proses pertumbuhan delta baru sungai cimanuk …

13
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 5, No. 3, Desember 2007 109 PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK HINGGA TAHUN 2002, DI PANTAI TIMUR KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT Oleh : Prijantono Astjario dan I Nyoman Astawa Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174 SARI Kawasan garis pantai timur kabupaten Indramayu ditutupi oleh endapan aluvium yang cukup luas. Proses sedimentasi pada garis pantai saat ini masih berlangsung, disebabkan oleh sungai Cimanuk yang bermuara di daerah ini. Sungai tersebut membawa material sedimen dalam jumlah besar. Sedimen ini tersebar di L. Jawa dan diendapkan kembali di garis pantai, yang mengakibatkan pantai timur Indramayu mengalami akrasi dan membentuk delta. Tahun 1947 aliran sungai Cimanuk mengalami perubahan, salah satu bagian aliran sungai mengalir ke arah utara-timur, jalan terdekat menuju garis pantai membentuk delta baru dengan tipe telapak kaki burung (birdfoot-type delta). Kandungan lumpur sungai Cimanuk dapat mencapai rata- rata 53,6 juta ton/tahun, akibatnya kawasan muara sungai Cimanuk mengalami pendangkalan (akresi) yang sangat cepat dan luas. Proses pendangkalan ini dapat dipantau dari perubahan garis pantai sejak tahun 1947 hingga 2002 melalui penginderaan jauh citra satelit. Kata kunci : sedimentasi, garis pantai, akresi, delta dan lumpur. ABSTRACT The east coast of the Indramayu District is covered by a widely spread alluvial deposit. The sedimentation process is still continuing caused by the drainage of the Cimanuk River flowing to the east coast. This river carries away a huge number of the sediment materials. This material, being widely distributed in Jawa sea water and are redeposited on the coastal zone, causing the east coast of Indramayu accreting and forming delta. In 1947 the drainage of the Cimanuk River has changed, one of the tributary is running away to the north-east direction, which is the shortest way to the coastline, and forming a new birdfoot type delta. The mud material of the Cimanuk River can reach approximately 53.6 million ton/year, consequently, the mouth of the Cimanuk River has rapidly and widely shallowed. The accretion processes can be monitored by the changed of the coastline from 1947 to 2002 by using satellite imagery. Key words : sedimentation, coastline, acresion, delta and mud. PENDAHULUAN Pada kawasan pantai utara Jawa Barat, dari Kabupaten Tanggerang di bagian barat hingga Kabupaten Cirebon di bagian timur, terbentuk lima buah delta pada muara-muara Sungai Cisadane, Citarum, Cipunegara, Cimanuk dan Losari. Hal ini akibat proses sedimentasi yang sangat besar dan dapat merubah bentuk garis pantai utara Jawa Barat menjadi kawasan pantai akresi. Perubahan muka laut, neotektonik dan jalur gunung api aktif turut berperanserta dalam memasok material sedimen yang di endapkan di kawasan muara-muara sungai tersebut. Kawasan pesisir pantai utara Jawa Barat sangat landai dengan ketinggian kurang dari 15 meter di atas muka laut rata-rata. Sederetan

Upload: others

Post on 27-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

109

PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK HINGGA TAHUN 2002, DI PANTAI TIMUR KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

Oleh :

Prijantono Astjario dan I Nyoman Astawa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174

SARI

Kawasan garis pantai timur kabupaten Indramayu ditutupi oleh endapan aluvium yang cukupluas. Proses sedimentasi pada garis pantai saat ini masih berlangsung, disebabkan oleh sungaiCimanuk yang bermuara di daerah ini. Sungai tersebut membawa material sedimen dalam jumlahbesar. Sedimen ini tersebar di L. Jawa dan diendapkan kembali di garis pantai, yang mengakibatkanpantai timur Indramayu mengalami akrasi dan membentuk delta.

Tahun 1947 aliran sungai Cimanuk mengalami perubahan, salah satu bagian aliran sungaimengalir ke arah utara-timur, jalan terdekat menuju garis pantai membentuk delta baru dengan tipetelapak kaki burung (birdfoot-type delta). Kandungan lumpur sungai Cimanuk dapat mencapai rata-rata 53,6 juta ton/tahun, akibatnya kawasan muara sungai Cimanuk mengalami pendangkalan(akresi) yang sangat cepat dan luas. Proses pendangkalan ini dapat dipantau dari perubahan garispantai sejak tahun 1947 hingga 2002 melalui penginderaan jauh citra satelit.

Kata kunci : sedimentasi, garis pantai, akresi, delta dan lumpur.

ABSTRACT

The east coast of the Indramayu District is covered by a widely spread alluvial deposit. Thesedimentation process is still continuing caused by the drainage of the Cimanuk River flowing to the eastcoast. This river carries away a huge number of the sediment materials. This material, being widelydistributed in Jawa sea water and are redeposited on the coastal zone, causing the east coast ofIndramayu accreting and forming delta.

