proteksi sistem tenaga listrik 2014 (slide 6)

21
1 PROTEKSI SISTEM DAYA LISTRIK BAB I PENDAHULUAN Listrik memiliki peran vital dan strategis, ketersediannya harus memnuhi aspek andal, aman dan akrab lingkungan. Keandalan sistem tenaga listrik ditentukan oleh sistem dan konstruksi instalasi listrik yang memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Keamanan sistem tenaga listrik ditentukan oleh sistem pengaman (protection system) yang baik, benar, andal atau tepat sesuai dengan kebutuhan sistem yang ada. Pengertian/ definisi : Proteksi : perlindungan/ pengaman. Sistem tenaga listrik : suatu sistem yang terdiri dari dari beberapa sub sistem, yaitu : pembangkitan (pembangkit tenaga listrik), penyaluran (transmisi), pendistribusian (distribusi) dan instalasi pemanfaatan. Proteksi sistem tenaga listrik : perlindungan/ pengaman pembangkitan (pembangkit tenaga listrik), penyaluran (transmisi), pendistribusian (distribusi) dan instalasi pemanfaatan. 1 1.1. LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN UMUM/DEFINISI Dua fungsi utama proteksi, adalah : Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem yang diamankannya. Melepaskan bagian sistem yang terganggu, sehingga bagian sistem lainnya yang tidak mengalami gangguan dapat terus beroperasi. Contoh komponen (alat) proteksi yang paling sederhana, adalah Pengaman Lebur (Fuse). Jika dalam memilih Fuse, tepat sesuai kebutuhan, maka kedua fungsi tersebut di atas dapat dipenuhi. Untuk pengaman sistem yang lebih kompleks, diperlukan komponen (alat) pengaman yang lebih lengkap (terdiri dari berbagai jenis alat pengaman), misalnya : Relay pengaman, berfungsi sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan. Pemutus Tenaga (PMT), berfungsi untuk pemutus arus dalam rangkaian listrik, untuk melepas bagian sistem yang terganggu. Trafo arus dan/ atau trafo tegangan, berfungsi untuk meneruskan arus dan/ atau tegangan pada sirkit tenaga (sirkit primer) ke sirkit rele (sirkit sekunder). Battery (Accu), berfungsi sebagai sumber tenaga untuk men-trip PMT atau catu daya untuk rele (static relay) dan rele bantu. 2 1.1. LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN UMUM/DEFINISI Sistem tenaga listrik terdiri dari seksi-seksi (sub sistem), yang satu dengan yang lainnya dapat dihubungkan dan diputuskan dengan menggunakan alat pemutus tenaga (PMT). Masing-masing seksi (sub sistem) diamankan ole rele pengaman dan setiap rele mempunyai kasawan pengamanan, yang berupa bagian dari sistem. Jika terjadi gangguan di dalamnnya, rele akan mendeteksi dan dengan bantuan PMT melepaskan seksi yang terganggu dari bagian sistem lainnya. Gambar kawasan pengamanan (zone of protection) : 3 Lanjutan 1.3. Differential Relay, berfungsi sebagai pengaman utama Generator pada pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Distance Relay, berfungsi sebagai pengaman utama pada penyaluran (transmisi), dan lain-lain. Differential Relay, berfungsi sebagai pengaman utama Trafo, dan lain- lain. Over Current Relay Trafo sisi 150 KV, sebagai pengaman cadangan lokal Trafo pengaman cadangan jauh Bus B. Over Current Relay dan Ground Fault Relay Trafo sisi 20 KV pengaman utama Bus B1 pengaman cadangan jauh saluran BC. Over Current Relay dan Ground Fault Relay pengaman utama saluran BC pengaman cadangan jauh saluran CD. Over Current Relay dan Ground Fault Relay di C pengaman utama saluran CD pengaman jauh seksi berikutnya. 4

Upload: roy-oi-rambing

Post on 21-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

pengaman generator (relay)

TRANSCRIPT

  • 1PROTEKSI SISTEM DAYA LISTRIK BAB I

    PENDAHULUAN

    Listrik memiliki peran vital dan strategis, ketersediannya harus memnuhi aspekandal, aman dan akrab lingkungan.

    Keandalan sistem tenaga listrik ditentukan oleh sistem dan konstruksi instalasilistrik yang memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.

    Keamanan sistem tenaga listrik ditentukan oleh sistem pengaman (protectionsystem) yang baik, benar, andal atau tepat sesuai dengan kebutuhan sistemyang ada.

    Pengertian/ definisi :

    Proteksi : perlindungan/ pengaman.

    Sistem tenaga listrik : suatu sistem yang terdiri dari dari beberapa subsistem, yaitu : pembangkitan (pembangkit tenaga listrik), penyaluran(transmisi), pendistribusian (distribusi) dan instalasi pemanfaatan.

    Proteksi sistem tenaga listrik : perlindungan/ pengaman pembangkitan(pembangkit tenaga listrik), penyaluran (transmisi), pendistribusian(distribusi) dan instalasi pemanfaatan.

    1

    1.1. LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN UMUM/DEFINISI

    Dua fungsi utama proteksi, adalah :

    Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagiansistem yang diamankannya.

    Melepaskan bagian sistem yang terganggu, sehingga bagian sistem lainnyayang tidak mengalami gangguan dapat terus beroperasi.

    Contoh komponen (alat) proteksi yang paling sederhana, adalah PengamanLebur (Fuse). Jika dalam memilih Fuse, tepat sesuai kebutuhan, maka keduafungsi tersebut di atas dapat dipenuhi.

    Untuk pengaman sistem yang lebih kompleks, diperlukan komponen (alat)pengaman yang lebih lengkap (terdiri dari berbagai jenis alat pengaman),misalnya :

    Relay pengaman, berfungsi sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanyagangguan.

    Pemutus Tenaga (PMT), berfungsi untuk pemutus arus dalam rangkaianlistrik, untuk melepas bagian sistem yang terganggu.

    Trafo arus dan/ atau trafo tegangan, berfungsi untuk meneruskan arus dan/atau tegangan pada sirkit tenaga (sirkit primer) ke sirkit rele (sirkitsekunder).

    Battery (Accu), berfungsi sebagai sumber tenaga untuk men-trip PMT ataucatu daya untuk rele (static relay) dan rele bantu.

    2

    1.1. LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN UMUM/DEFINISI

    Sistem tenaga listrik terdiri dari seksi-seksi (sub sistem), yang satu denganyang lainnya dapat dihubungkan dan diputuskan dengan menggunakan alatpemutus tenaga (PMT).

    Masing-masing seksi (sub sistem) diamankan ole rele pengaman dan setiaprele mempunyai kasawan pengamanan, yang berupa bagian dari sistem.Jika terjadi gangguan di dalamnnya, rele akan mendeteksi dan denganbantuan PMT melepaskan seksi yang terganggu dari bagian sistem lainnya.

    Gambar kawasan pengamanan (zone of protection) :

    3

    Lanjutan 1.3.

    Differential Relay, berfungsi sebagai pengaman utama Generator padapembangkit tenaga listrik, dan lain-lain.

    Distance Relay, berfungsi sebagai pengaman utama pada penyaluran(transmisi), dan lain-lain.

    Differential Relay, berfungsi sebagai pengaman utama Trafo, dan lain-lain.

    Over Current Relay Trafo sisi 150 KV, sebagai pengaman cadangan lokalTrafo pengaman cadangan jauh Bus B.

    Over Current Relay dan Ground Fault Relay Trafo sisi 20 KV pengamanutama Bus B1 pengaman cadangan jauh saluran BC.

    Over Current Relay dan Ground Fault Relay pengaman utama saluran BCpengaman cadangan jauh saluran CD.

    Over Current Relay dan Ground Fault Relay di C pengaman utamasaluran CD pengaman jauh seksi berikutnya.

    4

  • 21.4. PENGAMAN UTAMA DAN PENGAMAN CADANGAN

    Pada saat sistem tenaga listrik beroperasi dan mengalami gangguan, adakemungkinan komponen (alat) proteksi gagal bekerja.

