provinsi sulawesi utara triwulan ii 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh...

91
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 Kantor Bank Indonesia Manado

Upload: dangdien

Post on 12-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

0

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara

Triwulan II 2011 Kantor Bank Indonesia Manado

Page 2: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

1

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah

terakhir dengan UU No. 6 Tahun 2009 , dijelaskan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai tujuan tersebut, Bank

Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan

moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan

mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum otonomi daerah,

setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI Manado dituntut

berperan sebagai yang diharapkan mampu

memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini

sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan dan penetapan

kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi ekonomi dan keuangan daerah

tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sulawesi Utara

secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat

harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat kesejahteraan dan

kemiskinan serta prospeknya di triwulan mendatang.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui

penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder

maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti

pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di

daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas

dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 30 Juni 2011

BANK INDONESIA MANADO

Ramlan Ginting

Pemimpin

Page 3: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

2

Daftar Isi

KATA PENGANTAR halaman 1

DAFTAR ISI

halaman 2

RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 5

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 13

Sisi Permintaan halaman 13

Sisi Penawaran halaman 21

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 31

Inflasi Tahunan (yoy) halaman 32

Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi Bulanan (mtm)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

halaman 33

halaman 34

halaman 36

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 41

Struktur Aset Perbankan halaman 41

Perkembangan Kantor Bank halaman 43

Perkembangan Bank Umum Konvensional

Stabilitas Sistem Perbankan

Perkembangan Perbankan Syariah

Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

halaman 43

halaman 50

halaman 54

halaman 55

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 57

Dana Perimbangan di Sulawesi Utara halaman 58

APBD di Tingkat Provinsi halaman 59

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 65

Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 65

Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 67

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 73

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah halaman 73

Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat halaman 76

PROSPEK PEREKONOMIAN halaman 79

Page 4: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

3

Prospek Ekonomi Makro halaman 79

Prakiraan Inflasi halaman 84

Prospek Perbankan Halaman 87

Daftar Istilah dan Singkatan halaman 89

Page 5: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

4

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56 Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933

Email : [email protected]; [email protected]; [email protected] website : www.bi.go.id Publikasi ini dapat diunduh dalam bentuk softfile pada: http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Publik/Ekonomi_Regional/

Page 6: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

5

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Perkembangan kinerja ekonomi Indonesia yang terus membaik

juga tercermin pada perkembangan ekonomi di daerah yang

tumbuh positif, termasuk di Provinsi Sulawesi Utara. Secara

tahunan, pada triwulan II-2011 perekonomian tumbuh sebesar

7,14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya tercatat tumbuh 6,80% (yoy).

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan II-

2011 terutama ditopang oleh membaiknya kinerja investasi.

Peningkatan kinerja investasi pada triwulan laporan didorong oleh

realisasi ekspor proyek fisik swasta maupun pemerintah. Kegiatan

konsumsi, baik konsumsi swasta maupun pemerintah masih

mengalami pertumbuhan positif, meskipun melambat apabila

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Konsumsi

Rumah Tangga tumbuh positif seiring dengan peningkatan

pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan

PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh

musiman (liburan sekolah dan tahun ajaran baru). Sementara itu,

kinerja ekspor di triwulan II-2011 tercatat mengalami pertumbuhan

negatif, salah satu faktor penyebabnya adalah penurunan volume

ekspor khususnya produk perikanan yang menjadi salah satu

sektor unggulan ekspor Sulut.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011

disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada dengan tingkat

pertumbuhan total sebesar 7,14% (yoy), sedikit lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

6,80% (yoy). Pertumbuhan terutama terjadi sebagai multiplier

effect penyelenggaraan event berskala internasional dan nasional

pada triwulan laporan yang pada tahap selanjutnya akan

mendorong aktivitas pada sektor penopang pertumbuhan ekonomi

Sulut. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada

Perkembangan kinerja ekonomi Indonesia yang terus membaik juga tercermin pada perkembangan ekonomi daerah yang tumbuh positif...

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan II-2011 terutama ditopang oleh membaiknya kinerja investasi...

Page 7: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

6

triwulan II-2011 adalah Sektor Bangunan yang tercatat tumbuh

13,59% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,97% terhadap total

pertumbuhan. Selanjutnya, sektor pertanian dan sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) juga masih menjadi

kontributor pertumbuhan ekonomi dengan sumbangan masing-

masing sebesar 1,42% dan 1% terhadap total pertumbuhan.

Perkembangan Inflasi Daerah

Tekanan inflasi di Manado selama triwulan II 2011 secara umum

masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada triwulan II-

2011 tercatat 5,15% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,90% (yoy) dan masih lebih

rendah dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 5,45% (yoy).

Sejalan dengan pergerakan inflasi tahunan, inflasi bulanan juga

mengalami penurunan menjadi 0,07% (mtm) pada Juni 2011 dari

0,14% (mtm) pada Maret 2011 serta masih lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,55% (mtm).

Akumulasi laju inflasi (ytd) Kota Manado sampai dengan Juni 2011

tercatat lebih rendah (-0,14%) dibandingkan akumulasi inflasi

nasional (1,06%). Sementara itu, inflasi triwulanan Kota Manado

pada periode laporan tercatat -1,43% (qtq), lebih rendah

dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 1,31% (qtq).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi

secara tahunan pada triwulan II-2011 terutama didorong oleh

kelompok inti (core inflation), sementara kelompok bahan

makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) dan kelompok

komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah (administered

prices) mengalami tekanan relatif minimal.

Perkembangan Perbankan Daerah

Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian,

perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara

pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif. Aset,

Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian, perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif

Tekanan inflasi di Manado selama triwulan II 2011 secara umum masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan pada triwulan II-2011 terutama didorong oleh

Page 8: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

7

Dana Pihak Ketiga (DPK), dan outstanding kredit mengalami

pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Pada akhir triwulan II 2011 aset tercatat

mengalami pertumbuhan 20,58% (yoy) atau lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat

sebesar 11,87% (yoy). Di sisi penghimpunan dana, DPK bertumbuh

18,83% (yoy) yang terutama didorong oleh pertumbuhan

tabungan sebesar 27,39% (yoy). Sementara itu, kredit bertumbuh

21,83% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang hanya sebesar 19% (yoy). Sementara itu,

stabilitas sistem perbankan yang meliputi aspek risiko kredit, risiko

likuiditas, risiko pasar dan indikator lainnya relatif terkendali. Non

Performing Loans (NPLs) relatif terjaga berada pada nilai dibawah

batas ketentuan BI yang tercatat sebesar 3,47% pada Juni 2011.

Aspek penyerapan dana masyarakat yang tercermin dari Loan to

Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 110,76%, sebagai dampak

laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan

laju pertumbuhan DPK.

Secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi

Utara pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan positif.

Total aset bank umum syariah secara tahunan, sampai dengan

posisi Juni 2011 meningkat signifikan sebesar 65,87% (yoy),

sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 53,33%. Sementara

itu DPK yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 47,34%

(yoy) pada triwulan laporan. Dengan kondisi tersebut, Financing to

Deposit Ratio (FDR) meningkat dari 205,91% pada triwulan II-

2010 menjadi sebesar 214,20% pada triwulan II-2011..

Sementara itu kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-

2011 menunjukkan pertumbuhan positif yang tercermin dari

pertumbuhan aset, DPK dan kredit. Namun demikian, hal ini tidak

diikuti dengan perbaikan kualitas kredit dan rasio Loan to Deposit

Ratio (LDR). Aset BPR pada Juni 2011 mengalami pertumbuhan

positif sebesar 64,35% (yoy), menjadi Rp496,2 miliar.

Pertumbuhan aset BPR pada periode laporan terutama didorong

Sementara itu kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif

Secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan

Page 9: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

8

oleh pertumbuhan kredit tercatat 66,58% atau mencapai Rp383,6

miliar. Secara sektoral, kredit terutama disalurkan pada sektor lain-

lain (konsumsi) dengan pangsa 77,02% dan sektor jasa-jasa

dengan pangsa 8,77%. Berdasarkan jenis penggunaannya,

sebagian besar kredit yang disalurkan BPR merupakan kredit

konsumsi dengan pangsa mencapai 72,23% dari total kredit.

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Alokasi dana perimbangan yang terdiri atas Dana Alokasi Umum

(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat bagi

Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara Tahun 2011

meningkat sebesar 12,05% dibandingkan dengan Tahun 2010.

Secara agregat, jumlah alokasi dana perimbangan dari pemerintah

pusat ke provinsi, kabupaten dan kota di Sulawesi Utara mencapai

Rp5,67 triliun. Seluruh Kabupaten/Kota bahkan di tingkat Provinsi

di Tahun 2011 mengalami peningkatan alokasi anggaran

dibandingkan tahun lalu.

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2011 menunjukan

pencapaian yang lebih baik, hal ini tercermin dari realisasi

pendapatan dan belanja daerah yang mengalami peningkatan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi

pendapatan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II

2011 telah mencapai Rp642,98 miliar, lebih tinggi dibanding

triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat Rp589,39 miliar.

Sementara itu, realisasi belanja pemerintah telah mencapai 27,2%,

lebih tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan II-2010 sebesar

17,3%.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Pada triwulan II-2011, nilai transaksi sistem pembayaran non tunai

di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan. Transaksi

pembayaran melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS), untuk wilayah Sulawesi Utara, baik secara nominal

maupun nominal meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Alokasi dana perimbangan yang terdiri atas Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) ...

Pada triwulan II-2011, nilai transaksi sistem pembayaran non tunai di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan ...

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2011 menunjukan pencapaian yang lebih baik...

Page 10: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

9

Nilai transaksi dan volume pembayaran melalui kliring di wilayah

Sulawesi juga mengalami peningkatan. Sementara itu, jumlah

aliran uang masuk (inflow) ke KBI Manado, baik secara triwulanan

maupun tahunan mengalami peningkatan, namun aliran uang

keluar (outflow) mengalami penurunan.

Selama triwulan II-2011, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk

tercatat sebesar 100,59%, lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun lalu yang tercatat 97,86%. Secara

nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama

triwulan laporan adalah sebesar Rp329 miliar. Budaya dan perilaku

masyarakat yang kurang baik dalam memperlakukan uang kertas

seperti melipat, mengokot (men-staples), meremas dan mencorat-

coret akan mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu, karena

faktor iklim tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat

kelusuhan uang kertas.

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong

selama triwulan laporan tercatat 1,71% dari rata-rata lembar

warkat yang dikliringkan per hari atau mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejalan dengan itu, dilihat dari segi jumlah nominalnya, juga

terdapat penurunan dari 2,44% pada triwulan II-2010 menjadi

2,23% pada triwulan laporan dari rata-rata nominal cek dan BG

yang dikliringkan per hari.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Masyarakat

Seiring dengan semakin bergeraknya perekonomian Sulawesi Utara

pada triwulan laporan, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara

juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini ditunjukkan melalui

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang secara konstan

mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu,

penurunan tingkat pengangguran juga terindikasi dari angka

penggunaan tenaga kerja oleh dunia usaha Sulawesi Utara yang

mencatat angka positif (peningkatan). Angka yang diperoleh dari

Selama triwulan II-2011, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 100,59%

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan tercatat 1,71% dari

Seiring dengan semakin bergeraknya perekonomian daerah pada triwulan laporan, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara juga terus menunjukkan perbaikan...

Page 11: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

10

hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI Manado ini menunjukkan

bahwa masih terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja pada

beberapa sektor usaha. Hal yang sama juga tercermin dari hasil

Survei Konsumen (SK) BI Manado triwulan II-2011, dimana

masyarakat Sulawesi Utara masih merasa optimis terhadap

ketersediaan lapangan kerja yang ditunjukkan melalui indeks

ketersediaan lapangan kerja yang lebih tinggi dibandingkan

periode sebelumnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja baru juga

didorong oleh pembukaan formasi Pegawai Negeri Sipil di awal

tahun 2011 yang dilakukan di beberapa kabupaten/kota di wilayah

Sulawesi Utara.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan

masyarakat di Sulawesi Utara juga diperkirakan terus meningkat.

Kondisi tersebut didasarkan atas beberapa indikator, seperti tren

kenaikan indeks penghasilan dan Nilai Tukar Petani (NTP). Naiknya

indeks penghasilan masyarakat pada triwulan laporan juga

terdorong oleh adanya penyesuaian Upah Minimum Provinsi di

tahun 2011.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III-2011

diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode

sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu, yaitu pada

kisaran 7,34%-7,54% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan

laporan lebih banyak didorong oleh pelaksanaan beberapa even

lokal, nasional dan internasional, pencairan gaji ke-13 serta faktor

musiman perayaan hari raya Idul Fitri yang secara keseluruhan akan

berdampak terhadap kinerja konsumsi swasta dan sektor PHR.

Outlook Inflasi Regional

Risiko tekanan harga Kota Manado pada triwulan III-2011

diperkirakan akan relatif stabil. Laju inflasi diperkirakan berada

pada kisaran 2,25%-2,40%±1% (yoy). Dari sisi fundamental,

faktor pendorong laju inflasi tahunan Kota Manado diantaranya

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III-2011 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu, yaitu pada kisaran 7,34% - 7,54% (yoy)

Risiko tekanan harga Kota Manado pada triwulan III-2011 diperkirakan akan relatif stabil.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara juga diperkirakan terus meningkat...

Page 12: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

11

bersumber dari harga komoditas internasional terutama harga

emas dunia yang masih cenderung meningkat dan peningkatan

permintaan domestik seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru

serta perayaan hari keagamaan. Peningkatan harga komoditas

serta permintaan masyarakat menjelang hari raya selanjutnya

berdampak terhadap pembentukan ekspektasi masyarakat akan

tingginya laju inflasi pada triwulan III-2011. Sementara itu, dari sisi

non fundamental pasokan bahan pangan pada triwulan III-2011

diperkirakan masih cukup terjaga. Bencana alam meletusnya

Gunung Soputan dan Lokon pada Juli 2011 memberikan dampak

yang relatif minimal terhadap kenaikan harga volatile foods karena

masih tercukupinya persediaan dan lancarnya distribusi pasokan

dari luar daerah. Rencana kebijakan pemerintah seperti

pencabutan subsidi minyak tanah, konversi minyak tanah menjadi

LPG diperkirakan dapat berpotensi memberikan tekanan pada laju

inflasi Kota Manado pada triwulan III-2011.

Prospek Perbankan

Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya

(BI rate) sebesar 0,25 basis poin dari 6,5% menjadi 6,75% pada

triwulan I-2011 akan direspon oleh perbankan dengan melakukan

penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga pinjaman perbankan

walaupun masih dalam kisaran yang relatif terbatas. Hal ini

terkonfirmasi dari Survei Konsumen Bank Indonesia Manado yang

menunjukkan mulai adanya peningkatan ekspektasi konsumen

terhadap peningkatan tingkat suku bunga.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga menerapkan kebijakan Prime

Lending Rate, dengan harapan dapat mendorong penurunan suku

bunga perbankan. Dengan adanya kebijakan ini, setiap bulan bank

harus mengumumkan suku bunga kreditnya berdasarkan masing-

masing sektor baik bunga kredit korporasi, retail, kredit pemilikan

rumah (KPR), dan kredit lainnya. Kebijakan ini dikeluarkan agar

tercipta transparansi bunga kredit dan persaingan yang sehat pada

industri perbankan. Di sisi lain, kebijakan ini akan menjadi petunjuk

Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 0,25 basis poin dari 6,5% menjadi 6,75%

Di sisi lain, Bank Indonesia juga menerapkan kebijakan Prime Lending Rate, dengan harapan dapat mendorong penurunan suku bunga perbankan .

Page 13: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

12

(guideliness) dari bank sentral untuk menyeragamkan suku bunga

utama kepada nasabah perbankan.

Page 14: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

13

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (yoy)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

%

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Penguatan perekonomian Sulawesi Utara terus berlanjut selama triwulan II-2011. Setelah

tumbuh 6,99% (yoy) pada triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara

kembali tumbuh pada level yang relatif tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya, yaitu sebesar 7,14% (yoy). Optimisme semakin membaiknya perekonomian

serta prospek kedepan mendorong meningkatnya kinerja konsumsi dan investasi.

Sementara itu, kinerja perdagangan luar negeri Sulawesi Utara menunjukkan adanya

pertumbuhan negatif. Penurunan kinerja ekspor khususnya terjadi pada komoditi perikanan.

Disamping merosotnya hasil produksi tangkapan, juga terkendala faktor cuaca. Selain itu,

nilai tukar Rupiah yang terapresiasi diperkirakan sedikit berdampak terhadap penurunan

nilai ekspor serta mengurangi daya saing produk ekspor Sulut. Sementara itu, dari sisi

penawaran, peningkatan kinerja sektor pertanian, bangunan dan PHR merupakan faktor

utama pendorong terjadinya akselerasi perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II-2011.

1.1 SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan II-2011 terutama ditopang

oleh membaiknya kinerja investasi. Peningkatan kinerja investasi pada triwulan laporan

didorong oleh realisasi ekspor proyek fisik swasta maupun pemerintah. Kegiatan konsumsi,

baik konsumsi swasta maupun pemerintah masih mengalami pertumbuhan positif,

meskipun melambat apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Konsumsi Rumah Tangga tumbuh positif seiring dengan peningkatan pendapatan

masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi

guru. Tumbuhnya konsumsi swasta yang diindikasikan oleh pengeluaran sehubungan masa

Page 15: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

14

Grafik 1.2. Indeks Ekonomi Saat Ini

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Manado.

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

liburan sekolah dan memasuki tahun ajaran baru diperkirakan turut memberikan

sumbangan pertumbuhan ekonomi daerah. Sementara itu, kinerja ekspor di triwulan II-2011

tercatat mengalami pertumbuhan negatif, salah satu faktor penyebabnya adalah

penurunan volume ekspor khususnya produk perikanan yang menjadi salah satu sektor

unggulan ekspor Sulut.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (% yoy)

1.1.1 Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama triwulan II-2011 mengalami pertumbuhan positif 6,92% (yoy)

dengan kontribusi sebesar 4,42% terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan

pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya, maka kinerja kegiatan konsumsi selama

triwulan laporan tercatat mengalami sedikit perlambatan. Namun demikian, kinerja

konsumsi masih tercatat sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi Sulut pada

triwulan II-2011. Terdapat beberapa faktor pendorong yang menyebabkan kegiatan

konsumsi masih tumbuh positif, diantaranya peningkatan sumber pendapatan masyarakat

yang diperoleh dari pencairan tunjangan PNS dan realisasi tunjangan sertifikasi guru. Selain

itu, kegiatan musiman seperti pengeluaran sehubungan masa liburan sekolah dan

memasuki tahun ajaran baru juga telah memberikan dampak pada peningkatan kegiatan

konsumsi.

Kinerja konsumsi swasta pada triwulan

laporan mengalami pertumbuhan positif

sebesar 6,06% (yoy) yang salah satunya

terindikasi melalui Indeks Ekonomi Saat Ini

(IEK) berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK)

BI Manado pada triwulan II-2011.

Sebagaimana terlihat pada grafik 1.2, pada

akhir triwulan laporan (Juni 2011) IEK

mencapai 119,33. Jika dilihat berdasarkan komponennya, optimisme konsumen terhadap

kondisi perekonomian saat ini tercermin dari positifnya nilai indeks seluruh komponen

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb.

Konsumsi 6.43 4.45 7.26 4.61 8.98 5.55 10.03 6.22 5.48 3.78 6.92 4.42

Konsumsi Swasta 5.24 2.40 6.20 2.62 7.28 3.01 7.96 3.16 4.62 2.09 6.06 2.54

Konsumsi Pemerintah 8.77 2.04 9.35 1.99 12.39 2.54 13.74 3.06 7.12 1.69 8.58 1.87

PMTB 12.35 2.54 2.94 0.61 -0.19 -0.05 1.14 0.27 11.64 2.51 13.90 2.80

Stok 9.16 0.09 15.18 0.22 17.94 0.27 13.43 0.21 10.16 0.10 1.48 0.02

Ekspor 7.05 3.40 13.61 6.58 26.29 10.66 9.87 4.61 9.02 4.36 -1.46 -0.75

Impor 9.56 3.72 15.25 5.23 32.32 9.39 10.45 3.54 9.42 3.77 -1.75 -0.65

PDRB 6.75 6.75 6.80 6.80 7.04 7.04 7.77 7.77 6.99 6.99 7.14 7.14

Jenis Penggunaan2010 2011

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2010 2011

Kondisi Ekonomi Saat Ini Penghasilan Saat Ini

Pembelian Barang Tahan Lama Ketersediaan Lap. Kerja

Page 16: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

15

Grafik 1.3.

Indeks Nilai Tukar Petani Per Sub-Sektor

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

penyusun IEK yang meliputi Indeks Penghasilan Saat Ini (125) , Indeks Pembelian Barang

Tahan Lama/Durable Goods (100,5) serta Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (132,5). Hal

ini menunjukkan perkiraan adanya kondisi usaha yang semakin membaik akan berdampak

terhadap penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, yang selanjutnya mendorong kenaikan

penghasilan masyarakat, dan naiknya konsumsi rumah tangga.

Disamping itu, pertumbuhan konsumsi

selama triwulan laporan tidak lepas dari

membaiknya daya beli petani seiring

dengan meningkatnya harga komoditas

dunia. Hal ini tercermin dari peningkatan

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II-

2011 mencapai 103,44 atau tumbuh

2,17% (yoy). Peningkatan terutama

terjadi pada subsektor pangan,

peternakan dan perkebunan rakyat. Peningkatan subsektor perkebunan rakyat merupakan

imbas kenaikan harga komoditas unggulan Sulut (Pala, Cengkih, dan Kopra). Sementara itu,

sub sektor yang masih berada dibawah batas minimum sejahtera adalah perikanan sebagai

dampak turunnya produksi perikanan karena faktor cuaca buruk. Dalam Indeks NTP yang

ditunjukan pada grafik 1.3., sepanjang tahun 2010 sampai akhir triwulan I 2011 NTP

Sulawesi Utara selalu berada dalam kategori sejahtera (indeks > 100). Sebagaimana

diketahui, berdasarkan komposisinya hampir 40% masyarakat di Sulawesi Utara bermata

pencaharian bertani, sehingga tingkat kesejahteraan petani mampu memberikan dampak

yang cukup signifikan terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga.

