proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan...
TRANSCRIPT
PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIPLE
INTELEGENCE (MI) (Studi Deskriptif di SDIT Ulul Albab Kota Pekalongan
Tahun 2012)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh :
Heri Winarno
NIM : G 000 080 059
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi
individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan
diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan
kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik
atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan
cita-citanya.
Sekolah ini cukup unik dan berani berbeda dalam penerimaan siswa
barunya (PSB). SDIT Ulul Albab Pekalongan menggunakan alat riset bernama
Multiple Intelligences Research (MIR) dalam PSB. MIR ini bukan alat tes seleksi
masuk, melainkan sebuah riset yang ditujukan kepada siswa dan orang tuanya
untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa yang paling menonjol dan
berpengaruh. Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lembaga
ini dengan tujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) dengan menggunakan pendekatan Multiple Intelligence (MI).
Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran PAI di SDIT Ulul ALbab
Pekalongan dengan menggunakan pendekatan MI yang meliputi tujuan, materi,
setrategi serta evaluasi proses pembelajaran.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan, adapun pendekatan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam pengumpulan data
penulis menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun
penelitian ini dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa SDIT Ulul Albab Pekalongan telah menerapkan MI
sebagai pendekatan dalam pembelajaran PAI. Bertujuan lebih menekankan pada
implementasi dari ajaran Islam dalam kehidupan anak didik. Tenaga kependidikan
belum secara keseluruhaan memenuhi jenjang pendidikan strata SI. Peserta didik
telah memenuhi kondisi ideal untuk melakukan pembelajaran karena telah matang
secara mental dan intelektual, yaitu pada usia 7 tahun. Materi yang dipelajari studi
qur’an hadist, akidah akhlak, fiqh serta sejarah kebudayaan islam (SKI). Untuk
materi SKI baru diberikan di kelas 3. Setrategi pembelajaran yang digunakan
bervariasi, namun guru PAI kurang kreatif dalam mengemas strategi pembelajaran
serta kurang memperhatikan aspek kondisi siswa atau potensi siswa. Adapun pada
tahapan-tahapan masih terdapat kekeliruan. Adapun tahapannya meliputi kegiatan
awal: zona alpha, pre test dan tidak menggunkan scene setting, kegiatan inti
pembelajaran, penutup.. Dalam proses evaluasi pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menggunakan konsep penilaian Autentik. Menggunakan
teknik tes dan non tes. Penilaian yang dilakukan terdiri dari tesl lisan, tes tertulis
dan tes perbuatan.
Kata Kunci : Proses Pelaksanaan pembelajaran PAI dan Multiple Intelligence
1
A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal yang
sangat penting untuk diperoleh anak-
anak ataupun orang dewasa. Pendidikan
pada dasarnya merupakan suatu proses
pengembangan potensi individu.
Melalui pendidikan, potensi yang
dimiliki oleh individu akan diubah
menjadi kompetensi. Kualitas proses
belajar seseorang dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Menurut Syah (2001),
dengan merujuk pada teori belajar
kognitif, bahwa fakror-faktor yang
mempengaruhi belajar itu
dikelompokkan kedalam kategori yaitu
faktor internal, faktor eksternal, dan
faktor pendekatan belajar yang
digunakan (Deni, 2011: 22).
Pendekatan belajar yaitu jenis
upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi pelajaran. Strategi
belajar bagaimana yang digunakan
pembelajar ini akan berpengaruh
terhadap kualitas belajar (Deni,
2011:23).
Pada kenyataannya walau semua
guru sudah tahu cara melaksanakan
proses belajar mengajar yang dituntut
oleh kurikulum, tetap saja mereka giat
menerapkan metode tradisional atau
konvensional. Sejak ada kebijakan yang
mengharuskan anak mencapai standar
kelulusan, maka semua sekolah
berlomba-lomba membuat program
untuk menjadikan peserta didiknya
lulus seratus persen. Padahal
pembelajaran menekankan pada
aktivitas peserta didik, bukan pada
aktivitas pendidik (Fathurrohman dkk,
2012:6).
Akhir- akhir ini muncullah
anggapan bahwa menerapkan konsep
kecerdasan majemuk atau Multiple
Intelegence (MI), kepada anak didik di
sekolah dianggap sebagai langkah yang
tepat.
