prosiding konferensi nasional - lppmbantara.comlppmbantara.com/data/materi/betty medan.pdf ·...
TRANSCRIPT
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2016:
Indonesia Menuju SDGs
Tim Editor:
Dr. Agussani, M.AP
Dr. Azamris Chanra, M.AP
Rudianto, S.Sos.,M.Si
Abrar Adhani, S.Sos., M.I.Kom
Ribut Pribadi, S.Sos., M.I.Kom.
Arifin Saleh, S.Sos., MSP
Nalil Khairiah, S.IP., M.Pd
Siti Hajar, S.Sos., MSP
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2016:
Indonesia Menuju SDGs
Editor:
Dr. Agussani, M.AP., Dr. Azamris Chanra, M.AP., Rudianto, S.Sos.,M.Si.,
Abrar Adhani, S.Sos., M.I.Kom., Ribut Pribadi, S.Sos., M.I.Kom.,
Arifin Saleh, S.Sos., MSP., Nalil Khairiah, S.IP., M.Pd., Siti Hajar, S.Sos., MSP.
Desain Sampul: Waroeng Potret art design, Publishing & Printing
Hak cipta dilindungi Undang-undang.
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam
bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy,
merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penulis.
All right reserved
Cetakan Pertama: Pebruari 2016
Diterbitkan oleh UMSU PRESS
Jl. Kapten Mukhtar Basri No. 3 Medan, 20238
Telp. 061-6638296, Fax. 061-6638296
Email: [email protected]
http://umsupress.com
ISBN: 978-602-6997-104
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada kita semua sehingga buku
prosiding Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka Milad
ke-44 FISIP UMSU ini dapat terselesaikan .
Agenda tujuan pembangunan milenium yang terangkum dalam Millenium
Development Goals (MDGs) sudah berakhir. Selama lima belas tahun –sejak
September tahun 2000 sampai 2015 –sebanyak 189 negara anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa menjalankan program tersebut dengan target utamanya adalah
tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015.
Tapi, masih banyak target yang belum tercapai dalam MDGs tersebut. Untuk
keberlanjutan program tersebut, kini MDGs sudah digantikan denga model
pembangunan global berbasiskan Sustainable Development Goals (SDGs).
Model pembangunan global sudah dibahas sejak tahun 2012 lalu pada KTT
Rio+20 yang menghasilkan dokumen “The Future We Want”. Pada dokumen
inilah SDGs dicantumkan beserta arahan tentang pentingnya tiga dimensi
pembangunan berkelanjutan yaitu; Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Hidup yang
harus bersinergi dalam pembangunan global ke depan.
Berdasarkan dokumen tersebut, SDGs harus memenuhi empat prinsip yaitu;
Pertama; tidak melemahkan komitmen internasional terhadap pencapaian MDGs.
Kedua; mempertimbangkan kondisi, kapasitas dan prioritas masing-masing
negara. Ketiga; Fokus pada pencapaian ketiga dimensi pembangunan
berkelanjutan (pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan
lingkungan). Terakhir koheren dan terintegritas dengan pembangunan pasca 2015.
Indonesia sebagai negara besar yang terus berpacu dalam melaksanakan
pembangunan di berbagai bidang berkepentingan dan berkewajiban dalam
menyukseskan SDGs ini. Untuk menyongsong dan menghadapi SDGs ini tentu
dibutuhkan persiapan yang melibatkan banyak pihak, termasuk salah satunya
lembaga perguruan tinggi.
Dalam rangka itu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara (FISIP UMSU) menggagas dan melaksanakan
Konferensi Nasional dengan thema “Indonesia Menuju SDGs”. Kegiatan yang
ii
menjadi rangkaian perayaan Milad FISIP UMSU ke-44 ini dimaksudkan untuk
mendapatkan beragam pemikiran terkait pembangunan di bidang ilmu sosial dan
ilmu politik yang kaitannya untuk menyongsong dan menghadapi SDGs.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ketua Komisi VIII DPR-RI, selaku keynote speaker kegiatan Konferensi
Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2016.
2. Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara selaku penanggungjawab kegiatan Konferensi Nasional
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2016.
4. Pengurus IAPA, IPPSI, ASPIKOM dan APIK PTM atas sumbangsih saran
dan pemikirannya.
5. Bapak/Ibu pembicara pada kegiatan Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik tahun 2016.
6. Bapak/Ibu peserta pemaparan hasil penelitian pada Konferensi Nasional
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2016.
7. Bapak/Ibu panitia Konferensi Nasional yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pemikirannya demi suksesnya kegiatan ini.
Semoga buku prosiding ini dapat memberi kemanfaatan bagi kita semua, untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu, diharapkan juga
dapat menjadi referensi bagi upaya membangun bangsa dan negara Indonesia
menuju SDGs. Mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Saran dan
kritik yang membangun tetap kami tunggu demi kesempurnaan buku prosiding
ini.
Billahii Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Tim Editor
Ketua,
Dr. Agussani, M.AP
iii
KATA SAMBUTAN
DEKAN FISIP UMSU
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Menyambut Milad Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara yang ke 44, kami mengadakan Konferensi
Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mengundang seluas-luasnya
ilmuwan, pengamat, praktisi, dosen dan peminat dalam ruang lingkup ilmu sosial
dan ilmu politik. Melalui forum konferensi ini diharapkan muncul berbagai
pemikiran, ide, gagasan dan wacana terkait peran dan tanggung jawab disiplin
ilmu sosial dan ilmu politik atas perjalanan kehidupan bangsa dan negara tercinta.
Sengaja konferensi ini mengambil topik “Indonesia Menuju SDGs” dalam rangka
membawa gerbong ilmuan ilmu sosial dan ilmu politik untuk bersama-sama
mengambil peran penting atas ketercapaian tujuan-tujuan dari “Sustainable
Development Goals” yang saat ini menjadi kerangka pembangunan negara-
negara di dunia menggantikan Millenium Development Goals atau MDGs,
khususnya di Indonesia.
Bentuk fisik dari hasil konferensi nasional ini ialah catatan-catatan ilmiah yang
aktual dan menarik yang dituangkan dalam bentuk Prosiding atau kumpulam
makalah yang diharapkan memberikan manfaat seluas-luasnya bagi berbagai
kalangan sebagai kontribusi positif para pemakalah/penyaji dalam kegiatan ini.
