berbagai materi kebumian

30
4 dan 5) a. Perihelion, jarak terdekat bumi terhadap matahari, terjadi tanggal 3 Januari (147 juta km) b. Aphelion, Jarak terjauh bumi terhadap matahari, terjadi tanggal 4 Juli (152 juta km) c. Equinox, lama siang dan malam sam di seluruh dunia, terjadi tanggal 21 Maret dan 23 September. Vernal Equinox adalah Titik di angkasa dimana matahari memotong ekuator selestial (ekuator langit) pada tanggal 21 Maret d. Solstice maksudnya “matahari tetap” kalau diterjemahkan dari bahasa Yunani. Disebut begitu karena matahari pada tanggal-tanggal solstice tampak tidak banyak bergerak ke utara ataupun ke selatan. Terjadi tanggal 21 Juni dan 22 Desember. Bagi manusia yang tinggal di kawasan dengan 4 musim, saat equinox dan solstice ini juga menjadi penanda pergantian musim. Sebagai contoh, di kawasan utara, tanggal 21 Maret (Vernal Equinox) adalah penanda masuknya musim semi, 21 Juni (spring solstice) masuk musim panas, 23 September (autumnal equinox) masuk musim gugur dan 22 Desember (winter solstice) masuk musim dingin Sirkulasi atmosfer adalah fenomena yang terjadi di atmosfer. Fenomena tersebut sering berhubungan dengan kondisi angin dan perubahan cuaca. Sirkulasi/pola gerakan angin di atmosfer merupakan suatu sistem yang rumit dan sering sukar diprediksi. Bumi merupakan benda yang berotasi, rotasi bumi mengakibatkan

Upload: monika-nika

Post on 11-Jul-2016

258 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

terdapat materi kebumian di dalamnya bisa dijadikan tambahan refensi

TRANSCRIPT

Page 1: Berbagai Materi kebumian

4 dan 5)

a. Perihelion, jarak terdekat bumi terhadap matahari, terjadi tanggal 3 Januari (147 juta km)

b. Aphelion, Jarak terjauh bumi terhadap matahari, terjadi tanggal 4 Juli (152 juta km)

c. Equinox, lama siang dan malam sam di seluruh dunia, terjadi tanggal 21 Maret dan 23 September. Vernal

Equinox adalah Titik di angkasa dimana matahari memotong ekuator selestial (ekuator langit) pada tanggal

21 Maret

d. Solstice maksudnya “matahari tetap” kalau diterjemahkan dari bahasa Yunani. Disebut begitu karena

matahari pada tanggal-tanggal solstice tampak tidak banyak bergerak ke utara ataupun ke selatan. Terjadi

tanggal 21 Juni dan 22 Desember.

Bagi manusia yang tinggal di kawasan dengan 4 musim, saat equinox dan solstice ini juga menjadi penanda

pergantian musim. Sebagai contoh, di kawasan utara, tanggal 21 Maret (Vernal Equinox) adalah penanda

masuknya musim semi, 21 Juni (spring solstice) masuk musim panas, 23 September (autumnal equinox)

masuk musim gugur dan 22 Desember (winter solstice) masuk musim dingin

Sirkulasi atmosfer adalah fenomena yang terjadi di atmosfer. Fenomena tersebut sering

berhubungan dengan kondisi angin dan perubahan cuaca. Sirkulasi/pola gerakan angin di

atmosfer merupakan suatu sistem yang rumit dan sering sukar diprediksi. Bumi merupakan

benda yang berotasi, rotasi bumi mengakibatkan adanya efek corriolis (efek pembelokan angin).

Karena gaya corriolis tersebut di bumi ini terdapat 3 macam sel sirkulasi di atmosfer yaitu Sel

Hadley, Sel Ferrel dan Sel Kutub. 

Page 2: Berbagai Materi kebumian

Sel Hadley adalah pola gerakan udara yang naik di khatulistiwa dan turun di sekitar daerah

subtropis, akibatnya muncul angin passat di permukaan daerah tropis.

