proses pencernaan lemak di dalam tubuh dimulai di dalam mulut yaitu dikunya

Upload: putri-agustin

Post on 19-Oct-2015

485 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

biotek

TRANSCRIPT

Proses pencernaan lemak di dalam tubuh dimulai di dalam mulut yaitu dikunya, dan dicampur dengan air ludah, dan dicampur dengan enzim lipase lingual yang terdapat di dalam kelenjar air liur. setelah itu lemak masuk ke dalam esofagus dan didalam esofagus lemak tidak mengalami proses pencernaan. Kemudian ke lambung, di dalam lambung dengan bantuan enzim lipase lingual dalam jumlah terbatas memulai proses hidrolisis trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak, dan proses ini terbatas sebab lipase lambung hanya dapat melakukan hidrolisis dalam jumlah terbatas. lalu masuk ke dalam usus halus, di dalam usus halus, bahan empedu dari kontong empedu mengemulsi lemak. anzim lipase yang ebrasal dari pankreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak. fosfolipida yang berasal dari pankreas juga menghidrolisis fosfolipid menjadi asam lemak dan lisofosfolipida. kolesteo=rolesterase berasal dari pankreas menghidrolisis ester kolesterol. lalu pencernaan masih berlanjur ke dalam usus besar, sedikit lemak dan kolesterol yang terkurung dalam serat makanan, dikeluarkan melalui feses.dan dari usus halus lemak yang telah mengalami proses hidrolisi alan masuk ke dalam proses metabolisme lemak, seperti yang tergambar dalam gambar diatas.Lemak utama dalam makanan dalam darah berbentuk trigliserida, dan fungsi utamanya adalah sebagai cadangan energi. sebagai cadangan energi, tubuh akan menyimpannya dalam bentuk simpanan lemak yang utamanya disimpan dalam sel lemak dalam jaringan lemak tubuh. sel-sel lemak memiliki enzim khusus di permukaannya yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang memiliki kemampuan melepaskan trigliserida dan lipoprotein, menghidrolisisnya dan meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel.jika sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan menghidrolisis simpanan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemaksertamelepaskan ke dalam pembuluh darah. pada sel yang membutuhkan, komponen ini kemudian dibakar dan menghasilkan energi, CO2 dan H2O. pada tahap akhir hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan berasal dari glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan H2O. Lemak tubuh tidak dapat dihidrolisis secara sempurna tanpa kehadiran karbohidrat. tanpa karbohidrat akan diperoleh hasil antara pambakaran lemak berupa bahan-bahan keton yang dapat menimbulkan ketosis.Karena itu untuk memperlancar hidrolisis lemak tubuh membutuhkan karbohidrat, karena itu, jika mengonsumsi lemak dalam jumlah yang banyak sebaiknya diikuti dengan mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang banyak juga

1. METABOLISME LEMAK KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 2. GORENGAN ENAK TAPI MEMATIKAN MEMICU JANTUNG KORONER OLEH: RIYADHOTUL KHUSNA 6411412173 3. Pengertian LEMAK: ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus alkohol dari senyawa gliserol. METABOLISME: suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi ,sehingga diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul, senyawa atau energi. 4. Jadii... Metabolisme Lemak adalah proses tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. 5. Senyawa-senyawa lipid Terdapat beberapa jenis senyawa-senyawa lipid yaitu: - Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh - Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida - Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid - Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam 6. Proses Metabolisme Lemak Dalam bentuk trigliserida, lemak disintesis menjadi asam lemak dan glliserol. Asam lemak dan gliserol ini lah yang masuk kedalam proses metabolisme energi. Pada prosesnya, gliserol dan asam lemak memerlukan glukosa untuk memasuki siklus krebs atau biasanya dikenal dengan TCA, dengan memasuki siklus ini gliserol dan asam lemak dapat diubah menjadi energi. 7. Proses Metabolisme Lemak 8. Katabolisme Lemak Pelepasan dan Transport Asam Lemak Pemecahan Asam Lemak : Oksidasi- Pengaturan Penghancuran Asam Lemak Penghancuran Asam Lemak Tak Jenuh Penghancuran Asam Lemak Rantai Ganjil Oksidasi dan 9. Anabolisme Lemak Biosintesis Asam Lemak Asetil-KoA Karboksilase Kompleks Sintesa Asam Lemak Reaksi-reaksi Sintesa Asam Lemak 10. Fungsi Metabolisme Lemak Penurunan sintesis trigliserid disertai peningkatan lipolisis mengakibatkan mobilisasi asam lemak dari penyimpanan trigliserid dalam jumlah besar. Peningkatan penggunaan asam lemak oleh liver mengakibatkan penglepasan badan keton ke plasma darah dalam jumlah besar sehingga terjadi ketosis yang dapat berujung pada metabolik asidosis progresif. Asidosis menekan otak dan pada keadaan yang parah dapat mengakibatkan koma diabetikum atau bahkan kematian. Peningkatan asam lemak darah digunakan sebagai sumber energi alternatif bagi sel tubuh. 11. Gorengan Pemicu Jantung Koroner Dan Kolesterol Tinggi Bahan makanan bisa menjadi tidak sehat bila diolah dengan cara digoreng. Menggoreng makanan bisa membentuk asam lemak trans (Trans Fatty Acid atau TFA) yang dapat merusak dan menyumbat pembuluh darah. Asam lemak trans dalam darah juga mempunyai pengaruh menaikkan kolesterol jahat (LDL atau Low Density Lipoprotein ) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL atau High Density Lipoprotein ). 12. Bahaya Gorengan Sering terkontaminasi bakteri yang berbahaya. Sayur-sayuran yang dipakai banyak yang sudah tidak segar. Pemakaian minyak goreng curah yang berbahaya Tinggi kandungan lemaknya Penambahan plastik ke dalam minyak goreng panas Bahaya kertas bekas pembungkus gorengan. Bahaya dari kantong plastik kresek hitam pembungkus gorengan Bahaya minyak jelantah 13. SEKIAN TERIMAKASIH

