protein

25
PROTEIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara umum, bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein merupakan biopolimer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. (Hawab, HM : 2004) Protein merupakan suatu polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Ikatan peptida dalam struktur primer protein dapat diuji dengan uji biuret. (Winarno, 1992). Protein merupakan komponen terpenting atau komponen utama sel hewan dan sel manusia. Karena sel merupakan penyusun tubuh manusia, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Akan tetapi, struktur protein tidak stabil karena mudah

Upload: astri-yulianti

Post on 30-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Biokimia

TRANSCRIPT

PROTEIN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang.Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara umum, bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein merupakan biopolimer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. (Hawab, HM : 2004)Protein merupakan suatu polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Ikatan peptida dalam struktur primer protein dapat diuji dengan uji biuret. (Winarno, 1992).Protein merupakan komponen terpenting atau komponen utama sel hewan dan sel manusia. Karena sel merupakan penyusun tubuh manusia, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Akan tetapi, struktur protein tidak stabil karena mudah mengalami denaturasi yaitu keadaan dimana protein terurai menjadi struktur primernya, baik reversibel maupun ireversibel. Ada berbagai cara dalam pengujian protein yaitu membuktikan unsure-unsur yang terdapat dalam protein, uji kelarutan albumin, dan uji biuret.

B. Rumusan Masalah.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah :1. Apa saja unsur-unsur dalam protein yang terdapat dalam bahan uji?2. Bagaimana kelarutan albumin terhadap bermacam-macam pelarut?3. Bagaimana ikatan peptida yang terbentuk dari masing-masing bahan uji?

C. Tujuan Percobaan.Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :1. Untuk dapat menunjukkan adanya unsur-unsur dalam protein yang terdapat pada bahan uji.2. Untuk dapat menunjukkan kelarutan albumin terhadap bermacam-macam pelarut.3. Untuk dapat menunjukkan ikatan peptida yang terbentuk dari masing-masing bahan uji.

BAB IIKAJIAN TEORI

Praktikum I : Membuktikan Unsur-Unsur Yang Ada Dalam Protein.Protein merupakan komponen penting dalam sel tubuh. Oleh karena itu protein berfungsi sebagai zat utama pambentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein disusun oleh unsur yang penting seperti nitrogen, karbon, hidrogen, dan oksigen. Kadang-kadang protein juga mengandung besi (Fe) dan tembaga (Cu). Secara struktur, molekul protein merupakan suatu rantai panjang yang terdiri dari rantai asam amino yang terangkai melalui adanya ikatan peptida dan pada ujungnya memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu atau lebih gugus amina (-NH2).Protein sebagai komponen penting memiliki beberapa ciri-ciri penting seperti :a. Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.b. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino. Asam amino berikatan (secara kovalen) satu dengan yang lain dalam variasi urutan yang bermacam-macam, membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan peptida merupakan ikatan antara gugus -karboksil dari asam amino yang satu dengan gugus -smino dari asam amino yang lainnya. c. Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadikan struktur 3 dimensi protein.d. Strukturnya tidak stabil terhadap beberap faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik, dan deterjen.e. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.Albumin bila dipanaskan secara terus menerus di atas api, maka akan tercium seperti bau rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas dari senyawa nitrogen. Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi adanya unsur karbon. Pada bagian dinding tabung reaksi terdapat titik-titik uap air. Adanya uap air menandakan terdapat unsur hidrogen.

Praktikum II : Kelarutan Albumin.Asam amino larut dalam air dan tidak larut nalam pelarut organik nonpolar seperti ester, aseton, dan kloroform. Bila kristal asam amino dilarutkan dalam air akan terjadi nonpolar yang bersifat sebagai asam (donor proton) / basa (aseptor proton). Senyawa dengan dua sifat ini biasa dinamakan dengan senyawa amfoter atau amfibolik.

Sifat kelarutan pada protein sangat tergantung dari jenis protein. Selain itu jenis dan macam pelarut yang cocok juga berperan. Contohnya, albumin dapat larut dalam air, asam, basa, dan larutan garam encer, dapat digumpalkan oleh panas dan dapat diendapkan oleh garam jenuh (Amonium Sulfat), misalkan serum albumin, laktalbumin (pada susu) dan ovalbumin (pada telur).

