prosedur kredit kepemilikan rumah rakyat …/prosedur...prosedur kredit kepemilikan rumah rakyat...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PROSEDUR KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH RAKYAT SEJAHTERA
(KPRS) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR
CABANG SOLO PERIODE FEBRUARI 2012/2013
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md ) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh :
EDWIN PERMANA PUTRA
NIM : D1509028
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVESITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERSETUJUAN
PROSEDUR KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH RAKYAT SEJAHTERA
(KPRS) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR
CABANG SOLO PERIODE FEBRUARI 2012/2013
Disusun Oleh :
Edwin Permana Putra
D1509028
Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing,
Faizatul Ansoryiah, S.Sos, M.Si NIP 198203042008122003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGESAHAN
PROSEDUR KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH RAKYAT SEJAHTERA
(KPRS) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR
CABANG SOLO PERIODE FEBRUARI 2012/2013
Disusun Oleh :
Edwin Permana Putra
D1509028
Telah Diuji dan Disahkan oleh Tim Penguji
Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Nama Tanda Tangan
1. Penguji 1 Faizatul Ansoriyah, S.Sos, M.Si
2. Penguji 2 Drs. Suryatmojo, M.Si
Mengetahui
Dekan, Ketua Program
Prof. Drs. Pawito, Ph. D. Drs. Sudarto, M. Si NIP. 195408051985031002 NIP. 195502021985031006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERNYATAAN
Nama : Edwin Permana Putra
NIM : D1509028
PROSEDUR
KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH RAKYAT SEJAHTERA
(KPRS) DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.
KANTOR CABANG SOLO
adalah betul betul karya sendiri. Hal hal yang bukan karya saya. Dalam
tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang
saya peroleh dari tugas akhir tersebut.
Surakarta,
Yang Membuat Pernyataan,
Edwin Permana Putra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
MOTTO
Jangan takut untuk mencoba, hanya karena pernah gagal. Keberhasilan sejati tak dating begitu saja, ada proses sedih dan tertawa yang akan dilalui bersama.
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang ぼd ak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah
( Thomas Alva Edison )
Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat, tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika
kesempatan bertemu dengan kesiapan.
(Thomas A. Edison)
Orang - orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.Mereka tidak menyia nyiakan
waktu untuk menunggu inspirasi.
( Ernest Newman )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada:
Bapak dan ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing
penulis sehingga penulis bisa seperti sekarang ini.
Bapak atau ibu dosen tercinta yang telah mendukung dan membantu
penulis selama penulis menuntut ilmu.
Teman-teman yang selalu bersama-sama baik dalam keadaan suka maupun
duka, selalu memberi canda tawa dan memberi semangat kepada penulis.
Keluarga besar penulis.
Seseorang yang selalu memberikan do`a dan dukungan demi kelancaran
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Almamater tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanrrohim
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya, serta doa restu dan dukungan dari berbagai pihak yang
senantiasa menyertai penulis dalam melaksanakan Kuliah Kerja Magang (KKM)
dengan baik, sampai dengan pembuatan Tugas Akhir dengan judul Prosedur
Kredit Kepemilikan Rumah Rakyat Sejahtera (Kprs) Di PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo Periode Februari 2012/2013
sebagai syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Program Diploma III
Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Solo.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan pengetahuan, waktu, dan pengalaman penulis yang
masih kurang. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
para pembaca pada umumnya serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan
Tugas Akhir ini. Perencanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Atas segala bantuannya penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Faizatul Ansoriyah, S.Sos, M.Si selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga
penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. Pawito Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Solo.
3. Bapak Drs. Sudarto, M. Si selaku Ketua Program Diploma III Manajemen
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
4. Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan menyediakan waktu dalam membimbing dan mengarahkan
penulis selama dalam penyusunan Tugas Akhir.
5. Seluruh Dosen pengajar studi Manajemen Administrasi yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis. Satu harapan semoga ilmu-ilmu
yang telah penulis dapatkan menjadi berkah dan bermanfaat untuk hidup
dan masa depan.
6. Seluruh karyawan perpustakaan Fakultas dan Pusat atas bantuan dan
informasinya.
7. Bapak Hendratno selaku Kepala PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo,
yang telah mengijinkan penulis melakukan magang.
8. Bapak Heru Setyanto selaku Kepala Staff Operation yang juga telah
membantu penulis dalam mendapatkan informasi sehingga terselesainya
Laporan Tugas Akhir ini.
9. Bapak Fariudin, Ibu Tutik, Bapak Tonny, Ibu Anjar, Bapak Hadi yang
telah memberikan bantuan dan pengarahan selama pelaksanaaan magang,
serta membantu penulis dalam mendapatkan informasi dan pengumpulan
data.
10. Seluruh staff karyawan dan karyawati Bank BTN Cabang Solo.
11. Kedua orang tuaku, adik, dan Keluarga besarku yang telah memberikan
doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
12. Mbak Nana yang telah memberikan semangat dan dukungannya dalam
terselesainya Tugas Akhir ini.
13. Teman temanku khususnya Agus Transivo, Harisudin, I Komang W,
Sriyono, Setiawan A, Biandoko, Heran Susi N, Oktiana dan seluruh
keluarga besar MA B angkatan 2009 yang selalu bersama dalam suka
maupun duka.
14. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu-persatu yang juga ikut
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka akan menerima
saran serta kritik demi perbaikan di masa akan datang. Harapan penulis,
semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada penulis pada
umumnya dan pembaca pada khususnya.
Surakarta,
Penulis,
Edwin Permana Putra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
ABSTRAK ........................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan Pengamatan ...................................................................................... 4
D. Manfaat Pengamatan .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prosedur ........................................................................................................ 5
B. Kredit ............................................................................................................ 6
C. KPR Sejahtera ............................................................................................ 11
D. Prosedur Kredit Kepemilikan Rumah Sejahtera ........................................ 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
BAB IIII METODE PENGAMATAN
A. Lokasi Pengamatan .................................................................................... 18
B. Jenis Pengamatan........................................................................................ 18
C. Sumber Data ............................................................................................... 18
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 19
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 20
BAB IV PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .................................................................... 23
1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ............ 23
2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo ............. 25
3. Keadaan Fisik dan Operasional BTN Cabang Solo .............................. 25
4. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo ............ 25
5. Produk dan Jasa PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo.................. 30
a. KPR BTN Sejahtera .......................................................................... 30
b. KPR BTN Platinum .......................................................................... 30
c. Kredit Pemilikan Apartemen ............................................................ 31
d. Kredit Anggunan Rumah .................................................................. 31
e. Kredit Ringan BTN ........................................................................... 31
f. Kredit Ruko BTN .............................................................................. 32
g. Kredit Bangunan Rumah .................................................................. 32
h. Kredit Swadana BTN........................................................................ 32
i. Kredit Yasa Griya \ Kredit Konstruksi (KYG) .................................. 33
j. Kredit Modal Kerja - Kontraktor (KMK Kontraktor) ................... 33
k. Kredit Modal Kerja Industri Terkait dengan Perumahan .............. 33
l. Kredit Infestasi .................................................................................. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
m. Kredit Investasi Industri Terkait denagn Perumahan ................... 35
n. Kredit Usaha Rakyat (KUR) ............................................................. 35
o. Non Cash Loan : Garansi Bank ........................................................ 36
BAB V PEMBAHASAN
A. Prosedur Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) .......................................... 37
I. Tahap Penelitian Kredit ......................................................................... 37
a. Formulir Yang Digunakan Dalam Prosedur Penyaluran Kredit ........ 38
b. Kelengkapan Data Pemohon .............................................................. 38
II. Tahap Realisasi Kredit ........................................................................ 49
III. Tahap Pengawasan Kredit ................................................................... 51
1. Pembayaran Angsuran Secara Langsung ........................................ 51
2. Pembayaran Angsuran Secara Online ............................................. 52
IV. Tahap Pelunasan Kredit ...................................................................... 53
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 56
B. SARAN ...................................................................................................... 57
Daftar Pustaka ................................................................................................. 59
Lampiran - lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar IV.1 : Struktur Organisasi BTN Kantor Cabang Solo ......................... 27
2. Gambar V.1 : Tahap Penelitian Kredit .............................................................. 49
3. Gambar V.2 : Tahap Realisasi Kredit ............................................................... 51
4. Gambar V.3 : Tahap Pengangsuran Kredit ...................................................... 53
5. Gambar V.4 : Tahap Pelunasan Kredit ............................................................. 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel IV.I Persyaratan Pemohon .......................................................................35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Brosur mengenai Kredit Perumahan Rumah Sejahtera
2. Form Permohonan Kredit Perorangan
3. Form Aplikasi Cunsumer Loan
4. Surat Kepada Kepala Desa
5. Surat Kepada Pimpunan Instansi / Perusahan Pemohon
6. Keteranagn Penghasilan Untuk Pemohon Yang Berpenghasilan Tidak
Tetap
7. Kuasa Pemotongan Gaji
8. Keterangan Mengenai Rumah Dan Penjual Rumah / Developer Yang Akan
Dikaitkan Dengan Kredit.
9. Check List Kelengkapan Data Permohonan Kredit
10. Form Wawancara
11. Lembar Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
ABSTRAKS
Edwin Permana Putra, D1509028, PROSEDUR KREDIT PEMILIKAN RUMAH SEJAHTERA DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG SOLO, Program Studi Manajemen Administrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, 2012. (60 Halaman)
KPR Sejahtera adalah salah satu jenis produk kredit pemilikan rumah yang diperuntukan untuk masyarakat berpenghasilan menengah kebawah. KPRS Sejahtera menjadi produk unggulan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo karena banyak diminati oleh calon debiturnya. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi (KPRS) di PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo serta mengetahui berbagai kendala yang sering terjadi dalam pelaksanaan Prosedur Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS).
Jenis pengamatan yang digunakan deskriptif kualitatif yaitu dilakukan dengan bertanya langsung dan terjun langsung ke lapangan sehingga dapat menangkap berbagai informasi denagn teliti yang lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuaensi dalam bentuk angka tentang Prosedur Kredit Kepemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) di Bank BTN Cabang Solo.
Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dengan pegawai, Observasi ( Pengamatan ) dan dokumen atau arsip penunjang lainnya. Sumber data yang diperoleh berdasarkan informan, tempat atau lokasi, dokumen dan arsip. Dalam Analisis data penulis menggunakan model analisis interaktif (interaktif model of analisis), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu pengumpulan data, mereduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo, diperoleh bahwa prosedur Kredit Pemilikan Rumah Bersubsid (KPRS) harus melalui empat tahap, yaitu Tahap penelitian Kredit, Tahap Realisasi, Tahap Pengangsuran Kredit dan Tahap Pelunasan Kredit. Didalam pengamatan ini juga ditemukan permasalahan-permasalahan yang muncul pada tahap penelitian Kredit yaitu pengumpulan berkas tidak sesuai syarat, keterlambatan melengkapi syarat pengajuan kredit, dan sering terjadi Daftar Usulan Pemohon (DUP) yang ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama dan penting dalam
masyarakat karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam
meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan serta sebagai
pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, kepribadian dan
peradaban bangsa. Rumah juga merupakan pusat pendidikan keluarga, selain juga
berfungsi sebagai persemaian budaya, penyiapan generasi muda serta menjadi
roda penggerak pembangunan ekonomi nasional. Kualitas generasi bangsa
Indonesia dimasa yang akan datang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan kualitas
perumahan dan pemukiman. Adanya sumber untuk penyediaan dana guna
membiayai kebutuhan ksususnya rumah sangat penting karena semakin lama
semakin dibutuhkan. Kebutuhan dana tersebut dapat diperoleh salah satunya
melalui pinjaman atau kredit dari lembaga keuangan seperti bank.
