prosedur sewa dan penagihan atas aset pada pt …

81
PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT KERETA API INDONESIA (Persero) DIVRE 1 MEDAN SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh: EMY IYESKA SS BR SEMBIRING NIM 1605092043 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT KERETA API INDONESIA (Persero) DIVRE 1 MEDAN

SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Oleh: EMY IYESKA SS BR SEMBIRING

NIM 1605092043

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN 2019

Page 2: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

laporan Tugas Akhir dengan baik dan dapat selesai tepat pada waktunya.

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan data-data yang telah penulis

dapatkan selama melakukan pengamatan dan penelitian dalam melaksanakan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Kereta Api Indonesi (Persero) DIVRE I

Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun sebagai satu syarat untuk memenuhi

penyelesaian pendidikan program Diploma 3 di Politeknik Negeri Medan.

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dorongan berupa tenaga, pemikiran, materi, semangat dan juga

doa dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung sehingga

laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada:

1. M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan.

3. Safaruddin, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan.

4. Suri Purnami, S.E., M.A., selaku Kepala Program Studi Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Medan.

5. Erwinsyah S, S.Si, M.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Administrasi

Bisnis.

Page 3: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

ii

6. Enda Yunita S, S.E. Ak., M.Si., selaku dosen Pembimbing 1 dan Harris P

Nasution, S.E., M.M., dosen pembimbing 2

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar beserta Staf Administrasi Jurusan

Administrasi Politeknik Negeri Medan.

8. Mardion selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di PT KAI (Persero)

Medan dan seluruh staf PT KAI (Persero) Medan.

9. Sahabat terkasih Krismon Sihite yang selalu ada untuk penulis dalam

menyusun laporan tugas akhir ini, dan seluruh teman-teman penulis di

kelas AB-6E.

Terimakasih terkhusus penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta

Adna Sembiring, S.Pd., dan Ibu tercinta Deslita Br P.Sinurat serta adik dan

keluarga yang memotivasi penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis

menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai kalangan

demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih

kepada pembaca dengan harapan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Juli 2019 Penulis,

Emy Iyeska SS Br Sembiring NIM1605092043

Page 4: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

iii

ABSTRAK

PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang transportasi untuk umum dalam negeri yang mempunyai pendapatan dari pelayanan barang dan pengusahaan aset yang akan menambah saldo nilai kekayaan bersih dalam suatu periode yang bersangkutan. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menyewa suatu barang/aset yang memerlukan prosedur sesuai dengan aturan yang diberikan oleh pihak perusahaan dan mengetahui proses penagihan atas asset. Dalam menyewa sesuatu tentu saja ada langkah-langkah dan syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai jalur hukum yang berlaku.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Jenis data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder, kemudian data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) berpedoman terhadap Standar Operasional Prosedur dalam melaksanakan kegiatan terutama dalam prosedur sewa dan penagihan atas aset.

Kata kunci: Prosedur sewa, Penagihan, Aset, pada PT Kereta Api

Indonesia (Persero)

Page 5: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

iv

ABSTRACT

PT Kereta Api Indonesia (Persero) which is one of the State-Owned Enterprises (SOEs) which is engaged in domestic public transportation that has income from the service of goods and the operation of assets that will add to the balance of net worth in a given period. This final project aims to find out how to rent an item / asset that requires procedures in accordance with the rules given by the company and know the process of billing assets. In renting something, of course there are steps and conditions that must be met according to the applicable legal channels.

Data collection was carried out by means of library studies and field studies. The type of data obtained is primary data and secondary data, then the data are analyzed using descriptive analysis techniques.

Based on the results of data analysis, it can be concluded that PT Kereta Api Indonesia (Persero) is guided by Standard Operating Procedures in carrying out activities, especially in leasing and billing procedures for assets. Keywords: Rental procedures, Billing, Assets, at PT Kereta Api Indonesia

(Persero)

Page 6: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

v

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................... iii ABSTRACT ................................................................................................. iv DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul.................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 3 1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................... 4 1.5 Sistem Penulisan ........................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5 2.1 Pengertian Prosedur ................................................................... 5 2.2 Sewa-Menyewa ......................................................................... 5

2.2.1 Defenisi Sewa Menyewa ................................................... 5 2.2.2 Hak dan Kewajiban Penyewa dan Menyewakan ................ 6 2.2.3 Risiko dalam Sewa Menyewa ............................................ 10 2.2.4 Berakhirnya Sewa Menyewa .............................................. 11 2.3 Pengertian Aset .......................................................................... 13

2.3.1 Defenisi Aset ..................................................................... 13 2.3.2 Jenis Jensi Aset................................................................. 13 2.3.3 Hidup Siklus Aset .............................................................. 14 2.3.4 Penggunaan Aset .............................................................. 15

2.4 Pengertian Surat Penagihan ....................................................... 15 2.4.1 Defenisi Surat Penagihan .................................................. 15 2.4.2 Point Penting Dalam Surat Penagihan ............................... 15 2.4.3 Prosedur Penagihan Piutang Perusahaan ......................... 16

2.4 Pengertian Standar Operasional Prosedur.................................. 17 2.4.1 Defenisi SOP ..................................................................... 17 2.4.2 Manfaat Dan Tujuan SOP .................................................. 17 2.4.3 Prinsip Penyusunan Standart Operasional Prosedur ......... 18 2.4.4 Syarat Standar Operasional Yang Baik ............................. 20

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................... 21 3.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 21 3.2 Jenis Sumber Data ..................................................................... 23 3.3 Teknik Analisis Data ................................................................... 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 25 4.1 Gambaran Umum PT KAI (Persero) DIVRE I SU........................ 25

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT KAI (Persero) DIVRE I SU .............. 25 4.1.2 Makna Logo PT KAI (Persero) DIVRE I SU ....................... 29 4.1.3 Visi dan Misi PT KAI (Persero) DIVRE I SU ....................... 30 4.1.4 Budaya Kerja PT KAI (Persero) DIVRE I SU ..................... 31

Page 7: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

vi

4.1.5 Struktur Organisasi PT KAI (Persero) DIVRE I SU ............ 32 4.1.6 Uraian Fungsi Tugas Pokok Perusahaan .......................... 34 4.1.7 Unit Pengusahaan Aset PT KAI (Persero)DIVRE I

SU .................................................................................... 41 4.2 Tinjauan Prosedur Sewa dan Penagihan Atas Aset Milik

PT KAI (Persero) DIVRE I SU .................................................... 42 4.2.1 Prosedur Sewa Atas Aset Milik PT Kereta Api

Indonesia (Persero) DIVRE I SU ........................................ 42 4.2.2 Prosedur Penagihan Piutang Sewa Aset PT KAI

DIVRE I SU ........................................................................ 46 4.2.3 Standar Operating Prosedur (SOP) Kerjasama Atas

Aset PT KAI DIVRE I SU.................................................... 48

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 52 5.1 Simpulan .................................................................................... 52 5.2 Saran ......................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54

LAMPIRAN

Page 8: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

Lampiran 1. Bagan Struktur Unit Pengusahaan Aset.

Lampiran 2. Syarat dan Ketentuan perjanjian Sewa Aset PT Kereta Api

Indonesia (Persero).

Lampiran 3. Surat Pernyataan.

Lampiran 4. Berita Acara Negoisasi.

Lampiran 5. Formulir Aplikasi Permohonan Sewa Aset PT Kereta Api

Indonesia (Persero).

Lampiran 6. Alur Proses Bisnis Persewaan asset Divre I Sumatera Utara.

Lampiran 7. Surat nomor Virtuak Account atau Nota Dinas.

Lampiran 8. Daftar Wawancara.

Page 9: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Suatu perusahaan di dalam melakukan aktivitasnya mempunyai tujuan dan

sasaran yang ingin dicapai. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan suatu

perusahaan adalah memperoleh atau menghasilkan laba, baik itu perusahaan

yang bergerak dibidang jasa, transportasi maupun dibidang perbankan.

Berkembangnya suatu perusahaan sangat ditentukan oleh laba atau

pendapatan yang nantinya menjadi tolak ukur keberhasilan dari perusahaan

tersebut.

Begitu pula yang terjadi pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang

merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

dalam bidang transportasi untuk umum dalam negeri yang mempunyai

pendapatan dari pelayanan barang dan Pengusahaan aset yang akan

menambah saldo nilai kekayaan bersih dalam satu periode yang bersangkutan.

Pengusahaan Aset tersebut merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki

oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan perusahaan atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset yang dapat disewa tersebut terdiri

dari aset railway dan aset non railway. Aset Railway ini dikelompokkan dalam

aset yang dimiliki dengan maksud untuk digunakan dalam kondisi siap

digunakan. Aset tersebut mencakup tanah, rumah dinas, bangunan gedung,

halaman parkir. Seiring dengan perkembangan bisnis, tidak dapat dipungkiri

bahwa di daerah perkotaan banyak yang menggunakan sistem sewa tanah

Page 10: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

2

atau sewa gedung (yaitu sebidang tanah dengan ukuran tertentu yang

disewakan oleh pemilik tanah kepada penyewa).

Hal ini biasanya disebabkan oleh mahalnya harga beli tanah atau gedung di

pusat perkotaan sehingga memungkinkan orang tidak berani berspekulasi,

apalagi arah perkembangan bisnis dewasa ini susah diprediksi. Sewa tanah

sendiri merupakan salah satu pendapatan penyerahan jasa di PT Kereta Api

Indonesia (Persero) yang sangat berpotensial. Dengan adanya hubungan sewa

menyewa ini, maka kedua belah pihak telah terikat dalam suatu perjanjian.

Menyadari bahwa dari pendapatan sewa tanah merupakan pendapatan

yang potensial, maka kehadiran pendapatan memerlukan analisis yang cukup

besar dan mengandung resiko yang cukup besar pula yang dapat merugikan

perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu manajemen pendapatan yang

memliki peranan yang sangat penting di dalam suatu perusahaan dalam

kaitannya terhadap prosedur order penyewaan (aset), prosedur persetujuan

kredit, prosedur penagihan, pencatatan piutang dan pencatatan pendapatan

sehingga dapat memberikan gambaran tentang untung ruginya dilaksanakan

sewa penyewaan tanah yang baik.