In 1947 the drainage of the Cimanuk River has changed, one of the tributary is running away to thenorth-east direction, which is the shortest way to the coastline, and forming a new birdfoot type delta. Themud material of the Cimanuk River can reach approximately 53.6 million ton/year, consequently, themouth of the Cimanuk River has rapidly and widely shallowed. The accretion processes can be monitoredby the changed of the coastline from 1947 to 2002 by using satellite imagery.

Key words : sedimentation, coastline, acresion, delta and mud.

PENDAHULUANPada kawasan pantai utara Jawa Barat, dari

Kabupaten Tanggerang di bagian barat hinggaKabupaten Cirebon di bagian timur, terbentuklima buah delta pada muara-muara SungaiCisadane, Citarum, Cipunegara, Cimanuk danLosari. Hal ini akibat proses sedimentasi yangsangat besar dan dapat merubah bentuk garis

pantai utara Jawa Barat menjadi kawasan pantaiakresi. Perubahan muka laut, neotektonik danjalur gunung api aktif turut berperanserta dalammemasok material sedimen yang di endapkan dikawasan muara-muara sungai tersebut.

Kawasan pesisir pantai utara Jawa Baratsangat landai dengan ketinggian kurang dari 15meter di atas muka laut rata-rata. Sederetan

Page 2: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

110

gunungapi di bagian selatannya, dari gunungapiSalak hingga Ciremai dengan ketinggianmorfologi yang mencolok memberikan energiyang sangat besar bagi sungai-sungai yangmengalir dan bermuara di kawasan pesisir pantaiutara Jawa barat.

Tujuan mempelajari kawasan muara S.Cimanuk muda ini adalah untuk mengetahuisecara rinci tentang proses-proses yang terjadipada pembentukan dan pengendapan suatudelta. Endapan sedimen delta mempunyai artipenting untuk dipelajari dan difahami karenadiharapkan pada endapan sedimen delta dapatmemberikan indikasi kandungan bernilaiekonomis yang jika diketahui keterdapatannyahal tersebut akan sangat bermanfaat bagimasyarakat.

Daerah penelitian di pusatkan pada delta S.Cimanuk muda, Kabupaten Indramayu,berdasarkan atas kecepatan sedimentasi sertajenis delta telapak kaki burung (birdfoot-type

delta), seperti pada beberapa delta lainnya dikawasan pantai utara Jawa Barat (Gambar 1).Kabupaten Indramayu diapit oleh kabupatenSubang dibagian barat, Kabupaten Cirebondibagian timur dan Kabupaten Sumedang danKabupaten Majalengka di bagian selatan, danterletak pada kisaran 108o 20’ – 108o 24’ LintangSelatan dan 6o 20’ – 6o 14’ Bujur Timur.

Untuk mengetahui sejarah terbentuknyadelta S. Cimanuk yang berumur sangat muda inimaka diperlukan informasi dari PemerintahDaerah Kabupaten Indramayu maupunmasyarakat setempat guna melengkapi datapenelitian di delta baru S. Cimanuk. Petatopografi yang di buat oleh Belanda pada tahun1942 dari American Map Service (AMS),menggambarkan garis pantai timur Indramayupada saat itu dimana delta baru S. Cimanukbelum terbentuk, peta ini dijadikan peta dasaruntuk menggambarkan pertumbuhan delta baruS. Cimanuk pada tahap berikutnya. Garis-garis

Gambar 1. Peta Propinsi Jawa Barat dan lokasi penelitian di delta baru S. Cimanuk, KabupatenIndramayu.

Page 3: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

111

pantai yang terbentuk pada delta baru S.Cimanuk di masa lalu akan dijadikan petunjukuntuk menelusuri perkembangan delta hinggakini. Selain pengamatan di lapangan kawasandelta baru S. Cimanuk kegiatan ini jugaditunjang oleh studi literatur dari para penelititerdahulu.

Penelitian delta baru S. Cimanuk pernahdilakukan oleh Hehanussa drr (1976) danHehanussa (1980). Kali ini Pusat Penelitian danPengembangan Geologi Kelautan melakukan

penelitian di kawasan delta baru S. Cimanukguna mengetahui lebih jauh keberadaansumberdaya alam yang tersedia untuk dapatdimanfaatkan sepenuhnya bagi masyarakatKabupaten Indramayu.