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang perannya sangat
penting dalam mengembangkan perekonomian. Menurut undang-undang tahun
1998 tentang perbankan yang menyatakan bahwa Bank sebagai agent of
development bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak melalui pemberian kredit kepada
masyarakat. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya Undang-undang No. 7
Tahun 1992 tentang kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan piminjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu kredit tertentu dengan pemberian bunga. Program
kredit perumahan bagi masyarakat yang dijalankan oleh kalangan perbankan
sering disebut Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Kredit Pemilikan Rumah
adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada perorangan
yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Masyarakat diharapkan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
terbantu setelah menjalankan fungsi diatas dalam pelaksanaan program kredit
perumahan untuk rakyat, sehingga keinginan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan akan perumahan dan pemukiman ini tidak lagi sulit untuk diwujudkan.
Bank BTN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah
lama dikenal luas oleh masyarakat sebagai bank yang fokus melayani kredit
kepemilikan rumah (KPR) hal ini dapat dilihat dari data banyaknya nasabah yang
mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR). Kredibilitas Bank BTN dalam
mengelola kredit perumahan menjadi jaminan bagi masyarakat untuk memilih
Bank BTN. Bank BTN juga menyediakan fasilitas berupa Kredit Kepemilikan
Rumah Rakyat Sejahtera (KPR Sejahtera) yang merupakan fasilitas kredit
kepemilikan rumah yang memperoleh subsidi dari pemerintah. Kredit
Kepemilikan Rumah Rakyat Sejahtera (KPR Sejahtera) tersebut diposisikan
sebagai produk kredit andalan terbaru dalam pembiayaan rumah, Visi Bank BTN
adalah menjadi bank terkemuka dalam pembiayaan rumah dan mengutamakan
nasabah. Berbekal pengalaman yang sekian lama dalam pembiayaan perumahan.
Rumah dan permukiman sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia dan
peningkatan taraf hidup rakyat, bagi masyarakat miskin pasti akan sulit tetapi bagi
masyarakat yang bertaraf ekonomi menengah keatas pasti akan mudah, dalam
UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 dijelaskan bahwa setiap orang berhak bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat, serta dalam UU Nomor
4 tahun 1992 Tentang Perumahan dan pemukiman yang menyatakan bahwa setiap
warga negara mempunyai hak untuk menempati atau menikmati atau memiliki
rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
Rangkaian perundangan tersebut mempertegas bahwa rumah atau permukiman
menjadi kebutuhan vital manusia yang sangat mendasar. Sehingga disini
pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman akhirnya menjadi tanggung
jawab bersama yakni antara pemerintah dengan masyarakat itu sendiri.
Sebagai Bank yang fokus dalam kredit rumah maka Bank BTN
mengeluarkan produk Kredit Kepemilikan Rumah sejahtera (KPRS) guna
mempermudah masyarakat untuk mendapatkan dana dalam bentuk kredit untuk
membantu masyarakat meningkatkan taraf hidupnya dengan memiliki rumah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
lebih layak, karena jangka waktu kredit yang di berikan terhitung lama yakni
sampai dengan 10 tahun dan suku bunga yang ditawarkan pun jauh lebih rendah di
bandingkan dengan KPR komersial. Dalam hal prosedur pemberian Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) di bank BTN menerapkan standar yang disebut 151,
yaitu satu hari pertama pengajuan permohonan kredit, konsumen sudah bias
mengetahui apakah mereka bisa mendapatkan KPR atau tidak. Lima hari
berikutnya proses memenuhi syaratsyarat administrasi, dan satu hari kemudian
pencairan. Jadi dalam waktu tujuh hari kerja kredit perumahan ini sudah dapat
dicairkan. Fokus bank sebagai bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang mengajukan KPR.
Khususnya diwilayah Solo sendiri, salah satu produk KPR yang paling diminati
oleh konsumen pada tahun 2012 di bank BTN cabang Solo adalah KPR Sejahtera
program kredit perumahan yang diperuntukkan untuk golongan masyarakat
menengah kebawah yang ingin memperbaiki taraf hidupnya melalui kepemilikan
rumah yang lebih layak huni, Kredit ini lebih banyak diminati oleh sebagian
besar konsumen diwilayah Surakrata karena suku bunganya yang ringan dan lebih
flat dari pada kredit perumahan komersial. Selain itu karena prosesnya lebih cepat
dan syarat-syaratnya lebih mudah.
Berdasarkan uraian diatas, hal tersebut mendorong penulis untuk
mendiskripsikan lebih dalam tentang prosedur pemberian kredit kepemilikan
rumah (KPR) yang dilaksanakan oleh Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Solo. Maka penulis mengambil judul
Prosedur Kredit Kepemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Di Kantor Cabang Solo ?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana Prosedur Kredit Kepemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) di PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Di Cabang Solo ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Pengamatan
Secara garis besar tujuan dari pengamatan yang ingin di capai pada Tugas Akhir
ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui bagaimana prosedur Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera
(KPRS) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo.
2. Tujuan Fungsional
Agar pengamatan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Khususnya bagi BTN, baik itu sebagai pengetahuan, masukan, saran, dan
bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
pelaksanaan dalam prosedur pemberian kredit pemilikan rumah Sejahtera di
BTN. Disamping itu agar hasil pengamatan ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat, dalam hal ini diharapkan masyarakat akan dapat lebih mengetahui
tentang prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan di BTN
3. Tujuan Individual
Laporan ini digunakan sebagai persyaratan untuk memperoleh sebutan profesi
Ahli Madya atau Amd pada program DIII (Tiga) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sebelas Maret Solo Program Diploma Manajemen
Administrasi.
D. MANFAAT PENGAMATAN
Pengamatan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi Bank BTN cabang Solo
yaitu sebagai bahan pertimbangan kinerja perusahaan atas pelaksanaan prosedur
kredit kepemilikan rumah rakyat sejahtera (KPRS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prosedur
Pengertian prosedur artinya cara atau tata cara yang juga berarti
mengidentifikasi rangkaian aktifitas, tugas tugas, langkah - langkah, keputusan
keputusan, perhitungan perhitungan dan proses - proses yang dijalankan melalui
serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu
produk atau sebuah akibat. Prosedur berasal dari salah satu kata dalam bahasa
Procedur
berbeda oleh beberapa ahli. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:270)
prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas, metode
langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu problem atau
masalah.
Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan. Istilah
prosedur diartikan berbeda oleh beberapa ahli. Menurut (Azhar Susanto 2007:264)
prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas, metode
langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu problem atau
masalah. Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama. Sedangkan pengertian prosedur menurut
Ardiyos (2004:734) Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan
rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa
bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi
dapat terjadi secara berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. Pengertian
lain prosedur menurut Ig. Wursanto (1987:19) adalah Prosedur merupakan
rencana, karena bersangkutan dengan pemilihan suatu cara bertindak dan berlaku
untuk kegiatan kegiatan di waktu yang akan datang. Sedangkan Mulyadi dalam
bukunya Sistem Akuntansi (2001:15) menyebutkan prosedur adalah suatu urutan
kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen
atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang sama, suatu urutan kegiatan klerika, biasanya melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
beberapa orang dalam sutu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin
penanganan secara seragam, serta suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian
tindakan yang menyangkut beberapa orang.
Dari ketiga pengertian prosedur diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas,
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama berdasarkan urutan
kegiatan untuk memecahkan suatu problem atau masalah.
B. KREDIT
1. Pengertian Kredit
yang berarti
kepercayaan (truth atau faith yang berarti
kepercayaan atau kebenaran. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan.
Seseorang atau badan usaha yang memberikan kredit percaya bahwa penerima
kredit akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah disepakati bersama.
Pengertian kredit menurut undang-undang nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah
diubah menjadi undang-
adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, Berdasarkan kesepakatan atau persetujuan pinjam-meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keun
Menurut Veithzal Rivai dalam bukunya Credit Management Handbook
(2006:4) kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak (
kreditur/atau pemberi pinjaman ) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (
nasabah/penghutang ) dengan janji membayar dari penerima kredit pada tanggal
yang telah disepakati kedua belah pihak.. Drs. Muchdarsyah Sinungan dalam buku
(Suharno. Analisa Kredit.2003:1). mengatakan bahwa pengertian kredit adalah
suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan
dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan
contra prestasi berupa bunga Sedangkan Eric L. Kohler dalam Hasanuddin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Rahman (2000 : 19) Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya
akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Pendapat
tokoh lain yaitu Veithzal Rivai (2006:4) menjelaskan kredit adalah penyerahan
barang, jasa, atau uang dari satu pihak ( kreditur/atau pemberi pinjaman ) atas
dasar kepercayaan kepada pihak lain ( nasabah/penghutang ) dengan janji
membayar dari penerima kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah
pihak.
2. Prosedur Kredit
Menurut Kasmir (2004 : 100-119) Pengertian Prosedur, Prinsip prinsip Kredit
dan Prosedur Umum Perkreditan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengertian Prosedur Kredit
Prosedur kredit adalah tahapan-tahapan yang harus dilaui sebelum suatu
kredit tersebut diputuskan dikeluarkan dengan tujuan untuk mempermudah
kreditur dalam menentukan kelayakan pemberian kredit.
b. Prinsip-prinsip Kredit
Dalam melakukan penilaian criteria-kriteria serta spek penilaiannya
tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah
menjadi standar penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk nasabah
yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan 5C dan 7P. adapun
penjelasan untuk analisis 5C kredit adalah sebagai berikut:
1) Character
Suatu pemberian kredit didasari oleh kepercayaan, yaitu keyakinan dari
pihak bank bahwa si peminjam memiliki moral, watak, ataupun sifat-sifat
pribadi yang positif dan kooperatif dan juga memiliki rasa tanggung jawab
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat ataupun dalam
menjalankan usahanya.
2) Capacity
Capacity merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai
kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dilakukannya atau kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai
dengan kredit dari bank.
3) Capital
Jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
Dengan mengetahui jumlah modal dan dari mana modal calon debitur
berasal maka pihak bank akan dapat memperkirakan besarnya kredit yang
dibutuhkan calon debitur.
4) Collateral
Collateral merupakan barang jaminan yang diberikan oleh debitur
sebagai jaminan atas kredit yang diterima. Manfaat jaminan sebagai alat
pengamanan bila debitur tidak mampu melunasi kreditnya.
5) Condition of economy
Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang
mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang
kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari kredit
yang dibiayai oleh bank. Penilaian konsep usaha yang dibiayai hendaknya
memiliki prospek yang baik, sehingga permasalahan kredit yang muncul
relatif kecil.
Sedangkan penjelasan mengenai 7P kredit adalah sebagai berikut :
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah.
2) Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan
fasilitas yang berbeda dari bank.
3) Purpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bermacam-macam. Contohnya apakah digunakan untuk modal kerja atau
investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit
yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan
semakin baik. Dengan demikian, jika salah satu usaha gagal maka dapat
ditutupi oleh sektor lainnya.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama
atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang
diperolehnya.
7) Protection
Tujuanya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau
orang atau jaminan asuransi.
c. Prosedur Umum Perkreditan
Prosedur pemberian kredit dibedakan antara pinjaman perseorangan dan badan
hukum, yang secara umum dapat di jelaskan sebagai berikut Pengajuan berkas-
berkas Pengajuan proposal kredit berisi antara lain :
1) Latar belakang peusahaan
2) Maksud dan tujuan
3) Besarnya kredit dan jangka waktu
4) Cara pengembalian kredit
5) Jaminan kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah
dipersyaratkan seperti :
1) Akte Notaris
2) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4) Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir
5) Bukti diri dari pimpinan perusahaan
6) Fotocopy sertifikat jaminan
1. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut
pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk
segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tertentu nasabah
tidak sanggup melengkapi kekurangannya, mak sebaiknya permohonan
kredit dibatalkan saja.
2. Wawancara I
Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam.