Sewa adalah perjanjian antara perusahaan dengan penyewa dimana

perusahaan menyerahkan pemanfaatan aset miliknya berupa tanah dan

bangunan, serta fasilitas operasional kereta api dalam jangka waktu tertentu

dengan suatu pembayaran yang dilakukan oleh penyewa kepada perusahaan.

Asset PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang disewakan meliputi tanah,

bangunan, serta fasilitas lainnya di lingkungan PT Kereta Api Indonesia yang

tidak dipergunakan untuk operasional, potensial dan dalam keadaan free and

clear. Serta lahan PT Kereta Api Indonesia diluar lingkungan stasiun yang

Page 11: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

3

disewakan untuk gunakan sebagai rumah tinggal, warung/kios maupun fasilitas

lainnya.

Seperti yang diketahui bahwa dalam menyewa suatu barang/aset memerlukan

prosedur sesuai dengan aturan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Dalam

meyewa sesuatu tentu saja ada langkah-langkah dan syarat-syarat yang harus

dipenuhi sesuai dengan jalur hukum yang berlaku.

Untuk mengetahui prosedur dalam menyewa aset milik PT KAI maka

penulis tertarik mengambil judul “Prosedur Sewa dan Penagihan Atas Aset

Milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional 1 Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas adalah : “Bagaimana prosedur sewa dan

penagihan atas aset milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional 1

Sumatera Utara”.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana prosedur sewa dan penagihan atas aset milik

PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional 1 Medan.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang prosedur sewa dan

penagihan atas aset dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di

Politeknik Negeri Medan dengan kondisi yang ada dalam dunia kerja.

Page 12: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

4

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis meningkatkan wawasan berpikir ilmiah dan kemampuan

menganalisis suatu masalah khususnya dalam prosedur sewa dan

penagihan atas aset.

b. Bagi PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional ! Medan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dan bahan masukan untuk membuat keputusan, khususnya

dalam menangani jika suatu saat timbuknya permasalahan dalam menangani

prosedur penyewaan aset.

c. Sebagai bahan refrensi bagi para pembaca buat kemajuan ilmu pengetahuan

di Politeknik Negeri Medan khususnya jurusan Administrasi Niaga.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir memerlukan suatu sistematika yang telah disusun

agar menjadi lebih teratur. Sistematika yang ditetapkan juga berguna untuk

membuat keseragaman dalam suatu lembaga khususnya jurusan Administrasi

Niaga Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan.

Adapun sistematika penulisan tugas akhir adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan latar belakang pemilihan judul, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan serta sistematika

penulisan tugas akhir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini berisikan teori yang berhubungan dengan judul tugas

akhir yang terdiri atas: pengertian prosedur, pengertian sewa,

prosedur penagihan, dan indikator-indikator prosedur.

Page 13: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

5

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bagian ini berisikan metode-metode yang digunakan dalam

mengumpulkan data tentang prosedur sewa dan penagihan atas

aset. Penulis menggunakan metode penelitian lapangan yang

meliputi observasi dan wawancara. Penulis juga menggunakan

metode penelitian kepustakaan untuk mengutip dan mencatat

pembahasan yang berhubungan dengan judul tugas akhir. Dalam

penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan data primer dan

data sekunder.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisikan gambaran umum perusahaan seperti:

gambaran umum perusahaan, sejarah perusahaan, makna logo

perusahaan, visi, misi, dan motto perusahaan serta dijelaskan

bagaimana struktur organisasi perusahaan dan uraian tanggung

jawab pegawai perusahaan. Serta bagaimana tata laksana yang

dilaksanaka di perusahaan.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini berisikan kesimpulan dari pembahasan serta saran yang

dianggap perlu sebagai masukan bagi PT Kereta Api Indonesia

(Persero) Divisi Regional 1 Medan Sumatera Utara.

Page 14: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Prosedur

Menurut Tambunan (2018:17) “prosedur merupakan langkah-langkah

maupun tahapan mekanisme yang harus diikuti oleh seluruh unit organisasi

untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Tambunan

(2018:17), defenisi “prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu

aktivitas, atau dengan kata lain, metode langkah demi langkah secara pasti

dalam memecahkan suatu masalah”.

Dari beberapa pendapat penulis dapat menyimpulkan bahwa prosedur

merupakan tahap-tahap yang dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan

yang dilakukan oleh sebuah organisasi.

2.2 Pengertian Sewa-Menyewa

2.2.1 Defenisi Sewa Menyewa

Menurut Muhammad (2014:345), “istilah sewa-menyewai menyatakan

bahwa terdapat dua pihak yang saling membutuhkan sesuatu”. Pihak pertama

disebut “yang menyewakan”, yaitu pihak yang membutuhkan sejumlah uang

sewa dan pihak kedua disebut “penyewa”, yaitu pihak yang membutuhkan atas

suatu benda yang ingin dinikmati melalui proses tawar-menawar (offer and

acceptance). Pihak pertama disebut pihak yang menyewakan dan pihak kedua

disebut pihak penyewa.

Sewa-menyewa dapat diartikan sebagai perbuatan sehari-hari yang

terjadi antara pihak yang menyewakan benda tertentu untuk sekedar

memperoleh sejumlah uang dan pihak penyewa untuk sekedar memenuhi

Page 15: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

7

kebutuhan kenikmatan atas benda tertentu selama waktu tertentu. Akan tetapi,

secara khusus sewa-menyewa dapat menjadi mata pencaharian bagi pihak

yang menyewakan benda. Dalam hubungan ini menyewakan benda dapat

berstatus sebagai pengusaha, produsen (profit oriented), sedangkan pihak

penyewa dapat sebagai manusia pribadi, konsumen, badan hukum yang

menikmati benda.

Perbuatan sewa-menyewa melingkupi lima unsur yaitu sebagai berikut:

1. Persetujuan adalah perbuatan yang menyatakan tercapainya kata sepakat

antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa mengenai benda

sewaan, uang sewa, waktu sewa, dan persyaratan sewa-menyewa.

2. Penyerahan adalah perbuatan mengalihkan hak penguasaan benda sewaan

dari pihak yang menyewakan kepada pihak penyewa untuk dinikmati.

3. Pembayaran uang sewa adalah perbuatan memberikan sejumlah uang dari

pihak penyewa kepada pihak yang menyewakan sebagai kontra prestasi

atas benda yang dikuasai untuk dinikmati oleh pihak penyewa.

4. Waktu sewa adalah ukuran lamanya sewa-menyewa berlangsung.

5. Persyaratan sewa-menyewa adalah ketentuan yang disepakati bersama

untuk memungkinkan pemenuhan kewajiban dan memperoleh hak pihak

yang menyewakan dan pihak penyewa.

Muhammad (2014:346), menyatakan “objek sewa-menyewa adalah benda

dan sewa”. Benda yang menjadi objek sewa-menyewa adalah harta kekayaan

yang berupa benda bergerak dan tidak bergerak, berwujud tidak berwujud,

harus benda tertentu atau dapat ditentukan, dan benda itu memang benda yang

boleh disewakan atau diperdagangkan. Dengan demikian, benda yang

disewakan itu statusnya jelas dan sah menurut hukum, diketahui jelas oleh

Page 16: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

8

calon penyewa atas tawaran dari pihak yang menyewakan, dan didukung oleh

alat bukti yang sah. Oleh karena itu, calon penyewa yang jujur tidak mencurigai

benda sewaan tersebut. Harga sewa selalu dinyatakan dalam jumlah uang,

tetapi boleh juga dinyatakan berupa benda atau jasa.

2.2.2 Hak dan Kewajiban Penyewa dan Menyewakan

Dalam melakukan proses sewa menyewa pihak penyewa dan pihak yang

menyewakan memiliki hak dan kewajiban. Adapun hak dan kewajiban tersebut

adalah:

1. Kewajiban pihak yang menyewakan

Menurut Muhammad (2014:357), pihak yang menyewakan memiliki tiga

kewajiban yang wajib dipenuhi yaitu sebagai berikut:

a. Penyerahan Benda Sewaan

Pihak yang menyewakan wajib menyerahkan benda sewaan dalam keadaan

terpelihara dengan baik. Selain itu, selama waktu sewa pihak yang

menyewakan juga wajib melakukan perbaikan-perbaikan pada benda

sewaan, kecuali perbaikan ringan yang dibebankan kepada pihak penyewa.

Dalam praktik sewa-menyewa, penyerahan benda sewaan bergantung pada

sifat sewa-menyewa yaitu secara harian, bulanan, tahunan, atau jangka

waktu yang sudah ditentukan. Pada sewa-menyewa yang sudah ditentukan

jangka waktunya, penyerahan terjadi ketika pembayaran sewa dilunasi.

b. Pemeliharaan Benda Sewaan

Menurut ketentuan Pasal 1550 butir (2) KUHPdt, pihak yang menyewakan

wajib memelihara benda sewaan sedemikian rupa sehingga benda itu dapat

dipakai untuk keperluan yang dimaksud. Pemeliharaan ini

Page 17: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

9

berlangsung sejak diadakan sewa-menyewa sampai berakhirnya sewa-

menyewa tersebut. Tujuan utama pemeliharaan adalah keselamatan,

keamanan, dan kenikmatan penyewaan.

c. Penjaminan Benda Sewaan

Kewajiban ketiga pihak yang menyewakan adalah wajib menjamin pihak

penyewa terhadap cacat benda sewaan yang mengganggu pemakaian

meskipun pihak yang menyewakan itu sendiri tidak mengetahuinya ketika

sewa-menyewa. Apabila cacat itu telah menyebabkan kerugian bagi pihak

penyewa, pihak yang menyewakan wajib memberikan ganti kerugian (Pasal

1552 KUHPdt). Akan tetapi, pihak yang menyewakan tidak wajib menjamin

pihak penyewa terhadap gangguan pemakaiannya oleh pihak ketiga tanpa

menajukan suatu hak atas benda yang disewa, dengan tidak mengurangi

hak pihak penyewa untuk menuntut sendiri pihak ketiga tersebut (Pasal

1556 KUHPdt).

2. Kewajiban Pihak Penyewa

Menurut Muhammad (2014:358), pihak penyewa harus memenuhi empat

kewajiban utama yaitu sebagai berikut:

a. Pemakaian Benda Sewaan dengan Baik

Kewajiban pertama pihak penyewa adalah memakai benda sewaan sebagai

bapak rumah tangga yang baik, maksudnya sesuai dengan tujuan yang

diberikan pada benda itu menurut perjanjian sewa-menyewa atau jika tidak

ada perjanjian tentang hal itu, menurut tujuan yang dianggap sesuai dengan

keadaan.