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefenisikan sebagai polimer gula. Metabolisme karbohidrat Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolism total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. karbohidrat merupakan hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa ini banyak dijumpai pada tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia. Sedangkan bilirubin adalah senyawa pigmen berwarna kuning yang merupakan produk katabolisme enzimatik biliverdin oleh biliverdin reduktase. Oksidasi bilirubin menghasilkan biliverdin kembali, hingga memberikan atribut antioksidan pada senyawa ini dalam fisiologi selular, selain GSH. Bilirubin merupakan penghambat respon sel T CD4+, tingginya rasio serum bilirubin akan menginduksi apoptosis sel T CD4+ tersebut, sehingga bilirubin dianggap dapat menghentikan penyakit otoimun seperti sklerosis multipel. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat ? 2. Bagimana metabolism karbohidrat ? 3. Bagimana proses metabolism karbohidrat ? 1 2. 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian karbohidrat 2. Untuk mengetahui metabolism karbohidrat 3. Untuk mengetahui proses metabolism karbohidrat 2 3. BAB III PEMBAHASAN 2.1 Definisi Karbohidrat Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi . Beberapa polisakarida berfungsi sebagai penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen(H) dan oksigen (O). Atau dengan kata lain, karbohidrat merupakan suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamakan karbo-hidrat. Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar metahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. Metabolisme Karbohidrat Karbohidrat merupakan sember energi utama dalam sel Metabolisme karbohidrat merupakan pusat dari semua proses metabolisme 3 4. glukosa dimetabolisme mellui tahap oksidatif yang berlangsung secara aerobik (dalam mitokondrio) maupun anaerobik (dalam sitosol) yang menghasilkan pembentukan ATP (adenosin trifosfat) 2.2 Jenis Karbohidrat Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula , ukuran dari rantai karbon ,lokasi gugus karbonil (-C=O) ,serta stereokimia. Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai ,karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan karbohidrat utama yaitu : 1. Monosakarida ( terdiri atas satu unit gula ) 2. Disakarida ( terdiri atas dua unit gula ) 3. Oligosakarida ( terdiri atas 3-10 unit gula ) 4. Polisakarida ( terdiri atas lebih 10 unti gula ) Berdasarkan lokasi gugus karbonil -C=O ,monosakarida fif=golongkan menjadi 2 : 1. Aldosa (berupa aldehid) 2. Ketosa ( berupa keton ) Berdasarkan jumlah atom C, monosakarida digolongkan menjadi : 1. Triosa ( terdiri atas 3 atom C ) 2. Tetrosa ( terdiri atas 4 atom C ) 3. Pentosa ( terdiri atas 5 atom C ) 4. Heksosa ( terdiri atas 6 atom C ) 5. Heptosa ( terdiri atas 7 atom C ) 6. Oktosa ( terdiri atas 8 atom C ) 4 5. 2.2 Metabolisme Karbohidrat A. Glikolisis Glikogen adalah molekul polisakarida yang tersimpan dalam sel-sel hewan bersama dengan air dan digunakan sebagai sumber energi. Ketika pecah di dalam tubuh, glikogen diubah menjadi glukosa, sumber energi yang penting bagi hewan. Banyak penelitian telah dilakukan pada glikogen dan perannya dalam tubuh ,sejak itu glikogen diakui sebagai bagian penting dari sistem penyimpanan energi tubuh. Glikolisis adalahserangkaian reaksi biokimia dimana glukosadio ksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses sedikit energi per glikolisis molekul sendiri glukosa menghasilkan dibandingkan lebih dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH - Terjadi dalam semua sel tubuh manusia - Degradasi an-aerob glukosa menjadi laktat B. Glikogenesis Glikogenesis adalah poses pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogenolisis adalah proses penguraian Glikogen menjadi Glukosa Fermentasi adalah Penguraian Glukosa menjadi Senyawa antara ( asam laktat , alkohol) karena penguraian glukosa dalam suasana Anaerob respirasi. Respirasi adalah sebutan penguraian Glukosa menjadi CO2 dan H2O dalam suasana Aerob .Pada metabolisme 5 6. karbohidrat pada manusia dan hewan secara umum, setelah melalui dinding usus halus sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati, monosakarida mengalami sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO 2 dan H 2O atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah kebagian tubuh yang memerlukannya sebagaimana. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut.Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulinyang dihasilkan oleh kelenjar pankreas, maka hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar glkosa dalam darah meningkat sebagai akibat karbohidrat, naiknya sintesis proses glikogen pencernaan dari glukosa dan oleh penyerapan hati akan naik.Sebaliknya bila kadar glukosa menurun, misalnya akibat latihan olahraga, glikogern diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga tersebut . Kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 70-90 mg/100 ml. Keadaan dimana kadar glukosa berada di bawah 70mg/100ml disebut hipoglisemia, sedangkan diatas 90mg/100ml disebut hiperglisemia. Hipoglisemia yang ekstrem dapat menghasilkan suatu rentetan reaksi goncangan yang ditunjukkan oleh gejala gemetarnya otot, perasaan lemah badan dan pucatnya warna kulit. Hipoglisemia yang serius dapat menyebabkan kehilangan kesadaran sebagai akibat kekurangan glukosa dalam otak yang diperlukan untuk pembentukan energi, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kadar glukosa yang tinggi merangsang pembentukan glikogen dari glukosa, sintesis asam lemak dan kolesterol dari glukosa. Kadar glukosa antara 140 dan 170 mg/100 6 7. ml disebut kadar ambang ginjal, karena pada kadar ini glukosa diekskresi dalam disebut glukosuria yaitu kemih melalui keadaan ginjal. ketidakmampuan Gejala ginjal ini untuk menyerap kembali glukosa yang telah mengalami filtrasi melalui sel tubuh.Kadar glukosa dalam darah diatur oleh beberapa hormon. Insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas menurunkan kadar glukosa dengan menaikkan pembentukan glikogen dari glukosa. Adrenalin (epineprin) yang juga dihasilkan oleh pankreas, dan glukagon berperan dalam menaikkan kadar glukosa dalam darah. Semua faktor ini bekerjasama secara terkoordinasi mempertahankan kadar glukosa tetap normal untuk menunjang berlangsungnya proses metabolisme secara optimum. Proses pembentukan glikogen ringkasnya sebagai berikut : 1. Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan bantuan enzim glukokinase dan mendapat tambahan energi dari ATP dan fosfat. 2. Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat. 3. Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) dikatalisis oleh uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDPglukosa) dan pirofosfat (PPi). 4. Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan satu unit glukosa. Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara dalam proses glikogenesis atau pembentukan glikogen dari glukosa. Proses kebalikannya, penguraian glikogen menjadi glukosa yang disebut glikogenolisis juga melibatkan terjadinya kedua senyawa 7 8. antara tersebut tetapi dengan jalur yang berbeda seperti digambarkan pada Gambar dibawah. Senyawa antara UDP-glukosa (Glukosa Uridin Difosfat) terjadi pada jalur pembentukan tetapi tidak pada jalur penguraian glikogen. Demikian pula enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut juga berbeda. Glikogenesis itu sendiri Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan glukosa 6-fosfat dsari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai senyawa kimia berenergi tinggi. Sedang enzim yang mengkatalisnya adalah glukokinase. Selanjutnya, dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP) dikatalis oleh glukosa 1-fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa)dan pirofosfat (PPi). Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum untuk biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa dan fruktosa melalui mekanisme biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDP-glukosa abereaksi dengan fruktosa 6fosfat, dikatalis oleh sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6fosfat yang kemudian dengan enzim sukrosa fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa. C. Glikogenolisis Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. 8 9. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energy , yang energy itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP Istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa Dibagi menjadi dua : 1. Fermentasi ( Respirasi Anaerob) 2. Respirasi Aerob Fermentasi atau peragian adalah proses penguraian senyawa kimia glukosa tanpa oksigen melalui proses Glikolisis yang menghasilkan asam Piruvat , namun tidak berlanjut dengan siklus krebs dan transport Elektron karena suasana reaksi tanpa oksigen. Asam Piruvat kemudian akan diproses tanpa oksigen menjadi Asam piruvat ( Fermentasi Asam Piruvat ) atau Asam Piruvat menjadi Asetal dehide kemudian Alkohol dalam Fermentasi Alkohol menghasilkan gas CO2. Respirasi aerob adalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2, menghasilkan CO2 dan H2O. Respirasi dalam arti yang lebih khusus adalah prosesproses penguraian glukosa dengan menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk energy kimia, ATP) 9 10. Proses Respirasi yang berjalan secara Aerob meliputi 3 langkah yaitu Glikosis, Daur Krebs : Dekarbosilasi Oksidatif dan Siklus Krebs Sistem Transport electron (Fosforilasi Oksidatif) Glukosa adalah unit terkecil dari Karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O. Karbohidrat setelah dicerna di usus, akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk monosakarida. Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati, dan sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu, dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukan. Hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah atas bantuan hormon insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat, sehingga sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak kegiatan maka banyak energi untuk kontraksi otot sehingga kadar glukosa dalam darah menurun . Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP). Faktor yang penting dalam kelancaran kerja tubuh adalah kadar glukosa dalam darah.Kadar glukosa di bawah 70 mg/100 ml disebut hipoglisemia. Adapun di atas 90 mg/100 ml disebut hiperglisemia. Hipoglisemia yang serius dapat berakibat kekurangan glukosa dalam otak sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran (pingsan).Hiperglisemia merangsang terjadinya gejala glukosuria,yaitu 10 11. ketidakmampuan ginjal untuk menyerap kembali glukosa yang telah mengalami filtrasi melalui sel tubuh. Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu : Glukosa dalam darah; Hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks D. GLIKOLISIS Proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat. Juga disebut jalur metabolisme Emden-Meyergoff dan sering diartikan pula sebagai penguraian glukosa menjadi piruvat. Proses ini terjadi dalam sitoplasma.Glikolisis anaerob: proses penguraian karbohidrat menjadi laktat melalui piruvat tanpa melibatkan oksigen. Proses penguraian glukosa menjadi CO 2 dan air seperti juga semua proses oksidasi. Energi yang dihasilkan dari proses penguraian glukosa ini adalah 690 kilo-kalori (kkal). Jumlah energi ini sebenarnya jauh lebih besar daripada jumlah energi yang dapat disimpan secara sangkil dalam bentuk energi kimia ATP yang dihasilkan dalam proses penguraian tersebut. Dengan adanya oksigen (dalam suasana aerob), glikolisis menghasilkan piruvat, atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan laktat. Glikolisis menghasilkan dua senyawa karbohidrat beratom tiga dari satu senyawa beratom enam; pada proses ini terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi. Seperti halnya reaksi dengan glukokinase (reaksi tahap pertama) dan fosfofruktokinase (reaksi tahap ketiga), reaksi dengan piruvat kinase ini juga merupakan reaksi yang tidak reversibel, sehingga merupakan salah satu tahap reaksi pendorong glikolisis. Reaksi kebalikannya glukoneogenesis yang merupakan merupakan suatu 11 reaksi reaksi yang tahap pertama kompleksyang 12. melibatkan beberapa enzim dan organel sel yaitu mitokondrion, yang diperlukan untuk terlebih dahulu mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuknya fosfoenol piruvat. Pada jalan metabolisme ini, piruvat diangkut kedalam mitokondria dengan cara pengangkutan aktif melalui membran mitokondrion. Selanjutnya piruvat bereaksi dengan CO 2 menghasilkan asam oksalasetat. Reaksi ini dikatalis oleh piruvat karboksilase (enzim yang terdapat pada mitokondria tetapi tidak terdapat pada sitoplasma), dan memerlukan koenzim biotin dan kofaktor ion maggan, serta ATP sebagai sumber energi. Dalam mekanisme reaksinya, biotin (sebagai gugus biotinil) yang terikat pada gugus lisina dari piruvat karboksilase, menarik CO 2 atau HCO 3 dalam mitokondrion kemudian mengkondensasikan dengan asam piruvat ( dengan bantuan ATP dan Mn -2) menghasilkan asam oksalasetat. Asam oksalasetat kemudian direduksi menjadi asam malat oleh NADH dan dikatalis malat dehidrogenase. Asam malat diangkut keluar mitokondria dengan cara pengangkutan aktif melalui membran mitokondrion yang kemudian dioksidasi kembali menjadi asam oksalasetat oleh NAD + dan malat dehidrogenase yang terdapat dalam sitoplasma. Akhirnya oksalasetat dikarboksilasi dengan CO 2 dan difosforilasi dengan gugus fosfat dari GTP (guanosin trifosfat, sebagai sumber energi yang khas disamping ATP) dan dikatalis oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase menghasilkan fosfoenolpiruvat. Dengan demikian untuk mengubah satu molekul piruvat menjadi fosfoenolpiruvat diperlukan energi sebanyak satu ATP plus satu GTP dan melibatkan paling sedikit empat macam enzim. Dibandingkan dengan reaksi kebalikannya, yaitu perubahan sat molekul fosfoenol piruvat menjadi piruvat, dihasilkan satu ATP dan melibatkan satu macam enzim saja. 12 13. Glikolisis terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama meliputi tahap reaksi enzim yang memerlukan ATP, yaitu tahap reaksi dari glukosa sampai dengan pembentukan fruktosa 6-fosfat., yang menggunaka dua molekul ATP tiap satu molekul glukosa yang dioksidasi. Bagian kedua meliputi tahap reaksi yang menghasilkan energi (ATP dan NADH) yaitu dari gliseraldehide 3-fosfat sampai dengan piruvat. Dari bagian kedua ini dihasilkan dua molekul NADH dan empat molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi (atau untuk dua molekul gliseraldehid 3-fosfat yang dioksidasi). Karena satu molekul NADH yang masuk rantai pengangkutan elektron dapat menghasilkan tiga molekul ATP, maka tahap reaksi bagian kedua ini menghasilkan 10 molekul ATP. Dengan demikian, keseluruhan proses glikolisis menghasilkan 10-2 = 8 molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang dioksidasi. Sebaliknya, untuk mensintesis satu molekul glukosa dari dua molekul piruvat dalam proses glukoneogenesisdiperlukan energi dari 4 molekul ATP, 2 GTP (sebanding dengan 2 ATP) dan 2 NADH (= 6 ATP) atau sebanding dengan 12 molekul ATP. E. GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang bukan karbohidrat Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan glukosa, apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat. Syaraf, medulla dari ginjal, testes, jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa sebagai sumber utama penghasil energi. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam mammae, glukosa diperlukan untuk membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan 13 14. satu-satunya bahan untuk membentuk energi dalam keadaan anaerobik. Untuk membersihkan darah dari asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan otot, dan juga gliserol yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses atau jalur yang bisa memanfaatkannya. Pada hewan memamah biak, asam propionat merupakan bahan utama untuk glukoneogenesis. Jalur yang dipakai dalam glukoneogenesis adalah modifikasi dan adaptasi dari jalur Embden-Meyerhof dan siklus asam sitrat. Enzim tambahan yang diperlukan dalam proses ini selain dari enzim-enzim dalam kedua jalur diatas adalah : a. Piruvat karboksilase Dalam keadaan puasa, enzim piruvat karboksilase dan enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase sintesisnya meningkat. Sintesis enzim ini juga dipengaruhi oleh hormon glukokortikoid. Dalam keadaan puasa, oksidasi asam lemak dalam hepar meningkat. Ini membawa akibat yang menguntungkan untuk glukoneogenesis Asam lemak dan asetil-KoA akan menghambat enzim-enzim fosfofruktokinase, piruvat kinase dan piruvat dehidrogenase, mengaktifkan enzim-enzim piruvat karboksilase dan fruktosa 1,6bisfosfatase. b. Substrat untuk glukoneogenesis adalah : 1. asam laktat yang berasal dari otot, sel darah merah, medulla dari glandula supra-renalis, retina dan sumsum tulang 2. gliserol, yang berasal dari jaringan lemak 3. asam propionat, yang dihasilkan dalam proses pencernaan pada hewan memamah biak. 14 15. 4. asam amino glikogenik c. Perubahan asam laktat menjadi glukosa Asam laktat di dalam sitoplasma diubah menjadi asam piruvat, kemudian asam piruvat masuk ke dalam mitokhondria dan diubah menjadi oksaloasetat. Karena oksaloasetat tidak dapat melewati membran mitokhondria, maka diubah dulu menjadi malat. Di sitoplasma malat diubah kembali menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi fosfoenolpiruvat yang selanjutnya berjalan ke arah kebalikan jalur Embden-Meyerhof dan akhirnya akan menjadi glukosa karboksikinase terdapat di dalam dan di luar mitokhondria. F. SIKLUS KREBS Siklus ini juga biasa disebut siklus krebs atau siklus asam trikarbosilat dan berlangsung didalam mitokondria . Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat , lipid , dan protein . Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hydrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagian besar energy yang tersedia dari bahan bakar jaringan , dalam bentuk ATP . Residu asetil ini berada dalam asetilKoA (CH3-CO-KoA, asetat aktif ) , suatu ester koenzim A. KoA mengandung vitamin asam pantotenat Fungsi utama asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi karbohidrat ,lipid, protein. Hal ini terjadi karena glukosa asam lemak dan banyak asam amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut . 15 16. Selama proses oksidasi asetil KoA didalam siklus akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk hydrogen atau electron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki tempat resiprasi sejumlah besar ATP dihasilkan fosforilasi oksidatif . Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut. Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak didalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas atau melekat pada permukaan membrane interna mitokdria sehingga memfasilitasi pemindahan unsure ekuivalen pereduksi keenzim terdekat pada rantai respirasi , yang bertempat didalam membrane interna mitokondria. Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat , yaitu: 1. Kondensasi awal asetil KoA Oksaloasetat membentuk sitrat ,dikatalisir oleh enzim sitrat sintase menyebabkan sistesi ikatan karbon ke karbon diantara atom karbon metal pada asetil KoA dengan atom karbonil pada oksaloasetat . Reaksi kondensasi yang membentuk sitril KoA ,diikuti hidrolisis ikatan trioster KoA yang disertai dengan hilangnya energy bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna. Asetil KoA + Oksaloasetat + H20 -> Sitrat + KoA 2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase ( akonitat hidratase ) yang mengandung besi Fe dalam bentuk protein besisulfur ( Fe:S) . Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap , yaitu : dehidrasi yang menjadi sis-akonitat , yang sebagian diantaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat . 3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk aksalosuksinat dengan adanya enzim isositrat dehidrogenase. Diantara enzim ini 16 17. adanya yang spesifik NAD, hanya ditemukan didalam mitokondria , dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP , dan masing-masing secara berurutan dijumpai didalam mitokodria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai respirasi terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna pada enzim yang bergantung NAD. Isositrat + NAD ,, Oksalosuksinat u-ketoglutarat + CO2 + NADH +H ( terikat enzim ) 4. Selanjutnya u-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama dekarboksilasi oksidatf piruvat dengan kedua substrat berupa asamu-keto. u-ketoglutarat + NAD + KoA -> suksinil KoA + CO2 + NADH + H 5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat denga adanya peran enzim suksinat tiokinase ( suksinil KoA sintetase ) Suksinil KoA + Pi + ADP Suksinat + ATP + KoA Dalam siklus asam sitrat reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukkan fosfat berengi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energy bebas. 6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh penambahan air dan kemudian dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan oksaloasetat. Suksinat + FAD Fumarat + FADH2 17 Hasil pencernaan protein: asam amino Semua hasil pencernaan di atas diproses melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus asam sitrat dan dihasilkan energi berupa adenosin trifosfat (ATP) dengan produk buangan karbondioksida (CO2). 18 Hasil pencernaan lipid: asam lemak, gliserol dan gliserida Hasil pencernaan karbohidrat: monosakarida terutama glukosa 18. 2.3 Proses Metabolisme Karbohidrat Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori: 1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan) Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein. 2. Lintasan katabolik (pemecahan) Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif. 3. Lintasan amfibolik (persimpangan) Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus Kreb). Karbohidrat, lipid dan protein sebagai makanan sumber energi harus dicerna menjadi molekul-molekul berukuran kecil agar dapat diserap. Berikut ini adalah hasil akhir pencernaan nutrien tersebut: 19. Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia dan bahan bakar universal bagi janin. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen untuk simpanan, ribose untuk membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, bergabung dengan lipid atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan. Jalur Metabolisme Karbohidrat Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis. Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut : 1. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. 2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. 3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. 4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang. 19 20. 5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat. 6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi. 20 21. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik. Enzim-enzim yanmg berkaitan dalam metabolisme karbohidrat yaitu Piruvat karboksilase dan Substrat Metabolisme karbohidrat Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolism total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. 3.2 Saran Penulis berharap dalam perkembangan selanjutnya agar pembaca dapat memberikan masukan dan kritikan yang membangun agar makalah ini dapat menjadi pegangan yang lebih baik lagi. 21