    Untuk mengantisipasi timbulnya kemungkinan tersebut, disamping sistemtenaga listrik harus dipasang pengaman utama, maka juga dilengkapipengaman cadangan.

    Pengaman cadangan diharapkan akan bekerja, apabila pengaman utamagagal bekerja. Oleh karenanya pengaman cadangan selalu disertai denganwaktu tunda (time delay), untuk memberi kesempatan pada pengamanutama bekerja lebih dahulu.

    Jenis pengaman cadangan :

    Pengaman cadangan lokal (local back up).

    Pengaman cadangan jauh (remote back up).

    Letak (penempatan) :

    Pengaman cadangan lokal terletak di tempat yang sama denganpengaman utamanya.

    Pengaman cadangan jauh terletak di seksi sebelah hulunya.

    5

    1.5. KRITERIA SISTEM PROTEKSI

    Kepekaan (sensitivity) :

    Peralatan proteksi (rele) harus cukup peka dan mampu mendeteksigangguan di kawasan pengamannya.

    Meskipun gangguan yang terjadi hanya memberikan rangsangan yangsangat minim, peralatan pengaman (rele) harus mampu mendeteksi secarabaik.

    Keandalan (reliability) :

    Dependability :

    Peralatan proteksi (rele) harus memiliki tingkat kepastian bekerja(dependability) yang tinggi.

    Peralatan proteksi (pengaman) harus memiliki keandalan tinggi (dapatmendeteksi dan melepaskan bagian yang terganggu), tidak boleh gagalbekerja.

    Security :

    Peralatan proteksi (pengaman) harus memiliki tingkat kepastian untuktidak salah kerja atau tingkat security (keamanannya) harus tinggi.

    Yang dimasksud salah kerja adalah kerja yang semestinya tidak kerja,misal : karena lokasi gangguan di luar kawasan pengamannya atau samasekali tidak ada gangguan.

    Salah kerja bisa mengakibatkan terjadinya pemadaman, yang semestinyatidak perlu terjadi. 6

    Lanjutan 1.5.

    Selektifitas (selectivity) :

    Peralatan proteksi (pengaman) harus cukup selektif dalam mengamankansistem.

    Dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin, yaituhanya sub sistem yang terganggu saja yang memang menjadi kawasanpengaman utamanya.

    Rele harus mampu membedakan, apakah gangguan terletak di kawasanpengaman utamanya, dimana rele harus bekerja cepat, atau terletak di subsistem berikutnya, dimana rele harus bekerja dengan waktu tunda atautidak bekerja sama sekali.

    Kecepatan (speed) :

    Peralatan proteksi (pengaman) harus mampu memisahkan sub sistem yangmengalami gangguan secepat mungkin.

    Untuk menciptakan selektifitas yang baik, ada kemungkinan suatupengaman terpaksa diberi waktu tunda (time delay), tetapi waktu tundatersebut harus secepat mungkin.

    Dengan tingkat kecepatan yang baik, maka terjadinya kerusakan/ kerugian,dapat diperkecil.

    7

    BAB II

    PENGAMAN GENERATOR

    1- 51V, backup overcurrent relay, pengendalian tegangan atau kontrol tegangan

    1-51G, backup ground time overcurrent relay

    3 - 51V, backup overcurrent relay, pengendalian tegangan atau kontrol tegangan

    1 -51G, backup ground time overcurrent relay

    1 - 87, differential relay

    1 - 32, reserve power relay untuk pengendalian protection

    1 40, impedance relay, untuk pengaman kehilangan medan

    GENERATOR KECIL (sistem isolated)

    GENERATOR SEDANG (sistem isolated/ paralel)

    Daya: 500 s/d 1000 kVA tegangan 600 volt (maksimum)

    Daya: 500 s/d 12 500 kVA tegangan 600 volt (maksimum)

    2.1. SKEMA GENERATOR

    8

    3 - 51V, backup overcurrent relay, pengendalian tegangan atau kontrol tegangan

    1 - 51G, backup ground time overcurrent relay

    1 - 87, differential relay

    1 - 32, reserve power relay untuk peng endalian protection

    1 40, impedance relay, untuk pengaman kehilangan medan

    1 46, Negative phase sequence over current relay untuk protection kondisi unbalanced

    Lanjutan 2.1.

    9

  • 3 3 - 51V, backup overcurrent relay, pengendalian tegangan atau kontrol tegangan

    1 -51G, backup ground time overcurrent relay

    1 - 87, differential relay

    1 87G, ground differential relay

    1 - 32, reserve power relay untuk peng endalian protection

    1 40, impedance relay, untuk pengaman kehilangan medan

    1 46, Negative phase sequence over current relay untuk protection kondisi unbalanced.

    1 49, temp relay untuk monitor belitan temp stator

    1 64F, generator field relay, hanya untuk mesin yg mempunyai medan supply slip rings

    1 60, voltage balance relay

    Lanjutan 2.1.

    10

    BUS GEN.

    OCR

    CTCB

    GEN.

    MCCB

    Relai ini mengamankan generator dari beban lebih atau

    gangguan hubung singkat.

    Beban

    PENGAMAN : OCR (51) -- untuk generator sedang dan besar

    MCCB - - untuk generator kecil

    2.2. PENGAMAN HUBUNG SINGKAT

    11

    PENYEBAB:

    Generator mengalami beban lebih

    AVR generator mengalami kerusakan

    BUS GEN.

    UVR

    PT

    CB

    GEN.

    Beban

    AKIBAT: Dapat merusak belitan rotor

    Gangguan hubung singkat di sistem

    PENGAMAN : UNDER VOLTAGE RELAY (27)

    2.3. PENGAMAN TEGANGAN KURANG

    12

    Generator mengalami kapasitif.

    AVR generator mengalami kerusakan bila berlanjut, merusak instalasi alat bantu di generator bisa rusak.

    PENGAMAN :

    BUS GEN.

    OVR

    PT

    CB

    GEN.

    DEVICE NUMBER OVER VOLTAGE RELAY : 59

    Beban

    PENYEBAB:

    Lepas nya beban (Ppemb > P beban)

    AKIBAT:

    Frekwensi naik > 50 Hz.

    2.4. PENGAMAN TEGANGAN LEBIH (OVER LOAD)

    13

    BUS GEN.

    OCR

    CT

    CB

    GEN.Rn

    TRFBeban

    PENYEBAB:Terjadi kebocoran isolasi di stator, sehingga terjadi gangguan hubung

    Singkat fasa ketanah antara stator dan tanah

    AKIBAT:

    Kerusakan pada belitan stator

    PENGAMAN: PENGAMAN ARUS LEBIH (51N)

    51N

    2.5. PENGAMAN STATOR KE TANAH

    14

    BUS GEN.

    GEN.

    CT

    PT

    SISTEM

    PENYEBAB:PRIME-MOVER DARI SALAH SATU GENERATOR RUSAK , MENGAKIBATKAN GENERATOR TIDAK BERPUTAR.

    AKIBAT:ADA PASOKAN LISTRIK DARI GENERATOR LAIN ATAU SISTEM SEHINGGA GENERATOR MENJADI MOTOR.

    PENGAMAN -- REVERSE POWER (32)

    32

    40

    2.6. PENGAMAN DAYA (BALIK) PENGGERAK MULA

    15

  • 4 PENYEBAB: Hilangnya eksitasi

    AKIBAT:

    Daya reaktif balik dari sistem masuk ke generator,

    atau generator menyerap var sistem

    Memanaskan ujung belitan generator

    BUS GEN.

    GEN.

    CT

    PT

    SISTEM

    32

    40

    PENGAMAN -- LOSS OF EXCITATION (40)

    2.7. PENGAMAN HILANG MEDAN (LOSS OF EXCITATION)

    16

    pembebanan melebihi kapasitas generator

    kerusakan sistem pendingin

    belitan generator bisa panas bisa merusak konduktor stator dan isolasi

    antara belitan ke inti

    AKIBAT:

    GEN.

    RTD

    CB

    PENGAMAN -- PENGAMAN TEMPERATUR (26)

    PENYEBAB:

    26

    2.8. PENGAMAN TEMPERATUR GENERATOR

    17

    CB

    BUS GEN.