3. On The Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya
dicocokan dengan hasil wawancara I
4. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan
pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan
5. Keputusan kredit
keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya,
biasanya mencakup :
1) jumlah uang yang diterima
2) jangka waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) dan biaya-biaya yang harus dibayar
6. Penandatangan akad kredit/ perjajian lainnya.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad kredit.
7. Realisasi Kredit
Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan
membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan
8. Penyaluran/ penarikan
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan
kredit yaitu :
1) Sekaligus atau
2) Secara bertahap
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kredit
adalah adanya penyerahan uang atau barang yang dapat menimbulkan tagihan
kepada pihak debitur, dengan adanya tambahan nilai dari pokok pinjaman yang
telah disepakati antara kedua belah pihak berupa bunga sebagai pendapatan bagi
pihak yang memberikan kredit, serta pinjaman atas dasar kepercayaan pemberi
kredit (Kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan
sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan
C. KPR Sejahtera
KPR Sejahtera adalah suatu kredit yang diperuntukan bagi masyarakat
berpenghasilan menengah kebawah dalam rangka memenuhi kebutuhan
perumahan (Dokumen Produk-produk kredit Bank Tabungan Negara hal 12 tahun
2010). Bentuk subsidi yang diberikan berupa subsidi meringankan kredit (subsidi
selisih bunga) dan subsidi uang muka. Kredit ini diatur tersendiri oleh pemerintah,
khususnya oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat yang regulasi-regulasinya ada
dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No 14 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Perumahan melalui kredit / pembiayaan pemilikan rumah sejahtera
dengan dukungan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Secara umum Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat terdiri dari
pasal-pasal yang mengatur tentang subsidi, bunga subsidi, maksimal KPRS,
minimum uang muka, minimum dan maksimum pinjaman, serta kelompok
sasaran subsidi berdasarkan penghasilan dan harga jual rumah, sehingga melalui
regulasi ini tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan
fasilitas subsidi. Persyaratan Pemohon Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS)
Warga Negara Indonesia. Telah berusia 21 tahun atau telah menikah. Belum
pernah mempunyai rumah sendiri Telah memiliki masa kerja atau telah
menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun. Surat keterangan penghasilan
dari tempat bekerja atau instansi tempat tinggal Wajib memiliki NPWP (Nilai
Pribadi Wajib Pajak) dan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) PPh pasal 21
D. Prosedur Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera
Prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas, yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama berdasarkan urutan
kegiatan untuk memecahkan suatu problem atau masalah. Sedangkan devinisi dari
kredit adalah adanya penyerahan uang atau barang yang dapat menimbulkan
tagihan kepada pihak debitur, dengan adanya tambahan nilai dari pokok pinjaman
yang telah disepakati antara kedua belah pihak berupa bunga sebagai pendapatan
bagi pihak yang memberikan kredit, serta pinjaman atas dasar kepercayaan
pemberi kredit (Kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa
mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Pengertian KPR Sejahtera adalah suatu kredit yang diperuntukan bagi masyarakat
berpenghasilan menengah kebawah dalam rangka memenuhi kebutuhan
perumahan (Dokumen Produk-produk kredit Bank Tabungan Negara hal 12 tahun
2010). Bentuk subsidi yang diberikan berupa subsidi meringankan kredit (subsidi
selisih bunga) dan subsidi uang muka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Prosedur KPRS
adalah Tahap-tahap yang wajib dilakukan debitur dalam proses pemberian kredit
yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah dalam
rangka memenuhi kebutuhan perumahan dengan mengacu pada kebijakan serta
peraturan yang berkaitan dengan peraturan perundangan. Pelaksanaan prosedur
kredit pemilikan rumah Sejahtera (KPRS) melalui beberapa tahapan yang berdasar
pada Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No 14 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Perumahan melalui kredit / pembiayaan pemilikan rumah sejahtera
dengan dukungan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Tahapan tersebut merupakan standar suatu bank dalam menyalurkan kredit kepada
calon debitur. Tahapan tahapan dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah
Sejahtera (KPRS) adalah Tahap penelitian kredit, Tahap Realisasi kredit, Tahap
pengangsuran kredit dan Tahap Pelunasan kredit. Pada tahap-tahap diatas penulis
menekankan pada Tahap Penelitian Kredit dan Tahap Realisasi karena selama
pengamatan berlangsung penulis hanya bisa mengamati kedua tahap tersebut.
I. Tahap Penelitian Kredit
Penilaian dan pengecekan atas kelayakan calon debitur dalam menerima
kredit sesuai syarat syarat yang telah ditetapkan sebagai bank pelaksana.
II. Tahap Realisasi Kredit
Pernyataan kelayakan debitur menerima kredit dari bank pelaksana setelah
di lakukan survey oleh tim survier dan di ikuti dengan akad kredit.
III. Tahap pengangsuran kredit
Debitur/ nasabah yang lolos realisasi bertanggung jawab atas angsuran
kredit kepada bank pelaksana.
IV. Tahap Pelunasan Kredit
Pengambilan agunan (sertifikat rumah yang dijadikan agunan) pada saat
debitur sudah melunasi kewajiban kredit di bank pelaksana.
Dalam pengamatan ini penulis hanya bisa mengamati Tahap I dan Tahap IV
dikarenakan bank pelaksana memberikan privasi kepada debitur di Tahap II dan
Tahap III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tahapan tahapan diatas diperkuat oleh teori Thomas Suyatno Dkk dalam
bukunya Dasar dasar perkreditan (1993:62-80) yaitu tahap tahap permohonan
kredit, penyelidikan dan analisis kredit, keputusan atas permohonan kredit,
penolakan permohonan kredit, persetujuan permohonan kredit, pencairan fasilitas
kredit dan pelunasan fasilitas kredit.
1. Permohonan kredit
Permohonan fasilitas kredit mencakup:
a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit.
b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
c. Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah
berakhir jangka waktunya.
d. Permohonan permohonan lainnya untuk perubahan syarat syarat
fasilitas kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan,
perubahan / pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya
Berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:
a. Surat surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan
sah.
b. Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan
lengkap diisi oleh nasabah.
c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.
Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat didalam register
khusus yang disediakan. Permohonan dinyatakan lengkap bila telah
memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut
jenis kreditnya. Selama permohonan kredit sedang dalam proses, maka berkas
berkas permohonan harus dipelihara dalam berkas permohonan.
2. Penyelidikan dan analisis kredit
a. Pengertian penyelidikan ( investigasi ) kredit adalah pekerjaan yang
meliputi:
1) Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
2) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang
diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
hal ini termasuk informasi antar bank dan pemeriksaan pada daftar -
daftar hitam dan daftar daftar kredit macet.
3) Pemeriksaan/penyelidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal
hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang
diperoleh.
4) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyelidikan yang
telah dilaksanakan.
b. Pengertian analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1) Mempersiapkan pekerjaan pekerjaan penguraian dari segala aspek,
baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan
dapat/ tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
2) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian
dan kesimpulan serta penyajian alternatif alternatif sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan keputusan pimpinan
dari permohonan kredit nasabah.
Pekerjaan penyelidikan dilakukan oleh petugas yang berfungsi sebagai
penyedik kredit, sedangkan pekerjaan analisis dilakukan oleh kredit
analis. Apabila bank tidak memiliki petugas khusus untuk pekerjaan
pekerjaan tersebut, penyelidikan dan analisis dilakukan oleh pejabat
tertinggi pada bank yang bersangkutan.
3. Keputusan atas permohonan kredit
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang
berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa meniolak,
menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat
yang lebih tinggi.
b. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan
Setiap keputusan permohonan kredit, harus memperhatiakn penilaian syarat
syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit
dan analisis kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4. Penolakan permohonan kredit
Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata nyata dianggap
oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Langkah langkah yang
gharus diperhatiakn adalah:
a. Semua keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis pada
nasabah dengan disertai alasan penolakannya.
b. Surat penolakan permohonan minimal dibuat dalam rangkap tiga, asli
dikirimkan kepada pemohon, lembar kedua beserta copy ( salinan ) surat
permohonan nasabah dikirim kepada direksi dan lembar ketiga untuk arsip
bagian kredit atau kantor cabang.
5. Persetujuan permohonan kredit
Adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh
permohonan kredit dari colon debitur. Untuk melindungi kepentingan bank
dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, maka biasanya ditegaskan terlebih
dulu syarat syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh
nasabah. Langkah langkah yang harus diambil antara lain seperti dibawah
ini :
a. Surat penegasan persetujuan permohonan kredit kepada pemohon.
b. Pengikatan jaminan.
c. Penandatanganan perjanjian kredit.
d. Penandatanganan surat aksep.
e. Informasi untuk bagian lain.
f. Pembayaran bea materai kredit.
g. Pembayaran provisi kredit.
h. Asuransi barang jaminan.
i. Asuransi kredit.
6. Pencairan fasilitas kredit
Adalah setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh
bank. Dalam prakteknya, pencairan kredit ini berupa pembayaran dan atau
pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
a. Syarat pencairan
Bank hanya menyetujui pencairan kredit oleh nasabah, bila syarat syarat
yang harus dipenuhi nasabah telah dilaksanakan. Pengikatan jaminan
secara sempurna dan penandatanganan warkat warkat kredit mutlak
harus mendahului pencairan kredit.
b. Cara pencairan kredit
Cara pencairan kredit yang telah disetujui dapat dilakukan dengan alat
alat dan cara yang ditentukan oleh bank, antara lain pencairan dengan cara
menarik cek atau giro bilyet, dengan kuitansi, dengan dokumen
dokumen lainnya yang oleh bank dapat diterima sebagai perintah
pembayarannya, atau dengan pemindahbukuan atas beban rekening
pinjaman nasabah.
7. Pelunasan fasilitas kredit
Adalah dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah terhadap bank yang
berakibat hapusnya ikatan perjanjian kredit. Untuk mencegah timbulnya claim
dari nasabah karena tidak lengkapnya pengembalian dokumen dokumen
jaminan, bank harus mengadakan inventarisasi atas dokumen yang disimpan
pada berkas jaminan dan dicocokkan dengan catatan yang tersedia.
Penyerahan kembali dokumen dokumen jaminan kepada nasabah hanya
dapat dilakukan setelah nyata nyata nasabah menyelesaikan semua
kewajibannya. Penyerahan dokumen jaminan tersebut harus dengan tanda
terima dan ditandatangani oleh yang berhak, Surat tanda terima tersebut harus
disimpan pada berkas jaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
METODE PENGAMATAN
A. Lokasi Pengamatan
Penulis memilih lokasi di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Solo merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk
perseroan terbatas yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi No.282 Solo. Penulis
memilih PT.Bank Tabungan Negara tersebut karena Bank tersebut merupakan
salah satu bank yang fokus pada pelayanan kredit perumahan, khususnya
Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS). Dalam pengamatan ini penulis
akan mengamati tentang prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah
Sejahtera (KPRS) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor
Cabang Solo.
B. Jenis Pengamatan
Jenis pengamatan ini merupakan observasi berperan aktif, pengamatan ini
dilakukan dengan bertanya dan terjun langsung ke lapangan. Sehingga jenis
laporan pengamatan ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu untuk menangkap
berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang
lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam
bentuk angka tentang prosedur Kepemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) di
Bank BTN Cabang Solo.(H.B Sutopo,2002:183). Dengan menggunakan
metode pengamatan deskriptif kualitatif, maka penulis berharap memperoleh
informasi-informasi dengan utuh sehingga dapat menggambarkan realitas
yang ada.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam pengamatan ini menurut (H.B Sutopo,
2002:49-54)
Sumber data pengamatan ini diperoleh dari:
1. Nara sumber ( Informan )
Narasumber yang memberikan informasi dalam pengumpulan data ini
yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Bapak Aris Budi Santoso Staff Loan Service Unit
b. Ibu Anjar Budi Utami selaku Staff Loan Service Unit
c. Bapak Hadi selaku Staff CWO Unit
2. Tempat atau lokasi
Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktifitas dilakukan
bisa dicari lewat sumber lokasinya baik merupakan tempat maupun
lingkungannya. Penulis memilih lokasi di PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo yang berlokasi di jalan Slamet
Riyadi 282 pada bagian Loan Service.
3. Dokumen dan arsip
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan
suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Merupakan rekaman tertulis (tetapi
juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu
aktifitas atau peristiwa tertentu). Termasuk dalam bentuk catatan
rekaman yang lebih bersifat formal dan terencana yang biasa disebut
arsip. Dalam pengamatan ini diperoleh dari surat, arsip, laporan dan
dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan pemberian Kredit
Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) di PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Kecermatan dalam memilih dan menyusun serta mengumpulkan
data sangat berpengaruh kepada obyektifitas hasil penelitian. Penulis
dalam usaha memperoleh data menggunakan wawancara, teknik observasi
dan mengkaji dokumen dan arsip (H.B Sutopo,2002:58-70).
a. Wawancara atau intervew
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan Tanya jawab
secara lisan dan langsung terhadap informan sehingga memperoleh
penjelasan dan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Dalam wawancara ini penulis melakukan wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur. Informan dalam pengamatan ini adalah petugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
bagian kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor
Cabang Solo dan nasabah khususnya debitur.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar.
Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung
yaitu mengumpulkan dan mencari data tentang prosedur pemberian
Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) di PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo. Dalam pengamatan ini
penulis melakukan pengamatan langsung pada bagian Loan Service
Unit. Alasan penulis melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu
mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan umpan
balik terhadap pengukuran tersebut.
c. Mengkaji dokumen dan arsipYaitu teknik pengumpulan data dengan
mempelajari dokumen-dokumen, arsip-arsip, peraturan-peraturan,
laporan dan literature lainnya.
E. Teknik Analisis Data
Dalam teknik Analisis data penulis menggunakan model analisis
interaktif (interaktif model of analisis), yaitu data yang dikumpulkan akan
dianalisa melalui tiga tahap yaitu pengumpulan data, mereduksi data,
menyajikan data dan menarik kesimpulan. Dalam model ini dilakukan
suatu proses siklus antar tahap-tahap, sehingga data yang terkumpul akan
berhubungan dengan satu sama lain dan benar-benar data yang mendukung
penyusunan laporan penelitian (H.B Sutopo,2002:35-37).
Tahap tahap itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Reduksi Data
Adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan
abstraksi data (kasar) dari catatan yang ada di lapangan sehingga
kesimpulan akhir dapat diperoleh. Reduksi Data tidak terpisah dari
analisis, tetapi bagian dari analisis, tapi merupakan bagian dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
analisis. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data
dapat berupa tingkatan, coding, memusatkan tema, dan membuat
batas-batas penelitian.
2) Sajian Data
Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini
merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis
sehingga bisa dibaca akan bisadipahami berbagai hal yang terjadi
dan memungkinkan peneliti untuk membuat sesuatu pada analisis
ataupun tindakan lain berdasarkan pada pengalamanya tersebut.
Sajian data juga dapat berupa jenis matriks, gambar atau skema,
tabel dan jaringan kerja yang saling berkaitan agar memudahkan
peneliti untuk mengerti dan menjelaskan apa yang terjadi serta
mengaanalisis datanya.
3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Yaitu kegiatan merumuskan kesimpulan dengan
mengorganisasikan data-data yang terkumpul yang dapat
diverifikasi selama penelitian berlangsung sehingga data dapat
diuji validitasnya dan kesimpulan yang diambil lebih kokoh.
Kegiatan ini merupakan akhir dari pengumpulan data. Pada awal
kesimpulan tersebut kesimpulan kurang jelas namun kemudian
semakin lama semakin jelas dan memiliki landasan yang kuat
sehingga menjadi kesimpulan akhir, dimana kesimpulan akhir
tersebut perlu diverifikasi agar menjadi benarbenar mantap dan
dapat dipertanggungjawabkan. Verifikasi dilakukan dengan
penelusuran data kembali dengan cepat sehingga kesimpulan lebih
mantap dan dapat dipercaya.
Untuk lebih jelasnya proses analisa data interaktif dapat dilihat dari
gambar dibawah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Sumber : H.B Sutopo(2002:98)
Penulis menggunakan Model Analisis interaktif (interaktif model of
analisis) dalam pengamatan ini, yang biasanya digunakan dalam penelitian.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah :
1. Pengumpulan data.
2. Melakukan analisas awal dari data yang diperoleh.
3. Melakukan penggalian data yang lebih mendalam, bila ternyata dalam
menganalisisnya dirasa kurang mendalam.
4. Penarikan kesimpulan terakhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB IV
DESKRIPSI PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah
Hindia Belanda melalui Koninjklijk Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1987
mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang
dan tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (Empat) cabang yaitu jakarta,
Medan, Surabaya, dan Makasaar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai
akibat penyerbuan Jerman atas netherland yang mengakibatkan penarikan
tabungan besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian
keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941. Tahun
1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang, Jepang
membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU,
sebuah bank dengan tujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan.
Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan
paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang
Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan inspirasi
kepada Bp. Darmosoesanto untuk memprakarsai pengambil alihan TYOKIN
KYOKU dari pemerintah jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian
nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS dan bapak Darmosoetanto
ditetapkan oleh pemerintah RI sebagai Direktur yang pertama. Tugas pertama
KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang jepang dengan
Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS
tidak berumur panjang, karena agresi belanda (Desember 1946) mengakibatkan
didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang dari KANTOR TABUNGAN
POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR TABUNGAN POS dibuka kembali
(1949), nama KANTOR TABUNGAN POS diganti menjadi BANK
TABUNGAN RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama BANK
TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung di bawah Kementrian Perhubungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi
sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat no.9 tahun 1950, tanggal 9
berdasarkan staatsblat no.295 tahun1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan
memindahkan induk kementrian dari kementrian Perhubungan ke Kementrian
Keuangan di bawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat
tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggal 9 februari 1950
ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA.
Nama BANK TABUNGAN POS menurut undang-undang darurat tersebut
dikukuhkan dengan UU no.36 tahun 1953 tanggal tanggal 18 Desember 1953.
Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN
NEGARA didasarkan pada PERPU no.4 tahun 1963 tanggal 22 juni 1963 yang
kemudian dikuatkan dengan UU no.2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan
status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik negara ditetapkan
dengan UU no.20 tahun 1968 tanggal 19 desember 1968 yang sebelumnya (sejak
tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V. Jika tugas
utama saat pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BANK
TABUNGAN NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpun dana
masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN
NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk
pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena
itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.
Perkembangannya terus melejit, sampai sekarang sudah memiliki 1.102
kantor di seluruh Indonesia. Sampai sekarang BTN di kenal sebagai salah satu
bank yang bergerak di bidang keuangan yang terkemuka dibidang pembiayaan
perumahan, baik dalam hal penguasaan pasar, layanan maupun produk yang
ditawarkan, karena Bank Tabungan Negara (Persero) juga merupakan bank fokus
pada pembiayaan perumahan dan merupakan bank yang memegang komitmen
untuk mensukseskan program pemerintah di bidang perumahan melalui
pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi masyarakat yang ingin memiliki
rumah sesuai dengan keinginan dan kemampuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Sejarah Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo merupakan
perpanjangan dari kantor pusat, yang pertama kali berdiri tanggal 17
desember 1990, yang beralamat di jalan Slamet Riyadi No.232 dan
diresmikan oleh Bacelius ruru, Pejabat Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan. Kantor PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor
cabang Solo pada tahun 1993 pindah ke Beteng Plaza Blok A11-12 Jalan
Kapten Mulyadi sampai akhir tahun 1997. Kedudukan di kantor tersebut
masih berstatus sewa sama seperti pada kantor sebelumnya. Awal tahun
1998 PT Bank Tabungan Negara pindah alamat ke jalan Slamet Riyadi
No.282 yang berstatus hak milik dengan luas tanah ±3000 m2, luas
bangunan ±800 m2 dan terdiri dari 3 (tiga) lantai.
3. Keadaan Fisik dan Operasional PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Kantor Cabang Solo
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo beralamat
di jalan Slamet Riyadi No.282, Solo 57141, telepon (0271)726930, fax
(0271)726931, 226939, email [email protected] PT. Bank Tabungan
Negara Cabang Solo mempunyai luas tanah 2.800 m2 dan luas bangunan 1.500
m2 dengan sertifikat No.104 serta IMB No.601/581/pi/1995. Gedung kantor ini
memiliki fasilitas-fasilitas kantor pada umumnya yaitu tempat parkir, mushola,
alarm, koperasi, serta ruang kerja yang terdiri dari:
Lantai I : Customer Service, Teller service dan processing, ruang Accounting
And Control Unit, ruang Selling Officer, ruang komputer, dan ruang
Section head.
Lantai II : Ruang Branch Manager, ruang rapat, ruang sekretaris, Loan Service,
ruang Loan Administrasion, ruang General Branch Administration
dan Mushola.
Lantai III : Ruang Loan recovery, aula, ruang dokumen dan arsip, gudang ATK.
PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo wilayah kerjanya se-eks
karisedinan Solo yang meliputi Kotamadya Solo, Kabupaten sragen, Kabupaten
karanganyar, kabupaten Sukoharjo, kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kabupaten Wonogiri. Dalam rangka untuk memasyaratkan dan mendukung
kegiatan operasionalnya, maka Bank BTN Cabang Solo sampai saat ini telah
memiliki 5 kantor pelayanan, yaitu :
1) Kantor Cabang Pembantu Kentingan UNS.
2) Kantor Cabang Pembantu Mojosongo.
3) Kantor Cabang Pembantu klaten.
4) Kantor Cabang Pembantu Palur.
5) Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo.
4. Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor
Cabang Solo
Organisasi merupakan perserikatan orang-orang yang masing-masing
memiliki peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja. Struktur
Organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal yang menunjukkan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-
bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Oleh
sebab itu, dengan adanya struktur organisasi yang baik dan teratur maka efisiensi
kerja dapat terwujud berkat adanya kerjasama di dalam menjalankan tugas dan
kewajiban masing-masing karyawannya. Jadi tujuan disusunnya struktur
organisasi antara lain yaitu :
1. Membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara efektif
2. Setiap bagian dalam organisasi dapat mengetahui tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya masing-masing.
3. Mendorong terwujudnya keharmonisan kerja dan menghindari terjadinya
kekosongan kerja.
Untuk mengetahui lebih jelasnya, penulis menyajikan skema struktur
Struktur organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang
Solo pada gambar IV.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sumber : Bagian SDM PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Pembagian tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada dalam struktur
organisasi Bank BTN adalah sebagai berikut :
A. Branch Manager (Kepala Cabang)
1. Pengembangan bisnis Cabang
a. Mengelola hubungan dengan nasabah.
b. Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang.
c. Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran
2. Perencanan dan penyusunan kebijakan
a. Menyusun kebijakan cabang sesuai dengan kebijakan pusat.
b. Menetapkan target kerja untuk seluruh unit kerja cabang.
c. Membuat perencanaan sumber daya manusia.
3. Pengawasan dan persetujuan bisnis cabang
a. Mengambil keputusan bisnis.
b. Memotivasi bawahan dan rekan kerja.
B. Retail Service
1. Loan Service (Layanan Kredit)
a. Melakukan fungsi layanan kredit, pelunasan dan penyelesaian
klaim debitur.
b. Menganalisa permohonan kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Melakukan fungsi layanan permohonan pembayaran ekstra dan
advance.
d. Menyelenggarakan realisasi kredit.
2. Teller Service (Layanan Teller)
a. Melayani setoran tunai angsuran kredit cabang sendiri maupun
cabang lain.
b. Mengelola proses kas cabang.
c. Melayani setoran dan pembayaran deposito.
d. Melayani penyetoran dan penarikan tabungan tunai.
e. Menerima transaksi giro.
3. Customer Service (Layanan Nasabah)
a. Memberikan informasi kepada nasabah.
b. Memberikan pelayanan tabungan.
c. Melayani proses pembukuan rekening rupiah dan valas.
C. Operation Section Head
1. Personalia
a. Melakukan manajemen personalia dan administrasi pajak
karyawan.
b. Melakukan logistik, perawatan dan pemeliharaan gedung.
c. Memastikan cabang mengikuti kebijaksanaan dan prosedur.
2. Loan Administration
a. Mendokumentasikan kredit.
b. Admnistrasi Negara.
c. Memproses aplikasi kerdit.
3. Transaction Processing
a. Melakukan proses transaksi operasional non tunai.
b. Melakukan proses transaksi yang merupakan tindak lanjut atas
transaksi yang dilakukan oleh unit kerja lain.