Selanjutnya, pertumbuhan positif kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat

dikonfirmasi melalui penjualan kendaraan roda empat di wilayah Kota Manado dan

sekitarnya yang mengalami kenaikan sebagaimana data yang disajikan oleh salah satu

dealer utama penjualan kendaraan roda empat di Kota Manado. Selama triwulan II-2011

penjualan kendaraan roda empat mengalami terus mengalami pertumbuhan hingga

mencapai 37,13% (yoy) pada triwulan laporan. Adanya peningkatan penghasilan pada

triwulan laporan direspon oleh masyarakat dengan melakukan pembelian barang dan jasa

khususnya pembelian barang tahan lama.

Sementara itu, data pernyaluran kredit konsumsi oleh perbankan Sulut tetap menunjukkan

pertumbuhan positif, meskipun melambat apabila dibandingkan dengan periode yang sama

90

95

100

105

110

115

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

NTP

batas minimum sejahtera

Pangan

Holtikultura

Perkebunan

Peternakan

Perikanan

Page 17: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

16

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.5. Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum

Sumber : Dealer utama penjualan kendaraan roda empat

Grafik 1.4. Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat

tahun sebelumnya. Pada Juni 2011, kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum

mencapai Rp7.363 miliar, atau tumbuh sebesar 10,21% (yoy), melambat apabila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat mengalami

pertumbuhan 32,34% (yoy).

Sejalan dengan pertumbuhan positif konsumsi swasta, kegiatan konsumsi pemerintah

selama triwulan II-2011 juga tumbuh positif sebesar 8,58% (yoy), namun tercatat

mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

9,35% (yoy). Perlambatan ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan realisasi anggaran

belanja di triwulan II-2011 yang baru mencapai 35.3% dari target belanja APBD 2011

sebesar Rp1.297 miliar, atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang

menghasilkan pencapaian yang sama (35,3%) dengan target yang lebih rendah yakni

Rp1.198 miliar.

1.1.2 Investasi

Pada triwulan II-2011, investasi di Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif sebesar

13,90% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan kinerja investasi pada triwulan II 2011

diantaranya pembangunan berbagai infrastruktur pendukung terkait persiapan perhelatan

internasional Asean Economic Ministers and Related Meetings (AEM), pembangunan jalan

ringroad II yang masih berjalan, pembangunan PLTS di Miangas dan realisasi pembangunan

jaringan internet di Minahasa Selatan serta kegiatan investasi swasta di bidang properti.

Pertumbuhan kinerja investasi antara lain dapat dikonfirmasi melalui data volume impor

barang modal pada triwulan II-2011 yang mengalami peningkatan dari 427,62 ribu ton

pada triwulan II-2010 menjadi 491,78 ribu ton pada triwulan II-2011 atau tumbuh sebesar

15% (yoy).

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit_Konsumsi (Rp miliar) - left axis gKredit_Konsumsi (% yoy) - right axis

Page 18: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

17

Selain itu, peran perbankan dalam penyaluran pembiayaan untuk kegiatan investasi juga

terus mengalami peningkatan. Sampai akhir triwulan II-2011, jumlah kredit investasi tercatat

sebesar Rp2.015 miliar atau tumbuh 82,88% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan

II-2010 yang hanya tumbuh 24,83% (yoy). Pencapaian pertumbuhan kredit investasi ini

diharapkan dapat mendorong kinerja investasi pada tahap selanjutnya.

1.1.3 Ekspor Impor

Kinerja perdagangan Sulawesi Utara yang tercermin dari laju pertumbuhan ekspor dan

impor pada triwulan II-2011 tercatat mengalami kontraksi. Laju pertumbuhan ekspor pada

triwulan laporan tercatat tumbuh negatif 1,46% (yoy). Indikasi penurunan kinerja ekspor

terutama disumbang oleh perdagangan antar daerah/provinsi. Sementara itu, untuk pasar

luar negeri masih menunjukkan adanya pertumbuhan yang positif.

Kegiatan ekspor antar daerah/provinsi

mengalami kontraksi pada triwulan laporan.

Hal ini dapat dikonfirmasi dengan kegiatan

muat barang melalui pelabuhan Bitung.

Kegiatan muat didefinisikan sebagai kegiatan

pengiriman barang dari Sulawesi Utara ke

luar provinsi. Selama triwulan II-2011, volume

barang asal Sulawesi Utara yang dikirim

(muat) ke pasar domestik sebesar 200,88 ribu

ton atau turun 26,39% (yoy) dibandingkan

periode yang sama tahun lalu. Kondisi cuaca

yang tidak menentu dalam 4 bulan terakhir diperkirakan menjadi salah satu faktor yang

Sumber : Berbagai Media, diolah

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.7. Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Grafik 1.6. Perkembangan Volume Impor Barang Modal Sulut (ribu ton)

-1,000

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

5,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Capital (ton) - left axis gCapital ytd (%) - right axis

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis gKredit_Investasi (% yoy) - right axis

Sumber : PT. PELINDO IV (Persero) Bitung

Grafik 1.8. Perkembangan Kegiatan Muat di Pelabuhan Bitung

-120

-70

-20

30

80

130

180

230

280

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Muat (Ribu ton) - left axis gMuat (% yoy) - right axis

Page 19: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

18

berdampak terhadap penurunan kinerja ekspor antar daerah yang sangat tergantung pada

transportasi laut sebagai sarana pengiriman barang.

Sementara itu, sejalan dengan ekspor antar

daerah, kegiatan ekspor luar negeri selama

triwulan II-2011 mengalami pertumbuhan

negatif, tercermin dari perkembangan

volume ekspor yang turun 61,23% (yoy)

dari 105.319 ton pada triwulan II-2010

menjadi hanya 63.616 ton pada triwulan

laporan. Penurunan volume ekspor

terutama terjadi pada komoditi perikanan

yang terkendala oleh permasalahan cuaca

buruk. Selain itu, apresiasi nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa bulan terakhir telah

berdampak terhadap penurunan nilai ekspor dan mengurangi daya saing produk ekspor

Sulut.

Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor

luar negeri pada triwulan II-2011 terutama

didominasi dalam bentuk Lemak dan Minyak

Hewani dengan pangsa mencapai 76%

kemudian daging olahan dan ikan olahan

dengan pangsa mencapai 11%, sisanya

dalam bentuk ikan&udang (6%), berbagai

produk kimia (4%) dan produk lainnya (3%).

Komposisi negara tujuan ekspor Sulut pada triwulan II-2011 tidak jauh berbeda bila

dibandingkan pada tahun 2010. Negara tujuan utama ekspor Sulut sampai dengan pada

triwulan laporan adalah Amerika Serikat (25%), Belanda (21%), Korea Selatan (19%), China

(18%), Jerman (4%), Meksiko (3%) dan Jepang (3%).

Grafik 1.10.

Pangsa Komoditi Utama Ekspor Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.9. Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sulut

Sumber : Pelindo IV (Persero) Bitung, diolah

76%

11%

6%

4% 3%Lemak & minyak hewan/nabati

Daging & Ikan olahan

Ikan & Udang

Berbagai produk kimia

Lainnya

-120

-70

-20

30

80

130

180

230

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Ekspor (Ton) - left axis gEkspor (% yoy) - right axis

Page 20: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

19

Sama halnya dengan kinerja ekspor, kegiatan impor Sulawesi Utara pada triwulan II-2011

juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,75% (yoy). Pertumbuhan negatif ini

terutama disebabkan oleh penurunan kinerja impor antar pulau/provinsi. Hal ini sejalan

dengan pangsa impor Sulawesi Utara yang lebih didominasi oleh impor antar pulau/provinsi

(±99%) dibandingkan impor yang didatangkan dari luar negeri (±1%).

Penurunan ini dapat dikonfirmasi dengan

kegiatan bongkar barang melalui pelabuhan

Bitung. Kegiatan bongkar didefinisikan

sebagai masuknya barang dari luar provinsi

ke Sulawesi Utara. Selama triwulan II-2011,

volume barang yang masuk ke Sulawesi

Utara (bongkar) hanya mencapai 530,70 ribu

ton dibandingkan triwulan II-2010 yang

tercatat sebesar 850,35 ribu ton atau turun

sebesar 37,59% (yoy). Tren penurunan

impor yang ditunjukkan dari penurunan

kegiatan bongkar mengindikasikan bahwa

tingkat ketergantungan Sulawesi Utara terhadap barang dari daerah/provinsi lainnya di luar

Sulawesi Utara sudah semakin kecil.

Sementara itu, kinerja impor luar negeri Sulut masih tetap menunjukkan adanya

pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan kinerja impor luar negeri antara lain dapat

dikonfirmasi dengan data nilai impor selama triwulan II-2011 yang tercatat mencapai

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.12. Negara Tujuan Ekspor s.d. Juni 2011

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.11. Negara Tujuan Ekspor Tahun 2010

21%

11%

21%

38%

1%5%

3%

Amerika Serikat

Belanda

Korea Selatan

Cina

Jerman

Jepang

Negara Lainnya

25%

21%

19%

18%

4%

3%3%

7%Amerika Serikat

Belanda

Korea Selatan

Cina

Jerman

Meksiko

Jepang

Negara Lainnya

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung

Grafik 1.13. Perkembangan Kegiatan Bongkar di Pelabuhan Bitung

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010 2011

Bongkar (Ribu ton) - left axis gBongkar (% yoy) - right axis

Page 21: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

20

USD76,66 juta meningkat dibanding triwulan II-2010 dengan nilai sebesar USD28,3 juta

atau tumbuh mengalami pertumbuhan sebesar 170,9%.

Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11Jan-Jun

2011

Jan-Jun

2010

Total Impor 22,093 5,588 37,074 5,500 3,800 2,600 76,655 28,300 170.9

Migas - - - - - - - -

Non Migas 22,093 5,588 37,074 5,500 3,800 2,600 76,655 28,300 170.9

Uraian

Nilai CIF ( Ribu USD)% Growth

(yoy)

Berdasarkan komoditasnya, kegiatan impor

luar negeri pada triwulan laporan didominasi

oleh impor komoditas gandum-ganduman

dengan pangsa 30% dari total nilai impor.

Beberapa komoditas impor Sulut lainnya

diantaranya mesin-mesin, kapal laut dan besi

baja dengan pangsa berturut-turut 25%,

18% dan 9% .

Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sepanjang sampai dengan Juni 2011

lebih dominan didatangkan dari negara Vietnam (30%), Jepang (24%), China (9%) dan

Australia (10%). Terdapat perbedaan urutan negara asal impor di tahun 2010 dan 2011,

jika pada tahun 2010, negara Jepang merupakan negara asal impor barang utama Sulut

dengan komoditi impor berupa mesin-mesin, maka pada tahun 2011, negara asal impor

utama adalah negara Vietnam dengan komoditi impor berupa beras.

Tabel 1.2.

Impor Sulut (Juta USD)

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.14.

Pangsa Komoditi Utama Impor Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah

Grafik 1.15. Negara Asal Impor Tahun 2010

Grafik 1.16.

Negara Asal Impor s.d. Juni 2011

Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah

30%

25%

18%

9%

18% Gandum-ganduman

Mesin-mesin

Kapal Laut

Besi & Baja

Lainnya

11%

17%

67%

3%

2%

Jepang

Australia

Cina

Malaysia

Filipina

30%

24%10%

9%

8%

6%

13% Vietnam

Jepang

Australia

Cina

Malaysia

Taiwan

Lainnya

Page 22: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

21

1.2 SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 disumbangkan oleh

seluruh sektor yang ada dengan tingkat pertumbuhan total sebesar 7,14% (yoy), sedikit

lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,80% (yoy).

Pertumbuhan terutama terjadi sebagai multiplier effect penyelenggaraan event berskala

internasional dan nasional pada triwulan laporan yang pada tahap selanjutnya akan

mendorong aktivitas pada sektor penopang pertumbuhan ekonomi Sulut. Sektor yang

mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan II-2011 adalah Sektor Bangunan yang

tercatat tumbuh 13,59% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,97% terhadap total

pertumbuhan. Selanjutnya, sektor pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

(PHR) juga masih menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi dengan sumbangan masing-

masing sebesar 1,42% dan 1% terhadap total pertumbuhan.

Tabel 1.3.

Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb.

Pertanian 5.40 1.07 12.54 2.55 17.40 3.40 10.31 1.84 6.58 1.29 6.65 1.42

Pertambangan & Penggalian 8.17 0.43 2.65 0.14 0.44 0.02 2.10 0.11 5.89 0.31 5.88 0.30

Industri Pengolahan 5.17 0.41 6.37 0.48 6.63 0.51 7.48 0.58 6.03 0.47 6.93 0.52

Listrik, Gas & Air Bersih 4.03 0.04 3.86 0.03 4.77 0.04 7.35 0.05 4.81 0.04 5.33 0.04

Bangunan 11.42 1.83 2.61 0.39 -4.87 -0.79 0.86 0.15 8.31 1.39 13.59 1.97

PHR 7.29 1.08 6.77 1.07 8.92 1.35 11.11 2.00 8.79 1.31 6.36 1.00

Pengangkutan & Komunikasi 5.46 0.68 6.38 0.84 7.08 0.97 12.41 1.57 7.24 0.89 3.27 0.43

Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 6.07 0.41 6.09 0.40 6.77 0.45 8.26 0.52 5.31 0.36 7.13 0.47

Jasa-Jasa 5.00 0.80 5.82 0.89 7.21 1.08 6.54 0.94 5.89 0.93 6.46 0.98

PDRB 6.75 6.75 6.80 6.80 7.04 7.04 7.77 7.77 6.99 6.99 7.14 7.14

Lapangan Usaha2010 2011

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

1.2.1 Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar

6,65% (yoy) walaupun tercatat melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya (12,54% yoy). Perlambatan ini antara lain disebabkan oleh bencana hujan yang

disertai angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Sulawesi Utara pada awal april

dan adanya bencana banjir dan longsor yang terjadi di sentra tanaman padi di Bolaang

Mongondow. Selain merusak areal persawahan sekitar 52 hektar, banjir dan tanah longsor

juga telah merusak tanaman perkebunan seperti kelapa dan cokelat serta tanaman

holtikultura.

Tabel 1.4. Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Luas Panen (Ha) 31,873 36,150 20,339 27,642 37,150 23,776 34,831 23,869 37,130 34,786

Produksi Gabah (Ton) 142,923 169,105 98,691 138,341 175,194 113,905 171,264 123,017 171,322 168,564

Produksi Beras (Ton) 90,041 106,536 62,175 87,155 110,372 71,760 107,897 77,501 107,933 106,195

KOMPONEN

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras

2009 2010 2011

Page 23: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

22

- 500 1,000 1,500 2,000 2,500

Jun

May

Apr

Mar

Feb

Jan2009

2010

2011

Grafik 1.19. Perkembangan Hasil Tangkapan Ikan 2009-2011

Sumber: Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Perkembangan kinerja sektor pertanian antara lain dapat dikonfirmasi dengan data dari

Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, dimana pada triwulan II-2011 untuk produksi beras

diperkirakan mencapai 106.195 ton atau naik 47,97% (yoy) dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Namun demikian, jika dibandingkan triwulan sebelumnya, maka

jumlah produksi beras tercatat mengalami perlambatan sebesar -1,61% (qtq). Perlambatan

juga terjadi pada komoditi jagung dan kelapa sebagai komoditi unggulan Sulut. Data dari

Dinas Pertanian menunjukkan bahwa pada triwulan II-2011 produksi jagung mengalami

penurunan sebesar 3,66% (yoy) dari 11 8.352 ton pada triwulan II-2010 menjadi hanya

114.025 ton pada triwulan laporan. Sementara itu, data dari Dinas Perkebunan juga

menunjukkan adanya penurunan produksi kelapa, sampai dengan Mei 2011 jumlah

produksi kelapa Sulut tercatat sebesar 269.077 ton atau turun sebesar 1,52 %

dibandingkan Mei 2010.

Berdasarkan subsektornya, kinerja sub sektor

perikanan juga tercatat mengalami

penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor diantaranya: (i) kondisi cuaca yang

tidak menentu, (ii) reklamasi pesisir pantai,

serta (iii) kelangkaan BBM yang menyebabkan

hasil tangkapan ikan terus mengalami

penurunan. Produksi ikan di Manado

mengalami penurunan mencapai 20% dari

kondisi normalnya. Hal ini dapat dikonfirmasi

Grafik 1.17. Perkembangan Produksi Jagung di Prov. Sulawesi Utara

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, diolah

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Produksi Jagung (Ton) - left axis

Growth Produksi (% yoy) - right axis

Grafik 1.18. Perkembangan Produksi Kelapa di Prov. Sulawesi Utara

Ket: *) Data Mei 2011

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

-10

0

10

20

30

40

50

60

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010 2011

Produksi Kelapa (Ton) - left axis

Growth Produksi (% yoy) - right axis

Page 24: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

23

Grafik 1.20. Pertumbuhan Kredit Pertanian

melalui data hasil tangkapan ikan melalui pelabuhan Samudera Bitung, sampai dengan Juni

2011 hasil tangkapan ikan tercatat hanya sebesar 6.947 ton atau turun 30,74%

dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 10.031 ton.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan, peran

perbankan untuk membiayai sektor

pertanian menunjukkan adanya tren

peningkatan. Sampai dengan Juni 2011,

jumlah kredit yang disalurkan pada sektor

pertanian mencapai Rp300 milliar atau

tumbuh 121,88% (yoy) dibandingkan

periode yang sama tahun lalu. Namun

demikian, jika dibandingkan dengan total

kredit yang disalurkan bank, jumlah kredit

pertanian hanya mencapai 2,15% dari total kredit yang disalurkan. Belum terlalu

optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif

tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing

Loan) di sektor pertanian yang mencapai 6,61% pada triwulan laporan.

1.2.2 Sektor Bangunan

Kinerja sektor bangunan (konstruksi) selama triwulan II-2011 mencatat pertumbuhan

sebesar 13,59% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,97% terhadap total pertumbuhan.

Pertumbuhan ini tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar

2,61% (yoy). Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan di sektor bangunan

diantaranya adalah penyelesaian beberapa proyek pemerintah dan swasta seperti

pembangunan properti ruko, apartemen dan pembangunan beberapa hotel serta

perbaikan beberapa infrastruktur dalam menunjang penyelenggaraan event ASEAN

Economic Ministers and Related Meetings (AEM).

Pertumbuhan sektor bangunan dapat tercermin pada meningkatnya data penjualan semen

di Provinsi Sulawesi Utara. Selama triwulan laporan, penjualan semen tercatat mencapai

157,78 ribu ton atau naik 28,74% (yoy) apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama

tahun sebelumnya. Indikator lainnya yang menunjukkan peningkatan pada sektor ini adalah

hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh KBI Manado, menunjukkan adanya

kenaikan indeks penjualan bahan konstruksi sebesar 457% dari 63.62 pada Juni 2010

menjadi 354.92 pada Juni 2011.

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

-100

-50

0

50

100

150

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Pertanian (Rp miliar) - left axis

gPertanian (% yoy) - right axis

Page 25: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

24

Grafik 1.21. Perkembangan Data Penjualan Semen

Grafik 1.23. Perkembangan Kredit Konstruksi

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.22. Indeks Penjualan Bahan Konstruksi

-200

-100

0

100

200

300

400

500

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2009 2010

Indeks Bahan konstruksi (left axis) growth (% - yoy) - right axis

Dari sisi pembiayaan, peran perbankan terhadap sektor bangunan (konstruksi) masih belum

belum maksimal. Hal ini tercermin dari jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan

sampai dengan Juni 2011 tercatat sebesar Rp430 miliar atau mengalami pertumbuhan

negatif sebesar 3,59% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan II-2011 menunjukan

pertumbuhan positif sebesar 6,36% (yoy) dengan kontribusi sebesar 1% terhadap total

pertumbuhan. Pertumbuhan sektor ini terutama terjadi pada sub sektor hotel yang

didorong oleh penyelenggaraan beberapa event diantaranya :

a) Manado kembali dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia MICE &

Corporate Travel Mart (IMCTM) 2011 pada tanggal 17-21 Mei 2011. IMCTM

merupakan corporate travel mart terbesar di kawasan Asia Tenggara yang menjadi

forum bisnis yang memfasilitasi pertemuan antara pihak korporasi dan agensi perjalanan

dengan pihak resort tempat penyelenggaran MICE. Adanya perhelatan ini diharapkan

dapat mempromosikan sekaligus mendatangkan banyak wisatawan lokal dan

mancanegara.

Sumber : Data Asosiasi Semen Indonesia

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2009 2010

Volume (ton) - left axis g_semen (%) - right axis

Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) KBI Manado

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

100

200

300

400

500

600

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Konstruksi (Rp miliar) - left axis

gKonstruksi (% yoy) - right axis

Page 26: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

25

b) Pada tanggal 24-28 Mei 2011, Kota Manado akan menyelenggarakan acara Manado

Ocean Festival yang akan menampilkan berbagai kompetisi diantaranya: Jetski Nasional

Championship, International Underwater Photography Competition, Exibition, Miss

Ocean Manado Contest, Katinting Festival, Volley Beach Tournament, Clean and Refresh

The Ocean dan Seafood Cooking Festival. Penyelenggaraan acara ini diharapkan dapat

mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara.

c) Pelaksanaan 4th Australia Federal Police (AFP) Indonesia Police (INP) Senior Officer

Meeting (SOM) di Manado yang dibuka oleh Gubernur Sulawesi Utara pada tanggal 11

Mei 2011. Acara ini merupakan bagian dari program Polri dan AFP.

d) Rapat Kerja Nasional Staf Ahli Kepala Daerah Provinsi dan Kab/Kota pada tanggal 13

Juni 2011 yang akan diikuti 400-an peserta dari seluruh Indonesia.

e) Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia pada

tanggal 22-25 Juni 2011 yang diperkirakan mendatangkan 1.500 dokter spesialis kulit

dan kelamin se-Indonesia.