. LIPID Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya diartikan sebagai suatu senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut organik. Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan protein (lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan fungsinya,mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fst), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan. Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandunga asam lemak dan tidak dapat dihidolisis. Lipid berpern penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon. Fosfolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin. Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi 2. gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O). Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ). Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya. Berikut ini struktur Lipid Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid bukan merupakan suatu polimer. Suatu molekul dikatagorikan dalam lipid karena : mempunyai kelarutan yg rendah di dlm air larut dalam pelarut organik (eter, kloroform) 3. Terdiri dari C, H, O Berikut ini pemngolongan lipid dilihat dari struktur dan fungsinya. Berdasarkan strukturnya, lipid dapat dibagi menjadi 2 : Lipid dengan rantai hidrokarbon terbuka. Contonhnya : asam lemak, TAG, pingolipid, fosfoasilgliserol, glikolipid Lipid dengan rantai hidorkarbon siklis contohnya : steroid (kolesterol) Berdasarkan fungsinya, lipid dapat dibagi menjadi : Lipid simpanan (storage lipid) Lipid struktural (penyusun membran) Lipid fungsional (sbg tanda / signal, kofaktor dan pigment) LIPID DAN PRODUK ALAM YANG BERHUBUNGAN Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul. Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: 1. asil lemak, 2. gliserolipid, 3. gliserofosfolipid, 4. sfingolipid, 5. sakarolipid, dan 6. poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta 7. lipid sterol dan 8. lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena). 4. Meskipun istilah lipid terkadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan. A. Kategori lipid 1. Asam lemak Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak merupakan salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai blok bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang karbon, baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat sebuah ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang secara signifikan memengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada gilirannya, ini memainkan peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran sel. Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun bentuk trans wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial. Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting seperti ester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak 5. tioester ACP, dan asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N- asiletanolamina, seperti penghantar saraf kanabinoid anandamida. Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil. Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi sifat molekul dan memberikan sifat polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam lemak, rantai alkanalah yang mendominasi sifat molekul. Asam lemak terbagi menjadi: Asam lemak jenuh Asam lemak tak jenuh Garam dari asam lemak Prostaglandin 2. Gliserolipid Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai trigliserida. Di dalam persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak". Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan keberadaan satu atau lebih residu monosakarida yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran tumbuhan dan seminolipid dari sel sperma mamalia. Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus fungsional yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena gliserol 6. memiliki tiga gugus fungsional alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester sekaligus. Gliserida dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis asam lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari kelas asam lemak yang sama. 3. Gliseropospolipid (Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid, phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa perkecualian. Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat. Gliserofosfolipid, juga dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis, serta terlibat di dalam metabolisme dan sinyal komunikasi antar sel. Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid. Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf. Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE atau GPEtn), dan fosfatidilserina (PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua yang diturunkan dari membran. Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak berantai panjang, meskit terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil (plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria. Gliserofosfolipid dapat dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar pada posisi sn- 3 dari tulang belakang gliserol pada eukariota dan eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus archaea. Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang bebas, biasanya juga membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol amino seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah: Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina 7. Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina. Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya. 4. Sfingolipid Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari senyawa-senyawa yang berbagi fitur struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida, fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya. Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah wanita dan setengah singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari jaringan otak. Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah kerangka amina. Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina), sementara pada serangga terutama mengandung seramida fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa. Basa sfingoid utama mamalia biasa dirujuk sebagai sfingosina. Seramida (Basa N- asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan asam lemak yang terikat pada amida. Asam lemaknya biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh dengan panjang rantai dari 16 atom karbon sampai dengan 26 atom karbon. Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu residu gula atau lebih yang terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan glikosidik. 5. Sakarolipid 8. Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid A. Residu glukosamina berwarna biru, residu Kdo berwarna merah, rantai asil berwarna hitam, dan gugus fosfat berwarna hijau. Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid, glucolipid) adalah asam lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa dan membentuk struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan asam lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid. Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari komponen lipid A lipopolisakarida pada bakteri gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida dari glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil- lemak. Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2- Lipid A, yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan dua residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo). Proses hidrolisis sakarolipid akan menghasilkan amino gula. 6. Poliketida Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil dan propionil oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi fitur mekanistik yang sama dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering digunakan adalah poliketida sintase, melalui proses kondensasi Claisen. Poliketida merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan secara alami oleh bakteri, fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan organisme yang memiliki keanekaragaman struktural yang tinggi. 9. Banyak poliketida berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali dimodifikasi lebih jauh melalui glikosilasi, metilasi, hidroksilasi, oksidasi, dan/atau proses lainnya untuk menimba manfaat dari sifat antibiotik yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan bersifat anti kanker, dapat menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imuno- supresif. Sejumlah senyawa antimikroba, antiparasit, dan antikanker merupakan poliketida atau turunannya, seperti eritromisin, antibiotik tetrasiklin, avermektin, dan antitumor epotilon. 7. Lipid sterol Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen lipid membran yang penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya, yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol. 8. Lipid prenol Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalonat (MVA). Isoprenoid sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 yang terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai prekursor vitamin A. Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan hidrokuinon yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak berasal dari isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, 10. adalah contoh kelas ini. Prokariota mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya yang melekat pada oksigen tetap tak jenuh, sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah direduksi. B. Garam lemak Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang terdapat di alam bebas. Sabun terbuat melalui proses saponifikasi asam lemak. Biasanya digunakan natrium karbonat atau natrium hidroksida untuk proses tersebut. Secara umum, reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan: asam lemak + NaOH ---> air + garam asam lemak Jenis sabun yang dihasilkan bergantung pada jenis asam lemak dan panjang rantai karbonnya. Natrium stearat dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak larut. Seng stearat digunakan pada bedak talkum karena bersifat hidrofobik. Asam laurat dengan 12 karbon yang telah menjadi natrium laurat sangat mudah terlarut, sedangkan asam lemak dengan kurang dari 10 atom karbon tidak digunakan menjadi sabun karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan berbau kurang sedap. C. Parafin Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang terbentuk dari esterisasi alkohol yang mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan asam lemak. Alkohol dapat mengandung 12 hingga 23 atom karbon. Parafin dapat ditemukan di alam sebagai pelindung daun dan sel batang untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air terlalu banyak. Karnuba ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai pelumas untuk lantai maupun mobil. Lanolin adalah parafin pada bulu domba. Beeswax adalah cairan parafin yang disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk madu dan telur lebah. Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin bukan melalui esterisasi, melainkan merupakan campuran dari alkana dengan berat molekul yang besar. Pelumas untuk telinga dibuat dari campuran fosfolipid dan ester dari kolesterol. D. Prostaglandin 11. Prostaglandin pertama kali diketemukan dari cairan semen manusia pada sekitar tahun 1930 oleh Ulf von Euler dari Swedia. Oleh karena diduga berasal dari kelenjar prostat, sang penemu memberinya nama prostaglandin. Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Rumus bangun prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin. Prostaglandin tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. E. Terpena Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Sebagai contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah tusam, terpentin (turpentine). Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan. Kandungan minyak atsiri mempengaruhi penggunaan produk rempah-rempah, baik sebagai bumbu, sebagai wewangian, serta sebagai bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta upacara-upacara ritual. Nama-nama umum senyawa golongan ini seringkali diambil dari nama minyak atsiri yang mengandungnya. Lebih jauh lagi, nama minyak itu sendiri diambil dari nama (nama latin) tumbuhan yang menjadi sumbernya ketika pertama kali diidentifikasi. Sebagai misal adalah citral, diambil dari minyak yang diambil dari jeruk (Citrus). Contoh lain adalah eugenol, diambil dari minyak yang dihasilkan oleh cengkeh (Eugenia aromatica). Terpenoid disebut juga isoprenoid. Hal ini dapat dimengerti karena kerangka penyusun terpena dan terpenoid adalah isoprena (C5H8). Tipe terpena dan terpenoid Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu kelompok tipe terpena. Modifikasi terpena (disebut terpenoid, berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun banyak minyak atsiri. 12. Hemiterpena, n=1, hanya isoprena. Hemiterpenoid, contohnya prenol, asam isovalerat. Monoterpena, n=2, contohnya mircen, limonen, dan ocimen. Monoterpenoid, contohnya geraniol. Seskuiterpena, n=3, contohnya farnesen. Seskuiterpenoid, contohnya farnesol, kurkumen, bisabolol. Diterpena, n=4, contohnya cembren. Diterpenoid, contohnya kafestol. Triterpena, n=6, contohnya skualena. Triterpenoid, contohnya lanosterol, bahan dasar bagi senyawa-senyawa steroid. Tetraterpena, n=8, contohnya adalah likopen, karoten Politerpena, n besar, contohnya adalah karet dan getah perca. Galeri rumus bangun Isoprena Prenol Asam isovalerat -Mircena Limonena Ocimena Geraniol Farnesena Farnesol - Kurkumena -(-)- Bisabolol Cembren 13. Kafestol Skualena F. Steroid Penomoran pada steroid Steroid adalah senyawa turunan lemak dari terpenoid yang tidak terhidrolisis. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana tak jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2- cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin. Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang umum dijumpai. 14. DAFTAR PUSTAKA Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden, KIMIA ORGANIK, Edisi ketiga, University Of Montana, 1986, Wadsworth, Inc, Belmont, Califfornia 94002, Massachuset, USA. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak http://id.wikipedia.org/wiki/Gliserida http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/fosfolipid.html http://naynienay.wordpress.com/2008/01/28/lipid/