Tinjauan Geologi UmumWilayah pesisir Kabupaten Indramayu

merupakan daerah pedataran yang cukup luasyang ditempati oleh endapan aluvium. S.Cimanuk adalah satu-satunya sungai yang

Gambar 2. Peta Geologi di wilayah Indramayu dan sekitarnya (penyerderhanaan dariRatman dan Gafoer, 1998)

Page 4: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

112

mengalir di kawasan ini, akan tetapi di DesaSindang, selatan Indramayu, S. Cimanukbercabang membentuk sungai-sungai yangbermuara di wilayah pesisir barat, yaitu S. Anyardan S. Rambatan, sedangkan S. Cimanuk sendiribermuara ke pesisir timur Indramayu. Sungai-sungai tersebut memiliki debit dan materialsedimen yang sangat besar di waktu musimhujan, material sedimen yang disebarkan diLaut Jawa mengakibatkan pendangkalan dikawasan garis pantai timur dan barat Indramayu.

Batuan pembentuk dataran rendahKabupaten Indramayu adalah berumur Kuarter.Satuan batuan terbawah di daerah ini adalahEndapan Konglomerat dan Batupasir Tufaan.Satuan ini ditutupi oleh beragam EndapanAluvium yang berumur Holosen, endapan-endapan tersebut dapat dibagi menjadi EndapanBanjir, Endapan Pantai, Endapan PematangPantai, Endapan Sungai dan Endapan Delta(Rimbaman drr. 2002).

Endapan Konglomerat dan Batupasir Tufaan(Qps), terdiri dari material andesit dan batuapung berukuran 5 cm dengan perlapisan yangkuarang jelas. Ke arah selatan KabupatenIndramayu, endapan ini ditemukan sebagaikonglomerat breksian dengan pecahan batuapung. Beberapa komponen mencapai ukuran15–25 cm dengan masa dasar batupasir tufaan,banyak dijumpai lapisan silang-siur berukurankurang lebih 1,5 meter dan batupasir tafaansebagai sisipan dalam konglomerat. Satuan inimerupakan endapan sungai jenis kipas aluviumsetebal 125 meter dan berumur Plistosen.

Endapan Sungai dan Pantai (Qa) dapatdibagi menjadi :• Endapan Banjir, terdiri dari lempung

pasiran, lempung humusan yang berwarnacoklat kehitaman. Semakin ke selatandaerah penelitian berubah warnakemerahan dan tufaan, menutupi satuan dibawahnya secara tidak selaras.

• Endapan Pantai, terdiri dari lanau, lempungdan pasir, mengandung pecahan moluska.Satuan ini berbatasan dengan tanggul-tanggul pantai, sebarannya di pantai bagiantengah dan bagian timur. Daerah endapanpantai biasa dimanfaatkan oleh masyarakatsebagai pesawahan dan tambak.

• Endapan Pematang Pantai, terdiri dari pasirkasar sampai halus dan lempung yangbanyak mengandung moluska. Sebaran

pematang-pematang sangat terbatas disekitar pesisir membentuk garis-garis yangsejajar tapi terkadang juga bentukmemancar dari satu titik. Tinggi rata-ratapematang tersebut kurang lebih 5 meter.

• Endapan Sungai, terdiri dari pasir, lanau danlempung, berwarna kecoklatan,terendapkan disepanjang alur sungaiCimanuk sebagai mid stream bar.

• Endapan Delta, terdiri dari lanau danlempung, berwarna coklat kehitamanmengandung sedikit moluska, ostrakoda,foraminifera plangton dan bentos. Daerahsatuan ini merupakan tempat usahapertambakan bandeng, udang dan hutanbakau.Dari peta geologi (Gambar 2)

menggambarkan endapan sedimen Kuarter yangberagam serta batuan sedimen berumur Tersieryang telah mengalami struktur sesar berarahbarat-timur. Endapan sungai dan pantai sebagailapisan penutup yang cukup luas di kawasanpantai utara Jawa Barat yang berbatasan denganLaut Jawa.

METODE PENELITIANAda beberapa metode pendekatan dalam

penelitian delta muda S. Cimanuk ini, dengantujuan untuk mendapatkan informasi tentangbentuk dan tatanan stratigrafi batuan sedimenpenyusun delta Cimanuk, adapun metode-metode tersebut antara lain :

Interpretasi citra Landsat 7 ETM+digunakan untuk mengetahui keadaan fisikkawasan pesisir dan laut Kabupaten Indramayu.Dengan didukung oleh interpretasi garis pantaicitra satelit landsat 7 ETM+ (1997), photo udaradan hasil penelitian karakteristik pantai untukground check di lapangan dapat menunjangkelengkapan data yang dibutuhkan. Kegiatan inilebih mengutamakan penggunaan perangkatlunak dan visual pada kegiatan interpretasiuntuk pemetaan perkembangan kawasan pesisiryang meliputi bagian daratan yang terpengaruholeh proses laut.

Untuk mengetahui proses akrasi delta S.Cimanuk dari sejak sebelum pembentukannyamaka perlu didukung oleh kedudukan garispantai dari peta terdahulu yang pernah dibuatdan dipublikasikan oleh Belanda, yaitu petadasar tahun 1942 yang di ambil dari petatopografi American Map Survice (AMS).