Maraknya berbagai perhelatan yang diselenggarakan di Kota Manado selama triwulan

laporan antara lain dapat dikonfirmasi melalui perkembangan data pariwisata yang secara

umum memperlihatkan tren peningkatan diantaranya adalah data wisatawan domestik

maupun mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian

Kamar (TPK), dan jumlah kamar terjual.

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.24.

Data Wisatawan Mancanegara

Grafik 1.25.

Data Lama Tamu Menginap

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

(60.00)

(40.00)

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Wisman (org) - left axis

gWisman (% yoy) - right axis

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Menginap (org) - left axis

gMenginap (% yoy) - right axis

Grafik 1.26. TPK dan Lama Menginap

Grafik 1.27. Jumlah Kamar Terjual

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4

-

10

20

30

40

50

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

TPK (%) - left axis

Ratas Menginap (hari) - right axis

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kmr Terjual (unit) - left axis

gKmr Terjual (% yoy) - right axis

Page 27: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

26

Grafik 1.29. Perkembangan Kredit Sektor PHR

Grafik 1.28. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran per KLUI

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-

100

200

300

400

500

600

700

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit_Jasa (Rp miliar) - left axis gJasa (% yoy) - right axis

Pertumbuhan kinerja sektor PHR tidak terlepas dari peningkatan kinerja sub sektor

pedagangan besar dan eceran yang didorong oleh dampak lanjutan dari membaiknya daya

beli masyarkat akibat peningkatan pendapatan masyarakat yang diperoleh dari pencairan

tunjangan PNS dan realisasi tunjangan sertifikasi guru. Pertumbuhan seb sektor

perdagangan besar dan eceran dapat dikonfirmasi dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE)

oleh KBI Manado pada triwulan II-2011 yang menunjukkan adanya peningkatan indeks

pada bahan konstruksi, kerajinan,seni dan mainan serta bahan bakar.

Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor ekonomi terbesar yang mendapatkan

alokasi pembiayaan dari perbankan. Sampai dengan bulan Juni 2011 kredit sektor PHR yang

telah disalurkan bank umum mencapai Rp4.114 miliar atau tumbuh 57,65% dibandingkan

periode yang sama tahun lalu.

1.2.4. Sektor lainnya

A. Sektor Jasa-jasa

Kinerja sektor jasa pada triwulan II-2011

tumbuh positif sebesar 6,46% (yoy). Kinerja

sektor jasa yang cukup stabil ditopang oleh

aktivitas sub sektor pemerintahan umum.

Namun demikian, apabila dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya

kinerja sektor jasa-jasa mengalami

perlambatan yang tercermin dari melambatnya

penyaluran kredit perbankan di sektor ini.

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) KBI Manado

-200

0

200

400

600

800

1000

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2010 2011

Indeks Bahan konstruksi Kerajinan, seni & mainan

Bahan bakar

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit_PHR (Rp miliar) - left axis

gKredit_PHR (% yoy) - right axis

Grafik 1.30. Perkembangan Kredit Sektor Jasa-jasa

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Page 28: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

27

Grafik 1.31. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Kelompok

Bisnis dan Industri

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.32. Perkembangan Kredit Sektor Industri

Sumber : PLN Kanwil Suluttenggo

Sampai dengan bulan Juni 2011 kredit sektor jasa-jasa tercatat sebesar Rp564 miliar atau

tumbuh negatif 7,58% (yoy).

B. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan II-2011 relatif stabil dengan tingkat

pertumbuhan mencapai 6,93% (yoy) atau tumbuh lebih tinggi apabila dibandingkan

dengan triwulan II-2010 sebesar 6,37% (yoy). Industri pengolahan di Sulawesi Utara yang

didominasi oleh pengolahan produk kelapa dan turunannya serta pengolahan produk

perikanan tersebar di Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten

Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu dan Kota Tomohon.

Mayoritas industri pengolahan berlokasi di Kota Bitung dan Kota Manado.

Membaiknya perekonomian dunia yang

tumbuh lebih cepat dibandingkan perkiraan

sebelumnya seiring pemulihan ekonomi

negara-negara maju dan emerging makets

diperkirakan turut berdampak pada kembali

bergairahnya sektor industri di Sulawesi

Utara. Hal ini salah satunya ditandai oleh

pertumbuhan jumlah pelanggan listrik di

sektor bisnis dan industri. Berdasarkan data

PLN, jumlah pelanggan listrik di sektor bisnis

dan industri pada triwulan II-2011 mencapai

14.542 pelanggan atau tumbuh 4,36% (yoy).

Dukungan perbankan terhadap industri

pengolahan merupakan salah satu faktor

pendorong pertumbuhan sektor ini. Sampai

dengan akhir triwulan II-2011 jumlah kredit

yang disalurkan tumbuh sebesar 16,62% (yoy)

dari Rp281 miliar pada triwulan II-2010

menjadi Rp328 miliar pada triwulan II-2011.

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

12,000

12,500

13,000

13,500

14,000

14,500

15,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Pelanggan Bisnis&Industri - left axis

gPelanggan Bisnis&Industri (% yoy) - right axis

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

-

50

100

150

200

250

300

350

400

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit_Industri (Rp miliar) - left axis

gKredit_Industri (%yoy) - right axis

Page 29: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

28

C. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

Sementara itu, untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada

triwulan II-2011 tumbuh 7,13% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan dan jasa

antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas perbankan

antara lain: pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan ATM (Anjungan Tunai

Mandiri), serta penawaran produk-produk baru yang memberikan kemudahan dan

kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Selain itu, pengaruh meningkatnya

laju konsumsi dan aktivitas sistem pembayaran di wilayah Sulawesi Utara juga turut

berkontribusi pada pertumbuhan sektor ini.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Jumlah Bank umum 23 23 24 24 24 25 25 25 25 25

Jumlah kantor bank umum*) 195 197 199 206 206 215 219 225 227 234

Jumlah BPR 17 17 17 13 13 14 14 16 16 16

Jumlah kantor BPR 39 39 39 39 39 39 41 43 43 46

2009Data Bank

2010 2011

D. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Salah satu multiplier effect dari adanya penyelenggaraan berbagai event berskala nasional

maupun internasional di Tahun 2011 adalah semakin dikenalnya Kota Manado sebagai

salah satu kota tujuan wisata baik secara internasional maupun nasional. Hal ini

berpengaruh pada meningkatnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Utara

hingga pada tahap lanjut mampu mendorong kinerja sektor pengangkutan dan

telekomunikasi. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2011 mengalami

pertumbuhan signifikan 3,27% (yoy), dengan sumbangan sebesar 0,43% terhadap total

pertumbuhan.

Pertumbuhan yang positif pada sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan tercermin

dari tingginya arus penumpang dan kargo yang keluar dari Bandar Udara Sam Ratulangi

Manado. Sampai dengan Mei 2011, arus penumpang dan kargo yang berangkat (keluar)

dari wilayah Sulawesi Utara tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar

5,48% (yoy) dan 4,28% (yoy). Sejalan dengan itu, arus penumpang yang masuk ke wilayah

Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,65% (yoy). Peningkatan pada arus

masuk bertepatan dengan maraknya event domestik dan internasional yang

diselenggarakan di Sulawesi utara pada triwulan laporan.

Tabel 1.5. Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Umum dan BPR di Sulawesi Utara

Ket: *) termasuk kantor unit Sumber : Bank Indonesia Manado

Page 30: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

29

Tabel 1.6. Perkembangan Lalu Lintas Penumpang dan Kargo di Bandara Sam Ratulangi

Sementara itu, relatif stabilnya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan

antara lain didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan, disamping pesatnya

pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada

daerah yang sebelumnya terisolir sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan

dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan kecanggihan telepon selular dengan

berbagai macam jenis merk, harga, dan fasilitas/fitur baru yang ditawarkan serta gencarnya

promosi yang dilakukan semakin mendorong masing-masing provider untuk lebih bersaing

mendapatkan konsumen, hal ini pada tahap selanjutnya akan berdampak terhadap

peningkatan kinerja sub sektor komunikasi.

Sejalan dengan pertumbuhan positif sektor

ini, keberpihakan perbankan yang

diwujudkan dalam penyaluran kredit di

sektor pengangkutan dan komunikasi juga

memperlihatkan adanya peningkatan.

Sampai dengan bulan Juni 2011 jumlah

kredit yang disalurkan mencap ai Rp89

miliar, atau tumbuh 14,36% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun

lalu

E. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Ket: *) Data s.d. Mei 2010 **) Data s.d. Mei 2011

Sumber: PT. Angkasa Pura II, Sulawesi Utara

Grafik 1.43.

Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan

Q1 Q2*) Q3 Q4 Q1 Q2**)

Datang 174,013 136,627 218,514 229,908 203,160 140,242 2.65%

Berangkat 183,275 134,677 219,567 216,486 213,108 142,055 5.48%

Datang 1,378,294 1,092,856 1,844,427 1,957,143 1,783,877 994,184 -9.03%

Berangkat 941,772 724,447 1,400,768 1,011,539 1,208,615 755,448 4.28%

Growth

(YoY)

2011

Penumpang

Kargo

Jenis

Pengangkutan

Kedatangan/

Keberangkatan

2010

Sumber : Bank Indonesia Manado

Grafik 1.33. Perkembangan Kredit Sektor Transportasi dan Komunikasi

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit_Angk&Kom (Rp miliar) - left axis

gKredit_Angk&Kom (% yoy) - right axis

-50

0

50

100

150

200

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit_Pertambangan (Rp miliar) - left axis

gKredit_pertambangan (% yoy) - right axis

Sektor pertambangan dan penggalian

pada triwulan II-2011 tumbuh 5,88%

(yoy) dengan sumbangan sebesar 0,30%

terhadap total pertumbuhan. Berdasarkan

pelaku usahanya, sub sektor penggalian

ini lebih banyak dilakukan oleh

penambangan

Page 31: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

30

tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar. Hal inilah yang mendorong rendahnya

penyaluran kredit pada sektor pertambangan selain karena faktor risiko yang tinggi dari

kegiatan pertambangan. Jika dilihat berdasarkan trennya, pembiayaan yang diberikan oleh

pihak perbankan terhadap sektor pertambangan pengalami penurunan yang cukup

signifikan pada awal tahun 2009, dan selanjutnya relatif tidak mengalami perubahan. Pada

triwulan laporan, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertambangan tercatat sebesar

Rp42 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 25,293% (yoy).

F. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sementara itu, sektor listrik, gas dan air

bersih pada triwulan II-2011 tumbuh

positif 5,33% (yoy). Jika dilihat dari jumlah

penjualan listrik serta jumlah pelanggan di

triwulan II-2011, terdapat pertumbuhan

positif dalam jumlah pelanggan dan

pemakaian listrik pada triwulan laporan.

Jumlah pelanggan listrik pada triwulan II-

2011 sebesar 431.634 pelanggan atau tumbuh 10,83% (yoy) dengan jumlah pemakaian

191 MW atau tumbuh 6,11% dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Sementara itu,

pada triwulan II-2011, kapasitas listrik yang tersedia adalah sebesar 234MW atau tumbuh

15,84% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Tingkat pertumbuhan kapasitas

listrik tersedia didukung oleh pembangunan sejumlah pembangkit listrik di wilayah Sulawesi

Utara.

Grafik 1.35. Perkembangan Jumlah Pemakaian dan Supply Listrik di

Sulawesi Utara

Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah

-

50

100

150

200

250

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Jumlah Pemakaian (MW) - left axis

Jumlah listrik yang tersedia (MW) - left axis

Page 32: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

31

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi di Kota Manado selama triwulan II 2011 secara umum masih lebih rendah

apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi Kota Manado

pada triwulan II-2011 tercatat 5,15% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar 6,90% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi

nasional sebesar 5,45% (yoy). Sejalan dengan pergerakan inflasi tahunan, inflasi bulanan

juga mengalami penurunan menjadi 0,07% (mtm) pada Juni 2011 dari 0,14% (mtm) pada

Maret 2011 serta masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar

0,55% (mtm). Akumulasi laju inflasi (ytd) Kota Manado sampai dengan Juni 2011 tercatat

lebih rendah (-0,14%) dibandingkan akumulasi inflasi nasional (1,06%). Sementara itu,

inflasi triwulanan Kota Manado pada periode laporan tercatat -1,43% (qtq), lebih rendah

dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 1,31% (qtq).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan pada

triwulan II-2011 terutama didorong oleh kelompok inti (core inflation), sementara kelompok

bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) dan kelompok komoditas yang

harganya diatur oleh pemerintah (administered prices) mengalami tekanan relatif minimal.

Grafik 2.2. Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (qtq)

Grafik 2.1. Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (yoy)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010 2011

yoy Manado yoy Nasional -3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010 2011

qtq Manado qtq Nasional

%

Page 33: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

32

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

1 Bahan Makanan 21.82 4.75 -0.82 5.82 -2.19 6.39 18.14 15.23 21.69 14.72

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.03 7.5 6.15 4.88 8.13 5.96 4.83 5.36 0.43 1.50

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.54 2.07 -0.15 0.44 1.45 1.83 2.58 2.35 1.85 2.14

4 Sandang 6.05 4.94 4.67 6.37 2.83 6.84 7.02 5.15 5.03 4.28

5 Kesehatan 9.16 5.43 4.84 4.12 4.98 2.56 1.87 0.96 0.61 2.62

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 2.58 2.03 2.63 1.81 1.97 1.75 1.19 1.62 0.91 0.86

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.05 -8.66 -8.76 -5.33 1.63 2.60 3.26 0.59 0.80 -0.38

8.85 2.25 -0.01 2.31 1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 5.15

2010 20112009No Kelompok

Umum

2.1. PERKEMBANGAN INFLASI

2.1.1 INFLASI TAHUNAN (yoy)

Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada triwulan II-2011 tercatat 5,15% (yoy),

mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,90% (yoy) dan

masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 5,45% (yoy). Penurunan laju

inflasi tahunan pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh berkurangnya tekanan

inflasi pada kelompok pangan. Hal ini ditandai oleh mulai menurunnya harga beberapa

komoditas pangan bergejolak (volatile foods) setelah mengalami kenaikan harga yang

cukup tinggi di awal tahun 2011. Namun demikian, laju inflasi tahunan pada triwulan II

2011 masih lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya

tercatat sebesar 4,21% (yoy). Hal ini terutama disebabkan masih berlanjutnya kenaikan

harga emas dunia yang berimbas pada kenaikan harga emas perhiasan domestik. Selain itu,

peningkatan daya beli pada triwulan laporan yang disebabkan oleh peningkatan

pendapatan masyarakat seperti kenaikan gaji PNS/TNI/Polri serta naiknya harga komoditas

unggulan Sulawesi Utara seperti cengkih, kopra dan pala pada tahap selanjutnya

memberikan tekanan inflasi inti melalui jalur ekspektasi konsumen terhadap harga barang

dan jasa.

Berdasarkan kelompoknya, kelompok bahan makanan dan kelompok sandang mencatat

inflasi tertinggi dibandingkan kelompok lainnya. Angka inflasi kelompok bahan makanan

tercatat 14,72% (yoy) pada triwulan laporan yang disebabkan oleh meningkatnya harga

bumbu-bumbuan, ikan segar, daging dan hasil-hasilnya, ikan diawetkan, padi-padian, umbi-

umbian dan hasilnya. Sementara itu, kelompok sandang tercatat mengalami inflasi sebesar

4,28% (yoy) yang terutama dipicu oleh peningkatan harga emas perhiasan domestik.

Tabel 2.1.

Inflasi Tahunan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 34: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

33

Grafik 2.3. Inflasi Triwulanan Sub Kelompok Bahan Makanan

TriwulanI II-2011

(0.54)

1.33

(1.14)

(0.68)

1.52

1.76

0.36

1.11

(26.02)

(0.38)

(0.95)

-30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5

Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya

Daging & Hasil-hasilnya

Ikan Segar

Ikan Diawetkan

Telur, Susu & Hasil-hasilnya

Sayur-sayuran

Kacang - kacangan

Buah - buahan

Bumbu - bumbuan

Lemak & Minyak

Lainnya

Sub Kelompok

2.1.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq)

Searah dengan inflasi tahunan, tekanan inflasi Kota Manado selama triwulan II-2011

cenderung lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, inflasi Kota

Manado pada triwulan II-2011 tercatat -1,43% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan I-

2011 yang tercatat sebesar 1,31% (qtq) dan masih lebih rendah dibandingkan triwulan

yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,2% (qtq).

Berdasarkan kelompoknya, deflasi terutama terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu

sebesar 5,51% (qtq). Deflasi pada sub kelompok bahan makanan didorong oleh penurunan

tekanan inflasi pada sub kelompok bumbu-bumbuan, padi-padian, umbi-umbian dan

hasilnya, ikan segar dan ikan diawetkan apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Penurunan tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh

membaiknya kondisi pasokan apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Tabel 2.2.

Inflasi Triwulanan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

1 Bahan Makanan 6.58 -7.86 0.84 6.86 -1.50 0.23 11.98 4.23 4.03 -5.51

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.54 1.07 1.85 0.34 4.68 -0.95 0.77 0.84 -0.22 0.10

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0.26 -0.29 0.23 0.77 0.74 0.09 0.96 0.55 0.24 0.38

4 Sandang 3.97 -1.93 0.92 3.36 0.52 1.89 1.09 1.56 0.40 1.17

5 Kesehatan 1.18 2.32 0.99 -0.42 2.02 -0.04 0.32 -1.32 1.66 1.96

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.57 0.22 0.91 0.10 0.72 0.01 0.36 0.52 0.02 -0.04

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -7.03 0.28 -0.02 1.57 -0.20 1.23 0.62 -1.06 0.02 0.05

1.18 -2.08 0.74 2.50 0.72 0.20 3.81 1.44 1.31 -1.43

2011

Umum

No Kelompok2009 2010

Page 35: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

34

Grafik 2.5. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado

Menurut Kelompok Barang & Jasa April 2011

Grafik 2.4. Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (mtm)

2.1.3 INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan, tekanan inflasi Kota Manado sepanjang triwulan II-2011 menunjukkan tren

peningkatan. Pada April 2011 Kota Manado tercatat mengalami deflasi 1,43% (mtm),

kemudian kembali mengalami deflasi pada Mei 2011 sebesar 0,07% (mtm) dan pada Juni

2011 mengalami inflasi menjadi 0,07% (mtm).

APRIL 2011

Memasuki triwulan II tahun 2011, Kota Manado

tercatat mengalami deflasi sebesar -1,43% (mtm).

Deflasi terutama terjadi pada kelompok bahan

makanan tercatat -4,88% (mtm) dengan sumbangan

sebesar -1,55% terhadap total inflasi bulanan.

Beberapa komoditi yang mengalami penurunan harga

diantaranya cabe rawit, bawang merah, beras, mujair,

cabe merah, daging ayam ras, daging babi, minyak

goreng, bayam, dan nike. Penurunan harga

disebabkan oleh kembali normalnya kondisi pasokan

setelah mengalami gangguan pada triwulan I 2011 yang berdampak pada tingginya harga

komoditas bahan pangan di awal tahun 2011.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2010 2011

%

mtm Manado mtm Nasional

-4.88

0.05

0.13

0.64

0.34

0.00

-0.21

-1.50

0.01

0.03

0.04

0.01

0.00

-0.03

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) April 2011

Page 36: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

35

MEI 2011

Laju deflasi Kota Manado pada Mei 2011 tercatat sebesar 0.07% (mtm) atau mengalami

penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Deflasi pada Mei 2011 masih didominasi oleh

deflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,41% (mtm). Beberapa komoditas

makanan yang mengalami penurunan harga adalah daun bawang, bawang putih, daging

babi, cakalang, bawang merah, anggur, lemon cina, cumi-cumi, dan jahe. Sementara itu

laju deflasi tertahan oleh meningkatnya harga pada kelompok lainnya. Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga selama bulan Mei 2011 antara lain beras, emas perhiasan,

kangkung, asuransi, kue kering, cabe rawit, pasta gigi, angkutan udara, apel, dan sabun

cair/cuci piring.

JUNI 2011

Pada akhir triwulan II 2011, laju perkembangan

harga barang dan jasa secara umum terus

menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan

sebelumnya. Inflasi Kota Manado pada Juni 2011

tercatat sebesar 0,07% (mtm). Tekanan inflasi

pada Juni 2011 terutama disebabkan oleh mulai

merangkak naiknya harga beberapa komoditas

pangan akibat tekanan permintaan setelah

mengalami penurunan harga pada awal triwulan

II 2011. Beberapa komoditas yang mengalami

kenaikan harga selama bulan Juni 2011 antara

Grafik 2.6. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Mei 2011

Sumber: BPS SulawesiUtara , diolah.

Grafik 2.7. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut

Kelompok Barang dan Jasa Maret 2011

Sumber: BPS SulawesiUtara , diolah.

-0.41

0.03

0.04

0.10

0.44

-0.03

0.13

-0.41

0.03

0.04

0.10

0.44

-0.03

0.13

-1 0 0 0 0 0 1

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Mei 2011

-0.25

0.03

0.20

0.42

1.16

0.14

-0.01

-0.07

0.00

0.05

0.03

0.04

0.00

0.02

-1 0 1 2

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Juni 2011

Page 37: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

36

lain daging ayam ras, beras, bawang merah, daging babi, mie, emas perhiasan, daun

bawang, semen, pepaya, dan parfum. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan

harga adalah cabe rawit, gula pasir, bawang putih, minuman ringan, sandal kulit, telur

ayam ras, cakalang asap, kentang, jeruk nipis/limau, dan cabe merah.

