prosiding seminar nasional kebumian ke-12 f...mineral garnet di daerah penelitian ini...

19
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta 1059 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten MINERALOGI DAN KIMIA MINERAL ALTERASI PROGRADE DAN RETROGRADE ENDAPAN SKARN Pb-Zn-Cu-(Ag) RUWAI, KABUPATEN LAMANDAU, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, INDONESIA Arifudin Idrus 1 , Rima Wardhani 1* 1 Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Jln. Grafika No.2 Bulaksumur Yogyakarta *Corresponding Author: [email protected] ABSTRAK. Studi ini bertujuan untuk mengkaji mineralogi dan kimia mineral alterasi prograde dan retrograde endapan skarn Pb-Zn-Cu-(Ag) Ruwai di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Intrusi granodiorit dan batuan dinding berupa batuan sedimen (batulanau dan batupasir) dan batuan vulkanik (batuan vulkanik aliran dan tufa) mengalami alterasi skarnisasi pada tahap prograde dan retrograde. Studi mineralogi skarn dilakukan dengan analisis petrografi, sedangkan analisis EPMA (electron probe micro analyser) untuk mengetahui kimia mineral dan variasi komposisinya. Hasil studi menunjukan bahwa mineral skarn prograde terdiri dari garnet, klinopiroksen dan mungkin anortit, sedangkan mineral skarn retrograde meliputi klorit, epidot, kalsit dan zeolit. Garnet memperlihatkan tekstur zoning. Garnet memiliki kadar Fe2O3 15,30 sampai 31,57wt.% (rerata 27,37wt.%; N = 10), sedangkan CaO 31,72 -34,47 wt.% (rerata 33,37wt.%; N = 10), diklasifikasi sebagai andradit. Elemental mapping garnet menunjukan peningkatan komposisi Al dan pengurangan komposisi Fe dari center, proximal ke distal. Klinopiroksen memperlihatkan tekstur kristal halus dan shreddy dan kadang-kadang zoning. Komposisi CaO dan XFe (Fe/(Fe+Mg) klinoproksen rerata berturut-turut 23,24 wt.% dan 0,08, yang menunjukan klinopiroksen sebagai diopsid (CaMgSi2O6). Mineral retrograde berupa epidot dikategori sebagai klinozoisit, klorit diklasifikasi sebagai klinoklor dan kamosit, serta zeolit merupakan chabazite (calcium- rich zeolite). Secara umum, baik mineral prograde maupun retrograde secara konsisten termasuk calc-silicate minerals yang merupakan mineral silikat yang kaya kalsium yang terbentuk melalui proses reaksi kimia antara silicious hydrothermal fluid dengan calcium- enriched wallrocks. Mineralisasi bijih terbentuk saat retrograde pada temperatur 210-250 ° C, log sulphur fugacities -11,78 sampai -14,68 dan log oxygen fugacities -37,56 sampai - 41,25. Kata kunci: Mineralogi, kimia mineral, skarn, prograde, retrograde, Ruwai Selatan, Indonesia I. PENDAHULUAN Indonesia dikenal dengan kekayaan sumberdaya mineralnya yang melimpah.

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1059 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

MINERALOGI DAN KIMIA MINERAL ALTERASI PROGRADE DAN

RETROGRADE ENDAPAN SKARN Pb-Zn-Cu-(Ag) RUWAI, KABUPATEN

LAMANDAU, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, INDONESIA

Arifudin Idrus1, Rima Wardhani1*

1Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Jln. Grafika No.2 Bulaksumur

Yogyakarta

*Corresponding Author: [email protected]

ABSTRAK. Studi ini bertujuan untuk mengkaji mineralogi dan kimia mineral alterasi

prograde dan retrograde endapan skarn Pb-Zn-Cu-(Ag) Ruwai di Kabupaten Lamandau,

Kalimantan Tengah. Intrusi granodiorit dan batuan dinding berupa batuan sedimen

(batulanau dan batupasir) dan batuan vulkanik (batuan vulkanik aliran dan tufa)

mengalami alterasi skarnisasi pada tahap prograde dan retrograde. Studi mineralogi

skarn dilakukan dengan analisis petrografi, sedangkan analisis EPMA (electron probe

micro analyser) untuk mengetahui kimia mineral dan variasi komposisinya. Hasil studi

menunjukan bahwa mineral skarn prograde terdiri dari garnet, klinopiroksen dan

mungkin anortit, sedangkan mineral skarn retrograde meliputi klorit, epidot, kalsit dan

zeolit. Garnet memperlihatkan tekstur zoning. Garnet memiliki kadar Fe2O3 15,30

sampai 31,57wt.% (rerata 27,37wt.%; N = 10), sedangkan CaO 31,72 -34,47 wt.% (rerata

33,37wt.%; N = 10), diklasifikasi sebagai andradit. Elemental mapping garnet

menunjukan peningkatan komposisi Al dan pengurangan komposisi Fe dari center,

proximal ke distal. Klinopiroksen memperlihatkan tekstur kristal halus dan shreddy

dan kadang-kadang zoning. Komposisi CaO dan XFe (Fe/(Fe+Mg) klinoproksen rerata

berturut-turut 23,24 wt.% dan 0,08, yang menunjukan klinopiroksen sebagai diopsid

(CaMgSi2O6). Mineral retrograde berupa epidot dikategori sebagai klinozoisit, klorit

diklasifikasi sebagai klinoklor dan kamosit, serta zeolit merupakan chabazite (calcium-

rich zeolite). Secara umum, baik mineral prograde maupun retrograde secara konsisten

termasuk calc-silicate minerals yang merupakan mineral silikat yang kaya kalsium yang

terbentuk melalui proses reaksi kimia antara silicious hydrothermal fluid dengan calcium-

enriched wallrocks. Mineralisasi bijih terbentuk saat retrograde pada temperatur 210-250

°C, log sulphur fugacities -11,78 sampai -14,68 dan log oxygen fugacities -37,56 sampai -

41,25.