    SPEED SENSOR

    GEN.

    gangguan pada sistem sehingga lepas beban

    governor tidak mampu kembalikan put. normal

    bisa terjadi vibrasi balancing pada put. tertentu

    bisa rusakkan bearing dan shaft frekwensi naik

    TRANSDUCER

    MESIN.

    PENYEBAB:

    AKIBAT:

    over speed

    PENGAMAN : UNDER SPEED (81 U)OVER SPEED (81- O)

    2.9. PENGAMAN OVER SPEED

    18

    GANGGUAN PADA BELITAN GENERATOR

    KERUSAKAN ISOLASI BELITAN GENERATOR

    PENGAMAN: DIFFRENTIAL RELAY (87 G).

    GEN.CB

    DIFERENSIAL

    GENERATOR

    SET

    PENYEBAB:

    AKIBAT:

    2.10. PENGAMAN DIFFERENSIAL GENERATOR

    19

    Arus beban melebihi nominal dan bertahan lama

    BUS GEN.

    OLR

    CTCB

    GEN.

    DEVICE NUMBER OVER LOAD RELAY : 49

    PENYEBAB:

    BEBAN

    AKIBAT:Memanaskan belitan generator. merusak konduktor dan isolasi belitan

    PENGAMAN :

    2.11. PENGAMAN BEBEAN LEBIH (OVER LOAD RELAY)

    20

    KETIDAK SEIMBANGAN ARUS FASA BEBAN

    GEN.CB

    NEG.SEQFILTER

    OCR

    NEGATIVE SEQUENCE RELAY ( 46)

    PENYEBAB:

    AKIBAT:

    MEMANAS KAN ROTOR GENERATOR BILA BERTAHAN LAMA

    PENGAMAN :

    2.8. PENGAMAN TEMPERATUR GENERATOR

    21

  • 5BAB III

    PENGAMAN TRANSFORMATOR

    TENAGA

    Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan,

    diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983)

    Bagian Satu, C) :

    Relai Buchollz

    Relai Jansen

    Relai tangki tanah

    Relai suhu

    Relai diffrential

    Relai beban lebih

    Relai gangguan tanah terbatas

    Rele arus hubung tanah

    3.1. JENIS PENGAMAN

    22

    1

    2

    Mengerjakan alarm (Bucholz 1st) pada kontak bagian atas 1.

    Mengerjakan perintah trip ke PMT pada kontak bagian bawah 2.

    Relai buchholz dipasang pada pipa dari maintank ke konservator ataupun dari

    OLTC ke konservator tergantung design trafonya apakah di kedua pipa tersebut

    dipasang relai bucholz.

    Gunanya: untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang menimbulkan

    gas dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat di dalam trafo

    atau akibat busur di dalam trafo.

    Cara kerja: yaitu gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir melalui pipa dan

    besarnya tekanan gas ini akan mengerjakan relai dalam 2 tahap yaitu:

    KE CONSERVATOR

    TANGKI TRAFO

    PELAMPUNG

    KRAN

    TUAS ALARM

    TUAS TRIPALARM

    TRIP

    3.2. RELAY BUCHHOLZ

    23

    Analisa gas yang terkumpul di dalam relai Bucholz

    H2 dan C2H2menunjukkan adanya busur api pada minyak antara bagian-bagian konstruksi.

    H2, C2H2 dan CH4menunjukkan adanya busur api sehingga isolasi phenol terurai, misalnya terjadi gangguan pada sadapan.

    H2, C2H4 dan C2H2menunjukkan adanya pemanasan pada sambungan inti.

    H2, C2H, CO2 dan C3H4menunjukkan adanya pemanasan setempat pada lilitan inti.

    Lanjutan 3.2.

    24

    Relai Jansen adalah relai untuk mengamankan transformator darigangguan di dalam tap changer yang menimbulkan gas. Dipasangpada pipa yang menuju conservator.

    Cara Kerja Sama seperti relai bucholz tetapi hanya mempunyaisatu kontak untuk tripping.

    3.3. RELAY JANSEN

    25

    Relai Sudden Pressure. Relai Pressure untuk tangki utama Trafo bekerjaapabila di dalam tangki Trafo terjadi kenaikan tekanan udara akibatterjadinya gangguan di dalam Trafo.

    Tipe Membran

    Plat tipis yang didisain sedemikian rupa yang akan pecah bila menerimatekanan melebihi disainnya. Membran ini hanya sekali pakai sehingga bilapecah harus diganti baru.

    Pressure Relief Valve

    Suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas yangdidisain sedemikian rupa sehingga apabila terjaditekanan di dalam transformator melebihi tekananpegas maka akan membuka dan membuangtekanan keluar bersama-sama sebagian minyak.

    Katup akan menutup kembali apabila tekanan di dalam transformator turunatau lebih kecil dari tekanan pegas.

    Indikator trip

    Reset Mekanis

    3.4. RELAY SUDDEN PRESSURE

    26

  • 6 Urutan kerja relai suhu kumparan / winding ini dibagi 2 tahap:

    Mengerjakan alarm (Winding Temperature Alarm)

    Mengerjakan perintah trip ke PMT (Winding Temperature Trip)

    Relai HV/LV Winding Temperature bekerjaapabila Suhu kumparan Trafo melebihi seting daripada relai HV/LV Winding, besarnya kenaikan suhuadalah sebanding dengan faktor pembebanan dansuhu udara luar Trafo.

    Relai HV/LV Oil Temperature bekerja apabila suhu minyak Trafo melebihiseting dari pada relai HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding denganfaktor pembebanan dan suhu udara luar Trafo.

    Urutan kerja relai suhu minyak / oil ini dibagi 2 tahap:

    Mengerjakan alarm (Oil Temperature Alarm).

    Mengerjakan perintah trip ke PMT (Oil Temperature Trip).

    3.5. RELAY HV/ LV WINDING TEMPERATURE

    27

    3.6. PENGAMAN PANJAT TRAFO

    28

    indikator

    Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan

    hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman

    transformator.

    Diharapkan Relai ini mempunyai sifat komplementer dengan Relai beban lebih.

    Relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi

    lainnya.

    3.7. RELAY ARUS LEBIH (OVER CURRENT RELAY)

    29

    Berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap hubung singkat antara fasa dengan tangki trafo dan titik netral trafo yang ditanahkan.

    F51G

    Relai 51 G yang terpasang, mendeteksi arus gangguan dari tangki trafoketanah, kalau terjadi kebocoran isolasi dari belitan tarafo ke tangki, arusyang mengalir ke tanah akan dideteksi relai arus lebih melalui CT. Relaiakan mentripkan PMT di kedua sisi (TT dan TM). Jadi arus gangguankembali kesistem melalui pembumian trafo.

    3.8. RELAY TANGKI TANAH

    30

    Y

    87N 87N

    Relai gangguan tanah terbatas atau Restricted Earth Fault (REF) untukmengamankan transformator bila ada gangguan satu satu fasa ke tanahdi dekat titik netral transformator yang tidak dirasakan oleh reledifferensial.

    3.9. RESTRICTED EARTH FAULT (REF)

    31

    PRINSIPNYA :membandingkan arus yang masukke peralatan dengan arus yangkeluar dari peralatan tersebut

    PERALATANIIN IOUT

    Fungsi:untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yangterjadi didalam daerah pengaman transformator.

    Cara Kerja:Membandingkan antara arus yang masuk dengan arus yang keluar

    3.10. PENGAMAN DIFFERENSIAL

    32

  • 7 DIFFERENSIAL SEBAGAI PENGAMAN TRAFO (lanjutan)

    DOT POLARITY

    IP

    iP

    IS

    iS

    DALAM KEADAAN NORMAL ARAH IP DAN IS SEPERTIPADA GAMBAR

    TRAFO TENAGA

    DIFF. RY

    CTP CTS

    BEBAN

    DISISI SEKUNDER MASING-MASING CT, ARUS KELUAR DARI TERMINAL DOT, SEHINGGA ARAH ARUSNYA :

    KARENA IP SAMA BESAR IS TAPI ARAH BERLAWANAN MAKA DIFFERENSIAL RELAI TIDAK DILALIRI ARUS

    Lanjutan 3.10.