Atas keberhasilan terlaksananya Konferensi Nasional serta tersusunnya kumpulan
makalah ini, kami menyampaikan terimakasih kepada seluruh Narasumber
Utama, pemakalah/ penyaji yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan setinggi-tingginya kepada Rektor
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Agussani.M.AP serta Wakil
Rektor I Dr. H. Muhammad Arifin.SH.M.Hum dan Wakil Rektor II Akrim.M.Pd
yang telah memberikan dukungan penuh atas terselenggaranya kegiatan ini.
Medan, 17 Februari 2016
Dekan
Rudianto.S.Sos.M.Si
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
KATA SAMBUTAN DEKAN FISIP UMSU ............................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
PEMBANGUNAN DESA TERPADU (MENYONGSONG
PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI
KABUPATEN SIDOARJO) ....................................................................... 1
Achmad Sjafi’i dan Ni Made Ida Pratiwi
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MAKANAN KHAS BOGOR
BERBASIS MASYARAKAT .................................................................... 16
Agustina Multi Purnomo
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RESPONSIF GENDER................ 31
Aji Ratna Kusuma
IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DALAM PELAYANAN PUBLIK
(STUDI DI DISDUK CAPIL KOTA SAMARINDA) ............................... 52
Bambang Irawan
PERANAN PEMIMPIN PARTISIPATIF TERHADAP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KELOMPOK POSDAYA
RUKUN MULYO ....................................................................................... 67
Betty Gama
OPTIMALISASI IMPLEMENTASI PROGRAM PERHUTANI
DALAM PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DI KABUPATEN
WONOSOBO 81
Darmanto
IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM
PENGELOLAAN ORGANISASI NIRLABA UNTUK MELAKUKAN
KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Pada
Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Umat) 96
Irwa. R. Zarkasi
KOMITMEN PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE DALAM
PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BERBASIS KEARIFAN
LOKAL 108
Maryam dan Ade Muana Husniati
v
TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN KANTOR MAYA
(KANTAYA) DI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN .. 117
Nur Laila Meilani
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN DINAS
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUMENEP ....... 138
Rillia Aisyah Haris dan Irma Irawati. P
TELAAH KRITIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYUSUNAN
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT” (Studi di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Bandung) ............................................................... 150
Thomas Bustomi
REVITALISASI KENAZIRAN KESULTANAN BANTEN DALAM
MENGELOLA WISATA RELIGI DI BANTEN LAMA
Titi Stiawati dan Rina Yulianti .................................................................. 171
MODEL (DESAIN) ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Yanhar Jamaluddin ..................................................................................... 185
STRATEGI KEBIJAKAN PENINGKATAN LAPORAN AKTA
KEMATIAN DALAM TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG ........................ 201
Yaya Mulyana
PELAYANAN PUBLIK DI KPPT KOTA GORONTALO ...................... 221
Zuchri Abdussamad
PENINGKATAN KEMAMPUAN TATA KELOLA ADMINISTRASI
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI DESA
SELEMAK .................................................................................................. 240
Siti Hajar
MODEL PARTNERSHIP GOVERNANCE DALAM PENERAPAN
COMMUNITY DEVELOPMENT ................................................................ 250
Abdul Mahsyar
MERUMUSKAN MODEL PROMOSI JABATAN STRUKTURAL
MENUJU MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS MERIT
SYSTEM DI INDONESIA.......................................................................... 265
Wahyuningrat
MEA DAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DI
KECAMATAN MEDAN KOTA ............................................................... 281 Nalil Khairiah
vi
PELAYANAN POLRI DALAM PERAN BHAYANGKARA PEMBINA
KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT TERHADAP
PENCEGAHAN KEJAHATAN DI KELURAHAN BENDUNGAN
HILIR JAKARTA PUSAT ......................................................................... 302
Evi Satispi
MEMBANGUN SEMANGAT JIWA KEWIRAUSAHAAN DALAM
KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH ......................................... 323
Syaiful Bahri
PERUBAHAN MANAJEMEN KEUANGAN: IMPLIKASI
RESTRUKTURISASI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI
BPKAD PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI .................................... 329
Diana Hertati
PARTISIPASI PUBLIK DALAM KEGIATAN ADMINISTRATIF
PUBLIK DI ERA DESENTRALISASI DEMOKRATIS: Kemauan
Birokrasi Mempartisipasikan Warga Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik .......................................................................................................... 346
Ulber Silalahi
IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS
COMMUNITY SURVEILANS ..................................................................... 369
Susi Hardjati
PENGUATAN QUALITY ASSURANCE DI PERGURUAN TINGGI
SEBAGAI SOLUSI AMPUH MENGHADAPI PERSAINGAN
TENAGA KERJA PADA SAAT MEA ...................................................... 386
Dedi Amrizal
SEGI-SEGI PERBUATAN ADMINISTRASI YANG MELAWAN
HUKUM DALAM PELAYANAN PUBLIK ............................................. 408
Ibnu Sina Chandranegara dan Evi Satispi
INTEGRASI INDONESIA DI TENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI
INFORMASI, GLOBALISASI, DAN DEMOKRATISASI:
MEMBANGUN INDONESIA MELALUI POLITIK IDENTITAS .......... 429
Meita Istianda
DESENTRALISASI KEKUASAAN: PILKADA LANGSUNG
PENGGERAK PARTISIPASI POLITIK ................................................... 440
Syafhendry
ORGANISASI KEMASYARAKATAN SEBAGAI MEDIA
PENDIDIKAN POLITIK (Studi Pada Ormas Alwasliyah Dan FORSU
Pada Pilkada Kabupaten Batu Bara 2013) .................................................. 455
Ananda Mahardika
vii
POLITIK LGBT DALAM PENDEKATAN QUEER ................................ 468
Vellayati Hajad dan Ikhsan
MEMBANGUN PERANAN PEMUDA DALAM
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA AGAR TERCIPTA
DESA YANG MANDIRI DAN BERDAYA SAING ................................ 481
Sabam Manurung
MENAKAR INDEPENDENSI TELEVISI DALAM PEMBERITAAN
POLITIK NASIONAL ................................................................................ 497