Kata kunci: Mineralogi, kimia mineral, skarn, prograde, retrograde, Ruwai Selatan,

Indonesia

I. PENDAHULUAN

Indonesia dikenal dengan kekayaan sumberdaya mineralnya yang melimpah.

Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1060 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Kekayaan sumberdaya alam ini mampu menyumbang Rp. 90 milyar untuk pendapatan

Negara Indonesia menurut (Hartriani, 2017 dalam Badaruddin, 2018). Hal ini mampu

penopang perekonomian negara dari sektor pertambangan. Oleh karena itu,

pemerintah sangat gencar melakukan eksplorasi, guna meningkatkan sumberdaya

mineral yang terukur agar dapat tambang, diolah dan dimanfaatkan. Prospek Ruwai

Selatan, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu

daerah yang menghasilkan sumberdaya logam dasar (Pb-Zn-Cu) Ag dan bijih besi (Fe)

di Indonesia. Bijih besi dan logam dasar ini dihasilkan oleh proses skarnisasi atau lebih

dikenal dengan endapan skarn (Setidjadi dkk., 2010; Idrus dkk., 2011). Endapan skarn

itu sendiri merupakan batuan kalk-silikat yang relatif berbutir kasar yang berasosiasi

dengan bijih besi (Geijer and Magnusson, 1952 dalam Meinert, 1992). Aspek geologi

yang mengontrol terbentuknya endapan skarn di daerah Ruwai Selatan, yaitu adanya

kontak batuan beku granit yang mengitrusi batuan sedimen dan batuan vulkanik

diatasnya, serta struktur yang berarah South West -North East (Idrus dkk., 2011).

Kedua faktor tersebut (litologi dan struktur) yang mengakibatkan terbentuknya

mineralisasi skarn dan alterasi skarn i.e. skarn prograde dan retrograde. Penelitian ini

bertujuan untuk melalukan karakterisasi mineralogi skarn dan menganalisis kimia

mineral dari mineral-mineral skarn tersebut.

II. GEOLOGI REGIONAL

Daerah Ruwai Selatan secara regional termasuk kedalam Formasi Granit

Sukadana (kus) dan Formasi Gunungapi Kerabai dalam Peta Geologi Regional

Tumbangmanjul (Kulk) (Margoni dkk, 1995). Formasi Granit Sukadana (kus) itu sendiri

terdiri dari litologi monzonit, kuarsa, monzogranit, sienigranit, granit alkali feldspar,

sedikit sienit kuarsa, monzodiorit kuarsa dan diorite kuarsa. Formasi tersebut juga

memiliki umur berkisar Kapur atau 86,3-103 juta tahun lalu berdasarkan penanggalan

K-Ar (Margono dkk., 1995). Formasi satuan Gunungapi Kerabai (kulk) terditi dari

batuan lava andesit, lava dasit dan riolit , serta tuf brrkso, aglomerat. Formasi satuan

gunungapi Kerabai ini memiliki umur yang sama dengan Formasi Granit Suakdana

yaitu Kapur (Margono dkk., 1995). Peta lokasi penelitian dan peta geologi regional

daerah pen litian terlihat pada Gambar 1.

Carlile and Mitchell, 1994 berpendapat bahwa secara

regional daerah Ruwai dan sekitarnya tersusun dari litologi batuan beku granit, batuan

sedimen dan vulkanik yang berasosiasi dengan busur magmatik Kalimantan Tengah

(Kapur Akhir – Tersier Tengah). Adapun struktur geologi yang terdapat di daerah

Ruwai Selatan secara umum memiliki arah Timurlaut-Baratdaya (Idrus dkk., 2011).

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah analisis petrografi dan kimia mineral

EPMA (electron probe micro analyser). Metode ini tujukan untuk mengetahui komposisi

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1061 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

mineralogi dari alterasi yang terjadi pada saat proses pembentukkan endapan skarn di

daerah Ruwai Selatan. Sampel yang dianalisi dalam metode ini terdiri dari sampel

skarn prograde dan retrograde. Pada prograde terdiri dari mineral garnet dan

klinopiroksen. Sedangkan pada retrograde terdiri dari mineral klorit, epidot dan zeolit.

Analisis petrografi dan microprobe tersebut dilakukan di Institut Mineralogi dan

Geologi Ekonomi, RWTH Aachen University, Jerman.

IV. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis petrografi dan EPMA, jenis mineral dan komposisi kimia

mineral skarn prograde dan retrograde dapat diidentifikasi/ditentukan. Peningkatan atau

pengurangan unsur-unsur kimia tertentu dari analisa elemental mapping pada bagian

tengah hingga luar mineral juiga dapat diketahui. Proses ini ditujukan untuk mineral-

mineral yang memiliki zonasi atau zoning seperti garnet dan klinopiroksen pada skarn

prograde. Pada Proses alterasi prograde mineral yang hadir diantaranya mineral garnet

dan klinopiroksen. Sedangkan pada proses alterasi Retograde, terdiri dari mineral klorit,

epidot dan zeolit. Ketiga mineral terakhir tersebut terbentuk akibat adanya penurunan

suhu (Corbett and Leach,1997).

