proses pengendalian pada sektor publik
DESCRIPTION
Proses Pengendalian Pada Sektor PublikTRANSCRIPT
PROSES PENGENDALIAN PADA SEKTOR PUBLIK
Kelompok 2 :
PIPIT IRIYANTO (31401305022)
RIFQI WIDYASTUTI (31401305050)
RIZWAN FAIZ (31401305061)
ZULI ROHMAWATI (31401305134)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisisen
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen
organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat
tercapai dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini
tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak untuk mencari keuntungan melainkam pelayanan
terhadap masyarakat.
Proses pengendalian pada sector publik, yaitu: (1) Perencanaan tujuan dan sasaran
dasar, (2) Perencanaan operasional, (3) Penganggaran, (4) Pengendalian dan pengukuran,
(5) Laporan analisis dan umpan balik. Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau
beberapa tahap dalam proses pengendalian pada sector publik.
Sistem pengendalian sektor publik berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi
organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Sistem
pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain berupa
struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan,
manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung. Struktur organisasi
harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena sistem pengendalian
manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban. Pusat-
pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan
penilaian kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka penulis
mengemukakan pokok permaslahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud proses pengendalian sektor publik ?
2. Bagimana proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik ?
3. Apa peran akuntansi manajemen pada sektor publik ?
4. Apa yang dimaksud Sistem pengendalian manajemen sektor publik ?
5. Bagaimana perumusan strategi pengendalian sektor publik?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud proses pengendalian sektor publik
2. Untuk mengetahui bagimana proses perencanaan dan pengendalian manajerial
organisasi sektor publik
3. Untuk mengetahui peran akuntansi manajemen pada sektor publik
4. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Sistem pengendalian manajemen sektor public
5. Untuk mengetahui bagaimana perumusan strategi pengendalian sektor publik
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai sistem
pengendalian manajemen sektor publik.
2. Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita semua sehingga dapat memperkaya
bahan kajian tentang sistem pengendalian manajemen sektor publik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROSES PENGENDALIAN PADA SEKTOR PUBLIK
Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi dijalankan
secara ekonomis, efisien, dan efektif, maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang
efektif. Pola pengendalian tiap organisasi berbeda-beda tergantung pada jenis dan
karakteristiknya.
Organisasi bisnis karena sifatnya profit oriented (berorientasi pada laba), maka alat
pengendaliannya lebih banyak bertumpu pada mekanisme negosiasi, meskipun
bervariasi untuk tiap organisasinya dan tingkatan manajemen. Pengendalian untuk
manajemen level bawah lebih bersifat tegas dan memaksa sedangkan untuk manajemen
level atas lebih bersifat normatif.
Sementara itu organisasi sektor publik karena sifatnya yang tidak mengejar laba
serta adanya pengaruh politik yang besar, maka alat pengendaliannya lebih banyak
berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (value for money), akuntansi manajemen memiliki
peran utama dalam pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan keseluruhan
kinerja terutama dalam ukuran moneter.
Fungsi Utama Informasi Akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi
Akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena akuntansi
memberikan informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi umumnya
dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan
pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk
gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.
Sementara itu, pengendalian organisasi adalah terkait dengan pengintegrasian
aktivitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara keseluruhan. Pengendalian
organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang dari
tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan.
2.2 PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJERIAL ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK
Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan dua sisi mata uang,
sehingga harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Tanpa ada pengendalian,
perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada follow-up, demikian sebaliknya.
Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses yang membentuk suatu siklus
sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi di dalam
suatu organisasi. Jones dan Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan
pengendalian manajerial pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap, yaitu:
1. perencanaan tujuan & sasaran dasar;
2. perencanaan operasional;
3. penganggaran;
4. pengendalian & pengukuran;
5. pelaporan, analisis, dan umpan balik.
Proses Pengenddalian Sektor Publik
Proses Pengendalian Manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan
dengan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas.
1. perumusan strategi;
2. perencanaan strategik;
3. penganggaran;
4. operasional.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen,
karena sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai
pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggung-jawaban tersebut merupakan basis
perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja. Manajemen Sumber Daya Manusia
harus dilakukan sejak proses seleksi dan rekruitmen, training, development, dan
promosi hingga pemberhentian karyawan. Faktor lingkungan meliputi kestabilan
politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan sebagainya. Semua unsur tersebut hendaknya dapat
mendukung pelaksanaan strategi organisasi.
2.3 PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA SEKTOR PUBLIK
Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik adalah memberikan informasi
akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publik,
perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan strategik, sedangkan
pengendalian dilakukan terhadap pengendalian tugas. Peran Akuntansi Manajemen dalam
Organisasi Sektor Publik, adalah:
1. perencanaan strategik;
2. pemberian informasi biaya;
3. penilaian investasi;
4. penganggaran;
5. penentuan biaya layanan dan tarif pelayanan;
6. penilaian kinerja.
1. Perencanaan Strategik
Akuntansi Manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategik. Pada tahap
perencanaan strategik, manajemen organisasi membuat alternatif program yang dapat
mendukung strategi organisasi. Program-program tersebut diseleksi dan dipilih sesuai
dengan skala prioritas dan sumber daya (resources) yang dimiliki. Peran akuntansi
manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program dan
berapa biaya suatu aktivitas (task) sehingga berdasarkan informasi akuntansi tersebut
manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya
yang dimiliki.