Abdul Aziz
MEDIA KAMPANYE DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH
LANGSUNG ............................................................................................... 511
Abrar Adhani
BERITA PILKADA DALAM BINGKAI MEDIA CETAK ...................... 521
Akhyar Anshori
PROBLEMATIKA TATA KELOLA DAN PENGEMBANGAN
SIARAN TVRI SUMATERA UTARA MENGHADAPI ISU
PENGUATAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK ................................ 537
Anang Hermawan
MEMAKSIMALKAN PERAN STAKEHOLDER DALAM
MENGAWASI DAN MENINGKATKAN KUALITAS ISI SIARAN
TELEVISI ................................................................................................... 557
Puji Santoso
HUMANT INTEREST FOTO BERITA DI BALIK PERISTIWA
KEBAKARAN ............................................................................................ 573
M. Said Harahap
SURAT KABAR MEDAN DAN SENTIMEN KEAGAMAAN ............... 596
Muhammad Thoriq
ANALISIS FRAMING TENTANG BERITA HIV/AIDS PADA
SURAT KABAR RIAU POS (Studi Pada Edisi 1 Desember 2015) .......... 623
Eko Hero
KOMUNIKASI KESEHATAN YANG MINIM DAN RENDAHNYA
KESADARAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DALAM
PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI KOTA PADANG .......................... 637
Elva Ronaning Roem
KESEHATAN DALAM KEHIDUPAN ORANG BADUY ...................... 652
Idi Dimyati
viii
STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KENAZIRAN MESJID DALAM
MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA MESJID DI
DESA HAMPARAN PERAK KECAMATAN HAMPARAN PERAK .... 675
Irwan Syari Tanjung
PERSEPSI PEREMPUAN MINANG PARIAMAN TENTANG
TRADISI UANG JEMPUTAN PADA ADAT PERKAWINAN (Studi
Kasus Pada Perempuan Minang Pariaman Yang Lahir dan Besar di Kota
Medan) ........................................................................................................ 693
Dewi Susanti
BUDAYA KOMUNIKASI ORGANISASI “KELUARGA” PADA
PERUSAHAAN “KELUARGA” BERHASIL ATAU GAGAL? .............. 709
Harry Setiawan
NILAI-NILAI ETIKA KOMUNIKASI ISLAM DALAM BUKU
PANTUN DAN PEPATAH MELAYU KARYA TENGKU LUCKMAN
SINAR ......................................................................................................... 720
Iskandar Zulkarnain dan Indi Tri Asti
KECERDASAN MAJEMUK GURU, MENGINSPIRASI SISWA (Studi
di SD Ciheleut II Bogor dan SDN Kebon Pala Jakarta Timur) .................. 740
Nurhayani Saragih
AKTIVITAS KOMUNIKASI BENCANA ERUPSI GUNUNG
SINABUNG ................................................................................................ 752
Rudianto
STAND UP COMEDY SEBAGAI KRITIK SATIR POLITIK ................. 770
Sugeng Winarno
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DALAM
MENGATASI KENAKALAN REMAJA GENG MOTOR DI KOTA
MEDAN ...................................................................................................... 785
Sigit Hardiyanto
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM ORGANISASI
MILITER DI BATALYON INFANTERI RAIDER
100 KODAM I/BUKIT BARISAN ............................................................ 800
Rahmanita Ginting dan Toto Jumariono
KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENANAMKAN ETIKA
KOMUNIKASI ISLAM ANAK ................................................................. 817
Yan Hendra
ix
KOMUNIKASI PEMASARAN PADA PERIKLANAN BISNIS
ONLINE....................................................................................................... 833
Abdul Haris
KOMUNIKASI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS
PENGELOLAAN KONCEK BUAH KELAPA DI KOTA TANJUNG
BALAI......................................................................................................... 849
Rahmanita Ginting dan Hafnidar
PENGARUH STRATEGY KOMUNIKASI, PEMASARAN DAN
PRODUK TERHADAP PENJUALAN HASIL USAHA KERAJINAN
TAS BAHAN DAUR ULANG PADA BANK SAMPAH MUTIARA
MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA ............................................. 867
Faustyna
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PEMERINTAH
KABUPATEN BATUBARA DALAM MENGEMBANGKAN
POTENSI WISATA PULAU PANDANG DAN PULAU SALAH
NAMO DI KABUPATEN BATUBARA ................................................... 883
Rahmanita Ginting dan Hidayati
SMARTPHONE DAN PERILAKU REMAJA .......................................... 900
Dewi Kurniawati
PEMETAAN INTERAKSI MEDIA EQUATION DI MEDIA SOSIAL ... 919
Gushevinalti
PENGATURAN TINGKAT KESULITAN SECARA DINAMIS VIDEO
GAME SEBAGAI PEMICU GEJALA ADIKSI PEMAINNYA ............... 932
Mochammad Kresna Noer P
PREFERENSI MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN MEDIA
SOSIAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI ........................................... 944
Nurudin
PARADIGMA PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
DALAM MENUJU MASYARAKAT INFORMASI ................................. 960
Muhd Ar Imam Riauan
MEDIA ALTERNATIF SEBAGAI GERAKAN SOSIAL BARU STUDI
TENTANG GENENG STREET ART PROJECT DI YOGYAKARTA ...... 971
Ali Minanto
MEDIA ONLINE BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF BIDANG KERAJINAN DI KABUPATEN DELI
SERDANG, SUMATERA UTARA ........................................................... 998
Rahmanita Ginting dan Nenggih Susilowati
x
PERAN WEBSITE DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI
KREATIF .................................................................................................... 1017
Nadra Ideyani, Suprapti Indah Putrid dan Chadri
KOMUNIKASI PERSUASIF GURU TENTANG "BIJAK
MENGGUNAKAN SMARTPHONE" ....................................................... 1037
Meilani Dhamayanti
STUDI COMPERATIVE IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PROVINSI RIAU.......................... 1047
Adianto dan Hasim As’ari
OPTIMALISASI PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) ................ 1076
Syulhennisari Siregar
INDAK PANUAH KA ATEH YO PANUAH KA BAWAH:
IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL (CSR)
PERUSAHAAN PT. SEMEN PADANG DI DAERAH PINGGIRAN
KOTA PADANG ........................................................................................ 1090
Alfitri
PENTINGNYA CSR BAGI PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL DI SUMATERA UTARA ..................................... 1106
Agus Suriadi
URGENSI MODEL BARU CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) PERTAMBANGAN EMAS AGINCOURT RESOURCES
UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN
BATANGTORU, KABUPATEN TAPANULI SELATAN, PROVINSI
SUMATERA UTARA ................................................................................ 1121