1. Mineralogi dan Kimia Mineral Skarn Prograde

a. Garnet

Mineral garnet di daerah penelitian memperlihatkan kadar dari unsur Fe2O3

bernilai 15,30 sampai 31,57wt.% (rerata 27,37wt.%), CaO 31,72 -34,47 wt.% (rerata

33,37wt.%) dan unsur MnO, MgO relatif rendah (Table 1). Berdasarkan

perhitungan mol fraksi Fe/(Fe+Al) (cf. Baghban dkk., 2014) menggambarkan

mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite

(Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan pembagian zona-zona

dari bagian terkecil hingga terbesar atau lebih dikenal dengan zoning. Zona-zona

dari mineral garnet ini terbentuk pada kondisi yang berbeda (Hollister, 1966 dalam

Bollen, 2015). Untuk itu peneliti melakukan analisis mapping mineral dengan

menggunakan metode backscatter image EPMA (Gambar 3) dengan tujuan

mengetahui perubahan komposisi kimia garnet dari center-proximal-distal dari

sampel yang representatif (Gambar 4).

b. Klinopiroksen

Klinopiroksen terbentuk pada tahap isokimia dan prograde pada endapan

skarn. Klinopiroksen sering dijumpai bersamaan dengan mineral garnet (Meinert,

1992). Data kimia mineral klinopiroksen terlihat pada Tabel 2. Berdasarkan

perhitungan nilai Ca (afu) terhadap nilai dari mol fraksi Fe/(Fe+Mg) klinopiroksen

didaerah penelitian diklasifikasikan kedalam diopside (Papike, 1998 dalam Baghban

dkk, 2014). Hal ini sependapat dengan (Einaudi, 1982 dalam Baghban dkk, 2014)

yang membagi jenis klinopiroksen, berdasarkan perhitungan mol fakrsi yang

menyatakan bahwa, mineral klinopiroksen di daerah penelitian teridentifikasi

sebagai diopside (Gambar 5). Sebagian besar klinopiroksen didaerah penelitian

Grossularite

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1062 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

berasal dari batuan beku dan sebagian kecil berasal dari batuan metamorf, hal ini

ditunjukkan dari perhingan nilai (Ti+Cr+Na) (Berger dkk, 2005 dalam Baghban

dkk, 2014) (Gambar 7). Secara umum mineral klinopiroksen memperlihatkan

tekstur Kristal yang halus, sheddy dan sedikit zoning. Tekstur ini digambarkan

secara megaskopis dan mikroskopis. Secara mikroskopis ditampilkan dari hasil

pemetaan unsur menggunakan backscatter image EPMA (Gambar 8). Selain

memperlihatkan tekstur dari mineral klinopiroksen, pemetaan unsur juga

ditujukan untuk mengetahui perubahan komposisi unsur dari mineral

klinopiroksen.

2. Mineralogi dan Kimia Mineral Skarn Retrograde

a. Klorit

Kimia mineral klorit di daerah penelitian ditunjukan dengan nilai FeO

(37,08-39,87 wt %), Al 2O3 (6,704-7,428 wt%), dan SiO2 (6,737-7,14 wt%) (Table 3).

Struktur formula mineral klorit ini dihitung menggunakan oksigen 36. Berdasarkan

nilai dari Fe2+/sum of octahedral cations vs Si, mineral klorit didaerah penelitian

terklasifikasikan ke dalam jenis chamosite (Fe+2,Mg,Al,Fe+3)6 (Si,Al)4 O10(OH,O)8 pada

(Gambar 8) (cf. Strunz dkk., 2001). Secara umum, mineral klorit di daerah

penelitian mengalami perubahan komposisi, hal ini ditunjukkan dengan

perbandingan antara nilai FeO terhadap nilai mol fraksi Mg/(Mg+Fe+2).

b. Termometer Klorit

Termometer klorit merupakan perhitungan yang dilakukan untuk

mengetahui temperatur pembentukkan alterasi retrograde dari analisis mineral

klorit. Analisis mineral klorit ini dilakukan dengan menggunakan software

Chlorite dari Harrold and Walshe (1988). Selain mengidentifikasi temperatur,

aplikasi tersebut juga mampu menghitung nilai dari activity, log oxygen fugacity dan

log sulphur fugacity. Data kimia klorit terlihat pada Tabel 3, sedangkan Tabel 4

merupakan hasil perhitungan thermometer klorit menunjukan temperatur 210-250

°C), log sulphur fugacity antara -11,78) sampai -14,68, log oxygen fugacity antara -37,56

sampai -41,25, dan activity dari mineral clinochlore dan chamosite. Berdasarkan nilai

temperatur dan log sulphur fugacity, larutan hidrotermal yang membentuk alterasi

retrograde skarn South Ruwai berada pada kondisi intermediate sulfidation stage (cf.