4. Kliring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kliring di Bank
Indonesia atau bank yang ditunjk sebagai tempat kliring, mulai dari
pesiapan, kliring penyerahan dan kliring tolakan.
b. Entry data warkat kliring keluar pada sistem kliring Bank
Indonesia.
c. Melakukan proses efektif kliring.
D. Accounting & Control
1. Reporting Control
a. Mempersiapkan laporan keuangan.
b. Menganalisa laporan keuangan.
c. Menerima dan mengecek kebenaran laporan keuangan ke kantor
pusat dan Bank Indonesia.
d. Mengadministrasikan pelaporan cabang.
2. Bookeping Control
a. Mengontrol data transaksi harian.
b. Mengelola buku besar cabang.
c. Mengelola pembukuan transaksi.
d. Mengkoordinasi data tindak lanjut pemeriksaan.
e. Memantau dan merekonsiliasi rekening cabang.
E. Collection Work Out
a. Melakukan identifikasi terjadinya tunggakan.
b. Melakukan pembinaan kredit retail.
c. Memantau kelancaran pembayaran kredit.
d. Memantau data KPR untuk kebutuhan pembinaan debitur.
e. Memberikan alternatif pembinaan kredit.
f. Melakukan pencetakan laporan KPR yang berkaitan dengan
kebutuhan pembinaan.
g. Melakukan proses restrukturisasi kredit retail dan kredit umum.
F. Secretary
a. Memanaj kegiatan yang dilakukan oleh Branch manager.
b. Meregestrasi surat masuk dan keluar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Meregestrasi faks.
5. Produk dan Jasa PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo
Bank Tabungan Negara menyediakan beberapa produk kredit, antara lain
adalah sebagai berikut :
a. KPR BTN Sejahtera
KPR Sejahtera diterbitkan oleh bank pelaksana untuk pemilikan
rumah sejahtera bagi masyarakat berpenghasilan menengah dan
masyarakat berpenghasilan rendah yang lolos verifikasi.
Persyaratan Calon Debitur:
1) Memenuhi kriteria Kelompok Sasaran
2) Belum pernah memiliki rumah/hunian;
3) Belum pernah menerima subsidi perumahan;
4) Memiliki NPWP dan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bila penghasilan calon debitur lebih besar daripada
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). NPWP baru yang
belum memiliki kewajiban pelaporan pajak, debitur
diwajibkan menyerahkan SPT kepada Bank setelah SPT
ada
5) Memiliki penghasilan pokok maksimal Rp. 2.5 juta per
bulan untuk KPR Sejahtera Tapak dan maksimal Rp. 4.5
juta untuk KPR Sejahtera susun
b. KPR BTN Platinum
Fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama),
rumah belum jadi (KGU Indent), atau rumah take over.
Persyaratan Pemohon
1) Warga Negara Indonesia.
2) Telah berusia 21 tahun atau telah menikah.
3) Telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha
minimal selama 1 (satu) tahun
c. Kredit Pemilikan Apartemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon / calon debitur
untuk membiayai pembelian apartement (baru/lama), apartemen
belum jadi (KPA Indent), atau apartemen take over.
Persyaratan Pemohon
1) Warga Negara Indonesia
2) Telah berusia 21 tahun atau telah menikah.
3) Telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha
minimal selama 1 (satu) tahun.
d. Kredit Agunan Rumah
Fasilitas kredit yang diperuntukan bagi pemohon / calon debitur
perorangan untuk berbagai keperluan.
Persyaratan Pemohon
1) Warga Negara Indonesia
2) Surat Keterangan Berkewarganegaraan Indonesia bagi WNI
keturunan.
3) Usia minimal 21 tahun atau telah menikah dan pada saat kredit
lunas usia pemohon tidak melebihi 65 tahun.
4) Mempunyai pekerjaan tetap sebagai karyawan atau wiraswasta
yang telah menjalankan usahanya dengan masa kerja minimal 1
(satu) tahun.
5) Memiliki NPWP Pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau
SPT Pasal 21 Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit >
Rp 50 juta s/d < Rp. 100 juta.
e. Kredit Ringan BTN
Fasilitas kredit kepada karyawan perusahaan/Instansi dengan
agunan gaji karyawan.
Persyaratan Pemohon
1) Warga Negara Indonesia
2) Telah berusia 21 tahun atau telah menikah dan pada saat kredit
lunas usia pemohon tidak lebih dari 65 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3) Karyawan dengan status pegawai tetap minimal 1 (satu) tahun
dan masa aktif bekerja pada perusahaan Penggunan Jasa Batara
Payroll Bank BTN.Mendapat rekomendasi dari manajemen
perusahaan / pimpinan instansi.
4) Mempunyai penghasilan yang dapat menjamin kelancaran
pembayaran angsuran selama jangka waktu kredit.
5) Ada perjanjian kerja sama dengan perusahaan/Instansi tempat
bekerja.
f. Kredit Ruko BTN
Fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk membeli Rumah
Toko guna dihuni dan digunakan sebagai toko.
Persyaratan Pemohon
1) Warga Negara Indonesia
2) Telah berusia 21 tahun atau telah menikah.
3) Telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha
minimal selama 1 (satu) tahun.
4) Memiliki NPWP Pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau
SPT Pasal 21 Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit >
Rp 50 juta s/d < Rp. 100 juta.
g. Kredit Bangun Rumah
Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan
rumah diatas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.
Persyaratan Tanah dan Bangunan
1) Luas tanah bebas
2) Bangunan terletak diwilayah pemukiman marketable yang
sudah dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan serta bebas
banjir
3) Legalitas Tanah : minimal Sertipikat Hak Guna Bangunan
(SHGB)
4) Bangunan : (i) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan (ii)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
h. Kredit Swadana BTN
Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan
berupa sebagian atau seluruh simpanan (baik berupa tabungan
maupun deposito) yang disimpan di Bank.
i. Kredit Yasa Griya \ Kredit Konstruksi (KYG)
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada
Developer untuk membantu modal kerja pembiayaan
pembangunan proyek perumahan mulai dari:
1) Biaya pembangunan Konstruksi Rumah sampai dengan
finishing; dan
2) Biaya Prasarana dan Sarana.
Persyaratan Pemohon
1) Pemohon adalah badan usaha yang berbadan hukum dalam
bentuk Perseroan Terbatas (PT., PT. Tbk.), atau Koperasi yang
mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau
perubahannya.
j. Kredit Modal Kerja - Kontraktor (KMK - Kontraktor)
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada
kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja didalam
menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja.
Persyaratan Pemohon
1) Pemohon adalah badan usaha yang berbentuk PT, Koperasi,
CV, Firma/perorangan.
2) Telah memiliki semua perijinan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan jasa pemborongan.
3) Telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank
Tabungan Negara.
k. Kredit Modal Kerja - Industri Terkait dengan Perumahan
Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN dalam rangka
pembiayaan kebutuhan modal kerja khususnya bagi sektor-sektor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
industri yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang
dapat menunjang sektor-sektor dimaksud.
Persyaratan Pemohon
1) Pemohon adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan
Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT. Tbk.,
Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan.
2) Mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar
dan/atau perubahannya.
3) Memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
usaha/produksi, sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank
Tabungan Negara.
l. Kredit Investasi
Fasilitas kredit yang diberikan kepada Perseroan Terbatas, CV,
Koperasi, Yayasan dan Perorangan, dalam rangka pembiayaan
investasi, baik investasi baru, perluasan, modernisasi atau
rehabilitasi.
Persyaratan Pemohon
1) Pemohon adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan
Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT. Tbk.,
Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan.
2) Mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar
dan/atau perubahannya.Memiliki perijinan yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan usaha/produksi, sesuai ketentuan
yang berlaku.
3) Telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank
Tabungan Negara.
m. Kredit Investasi - Industri Terkait dengan Perumahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kredit Investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka
pembiayaan investasi khususnya bagi sektor-sektor industri yang
terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat
menunjang sektor-sektor dimaksud.
Persyaratan Pemohon
1) Pemohon adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan
Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT. Tbk.,
Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan.
2) Mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar
dan/atau perubahannya.
3) Memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
usaha/produksi, sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank
Tabungan Negara.
n. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak
dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai
usaha mikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha
produktif.
Sektor usaha yang dapat dibiayai : INDUSTRI, DAGANG dan
JASA.
Tabel IV.1 Persyaratan Pemohon
USAHA MIKRO 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta. 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berbentuk usaha orang perseorangan, milik keluarga, atau
tergabung dalam koperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
USAHA KECIL 1. Memiliki kekayaan bersih Rp. 50 juta s/d Rp. 500 juta, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta
s/d Rp. 2,5 milyar 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri dan bukan anak atau cabang perusahaan yang
berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5. Usaha perseorangan, badan usaha berbadan hukum atau tidak berbadan hukum.
USAHA MENENGAH 1. Kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta s/d Rp l0 milyar, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 2,5 milyar
s/d Rp. 50 milyar 3. Milik warga negara Indonesia 4. Berdiri sendiri dan bukan anak atau cabang perusahaan yang
berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar
5. Usaha perseorangan, badan usaha berbadan hukum atau tidak berbadan hukum.
Sumber : Bagian SDM PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo.
o. Non Cash Loan : Garansi Bank
1) Pemohon Garansi Bank adalah Badan Usaha yang berbadan
hukum Indonesia / tidak berbadan hukum yang berdomisili di
Indonesia atau berbentuk Koperasi.
2) Telah menjadi nasabah Bank BTN baik pemegang rekening
Giro/Tabungan/Deposito maupun sebagai nasabah kredit.
3) Permohonan Garansi Bank yang diajukan harus jelas memuat :
a) Penerima Garansi
b) Keperluan Garansi
c) Jumlah/nilai Garansi
d) Jangka Waktu Garansi
e) Perincian jaminan (kontra garansi) yang akan diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB V
PEMBAHASAN
A. Prosedur Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS)
Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh
perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli rumah. Bank
yang dikenal fokus pada pembiayaan perumahan ini adalah PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. yang didukung dengan visinya, produk KPR ini menjadi
program unggulan dari BTN dari pada program kredit lainnya. Salah satu produk
dari KPR adalah KPR Sejahtera yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi
kebutuhan perumahan. Dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera
(KPRS) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo
menggunakan acuan atau pedoman Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
No 14 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Perumahan melalui kredit / pembiayaan
pemilikan rumah sejahtera dengan dukungan bantuan Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Di dalam tahapan tahapan kredit berikut ini penulis lebih menekankan
pada tahapan penelitian kredit dan tahapan realisasi karena selama pengamatan
berlangsung penulis hanya bisa mengamati kedua tahapan tersebut. Tahapan
tahapan dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) pada Bank
BTN adalah sebagai berikut :
I. Tahap penelitian kredit
Tahap ini merupakan tahap penilaian dan pengecekan atas kelayakan calon
debitur dalam menerima kredit yang disalurkan dan Bank Tabungan Negara
menetapkan syarat - syarat kredit yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang ingin
mengajukan permohonan Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera, calon debitur yang
layak mendapatkan kredit harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan berikut :
1. Warga Negara Indonesia
2. Usia minimal 21 atau sudah menikah
3. Minimal kerja pada perusahaan/ tempat bekerja selama 1 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4. Belum memiliki rumah sendiri
5. Belum pernah menerima subsidi perumahan
6. Memiliki penghasilan maksimal Rp 2.500.000 dan cukup terjamin
kelangsungannya
7. Untuk pemohon yang masih menjadi debitur di Bank BTN, minimal track
record atau performance kreditnya selama 2 tahun terakhir baik dan tidak
ada tunggakan
8. Jumlah angsuran 1/3 (sepertiga) dari gaji atau penghasilan tiap bulannya
9. Telah memiliki tabungan di Bank BTN (Tabungan BATARA)
10. Bagi PNS akan di bebaskan dari uang muka sesuai dengan besaran uang
muka yang telah di tetapkan oleh pihak PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk, bagi karyawan swasta akan di berikan keringanan bunga
hingga bulan ke tiga.