    33

    DIFFERENSIAL SEBAGAI PENGAMAN TRAFO (lanjutan)

    DOT POLARITY

    IP

    iP

    DALAM KEADAAN GANGGUAN

    TRAFO TENAGA

    DIFF. RY

    CTP CTS

    BEBAN

    ARAH IP SEPERTI PADAGAMBAR DAN HANYA IP

    DISISI SEKUNDER CTP, ARUS iP KELUAR DARITERMINAL DOT, DAN MENGERJAKAN DIFF RY

    PERHATIKAN : TERMINAL SEKUNDER CTP DAN CTS TERHUBUNGKE DIFF. RY DI FASA YANG BERLAWANANATAU BEDA SUDUT 180o

    Lanjutan 3.10.

    34

    OCR & EF

    Meter

    EF

    REF

    OCR & EF

    OCR & EF

    Meter

    OCR & EF : Over Current Relay & Earth Fault

    DIFF : Diffrencial Relay

    REF : Restricted Earth Fault

    Meter : Alat Ukur Amper, kWh, kVarh, MW, MVar dll.

    KETERANGAN :

    PMT 150kV

    PMS BUS 2

    BUS I 150 kV

    CT1000/5-5-5A

    BUS 20 kV

    TRAFO

    20 MVA

    150 / 20 kV

    Z = 12,4 5

    PMT 20kV

    PENYULANG 20 kV

    CT

    PT

    20kV/110V

    V3 V3PMT 20kV

    Meter

    NGR 40 ohm300A/12 kV10 Sec

    CT200/5-5-5A

    CT300/5A

    CT

    1000/5

    DIFFRENSIAL

    Trip

    Trip

    Trip

    PMS BUS 1

    BUS 2 150 kV

    3.11. BAGAN SATU GARIS PENGAMAN TRANSFORMATOR

    35

    BAB IV

    CURRENT TRANSFORMER &

    POTENTIAL TRANSFORMER

    PERALATAN PENGUKURAN LISTRIK

    kWh meter : untuk mengukur pemakaian energi listrik

    kVAr meter : untuk mengukur pemakaian daya reaktif

    Ampere meter : untuk mengukur arus

    Volt meter : untuk mengukur tegangan

    Watt meter : untuk mengukur pemakaian daya aktif

    Cos meter : untuk mengukur power factor

    PERALATAN PROTEKSI

    Over Current Relay

    Ground Fault Relay

    Differential Relay

    Distance Relay

    Adalah trafo yang mana dipergunakan bersama dengan peralatan

    lain seperti: relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol, yang

    dihubungkan ke arus bolak balik

    Trafo instrumen: current transformers dan voltage transformers.

    4.1. TRAFO INSTRUMEN (INTRUMENT TRANSFORMER)

    36

    DEMI KEAMANAN & KETELITIAN, TRAFO ARUS UNTUK :

    HARUS PUNYA KETELITIAN TINGGI PADA DAERAH ARUS PENGUKURAN BEBAN NOMINAL

    HARUS JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG BESAR, UNTUK KEAMANAN ALAT UKUR

    PENGUKURAN

    HARUS PUNYA KETELITIAN / ERROR KECIL PADA DAERAH ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT BESAR

    TIDAK JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG BESAR, UNTUK KEANDALAN ALAT PROTEKSI

    PROTEKSI

    4.2. TRAFO ARUS

    37

  • 8P1/K P2/LIP

    A

    S2/lS1/k

    IS

    RANGKAIAN EKIVALEN CT

    P1/K masuknya arus primer & P2/L keluaran arus primer S1/k masuknya arus sekunder dari primer dan S2/l keluaran arus

    sekunder

    Pembumian : pada S2/l -- sudut IP dan IS = 00

    pada S1/k -- sudut IP dan IS = 1800

    Lanjutan 4.2.

    38

    Kesalahan arusPerbedaan arus yang masuk disisi primer dengan arus disisisekunder

    % = [(Kn Is - Ip)/Ip] x 100%

    Kesalahan fasaAkibat pergeseran fasa antara arus sisi primer dengan arus sisi sekunder

    Composite Error

    c = 100/ Ip 100/T (Knis ip)2 dt

    is dan ip merupakan nilai arus sesaat sisi sekunder dan sisi primer.

    4.3. KESALAHAN CURRENT TRANSFORMER

    39

    Sesuai IEC 60044-1 spesifikasi class untuk CT:

    Kelas

    ketelitian

    +/- % kesalahan ratio arus

    pada % dari arus pengenal

    +/- % pergeseran fase pada % dari

    arus pengenal , menit (centiradians)

    5 20 100 120 5 20 100 120

    0,1 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5

    0,2 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10

    0,5 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30

    1,0 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60

    Kelas

    ketelitian

    +/- % kesalahan ratio arus

    pada % dari arus pengenal

    +/- % pergeseran fase pada % dari

    arus pengenal , menit (centiradians)

    1 5 20 100 120 1 5 20 100 120

    0,2S 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 30 15 10 10 10

    0,5S 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30

    Kelas

    ketelitian

    +/- % kesalahan ratio arus pada % dari arus pengenal

    50 100

    3 3 3

    5 5 5

    4.4. SPESIFIKASI CLASS CT

    40

    TRAFO ARUS

    MASING MASING CLASS TRAFO ARUS

    UNTUK PENGUKURAN

    Untuk kebutuhan industri : CL2 or CL1

    Untuk kWh meter di pelanggan : CL0.5

    Untuk memperkecil kesalahan : CL0.2S

    Untuk kebutuhan laboratorium : CL0.1

    Akurasi burden pengenal:

    Untuk kebutuhan instrument : CL3 or CL5

    2,5 VA; 10 VA; 30 VA

    5 VA ; 15 VA

    7,5 VA ; 20 VA

    4.5. CLASS TRAFO UNTUK PENGUKURAN

    41

    CT Proteksi

    CT Metering

    IeXct

    ES

    Kurva CT untuk pengukuran

    Kurva CT untuk proteksi

    Knee point

    Kurva maknetisasi CT

    4.6. KURVA MAGNETISASI

    42

    A

    Sisi primer batang Sisi primer lilitan

    4.7. BEBERAPA KONSTRUKSI CT

    43

  • 9 Trafo arus dengan inti besiInti besi

    Trafo arus tanpa inti besi

    Rogowski coil

    Lanjutan 4.7.

    44

    Type lingkaran/Wound primary

    Conventional Dead Tank CT

    Lanjutan 4.7.

    45

    Type batang /Bar primary

    Inverted CT

    Lanjutan 4.7.

    46

    Gambar 8: dua belitan sekunder

    (C1)P1 (C2)P2

    1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2

    Belitan sekunderUntuk Proteksi

    Resin

    Belitan sekunderUntuk pengukuran

    Pola (mould)

    Teriminal sekunder

    Belitan sekunderUntuk Proteksi

    Resin

    Belitan sekunderUntuk pengukuran

    Pola (mould)

    Teriminal sekunder

    Teriminal primer1 belitan

    4 Teriminal sekunder

    BILA PRIMER 2 BELITAN -- DIPILIH PADA LOWER RATIO

    Lanjutan 4.7.

    47

    Trafo tegangan:Instrumen trafo yang dipergunakan untuk memperkecil tegangantinggi ke tegangan rendah , dipergunakan untuk pengukuran atauproteksi

    Accuracy classes sesuai IEC 60044-2

    4.8. TRAFO TEGANGAN

    Class Burden Voltage Ratio Phase Application(%) (%) (%) displacement

    (min)

    0,1 25 - 100 80 - 120 0,1 5 laboratory0,2 25 - 100 80 - 120 0,2 10 Precision and revenue metering

    0,5 25 - 100 80 - 120 0,5 20 standard revenue metering industrial

    1,0 25 - 100 80 - 120 1,0 40 grade meters intruments3,0 25 - 100 80 - 120 3 -

    3P 25 - 100 5-Vf 3,0 120 Protection

    6P 25 - 100 5-Vf 6,0 240 Protection

    Range Limit of Errors

    48

    Untuk pengukuran tegangan jatuh disisi sekunder 0,05 % s/d 0,1 % x tegangan pengenal sekunder PT

    Tegangan pengenal primer : kV (150 kV, 20 kV atau 150 kV/3 , 20 kV/3)

    Tegangan pengenal sekunder: volt (110 V , 110 V atau 110 V/3 , 100 V/3)

    RST

    Primer20.000/3

    Sekunder100/3

    sr t

    Rangkaian ekivalen

    Tipe trafo tegangan:

    Inductive voltage transformers

    Capacitive voltage transformers

    Lanjutan 4.8.