Einuadi dkk, 2003; Piercey, 2017) (Gambar 9).

c. Epidot

Mineral epidot didaerah penelitian terbagi menjadi 2 jenis diantaranya,

epidote dan clinozoisite. Mineral epidot itu sendiri merupakan mineral monoklin

dengan rumus kimia Ca2Al2Fe3+ [Si2O7][SiO4]O(OH) (Haüy,1801 dalam Armbruster

dkk, 2006). Clinozoisite merupakan mineral polymorphism dengan zoisite

Ca2Al3[Si2O7][SiO4]O(OH) (Weinschenk, 1896 dalam Armbruster dkk, 2006) atau

lebih dikenal dengan mineral epidot dengan komposisi Fe yang rendah. Secara

umum mineral epidot ini berasosiasi dengan alterasi retrograde (Baghban dkk, 2014)

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1063 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

hal ini dikarenakan mineral epidot termasuk kedalam secondary mineral

(Armbruster dkk, 2006). Mineral epidot didaerah penelitian didominasi dengan

komposisi FeO rerata (12,475-14,485wt%) (Tabel 5). Berdasarakan nilai fraksi mol

yang didapat dari perhitngan Fe/(Fe+Al) bekisar (0,24-0,35) menunjukkan

terjadinya peningkatan pada unsur besi (Gambar 10). Selain itu jenis mineral epidot

didaerah penelitian memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan jenis clinozoisite.

Perbedaan porsi ini digambarkan dengan perhitungan masing-masing fraksi mol.

Pada fraksi mol epidot (XEp) dihitung dengan menggunakan rumus

Fe+3/Fe+3+Al+Cr+3-2, sedangkan pada fraksi mol clinozosite (XCzo) dihitung dengan

rumus (Al-2)/(Fe+3+Al-Cr+3-2) (Franz and Liebscher, 2004), dimana hasilnya

menunjukan didominasi mol fraksi epidot sekitar 0,9.

d. Zeolit

Endapan skarn yang berasosiasi dengan mineral zeolite, cenderung

dipengaruhi temperatur sedang-menengah (Burt, 1977 dalam Ray dan Webster,

1997). Zeolite itu sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu, zeolite yang didominasi

dengan komposisi sodium (NaO) disebut dengan zeolit mordenite, zeolite yang kaya

akan kalsium (CaO) disebut dengan zeolite chabazite, dan zeolite yang kaya akan

potassium (K) disebut dengan zeolite klipnoptilolite (Grim, 1968). Zeolit di daerah

penelitian terklasifikasi kedalam jenis chabazite, hal ini ditunjukkan dari komposisi

CaO rerata (12,81-24,91 wt%) (Tabel 7).

V. DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Skarn di prospek Ruwai Selatan ini terbagi menjadi 2 jenis alterasi dalam proses

pembentukan endapan skarn, yaitu alterasi skarn prograde dan skarn retrograde. Asosiasi

mineral seperti pada alterasi prograde terdiri dari kelompok mineral garnet dan

klinopiroksen, sedangkan alterasi skarn retrograde terdiri dari kelompok mineral klorit,

epidot, kalsit dan zeolite. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Meinert (1992) dan

Idrus dkk. (2009). Berdasarkan studi petrografi dan BSE EPMA, paragenesa dari

pembentukkan endapan skarn terlihat pada Gambar 11.

Termometer klorit dari alterasi skarn retrograde di daerah penelitian berkisar 210

sampai 250 °C. Meinert (1987) menyatakan bahwa pada umumnya pembentukkan

alterasi skarn prograde berkisar 300 sampi 690 °C dengan salinitas (50 wt.%NaCl eq),

Sedangkan pada alterasi retrograde temperatur pembentukkannya berkisar 245-250 °C)

dan salinitas 25 wt.% NaCl eq. Hal ini sejalant dengan penelitian yang dilakukan oleh

Idrus dkk. (2011) dengan menggunakan mikrotermometri inklusi fluida menyatakan

bahwa temperatur pembentukkan alterasi retrograde skarn didaerah Ruwai dan

sekitarnya terbagi menjadi 2 jenis yaitu, fase alterasi retrograde dan fase late retrograde.

Pada fase retrograde terbentuk pada suhu berkisar 250-266 °C dengan salinitas 0,3-0,5

w.t% NaCl eq, sedangkan pada fase late retrograde berkisar 190 sampai 220 °C.

Adapun log sulphur fugacity larutan hidrotermal yang membentuk pada alterasi

retrograde di daerah penelitian terbentuk pada kisaran -11,78) – (-14,68) dan log oxygen

fugacity kisaran antara -37,56 sampai -41,25. Berdasarkan perbandingan antara nilai

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1064 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

dari log sulphur fugacity terhadap temperatur, disimpulkan bahwa larutan hidrotermal

yang membentuk skarn logam dasar (Pb-Zn-Cu) Ruwai Selatan memiliki intermediate

sulfidation state. Hal ini didukung oleh studi megaskopik dan mikroskopi bijih yang

dilakukan menunjukan bahwa asosiasi mineral bijih yang hadir seperti galena, sfalerit,

kalkopirit, tennantit, pirit, pyrrhotit dan asenopirit (Einuadi dkk, 2003; Piercey, 2017).

VI. KESIMPULAN

1. Pada alterasi skarn prograde terdiri dari 2 jenis mineral meliputi garnet dan klinopiroksen.

Jenis garnet yang paling dominan berupa andradite. Klinopiroksen memiliki komposisi

CaO dan MgO yang tinggi, sehingga diklasifikasikan kedalam mineral diopside.

Pada alterasi skarn retrograde meliputi 3 jenis mineral yaitu klorit, epidot dan zeolit.

Mineral klorit diklasifikasi ke dalam chamosite, dikarenakan memiliki komposisi

FeO yang tinggi. Pada mineral epidot teridentifikasi ke jenis epidote-end member

ketimbang clinozosite. Zeolit diklasifikasi ke dalam jenis chabazite, hal ini

dikarenakan komposisi CaO yang sangat dominan.

