangkit yang menghasilkan energi bersih yang terpasang atau direhabilitasi karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS (Megawatt)

400 2.05 20.40 66.29 - 92.00 2.50 8.80 103.3 192.04

Indikator 7: Persentase perempuan yang melaporkan mengalami peningkatan efikasi diri setelah mengikuti pelatihan/program yang didukung oleh Pemerintah AS (Persentase perempuan)

70% 0% 50% 97% 91% 100% 97% 97% 96% 91%

Indikator 8 (EG.12-5): Kapasitas pembangkit yang menghasilkan energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah AS yang telah mencapai financial closure (Megawatt)

400 - 176.00 103.30 21.50 106.40 119.40 10.00 257.30 536.6

Indikator 9 (EG. 12-7): Proyeksi emisi gas rumah kaca (GRK) yang diturunkan atau dihindari sampai tahun 2030 berdasarkan undang-undang, kebijakan, peraturan atau teknologi yang berkaitan dengan energi bersih karena didukung oleh bantuan Pemerintah AS (jutaan ton CO2e yang diturunkan atau dihindari)

27,000,000 1,340,827.7 28,562,133.6 4,147,097.6 - 1,182,953.4 1,462,822.8 559,358.2 3,205,134.43 37,255,193.2

Indikator 10 (EG. 12-1): Jumlah orang yang mengikuti pelatihan tentang energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah AS (Jumlah orang)

5,000 296 1,266 1,221 315 437 487 804 1,728 4,511

Indikator 11: Simpanan energi seumur hidup yang diharapkan berasal dari efisiensi energi atau konservasi energi, yang disebabkan adanya bantuan Pemerintah AS (Gigajoules)

51

2,800,000 702,019 50,611 50,611 0 0 0 0 0 752,629

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

52

Lampiran C. Hasil Kerja ICED II

No. Judul Disusun untuk

1 Pedoman untuk Meninjau Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (Buku, Formulir Evaluasi, Pedoman)

PLN

2 Pedoman untuk Meninjau Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (Buku, Formulir Evaluasi, Pedoman)

PLN

3 Pedoman untuk Meninjau Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (Buku, Formulir Evaluasi, Pedoman)

PLN

4 Formulir evaluasi yang menggunakan Microsoft Excel untuk Studi Kelayakan Tenaga Panel Surya

PLN

5 Revisi Pedoman Interkoneksi untuk Pembangkit Listrik Energi Terbarukan (REGP) dan Penyusunan Pedoman Peninjauan Studi Interkoneksi REGP

PLN

6 Masukan untuk Revisi Grid Code Sulawesi PLN

7 Masukan untuk Revisi Grid Code Jawa-Bali Sumatra PLN

8 Masukan tentang Peraturan Direksi PLN No.. 22 Tahun 2017 tentang Pengadaan Energi Terbarukan

PLN

9 Pedoman untuk Memutakhirkan Pemetaan Geospasial Jaringan Listrik 20 kV

PLN Wilayah Sumatra Utara

10 Buku tentang Potret Kelistrikan Sedang berjalan

11 Pedoman untuk Melakukan Pemetaan Data Elektrifikasi Wilayah dengan Menggunakan Pendekatan Geospasial

Sedang berjalan

12 Pedoman untuk Melakukan Perencanaan Elektrifikasi dengan Menggunakan Pendekatan Geospasial

Sedang berjalan

13 Pedoman untuk Melakukan Studi Kelayakan Tenaga Panel Surya Kementerian ESDM

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

53

Lampiran D. Kegiatan Eksternal ICED II, Tahun 2018

Staf ICED menyelenggarakan, berpartisipasi melalui berbagai peran, dan menghadiri 63 acara yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi publik dan sektor swasta dari Indonesia dan Amerika Serikat, serta acara-acara yang diselenggarakan oleh donor lainnya.

(telah disunting)

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

54

Lampiran E. Rincian Kegiatan Pelatihan ICED II, Tahun 2018

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen Terkait/

Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

Oktober-Desember 2017 1 12 Oktober

2017 Rapat tentang Studi Interkoneksi – Kelompok Kerja Teknis (TWG) – FGD ke-1

Komponen 2 Lokakarya Bogor 0 9 9 PLN EBT, ICED II

Mitra penyelenggara, narasumber

2 25-27 Oktober 2017

Training of Trainers (ToT) ESRA

Komponen 2 Pelatihan Jakarta 13 9 22 OJK, LPEM UI, ICED II

Mitra penyelenggara

3 31 Oktober - 3 November 2017

Lokakarya tentang Finalisasi Tinjauan RAD GRK

Komponen 1 Lokakarya Makassar 68 122 190 SekRan- Bappenas, GIZ ICED II

Mitra penyelenggara, narasumber KLHK - Link to BCA

4 24 November2017

Pelatihan Bank Individu - Perbankan Ramah Lingkungan

Komponen 2 Pelatihan Jakarta 27 14 41 BCA, KLHK, ICED II

ICED II mendukung 2 peserta dari PLN

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

55

5 7 Desember 2017

Lokakarya dan Rapat dengan Divisi-Divisi dalam PLN

Komponen 2 Lokakarya Jakarta 2 27 29 P2B, ICED II Mendukung representatif CAISO Bpk Dede Subakti sebagai pembicara