(contoh lihat lampiran 1)
11. Batas usia pengajuan kredit 60 tahun
Setelah calon debitur dianggap layak mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah
Sejahtera (KPRS) langkah selanjutnya adalah penyerahan berkas - berkas oleh
calon debitur kepada Staff bagian Loan Service Unit untuk diteliti apakah sesuai
dengan ukuran dan bentuk rumah yang akan dijadikan agunan, berkas tersebut
meliputi foto copy sertifikat dan IMB yang bisa diperoleh dari developer
(pengembang). Setelah sertifikat dan IMB diteliti kebenaranya langkah
selanjutnya Staff bagian Loan Service Unit akan memberikan formulir
permohonan kredit perumahan (Aplikasi) dan Formulir Syarat Kelengkapan Data
(FSKD) untuk diisi dan dilengkapi oleh calon debitur.
a. Formulir yang digunakan dalam prosedur penyaluran kredit meliputi :
1. Form- Permohonan Kredit (Aplikasi) Perorangan Form ini berisi
tentang identitas diri pemohon / calon debitur untuk mengajukan
permohonan kredit. (contoh lampiran lihat lampiran 2)
2. Surat Kepada Pimpinan Instansi / Perusahaan Pemohon Form ini berisi
tentang hal-hal yang berkaitan dengan tempat kerja pemohon baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
instansi pemerintah maupun perusahaan swasta. (contoh lampiran lihat
lampiran 5)
3. Form Perincian Penghasilan bagi Pemohon berpenghasilan tetap
maupun tidak tetap yang digunakan calon debitur untuk mengisi
besarnya penghasilan calon debitur yang bekerja sebagi wiraswasta
maupun karyawan di sebuah instansi yang disyahkan oleh instansi
calon debitur. (contoh lampiran lihat lampiran 6)
4. Kuasa Pemotongan Gaji Form ini berisi mengenai kuasa calon debitur
kepada kreditur, bahwa calon debitur atau pemohon telah memberi
kuasa kepada pihak Bank untuk melakukan pemotongan gaji calon
debitur untuk pembayaran angsuran perbulan. (contoh lampiran lihat
lampiran 7)
5. Keterangan mengenai Rumah dan Developer Form ini berisi lokasi
rumah yang akan di KPR kan oleh pemohon yang di isi oleh pemohon
dan developer. (contoh lampiran lihat lampiran 8)
b. Kelengkapan Data Pemohon
Setelah calon debitur mengisi form - form persyaratan kredit yang telah
disiapkan Bank BTN dan berkas - berkas yang harus dilengkapi calon
debitur, selanjutnya semua form-form dan berkas akan diteliti kembali
oleh Loan Service Unit untuk di pisahkan sesuai jenis pekerjaan.
Persyaratan antara pegawai tetap dan wiraswasta berbeda. Syarat - syarat
kelengkapan itu meliputi :
1. Bagi pemohon yang memiliki penghasilan Tetap / Karyawan :
a) Mengisi form permohonan KPRS Surat Keterangan Potong Gaji
bila pembayaran angsuran langsung dipotong dari gaji (kolektif)
dan melampirkan Surat Keterangan Instansi tempat calon debitur
bekerja
b) Fotocopy Identitas Diri seperti : KTP, Kartu Keluarga dan surat
nikah, Kartu Pegawai, NIP, Slip Gaji yang telah disyahkan.
c) Fotocopy Tabungan BATARA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Bagi pemohon yang berpenghasilan tidak tetap / wiraswasta :
a) Mengisi Form permohonan KPRS
b) Fotocopy Identitas Diri seperti KTP, Kartu Keluarga dan Surat
Nikah / Cerai
c) Fotocopy Tabungan BATARA
d) Fotocopy SIUP/TDP/NPWP*
e) Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan / Anggaran Dasar
Perusahaan*
f) Fotocopy Neraca / Laba Rugi Usaha / kwintansi penjualan*
g) SPT Tahunan / surat Keterangan Penghasilan Tidak tetap minimal
dari Kades / mengisi Form Keterangan Penghasilan Tidak Tetap*
h) Denah Lokasi Tempat Usaha
Keterangan : * disesuaikan dengan jenis usaha debitur. Jadi tidak semua
dokumen yang tertera di persyaratan harus dipenuhi pemohon, hal ini disesuaikan
dengan jenis usaha debitur dan kebutuhan data analis kredit. (contoh kelengkapan
data pemohon lihat lampiran 9)
Keseluruhan syarat syarat diatas dimasukan kedalam dosir oleh Loan
Service Unit. Dosir adalah semacam stopmap tetapi setiap pinggirnya terdapat
besi yang digunakan untuk menyimpannya didalam arsip. sehingga keamanan
berkas dapat terjaga. Setelah semua syarat - syarat dimasukan ke dalam dosir
langkah selanjutnya Loan Service Unit akan memasukan data (entry) calon
debitur ke dalam komputer untuk menentukan nomor antrian dalam proses
selanjutnya yaitu wawancara.
Dalam tahap penelitian kredit kendala yang sering dihadapi adalah
penyerahan berkas yang tidak lengkap dari debitur atau developer dikarenakan
calon debitur kurang memahami persyaratan yang harus dipenuhi dan
diterimannya berkas walaupun tidak lengkap oleh Loan Service Unit, seperti tidak
ada foto, belum ada fotocopy sertifikat dan IMB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Aris Budi Santoso, Staff
bagian Loan Service Unit :
Hal yang sering terjadi ketika mengupulkan berkas tidak sesuai dengan syarat-syarat yang dibutuhkan baik dari developer maupun calon debitur sendiri karena mungkin calon debitur dan developer kurang memahami syarat-syaratnya dik, kadang-kadang berkas itu juga tidak ada foto dan fotocopy sertifikat serta IMB padahal itu yang lebih penting. (wawancara : 21 Februari 2012) Setelah pemohon melengkapi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak
Bank BTN, kemudian diadakan wawancara dengan menghadirkan calon debitur
secara langsung dan tidak dapat diwakilkan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan sebelumnya.
Wawancara dilakukan oleh petugas Loan Service Unit kepada pemohon
kredit yang bertujuan untuk penyidikan apakah berkas berkas yang telah
dikumpulkan tersebut sesuai fakta atau rekayasa. Sebelum proses wawancara
dilakukan, pihak Loan Service Unit telah melakukan BI Checking kepada calon
debitur melalui bagian Bookkeping and Control yang menghasilkan Sistem
Informasi Debitur (SID) untuk mengetahui apakah calon debitur termasuk dalam
black list BI atau tidak, apakah calon debitur mempunyai hutang di bank lain atau
tidak, serta dapat digunakan untuk mengetahui track record atau kolektibilitas
debitur apabila pernah melakukan kredit di bank lain sebelumnya, BI Checking
juga dapat digunakan seorang analis untuk mengetahui kejujuran calon debitur
dalam memberikan informasi mengenai sejarah kreditnya pada bank lain dan
sebagai bahan pertimbangan oleh Rapat Komisi Kredit (Rakomdit). Pada saat
wawancara berlangsung harus didampingi suami / istri (jika sudah menikah), jika
sudah beristri / suami wawancara tidak hanya diajukan kepada pemohon kredit
tetapi pasangan pemohon juga diberikan pertanyaan yang diberikan oleh petugas
Loan Service Unit.
Proses wawancara dilakukan dengan menggunakan prinsip kredit 5C dan
7P, yaitu character, capital, capacity, collateral, dan condition sedangkan 7P
yaitu personality, party, purpose, prospect, payment, profitability dan protection.
Seperti yang diutarakan oleh Ibu Anjar Budi Utami selaku Staff Loan
Service Unit bahwa pada proses wawan cara berdasakan prisip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5C yaitu : 1. Character, sifat dari calon debitur yang memiliki moral watak ataupun sifat
yang positif dan kooperatif. 2. Capital, jumlah dana sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. 3. Capacity, penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi
kewajiban kredit yang akan di terima. 4. Collateral, barang jaminan yang diberikan oleh debitur sabagai jaminan
kredit yang akan diterima. 5. Condition, situasi ekonomi yang akan mempengaruhi kelancaran
pembayaran kredit. 7P yaitu
1. Personality, penilaian nasabah dari segi kepribadian sehari hari dan masa lalunya.
2. Party, klasifikasi nasabah berdasar modal, loyalitas serta karakternya. 3. Purpose, mengetahui tujuan calon debitur dalam mengabil kredit serta
kredit yang diinginkan. 4. Prospect, menilai usaha nasabah dimasa yang akan dating apakah
menguntungkan atau tidak. 5. Payment, ukuran cara nasabah mengembalikan kredit yang telah dicapai. 6. Profitability, menganalisis kemampuan calon debitur dalam mencari laba. 7. Protection, menjaga usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. (Wawancara : 21 Februari 2012)
Adapun materi wawancara dan verifikasi data kepada calon debitur beserta istri
atau suami (bagi yang sudah menikah) dalam proses wawancara diantaranya :
1. Materi wawancara :
a) Penghasilan / prospek calon debitur
b) Biaya hidup calon debitur
c) Penyertaan dana calon debitur
d) Hak dan Kewajiban debitur
2. Verifikasi Data :
a) Maksimal penghasilan keluarga (kemampuan untuk mengangsur)
b) Maksimal harga rumah
c) Surat keterangan penghasilan
d) Minimal uang muka yang harus disiapkan calon debitur
e) Maksimal KPRS yang diperoleh
f) Surat pernyataan belum memiliki rumah.
(contoh lihat lampiran 10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dengan hasil wawancara tersebut Loan Service Unit berketetapan untuk
menerbitkan Daftar Usulan Pemohon (DUP), Isi Daftar Usulan Pemohon (DUP)
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Nomor urut
b. Kode Pemohon
c. Nama pemohonan dan lokasi
rumah
d. Harga rumah
e. Jumlah yang diajukan
f. Jangka waktu
g. Suku bunga
h. Angsuran rasio
i. Gaji pemohon
j. Gaji pasangan pemohon
k. Alamat KTP / pekerjaan
l. Paraf Pejabat
Daftar Usulan Pemohon (DUP) yang akan digunakan pada Rapat Komisi
Kredit (Rakomdit) akan dibuat rangkap Lima, yang ditembuskan sebagai berikut :
a. Lembar 1 diberikan kepada Kepala Seksi Loan Service Unit
b. Lembar 2 diberikan kepada Loan Service Unit
c. Lembar 3 diberikan kepada Kepala Seksi Loan Administration Unit
d. Lembar 4 diberikan kepada Branch Manager
e. Lembar 5 diberikan kepada Kepala Seksi Loan Recovery.
Sebelum Rapat Komisi Kredit (Rakomdit) dilaksanakan, terlebih dahulu
dilaksanakan On The Spot (OTS). OTS merupakan kegiatan pemeriksaan ke
lapangan dengan meninjau obyek yang akan dijadikan agunan atau jaminan.
Setelah Loan Service Unit melakukan proses wawancara selanjutnya akan
membuat memo On The Spot (OTS). OTS atau yang sering disebut survei. Survei
dilakukan dengan 2 cara yaitu Konfirmasi lewat telepon dan Survei langsung.
a. Konfirmasi telepon
Adalah menanyakan kepada instansi / perusahaan tempat calon debitur
bekerja. Konfirmasi telepon ini dilakukan oleh Loan Service Unit dengan
menelpon instansi atau perusahaan tempat bekerja calon debitur. Beberapa hal
yang ditanyakan pada saat konfirmasi telepon, antara lain
1. Apakah benar yang bersangkutan / calon debitur bekerja di perusahaan /
instansitersebut?
2. Apakah jabatan calon debitur dalam perusahaan / instansi tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Sudah berapa lama calon debitur bekerja dalam perusahaan / instansi
tersebut?
4. Berapa gaji bersih yang diterima oleh calon debitur?
b. Survei langsung
Adalah survei yang dilakukan langsung ke tempat kerja, usaha dan agunan
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Survei langsung terdiri dari 3 macam
yaitu Survei pekerjaan, Survei usaha dan Agunan
1. Survei pekerjaan
Survei pekerjaan dilaksanakan bagi calon debitur yang bekerja sebagai
karyawan tetap dan ini dilakukan apabila tempat bekerja calon debitur masih
diragukan keberadaannya oleh pihak bank. Seperti yang dikemukakan oleh
Bapak Hadi selaku Staff CWO Unit
secara langsung saat itu juga sehingga kebenarannya tidak dapat direk
(Wawancara : 23 Februari 2012)
Selain itu apabila dinilai perusahaan tempat calon debitur bekerja kurang
familiar atau perusahaan tersebut baru saja berdiri, untuk melihat prospek
perusahaan nantinya dan mengkonfirmasi penghasilan serta jabatan dari calon
debitur apakah sudah sesuai dengan keterangan yang diberikan calon debitur.