2. Paragenesa pembentukkan alterasi skarn diawali dari mineral garnet,

klinopiroksen pada alterasi skarn prograde pada temperatur tinggi, yang diikuti

pembentukan klorit, epidot dan zeolit pada tahap alterasi skarn retrograde.

Mineralisasi bijih logam dasar Pb-Zn-Cu-(Ag) co-genetic dengan tahap alterasi skarn

retrograde. Berdasarkan termometer klorit memperlihatkan fluida hidrotermal

yang membentuk skarn retrograde memiliki kisaran temperatur 210-250 °C, log

sulphur fugacity antara -11,78) sampai -14,68, log oxygen fugacity antara -37,56 sampai

-41,25. Pemplotan temperatur dengan log sulphur fugacity dari thermometer klorit

menunjukan bahwa fluida hidrotermal yang membawa mineralisasi logam dasar di

daerah penelitian (Ruwai Selatan) berada pada kondisi intermediate sulfidation state.

ACKNOWLEDGEMENT

Penelitian ini sebagian dibiayai melalui Hibah Penelitian Tesis S2 Departemen

Teknik Geologi FT-UGM 2019 dan Hibah Program RTA (Rekognisi Tugas Akhir) 2019

dari Universitas Gadjah Mada yang diberikan kepada penulis kedua dengan Nomor

Kontrak 3339/UN1/DITLIT/DIT-LIT/LT/2019. Penelitian lapangan dilakukan di lokasi

IUP Operasi Produksi PT. Kapuas Prima Coal (PT. KPC) Tbk. Terima kasih atas

bantuan dana penelitian dan dukungan semua pihak.

REFERENSI

Armbruster, T., Bonazzi, P,m Akasaka, M., Bermanec, V., Chopin, C., Giere, R., Heuss

Assbichler, S., Liebscher, A., Menchetti, S., Pan,Y., Pasero, M., 2006. Recommended

Nomenclature of Epidote-group Mineral. Eur.J.Mineral, vol 18, p. 551-657.

Badaruddin, M., 2018. Dinamika Industri Migas dan Petambangan di Indonesia. Laporan

penelitian (online). Diakses pada 20 juli 2019

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1065 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Baghban, S., Reza., M., Moayyed,m., Asghar, M.,A., Gregory., D., 2014. Geology Mineral

Chemistry and Formation Conditions of Calc-Silicate mineral of Astamal Fe-LREE

distal Skarn Deposit, Eastern Azarbaijan Province NW Iran. Ore Geology Review, vol

68 pp 79-96

Bollen, E., M., 2015. Explaining Discontinuous Garnet Zoning Using

Reaction History P-T Models: An Example From The Salmon

River Suture Zone, West-Central Idaho. Thesis, Alabama University.

Carlile, J.C., dan Mitchell, A.H.G., 1994, Magmatic Arcs and Associated Gold and Copper

Mineralization in Indonesia: in van Leeuwen, T.M., Hedenquist, J.W., James, L.P., and

Dow, J.A.S., eds., Mineral Deposit of Indonesia, Discoveries of the Past 25 Years:

Journal of Geochemical Exploration, v. 50, p. 91-142.

Corbett. G. J dan Leach. T.M.,1996, Southwest Pasific Rim Gold-Copper Systems Structure,

Alteration, Mineralization, New Zealand.

Einaudi, M.T., 1982a, Descriptions of skarns associated with porphyry copper plutons,

|southwestern North America, in Titley, S.R. (Ed.), Advances in Geology of the

Porphyry Copper Deposits, Southwestern North America: University Arizona Press, p.

139-184.

Einaudi, M.T., 1982b, General features and origin of skarns associated with porphyry copper

plutons, southwestern North America, in Titley, S.R. (Ed.), Advances in Geology of the

Porphyry Copper Deposits, Southwestern North America: University of Arizona Press,

p.185-210.

Einaudi, M.T., Hedenquist J.W., and Inan E.E., 2003, Sulfidation State of Fluids in Active and

Extinct Hydrothermal Systems: Transitions from Porphyry to Epithermal

Environments: Society of Economic Geologists Special Publication No. 10, p. 285-314.

Google Inc. 2016. Google Maps: Peta Lokasi KP Ruwai, Kalimantan Tengah dalam

http://maps.google.com/

Grim, R., 1968. Clay Mineralogy, 2nd Ed. McGraw-Hill Book Co.: New York

Harrold, B.P., Walshe, J.L., 1988, Implementation of the CHLORITE and supporting programs on

Vax 11 series computer.

Idrus, A., Kolb., J., Meyer., F.,M., Aried., J., Setyandhaka., D., Kepli., S., 2009. A Preliminary Study On

Skarn-Related Calc-Silicate Rock Associated with the Batu Hijau

Porphyry Copper-Gold Deposit, Sumbawa Island, Indonesia. Resource Geology, Vol 3, pp 295-

306

Margono, U., Soejitno, T., dan Santosa, T., 1995, Peta Geologi Lembar Tumbangmanjul Kalimantan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Meinert, Lawrence D, 1992. Skarn and Skarn Deposits. Researchgate Publication.

Meinert, L.D., 1987, Skarn zonation and fluid evolution in the Groundhog Mine, Central Mining

District, New Mexico, Economic Geology, v. 82, p. 523-545.

Meinert, L.D., 1983, Variability of skarn deposits - Guides to exploration: in Boardman, S.J., ed., Revolution

in the Earth Sciences, Kendall-Hunt Publishing Co., p. 301-316.

