prosiding presentasi /lmiah daur bahan bokor nuklirdigilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

12
ProsidingPresentasi /lmiah Daur BahanBakar Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996 ISSN 1410-1998 KEBIJAKAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR NASIONAL Soedyartomo Soentono Deputi Bidang Penelitian Pengembangan lndustri Nuklir ABSTRAK Kebijakan daur ba11an bakar nuklir nasional ditujukw1 w1tllk mencapai keadaan yang diinginkan, yaitu dapat secara optimum mendukung kebijakw1 energi nasional dan kebijakan Pemerintah terkait lainnya dengan memperhatikan keadaan daur bahan bakar nuklir domestik pada saat ini dan kecenderungan perkembangan daur bahan bakar nuklir intemasional, serta kekuatatl, keletna11w1, tantangandan peluang di bidang energi nasional. Kebijakan ini perlu diikuti denganstrategi pencapaiannya yang mencakup optimasi usaha sendiri, kerjasama, dan pembelian lisensi. Kebijakan dan strategi perlula11 dijabarkan dalam bentuk berbagaiprogram dalam daur bahan bakar nuklir yang padadasamya meliputi pengkajianselunlh daur,penelitian dan pengembangan seluruh daur tanpa pengayaan dan olah ulang yang dapat diglmakan lmtllk tUjllan persenjataan, serta program lmtuk industrialisasi berbagai langkahdaur secara ber-tahap diawali dari tengah dan diakhiri pada tepi ujlmg belakang daur. ABSTRACT National policy on nuclearfilel cycle is aimed at attaining the expected condition, i.e. being able to support optimumlythe national energy policy and other related Government policies taking into account current domestic nuclear Juel cycle condition and the trend oj international nuclear Juel cycle development, the national strength, weakness, thread and opportunity in the field oj energy. This policy has to be Jollowed by the strategy to accomplish covering the optimation oj dom(!sticefforts, cooperations with other countries,and or purchasing licences.These policy and strategyhave to be brok(!n dOWTI into various nuclear Juel cycleprogrammes covering basically assesment oj the whole cycle,performing researchand de\1elopment oj the whole cycle without enrichment and reprocessing being able Jor weapon, as well a.' progmmmes Jor industrialization oj the Juel cycle stepwisely commencing with the midle part oJthe cycleand endingwith the edge oJthe back-end oJthe cycle. saat ini hampir selurnhnya adalah aktiyitas Batan daD dapat dianggap mewakili aktivitas nasional. Sudah barang tentu diharapkan agar secara bertahap aktiyitas ini dapat terdispersi ke berbagai institusi yang dimungkinkan oleh peraturan perundangan yang berlaku, seperti misalnya badan usaha milik negara untuk sebagian aktivitas daur bahan bakar yang telah laik dari segi tekno- ekonomi. Pada dasarnya kebijakan daur bahan bakar mlklir nasional terntama adalah mendllkung kebijakan energi nasional dalam rangka penyediaan energi yang secara teknoekonomis laik untuk menopang pembangunan nasional yang bertitik berat pacta pembangunan ekonomi seiring dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, disamping hams pula dapat mendukung tercapainya berbagai sasaran dalam rencana strategis Batc'1n khususnya dalam keandalan kesinambungan operasi reaktor baik untuk penelitian maupun untuk produksi isotop dan berbagai keperluan lain. Oleh sebab itu penjabaran kebijakan semacam ini hams diikuti dengan strategi adanya upaya yang utuh dari sisi pengkajian, penelitian dasar dan terapan, pengembangan teknologi dan persiapan industri serta industri yang ditopang oleh penelitian pengembangan industri agar dapat terujud industri daur bahan bakar nuklir yang berkelanjutan. I. PENDAHULUAN Kebijakan daur bahan bakar nuklir nasional di-susun, berpola pikir seperti terlihat pada Gambar 1, dengan mempertimbangkan keadaan pada s.'lat ini daD keadaan yang diinginkan pada waktu tertentu di masa depan dengan memperhitungkan kecen-derungan perkembangan yang mungkin terjadi pada kurun waktu tertentu tersebut dilihat dari segi teknoekonomi dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sejalan dengan berbagai kebijakan Pemerintah lainnya khususnya di bidang energi (juga pengembangan iptek, lingkungan, dan sumber daya manusia). Yang dimaksud dengat\ keadaan di sini adalah sumber daya manusia, perangkat lunak, perangkat keras dan wadah organisasi (sdm, sarana, daD prasarana) yang secara keseluruhan akan berujud kemampuan dalam menyusun daD melaksanakan program (yang merupakan jabaran kebijakan daD strategi) di bidang daur bahan bakar nuklir. Dalam skala nasional maka kemampuan di sini adalah kemampuan nasional dan programpun adalah program nasional yang berarti mencakup scluruh potensi bangsa tidak hanya yang ada di Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Walaupun demikian aktivitas daur bahan bakar nuklir pada PERPUSTAKAAN P~I-BATAN

Upload: hoangkhanh

Post on 09-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Prosiding Presentasi /lmiah Daur Bahan Bakar NuklirPEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996

ISSN 1410-1998

KEBIJAKAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR NASIONAL

Soedyartomo SoentonoDeputi Bidang Penelitian Pengembangan lndustri Nuklir

ABSTRAK

Kebijakan daur ba11an bakar nuklir nasional ditujukw1 w1tllk mencapai keadaan yang diinginkan, yaitu dapatsecara optimum mendukung kebijakw1 energi nasional dan kebijakan Pemerintah terkait lainnya denganmemperhatikan keadaan daur bahan bakar nuklir domestik pada saat ini dan kecenderungan perkembangan daurbahan bakar nuklir intemasional, serta kekuatatl, keletna11w1, tantangan dan peluang di bidang energi nasional.Kebijakan ini perlu diikuti dengan strategi pencapaiannya yang mencakup optimasi usaha sendiri, kerjasama, danpembelian lisensi. Kebijakan dan strategi perlula11 dijabarkan dalam bentuk berbagai program dalam daur bahanbakar nuklir yang pada dasamya meliputi pengkajian selunlh daur, penelitian dan pengembangan seluruh daur tanpapengayaan dan olah ulang yang dapat diglmakan lmtllk tUjllan persenjataan, serta program lmtuk industrialisasiberbagai langkah daur secara ber-tahap diawali dari tengah dan diakhiri pada tepi ujlmg belakang daur.

ABSTRACT

National policy on nuclear filel cycle is aimed at attaining the expected condition, i.e. being able to supportoptimumly the national energy policy and other related Government policies taking into account current domesticnuclear Juel cycle condition and the trend oj international nuclear Juel cycle development, the national strength,weakness, thread and opportunity in the field oj energy. This policy has to be Jollowed by the strategy to accomplishcovering the optimation oj dom(!stic efforts, cooperations with other countries, and or purchasing licences. Thesepolicy and strategy have to be brok(!n dOWTI into various nuclear Juel cycle programmes covering basically assesmentoj the whole cycle, performing research and de\1elopment oj the whole cycle without enrichment and reprocessingbeing able Jor weapon, as well a.' progmmmes Jor industrialization oj the Juel cycle stepwisely commencing with themidle part oJthe cycle and ending with the edge oJthe back-end oJthe cycle.

saat ini hampir selurnhnya adalah aktiyitas BatandaD dapat dianggap mewakili aktivitas nasional.Sudah barang tentu diharapkan agar secarabertahap aktiyitas ini dapat terdispersi ke berbagaiinstitusi yang dimungkinkan oleh peraturan

perundangan yang berlaku, seperti misalnyabadan usaha milik negara untuk sebagian aktivitasdaur bahan bakar yang telah laik dari segi tekno-ekonomi. Pada dasarnya kebijakan daur bahanbakar mlklir nasional terntama adalah mendllkungkebijakan energi nasional dalam rangkapenyediaan energi yang secara teknoekonomis laikuntuk menopang pembangunan nasional yangbertitik berat pacta pembangunan ekonomi seiringdengan peningkatan kualitas sumberdayamanusia, disamping hams pula dapat mendukungtercapainya berbagai sasaran dalam rencanastrategis Batc'1n khususnya dalam keandalankesinambungan operasi reaktor baik untukpenelitian maupun untuk produksi isotop danberbagai keperluan lain. Oleh sebab itupenjabaran kebijakan semacam ini hams diikutidengan strategi adanya upaya yang utuh dari sisipengkajian, penelitian dasar dan terapan,pengembangan teknologi dan persiapan industriserta industri yang ditopang oleh penelitianpengembangan industri agar dapat terujud industridaur bahan bakar nuklir yang berkelanjutan.