2. Pemberian Informasi Biaya
Biaya dalam konteks sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Biaya Input. Merupakan sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Biaya input bisa berupa tenaga kerja, biaya bahan baku dan lainnya.
b. Biaya Ouput. Merupakan Biaya yang dikeluarkan untuk menghantarkan produk hingga
sampai ke pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan berbagai cara
tergantung pada pelayanan yang dihasilkan. Misal untuk perusahaan transportasi massa,
biaya dapat diukur berdasarkan biaya per penumpang.
c. Biaya Proses. Merupakan biaya yang dapat dipisahkan dari fungsi organisasi. Biaya
diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misalnya biaya departemen produksi,
personalia, dan lainnya. Akuntansi Manajemen Sektor Publik memiliki peran yang strategis
dalam perencanaan finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal
ini akuntansi manajemen sektor publik membutuhkan cost accounting untuk pengambilan
keputusan biaya.
3. Penilaian Investasi
Akuntansi Manajemen dibutuhkan pada saat organisasi sektor publik hendak melakukan
investasi yaitu untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial. Akuntansi
manajemen diperlukan dalam penilaian investasi karena untuk dapat menilai investasi
diperlukan identifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau keuntungan dari suatu investasi. Hal
tersebut penting untuk menghindari dilakukannya investasi yang sebenarnya tidak layak
secara ekonomi dan finansial. Dalam penilaian suatu investasi, faktor yang harus
diperhatikan oleh akuntansi manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat risiko,
ketidakpastian, dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Penilaian Investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan analisis biaya-
manafaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya terdapat kesulitan dalam menentukan
biaya dan manfaat dari suatu investasi yang dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan
manfaat yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi finansialnya saja tetapi harus
mencakup biaya dan manfaat sosial yang akan terjadi dari investasi atau proyek yang
diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam satuan moneter sangat sulit
dilakukan.
4 . Penganggaran
Sebagaimana telah dijelaskan di muka bahwa akuntansi manajemen memainkan peran
yang vital dalam proses pemilihan program, penentuan biaya program dan penganggaran.
Akuntansi manajemen berbicara tentang perencanaan dan pengendalian, sedangkan salah satu
fungsi anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian. Dengan demikian, akuntansi
manajemen sangat erat hubungannya dengan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang
efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai; alat alokasi sumber daya
publik, alat distribusi, dan alat stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat
yang vital dalam proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara
ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata. Untuk mencapai hal tersebut harus didukung dengan
manajemen sumber daya manusia yang handal, jika tidak akuntansi manajemen tidak akan
banyak bermanfaat, karena akuntansi manajemen hanyalah merupakan alat manajemen untuk
perencanaan dan pengendalian.
5. Penentuan Biaya Layanan dan Tarif Pelayanan
Akuntansi Manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa
pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Tuntutan agar pemerintah
meningkatkan pelayanan dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan
merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen di sektor publik.
Masyarakat menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas, dan
murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon keluhan,
tuntutan, dan keinginan masyarakat agar kualitas hidup masyarakat menjadi semakin baik dan
kesejahteraan akan meningkat.
6. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam
pembuatan indikator kinerja kunci dan satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang
dilakukan.
2.4 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Setiap Organisasi baik publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif
dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
2.5 PERUMUSAN STRATEGI
Perumusan Strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target,
arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan
tanggung jawab manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintah, perumusan strategi
dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang menjadi acuan bagi
eksekutif di dalam bertindak.
Hasil perumusan strategi lebih bersifat permanen dan berjangka panjang. Dalam suatu
organisasi baik swasta maupun pemerintahan sangat jarang dilakukan perubahan visi, misi,
dan tujuan organisasi. Hal yang sering adalah revisi strategi atau adopsi strategi baru untuk
mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT
(Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat). Analisis SWOT dikembangkan untuk
menganalisis dan mempertimbangkan faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan
kelemahan organisasi dan memperhitungkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut organisasi dapat menentukan strategi yang terbaik
untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi perusahaan dapat berubah atau mengalami revisi
jika terdapat perubahan lingkungan karena adanya ancaman (threat) dan kesempatan
(opportunity). Misalnya adanya teknologi baru, peraturan pemerintah baru, atau perubahan
lingkungan politik dan ekonomi lokal maupun global.
Perencanaan strategik harus didukung dengan budaya organisasi yang kuat. Kultur
organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan anggota untuk melakukan
perubahan. Perencanaan strategik harus diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap anggota
organisasi untuk melaksanakan program-program secara efektif dan efisien. Program-progam
yang sudah dirancang secara baik dapat gagal bila personal di lapangan bertindak tidak
sesuai dengan arah dan strategi.
1. Penganggaran
Apabila tahap perencanaan strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah
menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor
publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor
publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran di sektor swasta.
2. Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan
sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja
dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward and punishment, yang digunakan
untuk mendorong pencapaian strategi asalkan didukung dengan manajemen kompensasi
(imbalan) yang memadai.
Pemberian imbalan dapat berupa imbalan finansial dan nonfinansial. Imbalan yang
sifatnya finansial, misalnya; bonus, dan kenaikan gaji tunjangan. Imbalan yang bersifat
non finansial (psikologis dan sosial), misalnya; promosi jabatan, penambahan tanggung
jawab dan kepercayaan, dan otonomi yang lebih besar.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas:
a. perumusan strategi;
b. perencanaan strategik;
c. penganggaran;
d. operasional