Apabila pihak penyewa memakai benda yang disewa untuk keperluan lain

dari yang menjadi tujuannya atau untuk keperluan sedemikian rupa

Page 18: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

10

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pihak yang menyewakan,

menurut keadaan pihak yang menyewakan dapat menuntut pembatalan

sewa-menyewa (Pasal 1561 KUHPdt).

b. Pembayaran Uang Sewa

Kewajiban kedua pihak penyewa adalah membayar uang sewa. Dalam

Pasal 1560 butir (2) KUHPdt ditentukan, pihak penyewa wajib membayar

uang sewa pada waktu yang telah ditentukan. Pembayaran uang sewa

dapat dilakukan secara periodik atau sekaligus bergantung pada sifat sewa-

menyewa.

Dalam perjanjian sewa-menyewa tertulis, biasanya sudah disepakati dan

ditentukan jumlah uang sewa yang wajib dibayar oleh penyewa. Dalam

perjanjian sewa-menyewa tidak tertulis mungkin terjadi bahwa sewa-

menyewa sudah berjalan, tetapi jumlah uang sewa belum dapat dipastikan

sehingga timbul perselisihan mengenai jumlah uang sewa yang wajib

dibayar oleh penyewa.

c. Pengembalian Benda Sewaan

Kewajiban ketiga pihak penyewa adalah mengembalikan benda sewaan.

Kewajiban ini muncul setelah perjanjian sewa-menyewa berakhir. Jika pihak

penyewa menerima benda sewaan dalam keadaan baik, pengembaliannya

pun dalam keadaan baik, setidak-tidaknya sesuai isi kesepakatan.

d. Larangan Mengulangsewakan

Kewajiban ini dapat dicantumkan atau tidak dicantumkan dalam perjanjian

sewa-menyewa yang wajib dipenuhi oleh pihak penyewa. Penyewa tidak

boleh mengulangsewakan atau mengalihsewakan benda sewaan kepada

Page 19: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

11

orang lain, dengan ancaman pembatalan sewa-menyewa dan pembayaran

ganti kerugian, sedangkan pihak yang menyewakan setelah pembatalan itu

tidak wajib menaati perjanjian ulang sewa.

2.2.3 Risiko Dalam Sewa-Menyewa

Menurut Muhammad (2014:364), dalam melakukan proses sewa-

menyewa tentunya ada risiko yang harus ditanggung oleh penyewa maupun

pihak yang menyewakan adapun risiko tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Memaksa dan Risiko

Dalam perjanjian sewa-menyewa dapat terjadi bahwa objek sewa-menyewa

mengalami kemusnahan akibat dari suatu peristiwa yang bukan karena

kesalahan pihak yang menyewakan atau tidak penyewa. Keadaan memaksa

adalah suatu peristiwa yang terjadi tidak disengaja dan terjadinya itu tidak

dapat diduga ketika mengadakan sewa-menyewa.

Yang dimaksud risiko adalah kewajiban menanggung kerugian yang timbul

karena keadaan memaksa.

2. Risiko Ditanggung Oleh Pemilik benda

Risiko adalah kewajiban untung menanggung kerugian yang disebabkan

oleh suatu peristiwa yang terjadi di luar kesalahan satu pihak, yang

menimpa benda objek perjanjian. Menurut ketentuan Pasal 1553 KUHPdt,

jika selama waktu sewa benda yang disewakan musnah sama sekali karena

suatu peristiwa yang bukan kesalahan satu pihak, perjanjian sewa-menyewa

gugur demi hukum. Jika bendanya hanya musnah sebagian, pihak penyewa

dapat memilih menurut keadaan, meminta pengurangan harga sewa atau

bahkan pembatalan perjanjian sewa-menyewa, tanpa berhak atas ganti

kerugian.

Page 20: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

12

2.2.4 Berakhirnya Sewa-Menyewa

Menurut Muhammad (2014:365), perjanjian sewa-menyewa dapat

berakhir secara normal ataupun tidak normal, yakni:

1. Berakhir secara normal artinya perjanjian sewa-menyewa telah dipenuhi

sebagaimana mestinya sesuai dengan waktu yang disepakati dan kedua

belah pihak telah mencapai tujuannya.

2. Berakhir secara tidak normal artinya perjanjian sewa-menyewa tidak

terpenuhi sebagaimana mestinya karena ada beberapa faktor yang

memengaruhinya sehingga sebelum jangka waktu sewa habis, sewa-

menyewa dihentikan.

Ada tiga alasan perjanjian sewa-menyewa berakhir karena jangka waktu sewa

habis, benda sewaan musnah dan pembatalan sewa-menyewa.

1. Jangka Waktu Sewa Habis

Umunya sewa-menyewa berakhir karena jangka waktu sewa yang

ditetapkan dalam perjanjian sewa-menyewa habis atau karena unit waktu

yang dipakai sebagai dasar tarif sewa itu habis.

2. Benda Sewaan Musnah

Apabila dalam waktu sewa-menyewa benda sewaan musnah sama sekali

karena peristiwa yang bukan kesalahan satu pihak, perjanjian sewa-

menyewa gugur demi hukum. Yang dimaksud yakni perjanjian sewa-

menyewa itu berakhir bukan karena kehendak pihak-pihak, melainkan

karena keadaan memaksa. Akan tetapi jika salah satu pihak dalam

perjanjian sewa-menyewa meninggal dunia, perjanjian sewa-menyewa tidak

berakhir, ahli waris almarhum meneruskan sewa-menyewa.

3. Pembatalan Sewa-Menyewa

Page 21: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

13

Pembatalan sewa-menyewa dapat berakhir karena pembatalan, naik

berdasarkan pada persetujuan antara pihak yang menyewakan dan pihak

penyewa maupun karena wanprestasi dengan atau tanpa putusan

pengadilan.

2.3 . Pengertian Aset

2.3.1 Defenisi Aset

Menurut Warren, dkk (2017:10) “sumber daya yang dimiliki atau

dikendalikan perusahaan disebut aset (asset)”. Sumber daya tersebut dapat

berupa benda yang mempunyai wujud fisik, seperti kas dan perlengkapan, atau

benda yang tidak berwujud tetapi memiliki nilai, seperti hak paten, hak cipta,

dan merek dagang. Beberapa contoh aset meliputi piutang usaha biaya dibayar

di muka (seperti asuransu), gedung, peralatan, dan tanah.

2.3.2 Jenis-Jenis Aset

Aset terdiri dari beberapa jenis yaitu asset tetap dan asset tak berwujud,

adapun penjelasan asset tersebut yaitu:

1. Aset Tetap

Menurut Warren, dkk (2017:486), “aset tetap (Fixed Asset) adalah aset yang

bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti

peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain yang biasa digunakan dalam

bahasa inggris untuk aset tetap adalah plant asset atau property, plant and

equipment. Aset tetap memiliki karateristik sebagau berikut:

a. Memilik bentuk fisik dan dengan demikian merupakan aset berwujud.

b. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi.

c. Tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.

Page 22: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

14

2. Aset Takberwujud

Menurut IAS (Internasional Accounting Standards) 38 (atau PSAK (Pernyataan

Standart Akuntansi Keuangan) 19) dalam Warren, dkk (2017:503)

mendefenisikan “aset takberwujud adalah aset nonmoneter terudentifikasi

tanpa wujud fisik”. Agar diakui sebagai aset takberwujud, aset harus memnuhi

kondisi keterindetifikasian, pengendalian, dan adanya kemanfaatan ekonomis

masa depan. Contoh aset takberwujud adalah paten, hak cipta, merek dagang,

dan goodwill. Aset takberwujud umumnya digunakan dalam operasi

perusahaan dan tidak ditujukan untuk dijual.

2.3.3 Hidup Siklus Aset

Menurut Hindrawan, dkk bahwa siklus hidup dari aset atau kelompok

aset terdiri daeri empat fase yaitu sebagai berikut:

1. Fase Perencanaan, yaitu tahapan dimana perusahaan mengidentifikasi

kebutuhan akan adanya permintaan atas aset.

2. Fase Pengadaan, yaitu tahapan ketika aset dibangun atau dibuat, bahkan

dibeli pengadaan aset ini tergantung kebutuhan dan sesuai perencanaan.

3. Fase Operasi dan Pemeliharaan, yaitu tahapan ketika aset digunakan/

dimanfaatkan untuk tujuan yang ditetapkan.

4. Fase Penghapusan, yaitu tahapan dimana umur ekonomis suatu aset telah

habis atau ketika kebutuhan akan aset tersebut hilang.

2.3.4 Penggunaan Aset

Terdapat dua hal dalam penggunaan aset yaitu efesiensi pemakaian

aset dan optimalisasi keuntungan. Adapun penjelasan terhadap penggunaan

aset tersebut ialah:

Page 23: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

15

1. Efesiensi Pemakaian Aset

Rasio penjualan/ total aset merupakan salah satu ukuran dalam menilai aset.

Asumsinya penggunaan aset dianggap efesien jika perusahaan dapat

mewujudkan penjualan yang semakin besar.

2. Optimalisasi Keuntungan

Angka laba harta atau laba investasi juga bisa menjadi ukuran dalam menilai

keuntungan atau profitabilitas. Angka ini berasal dari perbandingan angka

keuntungan (dari laporan laba-rugi) dan total harta/ total aset, dimana nilainya

sama dengan total investasi.

2.4 Pengertian Surat Penagihan

2.4.1. Defenisi Surat Penagihan

Menurut Finoza (2018:257), “surat penagihan adalah surat yang berisi

permintaan atau peringatan dari kreditor kepada debitor agar debitor membayar

utangnya”. Pengiriman surat penagihan dilakukan oleh kreditor bila debitor tidak

membayar utangnya pada tanggal jatuh tempo tanpa memberitahukan

penanggunghan pembayaran.