Sel Ferrel adalah pola gerakan udara yang berasal dari daerah sekitar lintang 30 menuju daerah

kutub (lintang 60) .

Sel Kutub adalah pola gerakan udara dari kutub menuju daerah lintang 60.

Page 3: Berbagai Materi kebumian

Di wilayah equator, pertemuan 2 sirkulasi Hadley menghasilkan daerah konvergensi antar tropik

(DKAT) yang merupakan pusat tekanan rendah. Daerah tropik merupakan darah yang mendapat

penyinaran lebih besar dibanding daerah subtropis dan kutub sehingga di zona ini banyak

terbentuk awan hujan. 

Pola sirkulasi atmosfer ini sangat rumit, banyak faktor lain yang menyebabkan terjadinya variasi

gejala cuaca di berbagai tempat di muka bumi. Belahan bumi bagian utara didominasi oleh

daratan dibandingkan daerah selatan, sehingga sering muncul anomali cuaca yang sulit

diprediksi.

MATERI KEBUMIAN--ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Page 4: Berbagai Materi kebumian

1. ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN BEKU

Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu:

1. Mineral-mineral asam = Felsic-minerals = Nonferromagnesian silicates

Tersusun atas silika dan alumina, umumnya berwarna cerah��

Kuarsa : colorless, kadang-kadang putih susu atau kelabu��

Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah jambu��

Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu, menunjukkan gejala striasi��

Muskovit : colorless sampai coklat muda, berupa lempengan-lempengan tipis��

2. Mineral-mineral basa = Mafic-minerals = Ferromagnesian minerals

Tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium, dan kalsium; umumnya berwarna��

gelap

Biotit : coklat tua – hitam, berupa lempeng tipis��

Piroksen : hitam – hijau tua, pendek-pendek, kristal bersisi 8��

Hornblende : hitam – hijau, kristal bersisi 6, panjang��

Olivin : kuning kehijauan��

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Komposisi Mineral:

Page 5: Berbagai Materi kebumian

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi empat:

1. Kelompok Granit – Ryolit; berasal dari magma asam, terutama tersusun oleh

mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, kadang terdapat hornblende, biotit,

muskovit dalam jumlah kecil.

2. Kelompok Diorit – Andesit; berasal dari magma yang bersifat intermediet,

terutama tersusun atas mineral-mineral plagioklas, hornblende, piroksen dan

kuarsa; biotit dan ortoklas dijumpai dalam jumlah kecil

3. Kelompok Gabro – Basalt; tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan

terdiri dari mineral-mineral olivin, plagioklas Ca, piroksen dan hornblende.

4. Kelompok Ultrabasa; terutama tersusun oleh olivin dan piroksen. Plagioklas Ca

dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil.

Status Mineral dalam Batuan Beku:

1. Mineral Primer, merupakan hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku.

Mineral ini terdidi dari:

Mineral utama (essential minerals): yaitu mineral yang jumlahnya cukup��

banyak (> 10%). Mineral ini sangat penting untuk dikenali karena

menentukan nama batuan.

Mineral tambahan (accesory minerals): yaitu minerl-mineral yang jumlahnya��

sedikit (< 10%) dan tidak menentukan nama batuan, minsalnya: garnet,

leucite, hematit, magnetit, ilmenit, monazite.

Page 6: Berbagai Materi kebumian

2. Mineral Sekunder, merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari mineral primer,

misalnya: kalsit, zeolit, epidot, clay mineral, epidote, klorit, pirit.

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

2. ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN SEDIMEN

Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi dua golongan,

yaitu:

Batuan sedimen klastik: tersusun oleh klastika-klastika karena proses��

pengendapan secara mekanis. Mineral penyusun batuan ini mempunyai resistensi

tinggi. Contohnya: kuarsa, biotit, hornblende, plagioklas, dan garnet.

Batuan sedimen non klastik: terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi��

dan larutan maupun hasil aktivitas organinik. Contoh mineral penyusun: gypsum,

anhidrit, kalsit, halit.

Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah:

Kuarsa��

Kalsit��

Dolomit��

Lempung: kaolinit, montmorilonit, hydromuscovite��

Feldspar (ortoklas maupun plagioklas)��

Siderit��

Limonit��

Page 7: Berbagai Materi kebumian

Gipsum��

Kalsedon��

Halit��

3. ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN METAMORF

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral yang

berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat proses

metamorfosa, sehingga dapat digolongkan menjadi:

Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf seperti��

kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin, hematit, dan

magnetit.

Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf,��

seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.

Mineral indeks batuan metamorf seperti:��

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Andalusit, berwarna coklat muda, prismatik, biasanya ditutupi oleh lapisan��

mika,

Kianit, berwarna biru muda, bladed (prismatik),��

Silimanit, berwarna coklat – hijau muda, prismatik,��

Garnet, berwarna merah, hitam, hijau, bentuk kristal euhedral, isotropik, dapat��

mengandung inklusi,

Page 8: Berbagai Materi kebumian

Staurolit, berwarna coklat tua, squat prismatik,��

Kordierit, berwarna biru tua, prismatik,��

Epidot��

Klorit��

dll��

Sifat – Sifat Optik Mineral Dalam Batuan Metamorf Serta

Keterdapatannya dalam Batuan Metamorf

Mineral mineral dalam batuan metamorf turut mengalami kenaikan tekanan

dan suhu seiring dengan meningkatnya faktor tersebut dalam suatu peristiwa

metamorfisme. Komponen – komponen kimiawi yang menyusun suatu mineral dalam

batuan, pada akhirnya turut pula terpengaruh dengan pertambahan suhu dan tekanan

ini. Kondisi ini membawa perubahan pula pada sifat – sifat fisik mineral tersebut,

diantaranya adalah sifat optik mineral tersebut di bawah mikroskop polarisasi. Berikut

adalah sejumlah mineral – mineral yang terdapat dalam batuan metamorf, beserta

beberapa bagian dari sifat – sifat optiknya.

• Pada batuan metamorf yang terbentuk di bawah suhu rendah namun tekanan

tinggi pada fasies sanidinit, mempunyai kandungan silika yang sedikit.

Page 9: Berbagai Materi kebumian

Kebanyakan mineralnya yang mengandung sedikit kalsium silikat dan berasosiasi

dengan calcite, mempunyai kenampakan bening, indeks refraksi menengahtinggi,

biasanya menunjukkan kembaran lamelar, dan indeks dwi bias)

(birefringence) yang cukup tinggi. Mineral – mineral tersebut diantaranya :

1. Larnite (CaSiO4); α pada bidang {100} mempunyai sudut bidang kembaran 130.

2. Bredigite (Ca2SiO4); mempunyai kembaran pseudohexagonal, 2V = 300, tanda optik

= +.

3. Spurrite (CaCo3.2Ca2SiO4); 2V = 400, tanda optik = - .

4. Rankinite (Ca3Si2O7) ; 2V = 640, tanda optik = +, birefringence = 0.009.

5. Tilleyite (2CaCO3.Ca3Si2O7); 2V = 900.

6. Cuspidine [Ca4(F,OH)2Si2O7]; indeks refraksi relatif rendah, 1.60, dan

birefringence, 0.012.

7. Merwinite (Ca3MgSi2O8); dua set kembaran oblique, 2V = 700, tanda optik = +.

8. Monticellite (CaMgSiO4); seperti forsterite, namun dengan birefringence yang

lebih rendah, 0.011.

9. Melilite [Ca2(Al,Mg)Si,Al)2O7] ; uniaxial, tanda optik = -, tidak mempunyai

bidang kembaran.

Batuan yang biasanya mengandung mineral tersebut di atas adalah yang dihasilkan

dari metamorfisme kontak, pada fasies sanidinit, contohnya pada kontak antara flintbearing

chalk dengan leher intrusi batuan beku misalnya jenis diabase.