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

56

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

6 11-13 Desember 2017

Island Integration Training

Komponen 2 Pelatihan Singapur 0 2 2 PLN, USEA, ICED II

Mitra penyelenggara, narasumber

7 18-20 Desember 2017

Rapat tentang Studi Interkoneksi - TWG – FGD ke-2

Komponen 3 Pelatihan Bogor 5 17 22 PLN EBT, ICED II

Pembicara tentang isi dan perubahan, fasilitator dalam diskusi

January-March 2018 8 2 Februari

2018 FGD tentang Strategi Penysunan RUED

Komponen 1 FGD Jakarta 5 3 8 ICED II, IIEE Penyelenggara

9 14-15 Februari 2018

Lokakarya Teknis tentang Data dan Pemodelan untuk Penyusunan RUED – Provinsi Aceh

Komponen 1 Lokakarya Aceh 5 10 15 ICED II, Kementerian ESDM, P2RUED-DEN

Penyelenggara, narasumber

10 21-22 Februari 2018

Lokakarya Teknis tentang Data dan Pemodelan untuk Penyusunan RUED – Provinsi Jawa Timur

Komponen 1 Lokakarya Jawa Timur 5 10 15 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED

Penyelenggara, narasumber

11 22-23 Februari 2018

Lokakarya tentang Tinjauan Bersama Rancangan Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali

Komponen 2 Lokakarya Bogor 22 41 63 ICED II, PLN, PLN P2B, Komite Manajemen Aturan Jaringan Listrik

Penyelenggara, mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

57

PLN, Kedutaan Denmark, USAID

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

58

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran /Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

12 26-27 Februari 2018

Lokakarya Teknis tentang Data dan Pemodelan untuk Penyusunan RUED – Provinsi Sumatra Utara

Komponen 1 Lokakarya Sumatra Utara

8 29 37 ICED II, Kementerian ESDM, P2RUED

Penyelenggara, narasumber

13 12-14 Maret 2018

Bantuan Teknis untuk Penyusunan RUED di Provinsi Jawa Timur

Komponen 1 Lokakarya Jawa Timur 10 7 17 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED, Pemangku kepentingan di Jawa Timur

Penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

59

14 12 Maret 2018 Program Pertukaran Eksekutif di bidang Energi Bersih untuk PT PLN (Persero) II – Kerangka Kerja Regulasi untuk Energi Terbarukan Nasional

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3

Lokakarya Kementerian ESDM, Jakarta

16 34 50 CAISO, SMUD, CPUC, HELCO, USAID, ICED II, Kementerian ESDM, PLN, BPPT, LEN P2B, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+), STT PLN, KDIVSIS, KDIVEBT, KSHK, KDIVRKO, KDIAVAGA, KDIVIPP

Penyelenggara, narasumber

15 12 Maret 2018

Program Pertukaran Eksekutif di bidang Energi Bersih untuk PT PLN (Persero) II -

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3

Lokakarya PLN Jakarta 9 22 31 CAISO, SMUD, CPUC, HELCO,

Penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

60

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

Perencanaan Sistem dan Integrasi Jaringan Listrik dengan Eksekutif PLN

USAID, ICED II, PLN

16 13 Maret 2018 Program Pertukaran Eksekutif di Bidang Energi Bersih untuk PT PLN (Persero) II - Perencanaan Sistem dan Integrasi Jaringan Listrik dengan Staf Teknis PLN

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3

Lokakarya PLN Jakarta 2 28 30 CAISO, SMUD, CPUC, HELCO, USAID, ICED II, PLN, BPPT, LEN P2B, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+), STT PLN, KDIVSIS, KDIVEBT, KSHK, KDIVRKO, KDIAVAGA, KDIVIPP

Mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

61

17 14 Maret 2018 Program Pertukaran Eksekutif di Bidang Energi Bersih untuk PT PLN (Persero) II – Rapat Kunjungan United States Energy Association (USEA) dengan Perusahaan Listrik Negara – Presentasi dan Diskusi tentang