Page 5: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

113

Inventarisasi photo udara yang pernah dibuatpada tahun 1963, 1965, 1974 dan 1975 serta citraLandsat 7 ETM+ hasil rekaman tahun 2002.Dengan menggunakan proses menghilangkanseluruh data yang ada di darat dan data perairanmaka dengan hanya dua warna hitam dan birugaris pantai di kawasan pantai timur KabupatenIndramayu terlihat dengan tegas dan dilakukanpendigitan, kita lakukan dengan proses yangsama dengan data photo udara pada tahun-tahunrekaman yang terdahulu (milikBAKOSURTANAL) maka kita dapatmembandingkan perubahan garis pantai secaratepat. Dengan perubahan-perubahan garis pantaitersebut dapat ditafsirkan kawasan delta baru S.Cimanuk yang mengalami akrasi. Data digitisasigaris pantai dari beberapa photo udara dan citraakan dibuat model tumpangtindih yang dapatmenjelaskan tentang pergerakan akrasi deltamuda S. Cimanuk.

Penelitian karakteristik pantai dilakukanuntuk mendapatkan informasi lapangan tentangbeberapa parameter, antara lain oseanografiyang membahas tentang interpretasipengendapan sedimen, pemerian litologipembentuk pantai secara megaskopis, analisismorfologi secara rinci, bentuk dan bangunanpantai, serta genesis kawasan pesisir (Dolandrr., 1972). Data visual penelitian karakteristikpantai dilengkapi dengan pemanfaatan lahankawasan pesisir dan identifikasi jenis tumbuhanbakau yang tumbuh cukup lebat di kawasanmuara sungai serta di sepanjang alur-alur sungaiyang dijadikan kawasan hutan lindung olehDinas Kehutanan, Kabupaten Indramayu.

Guna melengkapi data geologi di muaradelta S. Cimanuk maka dilakukan pula pemboranteknik dangkal yang dilakukan di tepi cabang S.Cimanuk dan S. Pancer Song sedalam 30 meter.Diharapkan dari data percontoh bor dangkaldelta S. Cimanuk dapat memberikan urut-urutanbatuan sedimen pembentuk delta S. Cimanuksecara rinci. Penelitian geolistrik juga di lakukandengan memotong S. Cimanuk, gunamengetahui sedimen pembentuk delta denganmerekam nilai-nilai resistivitas pada setiaplapisan sedimen. Diharapkan dari rekamangeolistrik dapat memberi gambaran jenissedimen pembentuk delta, struktur sertaketebalannya.

Dari data yang didapat maka dibuat modelblok diagram yang dapat menggambarkan secara

tiga dimensi tentang proses-proses yang pernahterjadi di kawasan delta S. Cimanuk. Lebih jauhdiharapkan dari metode-metode yang digunakandalam kegiatan ini dapat memberikan informasitentang sejarah terbentuknya delta S. Cimanukdengan baik.

HASIL PENELITIANSungai Cimanuk merupakan gabungan dari

anak-anak sungai yang lebih kecil, yaitu SungaiCilutung, Cipelas dan Cikeruh. Jika ditelusurilebih lanjut, hulu S. Cimanuk berada disekitarKabupaten Garut bernama S. Cukeruh, hulu S.Cipelas berada di Kabupaten Sumedang,tepatnya di kaki Gunungapi Tampomas;sedangkan hulu S. Cilutung berada di KabupatenKuningan, berasal dari kaki gunungapi Ciremai(peta rupabumi, skala 1 : 50.000). Ketiga anak S.Cimanuk mengalir pada daerah-daerah endapanvolkanik muda berumur Kuarter (Ratman danGafoer, 1998).

Aliran S. Cimanuk mengalami perubahanyang berarti di Indramayu, hal ini terjadi padatahun 1947, ketika tanggul yang berada di desaPabean Udik, Kabupaten Indramayu hancurditerjang bajir. Saat itu aliran S. Cimanukmengalami perubahan, sebagian aliran sungaimengalir ke arah timurlaut, mencari jalanterdekat menuju garis pantai, membentuk deltabaru dengan tipe delta telapak kaki burung(birdfoot-type delta) yang dapat kita saksikanhingga saat ini (Gambar 3). Setidaknya ada tigabuah mulut muara sungai dari tipe delta ini yangmasing-masing memiliki aktivitas sedimentasi(Hehanussa drr., 1976).