I. PENDAHULUAN

Kebijakan daur bahan bakar nuklir nasionaldi-susun, berpola pikir seperti terlihat padaGambar 1, dengan mempertimbangkan keadaanpada s.'lat ini daD keadaan yang diinginkan padawaktu tertentu di masa depan dengan

memperhitungkan kecen-derungan perkembanganyang mungkin terjadi pada kurun waktu tertentutersebut dilihat dari segi teknoekonomi dengan

mengacu pada peraturan perundang-undanganyang berlaku serta sejalan dengan berbagaikebijakan Pemerintah lainnya khususnya di

bidang energi (juga pengembangan iptek,lingkungan, dan sumber daya manusia). Yangdimaksud dengat\ keadaan di sini adalah sumberdaya manusia, perangkat lunak, perangkat kerasdan wadah organisasi (sdm, sarana, daDprasarana) yang secara keseluruhan akan berujudkemampuan dalam menyusun daD melaksanakanprogram (yang merupakan jabaran kebijakan daDstrategi) di bidang daur bahan bakar nuklir.Dalam skala nasional maka kemampuan di siniadalah kemampuan nasional dan programpunadalah program nasional yang berarti mencakupscluruh potensi bangsa tidak hanya yang ada diBadan Tenaga Atom Nasional (Batan). Walaupundemikian aktivitas daur bahan bakar nuklir pada

PERPUSTAKAANP~I-BATAN

Prosiding Presentasi /lmiah Daur Bahan Bokor NuklirPEBN-BATAN, Jakarta /8-19 Maret 1996

harga yang terjangkall dan kualitas yang memadaiserta keselamatan lingktmgan yang terjamin. Olehsebab itu aktivitas daur bahan bakar nuklir jugabarns selalu mengacu pada renstra Batan BidangPersiapan Pembangunan Dan PengoperasianPL TN, terutama berbagai basil studi kelayakan,program partisipasi nasional, daD jadwal rencanapembangunan daD operasi PLTN. Daripengalaman yang telah dipunyai oleh personelBatan daD tersedianya perangkat keras daD lunaklitbang diberbagai fasilitas Batan. pengembangteknologi dasar dilakukan di fasilitas di luarSerpong sedangkan pengembangan teknologiindustri dilakukan di fasilitas Batan Serpong.

IL KEADAAN SAA T INI

Pengembangan teknologi dasar dilaksanakandengan memanfaatkan semaksimal mungkinsomber daya yang ada di Batan mulai dekade 70.walaupun eksplorasi mineral radioaktir telahdilakukan pada akhir dekade 60. Pada awalnyadengan somber dana daD D1.'lnusia yang sangatterbatas, aktivitas bertumpu terutama padapengembangan sendiri dengan sangat sedikitmendapat bantuan dari fihak lain. Selanjutnyakeadaan bertambah baik. daft pada awal dekade 80dimulailah rencana besar untuk pengembanganteknologi industri dengan membangun fasilitasSerpong yang kemudian secara bertahap telahdapat dioperasikan sesuai tujuannya 1.2.3.4.

Teknologi eksplorasi daD penambangan sertapengolahan menjadi konsentrat U dari bijib yangterdapat di Indonesia telab dapat dikuasaiseluruhnya pada awal dekade 80. Demikian pulapembuatan konsentrat U sebagai basil sampinganpabrik pupuk telah dikuasai pada dekade 80.Eksplorasi telab menemUkan adanya berbagaicebakan dengan kandungan total U dalarn ordepuluban ribu ton. Pembuatan konsentrat denganskala industri (kapasitas puluhan ton/taboo) jugatelab dikuasai. Teknologi pemurnian konsentratdan konversi menjadi serbuk U~ berderajatnuklir yang berskala semi industri (kapasitaspuluhan kg/hari) telah pula dikuasai. Demikianpula konversi dari UF6 menjadi AUK.U30a. UO2.UF4. daft U logam telah pula dikuasai.

Berbagai fasilitas untuk pengembanganindustri di kemudian hari juga telah tersedia.diantaranya instaJasi elemen bakar eksperimental,instalasi keteknikan dan keselamatan reaktor,reaktor serba guna, dan instalasi radiometalurgi.Instalasi elemen bakar eksperimental padadasarnya terdiri dari pabrik konversi (tennasukpemurnian) konsentrat menjadi serbuk VO2berderajat nuklir yang dapat disinter dengankapasilas semi industri, labo-ratorium fabrikasi

Strategi daJam melaksanakan upaya ini adalahoptimasi dati melakukan sendiri, bekerjasamadengan fihak lain, dan atau membeliteknologi/lisensi. Selama ini, telah dilakltkan

berbagai upaya yang mencakup pembinaansumberdaya manusia, perangkat lunak, perangkatkeras, dan juga wadah organisasi adengan

berbagai peraturan perundang-undangan. Secaraterus-menerus kita telah melakttkan pengkajiandaur bahan bakar nuklir, secara bertahap kitatelab dapat melaksanakan penelitian dasar dan

terapan, penelitian pengembangan industri, yangtelab menghantarkan kita untuk mampumemprodttksi elemen bakar dan elemen kendalireaktor riset dalam bentuk aluminida, oksida daDbahkan yang mutakhir silisida secara rutin. Padaawal bulan Agustus yang lalu dalam rangkamemperingati ulang tahun kemerdekaan emas 50tabun, seluruh elemen bakar dan kendali di terasreaktor serna guna G.A. Siwabessy adalah buatankita sendiri.

Kebijakan daur bahan bakar nuklir nasionalharuslab juga dapat menjamin adanya kelanjutandari kernampuan yang telah ada untuk mencapaisasaran jangka panjang yang telah digariskanpada rencana strategis (renstra) Batan, disampingmemelihara kemampuan yang telah dikuasai.Pada renstra Batan aktivitas daur bahan bakarnuklir tersebar pada bidang Iptek Nttklir d~lampengembangan somber Daya Alam Dan EnergidaD Bidang Iptek Nuklir Dalam PengembanganIndustri, yang pada dasarnya adalah dikuasainyateknologi pengembangan dan pemanfaatan daurbaban bakar nuklir mulai dati sumber daya alammineral radioaktif untuk mendukung keandalanpasokan elemen bakar, secara bertahap melakukankegiatan industri sebagian daur bahan bakarnuklir yang baik secara tekno-ekonomis sertapengelolaan limbabnya bagi keselamatanlingkungan. Oleh sebab itu pengkajian seluruhdaur bahan bakar nuklir harus terns menerusdilakukan, sedangkan penelitian dasar danterapan serta pengembangan industri dapatdilakukan dengan optimasi usaha sendiri, kerjasarna dengan pihak lain, dan atau membeliteknologi bila tersedia dipasaran dengan hargayang memadai. Pengkajian daD usaha sendiri sertakerja sarna dengan pihak lain juga dimaksudkan,di sarnping untuk mandiri, untttk meningkatkanbargaining power daJam negosiasi pembelianteknologi dan atau memperoleh lisensi.