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan pada

triwulan II-2011 terutama didorong oleh kelompok inti (core inflation), sementara kelompok

bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) dan kelompok komoditas yang

harganya diatur oleh pemerintah (administered prices) mengalami tekanan relatif minimal.

2.2.1 FAKTOR FUNDAMENTAL

Inflasi Inti (core inflation) pada Juni 2011 tercatat 2,11% (yoy) dengan sumbangan 1,14%

terhadap total inflasi tahunan pada triwulan II-2011. Tekanan inflasi inti meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,46% (yoy) dengan sumbangan

0,79% terhadap total inflasi triwulan I 2011, namun lebih rendah dibandingkan triwulan

yang sama periode sebelumnya yang tercatat sebesar 3,47% (yoy) dengan sumbangan

1,89% terhadap total inflasi triwulan II 2010. Dari sisi domestik, sumber inflasi diprakirakan

antara lain berasal dari faktor musiman dan hari raya di tengah terus meningkatnya

permintaan sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu,

faktor ekspektasi masyarakat yang dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas

internasional dan belum menentunya kebijakan pemerintah mengenai bahan bakar

bersubsidi diprakirakan juga turut andil dalam menambah tekanan inflasi. Dari sisi eksternal,

Grafik 2.8.

Sumbangan Inflasi Berdasarkan Faktor Penyebabnya

Sumber: BPS Sulawesi Utara, diolah.

Grafik 2.9.

Pergerakan Inflasi Berdasarkan Faktor Penyebabnya

Sumber: BPS Sulawesi Utara, diolah.

-6.00

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2010 2011

IHK Volatile Administered Core

-4.00

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2009 2010 2011

Volatile Administered CORE IHK

Page 38: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

37

Ket: Kapasitas produksi (%) berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KBI Manado Indeks Penjualan Riil hasil Survei Pedagang Eceran (SPE) KBI Manado

tekanan inflasi terutama bersumber dari harga komoditas internasional yang masih

cenderung meningkat.

Interaksi Permintaan dan Penawaran

Permintaan konsumen Kota Manado pada triwulan II 2011 cenderung meningkat dipicu

oleh (i) kenaikan daya beli masyarakat sebagai dampak kenaikan pendapatan sebagian

besar masyarakat Sulawesi Utara terutama bagi kalangan PNS/TNI/Polri dan petani

perkebunan (ii) pola musiman perayaan Hari Raya Pengucapan Syukur serta persiapan

menjelang Bulan Suci Ramadhan. Hal ini tercermin dari tren kenaikan indeks penjualan

eceran hasil Survei Pedagang eceran (SPE) Kota Manado yang tercatat sebesar 248,98 pada

akhir triwulan II 2011 atau lebih tinggi dari akhir triwulan lalu yang tercatat hanya sebesar

194,62. Sementara dari sisi penawaran, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

(SKDU) KBI Manado persentase kapasitas produksi dari dunia usaha menujukkan

peningkatan dari 88,27% pada triwulan I-2011 menjadi 96,91% pada triwulan laporan.

Peningkatan permintaan yang diikuti oleh peningkatan penggunaan kapasitas produksi

menahan tekanan inflasi yang bersumber dari tekanan permintaan dan penawaran.

Grafik 2.10. Perkembangan Pertumbuhan Indeks Penjualan Eceran dan

Kapasitas Produksi

0

100

200

300

400

500

600

-

20

40

60

80

100

120

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2007 2008 2009 2010 2011

Kapasitas Produksi (left axis)

Indeks Penjualan Riil (right axis)

Page 39: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

38

Grafik 2.11. Perkiraan Harga Barang & Jasa Menurut Pengusaha di

Sulawesi Utara

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KBI Manado

Grafik 2.12. Ekspektasi Pedagang Eceran Terhadap Harga Barang

dan Jasa di Kota Manado

0

50

100

150

200

250

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010 2011

Ekspektasi pedagang terhadap harga 3 bulan yad

Ekspektasi pedagang terhadap harga 6 bulan yad

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*

2008 2009 2010 2011

Ekspektasi Inflasi

Selanjutnya di sisi domestik, ekspektasi para pelaku ekonomi di Sulawesi Utara terhadap laju

inflasi cenderung meningkat. Hal ini terutama tercermin dari sisi pengusaha (grafik 2.11)

dan pedagang eceran (grafik 2.12) di Sulawesi Utara. Peningkatan ekspektasi tersebut

terutama dipengaruhi oleh (i) belum adanya kepastian mengenai rencana kebijakan

pemerintah terkait BBM bersubsidi dan kelangkaan BBM bersubsidi yang masih berlanjut di

Provinsi Sulut (ii) rencana konversi minyak tanah ke LPG (iii) rencana kenaikan harga LPG

ukuran 50 kg dan 12 kg secara bertahap dan (iv) masih berlanjutnya tren kenaikan harga

komoditas internasional

Eksternal

Sementara itu, dari sisi eksternal, tekanan inflasi terutama bersumber dari harga

komoditas internasional yang masih cenderung meningkat, terutama harga minyak dan

harga emas dunia yang berpengaruh pada harga bahan bakar non subsidi dan harga

emas perhiasan domestik. Walaupun sempat menunjukkan penurunan, harga minyak

diprakirakan masih cenderung meningkat dan diikuti oleh kenaikan harga komoditas-

komoditas lainnya terkait masih tingginya permintaan akan komoditas internasional,

baik yang berasal dari negara-negara emerging markets maupun negara-negara maju.

Tekanan inflasi dari sisi eksternal tersebut diprakirakan dapat diredam dengan nilai tukar

rupiah yang bergerak stabil. Penguatan rupiah ini merupakan bagian dari respon

kebijakan Bank Indonesia untuk mengendalikan tekanan inflasi, khususnya yang berasal

dari kenaikan harga komoditi internasional (imported inflation)

Sumber : Survei Pedagang Eceran (SPE) KBI Manado

Page 40: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

39

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

Jan Feb Mar Apr Mei Juni

Cabe Rawit

Bawang Merah

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

Jan Feb Mar Apr Mei Juni

Beras Superwin

Minyak Goreng

Grafik 2.14. Perkembangan Harga World Texas Intermediate (WTI)

dan Harga Emas di Pasar Internasional

Sumber: http://blogs.worldbank.org/

Grafik 2.13. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Sumber: Bloomberg

Sumber : Disperindag Prov. Sulut

Grafik 2.18. Perkembangan Harga Komoditas Beras dan Minyak

Goreng Kota Manado Triwulan I-2011

Sumber : Disperindag Prov. Sulut

8,000

8,500

9,000

9,500

10,000

10,500

11,000

11,500

12,000

12,500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010 2011

Rp/USD

Kurs

2.2.2 Non Fundamental

Volatile foods

Kelompok volatile foods Kota Manado pada Juni 2011 tercatat mengalami inflasi 14,95%

(yoy) atau lebih rendah dibandingkan triwulan lalu yang mencatat inflasi sebesar 22,06%

(yoy). Penurunan laju inflasi volatie foods terutama disebabkan oleh membaiknya kondisi

pasokan sehingga harga komoditas kelompok tersebut berangsur kembali kearah normal

setelah mengalami lonjakan harga pada awal tahun 2011.

700

900

1100

1300

1500

1700

20

40

60

80

100

120

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2009 2010 2011

USD/Barrel $/Oz

WTI (left axis) Emas (right axis)

Grafik 2.19. Perkembangan Harga Komoditas Cabe Rawit dan

Bawang Merah di Kota Manado

Page 41: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

40

Administered Price

Laju inflasi administered price Kota Manado pada triwulan II-2011 cenderung menurun.

Pada Juni 2011 inflasi kelompok administered price tercatat 0,47% (yoy) dengan

sumbangan 0.09% terhadap total inflasi, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama

tahun lalu sebesar 3,47% (yoy) maupun triwulan sebelumnya sebesar 1,58% (yoy). Hal ini

merupakan dampak dari belum adanya kebijakan pemerintah yang berpengaruh pada

inflasi kelompok ini.

Namun demikian, rencana pencabutan subsidi minyak tanah dan kelangkaan BBM

bersubsidi di Sulawesi Utara dapat menjadi risiko meningkatnya tekanan inflasi pada

kelompok administered price. Rencana pencabutan subsidi minyak tanah menyebabkan

sejumlah aksi borong oleh masyarakat yang berpotensi menyebabkan peningkatan harga

minyak tanah. Selain itu, kelangkaan BBM subsidi masih berlanjut hingga akhir Juni 2011 di

sejumlah daerah di Sulawesi Utara. Kebijakan pembatasan pembelian Premium oleh

pemerintah dapat sedikit meredam antrian di sejumlah SPBU di Sulut namun masih belum

dapat mengatasi perilaku penimbunan dan menjamurnya pedagang bensin eceran.

Page 42: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

41

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Total Aset 13,635 14,235 14,860 14,769 15,114 15,925 16,695 17,504 17,984 19,202

Tumbuh Y.o.Y (%) 26.33 21.76 20.24 9.17 10.85 11.87 12.35 18.52 18.99 20.58

DPK (Rp Miliar) 8,907 9,448 9,725 9,987 10,220 10,604 11,114 11,428 11,797 12,601

Tumbuh Y.o.Y (%) 23.90 21.67 22.64 12.72 14.74 12.24 14.28 14.42 15.43 18.83 Kredit outstanding (Rp Miliar) 9,095 9,627 10,004 10,485 10,846 11,457 11,904 12,681 12,955 13,958

Plafond Kredit (Rp Miliar) 10,187 10,647 11,031 11,731 13,133 13,620 14,079 14,986 15,436 16,375

Tumbuh Y.o.Y (%) 33.30 22.60 18.34 17.36 19.25 19.00 18.98 20.95 19.44 21.83

LDR (%) 102.11 101.90 102.88 104.98 106.12 108.04 107.11 110.97 109.81 110.76

NPL (%) 3.86 3.72 3.58 2.83 3.57 3.51 3.54 3.18 3.83 3.74

kredit UMKM 5,841 6,185 6,270 6,414 8,767 9,408 9,926 10,533 11,158 11,757

Share UMKM 64.22 64.25 62.67 61.17 80.83 82.12 83.38 83.06 86.13 84.23

NPL UMKM (%) 4.91 4.96 5.18 4.32 3.49 3.49 3.37 2.94 3.44 3.47

2009 2010Komponen

2011

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian, perkembangan berbagai

indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan

positif. Aset, dana pihak ketiga, dan outstanding kredit mengalami pertumbuhan yang lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi penghimpunan dana,

pertumbuhan Dana Pihak Ketiga terutama terjadi pada tabungan. Sementara itu, kredit

tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama kredit

investasi. Pertumbuhan kredit yang lebih cepat daripada pertumbuhan DPK menyebabkan

Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sulawesi Utara mengalami peningkatan

dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, stabilitas sistem perbankan yang meliputi aspek risiko kredit, risiko likuiditas,

risiko pasar dan indikator lainnya relatif terkendali. Non Performing Loans (NPLs) relatif

terjaga berada pada nilai dibawah batas ketentuan BI yaitu dibawah 5%. Aspek penyerapan

dana masyarakat yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level sedikit

di atas 100%, sebagai akibat laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan

dengan laju pertumbuhan DPK.

Tabel 3.1 Indikator Utama Perbankan di Sulawesi Utara

Sumber : Bank Indonesia Manado

3.1. STRUKTUR ASET PERBANKAN SULAWESI UTARA

Aset perbankan Sulawesi Utara, baik bank umum konvensional, bank umum syariah

maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada triwulan II-2011 tumbuh positif seiring

Page 43: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

42

95.00

95.50

96.00

96.50

97.00

97.50

98.00

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Total Asset BPR Konvensional (left axis)Total Asset BU Syariah (left axis)Bank Umum Konvensional (right axis)

membaiknya kondisi perekonomian secara makro. Struktur aset perbankan Sulawesi Utara

masih didominasi oleh aset bank umum konvensional dengan pangsa mencapai 95,87%

dari total aset perbankan. Sementara itu, pangsa bank umum syariah dan BPR konvensional

masing-masing sebesar 1,65% dan 2,48%. Apabila dilihat pertumbuhan pangsa asetnya,

bank umum syariah dan BPR mengalami pertumbuhan positif pada dua tahun terakhir,

meskipun tidak signifikan.

Lebih lanjut, dari keseluruhan aset bank, sebesar 67,10% merupakan aset bank pemerintah

dan sisanya sebesar 28,77% merupakan aset bank swasta.

Grafik 3.1. Pangsa Aset Perbankan Sulawesi Utara Tw. II-2011

Sumber: Bank Indonesia Manado

Grafik 3.2. Pertumbuhan Pangsa Aset Perbankan

Sulawesi Utara Tw. II-2010

Sumber: Bank Indonesia Manado

BPR Konvensional

2.48%

Bank Umum Syariah1.65%

Bank Umum Konvensional Pemerintah

67.10%

Bank Umum Konvensional Swasta

28.77%

Bank Umum Konvensional

95.87%

BPR Konvensional Bank Umum Syariah

Bank Umum Konvensional Pemerintah Bank Umum Konvensional Swasta

Page 44: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

43

3.2. PERKEMBANGAN KANTOR BANK

Secara kelembagaan, perbankan Sulawesi Utara pada triwulan laporan terdiri dari 25 Bank

Umum Konvensional, 3 Bank Umum Syariah, dan 16 Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Berdasarkan jaringan kantornya, Bank Umum konvensional maupun syariah memiliki 247

kantor (termasuk kantor unit), sedangkan BPR terdiri dari 46 kantor. Jumlah Bank Umum

dan BPR Konvensional di Sulawesi Utara mengalami peningkatan apabila dibandingkan

dengan triwulan lalu. Pertambahan jumlah bank menggambarkan semakin besarnya

aktivitas perekonomian di Sulawesi Utara seiring dengan pertumbuhan perekonomian di

wilayah ini.

3.3. PERKEMBANGAN BANK UMUM KONVENSIONAL

3.3.1. Respon Perbankan Sulawesi Utara Terhadap Kebijakan Moneter

Dewan Gubernur memandang kondisi perekonomian terus meningkat yang disertai dengan

berlanjutnya aliran masuk modal asing dan tren penguatan nilai tukar Rupiah meskipun

pada tingkat yang lebih rendah. Tekanan inflasi cenderung menurun, khususnya dengan

berlanjutnya koreksi harga pangan. Ke depan, Bank Indonesia tetap mewaspadai sejumlah

risiko yang berpotensi memberikan tekanan pada stabilitas makroekonomi, khususnya

masih akan berlanjutnya arus modal asing, semakin kuatnya permintaan domestik, dan

meningkatnya tekanan inflasi khususnya pada tahun 2012. Sebagai langkah antisipatif

untuk mengendalikan ekspektasi inflasi kedepan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank

Indonesia pada 9 Juni 2011 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%.

Transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga perbankan di Sulawesi Utara terus

berlanjut. Sektor perbankan merupakan sektor yang secara langsung akan bereaksi

terhadap kenaikan BI Rate. Kenaikan BI Rate pada tanggal 4 Februari lalu sebesar 0,25 basis

point menjadi 6,75% berimbas terhadap kenaikan suku bunga pinjaman perbankan pada

bulan Maret dan April 2011. Namun demikian, penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga

pinjaman di Sulawesi Utara masih dalam kisaran yang relatif terbatas, ditandai oleh kembali

menurunnya suku bunga perbankan pada Mei 2011 dan terus berlanjut hingga akhir

triwulan II 2011. Selain itu, penentuan suku bunga pinjaman perbankan juga dipengaruhi

oleh struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mampu terserap oleh pihak perbankan.

Sebagaimana diketahui, di Sulawesi Utara, komposisi DPK masih didominasi oleh dana

murah yaitu tabungan dengan pangsa sebesar 47,25% dari total DPK, biaya yang

dikeluarkan oleh perbankan (suku bunga tabungan) masih relatif lebih kecil dibandingkan

Page 45: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

44

5.50

6.00

6.50

7.00

7.50

13.0

14.0

15.0

16.0

17.0

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2010 2011

Sk. Bunga Kredit (Left Axis) BI Rate (Right Axis) Sk. Bunga Deposito (Right Axis)

13.0

13.5

14.0

14.5

15.0

15.5

16.0

16.5

17.0

17.5

Jan

Feb

Mar

April

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

2010 2011

Modal Kerja Investasi Konsumsi

suku bunga deposito, sehingga kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan terhadap

kenaikan suku bunga pinjaman.

Berdasarkan data yang bersumber dari Bank Indonesia Manado, sampai dengan akhir Juni

2011, rata-rata tingkat suku bunga kredit tercatat sebesar 14,01%. Menurut jenis

penggunaannya, rata-rata tingkat suku bunga kredit modal kerja mencapai 13,56% per

tahun, rata-rata kredit investasi sebesar 13,95% per tahun dan rata-rata kredit konsumsi

sebesar 14,37% per tahun.

Sementara itu, pergerakan tingkat suku bunga deposito menunjukkan perkembangan yang

tidak jauh berbeda. Sampai dengan Juni 2011, rata-rata tingkat suku bunga deposito 1

bulan tercatat sebesar 6,76%, mengalami peningkatan terbatas sepanjang Januari-Juni

2011.

3.3.2. Penyerapan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan di wilayah Sulawesi Utara pada

triwulan II-2011 menunjukan pertumbuhan positif sebesar 18,83% (yoy) menjadi Rp12.601

miliar. Berdasarkan jenis simpanannya, kenaikan dana terutama terjadi pada tabungan yang

tumbuh 27,39% (yoy) kemudian disusul oleh deposito sebesar 14,68% (yoy) dan giro

sebesar 6,94% (yoy). Terjadinya pertumbuhan penghimpunan DPK mengindikasikan

terdapatnya kelebihan likuiditas di masyarakat yang mampu diserap oleh bank. Selain itu,

mulai meningkatnya budaya menabung masyarakat Sulut sebagai dampak dicanangkannya

program TabunganKu dan Gerakan Siswa Menabung (GSM) diperkirakan turut andil dalam

Sumber: Bank Indonesia Manado

Grafik 3.3. Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Kredit, Deposito dan BI Rate (%)

Grafik 3.4. Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Kredit

Menurut Jenis Penggunaan (%)

Sumber: Bank Indonesia Manado

Page 46: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

45

Grafik 3.7. Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Bank Penghimpun (Rp. Miliar)

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Giro Deposito Tabungan

pertumbuhan DPK. Sampai dengan Juni 2011, jumlah DPK yang berhasil dihimpun melalui

program TabunganKu tercatat Rp.85,03 miliar dengan jumlah rekening 37.418

Menurut pangsanya, penempatan dana dalam sistem perbankan masih didominasi oleh

jenis simpanan tabungan sebesar 48,24% dari total keseluruhan Dana Pihak Ketiga (DPK),

disusul kemudian deposito (33,60%) dan giro (18,16%).

Berdasarkan kelompok banknya, bank pemerintah menyerap 65,01% dari total DPK

sedangkan sisanya dihimpun oleh bank swasta (34,99%). Berdasarkan laju

pertumbuhannya, dana di bank pemerintah berhasil tumbuh 17,18% (yoy) sedangkan dana

di bank swasta tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 22,03% (yoy).

Grafik 3.6. Share Dana Pihak Ketiga (DPK)

Grafik 3.5. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (Rp. Miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Bank Pemerintah Bank Swasta

18.16%

33.60%

48.24%

Giro Deposito Tabungan

Page 47: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

46

Tabel 3.2. Perkembangan Sebaran DPK per Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Minahasa 833 827 794 686 841 905 923 800 1,000 1,067

Bolmong 553 669 697 632 795 885 948 891 1,011 1,047

Sangihe Talaud 440 473 575 488 559 594 680 614 736 763

Manado 6,443 6,835 6,989 7,509 7,320 7,520 7,830 8,375 8,275 8,890

Bitung 639 642 669 673 705 701 734 748 775 834

Total 8,907 9,448 9,725 9,987 10,220 10,604 11,114 11,428 11,797 12,601

Sebaran DPK20112009 2010

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Bitung 639 642 669 673 705 701 734 748 775 834

Manado 6,4 6,8 6,9 7,5 7,3 7,5 7,8 8,3 8,2 8,8

Sangihe Talaud 440 473 575 488 559 594 680 614 736 763

Bolmong 553 669 697 632 795 885 948 891 1,0 1,0

Minahasa 833 827 794 686 841 905 923 800 1,0 1,0

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

Bitung Manado Sangihe Talaud Bolmong Minahasa

Berdasarkan wilayah penghimpunan dananya, dari keseluruhan total dana pihak ketiga

yang dihimpun, sebesar 70,55% atau Rp8.890 miliar berasal dari bank-bank yang berlokasi

di Manado, selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Minahasa (8,47%), Kabupaten Bolaang

Mongondow (8,31%), Kota Bitung (6,62%), dan Kabupaten Sangihe Talaud (6,05%).

Berdasarkan wilayah administratifnya, DPK yang berhasil dihimpun pada triwulan laporan

seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif jika

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi dialami

oleh Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud sebesar 28,36% (yoy). Selanjutnya Kota Bitung,

Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Manado, dan Kabupaten Minahasa tumbuh

masing-masing sebesar 19,10% (yoy), 18,39% (yoy), 18,22% (yoy) dan 17,86% (yoy).