Wollastonite terdapat pada hornfels yang mengandung mineral diopside

Page 10: Berbagai Materi kebumian

bening, dan dapat dilihat pada pemeriksaan secara sepintas. Apabila diyakini

keberadaannya pada batuan, maka dapat dengan mudah kita pastikan dengan

pengukuran sudut pemadamannya (α pada bidang [001] = 340) dan sudut sumbu optik

(optic axial angle), serta tanda optiknya (2V = 35-400; tanda optik = -). Scapolite

memiliki kenampakan uniaxial dan negatif, mempunyai indeks refraksi rendah dan

birefringence yang cukup tinggi.

Plagioklas, albite, biasanya secara kasat mata tampak segar; mempunyai sifat

polimorf hasil metamorfisme pada suhu rendah (2Vγ ~ 760). Terdapat pada

metagraywacke, zona klorit tepatnya pada basis sekis pelitic.

Pada pelitic mica schist, muskovit mempunyai butir yang kasar, tipe phengitic,

bening, dan mempunyai sudut sumbu optik yang kecil (2Vα = 200 - 400).

Pada manganiferrous metacherts, mineral piedmontite terdapat dalam bentuk

prisma idioblastik ramping, yang memiliki elongasi paralel pada bidang {010} = β;

warna dan pleokroisme spectacular, α = canary yellow, β = pale amethyst, γ = berwarna

merah anggur tua/cenderung gelap.

Klorit pada batuan yang dihasilkan di fasies sekis hijau kebanyakan

mempunyai komposisi ferruginous prochlorite, dengan pleokroisme kuat, indeks refraksi

yang relatif tinggi (1.62 – 1.63), sudut sumbu optik yang kecil, tanda optik +, dan

warna interferensi kecokelatan sampai ungu.

Pada sekis biru, misalnya sekis glaukofan, mineral glaukofan dapat dikenali

dari pleokroismenya—α = kuning pucat – bening, β = violet atau biru lavender, γ = hijau

Page 11: Berbagai Materi kebumian

gelap. Mempunyai elongasi positif dan sudut pemadaman yang kecil γ Λ [001]. Crossite

mempunyai warna yang lebih gelap, dengan β = biru tua dan γ = biru violet (violet

blue), hampir uniaxial, dan secara optik negatif. Piroksennya, yakni ompachite,

berwarna hijau pucat, pleokroisme hampir tidak ada, dengan γ Λ [001] = 41 – 540, 2Vγ =

650 hingga 800.

Jadeite pada metagraywacke dapat ditentukan melalui birefringencenya yang

relatif rendah (γ – α = 0.012-0.015), 2Vγ sekitar 70-800, dispersi kuat, dan sudut

pemadaman γ Λ [001] sekitar 350.

Kyanite yang banyak terdapat pada garnet-mica schist, mempunyai orientasi

kuat, bidang schistosity nya pada {100}. Pada sayatan tipis yang dipotong sejajar

bidang schistosity nya, akan menunjukkan kenampakan bening, terdapat 2 belahan

berpotongan pada sudut 900, dan pemadaman inklinasi γ Λ z = 300.

Referensi : (Gilbert, C.M., et al, 1982, ‘Petrography, An Introduction To The Study Of Rock In

Thin Section’, 2nd edition, W.H. Freeman & Company, New York p. 491-550).

1. Batuan metamorf

A. Pendahuluan

Metamorfisme adalah proses perubahan mineralogi batuan pada kondisi padat

(solid), akibat perbedaan suhu dan tekanan pada kondisi tertentu dengan kondisi baru.

Proses ini diluar proses pelapukan dan diagenesa (Wingkler, 1967). Proses metamorfisme

ini berlangsung dalam kondisi isokimia. Batuan metamorf adalah batuan yang mengalami

Page 12: Berbagai Materi kebumian

proses metamorfisme.