Praktikum III : Uji Biuret.Untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida termasuk hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, pepton, polipeptida kecuali asam amino maka dilakukan uji biuret. Dalam suasana basa, CuSO4 bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna ungu. Reaksi positif tersebut terjadi dengan adanya perubahan warna menjadi ungu atau merah muda akibat terjadinya persenyawaan antara cadangan N dari peptida dan O dari air. Warna yang terjadi tergantung dari panjangnya ikatan peptida. Bila ikatan peptida panjang akan berwarna ungu, sebaliknya bila pendek warnanya menjadi merah muda.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan.1. Membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein.Alat :- Tabung reaksi- Rak tabung reaksi- Pipet tetes- Penjepit tabung reaksi- Gelas ukur - Lampu spirtusBahan :- Larutan albumin atau putih telur- Ekstrak tempe- Ekstrak kentang- Larutan NaOH pekat 2. Kelarutan albumin.Alat :- Tabung reaksi- Rak tabung reaksi- Pipet tetes- Penjepit tabung reaksi- Gelas ukur- Vorteks Bahan :- Larutan albumin 2%- Larutan albumin 4%- Larutan albumin 6%- Larutan albumin 8%- Larutan albumin 10%- Larutan NaOH 0,2%- Larutan NaCO3 0,2%, larutan HCl 0,2%- Air 3. Uji biuret.Alat :- Tabung reaksi- Rak tabung reaksi- Pipet tetes- Penjepit tabung reaksi- Gelas ukur- VorteksBahan :- Larutan putih telur- Ekstrak tempe- Ekstrak kentang- Larutan NaOH 10%- Larutan CuSO4 0,01 M

B. Langkah kerja.1. Membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein.a. Menyiapkan 6 tabung reaksi ke dalam rak tabung reaksi.b. Memberikan kertas label sebagai penanda pada masing-masing tabung reaksi.c. Memasukkan 1 ml larutan putih telur ke dalam tabung reaksi 1 dan 2.d. Memasukkan 1 ml ekstrak tempe ke dalam tabung reaksi 3 dan 4.e. Memasukkan 1 ml ekstrak kentang ke dalam tabung reaksi 5 dan 6.f. Menambahkan 2 ml NaOH pekat ke dalam tabung reaksi 2, 4, dan 6.g. Memanaskan tabung reaksi yang berisi larutan langsung di atas api lampu spirtus.h. Mengamati perubahan warna, bau, dan uap air yang terbentuk.i. Mencatat data hasil pengamatan.2. Kelarutan albumin.a. Menyiapkan 4 tabung reaksi ke dalam rak tabung reaksi.b. Memberikan kertas label sebagai penanda pada masing-masing tabung reaksi.c. Memasukkan 1 ml larutan albumin 2% ke dalam masing-masing tabung reaksi.d. Menambahkan 1 ml air ke dalam tabung 1.e. Menambahkan 1 ml larutan NaOH 0,2% ke dalam tabung 2.f. Menambahkan 1 ml larutan HCl 0,2% ke dalam tabung 3.g. Menambahkan 1 ml larutan NaCO3 0,2% ke dalam tabung 4.h. Masing-masing tabung reaksi divortex selama 1-2 menit.i. Mengamati kelarutan albumin pada masing-masing tabung reaksi.j. Melakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan albumin 4% , 6%, 8%, dan 10%.k. Mencatat data hasil pengamatan.3. Uji biuret.a. Menyiapkan 3 tabung reaksi ke dalam rak tabung reaksi.b. Memberikan kertas label sebagai penanda pada masing-masing tabung reaksi.c. Memasukkan 3 ml larutan putih telur ke dalam tabung 1.d. Memasukkan 3 ml ekstrak tempe ke dalam tabung 2.e. Memasukkan 3 ml ekstrak kentang ke dalam tabung 3.f. Menambahkan 1 ml larutan NaOH 10% ke dalam masing-masing tabung reaksi.g. Menghomogenkan masing-masing larutan dengan vorteks.h. Memasukkan 3 tetes larutan CuSO4 0,01 M.i. Mengamati perubahan warna yang terjadi.j. Mencatat data hasil pengamatan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil Percobaan.1. Membuktikan Unsur - Unsur yang Ada Dalam ProteinNoProsedurHasil pengamatan

Sebelum dipanaskanSesudah dipanaskan

1Larutan albumin, dipanaskanBerwarna putih bening Di dasar tabung reaksi terdapat warna hitam kecoklatan. Bau seperti rambut terbakar. Terdapat titik-titik uap air pada dinding tabung reaksi.