Dengan semakin besarnya kemungkinanpembangunan Pusat Listrik tenaga Nuklir (PL TN)rnaka semakin penting pula penelitian pe-ngembangan elemen bakar reaktor daya dansecara bertahap haruslah dapat diupayakan agarkita marnpu memprodttksinya sendiri dengan

2

Pro.fiding Presentasi Jlmiah Daur Bahan Bakor Nuk/irPEBN-BA TAN. Jakarta J 8- J 9 Maret J 996

dikuasainya leknologi pengembangan danpemanfaalan sumber daya alam mineral radioaktifuntuk mendukung operasi PL TN, serta informasipasar bahan bakar nuklir. Sedangkan daTi sasaranbidang iplek nuklir unluk pengembangan industriyang berkaitan dengan daur ballaD bakar adalahlerciptanya industri nuklir daD dimasyara-katkannya iplek nuklir yang dapat mendorongberkembangnmya industri nasional yang makinmandiri dengan didukung penguasaan produksibahan bakar nuklir serta proses pengolahanlimbah radioaktif yang masing-masing disertaipenerapan yang konsisten azas jarninan dankendali mutu yang mutakhir. Dari sasaran bidangpersiapan pembanngunan daD pengoperasianPL TN yang perlu diacu oleh aktivitas daur bahanbakar nuklir adalah PL TN yang dapat beroperasisecara andal, aman, ekonomis daD berwawasanlingkungan serta mengusahakan keikutsertaaninduslri nasional secara optimal. Kiranya perludiingat bahwa elemen bakar nuklir adalah salahsatu kompol\en PL TN yang terkritis (karenamerupakan peng-halang pertarna daD kedualepasnya hasil fisi radioaktif) dan terpenting(karena yang menjamin kelangsungan daDkeandalan operasi dan ekonomi PL TN).

Dari berbagai sasaran renstra tersebut,kiranya dapat diketahui bahwa diinginkan agareksplorasi mineral radioaktif. terntama bahanbakar nuklir, hams terns dilakukan daneksploitasinya hams dapat dan hanya dilakukanpada saat yang tepat secara ekonomis sesuaijadwal kcbutuhan PLTN. Dcmikian pula industridaur bahan bakar lainnya, baik konversi,fabrikasi. maupun pengayaan daD olah ulang.Sedangkan pengolahan dan pengelolaan limbahhams selalu sudah siap bahkan sebelum limbahradioaktif dihasilkan, untuk menjarninkeselamatan lingkungan. Khusus untuk daurbahan bakar nuklir bagi keperluan reaktorscrbaguna perlu untllk terns dikembangkan tekno-ekonominya sesuai dcngan keinginan untukmeningkatkan unjuk kerja RSG-GAS daD jugauntuk memenuhi kebutuhan reaktor lain yangmenggtmakan clemen bakar sejenis baik di dalammaupun di luar negeri. Dari rencana strategisbidang diversifikasi iptek nuklir dapat puladiketahui bahwa pengkajian reaktor temperaturtinggi (RTf) j\lga dilakukan daD sudah barangtentu pcngkajian bahan bakamya serta penelitianteknologi dasar pcmbuatan bahan bakamya juga

perlu mendapat perhatian.

elemen bakar eksperimental yang berkapasitas 3bundel elemen bakar tipe HWR perhari, danlaboratorium untuk kendali mutu. Inst11asi iniselanjutnya dapat pula dimodifikasi untukmembuat bundel mini elemen bakar L WR. Padainstalasi keteknikan dan keselamatan reaktordiantaranya tersedia out of pile loops (diantaranyauntuk pengujian thermohidrolika dan korosi).Reaktor serna guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS)dilengkapi dengan berbagai fasilitas iradiasidiantaranya berbentuk kapsul dan rig untuk pindaD bahan struktur, PRTF (power ramp te.\"tfacility, untuk uji ramp terhadap pin), daD in pileloops (untuk uji bundel mini PWR/PHWR daDbahan struktur). Sedangkan instalasi radio-metalurgi dapat digunakan untuk uji pastairadiasi lengkap baik untuk elemen bakar L WR,HWR maupun bahan strukhtr daD komponenreaktor. Berbagai uji khusus canggih juga dapatdilakukan di instalasi ini yang dapat digtll1akanuntuk evaluasi pengembangan bahan bakar danbahan strukntr maju. Oisamping int, di Serpongjuga tersedia fasilit.1s komputer yang dapatdigunakan untuk berbagai perhitungan sepertipengelolaan bahan bakar dalam teras reaktor danjuga dapat dikembangkan di kemudian hari untukperhitungan modeling daD disain bahan bakar.

Teknologi pengolahan dan pengelolaanlimbah radioaktif juga telah dikuasai, termasukberbagai proses pengolahan limbah cair dan padatdalam skala industri. Fasilitas pengolahan limbahdengan berbagai proses daD skala terdapat dibeberapa fasilitas Batan, khusus yang ada diSerpong berskala industri.

Menggunakan instalasi produksi elemenbakar reaktor riset yang ada di Serpong, produksirutin elemen bakar nuklir dan elemen kendaliuntuk RSG-GAS telah dapat dilakukan sejakbeberapa tabun daD menjelang ulang tahunkemerdekaan yang ke 50 yang lal\t seluroh terasRSG-GAS telah dipenuhi dengan elemen bakardaD elemen kendali buatan sendiri. Sampai saatini telah terbukti bahwa seluroh produk dalamnegeri telah berkualitas tinggi, intemasional, daDtidak ada satupun yang gagal. Oi samping itu kitatelah pula berhasil melakttkan pembuatan daD ujilengkap elemen bakar nuklir mlltakhir jenis U3Si2-Al yang menempatkan kita di jajaran depan duniapengembangan elemen bakar nuklir untltk reaktorrisetS,6,7,8.9.IO,11

Ill.KEADAAN YANG DDNGINKAN

Seperti yang tencantum pacta renstra Batan.sasaran bidang iptek nuklir dalam pcngembangansumber daya alam dan energi yang bcrkaitandengan daur bahan bakar nuklir adalah

Agar dapat menentukan kebijakan, strategi,dan program yang tepat, perlu kiranya untuksecara sinambung melakltkan pengkajian tekno-ekonomi daur bahan bakar nuklir dengan

3

Pros;d;ng Pr~s~ntas; llm;ah Daur Bahan Bakor Nuk/;rPEBN-BArAN, Jakarta 18-19Maret 1996

memperhatikan dan mempertimbangkan kecen-

derungan perkem-bangan lingkungan yang dapatmempengaruhi tekno-ekonomi daur bahan bakarnuklir di dunia. Di samping itu perlu pula diacu

kebijaksanaan energi nasional, kekuatan,kelemahan dan tantangan di bidang energi yangada di Indonesia.

cllkup bijaksana untllk berhati-hati tentamg pasaruranium yang metastabil dalam jangka panjang.Bantuan dalam bidang ini tersedia daft dapatdiperoleh dari beberapa negara.

Teknologi pemumian dan koversi baik keUF6 untuk pengayaan maupun ke serbuk U~berderajat keramik dengan mudah dapatdiasimilasi oleh negara yang telahmengembangkan industri kimia anorganik. Proseskimia kering dan basah yang digunakanmemrlukan pengendalian yang hati-hati agar

dapat menghasilkan produk yang diinginkan.Oleh sebab itu kemempuan dalam analisis kimiafisik diperlukan bila diputuskan untukmengembangkan bagian daur bahan bakar ini.Untuk keperluan operasi pabrik yang berhasildiperlukan sejumlah sarjana teknik kimia, kimiadan juga teknisi kimia. Aktivitas pemurnian daDkonversi ini barn dapat ekonomis bilakapasitasnya cukup besar, yaitu sekitar 1000tU/tahun. Pabrik dengan kapasitas sebesar iniakan dapat menghasilkan pasokan untuk beberapaPTLN dengan kapasitas terpasang beberapa GWedaD memerlukan personil sekitar 100 orang, 30diantaranya hruslah telah mengalami training..Bila jumlah permintaan tidak cukup besar makaakan lebih menguntungkan bila serbuk UO2berderajat keramik diberli dari beberapa pemasokyang ada di pas.1ran intemasional, kecuali didalam negeri ada cadangan bijih uranium yangdapat diolah dengan ongkos murah yang mudahdikem-bangkan. Oleh sebab itu alih teknologidalam pemumian daD konversi tidaklah

dianjurkan sebagai prioritasl4.

IV- PERKEMBANGAN DAUR BAHANBAKAR NUKLIR, KERJASAMA INTER-NASJONAL, DAN KEMUNGKINANPENGEMBANGAN-NYA DJ SATUNEGARA

Pengamatan yang cennat perlu dilakukansecara sinambung terhadap daur bahan bakarnuklir. termasuk kerjasama. yang tersedia dipasaran internasional karena &1ngat diperlukanuntuk perencanaan operasi PL TN yang optimumserta pengembangannya secara ekonomis dinegara yang sedang dan atau akan memanfaatkanPLTN.