Grafik 3.9. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan

Kab/Kota (%)

Grafik 3.8. Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan

Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado Sumber: Bank Indonesia Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado

0 10 20 30 40 50

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung

Q2-10 Q4-10 Q2-11

Page 48: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

47

Grafik 3.11. Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

(Rp. Miliar)

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

gModal Kerja (%) gInvestasi (%)

gKonsumsi (%) gTotal Kredit (%)

- 2,000 4,000 6,000 8,000

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

2010

2011

Investasi

Modal Kerja

Konsumsi

3.3.3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Pada triwulan II-2011 pertumbuhan kredit bank umum konvensional di Sulawesi Utara lebih

didorong oleh kredit investasi dan konsumsi. Kredit secara umum tercatat Rp.13.958 miliar

atau tumbuh 21,83% (yoy), lebih tinggi apabila dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat mengalami pertumbuhan 19% (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit paling signifikan dialami oleh kredit

investasi yang mencapai jumlah Rp2.015 miliar atau tumbuh 82,88% (yoy). Sementara itu,

untuk jenis kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing sebesar Rp4.580 miliar

dan Rp7.363 miliar atau tumbuh 24,64% (yoy) dan 10,22% (yoy). Tingginya pertumbuhan

kredit investasi dan modal kerja pada periode laporan diperkirakan didorong oleh

pembangunan infrastruktur penunjang serta sarana dan prasarana daerah yang terus

ditingkatkan telah mendorong minat pelaku usaha untuk melakukan investasi di Sulawesi

Utara. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja yang lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan kredit secara umum.

Berdasarkan strukturnya, pangsa kredit konsumsi menempati urutan pertama sebesar

52,75% dari total kredit yang disalurkan. Selanjutnya pangsa kredit modal kerja tercatat

sebesar 32,81%, kemudian diikuti oleh kredit investasi dengan pangsa sebesar 14,44%.

Mendominasinya share kredit konsumsi dibandingkan jenis kredit lainnya searah dengan

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang terutama didorong oleh aktivitas konsumsi.

Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit produktif selama triwulan ini sebagian

besar ditujukan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dengan pangsa sebesar

29,47% dari total kredit. Sementara itu, berdasarkan kelompok bank, sampai dengan

triwulan laporan, bank umum pemerintah mendominasi penyaluran kredit dibandingkan

Grafik 3.10. Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan (%)

Sumber: Bank Indonesia Manado Sumber: Bank Indonesia Manado

Page 49: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

48

57.85%29.47%

3.08%2.95% 6.65%

Lainnya (Konsumsi)

Perdagangan, Hotel & Restoran

Konstruksi

Jasa Dunia Usaha

Sektor Lainnya

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Sangihe Talaud Bitung Bolmong Minahasa Manado - 10 20 30 40

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

BitungQ2 2010

Q4 2010

Q2 2011

dengan bank umum swasta nasional. Kelompok bank pemerintah berhasil menyalurkan

Rp10.596 miliar atau mencapai pangsa pasar 75,91% sedangkan sisanya disalurkan oleh

kelompok bank swasta sebesar Rp3.362 miliar dengan pangsa pasar 24,09% dari total

kredit.

Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari total kredit sebesar Rp13.958 miliar, tercatat

64,34% atau sebesar Rp8.980 miliar disalurkan di wilayah Kota Manado. Selanjutnya diikuti

oleh Kabupaten Minahasa dengan pangsa pasar sebesar 13,05% (Rp1.822 miliar),

Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 10,11% (Rp1.411 miliar), Kabupaten Sangihe

Talaud sebesar 6,2% (Rp.865 miliar) dan Kota Bitung sebesar 6,3% (Rp.879 miliar).

Sumber: Bank Indonesia Manado Sumber: Bank Indonesia Manado

Grafik 3.13. Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

Grafik 3.12. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Grafik 3.15.

Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (%)

Grafik 3.14.

Komposisi Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Bank Swasta Bank Pemerintah

Page 50: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

49

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Kredit Umum Kredit UMKM

Berdasarkan laju pertumbuhan kreditnya, wilayah dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi

dialami Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 24,22% (yoy) sedangkan yang terendah adalah

Kabupaten Bolmong 19,21% (yoy). Sementara itu Kabupaten Minahasa, Kota Manado dan

Kota Bitung masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 23,36% (yoy), 21,9% (yoy)

dan 21,83% (yoy).

3.3.4. Kredit MKM

Pertumbuhan kredit MKM (Mikro, Kecil dan Menengah) yang disalurkan oleh bank umum

konvensional di Sulawesi Utara mengalami peningkatan. Hal ini mencerminkan

keberpihakan perbankan terhadap UMKM. Sampai dengan triwulan II-2011, posisi kredit

MKM tercatat Rp11.757 miliar atau tumbuh 24,97% (yoy). Jika dilihat berdasarkan

skalanya, kredit kecil (di atas Rp50 juta namun di bawah Rp500 juta) memiliki pangsa

terbesar yakni 63,14%, kredit menengah (di atas Rp500 juta namun di bawah Rp5 miliar)

pangsanya mencapai 26,19%, dan sisanya 10,66% merupakan kredit mikro (di bawah

Rp50 juta).

Sementara itu, jika dilihat tren pertumbuhan laju kredit MKM pada grafik 3.16, nampak

bahwa pada triwulan laporan, persentase pertumbuhan kredit MKM mengalami penurunan

yang cukup signifikan menjadi 24,97% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu

(52,10%). Penurunan pertumbuhan kredit MKM disebabkan oleh perubahan definisi kredit

MKM dari Bank Indonesia yang mulai diimplementasikan oleh bank pelapor melalui Laporan

Bulanan Bank Umum (LBU) pada pertengahan tahun 2009. Sebelum adanya perubahan

definisi kredit ini, bank pelapor masih memasukkan data kredit konsumsi kedalam

komponen kredit MKM. Dalam masa transisi, beberapa bank pelapor telah menghilangkan

kredit konsumsi dari komponen kredit MKM sehingga jika dilakukan perbandingan dengan

data sebelumnya akan menghasilkan penurunan laju pertumbuhan.

Grafik 3.16. Laju Pertumbuhan Kredit UMKM dan Total Kredit (%)

Sumber: Bank Indonesia Manado

Page 51: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

50

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Mikro Kecil Menengah

Jika melihat pangsa kredit MKM terhadap penyaluran kredit perbankan secara keseluruhan

pada triwulan II-2011, pangsa kredit MKM tercatat 84.23%, lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 82,12% (yoy). Kenaikan pangsa kredit MKM

ditopang oleh semakin membaiknya kualitas kredit yang disalurkan tercermin dari rasio Non

Performing Loan (NPL) sebesar 3,47% pada akhir triwulan II tahun 2011.

3.4 STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Stabilitas sistem perbankan di Sulawesi Utara relatif terkendali. Non Performing Loans (NPLs)

relatif terjaga, berada pada tingkat dibawah batas ketentuan BI yaitu 5%. Sementara itu,

aspek penyerapan dana yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level

sedikit diatas 100%. Sedangkan volatilitas kurs diperkirakan tidak akan berdampak besar

terhadap risiko pasar, karena paparan tehadap transaksi valuta asing yang tidak tinggi.

Sementara itu, perkembangan indikator lainnya (Kelonggaran tarik, NIM, ROA dan BOPO)

menunjukkan perkembangan yang positif.

3.4.1 Risiko Kredit

Pada triwulan II-2011 risiko kredit perbankan Sulawesi Utara masih terkendali yang

tercermin dari indikator Non Performing Loans (NPLs) dan konsentrasi kredit secara

keseluruhan. Ratio NPLs (bruto) tetap terjaga pada level dibawah batas yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia (5%) tercatat sebesar 3.47%. Dengan nilai NPLs yang relatif terjaga maka

terdapat peluang untuk terus meningkatkan kinerja penyaluran kredit, terutama pada

sektor-sektor yang produktif. Lebih lanjut, terdapat penurunan NPLs pada hampir semua

sektor ekonomi terutama pada sektor pertanian. Hal ini tidak lepas dari upaya-upaya

Grafik 3.18. Non Performing Loan Kredit UMKM (Rp. Miliar)

Grafik 3.17. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Rp. Miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado Sumber: Bank Indonesia Manado

- 50 100 150 200

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

2009

2010

2011

Menengah

Kecil

Mikro

Page 52: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

51

0.00

4.00

8.00

12.00

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kredit (Rp miliar)

NPL (%)

perbankan dalam perbaikan kualitas kredit. Selain itu, perbaikan kualitas kredit pertanian

pada triwulan laporan diperkirakan merupakan dampak membaiknya kemampuan debitur

dalam mengembalikan pinjamannya seiring dengan naiknya harga beberapa komoditi

perkebunan seperti cengkih, kopra dan pala.

Sementara itu, apabila dilihat dari indikator konsentrasi kredit secara keseluruhan, dapat

terlihat bahwa sebagian besar kredit disalurkan pada sektor yang memiliki tingkat NPL yang

relatif rendah yakni sektor lainnya (Konsumsi) dengan pangsa mencapai 57,85% dari total

kredit memiliki tingkat NPL sebesar 2,2%.

3.4.2 Risiko Likuiditas

Indikator risiko likuiditas perbankan Sulawesi Utara, yaitu konsentrasi jangka waktu sumber

dana dan tingkat Loan Deposit Ratio (LDR) menunjukkan bahwa risiko likuiditas pada

triwulan laporan cukup terkendali, walaupun perlu terus mendapat perhatian.

Dilihat berdasarkan konsentrasi jangka waktu sumber pembiayaannya, Dana Pihak Ketiga

(DPK) di Sulawesi Utara cenderung didominasi oleh dana-dana jangka pendek (tabungan)

yang berpotensi menciptakan maturity mismatch karena kredit yang disalurkan perbankan

jangka waktunya relatif lebih panjang daripada penempatan dana masyarakat. Kondisi ini

perlu dikelola dengan baik oleh perbankan, dimana perbankan dituntut untuk mampu

memproyeksikan profil DPK-nya.

Selanjutnya angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan tercatat 110,76%,

meningkat dari posisinya di periode yang sama tahun lalu sebesar 108,04%. Perlu digaris

Grafik 3.19. Kredit & NPLs Sektoral Tw. II-2011

Keterangan : 1 = Pertanian 2 = Pertambangan 3 = Industri 4 = Listrik, Gas, dan Air Bersih 5 = Konstruksi 6 = PHR 7 = Transportasi&Komunikasi 8 = Jasa-jasa 9 = Lainnya (Konsumsi)

Sumber: Bank Indonesia Manado

Page 53: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

52

- 50 100 150 200 250

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q2 2010

Q4 2010

Q2 2011

bawahi bahwa perhitungan LDR ini hanya membagi jumlah total kredit yang disalurkan

dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh perbankan. Meningkatnya

rasio LDR ini disebabkan karena pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan DPK yang berhasil dihimpun bank.

Berdasarkan wilayah administratifnya, rasio LDR

terendah dialami oleh Kota Manado sebesar

101,02%. Sedangkan LDR tertinggi dicapai oleh Kabu

paten Minahasa sebesar 170,77%, disusul kemudian

berturut-turut oleh Kabupaten Bolaang Mongondow

sebesar 134,68%, Kabupaten Sangihe Talaud sebesar

113,46%, dan Kota Bitung sebesar 105,40%.

Tingginya rasio LDR di wilayah-wilayah tersebut

mengindikasikan bahwa wilayah tersebut merupakan

kawasan yang sedang berkembang dan

membutuhkan banyak kucuran dana, yang diantaranya

diperoleh dari penyaluran kredit oleh perbankan di wilayah tersebut.

3.4.3 Risiko Pasar

Risiko pasar yang dihadapi oleh perbankan Sulawesi Utara relatif terkendali yang tercermin

dari rendahnya tingkat fluktuasi suku bunga, meskipun ada sedikit peningkatan suku bunga

akibat kenaikan BI Rate, namun dampak dari kenaikan ini relatif kecil. Sementara itu,

volatilitas kurs diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap kinerja perbankan

Sulawesi Utara, karena minimnya transaksi valuta asing di perbankan Sulawesi Utara.

3.4.4 Indikator perbankan lainnya

Rasio Kelonggaran Tarik Kredit

Perkembangan rasio kelonggaran tarik kredit bank umum pada triwulan II-2011

memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan. Tercatat rasio kelonggaran tarik pada

Juni 2011 sebesar 2,43%, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat 2,15%. Hal ini mencerminkan bertambahnya jumlah kredit yang

tidak dicairkan oleh nasabah, sehingga risiko idle money pada perbankan Sulawesi Utara

lebih besar.

Grafik 3.20.

Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan

Kabupaten/Kota

Sumber: Bank Indonesia Manado

Page 54: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

53

Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) didefinisikan sebagai salah satu indikator penilaian terkait

kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Berdasarkan neraca konsolidasi bank umum,

saldo bersih pendapatan bunga setelah dikurangi biaya bunga atau yang biasa disebut Net

Interest Margin (NIM) pada triwulan laporan menunjukkan angka yang positif sebesar

Rp827 miliar, mengalami peningkatan bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang

tercatat Rp730 miliar.

Rasio BOPO

Rasio BOPO menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Rasio BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak efisien. Sampai dengan

triwulan laporan, tingkat efisiensi operasional perbankan meningkat yang tercermin dari

penurunan rasio BOPO bank umum dari 77,08% pada triwulan yang sama tahun

sebelumnya menjadi 72,06% pada triwulan laporan. Hal ini dapat diartikan bahwa bank

sudah lebih efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Kondisi ini patut

dipertahankan secara berkesinambungan terutama dalam menjaga daya saing perbankan

nasional dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu rasio yang mengukur kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dengan aset yang dimilikinya. Sampai dengan triwulan II-2011, rasio

ROA bank umum tercatat sebesar 2,2%, mengalami peningkatan bila dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,96%. Peningkatan rasio ROA ini

didorong oleh tingginya presentase kenaikan total aset yang mampu dikelola dengan baik

oleh bank untuk menghasilkan laba.

Grafik 3.22. Net Interest Margin Bank Umum

(Rp Miliar)

Grafik 3.21. Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum

Sumber: Bank Indonesia Manado Sumber: Bank Indonesia Manado

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2010

Plafond 10,1 10,6 11,0 11,7 13,1 13,6 14,0 14,9 15,4 16,3

Outstanding 9,09 9,62 10,0 10,4 10,8 11,4 11,9 12,6 12,9 13,9

Rasio UL (%) 6.20 5.50 5.38 6.31 2.32 2.15 2.62 2.50 2.62 2.43

-

1

2

3

4

5

6

7

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

%Rp Miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Pend.Bunga 363 748 1,1 1,5 490 1,0 2,0 2,0 576 1,1

Biaya Bunga 78 235 348 456 134 276 426 589 162 332

NIM 285 513 805 1,1 356 730 1,5 1,5 414 827

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Page 55: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

54

Grafik 3.24.

Return On Asset Bank Umum

Grafik 3.23.

Rasio Biaya dan Pendapatan Operasional Bank Umum

3.5 PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

Secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan

mengalami pertumbuhan positif. Total aset bank umum syariah secara tahunan, sampai

dengan posisi Juni 2011 meningkat signifikan sebesar 65,87% (yoy), sejalan dengan

pertumbuhan kredit sebesar 53,33%. Sementara itu DPK yang tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 47,34% (yoy) pada triwulan laporan. Dengan kondisi tersebut,

Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat dari 205,91% pada triwulan II-2010 menjadi

sebesar 214,20% pada triwulan II-2011. Kedepan, diperlukan upaya penguatan inovasi

produk dan infrastruktur industri serta penguatan sumber daya manusia dalam rangka

meningkatkan kinerja perbankan syariah.

Sumber: Bank Indonesia Manado Sumber: Bank Indonesia Manado

Tabel 3.3. Indikator Utama Perbankan Syariah di Sulawesi Utara (Rp miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

BO 322 683 997 1,3 377 847 1,2 1,6 421 921

PO 423 880 1,3 1,8 538 1,0 1,6 2,2 632 1,2

Rasio 76. 77. 73. 71. 70. 77. 71. 70. 66. 72.

60

62

64

66

68

70

72

74

76

78

80

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500 %Rp Miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Aset (Rp Juta) - Left Axis 13,635 14,235 14,860 14,769 15,114 15,928 16,695 17,504 17,984 19,202

L/R (Rp Juta) - Right Axis 134 253 459 428 167 313 534 527 212 423

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Asset 129.31 142.58 149.30 161.37 165.76 199.25 288.12 304.69 331.31 330.49

DPK 155.29 167.43 164.40 94.68 83.20 90.29 104.37 125.46 128.38 133.03

Giro 11.94 13.78 14.80 13.71 7.89 9.10 11.85 13.81 13.12 12.14

Tabungan 91.70 101.52 98.27 61.22 50.51 59.52 67.33 79.98 76.95 34.87

Deposito 51.65 52.12 51.33 19.76 24.80 21.68 25.20 31.67 38.30 86.02

Kredit 120.94 134.27 139.50 145.25 150.07 185.92 217.44 240.06 246.04 285.07

Modal Kerja 114.90 127.07 129.54 133.15 135.83 170.57 199.82 215.85 217.87 243.62

Investasi 2.41 2.74 2.73 2.84 2.99 3.33 3.55 3.60 3.62 3.96

Konsumsi 3.63 4.45 7.23 9.26 11.25 12.02 14.07 20.61 24.55 37.49

FDR (%) 77.88 80.19 84.85 153.41 180.37 205.91 208.33 191.35 191.65 214.29

20112009 2010

Page 56: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

55

Tabel 3.4. Indikator Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sulawesi Utara (Rp. Miliar)

Sumber: Bank Indonesia Manado

3.6 PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan

positif yang tercermin dari pertumbuhan aset, DPK dan kredit. Namun demikian, hal ini

tidak diikuti dengan perbaikan kualitas kredit dan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR).

Aset BPR pada Juni 2011 mengalami pertumbuhan positif sebesar 64,35% (yoy), menjadi

Rp496,2 miliar. Pertumbuhan aset BPR pada periode laporan terutama didorong oleh

pertumbuhan kredit tercatat 66,58% atau mencapai Rp383,6 miliar. Secara sektoral,

kredit terutama disalurkan pada sektor lain-lain (konsumsi) dengan pangsa 77,02% dan

sektor jasa-jasa dengan pangsa 8,77%. Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar

kredit yang disalurkan BPR merupakan kredit konsumsi dengan pangsa mencapai 72,23%

dari total kredit. Hal ini diperkirakan tidak lepas dari kegiatan konsumsi masih menjadi

lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah disamping meningkatnya aktivitas ekonomi

khususnya di sektor konsumsi yang didorong oleh kenaikan pendapatan sebagian besar

masyarakat di Sulawesi Utara.

Sejalan dengan hal tersebut, DPK juga mengalami pertumbuhan positif sebesar

57,10%(yoy), menjadi Rp348,50 miliar. Berdasarkan komponen pembentuknya, deposito

masih mendominasi DPK BPR dengan pangsa 76,88%. Pertumbuhan DPK BPR jauh lebih

tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan DPK bank umum. Hal ini diduga terkait

dengan masih relatif lebih menariknya suku bunga simpanan di BPR dibandingkan suku

bunga perbankan. Melihat kondisi tersebut, diperlukan perhatian lebih pada penataan

ulang efisiensi BPR, terutama bagaimana dapat menekan suku bunga pinjaman yang saat ini

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Aset 207.9 220.4 237.8 241.1 272.0 301.9 334.3 402.0 430.6 496.2 64.35%

DPK 153.0 160.3 171.5 170.9 192.8 221.8 255.0 281.8 308.4 348.5 57.10%

Deposito 108.8 113.1 120.3 119.7 135.7 155.2 189.7 207.0 236.5 267.9 72.70%

Tabungan 44.2 47.2 51.2 51.3 57.0 66.7 65.4 74.8 71.9 80.6 20.82%

Kredit 163.7 181.5 195.6 202.7 212.3 230.3 246.8 288.3 322.5 383.6 66.58%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 39.6 45.7 51.0 54.4 56.4 63.3 74.1 81.9 104.4 92.4 45.85%

Investasi 14.5 13.5 13.4 13.5 13.1 14.1 12.3 10.9 15.7 14.1 0.61%

Konsumsi 109.5 122.3 131.2 134.8 142.8 152.9 160.5 195.5 202.4 277.1 81.24%

Sektoral

Pertanian 3.1 3.2 3.9 4.4 4.8 4.5 4.8 4.4 4.5 4.7 2.59%

Perindustrian 0.5 0.6 0.5 0.6 0.6 0.7 0.9 3.9 5.4 3.6 398.32%

PHR 28.1 28.2 31.6 31.7 34.1 37.8 41.4 43.8 41.8 46.2 22.23%

Jasa-jasa 14.3 15.1 18.1 16.2 18.6 18.5 20.5 18.7 53.6 33.6 81.54%

Lain-lain 117.7 134.4 141.5 149.8 154.2 168.6 179.2 217.5 217.2 295.4 75.18%

LDR (Persen) 107.0 113.2 114.0 118.6 110.1 103.8 96.8 102.3 104.6 110.1

NPL (Persen) 3.5 3.2 3.3 2.9 3.4 3.8 4.4 4.2 4.7 3.8

Y.o.YKomponen2009 2010 2011

Page 57: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

56

berada pada tingkat yang cukup tinggi akibat tingginya suku bunga sumber dana

pembiayaan BPR.

Rasio LDR mengalami peningkatan dari 103,80% pada triwulan II-2010 menjadi 110.1%

pada triwulan laporan. Kualitas kredit BPR membaik seperti yang ditunjukkan oleh tren

penurunan persentase kredit bermasalah (NPL gross) menjadi 3,8% pada triwulan II-2011.

Page 58: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

57

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen untuk mengatur

pengeluaran dan pendapatan pemerintah daerah dalam rangka membiayai pelaksanaan

kegiatan pemerintahan dan pembangunan, meningkatkan output, mencapai pertumbuhan

dan stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara

umum. Selain itu, APBD merupakan kebijakan operasional yang menjadi turunan dari

strategi pembangunan pemerintah daerah yang telah ditetapkan, sehingga dapat terlihat

arah keberpihakan pemerintah daerah. APBD seharusnya menggambarkan angka-angka

ekonomis yang mencerminkan kebutuhan masyarakat untuk memecahkan masalah dan

meningkatkan kesejahteraannya. Pada hakikatnya anggaran daerah merupakan alat untuk

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.