B. Tipe Metamorfisme

Ditinjau dari setting geologi, tipe metamorfisme dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu metamorfisme yang terjadi secara lokal dan metamorfisme yang terjadi regional

(Wingkler, 1967).

• Metamorfisme secara lokal

Tipe metorfisme ini terbagi menjadi 2, yaitu

1. Metamorfisme kontak

Metamorfisme ini terjadi karena adanya intrusi magma. Karakter

metmorfisme ini yaitu tekanan rendah dengan suhu tinggi, sehingga jarang

ditemukan hasil metamorfisme tipe ini yang mempunyai orientasi. Hasil

metamorfisme jenis ini secara umum dikenal hornfels, dengan tekstur

hornfelsik yaitu batuan metamorf yang tersusun oleh pecahan ( splintery )

kristal berukuran halus. Luasan dari metamorfisme kontak sangat

tergantung dimensi dari intrusi magma, semakin besar dimensi maka

daerah pengaruh akan semakin lebar.

2. metamorfisme kataklastik

Metamorfisme ini terjadi di sepanjang zona sesar ( shear zone ). Karakter

tipe metamorfisme ini yaitu tekanan tinggi dengan suhu rendah. Tekanan

dihasilkan oleh gerusan antar batuan. Perubahan kimia tidak terjadi secara

signifikan. Tekstur yang dihasilkan berupa mylonytict.

Page 13: Berbagai Materi kebumian

• Metamorfisme secara regional

Tipe metamorfisme ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu metamorfisme regional

dinemotermal dan metamorfisme burial.

1. Metamorfisme regional dinamotermal

Metamorfisme ini terjadi secara luas dan berasosiasi dengan proses

orogenesa ( misalnya pembentukan pegunungan ). Karakter tipe

2

metamorfisme ini yaitu suhu tinggi dan tekanan tinggi. Daerah dengan

metamorfisme tipe ini berada sepanjang jalur orogenesa atau zona

penunjaman. Tekanan tinggi dihasilkan dari proses penunjaman dan suhu

tinggi dihasilkan dari friksi antar lempeng dan juga magma yang dihasilkan

baik oleh peleburan sebagian ( patial melting ) atau berasal dari mantel.

Pengaruh tekanan dan suhu tersebut meningkat secara menerus dari zona 1

yang paling dangkal ke zona lainnya yang lebih dalam. Batuan yang

dihasilkan dari proses ini menunjukkan efek kuat dari tekanan searah, yaitu

berupa struktur foliasi.

2. Metamorfisme burial

Metamorfisme tipe ini terjadi karena pembebanan batuan sedimen atau

batuan volkanik pada suatu cekungan. Suhu pada metamorfisme ini

berkisar antara 400° - 450° C. Perubahan tekstur batuan tidak banyak

berubah secara megaskopis, tetapi secara mikroskopis perubahan akan

Page 14: Berbagai Materi kebumian

dapat diamati.

C. Tekstur batuan metamorf

Tekstur batuan metamorf secara umum dibagi menjadi dua yaitu tekstur

kristaloblastik dan tekstur sisa (relict).

• Tekstur kristaloblastik

Merupakan tekstur yang terbentuk oleh proses metamorfisme. Tekstur ini sudah

berbeda dengan tekstur batuan asalnya ( protolith ).

Macam – macam tekstur kristaloblastik :

- Lepidoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral – mineral penyusun

berbentuk tabular.

- Nematoblastik, adalah tekstur batuan metamorf dengan mineral – mineral

penyusun berbentuk prismatik.

- Granoblastik – granular, dalam tekstur ini tersusun oleh butiran yang relatif

equidimensional (granular) dengan batas kristal suture ( jackson, 1970 ).

- Granuloblastik, tekstur ini tersusun oleh butiran yang ralatif equidimensional

(granular) dengan batas kristal unsuture.

- Granoblastik – polygonal,

- Dekusat, tekatur granoblastik dengan individu kristalnya cenderung berbentuk

subidioblastik, prismatik dan tersusun secara acak.