Industri ujung depan yang juga perlu diper-hatikan ada!ah industri pengayaan. Perkembanganteknologi pengayaan diperkirakan akan mempe-ngaruhi situasi umum ujung depan insutri daurbahan bakar nuklir pada awal abad 2 I. Kebutuhanpengayaan di negara bukan komunis daD Rusiaakan terns meningkat dari sekitar 38 MSWU padatabu" 1995 menjadi sekitar 46 MSWU pada tahun200012.15, Kapasitas pengayaan yang telah ada daDyang direncanakan cukup berlebih untukmemenuhi kebutuhan yang akan meningkatpaling tidak untuk 15 tahun mendatang sehinggakeandalan pelayanan jasa pengayaan tidaklahmerupakan masalah lagiI6.17.18.

Bagi pengguna U, keandalan kesinambunganpasokan pada saat ini umumnya stabil danmenggembirakan. Di pasaran dunia harga U telahturnn mendekati 2,5 kali daTi harga pada tahun1979, sedangkan cadangan U dengan kategoriongkos rendah cukup unttlk memenuhi kebuluhanU sarnpai dengan tahun 2020. Oleh sebab itueksplorasi U juga telah menurnn kira-kira 17 %daTi masa puncaknya pada lahun 1979. Aktivitaseksplorasi pada saat ini terutama hanya dilakukandi beberapa negara yang potensi uraniumnya telahterbukti dan situasi poliliknya mendukung.Produksi U dalam peri ode 1985-1986 telahmenurnn beberapa ribu ton dibawah jumlahkebutuhan tahunan PTLN yang adal2.IJ.Walaupun demikian perkembangan industri ujungpaling depan daur bahan bakar nuklir ini sesuaidengan hukum komersial pasar, sehingga perluuntuk terns diamati karena dapat berubah dalamperencanaan jangka panjang sebab pasaran Udapat menjadi metastabil.

Eksplorasi daD penambangan uranium padadasarnya menggunakan teknologi dan teknik yangsarna dengan yang digtmakan untuk bahan

tembang lainnya. Dengan memperhatikan adanyasurplus pasokan uranium dengan harga murahkiranya dapat difahami bahwa pengembanganinfrastruktur penambangan uranium tidaklahterlalu mendesak, kecuali bila ada cadangan bijihuranium dalam jumlah besar dengan kadar tinggi.Walaupun demikian keputusan politik mungkins.'1ja dapat dilakukan untuk menambang uraniumdomeStik walaupun hanya terdapat bijih uraniumyang berkadar rendah. Keputusan semacam ini

Dari segi perkembangan teknologipengayaan, walaupun difusi gas telah sangatberhasil tetapi tidak akan seterusnya dapatdigtmakan sebagai dasar teknologi untuk industripengayaan disebabkan adanya teknologi barn yang

mempunyai kunggtllan potensi khususnya yangmenggtmakan proses pemisahan isotop

4

Prosiding Presentasi /lmiah Daur Bahan Bakar NuklirPEBN-BArAN. Jakarta 18-19Maret 1996

reaktor rise! pada saat ini telah terbukti sangatbaik daD telah teruji dengan operasi PL TN yanglebih dari 6500 reaktor tahun. Hal ini dilakukansebab diketahui masih tersisa potensi yang besaruntuk peningkatan sifat bahan bakar nuklir yangakan kompetitif secara ekonomi bila dibandingkandengan sumberdaya energi lainnya.

Penggunaan skema pengelolaan baban bakarmaju, mencakup diantaranya peningkatan derajatbakar, dapat mengurangi konsumsi U untukPL TN. Dari segi pengembangan keandalan dankeselamatan EBN pada dasarnya ditujukan agaroperasi PLTN dapat lebib luwes untuk memenuhipasokan listrik yang diminta. Peningkatan skemapernanfaatan baban bakar reaktor, peningkatanderajat bakar yang digabung dengan pengelolaanbaban bakar kebocoran rendab nampaknyamenjadi yang paling populer dan maju sertamenjadi konsep yang paling intensifpengembangannya. Tujuan akbir daripengembangan ini umumnya adalab 40-50 GWd/tunttlk PWR dan 30-40 GWd/t untuk BWR.Masalah utama yang dihadapi untuk peningkatanderajat bakar adalah terbentuknya pelengkunganbatang, korosi dan regangan kelongsong,pertumbuban akibat radiasi daD pelepasan basilbelab. Masalah ini pada umumnya telab dapatdiatasi, sebagian disebabkan karena terbuktibabwa degradasi akibat peningkatan derajat bakarpada berbagai bal tersebut banyalah kecil saja dandapat diatasi menggunakan teknologi yang telabada, Sebagai contob, pertumbuhan diferensialzirkaloy dapat diatasi dengan modifikasi disainyang dapat mentolerir pertumbuban tersebut daDpenerapan kendali mutu yang lebib ketal selamafabrikasi sehingga kecepatan pertumbuban yangt1k sarna dari berbagai macam komponen dapatdiperkecil, Demikian pula penyempurnaan skedulperlakuan panas, pengendalian komposisi bahandaD perlakuan panas kbusus dapat memperbaikisifat taban korosi dan oksidasi. Penggunaan arastekanan yang labih tinggi pada bahan bakar BWRdapat menurunkan suhu baban bakar daDmenumnkan pelepasan gas hasil belab. Dibeberapa negara telab dapat didemontrasikanbahwa derajat bakar 50-56 GWd/tU dapatdilakukan dengan hasil yang memuaskan. Takdapat diragukan lagi peningkatan derajat bakarakan menjadi salah satu fokus pengembangandalam dekade 1990. Perkembangan lain yangterns menerus dilakukan di beberapa negara majuadalab pemanfaatan baban bakar MOX (mixedoxides), (U,Pu)O2, untuk elemen bakar reaktor airringan, yang tentunya akan berdampak pula bagipemenfaatan Pu untuk reaktor pembiak di masayang akan datang.

menggunakan laser. Dengan demikian ada duatendensi kuat dalam aktivitas pelayanan dipasaran dunia, yaitu usaha pemasok pelayananjasa pengayaan untuk memperoleh posisi stabildalarn pasar, daD pengembangan teknologi majuuntuk menghasilkan pengayaan U yang lebihekonomis untuk pengayaan ulang hasil prosesolah ulang. Teknologi pengayaan maju secarapemisahan isotop menwmakan laser terhadapuap atomis (A VLIS) menjadi pusat perhatianPerancis, Jerman, Jepang, Belanda. Inggris. danAmerika Serikat. Motivasi penggtmaan teknologibarn daD aras kebolehjadian teknologis berbeda-beda di masing-masing negara. Di AmerikaSerikat program pada saat ini dituj\tkan agaroperasi awal instalasi produksi menggtmakanteknologi A VLIS dapat dilaksanakan dapatdilaksanakan pada sekitar 1997. Di Eropa,Perancis mengharapkan operasi pabrik komersialpertama menggunakan teknologi SILVA (A VLISdalam bahasa Perancis) akan terjadi pada tahun2000, Inggris juga akan memuhlskan apakahpabrik komersial akan dibangtm pada tahun 2000,sedangkan Jerman mengharapkan rencang bangtmkonsepsual pilot plant menggtmakan lasermolekuler yang telah dilak\tkan dapat

menghasilkan pilot plant yang beroperasi padatahun ini, daD Belanda juga telah melakukanlitbang laser sejak 1988. Demikian pula Jepangtelah sejak 1987 melakukan riset rekayasapemisahan atomis menggunakan laser daDmengharapkan dalam waktu dekat untukmemutuskan apakah pada akhir abad ini akanmenggunakannya untuk menyediakan setengahdati kapasitas yang rencanakan sebesar 3 MSWUper tahun.

Teknologi pengayaan baik proses difusi gasmaupun sentrifugasi adalah teknologi canggih daDsulit. Alih teknologi dalam bidang ini sangat sulitdiperoleh sebab sangat kecil kemungkinannya adayang bersedia mengalihkan. Mengingat jasapelayanan jasa pengayaan yang berlebihkapasitasnya di paSt'lran internasional dan

kecendernngan ongkos jasa pelayanan yangmenurnn maka tidaklah dianjurkan untukmengembangkan sendiri. Disamping itupengembangan sendiri akan memerlukan investasimodal yang sangat besar. Pembangtman fasilitaspengayaan dengan teknologi difusi gas dansentrifugasi hanya akan ekonomis bila akandigunakan untuk melayani beberapa puluh PL TN.