Pembahasan dan analisa kinerja APBD dalam laporan ini meliputi perkembangan kinerja

anggaran pemerintah daerah di tingkat Provinsi, sedangkan kinerja anggaran untuk 15

Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Utara belum dapat tersajikan dalam laporan karena

terkendala oleh keterbatasan data yang diperoleh.

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2011 khususnya

Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) mencapai Rp5,67 Triliun atau

naik 12,05% dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen penyusunnya,

kenaikan transfer dana dari pemerintah pusat terutama berasal dari DAU yang naik 10,72%

(yoy), mencapai Rp4,96 triliun. Sejalan dengan itu, DAK juga mengalami peningkatan

1,33% (yoy) atau mencapai Rp709,18 miliar pada periode laporan.

Tabel 4.1.

Perkembangan Transfer Dana Pusat Ke Prov/Kab/Kota di Wilayah Sulawesi Utara

Dana Alokasi Umum (DAU) 3,071,594 3,427,845 4,059,322 4,431,419 4,963,779

Dana Alokasi Khusus (DAK) 501,621 673,556 887,196 699,748 709,185

TOTAL 3,573,215 4,101,401 4,946,518 5,131,167 5,672,964

Dana 2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Page 59: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

58

4.1. Dana Perimbangan di Sulawesi Utara

Alokasi dana perimbangan yang terdiri atas Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi

Khusus (DAK) dari pemerintah pusat bagi Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara Tahun

2011 meningkat sebesar 12,05% dibandingkan dengan Tahun 2010. Secara agregat,

jumlah alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat ke provinsi, kabupaten dan kota di

Sulawesi Utara mencapai Rp5,67 triliun. Seluruh Kabupaten/Kota bahkan di tingkat Provinsi

di Tahun 2011 mengalami peningkatan alokasi anggaran dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan alokasi dana perimbangan di masing-masing kabupaten/kota/provinsi di Tahun

2011, Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan alokasi terbesar yakni Rp648,99 miliar dengan

pangsa 11,44%. Berikutnya adalah Kota Manado sebesar Rp525,41 miliar dengan pangsa

9,26% dari total anggaran, Kabupaten Minahasa sebesar Rp.460,14 miliar dengan pangsa

8,11% dan Kabupaten Sangihe sebesar Rp382,78 miliar dengan pangsa 6,75%. Alokasi

dana terendah diperoleh oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan pangsa

4,21% dari total dana perimbangan atau sebesar Rp238,56 milliar.

Tabel 4.2. Dana Perimbangan ke Prov/Kab/Kota di Wilayah Sulawesi Utara

Sumber : BAPPEDA Sulut, diolah

2010 2011 2010 2011Sulawesi Utara 17,439 29,288 558,635 619,711 Bolaang Mongondow 42,412 52,681 295,800 320,510 Minahasa 41,869 50,652 374,744 409,491 Sangihe 56,607 60,702 286,315 322,079 Bitung 25,800 28,000 274,296 304,672 Manado 28,014 42,959 420,481 482,454 Kepualuan Talaud 45,112 45,301 256,908 278,873 Minahasa Selatan 44,944 43,241 289,949 331,072 Tomohon 20,799 34,560 219,721 247,394 Minahasa Utara 39,959 47,726 266,587 307,575 Kotamobagu 45,704 27,514 201,553 223,190 Bolaang Mongondow Utara 43,760 45,454 208,127 228,525 Kepualuan Sitaro 40,859 46,520 222,678 256,258 Minahasa Tenggara 35,234 44,095 220,929 254,096 Bolmong Timur 53,204 56,185 161,164 182,376 Bolmong Selatan 46,889 54,309 176,192 195,503 TOTAL 628,605 709,185 4,434,079 4,963,779

DAKDaerah

DAU

Page 60: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

59

11.38%

6.68%

8.23%

6.77%

5.93%

8.86%5.97%

6.61%4.75%

6.06%

4.88%

4.98%

5.21%

5.06%

4.23%4.41%

Provinsi Bolmong

Minahasa Sangihe

Bitung Manado

Kep. Talaud Minsel

Tomohon Minut

Kotamobagu Bolmut

Kep. Sitaro Minteng

Boltim Bolsel

11.44%

6.58%

8.11%

6.75%

5.86%

9.26%5.71%

6.60%4.97%

6.26%

4.42%

4.83%

5.34%

5.26%

4.21%4.40%

Provinsi Bolmong

Minahasa Sangihe

Bitung Manado

Kep. Talaud Minsel

Tomohon Minut

Kotamobagu Bolmut

Kep. Sitaro Minteng

Boltim Bolsel

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

DAU

DAK

Dana Perimbangan

Berdasarkan komponennya, alokasi dana perimbangan di masing – masing kabupaten/kota

di Sulawesi Utara pada APBD Tahun 2011 sebagian besar berasal dari Dana Alokasi Umum

dengan pangsa mencapai 87,50%.

4.2. APBD di Tingkat Provinsi

Kapasitas fiskal Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya. Peningkatan terutama berasal dari pendanaan transfer pemerintah pusat ke

daerah (dana perimbangan). Total realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

pada triwulan II-2011 telah mencapai Rp642,97 miliar. Jika melihat persentase realisasinya,

realisasi pendapatan pada triwulan laporan hanya tercatat sebesar 51% dari total target

pendapatan tahun 2011, lebih rendah dibandingkan realisasi pendapatan pada periode

yang sama tahun lalu yang mencapai 53%.

Grafik 4.1. Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2010

Grafik 4.2. Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2011

Grafik 4.3. Rincian Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2011

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Sumber: BAPPEDA Sulut, diolah Sumber: BAPPEDA Sulut, diolah

Sumber: BAPPEDA Sulut, diolah

Page 61: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

60

Tabel 4.3. Kinerja APBD Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2011

Di sisi belanja, Provinsi Sulawesi Utara menganggarkan dana yang cukup besar. Alokasi

belanja Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar Rp1,29 triliun atau meningkat 8,27% dari

tahun sebelumnya. Namun demikian, peningkatan alokasi belanja ini tidak diikuti dengan

peningkatan realisasinya. Pada triwulan II-2011 realisasi belanja pemerintah tercatat hanya

mencapai 35,3%, sama dengan realisasi pada triwulan II-2010.

4.2.1. Pendapatan Daerah di Tingkat Provinsi

Secara umum, target pendapatan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengalami

peningkatan dari Rp1,11 triliun pada triwulan II-2010 menjadi Rp1,26 triliun pada triwulan

II-2011. Berdasarkan 3 (tiga) komponen pembentuknya yakni Pendapatan Asli Daerah

(PAD), pendapatan transfer dan pendapatan lainnya (hibah), pendapatan transfer

merupakan komponen terbesar sumber pendapatan daerah (64,1%). Hal ini menandakan

kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat Sulawesi Utara sebagian besar masih digerakkan

oleh dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat.

Sementara itu jika melihat sisi PAD, kontribusi PAD terhadap total pendapatan 2011 hanya

tercatat sebesar 35,9%. Sumber utama PAD masih berasal dari penerimaan pajak (90,75%)

sedangkan sisanya dalam bentuk retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain.

Pemulihan perekonomian dan meningkatnya kepercayaan konsumen atas kondisi

perekonomian yang ditunjukkan oleh tingginya penjualan kendaraan bermotor, maraknya

pembangunan pusat perbelanjaan turut menyumbang pendapatan melalui komponen pajak

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

I Pendapatan 1,112,727 589,394 53.0 1,259,702 642,986 51.0

Pendapatan Asli Daerah 389,762 199,718 51.2 451,755 244,235 54.1

Pendapatan Transfer 631,074 356,875 56.6 807,647 398,621 49.4

Lain-lain PAD yang Sah 91,890 32,801 35.7 300 129 43.1

II Belanja 1,198,753 423,568 35.3 1,297,908 457,810 35.3

Belanja Operasi 869,647 349,867 40.2 892,324 331,306 37.1

Belanja Modal 189,039 32,634 17.3 223,584 60,777 27.2

Belanja Tidak Terduga 2,500 405 16.2 10,000 300 3.0

Transfer (Ke Kab/Kota/Desa) 137,566 40,662 29.6 172,000 65,427 38.0

III Pembiayaan 86,026 (215,000) 38,207 185,176

Penerimaan Daerah 388,026 39,000 10.1 40,207 0 0.0

- SILPA 88,026 - - 40,207 - -

Pengeluaran Daerah 302,000 254,000 84.1 2,000 0 0.0

Realisasi APBD

Tw. II-2010APBD 2011

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2011No UraianAPBD-P 2010

(Rp Juta)

Page 62: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

61

Tabel 4.4. Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2011

dan retribusi daerah. Realisasi PAD pada triwulan laporan juga tercatat lebih baik (54,1%)

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (51,2%).

4.2.2. Belanja Daerah di Tingkat Provinsi

Total belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD 2011 adalah sebesar Rp1,29 triliun,

mengalami peningkatan dibandingkan total belanja pada APBD-P 2010 sebesar Rp1,12

triliun. Namun, peningkatan pada alokasi anggaran belanja ini tidak diikuti dengan

peningkatan realisasinya. Sampai dengan triwulan II-2011 realisasi belanja tercatat sebesar

35,3% dari total anggaran atau tidak terdapat perubahan dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun sebelumnya.

Menurut komponen pembentuknya, belanja Provinsi didominasi oleh belanja operasional

dengan pangsa 68,8% atau mencapai Rp892,32 miliar, sisanya bersumber dari belanja

modal (17,2%), transfer (13,3%) dan belanja tidak terduga (0,8%). Sampai dengan

triwulan II-2011 realisasi belanja operasional hanya mencapai 37,1% atau sebesar Rp331,31

miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan II-2010 yang tercatat sebesar 40,2% (Rp349,87

miliar).

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

PENDAPATAN 1,112,727 589,394 53.0 1,259,702 100.0 642,986 51.0

Pendapatan Asli Daerah 389,762 199,718 51.2 451,755 35.9 244,235 54.1

- Pajak Daerah 349,132 172,510 49.4 409,963 90.7 232,150 56.6

- Retribusi Daerah 11,195 4,880 43.6 6,591 1.5 3,125 47.4

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 13,554 13,484 99.5 20,000 4.4 - -

- Lain-lain 15,882 8,845 55.7 15,200 3.4 8,960 58.9

Pendapatan Transfer 722,965 356,875 49.4 807,647 64.1 398,621 49.4

- Dana Bagi Hasil Pajak 54,035 25,032 46.3 54,035 6.7 79,773 147.6

- Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 965 534 55.3 965 0.1 206 21.3

- Dana Alokasi Umum 558,635 325,956 58.3 619,711 76.7 309,856 50.0

- Dana Alokasi Khusus 17,439 5,353 30.7 29,288 3.6 8,786 30.0

Lain-lain Pendapatan yang Sah 91,890 32,801 35.7 103,947 8.3 129 0.1

UraianAPBD-P 2010

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2010 APBD 2011

(Rp Juta)

Proporsi

APBD 2011

(%)

Realisasi APBD

Tw. II-2011

Page 63: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

62

Tabel 4.5. Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2011

Tabel 4.6. Proyek Penataan Kawasan Sulut 2011

Berbeda dengan realisasi belanja operasional yang mengalami penurunan, realisasi belanja

modal pada triwulan laporan mengalami peningkatan dari 17,3% pada triwulan II-2010

menjadi 27,2% pada triwulan laporan. Peningkatan belanja modal ini sejalan dengan

realisasi proyek fisik pemerintah seperti pembangunan/perbaikan jalan, irigasi dan lainnya

yang telah berjalan.

No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 Dukungan PSD Tradisional Minahasa (Kampung Jawa) 735.636.000

2 Revitalisasi Kawasan Pantai Malalayang 680.000.000

3 Revitalisasi Kawasan Jalan Lembong 996.667.000

4 Revitalisasi Kawasan Tenda Biru Bitung 924.000.000

5 Revitalisasi Kawasan Kantor Bupati Minut 915.582.000

6 Revitalisasi Kawasan Ranapayo Minsel 937.440.000

7 Revitalisasi Kawasan Kelurahan Tidore, Tahuna 914.885.000

8 Penataan RTH Lap. Boki Hotinimbang, Kotamobagu 730.162.000

9 Penataan RTH Lap. Manguni Sasaran, Tondano 720.129.000

10 Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RIK) Manado 1.310.000.000

11 Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RIK) Bitung 1.285.540.000

Jika dilihat lebih jauh lagi, dibandingkan dengan tahun 2010 proposi antara belanja

operasional dan belanja modal mengalami sedikit pergeseran. Pada APBD 2011, proporsi

belanja operasional tercatat 68,75%, lebih rendah dari proporsi pada APBD-P 2010 yang

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

BELANJA 1,198,753 100.0 423,568 35.3 1,297,908 100.0 457,810 35.3

Belanja Operasi 869,647 72.5 349,867 40.2 892,324 68.8 331,306 37.1

- Belanja Pegawai 386,877 44.5 184,591 47.7 476,316 53.4 192,621 40.4

- Belanja Barang 305,342 35.1 93,019 30.5 329,125 36.9 115,478 35.1

- Belanja Hibah 125,929 14.5 49,020 38.9 35,383 4.0 12,586 35.6

- Belanja Bantuan Sosial 47,500 5.5 19,236 40.5 45,720 5.1 10,496 23.0

- Belanja Bantuan Keuangan 4,000 0.5 4,000 100 5,780 0.6 125 2.16

Belanja Modal 189,039 15.8 32,634 17.3 223,584 17.2 60,777 27.2

- Belanja Tanah 13,800 7.3 3,000 21.7 24,000 10.7 160 0.7

- Belanja Peralatan dan Mesin 39,830 21.1 5,600 14.1 37,383 16.7 18,361 49.1

- Belanja Bangunan dan Gedung 33,402 17.7 4,876 14.6 30,273 13.5 11,624 38.4

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 98,888 52.3 19,035 19.2 128,305 57.4 28,693 22.4

- Belanja Aset Tetap Lainnya 3,119 1.6 122 3.9 3,623 1.6 1,939 53.5

Belanja Tak Terduga 2,500 0.2 405 16.2 10,000 0.8 300 3.0

Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 137,566 11.5 40,662 29.6 172,000 13.3 65,427 38.0

UraianAPBD-P 2010

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2010 APBD 2011

(Rp Juta)

Proporsi

APBD 2011

(%)

Realisasi APBD

Tw. II-2011Proporsi

APBD 2010

(%)

Sumber : Satker Penataan Bangunan Lingkungan Sulut

Page 64: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

63

Tabel 4.7. Komposisi Dana Bagi Hasil Pajak Ke Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara

tercatat 72,55%. Sedangkan untuk belanja modal, pada APBD-P 2011 proporsinya tercatat

sebesar 17,23%, lebih tinggi dibandingkan APBD-P 2010 (15,77%). Hal ini menunjukkan

bahwa belanja daerah sudah mulai dialokasikan untuk kegiatan produktif.

Komponen belanja pemerintah lainnya dalam APBD Provinsi adalah transfer (dana bagi hasil

ke Kab/Kota). Realisasi transfer dana bagi hasil pada triwulan laporan tercatat sebesar 38%

lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 29,6%. Peningkatan ini

dapat dikonfirmasi melalui realisasi total dana bagi hasil pajak yang telah diserahkan kepada

Kab/Kota di Sulut sampai bulan Juni 2011 adalah sebesar Rp14.28 miliar. Dari 15 Kab/Kota,

Kota Manado memperoleh nilai tertinggi sebesar Rp4 miliar dan Kab. Bolaang Mongondow

Selatan memperoleh nilai terendah sebesar Rp484.7 juta

No Kabupaten Jumlah Dana (Rp)

1 Kota Manado 4.016.810.079

2 Kabupaten Minahasa 1.084.317.589

3 Kota Bitung 1.288.738.836

4 Kab. Kepulauan Sangihe 631.523.673

5 Kab. Kepulauan Talaud 518.395.674

6 Kab. Bolaang Mongondow 665.865.479

7 Kab. Minahasa Selatan 903.113.645

8 Kab. Minahasa Utara 1.303.170.065

9 Kota Tomohon 753.907.533

10 Kep. Sitaro 455.335.629

11 Kab. Minahasa Tenggara 692.573.133

12 Kab. Bolaang Mongondow Utara 479.789.167

13 Kota Kotamobagu 798.641.690

14 Bolaang Mongondow Timur 488.287.942

15 Bolaang Mongondow Selatan 484.705.857

TOTAL 14.283.401.066

4.2.3. Pangsa APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar

Peran keuangan daerah terhadap perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II-2011

tercatat mengalami peningkatan. Dengan melakukan identifikasi terhadap pos-pos belanja

dalam APBD provinsi ke dalam 2 (dua) kegiatan utama berdasarkan tabel PDRB sisi

permintaan, yaitu konsumsi pemerintah dan belanja modal diperoleh hasil bahwa realisasi

konsumsi pemerintah memiliki pangsa sebesar 3,96% terhadap PDRB harga berlaku Provinsi

Sulawesi Utara di triwulan II-2011, sedangkan realisasi belanja modal hanya memiliki pangsa

sebesar 0,61%. Kontribusi di tingkat kabupaten dan kota relatif sulit untuk diperoleh

Sumber : Biro Keuangan Setdaprov. Sulut

Page 65: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

64

sehingga hanya besaran-besaran pokok saja yang dimiliki. Secara total, realisasi anggaran

belanja dan modal dalam APBD provinsi memiliki pangsa sebesar 4,56% terhadap PDRB

harga berlaku Sulawesi Utara triwulan II-2011.

Sementara itu, dampak realisasi APBD provinsi terhadap perkembangan uang beredar

sampai dengan posisi 30 Juni 2011 berada pada kondisi kontraksi yang berarti jumlah

pendapatan pemerintah lebih besar dibandingkan jumlah pengeluaran (belanja

pemerintah).

Tabel 4.8. Kontribusi APBD Provinsi Terhadap Sektor Riil s.d. 30 Juni 2011

Sumber: Biro Keuangan Daerah Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

PENDAPATAN 642,986 6.41 Pendapatan Asli Daerah 244,235 2.43 - Pajak Daerah 232,150 2.31 - Retribusi Daerah 3,125 0.03 - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah - 0.00 - Lain-lain 8,960 0.09 Transfer 398,621 3.97 - Dana Bagi Hasil Pajak 79,773 0.80 - Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 206 0.00 - Dana Alokasi Umum 309,856 3.09 - Dana Alokasi Khusus 8,786 0.09 Lain-lain Pendapatan yang Sah 129 0.00 BELANJA 457,810 4.56 Konsumsi Pemerintah 397,033 3.96 - Belanja Pegawai 192,621 1.92 - Belanja Barang 115,478 1.15 - Belanja Hibah 12,586 0.13 - Belanja Bantuan Sosial 10,496 0.10 - Belanja Bantuan Keuangan 125 0.00 - Belanja Tak Terduga 300 0.00 - Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 65,427 0.65 Pembentukan Modal Tetap Bruto (Blnj Modal) 60,777 0.61

Uraian Realisasi APBD

Tw.II-2011 (Rp Juta)

% thd PDRB

Page 66: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

65

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sistem pembayaran adalah sistem yang berkaitan dengan kegiatan pemindahan dana dari

satu pihak kepada pihak lain yang melibatkan berbagai komponen sistem pembayaran.

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran tunai, kliring, maupun

Real Time Gross Settlement (RTGS). Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

nasional baik tunai maupun non tunai merupakan salah satu tugas Bank Indonesia yang

diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang

Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang-undang

Republik Indonesia No.6 tahun 2009. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat

memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis

pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar (clean money policy).

Sementara itu kebijakan di bidang instrumen pembayaran non tunai tetap diarahkan untuk

menyediakan sistem pembayaran yang efektif, efisien, aman dan handal dengan tetap

memperhatikan aspek perlindungan konsumen. Sebagai representasi Bank Indonesia di

daerah, fungsi mengatur kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai di

Sulawesi Utara dijalankan oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Manado.

Pada triwulan II-2011, nilai transaksi sistem pembayaran non tunai di Sulawesi Utara

menunjukkan peningkatan. Transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia - Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS), untuk wilayah Sulawesi Utara, baik secara nominal maupun nominal

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai transaksi dan volume pembayaran

melalui kliring di wilayah Sulawesi juga mengalami peningkatan. Sementara itu, jumlah

aliran uang masuk (inflow) ke KBI Manado, baik secara triwulanan maupun tahunan

mengalami peningkatan, namun aliran uang keluar (outflow) mengalami penurunan.

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow)

Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan II-2011 di wilayah kerja KBI Manado

menunjukkan terjadinya net outflow. KBI Manado mengalami net outflow sebesar Rp183

miliar, setelah mengalami net inflow pada triwulan sebelumnya.

Page 67: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

66

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Inflow (+) 613 160 122 235 617 303 482 383 750 327

Outflow (-) -18 -355 -235 -687 -0.77 -525 -799 -896 -155 -510

Net Flow 595 -195 -113 -453 616 -222 -317 -513 595 -183

(1,000)

(800)

(600)

(400)

(200)

-

200

400

600

800

1,000 miliar

Aktivitas transaksi tunai di Sulawesi Utara yang dilakukan melalui Kantor Bank Indonesia

Manado pada triwulan II-2011 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Hal ini tercermin pada penurunan jumlah uang kartal yang dikeluarkan

Kantor Bank Indonesia Manado (outflow), yakni dari Rp524 miliar pada triwulan II-2010

menjadi Rp510 miliar pada triwulan laporan. Sementara itu, aliran uang kartal yang masuk

dari masyarakat dan perbankan ke Kantor Bank Indonesia Manado (inflow) pada triwulan II-

2011 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan triwulan lalu dan triwulan yang

sama tahun sebelumnya. Secara nominal, jumlah uang kartal yang masuk ke KBI Manado

adalah sebesar Rp327 miliar, mengalami peningkatan 8,03% (yoy). Namun demikian,

secara total aliran uang kartal di KBI Manado masih menunjukkan adanya net outflow

Rp183 miliar dimana secara nominal uang kartal yang keluar (Rp510 miliar) lebih besar dari

uang kartal yang masuk (Rp327 miliar).