2Larutan albumin + larutan NaOH pekat, dipanaskanBerwarna putih bening Terdapat titik-titik uap air pada dinding tabung reaksi. Bau seperti rambut terbakar. Larutan mudah menguap, terdapat busa dan sisa larutan tak berwarna.

3Tempe, dipanaskanBerwarna kuning keruh Terdapat uap air pada dinding tabung reaksi Terdapat kerak tipis, berwarna coklat Bau seperti rambut terbakar.

4Tempe + larutan NaOH pekat, dipanaskanBerwarna kuning bening Bau seperti rambut terbakar. Terdapat uap air pada dinding tabung reaksi. Terdapat kerak berwarna coklat. Semakin lama dibakar, semakin berwarna kuning.

5Kentang, dipanaskanBerwarna hitam Terdapat uap air pada dinding tabung reaksi Bau seperti rambut terbakar. Terdapat arang di dasar tabung.

6Kentang + larutan NaOH pekat, dipanaskanBerwarna hitam Terdapat uap air pada dinding tabung reaksi Bau seperti rambut terbakar Tidak terdapat arang di dasar tabung.

2. Kelarutan AlbuminNoProsedurHasil pengamatan

Sebelum dipanaskanSesudah dipanaskan

11 ml larutan albumin 2% + aquades, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih bening, terdapat busa (+)

21 ml larutan albumin 2% + larutan NaOH 0,2 %, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih bening, terdapat busa (+++)

31 ml larutan albumin 2% + larutan HCl 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih bening, terdapat busa (++++)

41 ml larutan albumin 2% + larutan NaCO3 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih bening, terdapat busa (++)

51 ml larutan albumin 4% + aquades, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh (+), terdapat busa (+++)

61 ml larutan albumin 4% + larutan NaOH 0,2 %, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh (++++), terdapat busa (++++)

71 ml larutan albumin 4% + larutan HCl 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh (+++), terdapat busa (+)

81 ml larutan albumin 4% + larutan NaCO3 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh (++), terdapat busa (++)

91 ml larutan albumin 6% + aquades, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh (++++), terdapat busa (+), larut paling lama

101 ml larutan albumin 6% + larutan NaOH 0,2 %, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, terdapat endapan terapung berwarna hitam, larutan berwarna putih jernih (+), terdapat busa (+++), larut

111 ml larutan albumin 6% + larutan HCl 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh (+++), terdapat busa (++++), larut paling lama

121 ml larutan albumin 6% + larutan NaCO3 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh (++), terdapat busa (++), larut

131 ml larutan albumin 8% + aquades, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh, terdapat busa (+++)

141 ml larutan albumin 8% + larutan NaOH 0,2 %, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh, terdapat busa (++)

151 ml larutan albumin 8% + larutan HCl 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh, terdapat busa (++)

161 ml larutan albumin 8% + larutan NaCO3 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen, berwarna putih keruh, terdapat busa (+)

171 ml larutan albumin 10% + aquades, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen (paling lama), terdapat busa (++++)

181 ml larutan albumin 10% + larutan NaOH 0,2 %, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen (larut cepat), terdapat busa (+++)

191 ml larutan albumin 10% + larutan HCl 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen (larut), terdapat busa (++)

201 ml larutan albumin 10% + larutan NaCO3 0,2%, divortexBerwarna putih beningLarutan homogen (larut), terdapat busa (+).