Penelitian daD pengembangan dalam bidangdesain bahan daD elemen bakar nuklir, unjukkerja, keandalan. dan pemanfaatannya ternsdilakukan walaupun unjuk kerja EBN denganskema penggunaan bahan bakar dalam PL TN dan

5

Prosiding Presenta.ri Ilmiah Daur Bahan Bakor NuklirPEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996

Peningkatan ekonomi daur bahan bakarnuklir juga diupayakan melalui pengembanganelemen bakar untuk meningkatkan faktorkapasitaS PL TN. Peningkatan ini dapat dilak\lkanhila pembatasan operasi PL TN, akibat usahauntuk menghindari PCI (pellet claddinginteraction), dapat diak'1si. Untuk keperluan inidilakukan pengurangan kecepatan generasi panastinier dengan menggunakan rakitan EB denganarray tertentu dan pemaJuaatan pcng-halang Zrpacta bagian dalam kelongsong. Aktivitas laindalam pengembangan EB adalah peningkatanunjuk kerja EBN yang dapat mengikuti perubahanbeban PLTN yang lebih drastis. Pengembanganunjuk kerja EB menjadi tren paling penting dalam

pengembangan teknologi, mencakup teknikfabrikasi, karakteristik dan kendali motu. Semuaaktivitas pengembangan EB ini umumnya dilaku-kan pula secara kerja5<'lma antar negara, dapatpula melibatkan negara berkembang.

Dianjurkan untuk memulai dengan memproduksiU02 pete!. dari serbuknya. atau bahkanmembelisaja pelet yang rnperlukan untukdimasukkan ke tabung zirkaloi (yang juga dapatdibeli dari pasaran intemasionaJ). Oleh karenatabung zirkaloi dengan kualitas yang diperlukantersedia di pasaran dengan harga yang cukupmemadai maka tidaklah menguntungkan untukmengembangkan industri tabung zirkaloi di daJamnegeri sebelum jumlah permint.aan cukup besar.Pabrik fabrikasi EB mulai ekonomis bilaberkapasitas 200-300 tltahun dan akanmemerlukan personil an!.ara 80-100 orang, separodiantaranya haruslah telah mengalami trainingprofesional. Star profesional adalah spesialisdalam bidang kontrol proses atau rekayasakimiadaD sebagian bes.'lr terlibat aktivitas jaminan mutu(QA) dan kendali mu!.u (QC) yang berkaitandengan fabrikasi rakitan EB yang canggih.Kualifikasi pemasok EB barn memerlukan prosesyang memakan waktu yang sangat lama antara 3-5 tahun. Setelah fabrikator diberi desain yangdiperlukan dan teknologi manufakturingnyabers.1ma dengan sejumlah operator yang telahdilatih. maka ia masih harus membuktikankualitasnya yang memenuhi persyaratan padasetiap langkah proses. Setelah rakitan EB yanglolos kualifikasi fabrikasi dibuat. rnaka rnasihbarns lolos uji unjuk kerja baik di untai luarmaupun di dalam teras reaktor dilengkapiberbagai data uji pasca iradiasi. Mengingatlamanya proses belajar yang diperlukan, dan bilaakan ada beberapa PL TN yang akan dibangun,makaakan cukup bijaksana untuk membangunfasilitas fabrikasi secara bertahap sejak awaldaripada menunggu sampai jumlah kebutuhanrakitan EB cukup banyak. Untuk pasokan PLTNHWP seyogianyalah fasilitas fabrikasi dibangunsecara modular, setiap modul berkapasitas 200tU/tahun (sudah ekonomis). Oleh karenakebutuhan pasokan rakitan EB tiap tahun untuksebuah PHWR 600 Mwe telah mencapai separuhdari kapasi!.as modul semacam ini. makapembangllnan fasilitas fabrikasi untuk mernasokPL TN yang pertamapun sudah dapatdipertanggung jawabkan.

Penguasaan desain EB adalah sa.lah satll

langkah yang paling penting lIntukpengembangan seillruh dallr elemen bakar nllklir.Paling sedikit pengetahllan dasar yang Cllkuptentang desain EB adalah sllatll yang mutlakdiperlukan lIntuk pengembangan kemampllanfabrikasi EB. Sebagian besar teknologi yangberkaitan dengan teknologi desain EB tergablmgdalam reaktor dan atall dalam kode kompllteruntuk unjuk kerja. Desain EB dan spesifikasi

unjuk kerja bias.wya dikembangkan oleh pemasokPL TN bukan oleh fabrikator EB. Spesifikasi YaJ1gcukup detail yang dapat dipergtmakan olehperusahaan utilitas untllk memsan EB adalahbagian d.'1ri kontrak utama pembangtman PL TN.Spesifikasi ini dapat digunakan oleh fabrikatordomestik untuk memfabrikasi blmdel EB yangdiperlukan PLTN. Asimilasi teknologi desain EBsangat memerlukan sekelompok tenagaprofesional yang memahami sifat teras reaktor,termohidrolika, lmjuk erja iradiasi dan sifatbahan. Training profesi dasar akan mencakllprekayasa fisik, kimiawi, mekanik, dan metalllrgi,yang kemlldian diikllti dengan training di fasilitasperancang bahan bakar alltll laboratorillmpengembangan bahan bakar.

Keahlian pengelolaan EB segar daD bekasharuslah dipunyai oleh perusahaan utilitas yangakan mengoperasikan PL TN daD keahlian iniseyogianya dialihkan teknologinya dari suatuperusahaan utilitas (satu atau beberapa, ataupemasok PL TN) yang telah berpengalaman lewatsualu perjaltjian. Teknologi yang berkaitandengan penyimpanan EB ekas di tapak seyogianyadialih-kan bersamaan dengan pembangunanPLTN. Fasililas yang diperlukan haruslahtermasuk dalam bagian pembangunan PLTN.

Pembangunan fasilitas untuk fabrikasi bundelEB merupakan aktivitas yang sangat menarikkarena produk EB adalah asupan paling pentinguntuk PL TN Banyak pemasok PL TN danfabrikator EB menyatakan kesediaannya untukmengalihkan teknologi manufakturing EBmelewati suatu per-janjian tertentu. Pada awalpengembangan industri fabrikasi EB tidaklahdiperlukan untuk mem-produksi semua komponenyang diperlukan pada setiap langkah fabrikasi.

6

Pro.riding Pre"enta"i Ilmiah Daur Bahan Bakar NukllrPEBN-BArAN. Jakarta 18-19Maret /996

Perlakuan lebih lanjut sctclah EB bekas

mengalami penyimpanan scmcntara di tapak

sebenamya mernpakan kcbntuhan yang

diperlukan sctelah PL TN beroperasi bcberapa

tahun clan bergantung pada kebijakall pemerintah

setempat tentang pellanganan ujung belakang.

Perlu kiranya dicatat bahwa jumlah krcdit V dan

Pu untuk sebuah PL TN baik PWR 600 Mwe

maupun BWR 650 Mwe tiap tahun hallyalah 11,8

tV (0,9 % 235U) dan 118 kg Pu serta > 19,5 tV

(0,9 % 235U) clan >195 kgPu, sehingga untuk

dapat ekonomis perlu beberapa PL TN yang

beroperasi beberapa tahull agar cukup banyak EB

bekas untuk diolah uleng. Investasi modal untuk

pembangunan fasilitas oleh ulang sangatlah besar

sehingga barn akan dapat ekonomis bila

digunakan untuk mengolah ulang EB bekas dari

beberapa puluh PLTN. Pemanfaatan Pu dari daur

ulang telah dikembangkan di bcberapa negara.

Walaupun masih memerlukall beberapa tambahan

penyelidikan tetapi hasil pengembangan yang

diperoleh pada saat ini telah c\lkup mapan \mtuk

segera dimanfaatkan dalam skala ind\lstri. Dari

berbagai basil pengemballgan dapat disimp\llkan

bahwa daur bahan bakar MOX (mixed oxide (U,Pu)Ov layak. laik, dan mcnarik dari segi

teknoekonomi. PemanCaatan P\I \lnt\lk bahan

bakar MOX reaktor tem1al akan berdampak

positif bagi talon pengguna PL TN dan j\lg bagi

pemula yang memanfaatkan PL TN karena dapat

menekan harga U di pas-wIn \Intuk tctap rendah.