Teori Kecerdasan majemuk
(Multiple Intelligence) merupakan
teori yang dicetuskan oleh
Howard Gardner. Menurut Howard
Gardner ada 8 kecerdasan majemuk
yang dimuliki peserta didik, yaitu
linguistic (kata), logis matematis
(angka), visual spasial (gambar),
kinestetik jasmani (tubuh), musical
(music), antar pribadi (orang),
intrapribadi (diri), dan naturalis (alam)
(Thomas Amstrong, 2002:25).
SDIT Ulul Albab Kota
Pekalongan merupakan sekolah yang
dalam proses pelaksanaan
pembelajarannya tidak hanya
melibatkan kecerdasan kognitif saja,
namun psikomotorik serta afektif. Guru
juga dituntut untuk mampu mengikuti
gaya belajar siswa serta melibatkan
2
perasaan dan emosi siswa dalam proses
pembelajaran. Sekolah ini cukup unik
dan berani berbeda dalam penerimaan
siswa barunya (PSB). SDIT Ulul Albab
Pekalongan menggunakan alat riset
bernama Multiple Intelligences
Research (MIR) dalam PSB. Hasil MIR
akan dipakai oleh setiap guru untuk
mempelajari gaya belajar setiap siswa.
Kemudian para guru menyusun lesson
plan (rencana pengajaran) berdasarkan
analisis hasil MIR. Hasil MIR ini juga
menjadi alat untuk membagi kelas dan
pedoman guru untuk bahan skenario
pembelajaran.
Berdasarkan kenyataan ini penulis
tertarik untuk mengangkat sebuah judul
skripsi ”Proses Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam(PAI) dengan Pendekatan Multiple
Intelligence (MI) (Studi Deskriptif di
SDIT Ulul Albab Pekalongan Tahun
2012)”
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah untuk menemukan
proses pelaksanaan pembelajaran PAI
dengan pendekatan multiple intelegence
di SDIT Ulul Albab Pekalongan.
Penelitian ini dapat memberikan
manfaat teoritis dan praktis, antara lain
sebagai berikut: Secara teoritis,
Menambah khazanah (kekayaan)
pengetahuan dalam dunia
pendidikan khususnya mengenai proses
pelaksanaan pembelajaran PAI dengan
menggunakan pendekatan Multiple
Intelligence (MI). dan Secara Praktis,
dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan
yang dianggap lebih konkrit apabila
nantinya penulis berkecimpung dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam hal
pembelajaran PAI untuk meningkatkan
kualitas out put PAI serta dapat menjadi
bahan masukan, khususnya dalam
upaya-upaya penerapan pendekatan
Multiple Intelligence dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI).
C. Metode Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan
adalah penelitian lapangan (field
research), dengan mengunakan
Pendekatan deskriptif kualitatif. Metode
pendekatan deskriptif kualitatif pada
hakekatnya adalah memperhatikan
seseorang dalam kehidupan sehari-hari
dalam situasi yang wajar, berinteraksi
dengan mereka, melakukan wawancara
dengan mereka serta berusaha
memaknai bahasa, kebiasaan dan
perilaku yang berhubungan dengan
fokus penelitian (Moelong, 2005:127).
Sumber Data yang digunakan adalah
seluruh orang yang terlibat dalam
institusi yang ada di SDIT Ulul Albab
Pekalongan. Sumber data yang
digunakan berupa sumber data primer
3
dan sumber data sekunder. Metode
Pengumpulan Data yang digunakan
adalah metode Wawancara (interview),
observasi, dokumentasi. Metode
analisis data, dalam menganalisis data
penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Menurut Miles dan
Haberman metode deskriptif kualitatif
yaitu pengumpulan data dan sekaligus
reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan (Dikutip oleh:
Sugiono 2010:246). Pertama, setelah
pengumpulan data selesai kemudian
melakukan reduksi data, yaitu
menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan
pengorganisasian sehingga data
terpilah-pilah. Kedua, data yang setelah
direduksi akan disajikan dalam bentuk
narasi. Ketiga, adalah penarikan
kesimpulan dari data yang telah
disajikan pada tahap kedua dengan
mengambil kesimpulan. Penarikan
kesimpullan menggunakan pendekatan
berfikir deduktif. Cara berfikir deduktif
adalah cara berfikir dengan deduksi
berangkat dari pengetahuan yang
sifatnya umum dan bertitik tolak pada
pengetahuan umum itu hendak menilai
suatu kejadian yang khusus.