- Porpiroblastik, tektur dengan mineral besar di dalam mineral kecil

- Tekstur mortar, tektur batuan metamorf akibat penggerusan

Page 15: Berbagai Materi kebumian

3

• Tekstur sisa ( relict )

Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih memperlihatkan tekstur batuan

asalnya. Penamaan tekstur ini menambahkan kata Blasto - .

Bentuk butir

• Idioblastik, kristal dibatasi oleh bidangnya sendiri ( seperti euhedra pada batuan beku

).

• Hypidioblastik, sebagian bidang batas kristal adalah bidang batas kristal lainnya (

seperti subhedra pada batuan beku ).

• Xenoblastik, seluruh bidang batas kristal adalah bidang batas kristal lainnya ( seperti

anhedra pada batuan beku ).

D. Struktur

Struktur batuan metamorf terbagi menjadi dua jenis yaitu struktur foliasi dan struktur

nonfoliasi.

• Struktur foliasi

Struktur foliasi adalah struktur batuan metamorf yang menampakkan penjajaran

mineral mineral.

- Slaty cleavage

Merupakan struktur foliasi planar yang dijumpai sebagai bidang – bidang belah.

- Phylitic

Merupakan struktur foliasi dengan tingkat rekristalisasi lebih kasar daripada slaty

Page 16: Berbagai Materi kebumian

cleavag

- Schystossis

Merupakan struktur foliasi yang terdiri dari perulangan mineral pipih ( missal

muskovit, klorit ) dengan mineral granular ( missal kuarsa, feldspar ) dengan mineral

pipih bersifat menerus. Struktur ini disebut juga closed schystossis.

- Gneissose

Merupakan struktur foliasi dengan kenampakan berupa perulangan mineral pipih

dengan mineral granular. Foliasi tidak menerus dan terpotong oleh kristal granular.

Strukur ini disebut juga sebgai struktur open schystossis.

• Struktur nonfoliasi

Struktur ini tidak menunjukkan adanya penjajaran mineral – mineral dalam batuan

metamorf.

4

- Hornfelsic Yaitu struktur non foliasi, tersusun oleh mineral – mineral

ekuidimensional, berbentuk mozaik.

- Mylonitic Struktur dengan ukuran butir halus, matriks tergerus, gores – gores

garis kuat, terdapat kenampakan seperti mata ( augen ).

Phylonitic Gejala dan kenampakan seperti mylonitic, mulai terjadi rekristalisasi

PENGELOMPOKAN MINERAL

1. PENGGOLONGAN MINERAL

Page 17: Berbagai Materi kebumian

Berdasarkan kandungan unsur kimianya mineral-mineral pembentuk batuan dapat

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok ,antara lain:

1. Mineral Native (mineral unsur tunggal)

2. Mineral Sulfida

3. Mineral Oksida & Mineral Hidroksida

4. Mineral Halida/Halogenida

5. Mineral Karbonat, Nitrat & Borat

6. Mineral Sulfat

7. Mineral Fosfat

8. Mineral Silikat

A. MINERAL NATIVE

Mineral dalam kelompok ini hanya tersusun oleh unsur tunggal (native

element). Unsur-unsur yang ada di alam selain unsur gas dapat pula dibagi

menjadi unsur logam, transisi dan nonlogam. Contoh mineral native :

• Unsur logam : emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu)

• Unsur transisi : As, Bi

• Unsur nonlogam : belerang (S), grafit dan intan (C)

B. MINERAL SULFIDA

Sebagian besar mineral bijih termasuk dalam kelompok mineral sulfida.