3. Uji BiuretNoProsedurHasil pengamatan

Sebelum divortexSesudah divortexSebelum ditambah CuSO4Sesudah ditambah CuSO4

13 ml larutan albumin + 1 ml larutan NaOH 10 %, dihomogenkan, + 3 tetes CuSO4 0,01MBerwarna kuning jernihBerwarna kuning jernihBerwarna kuning jernihBerwarna merah muda keunguan

23 ml ekstrak tempe + 1 ml larutan NaOH 10%, dihomogenkan, + 3 tetes CuSO4 0,01MBerwarna kuning keruhBerwarna kuning keruhBerwarna kuning keruhBerwarna biru keruh

33 ml ekstrak kentang + 1 ml larutan NaOH 10%, dihomogenkan, + 3 tetes CuSO4 0,01MBerwarna hitamBerwarna hitamBerwarna hitamBerwarna ungu kehitaman

B. Analisis Data. 1. Membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein.a. Tabung reaksi pertama yang hanya terdapat larutan putih telur kemudian dipanaskan, apabila sebelum dipanaskan larutan tersebut berwarna putih bening. Setelah dipanaskan pada dasar tabung reaksi terdapat warna hitam kecoklatan, muncul bau seperti rambut terbakar, dan terdapat titik-titik uap air pada dinding tabung reaksi.b. Tabung reaksi kedua yang berisi larutan albumin yang ditambahkan dengan larutan NaOH pekat, apabila sebelum dipanaskan larutan tersebut berwarna putih bening. Setelah dipanaskan terdapat titik-titik uap air pada dinding tabung reaksi, muncul bau seperti rambut terbakar, larutan mudah menguap, terdapat busa dan sisa larutan tidak berwarna.c. Tabung reaksi ketiga yang hanya berisi ekstrak tempe kemudian dipanaskan, apabila sebelum dipanaskan larutan tersebut berwarna kuning keruh. Setelah dipanaskan terdapat uap air pada dinding tabung reaksi, terdapat kerak tipis berwarna coklat dan muncul bau seperti rambut terbakar.d. Tabung reaksi keempat yang berisi ekstrak tempe yang ditambahkan larutan NaOH pekat kemudian dipanaskan, apabila sebelum dipanaskan larutan tersebut berwarna putih bening. Setelah dipanaskan muncul bau seperti rambut terbakar, terdapat uap air pada dinding tabung reaksi, dan terdapat kerak berwarna coklat.e. Tabung reaksi kelima yang berisi ekstrak ekntang yang dipanaskan, apabila sebelum dipanaskan larutan tersebut berwarna hitam. Setelah dipanaskan terdapat uap air pada dinding tabung reaksi, muncul bau seperti rambut terbakar, dan terdapat arang di dasar tabung.f. Tabung reaksi keenam yang berisi ekstrak kentang yang ditambahkan larutan NaOH pekat kemudian dipanaskan, apabila sebelum dipanaskan larutan tersebut berwanra hitam. Setelah dipanaskan terdapat uap air pada dinding tabung reaksi, muncul bau seperti rambut terbakar, dan tidak terdapat arang di dasar tabung.