Arifin Saleh, Marlon Sihombing, Rujiman dan Agus Purwoko
STUDI KOMPARASI PENERAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY OLEH INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA
MAJU .......................................................................................................... 1132
S. Parman
PERSEPSI REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS TENTANG
BAHAYA DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS DI KABUPATEN
BENGKALIS .............................................................................................. 1146
Irwan Iskandar, Nur Laila Meilani dan Endang Sulistyaningsih
MENGEMBANGKAN KESEJAHTERAAN ANAK BERBASIS
AGAMA DAN BUDAYA .......................................................................... 1160
M. Yunan Yusuf
xi
REKONSTRUKSI KEBIJAKAN PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI
KOTA GORONTALO (Kajian Penyebab Mendasar dan Kebijakan
Terhadap Pekerja Anak di Pasar Sentral Kota Gorontalo) ...................... 1171
Ismet Sulila
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESEJAHTERAAN
PEKERJA DALAM PELAKSANAAN SISTEM OUTSOURCING ......... 1186
Fithriatus Shalihah
PENGEMBAGAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MODEL DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PASAR TRADISIONAL............. 1205
Farid Aulia
ANALISIS DESKRIPTIF PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
(PEL) DAN KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN WILAYAH
BERKELANJUTAN ................................................................................... 1217
Mohammad Yusri
STRATEGI PROBLEM FOCUSED COPING ORANG TUA DALAM
MENGHADAPI ANAK AUTISME. (Studi Kasus Pada Orang Tua Anak
Autisme di Yayasan Pendidikan Anak Cacat Medan) ................................ 1234
Mujahiddin
STRATEGI KOMUNIKASI PENGELOLA BANK SAMPAH DALAM
MENINGKATKAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN
LINGKUNGAN (STUDI DESKRIFTIP STRATEGI KOMUNIKASI
PENGELOLA BANK SAMPAH MUTIARA DALAM
MENINGKATKAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN
DENAI KOTAMEDAN) ............................................................................ 1250
Effendi Augus
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
67
PERANAN PEMIMPIN PARTISIPATIF TERHADAP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KELOMPOK
POSDAYA RUKUN MULYO
Betty Gama
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pemimpin pada kelompok Posdaya mempunyai peranan penting untuk
memajukan anggotanya, sebagaimana yang terdapat pada kelompok Posdaya
Rukun Mulyo di Dukuh Weru Badran, Kecamatan Polokarto Kabupaten
Sukoharjo Jawa Tengah. Pemimpin yang dimaksud adalah pemimpin yang
mampu memberikan motivasi, dan mampu memperlancar komunikasi kelompok
sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Posdaya yang
kegiatannya dimulai dari unsur yang paling bawah yaitu keluarga ternyata mampu
memberikan motivasi keluarga (ibu) untuk berusaha dan mempunyai penghasilan
sendiri melalui usaha di bidang produksi ekonomi. Produksi yang dihasilkan
berupa memanfaatkan bahan mentah dari sumber alam yang dimiliki dan
kemudikan diolah menjadi makanan siap saji. Misalnya mengolah hasil tanaman kebun/pekarangan menjadi kripik singkong, kripik pisang, emping garut, kacang
tanah dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis induktif dengan
metode analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Teknik pengumpulan data
dengan metode indepth interview, observasi dan content analisys. Hasil penelitian
memperlihatkan pemimpin dengan menggunakan model kepemimpinan
partisipatif mampu melakukan pemberdayaan masyarakat, mampu memberikan
motivasi dan mampu meningkatkan partisipasi kelompok karena dalam banyak
kegiatan yang terdapat dalam kelompok Posdaya Rukun Mulyo, pemimpin selalu
melibatkan anggota untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Kata kunci: posdaya, pemimpin partisipatif, pemberdayaan masyarakat.
PENDAHULUAN
Pemimpin mempunyai peranan besar dalam proses perkembangan
organisasi yang dipimpimpinnya karena berkembang atau tidaknya organisasi
berada di tangan seorang pemimpin. Salah satu gaya kepemimpinan yang dikenal
adalah gaya kepemimpinan partisipatif. Kepemimpinan yang bersifat partisipatif,
membagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban ke bawah dan
membentuk tim dan antar tim yang efektif untuk meningkatkan skill dan
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
68
kemampuan individu. Salah satu bentuk kepemimpinan partisipatif sebagaimana
yang terdapat pada kelompok Posdaya Rukun Mulyo yang terletak di Desa Bulu
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalam kepemimpinan
partisipatif ini pemimpin mempunyai peranan penting dalam memberdayakan
anggota kelompok untuk melakukan aktivitas bahkan tanpa keterlibatan langsung
dari pemimpin suatu kegiatan kurang berjalan dengan baik.
Masyarakat di Desa Bulu hidup dari sektor ekonomi pangan dan
peternakan. Pada sektor ekonomi pangan dengan mengolah sumber alam yang ada
seperti kacang tanah, ketela pohon/singkong, ketela rambat, garut, gembili,
jagung, dan sebagainya menjadi berbagai bentuk makanan yang siap dijual ke
konsumen. Sedangkan pada sektor peternakan masyarkat hidup dengan
memelihara sapi, berternak ikan dan ayam. Semua anggota kelompok Posdaya
Rukun Mulyo terdiri dari para ibu yang sebagian besar mereka merupakan ibu
rumah tangga dan mengandalkan hidup dari hasil pekerjaan suami. Penghasilan
yang didapat dari suami juga tidak menentu karena tidak memiliki skill yang
memadai. Oleh karena itu dengan dibentuknya posdaya diharapkan dapat
membantu meningkatkan perekonomian keluarga.
Desa Bulu terletak di sebelah timur pinggiran Kabupaten Sukoharjo
dimana masyarakat hidup dengan bertani dan bercocok tanam. Wanita yang sudah
menikah pada umumnya menjadi ibu rumah tanggal yang mengurus keluarga dan
mengandalkan hidup dari penghasilan suami yang bekerja. Penghasilan suami
yang terbatas mendorong kaum wanita untuk meningkatkan taraf kehidupan
ekonomi rumah tangga dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan desa dengan menanam umbi-umbian
dan kemudian diolah menjadi makanan ringan yang mempunyai nilai jual tinggi
jika dibandingkan dengan menjual barang mentah begitu saja. Oleh karena itu
guna memperlancar usaha yang dilakukan maka diperlukan seseorang yang
mampu memberikan dorongan semangat dan motivasi warga agar usaha yang
dilakukan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Kegiatan di sektor
ekonomi tersebut tidak akan berhasil tanpa ada motivator yg menggerakkannya.