Ray, G.,E., and Webster., I.,C.,L.,1997. Skarn in British Columbia. Bulletin 101

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1066 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Setijadji, L, D., Idrus, A., dan Thamba, F., 2010, Geology of the Ruwai Iron and Zn-Pb-Ag Skarn Deposits

Lamandau District, Central Kalimantan, 81 Proceeding Book – Kalimantan Coal and Mineral

Resources, pp.175- 186.

Strunz, Nickel, H., Ernest, H., 2001, Strunz mineralogical tables: Chemical structural mineral classification

systems: 9th eds., Schweizerbart'sche Verlagsbuchhandlung, 870 p.

Piercey, S. J. 2017. Gold Deposits. Online course slide presentation

(http://docplayer.net/43633510-Es-gold-deposits-stephen-j-piercey.html)

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1067 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 1. Kimia mineral dari garnet

SiO2 34,704 35,358 34,813 37,256 35,075 36,698 34,37 34,614 34,482 35,317

Na2O 0,004 0 0 0 0,016 0,01 0 0,014 0 0,01

TiO2 0 0 0 0,011 0 0,017 0,005 0 0,019 0

K2O 0,007 0,007 0 0,005 0 0 0 0,003 0 0

Fe2O3 30,538 27,355 30,59 15,298 28,719 17,592 31,567 30,905 31,234 29,924

Al2O3 0,414 2,665 0,447 11,44 1,728 10,072 0,024 0,412 0,151 1,054

CaO 33,323 33,569 33,217 34,467 33,644 33,878 31,723 33,151 33,155 33,593

MnO 1,156 1,188 1,187 1,93 1,064 2,235 2,581 0,966 0,936 0,775

MgO 0,052 0,045 0,103 0,024 0,044 0,019 0,101 0,006 0,021 0,004

Cr2O3 0 0 0,009 0 0,014 0 0,044 0 0 0

Total 100,2 100,187 100,366 100,431 100,304 100,521 100,415 100,071 99,998 100,677

Si 7,8548 7,8928 7,8614 7,9148 7,8669 7,8647 7,8112 7,8441 7,8332 7,9063

Na 0,0018 0 0 0 0,0071 0,0041 0 0,0061 0 0,0041

Ti 0 0 0 0,0017 0 0,0028 0,0008 0 0,0032 0

K 0,0019 0,0019 0 0,0013 0 0 0 0,001 0 0

Fe 5,2014 4,5953 5,1984 2,4457 4,8473 2,8371 5,3989 5,2705 5,3394 5,0412

Al 0,1106 0,7011 0,119 2,8647 0,4569 2,5442 0,0065 0,1101 0,0405 0,278

Ca 8,0814 8,0293 8,0372 7,8459 8,0856 7,7794 7,7251 8,0499 8,0703 8,0581

Mn 0,2215 0,2246 0,2271 0,3474 0,2021 0,4057 0,4968 0,1854 0,1801 0,1471

Mg 0,0176 0,0151 0,0345 0,0075 0,0148 0,0059 0,0341 0,002 0,007 0,0013

Cr 0 0 0,0015 0 0,0025 0 0,0079 0 0 0

Total 21,491 21,4601 21,4791 21,4291 21,4832 21,4439 21,4813 21,4692 21,4737 21,4362

Fe/(Fe + Al) 0,9792 0,86763 0,977621 0,460549 0,91386 0,527215 0,9988 0,97954 0,99247 0,947737

Major oxides, weight percent

Number of ions on the basis of 32 oxygen

Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1068 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 2. Kimia mineral dari klinopiroksen