Pemanfaatan Pu ini j\lga berdampak pada

pemanfaatan reaktor pembiak dimasa yang akan

dat.mg.

kcmampual1 olch ulang yang hanya dipunyai

bcbcrapa ncgara (Inggris, Jepang, Jerman,Perancis, daD Rusia) akan mengakibatkan adanyalral1spor-lasi jarak jauh bahan radioaklif denganaklivilas lil1ggi. Karena aklivilas olah ulang akanmeningkat maka akan meningkal pulalransportasi semacam ini dan banyak negara akansecara lidak langsung terlibat tennasuk yangbukan klub nuklir. Juga dapat disimpulkan bahwa

terjadi penil1gkalan peran safeguard intenasional,perubahan dasar uranium, peningkalan syaratkeselamalan PL TN yang menggunakan Pu,inslalasi pcl1yimpanan Pu, dan sebagainya. Ujungbclakang daur bahan bakar nuklir merupakanfokus ulama komunitas mlklir, lidak hanya karenabcrpotensi untuk mempengarohi kebutuhanuranium tela pi juga karena diper-masalahkan baikdari sisi polilik, lingkungan, sosio-ekonomimaupun teknologi oleh bebrapa pihak. Dengandemikian pcmanfaatan daur lertutup bukanlahsemala-mala masalah pengolah ulang daDpel1gguna lIasil olall ulang. Demikianlah makakerjas.1ma internasional akan haros dilakukan.Program IAEA yang ditekankan pada leknologi,ekonomi, keselamatan teknis dc1n peraluranlentang pcnyimpanan EB bekas, pengolahanlimbah radioaklif, penyimpanan daD pembuangan,dekonlamil1asi dan dekomisioning inslalasi nuklirakan sangal penling untuk terns MeDerosdiperllalikan. Alih teknologi ujung belakang(kecuali olah ulang, seperti halnya pengayaan)dapat diperoleh di pasaran.

V. KEBIJAKAN, KEKUATAN, KELEMAH-AN, TANTANGAN, DAN PELUANGBIDANG ENERGI DIINDONESIAPerkembangan ujung bclakang daur bahan

bakar nuklir di dunia bebcrapa \vaklu yang lalupada dasamya tcrpecah dua, yailu bcbcr,lpa IIcgara(Cina. Inggris, Jcpallg, Jcnnan, dall Rusia)bertekad untuk mclakukan olah ulallg EB bckasuntuk dimanfaatkan di rcaktor Icrmal maupun

pembiak sedangkall bcbcrapa IIcgara lainllya (AS,Kanada, Spanyol dall S\vedia) mengikuti jalurpenyimpanan jangka panjang EB bckas scbelumpembuangan ke formasi gcologi yang dalam.Walaupun demikian akhir-akhir ini AS yangsemula sangat mendukung d,}ur terbuka sckaranglebih fleksibel, tidaklah S1}ma sekali mcnolak olahulang di mas.1 yang akan dalang. Dari sisi evolusiteknologi, kedua strategi ujung bclakang daur initidaklah sarna arasnya. Olah ulang Iclah menjaditeknologi nlapan bcrskala industri. sedangkanpembu.1ngan limbah Icst.1ri EB bckas bclumlahdidemonstrasikan. Masalah lain yang perludiperhatikan adalah jumlah pcnninlaan untukmengolah ulang (sctidaknya ada 15 dari 32 ncgarayang mcmptmyai PL TN telah mcllyatakanberminat unttlk mendatlr tllang EB bckasllya) dan

Sejak awak Pel ita III Pemerintah telahmenetapkan kebijakan energi nasional yangbertujuan 19.20.21:a. Menjamin penyediaan enrgi di dalam negeri

sesuai dengan kebutuhan dan harga yang dapatdijangkau oleh masyarakat. sehingga dapatmeningkalkan taraf hidup rakyat Indonesiasecara merata dan mendorong lajupertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

b. MengllS:lhakan tersedianya minyak, gas bumidan sumber energi lainnya untuk ekspor

dengan harga yang paling menguntungkan.c. Menggtmakan minyak bumi dengan cara se-

hemat-hemalnya. terntama untuk kebutuhanyang tidak dapat diganti dengan bentuk energilainnya. seperti untuk traspo~si.

d. Mengembangkan energi barn dan sedapatmungkin terbarnkan dan dalam jangka waktuyang lak terlalu lama untuk menggantikansejauh mungkin pemakaian sumber-S\lmberenergi yang tak terbarnkan.

Prosiding Presentasi /lmioh Dour Bahan Bakar NuklirPEBN-BATAN. Jakarta /8-/9Marel /996

air. demikian pula potensi panas bumi yangbanyak terdapat hanya di daerah terpencil. dantekn%gi yang ada be/urn memungkinkan untukpengembangan energi barn dalam skala besar.

e. Mengcmbangkan sumberdaya energi secaraefisien daD bijaksana seraya memperhatikan

kepentingan jangka panjang pembangunandengan mengtltamakan kelestarian

lingkungan.f. Menyediakan energi dan s\lmberdaya energi

yang dapat memperk\lat ketahanan nasionaldalam arti meningkatkan kemamp\lan danketangguhan bangsi Indonesia dalam meng-hadapi ancaman. tantangan. hambatan. dangangguan dalam pemenuhan energi di masa

depan.

Disamping berbagai kelernahan ini, kita barnsmenghadapi tantangan untuk memenuhikebutuhan energi yang terns meningkat.menganekaragarnkan penggunaan sumber energiuntuk melepaskan diri dari ketergantungan padaminyak bumi, mening-katkan efisiensi

penggunaan energi, meningkatkan penyediaanlistrik nasional daD energi untuk pedes.'1an,meningkatkan mutu sumberdaya manusia daDpcnguasa:ln tcknologi, scrta pcnggtmaan tcknologiyang :lkrab lingkungan 19-26,

Dengan mempcrhatikan kcbijakan nasiona.l dibidang energi terscbut perlulah kiranya dilihatkeku:1tan, kclcmaltan, d:ln t,lntaJlgan di bidangcncrgiJ9.20-2~ agar dapat dilClkukan tindakan yallgoptimal dal:lm pcllgcnlb:llIg;111 kclcrscdiaan d:111

kc~ilJambtJlJg;11I pasokan cllcrgi. kltustlsnya pc-ngcmbangan kClerscdi:I:1n baltall bakar uilluk

prodllksi encrgi.

DclIg:l1I mcmpcrll:llik:ln IIr:linll di mllka. ~crtasesllm dclIgall hasil berlJag:li pcnclitian analisispa5.1r energi n:lsional. bahwa bahan bakar nuklirbersama balubara dcIIgnn tcknologi bersihhcrpclllang untllk dim:ll1f:I:ltkan bagi pcmbangkilCllcrgi li~tfik sk:ll:1 bcs:lr gllna mcllopangindllstrialisa~i yang dipcrlllkan IIntukpcmbnngllnan nasion:l! yallg bcrkclalljlltnn danbef\vawas:ln !ingkllllg:ln D:lri hasi! stlldikclayakan PI-TN pada 5.1:1t ini dipcrolchkesimpulnn bahwa PI-TN dcngnn d:lya 600 dnn900 Mwc I:lik ulllllk diopcr:lsik:ln p:ld:l tahlln2004 scb:lgm j:I!J:lr:ln kcbijnkan di"cr~ifiknsicncrgi dan l>cmb;lngllnan bcf\va"'asnnlingkungall. Sccara bcflahap pcran PL TN :lkanmencap:li 12(jO(} Mwc p:ld:l 1:llmll 2019. sctnradengan kolllribusi pcllycdiruln cncrgi listriksebesar 10 % bagi plllnll ]nwa dan Bali.