Secara bulanan, KBI Manado mengalami net outflow selama triwulan II-2011. Net outflow

tertinggi terjadi pada Mei 2011 sebesar Rp79,22 miliar. Selanjutnya pada April dan Juni

2011 aliran kas mengalami net outflow yang masing-masing tercatat secara berturut-turut

sebesar Rp65,49 miliar dan Rp38,83 miliar.

Grafik 5.1. Netflow Aliran Kas Uang Kartal KBI Manado

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Dalam melaksanakan strategi clean money policy, Bank Indonesia Manado melaksanakan

kegiatan pemusnahan uang yang sudah tidak layak edar dengan melakukan Pemberian

Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang telah lusuh/rusak. Proses

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Page 68: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

67

pemusnahan tersebut telah dilakukan dengan prosedur dan pengawasan yang ketat

terhadap tingkat kelusuhan uang yang dapat dimusnahkan.

Selama triwulan II-2011, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 100,59%,

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu yang tercatat 97,86%.

Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan

adalah sebesar Rp329 miliar. Budaya dan perilaku masyarakat yang kurang baik dalam

memperlakukan uang kertas seperti melipat, mengokot (men-staples), meremas dan

mencorat-coret akan mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu, karena faktor iklim

tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat kelusuhan uang kertas.

Grafik 5.2. Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow

5.1.3. Perkembangan Kas Titipan

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor Bank

Indonesia Manado melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas titipan ini dilakukan

khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Bank Indonesia.

Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan Kantor Bank Indonesia Manado

bekerjasama dengan salah satu bank umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Inflow 613 160 122 235 617 303 482 383 750 327

PTTB 53 78 490 209 261 297 309 474 326 329

Rasio 8.57 49.00 402.9 89.15 42.35 97.86 64.11 123.6 43.53 100.5

-

40

80

120

160

200

240

280

320

360

400

440

-

100

200

300

400

500

600

700

800 % Miliar

Page 69: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

68

Grafik 5.3. Netflow Kas Titipan KBI Manado di Gorontalo

(Rp. Miliar)

Seperti halnya aliran uang kartal di KBI Manado, kondisi aliran kas titipan di Gorontalo

menunjukkan posisi net outflow. Sepanjang triwulan II-2011 posisi aliran kas titipan

Gorontalo menunjukkan nilai net outflow sebesar Rp33,89 miliar. Net outflow yang terjadi

selama triwulan laporan lebih disebabkan oleh pola musiman setelah pada triwulan

sebelumnya terjadi inflow yang cukup tinggi.

Grafik 5.4. Netflow Kas Titipan KBI Manado di Tahuna (Rp. Miliar)

Selain di Provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuna, Kabupaten

Kepulauan Sangihe. Pada triwulan II-2011, kas titipan di Tahuna mengalami net outflow

sebesar Rp42 miliar, setelah mengalami net inflow sebesar Rp14 miliar pada triwulan

sebelumnya.

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Inflow 57 27 40 108 40 39 24 20 77 29

Outflow -39 -78 -63 -111 -50 -97 -105 -131 -63 -71

Netflow 18 -51 -23 -3.49 -11 -58 -81 -110 14 -42

-150

-100

-50

0

50

100

150

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010 2011

Inflow 621 542 645 629 672 547 726 649 779 739

Outflow -443 -611 -566 -673 -537 -586 -652 -716 -638 -773

Netflow 178 -69 80 -44 135 -39 74 -67 141 -34

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

.

Page 70: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

69

5.1.4. Penemuan Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan II-

2011 menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total

uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan II-

2011 tercatat sebanyak 75 lembar atau secara nominal tercatat sebesar Rp3,98 juta atau

tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (3 lembar) maupun

triwulan sebelumnya (26 lembar). Secara historis , pecahan uang palsu yang paling banyak

ditemukan selama dua tahun terakhir adalah uang kertas pecahan Rp100,000 dan

Rp50,000 dengan pangsa masing-masing sebesar 63,35% dan 27,75% dari total lembar

uang palsu yang ditemukan.

Terjadinya peningkatan temuan uang palsu merupakan dorongan bagi KBI Manado terus

berupaya menekan perkembangan peredaran uang palsu, diantaranya melalui sosialisasi

ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada semua lapisan masyarakat. Kegiatan sosialisasi tidak

hanya dilakukan di Kantor Bank Indonesia, kalangan perbankan, di instansi-instansi

pemerintah daerah, akademisi dan sekolah-sekolah namun juga dilakukan di pusat

perbelanjaan dan sentra perekonomian di kota Manado. Hal tersebut dilakukan mengingat

pusat perbelanjaan juga sangat rentan terhadap kegiatan peredaran uang palsu karena

tingginya tingkat perputaran uang yang digunakan untuk melakukan transaksi. Selain itu,

secara represif pihak Bank Indonesia juga menjalin kerjasama dengan pihak Kepolisian

Daerah Sulawesi Utara dalam upaya penanganan proses hukum. Peran serta aktif

masyarakat bersama dengan pihak kepolisian diperlukan untuk dapat membongkar

sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara

Tabel 5.2. Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja KBI Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

- Rp100.000,- 14 5 4 18 14 - 94 35 12 21

- Rp50.000,- 23 12 6 15 19 3 10 8 8 32

- Rp20.000,- 3 - 4 10 - - 2 6 5 6

- Rp10.000,- - - - 2 1 - - - 1 16

- Rp5.000,- 1 1 - 2 3 - - - - -

- Rp1.000,- - - - - - - - - - -

Total 41 18 14 47 37 3 106 49 26 75

201120102009Pecahan

Page 71: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

70

5.2. Perkembangan Alat Pembayaran Non-Tunai

Berkembangnya perekonomian domestik telah berdampak terhadap peningkatan

kebutuhan masyarakat akan ketepatan, kehandalan dan keamanan dalam bertransaksi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Bank Indonesia secara terus menurus melakukan

penyempurnaan dan pengembangan terhadap sistem yang telah ada, termasuk diantaranya

melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

5.2.1. Perkembangan Kliring (Tunai)

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara (tunai) selama triwulan II-2011 mengalami

peningkatan, jumlah warkat yang dikliringkan sebanyak 86.867 lembar dengan nilai

Rp2.093 miliar atau meningkat jumlahnya sebesar 7,67% (yoy) dibandingkan triwulan yang

sama tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang

dikliringkan selama periode laporan tercatat sebanyak 1.418 lembar dengan nilai sebesar

Rp34,31 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 9,16% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah

nominal kliring tersebut semakin menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara

mengalami pertumbuhan positif yang berkelanjutan.

Tabel 5.3.

Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong di Wilayah Sulawesi Utara

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan

tercatat 1,71% dari rata-rata lembar warkat yang dikliringkan per hari atau mengalami

penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan

itu, dilihat dari segi jumlah nominalnya, juga terdapat penurunan dari 2,44% pada triwulan

II-2010 menjadi 2,23% pada triwulan laporan dari rata-rata nominal cek dan BG yang

dikliringkan per hari.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Perputaran Kliring

a. Lembar 72,982 79,557 82,114 84,032 75,799 80,399 82,862 89,523 80,909 86,567

b. Nominal (Rp miliar) 1,497 1,626 1,722 1,860 1,658 1,674 1,914 2,083 1,915 2,093

Rata-rata perputaran kliring per hari

a. Lembar 1,236 1,282 1,369 1,384 1,221 1,299 1,315 1,400 1,310 1,418

b. Nominal (Rp miliar) 25.40 26.17 28.72 30.71 26.73 27.08 30.39 32.52 31.01 34.31

Persentase rata-rata penolakan

a. Lembar (%) 0.99 0.96 1.06 1.33 1.02 2.16 1.72 1.33 1.78 1.71

b. Nominal (%) 0.91 1.08 1.27 1.45 1.01 2.44 1.54 1.82 1.99 2.23

20112010KETERANGAN

2009

Page 72: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

71

5.2.2. RTGS (Real Time Gross Settlement)

Implementasi sistem BI-RTGS di Indonesia yang bermanfaat sebagai sarana penyelesaian

akhir transaksi pembayaran semakin menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Hal

ini dikarenakan BI-RTGS mempunyai keunggulan dalam kecepatan penyelesaian transaksi

(seketika) dan resiko settlement-nya dapat diperkecil. Perkembangan penyelesaian nominal

transaksi RTGS selama triwulan II-2011 (dari dan ke wilayah Sulawesi Utara) mencapai

Rp2.531 miliar atau mengalami peningkatan nilai sebesar 5,60% (yoy). Sejalan dengan

jumlah nilainya yang mengalami peningkatan, volume RTGS pada triwulan laporan juga

mengalami kenaikan 10,55% (yoy) dari 5.193 transaksi di triwulan II-2010 menjadi 5.741

transaksi pada triwulan II-2011. Peningkatan transaksi RTGS pada triwulan laporan

diperkirakan merupakan salah satu dampak dari pembangunan perekonomian Sulawesi

Utara yang terus mengalami pertumbuhan.

Tabel 5.4.

Perkembangan Traksaksi Melalui RTGS - Real Time Gross Settlement

Sumber : www.bi.go.id, diol

Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Jan 183 694 709 1,102 892 1,796

Feb 192 638 553 1,339 746 1,977

Mar 239 833 727 1,120 966 1,953

Tw I-2010 615 2,165 1,989 3,561 2,604 5,726

Apr 214 740 582 968 796 1,708

Mei 195 676 523 932 718 1,608

Jun 244 800 639 1,077 884 1,877

Tw II-2010 653 2,216 1,744 2,977 2,397 5,193

Jul 240 832 767 1,120 1,007 1,952

Agust 244 795 684 1,324 928 2,119

Sep 186 666 606 1,121 792 1,787

Tw III-2010 670 2,293 2,056 3,565 2,727 5,858

Oct 234 885 590 1,115 824 2,000

Nov 242 933 667 1,226 909 2,159

Dec 284 1,018 825 1,338 1,110 2,356

Tw IV-2010 761 2,836 2,082 3,679 2,843 6,515

Jan 226 887 673 1,085 899 1,972

Feb 220 826 583 1,063 803 1,889

Mar 251 981 760 1,366 1,011 2,347

Tw I-2011 697 2,694 2,016 3,514 2,712 6,208

Apr 241 745 456 1,012 698 1,757

Mei 229 870 639 1,034 868 1,904

Jun 257 861 709 1,219 966 2,080

Tw II-2011 727 2,476 1,804 3,265 2,531 5,741

Pertumbuhan (YoY %) 11.36 11.73 3.44 9.67 5.60 10.55

Periode

FROM TO FROM + TO

Volume Volume Volume

Page 73: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

72

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 74: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

73

BAB VI. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH &

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Seiring dengan semakin bergeraknya perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan laporan,

kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini

ditunjukkan melalui Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang secara konstan mengalami

penurunan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, penurunan tingkat pengangguran

juga terindikasi dari angka penggunaan tenaga kerja oleh dunia usaha Sulawesi Utara yang

mencatat angka positif (peningkatan). Angka yang diperoleh dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha KBI Manado ini menunjukkan bahwa masih terdapat peningkatan jumlah

tenaga kerja pada beberapa sektor usaha. Hal yang sama juga tercermin dari hasil Survei

Konsumen (SK) triwulan II-2011, dimana masyarakat Sulawesi Utara masih merasa optimis

terhadap ketersediaan lapangan kerja yang ditunjukkan melalui indeks ketersediaan

lapangan kerja yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan jumlah

tenaga kerja baru juga didorong oleh pembukaan formasi Pegawai Negeri Sipil di awal

tahun 2011 yang dilakukan di beberapa kabupaten/kota di wilayah Sulawesi Utara.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi

Utara juga diperkirakan terus meningkat. Kondisi tersebut didasarkan atas beberapa

indikator, seperti tren kenaikan indeks penghasilan dan Nilai Tukar Petani (NTP). Naiknya

indeks penghasilan masyarakat pada triwulan laporan juga terdorong oleh adanya

penyesuaian Upah Minimum Provinsi di tahun 2011.

6.1 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

Berbagai indikator ketenagakerjaan pada triwulan I-2011 di Sulawesi Utara mengindikasikan

adanya peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) mengalami peningkatan dari 62,79% pada Februari 2010 menjadi 64,71% pada

Februari 2011. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan

sejak Februari 2008. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan jumlah lapangan kerja di

Sulawesi Utara. Namun demikian, TPT Sulawesi Utara masih lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan TPT nasional. TPT nasional pada Februari 2011 tercatat 6,80%,

sedangkan TPT Sulawesi Utara tercatat sebesar 9,19%.

Page 75: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

74

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Sulawesi Utara

Penduduk 15 Thn ke atas 1,685,502 1,694,125 1,710,924 1,637,366 1,650,972

Angkatan Kerja 1,077,155 1,051,130 1,074,256 1,036,574 1,068,417

Bekerja 962,627 940,173 961,648 936,939 970,185

Mencari Kerja 114,528 110,957 112,608 99,635 98,232

Bukan Angkatan Kerja 608,347 642,995 636,668 600,792 582,555

TPAK 63.91 62.05 62.79 63.31 64.71

TPT 10.63 10.56 10.48 9.61 9.19

Aug-10 Feb-11Feb-09 Ags-09 Feb-10

61

62

62

63

63

64

64

65

TP

AK

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

≤ SD SMP SMA SMK Diploma I/II/III

Universitas

3.05%

8.52%

18.10%

9.82%

12.61%

18.43%

Grafik 6.1. Angkatan Kerja di Sulawesi Utara Menurut Pendidikan

Februari 2011

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

34.93%

7.14%6.31%19.24%

7.18%

2.03%

18.77%

4.40%Pertanian

Industri

Konstruksi

Perdagangan

Transportasi

Lembaga Keuangan

Jasa Kemasyarakatan

Pertambangan dan LGA

Tabel 6.2. Penduduk Yang Bekerja di Sulawesi Utara Menurut

Lapangan Usaha

Grafik 6.2. Share Penduduk Yang Bekerja Di Sulawesi Utara

Menurut Lapangan Usaha

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Berdasarkan tingkat pendidikannya, dari total

tenaga kerja pada Februari 2011 sebesar

1.064.417 orang, presentase terbesar terdapat

pada tenaga kerja dengan tingkat pendidikan

setingkat universitas yaitu sebesar 18,43%.

Terjadi pergeseran pola lulusan angkatan kerja

dibandingkan periode sebelumnya, pada

Agustus 2010 presentase lulusan diploma lebih

besar dibandingkan lulusan universitas. Hal ini

mengindikasikan bahwa telah terjadi

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Sulawesi Utara.

Berdasarkan sektornya, sektor pertanian (pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan

perikanan) masih merupakan lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang

bekerja yaitu sebanyak 338.873 orang (34,93%). Selanjutnya sektor perdagangan

(perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi) menempati urutan kedua dengan

jumlah tenaga kerja sebanyak 186.708 orang (19,24%).

Page 76: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

75

Sumber: Media cetak

Tabel 6.4.

Usulan CPNS 2011

Grafik 6.3. Perkembangan Indikator Jumlah Karyawan

dalam Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KBI Manado

(4.00)

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010 2011

Realisasi Penggunaan Tenaga Kerja

Tabel 6.3. Penduduk Yang Bekerja di Sulawesi Utara Menurut Status Pekerjaan

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Berdasarkan status pekerjaannya, dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan

pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori

buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan indentifikasi ini, pada

Februari 2011 sebesar 382.896 orang (39,47%) bekerja pada kegiatan formal dan 634.317

orang (60.53%) bekerja pada kegiatan informal. Dari 970.185 orang yang bekerja pada

Februari 2011, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar

335.868 orang (34,62%), diikuti oleh berusaha sendiri sebesar 250.160 orang (25,78%),

dan berusaha dibantu buruh tidak tetap sejumlah 131.884 orang (13,59%), sedangkan

yang terkecil adalah pekerjaan bebas pertanian sebesar 43.271 orang (4,46%).

Optimisme membaiknya kondisi ketenagakerjaan pada periode laporan juga sejalan dengan

beberapa hasil survei yang dilakukan oleh KBI Manado. Berdasarkan survei yang dilakukan,

jumlah pelaku usaha yang menyatakan melakukan penambahan jumlah tenaga kerja masih

meningkat. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) indikator jumlah

karyawan pada triwulan I-2011, yang masih bernilai positif, yaitu 0,56. Tumbuh positifnya

tenaga kerja juga didorong oleh formasi kebutuhan CPNS di beberapa Kab/Kota di Sulawesi

Utara.

No Provinsi/Kab/Kota Jumlah PNS

1 Provinsi Sulawesi Utara 287

2 Kab. Minahasa Selatan 798

3 Kab. Bolaang Mongondow Timur 1,250

4 Kota Tomohon 580

5 Kab. Bolaang Mongondow Utara 650

6 Kab. Minahasa Utara 800

7 Kota Bitung 279

8 Kab. Minahasa 25

9 Kab. Bolaang Mongondow 400

10 Kota Kotamobagu 200

11 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 639

12 Kab. Kepulauan Sangihe 222

13 Kab. Kepulauan Sitaro 200

14 Kab. Kepulauan Talaud 223

6,553 Jumlah

Berusaha Sendiri 287,238 286,716 259,553 242,853 250,160

Berusaha Dibantu Buruh Tidak

Tetap - Buruh Tidak Dibayar

130,426 129,345 127,986 102,364 131,884

Berusaha Dibantu Buruh Tetap-

Buruh Dibayar

41,175 42,900 40,962 45,854 47,028

Buruh/Karyawan 279,163 284,798 322,315 332,660 335,868

Pekerja Bebas Pertanian 64,141 48,003 52,028 74,258 43,271

Pekerja Bebas Non Pertanian 39,899 55,056 58,541 40,377 52,326

Pekerja Tak Dibayar 120,585 93,355 100,263 98,573 109,648

Total 962,633 940,173 961,648 936,939 970,185

Status Pekerjaan Aug-10 Feb-11Ags-09 Feb-10Feb-09

Page 77: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

76

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

0

20

40

60

80

100

120

140

160

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M

2009 2010 2011

Penghasilan Saat Ini Titik optimis =100Ekspektasi Penghasilan

Sumber: Survei Konsumen KBI Manado

Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Penghasilan dan Indeks

Ekspektasi Penghasilan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M

2009 2010 2011

Ketersediaan Lap. Kerja Titik optimis =100

Ekspektasi Ketersediaan Lap. Kerja

Sumber: Survei Konsumen KBI Manado

Grafik 6.4.

Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Perkembangan ketenagakerjaan juga dapat dikonfirmasi melalui sikap optimisme

masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja yang tercermin dari peningkatan indeks

ketersediaan lapangan kerja hasil Survei Konsumen (SK) KBI Manado. Pada akhir triwulan I-

2011, angka indeks ketersediaan lapangan kerja adalah sebesar 167,50 lebih tinggi

dibandingkan Triwulan IV-2010 (141,00) dan triwulan yang sama tahun sebelumnya

(123,50).

6.2 Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan,

tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi

Utara diperkirakan meningkat di awal tahun

2011. Hal ini terjadi karena tingkat

penghasilan masyarakat Sualwesi Utara

memiliki kecenderungan untuk meningkat.

Walaupun sempat menurun pada Februari

2011, indeks penghasilan saat ini mulai

meningkat kembali pada Maret 2011

mencapai 122 atau berada diatas level

optimis (Grafik 6.5.) Salah satu yang menjadi faktor pendorong optimisme masyarakat

adalah adanya peningkatan UMP di tahun 2011 serta dampak tidak langsung dari

terpilihnya kembali Sulawesi Utara sebagai tempat penyelenggaraan berbagai event

internasional di tahun 2011.

Page 78: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

77

110

115

120

125

130

135

80

90

100

Jan

Mar

Me

i

Jul

Sep

No

v

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

Jan

Mar

2009 2010 2011

Nilai Tukar Petani (indeks) batas minimum sejahtera

Indeks Diterima Petani Indeks Dibayar Petani

Grafik 6.7.

Perkembangan Indeks Yang Diterima dan Dibayar Petani

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.6.

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

-3%

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

98.50

99.00

99.50

100.00

100.50

101.00

101.50

102.00

102.50

103.00

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

Jan

Feb

Mar

2009 2010 2011

Nilai Tukar Petani (indeks) batas minimum sejahtera

Nilai Tukar Petani (growth yoy)

Sumber: Survei Konsumen KBI Manado

Apabila ditinjau kondisi kesejahteraan di sektor pertanian yang merupakan sektor ekonomi

dominan Sulawesi Utara sekaligus sebagai sektor penyerap tenaga kerja terbesar dapat

dilihat pada grafik 6.6. bahwa tren kesejahteraan petani mulai mengalami peningkatan. Hal

ini tercermin dari pertumbuhan NTP yang merupakan perbandingan antara indeks harga

yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar oleh petani untuk keperluan

konsumsi rumah tangga dan biaya produksi.

Rata-Rata Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi

Utara selama triwulan I-2011 sebesar

101,63, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya (100,85) maupun bila

dibandingkan dengan triwulan yang sama

tahun lalu (101,20). Kedua komponen, baik

Indeks yang Diterima Petani (IT) maupun

Indeks yang Dibayar Petani (IB) mengalami

peningkatan, namun karena kenaikan IT

lebih besar dibandingkan kenaikan IB, maka

terjadi kenaikan NTP pada triwulan I-2011.