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3

Lokakarya PLN Jakarta 13 48 61 CAISO, SMUD, CPUC, HELCO, USAID, ICED II, PLN P2B

Mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

62

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

Perancangan Program Pembangkitan Terdistribusi yang Layak (pelanggan PV) di Indonesia, Jaringan Listrik Pintar (Smart Grid) dan Net Metering

18 15-16 Maret 2018

Program Pertukaran Eksekutif di bidang Energi Bersih untuk PT PLN (Persero) II – Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Sulawesi Selatan

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3

Lokakarya – Kunjungan lapangan

Sulawesi Selatan

6 20 26 CAISO, SMUD, CPUC, HELCO, USAID, ICED II, PLN Sulawesi Selatan

Mitra penyelenggara, narasumber

19 19 Maret 2018 Rapat Konsultasi dengan Dewan Direktur PLN

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3

Lokakarya Jakarta 4 25 29 PLN, USAID, ICED II, CAISO

Mendukung representatif CAISO Bpk Dede Subakti sebagai pembicara

20 20-22 Maret 2018

Dukungan Teknis untuk Penyusunan RUED di Provinsi Aceh – Lokakarya Teknis ke-2

Komponen 1 Lokakarya Aceh 5 11 16 ICED II, EMR, P2RUED

Penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

63

21 28-29 Maret 2018

Diskusi Mendalam dan Lokakarya Satu Hari tentang Revisi kode Jaringan Sulawesi

Komponen 2 Lokakarya Sulawesi Utara

4 20 24 TWG PT.PLN (Persero) DJK-Kementerian ESDM KMAJ USAID, ICED II

Penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

64

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

22 29 Maret 2018

Bantuan Teknis untuk Penyusunan RUED di Provinsi Sumatra Utara – Lokakarya tentang Finalisasi RUED Jawa Timur Draft Zero

Komponen 1 Lokakarya Jawa Timur 7 8 15 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED

Penyelenggara, narasumber

April-Juni 2018 23 11 April 2018 Finalisasi RUED Draft

0 – Bantuan Teknis untuk Penyusunan RUED di Aceh

Komponen 1 Rapat

Diskusi

Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Provinsi Aceh

7 7 14 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED

Mitra penyelenggara,

24 18 April 2018 Pelatihan – Pemutakhiran Data Jaringan 20 kV dalam Layer Spatial Map untuk PLN Regional Sumatra Utara di Medan.

Komponen 1 Komponen 2

Pelatihan Kantor PLN Regional Sumatra Utara, Medan

31 6 37 Kantor PLN Regional: staf perencaan sistem

Kantor PLN Regional: staf UPPK Kantor cabang PLN ICED

Mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

65

25 19-20 April 2018

Pelatihan – Pemutakhiran Data Jaringan 20 kV dalam Layer Spatial Map untuk PLN Regional Sumatra Utara di Medan

Komponen 1 Komponen 2

Lokakarya Kantor PLN Regional Sumatra Utara

24 6 30 Kantor PLN Regional: Staf perencanaan sistem

Kantor PLN Regional: UPPK

Mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

66

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

Sumatra, Medan

Staff PLN Branch office ICED

26 24-25 April 2018

Lokakarya Finalisasi ke-2 Draft 0 RUED Aceh – Bantuan Teknis untuk Penyusunan RUED di Aceh

Komponen 1 Rapat

Diskusi

Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Provinsi Aceh

7 6 13 ICED II, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi, P2RUED

Mitra penyelenggara, narasumber

27 4 Mei 2018 Rapat Konsultasi tentang Revisi Pedoman Interkoneksi dengan Pakar Independen di Jakarta

Komponen 2 Rapat Kantor Pusat PLN

45 7 52 ICED II, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi, P2RUED

Mitra penyelenggara, narasumber

28 7-9 Mei 2018 Lokakarya RUED Regional Sumatra di Batam

Komponen 1 Lokakarya Hotel Haris Waterfront, Batam

39 15 54 ICED II, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi, Kementerian ESDM, P2RUED, Bappeda, USAID

Penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

67

29 7 Mei 2018 Pelatihan Keuangan untuk Proyek Energi Bersih Bank Artha Graha di Jakarta

Komponen 1 Pelatihan individu

Pusdiklat Matraman Jakarta

27 14 41 Bank Artha Graha, ICED

Mitra penyelenggara, narasumber

30 8 Mei 2018 Pelatihan Perbankan Ramah Lingkungan BCA di Jakarta

Komponen 1 Pelatihan individu

Hotel Santika Jakarta

12 26 38 BCA, Group Corporate

Mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

68

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

Finance, GARK, SME

31 11 Mei 2018 FGD tentang Penyusunan RUED di Makassar

Komponen 1 FGD Kantor Gubernur, Ruang Rapat Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar

55 20 75 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED

Mitra penyelenggara, narasumber

32 12 Mei 2018 Lokakarya Teknis tentang Penyusunan RUED di Makassar

Komponen 1 Rapat

Diskusi

Kantor Gubernur, Ruang Rapat Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar

12 3 15 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED

Mitra penyelenggara, narasumber

33 14 Mei 2018 Bantuan Teknis untuk RUED Provinsi Aceh April – Mei 2018; FGD ke-2

Komponen 1 FGD Bappeda Aceh, Provinsi Aceh

36 9 45 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED

Mitra penyelenggara, narasumber

34 15 Mei 2018 Lokakarya Teknis RUED ke-3 di Aceh

Komponen 1 Rapat

Diskusi

Bappeda Aceh, Provinsi Aceh

3 4 7 ICED II, Dinas ESDM Provinsi, P2RUED

Mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

69

35 30-31 Mei 2018

Lokakarya tentang Pedoman Studi Kelayakan Panel Surya Kupang

Komponen 1 Lokakarya Hotel On The Rock, Kupang NTT

52 9 61 Bappeda, Dinas ESDM Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi, PLN

Mitra penyelenggara, narasumber

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

70

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

Regional, Kementerian ESDM, EBTKE

36 3-8 Juni 2018 Asia Clean Energy Forum 2018 di Manila

Komponen 1 Komponen 2 Komponen 3

Lokakarya Kantor, Manila, Filipina

2 3 5 ICED, Kementerian ESDM, EBTKE

Sponsor, peserta

Juli-September 2018 37 3-6 Juli 2018 Pelatihan ESRA Batch I

tentang Proyek Panel Surya (kerja sama dengan GIZ INFIS) di Bali

Komp. 1 Pelatihan Mercure, Sanur - Bali

25 21 46 ICED II, OJK, GIZ, bank swasta

Mitra penyelenggara, pembiayaan bersama dengan GIZ

38 17-20 Juli 2018 Pelatihan ESRA Batch 2 tentang Proyek Tenaga Air (kerja sama dengan GIZ INFIS) di Lombok

Komp. 1 Pelatihan Sheraton, Senggigi - NTB

33 18 51 ICED II, OJK, GIZ, bank swasta

Mitra penyelenggara, pembiayaan bersama dengan GIZ

39 31 Juli – 3 Agustus 2018

Pelatihan ESRA Batch 3 tentang Proyek Panel Surya (kerja sama dengan GIZ INFIS) di Bali

Komp. 1 Pelatihan Rumah Luwih, Gianyar - Bali

33 21 54 ICED II, OJK, GIZ, bank swasta

Mitra penyelenggara, pembiayaan bersama dengan GIZ

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

71

40 31 Juli – 1 Agustus 2018

Rapat BAST di Bogor Komp 3 Rapat Hotel Salak Tower, Bogor

24 29 53 Kementerian ESDM, Bappenas, Kemenkeu OJK, PLN, PLB P2B, EBTKE, PPSDM KEBTKE, BPSDM ESDM, Biro Klik Kementerian ESDM, USAID, ICED II

Penyelenggara, fasilitator

LAPORAN TAHUNAN OKTOBER 2017 – SEPTEMBER 2018

72

No. Tanggal Judul Pelatihan Komponen

Terkait/ Bidang Kerja

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Peran/ Dukungan ICED II

Perempuan

Laki-Laki Jumlah Asal Peserta

41 11-18 Agustus 2018

Program Pertukaran Eksekutif di Bidang Utiilitas antara AS – Indonesia di Sacramento, California

Komp. 2. Komp. 3

Pelatihan San Francisco, Sacramento - CA

15 4 19 Kementerian ESDM, Ditjen Ketenagalistrikan, PLN, USAID, ICED II, PLN, USEA, CAISO, SMUD

Penyelenggara, fasilitator, narasumber

42 29-31 Agustus 2018

EBTKE CONEX 2018 Lokakarya Pengembangan Pasar Panel Surya di Indonesia

Komp. 2. Komp. 3

Lokakarya Balai Kartini, Jakarta

155 57 212 METI, Sektor Swasta, Pengembang, USAID, ICED II

Penyelenggara, fasilitator, narasumber

43 13 September 2018

Pelatihan Pembiayaan Proyek Panel Surya BNI di Jakarta

Komp. 2 Pelatihan BNI Corporate University

10 7 17 ICED II, BNI Fasilitator, narasumber

44 24-28 September2018

Pelatihan ESRA Batch 4 tentang Proyek Tenaga Air (kerja sama dengan GIZ INFIS) di Bali

Komp. 1 Pelatihan Padma Legian - Bali

18 19 37 ICED II, OJK, GIZ, bank swasta

Mitra penyelenggara, pendanaan bersama dengan GIZ