emak dan protein

SENYAWA BIO-ORGANIKLEMAK DAN PROTEIN

I.Tujuan :1.1.Mampu menjelaskan sifat umum dan khusus lemak dan protein.1.2.Mampu melakukan analisis kualitatif lemak dan protein dalam suatu sampel

II.Tinjauan Pustaka2.1 Lemak2.1.1 Pengertian lemakLemak merupakan ester asam lemah dan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Satu molekul gliserol dapat meningkat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut mono gliserida, digliserida, atau trigliserida. Lemak termasuk trigliserida yang mengikat tiga molekul asam lemak, strukturnya :GliserolLemakR1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH merupakan molekul asamlemak yang terikat pada gliserol.(Respati,1980)

2.1.2 Sifat-sifat lemaka. Sifat kimia lemakTitik lebur lemak bisa dipengaruhi oleh banyaknya ikatan rangkap dari asam lemak penyusunya.Lemak netral tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak.b. Sifat fisikLemak murni tidak berwarna, tidak berbau dan idak berasa.Titik leburnya rendah.Titik leburnya terlalu rendah dari pada temperature dimana ia menjadipadat kembali.(Mulyono, 2001)

2.1.3Asam LemakAsam lemak adalah monosakarida berantai lurus, mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak dapat berasal dari hewan atau tumbuhan dan merupakan asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang, dengan rumus umum:OR-C-OH(Fessenden, 1982)A.Asam lemak jenuhAsam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap pada atom karbon dalam sruktur molekulnya. Biasanya asam lemak jenuh mempunyai rantai karbon pendek dan titik lebur yang rendah, misalnya asam butirat.Asam lemak jenuh dengan atom C4-C26 merupakan penyusun lemak.Yang paling banyak dijumpai adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat(C17H35COOH), asam laurat (C11H23COOH), asam miristat (C13H27COOH).Asam palmitat terdapat dalam minyak palem, asam laurat dalam palem dan kernel oil, minyak kelapa, asam miristat terdapat pasa pala, asam stearat terdapat pada minyak hewan.

B. Asam lemak tak jenuhAsam lemaktak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbon dalam struktur molekulnya. Asam ini dapat mengandung ikatan rangkap atau lebih. Adanya ikatan rangkap memungkan adanya isomer Cis-trans.Misalnya :-Asam oleat mengandung satu ikatan rangkap-Asam linoleat mengandung dua ikatan rangkap-Asam linonelenat mengandung tiga ikatan rangkapHampir semua asam lemak tak jenuh yang terdapat dialam mempunyai atom C18-C24 dengan variasi letak, dari pada ikatan rangkapnya. Setelah mengetahui banyaknya atom C pada hasil oksidasi dapat ditentukan letak ikatan rangkap di dalam senyawa semula.(Respati, 1980)C.Sifat-sifat asam lemakMakin panjang rantai karbonnya, makin tinggi titik lelehnya.Dapat berbentuk cair dan padat.Asam lemak jenuh memiliki titik lebur lebih rendah dari pada asam lemak tak jenuh.Kelarutan asam lemak dalam air tergantung panjang rantai karbonnya.Umumnya larut dalam eter dan alkohol.Asam lemak dapat terionisasi.Dapat bereaksi dengan basa membentuk garam.

Berdasarkan keestalannya, asam lemak dibedakan menjadi :a.Asam lemak esensialAsam lemak diperlukan oleh tubuh tetapi tubuh kita dapat mensintesiskannya sehingga harus di datangkan dari luar tubuh, contohnya asam linoleat,asam arachidanat.b.Asam lemak non essensialAsam lemak yang diperlukan oleh tubuh, contohnya asam opat, asam stearad, dll.(Soemarjo, 1986)

2.1.4.Penyabunan (saponifikasi)Sabun merupakan logam alkali yang dibersihkan oleh asam lemak yang dapatlarut dalam air. Biasanya berasal dari minyak tumbuhan dan dibuat dari proses hidrosinasi. Molekul sabun terdiri dari rantai hidrokarbon dengan gugus -COO- pada ujungnya yang memilki sifat hidrofob dan hidrofil, sabun dapat membersihkan kotoran, terutama minyak, sehingga berfungsi sebagai elmudator.Reaksi penyabunan :CH2O2C(CH2)16CH3CH2OHkalorCH2OC(CH2)16CH3+H2OCHOH+3CH3(CH2)16CO-Na+CH2O2C(CH2)16CH3CH2OH

Apabila reaksi penyabunan telah lengkap, lalu lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan dipulihkan dengan penyaringan molekul sabun mengandung rantai hidrokarbon panjang ditambah ujung ion sabun yang mampu mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat di buang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun,yaitu rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat non polar dan ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air, di tolak oleh ujung anion molekul yang menyebul dari tetesan minyak lain.Dalam cairan yang mengandung asam lemak di kenal peristiwa tengik. Bau yang khas ini disebabkan karena adanya senyawa campuran asam ketondan asam hidroksi ekto yang berasal dari dekomposisisi asam lemak yang terdapat dalam cairan iitu.Sampai sekarang, reaksi pe-tenkikan dikenal sebagai reaksi asam lemak tak jenuh.-CH=CH-CH2-CH=CH-

-CH=CH-CH-CH=C(Fessenden,1999)

2.1.5.Fungsi Lemaka.FostofolipidAdalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat, fosfogliserida, satu tipe fosfolipid, erat berhubungan dengan lemak dan minyak. Senyawa ini biasa mengandung ester asam lemak pada dua gliserol dengan suatu ester fosfat pada posisi ketiga. Fosfogliserida bersifat jelas karena molekulnya berisi dua hidrofobik yang panjang dalam suatu hidrofil yang sangat polar, suatu gugus ion dipolar.(Fessenden, 1999)b.TrigliseridaAdalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang penting untuk proses yang memerlukan energi dalam tubuh. Trigliserida juga mempunyai fungsi sebagai bantalan tulang dan organ vital yang melindungi organ-organ dari goncangan.( Poedjadi.1994 )

2.2.Protein2.2.1 Pengertian proteinProtein adalah gabungan dari asam amino dan terdapat disebagian besar dari tubuh manusia dan hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun tubuh (daging, kulit, dsb). Sebagian mempunyai fungsi katalisator untuk menstabilkan reaksi tertentu yang dapat berlangsung dengan baik pada kondisi tubuh. Protein berfungsi sebagai pengatur hormon dan immonologi (pertahanan tubuh). Protein disusun oleh asam amino dengan ikatan amida yang disebut ikatan peptida.ON2H-CH-CROH

OH2N-CH-COOH-(NH-CH-C)NH-CH-COOHR(Respati, 1980)Protein adalahsenyawapolipeptida yang dihasilkan dari polimerisasi asam-asam amino, protein dibagi menjadi dua, yaitu protein yang larut dalam air dan protein yang sukar larut dalam air.(Soemardjo, 1998)2.2.2 Struktur Proteina. Struktur PrimerSruktur primer menunjukan jumlah, jenis dan urutan, asam amino dalam molekul protein. Struktur primer merupakan sifat utama, yaitu menentukan sifat dasar berbagai protein dan juga menentukan bentuk struktur sekunder dan tersiser.