Kcku:1l;ln y;mg djmiliki b:IJlgsn Indollcsi;1 dibic.lnng cncrgi :1dalnli dip"nY:1inY:1 slImbcrdnY:I dnnpolcn~i cllcrgi Y:llIg cllkllp bcsnr IIlcliplili millynkbumi (c:!d:1l1g:111 Icrbllkli 5101,5 jul:! b;lrcl,polcllsial .'\427,1 jlll:l bnrcl, gcologis 37670 jlll:lh:ICI, lolal slImbcrdaY:I 4839K,6 jlll:l b:1rel), gasbllmi (cad:1ng:ln Icrbllkli 10,K miliar SBM,polen sial 6,5 miliar SBM, 101:11 17,1 miliar SBM),balu bara (cadangan lcrbllkli 4338 jllla Ion,polell~ial 13197 jllla Ion, geologis 14328 jula Ion,lolal sumbcrd:1ya 32063 jula Ion), lenaga air(75624 MW, lelah Icrpakai 3209,6 MW), panasbumi (potensi terb\rkli 960 MW, yangdapal diduga10520 MW, tolal sumberdaya 16035 MW), danberbagai sumber energi lainnya sepcrti uranium(hanya di Kalan telah temkur dan terindikasi6273 ton), tereka 1666 ton, spckulalif 2057 Ion,total di Kalan 10000 ton). Keliga sumber dayafasil, minyak dan gas bumi serta balubara, lelahdiproduksi dengan kapasitas yang besar untukkeperluan konsumsi dalam negcri (pembangkitlistrik dan industri), dan ekspor untukmemperoleh devisa. Disamping itu bangs.,Indonesia juga telah mempunyai penga-lamanyang cukup panjang dalam pengembanganberbagai sumber encrgi.

KEBIJAKAN, STRATEGI,PROGRAM DAUR BAHANNUKLIR NASIONAL

DANBAKAR

VL

Adapun kelemahan kita dibidang energidiantaranya adalah keterbatasan sumberdayaminyak bumi dibanding kcbuhlhan, ketidak-sesuaian letak cadangan gas bumi yang cukupbesar terhadap tempat yang memerlukan,diperlukannya pembatasan pemanfaatan batubarauntuk melestarikan pemanfaatan lingkunan,ketidaksesuaian letak potensi dan permintaanserta keterbatasan lahan bagi pemanfaatan tenaga

Dari uraian di mltka kiranya dapat difahamibahwa kebijakan daur bahan bakar nuklir nasionalyang menc.1kup keperluan untuk reaktor riset dandaya adalah :a. Mengupayakan secara bertahap tersedianya

kemapuan nasional untuk menerima alihteknologi dan atau mengembangkan sendirisetiap langkah daur bahan bakar nuklir

b. Mengllsahakan terselenggaranya secarabertahap industri d.1ur bahan bakar rtklirnasional untuk memenuhi kebutuhan pasarsecara andal dengan memanfaatkan secaraoptimum baik produk maupun jasa yangtersedia di pasaran nasional maupuninternasional dalam rangka mendukungkebijakan energi nasional dan kebijakanPemerinlah lainnya

K

Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar NuklirPEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996

c. Turut berperan secara bcrtahap dalam pengem-bangan teknologi mutakhir daur bahan bakarnuklir terutama yang bcrmanfaat bagi kcpen-tingan nasional.

daur bahan bakar nuklir intemasional makaprogram-program daur bahan bakar nuklir yangterdapat pada rencana srategis dapat berubah.Oleh karena sifat teknologinya yang hanya akanekonomis dengan skala kapasitas yang sangatbesar serta dapat diubah pemanfaatannya untukhljuan persenjataan, pengayaan dan olah ulangelemen bakar bekas hanyalah dikajiperkembangannya dan tidaklah diteliti daDdikembangkan. Walaupun demikian penelitiandan pengembangan pengayaan tertentu sepertisecara chemex serta operasi oleh ulang tertentuseperti pengolahan gagalan pembuatan elemenbakar bekas dengan pengayaan <20% 235Udapatlah dilakukan karena tidak mungkin untukdimanfaatkan bagi tujuan non-damai. Denganmamperhatikan kemampuan yang telah dipunyaipada saar ini serta antisipasi terhadap adanyapeluang pemaluaatan PLTN di awal abad 21 daDkemungkinan pemanfaatan HTR untuk berbagaikeperluan, program daur bahan bakar nuklir baikuntuk menopang pemanfaatan PL TN maupununtuk reaktor lainnya (riset, produksi isotop, daDHTR) dapat dilihat pada Gambar 2.

Adapun strategi dallr bahan bakar nllklirnasional yang diperlllkan gllna mclaksanakankebijakan tersebllt adalah :

3. Meningkatkan kemempuan sumberdayamanusia dengan pendidikan dan latiha sertapembangunan sarana dan prasarana penelitiandan pengem-bangan

b. Memanfaatkan data dan informasi, serta produkdaD jasa daur bahan bakar Itklir internasionalbagi kepentingan pengembangan daur bahanbakar nuklir nasional

c. Mengoptimasikan upaya penelitian danpengem-bangan yang dilakukan sendiri,bersama baik secara bilateral maupunmultilateral, dan pem-belian lisensi

Sedangkan program umu yang hamsdilakukan di bidang daur bahan bakar nuklirsedapat mungkin dapat mempercepat realisasikebijakan ersebut di muka, yaihl :

DAFTARPUSTAKA

2.

3.

4.

5.

a. Pengkajian selurnh daur bahan bakar nuklirdilakukan terns menerns dengan

memperhatikan kecendernngan perkembangandaur bahan bakar nuklir inlernasional.

b. Penelitian dan pengembangan (melipuli pulasegi teknoekonomi) dalam bidang eksplorasi,

penam-bangan, pengolahan, konversi, fabrikasi,peman-faatan dan pengelolaan elemen bakardalam teras, pengelolaan elemen bakar bekassampai dengan penyimpanan lestari ternsmenerns ditingkalkan lernlama yang berprospekmenjadi aktivitas industri. Lilbang pengayaanseperti chemex dan olah ulang dingin terhadapskrap juga dilakukan.

c. Melakukan berbagai kerjasama baik dalampenelitian dan pengembangan maupun industridengan berbagai instilusi dalam dan IlIac negerid.1lam bentllk risel terpadu, risel kemitraan,riser kontrak, dan usaha palungan hila telah

memungkinkand. Industrialisasi daur bahan bakar nuklir

domestik diawali dcngan bagian Icngah dandiakhiri dengan bagian Icpi ujung belakangdaur bahan bakar nuklir.

6.

Sudah barang tentu jadwal penelitian danpengembangan serta industrialisasi daur bahanbakar nklir barns dioptimasikan sesuai denganjadwal pembangtman dan operasi reaktor sertakajian teknoekonomimya. Demikian pula bila adaperubahan yang cukup sesius pada perkembangan

7.

SOENTONO,S., Batan's Activities in FuelDevelopment. Joint German-Indonesia.S'eminar on R&D Activities Using the MPR-3D, KFA Juelich, 1985.

SUPARDI,S., SOENTONO, S.,DJOKOLELONO, M., Contribution ofBatan ',\. Multipurpose Reactor and ItsSupporting Laoratoria to the NuclearProgramme in Indonesia, IAEA, Athens,

Greece, IAEA-SM-291/20,1986,SOENTONO, S., Batan Nuclear Instal/ation.BATAN-JEPIC Sem. on Nucl. Liability,Jakarta, 1989SOENTONO, S., ARBIE, B., Role ofRe.\"earch Reactors for Nuclear PowerProgram in Indonesia, Proc. of 9th PBNCConf., Vol.I., Sydney, 1994

SOENTONO, S., ARBIE, B., SURIPTO, A.,Progress of Indone.\"ia RERTR RelatedPrograms, Proc. XVIIIth Int. Meeting onRETRT, Paris, 1995SURIPTO, A., SOENTONO, S.,Experimental Production of LEU SilicideFuel Elements at FEPI for RSG-G.A.Siwabe.\".\y, Proc.Second Asian Symposium onResearch Reactor, Jakarta, 1989SOENTONO, S., SURlPTO, A., Attemp toProduce Silicide Fuel Elements in Indonesia,Proc. XIIth Int. Meeting on RERTR, Berlin,1989

9

Prosiding Presentasi Rmiah Daur Bahan Bakar NuklirPEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996

24. KART ASASMA T A, G., Beberapa PakakPikiran Da/am Rangka Penyusunan RencanaPembangunan Da/am PJP IJ don Pe/ita VI,Cemmah di Lemhanas Bag. II, Mabes ABRI,Jakarta, 1993

25. COURTIER P.L., Kebijaksanaan do/amPenggunaan Energi yang BerwawasanLingkungan, Lokakarya Energi, KNI-WEC,BBP Teknologi, Jakarta, 1994

26. DJOJONEGORO, W., Peranan SumberdayaManusia da/am Mendukung Pembangunanlndustri Energi Nasiana/ yangBerkesinambungan, Lokakarya Energi, KNI-WEC, BPP Teknologi, Jakarta, 1994

TANYA JAWAB

I. Ir. BAMBANG GALUNG, M.Sc

.Informasi terakhir ten tang negosiasi untukpembangunan PL TN akan dilaksanakandengan sistem B.O.O. Bagaimana kebijakanBAT AN untuk DBBN apabila diasumsikanbahwa pemasok tidak bersedia menanggungresiko limbah.