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
69
Pada masyarakat pedesaan pemimpin yang sesuai adalah pemimpin yang
dikenal baik oleh warga desa dan berasal dari wilayah desa tersebut. Pemimpin
lokal dalam kehidupan masyarakat desa merupakan orang yang berasal dan
dipatuhi oleh masyarakatnya. Pemimpin masyarakat ini menurut Ufford (1987:37)
disebut sebagai lokal leaders yang oleh Pranowo (1985:37) dikelompokkan dalam
golongan status kepemimpinan yaitu formal dan informal. Menurut Tangkilisan
(2007:233) terdapat 3 model kepemimpinan yaitu Authocratic and Hierachical
Leadership, Participatory Leadership, dan Value Based Leadership. Model
kepemimpinan Participatory Leadership merupakan model yang diharapkan
dalam kelompok Posdaya Rukun Mulyo karena pada model Participatory
Leadership seorang pemimpin turut terlibat langsung dalam aktivitas kegiatan
posdaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana peranan
pemimpin partisipatif dalam melakukan pemberdayaan masyarakat pada
kelompok posdaya Rukun Mulyo. Pemimpin kelompok sebagai social agent
mempunyai peranan dalam meberikan motivasi kepada anggota kelompok dan
mampu memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi mempunyai peranan penting dalam hubungan antar manusia
dan manusia dengan kelompok. Menurut Schramm (1973) dalam Gama
(2010:73), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan dengan baik
apabila terdapat pertautan minat dan kepentingan (overlapping of interest)
diantara sumber dan penerima. Sementara itu, pemberdayaan masyarakat dalam
kontek pengembangan masyarakat berarti pertumbuhan kekuasaan dan wewenang
bertindak pada masyarakat untuk mengatasi masalah mereka sendiri seperti
ekonomi dan kesehatan (Chambers: 1995 dalam Wijaya, 2009). Guna mencapai
hal tersebut, partisipasi masyarakat di dalam kelompok perlu diberdayakan.
Kemimpinan menurut Esman (1972:22) dalam Hessel (2007:232)
menunjuk kepada sekelompok orang yang secara aktif merumuskan doktrin dan
program lembaga serta mengarahkan kegiatan dan hubungan lembaga dengan
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
70
lingkungan. Sedangkan Zubair (2008) menjelaskan kepemimpinan sebagai
kemampuan seseorang dalam mengatur, menata, membentuk dan menciptakan
sesuatu menurut pedoman serta polanya sendiri berdasar pada naluri pemimpin
atau tata aturan yang ada, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Selanjutnya Hessel (2007:10) menjelaskan bahwa pemimpin memiliki dua
kemampuan yaitu kemampuan manajerial dan kemampuan leadership.
Kemampuan manajerial yaitu kemampuan untuk memanfaatkan dan
menggerakkan sumber daya agar dapat digerakkan dan diarahkan bagi tercapainya
tujuan melalui kegiatan orang lain. Sedangkan kemampuan leadership adalah
kemampuan untuk memimpin, mempengaruhi dan mengarahkan orang (sumber
daya manusia) agar timbul pengakuan, kepatuhan, ketaatan serta memiliki
kemampuan dan kesadaran untuk melakukan kegiatan (mengambil langkah-
langkah) bagi tercapainya tujuan.
Kepemimpinan menurut Esman (1972) dalam Tangkilisan (2007-232)
menunjuk kepada sekelompok orang yang secara aktif merumuskan doktrin dan
program lembaga serta mengarahkan kegiatan dan hubungan lembaga dengan
lingkungan. Selanjutnya kepemimpinan menurut Kuczmarski & Kuczmarski
(1995:87-89) dalam Tangkilisan (2007-232) dapat dijelaskan ke dalam 3 model
kepemimpinan, yaitu:
1. Authocratic and Hierarchical Leadership. Kepemimpinan yang bersifat top
down, authoktratis. Model kepemimpinan ini menyebabkan organisasi
mengalami anomie, membuat anggota organisasi kehilangan rasa percaya diri
dan merasa kerdil serta kehilangan motivasi dari dalam idirinya ke dalam
organisasi.
2. Participatory Leadership. Kepemimpinan yang bersifat partisipatif, membagi
pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban ke bawah dan membentuk
tim dan antar tim yang efektif untuk meningkatkan skill dan kemampuan
individu.
3. Value Based Leadership. Model kepemimpinan yang didasarkan atas
hubungan nilai yang solid dan terintergrasi di antara sesama anggota dan
pemimpinnya. Hubungan yang lebih efektif dan terbuka akan memberikan
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
71
potensi maksimal. Perhatian yang besar terhadap individu menciptakan rasa
keadilan dan menghargai perbedaan sebagai landasan. Pemimpin dan
organisasi selalu melihat ke depan dan menganggap organisasi di
sekelilingnya sejalan dengan mereka. Saling mengikat secara timbal balik
antara sesama anggota yang didasarkan atas norma dan nilai tidak selalu
menempatkan pemimpin pada posisi di atas
Menurut Depositario dalam Valera dkk (1987:38) kepemimpinan lokal
merupakan produk dari kehidupan masyarakat. Eksistensi kepemimpinan lokal ini
bukan karena dirinya sendiri, melainkan disebabkan karena berlangsungnya
interaksi sosial. Kepemimpinan lokal juga berarti proses mempersuasi,
mengarahkan dan mengatur usaha-usaha anggota masyarakat, sumber daya dan
potensi untuk mencapai tujuan bersama.
Pemimpin lokal dipilih dan ditunjuk masyarakat untuk melaksanakan
program-program yang telah disepakati bersama (Rejeki dan Setyawati, 2000).
Pemimpin lokal hendaknya berwawasan global yang mampu melihat kondisi
dunia secara obyektif, mampu melakukan perubahan dan inovasi sesuai
perkembangan dunia dan permintaan pasar. Oleh karena itu, kepemimpinan lokal
sebagai agen perubahan sangat diperlukan dalam kelompok posdaya dan karena
keberadaannya tersebut maka pemimpin lokal diharapkan dapat menumbuhkan
tingkat partisipasi dan mendorong pemberdayaan masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat yang diinginhkan. Menurut Stevenson (2011) agen
perubahan adalah seseorang yang "mengubah kemampuan manusia atau sistem
organisasi untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi produksi atau aktualisasi diri
Masyarakat menurut Mayo dalam Muis (2010) diartikan sebagai pertama,
masyarakat sebagai tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama
(lokalitas) dan kedua masyarakat sebagai kepentingan bersama yakni: kesamaan
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas (fungsional). Peranan
kepemimpinan lokal sebagai agen perubahan sangat dibutuhkan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu seorang agen perubahan
juga mempunyai kemampuan untuk memberdayakan masyarakat agar mencapai
kondisi yang lebih baik daripada kondisi sebelumnya. Penelitian yang dilakukan
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
72
Manullang (2009) menunjukkan terdapat pengaruh yang rendah namun pasti
antara agen perubahan dengan perilaku kepedulian khalayak. Sementara itu
penelitian yang dilakukan oleh Harsiwi (2003) menunjukkan 45% responden
menyatakan setuju terhadap perubahan yang nyata/dramatis (transformasional)
daripada perubahan yang bertahap/incremental (transaksional).