Contoh mineral sulfida :

Page 18: Berbagai Materi kebumian

• Argentit (Ag2S)

• Kalkosit (Cu2S)

PENGELOMPOKAN MINERAL

• Galenit (PbS)

• Spalerit (ZnS)

• Kalkopirit (CuFeS2)

• Pirotit (FeS)

• Covelit (CuS)

• Cinnabar (HgS)

• Pirit (FeS2)

• Cobaltit (CoAsS)

C. MINERAL OKSIDA & HIDROKSIDA

Beberapa mineral oksida memiliki arti ekonomis yang penting, misalnya

mineral hematit, magnetit, kromit, kasiterit dan bauksit. Contoh mineral oksida

dan hidroksida antara lain :

1) Oksida

• Es (H2O)

• Cuprit (Cu2O)

• Korundum (Al2O3)

• Hematit (Fe2O3)

Page 19: Berbagai Materi kebumian

• Ilmenit (FeTiO3)

• Chrysoberil (BeAl2O4)

• Kasiterit (SnO2)

• Rutil (TiO2), dll.

2) Hidroksida

• Diaspore (AlO(OH))

• Goethit (FeO(OH))

• Manganit (MnO(OH))

• Limonit (FeO(OH). nH2O)

• Bauksit (Al(OH).nH2O), dll.

PENGELOMPOKAN MINERAL

D. MINERAL HALIDA/HALOGENIDA

Mineral tersebut tebentuk dari persenyawaan antara unsur logam dengan

unsur halogen seperti fluorin, chlorin, bromin dan iodin. Contoh mineral :

• Sylvit (KCl)

• Ceragyrit (AgCl)

• Halit (NaCl)

• Fluorit (CaF2), dll.

E. MINERAL KARBONAT, NITRAT & BORAT

Page 20: Berbagai Materi kebumian

Mineral karbonat merupakan mineral yang tersusun oleh persenyawaan unsur

logam dengan gugus karbonat (CO3

2-). Contoh mineral karbonat :

• Kalsit (CaCO3)

• Dolomit ((Ca, Mg)(CO3)2)

• Magnesit (MgCO3)

• Azurit (Cu2(CO3)2 (OH)2), dll.

Mineral nitrat tersusun oleh persenyawaan unsur logam dengan gugus nitrat

(NO3

-). Contoh mineral nitrat :

• Soda niter (NaNO3)

• Niter (KNO3)

Mineral borat tersusun oleh persenyawaan unsur logam dengan gugus borat.

Contoh mineral nitrat :

• Borachit (Mg7Cl2B16O30)

• Boraks (Na2B4O7.10H2O), dll

F. MINERAL SULFAT

PENGELOMPOKAN MINERAL

Mineral sulfat meskipun banyak jumlahnya, namun hanya sedikit yang

terdapat secara umum. Contoh mineral sulfat :

• Barit (BaSO4)

Page 21: Berbagai Materi kebumian

• Anhidrit (CaSO4)

• Celestit (SrSO4)

• Gypsum (CaSO4.2H2O)

• Angelsit (PbSO4), dll.

G. MINERAL FOSFAT

Sebagian besar mineral ini terdiri atas fosfat, tetapi keterdapatannya jarang.

Mineral fosfat yang paling umum ditemui adalah apatit. Contoh mineral fosfat :

• Apatit (Ca5(F,Cl)(PO4)3)

• Monazit ((Ca,La,Di)PO4)

• Turquois (Al2(OH)3PO4.H2O)

• Lazulit (MgAl2(OH)2(PO4)2), dll.

H. MINERAL SILIKAT

Mineral silikat merupakan mineral pembentuk batuan yang paling umum

dijumpai dan keterdapatannya sangat melimpah. Mineral tersebut mengandung

gugus silikat yang berikatan dengan unsur lainnya. Contoh mineral silikat :

• Kuarsa (SiO2) dan varietasnya: amethyst, carnelian, krisopras, bloodstone,

agate,onyx, flint, chert, jaspis, dll.

• Plagioklas ((Na,Ca)AlSi3O8)

• Ortoklas (KalSi3O8)

• Hornblende (Ca2(Mg,Fe)4Al(OH)2(AlSi7O22))

• Biotit (K(Mg,Fe)3(OH)2AlSi3O10)

Page 22: Berbagai Materi kebumian

• Muskovit (KAl2(OH)2AlSi3O10), dll.