2. Kelarutan albumin.a. Pada praktikum kelarutan albumin, mengisi tabung pertama dengan 1 ml larutan albumin 2% ditambah dengan aquades kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih bening, dan terdapat busa (+).b. Mengisi tabung kedua dengan 1 ml larutan albumin 2% ditambah dengan larutan NaOH 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih bening, dan terdapat busa (+++). c. Mengisi tabung ketiga dengan 1 ml larutan albumin 2% ditambah dengan larutan HCl 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih bening, dan terdapat busa (++++). d. Mengisi tabung keempat dengan 1 ml larutan albumin 2% ditambah dengan larutan NaCO3 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih bening, dan terdapat busa (++). e. Selanjutnya melakukan praktikum dengan prosedur yang sama dengan menggunakan larutan albumin 4%. Mengisi tabung pertama dengan 1 ml larutan albumin 4% ditambah dengan aquades kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh (+), dan terdapat busa (+++). f. Mengisi tabung kedua dengan 1 ml larutan albumin 4% ditambah dengan larutan NaOH 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh (++++), dan terdapat busa (++++). g. Mengisi tabung ketiga dengan 1 ml larutan albumin 4% ditambah dengan larutan HCl 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh (+++), dan terdapat busa (+). h. Mengisi tabung keempat dengan 1 ml larutan albumin 4% ditambah dengan larutan NaCO3 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh (++), dan terdapat busa (++). i. Selanjutnya melakukan praktikum dengan prosedur yang sama dengan menggunakan larutan albumin 6%. Mengisi tabung pertama dengan 1 ml larutan albumin 6% ditambah dengan aquades kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh (++++), dan terdapat busa (+). j. Mengisi tabung kedua dengan 1 ml larutan albumin 6% ditambah dengan larutan NaOH 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, terdapat endapan terapung berwarna hitam, larutan berwarna putih jernih (+), dan terdapat busa (+++). k. Mengisi tabung ketiga dengan 1 ml larutan albumin 6% ditambah dengan larutan HCl 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh (+++), dan terdapat busa (++++). l. Mengisi tabung keempat dengan 1 ml larutan albumin 4% ditambah dengan larutan NaCO3 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh (++), dan terdapat busa (++). m. Selanjutnya melakukan praktikum dengan prosedur yang sama dengan menggunakan larutan albumin 8%. Mengisi tabung pertama dengan 1 ml larutan albumin 8% ditambah dengan aquades kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (+++). n. Mengisi tabung kedua dengan 1 ml larutan albumin 8% ditambah dengan larutan NaOH 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (++). o. Mengisi tabung ketiga dengan 1 ml larutan albumin 8% ditambah dengan larutan HCl 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (++). p. Mengisi tabung keempat dengan 1 ml larutan albumin 8% ditambah dengan larutan NaCO3 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (+). q. Selanjutnya melakukan praktikum dengan prosedur yang sama dengan menggunakan larutan albumin 10%. Mengisi tabung pertama dengan 1 ml larutan albumin 10% ditambah dengan aquades kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (++++). r. Mengisi tabung kedua dengan 1 ml larutan albumin 10% ditambah dengan larutan NaOH 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (+++). s. Mengisi tabung ketiga dengan 1 ml larutan albumin 10% ditambah dengan larutan HCl 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (++). t. Mengisi tabung keempat dengan 1 ml larutan albumin 10% ditambah dengan larutan NaCO3 0,2% kemudian divortex selama 2 menit. Sebelum divortex larutan berwarna putih bening. Setelah divortex larutan menjadi homogen, berwarna putih keruh, dan terdapat busa (+).

3. Uji biuret.a. Mengisi tabung reaksi pertama dengan 3 ml larutan albumin, kemudian menambahkan larutan NaOH 10%, kemudian dihomogenkan, kemudian menambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M. Sebelum divortex larutan berwarna kuning jernih, setelah divortex berwarna kuning jernih. Sebelum ditambah CuSO4 larutan berwarna kuning jernih, setelah ditambah dengan CuSO4 larutan berubah warna menjadi merah muda keunguan.b. Mengisi tabung reaksi kedua dengan 3 ml ekstrak tempe, kemudian menambahkan larutan NaOH 10%, kemudian dihomogenkan, kemudian menambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M. Sebelum divortex larutan berwarna kuning keruh, setelah divortex berwarna kuning keruh. Sebelum ditambah CuSO4 larutan berwarna kuning keruh, setelah ditambah dengan CuSO4 larutan berubah warna menjadi biru keruh.c. Mengisi tabung reaksi ketiga dengan 3 ml ekstrak kentang, kemudian menambahkan larutan NaOH 10%, kemudian dihomogenkan, kemudian menambahkan 3 tetes CuSO4 0,01 M. Sebelum divortex larutan berwarna hitam, setelah divortex berwarna hitam. Sebelum ditambah CuSO4 larutan berwarna hitam, setelah ditambah dengan CuSO4 larutan berubah warna menjadi ungu kehitaman.

2. Pembahasan.1. Membuktikan Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Proteinpada percobaan membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein, larutan albumin yang dipanaskan ataupun ditambah NaOH pekat kemudian dipanaskan menghasilkan bau seperti rambut terbakar. Hal ini membuktikan adanya unsur nitrogen (N) di dalam albumin. Selanjutnya muncul arang berwarna hitam di dasar tabung, hal ini membuktikan adanya unsur karbon (C) di dalam larutan albumin. Perubahan lain yang terjadi adalah munculnya uap air pada dinding tabung reaksi yang menunjukkan adanya unsur hidrogen (H) di dalam larutan albumin. Hasil ini dijadikan standar ketika melakukan percobaan berikutnya pada ekstrak tempe dan ekstrak kentang. Ekstrak tempe dan kentang diuji dengan prosedur yang sama. Hasilnya keduanya menunjukkan hasil yang sama dengan larutan albumin. Diantaranya adalah muncul bau seperti rambut terbakar, muncul arang berwarna hitam, dan terdapat uap air pada tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam tempe dan kentang terdapat unsur nitrogen (N), karbon (C), dan hidrogen (H).