    49

  • 10

    Jenis INDUKTIF (PT)

    Terdiri dari belitan Primer dan belitan sekunder, Belitan

    primer akan menginduksikannya ke belitan sekunder

    melalui core.

    Jenis KAPASITIF (CVT)

    Terdiri dari rangkaian kondensor yang berfungsi sebagai

    pembagi tegangan tinggi dari trafo pada tegangan

    menengah yang menginduksikan tegangan ke belitan

    sekunder melalui media capasitor.

    4.9. KLASIFIKASI TRAFO TEGANGAN

    50

    7

    6

    5

    1

    2

    3

    4

    8

    Keterangan gambar:

    1. Kertas/Isolasi Minyak Mineral/Quartz filling.

    2. Belitan Primer: vernis ganda-isolasi kawat tembaga, tahan pada suhu tinggi.

    3. Inti: bukan orientasi listrik baja memperkecilresiko resonansi besi

    4. Belitan Sekunder

    5. Isolator Keramik

    6. Dehydrating Breather

    7. Terminal Primer

    8. Terminal Sekunder

    4.10. JENIS INDUKTIF TRAFO TEGANGAN

    51

    1). HV.T adalah terminal tegangan tinggi

    2) kapasitor C1 & C2 pembagi tegangan (capacitive voltage divider) yang berfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh trafo tegangan menjadi tegangan pengukuran yang lebih rendah

    3). L0 adalah induktor penyesuai tegangan (medium voltage choke) yang berfungsi untuk mengatur/menyesuaikan supaya tidak terjadi pergeseran fasa antara tegangan masukan (vi) dengan tegangan keluaran (vo) pada frekuensi dasar.

    1

    5

    4

    3 7

    2

    4) Belitan primer

    5) Isolator keramik

    7) Terminal sekunder

    4.11. JENIS KAPASITIF TRAFO TEGANGAN

    52

    Kesalahan rasio trafo teganganKesalahan besaran tegangan karena perbedaan rasio name platedengan rasio sebenarnya dinyatakan dalam

    % = 100 (Kn Vs - Vp)/Vp

    Composite Error

    c = 100/ Vp 100/T (Knvs vp)2 dt

    vs dan vp merupakan nilai tegangan sesaat sisi sekunder dan sisi primer.

    4.12. KESALAHAN TRAFO TEGANGAN

    53

    BAB V

    SISTEM PEMBUMIAN PERALATAN & SISTEM

    Pembumian sistem adalah hubungan secara Elektris antara sistem

    dengan tanah melalui transformator yang mempunyai belitan Y.

    Pembumian Peralatan adalah hubungan antara peralatan listrikdengan tanah/bumi

    Pengaman Sistem dari gangguan tanah Pengaman Isolasi Peralatan Instalasi akibat tegangan lebih

    sewaktu gangguan fasa-tanah

    Kegunaan: (pada sistem 3 fasa)

    Kegunaan:Sebagai pengaman bagi manusia dan peralatan instalasi jika terjadi kebocoran listrik pada peralatan.

    5.1. PENGERTIAN UMUM

    54

  • 11

    Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding).

    Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding).

    Pentanahan langsung (effective grounding).

    Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat

    berubah-ubah (resonant grounding) atau pentanahan

    dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).

    5.2. MACAM / JENIS PEMBUMIAN SISTEM

    55

    Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan hubungan Y yang dihubungkan langsung dengan tanah melalui elektroda cu.

    Tahanan pembumianharus rendah 0,5 3 ohm.

    Transformator tenaga

    Netral ditanahkanlangsung

    5.3. PEMBUMIAN NETRAL LANGSUNG (SOLID GROUNDED)

    56

    Pemasangannya:

    Pada transformator tenaga yang dipasok dari sistem teganganmenengah (GI) atau PLTD kecil.

    Keuntungan : Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif

    kecil. Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat

    dipermudah, sehingga letak gangguan cepat diketahui. Sederhana dan murah dari segi pemasangan

    Kerugian : Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan

    terputusnya daya. Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat

    menimbulkan kerusakan pada peralatan listrik yangdilaluinya.

    Lanjutan 5.3.

    57

    ZL

    XT

    IGF

    Arus gangguan tanah dihitung dengan memasukkan Reaktansi XT dan Impedansi ZL

    Arus gangguan tanah dipakai untuk penyetelan Relai Arus Lebih gangguan tanah.

    Lanjutan 5.3.

    58

    Pembebanan pada transformator tenaga di GI atau PLTD yang memasok kebeban:

    Bisa single phase (Transformator 1 fasa)

    Bisa three phase (Transformator 3 fasa)

    Beban tidak seimbang, kawat netral dialiri arus beban

    Lanjutan 5.3.

    59

    Guna : Membatasi besar arus gangguan tanahtetapi relai gangguan tanah masih kerja baik

    Transformator tenaga

    Netral ditanahkanMelalui Tahanan

    Tahanan

    Netral Sistem dari transformator 3 fasa denganhubungan Y yang dihubungkan dengan tanahmelalui tahanan

    5.4. PEMBUMIAN NETRAL MELALUI TAHANAN

    60

  • 12

    Pemasangannya :Pada transformator tenaga yang dipasok padasistem tegangan 70 atau 150 kV (GI) atau padasistem PLTD kecil

    Tahanan pembumian (netral grounding resistance)yang terpasang di GI atau sistem PLTD : NGR dengan tahanan 12 ohm. NGR dengan tahanan 40 ohm. NGR dengan tahanan 500 ohm.

    Catatan: Nilai tahanan perlu dihitung yangdidasarkanpada besarnya arus gangguan1 fasa ketanah

    Lanjutan 5.4.

    61

    NGR (Neutral Grounding Resistance)Adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral trafo dengan tanah dimanaberfungsi untuk memperkecil arus gangguan tanah yang terjadisehinggadiperlukan proteksi yang praktis dan tidak terlalu mahal karenakarakteristik rele dipengaruhi oleh sistem pentanahan titik neutral.

    Contoh NGR yang terpasang di Gardu Induk

    40 ohm

    Lanjutan 5.4.

    62

    Rn

    ZL

    XT

    IGF

    Arus gangguan tanah dihitung dengan memasuk-kan Tahanan 3RN, Reaktansi XT dan Impedansi ZL

    Arus gangguan tanah dipakai untuk penyetelanRelai Arus Lebih gangguan tanah.

    Lanjutan 5.4.

    63

    Keuntungan :

    Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil

    Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.

    Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya.

    Kerugian :

    Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan fasa ke tanah.

    Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan relai pengaman menjadi berkurang.

    Lanjutan 5.4.

    64

    Titik Netral Transformator hubungan Y tidakdihubungkan ke tanah

    Guna :

    Untuk sistem kecil, arus gangguan-tanah tidak membuat kejutan powerpada pembangkit

    Untuk sistem kecil, arus gangguan-tanah temporer bisa self clearing

    Transformator tenaga

    Netral tidak ditanahkan

    5.5. PEMBUMIAN NETRAL MENGAMBANG (FLOATING)

    65

    ZL

    XT

    IGF

    Saat terjadi Arus gangguan tanah timbul:

    ICe

    Arus kapasitif jaringan

    Tidak tergantung lokasi gangguan, besarnya tetap

    Karenanya Relai gangguan tanah tidak selektif

    Arus Kapasitif gangguan tanah besar ? Arcing

    Lanjutan 5.5.

    66

  • 13

    Sistem kecil, gangguan tanah tidak dirasakankonsumen TR.