Survei ini dilakukan oleh tim survey untuk meninjau langsung ke lapangan.
Dalam melakukan survei, tim survei dapat menanyakan informasi mengenai
calon debitur secara langsung kepada pegawai lain yang bekerja di tempat
tersebut.
2. Survei usaha
Survei usaha wajib dilakukan untuk semua calon debitur yang memiliki
usaha sendiri (wiraswasta / bukan pegawai). Survei ini dimaksudkan untuk
melihat prospek usaha debitur dan menghitung penghasilan yang diperoleh
debitur apakah sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh calon debitur.
3. Survei agunan
Penilaian rumah yang akan disubsidikan. Untuk OTS usaha dan kantor
Bank BTN Solo menggunakan tim survei sendiri, yakni tim survei dari pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
bank yaitu Staff Loan Administration, sedangkan untuk OTS agunan atau
rumah yang akan di KPRSkan Bank BTN menggunakan tim survey dari PT.
KJPP Toto Suharto & Rekan dan PT. KJPP Doli Siregar & Rekan yang
memang memiliki tim khusus untuk mentaksasi harga rumah Sejahtera,
penggunaan tim survei dari luar ini dimaksudkan agar tidak ada dugaan taksasi
rumah tersebut ditinggikan harganya atau sebaliknya oleh calon bank selaku
pemberi kredit. Waktu pelaksanaan OTS baik OTS usaha, kantor maupun
rumah, tidak akan diberitahukan kepada calon debitur / pemohon agar tim
survei dapat melihat kondisi sebenarnya di lapangan. Hasil dari survey ini
akan di Laporkan Penilaian Agunan (LPA) untuk OTS rumah atau Laporan
Penilaian Akhir untuk OTS usaha atau OTS kantor calon debitur, kemudian
laporan-laporan OTS ini dicocokkan dengan hasil wawancara untuk
mengetahui apakah keterangan yang disampaikan calon debitur pada saat
wawancara sesuai dengan hasil OTS yang ada.
Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu hasil dari OTS ini akan digunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi Loan Service Unit untuk merekomendasikan
calon debitur yang telah di OTS ini apakah permohonannya akan diajukan ke
Rapat Komisi Kredit (Rakomdit) dengan menerbitkan Daftar Usulan Pemohon
(DUP) ataukah permohonannya kreditnya ditolak dengan dibuatnya Surat
Penolakan Kredit (SPK) kepada pemohon. Setelah diterbitkan Daftar Usulan
Pemohon (DUP) dalam pengajuannya disertai dengan BI Checking, Hasil
wawancara, hasil OTS dan berkas berkas pemohon kredit secara bersamaan
diberikan kepada Rapat Komisi Kredit (Rakomdit) untuk diteliti dan diberikan
keputusan kredit apakah kredit diterima atau ditolak.
Rapat ini merupakan intern yang dihadiri oleh Branch Manager, Retail
Service Section Head dan petugas Analis / Loan Service Unit. DUP dan
dokumen dokumen lain tersebut akan diberikan terlebih dahulu kepada Loan
and Retail Service Section Head untuk diteliti dan diberikan pendapat, setelah
itu dikembalikan ke Loan Service Unit / analyst untuk diperbaiki berdasarkan
saran dari Loan and Retail Service Head atau diteruskan langsung ke Branch
Manager apabila tidak ada koreksi dari Loan and Retail Service Head.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Hal yang sama akan dilakukan oleh Branch Manager yakni menganalisa
dan memberikan pendapat terhadap DUP dan dokumen dokumen lain yang
diusulkan dan dikembalikan ke Loan Service Analyst untuk ditindak lanjuti.
Loan Service Analyst akan memeriksa DUP dan pendapat dari anggota Branch
Manager yang tertera didalam kolom pendapat Rapat Komisi Kredit
(Rakomdit). Berkas permohonan kredit dan DUP yang diterima kembali oleh
pihak Loan Service biasanya akan ditindak lanjuti dengan :
a. Apabila terdapat kekurangan data pendukung terhadap DUP, berkas
pemohon yang dibutuhkan dan persyaratan persyaratan tertentu dalam
keputusan kredit maka Loan Service Analyst akan merevisinya dan
mengajukannya kembali ke Rapat Komisi Kredit (Rakomdit).
b. Apabila diminta untuk melakukan OTS ulang maka akan dibuat memo
OTS ulang oleh Loan Service Unit / Analyst.
Apabila berkas permohonan dan DUP ditolak oleh Rapat Komisi
Kredit (Rakomdit) maka Loan Service Unit akan menerbitkan Surat
Penolakan Kredit Rangkap 3 yang akan dikirimkan kepada pemohon
kredit, developer dan untuk arsip Loan Service Unit. Loan Administration
Unit akan menerima Surat penolakan dari Loan Service Unit dan
mengarsipkannya sementara berdasarkan urutan tanggal terbit Daftar
Usulan Pemohon (DUP). Hal-hal yang membuat DUP ditolak dikarenakan
Calon debitur sebelumnya sudah mempunyai rumah dan total penghasilan
lebih dari Rp 2.500.000.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu Anjar Budi Utami, Staff
bagian Loan Service Unit
Biasanya DUP itu ditolak karena sebelumnya debitur tersebut sudah mempunyai rumah, ada juga yang ternyata total penghasilannya lebih dari Rp 2.500.000 jadi permohonan kreditnya tidak bisa dilanjutkan ke proses selanjutnya. (wawancara, 21 Februari 2012)
Apabila disetujui, maka Loan Service Unit akan menerbitkan Surat
Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K). Isi Surat Penegasan
Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) meliputi hal-hal berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
a. Nama pemohon
b. Permohonan yang disetujui, meliputi :
1. Rupiah
2. Jangka waktu
3. Suku bunga
4. angsuran
c. Butir biaya prarealisasi
d. Tandatangan diatas materai Rp 6000
e. Diketahui pejabat PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
a. Surat Perjanjian Kredit (SPK)
Surat yang dibuat untuk mengikat pemohon kredit sebagai debitur dan
pihak bank sebagai kreditur untuk melaksanakan hak dan kewajibannya masing-
masing. Hal-hal yang tertera dalam perjanjian kredit yaitu :
Lembaran yang mencakup maksimal kredit yang disetujui, antara lain
sebagai berikut :
1. Jangka waktu
2. Pasal-pasal mengenai aturan yang ditetapkan oleh pihak bank, meliputi :
a) Kewajiban mengangsur
b) Apabila debitur ingkar janji maka akan dikenakan sangsi denda
3. Lembaran yang mencakup, membaca, mengetahui, dan tandatangan diatas
Rp 6.000,-.
SP3K ini dibuat rangkap dua, yang didistribusikan sebagai berikut :
1. Lembar 1 diberikan calon debitur / developer
2. Lembar 2 diberikan Loan Service Unit
Rapat Komisi Kredit (Rakomdit) menghasilkan keputusan untuk
menyetujui Daftar Usulan Pemohon (DUP) , maka Loan Administration Unit akan
menerima Surat Penegasan Penyediaan Kredit (SP3K) dari Loan Service Unit
untuk kemudian diarsip berdasarkan urutan tanggal terbit Daftar Usulan Pemohon
(DUP). Loan Administration Unit juga menerima Surat Perjanjian Kredit dari
Loan Service Unit dan menyimpannya berdasarkan urutan nomor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Kemudian pihak Loan Service Unit akan mengkonfirmasikan kepada calon
debitur atau developer bahwa kredit yang diajukan telah disetujui dan
memberitahukan tanggal realisasi / akad kredit serta biaya administrasinya yang
harus dibayarkan pada saat akad kredit. Didalam akad kredit ini administrasi atau
syarat syarat yang wajib dipenuhi pemohon meliputi biaya angsuran bulan
pertama, provisi bank maksimal 0,5% dari maksimal kredit, biaya notaris, biaya
APHT (Akta Pemasangan Hak Tanggungan), biaya penilaian / aprraiser, biaya
premi asuransi kebakaran dan biaya administrasi. Apabila calon debitur telah
menyetujui semua persyaratan persyaratan untuk melakukan proses akad kredit,
maka Loan Service Unit menerbitkan Surat Perjanjian Kredit (SPK) dan Surat
Perjanjian Rangkap 5 (SPD5) yang berisikan perjanjian perjanjian yang
berhubungan dengan kredit yang harus ditandatangani calon debitur saat akad
kredit untuk mengikat para pihak yaitu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
sebagai Kreditur dan pemohon sebagai Debitur agar saling melaksanakan
kewajiban.
Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) tersebut
ditandatangani oleh calon debitur diatas materai Rp 6000,00- dan diserahkan
kembali kepada pihak bank. Proses selanjutnya, Loan Service Unit mengadakan
realisasi kredit dan menerbitkan Surat Perjanjian Rangkap Lima (SPD5) sebagai
dokumen bahwa realisasi telah dilaksanakan yang meliputi hal-hal berikut :
1. Nomor Urut
2. Nama pemohon
3. Jenis usaha
4. Lokasi usaha
5. Maksimal kredit yang disetujui
6. Jangka waktu
7. Suku bunga
8. Angsuran
9. Nomor urut debitur
Surat Perjanjian Rangkap Lima (SPD5) dibuat rangkap lima, yang
diberikan kepada :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1. Lembar 1 diberikan kepada Loan Administration Unit
2. Lembar 2 diberikan kepada Kantor Pusat Defisi Retail
3. Lembar3 diberikan kepada Kantor Pusat Defisi trisuli
4. Lembar 4 diberikan kepada Accounting Control
5. Lembar 5 diberikan kepada Notaris
Selain itu juga menerbitkan Surat Perjanjian Kredit (SPK) yang dibuat
rangkap tiga dan diberikan kepada :
1. Lembar 1 diberikan kepada pihak debitur
2. Lembar 2 diberkan kepada Loan Service Unit
3. Lembar 3 diberikan kepada Notaris
Surat perjanjian yang harus ditandatangani oleh pemohon kredit adalah
Surat Perjanjian Kredit (SPK) dan Surat Perjanjian Rangkap Lima (SPD5) diatas
materai Rp 6.000,00-. penadatanganan akad kredit didepan pihak pejabat PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Notaris dan pihak Developer serta tidak
boleh diwakilkan. Selain itu, dokumen dokumen tersebut digunakan sebagai bukti
penjamin kelancaran proses pengangsuran kredit.
Untuk memperjelas penjelasan diatas penulis dapat menggambarkan
Tahap Penelitian Kredit KPRS sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar V.1 Tahap Penelitian Kredit KPRS
Sumber : Bagian SDM PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo.
II. Tahap Realisasi Kredit
Setelah calon debitur menandatangani akad kredit dan perjanjian kredit
dana kredit yang dicairkan oleh pihak bank akan langsung ditransfer kepada
developer (pengembang) dan tahap selanjutnya adalah tahap realisasi yaitu
membuka rekening tabungan debitur oleh Teller Service. Staff ini akan membuat
jurnal pembukuan rekening tabungan dan menyerahkan rekening debitur kepada
Loan Administration Unit untuk dicatat dalam jurnal penyediaan dana, kemudian
menyerahkan rekening debitur kepada bagian Transaction Processing Unit.
Setelah itu Transaction Processing Unit akan mengarsip Surat Perjanjian Rangkap
Lima (SPD5) yang diterima dari Loan Service Unit. Proses selanjutnya
Transaction Processing menyerahkan rekening debitur yang diterima dari Loan
Administration Unit kepada Accounting Control setelah memasukan jurnal
pembayaran angsuran pada file komputer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Transaction Processing Unit membuka kembali Surat Perjanjian Rangkap
Lima (SPD5) yang telah diarsip untuk dibuatkan jurnal alokasi dana maksimal
kredit pada saat realisasi kredit dan mencatatnya dalam rekening debitur untuk
diserahkan kepada Accounting Control. Accounting Control akan menyimpan
Surat Perjanjian Rangkap Lima (SPD5) yang diterima dari Loan Service Unit
dengan arsip.