2.4.2. Point Penting Dalam Surat Penagihan

Menurut Finoza (2018:257), pokok-pokok yang perlu dikemukakan dalam

surat penagihan adalah:

1. Menyebutkan tanggal transasksi dan nomor faktur penjualan yang sudah

berlalu.

2. Menyebutkan tanggal jatuh tempo pembayaran, dan sudah berapa lama

tanggal tersebut berlalu.

3. Menyebutkan besarnya tunggakan yang harus dibayar oleh debitor.

Page 24: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

16

4. Menyebutkan cara pengiriman uang atau cara pembayaran yang diinginkan

oleh kreditor.

5. Menyebutkan hal lain yang perlu, seperti teguran, peringatan, atau ancaman

akan melapor kepada bank yang mengeluarkan refrensi atau akan mengadu

ke kantor pengadilan, sesuai dengan sifat dan tahap penagihan.

2.4.3. Prosedur Penagihan Piutang Perusahaan

Menurut Finoza (2018:258), pengiriman surat penagihan dapat dilakukan

beberapa tahap setelah disesuaikan dengan kasus dan kondisi objektif yang

terjadi. Tahapan itu sebagai berikut:

1. Surat penagihan pertama, berisi permintaan agar debitor membayar

utangnya.

2. Surat penagihan kedua, berisi peringatan pertama karena debitor lalai

membayar utangnya.

3. Surat penagihan ketiga, berisi peringatan kedua, dan dapat disertai

ancaman: bila sampai tanggal tertentu debitor tidak membayar utangnya,

kreditor akan menagih melalui inkaso bank (bila bank dilibatkan dalam

transaksi) atau akan melapor kepada pihak yang memberi refrensi.

4. Surat penagihan keempat, berisi peringatan ketiga (peringatan terakhir) dan

dapat disertai ancaman: bila sampai tanggal tertentu debitor tidak

melakukan pembayaran, kreditor akan mengadu kepada pihak pengadilan

perdata.

2.5. Pengertian Standar Operasional Prosedur

2.5.1 Defenisi SOP

Menurut Tambunan (2019:16), “Standar Operasional Prosedur (SOP)

ialah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai proses

penyelenggaraan administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus

Page 25: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

17

dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan”. SOP pada dasarnya merupakan

pedoman yang berisi prosedur operasional standar kegiatan yang dijalankan

dalam organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan

dan tindakan, serta penggunaan fasilitas proses yang dilakukan berjalan efektif

dan efesiensi, konsisten, standar, dan sistematis.

2.5.2 Manfaat dan Tujuan SOP

Menurut Tambunan (2019:19), adapun manfaat Standar Operasional

Standar sebagai berikut:

1. Standarlisasi proses dan hasil dalam penyelesaian suatu pekerjaan.

2. Meminimalisasi tingkat kesalahan yang mungkin dilakukan dalam

melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan.

3. Mendukung pencapaian efesiensi dan efektivitas dari pelaksanaa pekerjaan.

4. Mendukung tanggung jawab moral individual dalam melakukan pekerjaan.

5. Mendukung terciptanya kesesuaian pekerjaan, antara yang direncanakan

dengan realisasi.

Tujuan disusun nya SOP adalah sebagai berikut:

1. Supaya keseluruhan praktik kegiatan di setiap satuan kerja perangkat

daerah/instansi pemerintah/kementrian dapat dilaksanakan secara optimal

dan berkualitas.

2. Sebagai pemandu kegiatan dari awal hingga akhir, sehingga proses

kegiatan yang dilaksanakan dapat dijalankan secara berurutan, terarah,

tersistematis, teratur, dan produktif.

3. Menjaga konsistensi dan tingkat kinerja dari masing-masing instansi

pemerintah.

Page 26: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

18

4. Memahami dengan jelas peran dan fungsi dari tiap-tiap posisi dalam

organisasi.

5. Menjelaskan jenjang atau alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari

masing-masing personel di dalam organisasi.

2.5.3 Prinsip Penyusunan Standar Operasional Prosedur

Menurut Tambunan (2019:150), bahwa prinsip penyusunan Standar

Operasional Prosedur yaitu sebagai berikut:

1. Kemudahan dan Kejelasan

Prosedur yang distandarkan harus dapat dengan mudah dimengerti dan

diterapkan oleh semua pegawai, bahkan oleh seorang yang sama sekali

baru dalam pelaksanaan tugasnya. SOP harus dibuat secara jelas dan

sederhana sehingga mudah dipahami dan diterapkan.

2. Efesiensi dan Efektivitas

Prosedur yang distandarkan harus merupakan prosedur yang paling

efesiensi dan efektiv dalam proses pelaksanaan tugas.

3. Keselarasan

Prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur standar lain

yang terkait.

4. Keterukuran

Output dari prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas

(mutu) tertentu yang dapat diukur pencapaian dan keberhasilannya.

5. Dinamis

Prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan

dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang

dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan.

Page 27: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

19

6. Berorientasi pada Pengguna

Prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan

pengguna sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna.

7. Kepatuhan Hukum

Prosedur yang distandarkan harus memenuhi ketentuan dan peraturan

perundang-undangan.

8. Kepastian Hukum

Prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai

sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan, dan menjadi instrumen

untuk melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum.

2.5.4 Syarat Standar Operasional Prosedur Yang Baik

Menurut Tambunan (2019:26), Standar Operasional Prosedur (SOP)

yang telah dibuat oleh setiap instansi pemerintah, sering diabaikan atau tidak

dipedomani oleh aparatur/pegawainya dengan berbagai alasan. Salah satu

alasan yang sering dijumpai adalah SOP tersebut dianggap sistem yang rumit

dan sulit untuk dilaksanakan, SOP mempersingkat ruang birokrasi, SOP yang

telah disusun kurang mendukung tercapainya tujuan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya, SOP yang telah disusun mengakibatkan pengurangan

pemanfataan sumber daya manusia, dan alasan lainnya. Oleh karena itu, untuk

menghasilkan SOP yang baik, harus dipenuhi persyaratan, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Mudah dilaksanakan dan diawasi oleh setiap individu di lingkungan kerja

instansi pemerintah.

2. Memenuhi apa yang telah tujuan, visi, dan misi dari satuan kerja instansi

pemerintah.

Page 28: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

20

3. Memuat tahapan-tahapan jelas yang akan dilakukan dalam mendukung

pelaksanaan tugas-tugas. SOP harus bisa menjadi gambaran alur pekerjaan

yang akan dilaksanakan.

4. Memuat peningkatan pengetahuan dan kepribadian bagi setiap pegawai.

5. Memuat peningkatan kesadaran diri akan ketepatan waktu dan kualitas hasil

pekerjaan.

Page 29: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

21

BAB 3

METODE PENELITIAN

Penulisan Tugas Akhir ini membutuhkan data yang berhubungan dengan

perumusan masalah. Hal ini dilakukan agar pada tahap berikutnya dapat

dilakukan perbandingan antara fakta yang ada di lapangan dengan teori yang

terdapat dalam pembahasan sebelumnya. Pada tugas akhir ini, penulis

melakukan pengumpulan data yang bersumber dari PT Kereta Api Indonesia

(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk

memperoleh data tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2018: 193), “kualitas pengumpulan data berkenan

dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data”.

Pengumpulan data dapat dilakukan oleh penulis untuk memperoleh data yang

dibutuhkan dalam menganalisis masalah menggunakan dua metode yaitu:

1. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan yang dilakukan penulis berdasarkan tinjauan langsung

dengan cara, yaitu:

a. Observasi

Menurut Sugiyono (2018:203), “teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia

proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar”.

Menurut Simanjuntak (2016:89), “observasi merupakan salah satu

metode perolehan data yang tidak terbatas pada orang seperti halnya

Page 30: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

22

pada perihal wawancara atau penggunaan angket, akan tetapi juga

terhadap objek lainnya”.

Dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek

yang diteliti. Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan secara

langsung tentang prosedur kerja dalam penanganan aset milik PT

Kereta Api Indonesia (Persero) Medan.

b. Interview (Wawancara)

Menurut Sugiyono (2018:194), “wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”.

Menurut Simanjuntak (2016:91), “wawancara merupakan alat re-

checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya".

Penulis melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung

dengan staf bagian pengusahaan aset pada PT Kereta Api Indonesia

(Persero) Medan.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Cara pengumpulan data berdasarkan studi pustaka, yaitu dengan

mengumpulkan data yang berhubungan dengan prosedur sewa-menyewa dan

surat penagihan. Bahan-bahan tersebut bersumber dari buku-buku ilmiah

sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan Tugas Akhir.

Page 31: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

23

Perolehan data berdasarkan cara ini nantinya akan dibandingkan secara

teoritis dengan penerapannya pada tempat penulisan melakukan praktik kerja

lapangan.

3.2 Jenis Sumber Data

Dalam Tugas Akhir ini, data diperoleh melalui hasil praktik kerja lapangan

yang terdiri dari dua jenis data yaitu:

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2018:193) “data primer adalah data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data”.

Menurut Simanjuntak (2016:97) “data primer adalah data yang diperoleh

dari sumber pertama seperti riset lapangan (langsung), melalui wawancara

atau penelitian laboratorium”. Penulis memperoleh data yang bersumber

secara langsung dari hasil pengamatan dan wawancara dari narasumber

yang berada pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Medan.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018:193) “data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya data yang

diperoleh dari buku referensi”.

Menurut Simanjuntak (2016:97) “data sekunder adalah data yang

diperoleh dari sumber kedua, melalui sumber-sumber tertulis (studi

pustaka)”. Penulis memperoleh data dari buku referensi atau buku-buku

bacaan yang berkaitan dengan pembahasan pada Tugas Akhir.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang penulis gunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini

adalah teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif suatu teknik dimana

Page 32: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

24

data yang diperoleh melalui penelitian, sehingga diperoleh gambaran yang jelas

tentang suatu masalah yang sedang diteliti. Teknik analisis deskriptif ini

dilakukan dengan menggambarkan seluruh data yang diperoleh dari PT Kereta

Api Indonesia (Persero) Medan melalui observasi dan wawancara, ditelaah

kemudian dibandingan dengan teori yang sesuai dengan penelitian ini, lalu

menarik kesimpulan dari proses tersebut.