S. Cimanuk sendiri memiliki debit mencapai1200 m3/ detik di kala musim hujan, yaitu padabulan Oktober hingga Maret, sedangkan padamusim kering debit Sungai ini hanya mencapai 5m3/detik, jadi kecepatan proses sedimentasiserta perubahan bentuk dari mulut muara akansangat meningkat disaat musim hujan (Teddydrr.,1999). Dengan debit sungai yangsedemikian besar, dikala musim hujan,mengakibatkan alur sungai yang ada tidakmampu menampung jumlah air sungai, air akanmeluap keluar menggenangi lingkungan sekitar.Dalam situasi tersebut kecepatan aliran airluapan (banjir) S. Cimanuk akan mengalamipenurunan karena terhambat oleh berbagaipematang-pematang, arus dan gelombang laut.

Page 6: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

114

Gambar 3. Citra Satelit Landsat 7 ETM+, kawasan muara S. Cimanuk hasil rekaman tahun 2002(sumber data dari Geoteknologi, LIPI).

Gambar 4. Model blok diagram delta baru S. Cimanuk yang menggambarkan tafsiran sedimenberbutir halus (lumpur) yang mendominasi kawasan delta.

Page 7: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

115

Maka akan terjadi proses pelumpuran ataupengendapan material sedimen di kawasanmuara sungai, hal tersebut menyebabkanbertambah luasnya daratan di mulut-mulutmuara. Arus sungai yang deras mengalir ke arahlaut bertemu dengan aktivitas gelombang, haltersebut adalah salah satu penyebab yang dapatmerubah arah muara serta bentukperkembangan delta.

Kadar lumpur air S. Cimanuk tergolongtinggi yaitu rata-rata 2.850 mg/liter, sementarakadar maksimum adalah 8.840 mg/liter, karenamemiliki kadar lumpur yang cukup tinggi makapertumbuhan daratan baru (akrasi) di kawasanmuara S. Cimanuk berlangsung dengankecepatan kurang lebih 200 meter/tahun(Hehanussa drr., 1980).

Dua faktor penting yang mempengaruhidinamika alur S. Cimanuk yaitu perubahan yangdrastis debit sungai dan kandungan lumpur yangcukup tinggi. S. Cilutung sebagai salah satu anakS. Cimanuk juga mempunyai arti penting, sungaiini juga memiliki kadar lumpur lebih dari 2.850mg/liter. Dari kandungan lumpur yang demikiantinggi tersebut ditambah dengan kandunganlumpur S. Cimanuk dapat mencapai 27 juta ton/tahun (Hehanussa drr., 1980). Akibatnyakawasan muara S. Cimanuk akan mengalamiproses pendangkalan (akrasi) yang sangat luasdan cepat.

Material sedimen terangkut aliran S.Cimanuk memiliki beragam ukuran butir,gosong pasir terkadang terbentuk pada tengah-tengah alur sungai (mid stream bar) yang terdiridari pasir ukuran sedang. Pembentukan gosongpasir tersebut dapat menghambat danmenyumbat aliran alur-alur sungaimengakibatkan proses pengendapan tidakseimbang antara satu alur dengan alur-alurlainnya. Hal ini dapat menjadi salah satu faktorterjadinya perubahan bentuk muara delta. Tidakmenutup kemungkinan bahwa salah satu alursungai mengalami akrasi lebih cepat dibandingdengan alur lainnya. Akan tetapi pada dasarnyaseluruh alur-alur sungai di delta S. Cimanukbaru tetap mengalami akrasi.

Proses sedimentasi dan erosi tampak seringterjadi di alur-alur sungai delta S. Cimanuk, haltersebut dapat di amati dari adanya perubahanlebar alur sungai, suatu saat mengalamipenyempitan akan tetapi di sisi lain alur tersebutmengalami pelebaran. Proses sedimentasi dan

erosi merupakan dua proses yang terjadi silihberganti dalam jarak yang relatif dekat untukmencapai keseimbangan dan merupakan bagiandari dinamika alur sungai pada tipe delta telapakkaki burung S. Cimanuk.

Dominasi energi untuk kawasan muara S.Cimanuk berasal dari sungai, hal ini yangmenyebabkan delta S. Cimanuk berbentuktelapak kaki burung (birdfoot-type delta).Dengan kecepatan aliran sekitar 20 – 160 cm/detik dengan kandungan material lumpur yangtinggi, dapat membentuk tanah-tanah timbulyang sempit dan menjorok jauh kerah laut,berdasarkan pengukuran dari peta dasar saat initelah mencapai 12 kilometer dari garis pantailama tahun 1942.

Karakteristik pantai di muka muara S.Cimanuk banyak ditempati oleh lumpurberwarna hitam yang sangat luas, khususnyapada musim hujan selain kecepatan arus sungaiyang sangat kuat juga muatan sedimen yanglebih melimpah. Energi sungai yang sangattinggi melampaui energi gelombangmengakibatkan aliran anak-anak sungai deltaCimanuk mengalami akrasi yang sangat cepatdengan membuat kawasan genangan yangmenjorok ke arah laut.