RHORHHNH2- C -C- N C - C- C N -C- C-N C - CHORHHOROb. Struktur sekunderMerupakan suatu rantai peptida dengan susunan heliks putar kanan yang disebut heliks. Susunan tersebut memungkinkan asam amino untuk memasuki ruang-ruang dengan gugus R.Pada ikatan antar molekul distabilkan oleh ikatan hidrogen, nitrogen, amida, dan oksigen karbonil.c. Struktur TersierMerupakan strukturtiga dimensi yang memungkinkan molekul lain berikatan dengan protein, misalnya enzim.d. Sruktur KuartenerMerupakan sruktur dari protein yang bisa digabungkan dengan molekul protein lain atau gugus non protein,misalnyapada protein terkonjugasi.(Poedjiadi, 1994)2.2.3 Penggolongan proteinDitinjau dari srukturnya protein dibagi menjadi 2 bagian, yaitua.Protein sederhanaTerdiri atas molekul-molekul asam amino. Menurut molekulnya terbagi menjadi protein tiger yang terbentuk syarat dan protein globularyang terbentuk bulat/elips.Terdiri dari polipeptida yang berlipat-lipat.b.Protein gabunganTerdiri atas protein dan gugus bukan protein (gugus protestik) beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein , lipoprotein, lukreoprotein.

Berdasarkan bentuknyaa. Protein GloburarAdalah protein yang bentuknya menggulung,larut dalam air.b. Protein FibrousAdalah protein yang bentuknya memanjang, contoh kolagen.

2.2.4 Sifat-sifat proteina. Dalam suasana asam protein membentuk ion positif sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Ionisasi protein :b. Protein memiliki titik isolistrik yang berbeda-bedac. Protein memiliki ikatan peptidad. Protein merupakan hasil polimerisasi asam-asam amino.(Poedjiadi, 1994)2.3.Asam aminoAdalah zat padat yang mempunyai titik lebur tinggi dankarena adanya 2 gugus yang polar maka tidaklarut dalampelarutorganik, tetapi larut dalam air. Karena gugus karboksilat brsifat asam dan gugus amino bersifat basa, maka sebenarnya asam amino ada dalam bentuk ion dipolar (zwitter ion).R-CN-COOHR-CH-CONH2NH3Asam amino yang tidak mmpunyai rantai simpang yang apat mengalami ionisasi, mempunyai dua konstanta ionisasi :R-CH-H2OR-CH-CO2+H3O+Ka=10-2NH3NH3R-CH-COO+H2OR-CH-CO2-+H3O+Ka=10-9NH3NH2(Respati, 1980)

2.3.1 Penggolongan asam aminoDitinjau dari segi pembentukannya terbagi menjadi 2, yaitu :a.Asam amino esensialAsam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan sumber protein.b.Asam amino non essensialAsam amino yang bisa dibuat oleh tubuh sendiri, berdasarkan sruktur gugus -R-, dalam asam amino terbagi menjadi 7 kelompok, yaitu dengan rantai samping yaitu :1.Merupakan rantai karbon2.Mengandung gugus hidroksil3.Mengandung atom belerang4.Mengandung gugus asam/amino5.Mengandung gugus basa6.Mengandung cincin aromatik7.Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino.(Poedjiadi, 1994)2.3.2Sifat-sifat asam aminoa.Umumnya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroformb.Mempunyai titik lebur tinggic.Mempunyai polaritas tinggid.Dapat membentuk ion amfotere.Dapat berikatan dengan gugus lain(Poedjiadi, 1994)

2.4.Ikatan-Ikatan dalam molekul proteina. Ikatan peptidaAdalah ikatan yang terdapat dalam rantai peptide itu sendiri, yaitu ikatan antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lain.b. Ikatan CystineAdalah ikatan disakarida dalam protein yang secara homopolar atau valent.H-C:S:SHHc. Ikatan garamIkatan garam molekul protein adalah secara heteropolar atau secara elektrovalen yaitu antara ion-ion yang bermuatan berlawanan di dalam suatu molekul yang disebabkan oleh gaya elektrolisis. Ikatan ini terjadi bila ada radikal karboksil bebas dengan radikal amino bebas.d. Ikatan hidrogenIkatan ini banyak terdapat di dalam molekul protein terutama yang menghubungkan antara C=O.e. Ikatan esterTerjadi apabila ada asam amino yang mempunyai radikal karboksil bebasa berdekatan dengan asam amino yang mempunyai radikal hidroksil bebas dari rantai peptide dari suatu molekul protein.(Soemarjo, 1986)

2.5.Uji Protein2.5.1.Uji BiuretUji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptide. Dalam tabung reaksi kering krom dipanaskan secara kering, sehingga terbentuk senyawa biuret dan berbau khas dari NH3setelah ditambahkan NaOH dan CuSO4, maka berwarna ungu.

NH2NH2-N2HO=+O= CC = O + NH3NH22HH2

2.5.2.Uji nihidrinJika protein direaksikan dengan buffer aseton danlarutan nihidrin dalam aseton, lalu dipanaskan dengan penangas, maka setelah dingin larutanberwarnawarna biru. Warna biru terjadi karenareaksiinimenghasilkan aldehid yang rendah dan melepaskan CO2dan amoniak.2.5.3.Uji xanthoproteinMerupakan uji asam amino dengan radikal. Larutan NHO3pekat jika ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih danberubah menjadi kuning jika dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada benzena yang terdapat pada molekul protein.Reaksi positif untuk protein yang mengandung tirosin, fonidalnin, triptoton.2.5.4.Uji Hopkins ColeLarutan protein yang mengandung triptoton dapatbereaksi membentuk senyawa berwarna. Pereaksi hopskin cole dibuat dengan asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air.Jika protein ditambahkan hopkins cole dan H2SO4akan membenuk lapisan di bawah saat kemudian terjadi cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.Reaksi positif pada gugus iudol.2.5.5.Uji MolishPereaksi molish berisi alcohol (a-naftol 5%) dalam mereaksikannya ditambahkan H2SO4 pekat, merupakan uji khusus untuk protein yang radikalnya karbohidrat.2.5.6.UjiSulfidaJika protein yang mengandung asam amino yang berwarna ungu S ditambahkan dengan NaOH dan dipanaskan maka H2S dapat diuraikan dalam larutan alkalis membentuk H2S jika ditambahkan pada asetat maka akan terjadi PbS yang mengendap sebagai koloid, jika hasilnya positif larutan itu mula-mula berwarna kuning kemudian berwarna coklat dan akhirnya berubah warnnna menjadi hitam dan mengendap.2.5.7.Reaksi Prespitasi (pengendapan protein)Zat putih tellur atau protein jika dalam larutan berupa sebuah koloid-Uji logam berat dalam proteina. CuSO4Jika protein diteteskan CuSO4encer maka terjadi pengendapan, akan tetapi penambahan seteusnya endapan dapat larut lagi (reversifik).b. Ag H3dan H3(NO3)2Memberikan endapan yang tidak bewarna.c. Pb(CH3COO)2Jika ditambah dalam bentuk padat dan di kocok, tejadi endapan tak berwarna, biasanya dipakai untuk membebaskan protein dalam urine pada pemeriksaan kadar gula.d. FeCl3Terjadi pengendapan tetan penambahan, dimungkinkan akan larut kembali.

2.6.Analisa bahan

1. AquadesAir yang diperoleh pada pengembunan uap melalui proses penguapan -eteratau pendi pendidihan air. Tidak berwarna , tidak berasa, titik leleh0oC, titik didih air 100oC, bersifat polar, pelarut organik yangbaik.(Mulyono,2001)2. Metilen kloridaBerbentuk endapan berwarna putih, sediki larut dalam air, di alam sebagai air raksa. Senyawa dengan formula CHCL3, brbentuk cair, tidak berwarna, larut dalam kloroform dan alcohol, digunakan sebagai obat bius, racun tanaman.(Mulyono,2001)3. Minyak kelapaMinyak kelapa yang diperoleh dari tumbuhan kelapa, berguna untuk minyak makanan.( Basri, 1996)4 . HNO3Merupakan asam anorganik, zat cair tak berwarna, bersifat korosit dan oksidator kuat.( Basri, 1996)5.SusuHasil alamikelenjarputih, berupa emulsi putih mengandung air, protein, lemak, gula, garam.( Basri, 1996)6. H2So4Zat cair kental tak berwarna, menyerupai minyak, higrokopis dalam larutan cair, bersifat asam kuat, dalam keadaan pekat bersifat oksidator dan zat pendehidrasi, titik leleh 10c, titik didih315-338c, massa jenis 1,8 g/ml.( Mulyono, 2001)7.Minyak zaitunBerbentuk cair dan berwarna kuning pucat, mengandung olein dan palmitin sebagai bahan makanan, untuk pembuatan sabun.( Basri, 1996)8. Merkury kloridaBerbentuk endapan berwarna putih, sedikit larut dalam air di alam sebagai air raksa.( Mulyono, 2001)9.Molish (-naftol)Merupakan uji karbohidrat , jika ditambah H2SO4membentuk cincin ungu.( Mulyono, 2001)10. NaOHSenyawa basa, endapan putih, higrokopis, mudah menyerap CO2membentukNa2CO3.Digunakan dalam pembuatan rayon, kertas,detergen, titik leleh 318c dan titik didih 139c, larut dalam alcohol, gliserol, air.( Mulyono, 2001)12. (CH3COO)PbSenyawa garam dengan rumus kimia (CH3COO)Pb.2H2O, padatan Kristal berwarna putih, bersifat racun, larut dalam air, digunakan dalam kedokteran, tekstil dan digunakan sebagai reagen analitik, titik leleh280c, titik didih 315c-338c, massa jenis 1,8 g/ml.( Mulyono, 2001)13. C2H5OHCairan encer tak berwarna , dapat bercampur dengan eter, benzena, gliserol, air yang bersifat hodrofob dan hidrofil.( Fessenden, 1997)14. Asam FosfomilibdatSebagai pereaksi alkaloid dibuat dengan ,melarutkan ammonium melibatkan dalam asam nitrat pekat di tambahkan asam fosfat.( Basri, 1996)15. TelurPada putih telur, zat yang terkandung paling banyak adalah protein albumin dan yang paling sedikit adalah lemak.( Basri, 1996)