Sebagaimana yang di utarakan oleh Bapak Hadi selaku Staff CWO Unit :
Accounting Control menerima rekening debitur dari Transaction Processing Unit untuk dicatat dalam jurnal balik. Setelah proses realisasi ini selesai maka debitur mempunyai kewajiban untuk melakukan pengangsuran kredit sesuai dengan jatuh tempo yang telah ditentukan (Wawancara 21 Februari 2012) Dari penjelasan diatas penulis dapat menggambarkan Tahap Realisasi Kredit
KPRS sebagai berikut :
Gambar V.2 Tahap Realisasi Kredit KPRS
Sumber : Bagian SDM PT. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang
Solo. III. Tahap pengangsuran kredit
Setelah dilaksanakan tahap realisasi kredit tahap selanjutnya adalah tahap
pengangsuran kredit yaitu debitur berkewajiban untuk membayar angsuran
perbulan sesuai dengan jatuh tempo yang telah di tentukan pada tahap realisasi.
Pembayaran angsuran kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Solo dapat dilakukan secara langsung datang ke loket pembayaran dan online
(transfer melalui ATM baik dari ATM BTN maupun dari Bank lain) diseluruh
Indonesia sehingga dalam pembayaran angsuran dapat dilakukan dengan mudah.
Pembayaran angsuran Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) dapat dilakukan
dengan 4 cara langsung dan 2 cara online, yaitu :
1. Pembayaran angsuran secara langsung
a. Pembayaran angsuran dipotong langsung dari gaji
Pembayaran ini dapat dilakukan atas persetujuan debitur dengan bagian
keuangan instansi yang mengurus gaji debitur untuk melakukan pemotongan
gaji senilai angsuran yang disepakati. Fasilitas pembayaran seperti ini bisa
dilakukan bagi debitur yang bekerja sebagai pegawai tetap dan pihak instansi
telah bekerjasama dengan BTN
b. Pembayaran langsung ke loket BTN
Debitur datang langsung ke BTN terdekat dan langsung membayar
angsuran KPR Sejahtera di Teller Service
c. Pembayaran melalui kantor POS
BTN kerjasama dengan kantor POS untuk memudahkan debitur dalam
pembayaran angsuran KPR Sejahtera, dengan cara debitur datang langsung ke
kantor POS terdekat di loket tersedia
d. Pembayaran dengan cara pemindahbukuan
Pembayaran angsuran KPR Sejahtera dilakukan dengan cara
pemindahbukuan jika telah mendapat persetujuan dari pemilik rekening.
2. Pembayaran angsuran secara online
a. Pembayaran melalui ATM BATARA
Debitur yang mempunyai tabungan BATARA dan mempunyai ATM
BATARA dapat langsung membayar angsuran KPR Sejahtera dengan
menggunakan fasilitas dengan ATM BATARA
b. Pembayaran dengan transfer
Debitur dapat membayar angsuran KPR Sejahtera dengan melakukan
transfer dari Bank manapun kepada BTN.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Anjar Budi Utami, Staff Bagian
Loan Service
di loket Bank BTN seluruh Indonesia, kantor pos terdekat, Transfer dari bank lain atau ATM BATARA, maupun autodebet dan potong gaji melalui instansi atau perusahaan yang bersangkutan. Jadi Sistem Online pada proses pengangsuran kredit ini mengakibatkan perubahan dalam sistem komputer dalam pembayaran angsuran. Pada intinya perubahan sistem tersebut akan dapat memudahkan calon debitur dalam pembayaran angsuran. (Wawancara : 21 Februari 2012)
Dari penjelasan diatas penulis dapat menggambarkan Tahap Pengangsuran
Kredit KPRS sebagai berikut :
Gambar V.3 Tahap pengangsuran kredit
Sumber : Bagian SDM PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo.
IV. Tahap Pelunasan Kredit
Tahap ini adalah tahap akhir dalam proses perkreditan sekaligus
pengambilan agunan (sertifikat rumah yang dijadikan agunan) pada saat
permohonan Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS). Sebagaimana yang di
ungkapkan oleh Bapak Hadi selaku Staff CWO Unit
alam tahap Pelunasan kredit ini terdapat dua cara untuk melakukan pelunasan kredit yaitu dengan membayar angsuran perbulan sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
jatuh tempo dan pelunasan sebelum masa kredit selesai tetapi dikenakan pinalti (denda) 1% dari (wawancara : 21 Februari 2012)
Debitur dapat dikatakan lunas apabila debitur dinyatakan sudah melunasi sisa
kredit yang ditanggungnya. Apabila kredit sudah dinyatakan lunas maka debitur
dapat mengambil sertifikat yang dijadikan agunan.
a. Dengan angsuran bulanan yaitu membayar angsuran setiap bulan sesuai
dengan jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan ketika tahap realisasi.
Besarnya angsuran setiap bulan disesuaikan dengan dasar perhitungan yang
telah ditentukan ketika akad kredit dilaksanakan. Didalam pembayaran
angsuran setiap bulan terdapat Skim Pembayaran Ekstra yang bisa dilakukan
oleh debitur jika mempunyai uang lebih untuk membayar angsuran minimal
5 bulan kedepan. Jika debitur bisa membayar angsuran ekstra tersebut maka
debitur akan mendapat salah satu fasilitas dari bank yaitu:
1. mengurangi Angsuran tapi sisa jangka waktu tetap atau
2. mengurangi sisa jangka waktu tapi angsuran tetap
b. Setelah memilih salah satu fasilitas diatas debitur menandatangani surat
Pembayaran Ekstra yang telah disediakan oleh pihak Bank Pelunasan
dapat dilakukan sebelum masa kredit selesai dengan pinalti sebesar 1%
dari sisa kredit. Ketika debitur mempunyai uang lebih dan ingin melunasi
kreditnya (membayar seluruh angsuran) maka debitur akan mendapatkan
denda 1% dari sisa kredit yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi penipuan karena ternyata debitur mempunyai uang lebih
untuk membeli rumah bersubsidi. Setelah tahap pelunasan kredit selesai
dilaksanakan maka semua proses kredit sudah selesai dan debitur bisa
membawa pulang jaminan yang dijadikan agunan selama kredit
berlangsung. Dari penjelasan diatas penulis dapat menggambarkan Tahap
Pelunasan Kredit KPRS sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
gambar V.4 Tahap Pelunasan Kredit
Sumber : Bagian SDM PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Prosedur pemberian KPRS yang digunakan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat No 14 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Perumahan melalui
kredit / pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dengan dukungan bantuan
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Ada beberapa tahapan yang
harus dilaksanakan dalam prosedur pemberian kredit kepemilikan rumah sejahtera
di PT. Bank Tabungan Negara Kantor (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo dalam
pengajuannya, tahap-tahap itu sebagai berikut :
I. Tahap Penelitian Kredit
Penelitian kelayakan calon debitur untuk menerima atau mengajukan
KPRS dengan syarat penghasilan maksimal Rp 2.500.000, setelah calon
debitur dianggap layak mendapat kredit kemudian mengajukan permohonan
kredit dengan cara mengisi syarat-syarat yang wajib dikumpulkan oleh calon
debitur setelah semua syarat lengkap semua berkas dikumpulkan ke bagian
Staff Loan Service. Loan Service akan mengecek syarat-syarat yang sudah
diisi atau dilengkapi calon debitur setelah Staff bagian Loan Service
memastikan syarat-syarat lengkap proses selanjutnya diadakan wawancara
untuk memastikan kebenaran dari data pemohon. Dalam tahap ini Hal yang
sering terjadi adalah ketika mengupulkan berkas tidak sesuai dengan syarat-
syarat yang dibutuhkan baik dari developer maupun calon debitur sendiri
karena mungkin calon debitur dan developer kurang memahami syarat-
syaratnya dan sering terjadi keterlambatan dalam melengkapi kekurangan
persyaratan pengajuan kredit dan sering terjadinya Daftar Usulan Pemohon
(DUP) yang di tolak, karena sebelumnya pemohon sudah memiliki rumah dan
penghasilannya melebihi Rp 2.500.000,-.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
II. Tahap Realisasi Kredit
Setelah permohonan disetujui maka akan dilakukan Realisasi kredit dan
menerbitkan Surat Perjanjian Rangkap Lima (SPD5) sebagai dokumen bahwa
realisasi telah dilaksanakan setelah itu uang yang dicairkan oleh pihak bank
akan langsung ditransfer kepada developer (pengembang) Setelah Proses
Akad kredit selesai Teller Service Unit akan membuat jurnal pembukuan
rekening tabungan dan menyerahkan rekening debitur kepada Loan
Administration Unit untuk dicatat dalam jurnal penyediaan dana oleh debitur,
kemudian menyerahkan rekening debitur kepada bagian Transaction
Processing Unit.
Transaction Processing Unit akan membuka kembali Surat Perjanjian
Rangkap Lima (SPD5) yang telah diarsip untuk dibuatkan jurnal alokasi dana
maksimal kredit pada saat realisasi kredit dan mencatatnya dalam rekening
debitur untuk diserahkan kepada Accounting Control kemudian Staff bagian
Accounting Control akan membuat jurnal balik dari rekening debitur sehingga
pembayaran angsuran pertama selesai. Setelah itu menerima angsuran kedua
dan seterusnya, kemudian menyerahkan rekening debitur kepada Accounting
Control, maka Accounting Control mencatatnya dalam jurnal balik.
III. Tahap Pengangsuran Kredit
Setelah Tahap Realisasi selesai maka debitur wajib melakukan pelunasan
kredit / Pembayaran angsuran Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS).
Pembayaran ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pembayaran
angsuran dapat dilakukan dengan langsung dipotong dari gaji (bagi pegawai
tetap), pembayaran juga dapat dilakukan dengan membayar di loket BTN dan
kantor POS. Bagi debitur yang ingin menghemat waktu pembayaran angsuran
dapat dilakukan dengan transfer dari Bank lain dan dari fasilitas ATM
BATARA. Cara pembayaran lain yaitu dengan pemindahbukuan dari Bank
lain ke Bank BTN dengan persetujuan pemilik rekening.
IV. Tahap Pelunasan Kredit
Setelah Proses pengangsuran kredit selesai dengan cara mengangsur setiap
bulan maupun pelunasan yang dilakukan sebelum masa kredit selesai dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dikenakan denda 1% dari sisa kredit maka debitur berhak mengambil
Sertifikat yang dijadikan agunan selama masa kredit di Bank BTN
B. SARAN
Dalam upaya mendukung dan mengantisipasi hambatan dalam usaha-
usaha perbaikan dan pengoptimalan penerapan prosedur penyaluran KPRS pada
Bank BTN Cabang Solo agar dapat menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
yang diharapkan, penulis memberikan beberapa saran yaitu, sebagai berikut :
1. Kurangnya informasi mengenai KPRS menyebabkan calon debitur tidak
mengetahui secara jelas persyaratan-persyaratan umum pengajuan KPRS
pada Bank BTN, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
a. Menempelkan syarat-syarat Permohonan Kredit didepan pintu masuk /
papan pengumuman agar calon debitur bisa membawa berkas sesuai
dengan syarat-syaratnya tanpa harus masuk ke dalam Bank terlebih
dahulu dan agar proses kreditnya lebih cepat.
2. Agar proses kredit tidak berkepanjangan sebaiknya diberikan batas waktu
kepada calon debitur untuk melengkapi kekurangan persyaratan kredit
yang diperlukan. Pemberian batas waktu bertujuan untuk mendukung
Layanan Kredit 151 yang dijalankan oleh BTN Cabang Solo karena
selama pemberian kredit, target yang ingin dicapai yaitu Layanan Kredit
151. Sebaiknya Pemberian batas waktu bagi calon debitur untuk
melengkapi datanya maksimal setelah 3 hari pihak Loan Service
memberitahukan kekurangan data tersebut agar cepat di proses dan tidak
menunda proses selanjutnya.