Page 33: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

25

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) DIVRE I Medan

4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Kereta Api Indonesia (Persero) DIVRE I Medan

Divisi Regional I Medan (Divre I) adalah Divre KAI dengan wilayah Provinsi

Sumatera Utara yang dipimpin oleh seorang Kepala Divisi Regional (Kadivre) yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.

Perkeretaapian di Tanah Deli awalnya dikelola oleh operator terkenal, Deli

Spoorweg Maatschappij, sebelum digabung dengan Djawatan Kereta Api. J.T.

Cremer, manajer Deli Maatschappij, adalah penginisiatif pengembangan jalur

kereta api di Tanah Deli. Ia menyarankan agar pembangunan jalur kereta api

dibuat sesegera mungkin untuk memperlancar perdagangan ekspor di lingkungan

perkebunan Deli, serta mengembangkan jalan yang menghubungkan Medan-

Berastagi. Selain itu, dilatarbelakangi pula dengan berlakunya Undang-Undang

Agraria 1870 yang mengizinkan penguasa colonial Belanda menyewa tanah

dalam jangka waktu lama dan tidak hanya diprioritaskan pada sektor perkebunan.

Adanya Belawan sebagai pelabuhan ekspor komoditas ke Eropa juga turut andil

dalam percepatan pembangunan jaringan jalur kereta api di Sumatera Utara dan

Timur. Kecuali itu, angkutan sungai dinilai cukup lambat dalam pengeksporan.

Pada tanggal 23 Januari 1983, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur

Jenderal Hindia Belanda, direalisasikanlah permohonan konsesi izin dari

Pemerintah Kolonial untuk membangun jalur kereta api Belawan-Medan-Delitua-

Timbang Langkat (Binjai). Baru enam bulan kemudian, konsesi tersebut dipindah

tangankan dari Deli

Page 34: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

26

Maatschappij, ke perusahaan yang baru dibentuk bernama Deli Spoorweg

Maatschappij (DSM). Jalur pertamanya adalah Medan-Labuhan yang selesai

25 Juli 1886.

Rupanya, ekspansi pengusaha perkebunan telah turut andil dalam

pengembangan perkeretaapiaan di Tanah Deli. Pada tahun 1888, kawasan

Deli, Belawan, dan Binjai telah terhubung dengan rel kereta api. Tercatat Tjong

A Fie - Miliader Medan saat itu sebagai donatur dalam pembangunan jalur

Medan-Belawan. Tahun 1902-1904 jalur Lubukpakam-Bangunpura telah

dibangun. Berikutnya, 1916, dibangun jalur Medan-Siantar dalam rangka

pengangkutan teh dari perkebunan teh Siantar. Sementara itu, jalur Kisaran-

Rantauprapat dibangun tahun 1929-1937.

Maju dari kereta apinya, DSM berinisiatif menghubungkan jalurnya itu ke

jalur milik Atjeh Tram di Aceh, serta ke jalur milik Staatsspoorwegen ter

Sumatra’s Westkust di Sumatera Barat yang keduanya dikuasai oleh negara.

Selain itu ada ide untuk mengembangkan jalur Trans-Sumatera, namun tidak

terealisasi seiring memanasnya hubungan Indonesia-Belanda pada tahun1940.

Pada tanggal 28 September 1945, Djawatan Kereta Api Republik

Indonesia berhasil dibentuk. Padahal, di Sumatera Utara DSM masih

memepergunakan namanya dan sempat pula ada istilah Kereta Api Soematra

Oetara yang merupakan operator terpisah. DSM dan Kereta Api Soematra

Oetara kemudian dimerger dengan Djawatan Kereta Api dan dibentuklah

Eksploitasi Sumatera Utara yang kini menjadi Divisi Regional I Medan.

Page 35: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

27

Gambar 4.1 Peta Jalur Kereta Api Divisi Regional I Sumatera Utara Sumber: PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Medan

1. Daftar Stasiun-Stasiun di Divre I Sumatera Utara

a. Jalur kereta api Medan-Tebingtinggi

1) Stasiun Medan (MDN)

2) Stasiun Medan Pasar (MDP)

3) Stasiun Bandar Khalipah (BAP)

4) Stasiun Batang Kuis (BTK)

5) Stasiun Araskabu (ARB) (percabangan ke Bandara Kualanamu)

6) Stasiun Lubuk Pakam (LBP)

7) Stasiun Perbaungan (PBA)

8) Stasiun Lidah Tanah (LDT)

9) Stasiun Teluk Mengkudu (TKD)

10) Stasiun Rampah (RPH)

11) Stasiun Bamban (BMB)

12) Stasiun Tebingtinggi (TBI)

b. Jalur kereta api Araskabu-Kuala Namu

Page 36: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

28

1) Stasiun Araskabu (ARB)

2) Stasiun Bandara Kuala Namu (KNM)

c. Jalur kereta api Tebingtinggi-Kisaran

1) Stasiun Tebingtinggi (TBI)

2) Stasiun Lauttador (LTD)

3) Stasiun Bandartinggi (BDT)

4) Stasiun Bahlias (BA)

5) Stasiun Perlanaan (PRA)

6) Stasiun Limapuluh (LMP)

7) Stasiun Kisaran (KIS)

d. Jalur kereta api Kisaran-Rantauprapat

1) Stasiun Kisaran (KIS)

2) Stasiun Hengelo (HL)

3) Stasiun Telukdalam (TUK)

4) Stasiun Puluraja (PUR)

5) Stasiun Aekloba (AKB)

Keterangan :

a. Stasiun besar ialah Stasiun yang tertulis tebal miring.

b. Stasiun menengah ialah Stasiun yang tertulis tebal.

c. Stasiun kecil ialah Stasiun yang tertulis normal.

d. Stasiun dan jalur yang tak beroperasi ialah tulisan yang tertulis miring.

Page 37: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

29

2. Jenis – Jenis Kereta Api

a. Kereta api penumpang

1) KA Sribilah: ke Rantauprapat

2) KA Putri Deli: ke Tanjung Balai

3) KA Siantar Ekspres: ke Siantar

4) KA ARS ke Stasiun Kualanamu

5) KRDI Sri Lelawangsa ke Binjai

6) KRD Perintis Aceh

b. Kereta barang

1) KA Ketel Minyak tujuan Labuhan-Siantar dan Labuhan-Kisaran.

2) KA crude palm oil relasi Belawan-Siantar dan Belawan-Rantauprapat.

3) KA kontainer tembakau Belawan-Dolokmerangsir (ujicoba).

4.1.2 Makna Logo PT Kereta Api Indonesia (Persero) DIVRE I Medan

Gambar 4.3 Logo PT Kereta Api Indonesia (Persero) Sumber: PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Medan

Adapun penjelasan terhadap logo pada PT Kereta Api Indonesia

(Persero) adalah sebagai berikut

1. Bentuk: Garis melengkung: Melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI

dalam mencapai Visi dan Misinya.

Page 38: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

30

Anak Panah: Melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT

KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.

2. Warna ada dua yaitu orange dan biru, penjelasan terhadap warna tersebut

ialah:

Orange: Melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan)

yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.

Biru: Melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam

memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan

semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil

sehingga dapat melesat.

4.1.3 Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero) DIVRE I Medan

Adapu uraian visi dan misi PT Kereta Api Indonesia (Persero) ialah sebagai

berikut:

1. Visi

Visi menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada

pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

2. Misi

Misi menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha

penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk

memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian

lingkungan berdasarkan 4 pilar utama: Keselamtan, Ketepatan waktu,

Pelayanan dan Kenyamanan.

Page 39: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

31

4.1.4 Budaya Kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero) DIVRE I Medan

Gambar. 4.3 Budaya Perusahaan Sumber: PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Medan

Budaya kerja yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) ada 5

(lima) yaitu sebagai berikut:

1. Integritas

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai

dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki

pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan

etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk

melakukannya.

2. Profesional

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan

penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan,

mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan

pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.

3. Keselamatan

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memliki sifat tanpa kompromi

dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses

kerja yang

Page 40: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

32

mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan

menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.

4. Inovasi

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuh

kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang

berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi

sehinggan memberikan nilai tambah bagi stakeholders.

5. Pelayanan Prima

Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan

yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan

sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A

unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance

(Penampilan), Attention (Perhatian), Actoin (Tindakan), dan Accountability

(Tanggungjawab).

4.1.5 Struktur Organisasi dan Tugas

Divisi Regional 1 Sumatera Utara, adalah satuan organisasi yang berapa

di bawah Direktur Utama dan berkedudukan di Medan. Divisi Regional 1

Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Vice President (VP) Divisi Regional 1

Sumatera Utara, yang selanjutnya dalam keputusan ini disebut Vice President,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Vice President mempunyai tugas merencanakan dan mengoptimalkan

penyelenggaraan kegiatan usaha Perusahaan di wilayah Provinsi Sumatera

Utara. Dalam melaksanakan tugasnya, Vice President menyelenggarakan

fungsi:

Page 41: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

33

1. Merencanakan dan mengoptimalisasikan pencapaian target pendapatan

dan efisiensi biaya.

2. Merencanakan dan mengoptimalisasikan penyelengaraan sarana dan

prasarana perkeretaapian yang handal di wilayahnya.

3. Merencanakan dan mengoptimalisasikan penyelenggaraan angkutan

perkeretaapian berdasarkan 4 pilar utama yaitu: keselamtan, pelayanan,

kenyamanan, dan ketepatan waktu.

4. Merencankan dan mengoptimalisasikan pelaksanaan proses peningkatan

kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan.

5. Merencanakan dan mengoptimalisasikan pelaksanaan Program Corporate

Social Responsibility (CSR) yang terdiri dari: Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) dan Community Relation (CR).

6. Merencankan dan mengoptimalisasikan pelaksanaan pengolahan,

pengaman, dan penertiban aset non produksi perusahaan.

7. Merencanakan dan mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya

perusahaan.

8. Merencanakan dan mengoptimalisasikan pengusahaan aset non produksi.

9. Merencanakan dan mengoptimalisasikan pelaksanaan aktivitas operasi

layanan konsumen, penjualan, dan customer care.

10. Merencanakan dan mengoptimalisasikanpelaksanaan penyelenggaraan

kerjasama/kemitraan dengan pihak eksternal.

