proses pengolahan biji kakao menjadi coklat
DESCRIPTION
Proses Pengolahan Biji Kakao Menjadi CoklatTRANSCRIPT
Proses Pengolahan Biji Kakao Menjadi Coklat
http://coklat-chocolate.blogspot.com/2008/03/proses-pengolahan-biji-kakao-menjadi.html
Sebelum membahas proses pengolahan biji kakao menjadi coklat, ada baiknya kita
mengetahui standarisasi mutu biji kakao guna menghasilkan coklat yang berkualitas. Bagi
industri makanan dan minuman cokelat, mutu biji kakao merupakan persyaratan mutlak.
Dengan demikian, bagi produsen atau eksportir biji kakao mutu seharusnya menjadi perhatian
agar posisi bersaing (bargaining position) menjadi lebih baik dan keuntungan dari harga jual
menjadi optimal. Bagi pengusaha mutu berarti pemenuhan kepuasan kepada pelanggan tanpa
banyak memerlukan tambahan biaya yang lebih tinggi. Dalam bisnis kakao, mutu
mempunyai beberapa pengertian antara lain mutu, dalam pengertian sempit, sesuatu yang
berkaitan dengan citarasa (flavor), sedang dalam pengertian yang luas, mutu meliputi
beberapa aspek yang menentukan harga jual dan akseptabilitas dari suatu partai biji kakao
oleh pembeli (konsumen). Persyaratan mutu ini diatur dalam standar perdagangan.
Persyaratan mutu yang diatur dalam syarat perdagangan meliputi karakteristik fisik dan
pencemaran atau tingkat kebersihan. Selain itu, beberapa pembeli juga menghendaki uji
organoleptik yang terkait dengan aroma dan citarasa sebagai persyaratan tambahan. Karakter
fisik merupakan persyaratan paling utama karena menyangkut randemen lemak (yield) yang
akan dinikmati oleh pembeli. Karakter fisik ini mudah diukur dengan tata-cara dan peralatan
baku yang disepakati oleh institusi international. Dengan demikian pengawasan mutu
berdasarkan sifat-sifat fisik ini dapat dengan mudah dikontrol oleh konsumen. Sebaliknya,
persyaratan tambahan merupakan kesepakatan khusus antara eksportir dan konsumen
(pembeli). Jika persyaratan ini dapat dipenuhi, maka eksportir akan mendapat harga jual biji
kakao lebih tinggi (premium).
1. Karakteristik Phisik
Beberapa karakteris phisik biji kakao yang masuk dalam standar mutu meliputi:
1.1. Kadar air
Kadar air merupakan sifat phisik yang sangat penting dan sangat diperhatikan oleh pembeli.
Selain sangat berpengaruh terhadap randemen hasil (yield), kadar air berpengaruh pada daya
tahan biji kakao terhadap kerusakan terutama saat penggudangan dan pengangkutan. Biji
kakao, yang mempunyai kadar air tinggi, sangat rentan terhadap serangan jamur dan
serangga. Keduanya sangat tidak disukai oleh konsumen karena cenderung menimbulkan
kerusakan cita-rasa dan aroma dasar yang tidak dapat diperbaiki pada proses berikutnya.
Standar kadar air biji kakao mutu ekspor adalah 6 - 7 %. Jika lebih tinggi dari nilai tersebut,
biji kakao tidak aman disimpan dalam waktu lama, sedang jika kadar air terlalu rendah biji
kakao cenderung menjadi rapuh.
1.2. Ukuran biji
Seperti halnya kadar air, ukuran biji kakao sangat menentukan randemen hasil lemak. Makin
besar ukuran biji kakao, makin tinggi randemen lemak dari dalam biji. Ukuran biji kakao
dinyatakan dalam jumlah biji (beans account) per 100 g contoh uji yang diambil secara acak
pada kadar air 6 - 7 %. Ukuran biji rata-rata yang masuk kualitas eskpor adalah antara 1,0 -
1,2 gram atau setara dengan 85 - 100 biji per 100 g contoh uji. Ukuran biji kakao kering
sangat dipengaruhi oleh jenis bahan tanaman, kondisi kebun (curah hujan) selama
perkembangan buah, perlakuan agronomis dan cara pengolahan Tabel 5 menunjukkan
klasifikasi mutu biji kakao atas dasar ukuran biji per 100 g contoh uji.
1.3. Kadar kulit
Biji kakao terdiri atas keping biji (nib) yang dilindungi oleh kulit (shell). Kadar kulit dihitung
atas dasar perbandingan berat kulit dan berat total biji kakao (kulit + keping) pada kadar air 6
- 7 %. Standar kadar kulit biji kakao yang umum adalah antara 11 - 13 %. Namun, nilai kadar
kulit umumnya tergantung pada permintaan konsumen. Beberapa konsumen bersedia
membeli biji kakao dengan kadar kulit di atas nilai tersebut. Mereka akan memperhitungkan
koreksi harga jika kadar kulit lebih tinggi dari ketentuan karena seperti halnya ukuran biji,
kadar kulit berpengaruh pada randemen hasil lemak.
Biji kakao dengan kadar kulit yang tinggi cenderung lebih kuat atau tidak rapuh saat
ditumpuk di dalam gudang sehingga biji tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lebih
lama. Sebaliknya, jika kadar kulit terlalu rendah, maka penjual (eksportir) biji kakao akan
mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan bobot . Jika kuantum pengiriman sangat besar,
maka kehilangan kumulati dari selisih kadar kulit menjadi relatif besar. Kadar kulit biji kakao
dipengaruhi oleh jenis bahan tanaman dan cara pengolahan (fermentasi dan pencucian).
Makin singkat waktu fermentasi, kadar kulit biji kakao makin tinggi karena sebagian besar
sisa lendir (pulp) masih menempel pada biji. Namun demikian, kandungan kulit biji tersebut
dapat dikurangi dengan proses pencucian.