Dr. SOEDY ARTOMO SOENTONO, M.Sc, APU

.Dalam desain PL TN disiapkan fasilitas untukpenyimpanan limbah di dalam lingkunganPL TN yang dapat menampung limbah sampajdengan kurun waktu tertentu. Untuk fabrikasielemen bakar diharapkan sepenuhnya dikuasaioleh negara. Pemiliknya bisa oleh BUMN,swasta ataupunjoint funture.

2. Ir. SUDARJO

.Bagaimana kebijaksanaan tentang elemenbakar yang diproduksi PEBN, mengingatsampai saat ini belum ada informasi tentangbasil uji kelayakan elemen bakar tersebutdigunakan dalam reaktor

.Bagaimana kebijaksanaan nasionaJ/internasional untuk masalah Pu yangditimbulkan pascairadiasi.

Dr. SOEDY ARTOMO SOENTONO. M.Sc. APU

.Pengujian-pengujian untuk elemen bakar initelah dilaksanakan termasuk uji pascairadiasi.Laporan internasional tentang basil ujipascairadiasi EB U3Si2-AI telah dikeluarkanpada akhir tahun 1994 dan laporan ujipascairadiasi lainya telah pula dilaporkan padaseminar/presentasi ilmiab di PPTN pada bulan

8. SURIPTO, A., SOENTONO, S., Experiencein Producing LEU Fuel Elements for RSG-GAS, Ibid, 1989

9. SOENTONO,S., SURIPTO, A., Status ofLEU Fuel Development in Indonesia, Proc.XIVth Int. Meeting on RERTR. Jakarta, 1991

10. SURIPTO,A., SOENTONO, S. Progress inthe Development of Uranium .S'ilicide (U3Si2-AI) Fuel at BATAN, Ibid, 1991

11. SOENTONO, S., Pengembangan ElemenBakor UxSiY Menggunakan Jalur ProduksiUalx, Pros. gem. Teknologi dan KeselamatanPLTN Serta Fasillitas Nuklir, PPTA-Serpong, 1993

12. SOENTONO, S., Pengembangan IndustriDaur Bahan Bakar Nuklir untuk MenopangProgram PLTN, Pros. Penelitian DaSc'lr IImuPengetahuan dan Taknologi Nllklir, PPNY,Yogyakarta, 1992

13. IAEA, Nuclear Fuel Cycle in the 1990s andBeyond the Century .S'ome Trend\" andForeseeable Problems, TRS 305, , Vienna,1989

14. IAEA, Developing Industrial Infra...tructuresto Support a Programme of Nuclear Power,TRS 281, 1988

15. CRIJNS, M.J., et.al, The Supply/DemandOutlook for Uranium, Proc.Conf. Vienna,1987, Vol.5,IAEA, Vienna,I987

16. MlKERIN, E.I., et ai, Demand for and ,S'upllyof Uranium Enrichment .S'ervice : PresentSituation. Prospect, Problems, Ibid, 1987

17. D'ORIVAL, M., et ai, PropectiveEnvisageables Consernant l'Enrichi ementIsotopique de l'Uranium,Ibid,I987

18. MOHRHAUERr, H., Enrichment in the1990s, Ibid,I987

19. SOENTONO, S., Usaha pengembangan IptekEnergi Mengahdapi Sumbaerdaya MinyakBumi Dalam Negeri yang Tidak Mampu LagiMemenuhi Kebutuhan .S'endiri, Taskap PesertaKRA XXVI, Mabes ABRI, Lemhanas,Jakarta, 1993

20. SOENTONO, S., Pengembangan Industri donPenataan Lingklungan Hidup, TantangnnBagi Indonesia .S'ebagai Negara Berkembang,Pros. gem. Nas. HKI dan Kongres V HKI,Yogyakarta, 1995

21. BAKOREN, Kebijakan Umum BidangEnergi, Jakarta, 1991

22. KART ASASMIT A, G., Ma...alah-ma.\"alahEnergi Nasional dnlnm Pembangunan 25tahun Kedua, Bahan Diskusi MenteriPertambangan dan Energi dengan KNPI,KNPI, Jakarta, 1991

23. SUDJANA, I.B., Kebijaksannan don StrategiPertambangan don Energi, Ceramah diLemhanas, Jakarta, 1991

10

Prosiding Presentasi llmiah Dour Bahan Bokor NuklirPEBN-BATAN. Jakarta /8-/9 Maret /996

Dr.SOEDY ARTOMO SOENTONO, M.Sc, APU

.Secara politik sampai saat ini Indonesiaditerima dengan sangat baik di duniainternasional, sehingga kemungkinandikenakan embargo sangat kecil kemungkinan.Apabila embargo tetap akan terjadi, maka halini telah diantisipasi dengan kesiapan dalamnegeri. Selain itu eksplorasi uranium telahbanyak dilakukan oleg PPBGN, sumber daDcadangan yang tersedia telah diketahui,sewhingga pada saat yang tepat akan bisadiexploitasi.

Febman 1995 dan juga pada seminar ini akandilaporkan pula oleh Saudard HasbullahNasution

.Sesungguhnya reaktor Monju lidak mcngalamikecelakaan nuklir. yang lerjadi hanya suatukebocoran pada sistcm pcndingin kedua(secondary cooling) di luar rcaktor.

3. Ir. RAMADANUS

Mengingat bahan bakar uranittm tlnttlk EBNdi Indonesia masih akan distlplai dari luar.Bagaimana seandainya suplai bahan tlraniumtersebut terhenti karena sesuattl halo sementaraexplorasi yang dilaktlkan belum bcrhasil

11

Prosiding Presentasi /lmlah Daur Bahan Bakor NuklirPEBN-BATAN.Jakarta 18-19Maret 1996

GBHN. PPUU-A:~.JAKNAS/PEM.~, 7' -

PUDBBNSMT

INI

_L~-RUNGBANG D[JBt~

RENSTR!\ BATANII!!!! dbbn di!nyillk8I1J.

-I !!mp8!' b81~ -

"L

Gambar I. Pola Pikir Penyusunan Daur Bahan Bakar Nuklir Nasional

S e lor 0 h D B B N 1)()OO()OOO()OOOOOO(XX>OOO<)()OO(XX>oooocxxxx)OOOOOO( X>

! ExpIOraSi OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOQ

Penambangan > > > > > > > > >$$$9$$$$999$$$9~IPengolahan »»>»»>$$999$$$9$Konversi »» »»Pengayaan (chemex) , Fabrlkasl: EBN RR 9$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$9$$$$$9$$$$$$$$$$$

~EBt~ >?>?>1>?>1>1>1>1>1$1$?$1$1EBN FWR >1>1>1>1>1>1>1>1>$1$EBN BW >1>1>1>1>1>$1EBN HTR PcnQelolaan EBN be-

.as .SS di PLTN »»»»»»»»»»»>operas I

SSS dl tapak »»»SSJP di loar tp BP dlluar tpk I Olah Ulan skra >$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$S$$$$$$$$$9$j

X)OOC Pengkajlan BP = Buang Perrnanen0000 Surval

Utbang 91$?$) > > > Konstruksl Fasilltas999$ Produksl den Iltbang

Jangka

Gambar 2. Program Daur Bahan Bakar Nuklir Nasional

12