2. Uji kelarutan AlbuminPada praktikum uji kelarutan albumin menghasilkan perubahan yang sama yaitu albumin larut dalam pelarut air, asam, basa, dan larutan garam encer. Pada saat albumin 2% dicampur dengan air kemudian divorteks selama + 2 menit, hasilnya adalah albumin tersebut larut di dalam air. Kelarutan antara albumin dan air tidak dapat dibedakan lagi komponen-komponen penyusunnya. Hal ini dapat terjadi karena albumin (protein) akan melepas H+, sedangkan gugus amino akan menerima H+. Hal ini juga berlaku pada pengujian albumin 4%, 6%, 8%, 10%.Ketika albumin 2% dicampurkan dengan basa (NaOH) maka hasilnya albumin akan larut dalam basa. Kelarutan antara albumin dan basa ini disebabkan karena basa bukan merupakan pelarut organik nonpolar. Ketika basa yang bukan merupakan pelarut nonpolar bercampur dengan albumin 2% (protein) maka protein atau albumin tersebut terdapat dalam bentuk H2N CH COO- karena R ion OH- yang tinggi mampu mengikat ion-ion H+ yang terdapat pada gugus NH3+.Ketika albumin 2% dicampurkan dengan asam (HCl) maka hasilnya albumin akan larut dalam asam. Hal yang menyebabkan albumin dapat larut dalam asam adalah karena memiliki konsentrasi ion H+ yang sangat tinggi. Ion H+ mampu berikatan dengan ion COO- sehingga dapat terbentuk gugus COOH.Ketika albumin dicampurkan dengan larutan garam encer (NaCO3) menunjukkan bahwa albumin juga larut dalam larutan garam encer. Sehingga dapat dikatakan bahwa sifat kelarutan protein itu bergantung pada jenis protein dan jenis pelarut yang dicampukan pada protein tersebut.

3. Uji BiuretPada praktikum uji biuret menghasilkan perubahan yang sama yaitu membentuk warna ungu. Warna ungu menunjukkan bahwa larutan/ekstrak bahan yang diuji mengandung dua atau lebih ikatan peptida yang membentuk protein. Dalam suasana basa, CuSO4 bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari gugus NH ataupun gugus CO dan rantai peptida.Pada albumin yang dilakukan uji biuret menghasilkan warna merah muda keunguan. Hal ini dapat terjadi karena CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida. Rekasi tersebut adalah reaksi antara Cu2+ dengan pasangan elektron dari gugus NH atau gugus CO dari peptida. Reaksi tersebut menghasilkan kompleks berwarna ungu (merah muda keunguan).Pada ekstrak tempe dan kentang semuanya memberikan hasil yang sama yaitu reaksi positif. Hal ini dapat terjadi karena dalam suasana basa ion Ca2+ dan CuSO4 bereaksi dengan ppasangan elektron dari gugus NH atau CO dari peptida. Berarti kedua bahan tersebut memiliki ikatan peptida. Warna yang berbeda yang ditunjukkan pada ketiga bahan uji menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena masing-masing bahan memiliki panjang rantai ikatan peptida yang berbeda-beda.

BAB VSIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, simpulan yang dapat diambil adalah:1. Membuktikan unsur-unsur yang terdapat dalam protein. Beberapa unsur-unsur yang menjadi penyusun protein adalah nitrogen (N), karbon (C), dan hidrogen (H). Adanya unsur nitrogen ditandai dengan adanya bau rambut terbakar. Adanya unsur karbon ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam di dasar tabung reaksi. Adanya unsur hidrogen ditandai dengan adanya titik-titik uap air pada dinding tabung reaksi. 2. Uji kelarutan albumin. Albumin atau protein dapat larut dalam air, basa, asam kuat, serta garam encer.3. Uji biuret. Terbentuknya warna ungu menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki ikatan peptida yang panjang. Ikatan peptida merupakan peptida yang tersusun dari beberapa asam amino dan merupakan rantai dimana gugus karboksi asam amino protein adalah makromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.