Kawasan genangan dengan salinitas yangtinggi merupakan ekosistem yang tepat untuktumbuhan bakau (mangrove). Dari hasilpengamatan di kawasan pesisir delta, tumbuhanbakau yang memiliki akar bercabangdipermukaan tanah merupakan perangkap bagimaterial sedimen untuk tidak terbawa olehgelombang, hal tersebut mengakibatkan prosespendangkalan kawasan muara akan cepat terjadi.

Kawasan muara S. Cimanuk terdiri darimaterial lempung berwarna kelabu kehitaman.Lapisan pasir berukuran sedang hingga halusdengan pemilahan baik sering ditemukansebagai lensa-lensa tipis di antara materialsedimen yang berukuran halus, seperti lanaudan lempung (Gambar 4).

Kegiatan pemboran dilakukan di delta mudaS. Cimanuk, tepatnya di desa Brondong,Kabupaten Indramayu, sedalam 30 m, gunamengetahui urutan material sedimen penyusundelta. Titik Bor ditempatkan dekat dengancabang S. Cimanuk dengan S. Pancer Songuntuk mendapatkan data ketebalan lapisanmaterial kasar dan halus.

Page 8: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

116

Dari urutan sedimen hasil pemercontohpemboran, menunjukkan adanya lapisanlempung yang tebal dan lapisan yang berbutirlebih kasar (Gambar 5). Dengan ketebalanlapisan lempung pada percontoh bor, dapatmembuktikan bahwa kandungan lumpur S.Cimanuk sangat melimpah, khususnya padamusim hujan. Dari pemerian data bor, sulituntuk dilihat adanya siklus musim (climaticcycles) karena tidak tampaknya batas-batasperlapisan dan siklus yang tegas padapemercontoh bor karena dominasi endapanlumpur yang lunak, pejal dan ada sedikit pasirberbutir sedang hingga halus.

Linkungan pengendapan kawasan ini padazona pasang surut (intertidal zone), pada urutansedimen delta ditemukan cangkang-cangkangMoluska baik pada lapisan berbutir kasarmaupun yang berbutir halus. Rombakan batuanberukuran 2 – 3 cm, umumnya material terumbukarang. Walaupun Moluska dapat hidup di daratakan tetapi keberadaan cangkang-cangkangMoluska serta rombakan terumbu karangberukuran krakal pada endapan berbutir halusditafsirkan sebagai akibat dari aktivitasgelombang laut.

Pemboran air telah dilakukan masyarakathingga kedalaman lebih dari 150 meter untukmencapai lensa-lensa pasir di daerah delta ini,untuk mendapatkan air tawar, tetapi tidakberhasil karena air tanah masih mengandungkadar garam yang cukup tinggi sertamengeluarkan gelembung-gelembung gas.

PEMBAHASANCiri utama dari endapan delta ialah sifat

“prograding” dari endapan sedimen ke arahlaut. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatanpemboran dangkal dilakukan guna mengetahuiurutan sedimen delta tersebut. Urutan sedimendari hasil pemboran tampak jelas materiallempung dan lanau sangat dominan, darisedimen berbutir halus tersebut terkadangdijumpai sisipan pasir berbutir sedang dan halus.Lapisan rombakan terumbu karang beragamukuran, dari 1 hingga 4 cm di jumpai dan jugacangkang binatang laut. Dari urutan tersebutmenunjukkan ciri dari urutan endapan sedimendelta, kemungkinan urutan tersebut mempunyaikaitan erat dengan perubahan klimatik walaupunsulit untuk melihat garis yang tegas dari siklusklimatik (climatic cycles). Dominasi endapan

lumpur dengan ketebalan dan sebarannya yangcepat menjorok ke arah laut dari alur sungaiutama maupun anak-anak sungainya merupakanindikasi type delta birdfoot yang di dominasioleh aktivitas sungai. Pergerakan dari delta ini dipantau melalui citra satelit.

Penelitian geolistrik dilakukan gunamengetahui perlapisan bawah permukaandengan menggunakan perbedaan kontrastahanan jenis batuan sedimen (Gambar 6).Penampang geolistrik dilakukan memotong S.Cimanuk di sebelah utara S. Pancer Payangberarah barat – timur dengan panjang bentangan945 meter dan jarak antar elektroda sebesar 35meter agar mendapat rekaman maksimal yaitusedalam 150 meter. Penampang gelistrik jugadilakukan melalui titik bor di Desa Brondongdengan panjang bentangan 1850 meter berarahtimurlaut-baratdaya untuk dapatmengkorelasikan data bor dengan rekamangeolistrik.