III. METODE PERCOBAAN3.1 Alat

1. Glukoneogenesis6 Maret 2012 (FMIPA)8 Maret (FKIP) GenesisBiosintesis karbohidrat dari prekursor C3 atau C4NeoGlikis2. GlukoneogenesisGlukoneogenesis 3. Prekursor GlukoneogenesisPrekursor atau substrat terpenting dalam glukoneogenesis:1. Laktat yang dihasilkan dari glikolisis pada sel otot dan eritrosit2. Asam amino, yang berasal baik dari nutrisi maupun degradasi protein sel ototpada saat puasa3. Propionat dari degradasi asam lemak4. Gliserol dari hidrolisis/katabolisme lemak 4. OverviewSekilas, glukoneogenesis merupakankebalikan dari glikolisis.TETAPI Proses biosintesis ini sama sekalibukan merupakan reaksi yang sama dalamarah kebalikan dari glikolisis.Artinya, reaksi-reaksi pada glukonegenesisdikendalikan oleh enzim-enzim yangberbeda dengan enzim-enzim yang terlibatpada glikolisis. 5. Pertanyaan penting1. Apa manfaat glukoneogenesis bagi organisme?2. Bagaimana reaksi total glukoneogenesis?3. Enzim penting apa saja yang berperan padaglukoneogenesis?4. Apa contoh praktis glukoneogenesis? 6. Mengapa glukoneogenesis?Sel-sel otak, sistem syaraf pusat, medulla ginjal, testis dan eritrosit secaraeksklusif membutuhkan glukosa sebagai sumber energinyaSel-sel tersebut tidak dapat memanfaatkan lemak, protein dan asamamino sebagai sumber karbon.Oleh karena itu, proses biosintesis glukosa pada sel-sel tersebutmutlak diperlukanGlukoneogenesis terutama terjadi di liver dan ginjal.Enzim-enzim glukoneogenesis kebanyakan terdapat pada sitosol.Namun demikian, piruvat karboksilase terletak pada matriks mitokondriadan glukosa-6-fosfatase terikat pada ER halus.Kebutuhan glukosa otak 120 gram/hari dari total kebutuhanmanusia 160 gram/hari190 gram glukosa dalam bentuk glikogen bisa dimanfaatkansetiap saatCadangan makanan hanya untuk 1 hari saja 7. Regulasi Glikolisis dan GlukoneogenesisSkenario siklus futile vs.siklus substrat 8. Bypass 3 reaksi irreversibel glikolisisReaksi 1 heksokinase/glukokinaseReaksi 3 PFK 1Reaksi 10 Piruvat kinase 9. Reaksi pada glukoneogenesis1. Konversi piruvat menjadi oksaloasetat oleh enzim piruvatkarboksilase (reaksi karboksilasi). Reaksi terjadi di matriksmitokondria dan menggunakan biotin sebagai pengemban-teraktivasi (activated-carrier) bagi CO2E-biotin + ATP +HCO3- E-biotin-CO2 + ADP + PiE-biotin-CO2 + piruvat E-biotin + oksaloasetat2. Dekarboksilasi dan fosforilasi oksaloasetat olehfosfoenolpiruvat karboksikinaseoksaloasetat + GTP PEP +CO2 + GDP 10. Reaksi pada glukoneogenesisGlukoneogenesis memerlukan 4 ATP dan 2 GTP untuk sintesis satumolekul glukosa dari 2 molekul piruvat3. Konversi PEP menjadi fruktosa-1,6-bifosfat melalui beberapatahap reaksi yang membutuhkan 1 ATP dan 1 NADH4. Defosforilasi fruktosa-1,6 bifosfat menjadi fruktosa-6 fosfat olehenzim FBPase-1fruktosa-1,6-bifosfat + H2O fruktosa 6-fosfat + Pi5. Konversi fruktosa-6-fosfat menjadi glukosa-6-fosfat olehfosfoglukoisomerase6. Defosforilasi glukosa 6-fosfat menjadi glukosa oleh enzim glukosa6-fosfatase yang terikat pada retikulum endoplasma halus.glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + Pi 11. Pengendalian Glikolisis vs GlukoneogenesisEnergy charge: perbandinganrelatif ATP/AMPEC rendah AMP tinggiEC tinggi ATP tinggiSalah satu ukuran energi sel 12. Regulasi allosterik PFK-1 dan FBPase-1 olehF-2,6-bifosfatReaksi 2 GlikolisisFruktosa-6-fosfat Fruktosa-1,6-bifosfatReaksi pada glukoneogenesisFruktosa-1,6-bifosfat Fruktosa-6-fosfatKedua reaksi di atas diregulasi secaraallosterik oleh fruktosa-2,6-bifosfat 13. Regulasi allosterik PFK-1 dan FBPase-1 olehF-2,6-bifosfatGlikolisis GlukoneogenesisPengendalian konsentrasi F-2,6-bifosfat adalah mekanisme pentingdalam menentukan flux glikolisis dan glukoneogenesisPengendalian melalui hormon insulin dan glukagon 14. Dual function enzyme PFK-2/FBPase-21. Aktivitas kinase: memfosforilasi fruktosa-6-fosfat menjadi F-2,6-bisfosfatmeningkatkan fluks glikolisis2. Aktivitas fosfatase: defosforilasi F-2,6-bifosfat menjadi fruktosa-6-fosfatmeningkatkan fluks glukoneogenesis 15. Kaitan dengan Insulin dan glukagon Tugas 16. Siklus Cori 17. Ringkasan1. Apa manfaat glukoneogenesis bagi organisme?Liver dan ginjal menghasilkan glukosa dari sumber non-karbohidrat(laktat, asam amino, gliserol) untuk diekspor ke jaringan yang bergantungsecara eksklusif pada suply glukosa (sel otak dan eritrosit).2. Bagaimana reaksi total glukoneogenesis?3. Enzim penting apa saja yang berperan pada glukoneogenesis?Piruvat karboksilaseFosfoenolpiruvat Karboksikinase (PEPCK)Fruktosa-1,6-bifosfatase-1 (FBPase-1)Glukosa-6-fosfatase4. Apa contoh praktis glukoneogenesis?Siklus Cori: (mis) atlet/sprinter menghasilkan banyak laktat pada otot.Pada periode relaksasi, laktat ditransport ke liver dan dikonversi menjadiglukosa melalui jalur glukoneogenesis. Selanjutnya glukosa dikirimkembali ke otot untuk disimpan dalam bentuk glikogen.