Dalam kaitan dengan pembangunan, Koentjaraningrat (1992)
menyebutkan dua tipe partisipasi rakyat, yaitu partisipasi dalam aktivitas-aktivitas
bersama dalam proyek-proyek pembangunan yang khusus, dan partisipasi sebagai
individu di luar aktivitas-aktivitas bersama dalam pembangunan. Dalam tipe
pertama, rakyat pedesaan diajak, dipersuasi, diperintahkan atau dipaksa untuk
berpartisipasi dan menyumbangkan tenaga atau hartanya kepada proyek-proek
pembangunan yang khusus yang biasanya bersifa fisik. Partisipasi kedua biasanya
pada program yang tidak bersifa fisik, dan atas dasar kemauan sendiri. Partisipasi
yang keputusannya terletak pada rakyat sendiri, tak akan dapat berjalan tanpa
suatu keyakinan bahwa apa yang akan meruka lakukan, bermanfaat bagi dirinya
sendiri, keluarga atau untuk masyarakat dan negara.
Pemberdayaan adalah proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan diri
dari kelompok masyarakat yang miskin/lemah, terpinggirkan, dan tertindas.
Melalui proses pemberdayaan diasumsikan bahwa kelompok masyarakat dari
strata sosial rendah sekalipun bisa terangkat dan muncul menjadi bagian dari
lapisan masyarakat menengah dan atas.terdapat 3 esensi utama dalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu: pertama, menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang (enabling). Kedua,
memperkuat potensi dan daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering)
melalui langkah-langkah yang nyata, menampung berbagai masukan,
menyediakan sarana dan prasarana yang baik fisik maupun sosial yang dapat
diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah. Ketiga, memberdayakan rakyat
dalam arti melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Dalam proses
pemberdayaan harus dicegah jangan sampai yang lemah berambah lemah atau
makin terpinggirkan (Isbandi, 2005:149). Aspek penting dalam suatu program
pemberdayaan masyarakat adalah: program yang disusun sendiri oleh masyarakat
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
73
dalam menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum
miskin, perempuan, buta huruf dan kelompok terabaikan lainnya, dibangun dari
sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai-nilai budaya setempat, memperhatikan
dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berbagai pihak terkait
terlibat, serta berkelanjutan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dapat melalui kegiatan antara lain
peningkatan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan, pengembangan usaha
ekonomi, pengembangan Lembaga Keuangan Desa, serta kegiatan-kegiatan yang
dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya
dalam peningkatan wawasan masyarakat.
Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat bawah, yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan
kata lain, pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat
miskin. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota
masyarakat tetapi juga sarana dan prasarana. Menanamkan nilai-nilai budaya
moderen seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, kebertanggungjawaban, adalah
bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan
lembaga-lembaga sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan
serta peranan masyarakat di dalamnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif mengenai peranan
pemimpim partisipatif dalam memberdayakan masyarakat pada Posdaya Rukun
Mulyo. Lokasi penelitian terletak di Desa Bulu Kecamatan Polokarto Kabupaten
Sukoharjo Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
wawancara, observasi dan content analisys. Teknik cuplikan dengan
menggunakan teknik sampling purposive atau criterion based selection (Goetz
dan Compte, 1984; Sutopo, 2002:56). Teknik uji keabsahan data dengan metode
triangulasi (Lofland & Lofland, 1984; Moleong, 1991:178). Teknik analisis secara
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
74
induktif dengan menggunakan metode analisis interaktif dari Miles dan Huberman
(1984:23).
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Partisipasi memberi arti di mana terkandung satu potensi utama dalam
usaha membangun semangat kerja, namun tetap mengandung batasan-batasan.
Kepemimpinan partisipatif menuntut pemimpin turut aktif dalam kegiatan.
Pemimpin partisipasif menyadari bahwa tugasnya hanya mengkoordinasikan
pekerjaan dan tugas bawahannya. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
ketua posdaya terhadap anggotanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Mengikutsertakan anggota memecahkan masalah dan mengambil
keputusan. Dalam merencanakan kegiatan Ketua Posdaya Rukun Mulyo selalu
melibatkan anggota untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan, baik
terkait dengan masalah intern maupun ekstern posdaya termasuk juga bagaimana
pelaksanaannya. Tambunan (2005:56) menjelaskan model kepemimpinan
partisipasif menuntut pemimpin turut aktif dalam kegiatan karena pemimpin
(ketua) percaya bahwa meningkatkan motivasi ialah dengan jalan melibatkan
anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan pun ditetapkan
dan bersama-sama pula untuk mencapainya. Oleh karena segala sesuatu dibahas
secara bersama maka setiap kali mengadakan kegiatan anggota Posdaya Rukun
Mulyo merasa dimotivasi sehingga berdampak pada peningkatan partisipasi
anggota didalam bekerja bersama. Anggota Posdaya Rukun Mulyo sebagian besar
terdiri dari para ibu rumah tangga yang memanfaatkan waktu luangnya untuk
membuat produksi rumahan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Memberikan konsultasi. Ketua Posdaya Rukun Mulyo secara terbuka
memberikan konsultasi setiap kali dibutuhkan anggota baik berupa arahan
maupun saran. Sebagai model kepemimpinan partisipasif dan sebagai ketua
posdaya banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh anggota terutama terkait
dengan pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan dan tampaknya anggota
Posdaya Rukun Mulyo merasa puas apabila sebelum melakukan kegiatan
konsultasi terlebih dahulu kepada ketua. Meskipun Tambunan (2005:74)
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
75
menjelaskan kepemimpinan yang partisipasif bukan merupakan satu metode yang
dapat memecahkan segala macam permasalahan di lingkungan organisasi tetapi
pada kelompok Posdaya Mekarsari keputusan yang diambil ketua adalah
keputusan yang tepat.
Komunikasi dua arah. Komunikasi yang terjadi pada Posdaya Rukun
Mulyo, tidak semua berjalan dua arah bahkan lebih mengarah satu arah apalagi
terkait pada kegiatan program kerja. Komunikasi satu arah berlangsung dari atas
ke bawah atau dari ketua kepada anggota. Salah satu keuntungan komunikasi satu
arah adalah dapat berlangsung cepat dan efisien, bersifat top-down dan menguasai
medan (Haryadi, 2012:149-150). Sebagai seorang ketua pada kelompok posdaya
dimana anggota Posdaya Rukun Mulyo didominasi oleh kaum wanita maka
komunikasi satu arah dipandang lebih efektif untuk pemberdayaan masyarakat.
Memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas. Menurut Tambunan
(2005:76), pemimpin yang menganut paham partisipatif memberi perhatian besar
pada anggota dan juga pada pekerjaan. Demikian juga pada Posdaya Rukun
Mulyo, dimana pelaksanaan program kerja dilakukan berdasarkan tupoksi-tugas
pokok dan fungsi dari masing-masing anggota sesuai dengan peranannya.
Memberi tugas dalam arti memberi tanggungjawab untuk bekerjasama, dengan
pertimbangan bahwa anggota dapat digolongkan sebagai orang yang cakap,
kompeten melaksanakan tugasnya. Selanjutnya Tambunan menjelaskan,
pemimpin yang partisipatif tetap seorang yang bertanggungjawab, yang tetap
menjalankan tanggungjawabnya dalam unit yang dipimpinnya, tetapi ia belajar
membagikan tanggungjawab dengan mereka yang melaksanakan pekerjaan itu.
Bagaimanapun tugas dan tanggung jawab seorang anggota, ia tetap membutuhkan
penghargaan dan pujian dari pimpinan
Selalu membina hubungan baik. Ketua Posdaya Rukun Mulya selalu
menjaga hubungan baik dengan anggota dengan jalan memberikan arahan dan
binaan kepada semua anggota. Hubungan baik tidak saja dibina di setiap kegiatan
tetapi juga diluar kegiatan posdaya.
Transparan. Setiap kegiatan pada Posdaya Rukun Mulyo dilakukan secara
transparan karena setiap perencanaan melibatkan semua anggota. Transparansi
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
76
dilakukan agar supaya anggota mendapatkan infomasi secara jelas dan tegas baik
terkait dengan kegiatan posdaya, penggunaan dana dan laporan
pertanggungjwaban.
Memberikan dukungan tinggi. Ketua posdaya sebagai model
kepemimpinan partisipasif berusaha memberikan semangat dan dorongan agar
anggota termotivasi melakukan kegiatan. Sebagai manusia pada umumnya,
anggota posdaya punya pemikiran dan punya harkat yang patut dihormati dan
dijunjung tinggi. Oleh karena itu segala usul, saran, ide, gagasan dan sebagainya
sepanjang hal tersebut mempunyai nilai lebih dan bermanfaat bagi anggota maka
ketua posdaya akan memberikan dukungan tinggi.
Mendengarkan bawahan secara aktif. Seorang pemimpin yang baik akan
selalu mendengarkan pendapat, ide dan gagasan bawahan secara aktif. Demikian
juga terhadap model kepemimpinan Posdaya Rukun Mulyo bahkan sekecil
apapun yang disampaikan anggota kepada ketua akan direspon dengan baik.
Meskipun ketua posdaya bersikap mendengarkan bawahan dalam arti
mendapatkan berbagai macam masukan mengenai pelaksanaan dan bentuk
kegiatan, jumlah dana yang digunakan, tempat, waktu kegiatan dan sebagainya
yang terkait dengan masalah organisasi, semua itu akan direspon baik oleh ketua
bahkan jika memang masukan yang disampaikan bawahan itu dimungkinkan
dapat dilaksanakan maka ketua posdaya tidak menutup kemungkinan untuk
menerima gagasan dari anggota. Tetapi sebaliknya apabila gagasan yang
disampaikan tersebut dipandang tidak relevan dengan kondisi posdaya maka ketua
posdaya akan dengan tegas menolak gagasan tersebut.
Tanggung jawab pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
sebagian besar pada bawahan. Ketua Posdaya Rukun Mulyo dalam aktivitasnya
sehari-hari selalu bersama-sama dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan dengan maksud agar semua anggota memiliki tanggungjawab. Rapat
yang dilakukan oleh Posdaya Rukun Mulyo pada suatu permasalahan tertentu
misalnya terkait anggaran yang diperlukan terkadang menimbulkan debat seru
dikalangan anggota Sebagaimana yang dikatakan Tambunan (2005:77) bahwa
Partisipasi berarti keterlibatan mental dan emosional, lebih daripada hanya
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
77
menuntut kegiatan otot. Meskipun begitu, apabila terjadi perdebatan pendapat,
ketua posdaya memiliki prinsip yang harus ditegakkan sebab jika tidak maka
statusnya sebagai ketua tidak disegani.
Seorang pemimpin yang suportif menurut Davis dalam Tambunan
(2005:75-76), menggunakan pola kepemimpinan partisipasif untuk meningkatkan
pelaksanaan pekerjaan dalam satu kelompok kerja. Partisipasi mengandung
potensi yang luar biasa untuk membangun kesatuan kerja. Salah satu usaha
menciptakan kesatuan kerja pada Posdaya Rukun Mulyo adalah dengan
memberikan pendidikan dan latihan (diklat) kepada anggota. Melalui diklat
diharapkan dapat memberikan motivasi kepada anggota untuk berusaha (bagi
yang belum punya usaha) dan meningkatkan kualitas poruduk yang dihasilkan
bagi yang sudah punya usaha. Melalui pemberdayaan yang dilakukan secara terus
menerus akan membangkitkan motivasi anggota Posdaya Rukun Mulyo untuk
meningkatkan/menambah ekonomi keluarga dengan usaha produksi rumahan dan
dengan bahan utama hasil bumi sendiri. Produksi rumahan yang dihasilkan oleh
Posdaya Rukun Mulyo meliputi pembuatan kripik singkong, kripik pisang, pati
garut, emping garut, tepung garut,pembuatan batako, dan lain-lain dimana semua
usaha yang dilakukan tersebut memberi keuntungan yang menggembirakan. Pada
akhirnya ekonomi rumah tangga tidak sepenuhnya tergantung pada suami yang
mencari nafkah tetapi ibu-ibu juga mempunyai penghasilan sendiri.
Aktivitas Posdaya Rukun Mulyo yang terletak di Desa Bulu Kecamatan
Polokarto memiliki 4 jenis kegiatan yaitu bidang pendidikan dan pelatihan
(diklat), bidang ekonomi/kewirausahaan, bidang lingkungan hidup dan bidang
kesehatan. Bidang pendidikan meliputi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan
pelatihan terkait dengan olahan bahan non beras dan non terigu. Bidang ekonomi
terkait usaha untuk peningkatan atau penambahan penghasilan keluarga dengan
cara membuat usaha produksi rumahan dengan bahan hasil bumi pekarangan
sendiri. Bidang lingkungan hidup dengan melakukan usaha bersih-bersih
lingkungan rumah sekitar, dan bidang kesehatan dengan Posyandu Lansia yang
setiap minggu aktif melakukan kegiatan senam bersama.