Dari kedua penampang rekaman geolistrik(Gambar 6) memberikan gambaran adanyaperlapisan yang cukup baik, walaupun demikiannilai tahanan jenis maksimal yang didapat adalah3.22 dan 8.25 Ohm.m (dibawah 10 Ohm.m)dengan iterasi 5 RMS kesalahan = 5.0 %, nilaitersebut hanya menunjukkan adanya perlapisandengan material halus, lumpur atau lempung.Perlapisan yang terekam menunjukkanperbedaan kandungan elektrolit dalam batuanyang berbeda, semakin dalam lapisan kandunganelektrolitnya semakin berkurang, ditafsirkansebagai akibat proses kompaksi.

Korelasi secara rinci antara penampanggeolistrik dan data bor tidak dapat dilakukankarena perlapisan berbutir kasar seperti lapisanpasir yang tipis tidak dapat terekam dengan baikterkecuali material halus yang dominan.Walaupun demikian setidaknya kita dapatmengetahui bahwa S. Cimanuk memilikikandungan material sedimen berbutir halusyang sangat melimpah.

Berdasarkan debit sungai rata-rata S.Cimanuk sebesar 600 m3/detik serta kandunganlumpur sebesar 2850 mg/liter, maka setelahdihitung dengan asumsi seluruh material lumpurterendapkan membentuk delta S. Cimanuk,maka dihasilkan sekitar 1,7 ton material lumpurdalam satu detik dan akan dihasilkan minimalmaterial lumpur sebanyak 53,6 juta ton/tahun.Terhitung dari pembentukan delta S. Cimanuk

Page 9: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

117

baru pada tahun 1947, dengan jumlahkandungan lumpur rata-rata per tahun yangdihasilkan S. Cimanuk tersebut, memungkinkankecepatan proses progradasi rata-rata delta baruS. Cimanuk mencapai 200 meter/tahun, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Hehanussa (1980).

Hasil perhitungan kandungan lumpur dariHehanussa (1980) sebesar 27 juta ton/tahununtuk delta S. Cimanuk kurang memadaimengingat dataran delta yang sangat luas sertadebit air S. Cimanuk di kala musim hujan dapatmencapai 1200 m3/detik. Nilai kandunganlumpur minimal sebesar 53,6 juta di dapat daridebit rata-rata, jika debit maksimal yangdijadikan dasar perhitungan maka kandunganlumpur yang akan dihasilkan dalam satu tahun

dapat mencapai sedikitnya dua kali lipat dari nilairata-rata tersebut.

Perkembangan delta S. Cimanuk sangatpesat ketika tahun 1947 hingga 1965, tampakkecepatan penambahan daratan (progradasi)sangat luas dan cepat, tetapi ditahun-tahun 1974perubahan hanya terjadi di mulut-mulut muaraS. Cimanuk, S. Pancer Payang dan S. PancerSong. Garis biru tua merupakan garis pantailama, sebelum delta baru S. Cimanuk terbentuk,data tersebut diambil dari peta topografi Belanda(1942). Garis pantai yang didapat dari photoudara tahun 1963, tampak delta S. Cimanuksudah terbentuk cukup luas dan jauh dari garispantai lama. Delta S. Cimanuk yang terbentuktahun 1947, dalam kurun waktu 16 tahunpembentukan delta cukup pesat.

Gambar 5. Data pemboran sedalam 30 meter pada delta baru S. Cimanuk, di dekat desaBrondong, Kabupaten Indramayu. (lihat Gambar 6, untuk lokasi pemboran).

Page 10: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

118

Gambar 6. Penampang geolistrik Tahanan jenis 2D, penampang (a) memotong S. Cimanuk berarahbarat-timur, penampang (b) melalui titik bor di Desa Brondong dengan arah timurlaut-baratdaya dan peta lokasi penampang geolistrik serta titik bor.

Page 11: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

119

Gambar 7. Pertumbuhan delta muda S.Cimanuk tergambar dari perubahan garis pantai.

Page 12: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

120

Pengukuran kecepatan proses pembentukandelta S. Cimanuk yang dilakukan olehHehanussa (1976), pengukuran dilihat dariperbedaan waktu pembentukan garis pantai danjarak terjauh delta ke arah utara, menghasilkannilai 200 meter/tahun. Akan tetapi jika dilihatperkembangan garis pantai pada tahun-tahunberikutnya mengalami penurunan, hal tersebutmungkin disebabkan oleh adanya perubahancuaca (climatic change) mengakibatkan musimkemarau panjang maka debit air S. Cimanukmenurun dan pasokan material sedimenberkurang (Gambar. 7).

Perluasan dataran delta kembaliberkembang, hal tersebut dapat tercermin padagaris pantai yang diambil dari citra Satelitlandsat 7 ETM+ hasil rekaman tahun 2002. S.Cimanuk di bagian ujung utara tampak lebihmaju, demikian pula dengan S. Pancer Payangdan S. Pancer Song. Perkembangan ujung S.Cimanuk menunjukan energi sungai yangdominan, menghasilkan daratan yang menjorokkearah laut dengan sayap kiri dan kanan yangtidak terlalu lebar.