    Gangguan Fasa - tanah

    Tegangan Fasa sehat naik 3 kali.

    Gang. Permanen, Tegangan sentuh tdk bahaya.

    Kawat putus yang tidak menyentuh tanah bahayabila disentuh manusia.

    Uraian vektor V dan I saat gangguan tanah

    Segitiga tegangan sistem tidak berubah.

    Magnitude & sudut tegangan fasa sehat berubah.

    Magnitude ICe besar gejala Arcing Ground.

    Lanjutan 5.5.

    67

    Akibatnya : Udara yang belum kembali menjadiisolator kembali breakdown karenateg. fasa R yang naik s/d 3xEph

    Kejadian ini berulang pada setiap cycle darigelombang sinusoidal, dan disebut ArcingGround

    Kenaikan tegangan pada peristiwa Arcing Groundberbahaya bagi isolator diseluruh instalasi.

    ICE yang terlalu besar penyebab Arcing Groundharus dihindari agar tidak merusak peralatan

    Lanjutan 5.5.

    68

    Pengukuran Beban bisa gunakan meter3 fasa 3 kawat.

    Pembebanan : Tidak bisa single phase Harus three phase (Trafo 3 fasa) Beban tidak seimbang di TR di TM dialiri

    arus urutan negatif.

    Lanjutan 5.5.

    69

    Dapat mengkompensir arus kapasitif

    Nilai reaktansi Induktansi disesuaikan dengannilai reaktansi kapasitansi jaringan

    Guna :

    Arus kapasitif gangguan tanah yangbesar dikecilkan agar tidak terjadiArcing Ground yang berbahaya

    Arus gangguantanah temporer men-jadi bisa self clearing kembali

    Netral Sistem dari transformator 3 fasa denganhubungan Y yang dihubungkan dengan tanahmelalui reaktor induktif - Peterson coil

    5.6. PEMBUMIAN NETRAL MELALUI PETERSON COIL

    70

    Transformator tenaga

    Netral ditanahkanMelalui Reaktor

    Tegangan Fasa- tanah

    Masih dapat terjaga seimbang, bila Ce seimbang.

    Teg. Netral-tanah naik, teg. Fasa-tanah naik 3.

    Kondisi Normal

    Kondisi gangguan tanah

    Lanjutan 5.6.

    71

    ZL

    XT

    ICe

    Bila terjadi arus gangguan tanah

    ICe

    Arus kapasitif jaringan dikompensir oleh arus IL

    Tidak tergantung lokasi gangguan, besarnya tetap

    Relai gangguan tanah tidak selektif

    Arus gangguan tanah tidak membuat Arcing

    IL

    IL

    Lanjutan 5.6.

    72

  • 14

    Keuntungan :

    Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi

    mahluk hidup.

    Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapatdihindari.

    Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ketanah.

    Gejala busur api dapat dihilangkan.

    Kerugian :

    Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karenaarus gangguan tanah relatif kecil.

    Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap(permanen) pada sistem.

    Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila adaperubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning)kembali.

    Lanjutan 5.6.

    73

    5.7. GROUNDING EQUIPMENT (PEMBUMIAN PERALATAN)

    Pengertian Pembumian Peralatan

    Pembumian peralatan adalah pentanahan yangmenghubungkan kerangka/ bagian dari peralatan listrikterhadap ground (tanah).

    Pembumian ini pada kerja normal tidak dilalui arus.

    74

    Tujuan pembumian peralatan adalah sebagai berikut :

    Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrikyang berbahaya bagi manusia bila padaperalatan listrik terjadi kebocoran listrik.

    Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baikbesarnya maupun lamanya dalam keadaangangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaranatau ledakan pada bangunan atau isinya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pentanahan :

    Tahanan jenis tanah. Panjang elektroda pentanahan.

    Luas penampang elektroda pentanahan.

    5.8. PEMBUMIAN PERALATAN

    75

    JENIS TANAH TAHANAN JENIS TANAH (OHM M)

    TANAH RAWA 30

    TANAH LIAT DAN TANAH LADANG 100

    PASIR BASAH 200

    KERIKIL BASAH 500

    PASIR DAN KERIKIL KERING 1,000

    TANAH BERBATU 3,000

    r = jari-jari elektroda pentanahan ( cm )L = panjang elektroda pentanahan ( cm )

    1

    .4ln.

    .2

    r

    L

    LR

    R = Tahanan elektroda pentanahan (ohm) = Tahanan jenis tanah ,ohm-cm besarnya sesuai tabel

    (karena tabel diatas dalam ohm-meter dirubah dahulu dalam ohm-cm)

    Lanjutan 5.8.

    Tahanan Jenis Tanah

    76

    R

    S

    T

    Netral

    Sekunder trafo gardu distribusi

    Peralatan Listrik

    Re2Re1

    RL

    RN

    Sirkulasi arus akibat adanya kebocoran pada peralatan listrik

    Lanjutan 5.8.

    77

    Tegangan langkah

    Tegangan sentuh

    Titik terjadi gangguan phasa - tanah

    20 m 20 m

    Bumi

    Bentuk tegangan antara tegangan elektroda danreferensi bumi, tegangan elektroda-bumi, tegangan-langkah, tegangan sentuh.

    Lanjutan 5.8.

    78

  • 15

    Sistem pembumian peralatan di gardu induk denganmenghubungkan elektroda membujur dan melintang dibawahtanah yang disebut sistem mesh dengan tujuan untukmemperoleh tahanan tanah kecil (< 1 ohm).

    Lanjutan 5.8.

    79

    BAB VI

    PENGAMAN TRANSMISI

    Relai penghantar yang prinsip kerjanya berdasarkan pengukuran

    impedansi penghantar.

    Relai ini mempunyai ketergantungan terhadap besarnya SIR dan

    keterbatasan sensitivitas untuk gangguan satu fasa ke tanah.

    Relai ini mempunyai beberapa karaktristik seperti mho,

    quadralateral, reaktans, adaptive mho dll.

    Sebagai unit proteksi relai ini dilengkapi dengan pola teleproteksi

    seperti putt, pott dan blocking.

    Jika tidak terdapat teleproteksi maka relai ini berupa step distance

    saja.

    6.1. DISTANCE RELAY

    80

    Dapat menentukan arah letak gangguan

    Gangguan didepan relai harus bekerja

    Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja

    Dapat menentukan letak gangguan

    Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja

    Gangguan diluar derahnya relai tidak boleh bekerja

    Beban maksimum tidak boleh masuk jangkauan relai

    Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya

    6.2. SETTING DISTANCE RELAY

    81

    Zone 1

    Karena adanya kesalahan pengukuran jarak akibatkesalahan CT, PT dan relainya sendiri, tidak mungkinmenset relai sampai ujung saluran yang diamankan, yanglazim disebut Zone 1.

    A

    F 21

    B

    F 21

    Zone 1= 80% ZAB

    Zone - 1 = 80% x ZAB

    6.3. SETTING RELAY JARAK

    82

    Zone 2

    Untuk mengamankan sisa yang tidak diamankan Zone 1,diaman- kan oleh Zone 2 dengan perlambatan waktu.

    Zone 2 juga sebagai pengaman rel ujung seksi yangdiamankan bila tidak mempunyai proteksi rel.

    A

    F 21

    B

    F 21

    Zone 1= 80% ZAB

    Zone - 2 = 80% x (ZAB + 80% x ZBC)

    C

    Lanjutan 6.3.

    83

  • 16

    Zone 3

    Sebagai pengamanan cadangan ditambah relai yanglazim disebut Zene 3, dalam hal ini harus dapatmenjangkau ujung seksi berikutnya, waktunyadiperlambat terhadap Zone 2 seksi berikutnya

    A

    F 21

    B

    F 21

    Zone 1= 80% ZAB

    C

    Zone - 3 = 80% x (ZAB + 80% ( ZBC + 80% ZCD )

    D

    Lanjutan 6.3.

    84

    Karakteristik mho

    Z3

    Z2

    Z1

    X

    R

    ZL

    Karakteristik Quadrilateral

    R

    XZL

    Z1 Z2 Z3

    6.4. KARAKTERISTIK DISTANCE RELAY

    85

    Prinsip kerja pengaman differential arus untuksaluran distribusi dan transmisi mengadapsidiffrential arus, yang membedakan ialah daerah ygdiamankan cukup panjang.