Adapun kenaikan IB terutama datang dari naiknya harga bahan makanan dan makanan jadi

(untuk kelompok konsumsi rumah tangga), serta harga penambahan barang modal dan

obat-obatan serta pupuk (untuk kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal).

Page 79: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

78

Tabel 6.5.

Komponen Indeks Dibayar Petani (IB)

Sumber: BPS Provinsi Sulut, diolah

Page 80: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

79

Grafik 7.1. Perkembangan Realisasi dan Ekspektasi

Kegiatan Dunia Usaha Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha KBI Manado Triwulan I-1010

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN

7.1. Prospek Ekonomi Makro

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III-2011 diperkirakan tumbuh lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu, yaitu pada

kisaran 7,34% - 7,54% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan lebih banyak

didorong oleh pelaksanaan beberapa event lokal, nasional dan internasional, pencairan gaji

ke-13 serta faktor musiman perayaan hari raya Idul Fitri yang secara keseluruhan akan

berdampak terhadap kinerja konsumsi swasta dan sektor PHR.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

yang dilakukan secara triwulanan oleh Bank

Indonesia Manado menunjukkan adanya

optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi

dan peningkatan ekspektasi pelaku usaha

terhadap dunia usaha yang ditandai

dengan kenaikan indikator ekspektasi

kegiatan usaha pada triwulan III-2011

dengan persentase Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) sebesar 28,99%, lebih tinggi dari

realisasi kegiatan kegiatan usaha pada

triwulan III-2010 dengan SBT sebesar

25,32%. Pertumbuhan kegiatan usaha diperkirakan terutama terjadi pada sektor PHR,

Pengangkutan dan komunikasi serta sektor pertanian.

Dari sisi permintaan, konsumsi swasta khususnya konsumsi rumah tangga diperkirakan akan

tumbuh positif seiring dengan peningkatan sumber pendapatan masyarakat yang

bersumber dari pencairan gaji ke-13 untuk pemerintah provinsi dan pemerintah

Kabupaten/Kota se-Sulut dengan estimasi total anggaran mencapai Rp193 Miliar. Selain

pembayaran gaji ke-13, juga terdapat beberapa pencairan dana di bulan Juli ini diantaranya,

pencairan tunjangan sertifikasi guru, dana Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintahan

Desa (TPAPD) dan tunjangan guru bersertifikasi. Selain faktor peningkatan pendapatan,

beberapa faktor musiman seperti tahun ajaran baru, perayaan pengucapan syukur yang

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*

2008 2009 2010 2011

Realisasi Kegiatan Usaha Perkiraan Kegiatan Usaha

Page 81: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

80

jatuh pada bulan Juli 2011 dan hari raya Idul Fitri pada Agustus 2011 serta beberapa

pelaksanaan event diantaranya: (i) Perayaan HUT Kota Manado ke-388 yang jatuh pada 14

Juli 2011 yang ditandai dengan pelaksanaan Manado Expo 2011 seperti pameran, bazaar,

perlombaan dan pemilihan puteri Madex 2011; (ii) Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak

(KONIKA) XV yang dilaksanakan pada tanggal 12-14 Juli 2011 dengan peserta berjumlah

2.835 orang; (iii) Pertemuan ASEAN Economics Ministers and Related Meetings (AEM) pada

tanggal 9-13 Agustus 2011 diperkirakan akan turut mempengaruhi pergerakan konsumsi

masyarakat. Optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian daerah dapat

dikonfirmasi melalui hasil Survei Konsumen (SK) di Kota Manado oleh Bank Indonesia, yang

menunjukkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang.

Sumber: Survei Konsumen KBI Manado

Sementara itu, konsumsi Pemerintah diperkirakan tetap tumbuh positif meskipun masih

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Kinerja konsumsi

pemerintah pada bulan Juli, lebih banyak didorong oleh realisasi belanja pegawai yang

tercermin dari realisasi pencairan gaji ke-13. Tingginya belanja pegawai dalam komponen

APBD juga tercermin dari insentif yang diberikan oleh pemerintah provinsi kepada PNS

berupa Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) yang pada tahun 2011 mencapai ± Rp108 miliar.

Sumber : Manado Post, diolah

Grafik 7.2. Indeks Ekspektasi Konsumen

Page 82: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

81

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Sulut

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Sulut

Uraian Jumlah

personel TKD (Rp) Jumlah/Th (Rp)

Pejabat Struktural

Sekda 1 17.750.000 213.000.000

Asisten 3 12.750.000 459.000.000

Kaban/Kadis/Staf ahli 40 7.750.000 3.720.000.000

Karo (Kepala Biro) 9 7.750.000 837.000.000

Kasat dll 3 6.750.000 243.000.000

Ka. Kantor/UPT/Balai 57 3.250.000 2.223.000.000

Sekdis/Kabid/Kabag 198 2.750.000 6.534.000.000

Ess. III/b 13 2.250.000 351.000.000

Ess. IV/a 708 1.750.000 14.868.000.000

Ess. IV/b 8 1.500.000 144.000.000

Pejabat Fungsional

IV/d IV/e 15 3.750.000 675.000.000

IV/b IV/c 85 2.250.000 2.295.000.000

III/c IV/a 449 1.500.000 8.082.000.000

I/a III/b 199 1.250.000 2.985.000.000

Staf

Gol III IV 2.642 1.250.000 39.630.000.000

Gol I - II 1.682 1.250.000 25.230.000.000

JUMLAH TKD 108.489.000.000

No Prov/Kab/Kota Jumlah (Rp miliar)

1 Provinsi Sulut 19

2 Kota Manado 29

3 Kota Bitung 12

4 Kab. Minahasa 28

5 Kota Tomohon 11.3

6 Kab. Minahasa Utara 15

7 Kab. Minahasa Selatan 15

8 Kab. Minahasa Tenggara 7.8

9 Kab. Bolaang Mongondow 9.03

10 Kota Kotamobagu 7

11 Kab. Bolaang Mongondow Utara 2.1

12 Kab. Bolaang Mongondow Selatan 2.4

13 Kab. Bolaang Mongondow Timur 2.2

14 Kab. Kep. Sangihe 14.8

15 Kab. Kep. Sitaro 7.7

16 Kab. Kep. Talaud 11.6

TOTAL 193.93

Tabel 7.1. Estimasi Jumlah Pembayaran Gaji 13 se-Kab/Kota di Sulawesi Utara

Tabel 7.2. Rincian Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) APBD Provinsi Sulawesi Utara

Page 83: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

82

-200

-100

0

100

200

300

400

500

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

2009 2010

Indeks Bahan konstruksi (left axis)

growth (% - yoy) - right axis

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2010 2011

Volume (ton) - left axis g_semen (% yoy) - right axis

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI)

Sumber: Survei Penjualan Eceran (SPE) KBI Manado

Kinerja investasi pada triwulan III-2011 juga diperkirakan terus membaik sejalan dengan

realisasi proyek fisik baik pemerintah maupun swasta. Hal ini tercermin dari penjualan

semen di Sulawesi Utara yang mengalami peningkatan sebesar 5% (yoy) pada bulan Juni

2011. Indikator lainnya yang menunjukkan peningkatan kinerja investasi adalah hasil Survei

Penjualan Eceran yang memperlihatkan kenaikan indeks penjualan bahan konstruksi sebesar

21.45% dari 112.35 pada Juli 2010 menjadi 136.47 pada Juli 2011.

Belanja modal pemerintah juga diperkirakan turut andil dalam menggairahkan kegiatan

investasi pada triwulan III-2011. Hal ini ditandai dengan mulai terealisasinya beberapa

proyek pembangunan infrastruktur pemerintah pada triwulan III-2011 (Tabel 7.3).

Grafik 7.3. Perkembangan Penjualan Semen

Prov. Sulawesi Utara Grafik 7.4. Indeks Penjualan Bahan Konstruksi

Page 84: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

83

Sumber: Biro Pembangunan Setdaprop Sulut

No Instansi Jumlah Paket

Nilai Paket (Rp) Nilai Total Paket

(Rp)

A. Pemerintah Provinsi Sulut 67 - 30.316.178.660

1. Badan Perpustakaan 1 940.000.000

2. Dinas PU 26 4.241.000.000

3. Dinas Pertanian & Peternakan 6 3.763.500.000

4. Dinas Kelautan & Perikanan 11 8.702.829.000

5. Dinas Kesejahteraan Sosial 6 3.219.110.000

6. DPRD 2 1.557.598.000

7. Dinas Perhubungan 5 1.555.000.000

8. Inspektorat 1 300.000.000

9. Dinas Perkebunan 4 4.088.986.060

10. Dinas Kesehatan 4 1.696.405.400

11. Perbatasan 1 231.750.200

B. Kabupaten/Kota 387 - 357.079.064.890

1. Kota Bitung 39 28.190.710.000

2. Kab. Minahasa 3 6.105.000.000

3. Kab. Sitaro 128 84.501.683.965

4. Kab. Kep. Sangihe 20 13.142.349.700

5. Kab. Bolmong 17 9.477.745.260

6. Kota Manado 16 12.920.760.810

7. Kab. Kep. Talaud 1 20.582.566.500

8. Kab. Bolsel 54 67.367.024.000

9. Kab. Boltim 66 89.679.324.657

10. Kab. Mitra 33 21.000.000.000

11. Kab. Minsel 10 4.111.899.998

Perkembangan ekspor pada triwulan III-2011 diprediksi tumbuh positif meskipun tidak

setinggi periode yang sama tahun lalu. Sebagai komoditi unggulan ekspor, komoditi

pertanian perkebunan (kelapa dan turunannya, cengkih, biji pala dan fuli) masih

mendominasi volume ekspor Sulut. Namun demikian, saat ini komoditi rumput laut juga

menjadi komoditi ekspor dengan target pasar Eropa dan Asia khususnya China.

Sementara itu untuk kinerja ekspor produk perikanan diperkirakan akan melambat akibat

krisis bahan baku. Hal ini disebabkan oleh migrasi ikan akibat cuaca yang berubah-ubah

serta adanya kelangkaan BBM yang menurunkan minat nelayan untuk melaut. Berdasarkan

informasi dari beberapa perusahaan ikan, saat ini hanya beroperasi 10-20% dari total

kapasitas produksi yang dimiliki.

Dari sisi penawaran, sektor PHR serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprediksi akan

mengalami pertumbuhan positif yang didorong oleh penyelenggaraan beberapa event

berskala nasional maupun internasional di Sulawesi Utara. Sektor bangunan juga

diperkirakan akan tetap tumbuh positif sejalan dengan maraknya pembangunan proyek fisik

pemerintah dan swasta yang sedang berjalan.

Tabel 7.3.

Rekapitulasi Paket Proyek di Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara

Page 85: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

84

Kinerja sektor pertanian pada triwulan laporan diperkirakan akan mengalami penurunan

dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebagai dampak dari letusan gunung Soputan

dan Lokon yang terjadi selama bulan Juli 2011. Selain karena letusan gunung berapi,

prediksi penurunan produksi pertanian juga disebabkan oleh beberapa faktor lain

diantaranya: (i) kelangkaan pupuk yang terjadi bertepatan dengan waktu musim tanam di

Minahasa Selatan; (ii) keterbatasan mesin pengering padi; serta (iii) keterlambatan

penyaluran benih akibat terlambatnya pengiriman dari Jakarta.

Sektor PHR diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Sulut.

Pertumbuhan sektor PHR pada tiwulan III-2011 diperkirakan masih akan cenderung

meningkat, yang didorong oleh faktor musiman perayaan Idul Fitri serta penyelenggaraan

beberapa event lokal, nasional dan internasional, antara lain:

a. Perayaan HUT Kota Manado ke-388 yang jatuh pada 14 Juli 2011 yang ditandai

dengan pelaksanaan Manado Expo 2011 seperti pameran, bazaar, perlombaan,

Tour de Bunaken, Manado carnaval dan pemilihan puteri Madex 2011;

b. Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) XV yang dilaksanakan pada

tanggal 12-14 Juli 2011 dengan peserta berjumlah 2.835 orang;

c. Pertemuan perwakilan 152 Kab/Kota dari 8 provinsi di Indonesia pada tanggal 25-27

Juli 2011 guna membahas masterplan percepatan pemberdayaan koperasi dan

UMKM.

d. Pertemuan ASEAN Economics Ministers and Related Meetings (AEM) pada tanggal

9-13 Agustus 2011 yang akan dihadiri oleh 8 negara anggota ASEAN dan 10 negara

mitra wicara.

Maraknya event yang dilaksanakan di Manado serta musim liburan sekolah di bulan Juli

telah meningkatkan frekuensi tamu undangan maupun wisatawan yang berkunjung ke

Manado, hal ini selanjutnya berdampak terhadap tingginya permintaan terhadap sektor

pengangkutan khususnya pengangkutan udara.

7.2. Prakiraan Inflasi

Risiko tekanan harga Kota Manado pada triwulan III-2011 diperkirakan akan relatif stabil.

Laju inflasi diperkirakan berada pada kisaran 2,25%-2,4%±1% (yoy). Dari sisi fundamental,

faktor pendorong laju inflasi tahunan Kota Manado diantaranya bersumber dari harga

komoditas internasional terutama harga emas dunia yang masih cenderung meningkat dan

peningkatan permintaan seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru serta perayaan hari

keagamaan. Peningkatan harga komoditas serta permintaan masyarakat menjelang hari

Page 86: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

85

Grafik 7.5. Perkembangan dan Perkiraan Inflasi Kota Manado (% yoy)

Ket: *Proyeksi Inflasi Bank Indonesia Manado

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara

raya selanjutnya berdampak terhadap pembentukan ekspektasi masyarakat akan tingginya

laju inflasi pada triwulan III-2011.

Sementara itu, dari sisi non fundamental pasokan bahan pangan pada triwulan III-2011

diperkirakan masih cukup terjaga. Bencana alam meletusnya gunung Soputan dan Lokon

pada Juli 2011 memberikan dampak yang relatif minimal terhadap kenaikan harga volatile

foods karena masih tercukupinya persediaan dan lancarnya distribusi pasokan dari luar

daerah. Rencana kebijakan pemerintah seperti pencabutan subsidi minyak tanah, konversi

minyak tanah menjadi LPG diperkirakan dapat berpotensi memberikan tekanan pada laju

inflasi Kota Manado pada triwulan III-2011.

Faktor Fundamental

Dari sisi eksternal, berlanjutnya peningkatan

harga komoditas internasional terutama harga

emas dunia akibat tekanan permintaan telah

mendorong tren peningkatan harga emas

perhiasan domestik. Sementara dari sisi

domestik, tekanan inflasi disebabkan oleh (i)

peningkatan permintaan seiring pola perayaan

Hari Raya Pengucapan Syukur, dimulainya tahun

ajaran baru serta Hari Raya Idul Fitri (ii)

meningkatnya aktivitas perekonomian yang

didorong oleh maraknya perhelatan internasional

Grafik 7.6.

Perkembangan Harga Komoditas Internasional

Sumber : Bloomberg, diolah

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3*)

2009 2010 2011

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7

2009 2010 2011

$/OzEmas (right axis)

Page 87: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

86

dan domestik di Sulut, dan (iii) meningkatnya permintaan bahan bangunan yang ditandai

oleh pembangunan berbagai proyek swasta dan pemerintah pada periode laporan.

Ekspektasi konsumen terhadap harga barang dan

jasa mengalami peningkatan, hal ini disebabkan

oleh pola musiman yang terjadi sepanjang

triwulan III-2011, yaitu terdapat hari pengucapan

syukur dan tahun ajaran baru (Juli 2011) dan

bulan ramadhan serta hari raya Idul Fitri (Agustus

2011). Peningkatan ekspektasi harga tercermin

dari hasil Survei Konsumen (SK) Kota Manado

yang dilakukan oleh BI Manado yang

menunjukkan adanya peningkatan SBT pada

ekspektasi harga pada bulan Juli dan Agustus,

selanjutnya ekspektasi harga tersebut akan

menurun pada akhir triwulan laporan atau pada

bulan September 2011 (Grafik 7.5).

Faktor Non Fundamental

Dari sisi non fundamental, beberapa kebijakan pemerintah seperti rencana kebijakan

pemerintah terkait BBM bersubsidi, kebijakan konversi minyak tanah menjadi LPG dan

rencana kenaikan bertahap harga LPG 50 kg dan 12 kg dapat berpotensi menekan laju

inflasi Kota Manado pada triwulan III-2011.

Sementara itu, tekanan inflasi volatile foods diperkirakan akan relatif stabil. Berdasarkan

pantauan di sejumlah pasar tradisional dan modern di Kota Manado melalui Survei

Pemantauan Harga (SPH) KBI Manado, beberapa harga komoditas volatile foods masih

relatif stabil dikarenakan pasokan yang masih tercukupi. Adanya bencana alam meletusnya

Gunung Soputan dan Gunung Lokon pada Juli 2011 memberikan pengaruh yang relatif

kecil terhadap kenaikan harga komoditas volatile foods karena masih tercukupinya

persediaan dan lancarnya distribusi pasokan dari luar daerah.

Grafik 7.7. Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang dan Jasa di Kota Manado Dalam Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

50

70

90

110

130

150

170

190

210

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S

2010 2011

Ekspektasi harga 3 bulan yad Ekspektasi harga 6 bulan yad

Page 88: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

87

Kebutuhan/

bulan

Kebutuhan/

bulan

Prediksi

Kenaikan Idul

Fitri 1432 H

(Ton) (Ton) (%) Luar DaerahProduksi

Lokal

1 Beras 22.000 ton 24.200 ton 10% 30% 70%Jatim, Sulsel,

Gorontalo, Sulteng,

2 Gula 4.000 ton 6.000 ton 50% 100% - Jawa, Lampung,

3 Minyak

Goreng

2.500 ton 3.000 ton 20% - 100%

4 Terigu 2.000 ton 3.000 ton 50% 100% - P. Jawa, Sulsel

5 Mentega 400 ton 1.000 ton 150% 100% - P. Jawa

6 Susu 900 ton 1.200 ton 33% 100% - P. Jawa

7 Telur 5.000.000 btr 15.000.000

btr

200% 30% 70%P. Jawa, Sulsel

8 Daging Ayam 400 ton 1200 ton 200% - 100%

9 Daging Sapi 350 ton 700 ton 200% - 100%

No Jenis

PASOKAN

Keterangan

Menghadapi tekanan risiko tekanan inflasi menjelang perayaan Bulan Suci Ramadhan dan

perayaan Hari Raya Idul Fitri, TPID Prov. Sulut melaksanakan rapat ke-III di Ruang Rapat

Asisten II, Kantor Gubernur Sulawesi Utara. Berdasarkan pemantauan hingga bulan Juni

2011 dan data historis tahun-tahun sebelumnya, tekanan inflasi yang berasal dari kelompok

bahan makanan akan meningkat. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan

menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Beberapa komoditi yang perlu

mendapat perhatian adalah beras, minyak goreng, gula, tepung terigu, cabe dan bawang

merah. Selain itu, dalam pertemuan juga dibahas mengenai issue kelangkaan BBM di

Sulawesi Utara. Dalam pertemuan tersebut anggota TPID menitikberatkan rekomendasi

pada (i) pelaksanaan operasi pasar, (ii) penambahan kuota BBM dan penertiban pelaku

penimbunan BBM (iii) pengoptimalan peran TFPED dalam menopang pertumbuhan

perekonomian daerah.

Tabel 7.4.

Daya Tahan Kebutuhan Pokok DAYA TAHAN

s/d bulan

1 Beras 32.7 2 bulan

2 Gula 4.15 1 bulan

3 Minyak Goreng 750/hari Produksi

setiap hari 4 Terigu 2.8 1 bulan

5 Mentega 700 2 bulan

6 Susu 1500 2 bulan

7 Telur 5.100.000

butir

2 Minggu

8 Daging Ayam 750ton 1 bulan

9 Daging Sapi 800 ton 1 bulan

No. J E N I S STOK

( TON )

Sumber : Disperindag Sulut

Tabel 7.5.

Prognosa Kebutuhan Pokok Menjelang Idul Fitri

Sumber : Disperindag Sulut

Page 89: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

88

Grafik 7.8. Indeks Ekspektasi Tingkat Suku Bunga (SBT)

7.3. Prospek Perbankan

Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan suku

bunga acuannya (BI rate) sebesar 0,25 basis poin

dari 6,5% menjadi 6,75% pada triwulan I-2011

diperkirakan akan direspon oleh perbankan dengan

melakukan penyesuaian terhadap kenaikan suku

bunga pinjaman perbankan walaupun masih dalam

kisaran yang relatif terbatas. Hal ini terkonfirmasi

dari Survei Konsumen yang dilakukan Bank

Indonesia yang menunjukkan mulai adanya

peningkatan ekspektasi konsumen terhadap peningkatan tingkat suku bunga.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga menerapkan kebijakan Prime Lending Rate, dengan harapan

dapat mendorong penurunan suku bunga perbankan. Dengan adanya kebijakan ini, setiap

bulan bank harus mengumumkan suku bunga kreditnya berdasarkan masing-masing sektor

baik bunga kredit korporasi, retail, kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit lainnya.

Kebijakan ini dikeluarkan agar tercipta transparansi bunga kredit dan persaingan yang sehat

pada industri perbankan. Di sisi lain, kebijakan ini akan menjadi petunjuk (guideliness) dari

bank sentral untuk menyeragamkan suku bunga utama kepada nasabah perbankan.

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

110

115

120

125

130

135

140

145

150

155

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2009 2010 2011

Tingkat Suku Bunga

Page 90: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

89

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan

hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu mtm month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya. qtq quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya. yoy year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Volatile Foods Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Administered Price

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat di bank sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat di bank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

NPLs Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Page 91: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2011 - bi.go.id · pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman

90

Restrukturisasi kredit

Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow dan inflow. PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik

uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.