Berbeda dengan kedua anak-anak S.Cimanuk, S. Pancer Payang dan S. Pancer Song,selain energi sungai yang cukup kuat tetapipergerakan arus sejajar pantai pun dari arahselatan (Balongan) ke utara cukup signifikanmengakibatkan terendapkannya materialsedimen bawaan sungai-sungai tersebut padabagian teluk. S. Pancer Payang dan S. PancerSong memiliki sayap kiri dan kanan yang sangatlebar dan luas. Dengan bertambahnya lahan-lahan timbul di kawasan muara baru S. Cimanukberarti semakin luas pula kawasan tambak diKabupaten Indramayu.

SIMPULANDelta S. Cimanuk terbentuk pada tahun

1947 saat banjir besar menghancurkan tangguldi desa Pabean Udik, Kabupaten Indramayu.Luapan air S. Cimanuk mengalir ke arah utara-timur membentuk delta baru.

Energi S. Cimanuk yang sangat kuat,khususnya pada musim hujan mencapai debit1200 m3/detik, serta kandungan sedimenlumpur yang tinggi, mencapai 2.850 mg/litermembangun delta dengan tipe talapak kakiburung (birdfoot-type delta), mencirikandominasi energi sungai dibandingkan denganenergi gelombang laut.

Endapan sedimen lempung yang sangattebal pada pemercontoh pemboran sertapenampang rekaman geolistrik mendukungbahwa S. Cimanuk menghasilkan lumpurminimal 53,6 juta ton/ tahun. Sisipan pasirberukuran sedang dan halus berwarna hitamberada di antara endapan lumpur ditemukan daridata bor di Desa Brondong hal tersebutmenunjukkan ciri dari urutan endapan sedimendelta.

Tumbuhan bakau yang dapat dijumpai dikawasan rawa-rawa di muara delta Cimanukturut berperanserta dalam perkembangan delataS. Cimanuk karena akarnya yang berfungsisebagai perangkap material sedimen.

Proses sedimentasi di dominasi olehmaterial sedimen yang sangat melimpah berasaldari S. Cimanuk membentuk delta type telapakkaki burung (birdfoot). Pertumbuhan Delta S.Cimanuk terus bertambah hingga saat inidengan kecepatan 200 meter/tahun. pemantauandilakukan dengan menggunakan peta topografi,photo udara serta citra satelit dari Landsat, gunamengetahui perkembangannya maka dapatdilihat dari gambaran garis pantai lama hinggagaris pantai hasil rekaman terakhir.

UCAPAN TERIMAKASIHUcapan terimakasih kami sampaikan kepada

Kepala Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi Kelautan yang telah memberikankesempatan pada penulis untuk melakukanpenelitian serta mempublikasikan hasilpenelitiannya di kawasan delta muda S.Cimanuk, Kabupaten Indramayu. Tidak lupaucapan terimakasih ini kami sampaikan kepadarekan-rekan Tim Penelitian di muara S.Cimanuk yang telah banyak memberikanmasukan dan kritik pada makalah ini.

ACUAN Dolan, R. Hayden, B.P., Hornberger, G., Zeiman

J., and Vincent, M.K., 1972,Classification of the coastal environmentof the wold. 1. The Americascharlottesville, Va: Department ofenvironmentals Sciences, University ofVirginia, Tech.Rept. 1, 163 p.

Hehanussa, P.E., Hadiwisastra, S. danDjoehanah, S., 1976. Sedimentasi delta

Page 13: PROSES PERTUMBUHAN DELTA BARU SUNGAI CIMANUK …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 5, No. 3, Desember 2007

121

baru Cimanuk. Pertemuan Ilmiah ke 4,IAGI di Bandung.

Hehanussa, P.E., 1980. Penelitian sedimen dasarsungai di delta Cimanuk, Jawa Barat.Laporan Intern Proy. Invent. SumberdayaMineral, air dan tanah. Lembaga Geologidan Pertambangan Nasional, LIPI,Bandung.

Ratman, N. Dan Gafoer, S, 1998. Peta GeologiLembar Jawa Barat. Skala 1 : 100.000.Edisi ke-2, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.

Rimbaman, Sumanang, A. dan Siregar, D.A.,2002. Peta Geologi Kuarter LembarEretan. Skala 1 : 50.000, Jawa. PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi,Bandung.

Teddy, H., Ruswanto, Nandang dan Dadi, S.,1998. Pemetaan Geologi LingkunganDaerah Indramayu, Jawa Barat. (Pemetaangeologi lingkungan untuk menunjangperencanaan tataruang dan pengelolaanlingkungan). Laporan Intern No. 8/LAP-PGTTLTD/1998-1999. DirektoratGeologi Tata Lingkungan, Bandung.