proses pembentukan reservoir gas
DESCRIPTION
Proses Pembentukan Reservoir GasTRANSCRIPT
Nama : Agus Rendika Tamas
NIM : 113130188
Kelas : E
Proses Pembentukan Reservoir Gas
A. Terbentuknya Geologi Gas Alam
Persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar minyak bumi dapat bernilai
komersial, antara lain :
1. Sebuah sumber yaitu bahan dari mana minyak bumi terbentuk.
2. Berpori dan permeable yaitu di mana minyak bumi bermigrasi dan terakumulasi
setelah terbentuk.
3. Perangkap atau suatu kondisi bawah permukaan yang membatasi gerakan lebih
lanjut sehingga dapat terakumulasi dalam jumlah komersial.
Gas alam dan minyak mentah dihasilkan dari bahan organik yang
dipengaruhi oleh meningkatnya suhu dan waktu. Jenis bahan organik dan suhu
memiliki peran penting dalam mengendalikan pembentukan minyak atau gas.
Bahan organik dapat dibagi menjadi dua kategori besar tergantung pada dari mana
bahan itu berasal baik dari organisme yang tumbuh di permukaan tanah atau
tumbuh di air, dimana material terestrial akan menghasilkan gas alam dan
beberapa minyak mentah lilin, sedangkan material air menghasilkan minyak
mentah normal.
Perbedaan ini penting dalam memperkirakan kedalaman maksimum agar
minyak mentah atau gas alam dapat terjadi. Sungai telah memiliki peran penting
dalam mengangkut bahan terrestrial ke lingkungan pengendapan. Oleh karena itu,
delta cenderung cocok sebagai lingkungan pengendapan gas. Sedimen tertua dan
terdalam yang disimpan di celah kontinental dan kaya bahan organik terestrial.
Mereka ditindih seiring dengan meningkatnya sedimen laut yang memiliki
kandungan air yang besar sehingga urutan perkembangan secara vertikal dengan
gas -bahan organik di bagian bawah dan bahan pengahasil minyak di atas.
B. Modifikasi dengan Migrasi dan Pemakaman
Minyak dan gas dapat dihasilkan karena adanya reservoir. Migrasi
sekunder paling sering disebabkan oleh tipping regional dan dapat menyebabkan
pemisahan ditandai minyak dan gas. Gussow (1) menggunakan istilah "diferensial
jebakan" untuk kasus di mana perangkap penuh dengan tudung gas dan tumpahan
minyak dari bawah ke dalam perangkap berikutnya yang lebih tinggi. Hal ini
dapat menyebabkan perangkap yang berdekatan dengan gas, minyak, atau
berbagai campuran dari keduanya. Waduk diisi gas-bisa downdip dari reservoir
diisi minyak. Proses ini digambarkan dalam angka 1-3 dan 1-4.
Seperti dapat dilihat dari angka 1-4, gas alam dapat terjadi baik terkait atau
tidak terkait dengan minyak. Perangkap 1 di angka 1-4 adalah reservoir non-
terkait gas sementara trap 2 adalah reservoir gas terkait; yaitu, gas terjadi sebagai
tudung gas dalam kontak dengan minyak crude. Dalam beberapa waduk gas
terkait minyak yang ada sebagai rim tipis di bagian bawah perangkap.
Kenaikan suhu yang menyertai peningkatan kedalaman penguburan
memiliki peran besar dalam menentukan komposisi penjebakan minyak bumi.
Minyak mentah tidak memiliki kesetimbangan campuran, dan karena suhu
meningkatkan hidrokarbon menyesuaikan menyebabkan redistribusi hidrogen,
akhirnya memberikan metana dan kaya akan residu carbon solid. Perubahan
minyak yang pertama yaitu kondensat, kemudian basah gas, dan akhirnya kering
gas. Gas dikembangkan dengan cara ini sering dikaitkan dengan hidrogen sulfida
dan karbon dioksida.
Meskipun suhu maksimum minyak ada yang cukup stabil, suhu dan
keterbatasan sehingga kedalaman atas terjadinya gas alam telah ditentukan.
Barker dan Kemp (2) telah menerbitkan hasil studi komputer untuk menentukan
batasan kedalaman ini dan telah menemukan bahwa dalam kondisi tertentu
metana dapat tetap stabil pada kedalaman 40.000 ft. Jumlah metana yang masih
sangat dipengaruhi oleh litologi reservoir yg cukup dingin, clean sandstones
menjadi waduk yang paling menguntungkan. Ditemukan bahwa metana kurang
stabilitas di karbonat dalam. Para peneliti dan pusat studi menunjukkan bahwa gas
alam mungkin ada di kedalaman lebih dari setelah dieksplorasi jika reservoir
pourous dan permeable ada di kedalaman ini. Tabel 1-11 menunjukkan bahwa
cadangan cukup mungkin ada pada kedalaman antara 15.000 dan 30.000 ft.
C. Skema Ilustrasi
Tahap 1. Gas, Minyak, dan Air di atas titik tumpahan. Minyak dan gas terus
terjebak saat air berpindah. Tahap ini berakhir ketika kontak minyak-air mencapai
titik tumpahan.
Tahap 2. Tahap jeratan selektif dan pembilasan gas. Continoues gas yang akan
terjebak tapi minyak yang tumpah up dip. Tahap ini berakhir ketika kontak
minyak-gas mencapai titik tumpahan.
Tahap 3. Tahap Akhir. Perangkap diajukan dengan gas. gas berlebih tumpahan up
dip karena gas masuk perangkap. Minyak melewatiperangkap dan terus migrasi.