Susunan Organisasi di bawah Divisi Regional 1 Sumatera Utara terdiri atas:

1. Deputy Vice President

2. Unit Hubungan Masyarakat Daerah

Page 42: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

34

3. Unit Hukum

4. Unit Sumber Daya Manusia dan Umum

5. Unit Keuangan

6. Unit Sistem Informasi

7. Unit Pengadaan Barang dan Jasa

8. Unit Sarana

9. Unit Jalan Rel dan Jembatan

10. Unit Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik

11. Unit Operasi

12. Unit Pengamanan

13. Unit Aset

14. Unit Angkutan Penumpang

15. Unit Pengusahaan Aset

16. Unit Kesehatan

4.1.6 Uraian Fungsi Tugas Pokok Perusahaan

Berikut ini merupakan uraian fungsi tugas pokok terhadap unit-unit yang

adapada PT Kereta Api Indonesia (Persero):

1. Deputy Vice President

Deputy Vice President mempunyai tugas membantu Kepala Divisi Regional

dalam memimpin pelaksanaan tugas Divisi Regional. Pembagian fokus tugas

pokok, fungsi dan tanggung jawab Deputy Vice President diselaraskan dan

disesuaikan dengan kebutuhan di Divisi Regional I Sumatera Utara yang

pengaturannya ditetapkan oleh Direktur Utama berdasarkan usulan Vice

President.

Page 43: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

35

2. Hubungan Masyarakat Daerah

Bagian hubungan Masyarakat Daerah (Humasda) dipimpin oleh seorang

Manager Humasda yang bertanggung jawab kepada Vice President. Manager

Humasda mempunyai tugas menyelenggarakan program kegiatan kehumasan

meliputi hubungan kemasyarakatan, penyuluhan dan pembentukan citra

perusahaan internal dan eskternal di wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara.

Manager Humasda dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi dan

tanggung jawab.

a. Penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan

tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Divisi

Regional I Sumatera Utara;

b. Corporate Image Building;

c. Pengolahan informasi dan komunikasi di dalam perusahaan (internal) dan

menjalin hubungan dengan media massa di luar perusahaan (eksternal);

d. Membantu melaksanakan propgram Corporate Social Responsibility (CSR)

di wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara.

3. Hukum

Bagian hukum dipimpin oleh seorang manager Hukum yang bertanggung

jawab kepada Vice President. Manager Hukum Divisi Regional I Sumatera

Utara mempunyai fungsi dan tanggung jawab:

a. Merumuskan penjabaran startegi dan kebijakan yang berkaitan dengan

tugas tan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di

Wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara;

Page 44: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

36

b. Memberikan pertimbangan dan pendamping/bantuan hukum di dalam dan

di luar serta menjadi sumber informasi hukum dan peraturan bagi

pegawai/pejabar di Wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara;

c. Menjalin hubungan dengan pihak-pihak eksternal terkait.

4. SDM dan Umum

Bagian SDM dan Umum dipimpin oleh seorang Manager SDM dan umum

yang bertanggung jawab kepada Vice President. Manager SDM dan umum

mempunyai fungsi dan tanggung jawab:

a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan

tugas dan tanggung jawabnya yang telah di tetapkan Kantor Pusat, di

Wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara;

b. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)

secara berkelanjutan dan pengolahan dan evaluasi kinerja Sumber Daya

Manusia (SDM);

c. Menyusun program pengelolahan dan evaluasi kinerja Sumber Daya

Manusia (SDM);

d. Menyusun program pengendalian biaya pegawai Divisi Regional I

Sumatera Utara;

e. Mengelola kegiatan administrasi kerumahtanggaan, protokoler dan umum;

f. Mengelola dokumen perusahaan dan perpustakaan serta penatausahaan

arsip dan pusat arsip.

Page 45: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

37

5. Keuangan

Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Manager Keuangan yang

bertanggung jawab kepada Vice President. Manager Keuangan mempunyai

fungsi dan tanggung jawab:

a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan

tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di

Wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara;

b. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)

secara berkelanjutan serta pengolahan resiko di Bagiannya;

c. Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan Divisi

Regional I Sumatera Utara; melaksanakan, mengendalikan serta

melaporkan rencana serta pelaksanaan anggaran;

d. Pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Regional I

Sumatera Utara serta pembinaannya;

e. Melaksanakan pengelolahan administrasi keuangan, pengesahan

pembayaran non gaji pegawai, pengesahan pembayaran kepada pihak

ketiga serta penyelesaian dokumen analisa dan tata usaha keuangan serta

administrasi pelaksanaan petty cash.

6. Sistem Informasi

Bagian Sistem Informasi dipimpin oleh seorang Manager Sistem Informasi

yang bertanggung jawab kepada Vice President. Manager Sistem Informasi

Divisi Regional I Sumatera Utara mempunyai fungsi dan tanggung jawab

mengelola infrastruktur teknologi informasi (perangkat keras, perangkat lunak

pendukung, dan perangkat

Page 46: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

38

jaringan) mengelola aplikasi disisi pengguna, melakukan penanganan jika

terjadi gangguan pada sistem informasi, serta memastikan kualitas layanan

sistem informasi terjaga dengan baik di wilayah Divisi Regional I Sumatera

Utara.

7. Pengadaan Barang dan Jasa

Bagian Pengadaan Barang dan Jasa dipimpin oleh seorang Manager

Pengadaan Barang dan Jasa yang bertanggung jawab kepada Vice President.

Manager Pengadaan Barang dan Jasa mempunyai tanggung jawab

melaksanakan pengelolaan administrasi pengadaan barang dan jasa,

menyusun Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pengadaan barang dan jasa,

melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa, evaluasi administrasi dan

teknis, serta membuat dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban hasil

pengadaan barang dan jasa.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya, Ketua

Pengadaan barang dan jasa Divisi Regional I Sumatera Utara:

a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan

tugas pokok dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat;

b. Merumuskan dan menyusun program perencanaan pengadaan barang dan

jasa bidang sarana, prasarana dan umum berdasarkan Surat Perintah

Pelaksanaan Pengadaan (SP3);

c. Menyiapkan kelengkapan dokumen pengadaan barang dan jasa bidang

sarana, prasarana dan umum;

d. Menyusun sistem dan jadwal pelaksanaan proses pengadaan barang dan

jasa bidang sarana, prasarana, dan umum;

Page 47: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

39

e. Menyusun dan menetapkan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pengadaan

barang dan jasa bidang sarana, prasarana dan umum, termasuk

persyaratan peserta pengadaan barang dan jasa.

8. Sarana

Bagian Sarana dipimpin oleh seorang Senior Manager Sarana yang

bertanggung jawab kepada Vice President. Senior Manager Sarana Divisi

Regional I Sumatera Utara mempunyai tanggung jawab melaksanakan

penyusunan program dan penyajian sarana siap operasi, melaksanakan

pemeliharaan dan perbaikan lokomotif, kereta Rel Diesel (KRD) kereta,

gerbong, dan fasilitas kerja di lintas dan Bagian produksi, pengendalian dan

evaluasi kinerja sarana serta menjaminkualitas hasil pemeliharaan dan

perbaikan, menampung dan menganalisis keluhan pengguna jasa, administrasi

logistik serta melaksanakan pembinaan teknis terhadap satuan organisasi di

bawahya.

9. Operasi

Bagian Operasi dipimpin oleh seorang Manager Operasi yang bertanggung

jawab kepada Vice President. Manager Operasi memiliki tanggung jawab:

a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan

tugas dan tanggung jawabnya yang telah di tetapkan Kantor Pusat, di

Wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara;

b. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement)

pelayanan operasional KA secara berkelanjutan, pengelolahan resiko di

bagiannya;

c. Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan, dan pembinaan

mutu pekerjaan teknis operasi di Stasiun dan dalam Kereta Api,

administrasi teknis operasional dan keuangan di seluruh UPT Stasiun, UPT

Pelayanan Operasi

Page 48: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

40

Sarana Telekomunikasi, UPT Crew KA dan Pusat Pengendalian Operasi

Kereta Api pada Wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara;

10. Aset

Bagian Aset dipimpin oleh seorang Senior Manager Aset yang bertanggung

jawab kepada Vice President. Senior Manager Aset Divisi Regional I Sumatera

Utara yang mempunyai tanggung jawab dan fungsi:

a. Merumuskan, menyusun, melaksanakan program dan evaluasi penjagaan,

penertiban, pensertipikatan aset non railways, update/pembaharuan data

dan informasi aset non railways berupa aset tanah dan bangunan termasuk

aset prasarana di lintas non operasi di Divisi Regional I Sumatera Utara;

b. Melakukan mapping dan update data, informasi tentang aset non railways,

serta pembuatan profil asset non railways di Wilayah Divisi Regional I

Sumatera Utara;

c. Menyusun strategi dan melakukan koordinasi dengan pihak internal

maupun eksternal dalam penanganan aset bermasalah yang berkaitan

dengan persewaan/kerjasama operasi maupun stasus kepemilikan atas

aset non railways di Wilayah Divisi Regional 1 Sumatera Utara;

d. Melakukan koordinasi dan melaporkan kinerjanya kepada VP Non Railways

Assets Sumatera (EANS).

11. Kesehatan

Bagian Kesehatan dipimpin oleh seorang Manager Kesehatan yang

bertanggung jawab kepada Vice President. Manager Kesehatan mempunyai

fungsi dan tanggung jawab:

Page 49: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

41

a. Merumuskan penjabaran pelaksanaan strategi dan kebijakan yang

berkaitan dengan tugas pokok dan tanggung jawabnya yang telah

ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara;

b. Menyusun program Anggaran Kesehatan di Wilayah Divisi Regional I

Sumatera Utara;

c. Mengelola pelayanan kesehatan di PKK Kerjasama/Provider yang sudah

ditetapkan sesuai perjanjian kerjasama serta melakukan verifikasi klaim

provider dan proses pembayarannya;

d. Mengelola pelayanan restitusi biaya pengobatan dimulai dari pengumpulan

berkas permohonan restitusi sampai dilakukan penghitungan/verifikasi dan

proses pembayarannya;

4.1.7 Unit Pengusahaan Aset PT Kereta Api Indonesia (Persero) DIVRE I

Medan

Aset tersebut merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh PT

Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan

dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan perusahaan atau dimanfaatkan

oleh masyarakat umum. Aset yang dapat disewa tersebut terdiri dari aset

railway dan aset non railway. Aset Railway ini dikelompokkan dalam aset yang

dimiliki dengan maksud untuk digunakan dalam kondisi siap digunakan. Aset

tersebut mencakup tanah, rumah dinas, bangunan gedung, halaman parkir.