Al2O3 0,01 0,003 0 53,952 5,619 5,081 5,24 4,729 4,866 5,537

Na2O 0 0,004 0 0 0,324 0,291 0,316 0,34 0,255 0,322

TiO2 0 0 0,029 0,055 0,192 0,184 0,158 0,178 0,113 0,151

K2O 0 0,025 0 0,011 0 0,009 0,007 0,006 0,028 0,001

NiO 0,364 0,392 0,39 0,303 0,062 0,051 0,058 0,073 0,055 0,086

SiO2 40,894 40,824 40,532 0,011 50,706 50,911 50,894 50,921 51,315 50,532

CaO 0,032 0,018 0,002 0 24,003 24,299 24,332 24,234 18,469 24,091

MnO 0,158 0,123 0,134 0,14 0,087 0,097 0,122 0,09 0,089 0,103

MgO 48,862 49,359 49,655 19,054 15,55 15,46 15,399 15,795 18,867 15,753

FeO 9,436 9,527 9,525 12,504 2,518 2,486 2,498 2,426 3,491 2,406

Cr2O3 0 0,005 0 14,168 1,15 0,926 0,936 0,939 0,904 1,017

Total 99,756 100,28 100,267 100,198 100,211 99,795 99,96 99,731 98,452 99,999

Si 1,5053 1,4966 1,4872 0,0004 1,8501 1,8654 1,8622 1,8676 1,8809 1,848

Na 0 0,0003 0 0 0,0229 0,0207 0,0224 0,0242 0,0181 0,0228

Ti 0 0 0,0008 0,0016 0,0053 0,0051 0,0044 0,0049 0,0031 0,0042

K 0 0,0012 0 0,0005 0 0,0004 0,0003 0,0003 0,0013 0,0001

Fe 0,2905 0,2921 0,2923 0,4141 0,0768 0,0762 0,0765 0,0744 0,107 0,0736

Al 0,0004 0,0001 0 2,5181 0,2417 0,2195 0,226 0,2044 0,2102 0,2387

Ca 0,0012 0,0007 0,0001 0 0,9384 0,954 0,954 0,9524 0,7254 0,944

Mn 0,0049 0,0038 0,0042 0,0047 0,0027 0,003 0,0038 0,0028 0,0027 0,0032

Mg 2,6812 2,6975 2,716 1,1247 0,8458 0,84444 0,8399 0,8636 1,0309 0,8588

Cr 0 0,0002 0 0,4436 0,0332 0,0268 0,0271 0,0272 0,0262 0,0294

Total 4,4944 4,5041 4,5122 4,5175 4,0188 4,017 4,0184 4,0241 4,0075 4,0254

Fe/(Fe + Mg) 0,09775549 0,097705 0,09716451 0,269106 0,083243 0,082769 0,083479 0,079318 0,094033 0,078936

Mn/Fe 0,01686747 0,013009 0,0143688 0,01135 0,035156 0,03937 0,049673 0,037634 0,025234 0,043478

Ti+Cr+Na 0 0,0005 0,0008 0,4452 0,0614 0,0526 0,0539 0,0563 0,0474 0,0564

Number of ions on the basis of 6 oxygen

Major oxides, weight percent

Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1069 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 3. Kimia mineral dari klorit

Al2O3 21,25 20,67 20,78 20,81 20,49 20,68 21,08 20,61 19,74 20,11

Na2O 0,02 0,02 0,04 0,01 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,02

TiO2 0,08 0,04 0,05 0,00 0,01 0,02 0,01 0,02 0,04 0,06

K2O 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00

MnO 5,13 3,83 5,08 4,95 4,83 4,84 4,63 5,28 3,68 3,34

SiO2 22,77 23,17 23,15 22,58 22,52 22,81 22,84 22,47 24,80 23,32

CaO 0,01 0,11 0,01 0,00 0,01 0,03 0,00 0,01 0,01 0,00

FeO 37,72 37,08 37,57 39,84 39,87 39,76 39,83 38,84 34,83 39,54

MgO 1,52 2,45 1,23 1,00 0,97 0,99 1,25 1,17 5,46 1,52

Total 88,50 87,37 87,90 89,18 88,70 89,12 89,65 88,40 88,56 87,92

Si 6,75 6,89 6,91 6,72 6,75 6,78 6,74 6,73 7,15 6,97

Na 0,01 0,01 0,02 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01

Ti 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00

K 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Fe 9,36 9,23 9,37 9,92 9,99 9,89 9,82 9,73 8,39 9,88

Al 7,43 7,25 7,31 7,30 7,23 7,25 7,33 7,28 6,70 6,70

Ca 0,03 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,01 0,02

Mn 1,29 0,96 1,28 1,25 1,23 1,22 1,16 1,34 0,90 0,84

Mg 0,67 1,08 0,55 0,44 0,43 0,44 0,55 0,52 2,35 0,68

Total 25,54 25,46 25,45 25,63 25,64 25,59 25,60 25,62 25,50 25,49

Fe2+/Sum Octahedral 1,00 0,99 1,03 1,10 1,12 1,11 1,09 1,06 0,84 1,20

XFe = Fe+2/(Fe+2+Mg) 0,93 0,89 0,94 0,96 0,96 0,96 0,95 0,95 0,78 0,94

XMg=(Mg/(Mg+Fe+2)). 0,07 0,11 0,06 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 0,22 0,06

Major oxides, weight percent

Number of ions on the basis of 36 oxygen

Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1070 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 4. Kimia mineral untuk perhitungan termobarometer klorit

NO RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7

SiO2 26,86 27,02 27,13 27,87 27,85 27,98 27,96

Al2O3 20,33 20,11 20,16 19,80 19,29 19,46 19,83

FeO 21,27 20,19 17,82 17,04 17,60 18,70 17,34

MnO 2,41 3,22 2,98 2,05 1,30 1,48 2,07

MgO 16,38 16,63 18,72 19,87 19,93 18,61 19,42

Na2O 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,00

K2O 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03

TiO2 0,00 0,00 0,08 0,00 0,03 0,00 0,00

Cr2O3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

CaO 0,00 0,05 0,00 0,03 0,01 0,03 0,03

Total 87,239 87,242 86,904 86,652 86,012 86,275 86,675

Tabel 5. Hasil perhitungan fraksi mol dan termodinamika mineral klorit

No T X2 X3 Log Activity2 Log activity 3 Log fO2 Log FS2

1 243 0,905 0,111 -12,338 -25,366 -37,563 -12,860

2 238 0,908 0,103 -1,151 -2,659 -37,839 -12,982

3 250 0,964 0,086 -0,964 -2,983 -35,447 -11,710

4 230 0,922 0,081 -0,910 -3,091 -37,901 -12,942

5 223 0,085 0,123 -0,938 -3,007 -38,988 -13,511

6 210 0,853 0,091 -1,049 -2,846 -41,258 -14,689

7 222 0,903 0,082 -0,945 -3,039 -39,035 -13,526

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1071 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Tabel 6. Kimia mineral epidot dan perhitungan fraksi mol