.4.3Uji LemakMenurut Crayonpedia (2011), pengukuran kadar lemak pakan ikan atau bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan ikan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Soxhlet dan metode Weibull. Metode soxlet digunakan jika bahan baku pakan atau pakan ikan mengandung kadar lemak yang relatif tidak terlalu banyak, dan jika kadar lemak dalam bahan pakan atau pakan ikan cukup banyak maka bahan pakan dan pakan itu harus dilakukan hidrolisis terlebih dahulu dan metode yang digunakan adalah metodeWeibull. Prinsip : Bahan makanan yang larut di dalam petrelium eter, atau ekstraksi lemak bebas dengan pelarut non polarperalatan : Kertas saring Labu lemak AlatsoxhletPemanas listrik Oven Neraca analitik Kapas bebas lemak Pereaksi : hexane atau pelarut lemak lainnyaLangkah kerja 1 :1.Panaskan cawan labu dalam oven pada suhu 105110o C selama satu jam, dinginkan dalam eksikator selama 10 menit dan timbang (X1).2.Timbang bahan/contoh sebanyak 2 5 gram (bahan sebaiknya dalam bentuk halus dan kering), dan dibungkus dengan kertassaring/kertas filter dalam bentuk silinder (a).3.Masukkan selongsong kertasfilter kedalam tabung ekstraksi dan diberi pemberatsertadihubungkan dengan kondensor/pendingin .4.Pasanglah tabung ekstraksi pada alat destilasiSoxhletdengan pelarut petroleum ether/ petroleum benzena/hexana sebanyak 150 ml yang dimasukkan kedalamsoxhletsampai kertas saring tersebut terendam dan sisa larutan dimasukkan kedalam labu.5.Panaskan cawan labu yang dihubungkan dengansoxhletdi ataswaterbathsampai cairan dalam soxhlet terlihat bening. Pemanasan ini berlangsung selama 24 jam, apabila setelah 4 jam ekstraksi belum sempurna pemanasan dapat dilanjutkan selama 2 jam lagi.6.Lepaskan labu dari soxhlet dan tetap dipanaskan di atas water bath untuk menguapkan semua petroleum ether dari cawan labu.7.Cawan labu dipanaskan dalam oven pada suhu 105110oC selama 1560 menit, kemudian didinginkan dalam eksikator selama 10 menit dan ditimbang. Ulangi prosedur ini sampaidiperoleh berat yang stabil (X2).8.Hitunglah persentase kadar lemak bahan/contoh dengan persamaan sebagai berikut ;Langkah kerja SNI :1.Timbang seksama 12g contoh, masukkan kedalam selongsong kertas yang dialasi dengan kapas.2.Sumbat selongsong kertas berisi contoh tersebut dengan kapas, keringkan dalam oven pada suhutidak lebih dari 800C selama lebih kurang satu jam, kemudian masukkan ke dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak berisi batu didih yangtelah dikeringkan dan telah diketahui bobotnya.3.Ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama lebih kurang 6 jam.4.Sulingkan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam oven pengering pada suhu 105OC.5.Dinginkan dan timbang.6.Ulangi pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.Ket:W:bobot contoh dalam gramW1 :bobot lemak sebelum ekstraksi dalamgramW2 : bobot labu lemak sesudah ekstraksiPengukuran Kadar Lemak denganMetode WeibullPrinsip : ekstraksi lemak dengan pelarut non polar setelahcontoh dihidrolisis dalamsuasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat. Peralatan :Kertas saring.Kertas saring pembungkus (Thimle).Labu lemak.AlatSoxhlet.Neraca Analitik.Pereaksi : larutan HCl 25%, kertas lakmus, n-Heksana atau pelarut lemak lainnya.Langkah kerja SNI ;1.Timbang seksama 12g cuplikan ke dalam gelas piala.2.Tambah 30 ml HCl 25% dan 20 ml airsertabeberapa butir batu didih.3.Tutup gelas dengan kaca arloji dan didihkan selama 15 menit.4.Saring dengan keadaan panas dan cuci dengan air panas hingga tidak bereaksi asam lagi.5.Keringkan kertas saring berikut isinya pada suhu 100 105OC.6.Masukkan ke dalam kertas saring pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya 23 jam pada suhu lebih kurang 80OC.7.Sulingkan larutan heksana atau pelarut lemak lainnya dan keringkan ekstrak lemak pada suhu 100105OC.8.Dinginkan dan timbang.9.Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap.Ket:W: bobot cuplikan dalam gramW1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksidalam gramW2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksidalam gramMenurut Dejavu (2009), ada dua cara untuk menguji adanya lemak dalam suatu makanan yaitu secara sederhana dan secara kompleks :a.Uji lemak sederhana :Teteskan minyak goreng pada selembar kertas putih atau kertas sampul.Terawangkan kertas didepan cahaya sehingga cahaya dapat melewatinya. Jika bagian kertas yang ditetesi minyak goreng tembus cahaya maka minyak goreng tersebut mengandung lemak.b.Uji lemak Kompleks :Tuangkan etanol pekat ke dalam tabung reaksi.Tambahkan satu atau dua tetes minyak goreng kedalam tabung reaksi D. Kocok tabung reaksi D. Tambahkan 1 ml air kedalam tabung reaksi. Kocok lagi. Jika terbentuk endapan putih keabu-abuan, maka makanan yang diuji mengandung lemak.2.4.4.Kadar AbuDalam banyak referensi mengenaimakanan ternak, jarang sekali abu atau bahan organik dibahas secara mendalam. Komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting karena abu tidak mengalami pembakaran sehingga tidak menghasilkan energi. Jumlah abu dalam bahan pakan hanya penting untuk menentukan perhitungan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Meskipun abu teridri dari komponen mineral, namun bervariasinya kombinasi unsur mineral dalam bahan pakan asal tanaman menyebabkan abu tidak dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan jumlah unsur mineral tertentu. Kadar abu suatu bahan pakan ditentukan dengan pembakaran bahan tersebut pada suhu tinggi (500600oC). Pada suhu tinggi bahan organik yang ada akan terbakar dan sisanya merupakan abu (Suparjo, 2008).Menurut Darsudi (2008), penentuan kadar abu (metode pengabuan pada tanur). Alat yang dipergunakan dalam kegiatan ini dalah: tanur pengabuan, cawan porselen, nampan stainless, timbangan analitik, desikator dan lain lain.Cara kerjaPanaskan cawan porselen kosong dalam tanur pengabuan pada suhu 600oC selama 2 jam, kemudian turunkan suhu tanur hingga 110oC. Angkat cawan porselen kosong, dinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu timbang. (A). timbang sampel sebanyak 2 g; (B). Masukkan dalam cawan porselen (A) kemudian abukan cawan porselen berisi sampel dalam tanur pengabuan pada suhu 600oC selama 3 jam kemudian turunkan suhu tanur hingga 110oC; (C). angkat sampel dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu timbang.Perhitungan:Kadar Abu (%) =

3.METODOLOGI3.1.Alat dan fungsi3.1.1.Kadar keringAlatalat yang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang kadar kering adalah :Oven:untuk mengeringkan petridish.Petridish: sebagai tempat bahan/sampel.Timbangandigitalmattler: untuk menimbang bahandansampeldenganketelitian 0,01 gram.Eksikator: untuk menyerapkelembaban.Stopwacth: untuk menghitung waktu.3.1.2.UjiProteinAlatalatyang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang analisa protein adalah:Alatdestruksi:untuk memecah protein menjadi asam amino.Alat destilasi: untuk penyulingan larutan.Buret: untuk tempat larutan saat titrasi.Statif dan klem: sebagai penyangga biuret saat titrasi.Timbangan digitalmattler: untuk menimbang bahan dan sampel denganketelitian 0,01 gram.Erlenmeyer: untuk tempat larutan.Stopwacth: untuk menghitung waktu.

3.1.3.UjiLemakAlatalatyang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang analisa lemak adalah:Goldfish: untuk ekstraksi lemak.Timbel: sebagai wadah sampel.Gelas piala: sebagai wadah petroleum eter.Timbangan digitalmattler: untuk menimbang bahan dan sampeldenganketelitian 0,01 gram.Stopwacth: untuk menghitung waktu.3.1.4.Kadar AbuAlatalat yang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang analisa kadar abu / mineral adalah:Oven / tungku perapian: untuk mengeringkancrosibleproselin.Timbangan digitalmattler: untuk menimbang bahan dan sampel yangdigunakan dengan ketelitian 0,01 gram.Crosibleporselen: untuk tempat pengabuan.Eksikator: untuk menyerap kelembaban.Stopwacth: untuk menghitung waktu.3.2.Bahan dan Fungsi3.2.1.Kadar keringBahanbahanyang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang kadar kering adalah:Dedak: sebagai bahan sampel yang akan diamatisertahhhhhhhhhhhhhhhhhdigunakansebagai pembanding.Kacang hijau:sebagai bahan sampel yang akan diamatisertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung ikan:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung kedelai: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung roti: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepungjagung:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.3.2.2.UjiProteinBahanbahanyang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang kadar kering adalah:Dedak: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakansebagai pembanding.Kacang hijau:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung ikan:sebagai bahan sampel yang akan diamatisertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung kedelai: sebagai bahan sampel yang akan diamatisertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung roti: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepungjagung:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Asam sulfat 9698 %: untuk memecah protein menjadi asam amino.NaOH 40 %: sebagai indikator warna.Methylorange: sebagai indikator warna.3.2.3.UjiLemakBahanbahanyang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang kadar kering adalah:Dedak: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakansebagai pembanding.Kacang hijau:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung ikan:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung kedelai: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung roti: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepungjagung:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Kertas saring: untuk membungkus bahandansampel.Petroleum Eter: sebagai pelarut organikTali: untuk mengikat mengikat bahan dalam kertas saring.3.2.4.Kadar AbuBahan bahanyang digunakan dalam praktikum nutrisi ikan tentang kadar kering adalah:Dedak: sebagai bahan sampel yang akan diamatisertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakansebagai pembanding.Kacang hijau:sebagai bahan sampel yang akan diamatisertazzzzzzzzzzzzzzzzzzzdigunakan sebagai pembanding.Tepung ikan:sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung kedelai: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pembanding.Tepung roti: sebagai bahan sampel yang akan diamati sertaaaaaaaaaaaaaaaaaadigunakan sebagai pemban