    I1 I2Daerah pengamanan

    CT1 CT2

    Saluran distribusi/transmisi

    6.5. RELAY DIFFERENTIAL SEBAGAI PENGAMAN SALURAN DISTRIBUSI ATAU TRANSMISI (KAWT PILOT)

    86

    Relai diferensial arus berdasarkan H. Khirchof,dimana arus yang masuk pada suatu titik, samadengan arus yang keluar dari titik tersebut.

    I1 I2

    PRINSIP DASAR PROTEKSI RELAI DIFFERENTIAL

    Yang dimaksud titik pada proteksi differential ialahdaerah pengamannan, dalam hal ini dibatasi oleh 2buah trafo arus.

    I1 = I2

    I1 I2

    Daerah pengamanan

    CT1 CT2

    Lanjutan 6.5.

    87

    Relai Diffrential arus membandingkan arus yangmelalui daerah pengamanan.

    Relai ini harus bekerja kalau terjadi gangguandidaerah pengamanan, dan tidak boleh bekerjadalam keadaan normal atau gangguan diluar daerahpengamanan.

    Relai ini merupakan unit pengamanan danmempunyai selektifitas mutlak.

    6.6. RELAI DIFFERENTIAL ARUS

    88

    PMT PMTA B

    I1

    CT1

    I2

    Saluran yg diproteksi

    CT2

    F 87 F 87

    Gelombang arus yang saling dikirim

    Lanjutan 6.6.

    89

  • 17

    Relai sejenis disetiap ujung saluran.

    Supervisi untuk mengontrol bahwa salurankomunikasi (pilot) baik/tidak terganggu.

    Untuk ketiga fase hanya sebuah relai, supayasaluran komunikasi yg cukup sepasang cukup 1pasang.

    Sarana komunikasi antara ujung saluran yg lazimdisebut kawat pilot, dapat berupa :

    - Kawat tembaga.

    - Serat optik

    Diffrential untuk saluran diperlukan :

    - Mikro wave

    Lanjutan 6.6.

    90

    Trafo isolasi, karena kemungkinan terjadi induksitegangan dari saluran yang diamankan (khususnya pilotdengan kawat tembaga)

    Yg membatasi panjang saluran yang diamankan :

    - Saluran komunikasi dengan kawat dibatasi olehadanya arus kapasitansi dan resistans kawat.

    - Saluran komunikasi dengan serat optik, sampai batastidak perlu adanya penguat (repeater).

    Lanjutan 6.6.

    91

    Prinsip operasi yang digunakan.

    Circulating current

    Prinsipnya dalam keadaan normal/tidak ada gangguanarus mengalir melalui CT di kedua ujung, kumparanpenahan dan kawat pilot, kumparan kerja tidak dilaluiarus.

    Opose Voltage

    Prinsipnya dalam keadaan normal/tidak ada gangguanarus mengalirhanya disetiap CT dan kumparan penahandisetiap sisinya, pada kawat pilot dan kumparan kerjatidak dilalui arus.

    Lanjutan 6.6.

    92

    PMT PMTA B

    I1

    id

    F 87 F 87

    CT1

    id

    I2

    Saluran yg diproteksi

    CT2

    Trafo penjumlah

    Trafo penjumlah

    s1

    s2 p

    2

    p

    1

    s1

    s2p

    2

    p

    1

    Trafo isolasi5 kV untuk JTM

    15 kV untuk JTT

    Lanjutan 6.6.

    93

    CIRCULATING CURRENT.

    Keadaan normal

    PMT PMTABI1 I2

    i2id

    i1

    F 87 F 87

    CT1 CT1

    id

    i2Kumparan kerja

    Kawat pilot

    Kumparan penahan

    Saluran yg diproteksi

    Pada keadaan normal kawat pilot dilaluiarus dan kumparan kerja tidak dilalui arus.

    6.7. CIRCULATING CURRENT

    94

    Relai penghantar yang prinsip kerjanyamembandingkan arah gangguan, jika kedua relai padapenghantar merasakan gangguan di depannya makarelai akan bekerja.

    Cara kerjanya ada yang menggunakan directionalimpedans, directional current dan superimposed.

    A B

    Signalling

    channel

    DIR

    T

    R

    1

    &

    DIR

    T

    R

    1

    &

    Directional comparison relay

    6.8. DIRECTIONAL COMPARISON RELAY

    95

  • 18

    C

    F 51F 51

    Jangkauan relai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya pembangkitan.

    A B

    CA B

    t

    6.9. PENGAMAN CADANGAN TRANSMISI DENGAN RELAI ARUS LEBIH

    96

    BAB VII

    PENGAMAN DISTRIBUSI 20 KV

    Pada SUTM

    PETIR

    I (DARI SUMBER)

    RANTING POHON

    AWANAWANAWAN

    7.1. PENYEBAB GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

    97

    51

    51N

    51G

    51

    51G

    TRAFO DAYA

    3 FASA

    1 FASA-TANAH

    TEGANGAN DI BUS 20 KV TURUN

    PENGARUH TEGANGAN TURUN DIRASAKAN OLEH SEMUA FEEDER YANG TERSAMBUNG

    PADA BUS BERSAMA.

    SAAT TERJADI GANGGUAN HS BERPENGARUH PADA TRAFO TENAGA DAN GEN

    SAAT PMT TERBUKA TEGANGAN NAIK.

    GANGGUAN HS 1 FASA KETANAH DAPAT MENAIKAN TEG PADA FASA YANG SEHAT.

    7.2. PENGARUH ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TERHADAP SISTEM TENAGA LISTRIK

    98

    SAAT TERJADI GANGGUAN DI SALAH SATU FEEDER,

    ADA SUMBANGAN ARUS DARI PLTD A DAN PLTD B KETITIK GANGGUAN.

    RELAI DI 3 DAN 5 AKAN TRIP

    RELAI DI 1 & 6 AKAN PICK UP

    JIKA SETELAN RELAI ANTARA KEDUA PUSAT LISTRIK TIDAK SESUAI, AKAN

    TERJADI BLACK OUT (SELURUH PUSAT LISTRIK PADAM)

    PLTD A PLTD B1

    2

    3

    4

    5

    6

    V>

    7.4. GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

    100

  • 19

    GANGGUAN YANG TERJADI:GANGGUAN YANG TERJADI:

    GANGGUAN 3 : bisa terjadi

    pada fasa R , S dan T terhubung singkat

    GANGGUAN 2 FASA : bisa terjadi antara

    fasa R & S,

    fasa T & S atau

    R & T terhubung singkat

    Lanjutan 7.4.

    GANGGUAN 2 FASA KE TANAH: bisa terjadi antara

    fasa R & S,

    fasa T & S ke tanah atau

    fasa R & T ke tanah

    GANGGUAN 1 FASA KE TANAH: bisa terjadi antara

    fasa R ke tanah

    fasa S - ke tanah atau

    fasa T - ke tanah

    101

    2 3 4 5 6

    A B C D21

    1

    1. Differential Relay Pengaman Utama Gen dll.2. Differential Relay Pengaman Utama Trafo dll.3. Over Current Relay Trafo sisi 150 KV Pengaman Cadangan Lokal Trafo

    Pengaman Cadangan Jauh Bus B.4. OCR dan GFR Trafo sisi 20 kV Pengaman Utama Bus B1 Pengaman

    Cadangan JAuh saluran BC.5. OCR dan GFR di B2 Pengaman Utama saluran BC Pengaman Cadangan

    Jauh saluran CD.6. OCR dan GFR di C Pengaman Utama saluran CD Pengaman Cadangan

    Jauh seksi berikut.