D. Landasan Teori
Pengertian pembelajaran PAI
menurut Nazarudin (2007: 163)
Pembelajaran diartikan sebagai suatu
peristiwa atau situasi yang disengaja
dirancang dalam rangka membantu dan
mempermudah proses belajar dengan
harapan dapat membangun kreatifitas
siswa.
Sedangkan Bukhori Umar (2010:
29) mengemukakan pendidikan agama
Islam adalah proses transformasi dan
internalisasi ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai pada diri anak didik melalui
pertumbuhan dan pengembangan
potensi fitrahnya guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup
dalam segala aspeknya.
Pendekatan pembelajaran yaitu
pangkal dan titik tekan yang menddapat
perhatian utama dalam
menyelelenggarakan pembelajaran
(Deni Kurniawan, 2011:34). Multiple
Intelligence berasal dari bahasa inggris
yang terdiri dari dua suku kata, multiple
dan intelligence. Secara bahasa,
multiple diartikan ganda, majemuk dan
beragam, sedangkan intelligence berarti
kecerdasan atau inteligensi. Inteligensi
secara bahasa merujuk pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti
sempurna perkembangan akal budinya,
pandai dan tajam pikirannya. Secara
terminologi teori ini dikemukakan oleh
Howard Gardner. Teori ini dikenal juga
dengan teori multiple intelligence (MI).
beliau mengemukakan bahwa setiap
manusia memiliki beberapa kecerdasan
4
diantaranya yaitu: kecerdasan linguistic
(kata), logis-matematis (angka), visual-
spasial (gambar), kinestetik-jasmani
(tubuh), musical (musik), interpersonal
(orang), intrapersonal (diri), dan
naturalis (alam) (Femi, Olovia,
2009:37). Dalam teorinya beliau
menjelaskan bahwa setiap individu
memiliki kecerdasan tersebut, namun
ada beberapa kecerdasan yang
menonjol pada setiap individu.
Berdasarkan pengertian di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran PAI dengan pendekatan
MI yaitu melakukan pembelajaran PAI
yang menekankan pada aspek
kecerdasan siswa. Kecerdasan
dijadikan pangkal dan titik tekan yang
mendapat perhatian utama dalam
menyelenggarakan pembelajaran.
Dalam melakukan proses pembelajaran
PAI kecerdasan yang lebih menonjol
dari peserta didik dijadikan acuan
utama dalam pembelajaran. Sehingga
siswa dapat lebih aktif mengembangkan
potensi dirinya dalam pembelajaran.
E. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang
dilakukan dalam BAB III, ada beberapa
hal yang perlu dianalisis, yakni
mengenai proses pelaksanaan
pembelajaran pendidikan agama Islam
dengan menggunakan pendekatan
multiple intelligence (MI) di SDIT Ulul
Albab Pekalongan. Untuk menganalisis
data tersebut, ada beberapa tahapan
yang perlu dilakukan yakni
penggolongan, penyaringan, kemudian
penyimpulan dari data-data yang
diterima. Multiple intelligence (MI)
dimulai diterapkan pada tanggal 8 Mei
Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini
ditandai dengan menggunakan multiple
intelligence research (MIR) di SDIT.
1. Analisis terhadap Tujuan
Pembelajaran PAI
Tujuan utama proses
pelaksaan pembelajaran PAI yaitu
supaya materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru tidaak
hanya mencakup ranah kognitif
saja, tapi juga menekankan pada
implementasi dari ajaran Islam
dalam kehidupan anak didik
sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan
dan ketaqwaannya kepada Allah
Swt. Hasil yang diharapkan dalam
proses pembelajaran PAI yaitu
bagaimana sebagai seorang
muslim peserta didik dapat
merealisasikan ajaran agama Islam
dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini sesuai teori pada bab II
halaman 21, yang menyatakan
bahwa pelaksanaan pembelajaran
PAI bertujuan realisasi dari cita-
5
cita ajaran Islam itu sendiri, yang
membawa misi kesejahteraan umat
manusia didunia dan akhirat.