Seiring dengan perkembangan bisnis, tidak dapat dipungkiri bahwa di daerah

perkotaan banyak yang menggunakan sistem sewa tanah atau sewa gedung

(yaitu sebidang tanah dengan ukuran tertentu yang disewakan oleh pemilik

tanah kepada penyewa).

Page 50: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

42

Hal ini biasanya disebabkan oleh mahalnya harga beli tanah atau gedung di

pusat perkotaan sehingga memungkinkan orang tidak berani berspekulasi,

apalagi arah perkembangan bisnis dewasa ini susah diprediksi. Sewa tanah

sendiri merupakan salah satu pendapatan penyerahan jasa di PT Kereta Api

Indonesia (Persero) yang sangat berpotensial. Dengan adanya hubungan sewa

menyewa ini, maka kedua belah pihak telah terikat dalam suatu perjanjian.

Bagian Pengusahaan Aset dipimpin oleh seorang Manager Pengusahaan

Aset yang bertanggung jawab kepada Vice President. Pengusahaan Aset juga

terdiri dari dua assisten manager yang bertanggung jawab pada manager yaitu

Assisten Manager Pengusahaan Railway dan Assisten Pengusahaan Aset

Nonrailway.

Serta Pengusahaan Aset juga terdiri dari lima supervisor yang

bertanggung jawab kepada assisten manager yaitu Supervisor pengusahaan

aset kawasan Stasiun Medan, Supervisor kawasan Stasiun Kisaran, Supervisor

kawasan Stasiun Rantauparapat, Supervisor kawasan Stasiun Tebingtinggi,

Supervisor kawasan Stasiun Binjai. Dan beberapa pelaksana dan pegawai

outsourching di bawah naungan manager Pengusahaan Aset. Bagan atau

struktur organisasi pada unit Pengusahaan Aset dapat dilihat pada (lampiran 1).

4.2 Tinjauan Prosedur Sewa dan Penagihan Atas Aset Milik PT Kereta Api

Indonesia (Persero) DIVRE I Medan

4.2.1 Prosedur Sewa Atas Aset PT Kereta Api Indonesia (Persero) DIVRE I

SU

Prosedur sewa merupakan langkah-langkah maupun mekanisme yang harus

dilaksanakan sebelum melakukan kegiatan sewa-menyewa aset. Adapun

prosedur sewa atas aset milik PT KAI (Persero) yaitu sebagai berikut:

Page 51: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

43

1. Pihak unit penjagaan aset harus menyediakan aset yang sudah free and

clear, yang dimaksud dalam hal tersebut ialah aset yang ingin dipersewakan

harus dalam kondisi siap digunakan.

2. Pihak unit pengusahaan aset harus melakukan pemasaran atas aset yang

sudah siap dipersewakan untuk mendapatkan debitur.

3. Bagi calon debitur yang ingin menyewa aset milik PT KAI (Persero)

diwajibkan untuk mengisi formulir aplikasi permohonan sewa aset PT KAI

(Persero). Adapun formulir aplikasi tersebut dapat dilihat pada (lampiran 2).

4. Pihak unit pengusahaan aset melakukan permohonan gambar ke unit

penjagaan aset untuk mengukur dan menggambarkan aset yang ingin

disewa oleh debitur.

5. Pihak unit pengusahaan aset melakukan perhitungan tarif sewa dengan

cara negoisasi dengan debitur sampai tarif atas aset tersebut di sepakati

oleh kedua belah pihak. Negoisasi tersebut dituliskan pada lembar berita

acara negoisasi. Adapun lembar berita acara negoisasi dapat dilihat pada

(lampiran 3).

6. Debitur menandatangani surat pernyataan sebagai bukti bahwa debitur

sudah menyetujui syarat dan ketentuan perjanjian sewa aset PT KAI

(Persero). Adapun surat pernyataan dapat dilihat pada (lampiran 4) dan

syarat dan ketentuan perjanjian sewa aset PT KAI dapat dilihat pada

(lampiran 5).

7. Debitur melakukan pembayaran atas tarif yang sudah disetujui dengan dua

cara yaitu pembayaran lunas atau pembayaran bertahap. Dan debitur harus

membayar ke bank yang sudah di tentukan menggunakan nomor virtual

account yang dikeluarkan oleh unit penagihan aset.

Page 52: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

44

8. Membuat buku kontrak atas nama debitur dan menginput ke dalam aplikasi

milik PT KAI (Persero).

Adapun bagan prosedur sewa atas aset milik PT KAI (Persero) Medan dapat

dilihat pada (lampiran 6).

Dalam melakukan proses sewa-menyewa harus memenuhi lima unsur yang

ada di dalam proses sewa-menyewa yaitu: persetujuan, penyerahan,

pembayaran uang sewa, waktu sewa, dan persyaratan sewa-menyewa. Dan

dapat dilihat bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Medan

sudah memenuhi lima unsur yang ada dalam proses sewa-menyewa.

Untuk menyewakan suatu benda/aset tentu pihak yang menyewakan

memiliki hak dan kewajiban yang wajib dipenuhi. Adapun hak dan kewajiban PT

KAI (Persero) dalam menyewakan aset adalah sebagai berikut:

a. Menyerahkan objek sewa kepada penyewa aetelah pembayaran diterima

dan PT KAI telah memberikan bukti kuitansi lunas

b. Menagih atau menerima pembayaran harga sewa dan atau denda dari

penyewa;

c. Menegur/memperingatkan penyewa secara tertulis apabila setelah 3 kali

peringatan penyewa tidak mengindahkan atau melakukan upaya apapun

terhadap pelanggarannya tersebut, maka pihak KAI berhak memutuskan

perjanjian secara sepihak;

d. Menerima kembali objek sewa pada saat berakhirnya perjanjian, dalam

kondisi baik serta terbebas dari segala macam hak dan kewajiban serta

tanggung jawab pihak lain;

Page 53: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

45

e. Mengizinkan penyewa untuk menggunakan objek sewa sesuai

peruntukkannya dan sesuai batas waktu yang telah disepakati.

Menurut ketentuan pasal 1550 KUHPdt, pihak yang menyewakan

mempunyai tiga kewajiban yang wajib dipenuhi, yaitu:

1. Menyerahkan benda sewaan kepada penyewa;

2. Memelihara benda sewaan sedemikian rupa sehingga benda itu dapat

dipakai untuk keperluan yang dimaksud; dan

3. Menjamin penyewa untuk menikmati benda sewaan selama berlangsung

sewa-menyewa.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero)

sudah mengikuti ketentuan pada pasal 1550 KUHPdt.

Dalam melakukan proses sewa menyewa hambatan yang sering terjadi

antara pihak penyewa dengan PT KAI (Persero) adalah pihak penyewa tidak

membayar tagihan atau terlambat dalam melakukan pembayaran atas sewa

aset PT KAI (Persero) yang telah disetujui. Hal tersebut menjadi kendala dalam

terlaksananya kegiatan proses sewa-menyewa antara penyewa dengan PT KAI

(Persero). Dan hal tersebut dapat merugikan pihak PT KAI (Persero) dalam

memperoleh laba yang sudah menjadi tujuan dari unit pengusahaan aset.

Dan berikut adalah cara penanganan yang dilakukan oleh PT KAI

(Persero) jika terjadinya hal tersebut:

1. Dalam hal adanya keterlambatan pembayaran harga sewa maka penyewa

dikenakan denda sebagaimana ditentukan dalam perjanjian.

Page 54: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

46

2. PT KAI memberikan surat peringatan pembayaran sebanyak 3 (tiga) kali

berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 7 hari kalender.

3. Apabila dalam masa pemberian surat peringatan pembayaran penyewa

melakukan pembayaran, maka perjanjian menjadi berlaku kembali, namun

tetap dikenakan denda keterlambatan.

4. Apabila setelah diberikan surat peringatan pembayaran tetapi penyewa

tidak melakukan pembayaran maka KAI berhak memutuskan perjanjian

secara sepihak.

4.2.2 Prosedur Penagihan Sewa Aset PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Regional I Medan

Adapun prosedur penagihan piutang yang dimiliki oleh PT Kereta Api

Indonesia (Persero) yaitu:

1. PT KAI akan menerbitkan tagihan/invoice 2 hari setelah penandatanganan

perjanjian. Adapun lembar invoice yang dimaksud dapat dilihat pada

(lampiran 6).

2. Tagihan/invoice yang dikeluarkan kemudian dikeluarkan nomor virtual

account. Yang dimaksud dengan virtual account adalah nomor rekening

virtual yang dibuat oleh bank untuk diberikan kepada penyewa sebagai

rekening tujuan untuk melakukan pembayaran harga sewa.

3. Pembayaran harga sewa dilakukan penyewa dengan transfer dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk pembayaran lunas dimuka dilakukan paling lambat 14 hari kerja

tagihan/invoice diterbitkan;

b. Untuk pembayaran secara bertahap:

Page 55: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

47

1). Pembayaran tahap pertama dilakukan paling lambat 14 hari kerja

sejak tagihan/invoice diterbitkan;

2). Pembayaran tahap kedua dan selanjutnya dilakukan sesuai dengan

tanggal pembayaran sebagaimana ditentukan dalam perjanjian pada

berita negosiasi.

4. Apabila penyewa terlambat melakukan pembayaran harga sewa maka akan

dikenakan denda dengan besaran sebagaimana diatur dalam perjanjian.

5. Bagi penyewa yang tidak melakukan pembayaran maka unit penagihan dari

PT KAI akan melakukan pengiriman surat penagihan dengan beberapa

tahap dan disesuaikan dengan kasus dan kondisi objektif yang terjadi.