Al2O3 22,667 24,913 22,621 22,438 23,938 23,708 22,831 23,256 22,391

Na2O 0 0,001 0,008 0,015 0,016 0,016 0,022 0 0,01

TiO2 0,051 0,171 0,047 0,017 0,011 0,036 0,019 0,269 0

K2O 0 0 0,021 0,011 0,011 0 0 0,016 0,008

MnO 0,615 0,274 0,072 0,069 0,247 0,163 0,511 0,994 1,262

SiO2 37,994 38,279 37,933 37,685 37,578 38,013 37,583 38,063 37,565

CaO 23,27 23,705 23,743 23,764 23,758 23,85 23,396 23,086 22,324

FeO 14,091 11,257 14,485 14,569 12,475 13,26 13,615 13,233 14,369

MgO 0,043 0,006 0 0,007 0,072 0,024 0,019 0,069 0,008

Total 98,731 98,606 98,93 98,575 98,106 99,07 97,996 98,986 97,937

Si 1,4857 1,473 1,4821 1,4797 1,4667 1,4731 1,4787 1,4791 1,4853

Na 0 0,0001 0,0006 0,0012 0,0012 0,0012 0,0017 - 0,0007

Ti 0,0015 0,0049 0,0014 0,0005 0,0003 0,001 0,0006 0,0079 -

K 0 0 0,001 0,0006 0,0005 - - 0,0008 0,0004

Fe 0,4608 0,3623 0,4733 0,4784 0,4072 0,4297 0,448 0,4301 0,4752

Al 1,0447 1,13 1,0417 1,0385 1,1013 1,0829 1,0588 1,0652 1,0435

Ca 0,975 0,9774 0,994 0,9998 0,9936 0,9903 0,9863 0,9612 0,9458

Mn 0,0204 0,0089 0,0024 0,0023 0,0082 0,0054 0,017 0,0327 0,0423

Mg 0,0025 0,0003 0 0,0004 0,0042 0,0014 0,0011 0,004 0,0005

Total 3,9906 3,9569 3,9966 4,0015 3,9832 3,985 3,9922 3,9811 3,9937

Fe/(Fe + Al) 0,30608 0,24278 0,31241 0,31538 0,269937 0,28408 0,297319 0,28763 0,312899

XEp = Fe+3/(Fe+3 + Al + Cr+3 - 2) -0,9319 -0,71361 -0,9759 -0,99027 -0,828484 -0,88162 -0,90835 -0,85219 -0,98733

Major oxides, weight percent

Number of ions on the basis of 6 oxygen

Tabel 7. Kimia mineral zeolit

Unsur RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08

Al2O3 1,76 2,31 2,06 2,13 1,17 1,48 2,88 3,43

Na2O 0,23 0,30 0,28 0,27 0,19 0,10 0,29 0,24

TiO2 0,11 0,01 0,15 0,10 0,15 0,01 0,13 0,11

K2O 0,01 0,00 0,00 - - 0,09 0,09 0,12

MnO 0,05 0,08 0,08 0,07 0,10 0,08 0,08 0,07

SiO2 52,59 52,53 52,89 52,73 52,89 56,07 54,17 53,78

CaO 24,53 24,70 24,88 24,91 24,90 13,51 12,81 13,45

FeO 8,13 7,83 7,43 7,67 8,76 9,31 9,82 10,95

MgO 12,80 12,46 12,94 12,82 12,67 18,11 17,63 16,27

Total 100,20 100,20 100,70 100,60 100,80 98,75 97,90 98,42

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1072 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 2. Klasifikasi garnet berdasarkan nilai dari mole fraction Fe/(Fe+Al) sebagian besar

menunjukkan jenis andradite

Gambar 1. Peta lokasi penelitian yang

diplot pada peta geologi regional Lembar

Tumbangmanjul, Kab. Lamandau,

Kalimantan Tengah (cf. Margono dkk.,

1995)

Page 15: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1073 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 3. Backscatter image EPMA dari pemetaan unsur kimia (Al, Si, Ca, Mn dan Fe) dari

garnet.

Gambar 4. Perubahan komposisi kimia mineral garnet dari metode backscatter image EPMA

Page 16: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1074 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 5. Pembagian jenis klinopiroksen didaerah penelitian berdasarkan nilai mole fraction

Fe/(Fe+Mg) yang termasuk kedalam jenis andradit

Gambar 6. Batuan asal dari mineral klinopiroksen didaerah penelitian (Berger dkk, 2005)

Page 17: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1075 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 7. Backscatter image EPMA pemetaan unsur kimia (Al, Si, Ca, Mn dan Fe) dari

klinopiroksen

Gambar 8. Grafik klasifikasi jenis mineral klorit didaerah penelitian yang termasuk kedalam

jenis chamosite.

Chamosite

Clinochlore

Page 18: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1076 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Gambar 9. Skarnisasi dan mineralisasi logam dasar di daerah penelitian terbentuk pada kondisi

intermediate sulfidation state yang dihitung dari kimia klorit.

Gambar 10. Peningkatan komposisi Fe pada mineral epidot didaerah penelitian

Page 19: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F...mineral garnet di daerah penelitian ini terklasifikasikan kedalam jenis andradite (Gambar 2). Secara umum mineral garnet memperlihatkan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 F040POO TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA 5-6 September 2019; Hotel Alana Yogyakarta

1077 Peran Ilmu Kebumian Dalam Pengembangan Geowisata, Geokonservasi & Geoheritage

Serta Memperingati 35 Tahun Kampus Lapangan Geologi UGM “Prof. Soeroso Notohadiprawiro” Bayat, Klaten

Assosiasi Mineral Prograde

(>300 °C)

Retrograde

(210-250 °C)

Garnet

Klinopiroksen

Epidot

Klorit

Zeolit

Gambar 11. Paragenesa alterasi prograde dan retrograde dari asosiasi mineralnya di daerah

penelitian