2. Analisis terhadap Pendidik PAI
Tenaga pendidik di SDIT
Ulul Albab Pekalongan pada bab
III halaman 55-56 dijelaskan
bahwa tenaga kependidikan
sebanyak 60 orang. Guru yang
telah memiliki kualifikasi SI
mengajar mata pelajaran di kelas,
sedangkan guru yang belum
memenuhi kualifikasi tersebut
mengajar kegiatan ekstrakulikuler
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
tenaga kependidikan di SDIT Ulul
Albab Pekalongan telah memenuhi
standar kompetensi yang
diperlukan.
3. Analisis terhadap Peserta Didik
PAI
Peserta didik merupakan
salah satu komponen penting
dalam proses pembelajaran PAI
karena peserta didik merupakan
objek pendidikan. Dimana tanpa
adanya peserta didik proses belajar
mengajar tidak akan terlaksana.
Peserta didik di SDIT Ulul
Albab Pekalongan berdasarkan
data pada bab III halaman 57 dapat
diketahui seluruh jumlah siswa
terdiri dari 291 siswi dan 238 siwa
dengan jumlah total 529 siswa dari
kelas 1 sampai kelas 6. Dari setiap
kelas terdiri dari 2 sampai 3
ruangan. SDIT Ulul Albab
Pekalongan menerima siswa
barunya ketika siswa telah
berumur 6-7 tahun. Hal ini sesuai
dengan kebijakan pemerintah,
dimana peserta didik yang telah
berusia 7 tahun bisa mengikuti
penyelenggaraan pendidikan
setingkat SD.
4. Analisis terhadap Materi Pelajaran
PAI
Materi pembelajaran
merupakan komponen penting
dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Materi pelajaran
PAI di SDIT Ulul Albab
Pekalongan pada bab III 60
disebutkan bahwa materi
pembelajaran PAI terdiri dari
Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al- Qur’an
Hadits dan Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI).
Adapun materi yang
diajarkan meliputi: pertama,
observasi pada tanggal 02 Agustus
2012 dikelas VIb, materi yang
diberikan yaitu peranan Abu Jahl
dalam menghalangi dakwah Nabi
Muhammad saw. Kedua, observasi
tanggal 13 Agustus 2012 dikelas
IVa, materi yang diberikan yaitu
tentang kandungan Q.S Al-fatihah.
6
Ketiga, observasi tanggal 13
November 2012 di kelas Va,
materi yang dipelajari yaitu
tentang doa al-ma’tsurat. Materi
doa al-ma’tsurat di SDIT Ulul
Albab Pekalongan di masukkan
kedalam bidang studi hadist
sebagai tambahan.
5. Analisis terhadap Strategi
Pembelajaran PAI
Dalam proses pembelajaran
harus ada strategi atau model,
karena sangat menetukan berhasil
atau tidaknya suatu pembelajaran.
Pada bab III halaman 64
disebutkan bahwa model
pembelajaran PAI yang digunakan
di SDIT Ulul Albab Pekalongan
bervariasi diantaranya: metode
ceramah, konsep map, diskusi dan
lain-lain. Dalam memilih strategi
pembelajaran guru harus
memperhatikan aspek kecerdasan
yang dimiliki peserta didik. Hal ini
sesuai dengan teori pada bab II
halaman 33 bahwa strategi
pembelajaran sebagai suatu seni
harus menimbulkan kesenangan
dan kepuasan bagi peserta
didiknya.
Pada bab III halaman 65-70
dijelaskan bahwa proses
pelaksanaan pembelajaran PAI di
SDIT Ulul Albab Pekalongan
meliputi:
Pelaksanaan pembelajaran
PAI kelas VI, Vdan VI, terdiri
dari kegiatan awal pembelajaran
yang dilakukan oleh guru yaitu
mengucapkan salam dan
dilanjutkan dengan memberikan
pertanyaan mengenai materi yang
telah dipelajari atau materi yang
akan dipelajari. Pada bab II hal 36
dijelaskan bahwa pre-teach
merupakan aktifitas untuk
mengetahui tingkat pemahaman
siswa sebelum masuk pada inti
pembelajaran.
Setelah melakukan review
materi yang dipelajari, guru
melakukan apersepsi dengan
berbagai kegiatan seperti
meneriakan yel-yel kelas, senam
otak kanan dan lain-lain. Hal ini
sesuai teori pada bab II halaman
35 di ungkapkan bahwa kegiatan
ini disebut juga dengan zona alfa.