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
78
Sebelum posdaya hadir di Desa Bulu banyak ibu-ibu yang kurang terampil
dalam mengolah bahan mentah menjadi makanan siap saji. Tetapi setelah Posdaya
Rukun Mulyo dibentuk dan hadir dengan berbagai jenis program kerja yang
mampu diserap dan ditindaklanjuti terutama terkait dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat maka masyarakat merasakan arti
pentingnya posdaya, arti pentingnya seorang ketua atau pemimpin yang
mempunyai kemampuan untuk pemberdayaan masyarakat. Posdaya yang
kegiatannya dimuai dari unsur yang paling bawah yaitu keluarga ternyata mampu
memberikan motivasi keluarga (ibu) untuk berusaha dan mempunyai penghasilan
sendiri melalui usaha di bidang produksi ekonomi. Motivasi yang diberikan ketua
posdaya tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan karena tiadanya fasilitas
berupa apa saja, sehingga dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dikerjakan
bersama baik berupa dana, sarana dan prasarana.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh ketua Posdaya Rukun
Mulyo dapat meningkatkan partisipasi anggota posdaya untuk terlibat dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan. Keterlibatan anggota dalam bentuk
mengikuti pelatihan, aktif di kegiatan posdaya, menghadiri undangan, dan
sebagainya. Meskipun usaha untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga
sudah dilakukan semaksimal mungkin tetapi hasil produksi yang diperoleh
belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
2. Model kepemimpinan partisipatif sangat cocok dilaksanakan pada
masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan dengan karakteristik seperti
tingkat pengetahuan, pendidikan, dan status sosial ekonomi yang relatif
rendah membutuhkan sosok pemimpinan yang mampu memahami
kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan, mampu memberi petunjuk dan
mampu mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi. Keterlibatan
langsung antara pemimpin dan anggota secara langsung akan semakin
mempermudah terciptanya komunikasi yang harmonis di antara kedua belah
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
79
pihak. Dengan kondisi yang semacam ini maka usaha pemberdayaan
anggota posdaya akan semakin mudah dilakukan.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai model kepemimpinan partisipatif
untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas kepemimpinannya dan seberapa jauh
peranan yang dilakukan dalam mempimpin suatu organisasi. Melalui pendekatan-
pendekatan yang dilakukan, seorang pemimpin dengan menggunakan model
kepemimpinan partisipatif secara teoritis akan mudah diterima oleh para
pengikutnya sehingga usaha untuk memberdayakan anggota untuk mencapai
tujuan organisasi akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Gama, Betty (2010) Pengantar Ilmu Komunikasi. Surakarta: CV.Lintang
Transmedia
Gama, Betty dan Sri Hartati (2011) Program Pengembangan Posdaya Menjadi
Pusat Pelatihan Posdaya Pedesaan Kabupaten Sukoharjo. Program
Pengembangan Posdaya Pola Kemitraan Kerjasama Antara Yayasan
Damandiri Dengan LPPM Univet Bantara Sukoharjo. Laporan
Pelaksanaan Kegiatan PPM
Harsiwi, Th. Agung M (2003) Peranan Agen Perubahan Dalam Insitusi
Pendidikan Tinggi. Diunduh melalui internet
http://kabarkito.blogspot.com//2010 pada tanggal 21 Mei 2011.
Haryadi (2012) Kepemimpinan dengan Hati Nurani. Jakarta: Tugu Publisher.
Hessel Nogi S. Tangkilisan (2007) Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.
Isbandi (2005) Komunikasi dan Partisipasi Warga Perantau dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 3 No.2, Mei-
Agustus 2005. Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UPN ―Veteran‖
Yogyakarta.
Jian (2010) Keberhasilan Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) studi
kasus Partisipasi Masyarakat dan Kelembagaan Posdaya di Dusun
Pundung dan Dusun Singosaren. Skripsi. Fisip UGM
Kartika, Indah (2010) Peranan Pengembangan Masyarakat (Community
Development) PTPN II Kwala Madu dalam Meningkatkan Kemandirian
Petani. Skripsi. Fisip Universitas Sumatera Utara
Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP UMSU 2016
80
Kartono, Kartini (2005) Pemimpin dan Kepemimpinan. Apakah Kepemimpinan
Abnormal Itu? Jakarta: PT Raja Grfindo Persada.
Koentjaraningrat (1992) Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Manullang, Anne Griselda (2009) Agen Perubahan dan Perilaku kepedulian
khalayak. Diunduh melalui internet http://
repository.usu.ac.id/handle/123456789/14823 pada tanggal 21 Mei 2011
Miles, M. B. & Huberman, A. M (1984) Qualitative Data Analysis: A Sourcebook
Of New Method. Beverly Hills, CA: Sage Publications, Inc.
Moleong, Lexy J., 1991: Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Muis, Ichwan Muis (2010) Diunduh melalui interner
http://ichwanmuis.com/?p=197 pada tanggal 21 Mei 2011
Ninik Sri Rejeki dan E. Yuningtyas Setyawati. Peranan Kepemimpinan Lokal
dalam Membentuk Community Development Group Dynamics. Jurnal
ISIP Vol 12/Maret/2000. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Sumardiyono, Eko (2007) Evaluasi Pelaksanaan Community Development Dalam
Perolehan Proper Hijau (Studi Kasus di PT. Pupuk Kaltim Bontang).
Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang
Sutopo, H. B (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori Dan
Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Stevensom, Dennis (2008) What is a”Change Agent?”. Diunduh melalui internet
http://translate.google.co.id/translate? Pada tanggal 19 Mei 2011.
Suyono, Haryono dan Rohadi Haryanto (2009) Buku Pedoman Pembentukan dan
Pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga Posdaya. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tambunan, Emil H. (2005). Kunci Menuju Sukses dalam Manajemen dan
Kepemimpinan. Bandung: Indonesia Publishing House.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. (2007). Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.
Valera, Jaime Systems B., Vicente A. Martinez dan Ramiro F. Plopino (ed),
(1987). Extension Delivery Systems: An Introduction, Island Publishing
House, Inc. Manila. M. Y hip and Programme Implementation in
Indonesia. Fres University Press, Amsterdam.
Wijaya, Mahendra. (2009). Kemiskinan, Penguatan Kelompok Usaha dan
Promosi Kesehatan dalam Jurnal Dialog Kebijakan Publik, Edisi
7/Oktober/Tahun III/2009).