Tahapan itu sebagai berikut:

a. Surat penagihan pertama, berisi permintaan agar debitor/penyewa

membayar utangnya.

b. Surat penagihan kedua, berisi peringatan pertama karena

debitor/penyewa lalai membayar utangnya.

c. Surat penagihan ketiga, berisi peringatan kedua, dan dapat disertai

ancaman: bila sampai tanggal tertentu debitor/penyewa tidak membayar

utangnya, PT KAI akan menagih melalui inkaso bank (bila bank

dilibatkan dalam transaksi) atau akan melapor kepada pihak yang

memberi refrensi.

d. Surat penagihan keempat, berisi peringatan ketiga (peringatan terakhir)

dan dapat disertai ancaman: bila sampai tanggal tertentu

debitor/penyewa tidak melakukan pembayaran, PT KAI akan mengadu

kepada pihak pengadilan perdata.

Page 56: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

48

4.2.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Perjanjian Kerja Sama (PKS)

atas Aset Milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I

Medan

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau

acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat

penilaian kinerja untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan, pada Unit

Pengusahaan Aset milik PT Kereta Api Indoesia (Persero).

Dalam Peraturan Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor

Per.U/KL.104/I/2/KA-2018 tentang Standar Operasional Prosedur kerjasama PT

Kereta Api Indonesia (Persero) yang termasuk kedalam bentuk perjanjian

kerjasama jangka pendek. Berikut adalah prosedur perjanjian sewa-menyewa

tersebut:

1. Calon mitra mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada direktur

utama, direktur teknis, kepala daerah atau pejabat yang terkait dengan

dilampiri dokumen penjelasan paling sedikit memuat:

a. Identitas objek kerjasama yang akan disewa (dapat berupa alamat, jenis

dan nomor sarana titik lokasi yang diminati, fasilitas yang akan

digunakan lainnya.

b. Rencana pemanfaatan

2. Dalam waktu paling lama 10 hari kerja sejak surat permohonan diterima,

pejabat yang terjait mengirimkan surat kelengkapan dokumen administratif

persyaratan objek kerjasama yang akan disewa oleh mitra.

3. Mitra harus melengkapi dokumen administratif persyaratan objek kerjasama

paling lama 10 hari kerja sejak kelengkapan dokumen administratif diterima.

4. Kelengkapan objek administratif objek yang akan disewa sebagai berikut:

Page 57: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

49

a. Apabila calon mitra berbentuk badan hokum (perseroan terbatas,

yayasan, koperasi, BUMN/BUMD):

1) Copy salinan akta pendirian dan anggaran dasar perusahaan berikut

pengesahan dari KEMENKUMHAM atau menteri lain sesuai

perundang-undangan;

2) Copy salinan Surat Izin Perdagangan (SIUP);

3) Copy salinan perubahan anggaran dasar terakhir berikut persetujuan

dari KEMENKUMHAM atau menteri lain sesuai perundang-undangan;

4) Copy salinan perubahan data badan hokum (susunan pengurus,

penerimaan laporan dari KEMENKUMHAM atau kementrian lain;

5) Tanda daftar perusahaan;

6) NPWP;

7) Surat pengukuhan pengusaha kena pajak;

8) Copy KTP penandatanganan perjanjian;

9) Copy salinan surat keterangan domisili perusahaan/skdp (jika ada),

b. Apabila calon mitra adalah badan usaha yang bukan badan hukum

1) Copy salinan akta pendirian dan anggaran dasar perusahaan berikut

pengesahan dari KEMENKUMHAM atau menteri lain sesuai

perundang-undangan;

2) Copy salinan Surat Izin Perdagangan (SIUP);

3) Copy salinan perubahan anggaran dasar terakhir berikut persetujuan

dari KEMENKUMHAM atau mentri lain sesuai perundang-undangan;

Page 58: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

50

4) Copy salinan perubahan data badan hokum (susunan pengurus,

penerimaan laporan dari KEKEMKUMHAM atau kementrian lain).

(jika ada)

5) Tanda daftar perusahaan (jika ada)

6) NPWP;

7) Surat pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP);

8) Copy KTP penandatanganan perjanjian;

9) Copy salinan surat keterangan domisili perusahaan/skdp.

c. Perseorangan:

1) Copy atau salinan kartu tanda penduduk/ kartu izin/ tinggal

sementara/ paspor penandatanganan perjanjian;

2) NPWP (jika ada);

5. Pejabat unit terkait menganalisa dan mengkaji surat permohonan sewa dan

dokumen administratif persyaratan objek kerjasama sesuai dengan rencana

pemanfaatan asset serta dengan mempertimbangkan data-data pendukung

untuk dilakukan perhitungan besaran kompensasi (baseline) dengan waktu

paling lama 10 hari kerja sejak dokumen administratif persyaratan objek

kerjasama diterima.

6. Setelah mendapatkan perhitungan besaran kompensasi (baseline)

sebagaimana pada huruf e, pejabat unit terkait mengirimkan undangan

kepada calon mitra untuk dilakukan negosiasi besaran kompensasi

(baseline) dewa dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Menawarkan tarif di atas besaran kompensasi (baseline) serta

disesuaikan dengan nilai komersial terbaik dan nilai pasar setempat.

Page 59: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

51

b. Dalam hal calon mitra tidak sepakat dengan besaran kompensasi

(baseline) yang diharapkan maka negosiasi silakukan sampai ada

kesepakatan nilai sewa sesuai dengan besaran kompensasi

sebagaimana huruf e.

7. Pelaksanaan negosiasi dilakukan dalam waktu paling lama 30 hari kerja

sejak undangan pada huruf f di terima.

8. Dalam hal ini mitra tetap menghendaki nilai sewa dibawah besaran

kompensasi, pejabat unit terkait mengajukan permohonan persetujuan

kepada direktur teknis dengan melampirkan justifikasi atau pertimbangan

nilai sewa.

9. Dalam hal nilai sewa telah disepakati antara pejabat unit terkait dengan

mitra, atau telah mmendapat persetujuan dari direktur teknis terkait maka

selanjutnya kesepakatan tersebut dituangkan dalam perjanjian.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Kereta Api Indonesia

(Persero) Divisi Regional I Medan sudah mengikuti syarat standar operasional

yang baik, serta dalam menyusun SOP PT Kereta Api Indonesia (Persero)

sudah mengikuti prinsip-prinsip dalam penyusunan Standar Opeasional

Prosedur yang tercantum pada Peraturan Menteri Perdayagunaan Aparatur dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor. PER/21/M.PAN/11/2008.

Page 60: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang diperolehdari penulisan tugas akhir tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Prosedur sewa atas aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi

Regional I Medan mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP).

Adapun Prosedur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Aset yang akan dipersewakan harus sudah free and clear. Aset tersebut

kemudian di pasarkan untuk mendapat debitur.

b. Bagi calon debitur harus mengikuti tahap persewaan dan menyetujui

syarat-syarat yang diberikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Divisi Regional I Medan.

c. Selanjutnya pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan

pengukurann atas aset dan membuat tariff harga sewa atas aset

tersebut.

d. Setelah debitur melakukan pembayaran melalui nomor virtual account

yang diberikan perusahaan, selanjutnya aset yang sudah disewakan

dicetak buku kontrak.

2. Prosedur penagihan atas aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi

Regional I Medan telah sesuai dengan teori oleh Finoza, yang terdiri dari

beberapa tahap yaitu surat penagihan pertama, surat penagihan kedua,

surat penagihan ketiga, dan surat penagihan keempat.

Page 61: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

53

5.2 Saran

Adapun saranyang dapat menjadi bahan pertimbangan pada saat membuat

tugas akhir ini adalah:

1. Prosedur sewa atas aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi

Regional I Medan sudah terlaksana dengan baik hendaknya ditingkatkan

lagi agar memaksimalkan produktivitas kerja.

2. Prosedur penagihan atas aset PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi

Regional I Medan sudah dilaksanakan dengan baik sebaiknnya perusahaan

mempertahankan hel tersebut agar meningkatkan kinerja pada perusahaan.

Page 62: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

54

DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 2018. Aneka Surat Sekretaris & Bisnis Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Muhammad, Abdulkadir. 2014. Hukum Perdata Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Maxmanroe. 2019. Pengertian Aset Dalam Akuntansi, Jenis-Jenis Aset, Siklus, Perencanaan dan Penggunaan Aset. [Online]. https:// www.maxmanroe.com/vid/finansial/akuntansi/pengertian-aset.html.

Peraturan Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor Per.U.KL.104/i/2/KA-2018 tentang Standar Operasional Prosedur Kerjasama PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Peraturan Menteri Perdayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor. PER/21/M.PAN/11/2008.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Simajuntak, Pantas. 2016. Tata Tulis Laporan. Medan: USU Press.

Tambunan, Toman Sony. 2018. Standar Operasional Prosedur (SOP). Bandung: Yrama Widya.

Warren, S.Carl, James M.Reeve, Jonathan E.Duchac, Esra Tri Wahyuni, dan Amir Abdi Jusuf. 2017. Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Page 63: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

Lampiran 1

BAGAN STRUKTUR UNIT PENGUSAHAAN ASET DIVRE I SU

Page 64: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 65: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 66: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 67: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 68: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 69: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 70: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 71: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 72: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 73: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 74: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 75: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 76: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 77: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

Lampiran 6

ALUR PROSES BISNIS PERSEWAAN ASET DIVRE I SUMATERA UTARA

Page 78: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

Lampiran 7

CONTOH NOTA DINAS

Page 79: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …

Lampiran 8

DAFTAR WAWANCARA

1. Bagaimana prosedur sewa atas aset PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Divisi Regional I Medan?

2. Apakah PT Kereta Api Indonesia (Persero) sudah memenuhi hak dan

kewajiban dalam melakukan proses sewa-menyewa?

3. Apa resiko yang dapat di tanggung oleh PT Kereta Api Indonesia

(Persero) pada saat berlangsungnya proses sewa-menyewa?

4. Bagaimana Standar Operasional Prosedur kerjasama perjannjian mmilik

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Medan?

5. Bagaimana Prosedur penagihan piutang sewa pada PT Kereta Api

Indonesia (Persero) Divisi Regional I medan?

6. Bagaimana penyelesaian jika pihak penyewa tidak membayar tagihan

atau terlambat dalam melakukan pembayaran atas sewa aset yang telah

dilakukan?

Page 80: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …
Page 81: PROSEDUR SEWA DAN PENAGIHAN ATAS ASET PADA PT …