    7.5. SISTEM PENGAMAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

    102

    PMT

    NGR

    TRAFO

    6,3/20 KV

    OCR OCR OCR

    GFR

    CTPMT

    ON

    TRAFO 6,3/20 KV

    NGR

    CT

    OCR/GFR

    Jaringan distribusi

    RELAY

    7.6. WIRING DIAGRAM OVER CURRENT RELAY & GROUND FAULT RELAY

    103

    PMT

    ON

    OCR OCR OCR

    GFR

    CT

    PADA SAAT HUBUNG SINGKAT 3 FASA

    TRAFO 6,3/20 KV

    NGR

    OFF

    HUBUNG SINGKAT

    3 FASA

    Gangguan terjadi pada fasa R,S dan T. Arus gangguan hubung singkat mengalir di jaringan. Karena arus tersebut > dari ratio CT pada sekunder CT mengalir arus. Masuk ke OCR -- OCR memasok arus ke PMT-- PMT trip.

    7.7. CARA KERJA OCR

    104

    PMT

    ON

    OCR OCR OCR

    GFR

    CTTRAFO 6,3/20 KV

    NGR

    OFF

    HUBUNG SINGKAT

    1 FASA

    R

    S

    T

    Gangguan HS terjadi pada fasa T, arus mengalir masuk ke GFR - PMT trip

    3Io

    Lanjutan 7.7.

    105

    Penyulang

    Gangguan

    +

    -

    CT

    CT mentransfer besaran primer ke besaran sekunder

    Rele detektor hanya bekerja-dengan arus kecil akurat

    Perlu sumber Volt DC untuk -tripping PMT

    Karakteristik bisa dipilih Definite, Inverse, Very-Inverse atau Extreemely Inverse.

    Pengaman Gangguan Antar Fasa (OCR)

    Pengaman Gangguan Satu Fasa Ketanah (GFR)

    Cara kerja:

    7.8. PERALATAN PENGAMAN PADA JARINGAN 20 kV

    106

  • 20

    Elektromekanis

    Sederhana Definite, (instant)

    Setelanwaktu

    Rele definite hanya menyetel waktu

    Saat terjadi gangguan hubung singkat arus

    dari CT masuk ke kumparan Rele.

    Selenoid yang dililit kumparan akan menjadi

    magnit dan kontak akan ditarik kebawah.

    lamanya kontak menyentuh switch tergantung

    setting waktunya

    7.9. RELE ARUS LEBIH SEKUNDER

    107

    Karakteristik Inverse

    Rele inverse menyetel waktu & arus

    Saat terjadi gangguan hubung singkat arus

    dari CT masuk ke kumparan Rele

    Selenoid yang dililit kumparan akan mem

    bentuk , fluks terpotong oleh piringan,

    piringan berputar.

    Lamanya kontak menyentuh switch tergantung

    setting waktunya

    Lanjutan7.9.

    108

    Elektrostatik

    Comp

    Set I (arus)

    Set timer

    KontakOutput

    RectCT

    Arus gangguan hubung singkat masuk ke CT.

    Arus ini di searah kan di Rectifier dan arus searah di teruskan

    ke comp.

    Kapasitor digunakan menambah arus yang masuk coil tripping.

    I

    C

    Lanjutan7.9.

    109

    t (detik)

    I (ampere)

    SETt

    KARAKTERISTIK TUNDA WAKTU TERTENTU ( DEFINITE TIME )

    SETI

    Karakteristik definite time: bisa di setting arus besar setting waktu kecil

    7.10. KARAKTERISTIK RELAY

    Karakteristik Relay : - Definite- Invers- Instant

    110

    t (detik)

    I (ampere)SETI MOMENTI SET

    Digunakan untuk setting inverse dan moment

    7.11. KARAKTERISTIK KOMBINASI INSTANT DENGAN TUNDA WAKTU INVERSE

    111

    T (detik)

    I (ampere)MOMENTISET

    SETt

    PADA KARAKTERISTIK INSTANT MEMPUNYAI WAKTU MINIMUM: 40 s/d 80 milisecond DENGAN ARUS YANG BESAR

    Digunakan: untuk back up pada pengaman distribusi

    7.12. KARAKTERISTIK INSTANT = MOMENT

    112

  • 21

    JARINGAN RADIAL SINGLE

    51

    51N

    51G

    51

    51G

    51

    51G

    51

    51G

    TRAFO UNIT/TRAFO DAYA

    SUMBERKIT

    KOORDINASI DENGAN O.C INVERSE

    PERHITUNGAN KOORDINASI SELALU DIMULAI DARI RELAIPALING HILIR, DAN BERGERAK KE HULU

    7.13. PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

    113

    UNTUK : GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3 FASA

    GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 2 FASA

    GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASA KETANAH

    RUMUS DASAR YANG DIGUNAKAN ADALAH HUKUM OHM

    I =V

    Z

    I = ARUS GANGGUAN H.S

    V = TEGANGAN SUMBER

    Z = IMPEDANSI DARI SUMBERKETITIK GANGGUAN,

    IMPEDANSI EKIVALENT

    BIASANYA NILAI IMPEDANSI EKIVALENT INI YANGMEMBINGUNGKAN PARA PEMULA.

    GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 2 FASA KETANAH

    Lanjutan7.13.

    114

    UNTUK GANGGUAN 3 FASA IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN

    ADALAH IMPEDANSI URUTANPOSITIF

    NILAI EKIVALEN Z1

    TEGANGANNYA ADALAH E FASA

    UNTUK GANGGUAN 2 FASA IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN

    ADALAH JUMLAH IMPEDANSIURUTAN POS. + URUTAN NEG.

    NILAI EKIVALEN Z1 + Z2

    TEGANGANNYA ADALAH E FASA-FASA

    DARI KETIGA JENIS GANGGUAN, PERBEDAANNYA ADA PADA

    UNTUK GANGGUAN 1 FASA KETANAH IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN

    ADALAH JUMLAH IMPEDANSIURUTAN POS. + URUTAN NEG. +URUTAN NOL

    NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 + Z0

    TEGANGANNYA ADALAH E FASA

    UNTUK GANGGUAN 2 FASA KETANAH

    IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN

    ADALAH JUMLAH IMPEDANSIURUTAN POS. + URUTAN NEG. +URUTAN NOL

    NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 * Z0

    Z2 + Z0

    Lanjutan7.13.

    :

    :

    :

    :

    115

    PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN :

    GANGGUAN TIGA FASA : RUMUSNYA :V

    ZI =

    V = TEGANGAN FASA - NETRAL

    Z = IMPEDANSI Z1 ekivalen

    GANGGUAN DUA FASA :V

    ZI =

    V = TEGANGAN FASA - FASA

    Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 ) ekivalen

    RUMUSNYA :

    Lanjutan7.13.

    116

    GANGGUAN SATU FASA KETANAH :

    RUMUSNYA :V

    ZI =

    V = 3 x TEGANGAN FASA

    Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 + Z0 ) eki

    GANGGUAN DUA FASA - KETANAH :

    V

    ZI =

    V = TEGANGAN FASA - FASA

    Z = IMPEDANSI Z1 + Z2 * Z0Z2 + Z0

    ekivalen

    2.8. PENGAMAN TEMPERATUR GENERATOR

    RUMUSNYA :

    117

    0,14

    1I

    I x t

    Tms

    k

    SET

    fault

    detik

    1I

    I

    Tms0,14t

    k

    SET

    FAULT

    t = Waktu trip (detik).

    Tms = Time multiple setting.

    Ifault = Besarnya arus gangguan Hub Singkat (amp)

    Setelan over current relay (inverse) diambil arus gg hub singkat terbesar.

    Setelan ground fault relay (inverse) diambil arus gangguan hub singkat terkecil.

    ISET = Besarnya arus setting sisi primer

    Setelan over current relay (Invers) diambil 1,05 s/d 1,1 x Ibeban

    Setelan ground fault relay (inverse) diambil 0,06 s/d 0,12 x arus gg hub singkat terkecil.

    Faktor k tergantung pada kurva arus waktu, sebagai berikut:

    Nama kurva k

    IEC standard Inverse 0,02

    IEC very Inverse 1

    IEC Extremely Inverse 2

    IEEE standard Inverse 0.02

    IEEE Short Inverse 0.02

    IEEE Very Inverse 2

    EEE inverse 2

    IEEE Extremely Inverse 2

    7.14. SETELAN Tms DAN WAKTU PADA RELAY INVERS

    118