Ada empat kegiatan yang dapat
dilakukan oleh guru dan siswa
untuk masuk ke zona alfa yaitu ice
breaking, fun story, dan brain
gym.
Kegiatan kedua yaitu
kegiatan inti pembelajaran. Pada
kegiatan ini guru menyampaikan
materi pelajaran dengan
7
menggunakan metode ceramah,
action research dan lain-lain.
Metode ceramah yang digunakan
belum sesuai dengan teori pada
bab II. Sedangkan metode action
research telah sesuai, karena guru
menggunakan waktu 30% dan
kemudian guru menyerahkan 70%
waktu pembelajaran kepada siswa.
Siswa menggunakan waktunya
untuk mencari tugas yang
diberikan oleh guru
diperpustakaan. Dengan demikian
siswa menggunakan modalitas
kinestetik dan visual dalam
mengakses informasi.
Kegiatan yang ke tiga yaitu
kegiatan akhir pembelajaran. Pada
kegiatan ini guru memberikan
pertanyaan mengenai materi yang
telah diajarkan dan memberikan
tugas kepada siswa untuk
dikerjakan dirumah masing-
masing. Kemudian guru menutup
pelajaran dengan salam.
Strategi pembelajaran yang
digunakan di SDIT Ulul Albab
Pekalongan menggunakan strategi
yang bervariasi. Pemilihan strategi
pembelajaran yang dilakukan
belum ditemukan kesesuaian
antara metode pembelajaran
dengan kecerdasan yang dimiliki
siswa. Tahapan-tahapan proses
pelaksanaan pembelajaran PAI
pada bab II hal 35-36 dijelaskan
bahwa pelaksanaan pembelajaran
PAI dengan menggunakan
pendekatan MI meliputi kegiatan
awal zona alfa, pree teach, scene
setting, kegiatan kedua yaitu
penyampaian materi pelajaran
dengan menggunakan metode
pembelajaran dan kegiatan ketiga
yaitu kegiatan akhir pembelajaran
yang meliputi pre teach,
pemberian tugas serta salam.
Dalam kegiatan awal
pembelajaran PAI di SDIT Ulul
Albab Pekalongan belum
ditemukan scene setting.
Modalitas pembelajaran juga
kurang diperhatikan dalam
melaksanakan kegiatan PBM.
Pada bab II halaman 35 dijelaskan
bahwa modalitas belajar yang
tertinggi yaitu dengan modalitas
kinestetik dan visual dengan akses
informasi melihat, mengucapkan
dan melakukan serta melibatkan
emosi siswa.
6. Analisis terhadap Evaluasi
Pembelajaran PAI
Penilaian yang dilakukan
guru PAI di SDIT Ulul Albab
Pekalongan mencakup tiga aspek,
yaitu aspek psikomotorik, aspek
afektif dan aspek kognitif.
8
Penilaian psikomotorik melalui
sholat berjamaah misalnya, afektif
yaitu dengan melihat bagaimana
anak menerapkan nilai-nilai agama
dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika dikelas kita bisa melihat
bagaimana perilaku siswa ketika
telah mendapatkan materi.
Sedangkan pada aspek kognitifnya
guru melakukan evaluasi dengan
cara menggunakan tes, baik pre
test maupun post test serta dengan
memberikan ulangan harian,
pekerjaan rumah, kerja kelompok
dan lain-lain. Hal ini telah sesuai
dengan penilaian konsep Ability
Test, yaitu test kemampuan.
Konsep test kemampuan adalah tes
yang mengandung konten dan
intruksi yang mencerminkan
kemampuan siswa dalam ranah
yang lebih luas.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
SDIT Ulul Albab Pekalongan
telah menerapkan pendekatan
multiple intelligence (MI), mulai
diterapkan pada tanggal 8 Mei
tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini
ditandai dengan menggunakan
Multiple Intelligence Research
(MIR)
Berdasarkan analisis data dari
hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a) Tujuan pembelajaran PAI yaitu
implementasi dari ajaran Islam
itu sendiri dalam kehidupan
anak didik, sehingga peserta
didik menjadi manusia muslim
yang terus berkembang
keimanan dan ketaqwaannya
kepada Allah SWT.
1. Pendidik/ Guru PAI
Tenaga pendidik/guru secara
keseluruhan masih ada yang belum
memenuhi kualifikaasi pendidikan
strata SI. Ini berarti guru belum
mempunyai kompetensi dasar
untuk melaksanakan proses belajar
mengajar.
2. Peserta didik terdiri dari kelas 1-6
telah memenuhi usia ideal bagi
peserta didik. Usia ideal peserta
didi yaitu 7-12 tahun. Kondisi usia
ideal yaitu dimana peserta didik
telah matang secara mental dan
intelektual.
3. Materi pelajaran PAI meliputi
bidang studi qur’an hadist, akidah
akhlak, fiqh serta sejarah
kebudayaan islam (SKI). Untuk
materi SKI baru diberikan di kelas
4. Strategi PAI dengan menggunakan
pendekatan multiple intelligence
(MI), menggunakan strategi atau
model pembelajaran yang
9
bervariasi, diantaranya: metode
ceramah, pemberian tugas, diskusi,
dan action research. Dalam
pemilihan strategi pembelajaran
aspek kecerdasan siswa kurang
begitu diperhatikan. Pelaksaan
pembelajaran PAI kurang tepat hal
ini disebabkan karena dalam
pelaksanaannya terdapat kekeliruan
dalam menggunakan tahapan
pembelajaran.
5. Evaluasi Proses Pelaksaaan
Pembelajaran PAI
a) Dalam proses evaluasi
pelaksanaan pembelajaran
pendidikan agama Islam
menggunakan konsep
penilaian autentik. Konsep
penilaian autentik terdiri dari
konsep ipsative dengan
menggunakan dua cara yaitu
sebelum pembelajaran dimulai,
serta yang kedua yaitu diakhir
pembelajaran. Sedangkan
konsep kedua dengan
menggunakan konsep
penilaian ability test atau test
kemampuan meliputi tiga
aspek yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik.
b) Teknik penilaian terdiri dari
test dan teknik non tes.
c) Bentuk-bentuk penilaian
menggunakan tes tertulis, tes
lisan, dan tes perbuatan.
2. Saran
Pada bagian ini, penulis
mengemukakan beberapa saran
ataupun masukan berdasarkan
temuan mengenai proses
pelaksanaan pembelajaran PAI
dengan menggunakan pendekatan
MI di SDIT Ulul Albab
Pekalongan, antara lain:
1. Untuk Kepala Sekolah dan
Pengurus Sekolah
a. Kepada kepala sekolah
untuk lebih giat lagi dalam
meningkatkan pemahaman
tentang apa itu multiple
intellince (MI), kepada
guru-guru dan stakeholder
lainnya.
b. Kepada kepala sekolah
untuk lebih sering
memberikan pelatihan MI
kepada semua guru-guru
terutama guru PAI.
c. Bagi pengurus sekolah,
seyogyanya dapat
meningkatkan sarana dan
prasarana yang ada, dengan
menyediakan alat
penunjang berbasis
teknologi dalam
pembelajaran seperti
10
penyedian LCD, tape
recorder dan lain-lain.
2. Untuk Guru Pendidikan Agama
Islam
a. Guru pendidikan agama
Islam perlu memikirkan lagi,
bagaimana strategi atau
model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang
akan di sampaikan, kepada
peserta didik.
b. Pemilihan setrategi
pembelajaran hendaknya
memperhatikan hubungan
materi dengan tujuan
pembelajaran, materi,
kemampuan guru, kondisi
siswa, fasilitas yang tersedia,
kondisi belajar mengajar,
tempat belajar serta
kecerdasan siswa,
c. Guru Pendidikan Agama
Islam dengan menggunakan
pendekatan MI dalam proses
pembelajaran sebaiknya
menggunakan scene setting.
Karena pelaksanaan
pembelajaran PAI di SDIT
Ulul Albab Pekalongan
belum menggunakan scene
setting sesuai teori yang ada
pada bab II.
d. Guru Pendidikan Agama
Islam perlu menyusun
setrategi pembelajaran yang
lebih kreatif lagi. Sehingga
siswa berperan aktif dalam
pembelajaran di kelas.
3. Penutup
Alhamdulilah, segala puji bagi
Allah SWT, dengan rahmatnya
pula penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dari program studi yang
penulis tempuh.
Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini,
masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan karya tulis ini
sangat diharapkan.
Akhirnya, penulis hanya dapat
mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu di
dalam penyusunan skripsi ini,
semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Solo, 04 November -2013